• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM GURO-GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH KARO

SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

LISMA YENI PANDIA

117045010/IK

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM GURO-GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH KARO

SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Komunikasi Dalam Program Study Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

LISMA YENI PANDIA

117045010/IK

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Universitas Sumatera Utara

Judul Tesis : PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM

GURO - GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT

KABUPATEN TANAH KARO SUMATRA UTARA.

Nama Mahasiswa : Lisma Yeni Pandia

Nomor Pokok : 117045010

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dra. Lusiana A Lubis, MA.PhD) (Dra. Dayana Manurung, M.Si)

NIP. 196704051990032002 NIP. 196007281987032002

Ketua Magister Dekan

(Dra. Lusiana A Lubis, MA.PhD) (Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)

NIP. 196704051990032002 NIP. 196805251992031002

(4)

Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada

Tanggal : 11 Februari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. Hendra Harahap, M.Si

Anggota : 1. Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, PhD 2. Dra. Dayana Manurung, M.Si

3. Dra. Mazdalifah, PhD

(5)

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM GURO-GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA

LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH KARO SUMATERA UTARA

TESIS

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai sarat untuk memperoleh gelar Megister pada program studi Ilmu Komunikasi sekolah pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya peneliti sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pda bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah peneliti

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulis ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi.

Medan, April 2014 Penulis,

(6)

i Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM GURO-GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH KARO

SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara pesan pembangunan dalam kebersihan lingkungan dengan persepsi dan partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara. Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi pembangunan, teori persepsi, partisipasi masyarakat dan Guro-guro Aron sebagai media pembangunan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data utama menggunakan kuesioner. Analisis data dan uji hipotesis menggunakan analisis Regresi melalui SPSS versi 16.00. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hipotesis H1 diterima, maknanya terdapat pengaruh antara pesan pembangunan dalam Guro-guro Aron dengan persepsi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara, dengan nilai sebesar 0,573. Selanjutnya melalui uji yang sama, hipotesis H2 juga diterima, yang maknanya terdapat pengaruh antara pesan pembangunan dalam Guro-guro Aron dengan partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara dengan nilai sebesar 0,437.

(7)

ii Universitas Sumatera Utara THE EFFECTS OF MESSAGE DEVELOPMENT IN GURO-GURO ARON

ON PUBLIC PERCEPTION AND PARTICIPATION IN LINGGA VILLAGE OF SIMPANG EMPAT TANAH KARO

DISTRICT OF NORTH SUMATRA

ABSTRAC

This study, entitled "Effects of Message Development in Guro-guro Aron on Public Perception and Participation in Lingga Village of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra". This study aimed to examine the influence of message development in the perception of environmental hygiene and community participation in the village of Linga of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra. The theory is considered to be relevant in this research is the development of communication, perception theory, public participation and Guro-guro Aron as a media construction. The method used is the correlation method. Sampling using purposive sampling. The main data collection using questionnaires. Data analysis and hypothesis testing using regression analysis by SPSS version 16. Regression analysis showed that the hypothesis H1 is accepted, it means there is influence between message development in Guro-guro Aron with public perception in the village of Linga District of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra, with a value of 0.573. Furthermore, through the same test, the hypothesis H2 is also acceptable, meaning that there is influence between message development in Guro-guro Aron with the participation of the community in the village of Linga District of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra with a value of 0.437.

(8)

iii Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim ..

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh ..

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT serta Shalawat dan Salam bagi Rasullullah SAW, seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya. Syukur tak terhingga peneliti ucapkan atas selesainya penyusunan

tesis yang berjudul “Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang

Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara”. Tesis ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata dua (S2) pada Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dimaksutkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan dan menambah pengalaman, khususnya yang berhubungan dengan ilmu komunikasi. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Untuk itu setiap kritik yang bersifat konstruktif yang berhubungan dengan penyempurnaannya akan peneliti terima dengan senang hati.

(9)

iv Universitas Sumatera Utara 1. Bapak Prof. Dr. Badarruddin M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA. PhD, selaku Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi dan sekaligus Dosen Pembimbing I serta Penguji peneliti yang menjadi sumber inspirasi bagi peneliti. Terima kasih sebanyak-banyaknya atas pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada peneliti, semua itu sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini di Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, selaku sekretaris Program Magister Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan kritik, saran dan ilmu yang tidak ternilai harganya selama perkuliahan sampai terselesainya tesis ini di Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si, selaku sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi dan sekaligus Dosen Pembimbing II serta Penguji peneliti yang banyak memberikan masukan, arahan serta menyediakan waktu, tenaga dan fikiran dan ilmu yang berharga bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini di Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Mazdalifah, PhD, selaku Dosen Pembanding I dan Penguji peneliti yang banyak memberikan masukan dan arahan yang membangun bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini di Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Rahmanita, PhD, selaku Dosen Pembanding II dan Penguji peneliti yang banyak memberikan masukan dan arahan yang membangun bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini di Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

(10)

v Universitas Sumatera Utara 8. Bapak DR. Pandiaman Pandia SPp, M.ked selaku paktengah peneliti beserta keluarga yang telah banyak memberikan masukan, bantuan moral dan materil serta doa yang tidak ternilai harganya sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan.

9. Bapak Drs. Takdir Sehbana Pandia SE, selaku Pak Uda peneliti dan Lurah Binjai Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai yang telah telah banyak memberikan masukan, bantuan yang sangat bermanfaat bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Ibu Dra. Ida Wati Pandia S.sos, selaku Bibi Uda peneliti yang telah banyak membimbing dan mengarahkan serta banyak memberi kritik dan saran yang bersifat membangun demi kelancaran penyelesaian tesis ini.

11. Kepada Alm. Kuala Pandia dan Nikepi Br. Surbakti Torong serta Alm. Muhadi dan Alm. Sawinah, selaku Kakek dan Nenek yang tercinta yang telah banyak memberi motivasi, dukungan moril dan materil yang tidak ternilai harganya sehingga peneliti dapat menjadi seperti saat ini serta menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

12. Terkhusus buat abangku terkasih dan tercinta, Agustinus Sinulingga S.Kom yang telah banyak memberikan arahan, kritik, saran, perhatian dan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan ini. Sekaligus menjadi tim dalam pengolahan data SPSS yang jasanya tidak ternilai harganya.

