• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIENBENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penilitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIENBENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penilitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

YUNIARSIH KURNIASARI

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA

PASIEN

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA

(Penilitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat

rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI

PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Jombang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peranan

pembimbing dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat,

nikmat serta hidayah kepada seluruh umatNya, dan Rasulullah SAW yang

sudah menuntun kita menuju jalan kebenaran.

2.Kedua orang tua yang tercinta, Bapak Daliman dan Ibu Anik Hidayati yang

selama ini telah membesarkan dan mendidik penulis dari kecil hingga dewasa

dengan penuh kasih sayang, selalu berdoa untuk kesuksesan penulis serta

dukungan dan semangat yang tidak pernah berhenti diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

3.Bapak Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.,Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan

(4)

iv

4.Bapak dr. Bambang Hayunanto SpKK., selaku Direktur, Kepala Bidang

Rekam Medik dan Evaluasi Pelaporan, serta pegawai RMK RSUD Jombang

yang telah membantu dalam memperlancar jalannya penelitian.

5.Ibu Naylis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., Selaku Ketua Program Studi S1

Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

6.Bapak Drs. Didik Hasmono,M.S.,Apt., selaku Dosen Pembimbing I dan

bunda Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan tulus dan ikhlas serta penuh kesabaran membimbing,

mengarahkan dan memberikan kemudahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

7. Ibu Lilik Yusetyani,Apt.Sp.FRS dan Ibu Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt atas

kritik dan saran yang diberikan kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini

lebih baik.

8.Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang terutama

Bapak Akhmad Sobrun Jamil.S.Si.Mp., selaku Dosen Wali yang sudah

memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat

dan Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm.,Apt., yang telah membantu jalannya ujian

skripsi.

9.Adik-adik saya, Siti Fatkhul Jannah, Indah Nur Hayati, Erna Maya Safa , serta

semua keluarga besar penulis yang memberi warna dan keceriaan serta

memberikan support yang luar biasa selama penulis menempuh pendidikan.

10.M. Ricky Kurniawan si Kribo seseorang yang istimewa, yang luar biasa

sabar dan tidak pernah bosan memberikan support kepada penulis, senantiasa

mendukung, membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

11.Sahabat sekaligus teman seperjuangan Mamak Dita, Cita Nova, Mbak Minah

minul, Aya tong-tong, Ardianti, Desy Wardah, Rendi Anggiriawan, yang

selama ini membantu dan menyemangati penulis serta rasa kekeluargaan yang

terjalin selama ini.

(5)

v

disebutkan satu per satu, atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada

penulis.

13.Anak kos Indah AMS dan Putri Jupe atas tumpangan print gratisnya selama

ini.

14.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semua keberhasilan ini tidak

luput dari bantuan dan doa yang telah kalian semua berikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga penulis mengharapkan masukan dari semua pihak. Semoga skripsi ini

dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua

pihak.

Malang, 30 April 2015

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGUJIAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

RINGKASAN... vii

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR SINGKATAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benign Prostatic Hyperlasia (BPH) 2.1.1 Definisi BPH... 5

2.1.2 Epidemiologi BPH... 5

2.1.3 Fisiologi Normal Kelenjar Prostat... 6

2.1.4 Patofisiologi... 7

2.1.5 Manifestasi Klinik BPH... 8

2.1.6 Pemeriksaan dan Diagnosa BPH... 9

2.1.7 Penanganan BPH... 10

2.1.8 Penanganan BPH dengan Bedah... 10

2.2 Tinjauan Tentang Nyeri... 14

(7)

