MEMO
SERI3
--.--BUKU PINTAR POSBINDU PTM
PE NGUKURAN
FAKTOR RISIKO PTM
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Pengarah:
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
Tim Penyusun : Dr. Ekowati Rahajeng,
SKM, M .Kes
Titi Sari Renowati, SKM, MSePH dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid
dr. Prima Yosephine, MKM dr. Niken Wastu Palup i, MKM Rita Djupuri, BSe, DCN, M .Epid
dr. Aries Hamzah dr.sylviana Andinisari, M.Se
dr. Sedya Dwisangka dr. Esti Widiastuti, M.SePH
dr. Chita Septiawati, MKM Robert Meison Saragih,
SKM, M .Kes dr. Hj. Farina Andayani
dr. Tiara Pakas i, MA
Setyadi, ST, M.Kes dr. Sorta Rosniuli , M .Se
Devi Suhailin, SKM Lily Matondang, SKM Mugi Wahidin , SKM, M .Epid
Siti Aisyah, S.Si dr. Masitah Sari Dewi dr. Prihandriyo Sri Hijranti
Rindu Raehmiaty, SKM Nuraini, SKM, M.Se dr.lis AffandiResti, SKM Dr. Nunik Kusumawardhani,
SKM, M.Kes
dr. Ernanti Wahyurini, M.Se, Ismoyowati, SKM, M .Kes
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2009.
Petunjuk Teknis Pengendalian Diabetes Melitus di Puskes- mas, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2012 .
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus, Direktorat PPTM , Ditjen PP dan PL, 2010.
Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Dia- betes Melitus, Direktorat PPTM , Ditjen PP dan PL, 2009 . Kurikulum dan Modul Diabetes Melitus, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2008.
Practical Approach to Lung Health (PAL), 2010. MPOWER, WHO.
Pedoman Pengendalian PPOK, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2011.
Pedoman Pengendalian DM, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL,2009 .
High blood pressure, http://www.cdc.gov/dhdsp/data_sta- tistics/fact_sheets/ fs_bloodpressure.htm (diakses 13 Agus- tus 2014)
Heart attack, http://www.cdc.gov/d hdsp/data_statistics/ fact_sheets/docs/ fs_heartattack.pdf (diakses 13 Agustus 2014)
Stroke,http://www.cd e.g ov/d hd s p/ data_statistics/fact_ sheets/fs_stroke .htm (diakses 13 Agustus 2014)
Buku Pintar Pos bindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat karena menambah be ban ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Dari 100 penderita PTM sebanyak 70 orang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terlambat dalam mendapatkan penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi , kecacatan bahkan kematian .
Kejadian PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko PTM. Faktor risiko PTM ini meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet t idak seimbang, dan konsumsi minuman beralkohol. Pengendalian faktor risiko PTM dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui kegiatan Posbindu PTM dengan biaya yang terjangkau .
Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM, petugas pelaksana Posbindu PTM harus meningkatkan pengetahuan tentang PTM dan ketrampilan dalam melakukan monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya melalui Buku Pintar Posbindu PTM.
Buku Pintar ini terdiri dari 6 seri, yaitu :
Buku Pintar seri 1 : Penyelenggaraan Posbindu PTM Buku Pintar seri 2 : Penyakit Tidak Menular dan Faktor
Risiko
Buku Pintar seri 3 : Pengukuran Faktor Risiko PTM Buku Pintar seri 4 : Upaya Pengendalian Faktor Risiko
PTM
Buku Pintar seri 5 : Respon Cepat PTM dan Cedera Buku Pintar seri 6 : Penyakit Kanker
Buku Pintar seri 3 ini diharapkan dapat menjadi acuan petugas pelaksana Posbindu PTM dalam melakukan pengukuran dan pencatatan faktor risiko PTM. Petugas Pelaksana Posbindu PTM juga harus memahami 5 buku pintar lainnya, agar dapat menjalankan kegiatan dengan benar dan berkesinambungan .
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku Inl, sehingga buku Inl dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini tentunya belum sempurna dan masih akan mengalami perbaikan sesuai dengan perkembangan yang ada.
Jakarta, November 2014 Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
CARA PENGISIAN BUKU PENCATATAN FAKTOR RISIKO PTM (REGISTER)
Seluruh data peserta Posbindu dari buku monitoring dicacat ke dalam buku Pencatatan Faktor Risiko PTM. Data ini merupakan data mentah yang menjadi dasar melakukan pelaporan dan rekapitulasi
PELAPORAN
Data dari Buku Monitoring dicatat ke dalam Buku Pencatatan Faktor Risiko PTM (Buku Register). Selanjutnya data dalam Buku register diinput ke dalam aplikasi Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Posbindu. Data tersebut secara otomatis akan masuk ke dalam server di Kementerian Kesehatan yang dapat diakses secara berjenjang di tingkat Posbindu, Puskesmas, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Aplikasi dapat diakses dalam portal web PPTM di www. pptdepkes.go.id. Pencatatan dan Pelaporan menggunakan aplikasi selengkapnya dapat dilihat pada Pedoman Teknis Surveilans Faktor Risiko PTM Berbasis Posbindu.
TIN DAK lANJUT
Penyuluhan/konseling berhenti merokok
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika sudah mengikuti penyuluhan/konseling berhenti merokok
Penyuluhan/konseling diet sehat
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika sudah mengikuti penyuluhan/konseling diet sehat
Penyuluhan/konseling pemeriksaan payudara klnisis dan IVA
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika sudah mengikuti penyuluhan/konseling pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan klinis payudara dan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA
Penyuluhan/konseling potensi cedera
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika sudah mengikuti penyuluhan/konseling potensi cedera
Dirujuk
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika peserta Posbindu dirujuk ke Puskesmas karena mempunyai faktor risiko dan atau penyakit tidak menular. Form rujukan dapat menggunakan formulir yang tersedia di aplikasi Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Posbindu
Obat-Obatan dari fasilitas kesehatan atau dokter
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika peserta Posbindu sedang menjalani pengobatan dari fasilitas kesehatan atau dokter
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR lSI
3
I. PENDAHULUAN
4
Latar Belakang 4
Tujuan
4
II. FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
6
III. PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM
7
Pengisian Data Pribadi 7
Wawancara Riwayat PTM dan FR PTM 7 Pengukuran Dengan Menggunakan Alat
8
IV. PENGISIAN BUKU MONITORING DAN FORMPENCATATAN
38
Cara Pengisian Buku Monitoring
39
Kunjungan Pertama 42
Kunjungan Berkala 42
Tindak Lanjut
46
Cara Pengisian Buku Pencatatan Faktor Risiko
PTM (Register)
47
Pelaporan
47
DAFTAR PUSTAKA
48
TIM PENYUSUN
49
Latar Belakang
Dalam melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) diperlukan cara pengukuran faktor risiko PTM pada seseorang dengan benar sehingga diperoleh informasi faktor risiko PTM yang dimilikinya. Cara pengukuran tersebut diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan oleh Petugas Pelaksana Posbindu pelaksana Posbindu PTM. Apabila ditemukan faktor risiko yang mengarah kepada PTM disarankan agar melakukan konfirmasi lanjutan berupa pemeriksaan dan penanganan di fasilitas kesehatan primer.
Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah membaca buku ini diharapkan Petugas Pelaksana Posbindu mampu melaksanakan pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).
2. Tujuan khusus:
a. Petugas Pelaksana Posbindu mampu menjelaskan faktor risiko PTM
b. Petugas Pelaksana Posbindu mampu menjelaskan pengukuran faktor risiko PTM
c.
