• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proteksi Sistem Manajemen Kartu Mifare untuk Perangkat Keamanan Sepeda Motor Menggunakan Algoritma AES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proteksi Sistem Manajemen Kartu Mifare untuk Perangkat Keamanan Sepeda Motor Menggunakan Algoritma AES"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PROTEKSI SISTEM MANAJEMEN KARTU MIFARE UNTUK PERANGKAT KEAMANAN SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN ALGORITMA AES

SKRIPSI

BAGUS WICAKSONO 101402106

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

iii

PROTEKSI SISTEM MANAJEMEN KARTU MIFARE UNTUK

PERANGKAT KEAMANAN SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN ALGORITMA AES

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana

Teknologi Informasi

BAGUS WICAKSONO

101402106

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PROTEKSI SISTEM MANAJEMEN KARTU MIFARE

UNTUK PERANGKAT KEAMANAN SEPEDA

MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA AES.

Kategori : SKRIPSI

Nama : BAGUS WICAKSONO

Nomor Induk Mahasiswa : 101402106

Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT Dr. Syahril Efendi, S.Si, M.IT

NIP. - NIP. 19671110 199602 1 001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi

Ketua,

Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM.IT

(4)

iii

PERNYATAAN

PROTEKSI SISTEM MANAJEMEN KARTU MIFARE UNTUK

PERANGKAT KEAMANAN SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN ALGORITMA AES

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2015

Bagus Wicaksono

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,

taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Zarlis, selaku dekan Fakultas Ilmu Komputer dan

Teknologi Informasi (Fasilkom-TI) yang telah banyak memberikan dukungan

dan bimbingannya.

2. Bapak Dr. Syahril Efendi, S.Si, M.IT, selaku pembimbing 1 dan Dr. Erna

Budhiarti Nababan, M.IT, selaku pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan bimbingan, motivasi dan dukungannya selama penyusunan dan

penulisan skripsi ini.

3. Bapak M. Anggia Muchtar, ST., MM.IT dan Bapak Baihaqi Siregar S.Si.,M.T

sebagai tim penguji, atas segala koreksi, kritik dan saran dalam

penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Ketua program studi Teknologi Informasi, Bapak Muhammad Anggia

Muchtar, ST., MM.IT dan sekretaris program studi Teknologi Informasi,

Bapak M. Fadly Syahputra, B.Sc, M.Sc.IT, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Ayahanda Bapak Sugiono S.Pd, Ibunda ibu Siti Asni S.Pd, Adinda Ayu

Rahmadhani, Gita Anisa Utami dan Utari Anggita yang selalu mendoakan,

mendukung dan senantiasa memberikan kasih sayang sepanjang masa.

6. Teman-teman program studi teknologi informasi khususnya angkatan 2010

atas segala doa dan dukungannya.

Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini berguna dan memberikan manfaat

kepada seluruh pembaca.

Penulis

(6)

v

ABSTRAK

Sistem manajemen kartu mifare adalah sistem yang mengelola penggunaan kartu

mifare pada perangkat keamanan sepeda motor. Perangkat keamanan sepeda motor

adalah perangkat keamanan yang memanfaatkan teknologi Radio Frequency identification (RFid) untuk membaca serial kartu mifare lalu diproses oleh arduino uno untuk mencocokkan serial kartu yang telah dibaca dengan yang disimpan di

dalam EEPROM. Jika sesuai, arduino uno akan mengaktifkan relay untuk

mengembalikan fungsi kunci kontak sepeda motor. Dalam penggunaannya sistem

manajemen kartu mifare harus terkoneksi dengan perangkat keamanan sepeda motor

melalui slot USB komputer. Kode id perangkat keamanan sepeda motor digunakan

sebagai key untuk mengkoneksikan sistem dengan perangkat. Namun, sistem ini perlu diproteksi dengan mengenkripsi kode id (plainteks) didalam sistem dan menyimpan hasil enkripsi atau kode sandi (chiperteks) diluar sistem manajemen kartu mifare.

Algoritma AES adalah algoritma yang dapat digunakan untuk mengenkripsi dan

mendekripsikan kode id di dalam sistem. Dengan menggunakan metode ini, sistem

manajemen kartu mifare dapat diproteksi.

(7)

MIFARE CARD MANAGEMENT SYSTEM PROTECTION FOR MOTORCYCLE SECURITY DEVICES

USING AES ALGHORITM

ABSTRACT

Mifare card management system is a system that manages the use of mifare card

security devices on motorcycles. Motorcycle security devices is a security device that

utilizes Radio Frequency identification technology (RFid) to read the serial card

mifare and processed by an arduino uno to match the cards read with series that are

stored in the EEPROM. If appropriate, the arduino uno will activate the relay contacts

key functions to return the motorcycle. In its use of management systems should be

connected with mifare card security devices through a USB slot on a motorcycle.

Device id code security motorcycle is used as a key to connect to the system with the

device. However, these systems need to be protected with the encrypt code id

(plaintext) in the system and save the results of the encryption or password code

(chippertext) outside the system management card mifare. The AES algorithm is an

algorithm that can be used to encrypt and decrypt id code in the system. By using this

method, the system management card mifare can be protected.

(8)

vii

DAFTAR ISI

Hal.

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 5

2.1 Algoritma AES 5

2.2 Teori Umum 6

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

A. Karakteristik Sistem 6

B. Klasifikasi Sistem 8

2.2.2 Konsep Dasar Pengontrolan 9

2.2.3 Konsep Dasar Sinyal 10

2.3 Perangkat Keras 11

2.3.1 Rangkaian Relay 11

(9)

2.3.3 Physical Computing 13

2.3.4 Modul Arduino Uno 15

2.3.5 Radio Frequency Identification 15

2.3.6 Mifare 17

2.3.7 Buzzer 17

2.3.8 Light Emitting Diode (LED) 18

2.4 Perangkat Lunak 18

2.4.1 Software Arduino 18

2.4.2 Bahasa Pemrograman 19

2.5 Penelitian Terdahulu 20

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 21

3.1 Identifikasi Masalah 21

3.2 Arsitektur Umum 22

3.3 Metode Penelitian 23

3.4 Analisis Sistem 25

3.5 Perancangan Instalasi Perangkat Keras 31

3.5.1 Perancangan Radio Frequency Identification Pada Arduino 31 3.5.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya Dan Kunci Kontak 32

3.5.3 Perancangan Buzzer dan LED 33

3.5.4 Perancangan Pin Arduino 34

3.5.5 Perancangan Sistem Perangkat Keras Keseluruhan 35 3.5.6 Perancangan Aplikasi Manajemen Kartu Mifare 37 3.5.7 Perancangan Aplikasi Proteksi Sistem Arduino 38 3.5.8 Perancangan Aplikasi Manajemen Database Pengguna Sistem 39

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 41

4.1 Implementasi Sistem 41

4.1.1 Spesifikasi software dan hardware yang digunakan 41

4.2 Implementasi Perangkat Keras 41

4.2.1 Implementasi Rangkaian relay 41

4.2.2 Implementasi Rangkaian RFid 43

(10)

ix

4.2.4 Pengujian Perangkat 44

4.3 Tampilan Antar Muka 44

4.3.1 Tampilan Menu Utama 44

4.3.2 Tampilan Menu Data Customer 45

4.3.3 Tampilan Menu RFid 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1 Kesimpulan 48

5.2 Saran 48

(11)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1. Tabel SBox 25

Tabel 4.1. Perbandingan anatara cara manual dan otomatis 43

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Sistem Pengendali loop terbuka 8