vii

2.2.2 Nyeri Kronik atau Persisten... 15

2.2.3 Klasifikasi Nyeri... 16

2.2.3.1 Nyeri Nosisepsif... 16

2.2.3.2 Nyeri Inflamasi... 16

2.3 Tinjauan Tentang Analgesik... 18

2.3.1 Opioid... 18

2.3.1.1 Klasifikasi dan sifat kimia... 18

2.3.1.2 Peptida Opioid Endogen... 19

2.3.1.3 Mekanisme aksi opioid... 19

2.3.1.4 Data dosis untuk golongan Opiod... 20

2.3.1.5 Efek samping opioid... 21

2.3.2 Non-Opioid... 21

2.3.2.1 Klasifikasi NSAID... 21

2.3.2.2 Mekanisme kerja NSAID... 21

2.3.2.3 Efek samping NSAID... 23

2.3.2.4 Interaksi Obat... 23

2.4 Golongan Opioid... 24

2.4.1 Morfin... 24

2.4.2 Kodein... 24

2.4.3 Fentanil... 24

2.4.4 Metadone... 24

2.4.5 Meperidin... 25

2.5 Golongan NSAID... 25

2.5.1 Tramadol... 25

2.5.2 Ketorolak... 26

2.5.3 Diklofenak... 26

2.5.4 Ketoprofen... 27

2.5.5 Ibuprofen... 27

2.5.6 Indometasin... . 27

(8)

viii

2.6 Golongan NSAID selektif COX-2... 28

2.7 Golongan Analgesik Adjuvant... 29

2.7.1 Antidepresan... 29

2.7.2 Antikonvulsan... 29

2.7.3 Agonis ɑ-2... 30

2.7.4 Agonis ɑ-1... 30

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 31

3.2 Kerangka Operasional... 33

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 34

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 34

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 34

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 34

4.5 Cara Pengambilan Sampel... 35

4.6 Definisi Operasional... 35

4.7 Teknik Pengumpulan Data... 36

4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data... 36

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Data Demografi pasien... 38

5.1.1 Jenis Kelamin... 38

5.1.2 Usia... 38

5.1.3 Status Pasien... 38

5.1.4 Klasifikasi BPH... 38

5.2 Nilai PSA (Prostate-Specific Antigen)... 39

5.3 Diagnosis Penyerta Pasien BPH... 39

5.4 Penggunaan Analgesik pada Pasien BPH... 39

5.5 Terapi Analgesik Tunggal... 40

5.6 Terapi Tunggal dengan Switch Analgesik... 40

(9)

ix

5.8 Terapi Kombinasi Tiga Analgesik... 41

5.9 Distribusi dan Pola Terapi pada Pasien BPH... 41

5.10Lama Masuk Rumah Sakit (MRS)... 42

5.11Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien... 42

5.12Profil Pasien dengan Kondisi Meninggal Saat KRS... 42

BAB VI PEMBAHASAN... 44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 53

(10)

x DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Karakteristik Pembeda Nyeri Akut dari Nyeri Kronik... 15

2.2 Klasifikasi Nyeri... 17

2.3 Data dosis golongan opioid... 20

2.4 Klasifikasi kimia dari NSAID... 21

2.5 Interaksi NSAID dengan obat lain... 23

V.1 Jenis Kelamin Pasien BPH... 38

V.2 Usia Pasien BPH... 38

V.3 Status Pasien BPH... 38

V.4 Klasifikasi BPH... 39

V.5 Diagnosis Penyerta BPH... 39

V.6 Pola Penggunaan Terapi Analgesik... 39

V.7 Pola Penggunaan Terapi Analgesik Tunggal tanpa Switch... 39

V.8 Pola Penggunaan Terapi Analgesik Tunggal dengan Switch... 40

V.9 Pola Penggunaan Terapi Kombinasi Dua Analgesik... 40

V.10 Pola Penggunaan Terapi Kombinasi Tiga Analgesik... 41

V.11 Pola Terapi pada BPH... 41

V.12 Lama Masuk Rumah Sakit Pasien BPH... 42

V.13 Kondisi Keluar Rumah Sakit... 42

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Sistem Urin... 5

2.2 Perbedaan Aliran Urin... 6

2.3 Skema Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)... 7

2.4 Skema Mekanisme Nyeri pada BPH... 14

2.5 Skala Analog Visual... 16

2.6 Skema Mekanisme Kerja NSAID... 22

3.1 Skema Kerangka Konseptual... 31

3.2 Skema Kerangka Operasional... 33

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup... 58

2. Pernyataan Bebas Plagiasi... 59

3. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium... 60

(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P.O., Knoben, J.E., Troutman, W.G., 2002, Handbook of Clinical Drug Data, 10th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc, pp. 23-25 Andreas J.D., 2005. Postoperative Pain Management-Good Clinical Practice.