13. Sepupu peneliti, spesial Kak Nia SE, Septio, Imania S.Sos, Lestari SPd, Stevani dan Kak Rusmaini yang selalu setia membantu peneliti dalam penelitian tesis ini.

14. Bimbingan English Convertation Zavira Education Centre, Miss Nita dan Sir Wilopo yang banyak membantu peneliti selama masa perkuliahan sampai penyelesaian tesis.

(11)

vi Universitas Sumatera Utara 16. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan di Fakultas Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Terkhusus Farida Hanim, Endah Roendicha, Asmidin, Riris Hernawati Marpaung, Syarifahhalimatussakdiyah, Munzaimah Masril, Dameria Hutabarat, Fahrur Rozi, Lia Anggia, Fernando, Eninta Yolanda, Ivan, Sri Handayani dan Nurhanifah. Terima Kasih atas segala dukungan dan partisipasinya dalam penyelesaian tesis ini.

17. Semua pihak yang turut serta membantu peneliti selama mengikuti perkuliahan yang maaf tidak disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih yang sebesar-besarnya semoga mendapat hidayah dari Allah SWT.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT akan membalasnya dengan limpahan rahmat kepada kita semua. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian tesis ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran bagi penyempurnaan tesis ini sangat peneliti harapkan. Harapan peneliti semoga tesis ini kelak dapat berguna bagi siapa saja yang butuh akan pengetahuan dan dapat menjadi sumber inspirasi dengan cara apapun. Dan jika terdapat kesalahan peneliti memohon maaf dan menerima masukan yang bersifat membangun.

Medan, Februari 2014 Peneliti

(12)

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Lisma Yeni Pandia

Alamat : Jln. Glugur Rimbun Dusun VI Purwojoyo No. 162 Desa Suka Maju Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang

Tempat Lahir : Pancur Batu, Kab. Deli Serdang Tanggal Lahir : 22 Februari 1989

Status : Belum menikah Agama : Islam

Handphone : 085270399977, 085760978849 Email : liez_pandia@yahoo.com

Data Pendidikan Formal

 Sekolah Dasar (SD) Inpres No. 105265 Desa Sukamaju Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang, Tamat Tahun 2001

 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Rakyat Sei Glugur Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang, Tamat Tahun 2004

 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pancur Batu Kec. Pancur Batu Kab. Deliserdang, Tamat Tahun 2007

 Perguruan Tinggi Universitas Medan Area pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Medan, Tamat Tahun 2011

Pengalaman Kerja

Jan 2010 – Mei 2010 : Telemarketing di Citi Bank Medan Mei 2010 - Juli 2010 : Kanvasing di Citi Bank Medan

Juli 2011 – Ag 2011 : Receptionist di Sumatera Eye Centre Medan Ag 2011 – Okt2011 : Wartawan Harian Topkota Medan

No 2011 – Feb 2012 : Informasi di Travel and Tour Umrah dan Haji Plus Ramani Marwah Pancur Batu

(13)

vii Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK...i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Pembatasan Masalah... ... 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.4.2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Komunikasi Pembangunan ... 12

2.3. Konsep Pesan Pembangunan ... 14

2.4. Teori Persepsi ... 19

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ... 22

2.4.2 Pesepsi Sebagai Inti Komunikasi ... 24

2.4.3 Peranan Persepsi Dalam Komunikasi ... 25

2.4.4 Proses Terbentuknya Persepsi ... 26

2.4.5 Sifat-Sifat Persepsi ... 28

2.5 Partisipasi Masyarakat ... 29

2.5.1 Pengertian Partisipasi... 29

2.5.2 Bentuk dan Jenis Partisipasi ... 31

2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi ... 33

2.6. Guro-Guro Aron Sebagai Media Pembangunan ... 36

2.6.1. Lirik Lagu Gontong Royong ... 38

2.6.2. Pengelompokan Tugas Dalam Guro-Guro Aron .... 38

2.7. Model Teoritis ... 40

2.7.1. Pengembangan Model dan Kerangka Pikir Teoritis ... 40

2.8. Operasional Variabel ... 40

2.9. Defenisi Operasional Variabel ... 42

3.0. Hipotesis ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

3.1.1. Sejarah Desa Lingga ... 46

3.1.2. Letak Geografis Desa Lingga ... 48

(14)

viii Universitas Sumatera Utara

3.1.4 Struktur Organisasi Desa Lingga ... 50

3.1.5 Visi dan Misi Desa Lingga ... 50

3.2. Metode Penelitian ... 51

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

3.4. Populasi dan Sampel... 51

3.4.1. Populasi ... 51

3.4.2. Sampel ... 52

3.5. Teknik Sampling ... 53

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.7. Teknik Analisis Data ... 55

3.7.1. Uji Validitas Data ... 55

3.7.1.1. Validitas Konstruk (Construk Validity) .... 55

3.7.2. Uji Reliabilitas Data ... 56

3.7.2.1. Alpha Cronbach ... 57

3.7.2.2. Teknik Alpha Cronbach ... 57

3.8. Pengujian Hipotesis ... 58

3.8.1. Analisis Regresi ... 58

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 60

4.1.1. Tahap Awal ... 60

4.1.2. Pengumpulan Data ... 60

4.1.3. Teknik Pengolahan Data ... 61

4.2. Analisis Tabel Tunggal... 61

4.2.1. Karakteristik Responden ... 62

4.3. Analisis Tabel Silang ... 112

4.4. Uji Validitas... 115

4.5. Uji Reabilitas ... 119

4.6. Pengujian Hipotesis ... 120

4.6.1. Analisis Regresi ... 120

4.7. Pembahasan ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 126

5.2. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

ix Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1. Operasional Variabel ... 41

