• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Manggostana Linn.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Manggostana Linn.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH

MANGGIS (

Garcinia Manggostana Linn.

) TERHADAP

PEMBENTUKAN PLAK GIGI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

WAHYU DAMAR DWININDITA 20120340060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

WAHYU DAMAR DWININDITA 20120340060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI

PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Manggostana Linn.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI

Disusun oleh:

WAHYU DAMAR DWININDITA 20120340060

Telah disejui dan diseminarkan pada tanggal 3 mei 2016

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

(drg. Ika Andriani, MDSc., Sp. Perio) NIK: 19680728200410173068

(drg.Hartanti,Sp.Perio) NIK: 19671112201104173153

Mengetahui,

Kepala Prodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wahyu Damar Dwinindita NIM : 20120340060

Progam Studi : Kedokteran Gigi

Fakultas : Ilmu Kesehatan dan Kedokteran

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karta Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam Dafatr pustaka di bagian akhir dari Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 29 April 2015 Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan

(5)

iv MOTTO

Dunia tidak akan selalu baik pada kita tapi harus kau terima, tetaplah bersikap baik pada sesama.

– Dandi Pradoto –

Learn from yesterday, live for today, hope for tommorow

-Albert Einsten –

Berbuatlah baik kepada siapapun itu tanpa harus mengaharapkan imbalan dari orang yang sama, karena terkadang balasan itu akan datang dari orang lain, bukan

orang yang kita tolong.

-Wiwik Dwi Hartati-

Being alone doesn’t mean im alone. Its mean’s im strong enough to handle thing

by my self.

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan yang pertama kepada ALLAH SWT maha segala-galanya yang telah menuntun saya selama ini dalam mengemban pendidikan dan

menjalani lika-liku kehidupan.

Kedua, saya persembahkan untuk ibu saya tercinta, ibu Wiwik Dwi Hartati, yang telah dengan sabar menjadi seseoarang yang mampu membimbing, menuntun,

memberikan support, semangat dan tak henti-hentinya doa yang selalu dia panjatkan dan selalu mengingatkan saya untuk makan.

Untuk Bapak saya, Wahyu Supriyanto, yang selalu memberikan wejangan- wejangan, dan mengingatkan saya akan hal-hal yang harus saya kejar dan raih. Selalu menyuport saya dalam segala hal tanpa henti. Menyisipkan nama saya di

setiap doanya tanpa henti.

(7)

vi

KATA PENGANTAR Assalammualaikum wr. wb,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini membahas tentang ”Pengaruh Durasi Kumur Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia manggostana

Linn.) Terhadap Pembantukan Plak Gigi.” tujuan dari pembuatan proposal Karya

Tulis Ilmiah ini adalah untuk memperoleh derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta memberikan jalan pada umatNya yang ingin berusaha sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan menyusun karya tulis ilmiah

(8)

vii

4. drg. Ika Andriani, MDSc, Sp. Perio selaku dosen pembimbing KTI saya, yang senan tiasa membimbing dan mengarahkan saya selama penelitian serta dalam pembuatan dan penyusunan KTI.

5. Drg. Hartanti, Sp.Perio selaku dosen penguji yang bersedia membagi ilmunya kepada kami, serta meluangkan waktunya untuk membimbing dalam sidang kami.

6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Wahyu Supriyanto dan Ibu Wiwik Dwihartati, yang tiada henti dalam mendoakan, mendukung, memberikan semangat,serta arahan.

7. Mbak Lintang, yang selalu mensuprot saya dengan caranya sendiri. 8. Pak bibit selaku penjaga laboratorium farmasi, Fakultas Farmasi UGM. 9. Sahabat-sahabat saya yang nun jauh di sana, yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan menjadi tempat berdiskusi dalam berbagai hal. 10. Teman-teman yang membantu saya dalam pembuatan KTI ini, Adhlia

Shintia, Ihksan Nur Arifin, Meybi Murbi, Nindiya Laksita, Yudha Yusriansyah, dan Retry.

11. Teman-teman kedokteran gigi angkatan 2012 yang sama-sama sedang berjuang dalam menempuh pendidikan.

12. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan KTI ini. Yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian Kerya Tulis Ilmiah dan sebagai mana mestinya.

(9)

viii DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH ... i

HALAMAN PENGESAHAN KTI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iiii

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Keaslian Penelitian... 4

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Tinjauan Pustaka... 7

1. Buah manggis...7

2. Ekstrak... 11

3. Jaringan Periodontal... 12

4. Plak Gigi... 15

5. Indeks Plak ( Quiley dan Hein, 1962) ... 17

6. Indeks Plak O' Leary T, Drake R, Naylor, 1972... 18

7. Obat Kumur... 19

(10)

ix

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 27

1. Subjek penelitian... 28

2. Cara Pengambilan Sampel... 28

3. Tempat Populasi dan Sampel... 28

4. Kriteria Inklusi... 28

5. Kriteria Ekslusi... 29

C. Lokasi dan Waktu Penelitia... 29

1. Tempat Penelitian... 29

2. Waktu Penelitian... 29

D. Variabel Penelitian... 30

1. Variabel pengaruh... 30

2. Variabel terpengaruh... 30

3. Variabel terkendali... 30

4. Variabel tidak terkendali... 30

E. Definisi Operasional Penelitian... 30

F. Alat dan Bahan Penelitian... 31

1. Bahan penelitian... 31

2. Alat Penelitian... 32

G. Jalannya Penelitian... 32

1. Persiapan... 32

2. Pembuatan Ekstrak... 33

3. Pembuatan obat kumur... 34

4. Jalannya Penelitian... 34

H. Analisis Data... 35

I. Alur Penelitian... 36

(11)

x

HASIL PENELITIAN ... 37

A. Hasil Penelitian...37

B. Pembahasan... 40

BAB V ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan... 43

B. Saran... 43

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Table 1. Indeks Plak ( Quiley dan Hein, 1962) ... 17

Table 2. Indeks PTable 2lak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein, (1962) ... 18

Table 3 Formula Obat Kumur ... 34

Table 4. Data Penurunan Indeks plak ... 37

Table 5. Data Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk dengan berbagai perlakuan ... 38

Table 6. Data Hasil Uji ANOVA satu jalur pada uji penurunan plak. ... 39

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah Manggis Garcinia mangostana Linn. ... 7

Gambar 2. Gingival sehat dan Gingivitis ... 13

Gambar 3. Periodontitis ... 14

Gambar 4. Indeks plak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein ... 18

Gambar 5. Contoh O' Leary T, Drake R, Naylor (1972) ... 19

Gambar 6. Kerangka Konsep ... 23

(14)

xiii INTISARI

Kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) di percaya memiliki banyak khasiatnya. Diantaranya adalah antibakteri dan antioksidan. Hal ini dikarenakan kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) mengandung senyawa aktif seperti xanon, flavonoid, tanin dan saponin. Daya anti bakteri dari kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) ini pun dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri penyebab timbulnya plak. Plak sendiri meupakan salah satu penyebab terjadinya karies dan penyakit periodontal, maka dari itu harus di hambat pembentukannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh durasi kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) terhadap pembentukan plak gigi. Subjek penelitian terdiri dari 26 orang, dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok durasi kumur; 1 menit; 2 menit; 3 menit; kontrol) yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. pengukuran di lakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa data yang digunakan adalah Anova satu jalur (P<0,05).

