EKSTRAKSI COLD
PRES
DAN KARAKTERISASI
MINYAK KULIT JERUK LEMON
(Cirrus limon
(Linn) Burm.f.)
OLEH
:
BUD1 HARIONO
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
BUDI HARIONO. Ekstraksi Cold Press dan Karakterisasi Minyak
Kulit Jeruk Lemon (Citrus l l m o n (Linn) Burm.f). Dimbimbing oieh ATJENG M. SYARIEF, SUROSO dan S. KETAREN.
Industri pengolahan sari jeruk lemon di PT Karunia Alam
Sejahtera (KAS) menghasilkan limbah yang berkisar 70 % dari berat buah yang terdiri kulit, biji dan sari jeruk yang tersisa. Limbah ini berpotensi merusak lingkungan karena pH tinggi, menimbulkan bau serta mampu mengubah sifat kimiawi tanah. Diiain pihak, limbah berupa kulit jeruk berpotensi menghasilkan minyak jeruk yang mempunyai niiai ekonomi tinggi.
Minyak kplit jeruk diperoieh dengan cara pengepresan (cold
pressj. Pengepresan dilakukan setelah kulit jeruk direndam selama 9
jam dalam air yang mengandung NaHCOR 2 , 5 %. Pengepresan
dilakukan pada tekanan 500 Ib/ln"an secara bertahap ditingkatkan sampai 1.000 lb/in2. Hasil pengepresan berupa emulsi minyak dan cairan dipisahkan dengan cara disentrifugasi pada 4000 rpm selama 15
menit. Air yang masih terikut dalam minyak dipisahkan dengan penambahan N a S 0 4 anhidrid dan kemudian disaring dengan kertas saring.
Rendemen tertinggi dicapai dari kondisi limbah kuiit irisan utuh dengan 2 kali pengepresan yaitu 0.35 %. Sifat fisiko-kimia minyak yang dihasilkan tidak berbeda dengan sifat fisiko-kimia jeruk lemon California, hanya pada putaran optik diperoleh angka yang lebih tinggi. Komponen utama minyak adalah golongan monoterpen dengan 84,54 Oio dari bagian minyak jeruk. Limonen merupakan komponen yang dominan dengan jumlah sekitar 97,5 Oio dari golongan monoterpen atau 86,38 % dari volume atau berat minyak.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
EKSTRAKSI COLD PRES DAN KARAKTERISASI MINYAK KULIT
JERUK LEMON
(Citrus
limon (Linn) Burm.f)Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan. Semua sumber dan informasi telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 12 Nopember 2002
w9
EKSTRAKSI COLD
PRES
DAN KARAKTERISASI
MINYAK KULIT JERUK LEMON
(Citrus limon
(Linn) Burm. f.)
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelat
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian
PROGRAM
PASCASARJANA
Judul tesis : Ekstraksi Cold Press dan Karakterisasi Minyak Kulit Jeruk Lemon
(Citrus
Eimon (Linn) Burm.f)Nama : Budi Hariono
NRP : P13500004
Program Studi : Ilmu Keteknikan Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
T ~ + /
Dr. Ir. H. At-'en . S arief, MS Ketua
Dr. Ir. Suroso, M.Am Anggota
Mengetahui,
Ir. S ~ e t a r e n . MS Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jember-Jawa Timur pada tanggal 19 Mei
1966 sebagai anak nomor 4 dari pasangan Ponidjo Atmoharsono dan
Sri Sumiati. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Mekanisasi
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, lulus
pada tahun 1990. Kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister
Sains pada program studi Keteknikan Pertanian Institut Pertanian
Bogor (IPB) diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional pada
tahun 2000.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Politeknik Pertanian
Negeri Jember sejak tahun 1992. Mata kuliah yang menjadi tanggung
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilrh dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April
20U2 sampai bulan Septeinber 2002 adalah minyak atsiri dengan judul
"Ekstraksi Cold Press dan Karakterisasi Minyak Kulit Jeruk Lemon
(Citrus limot7 (Linnj E3urm.f)".
Terrma kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Tr. H. Atjeng M .
Syarief, MSAE, Or. Ir. Suroso, MAgr dan Ir. S. Ketaren, MS s e b a g a ~
komisi pembimbing serta Dr. Ir. Edy Hartulistiyoso, M.Sc sebagai
penguji yang telah banyak memberi saran. Disamping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak M. Sholeh darr PT KAS yang telah
meillbantu nleinberikan limbah kulit jeruk leinon serta Bapak Ma'mun,
BSc dari Balai Tanaman Obat dan Rempah (Balitro) yang telah
membantu dalam analisa Sifat Fisiko-Kimia rninyak lemon. Ungkapan
terlma kasih juga disampaikan kepada lstri dan anak-anakku yang telah
meillberi dorongan, doa dan segala kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Nopember 2002
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL . . .
. . .
DAFTAR GAMBAR
DAPTAR LAMPIRAN ...
PENDAHULUAN
Latar Belakang . . .
Tujuan Penelitian . . . .
.
.TINJAUAN PUSTAKA --
Flavor . . .
Tanaman JeruL
Komposisi Buah k r u k Lemon . . .
Minyak Jeruk Lemon ...
Peranan Terpen dalanz Minyak Atsiri . . .
. . .
Ptrngepresan
D i n g i ~Mekanisme Keluar Minyak dqngan Pengepresan
Dlng in ...
Perlakuan Pendahuluan Sebelum Ekstqaksi ...
r Pengaruh Waktu Simp n Kulit Jeruk Sebelurn
f
Pengepresan . . .
Halaman
vii
i x
Penyimpanan Minyak Atsiri ... ... ... ... ... ... ... ... ..
Penelitian tentang Minyak Kulit Jeruk Lemon ..
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ... ... ... ... ... ... ... . ..
Bahan dan Alat ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .
Metode Penelitian ... ... ... ... ... ... ... ...
...
... ... ... ...Analisis Rendemen dan Sifat Fisiko-Kimia Minyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kendemen . . .
.
. . ..
. . .Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kulit Jeruk ... ... ... . .
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Jeruk
(GC dan GC-MS) ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .
.
. . . ..
. . ..
. . .. .
. . . ..
. . . .. .
. ..
. . ..
. . .Saran . . .
.
. . ..
. . ..
. . .DAFTAR
TABEL
Halaman
1. Komposisi buah lemon (gr1100 gr bagian yang
dapat dimakan ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 10
2. Komposisi vitamin dan mineral buah jeruk
lemon (mg/100 gr bagian yang dapat dimakan
3. Komposisi minyak lemon dengan metode
pengepresan . . . , . . .
.
..
. . ..
. . ..
. . . . 204. Komposisi kimia minyak lemon ... ... ... ... ... ... ... . 2 1
5. Sifat fisiko kimia minyak lemon California ... ... 22
6. Rendemen minyak kulit jeruk ... ... ... ... ... ... ... ... . 22
7. Data rendemen pada penelitian pendahuluan ... ... 60
8. Data rendemen pada penelitian utama ... ... ... ... ... 61
9. Sifat fisiko-kimia minyak lemon dengan metode
pres dingin ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 6 3
10. Komposisi komponen aroma minyak kulit jeruk
DAFTAR GAMBAR
... 1 . Penampang bagian-bagian jeruk
... 2 . Karakteristik sel flavedo
3 . Karakteristik sel flavedo pada buah yang tua ...
