x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Perencanaan ... 5
2.2 Strategi ... 6
2.3 Perencanaan Strategis Sistem Teknologi Informasi ... 6
2.4 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI ... 8
2.5 Sistem Informasi ... 11
2.6 Tugas Sistem Informasi ... 12
2.7 Critical Success Factor (CSF) ... 12
xi
2.11 McFarlan Strategic Grid ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
3.2 Metode Penelitian ... 20
3.3 Pengumpulan Data ... 22
3.4 Analisis Lingkungan Bisnis ... 22
3.4.1 Analisis SWOT ... 23
3.4.2 Analisis Value Chain ... 23
3.5 Analisis Lingkungan STI ... 24
3.6 Keadaan Bisnis Dan STI ... 24
3.7 Penentuan Strategi Bisnis Dan Sistem Informasi ... 24
3.8 Penentuan Kebutuhan Data Dan Informasi ... 25
3.9 Perencanaan STI ... 25
3.9.1 Perencanaan Solusi STI ... 25
3.9.2 Perencanaan STI ... 26
3.9.3 Perencanaan Manajemen STI ... 26
3.10 Portfolio Aplikasi ... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Pengumpulan Data ... 28
4.1.1 Visi Misi Tujuan Bagian Keuangan ... 28
xii
4.1.5 Struktur Organisasi Bagian Keuangan ... 31
4.2 Analisis Lingkungan Bisnis ... 32
4.2.1 Analisis SWOT ... 32
4.2.2 Analisis Value Chain ... 36
4.3 Analisis Lingkungan STI ... 41
4.4 Keadaan Bisnis dan STI ... 43
4.4.1 Keadaan Bisnis ... 43
4.4.2 Keadaan STI ... 43
4.5 Penentuan Strategi Bisnis Dan Sistem Informasi ... 49
4.6 Penentuan Kebutuhan Data Dan Informasi ... 54
4.7 Perencanaan STI ... 56
4.7.1 Perencanaan Solusi STI ... 56
4.7.2 Perencanaan STI ... 57
4.7.3 Perencanaan Strategi Manajemen STI ... 58
4.8 Portfolio Aplikasi: McFarlan Strategic Grid ... 59
4.9 Implementasi Perencanaan STI ... 61
BAB V PENUTUP ... 62
5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
1.1 Latar Belakang Masalah
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha milik negara (BUMN) agribisnis perkebunan dengan bisnis industri gula. Perusahaan ini merupakan satu-satunya BUMN yang mengusahakan komoditas tunggal, yakni gula, dengan kontribusi sekitar 16-18% terhadap industri nasional. Sebagian besar bahan baku berasal dari tebu rakyat yang diusahakan para petani sekitar melalui kemitraan dengan pabrik gula.
Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2012 strategi bisnis yang diterapkan PTPN XI adalah memantapkan bisnis industri gula dengan harga pokok rendah untuk menghasilkan produk dengan mutu sesuai permintaan pasar. Selain itu PTPN XI juga melakukan ekspansi, integrasi, dan diversifikasi secara selektif serta perusahaan mengembangkan
sumber energi alternatif yang bersumber dari lingkungan industri sendiri. Strategi bisnis ini dapat berjalan dengan dukungan seluruh bagian perusahaan, salah satunya yang menopang strategi bisnis perusahaan adalah bagian keuangan. Bagian keuangan perusahaan merupakan sebuah penggerak utama bagi proses bisnis perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).
dibagian keuangan mempunyai tujuan agar dapat memberikan informasi yang up to date (Amin, 2009). Dengan adanya informasi yang up to date maka akan memudahkan untuk memantau bagian keuangan serta dapat mendukung pengambilan keputusan manajemen dalam pengaturan asset, modal dan utang perusahaan (Mulyanisman dkk, 2011).
Bagian keuangan PTPN XI saat ini telah menerapkan sistem teknologi informasi (STI) untuk membantu aktivitas operasionalnya. Penerapan STI ini mempunyai tujuan untuk mempermudah kegiatan operasional keuangan serta mengurangi biaya operasional, namun adanya STI saat ini tidak mengurangi biaya operasional sehingga terjadi pembengkakan biaya serta tidak tercapainya pengembalian investasi yang dilakukan untuk STI tersebut. Selain itu bagian keuangan saat ini mempunyai kendala dalam menentukan sistem informasi yang sesuai untuk kegiatan operasionalnya. Melihat hal tersebut pihak manajemen bagian keuangan perusahaan merasa adanya STI saat ini belum efisien dengan kegiatan operasional perusahaan.
Mengacu pada permasalahan yang muncul dibagian keuangan terkait penggunaan STI yang belum sesuai, maka akan dilakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan dibagian keuangan dengan membuat sebuah perencanaan kebutuhan sistem informasi untuk bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa untuk merencanakan kebutuhan sistem informasi bagian keuangan dengan metode ward and peppard.
1.2 Rumusan Masalah
adalah bagaimana menentukan kebutuhan sistem informasi bagian keuangan PTPN XI sehingga diperolah pedoman penentuan kebutuhan sistem informasi untuk pengembangan 1 tahun 1 bulan mendatang.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini akan membahas tentang kebutuhan STI bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI yang pembahasan masalahnya dibatasi pada:
1. Metode yang digunakan adalah metode value chain dan SWOT.
2. Penelitian akan dilakukan di bagian keuangan dan bagian teknologi informasi. 3. Data yang digunakan berasal dari bagian keuangan.
4. Metode perancangan akan menggunakan metode dari Ward dan Peppard.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah pembuatan perencanaan sistem informasi pada bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI menggunakan metode John Ward dan Joe Peppard. Hasil akhir dalam merancang kebutuhan sistem informasi bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI yaitu dokumen perencanaan sistem informasi untuk jangka waktu 1 tahun 2 bulan mendatang.
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam tugas akhir ini memiliki sistematika yang terbagi dalam 5 bab, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori – teori yang akan dipakai untuk analisis sistem yang sedang berjalan sebagai landasan yang berhubungan dengan perencanaan kebutuhan sistem informasi.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai bagaimana cara untuk melakukan perencanaan kebutuhan sistem informasi, mulai dari tahap analisis hingga perencanaannya.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai perencanan kebutuhan sistem informasi bagian keuangan sesuai dengan analisis dan desain pada bab 3. Perencanaan ini meliputi sistem informasi yang akan digunakan untuk bagian keuangan dan jumlah penganggaran biaya yang akan dikeluarkan untuk mewujudkan sistem informasi yang dibutuhkan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
2.1 Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005),
perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi. Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
proses yang mengembangkan rencana kegiatan agar dapat mengkoordinasikan
kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang diharapkan
pada waktu yang akan datang. Perencanaan merupakan pedoman dari
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan mempunyai manfaat antara lain:
membantu dalam menyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan;
memberi kemudahan dalam melakukan koordinasi terhadap individu atau
kelompok dalam organisasi; memusatkan perhatian terhadap tujuan organisasi;
membatasi pekerjaan yang tidak pasti; menghemat waktu dan dana dalam
pencapaian tujuan; membantu dalam kegiatan pengawasan (Bangun, 2008).
Menurut Bangun (2008), fungsi perencanaan mempunyai empat tahap, yaitu.
1. Menetapkan tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang
kebutuhan organisasi. Dengan perumusan tujuan yang jelas, organisasi dapat
efisien.
2. Merumuskan keadaan sekarang. Perlu mengetahui keadaan dan sumber daya
yang tersedia saat ini untuk pencapaian tujuan di waktu yang akan datang.
Dengan pemahaman posisi sekarang, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.
3. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan. Kemudahan dan hambatan perlu
di identifikasi untuk mrngukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Faktor-faktor yang dapat membantu maupun menghambat dalam
pencapaian tujuan organisasi adalah faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor
tersebut perlu diketahui karena pengaruhnya terhadap kegiatan di masa yang
akan datang.
4. Mengembangkan rencana. Pengembangan berbagai alternatif kegiatan yang
menguntungkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.2 Strategi
Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tindakan – tindakan
terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka
panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing (Ward, 2002).