Sweden: European Society of Regional Anasthesia and Pain Therapy, pp.

1-29

Anonim, 2003. Acute Pain. Oxford: Merck, Sharp and Dohme Ltd, pp. 3-5

Barry, M.J., 2004. Benign Prostatic Hyperplasia and Prostatitis. In : Goldman, Lee., et

al (Eds). Cecil Textbook Of Medicine, 22nd Edition, Philadelphia: Saunders,

129 : 775-778.

Braunwald, E., and Anthony, F.S., 1999. Principles of Internal Medicine, volume I, 15th edition, Italia: McGraw-Hill, pp. 58

British National Formularium (BNF). 2005. BMJ Publishing Group: London, pp. 501-507, 223-231

Brunner&Suddart, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Burnham, T.H. (Ed), 2001. Drug Fact and Comparisons. 55th Ed., USA: Awolter Kluwer. Co. Pp. 842-854.

Corwin, Elizabeth J, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Deglin H.J., Vallerand H.A., 2005. Pedoman Obat untuk Perawat. Edisi ke-4, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Devlin, J.W., Kanji, Salmaan., Janning, S.W., and Rybak, M.J., 2008. Antimicrobial

Prophylaxis in Surgery. In : Dipiro, J.T., et al (Eds.). Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Fifth Edition, New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division, pp. 2111-2120.

Gringauz, A., 1997. Introduction to Medical Chemistry How Drugs Act and Why. New York : Willey. VCH.

(14)

xiv

(Ed). Davis-Cristopher TextBook of Surgery, The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Philadelphia : W.B Saunders Company pp.1765-1768.

Gunawan, S.G., 2009, Farmakologi dan Terapi, Edisi ke-5, Jakarta : Bagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Guyton, Arthur C, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi ke-11, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Goodman L, S., and Gilman Alfred., 2006. The Pharmacological Basis of Theraupetics, Eleven edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc, pp. 687-690

Hardman, G.J., 2008. Goodman&Gilman’s, Dasar Farmakologi Terapi. Edisi

ke-10, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hidayat, A. Aziz. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi

ke-2. Salemba Medika : Jakarta.

Kahokehr, Arman. Vather, Ryash. Nixon, Anthony. Andrew, Hill. 2013. Non-steroidal. BJU International.111:304-311

Katzung, B.G., 2002. Basic and Clinical Pharmacology, Ed.8th, New York: McGraw-Hill Companies Inc, pp. 6-20

Katzung, B.G., 2006. Basic and Clinical Pharmacology, Ed.10th, New York:

McGraw-Hill Companies Inc

Kostamovaara A., 1998. Ketorolac, diclofenac and ketoprofen are equally efficacious

for pain relief after total hip replacement surgery. British Journal of

Anaesthesia., Vol. 8, pp. 369-372

Kumala, P., dan kawan-kawan, 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lee, Mary., 2002. Management of Benign Prostatic Hyperplasia. In : Dipiro, J.T., et

al (Eds). Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Fifth Edition, New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division, pp. 1553-1541.

(15)

xv 477-483

Pakasi, R.D.N, 2009. Total Prostate Spesifik Antigen, Prostate Spesifik Antigen

Density and Histologi Analysis on Benign Erlargement of Prostate. Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar, pp. 1-12.

Pearle, M.S., McConnell, J.D., Peters, P.C and Frank, I.N., 1999. Benign Prostatic

Hyperplasia. In : Schwartz, S.I., et al (Eds.). Principles of Surgery, Seventh Edition, Volume 2, New York: McGraw-Hill, 38 : 1784-1788

P. Freddy Wilmana & Sulistia Gan., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik

Anti-Inflamasi Nonsteroid. Farmakologi dan Terapi, Edisi-5, Jakarta : Bagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 230-246.

Pozos-Guillen Ade J, Martinez R, et al : Efikasi Analgesik Tramadol, 2005; 48:

61-4.

Purnomo Basuki, 2011. Dasar-dasar, Sagung Seto, Jakarta.