Petugas Pelaksana Posbindu mampu melakukan pengukuran faktor risiko PTM melalui : wawancararBuku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Trigliserida
Tulis nilai trigliserida hasil pemeriksaan pada kotakr jika nilai trigliserida > 150 mg/dL ditandai dengan warna/tulisan yang
berwarna kontras sehingga lebih mudah diingat. Benjolan Tidak Normal pada Payudara
Diisi dengan memberi tanda
y
pada kotak jika pada pemeriksaan klinis oleh petugas kesehatan terlatih ditemukan benjolan tidak normalr termasuk kerutan seperti kulit jerukr adanya keluar cairan dari puting bukan ASlr atau benjolan yang sebelumnya tidak ada.Arus Puncak Ekspirasi
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika pada pemeriksaan arus puncakekspirasi fungsi paru menggunakan Peak Flow Meter nilai Arus Puncak Ekspirasi (APE) hasilnya sama atau kurang dari nilai prediksi (dalam liter/menit). Jika nilai APE> nilai prediksi maka diberi tanda
y
pad a kotak hijauInspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika hasil pemeriksaan IVA oleh petugas kesehatan terlatih dinyatakan positif. Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (serviks).
Kadar Alkohol Pernafasan
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika hasil pemeriksaan alkohol pada pernafasan dinyatakan positif. Tes Amfetamin Urin
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak jika hasil pemeriksaan amfetamin dalam urin dinyatakan positif namun jika hasil pemeriksaan amfetamin dalam urin dinyatakan negatif ditulis dengan tanda (-).
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Diisi dengan menuliskan nilai IMT pada kotak jika IMT sebesar 23 atau lebih ditandai dengan warna kontras sehingga lebih mudah diingat. Rumus Indeks Massa Tubuh
=
Berat Badan (Kg)/ (Tinggi Badan (m)x Tinggi badan (m)). Dalam pengukuran didapatkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (em) maka dibuat ke dalam satuan meter terlebih dahulu sebelum dihitung sesuai dengan rumusnya.Lingkar Perut
Diisi dengan menuliskan nilai lingkar perut (em) pada kotak jika lingkar perut pada laki-Iaki 90 em atau lebih dan pada perempuan 80 em atau lebih ditandai/ditulis dengan warna kontras sehingga lebih mudah diingat. Jika lingkar perut laki-laki <90 em atau perempuan <80 em maka ditulis dikotak hijau.
Tekanan Darah
Tulis nilai tekanan darah hasil pengukuran tensimeter pada kotak, jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau lebih dan/ atau diastole 90 mmHg atau lebih ditandai dengan warna/ tulisan yang berwarna kontras sehingga lebih mudah diingat. Gula Darah Sewaktu
Tulis nilai gula darah sewaktu (GDS) hasil pemeriksaan pada kotak, jika GDS 200 mg/dL atau lebih ditandai dengan warna/tulisan yang berwarna kontras sehingga lebih mudah diingat.
Kolesterol Total
Tulis nilai kolesterol total hasil pemeriksaan, pada kotak, jika nilai kolesterol total 190 mg/dL atau lebih ditandai dengan warna/tulisan yang berwarna kontras sehingga lebih mudah diingat.
Buku Pintar Posbindu PT M Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, gula darah (dilakukan oieh tenaga kesehatan), SADARI, alkohol dalam pernapasan, kolesterol (dilakukan oleh tenaga kesehatan), dan APE (dilakukan oleh tenaga kesehatan)
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya Penyakit Tidak Menular pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko Penyakit Tidak Menular terdiri dari: faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. 1. Faktor risiko PTM yang tidak dapat diubah antara lain:
riwayat keluarga, umur dan jenis Kelamin
2. Faktor risiko PTM bersama yang dapat diubah antara lain:
a.Obesitas b. Hipertensi c. Merokok d. Hiperglikemi
e. Hiperkolesterolemia
f.
Kurang Aktifitas Fisikg. Kurang Konsumsi Sayur dan Buah h. Konsumsi Alkohol
i. Stres
Buku Pin tar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Kurang Aktivitas Fisik 30 menit Sehari
Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika tidak biasa melakukan aktivitas fisik 10 men it secara terus-menerus atau 30 men it dalam sehari ataupun dapat dalam hitungan 150 menit / minggu pada kotak dengan tanda (- ) jika terbiasa melakukan aktivitas fisik 30 men it atau lebih dalam sehari. Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan otot dan tulang (membakar kalori) pada setiap kegiatan, seperti berkebun, menyapu, mengepel, berjalan kaki, bersepeda, atau olah raga lainnya
Konsumsi Minuman Beralkohol Dalam 1 bulan terakhir Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika dalam sebulan terakhir mengkonsumsi alkohol minimal 1 sloki atau pada kotak dengan tanda (- ) jika sebulan terakhir tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali atau mengkonsumsi kurang dari 1 sloki.
Stress
Diisi dengan memberi tanda
v
pada kotak jika dalam seminggu terakhir tidak bisa tidur nyenyak dan tidak bisa berkonsentrasi akibat gangguan psikologi/mentalBerat Badan
Diisi dengan mengisi hasil pengukuran berat badan dalam kilogram (kg)
Tinggi Badan
Diisi dengan mengisi hasil pengukuran tinggi badan dalam centimeter (cm)
KUNJUNGAN PERTAMA
Riwayat Penyakit Tidak Menular pada Keluarga
Diisi dengan memilih ya atau tidak adanya riwayat keluarga, yaitu ayah/ ibu, paman/ bibi, atau kakek/ nenek. Dipilih dengan mencoret yang tidak sesuai, misal tidak ada riwayat diabetes ditulis: Penyakit Diabetes (Ya/Tidak/tidak tahu)
Riwayat Penyakit Tidak Menular pada Diri Sendiri
Diisi dengan memilih ya atau tidak adanya riwayat PTM pada diri sendiri sebelum berkunjung ke Posbindu PTM, dipilih dengan mencoret yang tidak sesuai, misal ada riwayat hipertensi ditulis: Penyakit Hipertensi (Ya/Tidak/tidak tahu)
KUNJUNGAN BERKALA
Merokok
Diisi dengan memberi tanda
v
pada kotakjika merokok atau pada kotak dengan tanda (- ) jika tidak merokok pada bulan dan tahun dilakukan pemeriksaan.Makan Sayur dan Buah < 5 porsi sehari/1 x sehari
Diisi dengan memberi tanda
v
pada kotak jika tidak mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi dalam sehari atau tanda (- ) pada kotak jika mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi atau lebih dalam sehari. Ukuran 1 porsi sayur adalah 1 mangkuk kecil (100 gram) dan buah adalah 70 gram (sepotong pisang ambon kecil). Buah dan sayur dihitung sama, misal tidak makan buah tapi makan sayur 5 mangkuk sehari berarti disebut mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsl.Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
1. Pengisisan Data Pribadi
Dalam buku monitoring FR PTM hal-hal yang perlu ditanyakan adalah sebagai berikut: Nomor urut pendaftaran, Tanggal kunjungan pertama, Nomor kartu identitas (KTP)! Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nama lengkap, Tanggal lahir/ Umur (tahun), Jenis kelamin, Agama, Pendidikan Terkahir, Alamat rumah, Pekerjaan, Alamat kantor, Status perkawinan, No telp (HP/rumah/kantor), email, Golongan darah.