Strategi bisa diartikan sebagai suatu rangkaian tindakan dan pengalokasian
sumber daya perusahaan agar dapat menciptakan keunggulan bersaing dan
mencapai kekuatan jangka panjang perusahaan.
2.3 Perencanaan Strategis Sistem Teknologi Informasi
Perencanaan strategis sistem teknologi informasi merupakan proses
organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya.
Perencanaan strategis sistem teknologi informasi mempelajari pengaruh sistem
teknologi informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam
memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis sistem
teknologi informasi juga menjelaskan berbagai alat, teknik dan kerangka kerja
bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis,
bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif
(Ward dan Peppard, 2003).
Perencanaan strategis adalah sebuah perencanaan yang mengidentifikasi
tujuan-tujuan yang akan menempatkan perusahaan pada posisi yang
menguntungkan. Perencanaan strategis sistem teknologi informasi adalah
bagaimana merencanakan sebuah sistem teknologi informasi untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan serta mendukung kegiatan strategi bisnis
perusahaan.
Faktor keberhasilan perencanaan strategis sistem informasi (Ward dan
Peppard, 2003) yaitu.
1. Memiliki fokus keluar (eksternal), bukan ke dalam (internal). Perencanaan
strategis sistem informasi akan memanfaatkan pengetahuan mengenai kondisi
lingkungan bisnis, keinginan customer, supplier, perkembangan teknologi
dalam proses identifikasi keunggulan dan bagaimana sistem informasi yang
diperlukan untuk mencapainya.
2. Menambah nilai (adding value), bukan mengurangi biaya (cost reduction). Hal
ini tidak berarti bahwa tidak ada upaya melakukan pengurangan biaya.
data processing adalah subset dari management information system, maka
otomatis keunggulan kompetitif dapat dicapai juga melalui pengurangan biaya.
Ada keunggulan-keunggulan yang mungkin tidak akan diakomodasi dalam
rencana bila prinsip utama adalah pengurangan biaya.
3. Berbagi keuntungan. Dalam mencapai keunggulan kompetitif organisasi dapat
juga berusaha memberikan keuntungan tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi
juga untuk customer, supplier, bahkan juga pesaing untuk membentuk
lingkungan bisnis yang lebih baik.
4. Mendorong inovasi bisnis Salah satu kegagalan dot.com adalah penggunaan
teknologi yang lebih baik, tetapi visi bisnis yang buruk. Keberhasilan datang
dari teknologi yang ‘cukup baik’, tetapi dengan pemahaman yang jelas tentang
customer dan bisnis.
5. Pengembangan yang bertahap (incremental development). Pendekatan yang
paling baik adalah pendekatan bertahap mengerjakan satu hal dan kemudian
mengembangkan diatasnya untuk pengembangan lebih lanjut.
6. Menggunakan informasi yang sudah didapatkan. Gunakan informasi yang
didapatkan dari analisa produk dan pasar, juga analisis yang dilakukan oleh
riset eksternal. Gabungkan, potong, dan sambung untuk mengidentifikasi
kesempatan bisnis yang baru.
2.4 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI
Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi
informasi dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan lebih jelasnya adalah sebagai
Gambar 2.1. Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI (Sumber: Ward dan Peppard, 2002: 154)
a. Inputs. Sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi, terdiri atas yaitu.
1. The Internal Business environment. Merupakan strategi bisnis yang
digunakan pada masa sekarang, tujuan, sumber daya, proses, dan budaya
organisasi serta nilai dari bisnis itu sendiri.
2. The External Business environment. Sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi,
industri, dan iklim kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3. The Internal IS/IT environment. Pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa
sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan
kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam
saat ini dari sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam
perencanaan atau belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada
perusahaan.
4. The external IS/IT environment. Perkembangan teknologi dan peluang yang
ada, serta SI/TI yang digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing
dan pemasok.
b. Proses perencanaan strategi SI/TI. Proses dimana informasi yang diperoleh,
serta hasil analisis yang diperoleh dari inputs, akan diolah untuk menghasilkan
outputs.
c. Outputs. Merupakan hasil dari proses perencanaan strategi S/TI yang
mencakup.
1. Business IS Strategy. Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI
dalam mencapai sasaran bisnisnya. Mencakup portfolio aplikasi yang akan
dikembangkan untuk setiap unit dan model bisnis. Menjelaskan arsitektur
informasi setiap unit.
2. IT Strategy. Strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur
penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya teknisi
ahli.
3. IS/IT Management Strategy. Elemen umum dari strategi yang akan
diaplikasikan pada organisasi secara menyeluruh, memastikan konsistensi
kebijakan berdasarkan kebutuhan.
d. Future Application Portfolio. Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang
akan digunakan perusahaan dalam waktu ke depan, untuk mengintegrasikan
perkembangan perusahaan.
e. Current Application Portfolio. Rincian mengenai aplikasi sistem informasi
yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan
yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat dukungan
aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan strategi
sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan
dan pasar pada saat sekarang ini.
2.5 Sistem Informasi
Menurut Wilkinson (1993) sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu
kerangka kerja dengan mana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan
untuk mengubah masukan yang berupa data menjadi keluaran (informasi) sebagai
sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Informasi dihasilkan oleh sistem
informasi yang dituju oleh pengguna internal ataupun eksternal. Pengguna
internal terdiri dari para karyawan dan manajer perusahan sedangkan pengguna
eksternal adalah pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (kreditor,
pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan pemerintahan, serikat pekerja).
Sistem informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis dan pemerintahan
mempunyai tiga sasaran utama, yaitu: menyediakan informasi yang menunjang
pengambilan keputusan; menyediakan informasi yang mendukung operasional
harian; menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan kekayaan
perusahaan. Sistem informasi membutuhkan sumberdaya untuk dapat berfungsi.
Sumberdaya dapat diklasifikasikan sebagai data, bahan pendukung, peralatan,
sumberdaya manusia, komputer, mesin. Jadi sistem informasi sebuah kumpulan
menghubungkan data, memproses dan menyimpan serta menyalurkan informasi.
2.6 Tugas Sistem Informasi
Menurut Wilkinson (1993), tugas sistem informasi adalah mengolah
sumber data menjadi sebuah informasi yang digunakan oleh pemakai informasi
melalui proses pengolahan yang disebut sistem informasi. Pada Gambar 2.2 akan
digambarkan tugas sistem informasi.
Pengendalian data
Pemrosesan data
Manajemen data
Pengamanan data Pengumpulan
data
Pengadaan informasi
Sumber data Pemakai
informasi Sistem Informasi
Gambar 2.2 Tugas Sistem Informasi (Sumber: Wilkinson, 1993: 11)
2.7 Critical Success Factor (CSF)
Dicetuskan dalam Ward dan Peppard (2002) oleh John Rockart, CSF
merupakan suatu ketentuan dari suatu organisasi dan lingkungannya yang
mempunyai pengaruh pada keberhasilan atau kegagalan organisasi. Faktor-faktor
penentu keberhasilan (CSF) adalah ukuran atas semua aspek kinerja perusahaan
yang penting untuk memperoleh keunggulan kompetitif, yang merupakan penentu
informasi adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan
strategi SI-nya, memfokuskan usaha perencanaan kebutuhan sistem informasi
pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI, dan mengevaluasi
strategi SI. Adapun tipe dan sumber CSF antara lain adalah.
a. Aktif. Manajer menentukan dan mempengaruhi faktor sukses guna melakukan
kegiatan kontrol dan mengukur hasil akhir.
b. Pasif. Manajer tidak menentukan proses faktor sukses namun ia dapat
menelusurinya.
c. Internal dan eksternal organisasi.
2.8 Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT)
SWOT merupakan identifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan
kelemahan (strength and weakness) dan faktor eksternal yakni peluang dan
ancaman (opprtunities and threat) dari organisasi untuk merumuskan strategi
organisasi. Menurut David (2010), analisa SWOT adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik
dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal
mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa
kompetitif lingkungan dimana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut
dibuat berdasarkan perumusan strategi dan seleksi.