...
.
4 Kantong minyak
5 . Sel-sel yang memproduksi minyak yang mengitari
kantong minyak . . .
6 . Lembaran-lembaran seperti dinding tipis
merupakan perpanjangan sel yang memproduksi
minyak pada jeruk yang diperoleh dari scaning
... elektron mikroskop
7 . Penampang lintang buah jeruk ...
... 8
.
Alat pengepres hidraulik... 9 . Alat sentrifugasi
...
10 . Bahan baku limbah kulit jeruk irisan
... 11 . Diagram alir penelitian pendahuluan
12 . Diagram alir penelitian utama ...
...
13 . Rendemen minyak kulit jeruk lemon
... 14 . Berat jenis minyak kulit jeruk lemon
Halaman
13
14
14
15. Indeks bias jenis minyak kulit jeruk lemon ... ... 65
16. Putaran optik jenis minyak kulit jeruk lemon .. ... 67
17. Bilangau asam jenis minyak kulit jeruk lemon ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
1. Diagram alir yroduksi dan potensi limbah di PT
KA S ...
2. Anova rendemen minyak kulii jeruk dari lirnbah
itisan ...
3. Hasil identifikasi GC-MS jeruk lemon Argentina .
4. Hasil GC jeruk lemon dari kulit segar dan limbah
...
kulit irisan
... 5. Hasil GC-MS jeruk lemofi dari limbah
6 . Waktu retensi, RPA peak-peak krornatogram GC
ininyak jeruk dari limbah irisan dan segar hasil
...
pres dingin
7. Hasil identifikasi GC-MS jetuk lemon dati limbah
kulit irisaa ...
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Flavor jeruk merupakan flavor yang banyak dipergunakan dalam
industri makanan dan minuman. Industri-industri pangan yang memper-
gunakan flavor jeruk antara lain (sirup, minuman berkarbonat), indus-
tri e s krim, industri kembang gula dan industri makanan ringan. Bah-
kan dalam industri makanan ringan, flavor jeruk merupakan flavor
yang paling banyak disukai oleh konsumen dibandingkan dengan jenis
flavor yang lain (Chee, 1990).
Sumber utama flavor jeruk adalah minyak jeruk yang sebagian
besar terdapat pada kulit buahnya. Minyak kulit jeruk banyak
dimanfaatkan untuk flavor baik sebagai flavor alami tnaupun sintetis.
Beberapa jenis flavor sintetis menggunakan minyak kulit jeruk untuk
memberikan suatu flavor dasar dan kemudian menambahkan bahan-
bahan kimia untuk menghasilkan aroma yang spesifik. Sesuai dengan
adanya kecenderungan penggunaan bahan tambahan alami dalain
makanan maka penggunaan minyak kulit jeruk juga akan meningkat
(Nugroho, 1995). Selain industri pangan, minyak kulit jeruk juga
dibutuhkan oleh industri kosmetik, farmasi dan produk-produk
Minyak jeruk merupakan salah satu hasil samping dari industri
sari buah jeruk. Industri pengolahan sari buah jeruk memiliki banyak
produk sampingan yang mempunyai potensi pasar potensial.
Kebanyakan dari produk-produk samping tersebut dihasilkan dalam
volume kecil tetapi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Swisher dan
Swisher, 1978).
Buah jeruk merupakan buah yang dapat dimanfaatkan secara
keseluruhan. Produk utama industri pengolahan jeruk adalah sari buah
jeruk dan limbah dari sari buah jeruk berupa kulit jeruk, biji, pulp
yang masih dapat dimanfaatkan dengan cara mengekstrak minyak
jeruk, pektin, molases dan senyawa-senyawa falvonoid. Ampas dari
ekstrak produk-produk tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak dengan mengeringkannya dan membentuk menjadi pellet.
Perdagangan buah jeruk segar di lndonesia mendorong
tumbuhnya industri yang melakukan pengolahan buah jeruk dan hasil
sampingnya. Pemanfaatan kulit jeruk untuk memperoleh minyak jeruk
merupakan upaya untuk mendapatkan nilai tambah dari buah jeruk. Hal
ini dikarenakan harga jualnya yang cukup tinggi serta banyak
dibutuhkan industri pangan maupun non pangan. Bagi industri yang
memproduksi sari buah jeruk alami, produksi minyak atsiri merupakan
suatu pemanfaatan limbah yang dapat meningkatkan nilai tambah
Salah satu industri yang mengolah sari buah jeruk alami dari
buah jeruk lemon adalah PT. Kurnia Abadi Sejahtera (KAS).
Pengolahan jeruk lemon menjadi sari buah (jus) dilakukan dengan cara
pengepresan dan diperoleh jus sebagai produk utama dan ampas yang
terdiri dari serat daging serta kulit. Kulit dan serat daging, pada
pengolahan lemon dibuang sebagai limbah. PT KAS dalain produksi jus
menggunakan jeruk lemon yang didatangkan dari Palembang.
Kapasitas produksi per hari mampu mengolah buah jeruk lemon
sebanyak l , 5 ton per hari dengan menghasilkan 1000 inner jus l e m o n .
Berat 1 inner (390 m l ) adalah 340 gram, sehingga produk jus lemon
setara dengan 340 kg. Bila rata-rata terdapat jeruk dengan grade D
sebesar 15 % yang tidak memenuhi persyaratan proses, maka setiap
harinya dihasilkan sebesar 935 kg kulit lemon. Limbah berupa kulit
jeruk terdiri atas d u a macam yaitu limbah irisan serta limbah non
irisan, dimana rationya adalah 1 : 7, sehingga diperoleh limbah irisan
sebanyak 125 k g . Limbah inilah yang berpotensi menghasilkan minyak
jeruk lemon.
Menurut Wright (1991) rendemen kulit jeruk lemon adalah 0,4 %
sehingga dari 125 kg kulit jeruk yang dihasilkan PT. KAS dapat
menghasilkan 0,5 kg minyak lemon. Bila harga minyak lemon di
jenis minyak lemon sebesar 0,85 gram/cm', maka nilai yang terbuang
adalah sebesar $ 500 atau setara Rp 4.500.000,- setiap hari.
Apabila kulit lemon dibuang dan tidak diproses lebih lanjut
maka akan mernbusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain
itu karena bersifat asam (pH 2,2-2,4) dapat mengubah sifat kimiawi
tanah sehingga akan menimbulkan pencemaran lingkungan (Mohsenin,
1980). Oleh karena itu, pengolahan hasil ikutan berupa kulit jeruk
lemon dapat mengurangi dampak negatif berupa pencemaran
lingkungan serta dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Di
lain pihak juga mampu menyediakan lapangan kerja baru bagi warga
sekitar pabrik pengolahan minyak lemon.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
I . Melakukan ekstraksi minyak kulit jeruk lemon dari limbah kulit
irisan yang dihasilkan dari PT. KAS Bogor dengan metode
pengepresan dingin.