Gambar 2.2. Sistem Pengendali loop tertutup 9

Gambar 2.3. Relay 11

Gambar 2.4. Konfigurasi PIN Arduino Uno 15

Gambar 2.5. RFid reader jenis MFRC522 18

Gambar 2.6. Kartu mifare 19

Gambar 2.7. Buzzer 20

Gambar 2.8. Rangkaian LED 20

Gambar 3.1. Arsitektur Umum 26

Gambar 3.2. Flowchart Sistem Proses Enkripsi dan Dekripsi 29

Gambar 3.3. Matriks 4x4 state dan chipper key 27

Gambar 3.4. Illustrasi Sub Bytes 27

Gambar 3.5. Visualisasi dari pemilihan subbyte dengan nilai pada state E0 28

Gambar 3.6. Hasil dari state yang telah disubtitusi 29

Gambar 3.7. Gambar pergeseran elemen 29

Gambar 3.8. Hasil dari proses kedua hingga keenam 30

Gambar 3.9. Hasil dari proses ketujuh hingga mendapatkan Chiperteks 30

Gambar 3.10. Relasi RFid pada Arduino 32

Gambar 3.11. Rangkaian catu daya pada arduino 32

Gambar 3.12. Relasi relay pada rangkaian kunci kontak 33

Gambar 3.13. Rangkaian LED 33

Gambar 3.14. Rangkaian buzzer 34

Gambar 3.15. Arsitektur Arduino 34

Gambar 3.16. Sistem Keseluruhan 35

Gambar 3.17. Flowchart Sistem Perangkat Keamanan Sepeda Motor 36

Gambar 3.18. Aplikasi Manajemen Mifare 37

Gambar 3.19. Rancangan Aplikasi Konektifitas antara Arduino dengan sistem 38

(13)

Gambar 3.21. Form user management 40

Gambar 4.1. Rangkaian Relay 42

Gambar 4.2. Rangkaian Relay Pada Arduino 42

Gambar 4.3. Jalur Rangkaian Pada PCB 43

Gambar 4.4. RFid reader Pada Rangkaian Relay 43

Gambar 4.5. Tampilan Menu Utama 45

Gambar 4.6. Tampilan Menu Daftar Customer 45

Gambar 4.7. Tampilan Menu Data Customer 46

Gambar 4.8. Menu RFid 46

Gambar 4.9. Menu Manajemen Mifare 47

Gambar 4.10. Menu Manajemen Mifare Aktif 47

(14)

v

ABSTRAK

Sistem manajemen kartu mifare adalah sistem yang mengelola penggunaan kartu

mifare pada perangkat keamanan sepeda motor. Perangkat keamanan sepeda motor

adalah perangkat keamanan yang memanfaatkan teknologi Radio Frequency identification (RFid) untuk membaca serial kartu mifare lalu diproses oleh arduino uno untuk mencocokkan serial kartu yang telah dibaca dengan yang disimpan di

dalam EEPROM. Jika sesuai, arduino uno akan mengaktifkan relay untuk

mengembalikan fungsi kunci kontak sepeda motor. Dalam penggunaannya sistem

manajemen kartu mifare harus terkoneksi dengan perangkat keamanan sepeda motor

melalui slot USB komputer. Kode id perangkat keamanan sepeda motor digunakan

sebagai key untuk mengkoneksikan sistem dengan perangkat. Namun, sistem ini perlu diproteksi dengan mengenkripsi kode id (plainteks) didalam sistem dan menyimpan hasil enkripsi atau kode sandi (chiperteks) diluar sistem manajemen kartu mifare.

Algoritma AES adalah algoritma yang dapat digunakan untuk mengenkripsi dan

mendekripsikan kode id di dalam sistem. Dengan menggunakan metode ini, sistem

manajemen kartu mifare dapat diproteksi.

(15)

MIFARE CARD MANAGEMENT SYSTEM PROTECTION FOR MOTORCYCLE SECURITY DEVICES

USING AES ALGHORITM

ABSTRACT

Mifare card management system is a system that manages the use of mifare card

security devices on motorcycles. Motorcycle security devices is a security device that

utilizes Radio Frequency identification technology (RFid) to read the serial card

mifare and processed by an arduino uno to match the cards read with series that are

stored in the EEPROM. If appropriate, the arduino uno will activate the relay contacts

key functions to return the motorcycle. In its use of management systems should be

connected with mifare card security devices through a USB slot on a motorcycle.

Device id code security motorcycle is used as a key to connect to the system with the

device. However, these systems need to be protected with the encrypt code id

(plaintext) in the system and save the results of the encryption or password code

(chippertext) outside the system management card mifare. The AES algorithm is an

algorithm that can be used to encrypt and decrypt id code in the system. By using this

method, the system management card mifare can be protected.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem manajemen pengguna perangkat keamanan sepeda motor adalah sistem yang

digunakan oleh admin untuk mengelola pengguna perangkat keamanan sepeda motor.

Adapun pengelolaan yang dapat dilakukan pada sistem ini adalah pengelolaan data

pengguna perangkat keamanan sepeda motor dan pengelolaan kartu mifare.

Perangkat keamanan sepeda motor adalah perangkat yang terdiri atas

rangkaian perangkat elektronika dan RFid reader yang terhubung pada Arduino Uno

sebagai pusat sistemnya. Perangkat ini memanfaatkan fungsi relay untuk

memanipulasi fungsi kunci kontak sepeda motor.

Arduino uno adalah salah satu kit mikrokontroller yang berbasis pada

ATMega28 yang dapat mengontrol komponen elektronika. kelebihan dari board Arduino uno adalah terdapat modul yang bisa dipasang pada board arduino uno. Salah satu modul yang bisa dipasang pada board arduino adalah modul MFRC522 yang menggunakan teknologi Radio Frequency identification (RFid).

Teknologi Radio Frequency Identification (RFid) adalah teknologi untuk mengidentifikasi seseorang atau objek benda menggunakan transmisi frekuensi radio

dari 125kHz, 13.65Mhz sampai 800-900MHz. RFid adalah sistem identifikasi tanpa

kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan. RFID kini

banyak dipakai diberbagai bidang seperti sistem absensi, kartu identitas, rekam medis,

data pegawai, sistem pembayaran dan sistem keamanan sepeda motor.

Salah satu pemanfaatan teknologi Radio Frequency identification (RFid) adalah sebagai sistem keamanan sepeda motor. RFid digunakan sebagai media untuk

(17)

selanjutnya akan diproses oleh Arduino uno untuk memberi perintah kepada relay untuk menyalakan atau mematikan sepeda motor.

Relay adalah saklar remote listrik yang dikendalikan oleh saklar/ switch,

komputer, atau modul kontrol lainnya. Relay memungkinkan penggunaan arus kecil

untuk mengontrol arus yang lebih besar guna mengurangi beban kerja batre/ aki pada

kendaraan. Hal ini dimungkinkan karena relay memiliki kumparan (coil) yg akan

bersifat magnetik saat diberi arus, sehingga menghasilkan arus yang lebih besar.

Secara sederhana relay memiliki rangkaian mirip coil (lilitan kawat dengan inti besi)

untuk pengapian pada busi. Sifat magnetik kumparan mempengaruhi dan

memperbesar kontak di sebelahnya yang berfungsi sebagai kontinuitas suplai arus

bagi beban (lampu atau klakson). Sehingga relay memiliki lebih dari 2 pin, di mana

pin-pin tersebut terkoneksi sebagai kumparan, dan kontinuitas arus listrik.

Untuk mengelola kartu mifare perangkat keamanan sepeda motor di dalam

sistem manajemen kartu mifare harus mengkoneksikan perangkat keamanan dengan

sistem manajemen kartu mifare terlebih dahulu. Konektifitas antara perangkat

keamanan dengan sistem ini menggunakan kode id sebagai key. Kode id merupakan kode identitas yang disimpan didalam arduino uno dan juga disimpan di dalam

database sistem pengguna perangkat.

Namun, sistem pengguna perangkat keamanan rentan dicuri. Sehingga sistem

pengelolaan kartu mifare dapat disalah gunakan. Kode id Sebagai key untuk konektifitas perangkat keamanan dengan sistem perlu di proteksi. Proteksi kode id

dilakukan dengan cara mengenkripsi kode id dan menyimpan file hasil enkripsi diluar

sistem pengguna perangkat keamanan sepeda motor.