Hasil yang di dapatkan dari Uji Anova satu jalur terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pembentukan plak sebelum dan setelah berkumur. Pada hasil analisis data, nilai signifikan menunjukkan angka 0,000, yang mana P > 0,05. Kumur dengan menggunakan obat kumur tersebut dapat menghambat pertubuhan plak pada menit pertama, tetapi hasilnya berkumur selama 3 menit akan mendapatkan hasil yang lebih optimal.

(15)
(16)

Disusun Oleh :

WAHYU DAMAR DWININDITA 20120340060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH YOGYAKARTA 2015

PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Manggostana Linn.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI

(17)

1

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY 2

Bagian Periodonsia Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY

ABSTRAK

Peel from manggosteen (Garcinia Mangistan Linn) has many benefit. Among them are antioxidant and antibacterial. This is due to the mangosteen Peel (Garcinia Mangistan Linn) contains active compounds such as Xanon, Flavonoid, tanin and saponin. Anti-bacterial from manggosteen peel is able to inhibit the growth of bacteria causes the emergence of plaque.

The purpose of this study was to see how far to see how far a decrease in plaque that occurs when skin extract of mangosteen ( Garcinia Mangistan Linn ) 0.05 % is made into a mouthwash. The subject from this study consist of 26 people, than devided into 4 group, each group consist of 6 people (groups based on the length of gargling : 1 minut; 2 minut; 3 minut; control). The changing of index plaque was measured before and after gargling. Data analysis that is used is a one-way Anova (P<0.05.

The results from one-way Anova Test there is a significant difference to the formation of plaque from before and after gargling.gargling condacted using mouthwash from Mangosteen peel extract (Garcinia Mangistan Linn.) it can inhibit the establishment of plaque from the first minute, but the result of gargling for 3 minutes will get a more optimal.

Keyword: mangosteen peel, mouth wash, dental plaque, index plaque

ABSTRAK

Kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) di percaya memiliki banyak khasiatnya antara lain antibakteri dan antioksidan. Hal ini dikarenakan kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) mengandung senyawa aktif seperti Xanon, flavonoid, tanin serta saponin. Daya anti bakteri dari kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) dapat menghambat pertumbuhan bakteri plak, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya karies dan penakit periodontal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh penurunan plak yang terjadi jika ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) 0,05% di buat menjadi obat kumur. Subjek penelitian terdiri dari 26 orang, dibagi menjadi 4 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang (kelompok durasi kumur; 1 menit; 2 menit; 3 menit; kontrol). Pengukuran di lakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa data yang digunakan adalah Anova satu jalur (P<0,05)

Hasil yang di dapatkan dari Uji Anova satu jalur terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pembentukan plak sebelum dan setelah berkumur. Kumur dengan menggunakan obat kumur yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) dapat menghambat pertumbuhan plak sejak menit pertama dan optimum pada menit ke 3.

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat Indonesia mencapai 60% (Depkes RI, 2011). Penyakit periodontal secara sederhana di bagi menjadi dua yaitu, gingivitis dan periodontitis. Terdapat 2 faktor utama penyakit periodontal, yaitu plaque-induced gingival diseases dan non-plaque plaque-induced gingival diseases (Hinrichs, 2006).

Plak gigi merupakan sebuah matrix yang terdiri dari sekumpulan mikroorganisme yang berkembang biak serta terdapat penyebaran sel epitel, leukosit serta makrofag (Reddy, 2008). Plak gigi merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain di rongga mulut, termasuk pada restorasi lepasan atau cekat (Newman et al., 2006). Pewarnaan menggunakan pewarna khusus (disclosing agent) berguna untuk membantu melihat plak pada gigi (Marsh dan Martin, 2009).

(19)

2

menyingkirkan plak secara mekanis. Hal ini disebabkan berkumur dengan obat kumur dapat mencapai lebih banyak bagian dalam rongga mulut. (Rawilson, et al,. 2008). Berkumur dapat menjadi efisien apabila disertai dengan kemauan yang besar, keinginan meluangkan waktu, menggunakan cara yang baik dalam berkumur dan fungsi yang normal dari otot-otot bibir, lidah dan pipi (widodo,1980).

Salah satu tanaman yang dapat di gunakan sebagai obat alternatif adalah buah manggis (Poeloengan et,al., 2010). Buah manggis tidak diambil dagingnya untuk mendapatkan manfaat tetapi kulit buahnya yang paling manfaat. Walaupun daging manggis memiliki kandungan vitamin C dan merupakan antioksidan yang tinggi, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak (Paramawati, 2010). Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah manggis memperlihatkan bahwa kulit buah manggis mengandung senyawa saphonine, thanine, pholifenol, flavonoid dan alkaloid. Saponin adalah zat aktif yang dapat meningkatkan premeabilitas membran sehingga dapat terjadi hemolilis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri maka yang terjadi adalah rusaknya sel (lisis) (Poeloengan et,al., 2010)

Penelitian yang dilakukan Sriyono, 2014 bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Manggostana Linn.) memiliki daya antibakteri terhadap Porphyromonas Gingivalis yang bersifat bakterisid, dimana bakteri tersebut adalah salah satu bakteri penyebab periodontitis.

Disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 22 yang artinya :

(20)

atap, dan dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengatakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu

mengetahuinya.” Kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Allah

memberikann buah-buahan sebagai rezeki termasuk manggis. Manfaat yang di berikan manggispun cukup banyak pada kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah durasi kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) berpengaruh terhadap pembentukan plak gigi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap pertumbuhan plak.

2. Untuk mengetahui durasi kumur yang paling efektif pada plak gigi setelah berkumur dengan obat kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.).

D. Manfaat Penelitian

(21)

4

2. Dalam farmakologi, dapat dikembangkan menjadi salah satu bahan baru dalam pembuatan obat kumur dari bahan alami.

3. Dalam masyarakat, menambah wawasan terhadap masyarakat bahwa ekstrak buah manggis dapat di jadikan sebagai obat kumur.

4. Untuk peneliti, menambah ilmu baru, pengalaman dalam membuat obat kumur dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.).

E. Keaslian Penelitian

Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang sejenis:

1. Susilowati dan Sumarawati (2012) dengan penelitian berjudul “Kajian Lama Kumur Air Rebusan Gambir (Uncaria gambir) terhadap Pembentukan Plak Gigi” mereka menyatakan bahwa 3 menit adalah waktu yang optimum

dalam penurunan pembentukan plak jika berkumur dengan air rebusan gambir.

Perbedaan dengan penelitian di atas dengan penelitian yang akan di lakukan adalah bahan yang di gunakan. Pada penelitian sebelumnya adalah air rebusan gambir (Uncaria gambir) sedangkan penelitian yang akan di lakukan akan menggunakan ekstrak kulit buah manggis.

2. Nirmaladewi, A., Handajani, J., dan Tandelilin, R.T.C (2011) dengan judul penelitian, ”Status Saliva dan Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingallate (EGCC) dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis)” mengatakan bahwa terdapat kenaikan volume dan pH saliva serta

(22)

Epigalocatechingallate (EGCC) dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis). Konsentrasi Epigalocatechingallate (EGCC) yang paling efektif dalam mengobati gingivitis adalah 0,05%.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, pada bahan yang akan di gunkakan. Pada penelitian sebelumnya menggunakan Epigalocatechingallate (EGCC) dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis) sedangkan penelitian yang akan di lakukan menggunakan ekstrak kulit buah manggis. Konsentrasi yang di gunakan pun akan berbeda. Selain itu pada penelitian yang akan dilakukan akan di lakukan penghitungan skor plak.