3.1. Populasi Penduduk dessa lingga Kecamatan Simpang Emapat Kabupaten Tanah Karo Sumatra Utara ... 52

3.2. Proportionate Stratified Random Sampling ... 53

4.1. Hasil uji validitas butir pertanyaan pesan pembangunan (X) ... 116

4.2. Hasil uji validitas butir pertanyaan persepsi (Y1) ... 117

4.3. Hasil uji validitas butir pertanyaan partisipasi (Y2) ... 118

4.4. Hasil uji reliabilitas ... 119

4.5. Hasil uji korelasi regresi pesan pembangunan dengan persepsi ... 120

(16)

x Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1. Model teoritis penelitian ... 40

2.2. Pengembangan model dan kerangka fikir teoritis ... 40

3.1. Struktur organisasi desa lingga kecamatan simpang empat ... 50

4.1. Jenis Kelamin ... 62

4.2. Usia ... 62

4.3. Pendidikan... 63

4.4. Pekerjaan ... 64

4.5. Salah satu pesan pembangunan yang disampaikan berupa gotong royong dalam program pembangunan lingkungan desa... 65

4.6. Lagu-lagu yang dinyanyikan sarat dengan pesan pembangunan dan pesan moral... ...66

4.7. Lagu yang menyampaikan pesan pembangunan adalah lagu gontong royong ... ...67

4.8. Masyarakat diajak untuk belajar adat karo secara lebih mendalam khususnya muda-mudi ... 68

4.9. Masyarakat diajak untuk lebih memahami cara ertutur (berkenalan) terhadap yang boleh dilakukan maupun yang tidak ... 69

4.10. Masyarakat diajak bersuka cita dalam acara tradisional tersebut ... 70

4.11. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang Maha Esa ... ... 71

4.12. Masyarakat diberi kesempatan untuk mensosialisasikan aspirasinya... 72

4.13. Pelaksanaan Guro-guro Aron yang ditampilkan sekali setahun pada kerja tahun sudah tepat... 73

4.14. Durasi penampilan Guro-guro Aron selama 2 hari sudah memadai ... 74

4.15. Isi pesan yang diangkat dlam acara Guro-guro Aron sangat jelas ... 75

4.16. Prosedurnya masih sarat dengan nilai-nilai budaya karo ... 76

4.17. Alur cerita yang ditampilkan dalam adu perkolong-kolong menekankan pada segi pembangunan dan hiburan ... 77

4.18. Gaya atau bahasa tubuh yang ditampilkan oleh peserta selama proses acara sangat menarik sesuai dengan etika khas suku karo ... 78

4.19 Pemilihan musik atau lagu-lagu sebagai pendukung acara sudah tepat .. 79

4.20 Pengemasan pesan dalam acara Guro-guro Aron sangat menarik masyarakat dengan menyampaikan pesan pembangunan ... ... 80

4.21 Acara Guro – guro Aron menjadi hiburan bagi seluruh Masyarakat ... 81

4.22 Saya sering menyaksikan acara Guro-guro Aron ... 82

4.23 Saya berpartisipasi dalam acara Guro-guro Aron setiap tahun ... 83

4.24 Saya menyaksikan acara Guro-guro Aron pada saat perayaan kerja tahun ... 84

(17)

xi Universitas Sumatera Utara 4.26 Saya suka dengan acara tradisional Guro-guro Aron karena Menjadi

ajang perkumpulan masyarakat desa ... 86 4.27 Saya menyukai tari-tarian yang ditampilkan dalam acara Guro-guro

Aron yang dibawakan oleh muda-mudi ... 87 4.28 Peran peserta Guro-guro Aron (Pengulu Aron/ Kemberahen Aron,

Bapa dan Nande Aron) sangat khas dengan tradisi budaya karo ... 88 4.29 Acara Guro-guro Aron masih sangat berbudaya ... 89 4.30 Informasi yang disampaikan melalui media tradisional Guro-guro

Aron sangat dibutuhkan masyarakat dan tepat sasaran ... 90 4.31 Acara Tradisional Guro-guro Aron masih sangat diminati oleh

Masyarakat ... 91 4.32 Acara tradisional Guro-guro Aron mengandung unsur

pendidikan ... 92 4.33 Dapat mempengaruhi pola fikir masyarakat terhadap program

pembangunan yang disosialisasikan ... 93 4.34 Mengajarkan kita untuk peduli terhadap lingkungan sekitar ... 94 4.35 Adanya pertemuan setiap akan membuat perencanaan dalam kegiatan .. 95 4.36 Kepala desa memberikan perhatian terhadap kebutuhan

dan kesejahteraan masyarakat dalam program pembangunan

lingkungan desa ... ...96 4.37 Selalu tercipta suasana yang bersahabat dan bergaul di

lingkungan masyarakat desa ... ...97 4.38 Pimpinan Membagikan Tugas Kepada Masyarakat Terhadap

Program yang Akan Direalisasikan ... 98 4.39 Masyarakat selalu memberikan ide/gagasan tentang wilayah lokasi

mana yang cocok dilaksanakan kegiatan ... ...99 4.40 Membicarakan program yang akan disosialisasikan

pada masyarakat secara terbuka ... 100 4.41 Selalu mengadakan diskusi antar anggota masyarakat ... 101 4.42 Memberikan tanggapan terhadap program yang ditawarkan ... 102 4.43 Masyarakat Selalu Dilibatkan Untuk Berperan Serta Dalam Proses

Pembuatan Keputusan Terhadap Pembangunan Lingkungan Desa ... ...103 4.44 Masyarakat relatif mudah memperoleh informasi yang berkaitan

langsung dengan kegiatan ... 104 4.45 Masyarakat terdorong untuk meningkatkan kualitas kegiatan demi

kemajuan pembangunan lingkungan desa ... 105 4.46 Antusias masyarakat yang tinggi dalam kegiatan menjadi

modal utama bagi keberhasilan program ... 106 4.47 Keikutsertaan dalam kegiatan program pembangunan lingkungan

