610.28 Ind p
PEDOMAN
CARA PEMBUATAN ALAT KESEHATAN YANG BAlK
EDISI REVISI
DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI
610.28 Ind
P
Indonesia Kementerian Kesehatan Rio Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pedoman cara pembuatan alat kesehatan yang
baik : edisi revisi., Jakarta : Kementerian Kesehatan Rio 2011
ISBN 9786022350306
I
ャセイセイNイB@ イセセ@ セ ..- = - - - '
...,.. I I I • T Y-=.' I j. . . .
-!f1"
t,
! r ; . . . .' . • . I I n
c Mpセゥ\b
Z@
' I'
·
• i .KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karuniaNya Revisi Pedoman Cara Pembuatan Alat Kesehatan Yang Baik dapat diselesaikan. Revisi terhadap Pedoman Cara Pembuatan Alat Kesehatan Yang Baik mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1189/Menkes/PerNII1/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, dimaksudkan sebagai pedoman bagi produsen alat kesehatan maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan produksi dan panduan bagi petugas kesehatan untuk memberikan penilaian terhadap sarana produksi yang diperiksa dalam rangka sertifikasi sehingga keamanan, mutu dan manfaat
(safety, quality anf efficacy) alat kesehatan yang diproduksi
terjamin.
Pedoman ini disusun melalui pembahasan yang melibatkan pakar, institusi, asosiasi dan pelaku usaha di bidang alat kesehatan.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam revisi pedoman ini diucapkan terima kasih dan kami tetap mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk kesempurnaan pedoman ini
Jakarta, November 2011 Direktur
• r •
| セ l@
.
セ@
_ I _ . NNNZセ@ . セ@ __
TIM PENYUSUN
REVISI PEDOMAN CARA PEMBUATAN ALAT
KESEHATAN YANG BAlK
Penanggung Jawab Ora . Nasirah Bahaudin, Apt , MM
Ketua Ors . Masrul, Apt
Sekretaris Ora . Lili Sa'diah Jusuf, Apt
Anggota Org. Ariyanti Anaya , MKM
Ora. Rully Makarawo , Apt
Ora. Ninik Hariyati, Apt
Ora . Mesra Retty, Apt
Ismiyati , S. Si , Apt
Beluh M Ginting , ST, MSi
'.
•CPAKB
DAFTARISI
Kata Pengantar ... .... ... ... ... .... ... .. ... ... ... ..
Daftar lsi ... .. .. .... ... ... ... ... . iii
1. Pendahuluan... .. ... .... .. ... .... ... .. .. 1
2. Ruang Lingkup .. ... .... ... .... ... 2
3. Istilah dan Definisi ... .. ... .. ... ... . 3
4. Sistem Perencanaan .... ... .... .... ... ... 5
5. Sistem Penerapan ... .. .. .. ... .. ... .. .... .... .. .. ... . 7
6. Sistem Pemantauan dan Pengukuran ... . 8
7. Sistem Tinjauan ... .... ... .. ... .... ... 9
8. Sistem Pendukung ... .. .. ... ... ... ... 10
Daftar Pustaka ... .... ... .. ... .. ... ... .... . 11
I セN@ セ@ • 1-' - .
...'.J,
< •• 1
CPAKB
'....-'1 .
PEDOMAN CARA PEMBUATAN ALAT KESEHATAN YANG BAlK
I. Pendahuluan
Pedoman ini memuat persyaratan sistem manajemen mutu yang dapat digunakan oleh produsen alat kesehatan (alkes) untuk desain dan pengembangan, produksi, pemasangan dan layanan alat kesehatan, serta desain, pengembangan, dan penyediaan yang terkait layanan tersebut.
Pedoman ini juga bisa digunakan oleh berbagai pihak, termasuk badan sertifikasi, untuk menilai kemampuan produsen alkes dalam memenuhi ketentuan yang berlaku.
Ditekankan bahwa persyaratan sistem manajemen mutu yang diuraikan di dalam pedoman ini bersifat saling melengkapi terhadap persyaratan mutu untuk produksi .