Rama, D., 2009. Kanker Prostat. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Mirza Medika Pustaka : Jogjakarta, hal 103-118.

Robbins L Stanley, 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. EGC: Jakarta

Roehborn, C.G, McConnell, J.D., 2007. Benign Prostatic Hyperplasia. In :

Schwartz, S.I, et al (Eds). Principles Of Surgery, Seventh Edition, volume 2,

New York : McGraw-Hill, 38: 1784-1788.

Rosette J.D.L., Alvizatos, G., Made Sbacher S., et al, 2006. Guidliness on Benign

Prostatic Hyperplasia. Europe Association of Urology, pp5-50.

Semla, P.T., Beizer.L.J., Higbee, D.M., Geriatric Dosage Handbook 8th edition. American Pharmaceutical Assosiation: Kanada, pp 597-603.

Sharpe, P., and Thompsom, J., 2001. Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs.

Bulletin 6, The Royal College of Anaesthetist, pp. 265-268.

Slamet, S.H., 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi ketiga. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI, pp. 749-753.

Sjamsuhidayat R, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Bagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

(16)

xvi

Terhadap Kejadian BPH di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, vol. 6, No. 2, pp.1.

Smeltzer, C.S., Bare, G.B., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah

Brunner dan Suddarth Vol. I,2. Edisi 8, Buku Kedokteran EGC: Jakarta, pp. 212-235.

Stockley, H.I., 2001. Drug Interaction 5th ed, Cambridge University Press: London. Pp. 55-65.

Stephan A. Schug and Philip Dodd ; Perioperative analgesia, Australia Prescr 2004;27:152–4

Sukra W., 1996. Analgesia Balans. In: Puruhito, Reksoprawiro., Warta IKABI Majalah Ilmu Bedah Surabaya. Surabaya: IKABI, pp. 85-88

Sulistia G., 2005. Farmakologi, Edisi ke-4, Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas

Kedokteran-Universitas Indonesia.

Susan L. Schroeder : Epidural Analgesia , University of Wisconsin, 2000

Siswandono & Soekarjo, B., 2002. Kimia Medisinal 1, Surabaya : Airlangga University Press.

Tjay T.H., & Rahardja K., 2007. Obat-obat Penting, Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit

PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia.

Tulaar, M.B.A., 1999. Peranan Rehabilitasi Medik dalam Penatalaksanaan Nyeri.

Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia: Jakarta. Pp 567-568

Widjaja, L., 2006. Mekanisme terjadinya nyeri & tata laksana pengobatannya, In

Portoatmojo, L.R., Islam, M.S and Haryono, Y. (Eds), Nyeri Kepala, Nyeri dan Vertigo, Airlangga University Press: Surabaya. Pp. 125-127

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi dimana terjadi

pembesaran sel epitel dan stromal kelenjar prostat karena pengaruh hormon. BPH

merupakan penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat, dimana sel-sel

kelenjar prostat tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga mendesak dan

merusak jaringan sekitarnya. BPH jarang mengakibatkan kematian, tetapi

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas hidup laki-laki berusia

lanjut (Diananda R,2009).

Kanker prostat merupakan penyakit keganasan tersering pada laki-laki di

beberapa negara Barat. The Boston Area Normative Aging Study memperkirakan

kejadian BPH adalah sebanyak 78% pada pasien berusia 80 tahun, sedangkan

Baltimore Longitudinal Study of Aging memperkirakan 60% pria berusia 60 tahun

atau lebih akan rentan terkena. BPH di Asia belum banyak dijumpai, dalam

sepuluh tahun terakhir terjadi kenaikan kasus yang signifikan. Penelitian di

berbagai sentra medis di Indonesia mendapatkan angka kejadian kanker prostat

yang melonjak tinggi sekali. Di Indonesia BPH merupakan kelainan urologi kedua

setelah batu saluran kemih yang dijumpai, dan 50% pada pria di atas 50 tahun.

Angka harapan hidup di Indonesia, rata-rata mencapai 65 tahun sehingga

diperkirakan 2,5 juta laki-laki di Indonesia menderita BPH (Ruland&Pakasi,

2009; Rosette J, 2006).