Advanced Encryption Standard (AES) merupakan algoritma cryptographic yang dapat digunakan untuk mengamankan data. Algoritma AES adalah block

(18)

3

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk memproteksi

sistem manajemen kartu mifare dengan mengenkripsi kode id didalam sistem

menggunakan algoritma AES.

1.2. Rumusan Masalah

Sistem manajemen kartu mifare rentan dicuri. Sehingga kartu mifare yang terdaftar

pada perangkat keamanan sepeda motor juga rentan disalahgunakan. Kode id

perangkat keamanan sepeda motor yang berfungsi sebagai key untuk konektifitas antara perangkat dengan sistem perlu diproteksi dengan cara mengenkripsi kode id

didalam sistem dan menyimpan hasil enkripsi tersebut diluar sistem. Proses enkripsi

tersebut dilakukan dengan menggunakan algoritma AES.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya pembahasan dan agar lebih terarah maka dibuat batasan

masalah. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penulis menggunakan algoritma AES. 2. Jenis file hasil enkripsi .txt

3. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Sistem relay.

b. Modul MFRC522.

c. Mikrokontroller jenis Arduino Uno (ATMega328).

4. Sepeda motor yang menggunakan CDI DC.

5. Penelitian fokus pada memproteksi sistem manajemen kartu mifare.

1.4. Tujuan Penelitian

Dengan memanfaatkan algoritma AES untuk mengenkripsi kode id, tujuan penelitian

ini adalah untuk melindungi sistem manajemen kartu mifare perangkat keamanan

sepeda motor.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui penggunaan algoritma AES untuk memproteksi sistem

(19)

2. Penelitian dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian lain.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian utama antara lain sebagai

berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Bab ini merupakan kumpulan referensi yang berkaitan dengan penelitian, baik dari

buku-buku yang memuat pemecahan masalah dari penelitian maupun informasi yang

diperoleh melalui internet.

Bab 3: Analisis dan Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan sesuai dengan hasil dari analisis sistem dan

dilanjutkan dengan mengimplementasi hasil analisis dan perancangan ke dalam

sistem.

Bab 4: Implementasi dan Pengujian Sistem

Bab ini membahas tentang implementasi dari analisis dan perancangan yang telah

disusun pada Bab 3 dan pengujian untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan

sesuai dengan yang diharapkan.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kriptografi

Kriptografi pada sebuah sistem bertujuan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang

terkandung didalam data. Sehingga data tidak dapat diketahui, dimanipulasi dan

diduplikasi oleh pihak yang tidak sah.

Kriptografi mentransformasikan plaintext kedalam bentuk chipertext. Chiphertext ini kemudian dikirim oleh sender kepada receiver. Chiphertext lalu ditransformasikan kembali kedalam bentuk plaintext agar dapat dikenali oleh receiver. Proses transformasi dari plaintext menjadi chipertext disebut sebagai proses Enkripsi. Sedangkan proses transformasi kembali dari chipertext menjadi plaintext disebut proses dekripsi.

Berdasarkan kunci yang digunakan, algoritma kriptografi dapat dibedakan atas

dua golongan, yaitu:

a. Symmetric Algorithms

Algoritma kriptografi simetris atau disebut juga algoritma kriptografi

konvensional adalah algoritma yang menggunakan kunci untuk proses enkripsi

sama dengan kunci proses dekripsi. Contoh Symetric Alghorithms adalah

Algoritma AES.

b. Asymmetric Algorithms

Algoritma kriptografi Asimetris adalah algoritma yang menggunakan kunci

yang berbeda untuk proses enkripsi dan dekripsinya. Salah satu contoh

(21)

Pada proses enkripsi dan dekripsi oleh algoritma AES, terdapat tiga proses

yang akan dilalui oleh algoritma AES yaitu Add Round key, Standart Round dan Final Round.

2.2 Algoritma AES

Algoritma AES berfungsi untuk mengenkripsi kode id perangkat keamanan sepeda

motor yang diinput oleh admin. Proses ini bertujuan untuk mengubah kode id

(plaintext) menjadi kode sandi (chipertext). Proses ini dilakukan pada tahapan registrasi pengguna perangkat keamanan sepeda motor secara otomatis lalu disimpan

kedalam database pengguna perangkat keamanan sepeda motor.

Selain itu, Algoritma AES juga berfungsi untuk mendekripsikan kode sandi

(chipertext) menjadi kode id (plaintext) kembali. Dekripsi kembali kode sandi (chipertext) menjadi kode id (plaintext) bertujuan untuk mensinkronkan kode id pada aplikasi dengan kode iddidalam sistem arduino. Proses ini dilakukan sistem pada saat

konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor dengan sistem.

Algoritma AES merupakan algoritma simetris yaitu mengunakan kunci yang

sama untuk proses enkripsi dan dekripsi. Algoritma AES memiliki tiga pilihan kunci

yaitu tipe: AES-128, AES-192 dan AES-256. Masing-masing tipe menggunakan kunci

internal yang berbeda untuk setiap proses putaran (Round Key). Pada AES-128 proses putaran sebanyak 10 kali (a=10), pada AES-192 proses putaran sebanyak 12 kali

(a=12), sedangkan AES-256 proses putaran dikerjakan sebanyak 14 kali (a=14).

Berdasarkan ukuran block yang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4

dimana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit).

Proses enkripsi AES-128 dikerjakan sebanyak 10 kali (a=10), yaitu sebagai berikut :

1. AddRoundKey

Pada proses enkripsi dan dekripsi, sebuah round key ditambahkan pada state

dengan operasi XOR.

(22)

7

SubBytes merupakan transformasi byte dimana setiap elemen pada state akan

dipetakan dengan menggunakan sebuah tabel subtitusi (S-Box).

II. ShiftRows

Transformasi ShiftRows adalah pergeseran bit dimana bit disebelah kiri akan

dipindahkan menjadi bit disebelah kanan atau disebut sebagai rotasi bit.

III. MixColumns

MixColumns mengoperasikan setiap elemen dalam satu kolom pada state.

3. Final round, adalah proses untuk putaran terakhir yang meliputi SubBytes, ShiftRows, dan AddRoundKey.

Sedangkan pada proses dekripsi AES-128, proses putaran juga dikerjakan

sebanyak 10 kali (a=10), yaitu sebagai berikut:

1. AddRoundKey

2. Putaran sebanyak a-1 kali, dilakukan proses: InverseShiftRows, InverseSubBytes, AddRoundKey, dan InverseMixColumns.

3. Final round, adalah proses untuk putaran terakhir yang meliputi InverseShiftRows, InverseSubBytes, dan AddRoundKey.

2.3 Teori Umum

2.3.1 Konsep Dasar Sistem

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan

dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling

tergantung satu sama lain, dan terpadu. (Sutabri, 2012).

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan,

terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.

(Yakub, 2012).

A. Karakteristik Sistem

1. Komponen Sistem (Component System).

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya

saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem

(23)

dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih

besar atau sering disebut “super sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary System).

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem

dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment System).

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.

Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut

harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus

dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem

tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface System).

Media yang menghubungkan sistem dengan sub sistem lain disebut

penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke sub sistem lain. Bentuk keluaran

dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk sub sistem lain melalui

penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem

yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input System).

Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat

berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem

komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk

mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah

(24)

9

6. Keluaran Sistem (Output System).

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem

informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat

digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain

yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolahan Sistem (Processing System).

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan

menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. sistem ini akan mengolah data

transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (Objective).

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic.

Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada

gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan

yang telah direncanakan.