Penerapan manajemen mutu seharusnya merupakan suatu keputusan strategis oleh produsen alkes. Desain dan implementasi suatu sistem manajemen mutu dipengaruhi oleh berbagai macam kebutuhan, tujuan khusus, produk yang dibuat, proses yang digunakan serta ukuran dan struktur perusahaan produsen alkes tersebut. Sesuai dengan PERMENKES: 1189/MENKES/PER/VII/201 0 maka diatur klasifikasi Sertifikasti Produksi menjadi 3 kelas
..
,,,
.
.
.
cセakb@
Ada berbagai macam alat kesehatan, dan beberapa persyaratan khusus yang dalam penerapannya hanya berlaku bagi kelompok alkes yang disebutkan dalam pedoman ini.
II. Ruang Lingkup
Pedoman ini menguraikan syarat untuk sebuah sistem manajemen mutu dimana suatu perusahaan perlu menunjukan kemampuannya untuk mernproduksi serta menyediakan alat kesehatan dan jasa terkait yang secara konsisten dapat memenuhi persyaratan
pelanggan serta persyaratan peraturan perundang
-undangan yang berlaku.
Tujuan utama dari pedoman ini adalah untuk memfasilitasi keselarasan persyaratan peraturan perundang-undangan alat kesehatan dengan sistem manajemen mutu Cara Pembuatan Alat Kesehatan Yang Baik (CPAKB) . Dan jika dikarenakan ruang lingkup dari kegiatan tidak dimiliki, maka perusahaan dapat mengecualikannya namun tidak boleh mengurangi kewajiban perusahaan untuk tetap mengendalikan sistem manajemen mutu memenuhi peryaratan pelanggan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana perusahaan harus menyatakan dalam sistem dokumentasinya.
I
I
.
セi'
•CPAKB
•sistem penerapan dari Perencanaan Penerapan
-Pemantauan dan Pengukuran Tinjauan atau
biasa dikenal dalam istilah standard internasioanl
dengan konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)
dengan mengikuti urutan yang praktis dan log is .
III. Istilah dan Definisi
3.1. Pedoman CPAKB ( Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik )
Adalah pedoman yang digunakan untuk produsen alat kesehatan dalam mengembangan sistem manajemen mutu dalam rangka menjamin produk yang diproduksildibuat aman, bermutu dan bermanfaat.
3.2. Alat Kesehatan
Adalah instrumen, apparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai
•
.
cセセ@•
a. diagnosis, pencegahan, pemantauan,
perlakuan atau pengurangan penyakit;
b. diagnosis , pemantauan, perlakuan ,
pengurangan atau kompensasi kondisi sakit;
c. penyelidikan, penggantian ,
pemodifikasian, mendukung anatomi atau proses fisiologis ;
d. mendukung atau mempertahankan hidup ;
e. menghalangi pembuahan
f. desinfeksi alat kesehatan;
g. menyediakan informasi untuk tujuan medis
melalui pengujian in vitro terhadap
spesimen dari tubuh manusia
3.3 Produksi
Adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan , mengolah, dan/atau mengubah bentuk alat kesehatan
3.4 Pembuatan
•
.
CPAKB
3.5 Perusahaan
Adalah badan usaha yang memproduksi alat kesehatan
3.6 Mutu
Adalah ukuran kualitas produk yang dinilai dari cara pembuatan yang baik dan menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
IV. Sistem Perencanaan
Tahapan 'Plan' dari siklus penerapan dimulai oleh pemahaman terhadap efek atau resiko terhadap mutu produk alkes yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan. Selain itu diidentifikasi pula batasan peraturan perundangundangan dan peraturan sejenis yang berlaku terhadap perusahaan Identifikasi tersebut harus termasuk kondisi operasional perusahaan yang normal dan juga keadaan darurat yang mung kin terjadi
Identifikasi Kritikal Proses Area Produksi
1
Identifikasi Persyaratan Perundangundangan dan
Persyaratan lain yang Relevan
I , ; i ''''' . . . "
· r
I'
.1
.
'-
CPAKB
I . _ l ' •
Perusahaan harus melakukan identifikasi terhadap kritikal proses area yang berdampak terhadap mutu produk alkes dan terhadap persyaratan peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan proses dan produk .. Kondisi kritikal dalam proses sebaiknya dievaluasi dan jika perlu dilakukan validasi oleh ahli untuk memastikan identifikasi yang dilakukan telah sesuai dan semua proses kritikal telah sesuai untuk ditetapkan. Perusahaan dapat memutuskan area atau proses yang mana yang dinilai 'kritikal' dan dengan demikian perlu dikendalikan . Proses evaluasi ini sangat penting untuk pengembangan CPAKB lebih lanjut mengingat hasilnya digunakan untuk menetapkan sistem manajemen tersebut.
Evaluasi dan Penetapan Kritikal Proses Area
1
I •
• '
CPAKB
fl
.
Kebijakan Mutu Kritikal Proses Area
Evaluasi dan Penetapan
1
v.
Sistem PenerapanTahapan selanjutnya adalah tahapan GセッG@ dari siklus
manajemen. Semua kritikal proses area tersebut sekarang harus dikendalikan. Untuk ini terdapat pilihan, yaitu perusahaan dapat memilih kegiatan peningkatan dengan menetapkan tujuan, sasaran dan program manajemen, serta perusahaan berkewajiban mengendalikan kritikal proses area dengan prosedur pengendalian operasional (dalam beberapa kesempatan, kedua mekanisme tersebut dapat diterapkan sekaligus).
•
r! !
I I
I
Manajemen DaruratPeningkatan Pengendalian
I
1
IProsedur Rencana Darurat
Tujuan &
I
I
Pengendalian Operasional Sasaran
I
Program
I
I
I
j
VI. Sistem Pemantauan dan Pengukuran
Tahapan selanjutnya adalah tahapan 'CHECK' dari siklus. Tahapan ini termasuk ;prosedur pengukuran, pemantauan dan kalibrasi untuk memastikan bahwa pengendalian dan program berfungsi seperti yang dikehendaki. Selain itu, termasuk pula pemeriksaan mengenai kesesuaian terhadap peraturan
1
Pemantauan dan Pengukuran
.. ,
.
1 セM NNMMセ@
Lセ iZ@ . _ . セpLセkX@
.
.
I
I•
. . . . _ ..
-, ._1 セM セセ ___ ⦅セ⦅@Tahapan lain dari proses in1 adalah Audit Manajemen Mutu, yaitu memastikan sistem yang dikembangkan akan diaudit secara rinci dengan memverifikasi apakah sistem tersebut beroperasi sesuai rencana.
1
Audit Internal
1
VII. Sistem Tinjauan
Setelah tahapan audit, terjadi proses 'Review'. Seluruh sistem dikaji untuk memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi dan menghasilkan apa yang dibutuhkan dan masih tetap terkini serta memadai untuk perusahaan
1
Kajian Manajemen1
I
•
CPAKB
r •
VIII. Sistem Pendukung
Beberapa tahapan dari CPAKB ini merupakan sistem
pendukung penting yang membantu dalam
memastikan pengendalian dilakukan secara efektif dan mampu telusur ulang, antara lain adalah :
1. Struktur dan Tanggung Jawab
2. Pelatihan, Kesadaran dan Kompetensi
3. Komunikasi Internal dan Eksternal
4 . Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu
5. Pengendalian Dokumen
6. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan &
Pencegahan
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1189/Menkesl
PerNIII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan.
2. SNI ISO 9001 :2008, Sistem Manajemen Mutu
3. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Cara
Produksi Alat Kesehatan yang Baik, 2007
4. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Cara
Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik, 2006
5. ISO 13485: 2003, Medical devices Quality
management system , requirement for regulatory purposeses.
6. ISO 14971 :2007, Medical devices Application of risk
management to medical devices
.
.
.. .... ) . .. r
.. Wセ⦅ᄋᄋᄋG@ " セセBBGL@ .'''';''''. "
I
l . . ],0. .. - .' " -
I, ..
I :J., 1 I·....:... •
I I P • I
•
,_
.
-
CPAKB
,
LAMPIRAN
BAGAN ALUR PENERAPAN CPAKB
Identifikasi Persyaratan Identiflkasi Kritikal Proses Perundangundangan
Area Produksi dan Persya ratan lain yang Relevan
PLAN
セ@
Evaluasl dan Penetapan Kritikal Proses Area
!
Pengendalian Manajemen Darurat
Prosedur Rencana Darurat Tujuan &
DO Pengendalian
Operaslonal Sasaran
Program
CHECK {
REVIEW Kajlan Manajemen
1 1
SISTEM PENDUKUNG
1
f
t '