Analisa SWOT dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis
bagian keuangan perusahaan. Dengan analisa SWOT ini akan memunculkan
sebuah pemetaan strategi sebagai pedoman dalam penentuan strategi bisnis dan
sistem informasi yang tepat untuk bagian keuangan perusahaan.
2.9 Rantai Nilai (Value Chain)
Analisa value chain ini akan digunakan untuk menganalisis keadaan
bisnis bagian keuangan untuk mengetahui bagaimana proses bisnis yang berjalan.
Menurut Ward dan Peppard (2002), pendekatan rantai nilai (value chain)
dibedakan menjad dua tipe aktivitas bisnis, yaitu.
1. Aktivitas Utama (primary activities). Aktivitas-aktivitas utama pada
perusahaan yang pada akhirnya memberikan kepuasan pada pelanggan.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus
saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan performa bisnis hendak
dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari inbound logistics, operations,
outbound logistics, sales and markering, dan services.
2. Aktivitas Pendukung (support activities). Aktivitas-aktivitas yang diperlukan
untuk mengontrol dan mengembangkan bisnis, dengan demikian secara tidak
langsung menambahkan nilai-nilai tersebut dicapai melalui kesuksesan
aktivitas utama. Aktivitas pendukung terdiri dari administration and
infrastructure, human resource management, product/technology development
Gambar 2.3 Value Chain (Sumber: Ward dan Peppard, 2002: 265)
Aktivitas value chain adalah sebagai berikut:
Aktivitas Utama (Primary Activities) merupakan sebuah kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memberi nilai tambah dalam suatu perusahaan
yang akan dijabarkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Aktivitas Utama Value Chain
Aktivitas Keterangan
Inboud Logistics
Semua proses yang berhubungan penerimaan, penyimpanan dan pemisahan input terhadap proses produksi untuk produk/jasa.
Operations Semua proses yang berhubungan dengan pengubahan input
menjadi output. In mungkin menjadi proses lain daripada operasi manufaktur fisik sejak rantai nilai dapat berhubungan dengan ketepatan pelayanan.
Outbound Logistics
Semua aktivitas yang berfokus pada pendistribusian produk atau layanan kepada pelanggan. Ini mungkin perpindahan atau penyimpanan barang atau jasa.
Sales and Marketing
Aktivitas yang menyediakan kesempatan untuk pelanggan yang berpotensi untuk membeli produk atau jasa serta menawarkan ajakan seperti iklan dan penawaran harga.
Aktivitas Keterangan
Services Semua proses yang berfokus pada ketepatan layanan sebagai bagian dari pelanggaran perjanjian kepada pelanggan. Aktivitas tersebut meningkatkan atau mempertahankan nilai dari produk atau jasa yang dibeli pelanggan. Aktivitas ini termasuk memperbaiki, memelihara, menyediakan suku cadang memperbaharui produk, memberikan pelayanan, pelatihan penginstalasian.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) merupakan sebuah pendukung dalam
berjalannya aktivitas utama dalam memberikan nilai tambah untuk sebuah
perusahaan, kegiatan pendukung akan dijabarkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Aktivitas Pendukung Value Chain
Aktivitas Keterangan
Support Activities Infrastructure
Tugas yang terdiri dari general management organisasi sebagai sebauh entitas bisnis dan menekankan financial management, perencanaan, pelayanan hukum, quality management, dan office administration.
Human Resource Management
Semua aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, pengembangan, penilaian, promosi dan penghargaan bagi personel dalam organisasi.
Product and Technology Development
Aktivitas ini melibatkan aktivitas tradisional yang disebut R&D (resources and development). Mereka biasanya melibatkan semua aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan teknologi produk atau jasa dan proses yang memproduksinya dan proses yang menjamin pengaturan sebuah organisasi. Maka dari itu, aktivitas ini melibatkan pengembangan teknologi uang mendukung semua tugas organisasi.
2.10 Peraturan Menteri BUMN
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor:
PER-02/MBU/2013 tentang panduan penyusunan pengelolaan teknologi informasi
BUMN menyatakan bahwa pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi
BUMN dilakukan berdasarkan pada tata kelola teknologi informasi (TI). Dalam
pemanfaatan dan pengembangan TI, setiap BUMN harus menyusun masterplan
TI dalam jangka waktu 2 tahun setelah peraturan ini ditetapkan pada tahun 2013.
Masterplan TI ini disusun dalam jangka waktu 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun
mendatang dengan menyelaraskan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
dan mendukung tujuan perusahaan. Masterplan TI ada didalam rencana tahunan
perusahaan yang merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP).
Dalam pemanfaatan dan pengembangan TI terdapat dua kebijakan, yaitu
kebijakan strategis dan kebijakan operasional. Kebijakan strategis merupakan
kebijakan yang ditetapkan untuk menentukan peran TI dalam perusahaan,
sedangkan kebijakan operasional merupakan kebijakan yang mengatur tata kelola
layanan TI yang bertujuan agar proses layanan TI dapat teridentifikasi dan
didefinisikan dengan baik untuk mencapai kinerja TI yang diharapkan dan
kelangsungan layanan TI perusahaan.
Setiap BUMN wajib untuk menerapkan peraturan menteri BUMN ini,
karena didalam peraturan ini menyatakan fungsi dari pemanfaatan dan
pengembangan TI ini adalah untuk kelangsungan hidup perusahaan serta
TI di dalam bagian keuangan sehubungan dengan masalah yang ada di dalam latar
belakang masalah.
Di dalam penyelesaian masalah di PTPN XI, masuk ke dalam kategori
kebijakan strategis, karena dari delapan point yang disampaikan terdapat
perencanaan TI. Perencanaan TI ini dilakukan agar TI selaras dengan perencanaan
TI dan tujuan bisnis perusahaan. Dengan adanya perencanaan TI ini, maka PTPN
XI wajib memiliki masterplan TI yang berjangka waktu 3 sampai 5 tahun yang
meliputi: konteks bisnis, arsitektur bisnis, visi misi TI, arsitektur informasi,
arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, rencana program TI, roadmap transisi
pengembangan dan implementasi TI, rencana sumber daya TI, dan IT valuation.
2.11 McFarlan Strategic Grid
McFarlan Strategic Grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI
berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada empat
kuadran (strategic, high potential, key operational, support). Dari hasil pemetaan
tersebut didapatkan gambaran kontribusi sebuah aplikasi SI terhadap organisasi.
Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi pemetaan strategi SI dan kemungkinan
pengembangan di masa mendatang (Ward dan Peppard, 2002). Penjelasan tentang
keempat kuadran daoat dilihat pada Tabel 2.3
Model ini bertujuan untuk memetakan hasil analisis seluruh
aplikasi-aplikasi SI yang ada sekarang, rencana aplikasi-aplikasi ke depan, dan mencari aplikasi-aplikasi
yang potensial dalam empat kuadran. Keempat kuadran tersebut merupakan
kategori sistem informasi yang digolongan berdasarkan pada sejauh mana
kontribusinya terhadap bisnis organisasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Strategic, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang bersifat kritis
dalam menciptakan atau mendukung suksesnya bisnis organisasi ke depan.
Potfolio aplikasi SI, disusun dengan tujuan memberikan kontribusi
terhadap penciptaan manfaat/keunggulan organisasi dalam berkompetisi.
2. High Potential, kategori ini merupakan inovasi aplikasi-aplikasi SI yang
ditujukan untuk menciptakan peluang guna memperoleh suatu keuntungan
organisasi di masa depan.
3. Support, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, tetapi tidak
untuk menciptakan atau mendukung penyediaan manfaat kemampuan
organisasi dalam berkompetisi.
