HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RUMAH BERSALIN
HADIJAH MEDAN
MAHDALIN HUSNA 145102216
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RUMAH BERSALIN
HADIJAH MEDAN TAHUN 2015
Mahdalin Husna
ABSTRAK
Latar belakang : Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Tingginya AKI menerangkan bahwa rendahnya status kesehatan nasional suatu negara. Oleh karena itu dalam rangka menurunkan AKI, pemerintah telah banyak menetapkan strategi maupun kebijakan berupa program peningkatan kesehatan termasuk penigkatan asuhan antenatal care
(ANC) yang merupakan salah satu pilar dalam upaya “sa fe motherhood”. Dukungan
suami sangat berpengaruh terhadap ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan a ntena ta l ca re. Dengan adanya dukungan suami, ibu hamil menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik serta mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan antenatal ca re.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.
Metodologi penelitian : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal care di Rumah Bersalin Hadijah. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah 41 ibu hamil. Analisa data menggunakan uji Fisher’s Exact.
Hasil : Hasil uji statistik diperoleh 27 dari 31 (65,8%) ibu yang mendapat dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai dan 5 dari 10 (12,2%) ibu hamil yang tidak mendapat dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai. Hasil uji statistik di dapatkan nilai P= 0,025, hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan proporsi kunjungan antenatal antara ibu yang mendapat dukungan suami dengan ibu yang tidak mendapat dukungan suami.
Kesimpulan dan Saran : dari hasil penelitian telah diketahui bahwa ada perbedaan proporsi kunjungan antenatal antara ibu yang mendapat dukungan suami dengan ibu yang tidak mendapat dukungan suami di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2015. Sehingga disarankan kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan suami tentang pentingnya dukungan suami dalam kehamilan agar dapat melakukan kunjungan antenatal care dengan sesuai usia kehamilannya.
THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND’S SUPPORT TO PREGNANT WOMAN AND ANTENATAL CARE VISIT
AT HADIJAH MATERNITY HOSPITAL MEDAN IN 2015
Mahdalin Husna
ABSTRACT
Background research: maternal mortality and morbidity, childbirth and postpartum is still a major problem for developing countries, including Indonesia. High MMR explained that a national of a country's health status is low. Therefore, in order to reduce maternal mortality, the government has a lot of set strategies and policies such as health promotion programs including antenatal care (ANC), which is also one of the pillars of the "safe motherhood". Husband support greatly affect pregnant women in antenatal care. With the support of her husband, pregnant women will be showing a bit of emotional and physical symptoms as well as having high motivation for antenatal care.
Research Purposes : to find the correlation of husband’s support to pregnant woman and antenatal care visit.
Methodology : This research uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women visiting antenatal care in the maternity hospital Hadijah. The number of samples is 41 person which has been conducted with total sample. Data analisys used Fisher’s Exact Test.
Result : The results using statistical tests showed 27 from 31 (65,8%) pregnant woman with husband support will be good antenatal care visit and 5 from 10 (12,2%) pregnant woman who did not receive the support of her husband will be bad antenatal care visit. The result showed P= 0,025, it proves that there is a difference in the proportion of antenatal care visits between mothers who received support her husband with mothers who did not receive the support of her husband.
Conclusion : the result of this research have been known that there are a difference in the proportion of antenatal care visits between mothers who received support her husband with mothers who did not receive the support of her husband. So it is advisable to paramedic especially midwives are expected to do counseling to pregnant women and her husband about the importance of support from husband in pregnancy in order to perform appropriate antenatal care visits with her pregnancy.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil dengan Kunjungan
Antena ta l Ca re di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015”. Dalam laporan
penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan
dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat
menambah pembendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bagi kita semua.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan, dan bimbingan baik dalam bentuk materi maupun moril dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Rina Amelia, MARS selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
bantuan dan arahan selama penyelesaian karya tulis ilmiah.
4. Ibu Nur Asiah, S. Kep, Ns, M. Biomed dan Ibu Mahnum Lailan Nasution, S. Kep,
Ns, M. Kep selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam karya tulis ilmiah
ini.
5. Ibu Hj. Hadijah Saragih, SST selaku pimpinan Rumah Bersalin Hadijah Medan.
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta, yang telah memberikan dukungan
moril, materi dan spiritual yang telah tulus ikhlas untuk saya agar dapat
menyelesaikan pendidikan ini.
8. Kepada abang dan kedua adik penulis yang telah memberikan dukungan dan
semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
9. Kepada teman – teman program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara kelas B yang telah banyak memberikan bantuan kepada
penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, untuk itu penulisan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan dikemudian hari.
Semoga Allah selalu memberikan kasih sayang dan hidayah-Nya kepada kita
semua, Amiin.