3. Sriyono (2014) dengan judul “Daya Antibakteri Ekstrak Etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis.” Mengatakan bahwa, tanpa diketahi senyawa apa yang bekerja dalam menghambat kerja bakteri Porphyromonas Gingivalis, tetapi ekstrak kulit buah manggis bersifat bakterisid terhadap bakteri tersebut.

(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Buah manggis

Manggis merupakan salah satu jenis tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di daerah Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini pun menyebar dari Asia Tenggara menuju ke daerah di sekitarnya seperti Sri Langka, Filipina, Papua New Guinea, Thailand, Kambodja, Madagaskar, Australia Utara bahkan sampai benua Amerika bagian selatan (Prihatman, 2000).

Beberapa daerah di Indonesia Manggis memiliki nama tersendiri seperti manggoita (Aceh), manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusa (Sulawesi Utara), manggista (Sumatra Barat), manggustan (Maluku) (Hariana, 2013).

(24)

Sumber: http://diperta.jabarprov.go.id/

Secara Taksonomi Manggis di klasifikasian sebagai berikut (Verheij, 1997) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonaceae Ordo : Guttiferales Famili : Guttiferae Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

Balai penelitian pohon buah-buahan Solok mengklasifikasikan pohon buah manggis menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Kelompok besar : panjang daun > 20 cm; lebar > 10 cm; ketebalan kulit buah > 9 mm; diameter buah > 6,5 cm; berat buah > 140 gram; buah tiap tandan 1 butir.

(25)

9

c. Kelompok kecil : panjang daun < 17 cm; lebar < 8,5cm; ketebalan kulitbuah < 6 mm; diameter buah < 5,5 cm; berat buah < 70 gram; buah tiap tandan > 2 butir.

Kulit buah manggis termasuk dalam kategori limbah, tetapi kulit buah manggis memiliki banyak khasiat. Manggis mengandung pewarna alami pada kulitnya berupa Anthosianine yang menghasilkan warna yang menghasilkan warna merah ungu, dan biru (Hariana, 2013). Kulit buah manggis mengandung air 62,05%, abu 1,01%, lemak 0,63%, protein 0,71%, total gula 1,17%, dan karbohidrat 35,61%. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa kulit buah manggis kaya akan antioksidan, terutama anhtosianine, xanthone, thaninee, dan asam fenolat. (Permana, 2010)

Anthosianine merupakan golongan pigmen yang berwarna merah sampai biru biasanya terdapat pada tanaman. Pigmen jenis ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran, serta buah seperti anggur stroberi, rasberi, ceri, apel, bunga mawar, dan bunga sepatu. Pigmen anthosianine termasuk kedalam golongan turunan benzopiran.

Anthosianine memiliki kemampuan sebagai bahan antioksidan serta berperan cukup aktif dalam mecegah penyakit neuronal, kardiovaskuler, kanker, dan diabetes (Deptan, 2013).

(26)

gamma-mangostin (Jinsart, 1992 cit Nugroho, 2008). Senyawa xanthone dapat membantu mengusir radikal bebas, menghambat penuaan, dan mengontrol penyakit degeneratif seperti arthritis. Manfaat dari senyawa xanthone yang lain adalah meningkatkan system kekebalan tubuh serta sebagai terapi untuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik dan hipertensi (Hariana, 2013)

Terdapat beberapa penelitian pula yang menunjukkan bahwa senyawa xanthone memiliki sifat antibakteri, antidiabetes, antiknaker, antijamur, antimikroba serta antiradang. Selain itu senyawa alfa-mangostin sebagai turunan xanthone mempunyai kemampuan untuk menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. (Permana, 2010).

Skrining fitokimia yang di lakukan pada ekstrak kulit buah manggis menunjukkan bahwa kulit buah manggis mengandung saphonine, thanine, pholifenol, flavonoid dan alkaloid. Saphonine adalah zat aktif yang dapat meningkatkan premeabilitas membrane sehingga dapat terjadi hemolisis sel. Ketika saphonine berinteraksi dengan sel bakteri, maka bakteri tersebut mengalami kerusakan atau lisis. Flavonoid ialah kelompok senyawa fenol yang memiliki kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga dapat mengganggu proses metabolisme (Poeloengan et,al., 2010).

(27)

11

pertumbuhan tumor, serta menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase, antidiare, hemostatik, dan antihemoroid.

Thanine memiliki rasa yang sepat dan pait jika di makan, tetapi tannin membentuk ikatan kompleks yang kuat dengan protein. Hal tersebut berefek kepada penghambatan proses absorbs protein dalam pencernaan atau disebut bersifat antinutrisi. Maka dari itu kadar thanine sangat disarankan untuk di kurangi sampai kadar aman serta baik untuk pencernaan. (Permana, 2010)

Alkaloid, merupakas suatu senyawa nitrogen heterosiklik yang terdapat senyawa basa nitrogen di dalamnya. Cara kerja dari alkaloid yaitu dengan menghubungkan kemampuan mereka untuk berinteraksi atau meletakkan diri diantara DNA. Adanya suatu zat di antara DNA akan mengakibatkan terhambatnya replikasi DNA itu sendiri, yang menyebabkan kematian sel (Fitriani et, al., 2011)

2. Ekstrak

(28)

manurut cara yang sesuai, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Jenis ekstrak kering harus mudah di gerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang di gunakan diantaranya adalah air, eter, etanol, atau campuran etanol dan air.

Ekstraksi dibagi menjadi 3 cara kerja yaitu, maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Maserasi dan perokasi ekstrak dicairkan menggunakan etanol dan air. Pencairan dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi. (BPOM RI, 2010)

3. Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal memiliki 4 komponen yaitu: gingiva, tulang alveolar, ligament periodontal dan sementum. Gingiva adalah bagian dari jaringan mukosa yang mengelilingi gigi dan menutupi alveolar ridge. Gingiva merupakan jaringan pendukung gigi atau periodontal, dengan membentuk perlekatan antara gigi, gingiva menjaga jaringan di bawah gigi dari lingkungan mulut. Jaringan gingiva di bagi menjadi dua bagian, marginal gingiva dan attached gingiva. Marginal gingiva membelenggu 1-2 mm di sekitar leher gigi serta pada tepinya terdapat sulkus gingva yang mempunyai kedalaman 0-2 mm. Attached gingiva atau “ gingiva

fungsional” merupakan perpanjangan dari marginal gingivahingga pada

(29)

13

a. Penyakit Periodontal

Pemahaman mengenai etiopathology dari penyakit periodontal saat ini sudah berubah dengan pesat pada dekade terakhir. Hal tersebut terjadi dikarenakan ditemukannya kesulitan dalam pemeriksaan baik host ataupun pathogen (Kinane and Mombeli, 2012). Saat ini penyakit periodontal di bagi menjadi dua, gingivitis dan periodontitis.