(18)

xii Universitas Sumatera Utara 4.48 Hasil Pelaksanaan Program Pembangunan Lingkungan Sangat

bermanfaat bagi Masyarakat Terhadap Identitas Desa Budaya ... ...108 4.49 Program pembangunan lingkungan desa sangat berperan aktif

dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ... 109 4.50 Masyarakat Diajak Berkomunikasi Dan Berkonsultasi Mengenai

Semua Masalah Yang Berhubungan Dengan Kegiatan Program

Pembangunan Lingkungan Desa ... 110 4.51 Kepala Desa Secara Terbuka Menjelaskan Hasil Laporan ... ...111 4.52 Kepala Desa Secara Terbuka Menjelaskan Hasil Laporan Kegiatan

Kepada Masyarakat Selama Berlangsungnya Pelaksanaan

(19)

i Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PESAN PEMBANGUNAN DALAM GURO-GURO ARON TERHADAP PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH KARO

SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara pesan pembangunan dalam kebersihan lingkungan dengan persepsi dan partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara. Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi pembangunan, teori persepsi, partisipasi masyarakat dan Guro-guro Aron sebagai media pembangunan. Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data utama menggunakan kuesioner. Analisis data dan uji hipotesis menggunakan analisis Regresi melalui SPSS versi 16.00. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hipotesis H1 diterima, maknanya terdapat pengaruh antara pesan pembangunan dalam Guro-guro Aron dengan persepsi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara, dengan nilai sebesar 0,573. Selanjutnya melalui uji yang sama, hipotesis H2 juga diterima, yang maknanya terdapat pengaruh antara pesan pembangunan dalam Guro-guro Aron dengan partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara dengan nilai sebesar 0,437.

(20)

ii Universitas Sumatera Utara THE EFFECTS OF MESSAGE DEVELOPMENT IN GURO-GURO ARON

ON PUBLIC PERCEPTION AND PARTICIPATION IN LINGGA VILLAGE OF SIMPANG EMPAT TANAH KARO

DISTRICT OF NORTH SUMATRA

ABSTRAC

This study, entitled "Effects of Message Development in Guro-guro Aron on Public Perception and Participation in Lingga Village of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra". This study aimed to examine the influence of message development in the perception of environmental hygiene and community participation in the village of Linga of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra. The theory is considered to be relevant in this research is the development of communication, perception theory, public participation and Guro-guro Aron as a media construction. The method used is the correlation method. Sampling using purposive sampling. The main data collection using questionnaires. Data analysis and hypothesis testing using regression analysis by SPSS version 16. Regression analysis showed that the hypothesis H1 is accepted, it means there is influence between message development in Guro-guro Aron with public perception in the village of Linga District of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra, with a value of 0.573. Furthermore, through the same test, the hypothesis H2 is also acceptable, meaning that there is influence between message development in Guro-guro Aron with the participation of the community in the village of Linga District of Simpang Empat Tanah Karo district of North Sumatra with a value of 0.437.

(21)

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu proses pembangunan di suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari peran media massa di daerah itu sendiri, karena media massa menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sosial dan kemasyarakatan. Media massa yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: (1) media massa modern, meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi secara luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, serta film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop, (2) media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, tari-tarian tradisional, ludruk, dan lain-lain yang hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini keberadaan media sangat penting, karena dapat secara langsung menyajikan sebuah cara untuk memandang realitas. Melalui media, penyebaran informasi dan komunikasi akan lebih cepat dalam menjangkau masyarakat (Littlejohn, 2009: 478).

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, manusia merupakan makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh karenanya manusia selalu membangun interaksi atau hubungan dengan orang-orang yang berada di lingkungan dan sekitarnya. Upaya manusia dalam membangun interaksi tersebut yaitu dengan melakukan komunikasi dan membentuk kelompok yang berpengaruh di dalam kehidupannya. Manusia juga hidup untuk saling melengkapi satu dengan yang lain untuk bertahan hidup, dengan komunikasi manusia dapat saling menukar informasi dan membangun hubungan dengan orang lain. Deddy Mulyana berpendapat bahwa manusia didalam membangun konsep diri, aktualisasi diri, mempertahankan kelangsungan hidup, terhindar dari tekanan dan berinteraksi sosial, komunikasi sangat berperan dan dibutuhkan didalamnya (Mulyana, 2004: 05-06).

(22)

Universitas Sumatera Utara manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Komunikasi yang dilakukan manusia dalam mewariskan cara hidup tersebut menciptakan suatu perilaku, hal inilah yang menjadi budaya. Oleh karena itu, budaya sangat berkaitan erat dengan komunikasi, karena komunikasi yang mengembangkan dan mewariskan budaya tersebut. Dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya, manusia menjalankan budaya yang diwariskan. Salah satu perwujudan budaya tersebut adalah membangun hubungan dengan orang lain lewat media tradisional.

Media tradisional adalah media komunikasi yang menggunakan seni pertunjukan tradisional, yang lahir dan berkembang di tengah masyarakat pedesaan oleh komunitasnya. Definisi lain menjelaskan bahwa media tradisional merupakan media non elektronik yang bekerja sebagai bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk mentransmisikan tradisi dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam pengertian ini, media tradisional merupakan sumber informasi yang bersifat satu arah.

Pada tahun 1980-an, eksistensi media pertunjukan rakyat dengan panggung pertunjukan kesenian rakyat sangat digemari. Penyampaian informasi pembangunan pada masa itu sangat itensif dan berdampak luas dalam masyarakat lokal yang diterpa oleh media pertunjukan rakyat yang tidak lain merupakan bentuk dari media tradisional. Diseminasi informasi pembangunan pada masa itu dapat dianggap berhasil untuk mempengaruhi masyarakat dalam mendukung proses pembangunan nasional. Namun dewasa ini, tantangan yang beragam telah menghadang untuk menggerakkan media tradisional sebagai sarana komunikasi kepada khalayak. Sehingga hal ini membuat surutnya media tradisional dalam menjangkau masyarakatnya. Ini disebabkan karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan.