4. Key Operational, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang
ditujukan untuk menopang, membantu, dan menghilangkan
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam operasional bisnis yang ada antara lain
melakukan otomatisasi dalam proses produksi, dan pengelolaan inventori
bahan baku dan produk, serta pemasangan ATM pada perusahaan
perbankan. Dengan demikian kesemua aplikasi SI tersebut telah menjadi
hal wajib dalam memberikan kemampuan survival kepada organisasi
Dalam bab ini dijelaskan tentang keadaan bagian keuangan PTPN XI saat
ini, analisis kebutuhan bisnis dan informasi, menentukan target bagi SI dan
menentukan strategi bagi SI. Penjelasan secara terperinci akan diuraikan sebagai
berikut.
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data bagian keuangan merupakan langkah awal dalam
menggali data yang ada dibagian keuangan saat ini. Didalam pengumpulan data,
data yang dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner. Hasil yang
didapat dalam pengumpulan data berupa visi, misi, tujuan bagian keuangan,
proses bisnis, critical success factor (CSF), tugas bagian keuangan serta struktur
organisasi bagian keuangan.
4.1.1 Visi Misi Tujuan Bagian Keuangan
Dalam mencapai tujuan organisasi harus memiliki visi dan misi yang
mampu mewujudkan harapan-harapan yang akan dicapai oleh bagian keuangan.
Dalam hal ini bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI memiliki visi, misi,
dan tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Visi
Menjadikan perusahaan yang mampu meningkatkan kesejahteraan “stakeholders”
secara berkesinambungan.
Melakukan pengaturan keuangan untuk menyelenggarakan usaha agribisnis,
utamanya yang berbasis tebu melalui pemanfaatan sumberdaya secara optimal
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
3. Tujuan
Melakukan pengaturan keuangan secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan bisnis
perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan keuangan dan sesuai dengan
kebutuhan
4.1.2 Proses Bisnis Bagian Keuangan
Bagian keuangan mempunyai peran dalam pembuatan laporan keuangan
perusahaan. Selain berperan dalam pembuatan laporan keuangan, bagian
keuangan juga menampung keseluruhan dana yang masuk kedalam perusahaan
dan dana yang keluar dari perusahaan untuk kegiatan bisnis perusahaan. Gambar
4.1 menjelaskan tentang kegiatan proses bisnis bagian keuangan.
Staf Checker Seluruh Divisi Perusahaan
Staf Olah Data
Data Penggunaan Dana
Cek Penggunaan Dana
Da ta P en gg un aa n Da na
Staf Cek Dana
Hasil Olah Dana Penyesuaian Dana
Staf Pembuat Laporan
La po ra n K ese lu ru ha n Da na Ma su k Ke lu ar P eru sa ha an
Direksi dan Kepada Bagian Keuangan
Approval Laporan Keuangan
Kepala Divisi Bagian Lain
Sosial isasi Lapor
an Keuangan
Bagian keuangan mempunyai proses bisnis berupa penerimaan data
keluar masuk dana dari seluruh divisi perusahaan. Data keluar masuk dana
tersebut diolah oleh bagian keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan.
Namun sebelum dihasilkan laporan keuangan, ada pengolahan didalam bagian
keuangan mulai dari masukan akun keuangan, perhitungan pajak, aset dan
investasi perusahaan. Keseluruhan yang berhubungan dengan dana masuk keluar
dilakukan proses perhitungan oleh bagian keuangan.
4.1.3 Tugas Pokok Fungsional Bagian Keuangan
Tugas pokok fungsional bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI
adalah sebagai berikut.
1. Pelaporan pajak perusahaan.
2. Memproses aset perusahaan.
3. Pembuatan anggaran perusahaan.
4. Membuat laporan keuangan.
5. Mencatat pembukuan dagang.
6. Pencatatan kas keluar masuk perusahaan.
4.1.4 Critical Success Factor (CSF)
Berdasarkan tujuan utama bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara
XI, akan dilakukan penjabaran faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
tercapainya tujuan bagian keuangan. Tabel 4.1 merupakan penjabaran faktor yang
dapat mempengaruhi tujuan bagian keuangan.
Tabel 4.1 Critical Success Factor
Tujuan Bagian Keuangan
Ukuran CSF
Melakukan pengaturan keuangan secara
menyeluruh untuk seluruh
Meningkatkan pantauan kas masuk dan keluar.
Tujuan Bagian Keuangan
Ukuran CSF
kegiatan bisnis perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan keuangan dan sesuai dengan kebutuhan.
menyusun anggaran. Meningkatkan pantauan
kas masuk dan keluar.
Menyediakan data penerimaan dan pengeluaran kas dan mengelola catatan biaya agar tidak terjadi
penyimpangan. Meningkatkan
pengawasan buku besar transaksi keuangan.
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan posting buku besar dengan melakukan pembukuan terhadap seluruh transaksi. Pengawasan terhadap
aset perusahaan.
Bertanggung jawab atas
kegiatan stock opname
aset perusahaan. Meningkatkan penagihan
terhadap piutang.
Melakukan penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo.
4.1.5 Struktur Organisasi Bagian Keuangan
Adapun bentuk struktur organisasi bagian keuangan PT. Perkebunan
Kepala Bagian Keuangan
Kepala Urusan Keuangan
Bagian Pajak Bagian Aset Bagian Akuntansi Bagian Anggaran Bagian Kas
Masuk/Keluar
Staf Pengumpul Data Pajak Staf Penghitungan
Pajak Staf Pelaporan dan Penyesuaian Pajak Staf Penghimpun Aset Staf Perhitungan ASet Staf Pembuat Kebijakan Aset
Staf Pelaporan Aset Pencatatan Transaksi Keuangan
Bagian Pengikhtisaran
Transaksi
Staf Posting Buku Besar
Staf Pembukuan Staf Pembuatan
Jurnal Staf Pembuat Jurnal Penutup
Staf Pembuat Neraca Saldo Staf Pembuat Jurnal
Penyesuaian Staf Pembuat Neraca Saldo Penutupan Staf Pengumpul Histori Anggaran Sebelumnya Staf Pembuat Kebijakan Anggaran Staf Perhitungan Anggaran Perusahaan
Staf Pencatat Kas Masuk/Keluar Bagian Monitoring dan
Evaluasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bagian Keuangan
4.2 Analisis Lingkungan Bisnis
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui lingkungan bisnis sebagai
dasar mengidentifikasi peluang-peluang bisnis dan menentukan strategi.
4.2.1 Analisis SWOT
Input dari analisis SWOT yaitu kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI. Dari hasil kekuatan kelemahan peluang dan
ancaman yang ada dibagian keuangan, maka akan dilakukan pembobotan nilai
atas keadaan tersebut dengan melakukan konfirmasi terhadap kepala bagian
Kekuatan diidentifikasikan untuk mengetahui apa saja kekuatan bagian
keuangan agar dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis. Dengan
mengetahui kekuatan, bagian keuangan akan dapat mempertahankan dan bahkan
meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing dengan para pesaing
BUMN lain. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk mengetahui apa saja
kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat diperbaiki menjadi lebih baik.
Mengidentifikasi peluang, baik peluang dimasa kini maupun masa yang akan
datang, maka bagian keuangan dapat mempersiapkan diri untuk menutupi
kelemahan tersebut. Berbagai upaya dalam mewujudkan peluangan dan
mempertahankan kelancaran bisnis bagian keuangan pastinya akan mengalami
banyak ancaman. Ancaman yang teridentifikasi dapat dicari jalan keluaranya
sehingga bagian keuangan dapat meminimalkan ancaman tersebut.
Analisa SWOT yang dilakukan di bagian keuangan PT. Perkebunan
Nusantara XI dimaksudkan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi kegiatan operasional bagian keuangan. Faktor internal terdiri dari
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki bagian keuangan. Sedangkan faktor
eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh bagian
keuangan. Tabel 4.2 tentang SWOT bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara
XI.
Tabel 4.2 Tabel SWOT
STRENGTH (S)
1. Struktur organisasi yang sesuai
dengan pekerjaan keuangan.
2. Memiliki prosedur kerja yang
tertata.