2 . Menganalisa sifat fisiko dan kimia serta melakukan karakterisasi
dan identifikasi komponen-komponen penting penyusun flavor
minyak kulit jeruk lemon baik secara kualitatif maupun kuantitatif
Sedangkan tujuan tambahan adalah mempelaj ari pengaruh
N a H C 0 3 dalam lama proses perendaman, ukuran rajangan kulit limbah
TINJAUAN PUSTAKA
Flavor
Flavor menurut difinisi BSI (British S t a n d a r s Institution) adalah
kombinasi rasa dan b a u . Sedangkan menurut Health (1986), flavor
adalah suatu sensasi yang timbul yang disebabkan komponen kimia
yang volatil atau nonvolatil, yang berasal dari alam ataupun buatan.
IOFI (International Organisation of the F l a v o r Industry) meng-
klasifikasikan bahan perisa (flavoring a g e n t ) berdasarkan sifat-sifat
alaminya sebagai berikut :
I . Alami : bahan perisa yang berasal dari binatang atau tanaman baik
yang mentah ataupun terproses secara fisik atau mikrobiologis
(ekstraksi dengan pelarut, distilasi atau fermentasi), baik berupa
bahan baku ataupun yang telah terproses untuk konsumsi manusia.
2 . Identik alami : bahan perisa yang secara kimia identik dengan yang
terdapat pada bahan perisa alami yang normal dan dibuat dengan
proses kimia.
3 . Artifisial : bahan perisa yang tidak atau belum ditemukan identik
dengan bahan perisa alami yang normal dan dibuat dengan proses
Swaine (1972) menyatakan bahwa perisa adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk menghasilkan flavor
tertentu.
Tanaman Jeruk
Buah jeruk termasuk famili Rutaceae dan genus C i t r u s . Genus
C i t r u s mempunyai beberapa spesies, diantaranya adalah jeruk lemon
(C'ilrus medica), jeruk manis (Citrus sinensls), jeruk tangerine (Cltrus
n o b ~ l z s ) serta jeruk besar ( C i t r u s maxima). Buah jeruk termasuk golongan buah sejati, karena terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah saja (Sarwono, 1994).
Menurut Samson (1980) klasifikasi jenis jeruk sangat sulit
karena banyak terdapat bermacam jenis kultivar, hibrid dan mutasi.
Secara geografis jeruk tumbuh pada daerah 35" lintang utara sampai
40" lintang selatan dan pada ketinggian sampai 2000 meter di atas
permukaan laut. Suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman jeruk
adalah 25°C sampai 30°C.
Warna buah jeruk yang mengarah k e kuning, oranye dan merah
disebabkan oleh pigmen-pigmen karotenoid yang terletak diantara
kloroplas pada kulit. Beberapa jenis pigmen tersebut tidak dapat
jam. Hal inilah yang menyebabkan warna buah jeruk di daerah tropis
dapat berbeda dengan buah jeruk dari daerah sub tropis. Didaerah
tropis warna buah jeruk dapat tetap hijau walaupun telah matang
(Samson, 1980 diacu Nugroho, 1995).
Menurut Hume (1957), varietas jeruk lemon (Citrus limon (Linn)
Burmf.) adalah sebagai berikut :
1 . Eureka : bentuk membujur, ukuran sedang (2 718 x 2 inchi), warna
kuning lemon, puncak berputing, putting kecil dan kasar, tumbuh
baik di California.
2. Everbearing : bentuk bulat, ukuran sedang (3 9/16 x 2 inchi), warna
kuning, puncak berujung dengan panjang sekitar 518 inchi.
3. Genoa : bentuk membujur, mempunyai d u a ujung, ukuran sedang (3
318 x 2 inchi), warna kuning lemon terang, puncak berputing,
putting kecil dan sedikit runcing diujungnya.
4 . Lisbon : bentuk membujur, ukuran sedang ( 3 % x 2 1/8), warna
kuning lemon, puncak berputing, kulit halus, seragam dalam
ukuran, kematangan terpelihara dengan baik.
5. Meyer : bentuk lonjong sampai bulat, ukuran sedang sampai besar (
2 5/8 - 3 !A panjang x 2 518 - 3 inchi lebar), warna kuning lemon
terang, ujung membesar dan berkulit halus.
6 . Otohite : bentuk hampir bulat, biasanya berukuran 1 118 x 2 118
7 . Panderosa : bentuk berleher dan membujur, ukuran besar (4 3 / 8 x
4 1 i 8 inchi), warna kuning lemon, puncak rata dan sedikit
indikasi puting dan pangkal berleher.
8 . Rough (Florida rough; French) : bentuk bermacam-macam, ukuran
sedang sampai besar ( 2 7/16 x 2 5/16 inchi), warna kuning l e m o n .
9 . Sicily : bentuk membujur, ukuran sedang ( 2 % x 3 '/k inchi), warna
kuning terang bercahaya, ujung berputing, puting pendek dan
kasar, kulit tipis, halus dan manis. Sel-sel minyak biasanya
banyak dipermukaan.
10. Sweet : bentuk r a t a , ukuran sangat kecil (2 x 2 118 inchi), warna
berbintik-bintik, kuning keabu-abuan, daging buah lemon gelap,
kasar berpasir, jus manis dan hambar dengan sedikit rasa lemon.
1 1 . Villafranca : bentuk bulat membujur, ukuran sedang sampai besar
( 3 x 2 5 i 1 6 inchi), warna kuning lemon cerah, puncak berujung,
tumpul dan kasar dengan panjang sekitar % i n c h i . Umumnya
ditanam di Florida.
Komposisi Buah Jeruk Lemon
Komposisi buah jeruk lemon dapat dilihat pada Tabel 1,
sedangkan komposisi vitamin dan mineral buah jeruk lemon dapat
Tabel 1 . Komposisi buah lemon ( g r I l 0 0 gr) bagian yang dapat dimakan")
I
Komposisi Jumlah1
Bagian yang dapat dimakan (%)I
66I
I
1
Protein (g)Berat buah (g)
/
Lemak (g)176
I
FruktosaI
/
Sukrosa I I 0 . 4 I IGlukosa 0 . 8
/
Asam malatI
0 . 3 2I
1 I
Asam organik (g)
1
Asam sitratI
4 . 5 11
I
Serat diet 2.5I I I I
(#' : Endokarp
I
Sumber : Wills e l a1 (1985)
Energi (kJ)
Menurut Albrigo dan Carter (1977) diacu Nugroho (1995),
9 5 I
bagian-bagian utama buah jeruk jika dilihat dari luar sampai k e dalain
adalah kulit (tersusun atas epidermis, flavedo, kelenjar minyak, albedo
dan ikatan pembuluh), segmen-segmen (terdiri a t a s dinding segmen,
rongga cairan dan biji), serta core (bagian tengah yang terdiri dari
Tabel 2 . Komposisi vitamin dan mineral buah jeruk lemon (mg/100 gr) bagian yang dapat dimakan ( # )
Komposisi
I
JumlahKarotenoid (mg)
Sumber : Wills et a11 (1985)
Selanjutnya Albrigo dan Carter (1977) diacu Nugroho (1995),
menyebutkan secara fisik kulit jeruk dapat dibagi menjadi dua bagian
utama yaitu flavedo (kulit bagian luar yang berbatasan dengan lapisan
epidermis) dan albedo (kulit bagian dalam yang berupa jaringan busa).
Epidermis merupakan jaringan terluar yang melindungi buah jeruk.