(23)

Universitas Sumatera Utara sambutan khalayak ini. Walau demikian, masih ada media tradisional yang tetap hidup dan dilestarikan oleh komunitasnya. Salah satu media tradisional yang tetap eksis walaupun mengalami pasang surut di tengah perkembangan dan perubahan di wilayah Sumatera Utara adalah Tradisi Guro-guro Aron dan serangkaian dengan Perkolong-kolong yang merupakan suatu kesenian dari suku karo.

Guro-guro Aron adalah media tradisional berupa pertunjukan tarian dan nyanyian serta musik khas adat Karo yang sejak lama telah hidup dalam komunitas masyarakat Karo. Sedangkan perkolong-kolong adalah pengiring dan pemandu dalam proses pertunjukan Guro-guro Aron tersebut. Guro-guro Aron yang selain sebagai tradisi budaya yang perlu dilestarikan, juga sangat bermanfaat dalam komunikasi pembangunan di suatu komunitasnya. Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam berbagai program pembangunan desa demi kepentingan dan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Misalnya seperti lirik sebuah lagu yang sering di nyayikan di acara Guro-guro Aron yaitu “Gotong

Royong” yang mengajak masyarakat untuk selalu bekerja sama dalam menjaga

kebersihan lingkungan dan program pembangunan lainnya seperti perbaikan jalan, pembersihan irigasi dan lain sebagainya (Bangun, 2006: 22).

Pengertian yang lebih spesifik dari Guro-guro Aron tersebut dapat kita lihat sebagai berikut, Guro-guro aron berasal dari dua kata, yaitu: guro-guro dan aron, Guro-guro berarti hiburan atau pesta, sedangkan aron berarti muda-mudi.

Jadi guro-guro aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan khas suku Karo. Secara umum, Guro-guro Aron merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Karo yang berasal dari dataran tinggi tanah Karo Sumatera Utara. Pada umumnya, acara ini diadakan saat pesta-pesta adat, tahun baru, kerja tahun dan acara syukuran seusai panen. Namun acara ini paling sering dilaksanakan pada waktu merdang merdem dalam kerja tahun.

(24)

Universitas Sumatera Utara tahapan tertentu kegiatan pertanian. Ada yang merayakan di masa awal penanaman (merdang merdem), pertengahan pertumbuhan (nimpa bunga benih), pada masa akan panen (mahpah) ataupun pada masa panen (ngerires).

Kegiatan yang melibatkan seluruh warga desa ini biasanya juga dimanfaatkan muda-mudi sebagai ajang mencari jodoh. Oleh sebab itu, acara ini juga sangat efektif sebagai sosialisasi pada muda mudi di desa sekitarnya. Pada masyarakat suku Karo, kerja tahun merupakan sebuah kegiatan rutin yang biasannya dilaksanakan setiap tahun melalui acara Guro-guro Aron. Guro-guro Aron juga digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan masing-masing) atas hasil panen yang berlimpah ataupun juga perayaan atas kegembiraan yang dirasakan karena mendapatkan rezeki.

Ketika Guro-guro Aron berlangsung, masyarakat Karo bernyanyi dan menari bersukaria, yang biasanya dilakukan sepanjang malam, dibawah cahaya bulan purnama. Pada umumnya, Guro-guro Aron selalu dilaksanakan di jambur. Jambur merupakan sebuah rumah besar atau balai yang terdapat hampir di setiap desa di wilayah kebudayaan Karo. Jambur ini berfungsi sebagai tempat pusat kegiatan masyarakat Karo seperti rapat desa, pesta adat, kerja tahun dan hal-hal lain yang dilaksanakan bersama oleh warga desa tersebut. Di tempat lain diluar wilayah kebudayaan Karo, mungkin karena tidak semua tempat terdapat jambur maka pesta Guro-guro Aron biasa dilakukan di wisma, lapangan atau tempat lain yang bersifat umum dan terbuka.

(25)

Universitas Sumatera Utara kedamaian dari Yang Maha Kuasa. Kemudian dilanjutkan dengan lagu “Gotong Royong” dengan lirik yang mengajak masyarakat selalu berusaha dan bersatu dalam proses pembangunan desa serta moral masyarakat terhadap generasi penerus agar terlatih dan lebih terdidik terhadap tradisi sebagai identitas budaya.

Sembari perkolong-kolong bernyanyi, semua panitia dan tamu undangan diajak menari di atas panggung. Seusai lagu pembuka, selanjutnya perkolong-kolong menyanyikan lagu-lagu permintaan yang diikuti dengan tarian dari masing-masing marga yang hadir. Para penari harus berpasangan dengan istrinya atau jika belum menikah berpasangan dengan impalnya. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kesempatan ini biasanya digunakan muda-mudi untuk berkenalan atau lebih mengintensifkan perkenalan yang telah dijalin. Tidak jarang setelah acara ini banyak pemuda dan pemudi yang akhirnya menikah. Setelah semua marga, panitia, pemuka adat, petugas keamanan dan kelompok-kelompok lain yang datang telah selesai mendapat giliran menari, maka kedua perkolong-kolong kemudian akan diadu menyanyi dengan saling berbalas pantun atau ejekan sambil mengerahkan kemampuan menari yang dimiliki.