B. Klasifikasi Sistem

1. Sistem Absrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa

pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik

merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem

produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain

sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam,

danpergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem

yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine

(25)

machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabillistik

Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut

sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah

lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang

dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang

kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probabilistic.

4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa

campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang

berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima

masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

2.3.2 Konsep Dasar Pengontrolan

Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proyek berfungsi mengendalikan proses

tanpa adanya campur tangan manusia. (Erinofiardi et al,2012).

Saat ini, kontrol otomatis sudah diterapkan dalam banyak bidang ilmu yang

bertujuan untuk mempermudah pekerjaan rumit untuk dilakukan lebih teliti dan

mendapatkan hasil yang lebih detail. Selain itu pemanfaatan control secara otomatis

dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh human error.

A. Jenis-jenis Pengontrolan

1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem kontrol yang keluarannya

tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem

control ini, nilai keluaran tidak diumpan-balikkan ke parameter pengendalian.

(26)

11

Dari Gambar 2.1. menggambarkan tidak ada proses umpan balik yang

terjadi pada sistem. Sehingga proses yang terjadi pada sistem hanya

memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat kendali.

Gambar 2.1. Sistem Pengendali loop terbuka (Sumber: Erinofiardi et al, 2012)

2. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Sistem kontol loop tertutup adalah suatu sistem yang sinyal keluarannya

memiliki pengaruh langsung terhadap kendali yang dilakukan. (Erinofiardi et al,2012).

Sistem kontrol loop tertutup memiliki sinyal umpan balik yang

merupakan keluaran dari sistem tersebut, namun pada sistem control loop

keluaran dari sistem tersebut di umpankan kembali ke elemen pengendali

untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran mendekati hasil yang

diinginkan.

Sinyal input merupakan masukan yang akan menentukan suatu nilai

yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan. Untuk sistem pengendalian ini

sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroller.

(27)

Dari Gambar 2.2. menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran

yang dilakukan didalam sistem kontrol loop tertutup. Sinyal input

dibandingkan terlebih dahulu dengan sinyal umpan balik untuk menghasilkan

sinyal bersih yang akan dikirimkan ke elemen pengendali untuk menghasilkan

sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

2.3.3. Konsep Dasar Sinyal

Sinyal adalah energi elektrik (arus atau gelombang) dapat menyimpan informasi jika

dibuat dalam variasi tertentu dan satuan waktu tertentu pula/intensitas. (Mulyanto, 2009).

Variasi energi disebut juga dengan sinyal terbagi atas 2 bagian. Yaitu:

a. Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang

membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua

parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah

amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang

sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat

analog. (Kuswanto, 2014).

b. Sinyal Digital

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami

perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Teknologi sinyal

digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah

terpengaruh oleh noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai

jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal digital juga biasanya

disebut juga sinyal diskret. (Kuswanto, 2014).

2.4 Perangkat Keamanan Sepeda Motor

Perangkat keamanan sepeda motor adalah perangkat tambahan yang dipasang pada

sepeda motor untuk meningkatkan keamanan sepeda motor. Perangkat keamanan

(28)

13

Perangkat keamanan ini memanfaatkan relay sebagai saklar untuk memutus

atau menyambungkan kembali rangkaian kelistrikan sepeda motor pada kunci kontak.

dengan menggunakan relay pada kunci kontak sepeda motor, tegangan listrik dari

battery tidak mengalir ke rangkaian. Sehingga pengguna sepeda motor tidak dapat

menyalakan sepeda motor, menyalakan lampu, membunyikan klakson dan lain

sebagainya. Arduino uno berfungsi memberi perintah kepada relay untuk tersambung

atau terputus dengan memanfaatkan tegangan listrik hasil dari output Arduino uno.

Selain itu, Arduino uno juga berfungsi untuk menyimpan serial kartu mifare

didalam EEPROM dan memproses seluruh rangkaian yang terhubung dengannya.

Seperti RFID reader, LED, Relay, dan Buzzer seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Diagram proses Sistem Keamanan sepeda motor.

Adapun proses yang terjadi pada gambar 2.3 adalah sebagai berikut :

1. Tag kartu mifare pada RFid reader

2. RFid reader akan membaca serial kartu mifare dan mengirimkan serial kartu

tersebut kepada arduino uno.

3. Arduino akan mengecek serial kartu yang diterima dan mencocokkan serial

kartu tersebut didalam EEPROM.

4. Jika sesuai, arduino uno memerintahkan LED, Buzzer dan Relay untuk aktif.

5. Relay yang aktif akan mengembalikan fungsi kunci kontak sepeda motor

seperti semula.

2.5 Komponen Perangkat Keamanan Sepeda Motor 2.5.1. Relay

Relay adalah saklar listrik yang membuka atau menutup rangkaian dalam kondisi

tertentu. Relay akan membuka atau menutup dengan tenaga listrik melalui coil relay

yang terdapat didalamnya. Sebuah relay memiliki coil (kaitan) tembaga yang melilit

(29)

medan elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam didalam lingkarannya

tersebut untuk menjadikannya sebuah magnet. Kekuatan magnet yang terjadi pada

batang logam tersebut menarik lempeng logam lain yang terhubung melalui tuas ke

sebuah sakelar. Relay memicu sakelar terbuka dan tertutup.

Secara umum relay digunakan untuk memenuhi fungsi-fungsi berikut:

a. Remote Control yaitu dapat menyalakan dan mematikan suatu alat dari jarak jauh.

b. Penguatan daya.

c. Pengatur logika control suatu sistem.

Gambar 2.4. Relay

2.5.2 Radio Frequency Identification

Radio Frequency Identification (RFid) merupakan sebuah teknologi penangkapan data yang memanfaatkan frekuensi radio dalam sistem kerjanya yang dapat digunakan

secara elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang

tersimpan dalam tag RFid.

Perhatian terhadap RFid dalam lingkungan media massa maupun akademis

yang populer telah meningkat dalam beberapa tahun ini. Salah satu buktinya adalah

usaha dari organisasi-organisasi yang besar seperti Wal-Mart, Procter and Gamble,

dan Departemen pertahanan Amerika Serikat untuk menggunakan RFid sebagai suatu

alat untuk mengontrol secara otomatis terhadap rantai supply mereka. (kurniawan,

2009).

RFid menggunakan standart Global, yaitu EPC (Electronic Product Code).

Standar ini mewajibkan setiap tag yang dibuat harus memiliki Unique identifier. Sehingga akan memudahkan dalam proses identifikasi objek tertentu secara spesifik.

(30)

15

Ada 3 kategori frekuensi yang umum digunakan untuk teknologi RFid, yaitu:

a. Low frequency untuk identifikasi jarak dekat (dibaca dalam jarak 3-4 cm).

beroperasi pada 125 kHz atau 134 kHz.

b. High frequency untuk identifikasi yang lebih jauh (dibaca dalam jarak 1 m).

dan memiliki kecepatan yang lebih baik. Beroperasi pada 13.56 MHz.

c. Ultra high frequency untuk identifikasi lebih cepat dan paling jauh. Namun

proses identifikasinya tidak bias menembus tempat dengan kandungan air

tinggi. Beroperasi pada 866 MHz – 960 MHz. UHF hanya mampu beroperasi

[image:30.595.240.433.280.380.2]

pada jarak lebih 3,3 meter.

Gambar 2.5. RFid reader jenis MFRC522

Secara umum, RFid terdiri atas 3 komponen utama yaitu, RFid tag, RFid Reader, dan Middleware.

1. RFid tag

a. Active tag.

Tag ini memiliki jarak baca dengan rentang 20 meter-300 meter dan menggunakan baterai sebagai sumber daya. Tag ini tidak memantulkan sinyal radio, namun hanya mengirimkannya saja. Active tag dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transponder, reader akan mengirimkan sinyal untuk memicu active tag mengirimkan data ke reader.

b. Passive tag.