2. Wawancara Riwayat PTM dan FR PTM
Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan faktor risiko PTM antara lain: riwayat merokok, kebiasaan minum minuman manis, kopi dan beralkohol, kegiatan aktifitas fisik/olah raga, kebiasaan makan sayur dan buah, kebiasaan makan dengan kandungan tinggi karbohidrat, lemaktinggi dan asin, tekanan darah tinggi, sering mengalami stres, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga berkaitan dengan penyakit tidak menular.Pada saat wawancara perlu memperhatikan tata cara pelaksanaan wawancara berikut:
a) Perkenalkan diri anda sebelum wawancara dimulai dan kemukakan tujuan wawancara.
b) Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan
bersifat umum. Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih baik tanyakan dulu soal kesenangan atau kebiasaan/hobinya . Jika dia sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi topik Anda.
c) Dengarkan pendapat dan informasi secara seksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan jawaban dari narasumber.
d) Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
e) Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
f) Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat.
g) Hasil dicatat pada kartu hasil.
h) Beri kesan yang baik setelah wawancara.
i) Jangan lupa ucapkan terima kasih.
3. Pengukuran Dengan Menggunakan Alat
Pengukuran Kegemukan/ Obesitas
Untuk menentukan kegemukan/obesitas diperlukan data berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar perut.
a) Pengukuran Berat Badan
Timbangan berat badan sangat sederhana penggunaannya, namun diperlukan pelatihan oleh petugas kesehatan agar masyarakat! Petugas Pelaksana Posbindu kesehatan mengerti dan dapat menggunakannya secara baik. Pedoman penggunaan timbangan berat badan ini harus dipelajari dengan
Bu ku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Ris iko PTM
Alamat Kantor
Diisi dengan alamat tempat peserta Posbindu PTM bekerja terakhir. Jika tidak bekerja maka tidak perlu diisi.
Status Perkawinan
Diisi dengan status perkawinan pada saat berkunjung, yaitu, menikah, janda/duda, lajang (tidak menikah)
No Telp (HP/Rumah/Kantor)
Diisi dengan nomor HP terakhir kali yang aktif. Dengan nomor HP ini peserta posbindu akan amendapat SMS hasil pemeriksaan faktor risiko dan pesan kesehatan dari SMS gatheway. lsi juga dengan nomor rumah atau kantor.
Diisi dengan alamat e-mail terakhir yang aktif.
Golongan Darah
Diisi dengan golongan darah berdasarkan KTP/kartu identitas lainnya, yaitu A, B, AB, atau 0
Jenis kelamin
Diisi dengan jenis kelamin sesuai KTM/kartu identitas lainnya, yaitu laki-Iaki (L) atau perempuan (P), coret yang tidak perlu. Misal: jenis kelamin laki-Iaki maka ditulis LIP
Agama
Diisi dengan salah satu agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, atau lain-lain (kepercayaan)
Pendidikan Terakhir
Diisi dengan pendidikan terakhiryang ditempuh/ditamatkan, yaitu:
- Tidak sekolah - SD
-SMP -SMU
- Perguruan Tinggi
Alamat Rumah
Adalah alamat anggota Posbindu PTM sesuai yang tercantum pada KTP/kartu identitas lainnya
Pekerjaan
Adalah jenis dari pekerjaan yang dilakukan, bukan status (misal PNS berbeda-beda jenis pekerjaannya) . Diisi antara lain dengan
Staf kantor Ibu rumah tangga/tidak bekerja
Petani Tenaga medis
Buruh pabrik Guru
Militer/ Polisi Pedagang
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
benar untuk hasil yang optimal.
Berikut ini adalah langkah-Iangkah dalam menggunakan timbangan:
1). Persiapan :
a. Ambil timbangan
b. Letakan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Responden yang akan ditimbang diminta
membuka alas kaki dan jaket serta
mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada a ng ka
O.
2). Prosedur penimbangan :
a. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidakmenutupi jendela baca.
b. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan).
c. Jarum di kaca jendela alat timbangan akan
bergerak dan tunggu sampai diam/ tidak berubah (STATIS).
d. Catat angka yang ditunjuk olehjarum berhenti dan isikan pada Buku Monitoring Faktor Risiko PTM.
e. Minta responden turun dari alat tim bang.
f. Jarum pad a alat timbang akan berada pada
posisi 0 seeara otomatis.
g. Untuk menimbang responden berikutnya, ulangi prosedur (a) sid (f), begitu seterusnya.
b) Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan (em) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi badan semua kelompok umur.
(1)Alat:
Pengukur tinggi badan/ Microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 em. (2) Prosedur Pengukuran Tinggi Badan
• Minta responden melepaskan alas kaki (sandal! sepatu), topi (penutup kepala).
• Pastikan alat geser berada diposisi atas.
• Responden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
• Posisi kepala dan bahu bag ian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
• Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
• Gerakan alat geser sampai menyentuh bag ian atas kepala responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.
• Baea angka tinggi badan pada jendela baea
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
CARA PENGISIAN BUKU MONITORING
IDENTITAS PRIBADI
No. Urut Pendaftaran
Diisi berdasarkan nomor urut pendaftaran pada kunjungan anggota Posbindu PTM pertama kali, ditulis 3 digit. Nomor diurut sampai 2 tahun, sehingga seorang klien akan mendapat nomor baru setelah 2 tahun. Setelah nomor urut dapat dituliskan nama Posbindu PTM
Misal: 003 Posbindu PTM PO DAMRI Tanggal Kunjungan Pertama
Diisi dengan tanggal anggota Posbindu PTM berkunjung pertama kali. Ditulis dengan hari-bulan-tahun. Misal: 7 Januari 2013
No. Kartu Identitas (KTP)/NIK
Bagi penduduk yang telah berusia 17 tahun, maka yang bersangkutan telah memiliki KTP/SIM, data lebih baik diisi dengan identitas KTP Untuk penduduk berusia kurang dari 17 tahun maka No. identitas tidak diisi atau diisi apabila ada nomor identitas lain seperti No Pasport, Kartu pelajar, dsb
Nama lengkap
Nama anggota Posbindu PTM dimulai dengan nama depan dan nama tengah/belakang, dilanjutkan dengan nama keluarga/marga atau nama dari suami/ayah/ibu. Tanggallahir/Umur (tahun)
Tanggal lahir sesuai dengan tempat tanggal lahir di KTP/ surat tanda lahir/akte kelahiran, ditulis hari-bulan-tahun. Umur ditulis dengan umur ulang tahun yang terakhir
Instrumen Posbindu PTM merupakan alat bantu mawas diri bagi petugas Posbindu dengan meneatat semua faktor risiko PTM dari setiap peserta Posbindu. Selain itu, instrumen juga menjadi bahan evaluasi seeara berkala. Instrumen ini terdiri dari:
1. Buku Monitoring Faktor Risiko PTM (BM FR-PTM) 2. Buku Peneatatan Faktor Risiko PTM (Buku Register)
Data-data peserta Posbindu, hasil pemeriksaan baik melalui wawaneara maupun pemeriksaan faktor risiko PTM dieatat ke dalam Buku Monitoring Faktor Risiko PTM. Buku monitoring merupakan buku peserta Posbindu untuk dibawa pulang dan dibawa kembali pada pemeriksaan berikutnya. Buku tersebut juga menjadi bahan informasi tentang PTM dan peneegahannya. Buku register disimpan di Posbindu untuk diisi kembali pada pemeriksaan Posbindu berikutnya. Hasil-hasil faktor risiko dapat diakses melalui aplikasi Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Posbindu, beru pa data proporsi faktor risiko dan eakupan pemeriksaan di setiap Posbindu. Data-data tersebut menjadi bahan untuk memantau kondisi faktor risiko di masyarakat dan akses layanan pemeriksaan faktor risiko. Data juga dapat menjadi bahan penelitian/riset.
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
ke arah angka yang lebih besar (ke bawah). Petugas Pelaksana Posbinduan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
• Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pengukurannya benar.
• Peneatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 em). Contoh 157,3 em; 160,0 em; 163,9 em. Isikan ke dalam Kartu Hasil.
Posisi tumit yang
I
Posisi tumit yangI
Posisi tangan tidak benar Benar yang benarketika menarik papan pengges-er
Posisi membaea
I
HasH pen-skala yang benar gukuran [image:14.841.18.388.26.424.2]kearah angka yang lebih besar : 146,5 em
Gambar eara Pengukuran Tinggi Badan Dengan Microtoise
Yang perlu diperhatikan :
1. Posisi kepala, punggung, pantat, betis
---0
dan tumit yang benar, pandangan lurusGaris' kedepan .
Pandang2. Keterbatasan microtoise adalah
memerlukantempatdengan permukaan lantai dan dinding yang rata, serta
tegak lurus tanpa tonjolan atau '"
lengkungan di dinding.
3. Bila tidak ditemukan dinding yang rata dan tegak lurus setinggi 2 meter, cari tiang rumah atau papan yang dapat digunakan untuk menempelkan
[image:15.841.25.383.30.267.2]microtoise.
Gambar Posisi Tubuh Saat Pengukuran T8
c) Menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dan BB Ideal.
Contoh:
BB=50kg,
TB= 160cm;1,60m
IMT = 50/(1,60) 2= 50/2,56= 19,53 kg/m
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Ri siko PTM
Empat Lang kah Pemeriksaan IVA
Kanker? lUnj ultkanl
L.lngkah 2. SSl< (Sambu nga n arno Kolumroarl tam palc? TunJu k:kan!
l anllksh 1, ,I lea la mpa lakukan pemerlksaan W A dengiolln memul as servlk'S dengan dsam asetal
-\ . ' . '. . ; - ...
v,'. ··r
I
I
J '... I IUntuk memudahkan memahami, dapat dilakukan singkatan
1 Kanker }
2: SSK
I
KaSIVO
l
3. IVA
4. Knoterapi
Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan oleh dokter/bidan terlatih dengan mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/asam
cuka 3-5
%
dengan penglihatan mata langsung (matatelanjang). Pemberian asam asetat itu akan mempengaruhi epitel abnormal. Hasil positif jika ditemukan bercak putih seperti sariawan setelah 1 menit dioleskan asam cuka tersebut.
Pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi secara awal kelainan mulut rahim, seperti servisitis, cervical wart, cairan keputihan abnorma" polip, serviks oedema, hipertropi, pertumbuhan atau adanya tukak. Temuan dicatat, juga sebaiknya digambar skematik.
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Tabel 1. Nilai IMT dan risiko penyakit
Klasifikasi Risiko Penyakit
BB Kurang I; Rendah
-BBNormal T Rata rata
-
"3 23 - 24,9 Gemuk dengan Meningkat
risiko
4 II 25,0 - 29,9
II
Obesitas Ting-II
Sedangkat I
5 Obesitas Ting- Berbahaya
kat II
The Asia-Pasific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment, WHO 2000.
c) Pengukuran Lingkar Perut
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/ sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.
1) Alat yang dibutuhkan:
a) Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan tirai pembatas.
b) Pita pengukur
c) Spidol atau pulpen
2) Cara Pengukuran Lingkar Perut:
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Penguku ran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur diatas kulit langsung. Pengukuran diatas pakaian sangat tidak dibenarkan.
[image:16.841.28.383.29.235.2]1
2
3
2. Apabila responden tidak bersedia membuka/ menyingkap pakaian bagian atasnya, pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon, silk dll) diperbolehkan dan beri catatan pada kuesioner
[image:17.841.29.383.15.556.2]3. Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak boleh dipaksakan dan beri catatan pada kuesioner.
Tabel 2. Cara . _ .. E:
Jelaskan pada responden tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.
I
Untuk pengukuran inirespond-e-n-diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden untuk menetapkan titik pengukuran
Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal palia/pangglil
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
memeriksa apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau kekenyalan (Gambar 12). Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal payudara karena disini biasanya terdapat kanker.
I I
(
...
'=
Gambar 12 Memeriksa Pangkal Payudara (Payudara Kiri)
10. Ulangi langkah terse but untuk payudara sebelah kiri.
11 .Jelaskan temuan kelainan jika ada, dan hal yang perlu
dilakukan. Jika pemeriksaan sepenuhnya normal,
katakan bahwa semua normal dan sehat dan waktunya untuk kembali melakukan pemeriksaan (misalnya tiap tahun atau jika ibu menemukan adanya perubahan pada pemeriksaan payudara sendiri).Untuk memudahkan pemeriksaan, dapat menggunakan cairan pelicin seperti minyak kelapa, baby oil dan lotion
12. Tunjukkan kepada ibu cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), ikuti konseling IVA dan (BE
13. (atat temuan.
I
--..::.
,
a
Gambar a dan b. Teknik spiral untuk pemeriksaan payudara b
6. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara dengan lembut (Gambar 11). Lihat apakah keluar cairan: bening, keruh, atau berdarah. Cairan keruh atau berdarah yang keluar dari puting harus ditulis dalam catatan ibu/klien. Walaupun cairan keruh dari salah satu atau kedua payudara dianggap normal sampai selama 1 tahun setelah melahirkan atau berhenti menyusui, hal tersebutjarang disebabkan karena kanker, infeksi, tumor, atau kista iinak.
\
-
\
-.
\
Gambar 11 Memeriksa Cairan Puting (Payudara Kiri)
7. Ulangi langkah tersebut pada payudara sebelah kiri.
8. Jika ada keraguan tentang temuan (misalnya apakah terdapat benjolan) ulangi langkah-Iangkah, ibu duduk dengan kedua lengan di sisi badannya.
9. Untuk mempalpasi bag ian pangkal payudara, minta ibu duduk dan mengangkat lengan kirinya setinggi bahu . Bila perlu, minta ibu meletakkan tangannya di bahu Anda. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil bertahap menggerakkanjari-jari ke pangkal ketiak untuk
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
5
6
7
8
9
Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.
.
Minta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulaildiambil dari titik tengah kemudian seeara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran
Apabila responden mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang
mendekati angka 0,1 em.
Tabel 3. Lingkar Perut dan resiko sa kit
Lingkar
Perut
90 em
102 em em
Jenis Kelamin
Laki-Iaki
W
Laki-IakilL
II Perempuan 11 PerempuanJI-Risiko Penyakit
Meningkat
Sangat Meningkat Meningkat
Sangat Meningkat
[image:18.841.29.386.21.404.2] [image:18.841.26.383.410.531.2]"
Pengukuran Tekanan Darah
a. Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter Digital
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah pada penduduk.
1) Alat dan Bahan:
a) Tensimeter Digital
b) Manset besar
c) Batu baterai AA
PumtnGn9Gn Bar.
'iITJ ·
\
"--Gambar Pemasangan Baterai Pada Tensimeter Digital
2) Cara Pengukuran:
a) Prosedur sebelum pengukuran
1) Pemasangan baterai
(a) Balikkan alat, hingga bagian bawah menghadap keatas.
(b) Buka tutup baterai sesuai tanda panah .
(c) Masukkan 4 buah baterai "AA" sesuai dengan arah yang benar.
2) Penggantian baterai
a. Matikan alat sebelum mengganti baterai .
b. Keluarkan baterai jika alat tidak akan digunakan selama lebihdari 3 bulan.
Buku Pintar Pos bindu PT M Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
v
....--'::
Il
c
a, b dan
c.
Tampilan Payudara (kiri ke kanan): Lengan ke Atas,Tangan di Pinggang, Membungkuk
Palpasi
1. Minta klien untuk berbaring di meja periksa.
2. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar, sehingga dapat membantu pemeriksaan payudara.
3. Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien
4 . Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat lipatan atau lekukan.
5. Gunakan permukaan tigajari tengah Anda (Gambar 10a), lakukan palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar payudara (Gambar 10b). Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang rusu k setelah selesai tiap satu putaran dan secara berta hap pindahkanjari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai d iperiksa. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri (tenderness).
[image:19.841.36.376.21.541.2], /
(j..unbaran
Ku lil Jcm k
"
Tampilan Payudara Kerutan atau
(Kedua Tangan di Sisi Tubuh) Lekukan Pada Payudara
2. Lihat putting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya (misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang?). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan dari puting.
3. Minta ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (Gambar a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya (m.pectoral/ototpektoralis) (Gambar b). Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan putting atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat jeruk atau lekukan pada kulitjika ada). Kemudian minta klien untuk membungkukkan badannya kedepan untuk melihat apakah kedua payudara tergantung secara seimbang (Gambar c).
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
c.
Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka tanggai/ waktu perlu disetting kembali.d. Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat yang sesuai.
e. Jika tanda baterai bersilang muncut segera ganti baterai dengan yang baru .
f.
Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat masih dapat di gunakan untuk mengukur sebentar, akan tetapi baterai harus segera diganti.3) Prosedur pengukuran
(a) Tekan tomboIISTART/STOP" untuk mengaktifkan alat.
'78
";QI...
Gambar 4. Cara Mengaktifkan Tensimeter Digital
b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5 - 15 menit sebelum pengukuran.
c) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.
[image:20.841.67.396.29.311.2]d) Pastikan
responden dud uk
dengan
POSISIkaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan
kanan responden di atas meja sehinga mancet
yang sudah terpasang sejajar dengan jantung
responden.
e) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian
kanan responden dan memintanya untuk tetap
duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara
pada saat pengukuran. Apabila responden
menggunakan
baju
berlengan
panjang,
singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan
lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak
menghambat aliran darah di lengan.
f)
Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan
telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak
r....
Gambar 5. Posisi Pengukuran Tekanan Darah
h) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kembali dan hasil pengukuran akan muncul.
Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara
otomatis.
i) Tekan "START/STOP" untuk mematikan alat. Jika
Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan
mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Pemeriksaan Klinis Payudara
Pemeriksaan klinis payudara dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih (dokter/bidan/perawat). Pemeriksaan ini
untuk mendeteksi benjolan tidak normal pada payudara
sekecil mung kin serta tanda dan gejala kanker payudara.
Cara pemeriksaan sebagai berikut:
Persiapan
1. Katakan bahwa Anda akan memeriksa payudara seorang
perempuan.
2. Sebelum klien pergi untuk membuka pakaian bagian atas,
katakan bahwa Anda akan menjelaskan cara memeriksa
payudara yang juga dapat dilakukannya sendiri
3. Setelah seorang perempuan membuka pakaian mulai
pinggang ke atas, minta klien agar duduk di meja periksa
dengan kedua lengan di sisi tubuhnya.
Inspeksi
1. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara pada gambar
berikut. Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk,
ukuran, putting atau kerutan atau lekukan pada kulit.
Walaupun beberapa perbedaan dalam ukuran payudara
bersifat normal, ketidakberaturan atau perbedaan ukuran
dan bentuk dapat mengindikasikan adanya massa.
Pembengkakan, kehangatan, atau nyeri yang meningkat
pada salah satu atau kedua payudara dapat berarti
adanya infeksi, khususnya jika si perempuan tersebut
sedang menyusui.
[image:21.841.45.368.22.371.2]B. Mode Pasif
Digunakan tanpa menggunakan mouth piece. Pemeriksaan lebih cepat tetapi tidak menunjukkan kadar alkohol.
• Tekan dan tahan tombol power untuk menhidupkan unit.
• Pada layar display akan tampak "FSR" dan " nor " berganti-ganti
• Lepaskan tombol power sa at muncul"FSR" pada display, akan terlihat tulisan "FSR" pada display, menunjukkan mode pasif digunakkan .
• Akan muncul hitungan mundur dari "234 /1 ke "0" menunjukkan alat dalam persiapan.
• Setelah terdengarsuara beep dua kali, alat siap digunakan.
• Tiup dengan kuat dan cepat kedalam alat kurang lebih 5 detik .
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh sanpel udara nafas.
• Tampakangka "0" bergerak ke kiri - ke kanan menunjukkan alat sedang menganalisa sampel udara.
• Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol display.
• Pada mode pasif, dapat segera digunakan untuk pemeriksaan berikutnya muncul "FSR " pada display.
Hasil pemeriksaan:
- Negatif: 0
- Positif: Lo atau Hi
Buku Pi ntar Posb in du PTM Seri 3 Pe ngu kuran Fakwr Risiko PT M
4) Pro sedu r penggunaan ma nset
a) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
b) Perhatikan arah masuknya perekat manset.
c) Pakai manset, perhatikan arah selang.
p'"".e
\..Y
2-Gambar 6. Cara Pemasangan Manset Pada
Tensimeter Digital
d) Perhatikanjarak manset dengan garis siku lengan ±
1
2
cm."'.
""'
Gambar 7. Cara Pemasangan Manset Pada Lengan
e) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbu ka ke atas.
f) Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
g) Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat.
h) Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
[image:22.841.68.383.46.507.2]Gambar 8. Contoh Angka Hasil Pengukuran Tensimeter Digital
Catatan :
a) Jika hasil pengukuran hasilnya ekstrim, pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
b) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
c) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
Tabel 4. Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah
III
1 < 120/<80 mm/Hg Normal
2
II
12'0-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi 3 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 14
]1
100 mm/Hg L---_ _ derajat 2ONC VII, 2003)
Buku Pintar Pos bindu PTM Seri 3 Pen gukuran Fa kto r Risiko PTM
display, menunjukkan mode aktif.
• Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0" menunjukkan alat dalam persia pan .
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap digunakkan.
• Pastikan mouth piece bersih terpasang. Pastikan alat dengan mouth piece menempel pada bibir.
• Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang lebih 5 detik.
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh sam pel udara nafas.
• Tampak angka "0 " bergerak ke kiri - ke kanan menunjukkan alat sedang menganalisa sampel udara.
• Setela analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.
• Hasil ditamiplkan dalam 15 detik, setelah itu alat otomatis akan mati .
• Bila tidak cukup sampel, display muncul "out" dan alat otomatis mati .
• Hasil pemeriksaan
- Negatif : 0,00 mg/I
- Positif : >0,00 mg/I
[image:23.841.157.238.30.113.2] [image:23.841.25.379.173.503.2]Tes Amfetamin Urin
• Pengemudi diberi ot penampung urin untuk mengambil sapel urin.
• Pastikan strip pemeriksaan dalam keadaan baik dan belum kadaluarsa.
• Buka strip dan letakkan diatas meja.
• Ambil urin dari pengemudi yang telah tersedia dengan pipet yang disertakan dalam kemasan reagen .
• Teteskan urin kedalam tempat urin di bagian strip.
• Tunggu beberapa saat sampai garis indikator pemeriksan terbaca.
• Baca hasil pemeriksaan berdasar garis indikator yang muncul.
• Hasil pemeriksaan:
- Negatif : dua strip
- Positif : satu strip
• Buang strip dan sisa sam pel urin ketempat yang tersedia.
Kadar Alkohol Pernafasan
a. Mode Aktif
• Digunakan dengan menggunakan mouth piece pada alat.
• Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.
• Pada layar display akan tampak "FSR" dan "nor" berganti-ganti.