Selain tari-tarian dan nyanyian, dalam acara Guro-guro Aron tersebut terdapat musik pengiring (gendang lima sendalanen). Gendang lima sendalanen adalah seperangkat alat musik tradisional khas Karo yang terdiri dari lima alat musik seperti: Sarune (alat musik tiup), Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Gong dan Penganak (gong kecil) sebagai pengatur ritme. Tetapi pada

tahun 1991 terjadi perubahan unsur kebudayaan yaitu musik keyboard telah masuk dan mengalami pembauran dengan gendang lima sendalanen. Tampak jelas bahwa modernisasi telah begitu banyak mempengaruhi musik tradisi, khususnya musik tradisional Karo dewasa ini. Akibat dari modernisasi dan perubahan kebudayan yang sangat pesat dalam masyarakat Karo ini, sekarang gendang Guro-guro Aron secara keseluruhan tidak lagi diringi oleh ansambel

(26)

Universitas Sumatera Utara Gendang keyboard merupakan suatu alat musik modern yang berasal dari kebudayaan barat yang memiliki berbagai fasilitas program musik. Program musik dalam keyboard dapat menghasilkan bunyi yang menyerupai Gendang Lima Sendalanen, yang berupa perpaduan antara instrumen keyboard dan beberapa instrumen dari gendang lima sendalanen, seperti kulcapi dan sarune. Walaupun keyboard bukan merupakan alat musik asli masyarakat Karo, namun masyarakat ternyata sangat antusias dengan adanya alat musik ini. Oleh karena penggunaannya lebih simpel dan keberadaannya mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Permainan keyboard ternyata telah memunculkan sebuah suasana baru dalam pelaksanaan Guro-guro Aron. Adanya kolaborasi musik hasil perpaduan antara keyboard dengan gendang menambah suasana lebih meriah dan memacu semangat para penari (aron) dan perkolong-kolong serta masyarakat untuk berpesta Guro-guro Aron. Penggunaan keyboard dalam acara Guro-guro Aron ataupun pesta adat masyarakat Karo telah menjadi sebuah fenomena yang sangat menarik, karena hampir di setiap kegiatan masyarakat Karo yang dulunya menggunakan musik gendang, kini sudah digantikan oleh gendang keyboard.

Namun hal demikian tidak merubah keefektifan acara tersebut, sebagai bentuk sosialisasi masyarakat dalam menyatukan tujuan bersama. Peran Guro-guro Aron disamping sebagai tontonan juga sebagai media refleksi, hiburan dan seni pertunjukan yang banyak mendapat perhatian dari masyarakat khususnya komunitas Suku Karo. Materi pesan yang disampaikan dalam pementasan sering dimanfaatkan oleh pemuka desa ataupun orang dari luar group lainnya untuk menitipkan pesan yang diinginkan satu pihak kepada pihak lainnya. Biasanya titipan ini diolah oleh para pemeran/pelakon dalam pertunjukan Guro-guro Aron dan materinya disampaikan melalui nyanyian dan dialog yang disampaikan perkolong-kolong yang berperan sebagai pencetus dialog sekaligus penyanyi dalam pertunjukan Guro-guro Aron tersebut.

(27)

Universitas Sumatera Utara program pembangunan. Pada masa revolusi Guro-guro Aron ini dijadikan juga sebagai penggelora semangat perjuangan kemerdekaan. Hal ini tercermin dari lagu-lagu perjuangan masyarakat karo misalnya dalam lirik lagu Erkata Bedil, Enggo Keri Bengkuang, Oh Turang, Mariam Tomong dan lain sebagainya.

Dalam perkembangan selanjutnya, di beberapa daerah Guro-guro Aron tidak lagi diadakan pada saat kerja tahun, akan tetapi pada kesempatan lain seperti menyambut tahun baru, peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan lain sebagainya. Sebagaimana pertunjukan tradisional lainnya, Guro-goro Aron timbul sebagai bagian dari kebudayaan komunitas Karo. Terdapat beberapa sifat-sifat pertunjukan tradisional seperti: jangkauan terbatas pada komunitasnya, merupakan cerminan dari kultur yang berkembang sesuai dengan dinamika komunitasnya, merupakan bagian dari satu komunitas kehidupan yang bulat, tercipta secara bersama dengan sifat kreatifitas masyarakat yang mendukung dan bukan hasil dari individu, tampilan yang disajikan tanpa naskah tertulis dan pertunjukan diadakan ditempat terbuka, serta penyajiannya spontan, sederhana, akrab dan menyatu pada komunitasnya (Kemkominfo, 2011: 02).

Pesan pembangunan merupakan proses komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan mengenai suatu informasi tentang pembangunan dengan cara tatap muka atau melalui media yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi dan nasihat atau propaganda. Salah satu contoh pesan pembangunan yang dapat disosialisasikan melalui media tradisional Guro -guro Aron adalah meningkatkan berbagai program pembangunan seperti pembangunan jalan, pembangunan rumah ibadah, pembangunan jambur, pembangunan rumah adat, pembangunan museum peninggalan sejarah dan pembangunan dalam pelestarian tradisi sebagai identitas budaya terhadap generasi muda seperti kesenian budaya berupa tarian, nyanyian dan lain sebagainya.

(28)

Universitas Sumatera Utara komunikasi yang telah berkembang dalam kurun waktu yang panjang (Pandia, 2012: 07).

Proses komunikasi yang terjadi melalui media tradisional merupakan bentuk komunikasi langsung. Oleh sebab itu, pemeran merupakan komunikator dalam proses tersebut, maka khalayak menjadi audience dalam menerima informasi dari muatan pertunjukan rakyat tersebut. Sasaran khalayak melalui komunikasi media pertunjukan rakyat hanya mempunyai target persuasive untuk mempengaruhi perubahan perilaku yang diinginkan dalam proses komunikasi. Dengan demikian proses komunikasi melalui media pertunjukan rakyat mempunyai target yang terbatas terhadap khalayak atau audiencenya. Dalam konteks pembangunan, komunikasi merupakan proses penyebaran nilai baru agar masyarakat bisa menerima, memahami dan menerapkan pesan pembangunan sesuai dengan kemauan, kemampuan dan kesempatannya agar kehidupan mereka jauh lebih baik. Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.

Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Dengan demikian kegiatan Guro-guro Aron tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan (Effendi, 2007: 41).

(29)

Universitas Sumatera Utara Karo yang tercatat sering mengadakan acara Guro-guro Aron yaitu, Desa Lingga Kecamatan Simpang IV Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara.

Selain itu, Guro-guro Aron sebagai media informasi tradisional dalam melihat bagaimanakah program pembangunan masyarakat desa saat ini, apakah keberadaan media tradisional saat ini sebagai media dalam mensosialisasikan pesan pembangunan masih bisa seefektif beberapa tahun yang lalu. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melihat pengaruh pesan pembangunan dalam guro-guro aron terhadap persepsi dan partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara.