3. Memiliki aplikasi arus kas.
4. Mempunyai 5 bagian dalam
pemrosesan laporan keuangan.
5. Adanya bagian monitoring dan
WEAKNESS (W)
1. Dokumen dan laporan keuangan
yang belum terpelihara dengan baik.
2. Loss pencatatan akun/voucher
transaksi keuangan.
3. Pengerjaan jurnal penyesuaian
yang sering tidak sesuai.
evaluasi. besar yang sering tidak sesuai.
5. SDM yang kurang paham terkait
siklus akuntansi.
6. Pelaporan pajak karyawan yang
belum sesuai dengan data karyawan.
OPPORTUNITY (O)
1. Adanya keputusan menteri
BUMN untuk menggunakan TI dalam waktu 2 tahun mendatang.
2. Adanya POS biaya khusus untuk
pengembangan sistem informasi.
3. Adanya investment center yang
bertanggung jawab atas investasi sekaligus pendapatan dan
pengendalian biaya.
4. Kerjasama dengan pihak lain
(bank) dalam transaksi pembayaran.
5. Adanya e-faktur untuk transaksi
pelaporan pajak.
THREAT (T)
1. Kepercayaan bagian lain atas
informasi dari bagian keuangan.
2. Keterlambatan pembayaran oleh
pihak pembeli.
3. Penyampaian data keluar masuk
dana pabrik gula yang berada diluar Surabaya.
4. Keterlambatan laporan
penggunaan dana dari divisi lain.
5. Ketidakpastian nilai investasi.
Dari hasil internal dan eksternal bagian keuangan, maka dilakukan
pembobotan nilai utuk mengetahui posisi bagian keuangan berada pada posisi apa.
Pembobotan dilakukan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis SWOT, maka dapat dhasilkan
kekuatan internal sebesar 2,65 dan kekuatan eksternal 2,85. Berdasarkan hasil
tersebut, posisi bagian keuangan berada pada kuadran 5 (menjaga dan
mempertahankan), sehingga dengan kondisi seperti ini, bagian keuangan harus
tetap waspada dengan kondisi bagian keuangan saat ini dan terus mencari peluang
untuk terus berkembang. Pemetaan kuadran ada pada Gambar 4.3.
Tabel 4.3 Pembobotan Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Rating Nilai
1 Struktur organisasi yang sesuai
dengan pekerjaan keuangan. 0.10 3 0.3
2 Memiliki prosedur kerja yang
tertata. 0.08 3 0.24
4 Mempunyai 5 bagian dalam
pemrosesan laporan keuangan. 0.12 4 0.48
5 Adanya bagian monitoring dan
evaluasi. 0.09 2 0.18
0.50 1.42
No Kelemahan Bobot Rating Nilai
1
Dokumen dan laporan keuangan yang belum terpelihara dengan baik.
0.08 3 0.24
2 Loss pencatatan akun/voucher
transaksi keuangan. 0.09 2 0.18
3 Pengerjaan jurnal penyesuaian
yang sering tidak sesuai. 0.09 2 0.18
4 Pencatatan laporan didalam buku
besar yang sering tidak sesuai. 0.07 4 0.28
5 SDM yang kurang paham terkait
siklus akuntansi. 0.08 1 0.08
6
Pelaporan pajak karyawan yang belum sesuai dengan data karyawan.
0.09 3 0.27
0.50 1.23
[image:30.595.98.521.84.763.2]Total Faktor Internal 1.00 2.65
Tabel 4.4 Pembobotan Faktor Eksternal
No Peluang Bobot Rating Nilai
1
Adanya keputusan menteri BUMN untuk menggunakan TI dalam waktu 2 tahun mendatang.
0.12 3 0.36
2
Adanya POS biaya khusus untuk pengembangan sistem informasi.
0.09 2 0.18
3
Adanya investment center yang bertanggung jawab atas investasi sekaligus
pendapatan dan pengendalian biaya.
0.09 3 0.27
4
Kerjasama dengan pihak lain (bank) dalam transaksi pembayaran.
0.10 4 0.40
5 Adanya e-faktur untuk
transaksi pelaporan pajak. 0.10 2 0.20
No Ancaman Bobot Rating Nilai
1
Kepercayaan bagian lain atas informasi dari bagian
keuangan.
0.09 3 0.27
2 Keterlambatan pembayaran
oleh pihak pembeli. 0.07 2 0.14
3
Penyampaian data keluar masuk dana pabrik gula yang berada diluar Surabaya.
0.11 4 0.44
4
Keterlambatan laporan penggunaan dana dari divisi lain.
0.10 2 0.2
5 Ketidakpastian nilai investasi. 0.13 3 0.39
0.50 1.44
[image:31.595.96.515.81.580.2]Total Faktor Eksternal 1.00 2.85
Gambar 4.3 Pemetaan Kuadran SWOT
4.2.2 Analisis Value Chain
Proses analisis value chain dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada kepala bagian keuangan. Didalam wawancara juga dilakukan pengamatan
terkait aktivitas harian yang dilakukan bagian keuangan. Tabel 4.5 merupakan
Tabel 4.5 Pertanyaan Analisis Value Chain
Divisi : Keuangan
Tanggal Wawancara : 14 Maret 2013 - Selesai Tugas Akhir
Narasumber : Anang Qoyyum
Jabatan : Kepala Bagian Keuangan
Topik Wawancara : Proses Bisnis Bagian Keuangan
No Aktivitas Pertanyaan
1 Personal
1. Apa peran dan tanggung jawab Anda didalam divisi keuangan ?
2. Bagaimana hubungan divisi keuangan dengan divisi lain di dalam perusahaan ?
3. Bagaimana peranan SI/TI terhadap proses bisnis keuangan ?
2 Divisi
Keuangan
1. Bagaimana proses bisnis bagian keuangan ? 2. Apakah ada hubungan antara proses bisnis divisi keuangan dengan divisi lain ?
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh divisi keuangan ?
4. Apakah divisi keuangan mensosialisasikan hasil
laporan keuangan kepada divisi lain ?
5. Apakah hasil laporan keuangan akan diberikan kepada
stakeholder perusahaan ?
Berdasarkan fungsi-fungsi bisnis yang dijalankan oleh bagian keuangan
PT. Perkebunan Nusantara XI, maka dapat digambarkan model bisnis
fungsionalnya dengan menggunakan model value chain. Model area fungsional
untuk bagian keuangan dibagi menjadi dua area, yaitu aktivitas utama dan
aktivitas pendukung yang mendukung agar kegiatan utama dapat berjalan dengan
baik.
Kegiatan utama terdiri dari penerimaan data seluruh bagian PT.
Perkebunan Nusantara XI, operasional keuangan, pelaporan keuangan PT.
Perkebunan Nusantara XI, sosialisasi hasil pelaporan keuangan, pemberian
garansi atas pelaporan hasil keuangan. Sedangkan kegiatan pendukung terdiri dari
manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan dan manajemen sarana
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memberikan palaporan keuangan
yang baik kepada seluruh pengguna laporan keuangan di PT. Perkebunan
Nusantara XI. Gambar 4.4 merupakan model value chain untuk untuk bagian
[image:33.595.93.514.200.529.2]keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI.
Gambar 4.4 Model Value Chain Bagian Keuangan
Pada Gambar 4.3 mendeskripsikan tentang fungsi utama dan fungsi
pendukung yang dijalankan bagian keuangan, maka setiap fungsi bisnis tersebut
dapat diuraikan kedalam beberapa fungsi atau proses bisnis yang lebih terperinci.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan analisis fungsi bisnis maka hasil
uraian fungsi bisnis bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI terdapat
dalam 2 aktivitas, yaitu aktivitas utama dan pendukung. Aktivitas utama dalam
proses ini meliputi.
A.Aktivitas Utama. Aktivitas utama yang termasuk dalam kegiatan vakue chain
PT. Perkebunan Nusantara XI adalah sebagai berikut.
