• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan filsafat Aris Meindrawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan filsafat Aris Meindrawati"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Aris Meindrawati

Rabu, 03 Desember 2014

PANDANGAN DAN PEMIKIRAN FILSAFAT SEJARAH FORMAL DAN

MATERIAL ZAMAN MODERN ( George Wilhelm Friedrich Hegel )

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

George Wilhelm Friederick Hegel atau biasa dikenal dengan Hegel lahir di stuttgart pada tahun 1770 saat era keemasan bangsa jerman. Ketertarikanya pada penulis- penulis Yunani, plato dan Aristoteles yang membawanya untuk menekuni teologi di sekolah

Tubingen pada usia 18 tahun. Di tempat ini juga ia menaruh perhatian pada hubungan antara filsafat dan teologi yang menjadi embrio dari Pemikiran Hegel di kemudian hari.

Pemikiran Hegel lebih menekankan pada hubungan filsafat sejarah yang mana ia banyak mengkaji tentang berdialektika terhadap realitas dan memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam kehidupan. Sehingga sangat

mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global.hal ini terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis.

Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode

berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual.

Filsafat Hegel dikenal sebagai salah satu Filsafat yang sulit dipahami dan di mengerti karena Hegel menggunakan Istilah-istilah yang terlalu teknis dan terkesan ekstrem.

Disamping itu, Hegel senang mengunakan hal-hal yang paradoks. Hegel yakin bahwa paradoks adalah hukum realitas, sebagaimana hukum pemikiran. Ambisi Hegel adalah menyusun suatu sistem filsafat sintesis. Kalau Aristoteles boleh disebut sebagai filusuf yang berhasil menyintesiskan pemikiran-pemikiran Yunani dan Thomas Aqinas melalui Summa Teologica nya yang berhasil menyatukan pengetahuan abad pertengahan, maka Hegel berusaha pula menyatukan Ilmu dan Filsafat abad XIX.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Biografi George Wilhelm Friedrich Hegel ?

2) Apakah Pengertian sejarah menurut Hegel ?

3) Bagaimana Pandangan dan pemikiran filsafat sejarah Formal pada zaman modern menurut

Hegel ?

4) Bagaimana Pandangan dan pemikiran filsafat sejarah Material pada zaman modern menurut

(2)

1.3 Tujuan

1) Mengetahui Biografi George Wilhelm Friedrich Hegel

2) Mengetahui pengertian sejarah menurut Hegel

3) Mengetahui pandangan dan pemikiran filsafat sejarah Formal pada zaman modern menurut

Hegel

4) Mengetahui pandangan dan pemikiran filsafat sejarah Material pada zaman modern menurut

Hegel

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biografi George Wilhelm Friedrich Hegel

George Wilhelm Friedrich Hegel, demikian nama aslinya, lahir di Stuttgart pada 27 Agustus 1770. Belajar teologi di Universitas Tubingen hingga meraih doktor pada 1791. Ketika itu, karya tulisnya masih bertaut dengan agama Kristen, misalnya The Life of Jesus

dan The Spirit of Chiristiany (Tafsir, 2004: 152). Hegel mulai menekuni filsafat ketika pada 1801 bertemu dengan Schelling di Universitas Jena, dan turut mengajar mata kuliah Filsafat di sana, hingga jerih payahnya membuahkan karya filsafat pertama berjudul The Difference Between Fichte’s and Schelling’s Systems of Philosophy .

Perjumpaan dengan karya-karya Friedrich Hölderlin (1770-1843) dan Friedrich von Schelling (1775-1854), diakui Hegel, cukup mempengaruhi pergulatan intelektual dan tradisi filsafatnya. Tidak begitu mengejutkan bila Hegel sempat menyebut keduanya sebagai pemikir besar Filsafat Jerman abad 19. Berkat hubungan erat tersebut, pada 1803, bersama Schelling, Hegel mengedit Critical Journal of Philosophy. Tahun 1906 Hegel berhasil menyelesaikan karya utamanya, Phenomenology of Spirit, dan dipublikasikan pada tahun berikutnya. Dalam karya ini, pemikirannya nampak amat berbeda dengan pendekatan Schellingian. Schelling sendiri menganggap kritik tajam Hegel dalam pengantar Phenomenology ditujukan padanya. Dan sejak saat itu persahabatan mereka kandas di tengah jalan .

(3)

menerbitkan Science of Logic. Pada tahun 1816 ia kembali ke universitas dengan menjadi Guru Besar Filsafat di Universitas Heidelberg. Dua tahun berikutnya menjadi Guru Besar di Universitas Berlin. Sejak saat itu, nama Hegel semakin tersohor di dunia Filsafat Jerman. Dan ketika berada di Heidelberg itulah, Hegel mempublikasikan Encyclopaedia of the

Philosophical Sciences, sebuah karya sistematik versi ringkasan dari Science of Logic

(Encyclopaedia Logic atau Lesser Logic). Berikutnya, Hegel menerbitkan Philosophy of Nature dan Philosophy of Spirit, sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip yang tertuang dalam

Science of Logic .

Di tahun 1821, ketika berada Berlin, Hegel mempublikasikan karya utamanya dalam bidang filsafat politik, Elements of the Philosophy of Right, berdasarkan materi kuliah yang ia berikan di Heidelberg. Namun akhirnya nampak begitu jelas, dasar argumentasi dalam karya ini berasal dari objective spirit karya EncyclopaediaPhilosophy of Spirit. Selepas 10 tahun menetap di Berlin, hingga meninggal pada 14 November 1831, manuskrip berikutnya dari karya Encyclopaedia, diterbitkan. Selepas kematiannya, kumpulan materi kuliah Hegel tentang philosophy of history, philosophy of religion, aesthetics, dan history of philosophy, juga turut dipublikasikan.

2.2 Pengertian Sejarah Menurut Hegel

Menurut Hegel, sejarah adalah perkembangan Roh dalam waktu, sedangkan alam adalah perkembangan ide dalam ruang. Jika kita memahami kalimat di atas, tentu kita akan memahami filsafat sejarah Hegel. Sistem menyeluruh Hegel dibangun diatas tiga unsur utama (the great triad): Ide- Alam- Roh. Ide dalam dirinya sendiri adalah sesuatu yang terus

berkembang, dinamika realitas dari dan yang berdiri dibalik layar- atau sebelum-dunia. Antitesis dari ide yang berada di luar dirinya, yaitu Ruang, adalah Alam. Alam terus berkembang, setelah mengalami taraf perkembangan kehidupan mineral dan tumbuhan kedalam diri manusia. Dan dalam diri manusia terdapat kesadaran yang membuat ide menjadi sadar akan dirinya sendiri. Kesadaran diri ini oleh Hegel disebut Roh, sedangkan antitesis ide dan Alam dan perkembangan dari kesadaran ini adalah sejarah. Seluruh proses dunia adalah suatu perkembangan roh. Sesuai dengan hukum dialektika roh meningkatkan diri tahap demi tahap kepada yang mutlak. Sesuai dengan perkembangan roh ini, maka filsafat Hegel disusun dalam tiga tahap yaitu:

a. Tahap ketika Roh berada dalam keadaan “ada dalam dirinya sendiri”.

b. Tahap ketika roh berada dalam keadaan “berada dengan dirinya sendiri”, berada dengan

“yang lain”. roh disini keluar dari dirinya sendiri yang menjadikan dirinya “di luar” dirinya dalam bentuk alam, yang terikat oleh ruang dan waktu.

c. Tahap ketika roh kembali kepada dirinya sendiri, yakni kembali dan berada diluar dirinya

sehingga roh berada dalam keadaan “dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri”.

(4)

untuk kemanusiaan. Hegel pun memahami bahwa sejarah memang merupakan meja pembantaian dimana kesengsaraan, kematian, ketidakadilan dan kejahatan menjadi bagian dari panggung dunia. Namun filsafat sejarah merupakan teodisi atau usaha untuk

membenarkan Tuhan dan mensucikan Tuhan atas tuduhan bahwa Tuhan membiarkan kejahatan berkuasa di dunia.