Epidermis terdiri atas lapisan l i l i n , matriks kutin, dinding sel primer,
adanya warna hijau, kuning atau oranye, kelenjar minyak dan tidak
terdapat ikatan pembuluh. Pigmen yang terdapat pada flavedo adalah
kloroplas dan karetenoid. Sejalan dengan kematangan buah, maka
kloroplas terdegradasi sehingga buah jeruk yang tadinya hijau sebelum
matang menjadi berwarna oranye. Kelenjar minyak merupakan sumber
tempat berakumulasinya minyak jeruk. Dengan semakin meningkatnya
kematangan buah maka dinding kelenjar menjadi semakin tipis.
Kelenjar minyak turut membesar sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan buah.
Albedo merupakan jaringan spon berwarna putih yang
berhubungan dengan core ditengah-tengah b u a h . Albedo mempunyai
fungsi mensuplai air dan nutrisi dari pohon untuk pertumbuhan dan
perkembangan buah. Pada albedo tidak terdapat kloroplas ataupun
kromoplas sehingga bagian ini berwarna putih. Bagian albedo
mengandung banyak selulosa, hemiselulosa, lignin, senyawa pektat dan
fenol. Albedo banyak mengandung senyawa-senyawa flavonon
hesperoides seperti hesperitin dan naringin serta senyawa-senyawa
limonin yang lebih banyak dari flavedo maupun jaringan membran
buah. Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan timbulnya rasa pahit
pada produk sari jeruk (Albrigo dan Carter, 1978) diacu Nugroho
Bagian segmen terdiri atas dinding segmen, jaringan-jaringan
yang membentuk kantong cairan dan cairan isi. Segmen terbentuk dari
beberapa lapisan sel (6-8) dan menyambung pada albedo. Kantong
cairan berisi sari buah dan dinding selnya mempunyai vacuola yang
besar. Bagian pusat buah disebut core dibentuk oleh jaringan mesofil
dan bersifat seperti busa. Jaringan mesofil pada core sama dengan
jaringan pada albedo dan juga mengandung senyawa-senyawa yang
menyebabkan rasa pahit (Albrigo dan Carter, 1978) diacu Nugroho
(1 995).
Gambar 1 . Penampang bagian-bagian jeruk : albedo (a), inti (c), flavedo (f), kantong jus (jv), kantong minyak (og), kulit (p), biji (sd), dinding segmen (sw).
Gambar 2. Karakteristik sel flavedo : butiran pati (s), kloroplas (chl), mitokondria (m), grana (g).
Sumber : Sumber : Albrigo dan Carter (1977).
Gambar 3 . Karakteristik sel flavedo pada buah tua : kantong minyak
Minyak Jeruk Lemon
Menurut Swaine (1978), minyak atsiri adalah minyak yang
dihasilkan dari tanaman dengan berbagai metode ekstraksi dan
memiliki karakteristik rasa dan aroma yang sama seperti tanaman
penghasilnya. Sedangkan menurut Gordon (1991), minyak atsiri adalah
bahan perisa aktif yang berasal dari bagian tertentu pada tanaman
seperti akar, ranting, daun, tunas, biji, bunga, kulit buah dan kulit
kayu.
Minyak kulit jeruk bersumber dari kantong-kantong minyak yang
berbentuk oval dengan diameter bervariasi dari 0,4 - 0,6 m m . Kantong
minyak tidak memiliki saluran dan tidak berhubungan dengan sel
sekitarnya atau dengan dinding luar s e l . Kantong-kantong minyak
terdistribusi secara merata pada bagian flavedo kulit jeruk yang
Gambar 4 . Kantong minyak (og) tepat dibawah epidermis (ep) dan diatas lapisan albedo (a).
Sumber : Albrigo dan Carter (1977).
Gambar 5. Sel-sel yang memproduksi minyak yang mengitari kantong minyak.
Gambar 6 . Lembaran-lembaran seperti dinding tipis merupakan perpanjangan sel yang memproduksi minyak pada jeruk yang diperoleh dari scaning elektron mikroskop.
Sumber : Albrigo dan Carter (1977).
Menurut Poore (1932) diacu Guenther (1949), komposisi kimia
minyak lemon California sebagai berikut :
a-Pinen. Fraksi pertama (5 %) sebagian besar terdiri dari senyawa a -
pinen. Diidantifikasi dalam bentuk nitrasoklorida (titik cair 98-
99"C), nitrolbenzilamin (titik cair 121-122"C), dan nitropiperidin
(titik cair 119-120°C).
P-Pinen. Dalam fraksi yang sama, dikarakterisasi dengan mengoksi-
dasinya menjadi asam nopinat (titik cair 125-126" C, menurut
d-Limonen. Merupakan konstituen utama, memiliki sifat b l o 57-
58",nioD 1,4734, diidentifikasi sebagai tetrabromida, mencair pada
suhu 103-104".
y-Terpinen. Hanya terdapat dalam jumlah kecil. Diidentifikasi dalam
fraksi b . 175-185" atau b l o 56-66', menurut Wallach jika dioksidasi
dengan kalium permanganat akan menghasilkan eritritol
C10H16(OH)4, mencair pada suhu 238-239°C.
Sitral. Biisoiasi sebagai kornponen bisulfit dari minyak yang diperoleh
dengan penyulingan uap terhadap residu fraksinasi. Jika
terdekompo-sisi akan diperoleh senyawa optis inaktif berbau sitral :
b ~ o 105-1 06"C, nZ0D 1,4878. Diidentifikasi sebagai asam a-sitral-p-
naftosinchoninat, titik cair 199-200°C, a dan p-sitral semikarbazon
mencair pada 134-1 35°C dan a-sitral semikarbazon mencair pada
suhu 163-164°C.
Oktil Aldehid dan Nonil Aldehid. Perlakuan terhadap fraksi limonen
dalam waktu lama dengan larutan bisulfit 40 % dan dekomposisi
komponen menghasilkan minyak yang berbau mirip seperti oktil dan
nonil-aldehid. Komponen semikarbazon mencair pada 91°C, kompo-
nen asam naftosinchoninat mencair pada suhu 238-239°C.
Geraniol. Diisolasi sebagai alkohol primer dengan metode ftalat
2 5
anhidrid, b l o 109-1 1 O°C, d z j 0,8810, n 2 ' ~ 1 ,4746 bersifat optis
Linalool. Dalam jumlah sangat sedikit berhasil dieliminasi dengan
metode ftalat anhidrid dalam fraksi yang diperoleh setelah fraksi
mengandung alkohol primer. Oksidasi dalam campuran asam
khromat menhasilkan beberapa tetes minyak dengan bau khas
' seperti sitral.
Suatu Alkohol Tertier (?) CloH180. Ditemukan dalam fraksi yang sama
setelah geraniol dipisabkan. Alkobol yang dihasilkan tidak menun-
jukkan uji positif terhadap linalool dan terpineol.
Aldehid (?). Diperoleh sebagai endapan berupa kristal putih dalain
keempat fraksi utama. Endapan berujud kristal ini mencair pada
suhu 58-59"C, setelah desikasi melalui asam sulfat pada suhu 64-
6 5 ' ~ .
Asam Asetat, Asam Kaprilat, dan Asam Kaprat. Fraksi-fraksi ester
yang diperoleh dengan cara penyulingan u a p terhadap residu
fraksinasi, dibebaskan dari sitral dan kemudian disabunkan. Asam-
asam yang dibebaskan diidentifikasi sebagai asam asetat dengan
membuat bentuk p-nitrobenzil ester (titik cair 77-78"C), kadarnya
tidak menurun jika dicampur dengan p-nitrobenzil asetat sintetik.