1. Penerimaan Data Keuangan. Penerimaan data keuangan dilaksanakan sesuai
dengan proses bisnis keuangan perusahaan. Didalam penerimaan data
keuangan ini terdapat penerimaan dan penyesuaian data keuangan seluruh
divisi perusahaan mulai dari kas, transaksi pembelian, piutang dan pajak.
2. Proses Pemasukan Data Keuangan. Proses pemasukan data keuangan
diperlukan kecepatan dan keakuratan yang tinggi. Hal ini untuk mencegah
adanya lepas kendali penginputan data keuangan perusahaan.
3. Pelaporan Keuangan. Pelaporan keuangan merupakan sebuah hasil dari
keseluruhan transaksi keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan oleh pihak direksi
dalam penentuan langkah pembuatan anggaran ataupun investasi.
4. Penyuluhan Pelaporan Keuangan. Penyuluhan pelaporan keuangan
merupakan sebuah penyuluhan keuangan kepada seluruh divisi perusahaan.
Dari penyuluhan ini berfungsi untuk kroscek ulang terkait pelaporan
keuangan apakah sudah sesuai dengan divisi perusahaan selama tahun
berjalan.
5. Pelayanan Pelaporan Keuangan. Pelayanan pelaporan keuangan merupakan
sebuah layanan dari bagian keuangan yang berfungsi untuk memberikan
keabsahan laporan yang auditable kepada stakeholder sebagai fungsi untuk
menentukan investasi perusahaan.
B.Aktivitas Pendukung. Aktivitas pendukung yang termasuk dalam kegiatan
value chain bagian keuangan PT Perkebunan Nusantara XI adalah sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengembangan. Aktivitas penelitian dan pengembangan di
bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI meliputi pengkajian dan
penerapan ilmu keuangan dan teknologi dalam rangka meningkatkan
kemampuan operasional bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI.
Penelitian dan pengembangan dapat dilanjutkan dalam rangka pemeliharaan
sumber daya manusia serta penguasaan dan penerapan IPTEK menuju
2. Keuangan. Aktivitas keuangan yang dilakukan meliputi pembayaran gaji
pegawai, perhitungan pajak serta pembayaran operasional. Kegiatan tersebut
difungsikan sebagai pengontrol transaksi keuangan.
3. Hukum. Aktivitas hukum yang dilakukan bagian keuangan saling
berkoordinasi dengan bagian hukum pajak aset perusahaan, koordinasi yang
dilakukan meliputi pelaporan keuangan yang auditable dan penggunaan
pajak perusahaan.
4. Pendidikan dan Pelatihan. PT. Perkebunan Nusantara XI sangat peduli
terhadap sumber daya manusia (SDM) yang ikut membantu bagian
keuangan untuk maju dan berkembang. Memahami pentingnya SDM, PT.
Perkebunan Nusantara XI secara terus menerus dan berkesinambungan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada staf bagian keuangan seperti
in house training, pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG), ikatan akuntan indonesia (IAI).
5. Penggunaan Teknologi. Aktivitas TI meliputi perencanaan dan pemanfaatan
untuk mendukung tugas bagian keuangan. Pengelolaan TI dipertimbangkan
oleh pihak direksi, yang nantinya untuk pengelolaan TI ini akan diserahkan
kepada pihak ketiga yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
6. Sumber Daya Manusia. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian sumber daya
manusia perusahaan. Kegiatannya meliputi pengelolaan data pegawai
beserta riwayat pendidikan yang berfungsi untuk penentuan penempatan
kerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
7. Pengadaan/Pembelian. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian umum
perusahaan. Kegiatan ini digunakan sebagai proses pembantu dalam
4.3 Analisis Lingkungan STI
Analisis lingkungan STI bagian keuangan, dilakukan untuk memperoleh
gambaran tentang infrastruktur STI yang ada saat ini. Hal ini dilakukan sebagai
dasar pertimbangan melakukan perencanaan kebutuhan sistem informasi.
Infastruktur STI ini adalah bentuk jaringan komputer, perangkat keras komputer
dan database, serta sistem informasi yang ada saat ini dibagian keuangan.
a. Perangkat Keras Komputer
Perangkat keras komputer yang dimiliki bagian keuangan PT. Perkebunan
Nusantara XI saat ini berjumlah 20 PC dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Processor dua core 2.3 Ghz.
2. HDD 320 Gb.
3. Ram 2 Gb.
4. Monitor 17 inch.
5. Mouse
6. Keyboard
Sedangkan untuk komputer server yang dimiliki bagian keuangan PT.
Perkebunan Nusantara XI saat ini berjumlah satu yang digunakan untuk
database server dan backup dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Processor dual core 2 Ghz.
2. HDD 1 Tb.
3. Ram 4 Gb.
4. Monitor 17 inch.
5. Mouse.
[image:36.595.92.511.307.509.2]b. Jaringan dan Komunikasi
Semua komputer yang digunakan untuk kegiatan operasional telah terhubung
satu sama lain yang terhubung dengan LAN dan jaringan intranet
menggunakan access protocol TCP/IP. Gambar 4.5 merupakan topologi
jaringan komputer bagian keuangan. Jaringan komputer tersebut didukung
[image:37.595.97.506.246.489.2]dengan adanya jaringan internet dengan kapasitas 10mbps.
Gambar 4.5 Topologi Jaringan Komputer
c. Database
Database yang digunakan saat ini untuk tempat penyimpanan data dan
informasi bagian keuangan menggunakan MySQL. MySQL digunakan pada sistem
informasi arus kas yang saat ini ada di bagian keuangan.
d. Sistem Informasi
Sistem informasi saat ini yang ada dibagian keuangan adalah sistem
informasi arus kas. Sistem informasi ini digunakan oleh bagian keuangan untuk
mengolah data keluar masuk kas perusahaan. Sistem informasi arus kas ini tidak
terintegrasi dengan bagian yang ada didalam perusahaan, hanya digunakan
didalam bagian keuangan. Didalam sistem informasi arus tercantum laporan
neraca keluar masuk kas yang digunakan oleh perusahaan.
Database Backup
Switch
PC2
PC1 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7
e. Aplikasi
Aplikasi yang ada di bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI
menggunakan aplikasi Microsoft Office seperti Microsoft Excel dan Microsoft
Word. Penggunaan Microsoft Excel untuk mengatur jalannya kegiatan transaksi
keuangan PTPN XI. Fungsi Microsoft Excel dibagian sebagai pengolahan inputan
transaksi keuangan hingga pembuatan laporan keuangan.
4.4 Keadaan Bisnis dan STI
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
dan value chain, maka untuk keadaan bisnis dan STI akan dijabarkan sebagai berikut.
4.4.1 Keadaan Bisnis
Keadaan bisnis saat ini dari hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa
kondisi bisnis saat ini yang ada dibagian keuangan ada pada fase menjaga dan
mempertahankan. Didalam fase menjaga dan mempertahankan ini, bagian
keuangan wajib menjaga keadaan bisnis yang ada saat ini dan waspada terhadap
perubahan-perubahan kebijaka yang berjalan saat kegiatan operasional
berlangsung. Hasil yang didapat dari analisis SWOT ini nantinya memunculkan
usulan strategi yang sifatnya menjaga dan meningkatkan keadaan bisnis yang ada
saat ini didalam bagian keuangan. Selain analisis SWOT, dilakukan juga analisis
value chain yang memberikan hasil analisis bahwa seluruh bagian yang ada didalam perusahaan ikut membantu peran bagian keuangan dalam meuwujudkan
pelaporan keuangan yang baik.
4.4.2 Keadaan STI
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan komponen-komponen
dilakukan pengamatan dan nantinya dimasukkan kedalam analisis SWOT untuk
STI bagian keuangan. Analisis SWOT untuk STI ada pada Tabel 4.6 sebagai
[image:39.595.93.517.182.532.2]berikut.
Tabel 4.6 Analisis SWOT STI
STRENGTH (S)
1. Adanya perangkat keras komputer
yang memadai.
2. Adanya jaringan internet.
3. Adanya database.
4. Akses pengambilan data keuangan
mudah karena komputer sudah saling terhubung.