• Lepaskan tombol power saat muncul penghitung atau tanda "nor" pada dislpay, akan terlihat tulisan"nor"pada
Buku Pimar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Kolesterol Total Dan Trigliserida
Cara menggunakan peralatan
1. Cek kondisi alat dan bahan strip. Sesuaikan kode yang tertera dalam pot penyimpanan strip dengan Kode yang mu ncul di layar alat. Bila tidak sesuai tampilan segera lakukan penyetelan agar kode alat dapat sesuai dengan yang tertera dalam pot penyimpanan bahan strip.
2. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul.
3. Bersihkan ujung jari (jari manis/tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah dibersihkan dengan alkohol, keringkan.
4. Tusukkan lancetjautoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam setelah dilakukan pengusapan ujung jari dengan alkohol.
5. Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar dari ujung jari. Tekan ujung jari ke arah luar.
[image:24.841.28.384.115.548.2]6. Sentuhkan satu/dua tetes darah sampai memenuhi tengah medan test. Baca hasil yang muncul di layar monitor.
Gambar pemeriksaan gula darah
Pengelolaan Sampah Infeksius:
Setelah dilakukan pengukuran, seluruh bahan habis pakai dibuang dalam tempat sampah yang disediakan khusus dan dapat ditanam/dikubur dalam lubang yang cukup dalam ataupun dapat dikirimkan ke Puskesmas setempat untuk dimusnahkan.
Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Pengukuran arus puncak ekspirasi (APE) digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang mengeluarkan udara dari paru secara maksimal (arus puncak ekspirasi/ APE).
Pengukuran arus puncak ekspirasi ini bermanfaat untuk :
• Deteksi dini gangguan saluran pernapasan (asma, PPOK)
• Menilai ada tidaknya sumbatan pada saluran pernapasan
Pengukuran arus puncak ekspirasi dilakukan pad a pasien usia 3S tahun dengan kriteria :
• Perokok / mantan perokok (perokok yang telah berhenti merokok minimal satu bulan, sebelum penilaian dilakukan)
• Terpapar dengan polutan di tempat kerja, bahan kimia, asap kayu bakar di dalam rumah
• Mempunyai gejala atau keluhan : infeksi saluran pernafasan berulang, keluhan batuk kronik berulang dengan atau tanpa dahak, sesak nafas dengan atau tanpa mengi, gejala pernapasan bersifat prog resif.
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Untuk alur tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi. Subjek perokok/mantan perokok, terpapar polutan di tempat kerja, bahan kimia, asap kayu bakar dalam rumah-dengan usia 3S tahun dengan gejala pernafasan batuk dan atau sesak, dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:
\ubjek pf'rokok/ man! pl'rnkok. terpapar poluliln d, ({'rnpat ke'jd. lJ,lhatl
Dengan gejala pemapasan: kirnia, aSdP kayu
Batuk. ses<Ji{ lJdkM dalam lI,mah,
dengan usia> 35 tahlltl
APE
Pulanq Nilai APE
[image:25.841.21.385.158.539.2]< nilo; pr€dlks;
Gambar tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi
Sementara itu, untuk Subjek perokok/mantan perokok, terpapar polutan di tempat kerja, bahan kimia, asap kayu bakar dalam rumahdengan usia 3S tahun tanpa gejala pernafasan batuk dan atau sesak, maka alur tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi, dapat dilihat pada gam bar 2. di bawah ini:
150 449 462 491 515 532 539 538 524 497 456 399 325 233
Kelompok berisiko :
1. Usia pertengahan
2. Perokok, mantan perokok
152 JI 537 1l 511 1' 469 1[ 413
J[
338 U 246 1 3. Mempunyai gejala pernapasan (batuk, sesak)154 476 489 518 542 559 566 564 550 524 483 426 352 259 4. Kelompok masyarakat yang bekerja di wilayah
156 JI 489 11 502 11 532 11 556 11 572 11 580
II
578 l1 564 1r 537 11 496 1[ 440J[
365 11 273 1 pertambangan (batu bara, asbes), pabrik (asbes,158 503 515 545 569 585 593 591 577 551 509 453 379 286 baja, mesin, perkakas logam, tekstil, kapas, semen
160 J1 516 1' 529 11 559 11 582 11 599 11 607 11 604 11 590
II
564 11 523 1r 466 ]1 392 11 299 , dan bahan kimia) penggergajian kayu, daerah162 529 542 572 596 612 620 618 604 577 536 480 406 313 pasca erupsi gunung berapi, daerah kebakaran
164
Jl
543 1r 556 11 585 617 11 591 11 550Ir
hutan, pekerja khusus (salon, cat, foto copy),166 556 569 599 622 639 647 644 631 604 563 506 433 340 polantas, petugas penjaga pintu tol.
168 11 569 1[ 583 JI 612 i1 636 !1 652 11 660 11 658 1[ 644 11 617 11 577 11 520 11 446 11 353 •
583 596 625 649 665 674 671 658 631 590 533 459
150 376 382 394 401 404 403 397 387 373 353 330 302 271
152 11 385 U391 381
1[
362 1( 338 JI 311'1
279154 393 399 410 419 421 419 414 404 389 370 347 319 287
156 355 11 328 11 296 '
158 410 416 427 434 437 436 431 421 406 379 364 336 304
Peak Flow Meter adalah alat untuk mengukur arus
160 11 418 11 424 11 436 11 443 1! 446 11 44s I1 439 11 429 11 414 Il 39s I1 372 11 344 JI 313 !
puncak ekspirasi
162 427 433 444 451 454 453 447 437 422 404 380 353 321
164 11 435 1r 441 11 4S2 1! 460 1, 463 JI 461 11 4S5 1l 446 11 431 11 412 11 389 11 361 11 329
166 443 449 461 468 471 470 464 454 439 421 397 370 338 Fitur
168 1l 4S2 1r 457 11 469 11 476 n 479 JI 478 11 472 11 462 11 448 11 429 11 406 II 378 '1 3461 1. Sensor
460 466 478 485 488 487 481 470 456 437 414 386 355 .. . . . . . ..
a. Mengukur arus puncak ekspirasi
b. Unit sensor dapat dipisahkan dari mesin dan dicuci dengan tangan jika kotor
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Fakto r Risiko PTM Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
c. Tiriskan dan diamkan sehingga kering, sebelum memasukkannya kembali
2. Bagian Utama
a. Menampilkan dan menyimpan hasil pengukuran b. Jangan mencucinya
3. Tombol kontrol
a. M/F : ukur / fungsi
b. < : teruskan ke kiri
c. > : teruskan ke kanan
d. Save / Enter: simpan / masuk 4. Baterai / kompartemen
Menggunakan 3 (tiga) buah baterai AAA (1,5 Volt)
Petunjuk Penggunaan Alat
1. Untuk pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Untuk mendapatkan nilai terbaik, dilakukan pengukuran APE 3 (tiga) kali berturut-turut.
a. Pasang mouth piece di bagian input dari Peak Flow Meter
b. Tekan tombol M/F
c. Tanda "L / MIN" disamping kanan angka 000 akan berkedip
d. Setelah mengambil napas dalam, tahan napas selama 2 - 5 detik
e. Tempatkan mulut pada mouth piece
f.
Kemudian tiup dengan mulut sekeras dan secepatmungkin (± 2 detik)
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
g. Unit akan berbunyi dalam 2 (dua) detik dan hasil pengukuran akan muncul di layar, misal: 536 liter/ menit
h. Ulangi langkah b - 9 untuk pengukuran kedua dan atau ketiga
I. Peak flow meter tidak akan mencatat hasil pengukuran
bila meniupnya pelan atau lebih dari 4 (empat) detik
J.