1) Gingivitis

Gambar 2. Gingival sehat dan Gingivitis Sumber: http://www.dentalcare.com

(30)

prosesus alveolar. Gingivitis di klasifikasikan berdasarkan Carranza’s clinical periodontology (2006):

a) Marginal b) Eruptive c) Pregnancy d) Pubertal

e) Necrotizing Ulcerative f) Hyperlastic

g) Leukemic h) Desquamative i) Traumatic

j) Gingival Banding 2) Periodontitis

Gambar 3. Periodontitis

Sumber: http://www.redmondmolloy.ie.bmp

(31)

15

gigi. Diantara gigi dan gingiva, pada jaringan periodontal bagian dalam akan terbentuk socket. Sistem imun tubuh melawan bakteria berupa plak yang menyebar dan tumbuh di sekitar jaringan periodontal. Racun pada bakteri penyebab infeksi mulai di pecah oleh respon imun tubuh. Jika tidak dilakukan perawatan dengan tepat jaringan seperti gingiva, tulang alveolar, serta jaringan pendukung lainnya akan rusak. Kondisi terparah adalah akan kehilangan gigi atau gigi harus di cabut (nidcr, 2012).

4. Plak Gigi

Plak gigi adalah lapisan lunak yang terdiri atas sekumpulan bakteri yang berkembang biak di atas suatu matriks, terbentuk dan melekat pada permukaan gigi yang tidak di bersihkan. Plak menjadi salah satu penyebab terjadinya karies serta peradangan jaringan periodontal. Letak dari plak gigi di klasifikasikan menjadi supragingiva, dan subgingiva (Scheie,1994). Menurut departemen kesehatan (1995), plak gigi ialah sekumpulan bakteri biofilm, saliva, sisa makanan dan jaringan mati yang melekat pada permukaan gigi.

Menurut Roeslan (2008) terdapat 3 kandungan dalam plak gigi, yaitu: a. Bakcteriodes asaccha rolyticus (gingivitis) dan Actinobacillus yang

berakibat timbulnya penyakit jaringan periodontal.

(32)

c. Bahan supresif yang meliputi lipopolisakarida, asam lipoteikoat, dan dekstan, serta mengandung bahan adjuvant.

Proses pembentukan plak di bagi menjadi tiga fase yaitu, pembentukkan pelikel, kolonisasi awal pada permukaan gigi, serta kolonisasi sekunder dan pematangan plak.

a. Pembentukan pelikel gigi

Fase awal pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel gigi yang berada pada permukaan gigi. Di tahap ini pelikel glukoprotein akan membalut permukaan gigi, lapisan organik yang bebas dari bakteri dan dapat terbentuk beberapa menit setelah terjadi kontak antara gigi dan saliva. Pelikel gigi berasal dari cairan sulkus gingival, saliva, debris, dan produk sel bakteri. Pelikel ini merupakan pelumas bagi permukaan gigi.

b. Kolonisasi awal bakteri

Beberapa jam setelah pembentukan pelikel, bakteri akan muncul. Pelikel akan membungkus kolonisasi dari bakteri tersebut. Kolonisasi bakteri pada saat melekat pada pelikel dibantu oleh adhesin. Kolonisasi bakteri ini akan mematangkan masa plak.

c. Kolonisasi bakteri dan proses pematangan plak

(33)

17

tersebut disebut dengan koagregasi. Penurunan jumlah bakteri gram positi tetapi terjadi peningkatan bakteri gram negative terjadi pada hari ke tujuh. Hal tersebut menjadi fase akhir dari pematangan plak. (Teughels et al., 2006)

Pengkalsifikasian plak menurut Ellay et al (2010), yaitu: a. Plak supragingiva

Plak yang di temupan pada sekitar atau di atas margin gingiva dan lebih sering berkontak langsung dengan marginal gingiva. Plak pada lapisan ini sering sangatlah tipis bahkan tidak dapat dilihat dengan kasat mata. b. Plak subgingiva

Plak terletak di bawah dari marginal gingival, diantara gigi geligi, dan pada sulkus gingival. Plak subgingival dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan lunak yang berlanjut menjadi periodontitis.

Ketika Plak sudah tebentuk di sebuah lokasi maka akan terjadi sebuah keseimbangan di antara spesies kom

5. Indeks Plak ( Quiley dan Hein, 1962)

Indeks menurut Quiley dan Hein dinilai menggunakan perawatan gigi berupa disclosing tablet atau disclosing solution. Seluruh gigi diperiksa kecuali gigi M3, dengan kriteria :

Table 1. Indeks Plak ( Quiley dan Hein, 1962)

Skor Keterangan

(34)

1 Plak terdapat pada daerah servikal gigi yang berupa titik-titik 2 Ketebalan plak lebih dari 1 mm melingkar pada servikal gigi

3 Ketebalan plak lebih dari 1 mm tetapi tidak melebihi sepertiga mahkota

4 Plak menutupi lebih dari sepertiga mahkota tetapi kurang dari dua pertiga gigi

5 Plak lebih dari dua pertiga gigi

Indeks plak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein, menilai plak menggunakan permukaan fasial maupun lingual dari semua gigi yang ada , dan menggunakan bahan dissclong.

Gambar 4. Indeks plak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein

Sumber: http://www.mah.se/

Plak skor tiap orang di dapat dengan :

Jumlah skor yang di dapat

X 100% Jumlah permukaan gigi yang di periksa

Table 2. Indeks PTable 2lak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein, (1962)

Skor Keterangan

(35)

19

1 Lapis tipis plak terdapat di bagian tepi servical gigi

2 Ketebalan plak lebih dari 1 mm melingkar mengelilingi pada servikal gigi

3 Ketebalan plak yang melingkar tetapi menutupi kurang dari sepertiga mahkota gigi

4 Plak menutupi lebih dari sepertiga mahkota tetapi kurang dari dua pertiga gigi

5 Plak menutupi permukaan gigi duapertiga atau lebih

6. Indeks Plak O' Leary T, Drake R, Naylor, 1972

Pengukuran keadaan kebersihan mulut dengan indeks plak O' Leary T, Drake R, Naylor (1972) dengan cara mengukur plak gigi pada empat permukaan yaitu, mesial, distal, facial, lingual.

Jika tidak terdapat plak pada permukaan gigi diberi skor 0, sedangkan jika terdapat plak pada permukaan di beri skor 1.

(36)

Setelah semua gigi diperiksa, indeks dihitung dengan membagi jumlah plak yang mengandung permukaan dengan jumlah total permukaan yang tersedia.

Plak Indeks = Jumlah permukaan yang mengandung plak X 100 Jumlah permukaan yang di periksa

7. Obat Kumur

Obat kumur dapat digunakan sebagai antimikroba, agen anti-inflamasi topikal, analgesik topikal, atau untuk pencegahan karies. Dipasaran sangat banyak jenis serta macam obat kumur yang tersedia secara komersial, baik pasien maupun tenaga kesehatan berjuang untuk menentukkan obat mana yang paling sesuai dengan kebutuhkan. Pemilihan obat kumur harus memperhatikan faktor-faktor, seperti kondisi mulut pasien, mereka yang memiliki penyakit beresiko tinggi (misalnya, Diabetes, hipertensi, dsb.) dan efikasi serta keamanan dari obat kumur tersebut. Obat kumur tidak dapat menggantikan peran menyikat gigi dan dental floss. Obat kumur hanyak menjadi alat atau bahan tambahan dalam membersihan rongga mulut. (Farah et al, 2009)

(37)

21

Obat kumur yang paling sederhana dan sering di gunakan adalah larutan garam hangat, biasa di gunakan sesudah perawatan operasi, tetapi formula yang lebih rumit telah di temukan dan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Obat kumur terdiri dari campuran :

a. Anti-bacterial agent; chlorhexidine gluconate 0.2 % nampaknya paling efektif, tetapi memiliki kekurangan dalam rasa yang kuat serta kecenderungan menimbulkan noda pada gigi. Jenis garam amonium kuartener, seperti cetylpyiridinium chloride, adalah yang paling sering digunakan.

b. Alkohol; berguna untuk meningkatkan aktivitas antibakterial dan rasa serta membantu menjaga agen perasa di dalam larutan.

c. Pelembab; seperti sorbitol berguna untuk menjaga kelembaban

d. Surfactan; berguna untuk membantu menjaga bahan-bahan dalam larutan. e. Perasa, pewarna, pengawet, dan air; sebagai pembawa atau bahan

tambahan.