Bisabolen. Diidentifikasi sebagai trihidrokhlorida (titik cair 79-80°C)
dalam fraksi sesquiterpen bertitik didih tinggi.
Senyawa berwujud Amorf (?). Ditemukan dalam bentuk pasta yang
fraksinasi. Serbuk putih bertitik cair 71-72°C diperoleh dengan cara
pemurnian menggunakan berbagai jenis pelarut yang tidak
menghasil-kan kristal, senyawa ini tidak identik dengan sitropen
(limettin) yang mencair pada suhu 146°C.
Sedangkan menurut Shaw (1977), komposisi kimia minyak lemon
yang dihasilkan dengan cara pengepresan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Komposisi minyak lemon hasil metode pengepresan
Komposisi
I
% dalam minyakI
SitronellalI
0.03I
Sitronelal asetatI
0.171
1
Dekanal1
0 . 0 6/
Desil asetatI
0.051
Geranial -- -
Geranil asetat
I
Limonen
Linalool
Metil hepton
Neral
72
0.08
0.06 I
0 . 5 1
'
Nonanal OktanalSumber : Shaw (1977)
0 . 0 9
0.15
Oktil asetat
a - P i n e n
0.04
I
Menurut Lawrance (1978) diacu Heath dan Reineccius (1986)
komposisi kimia dari minyak lemon seperti tertera pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4 . Koinposisi kimia ~ n i n y a k lemon
Komposisi kimia
/
MonoterpenI
a - P i n e n , P-Pinen, a-Terpinen, r-Terpinen, d-LimonenI
1
I
Mirsin, p-simen, Terpinolen, Sabinen, SamphenI
I
SeskuiterpenI
Bisabolen, Kanofilen T e r p e n - 0 :Asam
Alkohol
Asetat, Sapric, Kaprilic, Decylic, Formic, Octylic
Sitronellol, Geraniol, Linaleol, Octanol, a-Terpineol,
Terpine-ne-4-01
Aldehid
Ester
I
Asetaldehid, Sitral, n-Dekanal, Geranial, Octanal
Geranil-asetat, Linalil-asetat, Methil-N-methil
I
I
anthra-nilat, Oktil asetatI
I I I
Sumber : Heath (1986)
Minyak lemon California yang diisolasi dengan metode pres
dingin memiliki sifat fisiko kimia bervariasi dalarn batas nilai seperti
Tabel 5 . Sifat fisiko-kimia minyak lemon California
Keterangan
Putaran optik pada 25°C
Nilai
I
----
+57"07 sampai
+
65"36', kadang--1 Bobot jenis pada 25"/25"kadang dibawah 1 5 7 "
I
0,849 sampai 0,855
I
1
sitral (metode hidoksilamin hi- Indeks bias pada 20°CKadar aldehid, dihitung sebagai
droklori da)
Residu penguapan
1,4742 sampai 1,475 5
2,3 sampai 3,5 %, biasanya
disekitar 3 %, kadang-kadang
/
serendah 2,3 %
1
1,5 sampai 1 , s %
I
larut dalam alkohol 95 %, pada
3 bagian volume atau lebih
1
/
Warna kuning lemonI
I I I
Sumber : Guenther (1949)
Karakteristik minyak kulit jeruk lemon yang dihasilkan akan
berbeda untuk setiap varietas dan ha1 ini disebabkan karena faktor
iklim, metode produksi dan kondisi tanah.
Tabel 6 . Rendemen minyak kulit jeruk
No 1 . 2. 3 . 4. 5 . 6 .
Sumber : Wright (1991) Jenis Jeruk inanis Limau Lemon TangerineJMandarin Grapefruit Bergamot
Rendemen (%)
0 , 2 8
0,1
094
0,5
0,4
Peranan Terpen dalam Minyak Atsiri
Senyawa terpen terutama monoterpene dan seskuiterpene berbau
kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer, terutama jika kena
sinar matahari dan oksigen udara. Minyak yang mengandung terpen
jika disimpan dalam jangka waktu yang lama, akan membentuk sejenis
resin dan sukar larut dalam alkohol.
Senyawa yang termasuk golongan "oxygenated hidrocarbon",
merupakan senyawa paling penting dalam minyak atsiri, karena
umumnya senyawa tersebut mempunyai bau yang lebih wangi
dibandingkan dengan senyawa yang termasuk golongan hidrokarbon.
Untuk tujuan tertentu, misalnya pembuatan parfum, fraksi terpene
perlu dipisahkan sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpene
(terpeneless).
Tujuan pemisahaan fraksi terpen dari minyak atsiri adalah : 1 )
memperbesar kelarutan minyak dalam alkohol, 2) memperbesar
resistensi minyak terhadap kerusakan yang disebabkan oleh proses
oksidasi cahaya, dan 3 ) memperbesar konsentrasi senyawa kimia
golongan "oxygenated hydrocarbon" yang berbau lebih wangi (Ketaren,
Pengepresan Dingin
Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umnmnya
dilakukan terhqdap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang
dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak
dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika
diekstraksi dengan c a r a penyulingan, Akibat tekanan pengepresan,
maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan
mengalir k e permukaan bahan. Beberapa jenis minyak yang dapat
diekstraksi dengan cara pengepresan adalah minyak "aldmon",
"apricot", "lemon", rninyak kulit jeruk, "mandarin", "grape fruit'.
(Ketaren, 1985).
Berdasarkan tipe alat, maka alat pengepresan a d a 2 macam tipe,
yaitu tipe "hydrilulic pressing" dan "expeller pressing".
C C
a . Hydraulic pressing"
Pada tipe ini, minyak diperoleh dengan cara memberikan tekanan
terhadap bahan yang mengandung ininyak yang dibungkus dengan kain
pengepres. Keuntungan penggunaan tipe ini adalah karena minyak
dapat diekstrak dalam waktu singkat dengan biaya yang rendah
(Ketaren, 1985; Harris dan Loesecke, 1960). Kelemahannya adalah
diekstrak dengan tekanan pengepresan yang rendah, dan alat pengepres
tidak dapat bekerja secara kontinyu.
Apriyantono dan Nugroho (1996) melakukan pengepresan dingin
pada kulit jeruk Pontianak dengan tekanan mula-mula 200 kg/cm2 dan
kemudian dinaikkan bertahap sampai 400 kg/cm2 dengan pengepresan
sebanyak 2 kali didapatkan rendemen sebesar 0,65 % (wlw). Sedangkan
A d i n e g o r ~ (1 986) menentukan batas selesainya pengepresan ditentukan
pada saat tetesan satu dengan tetesan selanjutnya berbeda 2 menit dan
waktu yang diperlukan selama pengepresan per sekali proses dicatat.
b . "Expeller pressing"
Alat pengepres ini dilengkapi dengan suatu poros berbentuk
spiral yang berputar secara kontinyu dalam wadah berbentuk silinder.
Besarnya tekanan pengepresan berkisar antara 20.000-40.000 psi
(Ketaren, 1985), sedangkan menurut Adinegoro (1 986) pada c a r a pres
hidrolik meng-gunakan tekanan sebesar 20 ton psi. Jumlah bahan yang
dapat diekstrak tergantung pada lama dan besar tekanan pengepresan
(Harris dan Loesecke, 1960).