Dia menunjukkan anggapan yang salah tentang sejarah di sebabkan karena mereka hanya melihat permukaanya saja, tetapi mereka tidak melihat aspek laten serta potensial dalam sejarah yaitu jiwa absolut dan esensi jiwa yaitu kebebasan. Hegel dalam bukunya Philosophy of Histori mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada pandangan bahwa Negara merupakan realitas kemajuan pikiran kearah kesatuan dengan nalar. Ia melihat Negara sebagai kesatuan wujud dari kebebasan objektif dan nafsu subjektif adalah organisasi rasional dari sebuah kebebasan yang sebenarnya berubah-ubah dan sewenang-wenang jika dibiarkan pada tingkah laku individu. Filsafat sejarah bagi Hegel representasinya yang nyata terlihat dalam bentuk- bentuk kekuasaan dalam Negara. lebih lajut dalam pengantar bukunya Philosophy of History ia menulis :

“Negara adalah ide tentang roh didalam perwujudan lahir kehendak manusia dankebebasanya. Maka bagi Negara, perubahan dalam aspek sejarah tidak dapat

membatalkan pemberian itu sendiri dan berbagai tahap yang berkesinambungan dengan ide mewujudkan diri mereka di dalamnya sebagai prinsip-prinsip politik yang jelas”.

Hegel menunjukkan bahwa hakekat manusia dimasukkan dan diwujudkan dalam kehidupan negara-bangsa. Menurutnya, negara-bangsa merupakan totalitas organik (kesatuan organik) yang mencakup pemerintahan dan institusi lain yang ada dalam negara termasuk keseluruhan budayanya. Hegel juga menyatakan bahwa totalitas dari budaya bangsa dan pemerintahannya merupakan individu sejati.“Individu sejarah dunia adalah negara-bangsa”, maksudnya negara merupakan individu dalam sejarah dunia.

Negara merupakan manifestasi dari ide universal. Sedangkan individu (orang per orang) merupakan penjelmaan dari ide partikular yang tidak utuh, dan merupakan bentuk kepentingan yang sempit. Negara memperjuangkan kepentingan yang lebih besar,

memperjuangkan atau merealisasikan ide besar.Keinginan negara merupakan keinginan umum untuk kebaikan semua orang, karenanya negara harus dipatuhi dan negara dapat memaksakan keinginannya pada warganya.Negara adalah “penjelmaan dari kemerdekaan rasional, yang menyatakan dirinya dalam bentuk objektif”. Karena itulah negara yang

dibentuk Hegel adalah absolut. Negara baginya bukan apa yang di gambarkan John Lock atau teoritisi-teoritisi kontrak sosial yang dibentuk dari kesepakatan bersama dari rakyatnya, Hegal berpendapat sebaliknya ,negaralah yang membentuk rakyatnya. Hegel memang

mensakralkan negara sampai ia menganggap bahwa sepak terjang negara di dunia ini sebagai “derap langkah Tuhan di bumi” The State is devine idea as it exists on earth.8 Dalam

perspektif ini individu tidaklah dimungkinkan untuk menjadi oposisi negara sebab ia membawa kepentingan parsial. Negara adalah sumber budaya, kehidupan institusional dan moralitas. Hegel menyatakan dalam Reason of History: segala yang ada pada manusia, dia menyewa pada negara, hanya dalam negara dia mendapatkan jati dirinya. Maka tidak seorang pun bisa melangkah di belakang negara, dia mungkin bisa memisahkan diri dari individu lain namun tidak dari jiwa manusia.

“Penjelmaan dari kemerdekaan rasional, yang menyatakan dirinya dalam bentuk objektif”7. Karena itulah negara yang dibentuk Hegel adalah absolut. Negara baginya bukan apa yang di gambarkan John Lock atau teoritisi-teoritisi kontrak sosial yang dibentuk dari kesepakatan bersama dari rakyatnya, Hegal berpendapat sebaliknya ,negaralah yang

(5)

menjadi oposisi negara sebab ia membawa kepentingan parsial. Negara adalah sumber budaya, kehidupan institusional dan moralitas. Hegel menyatakan dalam Reason of History: segala yang ada pada manusia, dia menyewa pada negara, hanya dalam negara dia

mendapatkan jati dirinya. Maka tidak seorang pun bisa melangkah di belakang negara, dia mungkin bisa memisahkan diri dari individu lain namun tidak dari jiwa manusia.

2.3 Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Formal Pada Zaman Modern Menurut Hegel

Hegel membedakan tiga macam penulisan sejarah yaitu 1) Penulisan sejarah orisinal

2) Penulisan sejarah reflektif

3) Sejarah filsafati

Pembagian ini, secara kasar, paralel dengan pembedaan antara roh objektif, subjektif, dan mutlak. Dalam hal penulisan sejarah orisinal, hendaknya kita ingat akan laporan-laporan saksi-saksi mata yang dapat diberikan seorang sezaman mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zamannya sendiri, seperti misalnya karangan anak agung Gde Agung mengenai perjanjian renville. Di sini, masa silam seolah-olah berbicara sendiri; di sini, budi yang hadir di dalam hal ikhwal (budi Obyektif) angakat bicara. Akan tetapi, budi hanya berbicara dan belum mulai berefleksi mengenai dirinya sendiri. Ini baru terjadi dalam penulisan sejarah reflektif yang ambil jarak terhadap masa silam, sehingga menciptakan ruang bagi suatu penilaian oleh subyek yang tahu (roh subyektif ).

Berhubung Budi itu menurut bentuk penampilan obyektif mewujudkan sejarah- Hegel akan menulis bahwa Budi menguasai dunia- maka hanya sejarah filsafati dapat memperoleh suatu pengertian definitif mengenai sifat sejarah. Dalam sejarah filsafati, Budi mengenal kembali dirinya sendiri dalam bentuk yang dihasilkan oleh penampilan diri lewat proses sejarah. Dalam filsafat sejarah Budi mengenal kembali dirinya sendiri. Mengenai masa mendatang Hegel membatasi diri pada pernyataan yang sangat umum, bahwa pada masa mendatang, roh mutlak akan jaya. Ia menolak membuat ramalan-ramalan konkret mengenai masa yang akan datang.

Pengertian abstrak bahwa dalam sejarah Budi mencapai pengenalan diri,

diterjemahkan oleh Hegel dengan dengan dua cara, dengan istilah-istilah historis dan sosial. Pertama-tama, Hegel membela pendapat, bahwa kemerdekaan sejajar dengan pengertian dan pengetahuan. Bila Hegel berbicara tentang negara, ia tidak hanya meneropong bentuk

pemerintahan sentral seperti dikembangkan oleh berbagai bangsa pada masa kini maupun masa lampau,melainkan apa yang pada zamannya dinamakan “Nation” (Volk). Negara, menurut pengertian Hegel, ialah semua bentuk kehidupan sosial serta kaitan-kaitan antar kesatuan-kesatuan kultural dan politik. Negara meliputi tradisi-tradisi politik dan rohani , moral dan religius seperti dimiliki oleh suatu “Bangsa”.

(6)

Banyak orang merasa sangsi akan kebenaran pendapat Hegel, bahwa Budi menguasai perkembangan sejarah, seolah akal Budi membimbing sejarah dunia. Bukankah masa silam sering nampak sebagai suatu proses yang kacau balau, penuh perbuatan yang tidak masuk akal dan yang penuh pamrih. Keberatan serupa itu oleh Hegel ditangkis dengan konsepnya mengenai “akalnya Budi”. Pertama-tama kita harus mengambil langkah prinsipiil, jangan melihat sejarah dalam perspektif individu-individu yang masing-masing berbuat sesuatu di panggung sejarah, melainkan dalam perspektif jaringan perbuatan-perbuatan manusia yang kait-mengait. Bahkan oleh Hegel ditekankan, bahwa unsur “irasional” dalam perbuatan manusia justru mengabdi kepada kepentingan Budi. Bila dipandang dari sudut tertentu, maka unsur irasional merupakan keharusan agar Budi dapat melaksanakan diri.

Hawa napsu manusia perlu, untuk mendorong bahtera sejarah yang kemudinya dipegang oleh Budi. Bersama-sama, akal budi dan hawa napsu menjalin proses sejarah bagaikan tenunan yang ada benang langsing dan melintang. “Budi sendiri merupakan kenyataan, tetapi hawa napsu adalah lengannya guna meraih sesuatu. “Budi seolah-olah mempergunakan hawa napsu manusia untuk melaksanakan diri. Budi mempergunakan dan menyalahgunakan manusia untuk mencapai tujuannya sendiri. Bila tujuan itu sudah tercapai, maka biasanya nasib tokoh-tokoh sejarah lalu menjadi buruk.