(38)

B. Landasan Teori

Plak sendiri merupakan lapisan tipis dan lunak yang terdiri dari sekumpulan bakteri yang dapat berkembang biak di atas sebuah matriks terbentuk dan melekan pada permukaan gigi. Akumulasi plak terjadi karena tidak maksimalnya proses menyikat gigi atau memebersihkan gigi yang menyebabnya tidak terangkatnya plak yang menempel pada gigi. Kumpulan plak yang banyak dapat membentuk kalkulus yang nantinya dapat memeperparah terjadinya gingivitis ataupun karies. Banyak orang yang menggunakan obat kumur sebagai bahan tambahan selain menggunakan sikat gigi dalam memebersihkan rongga mulut.

Obat kumur adalah larutan yang memiliki fungsi sebagai pembilas rongga mulut dan bertujuan untuk menjaga kesehatan mulut, pembawa agen antibakteri, mencegah bau mulut, estetika, dsb. Obat kumur sangat banyak tersedia di pasaran, baik yang komersil ataupun memerlukan resep dokter. Tidak hanya konsumen tenaga kesehatan saat ini sangat hati-hati dalam memilih obat kumur mana yang sesuai dengan kebutuhan. Di pasaran obat kumur yang tersedia lebih banyak dalam bentuk campuran kimiawi dibandingkan bahan alami. Maka dari itu penggunaan obat kumur yang terlalu sering memiliki efek farmakologis bagi rongga mulut. Komposisi dari obat kumur diantaranya antibakteri, alkohol, surfactant, pelembab, perasa, pewarna dan air.

(39)

23

(40)

C. Kerangka Konsep

Pencegahan Mikroorganisme

Plak Gigi

Sikat gigi Flossing Obat kumur

Kimia Alami

Chlorhexidine (30-60 detik) Ekstrak ethanol

kulit buah manggis Penyakit Periodontal

1 menit 2 menit 3 menit Kontrol

(41)

25

Gambar 6. Kerangka Konsep D. Hipotesis

(42)

27 A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksperimental kuasi dengan pretest dan posttest control group design.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Subjek penelitian

a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

b. Populasi Target

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadyah Yogyakarta.

c. Populasi Terjangkau

1) Bahan uji yang digunakan adalah obat kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Manggostana Linn.) dengan konsetrasi 0,05 % 2) Penelitian ini membutuhkan 24 reponden penelitian yang

merupakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadyah Yogyakarta.

3) 24 responden di dapat dari perhitungan menggunakan rumus Federer yaitu :

(43)

28

n = jumlah sampel tiap kelompok perlakuan t = jumlah kelompok perlakuan

Dari rumus diatas dapat dilakukan perhitungan besar sampel sebagai berikut:

(t-1)(n-1) > 15 (4-1)(n-1) > 15 3(n-1) > 15 3n-3 > 15 3n > 18 n > 6

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kelompok membutuhkan minimal 6 orang di dalamnya.

2. Cara Pengambilan Sampel

Menggunakan metode purposive random sampling yaitu responden yang terpilih dalam penelitian adalah responden dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

3. Tempat Populasi dan Sampel

Penelitian di lakukan di kampus terpadu Prodi Kedokteran Gigi Universitas Muhammadyah Yogyakarta.

4. Kriteria Inklusi

(44)

b. Keadaan rongga mulut secara umum baik (Gigi tidak berjejal, tidak berlubang serta karies)

c. Bersedia mengisi informed consent d. Minimal mempunyai 20 gigi

e. Bersedia mengikuti instruksi yang di berikan sebelum dan saat perlakuan

5. Kriteria Ekslusi a. Merokok

b. Menggunakan protesa c. Menggunakan ortho fix d. Wanita hamil

e. Memiliki penyakit sistemik

f. Sedang mengkonsumsi obat kumur 2 minggu sebelum perlakuan g. Sedang mengkonsumi antibiotik 2 minggu sebelum perlakuan. h. Tidak di melakukan scaling kurang dari 6 bulan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitia 1. Tempat Penelitian

a. Pembuatan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Manggostana Linn.) di lakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada. b. Pembuatan sediaan obat kumur di lakukan di Laboratorium Teknologi

(45)

30

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada bulan September 2015 – Januari 2016 D. Variabel Penelitian

1. Variabel pengaruh

Obat kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Manggostana Linn.) dengan konsentrasi 0,5%

2. Variabel terpengaruh Indeks plak pada gigi. 3. Variabel terkendali

a. Dosis obat kumur

b. Volume obat kumur 10 ml

c. Cara menyikat gigi dengan metode rol

4. Variabel tidak terkendali

a. Makanan yang di konsumsi koresponden. b. Pengaplikasian disclosing agent

c. saliva

E. Definisi Operasional Penelitian

(46)

2. Disclosing agent ialah perawatan gigi yang bertujuan untuk mengetahui kebaradaan plak.

3. Indeks plak, ialah alat bantu yang di gunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengukur distribusi plak pada permukaan gigi. Indeks plak yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah Indeks Plak Loe and Silness. Pemeriksaan akan di lakukan dengan kaca mulut dan sonde pada permukaan gigi.

Pengukuran keadaan kebersihan mulut dengan indeks plak O' Leary T, Drake R, Naylor (1972) dengan cara mengukur plak gigi pada empat permukaan yaitu, mesial, distal, facial, lingual. Jika tidak terdapat plak pada permukaan gigi diberi skolr 0, sedangkan jika terdapat plak pada permukaan di beri skor 1.

Setelah semua gigi diperiksa, indeks dihitung dengan membagi jumlah plak yang mengandung permukaan dengan jumlah total permukaan yang tersedia.

Plak Indeks = Jumlah permukaan yang mengandung plak X 100 Jumlah permukaan yang di periksa

(47)

32

5. Obat kumur ekstrak kulit buah manggis adalah sediaan obat kumur yang di buat dengan menggunakan ekstrak ethanol kulit buah manggis dengan tambahan beberapa bahan lain seperti perasa pengawet dan aquadest.

6. Durasi kumur ialah lama subjek berkumur dengan menggunakan obat kumur tersebut.

F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Bahan penelitian

a. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Manggostana Linn.) b. Ethanol 70 %

c. Aquades steril

d. Chlorhexidine gluconate 0.2 % e. Natrium Benzoat (pengawet) f. Sodium Saccharin (pemanis) g. Larutan NaCl

h. Disclosing agent 2. Alat Penelitian

a. Timbangan digital b. Pipet tetes

c. Pipiet ukur dan pro pipet d. Waterbath

(48)

f. Vacuum rotary evaporator g. Gelas ukur 100 ml

h. Erlemayer 100 ml i. Blender

j. Alat diagnostic k. Handscoon l. Masker

G. Jalannya Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Penelitian meliputi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) dan pembuatan atau peracikan obat kumur.