5. Adanya dukungan kepala bagian
keuangan untuk menggunakan STI dalam kegiatan operasional
keuangan.
WEAKNESS (W)
1. Sistem informasi arus kas saat ini
belum terhubung secara online.
2. Masukan data tidak masuk
kedalam sistem.
3. Ketergantungan dengan aplikasi
Microsoft excel untuk olah data keuangan.
4. Kurangnya pengawasan verifikasi
data keuangan.
5. Pengembangan sistem informasi
terdahulu yang sekali pakai.
OPPORTUNITY (O)
1. Perkembangan sistem informasi
semakin pesat.
2. Banyaknya developer sistem
informasi.
3. Mulai berkembang sistem
informasi online.
4. Dukungan direksi untuk
pengembangan sistem informasi.
5. Alokasi dana pengembangan
sistem informasi.
THREAT (T)
1. SDM yang kurang memadai atas
penggunaan STI.
2. Sering terjadinya pemadaman
listrik.
3. Akses ke data keuangan yang dapat
dilakukan oleh pegawai bagian pemasaran.
4. Masuknya SDM karena rotasi dari
bagian lain yang kurang mengerti penggunaan STI.
5. Jaringan internet yang tidak stabil.
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
muncul, maka akan dilakukan pembobotan untuk mengetahui keadaan STI bagian
keuangan saat ini. Berikut pembobotan yang dilakukan ada pada Tabel 4.7, Tabel
4.8 dan Gambar 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Pembobotan Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Rating Nilai
1 Adanya perangkat keras komputer
yang memadai. 0.10 2 0.20
2 Adanya jaringan internet. 0.10 3 0.30
[image:39.595.108.518.680.759.2]4
Akses pengambilan data keuangan mudah karena komputer sudah saling terhubung.
0.09 4 0.36
5
Adanya dukungan kepala bagian keuangan untuk menggunakan STI dalam kegiatan operasional
keuangan.
0.10 3 0.30
0.50 1.38
No Kelemahan Bobot Rating Nilai
1 Sistem informasi arus kas saat ini
belum terhubung secara online. 0.09 2 0.18
2 Masukan data tidak masuk kedalam
sistem. 0.09 4 0.36
3
Ketergantungan dengan aplikasi Microsoft excel untuk olah data keuangan.
0.12 3 0.36
4 Kurangnya pengawasan verifikasi
data keuangan. 0.09 2 0.18
5 Pengembangan sistem informasi
terdahulu yang sekali pakai.
0.11 2 0.22
0.50 1.3
[image:40.595.97.519.81.771.2]Total Faktor Internal 1.00 2.68
Tabel 4.8 Pembobotan Faktor Eksternal
No Peluang Bobot Rating Nilai
1 Perkembangan sistem informasi
semakin pesat. 0.10 2 0.20
2 Banyaknya developer sistem
informasi. 0.09 3 0.27
3 Mulai berkembang sistem
informasi online. 0.09 4 0.36
4 Dukungan direksi untuk
pengembangan sistem informasi. 0.11 3 0.33
5 Alokasi dana pengembangan sistem
informasi. 0.11 3 0.33
0.50 1.49
No Ancaman Bobot Rating Nilai
1 SDM yang kurang memadai atas
penggunaan STI. 0.08 3 0.24
2 Sering terjadinya pemadaman
3
Akses ke data keuangan yang dapat dilakukan oleh pegawai bagian pemasaran.
0.11 2 0.22
4
Masuknya SDM karena rotasi dari bagian lain yang kurang mengerti penggunaan STI.
0.08 4 0.32
5
Jaringan internet yang tidak stabil. 0.13 3 0.39
0.50 1.47
[image:41.595.99.515.83.499.2]Total Faktor Eksternal 1.00 2.96
Gambar 4.6 Pemetaan Kuadran SWOT
Dari hasil pembobotan yang dilakukan, maka diketahui hasil nilai sebesar
2,68 pada faktor internal dan 2,96 pada faktor eksternal. Nilai yang dicapai
tersebut masuk keadalam kuadran 5 (menjaga dan mempertahankan). Arti dari
kuadran 5 ini adalah posisi STI bagian keuangan berada pada fase menjaga STI
yang ada saat ini agar dapat sesuai dengan kebutuhan operasional keuangan dan
mempertahanan STI yang ada saat ini. Usulan yang tepat untuk keadaan STI
bagian keuangan saat ini adalah usulan yang dapat menjaga serta membangun
yang sudah ada saat ini.
penjabaran terkait sistem informasi yang ada saat ini dibagian keuangan. Sistem
informasi tersebut adalah sistem informasi arus kas.
Berdasarkan keadaan SI saat ini yang berupa sistem informasi arus kas,
maka akan dilakukan pemetaan kuadran untuk melihat posisi sistem informasi
tersebut berada didalam posisi strategic, high potential, support, key operational.
Pemetaan tersebut dilakukan dengan McFarlan Strategic Grid pada Tabel 4.9 –
[image:42.595.97.518.301.544.2]Tabel 4.13.
Tabel 4.9 Tabel Pertanyaan Dalam Penentuan Kuadran Aplikasi
ID Pertanyaan
1 Apakah aplikasi menghasilkan sebuah keuntungan kompetitif yang jelas
untuk bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI ?
2 Apakah dengan aplikasi tersebut memungkinkan tercapainya tujuan bisnis
/ critical success factor ?
3 Apakah dengan aplikasi tersebut dapat mengatasi kerugian bisnis yang
telah diketahui dalam hubungannya dengan para pesaing ?
4 Apakah dengan aplikasi tersebut dapat mencegah resiko bisnis yang dapat
diduga menjadi masalah utama dalam jangka waktu dekat ?
5 Apakah dengan aplikasi tersebut dapat meningkatkan produktivitas bisnis
sehingga mengurangi biaya jangka panjang ?
6 Apakah dengan aplikasi tersebut memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan yang muncul ?
7
Apakah dengan mempergunakan aplikasi tersebut dapat menyediakan keuntungan yang masih belum diketahui dengan pasti namun bisa memenuhi pertanyaan 1 dan 2 diatas ?
Pada Tabel 4.9 merupakan daftar pertanyaan yang akan memetakan
posisi Microsoft Office dan sistem informasi arus kas. Pertanyaan tersebut
[image:42.595.174.454.677.741.2]terdapat pada pemetaan McFarlan Strategic Grid.
Tabel 4.10 Hasil Pertanyaan Aplikasi
No Nama Sistem
Informasi
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7
1 Sistem Informasi
Pada Tabel 4.10 merupakan pembagian jawaban atas pertanyaan
penentuan posisi sistem informasi arus kas pada Tabel 4.9. Penentuan posisi
[image:43.595.94.520.192.706.2]tersebut berdasarkan pada jawaban setiap pertanyaan yang ada pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Jawaban Pertanyaan Kuadran (Sistem Informasi Arus Kas)
Dari hasil pertanyaan pada Tabel 4.11 maka akan dilakukan penilaian
ID Pertanyaan Keterangan
1
Apakah aplikasi menghasilkan sebuah keuntungan kompetitif yang jelas untuk bagian keuangan PT. Perkebunan Nusantara XI ?
Ya, sistem informasi arus kas memberikan keuntungan kompetitif karena saat ini sistem informasi arus kas digunakan sebagai percontohan penggunaan sistem informasi arus kas di area BUMN Jawa Timur.
2
Apakah dengan aplikasi tersebut memungkinkan tercapainya tujuan
bisnis / critical success factor ?
Ya, dengan adanya sistem informasi arus kas, maka tujuan keuangan dalam mengatur keuangan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
3
Apakah dengan aplikasi tersebut dapat mengatasi kerugian bisnis yang telah diketahui dalam
hubungannya dengan para pesaing ?
Tidak
4
Apakah dengan aplikasi tersebut dapat mencegah resiko bisnis yang dapat diduga menjadi masalah utama dalam jangka waktu dekat ?
Tidak
5
Apakah dengan aplikasi tersebut dapat meningkatkan produktivitas bisnis sehingga mengurangi biaya jangka panjang ?
Tidak
6
Apakah dengan aplikasi tersebut memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan yang muncul ?
Tidak, karena kebutuhan yang muncul saat ini adalah pengaturan pelaporan keuangan yang sesuai.
7
Apakah dengan mempergunakan aplikasi tersebut dapat menyediakan keuntungan yang masih belum diketahui dengan pasti namun bisa memenuhi pertanyaan 1 dan 2 diatas ?
jawaban dan menentukan posisi sistem informasi arus kas. Tabel 4.12 merupakan
penilaian posisi sistem informasi arus kas berada dalam kuadran strategic, high
potential, key operational, atau support.
Tabel 4.12 Penilaian Sistem Informasi Arus Kas
Penilaian Sistem Informasi Arus Kas
ID High
Potensial Strategic
Key
Operational Support
1 Ya (i)
2 Ya (i)
3
4
5
6 Tidak
(ii)
7
Dari hasil penilaian yang dilakukan, maka akan dilakukan pemetaan
kuadran sistem informasi arus kas berada pada posisi mana. Tabel 4.13
merupakan keadaan sistem informasi arus kas dibagian keuangan PT. Perkebunan
[image:44.595.94.505.188.596.2]Nusantara XI.
Tabel 4.13 Portfolio Aplikasi SI di Bagian Keuangan Saat Ini
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Sistem informasi arus kas.
KEY OPERATIONAL SUPPORT
4.5 Penentuan Strategi Bisnis Dan Sistem Informasi Bagian Keuangan
Penentuan strategi bisnis bagian keuangan berdasarkan pada analisis
SWOT sebelumnya. Analisis SWOT yang telah digunakan, akan dilakukan
pemetaan matrik dengan menyesuaikan dengan keadaan bagian keuangan saat ini.
Tabel 4.14 Matrik SWOT Bisnis
Strength (Kekuatan/S) Weakness (Kelemahan/W)
1. Struktur organisasi
yang sesuai dengan pekerjaan
keuangan.
2. Memiliki prosedur
kerja yang tertata.
3. Memiliki aplikasi
arus kas.
4. Mempunyai 5
bagian dalam pemrosesan laporan keuangan.
5. Adanya bagian
monitoring dan evaluasi.
1. Dokumen dan laporan
keuangan yang belum terpelihara dengan baik.
2. Loss pencatatan
akun/voucher transaksi keuangan.
3. Pengerjaan jurnal
penyesuaian yang sering tidak sesuai.
4. Pencatatan laporan
didalam buku besar yang sering tidak sesuai.
5. SDM yang kurang
paham terkait siklus akuntansi.
6. Pelaporan pajak
karyawan yang belum sesuai dengan data karyawan.
Opportunities (Peluang/O)
Strategi SO Strategi WO
1. Adanya
keputusan menteri BUMN untuk
menggunakan TI dalam waktu 2 tahun
mendatang.
2. Adanya POS
biaya khusus untuk pengembangan sistem informasi. 3. Adanya investment center yang bertanggung jawab atas investasi sekaligus pendapatan dan pengendalian biaya. 4. Kerjasama 1. Mengembangkan sistem informasi arus kas. (S3,O1,O2) 2. Membuat kebijakan keuangan yang disesuaikan dengan operasional keuangan. (S1,S2,S4,O4)
1. Mengembangan STI yang
terintegrasi.
(W1,W2,W3,W4,O2,O1, O3)
2. Meningkatkan sosialisasi
dengan pihak lain (bank) dalam transaksi pembayaran.
5. Adanya e-faktur
untuk transaksi pelaporan pajak.
Threat (Ancaman/T) Strategi ST Strategi WT
1. Kepercayaan
bagian lain atas informasi dari bagian keuangan. 2. Keterlambatan pembayaran oleh pihak pembeli. 3. Penyampaian data keluar masuk dana pabrik gula yang berada diluar Surabaya.
4. Keterlambatan
laporan penggunaan dana dari divisi lain.
5. Ketidakpastian
nilai investasi.
1. Membuat kebijakan
baru dalam pelaporan
penyampaian dana kas perusahaan. (S5, T1,T2,T3,T4)
2. Penetapan nilai
investasi yang sesuai dengan operasional keuangan.
(S1,S2,S3,S4,O5)
1. Mengembangan STI
terintegrasi.
(W1,W2,W3,W4,T2,T3, T4).
Selain matrik SWOT bisnis, dilakukan juga pemetaan matrik SWOT STI yang
[image:46.595.99.514.82.508.2]ada pada Tabel 4.15 sebagai beirkut.
Tabel 4.15 Matrik SWOT STI
Strength (Kekuatan/S) Weakness (Kelemahan/W)
1. Adanya perangkat keras
komputer yang memadai.
2. Adanya jaringan
internet.
3. Adanya database.
4. Akses pengambilan
data keuangan mudah karena komputer sudah saling terhubung.
1. Sistem informasi arus
kas saat ini belum terhubung secara
online.
2. Masukan data tidak
masuk kedalam sistem.
3. Ketergantungan
dengan aplikasi
5. Adanya dukungan kepala bagian keuangan untuk menggunakan STI dalam kegiatan operasional keuangan.
olah data keuangan.
4. Kurangnya pengawasan verifikasi data keuangan. 5. Pengembangan sistem informasi terdahulu yang sekali pakai.
Opportunities (Peluang/O)
Strategi SO Strategi WO
1. Perkembang an sistem informasi semakin pesat. 2. Banyaknya developer sistem informasi. 3. Mulai berkembang sistem informasi online. 4. Dukungan direksi untuk pengemban gan sistem informasi. 5. Alokasi dana pengemban gan sistem informasi. 1. Melakukan pengembangan sistem informasi bagian keuangan. (S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2 ,O3,O4,O5) 1. Melakukan pengembangan database. (W1,W2,W3,O1,O2, O3,O4,O5) Threat (Ancaman/T)
Strategi ST Strategi WT
1. SDM yang
3. Akses ke data keuangan yang dapat dilakukan oleh pegawai bagian pemasaran.
4. Masuknya
SDM karena rotasi dari bagian lain yang kurang mengerti penggunaan STI.
5. Jaringan
internet yang tidak stabil.
Tabel 4.16 merupakan penjabaran strategi bisnis dan strategi STI bagian
keuangan.
Tabel 4.16 Strategi Bisnis dan STI
Strategi Bisnis Strategi STI
1. Mengembangkan sistem informasi
arus kas.
2. Membuat kebijakan keuangan yang
disesuaikan dengan operasional keuangan.
3. Mengembangan STI yang
terintegrasi.
4. Meningkatkan sosialisasi pelaporan
pajak.
5. Membuat kebijakan baru dalam
pelaporan penyampaian dana kas perusahaan.
6. Penetapan nilai investasi yang
sesuai dengan operasional keuangan.
1. Melakukan pengembangan sistem
informasi bagian keuangan.
2. Melakukan pengembangan
[image:48.595.97.516.77.714.2]4.6 Penentuan Kebutuhan Data Dan Informasi
Penentuan kebutuhan data dan informasi bertujuan untuk mengetahui
kebutuhan informasi untuk bagian keuangan sesuai dengan keadaan bisnis bagian
keuangan saat ini. Pemetaan yang dilakukan berdasarkan analisa SWOT dan value
[image:49.595.98.519.248.672.2]chain serta CSF bagian keuangan akan digambarkan pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Pemetaan Kebutuhan Data Dan Informasi
CSF Ukuran Strategi Bisnis Value Chain
4.7 Perencanaan STI
4.7.1 Perencanaan Solusi STI
Dari hasil pemetaan mengenai kebutuhan data dan informasi, akan
dilakukan penjabaran mengenai solusi STI yang sesuai untuk bagian keuangan.
[image:51.595.96.518.249.709.2]Pemetaan mengenai solusi STI akan dijabarkan pada Tabel 4.18 sebagai berikut.
Tabel 4.18 Solusi S