Keuntungan penggunaan "expeller pressing" adalah karena : a )
pengepresan bahan dapat dilakukan secara kontinu, b) tidak
memerlukan kain pengepres serta c ) tidak membutuhkan ruangan yang
Menurut Braddock dan Cadwallader (19921, proses-proses
ekstraksi pada minyak kulit jeruk telah dilakukan secara komersial
pada industri dengan prinsip pengepresan dingin adalah :
a . Pemecahan kelenjar minyak kulit jeruk bersamaan ekstraksi Juzce
jeruk pada mesin FMC Extractor. Semprotan air dialirkan selama
proses.
b . Minyak diekstraksi dari buah sebelum ekstraksi jus dengan
memotong kelenjar hingga terbuka pada wadah yang dialiri a i r .
c. Ekstraksi kulit jeruk setelah proses ekstraksi jus dengan
memisahkan albedo (bagian kulit berwarna putih) dengan flavedo
(bagian yang berwarna dan mengandung sebagian besar minyak dan
mengkontakkan flavedo dengan air.
d. Penggoresan atau pengerokan sebelum ekstraksi jus dengan
pemukul melewati silinder atau lembaran stainless steel yang dialiri air.
e. Pengepresan kulit dalam screw press disertai dengan aliran a i r , f . Emulsi minyak dalam air kemudian dipecah dengan dengan
sentrifus untuk memisahkan minyak dengan a i r .
Dengan metode pres dingin tidak semua minyak dari kulit jeruk
berhasil dikeluarkan, untuk lebih menyempurnakan ekstraksi dilakukan
distilasi pada residu kulit jeruk. Di pasaran minyak kulit jeruk hasil
dihasilkan dengan metode pres dingin. Hal ini disebabkan karena
kualitas hasil pres dingin lebih baik dikarenakan adanya senyawa
tokoferol yang tidak terdapat dalam minyak hasil distilasi (Swisher
dan Swisher, 1978).
Mekanisme Keluar Minyak dengan Pengepresan Dingin
Minyak buah sitrus terdapat dalam kantung-kantung minyak
berbentuk oval, baion, dalam kelenjar atau gelembung dengan ukuran
diameter bervariasi dari 0,4 - 0,6 mm. Kantung minyak tersebut tidak
memiliki saluran dan tidak berhubungan dengan sel sekitarnya atau
dengan dinding luar sel, tidak memiliki dinding tetapi dibatasi oleh
runtuhan jaringan yang terdegradasi.
Kantung atau kelenjar minyak ini terdistribusi secara tidak
teratur dalam kulit buah bagian luar yang telah masak serta berwarna
( f l a v e d o ) , dan terutama terletak di bagian luar mesokarp, dibawah epikarp dan hipoderm, dan diatas mesokap bagian dalam, yaitu di
bagian kulit yang sedikit berwarna ( a l b e d o ) . Albedo ini terdiri dari sellulose, hemisellulose, lignin, pektin, pentosan, gula, glikosida, zat
yang mempunyai rasa pahit dan mineral seperti tertera pada Gambar 7 .
Pada proses pematangan buah, sel-sel albedo berubah menjadi lebih
p ~ n j a n g dan bercabang serta membentuk jaringan sel yang rumit, ruang
maka tekanan osmotik dalam cairan sel lebih tinggi sehingga
menginduksi proses hidrodifusi kedalamnya, meningkatkan tekanan
turgor dan mengakibatkan kantung minyak mengalami tekanan k e
segala arah. Difusi cairan k e dalam kantung minyak akan
mengakibatkan efek tekanan. Jika jaringan spongi yang bervolume
besar tidak berisi air, maka ada kecenderungan jaringan tersebut
menyerap minyak begitu kantung minyak pecah, sehingga adanya
tekanan menghasilkan cairan mengandung air dan sejumlah kecil
minyak. Perendaman kulit didalam air atau larutan garam encer selama
beberapa jam umum dipergunakan d i Sisilia sebelum dilakukan proses
Sponge (Guenther, 1949). Nugroho (1995) melakukan perendaman kulit
jeruk dalam air yang mengandung NaHCO3 (5 %) selama 1 malam
sebelum pengepresan menghasilkan minyak lemon dengan rendemen
(berdasar berat buah) untuk kulit jeruk Pontianak 0,65 %, Valencia
0.22 % dan Navel 0.09 %.
Produk hasil pengepresan merupakan campuran air dan minyak,
berwujud emulsi encer yang secara bertahap akan memisah menjadi
lapisan tebal berupa emulsi supernatan dan hancuran sel. Sebagian
besar minyak yang dibebaskan terdapat dalam lapisan atas.
Lapisan emulsi tebal ini sulit dipecahkan, dan masalah ini
merupakan salah satu hambatan dalam memproduksi minyak bermutu
digunakan 3 proses, yaitu : 1 ) penyaringan melalui karet busa (sponge)
atau bahan seperti wol, yang akan menyerap bahan-bahan koloid dan
mempermudah pemisahan campuran minyak dan air, 2) dengan cara
penyulingan, akan tetapi cara ini cenderung mengakibatkan kerusakan
minyak terutama jika dalam minyak terdapat senyawa asam, 3 ) cara
sentrifugasi.
Perlakuan Pendahuluan Sebelum Ekstraksi
Minyak atsiri yang bersumber dari kulit buah seperti kulit
lemon, sebelum diekstrak sebaiknya terlebih dahulu dirajang menjadi
potongan kecil-kecil. Selama proses perajangan, akan terjadi
penguapan komponen minyak bertitik didih rendah, dan jika dibiarkan
beberapa menit akan terjadi penyusutan minyak sekitar 0,5 % akibat
penguapan minyak, sehingga hasil rajangan harus segera diekstrak.
Nugroho (1995) melakukan perajangan kulit jeruk Pontianak, Navel
serta Valencia dengan ukuran rata-rata 5 x 2 mm setelah direndam
dalam larutan air mengandung N a H C 0 3 5 % selama semalam sebelum
dilakukan pengepresan dan minyak yang dihasilkan setelah dianalisi
dengan kromatografi gas-spektrometer masa (GC-MS) dan kroma-
tografi gas (GC) ditemukan komponen utama minyak kulit jeruk
adalah monoterpen (sekitar 9 8 % untuk ketiga jenis jeruk). Selain itu
Valencia 0.66 Oio dan Navel 0.52 %), alkohol (Pontianak 0 . 3 0 %,
Valencia 0.6 % dan Navel .35 %), ester (Valencia dan Navel < 0 . 1 %),
keton (Pontianak, Valencia dan Navel <0.1 %) dan asam (Pontianak
dan Valencia 0 . 1 %, Navel <0.1%).
Menurut Ketaren (1 995) kelemahan bahan yang dirajang adalah
karena rendemen minyak akan berkurang akibat penguapan selama
perajangan, serta komposisi minyak akan berubah yang akan
mempenga-ruhi bau minyak.
Jika bahan harus disimpan sebelum dilakukan proses
pengepresan dingin, maka harus disimpan dalam udara kering yang
bersuhu rendah dan udara tidak disirkulasikan. Jika mungkin ruangan
dilengkapi dengan "air conditioner". Sirkulasi dan kelembaban udara
yang ekstrim selama penyimpanan menyebabkan proses resinifikasi,
penguapan dan oksidasi minyak.