Alat akan mengeluarkan bunyi beep 3 (tiga) kalisebagai peringatan
k. Tekan tombol save / enter selama 2 (dua) detik, alat akan mengeluarkan bunyi beep 3 (tiga) kali, dan menyimpan secara otomatis nilai hasil pengukuran 2. Untuk mencari data yang disimpan
a. Tekan < untuk data lama, tekan > untuk data
berikutnya
b. Jika sudah tidak ada data berikutnya, maka akan muncul "FFF" di layar
3. Fungsi tombol
a. Kembali ke fungsi pengukuran : • Tekan M / F selama 2 (dua) detik
Lalu tekan save / enter untuk kembali ke fungsi pengukuran
b. Menghapus rekaman data:
• Tekan M/F selama ± 2 (dua) detik, "elr" akan muncul di layar
• Tekan save / enter untuk konfirmasi menghapus semua rekaman data
c.
Tiriskan dan diamkan sehingga kering, sebelum memasukkannya kembali2. Bagian Utama
a. Menampilkan dan menyimpan hasil pengukuran
b. Jangan mencucinya
3. Tombol kontrol
a. M/F : ukur / fungsi
b. < : teruskan ke kiri
c.
> : teruskan ke kanand. Save / Enter: simpan / masuk
4. Baterai / kompartemen
Menggunakan 3 (tiga) buah baterai AAA (1,5 Volt)
Petunjuk Penggunaan Alat
1. Untuk pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Untuk mendapatkan nilai terbaik, dilakukan pengukuran APE 3 (tiga) kali berturut-turut.
a. Pasang mouth piece di bagian input dari Peak Flow Meter
b. Tekan tombol M/F
c.
Tanda ilL / MINII disamping kanan angka 000 akanberkedip
d. Setelah mengambil napas dalam, tahan napas selama 2 - 5 detik
e. Tempatkan mulut pada mouth piece
f.
Kemudian tiup dengan mulut sekeras dan secepatmungkin (± 2 detik)
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
g . Unit akan berbunyi dalam 2 (dua) detik dan hasil pengukuran akan muncul di layar, misal: 536 liter/ menit
h. Ulangi langkah b - 9 untuk pengukuran kedua dan atau ketiga
I. Peak flow meter tidak akan mencatat hasil pengukuran
bila meniupnya pelan atau lebih dari 4 (em pat) detik
.:
J.
Alat akan mengeluarkan bunyi beep 3 (tiga) kalisebagai peringatan
k. Tekan tombol save / enter selama 2 (dua) detik, alat akan mengeluarkan bunyi beep 3 (tiga) kali, dan menyimpan secara otomatis nilai hasil pengukuran
2. Untuk mencari data yang disimpan
a. Tekan < untuk data lama, tekan > untuk data
berikutnya
b. Jika sudah tidak ada data berikutnya, maka akan
munculllFFFIl
di layar
3. Fungsi tombol
a. Kembali ke fungsi pengukuran :
• Tekan M / F selama 2 (dua) detik
• Lalu tekan save / enter untuk kembali ke fungsi 11
pengukuran
b. Menghapus rekaman data:
• Tekan M/F selama ± 2 (dua) detik, IIClrll akan muncul
di layar
• Tekan save / enter untuk konfirmasi menghapus semua rekaman data
Kelompok berisiko :
1. Usia pertengahan
2. Perokok, mantan perokok
150 449 462 491 515 532 539 538 524 497 456 399 325 233
152 j! 463 11 475 1[ 505 1! 529 11 545 11 553 11 551 11 537 11 511
II
469 1[ 413 II 338 11 246 1 3. Mempunyai gejala pernapasan (batuk, sesak)154 476 489 518 542 559 566 564 550 524 483 426 352 259 4. Kelompok masyarakat yang bekerja di wilayah
156
If
489 !( 502 1t 532 11 556 11 572 11 580 49611 440I(
365JI
273 1 pertambangan (batu bara, asbes), pabrik (asbes,158 503 515 545 569 585 593 591 577 ' 551 509 453 379 286 baja, mesin, perkakas logam, tekstil, kapas, semen
160 11 516 11 529 11 559 11 582 11 599 11 607 11 604 11 590
II
5641!
523 1t 466 1f 392 11 299 dan bahan kimia) penggergajian kayu, daerah162 529 542 572 596 612 620 618 604 577 536 480 406 313 pasca erupsi gunung berapi, daerah kebakaran
164 550 1[ 493 1f 419 11 326
J
hutan, pekerja khusus (salon, cat, foto copy),166 556 569 599 622 639 647 644 631 604 563 506 433 340 polantas, petugas penjaga pintu tol.
168
I
569 U583 1! 612 11636 11 652 11 660 11 658 11 644 11 617 11 520 U446 11 353 I170 583 596 625 649 665 674 671 658
[image:29.841.31.385.29.519.2]lE..J1596 11 61 0
I
539 11 662 11 679 11 687 11 685£l...__
n ---',Tabel 6 : Nilai APE yang normal pada perempuan (Iiter/menit)
Peak Flow Meter
150 376 382 394 401 404 403 397 387 373 353 330 302 271
152 11 385 11 391 11 402 11 410 1, 413 11 411 11 406 1, 395 11 381 11 362 11 338 11 311 11 279
154 393 399 410 419 421 419 414 404 389 370 347 319 287
156 11 401 11 407 11 419 11 426 11 429 11 428 1422 1! 412 11 398 11 387 11 355 11 328 11 296 '
158 410 416 427 434 437 436 431 421 406 379 364 336 304
Peak Flow Meter adalah alat untuk mengukur arus 160 11 418 11 424 11 436 11 443 11 446 11 445 11 439 11 429 11 414 11 395 11 372 11 344 11 313 1
puncak ekspirasi
162 427 433 444 451 454 453 447 437 422 404 380 353 321
164 11 435 11 441 11 452 11 460 11 463 11 461 11 455 11 446 11 431 11 412 11 389 11 361 11 329
166 443 449 461 468 471 470 464 454 439 421 397 370 338 Fitur
168 11 452 11 457 11 469 11 476 JI 479 11 478 11 472 ]1 462 11 448 11 429 11 406 11 378 11 346 1
1. Sensor
170 460 466 478 485 488 487 481 470 456 437 414 386 355 , . .
a. Mengukur arus puncak ekspirasi
b. Unit sensor dapat dipisahkan dari mesin dan dicuci dengan tangan jika kotor
Pengelolaan Sampah Infeksius:
Setelah dilakukan pengukuran, seluruh bahan habis pakai dibuang dalam tempat sampah yang disediakan khusus dan dapat ditanam/dikubur dalam lubang yang cukup dalam ataupun dapat dikirimkan ke Puskesmas setempat untuk dimusnahkan .
Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Pengukuran arus puncak ekspirasi (APE) digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang mengeluarkan udara dari paru secara maksimal (arus puncak ekspirasi/ APE) .
Pengukuran arus puncak ekspirasi ini bermanfaat untuk :
• Deteksi dini gangguan saluran pernapasan (asma,
PPOK)
• Menilai ada tidaknya sumbatan pada saluran
pernapasan
Pengukuran arus puncak ekspirasi dilakukan pada
pasien usia 35 tahun dengan kriteria :
• Perokok / mantan perokok (perokok yang telah berhenti merokok minimal satu bulan, sebelum penilaian dilakukan)
• Terpapar dengan polutan di tempat kerja, bahan
kimia, asap kayu bakar di dalam rumah
• Mempunyai gejala atau keluhan : infeksi saluran
pernafasan berulang, keluhan batuk kronik
berulang dengan atau tanpa dahak, sesak nafas dengan atau tanpa mengi, gejala pernapasan bersifat progresif.