2.4 Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Material pada Zaman Modern Menurut Hegel

Uraian Hegel mengenai filsafat sejarah material lebih luas daripada ulasannya mengenai filsafat sejarah formal. Dalam tiga jilid ia membahas dunia timur, dunia yunani-romawi dan dunia germania. Ia mengikuti perjalanan Budi dalam sejarah dunia mulai dari Cina dan India sampai zamannya sendiri. Dalam tulisan-tulisannya yang lebih bersifat filsafati dialektika, kadang-kadang terasa agak dipaksa-paksakan , tetapi disini diterapkan penuh imajinasi, tak pernah merupkan kerangka yang kaku, melainkan sebuah sarana yang menghasilkan pemandangan-pemandangan sejarah yang memikat.

Filsafat sejarah material ala Hegel menyerupai sebuah “palimpsest”, empat struktur yang erat kaitannya, yang satu diletakkan di atas yang lain. Pertama-tama kita berjumpa dengan tiga bagian dalam proses sejarah, yakni sejarah timur, yunani-romawi, dan germania (yang mewakili seluruh sejarah barat semenjak runtuhnya kekaisaran Roma). Pembagian ini di dasarkan atas trias Hegel, yakni roh obyektif, roh subyektif,dan roh mutlak. Inilah struktur kedua. Dalam dunia timur, roh belum sadar menyusun dalam obyektivitas (seperti misalnya hukum alam). Baru dalam dunia yunani-romawi timbullah subyektivitas. Roh menempatkan diri di luar dan berhadapan dengan apa yang secara obyektif ada. Akan tetapi, roh subyektif semula kurang memahami kenyataan obyektif. Baru, dengan munculnya roh mutlak- di dalam dunia germania- terjadi perukunan antara yang subyektif dan yang obyektif.

Perkembangan dalam hubungan antarmanusia dalam bidang politik dan sosial, merupakan contoh bagaimana skema yang abstrak ini terwujud. Dalam dunia timur, manusia mengikat diri tanpa berpikir lebih mendalam, tanpa refleksi diri pada peraturan-peraturan yang berlaku di dalam masyarakatnya, sama seperti benda-benda dan hewan-hewan tunduk kepada hukum alam. Dalam tahap roh subyektif (yunani-romawi) manusia mulai berfikir mengenai hubungan antara individu dan masyarakat atau negara, namun belum berhasil menemukan keseinbangan antara kedua kutub itu. Baru di dunia Germania, tahap

(7)

hubungan antara individu dan masyarakat- masalah paling pokok yang dihadapi manusia dalam perkembangan sejarahnya- dipecahkan secara memuaskan.

Ketiga trilogi ini masih dilintasi oleh suatu pembagian menurut dua aspek lain. Pertama tahap “eksternalitas”- tahap refleksi manusia menerima tradisi dan norma-norma yang dijumpainya- kedua tahap internalitas-manusia telah pandai berefleksi mengenai masalah etika, politik, agama, dan sebagainya, lalu dengan sadar mengadakan pilihannya. Di tahap ini tidak serasi dengan ketiga trilogi tadi. Ketidakserasian itu, antara lain nampak karena sebagian dunia yunani-romawi (tahap subyektif) masih digolongkan pada tahap eksternalitas (secara logis ini hanya meliputi dunia timur). Peralihan dari tahap eksternalitas menuju internalitas terutama dicanangkan oleh Sokrates dan untuk sebagian oleh kristus.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Hegel sejarah adalah perkembangan roh dalam waktu sedangkan alam adalah perkembangan Ide dalam ruang dasar. Inilah yang menjadi pedoman pemahaman tentang Filsafat Sejarah Hegel.sistem menyeluruh Hegel dibangun atas 3 unsur utama atau disebut the great triad yang terdiri dari Ide-Alam-Roh.

(8)

Dalam bukunya Filsafat Sejarah Hegel mencoba membuat suatu metode sejarah menjadi 3 yakni: Sejarah Asli. Memiliki warna yang khas yang perajalanannya berkisar pada perbuatan,peristiwa,dan keadaan. Fase ini diawali dengan kemunculan filsuf era Yunani kuno yakni; Herodotus, Thucydides, Xenophone dll. Sejarah Reflektif adalah sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang berhubungan melainkan yang ruhnya melampaui batas;dan terakhir Sejarah Filsafati. Hegel menyatakan bahwa sejarah merupakan konsepsi sederhana Rasio. Rasio sendiri merupakan penguasa dunia, sehingga sejarah dunia

memberikan suatu proses rasional kepada kita

DAFTAR PUSTAKA

F.R. Ankersmit. 1987. Pendapat-pendapat Modern Tentang Filsafat Sejarah. Jakarta: PT Gramedia. Kartonodirdjo, Sartono. 1986. Ungkapan-Ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur. Jakarta: PT

Gramedia

Hegel, George Wilhelm Friedrick. 2007. Filsafat Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar http://ahmadsidqi.wordpress.com/2009/02/11/filsafat-sejarah-dalam-pandangan-hegel/

Diposkan oleh aris meindrawati di 23.20

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke

Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

(9)

 ▼ 2014 (9)

o ▼ Desember (8)

 LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDA...

 LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUD...

 LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBU...

 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUD...

 praktek kerja lapang di bondowoso, probolinggo, si...

 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDA...

 PANDANGAN DAN PEMIKIRAN FILSAFAT SEJARAH FORMAL

DA...

 PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA

PENDUDU...

o ► Januari (1)

 ► 2013 (3)

Mengenai Saya

aris meindrawati Lihat profil lengkapku

(10)

Makalah Sejarah Perkembangan Filsafat

ADMINMakalah-Makalah-

perkuliahan.com, ini makalah Filsafat umum, yah sekedar buat share, bagi sobat yang lagi mendapat tugas bikin makalah jangan asal copas makalah terus dikumpulin yah..nanti

ilmunya jadi ilmu copas siram santen… mending nulis makalah sendiri walau sulit dan belum maksimal tapi nilai pendidikanya penting. so makalah filsafat ini buat bacaan dan sekedar contoh aja. next post TOR Olimpiade Sains Matematika, makalah filsafat pra sokrates

Sejarah Perkembangan Filsafat/Ilmu Pengetahuan: Era Yunani Kuno, Pertengahan, dan Modern

oleh : Anisatul Mahmudah

1. Latar Belakang

Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat ekstential yang artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, dapat dikatakan filsafatlah yang menjadi penggerak kehidupan kita sehari-hari sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk masyarakat atau bangsa.

Ilmu pengetahuan pun tidak bisa dilepaskan dari filsafat, sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menarik sekali untuk dikaji, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya faktayang salah satunya berisi hukum-hukum alam yang diperoleh dari sains juga tidak bisa dianggap memiliki kebenaran kekal[1].

Ada satu hal yang patut dicatat dalam setiap bentangan historisitas bahwa tiap zaman memiliki ciri dan nuansa refleksi yang berbeda, tak terkecuali dalam bentangan sejarah filsafat barat. Lihat saja, misalnya, dalam yunani diletakkan sendi-sendi pertama rasionalitas barat, kemudian zaman patrialistik dan skolastik ditandai oleh usaha yang gigih untuk mencari keselarasan antara iman dan akal, karena iman dihati, dan akal ada di otak. Tidak cukuplah sikap credo quia absurdum “aku percaya justru karena tidak masuk akal”. Dalam zaman modern direfleksikan berbagai hal tentang rasio, manusia dan dunia. Jejak pergumulan itu terdapat dalam aliran-aliran filsafat dewasa ini.

Sejarah pemikiran filsafat barat terbagi dalam empat periode besar, :

1. Zaman Yunani atau bisa juga disebut Zaman Kuno,

2. Zaman Patristik dan Skolastik

3. Zaman Modern

(11)

1. Rumusan masalah

2. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan di era Yunani kuno?

3. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahaun di era pertengahan?

4. Bagaimanakah perkemnbangan ilmu pengetahuan di era modern?

Kajian Teori

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di era Yunani Kuno

Sebelum lahirnya filsafat, bangsa yunani memiliki teori atau naluri tentang alam semesta, yang bercorak religius atau etis. Menurut teori ini setiap orang atau setiap hal memiliki tempat dan fungsinya masing-masing. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris (pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi).