1. Persiapan

a. Pemilihan kulit buah manggis, dengan membuang bagian daunnya dan hanya menggunakan kulit buat manggis yang berwarna ungu.

b. Mebersihkan semua alat yang akan di gunakan dalam ekstraksi. c. Pemilihan dan penentuan responden (berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi).

(49)

34

2. Pembuatan Ekstrak

(50)

3. Pembuatan obat kumur

Kulit buah manggis yang telah diekstrak di laboratorium dibuat dalam bentuk formula obat kumur.

Table 1 Formula Obat Kumur

Bahan Formula 0,5%

Ekstrak Etanol (ml) 2,5

Na- Sakarin (gr) 0,3

Natrium Benzoat (gr) 0,025

Aquades ad (ml) 50

Valume akhir (ml) 50

4. Jalannya Penelitian

a. Breafing untuk semua responden penelitian (menjelaskan mengenai jalannya penelitian), diantaranya : perlakuan yang akan di berikan, jadwal penelitian, keuntungan dan resiko yang akan di dapan saat penelitian berlangsung

b. Responden yang telah terpilih di kumpulkan di ruang skill lab Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhhamdayah Yogyakarta dan di instruksikan untuk mengisi inforedm consent.

(51)

36

d. Setelah menunggu selama kurang lebih satu jam responden diberikan perlakuan disclosing agent dan di hitung indeks plaknya.

e. Subjek diinstruksikan untuk berkumur dengan obat kumur ekstrak kulit buah manggis sesuai dengan instruksi yang di berikan (1 menit, 2 menit, 3 menit)

f. Diberikan dissclong agent kembali untuk mengetahui keadaan setelah perlakuan.

H. Analisis Data

(52)

I. Alur Penelitian

Membuat sediaan obat kumur dengan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

Manggostana Linn) konsentra 0,5% Mencari responden yang sesuai

Membagi responden menjadi 4 kelompok

Berkumur 1

Perlakuan 1: pasien diinstruksikan untuk sikat gigi, kemudian setelah sikat gigi mengkonsumsi snack yang telah di sediakan.

Perlakuan 2: pengaplikasian dissclosing agent, di hitung scor plak kemudian berkumur, lalu di hitung kembanli scor plaknya.

(53)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian pengaruh durasi kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) terhadap penurunan indeks plak, yang menggunakan pengukuran indeks plak O' Leary T, Drake R, Naylor, 1972, di dapatkan hasil pada Tabel 1. Pengukuran dilakukan langsung pada rongga mulut mahasiswa yang menjadi sampel. Jumlah sempel yang dugunakan < 50 sampel, yaitu sebanyak 24 orang. Sampel merupakan mahasiswa FKIK Universitas Muhammadyah Yogyakarta yang berdasarkan kriteria inklusi. Sampel diberikan beberapa perlakuan berbeda setiap individunya. Perlakuan yang diberikan yaitu berkumur obat kumur ekstrak kulit buah manggis selama 1 menit, 2 menit, 3 menit serta kontrol yaitu berkumur dengan kontrol.

Table 1. Data Penurunan Indeks plak

Perlakuan Kumur Mean (Rata-rata) Skor Plak

Sebelum Sesudah Perubahan

(54)

Berdasarkan dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kisaran nilai indeks plak pada subjek sesudah perlakuan, setelah perlakuan serta selisih dari kedua perlakuan tersebut. Selisih tersebut merupakan jumlah dari penuruan plak yang terjadi.

Uji statistik dimulai dengan melakukan test norlmalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk. Uji tersebut di gunakan karena jumlah sempel yang di gunakan < 50 sampel. Hasil data akan di katakan homogen apabila hasil data memiliki niali p <0,05.

Table 2. Data Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk dengan berbagai perlakuan

Pada Tabel 5. Hasil uji normalitas Shapiro Wilk semua data berdistribusi normal atau bersifat homogen. Hal tersebut di karenakan nilai signifikan lebih dari 0.05 atau P > 0.05, karena data berdistribusi normal, sehingga uji yang dilakukan setelahnya adalah uji parametrik dengan uji anova satu jalur yang berfungsi untuk mengetahui perbedaan data yang telah di dapat. Hasil dari uji anova satu jalur dapat dilihat pada Tabel 6. Tetapi, sebelum dilakukan uji anova data tersebut di uji

Durasi

Sapiro Wilk

(55)

40

kesamaan variansinya. Hal tersebut bertujuan untuk melihat apakah variansi data homogen ataupun tidak.

Dikarenakan hasil uji normalitas dan homogenitas variansi menunjukkan data yang normal maka, data hasil sampel di lanjutkan menggunakan uji anova satu arah. Hasil dari uji anova satu arah dapat dilihat dari tabel 3.

Table 3. Data Hasil Uji ANOVA satu jalur pada uji penurunan plak.

Data pada Tabel 6 dapat menggunakan hipotesis, H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara ketiga data selisih plak. Dan H1 = ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara ketiga data selisih plak. Pada hasil analisis data dapat dilihat bahwa nilai signifikan menunjukkan angka 0,000 dimana hal tersebut berarti bahwa H0 di tolak. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan P value < 0,05. Maka dapat disimpulkan dari hasil analisis adalah terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara berkumur selama 1 menit, 2 menit dan 3 menit. Setelah di lakukan uji anova satu arah, dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison Analysis (MCA).

(56)

1 VS 2 0,021 H0

Uji MCA (Multiple Comparison Analysis) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana nilai signifikan dari setiap perbandingan data perlakuan. Uji hipotesis yng di gunakan pada uji MCA (Multiple Comparison Analysis) ialah H0 = tidak tedapat perbedaan yang signifikan antara ketiga perlakuan kumur, dan H1= terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga perlakuan. Tingkat signifikansi yang digunakan pada Uji MCA (Multiple Comparison Analysis) yaitu 0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa selisih atau penurunan plak paling besar adalah pada menit ke 3 disusul dengan menit ke 2 dan menit 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perlakuan yang memiliki jumlah penuruan plak paling optimum adalah pada menit ke 3.

B.Pembahasan

(57)

42

Plak gigi merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain di rongga mulut, termasuk pada restorasi lepasan maupun cekat (Newman et al., 2006). Plak gigi akan menjadi salah satu bagian paling penting dalam pembentukan proses karies dan inflamasi jaringan pendukung gigi. Plak gigi muncul ketika gigi tidak dibersihkan secara optimal.( SH, Daliemunthe., 2008)

Hasil penelitian pada ke empat perlakuan tersebut, bahwa dari 24 respon yang di bagi menjadi 3 kelompok dan 1 kelompok kontrol mengalami perubahan penurunan plak. Dimana pada kelompok pertama kumur selama 1 menit mengalami penurunan plak sebesar 5,22(4,25-5,96), sedangkan pada kelompok 2 menit mengalami penurunan plak sebesar 6,36(5,32-7,07), lalu untuk kelompok 3 menit mengalami penuruan sebanyak 8,79(7,98-9,79) sedangkan kontrol 0 atau tdk terjadi perubahan sama sekali. Dapat dilihat perbedaan penurunan yang terjadi, pada menit pertama dan ke dua terjadi penuruan yang tidak terlalu mencolok perbedaannya, yaitu 1,14 sedangkan jika dibandingkan dengan kelompok ke 3 terdapat perbedaan yang cukup jauh yaitu 3,57 dan 2,43.