Merupakan tag konvensional yang memantulkan sinyal yang diberikan oleh

reader dengan jarak baca yang relatife pendek.

2. RFid Reader

(31)

dan tidak memiliki kemampuan komputasi. Atau bisa juga berupa intelligent Reader yang memiliki kemampuan komputasi sehingga dapat melakukan proses filtering terhadap sinyal-sinyal yang terkirim dari tag.

3. Middleware

Merupakan aplikasi yang menerima data dari reader dan mengolahnya agar sesuai

dengan kebutuhan system. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh middleware salah

satunya adalah memfilter RAW data dan memonitoring keadaan reader.

2.5.3 Mifare

Pada gambar 2.6. merupakan rangkaian chip mifare. Mifare adalah merek dagang serangkaian chips produk dari nxp semiconductors, yang secara luas diaplikasikan

pada smart cards dan proximity cards. Mifare merupakan salah satu jenis RFid tag yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data sebelum di baca oleh RFid reader.

Mifare memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis kedalam kartu. Didalam mifare terdapat memori yang bersifat volatile. Pada awalnya mifare dikembangkan untuk menangani transaksi pembayaran sistem transportasi umum.

Pada perkembangannya, mifare sudah diterapkan dalam banyak bidang diantaranya absensi pegawai, transaksi pembayaran dan elektronik identitas kependudukan.

Gambar 2.6. Kartu mifare

Selain memiliki memori didalamnya, penggunaan mifare lebih efektif dan efisien karena tidak memiliki bobot yang berat dan mudah dalam penyimpanannya.

(32)

17

2.5.4 mikrokontroller

Mikrokontroller adalah sistem fungsional computer yang berbentuk chip. Chip dari

mikrokontroller ini terdiri atas inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

program, atau keduanya), dan pelengkapan input/output.

Secara umum, mikrokontroller terdiri atas 3 jenis. Masing-masing jenis

mikrokontroller tersebut memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Adapun

ketiga jenis mikrokontroller tersebut adalah :

1. MCS51

Mikrokontroller MCS51 termasuk kedalam bagian dari complex instruction-set computing (CISC) yang sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus. MCS51 memiliki memori (ROM) dengan kapasitas 64kb dan memori (RAM)

64kb yang dapat diakses dengan cara memberi jalur pemilihan chip yang terpisah

dari chip utama untuk mengakses program dari memori data.

Salah satu kemampuan dari mikrokontroller MCS51 ini adalah pemasukan

aljabar Boolean yang mengizinkan operasi algoritma dalam tingkatan satuan –bit dapat dilakukan secara langsung dalam register internal dan akses RAM. Oleh

karena itu, MCS51 digunakan dalam rancangan awal Programmable Logic Control (PLC).

2. Alv and Vegard’s Risc (AVR)

Mikrokontroller AVR merupakan microcontroller tipe Reduce Instruction Set

Computing (RISC) 8 bit. Karena pemrosesan dilakukan secara RISC, sebagian

besar instruksinya dikemas kedalam satu siklus clock.

Secara umum, AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas. Perbedaan disetiap

kelasnya adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsi. Adapun keempat kelas

tersebut adalah ATTiny, AT90Sxx, ATMega dan AT86RFxx.

3. PIC

PIC merupakan mikrokontroller tipe reduce Instruction Set Computing (RISC).

PIC dilengkapi dengan EPROM dan komunikasi serial, UAT, kernel kontrol

motor, dan memori program dari 512 word hingga 32 word. Word merupakan

(33)

2.5.5 Physical Computing

Physical Computing adalah membuat sebuah sistem atau perangkat fisik dengan menggunakan software dan hardware yang bersifat interaktif. Physical Computing merupakan konsep untuk menghubungkan dua sifat alami yang berbeda, yaitu analog dengan digital. Pada pengaplikasiannya konsep ini digunakan untuk mendesain alat atau projek yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input analog kedalam sebuah sistem yang mengontrol gerakan alat-alat

elektromekanik.

Dalam pengujian Physical Computing diperlukan sebuah prototype untuk melakukan eksperimen dan uji coba dari komponen, parameter, program komputer

dan sebagainya. Pengujian dilakukan berulang kali sehingga diperoleh kombinasi

yang paling tepat.

Saat ini ada beberapa alat yang digunakan sebagai prototype berbasis

microcontroller yang cukup popular, misalnya: 1. Arduino

2. I-Cubex

3. Arieh Robotics Project Junior

4. Dwengo

5. Embedded Lab

6. GP3

A. Arduino uno (Mikrokontroller ATmega 328)

Arduino adalah sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Arduino tidak hanya sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari

hardware, bahasa pemrograman dan integrated Development Environtment (IDE).

IDE adalah sebuah software yang berfungsi untuk menulis program,

meng-compile menjadi bilangan biner,dan meng-upload kedalam memory microcontroller. Dengan kemampuan ini, Arduino dapat digunakan sebagai pembangunan sebuah projek yang menghubungkan sifat analog dan digital.

Arduino didukung oleh modul pendukung seperti sensor, visual, gerak, dan

(34)

19

microcontroller 8 bit dengan jenis ATmega yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

ATMega328 merupakan mikrokontroller keluarga AVR 8 bit. Beberapa

tipe mikrokontroller yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535,

ATMega16, ATMega32, ATMega328, yang membedakan antara mikrokontroller

antara lain adalah ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/outpur), peripheral

(USART, timer, counter, dll). (Syahid, 2012).

Fitur Arduino antara lain:

a. 32 x 8-bit register multifungsi.

b. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

c. 32 KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang

menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

d. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya

dimatikan.

e. Memiliki SRAM (Static Random Akses Memory) sebesar 2KB

f. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width

Modulation) output.

g. Master / Slave SPI Serial Interface.

Arduino Uno (ATMega328) memiliki kemampuan untuk memisahkan memori

untuk kode program dan memori untuk data atau disebut sebagai arsitektur Harvard.

Dengan kemampuan ini, dapat memaksimalkan kerja dan paralellisme. Selain itu, didalam Arduino Uno dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus. Hal ini disebabkan

karena intruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam alur tunggal

dimana pada saat satu instruksi dikerjakan, instruksi berikutnya sudah diambil dari

memori program.

2.5.6. Modul Arduino Uno

Modul Arduino uno adalah perangkat tambahan yang dipasangkan pada komponen

(35)

Komponen tambahan yang digunakan oleh penulis pada projek ini adalah RFid

board (RFid reader) dengan jenis MFRC522 dan mifare (RFid tag). Kedua perangkat ini digunakan sebagai input. Sedangkan untuk ouput menggunakan perangkat elektronika yaitu relay yang menerima arus listrik dari hasil pemrosesan arduino.

2.5.7 Buzzer

Pada Gambar 2.7. merupakan komponen buzzer. Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.

Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga

terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan

tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke

dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena

kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan

menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang

akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses

telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 2.7. buzzer

2.5.8 Light Emitting diode (LED)

Pada Gambar 2.8. merupakan rangkaian Light Emitting diode (LED). LED adalah komponen eleketronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. LED masih termasuk

dalam kategori diode, hanya saja LED memiliki kemampuan untuk memancarkan

[image:35.595.256.411.420.472.2]

cahaya seperti lampu.

[image:35.595.265.391.632.681.2]
(36)

21

Dari Gambar 2.8. dapat dilihat cara kerja dari LED. LED memiliki dua kutub,

kutub anoda dan katoda, LED akan menyala apabila mendapat arus listrik yang

mengalir dari anoda ke katoda.

2.6. Perangkat Lunak 2.6.1 Software Arduino

Software arduino yang digunakan untuk pengolahan bahasa pemrograman didalam

arduino terdiri atas driver dan IDE.

IDE Arduino adalah software yang ditulis menggunakan java yang terdiri atas:

1. Editor program, sebuah alat yang digunakan oleh pengguna untuk menulis

dan mengedit program dalam bahasa processing.

2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (sketch) menjadi

kode biner.

3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner ke dalam memory di

dalam papan arduino.

2.6.2 Bahasa Pemrograman

Dalam pemrograman suatu microcontroller terdapat tiga tingkatan bahasa pemrograman. Yaitu :

1. Bahasa Mesin

Bahasa mesin adalah bahasa yang dipahami oleh komputer. Kode yang

terdapat pada bahasa ini berupa kode bilangan biner yang dapat diproses oleh

microprosesor sehingga sulit dipahami oleh user. Setiap jenis microprosessor memiliki bahasa pemrograman yang berbeda dengan jenis microprosessor lainnya yang disebabkan oleh bahasa yang digunakan oleh mesin adalah bahasa yang bersifat spesifik. Bahasa mesin memiliki ekstensi

.hex disetiap filenya.

2. Assembly

Bahasa Assembly terdiri dari instruksi berupa reperesentasi mnemonic dari

instruksi kode bilangan biner dari bahasa mesin. Umumnya mnemonic

berupa singkatan tiga atau empat huruf dari kata yang mewakili suatu

(37)

a. SUB adalah kode Assembly untuk instruksi substract, yaitu

mengurangkan suatu angka dari angka lain.

b. CBI adalah kode assembly untuk instruksi Clear bit Input/Output, yaitu

memberi logika nol pada suatu pin Input/Output digital.

3. Bahasa tingkat tinggi

Bahasa tingkat tinggi memiliki sintaks yang mendekati bahasa manusia.

Sehingga bahasa tingkat tinggi lebih mudah untuk dipelajari, meski demikian

bahasa tingkat tinggi umumnya menghasilkan ukuran kode yang lebih besar

dari bahasa Assembly. Pada penerapannya bahasa tingkat tinggi memerlukan

perangkat lunak kompiler (compiler) untuk menerjemahkan kode bahasa

mesin.

Adapun beberapa contoh perangkat lunak pemrograman microcontroller

adalah bahasa C, Assemblyer, dan basic.

2.7 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penggunaan Algoritma

AES antara lain:

1. Sistem pengamanan data sidik jari menggunakan algoritma AES pada sistem

kependudukan berbasis radio frequency identification (Putra et al, 2012)

Pada penelitian ini, penulis menggunakan algoritma AES untuk mengamankan data

sidik jari user pada sistem kependudukan. data sidik jari pada sistem ini disimpan

didalam radio frequency identification (RFid) tag. dengan memanfaatkan metode ini,

teknologi RFid tag hanya dapat digunakan oleh user yang memiliki hak akses saja.

2. Perbandingan Algoritma AES dengan Algoritma XTS-AES untuk enkripsi dan

dekripsi teks sms berbasis java ME (Mariana et al, 2013)

Pada penelitian ini, penulis menganalisa perbandingan performansi algoritma AES

dan XTS-AES dengan menerapkan algoritma tersebut pada aplikasi berbasis java ME.

pengujian dua algoritma ini bertujuan untuk mengamankan informasi saat

menggunakan aplikasi SMS.

3. Implementasi QR-Code dan algoritma kriptografi AES pada pengamanan keaslian

dokumen (Kusuma I.B,2012)

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik QR-Code untuk mengubah data

(38)

23

ringkas. lalu hasil transformasi yang dilakukan oleh QR-Code lalu dienkripsi

menggunakan algoritma AES. sehingga, hasil transformasi dari QR-Code tidak dapat

(39)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan menjelaskan proses yang terjadi didalam sistem. Adapun proses yang

terjadi di dalam sistem adalah proses konektifitas antara perangkat keamanan sepeda

motor dengan sistem manajemen kartu mifare dan proses enkripsi dan dekripsi kode id

menggunakan algoritma AES.

Pada Bab ini juga menjelaskan bagian yang menjadi objek peneleitian yang

dilakukan penulis serta tahapan penyelesaian masalah pada objek penelitian. Selain

itu, bab ini juga menjelaskan rancangan sistem yang dirancang oleh penulis.

3.1Arsitektur Umum

Bentuk perancangan sistem yang diajukan didalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 3.1. dimana pada gambar ditunjukkan langkah-langkah yang dilakukan oleh

admin didalam sistem, maupun proses yang terjadi didalam sistem. pada awalnya, admin menginput kode id kedalam sistem. kode id merupakan kode identitas yang

disimpan didalam perangkat keamanan sepeda motor. Proses menginput kode id

dilakukan pada tahapan registrasi pengguna perangkat keamanan sepeda motor.

Algorima AES akan mengenkripsi dan mendekripsikan kembali kode id

perangkat keamanan sepeda motor. Pada proses enkripsi dan dekripsi, terdapat 3

proses yang dilakukan oleh algoritma AES. Yaitu AddRoundKey, Standard Round, dan Final Round. Hasil dari proses yang dilakukan oleh algoritma AES adalah konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor dengan sistem serta menejemen

(40)

25

Mengenkripsi kode id menjadi

kode Sandi

Menyimpan Kode Sandi Input kode id perangkat keamanan sepeda motor

kedalam sistem Menginput Kode Sandi kedalam sistem Memilih perangkat keamanan sepeda motor yang terkoneksi dengan sistem Mendekripsikan kode sandi menjadi

[image:40.595.132.526.81.550.2]

kode id Mengkoneksikan sistem dengan perangkat keamanan sepeda motor Mengelola mifare Menghapus kartu mifare aktif Membaca mifare Mengganti kartu mifare aktif Agoritma AES Algoritma AES

Gambar 3.1. Arsitektur Umum

3.2 Analisis Sistem

Proses analisis dilakukan sebelum melakukan perancangan untuk mendapatkan

kebutuhan dari sistem yang akan dikembangkan. Sistem ini bertujuan untuk

memproteksi sistem pengelolaan kartu mifare dengan mengenkripsi kode id perangkat

keamanan sepeda motor didalam sistem. Dalam mencapai tujuan tersebut, dapat

menggunakan algoritma AES untuk mengenkripsi dan mendekripsi kode id.

Untuk menganalisa sistem, digunakan diagram proses yang bertujuan untuk

(41)

Dengan menggunakan diagram proses, penulis dapat memfokuskan objek yang

[image:41.595.114.531.134.330.2]

menjadi penelitian penulis.

Gambar 3.2. Diagram proses konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor dengan Sistem manajemen kartu mifare

Pada Gambar 3.2. merupakan proses yang terjadi pada sistem manajemen kartu

mifare. Untuk mengkoneksikan perangkat keamanan sepeda motor dengan sistem

manajemen kartu mifare digunakan kode id perangkat keamanan sepeda motor

sebagai key agar sistem dan perangkat keamanan sepeda motor saling terkoneksi.

Adapun proses koneksi antara perangkat keamanan sepeda motor dengan

sistem manajemen kartu mifare adalah sebagai berikut:

1. Admin menginput kode id perangkat keamanan sepeda motor didalam sistem

manajemen kartu mifare.

2. Kode id perangkat sudah tersimpan pada database pengguna perangkat

didalam sistem manajemen kartu mifare.

3. Jika kode id yang diinput oleh admin sesuai dengan kode id pada perangkat

sepeda motor, maka sistem manajemen kartu mifare akan terkoneksi dengan

perangkat keamanan sepeda motor.

4. Kartu di tag pada RFid reader.

5. RFid reader akan membaca serial kartu mifare dan mengirimkan serial kartu

(42)

27

6. Admin menggunakan sistem manajemen kartu mifare untuk mengelola kartu

mifare tersebut. Adapun pengelolaan kartu mifare seperti membaca serial kartu

mifare, menghapus serial kartu didalam EEPROM arduino uno dan

menyimpan serial kartu didalam EEPROM arduino uno.

Pada Gambar 3.3. merupakan kode id yang dienkripsi menjadi kode sandi.

Kode sandi lalu disimpan diluar sistem manajemen pengguna perangkat keamanan

sepeda motor. Pada penelitian ini, penulis memproteksi kode id perangkat yang

disimpan didalam database sistem manajemen kartu mifare. Proteksi yang dilakukan

pada kode id adalah dengan mengenkripsi kode id menjadi kode sandi perangkat dan

menyimpan kode sandi tersebut diluar sistem manajemen pengguna perangkat

[image:42.595.109.527.335.516.2]

keamanan sepeda motor.

Gambar 3.3. Proses Enkripsi dan Dekripsi di dalam Sistem Manajemen Kartu Mifare

Kode sandi akan dienkripsi kembali dalam bentuk Kode id. Dekripsi kode

sandi digunakan sebagai key konektifitas antara sistem manajemen kartu mifare dengan perangkat keamanan sepeda motor.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Algoritma AES untuk mengenkripsi

(43)

3.3 Analisis Algoritma AES

Algoritma AES berfungsi untuk mengenkripsi kode id pada sistem dan merubahnya

menjadi kode sandi. Selain itu, Algoritma AES juga berfungsi sebagai dekripsi kode

sandi menjadi kode id kembali.

Mulai

Input kode id

Addround key

ROUND = 0

Round ++ SubByte ShiftRows Mix columns Addround key Jika (Round=10) SubByte true ShiftRows Addroundkey Kode sandi Selesai false Mulai Input kode sandi Addround key

ROUND = 0

Round ++

Inverse SubByte

Inverse ShiftRows

Inverse Mix Columns

Addround key Jika (Round=10) Inverse SubByte true Inverse ShiftRows Addroundkey Kode id Selesai

Proses Enkripsi Proses Dekripsi

[image:43.595.119.509.186.577.2]

false Algoritma AES

Gambar 3.4. Flowchart Sistem Proses Enkripsi dan Dekripsi

Dari Gambar 3.4. dapat dilihat proses enkripsi dan dekripsi yang dilakukan

oleh algoritma AES didalam sistem manajemen kartu mifare. Adapun proses yang

dilakukan oleh algoritma AES untuk mengenkripsi dan mendekripsikan kode id

didalam sistem manajemen kartu mifare adalah sebagai berikut:

(44)

29

2. Kode id lalu dienkripsi oleh algoritma AES dengan beberapa tahapan,

yaitu :

[image:44.595.240.500.579.699.2]

a. Untuk memulai proses enkripsi diperlukan sebuah S box, dimana S box dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Tabel SBox

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A b c d e F 0 63 7c 77 7b f2 6b 6f c5 30 01 67 2b fe d7 ab 76

1 Ca 82 c9 7d fa 59 47 f0 ad d4 a2 af 9c a4 72 c0

2 b7 Fd 93 26 36 3f f7 cc 34 a5 e5 f1 71 d8 31 15

3 04 c7 23 c3 18 96 05 9a 07 12 80 e2 eb 27 b2 75

4 09 83 2c 1a 1b 6e 5a a0 52 3b d6 b3 29 e3 2f 84

5 53 d1 00 ed 20 fc b1 5b 6a Cb Be 39 4a 4c 58 cf

6 d0 Ef aa fb 43 4d 33 85 45 f9 02 7f 50 3c 9f a8

7 51 a3 40 8f 92 9d 38 f5 bc b6 Da 21 10 ff f3 d2

8 Cd 0c 13 ec 5f 97 44 17 c4 a7 7e 3d 64 5d 19 73

9 60 81 4f dc 22 2a 90 88 46 Ee b8 14 de 5e 0b db

a e0 32 3a 0a 49 06 24 5c c2 d3 Ac 62 91 95 e4 79

b e7 c8 37 6d 8d d5 4e a9 6c 56 f4 ea 65 7a ae 08

c Ba 78 25 2e 1c a6 b4 c6 e8 Dd 74 1f 4b bd 8b 8a

d 70 3e b5 66 48 03 f6 0e 61 35 57 b9 86 c1 1d 9e

e e1 f8 98 11 69 d9 8e 94 9b 1e 87 e9 ce 55 28 df

f 8c a1 89 0d bf e6 42 68 41 99 2d 0f b0 54 bb 16

b. AddRoundKey(initial round) melakukan kombinasi antara plain teks yang sudah ada dengan chipper key menggunakan hubungan XOR.

Pada Gambar 3.5. dapat dilihat chipper key dan state. XOR dilakukan per kolom yaitu kolom-1 chipper teks di XOR dengan kolom-1 round key dan seterusnya.

(45)

c. Lakukan putaran sebanyak Nr-1 kali. Sedangkan proses yang dilakukan pada setiap putarannya adalah sebagai berikut :

1. Transformasi SubBytes()

Transformasi subtitusi byte non linear yang dioperasikan secara independen pada setiap byte dengan menggunakan tabel subtitusi s-box dimana s-box tersebut juga memiliki invers yang

digunakan untuk proses dekripsi nantinya.

Gambar 3.6. Ilustrasi Sub Bytes (Sumber : M.D Nuryatin, 2014)

Pada proses ini dilakukan pencocokan antara state yang telah

dimasukkan ke dalam matriks 4x4. Untuk jelasnya dapat dilihat pada

gambar 3.6.

Setelah mendapatkan State, maka proses subtitusi dilakukan

antara state dan S-Box. Berdasarkan contoh maka proses yang terjadi

sebagai berikut :

1. Mengambil elemen dari Si dan Sj dimana i menunjukkan baris dan

j menujukkan kolom dari matriks State.

2. Berdasarkan elemen yang telah diambil, karakter pertama diambil

sebagai penunjuk baris, dan karakter kedua diambil sebagai

penunjuk kolom pada S-Box.

3. Setelah didapatkan elemen pada S-Box, elemen yang telah

diperoleh tersebut disubtitusikan pada matriks State.

(46)

31

Berdasarkan uraian proses diatas, maka hal yang terjadi dengan State kita miliki adalah sebagai berikut :

a. Mengambil elemen S00, S01, S02, S03, , … ,S33 didapatkan elemen

{e0,48,28,04,…,e5}.

b. Untuk elemen S00 maka didapatkan baris e dan kolom 0 pada

matriks S-Box, adalah elemen e1. Seperti yang ditunjukkan pada

gambar 3.5. Kemudian untuk elemen S01 didapatkan 52, elemen

S02 didapatkan 34, elemen S03 didapatkan f2, … , dan untuk

elemen S33 didapatkan 69.

c. Selanjutnya setiap elemen yang ditemukan, disubtitusikan sehingga

matriks setelah melakukan subtitusi menjadi seperti pada gambar

3.8.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 a b c d e F

0 63 7c 77 7b f2 6b 6f c5 30 01 67 2b fe d7 ab 76

1 Ca 82 c9 7d fa 59 47 f0 ad d4 a2 af 9c a4 72 c0

2 b7 Fd 93 26 36 3f f7 cc 34 a5 e5 f1 71 d8 31 15

3 04 c7 23 c3 18 96 05 9a 07 12 80 e2 eb 27 b2 75

4 09 83 2c 1a 1b 6e 5a a0 52 3b d6 b3 29 e3 2f 84

5 53 d1 00 ed 20 fc b1 5b 6a Cb be 39 4a 4c 58 cf

6 d0 Ef aa fb 43 4d 33 85 45 f9 02 7f 50 3c 9f a8

7 51 a3 40 8f 92 9d 38 f5 bc b6 da 21 10 ff f3 d2

8 Cd 0c 13 ec 5f 97 44 17 c4 a7 7e 3d 64 5d 19 73

9 60 81 4f dc 22 2a 90 88 46 Ee b8 14 de 5e 0b db

a e0 32 3a 0a 49 06 24 5c c2 d3 ac 62 91 95 e4 79

b e7 c8 37 6d 8d d5 4e a9 6c 56 f4 ea 65 7a ae 08

c Ba 78 25 2e 1c a6 b4 c6 e8 Dd 74 1f 4b bd 8b 8a

d 70 3e b5 66 48 03 f6 0e 61 35 57 b9 86 c1 1d 9e

e e1 f8 98 11 69 d9 8e 94 9b 1e 87 e9 ce 55 28 df

[image:46.595.250.448.585.712.2]

f 8c a1 89 0d bf e6 42 68 41 99 2d 0f b0 54 bb 16

Gambar 3.7 Visualisasi dari pemilihan subbyte dengan nilai pada State adalah E0

E1 52 34 F2

If 41 6f 33

D4 66 F7 Cd

Ee Da 29 69

(47)

2. Transformasi ShiftRows()

ShiftRows adalah proses yang melakukan shift atau pergeseran pada setiap elemen blok/tabel yang dilakukan pada setiap

barisnya. Pada baris pertama tidak dilakukan pergeseran, baris

kedua dilakukan pergeseran 1 byte. Baris ketiga dilakukan

pergeseran 2 byte, dan baris keempat dilakukan pergeseran 3

byte.

E1 52 34 F2 E1 52 34 F2 E1 52 34 F2

33 41 6f If

Bergeser 1 byte

33 41 6f If 33 41 6f If

D4 66 F7 Cd F7 Cd D4 66

Bergeser 2 byte F7 Cd D4 66

Ee Da 29 69 Ee Da 29 69 69 Ee Da 29 Bergeser 3 byte

Gambar 3.9. Gambar pergeseran elemen

3. Transformasi MixColumns()

Yang terjadi saat MixColumns adalah mengalikan tiap elemen dari blok chipper dengan matriks. Perkalian secara bergantian

oleh setiap baris dari state.

Tabel 3.2. perkalian MixColumns

4. Add Round key

Pada proses add round key ini, proses yang dilakukan oleh XOR antara state dengan subkeys.

Setelah keempat proses selesai. Proses ini diulangi sampai

mendapatkan chipper key seperti pada Gambar 3.10. dan 3.11. E1 52 34 F2

33 41 6f If

F7 Cd D4 66

69 Ee Da 29

2 3 1 1

1 2 3 1

1 1 2 3

(48)

33

[image:48.595.176.499.90.371.2]

Gambar 3.10. Hasil dari proses kedua hingga keenam

Gambar 3.11. Hasil dari ketujuh hingga mendapatkan Chiperteks

3. Setelah kode sandi didapatkan dari proses enkripsi, kode sandi disimpan

(49)

kembali pada saat konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor

dengan sistem.

4. Pada proses dekripsi, kode sandi akan kembali diubah menjadi kode id.

Proses yang dilakukan oleh algoritma AES untuk mendekripsi kode sandi

adalah kebalikan dari proses enkripsi yaitu Inverse AddRoundKey, Inverse SubByte, Inverse ShiftRows dan Inverse Mixcolumns.

5. Dekripsi kode sandi akan secara otomatis dijalankan pada tahap

konektifitas antara perangkat keamanan sepeda motor dengan sistem. hasil

dari dekripsi ini akan menghubungkan perangkat keamanan sepeda motor

dengan sistem.

3.4Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka bertujuan untuk merancang tampilan yang dapat

menghubungkan pengguna dengan program. Perancangan antarmuka dilakukan

sebelum tahapan implementasi sistem agar memudahkan dalam pengembangan

sistem.

Perancangan antarmuka dirancang khusus untuk admin dalam mengelola

sistem management kartu mifare. Pengelolaan yang dapat dilakukan oleh admin di

dalam sistem adalah mengelola data pengguna perangkat keamana sepeda motor dan

mengelola penggunaan kartu mifar yang digunakan oleh user.

3.4.1 Form Utama

(50)

35

Pada Gambar 3.12. merupakan rancangan tampilan pengelolaan sistem. Di dalam

sistem terdapat dua form yang dapat dikelola oleh admin yaitu form database user dan form manajemen kartu mifare.

3.4.2 Perancangan Aplikasi Manjemen Database Pengguna Sistem

Perancangan aplikasi ini bertujuan untuk pengelolaan data pengguna perangkat

Arduino. Data yang dikelola pada aplikasi ini meliputi pengelolaan data user, pengelolaan Mifare dan enkripsi kode id user. Pada aplikasi ini terdapat 3 tahapan yaitu:

[image:50.595.188.459.303.462.2]

1. Form Registrasi

Gambar 3.13. Form Registrasi

Form registrasi pada Gambar 3.13. merupakan form awal untuk mendata pengguna perangkat sistem keamanan sepeda motor. Pada form ini, admin menginput data user kedalam sistem. adapun data yang diinput adalah nama user, type kenderaan, dan nomor STNK. Sedangkan untuk id alat merupakan kode id yang disimpan didalam Arduino. Kode id alat akan secara otomatis dienkripsi

setelah registrasi selesai dilakukan.

2. Form User management

Form user management pada Gambar 3.14. adalah form untuk mengelola data user setelah didaftarkan. Pada form ini dapat dilihat seluruh informasi tentang user mulai dari tanggal registrasi, nama pemilik, type kenderaan, nomor STNK dan

kode unik. Kode unik merupakan kode hasil enkripsi dari sistem pada tahapan

(51)
[image:51.595.167.523.145.361.2]

kembali id alat. Proses ini diperlukan sebagai konektifitas antara perangkat sistem keamanan sepeda motor dengan sistem menejemen.

Gambar 3.14. form user management

3.4.3 Perancangan Aplikasi Manajemen Kartu Mifare

Perancangan aplikasi manajemen kartu mifare bertujuan untuk mengelola penggunaan kartu mifare pada RFid. Kartu mifare yang diizinkan penggunaannya oleh sistem sebanyak 2 buah. Kartu pertama disebut kartu utama yang digunakan sebagai RFid

tag. Sedangkan kartu kedua bersifat kartu cadangan jika kartu utama mengalami kerusakan atau hilang.

(52)

37

Dari gambar 3.15. terdapat proses yang dapat dilakukan oleh Admin untuk mengelola kartu mifare. adapun fungsi dari setiap fitur yang terdapat pada aplikasi adalah :

1. Card 1 dan Card 2 berfungsi sebagai option untuk memilih kartu mifare utama dan kartu mifare cadangan.

2. Read Card berfungsi sebagai button untuk membaca kartu mifare.

3. Record Id berfungsi sebagai button untuk merekam kartu mifare sehingga kode dari kartu

Gambar

Gambar 2.5. RFid reader jenis MFRC522
Gambar 2.8. Rangkaian LED
Gambar 3.1. Arsitektur Umum
Gambar 3.2. Diagram proses konektifitas antara perangkat keamanan sepeda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara membangun sebuah sistem keamanan sepeda motor ialah dengan merancang alat yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang saling terhubung secara

Kata kunci: RFID; GPS; Sepeda Motor;

Pada pengaplikasiannya konsep ini digunakan untuk mendesain alat atau projek yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input analog kedalam

Modernisasi perangkat keamanan sepeda motor ini dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yaitu dengan menggunakan teknologi RFid wristband dalam

Data hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem keamanan pada sepeda motor menggunakan kartu RFID mampu mengamankan dan mampu mendeteksi dengan tanpa penghalang plastik

43 nan pada sepeda motor yang kami rancang ini memiliki 2 fitur utama yaitu : kunci keamanan dan sistem alarm yang fungsinya untuk mengakses penggunaan sepeda motor

Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa kombinasi algoritma AES dan RSA mampu menutupi celah manipulasi dan meningkatkan keamanan informasi pada sistem e-voting,

Dokumen tersebut berisi tentang perancangan sistem keamanan sepeda motor menggunakan GPS tracker berbasis mikrokontroler pada kendaraan