Arti filsafat meliputi semua pengetahuan manusia, antara lain ilmu pasti, ilmu fisika, ilmu sosial, ilmu hukum, dan sebagainya.

Beberapa para filsuf pada era ini, diantaranya:

1. Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Thales berpendapat bahwa : air adalah substansi dasar yang membentuk segala hal lainnya, dan ia mengatakan pula bahwa : bumi terapung diatas air. Pernyataan bahwa segala sesuatu terbuat dari air bisa dianggap sebagai hipotesis ilmiah dan sama sekali bukan pendapat yang tidak berdasar. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam. Selain itu Thales juga yang mempelopori tumbuhnya ilmu bintang, ilmu cuaca, ilmu pelayaran dan ilmu ukur. Ia menelah pula pokok soal listrik dan sembrani.

Thales selain sebagai seorang ilmuan dan filsuf juga merupakan seorang pedagang yang berhasil dalam usahanya maupun warga negara yang menaruh perhatian terhadap politik. Ia banyak melakukan perjalanan ke Mesir dan Mesopotamia untuk usaha dagangnya maupun untuk menambah pengetahuan.

1. Pythagoras (582 SM–496 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga di kenal sebagai‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai. Ajaran pythagoras itu dipadatkannya menjadi sebuah dalil yang berbunyi: Bilangan memerintah jagat raya ini (Number rules the universe)[3].

(12)

Socrates menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan ‘’Maicutika Telenhe‘’, yaitu suatu metode dialektiva untuk kebenaran.

3. Democritus, dikenal sebagai ‘’bapak atom’’ pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi.

4. Plato (427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf yang pertamakali membangkitkan persoalanbeing (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi).

5. Aristoteles (384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander. Ia memberikan kontribusi di bidang logika, metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Dibidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sisitematis. Pengaruh Aristoteles sangatlah besar di berbagai bidang terutama di bidang logika. Karya Aristoteles yang terpenting dalam bidang logika adalah ajaran silogisme. Silogisme adalah sebuah argumen yang terdiri dari tiga bagian, yakni premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Terdapat sejumlah bentuk silogisme yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki nama, yang diberikan oleh kaum skolastik

6. Perkembangan Ilmu Pengetahaun Di Era Pertengahan

Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat mereka kepada ilmuwan, tanpa memandang agama mereka. Periode antara 750 M dan 1100 M adalah abad masa keemasan dunia Islam. Plato dan Aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab Islam, khususnya mazhab Peripatetik.

Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini adalah

1. Al Farabi

Al Farabi sangat berjasa dalam mengenalkan dan mengembangkan cara berpikir logis (logika) kepada dunia Islam. Berbagai karangan Aristoteles seperti Categories,

Hermeneutics, First, dan Second Analysis telah diterjemahkan Al Farabi ke dalam bahasa Arab. Al Farabi telahmembicarakan berbagai sistem logika dan cara berpikir deduktif maupun induktif. Di samping itu beliau dianggap sebagai peletak dasar pertama ilmu musik dan menyempurnakan ilmu musik yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Phytagoras. Oleh karena jasanya ini, maka Al Farabi diberi gelar Guru Kedua, sedang gelar Guru Pertama diberikan kepada Aristoteles.

1. Ibnu Sina

(13)

mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.

Ibnu Sina menemukan bahwa pemikiran menghasilkan generalitas dalam bentuk-bentuk[4]. Artinya apa yang dilakukan merupakan realisasi dari ide atau gagasan dari akal pikiran.

1. Ibnu Rusydi

adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani.

1. Al-Ghazali

Filsafat menurutnya dapat diklasifikasikan dalam 4 bagian :

1. Aritmetik, geometri yang sah dan dibolehkan

2. Logika yang merupakan bagian dari teologi

3. Ketuhanan yang mendiskusikan zat dan sifat-sifat ilahi, yang juga merupakan teologi

4. fisika

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Modern

Periode sejarah modern ditandai dengan runtuhnya otoritas gereja dan menguatnya otoritas sains, hal tersebut pertama kali datang secara serius melalui publikasi teori copernican pada tahun 1543 M. Sejak saat itu dimulailah pertentangan panjang antara sains dan dogma gereja. Selain itu, zaman modern juga ditandai munculnya paham-paham yang dalam garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Paham rasionalisme mengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Paham idealisme

mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang memberikan jalan untuk mempelajari paham idealisme zaman modern. Paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman.

Pada permulaan abad ke-14 di benua Eropa dimulai perkembangan ilmu pengetahuan dan sejak zaman itu sampai sekarang menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan itu mempunyai tiga sumber :

 Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Iberia dengan Negara Perancis. Pendeta di Perancis dengan mudah dapat melintasi perbatasan Megara untuk belajar di Spanyol, dan menyebarkan pengetahuannya di lembaga pendidikan Perancis.

(14)

Kebangkitan benua Eropa tidak hanya terjadi akibat masuknya ilmu pengetahuan dari daerah selatan, melainkan memang dirasakan sudah tiba saatnya untuk bangun setelah hampir seribu tahun terbenam dalam kegelapan.

Tokoh – tokoh yang muncul pada masa modern ini antara lain :

1. Roger Bacon (1214-1294)

Ia berpendapat bahwa pangalaman yang menjadi landasan utama untuk permulaan, dan merupakan ujian terakhir bagi semua pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Matematika adalah syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Roger banyak bergerak di bidang politik dan agama, namun akhirnya di tahan dalam penjara. Karya-karyanya sebenarnya cukup banyak, akan tetapi berhubungan dengan soal agama, pertentangan dengan takhayul, dan lain-lain, sehingga buku-bukunya tidak diterbitkan dan baru kira-ira 500 tahun kemudian dicetak.

1. Leonardo Pisa (atau Fibonacci, 1170)

Adalah seorang sarjana dari Italia Utaraa. Ia melanjutkan pengetahuan Aljabar yang telah dirintis Al khawarizmi dan melakukan penyelidikan terus-menerus, sehingga akhirnya dapat menemukan tiga akar dari persaan pangkat tiga. Penemuan itu rupanya hanya mangenai persamaan tertentu.

1. Copernicus (1473-1543)

Copernicus mengemukakan teori bahwa bumi dan planet-planet semuanya beredar mengelilingi matahari, matahari menjadi pusat tata surya (prinsip heliosentris). Sekalipun banyak kekurangan dan kesalahan, namun system Copernicus merupakan suatu perubahan dasar pemikiran yang sangat revolusioner dab bertentangan dengan pendapat Hipparcus dan Aristoteles serta ajaran agama Katolik-Romawi.

1. Johannes Keppler (1571-1630)

Seorang ahli matematika, yang juga mengembangkan pengetahuan astronomi. Keppler menemukan tiga hukum astronomi yang terkenal, yaitu :

1. Orbit dari semua planet berbentuk elips.

2. Dalam waktu yang sana, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.

3. Bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3 .

Kesimpulan

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di era Yunani Kuno

(15)

Beberapa para filsuf pada era ini:

1. Thales (624-545 SM)

2. Pythagoras (582 SM–496 SM)

3. Socrates (470 SM -399 SM)

4. Democritus

5. Plato (427 SM- 347SM)

6. Aristoteles (384 SM- 322 SM)

7. Perkembangan Ilmu Pengetahaun Di Era Pertengahan

Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat mereka kepada ilmuwan, tanpa memandang agama mereka.

Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini adalah

1. Al Farabi

2. Ibnu Sina

3. Ibnu Rusydi

4. Al-Ghazali

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Modern

Periode sejarah modern ditandai dengan runtuhnya otoritas gereja dan menguatnya otoritas sains. zaman modern juga ditandai munculnya paham-paham yang dalam garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Pada permulaan abad ke-14 di benua Eropa dimulai perkembangan ilmu pengetahuan dan sejak zaman itu sampai sekarang menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan.