(58)

gambir makan akan terjadi sebuah titik jenuh yang mana makin lama berkumur tidak akan memiliki pengaruh yang berarti dalam penurunan plak gigi. Hal ini dapat terjadi sebab manggis juga memili zat aktif yang sama dengan buah gambir yaitu ketakin.

Lalu mengapa pada saat berkumur menggunakan aquadest tidak terjadi penurunan plak, sebeb aquadest yang tidak dapat menghambat pertumbuhan serta kativitas bakteri yang terus membentuk plak baru setiap saat, dikarenakan

aquadest tidak mengandung antibakteri hanya melarutkan dekstran ikatan α (1-6)

pada plak gigi. (Smullen et al. 2012)

(59)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Hasil penelitian pengaruh durasi kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) terhadap penurunan indeks plak berdasarkan lama durasi kumur pada mahasiswa FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu:

1. Terdapat pengaruh lama durasi kumur dengan menggunakan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) 0,05% terhadap penurunan indeks plak.

2. Penurunan indeks plak setelah berkumur menggunakan obat kumur dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) 0,05% yang signifikan dimulai dari durasi kumur 1 menit.

(60)

B.Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bahan aktif lain yang dapat di capur dalam obat kumur ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn.) selain Sodium Saccharin, aqudest, dan Natrium Benzoat. 2. Sebelum dilakukan perlakuan agar di lakukan scalling terlebih dahulu terhadap

sempel hal tersebut bertujuan agar skor OHI pada setiap pasien sama.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sempel yang lebih besar, agar di dapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

(61)

46

DAFTAR PUSTAKA Association Dental America (2012). How To Floss

Axelsson, Per. (2002). Diagnosis and Risk Prediction of Periodontal Diseases. Slovakia: Quiniessence Publising.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2010). Acuan Sediaan Herbal Volume 5. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Daliemunthe, SH. (2008). Pengantar periodonsia. Medan: USU Press. Halaman 108-111.

Departemen Kesehatan RI (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan RI (1995). Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Balita dan Anak Prasekolah Secara Terpadu di RS dan Puskesmas. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W., & Warditiani, N.K. (2013). Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi UDAYANA Vol. 2, No. 4. Halaman 13-18.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Eley, B. M., Soory, M., & Manson, J. D. (2010). PERIODONTICS (6th ed.). New York: ELSEVIER.

Farah, Camile S., McIntosh, L. & McCullough,M.J. (2009). Mouthwash. Australian Prescriber, 32 (6), 162-164.

(62)

Hariana, Arief. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hinrichs, J.E & Novak, M.J (2006). Classification of diseases and conditions affecting the periodontium, in Carranza’s Clinical periodontology (10th ed.). Philadelphia: W.B Sunders. Hal 34 - 41

Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, & Polya GM. (1992). Inhibition of wheat embryo calcium-dependent protein kinase and other kinases by mangostin and gammamangostin, in Manggis (Garcinia mangostana L.): Dari Kulit Buah Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Universitas Gajah Mada.

Kinane, D.F., Mombelli, A.(Eds.). (2012). Periodontal Disease. Switzerland: Karger. Mars, Philip D & Martin, Michael V.(2009). Oral Microbiology (5th ed.). Elsevier:

Churchill Livingstore

National Institute of Dental and Craniofacial Research. (2012). Periodontal (Gum) Diseases.

Newman, M.G., Carranza, F.A., Bulkacz, J. Quireynen, M., Teughels, W., & Haake, S.K. (2006). Microbiology of Periodontal Disease in Carranza’s Clinical Periodontology (10th ed.). Philadelphia: W.B Sunders.

Nirmaladewi, A., Handajai, J., & Tandelilin, R TC. (2011). Status Saliva dan Gingivitis pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingalate (EGCG) dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis). Bag. Biologi Mulut FKG UGM.

Nugroho AE. (2008). Mangosteen (Garcinia mangostana L.) : from discarded-fruit hull to be a candidate for a drug. Journal of Traditional Medicine. Yogyakarta.

Paramawati, Raffi. (2010). Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta : PT.ArgoMedia Pustaka

(63)

48

Permana, Asep W (2010). Kulit Buah Manggis Dapat Menjadi Minuman Kayak Antioksidan, in Warta Penelitain dan Pengembangan Pertanian. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Poeloengan, M., & Praptiwi. (2010) Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Litbang Kesehatan Vol. 20 (2): 65-69 Prihatman, K (Eds.) (2000). Tentang Budidaya Pertanian. Jakarta : BAPENAS Rawlinson A, Pollington S, Walsh Tf, Lamb DJ, Marlow I, Haywood S and Wright P

(2008). Efficacy of two alcohol free cetylpyridinium chloride mouthwashes a rendomized doubleblind crossover study. J Clin Periodontal; 35:230-5.

Reddy, Shantipriya (2008). Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics (2nd ed). India : Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd

Roeslan, B. O. 2002, Imunologi Oral : Kelainan di dalam Rongga Mulut, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Roberts, Theresa (2008). ABC's of Bumps & Bruises, a Guide to Home & Herbal Remedies for Children. New York : Lulu Publisher

Scheie, A.Aa. (1994). Mechanisms of Dental Plaque Formulation. Department of Oral Biology Dental Faculty, University of Oslo. 8 (2) 246-253.

Smullen, J., Finnei, M., Storey, D.M., and Foster, H.A. 2012, Prevention of Artificial Dental Plaque Formation in vitro by Plant Extracts. Journal of Applied Microbiology, Centre for Parasitology and Disease Research, School of Environment and Life Sciences, University of Salford, Manchester, M5 4WT, U.K.

Suriono, R A Nurperdana. (2014). Daya Antibakteri Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Muhamadyah Yogyakarta. Yogyakarta

(64)

Teughels, Wim., Qquiryen, Marc., dan Jakubovics, Nick. (2006). Periodontal Microbiology in Carranza’s Clinical Periodontology (10th

ed.). Philadelphia: W.B Sunders. Hal 239-249

Verheij, E.M.W. & R.E. Coronel, (1997). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara, Buah-buahan yang Dapat Dimakan.Terjemahan S. Somaatmadja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(65)
(66)
(67)

Lampiran 2

(68)
(69)

Proses Pembuatan Obat Kumur

Lampiran 5

(70)
(71)

Lampiran 5

PERNYATAAN PERSETUJUAN (Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Menyatakan bersedia/tidak bersedia* menjadi subjek penelitian dari: Nama : Wahyu Damar Dwinindita

NIM : 20120340060

Fakultas : Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kedokteran Gigi

Dengan judul “Pengaruh Durasi Kumur Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia manggostana Linn.

Terhadap Indeks Plak)”.

Prosedur penelitian terdiri atas pencatatan informasi terkait individu, pemeriksaan kebersihan mulut, distribusi plak pada permukaan gigi sebelum dan setelah pembenrian obat kumur,

Dengan demikian saya (bersedia/tidak bersedia)* menjadi subjek dalam penelitian dengan sukarela. Saya juga telah menerima penjelasan mengenai apa saja yang harus dilakukan sebagai subjek dalam penelitian ini.

Yogyakarta, ……….

Yang menyatakan,

(………)

(72)

Operator :………

Tgl Pemeriksaan : ………....

Nama : ………..(L/P)

Usia : ………..