Pengaruh Waktu Simpan Kulit Jeruk Sebelum Pengepresan
Menurut Guenther (1949), jika jeruk dipanen terlalu awal atau
jika buah kelewat masak maka akan dihasilkan rendemen minyak yang
rendah. Jika buah dibiarkan layu setelah dipetik, maka kulit menjadi
bersifat lebih kuat dan elastis, sehingga penyobekan kantung minyak
lebih sukar dan daya semburan minyak akibat tekanan menjadi
dibiarkan menjadi layu di atas pohon. Rendemen minyak yang
dihasilkan dari kulit buah semacam ini akan lebih rendah daripada
yang diperoleh dari buah dalam keadaan segar.
Penyimpanan Minyak Atsiri
Kerusakan minyak atsiri yang umum disebabkan oleh reaksi-
reaksi seperti oksidasi, resinifikasi, polimerisasi, hidrolisis ester dan
interaksi antar gugus fungsional. Proses tersebut dipercepat
(diaktivasi) oleh panas, adanya udara (oksigen), kelembaban serta
dikatalisasi oleh cahaya dan pada beberapa kasus kemungkinan
dikatalisasi oleh logam. Minyak atsiri yang mengandung kadar terpen
tinggi seperti minyak sitrus mudah mengalami kerusakan oleh proses
oksidasi dan terutama oleh proses resinifikasi. Karena berupa
hidrokarbon tidak jenuh, maka terpen dapat mengabsorbsi oksigen dari
udara. Cahaya merupakan faktor yang pengaruhnya lebih kesil
terhadap kerusakan dibandingkan dengan kelembaban.
Sebelum penyimpanan, minyak atsiri diberi perlakuan untuk
memisahkan benda-benda asing berupa logam, harus dibebaskan dari
air dan dijernihkan, kemudian disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Penyimpanan
minyak dalam jumlah kecil sangat baik dilakukan pada botol dan gelas
dalam drum yang dilapisi dengan timah atau bahan yang tidak bereaksi
dengan minyak atsiri. Pengisian gas karbon dioksida atau nitrogen k e
dalam drum sebelum ditutup akan mengusir gas oksigen dari
permukaan minyak sehingga minyak terlindung dari kerusakan akibat
oksidasi.
Sebelum penyimpanan, minyak harus dibebaskan dan dijernihkan
dari air, karena air akan merupakan salah faktor yang paling
berpengaruh terhadap kerusakan minyak atisiri. Minyak dalam partai
kecil dapat didehidrasi dengan menambahkan natrium sulfat
anhidraous disusul dengan pengocokan, kemudian didiamkan dan
selanjutnya disaring. Minyak atsiri dalam partai besar tidak selalu
mudah dijernihkan. Cara penjernihan yang paling sederhana ialah
dengan menambahkan garam (NaGl), kemudian campuran diaduk, dan
didiamkan sehingga minyak menjadi jernih dan dapat dikeluarkan dari
tangki. Minyak atsiri dalam jumlah besar dapat disaring dengan alat
penyaring tekan.
Penelitian tentang Minyak Kulit Jeruk L e m ~ n
Minyak lemon mempunyai harga pasar yang lebih tinggi daripada
minyak orange, grapefruit atau tangerine dan setara dengan minyak
l i m e . Shaw (1979) menyatakan senyawa minyak lemon hasil pres
kromatografi gas, dan pembentukan derivat, ternyata, didapatkan
sebanyak 15 macam senyawa dalam minyak lemon.
Hunter dan Moshonas (1966) mengidentifikasi 9 jenis alkohol
dalam minyak lemon setelah diekstraksi dari minyak dengan glycerol,
kemudian masing-masing dipisahkan dengan metode kromatografi
kolom dan diidentifikasi dengan metode gas kromatografi.
Stanley et a1 (1961) memisahkan aldehid dengan hasil Girard-T dan mengisolasi masing-masing aldehid dari campuran regenerasi
tersebut dengan gas kromatografi.
Ikeda et a1 (1962) mengembangkan kombinasi dari distilasi, perlakuan Girard-T, kromatografi cair, dan kromatografi gas untuk
memisahkan 1 5 jenis aldehid dari minyak lemon, yang diidentifikasi
dalam bentuk turunan, waktu retensi gas kromatografi dan anali sis
spektral.
Clark dan Bernhard (1960) mengidentifikasi 9 senyawa
monoterpen sedangkan Hunter dan Brogden (1965) mengidentifikasi
14 monoterpen dan seskuiterpen dalam minyak lemon dengan metode
gas kromatografi.
Shaw (1977) menyatakan bahwa komponen non volatil dalam mi-
nyak jeruk hasil p r e s dingin berkisar antara 1 % dalam jeruk manis
(orange), sampai 7 % atau lebih dalam grapefruit dan lemon. Unsur
Wolford et a1 (1971) melaporkan residu penguapan non volatil minyak
lemon sebesar 2 %. Stanley dan Jurd (1971) mengukur padatan
(koumarins) dengan cara kromatografi gas adalah sebagai berikut :
Seville (bitter) orange = 0,23 %; grapefruit = 1,37 %; lemon = 0,47 %
dan lime = 6,67 %. Senyawa koumarins pada minyak lemon berfungsi
sebagai antioksidan. Minyak dengan kandungan koumarin rendah lebih
kurang dibanding dengan minyak dengan kandungan koumarin tinggi.
Redd dan Hendrix (1993) menyatakan bahwa komponen dalam
minyak kulit jeruk digolongkan sebagai berikut :
a. Hidrokarbon : terpen, sesquiterpen
b . Senyawa beroksigen : aldehid, ester, alkohol, keton, fen01
c . Residu non volatil : lilin, kumarin, flavanoid, asam lemak, sterol
Sebagian besar komponen minyak jeruk termasuk dalam
golongan terpen (CI0H16) dan sejumlah kecil sesquiterpen (CI5Hz4).
Kedua golongan tersebut merupakan dasar pembentukan senyawa
hidrokarbon-0 berupa alkohol, aldehid, keton, asam dan ester.
Senyawa-senyawa hidrokarbon-0 memiliki kontribusi terhadap aroma.
Golongan terpen mempunyai konstribusi kecil terhadap flavor, tetapi
bukan berarti tidak mempunyai efek sama sekali terhadap flavor
(Heath, 1978).