1.6. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh Pesan Pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap Persepsi dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara“.

1.7. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup yang terlalu luas serta menjadikannya lebih khusus, suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah yang berkaitan dengan pokok masalah yang telah dirumuskan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: “Pesan pembangunan yang akan diteliti adalah tentang gotong royong dalam membersihkan lingkungan, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013”.

1.8. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.8.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(30)

Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui pengaruh pesan pembangunan dalam Guro-guro Aron terhadap partisipasi masyarakat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara.

1.8.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya Magister Ilmu Komunikasi mengenai komunikasi pembangunan melalui media tradisional.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan khasanah kepustakaan terhadap komunikasi pembangunan di Magister Ilmu Komunikasi Fisip USU.

(31)

Universitas Sumatera Utara

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Bikuwata, (1994: 1-32) dengan judul “Apresiasi Masyarakat Terhadap Teater Tradisional, ditemukan hasil “apresiasi masyarakat terhadap penyebaran informasi pembangunan melalui pertunjukan/teater tradisional, dianggap masih sangat efektif dan relevan dalam komunitas pendukungnya karena teater tradisional lebih berbudaya, sehingga lebih menyentuh komunitasnya terhadap tujuan yang diinginkan. Adapun kesimpulan penelitian ini adalah pertama, tanggapan masyarakat desa terhadap keberadaan teater tradisional telah terjadi pergeseran setelah masuknya media massa modern. Namun demikian media tradisional masih disenangi oleh masyarakat pendukung baik sebagai seni maupun sebagai media refleksi, sekalipun sudah tidak sekuat saat media modern belum menjamahnya. Kedua, dalam penelitian ini teater tradisional ternyata masih bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi melalui unsur teknik yang terkandung di dalamnya. Kekuatannya adalah kedekatan budaya dan informasi melalui nilai seni yang lebih efektif dalam menyentuh emosi penontonnya. Dengan demikian, teater tradisional sebagai penyebaran informasi pembangunan saat ini masih berperan dalam menjangkau komunitasnya. Hal ini akan berjalan selama penyampaian dan pengolahan pesan tidak terkontaminasi dengan perubahan tradisi budaya, serta menjaga kredibilitas teater tradisional itu sendiri”.

(32)

Universitas Sumatera Utara dianggap masih relevan dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, khususnya dalam memberikan motivasi, dan nilai-nilai integritas dalam masyarakat”.

Selain itu, penelitian Wilujeng, (1994: 10) dapat juga memperkuat peran media tradisional sebagai media informasi pembangunan. Beliau dalam penelitiannya mendapati bahwa: “Dalang sebagai komunikator dapat berperan penting untuk menyampaikan informasi pembangunan kepada khalayaknya. Dalam batas-batas tertentu pakem wayang dapat disisipkan dialog punakawan yang penuh humor dan jenaka. Dimana media pertunjukan rakyat berupa wayang kulit yang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat menjadi bentuk media tradisional yang masih banyak peminatnya dalam komunitas pendukungnya. Pokok pemikirannya bahwa media tradisional perlu

dilestarikan sebab merupakan “kekayaan budaya” bangsa. Upaya yang perlu

dilakukan adalah pelaku seni tradisi perlu mengembangkan kreativitasnya sehingga dapat diterima kehadirannya kembali (revitalisasi) dalam perkembangan masyarakat dewasa ini”.

2.2. Komunikasi Pembangunan

(33)

Universitas Sumatera Utara dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan (Nasution, 2002: 106).

Dalam pengertian sehari-hari yang sederhana, pembangunan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugraha & Romli, 2012: 27)

Inayatullah (1967) memberikan pengertian tentang pembangunan

sebagai “suatu usaha atau rangkaian usaha perubahan menuju pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri” (Sitompul, 1999: 17)

Kemudian Rogers dan Shoemaker (1971) memberikan pengertian pembangunan sebagai “suatu jenis perubahan sosial, dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik”. Sedangkan menurut Rogers (1983), pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Nasution, 2002: 27-28).

Dari beberapa uraian di atas, dapat didefinisikan komunikasi

pembangunan adalah “segala upaya dan cara serta teknik penyampaian

gagasan dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat luas, kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan yang telah

(34)

Universitas Sumatera Utara Schramm merumuskan tugas pokok komunikasi pada suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu:

1. Menyampaikan kepada masyarakat suatu informasi tentang pembangunan nasional, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan dan membangkitkan aspirasi nasional.

2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat dan aspirasi rakyat kecil dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas.

3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa hingga anak-anak dan sejak pelajaran baca tulis hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat (Nasution, 2002: 106).

2.3. Konsep Pesan Pembangunan

(35)

Universitas Sumatera Utara yaitu isi pesan (The contentof message) dan lambang/symbol untuk mengekspresikannya. Lambang utama pada komunikasi umumnya adalah bahasa, karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini hal yang kongkrit dan abstrak, pengalaman yang sudah lalu serta yang akan datang dan sebagainya. Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Pesan dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah disampaikan dalam suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi yang diteruskan kepada orang lain atau komunikan. Menurut Hanafi ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pesan, yaitu: a. Kode pesan, adalah sekumpulan simbol yang dapat disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna bagi seseorang. b. Isi pesan, adalah bahan atau material yang dipilih sumber untuk menyatakan maksudnya. c. Wujud pesan, adalah keputusan-keputusan yang dibuat sumber mengenai bagaimana cara sebaiknya menyampaikan maksud-maksud dalam bentuk pesan.

Menurut De Vito, pesan adalah pernyataan tentang pikiran dan perasaan kita yang dikirim kepada orang lain agar orang tersebut diharapkan bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh sipengirim pesan. Agar pesan yang disampaikan tepat pada sasarannya, maka suatu pesan harus memenuhi syarat-syarat: a. Pesan harus direncanakan secara baik-baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita. b. Pesan tersebut dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak. c. Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan. Dalam bentuknya pesan merupakan sebuah gagasan-gagasan yang telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol yang dipergunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu. Dimana pesan adalah serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa serangkaian isyarat atau symbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi.