Tokoh – tokoh yang muncul pada masa modern ini antara lain:

1. Roger Bacon (1214-1294)

2. Leonardo Pisa (atau Fibonacci, 1170)

3. Copernicus (1473-1543)

(16)

1. Daftar Pustaka

Adib, Muhammad. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bernadin ,Win Usuluddin. 2011. Membuka Gebang Filsafat. Yogykarta: Pustaka Pelajar

Russell, Bertrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar The-Liang-Gie.1998. Lintasan Sejarah Ilmu.Yogyakarta: PUBIB

http://www.foxitsoftware.com (dr. Liza, Rabu 26 September 2012, pukul 13.20) [1] Muhammad Adid,Filsafat Ilmu, hal.1

[2] Win Usuluddin Bernadi, Membuka Gerbang Filsafat, hal.106 [3] PUBIB, Lintasan Sejarah Ilmu, hal. 36

[4] Bertrand Russell. Sejarah Filsafat Barat. hal. 564

[5] Slamet Imam Santoso, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, hal.65

aliran filsafat sejak zaman yunani • makalah filsafat kuno • makalah sejarah filsafat yunani • makalah sejarah perkembangan filsafat

http://www.perkuliahan.com/makalah-sejarah-perkembangan-filsafat/

http://meindrawati.blogspot.co.id/2014/12/pandangan-dan-pemikiran-filsafat.html

KEDUDUKAN DAN MANFAAT FILSAFAT SEJARAH

"Pernyataan Singkat Mengenai Filsafat dan Filsafat Sejarah"
(17)

tersebut menjadikan filsafat sebagai bentuk pengetahuan yang istimewa. Terlebih lagi, bahwa filsafat mempunyai metode-metode yang sangat menarik.

Jika kita membicarakan filsafat, maka kita akan bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan serta keraguan yang tidak bisa di jawab oleh agama maupun ilmu pengetahuan. Kita akan di hadapkan pada bentuk klaim-klaim non empiris serta pemikiran radikal. Tidak jarang juga bahwa filsafat mempunyai klaim apriori dan klaim normatif, walaupun kadang filsafat selalu menggunakan klaim empiris juga untuk mendukung teori-teorinya. Tak jarang, bahwa filsafat adalah suatu bentuk pengetahuan yang sangat kritis sehingga tidak heran bahwa para filsuf banyak di tentang oleh khalayak ramai. Para filsuf mulai mendapatkan tempat yang paling mulia ketika terjadi pergolakan sosial dan ilmu pengetahuan di masa Rennaissance dan seterusnya.

Filsafat Sejarah

Ada sekitar 103 ide filsafat yang dibahas oleh para filsuf (cinta, kebebasan, keadilan, Tuhan, dan lain-lain). Ide-ide tersebut di reduksi hingga menjadi berbagai bentuk kajian filsafat seperti Theologi, Epistemologi, Estetika, Etika, dan yang paling menarik perhatian para filsuf yaitu Filsafat Sejarah, mengapa demikian ? Karena persoalan sejarah selalu menjadi inti dari setiap filsuf besar, terutama sejarah yang berbicara soal perjalanan manusia itu sendiri. Bahkan, beberapa teori filsafat sejarah menjadi suatu inti dari sebuah ilmu pengetahuan, misalnya Historical Materialism yang di populerkan Karl Marx menjadi dasar dan pijakan dari Sosialisme Ilmiah. Selain itu, filsafat sejarah tidak hanya selalu mempertanyakan soal kronologis kehidupan manusia itu sendiri, tetapi juga mempertanyakan metode untuk menjelaskan kronologis tersebut. Seperti yang di jelaskan oleh Hegel dalam filsafat sejarahnya bahwa untuk menjelaskan daripada kronologis sejarah manusia, metode yang di pakai adalah sebuah metode Dialektika. Juga dengan Mazhab Historisme yang menyatakan bahwa metode sejarah kritis menjadi suatu metode yang mutakhir tuk menggambarkan kronologis kehidupan manusia.

Kedudukan Filsafat Sejarah

(18)

sejarah itu sendiri, maka kitaa memerlukan ilmu lain untuk memperbandingkannya. Kita memulainya dari kedudukan filsafat atas sejarah itu sendiri. Filsafat sebagai pondasi dasar ilmu pengetahuan bisa dikatakan mempunyai kedudukan yang bahkan lebih tinggi dari seluruh ilmu dan agama yang ada. ilmu pengetahuan dan pengetahuan agama sendiri tidak akan muncul jika tidak melalui tahap filsafat. Bisa di bayangkan bahwa sebuah kedudukan filsafat menjadi begitu sangat penting.

Untuk menjelaskan sebuah ilmu pengetahuan, maka di butuhkan suatu filsafat. Karena jika kita sudah membicarakan suatu ilmu, beberapa persoalan yang berkaitan dengan ilmu itu sendiri tidak akan bisa di jawab secara ilmiah, melainkan harus melalui filsafat, begitu pun halnya dengan sejarah sebagai ilmu yang di sandingkan dengan filsafat. Kedudukan filsafat sejarah itu sendiri menjadi begitu penting untuk menjelaskan hakikat dari metode dan kronologis kehidupan sejarah itu sendiri. Tidak heran, jika kita bergulat dengan sejarah, maka kita tidak akan lepas juga dari pergulatan filsafat yang mengiringinya.

Manfaat Filsafat Sejarah

Jika kita mencermati tulisan di atas, maka kita akan mendapati bahwa manfaat filsafat itu sendiri sangat banyak, juga dengan manfaat filsafat sejarah itu sendiri, terutama untuk perkembangan ilmu sejarah. Jika kita membicarakan soal filsafat, maka pengaruhnya akan terasa dalam metode keilmuan serta jalannya suatu teori keilmuan itu sendiri. Terkadang teori keilmuan itu sendiri runtuh karena adanya persoalan yang tidak bisa di jawab lalu di ambil alih oleh para filsuf.

Filsafat sejarah sendiri mempunyai manfaat yang begitu besar ketika kita berhadapan dengan persoalan-persoalan yang masih abstrak dalam kesejarahan itu sendiri. Terkadang filsafat sejarah itu sendiri akhirnya membawa pengaruh terhadap perkembangan metode sejarah. Tidak heran jika kita perhatikan bahwa metode sejarah akan berubah-ubah sesuai dengan relevansi zamannya.

(19)

http://berlian11susetyo.blogspot.co.id/2015/

04/makalah-filsafat-sejarah.html

Selamat Datang di blog Berlian Susetyo.

Blog ini adalah blog pribadi, saya mengisi blog ini hanya sekedar hobby saja disaat ada waktu senggang dan juga saya ingin berbagi satu sama lain agar semuanya dapat tahu tentang beberapa hal. Dan ditambah juga berupa tugas-tugas kuliahku yaitu berupa makalah-makalah sebagai tugas dari Dosen Pengampu Saya. Semoga bermanfaat. Terima Kasih. Barakallah.

Rabu, 15 April 2015

Makalah Filsafat Sejarah

BAB 2

PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Sejarah 1). Pengertian Filsafat Sejarah

(20)

sesuai era yang berkembang pula. Pada abad modern filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran.

Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah dikenal manusia sejak 2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani kuno, di Miletos, Asia kecil, tempat perantauan orang Yunani, sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya para tokoh-tokoh pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros, dan Anaximenes, Thales adalah orang yang pertama mempersoalkan subtansi terdalam terhadap segala sesuatu, yang melahirkan pengertian-pengertian kebenaran yang hakiki.

Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.

Oleh karena itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan sejarah di dalamnya memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat atau ibroh di dalamnya.

Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu Pertama, sejarah tradisional, sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Kedua, sejarah ilmiah, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Ketiga, filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, sejarah adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudkan masyarakat saja.

(21)

keseluruhan laporan mengenai masa lalu manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk diri sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal.

Pendapat lain tentang sejarah dikemukakan oleh Hugiono dan Poerwantara bahwa dalam penulisan sejarah perlu dibedakan terlebih dahulu antara sejarah dalam kerangka ilmiah, dan sejarah dalam kerangka filosofis. Sejarah dalam kerangka ilmiah adalah sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah sebagai salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta seluruh kejadian-kejadian, dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan. Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian sebagai filsafat sejarah.

Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan secara berbeda, secara tradisional, ungkapan tersebut telah digunakan untuk menunjuk pada usaha memberikan keterangan atau tafsiran yang luas mengenai seluruh peroses sejarah filsafat sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: apa arti, makna dan tujuan sejarah, atau hukum-hukum pokok mana yang mengatur perkembangan dalam perubahan sejarah.

Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah yang berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalannya sejarah. Usaha ini sudah dijalankan berabad-abad lamanya. Kedua, sejarah yang bertujuan untuk menguji serta menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari kesimpulan-kesimpulannya. Dalam kajian-kajian modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema yang mengandung dua segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah.

(22)

termasuk dalam bidang kegiatan analitis dari filsafat, yakni kegiatan yang mewarnai pemikiran filosofis pada zaman modern dengan cara khususnya, di mana si pemikir menaruh perhatian untuk menganalisis apa yang bisa disebut dengan sarana-sarana intelektual manusia. Ia mempelajari tabiat pemikiran, hukum-hukum logika, keserasian dan hubungan-hubungan antara pikiran-pikiran manusia dengan kenyataan, tabiat, realitas, dan kelayakan metode yang dipergunakan dalam mengantarkan pada pengetahuan yang benar.

Dari segi yang lain, filsafat sejarah berupaya menemukan komposisi setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman umum manusia. Di sini perhatian lebih diarahkan pada kesimpulan dan bukannya pada penelitian tentang metode atau sarana-sarana yang digunakan seperti yang digunakan dalam metode analitis filsafat. Dalam kegiatan konstruktif, filosof sejarah bisa mencari pendapat yang paling komprehensif yang bisa menjelaskan tentang makna hidup dan tujuannya.

Keingintahuan seseorang mengenai suatu kebenaran menimbulkan adanya gagasan. Ketika gagasan diolah untuk menjelajah pemahaman yang lebih luas tetapi mendasar maka akan menghasilkan suatu ilmu yang disebut dengan filsafat. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan filsafat ditujukan untuk pengembangan dan inovasi pengertian baru yang dapat dijadikan landasan di dalam suatu masalah yang berhubungan. Dari hal tersebut memberi pandangan bahwa berbagai ilmu lahir dari filsafat, sehingga pengajaran mengenai filsafat sangat diperlukan.

2). Ruang Lingkup Filsafat Sejarah

(23)

terletak di depan muka manusia seperti halnya dengan bahan–bahan untuk menguji formula-formula kimia. Kejadian dan peristiwa sejarah terdiri atas beberapa fenomena dan fenomena-fenomena tersebut di anggap dan diartikan oleh manusia secara berbeda-beda; walaupun pada akhirnya manusia dengan menggunakan akal pikiranya akan senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal secara objektif terhadap fenomena-fenomena sejarah yang akan menghasilkan suatu rangkaian peristiwa sejarah.

Filsafat sejarah sebagai salah satu cabang filsafat mengandung 2 aspek kajian ruang lingkup yaitu :

Pertama; filsafat sejarah berusaha untuk mengetahui dengan pasti faktor-faktor apa yang menyebabkan sebuah peristiwa serta menguasai semua kejadian peristiwa jalannya sejarah. Usaha ini telah di kembangkan dan berlangsung sejak beberapa abad yang lampau.

Kedua; filsafat sejarah berusaha untuk menguji kemampuan beberapa metode ilmu sejarah serta memberi penilaian tentang hasil analisis dan kesimpulan-kesimpulan terhadap suatu karya sejarah. Usaha ini belum terlalu lama di kembangkan oleh para ahli filsafat.

B. Objek dan Manfaat Filsafat Sejarah 1). Objek Filsafat Sejarah

Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”, ditulis Louis Katt Soff, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala sesuatu yang ada menurut akal pikirannya. Jadi objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.

(24)

bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).

Objek Material

Objek Material adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.

Objek Formal

Objek Formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal adalah hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu

pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Objek formal merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan

pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.

Contoh : Objek Materialnya adalah manusia, dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.

Ilmu Obyek

material

Obyek formal

Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara

memenuhinya Sosiologi Manusia Antar hubungan

sosial

(25)

kepribadian Psikologi Manusia Tingkah laku

Perbedaan Objek Material dan Objek Formal

Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Sedangkan objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.

2). Manfaat Filsafat Sejarah

Adapun manfaat filsafat sejarah yang dapat kita ketahui bersama ialah sebagai berikut :

1. Dapat menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat di

ungkapkan hakikat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejarah. 2. Memberikan pertanyaan atas jawaban “kemanakah arah sejarah’’ serta

menyelidiki semua sebab timbulnya semuaa perkembangan segala sesuatu yang ada

3. Lebih kritis dalam menilai dan menimbang setiap sejarah dari abad-abad

sebelumnya, mampu merinci setiap kejadian dalam sejarah itu sendiri 4. Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk

seseorang memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas 5. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis

kronologis serta arif bijaksana atau wisdom

6. Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakikat serta

memberi makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk filsafat sejarah serta pandangan berwawasan nasional untuk Filsafat Sejarah Nasional Indonesia

C. Perbedaan Tugas Filosof Sejarah dan Sejarawan

(26)

berbicara mengenai masa lalu, sedangkan ilmu filsafat berbicara mengenai bagaimana berfikir secara rasional, analisis dan kritis, kedua ilmu ini akan sangat bersinergi dalam memecahkan masalah-masalah yang bermunculan di zaman kontemporer ini, ilmu sejarah memberikan gambaran dari masa lalu, yang mana pada masa lalu pernah terjadi bebagai macam persoalan-persoalan, baik persoalan yang meliputi masalah politik, pemerintahan, masalah sosial, ekonomi maupun masalah yang bersifat religius Sebahagian orang mengharapkan masa lalu dapat menjelaskan atau bahkan memberikan pembenaran terhadap apa yang terjadi sekarang, sebahagian yang lain berharap, dari sejarah dapat dicari akar-akar identitas bahkan orientasi kemasa depan, harapan ini termasuk fungsi sosial dari sejarah yaitu“ mengorganisasi masa lalu sebagai fungsi dari masa sekarang”

Ilmu filsafat memberikan sentuhan pemikiran yang mendorong manusia untuk berfikir secara kritis setiap kejadian sejarah yang kemudian menjabarkan bagaimana menjadikan masa lalu tersebut menjadi sebuah ibrah atau pelajaran dimasa sekarang yang terkait dengan permasalah yang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada masa lampau, dengan demikian manusia mampu memetik sebuah pesan kontemporer dalam rangka membina kehidupan manusia moderen yang ideal.

(27)

Sedangkan tugas seorang sejarawan ialah mengungkapkan kembali peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa itu dengan adanya penelitian sejarah yang nantinya akan dipublikasikan kepada publik. Sejarawan ialah penulis sejarah, yang menciptakan karya sejarah dalam bentuk tulisan atau lisan, dibukukan atau tidak. Penggambar sejarah sering dimasukkan sebagai sejarawan.

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

(28)

merupakan cara manusia mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Filsafat adalah hasil dari berfikir. Namun tidak semua berfikir bisa disebut filsafat. Karena filsafat adalah berfikir dengan mengunakan nalar. Untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat ilmu. Sebab filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemperolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi , dan aksiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.

Filsafat ilmu dalam kontek filsafat sejarah akan sangat berguna untuk membantu sejarawan dan ahli sejarah untuk berfikir bijaksana dan mencintai kebenaran dalam mengaji fakta dan data yang diperoleh dilapangan, sehingga waktu lampau yang tidak dilihat secara langsung, bisa dianalisis dan ditulis sesuai fakta dan data yang diperoleh. Mengikuti suara hati (qalbu), agar tidak terjebak dengan unsur subjektifitas demi melegitimasi kekuasaan tertentu. Hal ini sengat penting dan berguna demi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang dan dimasa depan.

Dengan demikian, analisis seorang sejarawan atas data dan fakta harus bersifat logis dan rasional, bukan berdasarkan bukti-bukti dari luar yang tidak dapat diuji kebenarannya. Seorang sejarawan melakukan analisisnya di laboratorium pikiran dan akalnya, dengan peralatan logika dan penyimpulan, bukan di laboratorium fisik lahiriah dengan penelitian observasi dan pengukuran. Karena itu, pekerjaan seorang sejarawan lebih dekat dengan pekerjaan seorang filosof ketimbang pekerjaan seorang ilmuwan.

(29)

Filsafat membuat diri kita berfikir kritis dan empiris, jadi setiap hasil pemikiran dikaji lebih dalam agar dapat memahami apa itu filsafat, filsafat memiliki kajian secara luas, bukan hanya penalaran namun wawasan lebih berkembang. Kita tidak bisa begitu saja dapat mengkategorikan suatu hasil pemikiran sebagai filsafat namun hasil pemikiran itu harus dikaji lebih dalam. Karena filsafat mencakup segala aspek kehidupan dan luas jangkauannya.

DAFTAR PUSTAKA

E. Tamburaka, Rustam. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek. Cet I; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.

Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah. Cet II; Bandung: Mizan, 1995.

Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke Pemikiran-Pemikiran Timur. Cet. I; Yogyakarta: Jala Sutra Anggota IKAPI, 2000.

Riantini, Ida. Diktat Pengantar Ilmu Sejarah, Lubuklinggau : 2005.

Ahmad fuad Al-Ahwani, filsafat islam, [Jakarta: Pustaka Firdaus, juni 2004], hlm. 19.

(30)

G.W.F. Hegel, Nalar dalam Sejarah, terjemahan dari: Reason in History, diterjemahkan oleh: Salahuddien Gz. [Jakarta: Mizan Publika, Maret 2005] G.W.F. Hegel, Filsafat Sejarah, terj. Cuk Ananta Wijaya [Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001]

Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.

Salam, Burhanuddin.1993. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surajiyo.2007.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara

http://man-sejarah.blogspot.com/2012/05/objek-material-dan-formal-filsafat-ilmu.html

Diposkan oleh Berlian Susetyo 11 di 12.05

Reaksi:

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke

Pinterest

1 komentar:

1.

Lucas Freitas26 November 2015 16.59

filsafat ilmu sangat penting untuk kita

Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Penunjuk Waktu

Daftar Arsip Blog

 ▼ 2015 (19)

o ► Desember (5)

(31)

o ► Mei (1)

o ▼ April (6)

 Kunjungan Mahasiswa Sejarah ke Museum Subkoss Garu...

 Curahan Hati 2

 Curahan Hati 1

 Resume Peradaban Sungai Indus, Pakistan

 Makalah Filsafat Sejarah

 Makalah Perkembangan Peserta Didik dengan Materi P...

o ► Februari (2)

o ► Januari (2)

 ► 2014 (3)

Filsafat Sejarah

 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, PEMBAGIAN

 DALAM FILSAFAT SEJARAH

 Istilah Filsafat sejarah digunakan pertama kali oleh Voltaire. Pernyataan ini terbukti terdapat di dalam bukunya La philosophie de l’histoire yang diterbitkan tahun 1765 di Amsterdam. Voltaire memaksudkan filsafat sejarah berbeda dari sejarah sebagai kehendak Tuhan. Filsafat sejarah dipakai Voltaire untuk menegaskan bahwa setiap peristiwa adalah kehendak manusia dan terjadi karena alasan-alasan. Di dalam bukunya Essay on the Customs and the Spirit of Nations yang dirilis tahun 1769, Voltaire memaksudkan filsafat sejarah sebagai metode kritis untuk menganalisis sejarah kebudayaan.

 Filsafat sejarah memiliki tujuan khusus berbeda dengan sejarah atau ilmu sejarah. Tujuan filsafat sejarah adalah untuk menemukan dasar-dasar nilai dalam peristiwa sekaligus meneliti peluang kebenaran dan kesalahan dalam metodologi ilmu sejarah. Menurut Rustam E. Tamburaka, filsafat sejarah bertujuan:

 a. Menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat diungkap hakikat

dan makna terdalamnya.

 b. Memberikan jawaban atas pertanyaan, “kemanakah arah sejarah”, serta

menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan segala sesuatu.

(32)

 d. Membentuk pikiran sejarah seseorang agar menjadi analitis, kronologis dan

arif-bijaksana.

 e. Membentuk dan menyusun isi, hakikat dan makna sejarah, sehingga mampu

menyusun pandangan Dunia untuk filsafat sejarah Dunia atau pandangan nasional untuk filsafat sejarah Nasional Indonesia.1[1]

 Menurut Prof. Rustam, ruang lingkup filsafat sejarah ada dua. Pertama, filsafat sejarah berusaha mengetahui sebab-sebab pasti sebuah kejadian yang berpengaruh di dalam sejarah. Kedua, filsafat sejarah berusaha menguji kemampuan beberapa metode ilmu sejarah dan memberi penilaian tentang hasil analisis dan kesimpulan-kesimpulan terhadap suatu karya sejarah.2[2]

 Merujuk pada ruang lingkup filsafat sejarah yang secara mendasar bertujuan menemukan dasar metodologi dan dasar normatif peristiwa kesejarahan atau historiografi, maka pembagian filsafat sejarah juga bisa diasosiasikan demikian adanya. Artinya, filsafat sejarah langsung bisa dibagi menjadi dua kecenderungan besar. Pertama adalah filsafat sejarah yang konsern pada metodologi historiografi dan biasa disebut sebagai filsafat sejarah kritis atau filsafat sejarah analitik. Kedua adalah filsafat sejarah yang fokus pada penemuan ide-ide normatif peristiwa masa lalu dan disebut dengan filsafat sejarah spekulatif.

Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu proses peristiwa sejarah. Dalam suatu peristiwa sejarah, terdapat banyak makna yang tersirat dan tersurat di dalamnya yang harus diungkap secara jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsirannya.

Filsafat sejarah kritis atau analisis membahas tentang kebenaran sumber atau sarana-sarana. Persoalan yang dihadapinya adalah adalah tentang penjelasan sejarah atau pada khususnya masalah penyebab atau sebab-akibat. Sejarah mengkaji cara-cara tertentu yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, seperti sebab jangka panjang dan jangka pendek, sedangakan sejarah kritis menjelaskan masalah bentuk-bentuk penjelasan dalam berbagai unsurnya, baik bersifat determinisme maupun indeterminisme.

Filsafat sejarah spekulatif berusaha untuk menemukan suatu struktur dasar dalam keseluruhan arus sejarah. Filsafat sejarah spekulatif tidak puas pada penggambaran keadaan masa silam, sehingga pencarian terhadap suatu struktur dalam yang tersembunyi dalam proses sejarah tersebut dilakukan secara lebih mendalam. Dari pandangan ini kemudian muncullah teori tentang gerak sejarah, yaitu teori gerak maju, teori gerak mundur dan teori perputaran sejarah.

1[1] Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.143.

(33)

Menurut Sartono Kartodirdjo, metodologi sejarah sering disebut juga filsafat sejarah kritis-analisis dan bukan filsafat sejarah spekulatif. Penjelasan sejarah bertujuan untuk memperjelas suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau sehingga dapat dipahami secara keseluruhan. Penjelasan dilakukan dengan berdasarkan pola yang logis dan dapat dicerna oleh akal. Dalam penjelasan sejarah, suatu peristiwa akan mencerminkan hubungan yang sifatnya khusus, yaitu kondisi yang dialami oleh suatu masyarakat, dengan teori-teori tentang masyarakat secara umum.

  

http://bangsalimtuban.blogspot.co.id/2013/05/filsafat-sejarah.html

. Kedudukan Filsafat

Kedudukan filsafat dalam sejarah kehidupan manusia memang sangat

istimewa. Sejak masa sebelum masehi, filsafat telah muncul sebagai ilmu

pengetahuan, pegangan manusia pada zaman itu dalam mengarungi hidup dan

kehidupan. Dengan menguasai filsafat saat itu dapatlah seorang ahli menjawab

segala permasalahan, baik yang menyangkut masalah :

1.

Individu (manusia pribadi)

2.

Sosial (manusia dengan sesama)

3.

Budaya

4.

Teknik

5.

Ekonomi

6.

Kedokteran

7.

Hukum

8.

Dunia

9.

Tuhan

Dengan demikian filsafat tampil dengan eksistensi dan misinya sebagai

“mather scientiarium”

(induk ilmu pengetahuan) dalam arti mencakup semua

ilmu pengetahuan khusus.

(34)

Momentum pemisahan ini dimulai pada sekitar zaman

Reinaissance

(pencerahan),misalnya fisika dan matematika. Peristiwa pemisahan itu

ditengarai dua hal pokok yang mewarnai filsafat dalam eksistensinya sebgai

salah satu bentuk pengetahuan yaitu:

1. Kedudukan Filsafat yang mencakup keseluruhan ilmu-ilmu pengetahuan

khusus tetapi masih dirasakan sampai dewasa ini.

2. Sesudah

mather scientiarium

(filsafat) di tinggal pergi oleh

putra-putranya tercinta (ilmu-ilmu pengetahuan khusus). Maka filsafat sebagai

induknya tidak punah begitu saja, tetapi tetap hidup (

survival

) dengan eksistensi

baru sebagai “ilmu sempurna” atau “ilmu istimewa” dengan misinya yang

mengusahakan pemecahan segala masalah ysng tidak dapat dipecahkan oleh

ilmu-ilmu pengetahuan khusus itu. Sehingga ilmu-ilmu khusus tersebut kembali

membutuhkan filsafat, muncullah; filsafat matematika, filsafat politik, filsafat

bahasa dan lain sebagainya.

B. Fungsi Filsafat

Melatih berfikir serius, kritis, rasional dan logis serta argumentatif,

mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas)

dan mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah.

C. Tujuan Filsafat

Pada dasarnya tujuan mempelajari filsafat dapat dikemukakan sebagai

berikut :

1.

Dengan berfilsafat dapat menjadikan manusia lebih terdidik dan dapat

membangun diri sendiri.

2.

Bersikap obyektif dalam memandang kehidupan ini.

3.

Berpandangan luas, filsafat dapat menyembuhkan dari kepicikan dan ego.

4.

Filsafat mengajarkan untuk mampu berfikir mandiri (tidak taqlid atau

ikut-ikutan)

5.

Filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan

penelitian penalaran supaya dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio,

pengalaman dan agama di dalam usaha manusia mencapai pemenuhan

kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “mencapai hidup bahagia dan

sejahtera”

 Home

 HISTORY

 Filsafat

 I Like

(35)

 Budaya

 Historiografi

 Politik

 Sosio

Blog arsip, Jangan Copy_paste, Baca Saja ..!! Semoga bermanfaat @ _ @

 About

 Support Center

 Purchase Theme

Don't miss

 Sejarah Perkembangan Peradaban Kerajaan islamPosted 125 days ago

 Jejak Peninggalan Peradaban ISlamPosted 131 days ago

 Gejolak Perkembangan Sejarah DuniaPosted 131 days ago

 Telaah Kearifan Lokal Daerah IndonesiaPosted 131 days ago

 Gerak Langkah Peradaban Islam Abad ModernPosted 131 days ago

 Langkah Intelek Pemburu Masa laluPosted 135 days ago

(36)

Filsafat Sejarah

By Youchenky Salahuddin Mayeli on Wednesday, December 24, 2014

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu, sedangkan ilmu filsafat berbicara mengenai bagaimana berfikir secara rasional, analisis dan kritis, kedua ilmu ini akan sangat bersinergi dalam memecahkan masalah-masalah yang bermunculan di zaman kontemporer ini, ilmu sejarah memberikan gambaran dari masa lalu, yang mana pada masa lalu pernah terjadi bebagai macam persoalan-persoalan, baik persoalan yang meliputi masalah politik, pemerintahan, masalah sosial, ekonomi maupun masalah yang bersifat religius Sebahagian orang mengharapkan masa lalu dapat menjelaskan atau bahkan memberikan pembenaran terhadap apa yang terjadi sekarang, sebahagian yang lain berharap, dari sejarah dapat dicari akar-akar identitas bahkan orientasi kemasa depan, harapan ini termasuk fungsi sosial dari sejarah yaitu“ mengorganisasi masa lalu sebagai fungsi dari masa sekarang”

Ilmu filsafat memberikan sentuhan pemikiran yang mendorong manusia untuk berfikir secara kritis setiap kejadian sejarah yang kemudian menjabarkan bagaimana menjadikan masa lalu tersebut menjadi sebuah ibrah atau pelajaran dimasa sekarang yang terkait dengan permasalah

[image:36.595.130.469.234.463.2]
(37)

yang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada masa lampau, dengan demikin manusia mampu memetik sebuah pesan kontemporer dalam rangka membina kehidupan manusia moderen yang ideal.

Dengan demikian kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa tugas filsafat dalam sejarah adalah menggerakkan pemikiran manusia agar merekontruksi masa lalu sebagai pelajaran atau hikmah dimasa sekarang, dan merancang masa depan.

Pengertian Filsafat Sejarah

Filsafat secara harfiah berasal dari kata philo dan sophos, philo berarti cinta dan sophos berarti ilmu atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia berarti pengetahuan atau hikmah (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun pengertian filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula. Pada abad modern filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran.

Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah dikenal manusia sejak 2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani kuno, di Miletos, Asia kecil, tempat perantauan orang Yunani, sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya para tokoh-tokoh pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros, dan Anaximenes, Thales adalah orang yang pertama mempersoalkan subtansi terdalam terhadap segala sesuatu, yang melahirkan pengertian-pengertian kebenaran yang hakiki.

Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Kata ini memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan. Oleh karena itu, untuk dapat menangkap pelajaran atau pesan sejarah di dalamnya memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat atau ibroh di dalamnya.

(38)

tradisional, sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Kedua, sejarah ilmiah,yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Ketiga, filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, sejarah adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudkan masyarakat saja.

Spengler Toynbee mengemukakan sejarah sebagai perkembangan yang sesuai dengan putaran-putaran perubahan yang tetap dan selalu kembali, sementara sejarawan lain mengatakan sejarah sebagai suatu keseluruhan laporan mengenai masa lalu manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk diri sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal.

Pendapat lain tentang sejarah dikemukakan oleh Hugiono dan Poerwantara bahwa dalam penulisan sejarah perlu dibedakan terlebih dahulu antara sejarah dalam kerangka ilmiah, dan sejarah dalam kerangka filosofis. Sejarah dalam kerangka ilmiah adalah sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah sebagai salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta seluruh kejadian-kejadian, dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan. Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian sebagai filsafat sejarah.

(39)

mengenai seluruh peroses sejarah filsafat sejarah dalam arti ini secara khas berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: apa arti, makna dan tujuan sejarah,atau hukum-hukum pokok mana yang mengatur perkembangan dalam perubahan sejarah.

Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah yang berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalannya sejarah. Usaha ini sudah dijalankan berabad-abad lamanya. Kedua, sejarah yang bertujuan untuk menguji serta menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari kesimpulan-kesimpulannya. Dalam kajian-kajian modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema yang mengandung dua segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah.

Segi yang pertama berkenaan dengan kajian metodologi penelitian ilmu ini dari tujuan filosofis. Ringkasnya, dalam segi ini terkandung pengujian yang kritis atas metode sejarawan. Pengujian yang kritis ini termasuk dalam bidang kegiatan analitis dari filsafat, yakni kegiatan yang mewarnai pemikiran filosofis pada zaman modern dengan cara khususnya, di mana si pemikir menaruh perhatian untuk menganalisis apa yang bisa disebut dengan sarana-sarana intelektual manusia. Ia mempelajari tabiat pemikiran, hukum-hukum logika, keserasian dan hubungan-hubungan antara pikiran-pikiran manusia dengan kenyataan, tabiat, realit

Gambar

gambaran  dari  masa  lalu,  yang  mana  pada  masa  lalu  pernah  terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Amelioration using 2.5 t/ha manure, liming with dolomite equivalent to 20% of Al saturation, and NPK fertilizer at dose of 45 kg N - 72 kg K 2 O – 60 kg P 2 O 5 /ha improved

Beberapa pendekatan sosial budaya yang menjadi pedoman bagi pelaku bisnis untuk masuk dalam kegiatan ekonomi negara tertentu untuk dapat menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan

EFEKTIVITAS MEDIA STOP MOTION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF MATA PELAJARAN BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kita umumnya lebih bersedia dalam memenuhi permintaan untuk melakukan beberapa tindakan jika tindakan tersebut konsisten dengan apa yang kita percaya dilakukan atau dipikirkan

Bedasar pada latar belakang dan ma- salah yang telah diungkapkan di depan, bahwa penting bagi seorang arsitek untuk menggali kemampuan dari dalam dirinya, memahami dirinya

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara

Hasil penetapan kandungan fenolat total (GAE), dan kandungan flavonoid total (QE) dapat dilihat pada Tabel 3, dimana sampel yang memiliki kandungan total fenolat dan

Kondisi pada kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi ajang kepentingan banyak pihak, termasuk pihak asing untuk berebut memanfaatkan (eksploitasi)