Nugroho (1995) melakukan penelitian ekstraksi dan karakterisasi
Navel (Citrus sinensis) serta Valencia ( C i t r u s sinensis). Ekstraksi
minyak kulit jeruk dilakukan dengan metode pengepresan dingin,
distilasi air dan uap, distilasi uap dan distilasi ampas pres. Hasil uji
organoleptik yang dilakukan terhadap hasil ekstraksi minyak jeruk
(skala 1-5) menunjukkan bahwa semua jenis minyak jeruk hasil pres
dingin mempunyai skor tinggi, yaitu jeruk Valencia = 4,9; Pontianak =
4,8 serta Navel = 4,9, ha1 ini menunjukkan bahwa minyak jeruk hasil
pres dingin memiliki aroma yang sama dengan jeruk segar. Sedangkan
menurut Apriyanto dan Nugroho (1996) rendemen minyak kulit jeruk
terhadap berat buah dengan pres dingin 0,65 %, distilasi uap (0,72 %),
distilasi air d a ~ uap ( 0,80 %) serta distilasi a m p a s hasil pres ( 0,10
%). Rochilah (1997) juga melakukan penelitian metode pres hidraulik
dingin terhadap jeruk Pontianak ukuran rajangan 1 x 1 cm dan
perendaman dalam air yang mengandung larutan N a H C 0 3 3 % selama
semalam menghasilkan rendemen rata-rata 0,56 % sedangkan dengan
BGHAN DAN
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan
kegiatan pengepresan dingin dilakukan di Laboratorium FTDC,
sentrifus di Laboratorium AP4 IPB, analisis sifat fisiko-kimia minyak
lemon dilakukan di Balai Tanaman Obat dan Rempah (Balitro) Bogor,
analisis GC di Laboratorium Instrumentasi TIN-IPB Bogor sedangkan
uji GC-MS di Laboratorium Doping DKI Jakarta. Waktu penelitian
dimulai bulan April 2002 sampai dengan September 2002.
Bahan dan Alat
Bahan Baku Kulit Jeruk
Bahan baku kulit jeruk terdiri a t a s bahan baku pada penelitian
pendahuluan dan pada penelitian utama. Kondisi bahan baku pada
penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut :
a . Varietas : Eureka
b. Asal varietas : Palembang
c. Keadaan buah : segar
Sedangkan kondisi bahan baku pada penelitian utama adalah :
a . Varietas : Eureka
b . Asal varietas : Palembang
c . Keadaan bahan : limbah
d . Asal bahan : kulit irisan pada pengolahan j u s jeruk PT. KAS
Bahan Kimia dan Peralatan
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian adalah : aseton,
larutan sukrosa anhidrat murni (26 g sukrosa per 100 ml air), etanol 90
%, perak nitrat 0 , l N, NaCl 0,0002 N, asam nitrat encer 25 %, KOH
0,5 N serta HC1 0,5 N, N a H C 0 3 (p.a Merc), serta N a S 0 4 anhzdrld ( p . a
Merc).
Peralatan yang digunakan adalah : piknometer, refraktometer,
water bath, lampu (cahaya natrium), termometer, neraca analitik,
penangas air, polarimeter, pengepres hidraulik dari C a r v e r Laboratory
P r e s Model C dengan maksimum pres mencapai 2.400 lbs, refrak-
tometer Abbe, pisau rajang, kain saring, timbangan, c o l d s t o r a g e ,
Centrifuge merk Kokusan Type H 103 N dengan kecepatan maksimum
Gambar 8 . Alat pengepres hidraulik
Metode
Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Penelitian
pendahuluanbertujuan
untukmengetahui pengarub
lama
perendaman
dengan besarnyakonsentrasi
NaHC03 yangdigunakan terbadap
rendemen
rninyak
yang
di
hasil
kan.
Pada penelitian
pendahuluan digunakan
jeruk
yangdibeli
dari Pasar
IndukBogor.
Setiap
ulangan digunakan
buah
jeruk
sebanyak
10kg,
kemudian
diambil kulitnya
dengan
cara dikulitimenggunakan
pisau.
Kulitjeruk
yang
diperoleh
selanjutnyadirendam dalam air
yang
mengandung
NaHC03. Adapun
lama
perendaman yangdigunakan
adalah
5jam,
7jam serta 9 jam,
sedangkan konsentrasi
NaHC03yang
digunakan
adalah
2,5 %; 5 % serta 7,5 %, seperti tertera pada Gambar 8 .I
I
Psreadaman selama 5,7 dan 9 jam dalam air yang iiienga~dung larutan NaHC03 2,5 % , 5 % serta 7,5 % 1i
Pemisahan minyak dengan sentrifus pada1
4000 rpm selama 15 - 20 men&
I
I
I
Ditarnbahkan Na2S04 anhidnd1
I I
I
M~nyak pres dingn
Penyaringan dengan kertas saring
Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh perlakuan terbaik
yang menghasilkan rendemen (%) tertinggi adalah perendaman selama
9 jam dalam air yang mengandung larutan N a H C 0 3 2,5 % seperti
tertera pada Tabel 7 .
Penelitian Utama
Penelitian utama bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan
kondisi limbah irisan dengan perendaman selama 9 jam dalam air yang
mengandung larutan N a H C 0 3 2,5 % terhadap frekuensi pengepresan
pada rendemen minyak serta sifat fisiko-kimia minyak yang dihasilkan.
Pada penelitian utama digunakan limbah kulit jeruk irisan dari PT.
KAS Bogor. Adapun kondisi limbah kulit jeruk irisan adalah utuh,
dipotong 2 bagian, serta dipotong 4 bagian dengan frekuensi penge-
presan sebanyak 1 dan 2 kali dengan tekanan mula-mula 500 1b/in2 dan
dinaikkan sampai 1 . 0 0 0 1b/in2.
Limbah potongan kulit jeruk mula-mula dibersihkan d a n diambil
kulitnya dengan menggunakan sendok t e h yang ujungnya t a j a m .
Limbah kulit jeruk kira-kira seberat 2000 g direndam selama 9 jam
dalam air yang mengandung N a H C 0 3 2,5 %. Limbah kulit jeruk
sebanyak 700 - 800 g dimasukkan dalam kain saring tahu dan dipres
dengan alat pengepres hidrolik sampai kulit jeruk cukup kering.
dinaikkan sampai 1000 lb/in2. Agar lebih sempurna pengepresan
dilakukan sebanyak dua kali dengan pemberian air sebanyak 10 % dari
berat limbah kulit jeruk pada pengepresan kedua.
Hasil pres yang berbentuk emulsi ditampung dalam botol-botol
dan didekantasi semalam dalam lemari pendingin (suhu 6 - 10°C).
minyak akan memisah dari emulsi dan berada pada bagian atas. Untuk
lebih menyempurnakan pemisahan minyak dilakukan sentrifugasi
dengan kecepatan 4.000 rpm selama 15-20 menit.
Minyak yang terpisah diambil dengan cara menggunakan pipet.
Air yang terdispersi dalam fraksi ini selanjutnya dipisahkan dengan
menambahkan N a S 0 4 anhrdrid untuk mengikat air dan ditempatkan
dalam botol yang kedap udara dan cahaya. Penyimpanan dilakukan
dalam lemari e s bersuhu -4°C. Hasil minyak jeruk yang diperoleh
selanjutnya diuji sifat fisiko-kimia serta dilakukan karakterisasi dan
identifikasi komponen penting penyusun flavor baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Diagram alir penelitian utama dapat dilihat pada
1
Sampel (kulit jeruk irisan) sebanyak & 2000 g,dengan kondisi utuh, 2 bagian dan 4 bagian
1
I
Pengepresan 700-
800 gr (500 lb/in2-1000 lb/in2)I
J
Emulsi minyak
+
air ditampung ( 1 3 liter)I
Dekantasi semalam pada suhu 6-10°C
I
Pemisahan minyak dengan sentifus padaI
I
4000 rpm selama 15 - 20 menitI
I
Ditambahkan NazS04 anhidridI
I
Minyak pres dingin
I
Penyaringan dengan kertas saring <