No. tlp : ………

SEBELUM PERLAKUAN

GIGI SKOR GIGI SKOR

11 21

12 22

13 23

14 24

15 25

16 26

17 27

18 28

TOTAL TOTAL

GIGI SKOR GIGI SKOR

31 41

32 42

33 43

(73)

35 45

36 46

37 47

38 48

TOTAL TOTAL

Plak Indeks = Jumlah permukaan yang mengandung plak X 100 Jumlah permukaan yang di periksa

Plak Indeks = X 100

Plak Indeks = ………..

SESUDAH PERLAKUAN

GIGI SKOR GIGI SKOR

11 21

12 22

13 23

14 24

15 25

16 26

17 27

18 28

(74)

34 44

35 45

36 46

37 47

38 48

TOTAL TOTAL

Plak Indeks = Jumlah permukaan yang mengandung plak X 100 Jumlah permukaan yang di periksa

Plak Indeks = X 100

(75)

Lampiran 4

Test of Homogeneity of Variancea Levene

(76)

data_penurunan_plak Tukey HSD (I)

perlakua n

(J) perlakua

n

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound Upper Bound 1 menit 2 menit -1.14667* .35827 .021 -2.1494 -.1439

3 menit -3.57667* .35827 .000 -4.5794 -2.5739 kontrol 5.21667* .35827 .000 4.2139 6.2194 2 menit 1 menit 1.14667* .35827 .021 .1439 2.1494 3 menit -2.43000* .35827 .000 -3.4328 -1.4272 kontrol 6.36333* .35827 .000 5.3606 7.3661 3 menit 1 menit 3.57667* .35827 .000 2.5739 4.5794 2 menit 2.43000* .35827 .000 1.4272 3.4328 kontrol 8.79333* .35827 .000 7.7906 9.7961 kontrol 1 menit -5.21667* .35827 .000 -6.2194 -4.2139

(77)
(78)
(79)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH DURASI KUMUR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Manggostana Linn.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI

Disusun Oleh :

WAHYU DAMAR DWININDITA 20120340060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(80)

1

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY 2

Bagian Periodonsia Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY

ABSTRAK

Peel from manggosteen (Garcinia Mangistan Linn) has many benefit. Among them are antioxidant and antibacterial. This is due to the mangosteen Peel (Garcinia Mangistan Linn) contains active compounds such as Xanon, Flavonoid, tanin and saponin. Anti-bacterial from manggosteen peel is able to inhibit the growth of bacteria causes the emergence of plaque.

The purpose of this study was to see how far to see how far a decrease in plaque that occurs when skin extract of mangosteen ( Garcinia Mangistan Linn ) 0.05 % is made into a mouthwash. The subject from this study consist of 26 people, than devided into 4 group, each group consist of 6 people (groups based on the length of gargling : 1 minut; 2 minut; 3 minut; control). The changing of index plaque was measured before and after gargling. Data analysis that is used is a one-way Anova (P<0.05.

The results from one-way Anova Test there is a significant difference to the formation of plaque from before and after gargling.gargling condacted using mouthwash from Mangosteen peel extract (Garcinia Mangistan Linn.) it can inhibit the establishment of plaque from the first minute, but the result of gargling for 3 minutes will get a more optimal.

Keyword: mangosteen peel, mouth wash, dental plaque, index plaque

ABSTRAK

Kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) di percaya memiliki banyak khasiatnya antara lain antibakteri dan antioksidan. Hal ini dikarenakan kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) mengandung senyawa aktif seperti Xanon, flavonoid, tanin serta saponin. Daya anti bakteri dari kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) dapat menghambat pertumbuhan bakteri plak, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya karies dan penakit periodontal.

(81)

menit; 3 menit; kontrol). Pengukuran di lakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa data yang digunakan adalah Anova satu jalur (P<0,05)

Hasil yang di dapatkan dari Uji Anova satu jalur terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pembentukan plak sebelum dan setelah berkumur. Kumur dengan menggunakan obat kumur yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangistan Linn) dapat menghambat pertumbuhan plak sejak menit pertama dan optimum pada menit ke 3.

Keyword: Kulit manggis, Obat Kumur, Plak gigi, Plak indeks

PENDAHULUAN

Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat Indonesia mencapai 60%.1 Penyakit periodontal secara sederhana di bagi menjadi dua yaitu, gingivitis dan periodontitis. Terdapat 2 faktor utama penyakit periodontal, yaitu plaque-induced gingival diseases dan non-plaque plaque-induced gingival diseases.2

Plak gigi merupakan sebuah matrix yang terdiri dari sekumpulan mikroorganisme yang berkembang biak serta terdapat penyebaran sel epiter,leukosit serta makrofag.3 Plak gigi merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain di rongga mulut, termasuk pada restorasi lepasan atau cekat.4 Pewarnaan menggunakan pewarna khusus (disclosing agent) berguna untuk membantu melihat plak pada gigi.5

Obat kumur merupakan bahan antimikroba, obat topikal agen antiinfalasi, analgesik atau pencegahan untuk karies.6

World Health Organization (WHO)

menyarankan untuk penggunaan obat traditional dalam rangka peningkatan kesehatan.7 Dalam kontrol plak sehari-hari,

obat kumur digunaakn sebagai bahan tambahan dalam menyingkirkan plak secara mekanis. Hal ini disebabkan berkumur dengan obat kumur dapat mencapai lebih banayk bagian dalam rongga mulut.8 Berkumur dapat menjadi efisien apabila disertai dengan kemauan yang besar, keinginan meluangkan waktu, menggunakan cara yang baik dalam berkumur dan fungsi yang norlam dari otot-otot bibir, lidah dan pipi.9

Salah satu tanaman yang dapat di gunakan sebagai obat alternatif adalah buah manggis.10 Buah manggis tidak diambil dagingnya untuk mendapatkan manfaat tetapi kulit buahnya yang paling manfaat. Walaupun daging manggis memiliki kandungan vitamin C dan merupakan antioksidan yang tinggi, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.11 Hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah manggis memperlihatkan bahwa kulit buah manggis mengandung senyawa saphonine, thanine, pholifenol, flavonoid dan alkaloid. Sponin adalah zat aktif yang dapat meningkatkan premeabilitas membran sehingga dapat terjadi hemolilis sel. Apabila sponin berinteraksi dengan sel bakteri maka yang terjadi adalah rusaknya sel (lisis).10

Gambar

Gambar 1. Buah Manggis Garcinia mangostana Linn.
Gambar 2. Gingival sehat dan Gingivitis
Gambar 3. Periodontitis Sumber: http://www.redmondmolloy.ie.bmp
Gambar 4. Indeks  plak Turesky- Gilmore-Glickman modifikasi Quiley dan Hein Sumber: http://www.mah.se/
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan dari 255 sampel pasien Benign Prostate Hyperplasia (BPH) terdapat 25 sampel yang mengalami kejadian batu saluran

[r]

Dari beberapa hal yang harus diketahui oleh peserta program pendidikan profesi dokter, maka jika dihubungkan dengan kondisi lingkungan dan fasilitas di RS PKU

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan metode permainan dapat meningkatkan kreativitas belajar PAI pada materi asmaul husna siswa kelas II semester II

konsep metabolisme (enzim), maka gagasan yang diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi melalui kegiatan praktikum adalah dengan melaksanakan kegiatan

Sama halnya dengan perhitungan metode modifikasi pada sistem resetting, insiden energi arc flash diperoleh dengan beberapa pertimbangan, antara lain berkurangnya

1. Pemberdayaan   Perempuan dan Keluarga Berencana 11.. Asisten III  Bidang Administrasi Umum Koordinator Bidang Pemerintahan. 1.