(36)

Universitas Sumatera Utara komunikasi. Bentuk pesan sendiri dapat bersifat: a. Informasi. Memberi keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informative lebih berhasil dari pada pesan persuasive. b. Persuasif. Bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap sehingga ada perubahan http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2205221-pengertian-pesan-dalam-komunikasi/.

Everett M. Rogers (1985: 22) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan. Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.

(37)

Universitas Sumatera Utara hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan tindakan.

Selain melalui pendekatan di atas, maka seseorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku apabila dirinya terdapat faktor-faktor kredibilitas dan attractiveness. Rogers (1983) mengatakan kredibilitas adalah tingkat di mana komunikator dipersepsi sebagai suatu kepercayaan dan kemampuan oleh penerima. Hovland (dalam Krech, 1982) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya tinggi akan lebih benyak memberi pengaruh kepada perubahan sikap dalam penerimaan pesan daripada jika disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya rendah. Rakhmat (1989) mengatakan dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan, tetapi juga keadaan komunikator secara keseluruhan. Jadi ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan //http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies /2205221-pengertian-pesan-dalam-komunikasi//.

(38)

Universitas Sumatera Utara dapat menyamakan dirinya dengan orang lain, apakah idiologi, perasaan, dan sebagainya. Demikian juga Tan (1981) mengatakan daya tarik adalah diukur dengan kesamaan, familiaritas, dan kesukaan. Kesamaan meliputi pandangan, wawasan, ide, atau gagasan. Familiaritas meliputi empati, simpati, dan kedewasaan. Kesukaan meliputi frekuensi, ketepatan, keteladanan, dan kesopanan.

Demikian mengenai faktor-faktor yang penting dimiliki oleh komunikator agar komunikasi yang dilancarkan dapat merubah sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikan. Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan efektivitas komunikasi. Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1981) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran dimaksud.

2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2205221-pengertian-pesan-dalam-komunikasi//.

(39)

Universitas Sumatera Utara

2.4. Teori Persepsi

Manusia dalam berbagai gerak kehidupannya memerlukan interaksi dengan faktor luar individu atau lingkungan eksternal. Faktor eksternal ini dapat muncul dari lingkungan fisik, maupun lingkungan sosialnya. Untuk berinteraksi dengan lingkungan tentu setiap orang harus dapat menyerap unsur dari luar. Unsur atau gejala di luar dapat ditangkap melalui lima alat indera yang dimiliki oleh manusia. Proses penerimaan rangsangan ini disebut penginderaan dan diteruskan pada proses persepsi. Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Mulyana, 2004: 167).

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku, dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

(40)

Universitas Sumatera Utara suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula "http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/".

Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberi tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

(41)

Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

Menurut Singer (1998) persepsi adalah suatu proses dimana kita mempertahankan hubungan dengan dunia di lingkungan kita karena kita biasanya mampu mendengar, melihat, mencium, menyentuh dan merasa. Kita dapat merasakan lingkungan kita, dan kita menyadari perkara yang terjadi di luar kita. Sebenarnya hal yang kita lakukan adalah menciptakan citra dari segi fisik dan objek sosial dari peristiwa yang kita temui dalam lingkungan. Suatu hal yang dapat dirumuskan oleh para pakar komunikasi di atas adalah bahwa persepsi sebagai inti komunikasi merupakan suatu proses. Persepsi sebagai dasar utama penerima, artinya ialah pesan yang diterima secara jelas atau tidak dalam tindakan komunikasi yang berjaya sangat bergantung pada persepsi seseorang. Persepsi menentukan seseorang memilih suatu dan mengabaikan yang lain. Hal ini bermakna bahwa persepsi dan rujukan yang sama mendorong orang lain untuk saling hidup bersama dalam satu kelompok dan membentuk kelompoknya (Lubis, 2012: 02).

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi dapat dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) merupakan inti dari persepsi yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Dalam hal ini, jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi secara efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, maka semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cendrung membentuk kelompok identitas (Mulyana, 2004: 167-168).

(42)

Universitas Sumatera Utara interorientasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal. Jadi persepsi ialah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indera kita yang berupa sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya (Hanurawan, 2010: 34).

Berdasarkan definisi tersebut, ada sejumlah karakteristik persepsi. Pertama, suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indera kita. Kedua, adanya informasi untuk diinterpretasikan. Informasi yang dimaksut disini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indera yang kita miliki. Ketiga, menyangkut sifat representatif dari penginderaan. Maksutnya, kita tidak dapat mengartikan makna suatu objek secara langsung karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut (Ahmadi, 2007: 81).

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa pada dasarnya persepsi merupakan suatu pengamatan individu atau proses pemberian makna sebagai hasil pengamatan tentang suatu objek, peristiwa, dan sebagainya melalui panca inderanya, yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan sehingga seseorang dapat memberikan tanggapan mengenai baik buruknya atau positif negatifnya hal tersebut (Devito, 2011: 80).

2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:

a. Fisiologis

(43)

Universitas Sumatera Utara

b. Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

c. Minat

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

d. Kebutuhan yang searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

e. Pengalaman dan ingatan

Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

f. Suasana hati

Keadaan mempengaruhi seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal

(44)

Universitas Sumatera Utara

a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

b. Warna dari obyek-obyek

Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus

Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus

Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

e. Motion atau gerakan

Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

2.4.2. Persepsi Sebagai Inti Komunikasi

Gambar

Gambar 2.1. Model Teoritis Penelitian
Tabel 2.1. Operasional Variabel
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat
Tabel 3.2. Proportionate Stratified Random Sampling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pelatihan konselor sebaya terhadap

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keterlibatan pemakai, dukungan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode Six Sigma dengan FMEA

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh antar variabel dalam pembangunan

Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah : Bagaimana potensi rumah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap kepuasan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas ,maka penulis merumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah aktivitas perdagangan

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan