• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING TERHADAP PEMAHAMAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS UNTUK MENCAPAI KEPATUHAN (Studi Pasien Rawat Jalan di Apotek Poli Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSELING TERHADAP PEMAHAMAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS UNTUK MENCAPAI KEPATUHAN (Studi Pasien Rawat Jalan di Apotek Poli Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

LISA NARULITA

PENGARUH KONSELING TERHADAP PEMAHAMAN

PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN

DIABETES MELITUS UNTUK MENCAPAI KEPATUHAN

(Studi Pasien Rawat Jalan di Apotek Poli Rumah Sakit Islam

Aisyiyah Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

Lembar Pengesahan

PENGARUH KONSELING TERHADAP

PEMAHAMAN PENGGUNAAN OBAT

ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES

MELITUS UNTUK MENCAPAI KEPATUHAN

(Studi Pasien Rawat Jalan di Apotek Poli Rumah Sakit Islam

Aisyiyah Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2010

Oleh :

LISA NARULITA 06040026

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Lilik Yuseyani, Apt., SpFRS Dr. Abdul Rahem, Apt., M.Kes

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan hanya pada Allah Subhanahu Wa Ta’ ala Tuhan semesta alam. Karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skiripsi yang berjudul “PENGARUH KONSELING TERHADAP PEMAHAMAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS UNTUK MENCAPAI KEPATUHAN” (Studi Pasien Rawat Jalan Di Apotek Poli Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang).

Skripsi ini diajukan sebagai dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana farmasi pada program studi farmasi fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan dari seluruh semesta Alam yang memberikan rahmat dan rejeki pada umat-Nya. Rosulluloh Muhammad SAW, kekasih ALLOH yang telah menuntun kita semua menuju jalan kebenaran.

2. Ibu Tri Lestari H.M.Kep.Sp.Mat selaku Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs.H.Achmad Inoni, Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Lilik Yuseyani, Apt., SpFRS selaku Dosen Pembimbing 1. Terima kasih, disela kesibukan ibu Lilik masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta semngat sehinggga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

5. Dr. Abdul Rahem, Apt., M.Kes selaku Dosen Pembinbing II.

(4)

6. Siti Rofida,S,Si.,Apt. selaku penguji I

Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi penguji serta dengan sabar telah memberikan saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

7. Sovia Aprina Basuki, S.Farm.,Apt. selaku penguji II.

Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi penguji serta dengan sabar telah memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan aturan penulisan yang telah ada.

8. Dra.Uswatun Hasanah,Apt., selaku Dosen wali. Terima kasih banyak atas arahan beliau selama ini.

9. Pak lukman, Mbak Sri, Mbak Susi, Mbak Nila selaku Tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih banyak, telah susah payah membantu jalannya ujian Skripsi sehingga kami dapat melakasanakan ujian skripsi dengan baik.

10.Staf Pegawai Apotek Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang yang banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi serta pengalaman dan pengetahuan selama di apotek.

11.Hj. Halimatus Zahro Ummi tercinta yang telah pulang kerahmatullah terima kasih terhadap didikan ummi selama ini dan nasihat-nasihat yang membuat Lisa semangat dan termotivasi sehingga Lisa dapat menyelesaikan skiripsi ini. Lisa sangat sayang Ummi.

12.H. Achmah Zahri Ayahanda tercinta yang tiada hentinya memotivasi Lisa dalam segala hal. Ayah dengan sabar mendoaikan untuk kebaikan dan kesuksesan Lisa. Ayahanda tercinta, terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Terima kasih juga Hj. Sunaidah yang mendampingin Ayahanda tercinta.

(5)

terima kasih juga atas sarannnya walaupun kadang kita sering buat gaduh. Serta keponakan ku yang lucu-lucu ( Arin, Hilman, Raisa) yang membuat terhibur dan bahagia.

14.Sahabat Seperjuagan Dina Anwar, Ikha, Furaida, Yulia, Sari. Terima kasih atas motivasi kalian. Serta untuk teman-teman kelas ku semua-Nya alias saudara-saudara ku farmasi UMM yang banyak canda tawa, susah senang terhadap perjalan kita di kelas, di laboratorium ada seribu kenangan manis sama kalian.

15.Sahabat Beswan Djarum (Ipeh, Uswah, Multi, Abdul, Misbah) terima kasih atas segala motivasinya dan Sahabat KKN kelompok 9 (Abdullah, Fadli lutfi, Pipit, Wawan, Rizal dll) terima kasih atas pengalamannya. Serta sahabat kost Sumber sari no 385a (Galis, Eka, Eni, Gladis dan Inayah) terima kasih banyak atas bantuannya dan minta maaf jika ngerepotin, Nur kholis dan Muhammad Faris terima kasih atas semangatnya.

16.Untuk semua pihak yang belum tersebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tidak luput atas dukungan, bantuan doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal sholeh semua pihak mendapatkan imbalan dari Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Hipotesis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Kefarmasian ... 5

2.2 Definisi Pelayanan Kefarmasian ... 6

2.3 Definisi Diabetes Mellitus ... 8

2.3.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus ... 8

2.3.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus ... 9

2.3.3 Manisfestasi Diabetes Mellitus ... 10

2.3.4 Diagnosis ... 11

2.3.5 Komplikasi ... 11

2.3.6 Penatalaksana diabetes ... 13

2.4 Definisi konseling ... 19

2.4.1 Pemahaman Konseling ... 19

2.4.2 Metode konseling dengan Edukasi ... 20

2.4.3 Aspek Terapi Obat dalam Konseling ... 23

(7)

2.5.1 Fakor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ... 24

2.5.2 Cara Meningkatkan Pendekatan Kepatuhan ... 26

2.5.3 Cara Mengukur Kepatuhan ... .27

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Alur Kerangka konseptual ... 28

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 29

4.2 Populasi Sampel ... 29

4.3 Sampel Peneltian ... 30

4.3.1 Sampel ... 30

4.3.2 Teknik Sampling ... 30

4.3.3 Besar Sampel ... 30

4.4 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 31

4.4.1 Definisi Operasional Variabel ... 31

4.4.1 Variabel Dependen ... 32

4.4.2 Variabel Independen ... 32

4.5 Instrumen Penelitian ... 33

4.6 Alur Kerja ... 33

4.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

4.8 Analisis Data ... 34

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Pasien ... 35

5.1.1 Usia Pasien ... 35

5.1.2 Jenis Kelamin ... 36

5.1.3 Tingkat Pendidikan ... 37

5.1.4 Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 38

5.1.5 Jenis Obat OAD yang Digunakan ... 39

5.1.6 Kepatuhan Berdasarkan Kuisiner ... 40

5.1.7 Berdasarkan Sisa Obat ... 41

5.1.8 Kepatuhan Berdasarkan Kuisioner Dan Sisa Obat ... 42

5.2 Hasil Analisis Penelitian ... 43

(8)

5.2.2 Analisis Penelitian Chi-Square Test ... 44

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan ... 45

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 54

7.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kriteria Penegak Diagnosa ... 11

2.2 Target Penata Laksanaan... 14

2.3 Contoh Bahan Konseling OAD ... 19

5.1 Usia Pasien ... 35

5.2 Jenis Kelamin ... 36

5.3 Tingkat Pendidikan ... 37

5.4 Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 38

5.5 Jenis Obat OAD yang Digunakan ... 39

5.6 Kepatuhan Berdasarkan Kuisiner ... 40

5.7 Berdasarkan Sisa Obat ... 41

5.8 Kepatuhan Berdasarkan Kuisioner Dan Sisa Obat ... 42

5.9 Kepatuhan Berdasarkan Kuisiner ... 43

5.10 Berdasarkan Sisa Obat ... 43

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Grafik 5.1 Usia Pasien ... 35

Grafik 5.2 Jenis Kelamin ... 36

Grafik 5.3 Tingkat Pendidikan ... 37

Grafik 5.4 Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 38

Grafik 5.5 Jenis Obat OAD yang Digunakan ... 39

Grafik 5.6 Kepatuhan Berdasarkan Kuisiner ... 40

Grafik 5.7 Berdasarkan Sisa Obat ... 41

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1 Jadwal Penelitian yang Dilakukan ... 59

Lampiran.2. Lokasi ... 59

Lampiran.3 Tabel kepatuhan obat ... 60

Lampiran.4. Pengantar Kuisioner ... 61

Lampiran.5 Kuisioner ... 62

Lampiran.6 Hasil Rekap Kuisioner ... 65

Lampiran.7 Hasil Data dari SPSS Pairedt-Test ... 66

Lampiran.8 Hasil Data dari Chi- Square Test ... 67

Lampiran.9 Tabel Kepatuhan ... 68

Lampiran.10 Prosentase pertanyaan dalam kuisioner...69

Lampiran.11 Surat Pernyataan ... 73

(12)

54

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA). 2003. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care.Vol. 27(Suppl 1):S5-S10

Arikunto,S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka cipta (hal. 45-400)

Asti, T. 2006. Kepatuhan Pasien- Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi, Info POM Volume 7 No. 5. Jakarta: BPOM (hal. 1 - 11)

Cantrill JA and Wood J, 2003. Diabetes Mellitus, in Walker R and Edwards C (Eds.), Clinical Pharmacy and Therapeutics, third ed., Churchill Livingstone, hal 657 – 677

Corwin,. J. Elizabeth, 2000, Patofisiologi.Jakarta: EGJ

Young M, A. 1990. Review Of The Research On Pharmacists Patient- Communication View And Practices. Am J Pharm Ed. (hal 60-76)

Fisher R, 1992. Patient And Compliance, a Pharmacist Perspective, Patient Educ (halm:261-271)

Gunawan,S.G dan Nafrialdi.RA. 2006. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke Lima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Harkness,R. 2009. Interaksi Obat. Bandung: Penebit ITB. (hal 36-58)

Hepler C, strand L. 1990. Opportunities and responsibilities in pharmaceutical care. Am J Hosp pharm hal 533-554

.

Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). 2000. Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan. Departeman Kesehatan Republik

Indonesia (hal. 263- 269).

Kessler D. 1992.A challenge for American pharnmacists.Am pharma. Halm 33-36

(13)

55

Muchid, A. 2008. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan

Kefarmasian Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004. Departemen

Kesehatan RI, Jakarta.

Muchid, A. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. (hal. 11-74)

Muchid, A. 2007. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian disarana Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.(hal. 1-15)

Neal, M.J, 2006, At Glance Farmakologi Medis, ed.5, 78-79. Jakarta Erlangga

Notobroto, H B. 2004. Penghitungan Besar Sampel. Surabaya: Lembaga Penelitian UNAIR

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan edisi 3. Jakarta: Rineka Cipta (hal.89-164)

Rantucci, M. 2009. Komunikasi Apoteker-Pasien. Ed.2. 1,33,55. Jakarta: EGC

Siregar J.P, Kumolosasi, E. 2006. Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC (hal. 206- 237)

Siregar, J.P., Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC (hal.323-485)

Soegondo, S. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV, Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Doabetes Melitus Tipe 2. Jakarta: FKUI (hal.1860 - 1863).

Sujudi, A. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit. Depkes RI: Jakarta

Sukandar dkk. 2008. 26-36, ISO Farmakoterapi. Jakarta: ISFI

Sweileh WM,Aker O, Hamooz S.2005.Rate of Compliance among patients

with Diabetes Mellitus and Hypertency. Palestina: An-Najah

Univ.J.Res., Vol.19,hal3

(14)

56

Zehnder S, Bruppacher R, Hersberger K.Drug information sources used by patients. J Soc Admin Pharm. 2003:20(5):156-160

Antabaki, Z. 2009, Resistensi Insulin Ditandai Dengan Peningkatan Liposis Dan Produksi. Diakses tanggal 22 maret 2010 Jam 18.00 pm dari

http://www.docstoc.com/docs/23307328/satuan-acara-pengajar

Daris, A. 2006. Perkembangan Praktek Kefarmasian, Dikutip dari Laporan

Kerja WHO dan FIP Edisi 2006. Diakses tanggal 30 Desember 2009

Jam 04.00 pm dari http://www.isfinational.or.id/artikel/25/153-perkembangan-praktek-kefarmasian.html

Farid, 2007. Menjaga fungsi insulin pasien DM.edisi Desember.vol 7 no5 Majalah farmasi. Diakses tanggal 10 Februari 2010 Jam 16.00 pm dari http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=576

Galea, 2007. Seven Star Pharmacy jounal of me malte collage of pharmacy practice. Diakses tanggal 28 Maret 2010 Jam 22.00 pm dari

http://www.mcppnet.org/publications/ISSUE12-4.pdf

Hartawan, M. 2009. Terapi Baru Diabetes Melitus Tipe 2 . Diakses tanggal 18 April 2010 Jam 04.00 pm dari http://www.dexa-medica.com/newsandmedia/news/detail.php?idc=1&id=368

Murniningdyah.N.A, 2008 Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antidiabetik Tunggal pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSU Pandan Arang Boyolali Diakses tanggal 29 April 2010 Jam 12.30 pm dari http://etd.eprints.ums.ac.id/5175/

Tjokroprawiro A, 2008. Medicinus journal of pharmacy. Vol. 21, No.4 . Diakses tanggal 12 April 2010 Jam 19.30 pm dari http://www.dexamedica.com/images/publication_upload09010917063600 1231472906MEDICINUS_NOV_DES'08.pdf

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Apoteker saat ini menyadari bahwa apotek telah berkembang selama bertahun-tahun sehingga tidak hanya mencakup penyiapan, peracikan, dan penyerahan obat kepada pasien, tetapi juga interaksi dengan pasien dan penyediaan asuhan kefarmasian. Meskipun pada tahun 1922 sampai 1969, apoteker dilarang mendiskusikan terapi dengan pasien, perubahan baru-baru ini pada standar dan perundang-undangan telah menyebabkan munculnya ketentuan tentang informasi sebagai sebuah tanggung jawab (De young, 1996). Pharmacist Practice Activity

Classification (PPAC) yang disusun pada tahun 1998 oleh American

Pharmaceutica Association menguraikan kegiataan apoteker, yang mencangkup berbagai tugas yang melibatkan interaksi pasien, seperti mewawancarai pasien, mendapatkan informasi dari pasien, mendidik pasien, menyediakan informasi baik tertulis atau tidak tertulis, berdiskusi, mendemonstrasikan sesuatu, berhadapan langsung dengan pasien, dan melaksanakan konseling pasien ( Rantucci, 2009).

Pelayanan kefarmasian saat ini bergeser orientasinya drug oriented menjadi

patient oriented berazaskan kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).

Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker pengelola apotek dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien (Muchid, 2008).

Apoteker yang memberikan pelayanan kefarmasian harus lebih mempertimbangkan sakit pasien dibandingkan kondisi penyakit yang didefinisikan secara medis. Persepsi pasien tentang sakit, dalam hal ini dapat memengaruhi sikap dan perilaku pasien dalam mengunakan obat (Rantucci, 2009). Faktor prilaku dapat mempengaruhi ketaatan, yang mana digolongkan sebagai gangguan perilaku. Oleh karena itu, teori perilaku (behavioral learning theories) telah diusulkan untuk membantu menemukan cara untuk menjelaskan dan mengubah kepatuhan (Fisher R, 1992).

(16)

2

pasien pada terapi penyakit dapat memberikan efek negatif (Asti, 2006). Prosentasi di Indonesia jumlah penderita diabetes melitus minimal 2,5 juta pada tahun 1994, tahun 2000 menjadi empat juta dan pada tahun 2010 diperkirakan minimal terdapat lima juta penderita (Murniningdiyah, 2009).

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit menahun peningkatan yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal. Misalnya penyakit jantung koroner, katarak, retinopati, neuropati (gagal ginjal),nefropati, ateroma prematur (Neal, 2006). Adanya peningkatan prevalensi penyakit diabetes karena terjadinya perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut. Tingginya angka morbiditas dan mortalitasyang dihubungkan dengan komplikasi DM juga menyebabkan DM menjadi beban bagi pasien dan sosial. Memprediksi kenaikan pasien diabetes Indonesia dari 8,4 juta pada 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada 2030 (Hartawa, 2009). Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2002, Indonesia merupakan negara ke 4 terbesar untuk prevalensi DM dengan sedikitnya 13 juta penduduk Indonesia mengidap diabetes melitus (Tjokroprawiro A, 2008).

(17)

3

pelayanan informasi obat untuk pasien dan keluarga melalui konseling. Supaya pasien mempunyai pengetahuan yang cukup tentang obatnya akan menunjukkan peningkatan ketaatan pada regimen obat sehingga hasil terapi meningkat. Oleh karena itu, apoteker mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi yang tepat tentang terapi obat pada pasien dengan konseling.

Dalam filosofi praktik pelayanan kefarmasian, apoteker bertanggung jawab langsung pada pasien yang dilayani (Hepler C, 1990). Dari pandangan berpusat pada pasien, konseling memperbaiki pelayanan untuk pasien. Sedangkan dari sudut pandang apoteker, konseling pasien sangat diperlukan untuk melengkapi penyediaan layanan farmasi yang kompetitif dan professional.

Terbukti bahwa pasien dan apoteker adalah kunci untuk melaksanakan peran apoteker saat ini (Rantucci, 2009).

Apoteker dapat memberikan dampak signifikan pada keadaan ini melalui konseling pasiens. Menurut laporan DHHS “Regimen pengobatan: penyebab ketidakpatuhan,” kurang informasi tentang obat merupakan salah satu dari empat variabel terpenting yang menjadi alasan utama pasien manula gagal mematuhi regimen pengobatan. Banyak penelitian telah membuktikan keefektifan penyediaan informasi dan sistem pengingat oleh apoteker. Sebagai contoh, suatu penelitian di Memphis, Tenesse, menemukan tingkat kepatuhan 84,7% pada pasien, sedangkan pasien yang lebih sedikit menerima informasi hanya menunjukkan tingkat kepatuhan 63% ( Kessler D, 1992).

Konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau komunikasi yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat. Baik, apoteker yang berada di Poli rawat-jalan Rumah Sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya berkewajiban menjamin bahwa pasien mengerti dan pemahami serta patuh dalam penggunaan obat sehingga di harapkan dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan terapi yang maksimal (Muchid, 2007).

(18)

4

antidiabetik Oral (OAD) pada pasien diabetes mellitus di Apotek Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang untuk mencapai kepatuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah konseling berpengaruh terhadap pemahaman penggunaan obat antidiabetik oral (OAD) untuk mencapai kepatuhan pada pasien diabetes mellitus di Apotek Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk membantu penderita diabetes mellitus dalam meningkatkan pemahaman terhadap penggunaan obat untuk mencapai kepatuhan .

1.4 Hipotesis

Konseling berpengaruh terhadap pemahaman penggunaan obat antidiabetik oral (OAD) pada pasien diabetes mellitus di Apotek Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang.

1.5 Manfaat

- Dari penelitian ini diharapkan mengetahui pengaruh konseling terhadap keberhasilan terapi pada pasien diabetes mellitus di Poli Rawat jalan Rumah Sakit Islam Aisiyah Malang.

Gambar

Tabel
Tabel Kepatuhan ......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah

– Status solusi ( solution state ): satu atau lebih status yang menyatakan solusi persoalan. •

44 KABUPATEN SIMALUNGUN 63 KOTA MAGELANG 45 KABUPATEN SINJAI 64 KABUPATEN BATU BARA 46 KABUPATEN SOLOK 65 KABUPATEN PATI 47 KABUPATEN SOLOK SELATAN 66 KOTA PALEMBANG 48 KABUPATEN

Bersama ini kami sampaikan ralat atau perbaikan pada Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran dan Berita Acara Hasil Pelelangan terdapat salah tulis pada tabel evaluasi

Pada hari ini Selasa, tanggal sembilan bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk Belanja Modal dan Belanja Barang ULP

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara tanpa Sektor pertanian tahun 2008-2011 Ketimpangan Pendapatan (Indeks Williamson) Keterkaitan Sektor pertanian dengan Sektor-

Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau volute ia tidak bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan

The produced 3D point clouds are gridded to 6 mm resolution from which topographic parameters such as slope, aspect and roughness are derived.. At a later project stage these