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Untuk alur tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi. Subjek perokok/mantan perokok, terpapar poiutan di tempat kerja, bahan kimia, asap kayu bakar dalam
rumah-dengan usia 35 tahun dengan gejala pernafasan batuk
dan atau sesak, dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:
Oengan geJala pemapasan: Batuk. sesalc
Pemeflksaan/pengukuran APE
Pulill1g
[image:30.841.54.376.122.509.2]Nilai APE" nilal prediksi
Gambar tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi
Sementara itu, untuk Subjek perokok/mantan
perokok, terpapar polutan di tempat kerja, bahan kimia,
asap kayu bakar dalam rumahdengan usia 35 tahun tanpa
gejala pernafasan batuk dan atau sesak, maka alur tindak lanjut hasil pengukuran arus puncak ekspirasi, dapat dilihat pada gambar 2. di bawah ini:
Tes Amfetamin Urin
Pengemudi diberi ot penampung urin untuk mengambil sapel urin.
• Pastikan strip pemeriksaan dalam keadaan baik dan belum kadaluarsa.
• Buka strip dan letakkan diatas meja.
• Ambil urin dari pengemudi yang telah tersedia dengan pipet yang disertakan dalam kemasan reagen.
• Teteskan urin kedalam tempat urin di bagian strip.
• Tunggu beberapa saat sampai garis indikator pemeriksan terbaca.
• Baca hasil pemeriksaan berdasar garis indikator yang muncul.
• Hasil pemeriksaan:
- Negatif : dua strip
- Positif : satu stri p
• Buang strip dan sisa sampel urin ketempat yang tersedia.
Kadar Alkohol Pernafasan
a. Mode Aktif
• Digunakan dengan menggunakan mouth piece pada alat.
• Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.
• Pada layar display akan tampak "FSR" dan "nor" berganti-ganti.
• Lepaskan tombol power saat muncul penghitung atau tanda "nor" pada dislpay, akan terlihat tulisan"nor"pada
Buku Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Kolesterol Total Dan Trigliserida
Cara menggunakan peralatan
1. Cek kondisi alat dan bahan strip. Sesuaikan kode yang tertera dalam pot penyimpanan strip dengan Kode yang muncul di layar alat. Bila tidak sesuai tampilan segera lakukan penyetelan agar kode alat dapat sesuai dengan yang tertera dalam pot penyimpanan bahan strip.
2. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul.
3. Bersihkan ujung jari (jari manis/tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah dibersihkan dengan alkohol, keringkan.
4. Tusukkan lancetlautoclix pada uju ng jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam setelah dilakukan pengusapan ujung jari dengan alkohol.
5. Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar dari ujung jari. Tekan ujung jari ke arah luar.
6. Sentuhkan satu/dua tetesdarah sampai memenuhitengah medan test. Baca hasil yang muncul di layar monitor.
- -
ml
11
[image:31.841.29.371.0.578.2]1 ,
Gambar pemeriksaan gula darah
,. I
n
Gambar 8. Contoh Angka Hasil Pengukuran Tensimeter Digital
Catatan :
a) Jika hasil pengukuran hasilnya ekstrim, pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
b) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat
selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah
istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
c) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
Tabel 4. Klasifikasi Tekanan Darah
D
Tekanan Darah Klasifikasi1 < 120/<80 mm/Hg Normal
2
II
120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi3 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1
!JI
mm/Hg L - Hipertensi _ _- IONC VII, 2003)
Buku Pintar Posbin du PT M Seri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
display, menunjukkan mode aktif.
• Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0" menunjukkan alat dalam persiapan.
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap digunakkan.
• Pastikan mouth piece bersih terpasang. Pastikan alat dengan mouth piece menempel pada bibir.
• Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang lebih 5 detik.
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh sampel udara nafas.
• Tampak angka "0" bergerak ke kiri - ke kanan menunjukkan alat sedang menganalisa sam pel udara.
• Setela analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.
• Hasil ditamiplkan dalam 15 detik, setelah itu alat otomatis akan mati.
• Bila tidak cukup sampel, display muncul "out" dan alat otomatis mati.
• Hasil pemeriksaan - Negatif : 0,00 mg/I - Positif : >0,00 mg/I
[image:32.841.44.392.29.479.2]B. Mode Pasif
Digunakan tanpa menggunakan mouth piece. Pemeriksaan lebih cepat tetapi tidak menunjukkan kadar alkohol.
• Tekan dan tahan tombol power untuk menhidupkan unit.
• Pada layar display akan tampak "FSR" dan "nor" berganti-ganti
• Lepaskan tombol power saat muncul"FSR" pada display, akan terlihat tulisan "FSR" pada display, menunjukkan mode pasif digunakkan.
• Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0" menunjukkan alat dalam persiapan.
• Setelah terdengarsuara beep dua kali, alat siap digunakan.
• Tiup dengan kuat dan cepat kedalam alat kurang lebih 5 detik.
• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh sanpel udara nafas.
• Tampak angka "0" bergerak ke kiri - ke kanan menunjukkan alat sedang menganalisa sampel udara.
• Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol display.
• Pada mode pasif, dapat segera digunakan untuk pemeriksaan berikutnya muncul "FSR" pada display.
Hasil pemeriksaan:
- Negatif : 0
- Pos itif : Lo atau Hi
Buku Pintar Pos bind u PTM Se ri 3 Pengukuran Faktor Risiko PTM
4) Prosedur penggunaan manset
a) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
b) Perhatikan arah masuknya perekat manset.
c) Pakai manset, perhatikan arah selang.
Gambar 6. Cara Pemasangan Manset Pada Tensimeter Digital
d) Perhatikanjarak manset dengan garis siku lengan
±
1
2
cm .-Q
-. " -.
Gambar 7. Cara Pemasangan Manset Pada Lengan
e) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka ke atas.
f) Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
g) Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat.
h) Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
[image:33.841.10.369.24.501.2]d) Pastikan responden duduk dengan POSISI
kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
e) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran . Apabila responden
menggunakan baju berlengan panjang,
singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan.
f) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan
telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak
Gambar 5. Posisi Pengukuran Tekanan Darah
h) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.
i) Tekan "START/STOP" untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Buk u Pintar Posbindu PTM Seri 3 Pengukuran Fakto r Ri siko PTM
Pemeriksaan Klinis Payudara
Pemeriksaan klinis payudara dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter/bidan/perawat). Pemeriksaan ini untuk mendeteksi benjolan tidak normal pada payudara sekecil mung kin serta tanda dan gejala kanker payudara . Cara pemeriksaan sebagai berikut:
Persiapan
1. Katakan bahwa Anda akan memeriksa payudara seorang perempuan.
2. Sebelum klien pergi untuk membuka pakaian bagian atas, katakan bahwa Anda akan menjelaskan cara memeriksa payudara yang juga dapat dilakukannya sendiri
3. Setelah seorang perempuan membuka pakaian mulai pinggang ke atas, minta klien agar duduk di meja periksa
dengan kedua lengan
di
sisi tubuhnya.Inspeksi
1. Lihatlah bentuk dan u kuran payudara pada gambar berikut. Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, putting atau kerutan atau lekukan pada kulit. Walaupun beberapa perbedaan dalam ukuran payudara bersifat normal, ketidakberaturan atau perbedaan ukuran dan bentuk dapat mengindikasikan adanya massa . Pembengkakan, kehangatan, atau nyeri yang meningkat
pada salah satu atau kedua payudara dapat berarti
adanya infeksi, khususnya jika si perempuan tersebut sedang menyusui.
[image:34.841.42.389.15.483.2]t
Gilmbaran
1Wlil icru k
"
Tampilan Payudara
(Kedua T