Penyebab BPH masih belum diketahui secara pasti, namun mekanisme

patofisiologinya diduga kuat terkait dengan aktivitas hormon intraprostatic

dihydrotestosterone (DHT) dan enzim 5a-reductase tipe II. DHT adalah suatu

metabolit aktif dari hormon testosteron. DHT merupakan androgen yang lebih

poten dibandingkan dengan testosteron dan DHT berpengaruh besar terhadap

pertumbuhan prostat dan perkembangan BPH. Pengubahan testosteron menjadi

DHT diperantarai oleh enzim 5a-reductase tipe II (Purnomo B, 2011).

Penanganan penyakit BPH meliputi: pemantauan perjalanan penyakit

(18)

2

penyakit (watchfull waiting), dilakukan pada pasien dengan penyakit tingkat

ringan dan sedang, yang mengalami gejala ringan tanpa komplikasi. Tiap 3 hingga

6 bulan sekali dilakukan peninjauan terhadap kondisi pasien (Sjamsuhidayat R,

2005).

Terapi farmakologi dilakukan kepada pasien BPH tingkat sedang, atau dapat

juga dilakukan sebagai terapi sementara pada pasien BPH tingkat berat. Golongan

obat yang digunakan dalam terapi farmakologi BPH terazosin, tamsulosin, serta

golongan 5a-reductase inhibitor, misalnya finasteride dan dutasteride

(Barry&Collins, 2004).

Tindakan operasi dilakukan pada pasien BPH tingkat sedang dan tingkat

berat. Jenis operasi paling umum pada penderita BPH adalah prosedur

Transurethral Resection of the Prostate (TURP). Pada prosedur TURP dilakukan

reseksi (pemotongan) jaringan yang menyumbat, menggunakan elektroda

berbentuk kabel. TURP merupakan tindakan bedah terefektif dalam penanganan

BPH. Antara 80 hingga 90 persen pasien yang menjalani TURP mengalami

peningkatan laju urin dan meredanya gangguan urinasi. Mortilitas prosedur TURP

adalah 1% atau kurang dan prosedur ini umumnya membutuhkan waktu rawat

yang singkat (Roehborn&Mcconnell, 2007).

Penderita resistensi urin akut perlu dilakukan drainase kandung kemih. Pada

kondisi ini lebih dipilih memasang selang sistostomi suprapublik, baik memakai

apparatus trocar perkutan maupun operasi terbuka. Pemasangan kateter menetap

transuretral dapat melewati prostat dan menyebabkan obstruksi drainase prostat

yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Tindakan umum seperti pemberian analgesik

bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri (Soepraptie T, 2008).

Nyeri prostat pada umumnya disebabkan karena inflamasi yang

mengakibatkan edema kelenjar prostat dan distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri

akibat inflamasi ini sulit untuk ditentukan tetapi pada umumnya dapat dirasakan

pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rectum.

Seringkali nyeri prostat diikuti dengan keluhan miksi berupa disuria bahkan

retensi urine (Purnomo B, 2011).

Nyeri merupakan gejala salah satu yang sering timbul sebelum dan sesudah

(19)

3

modulation dan perception. Nyeri paska operasi TURP disebabkan karena trauma

(reseksi jaringan prostat), iritasi foley kateter dan traksi kateter paska TURP pada

luka operasi. Kontrol nyeri yang efektif merupakan kebutuhan dasar penting pada

paska operasi. Pemberian obat oral analgesik langsung diberikan pada sebelum

dan sesudah operasi. Laporan tentang nyeri paska TURP dan tatalaksananya

masih sangat sedikit diperoleh dari publikasi. Nyeri sebelum operasi (akut)

berhubungan dengan iritasi mukosa buli – buli, distensi kandung kemih, kolik

ginjal, infeksi urinaria. Nyeri sesudah operasi berhubungan dengan spasmus

kandung kemih dan insisi sekunder pada TUR-P (Soepraptie T, 2006).

Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat

secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi

kesadaran. Pengobatan pasien dengan analgesik mempunyai dua tujuan utama :

pertama menghilangkan rasa nyeri dan kedua memperlambat atau membatasi

proses perusakan jaringan. Pengurangan analgesik dengan obat – obat

antiinflamasi nonsteroid (AINS ; nonsteroid anti – inflammatory drugs = NSAIDs). Aktivitas antiinflamasi dari AINS terutama diperantai melalui

hambatan bionsitetis prostaglandin. Obat analgesik yang biasa digunakan yaitu

Natrium diklofenak, Tramadol, Metamizol sodium, Fentanyl, Asam Mefenamat,

Golongan Ketorolak (Herfindal ET, 2000; Siswandono&Soekardjo, 2000).

Terapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan

pasien, komplikasi yang terjadi, sarana yang tersedia dan pilihan pasien. Di

berbagai daerah di Indonesia kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas

terapi pasien BPH tidak sama karena perbedaan fasilitas dan sumber daya

manusia di tiap-tiap daerah, maka sehubungan dengan kasus ini dokter di daerah

tempat terpencilpun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan

sebaik-baiknya. Penyusunan guidelines diberbagai negara maju ternyata masih belum

berguna bagi para dokter maupun sepesialis urologi dalam menangani kasus BPH

dengan benar (Muhammad I, et al, 2013).

Pada penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil kombinasi dari NSAID

dan antibiotik dapat menurunkan efek PSA level dalam serum darah. Oleh karena

itu NSAID mungkin mampu menurukan perkembangan dari prostat. Hal ini juga

(20)

4

kesimpulannya menunjukkan bukti bahwa NSAID dapat meringankan gejala dan

memperbaiki alir urinasi yang berkaitan dengan BPH, tetapi penggunaan NSAID

lebih lanjut atau penggunaan dalam jangka panjang dalam hal efektifitas

keamanan dan kemampuan untuk mengatasi komplikasi BPH belum diketahui

(Kahokehr, et al, 2013).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan suatu studi penggunaan

obat untuk mengetahui profil analgesik yang terjadi sebelum dan sesudah

pembedahan. Studi penggunaan obat tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan analgesik pada pasien BPH di Rumah Sakit

Umum Daerah Jombang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pola penggunaan analgesik pada pasien dengan kasus BPH di

RSUD Jombang , yang meliputi dosis yang diberikan, rute pemberian, dan lama

pemberian serta waktu pemberian.

2. Mengkaji hubungan terapi analgesik dengan dosis yang diberikan, rute

pemberian, lama pemberian, dan waktu pemberian yang dikaitkan dengan data

klinik dan data laboratorium yang diperoleh di RSUD Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan mampu menghasilkan penelitian ini adalah :

1.Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam

menentukan kebijaksanaan tentang penggunaan analgesik yang sesuai pada kasus

BPH.

2.Sebagai bahan informasi kepada para praktisi kesehatan, masyarakat umum

dan bagi penelitian pendahuluan mengenai penggunaan analgesik pada kasus

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Lempasing disebabkan oleh jumlah upaya penangkapan (trip) melebihi jumlah stok sumberdaya (overfishing). Lempasing secara serempak berpengaruh terhadap hasil tangkapan

Analisis dan optimasi sistem kelistrikan Sumatera dalam studi ini meliputi uraian karakteristik semua jenis pembangkit yang ada sekarang (existing plants) dan

Nilai derajat keanggotaan tersebut akan menghasilkan suatu nilai keluaran setelah melalui logika pengambilan keputusan Fuzzy hingga didapatkan nilai keluaran yang masih

Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah3. Pada kebanyakan kasus,

Formulasi Sediaan Pasta Gigi Herbal Kombinasi Ekstrak Daun sirih ( Piper. betle ) Dan Kulit Buah Jeruk Lemon ( Citrus

(EPILEPSY TREGERED OF FEVER) DI IRNA CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.R.GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA adalah hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan hasil karya

Hasil penelitian Nurjanah (2011), tentang “ Efektivitas Kompres Normal Salin Dan Air Hangat Terhadap Derajat Flebitis Pada Anak Yang Dilakukan Pemasangan Infus

Oleh karena itu, kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik di dalam