Medan, Juli 2015
Penulis
Mahdalin Husna
v
1. Pengertian Dukungan Suami ... 6
2. Peran Keluarga ... 7
3. Fungsi Keluarga ... 8
4. Tugas Keluarga dalam Kesehatan... 9
5. Bentuk Dukungan ... 9
6. Pengukuran Dukungan ... 11
B. Kunjungan Antenatal Care ... 12
1. Pengertian Kunjungan Antenatal Care ... 12
2. Jadwal Kunjungan Kehamilan ... 13
3. Tujuan Kunjungan Kehamilan ... 15
4. Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang Kehamilan ... 15
a. Kunjungan Awal ... 15
b. Kunjungan Ulang ... 16
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep ... 22
B. Hipotesis ... 22
C. Defenisi Operasional ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
1. Populasi ... 24
2. Sampel ... 24
C. Tempat Penelitian... 25
D. Waktu Penelitian ... 25
E. Etika Penelitian ... 25
F. Alat Pengumpulan Data ... 26
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 27
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 27
I. Rencana Analisis Data ... 28
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
1. Analisis Univariat ... 30
2. Analisi Bivariat ... 34
B. Pembahasan ... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 38
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi operasional ... 23
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
identitas di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015 ... 30
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan suami pada ibu hamil di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015... 32
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC ibu hamil menurut usia kehamilan di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015 ... 33
Tabel 5.4 Hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Konten Validitas
Lampiran 5 Surat Pernyataan Uji Validitas
Lampiran 6 Surat Izin Data Pendahuluan dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 7 Surat Izin Pengambilan Data Penelitian dari Fakultas keperawatan
USU
Lampiran 8 Balasan Surat Izin Pengambilan Data Penelitian
Lampiran 9 Master Tabel
Lampiran 10 Hasil Output SPSS
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RUMAH BERSALIN
HADIJAH MEDAN TAHUN 2015
Mahdalin Husna
ABSTRAK
Latar belakang : Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Tingginya AKI menerangkan bahwa rendahnya status kesehatan nasional suatu negara. Oleh karena itu dalam rangka menurunkan AKI, pemerintah telah banyak menetapkan strategi maupun kebijakan berupa program peningkatan kesehatan termasuk penigkatan asuhan antenatal care
(ANC) yang merupakan salah satu pilar dalam upaya “sa fe motherhood”. Dukungan
suami sangat berpengaruh terhadap ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan a ntena ta l ca re. Dengan adanya dukungan suami, ibu hamil menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik serta mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan antenatal ca re.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan antenatal care.
Metodologi penelitian : penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal care di Rumah Bersalin Hadijah. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah 41 ibu hamil. Analisa data menggunakan uji Fisher’s Exact.
Hasil : Hasil uji statistik diperoleh 27 dari 31 (65,8%) ibu yang mendapat dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai dan 5 dari 10 (12,2%) ibu hamil yang tidak mendapat dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai. Hasil uji statistik di dapatkan nilai P= 0,025, hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan proporsi kunjungan antenatal antara ibu yang mendapat dukungan suami dengan ibu yang tidak mendapat dukungan suami.
Kesimpulan dan Saran : dari hasil penelitian telah diketahui bahwa ada perbedaan proporsi kunjungan antenatal antara ibu yang mendapat dukungan suami dengan ibu yang tidak mendapat dukungan suami di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2015. Sehingga disarankan kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan suami tentang pentingnya dukungan suami dalam kehamilan agar dapat melakukan kunjungan antenatal care dengan sesuai usia kehamilannya.
ii
THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND’S SUPPORT TO PREGNANT WOMAN AND ANTENATAL CARE VISIT
AT HADIJAH MATERNITY HOSPITAL MEDAN IN 2015
Mahdalin Husna
ABSTRACT
Background research: maternal mortality and morbidity, childbirth and postpartum is still a major problem for developing countries, including Indonesia. High MMR explained that a national of a country's health status is low. Therefore, in order to reduce maternal mortality, the government has a lot of set strategies and policies such as health promotion programs including antenatal care (ANC), which is also one of the pillars of the "safe motherhood". Husband support greatly affect pregnant women in antenatal care. With the support of her husband, pregnant women will be showing a bit of emotional and physical symptoms as well as having high motivation for antenatal care.
Research Purposes : to find the correlation of husband’s support to pregnant woman and antenatal care visit.
Methodology : This research uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women visiting antenatal care in the maternity hospital Hadijah. The number of samples is 41 person which has been conducted with total sample. Data analisys used Fisher’s Exact Test.
Result : The results using statistical tests showed 27 from 31 (65,8%) pregnant woman with husband support will be good antenatal care visit and 5 from 10 (12,2%) pregnant woman who did not receive the support of her husband will be bad antenatal care visit. The result showed P= 0,025, it proves that there is a difference in the proportion of antenatal care visits between mothers who received support her husband with mothers who did not receive the support of her husband.
Conclusion : the result of this research have been known that there are a difference in the proportion of antenatal care visits between mothers who received support her husband with mothers who did not receive the support of her husband. So it is advisable to paramedic especially midwives are expected to do counseling to pregnant women and her husband about the importance of support from husband in pregnancy in order to perform appropriate antenatal care visits with her pregnancy.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan
masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Tingginya angka
kematian ibu (AKI) menunjukkan bahwa rendahnya status kesehatan nasional
suatu negara. AKI merupakan salah satu barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu
negara. Bila Angka Kematian Ibu masih tinggi, pelayanan kesehatan ibu masih
kurang dan sebaliknya bila Angka Kematian Ibu masih rendah berarti pelayanan
kesehatan ibu sudah baik. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia secara umum (BKKBN, 2003).
Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
mencatat angka kematian ibu (AKI) nasional sebesar 359/100.000 kelahiran hidup,
hasil ini meningkat tajam dari hasil SDKI tahun 2007 yang hanya sebesar
288/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Oleh karena itu dalam rangka
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), pemerintah telah banyak menetapkan
strategi maupun kebijakan berupa program peningkatan kesehatan termasuk
penigkatan asuhan antenatal care yang telah lebih dikenal dengan ANC yang
merupakan perawatan yang diberikan kepada ibu selama hamil dan merupakan salah
satu pilar dalam upaya “sa fe motherhood” (Prawihardjo, 2002).
Faktor yang mempengaruhi ANC yaitu pengetahuan, ekonomi, geografis dan
sosial budaya ibu hamil. Sosial budaya itu merupakan keadaan lingkungan keluarga
yang sangat mempengaruhi karena perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang
2
yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya
(Depkes RI, 2001).
Menurut Farrer (2001) frekuensi kunjungan ibu hamil untuk memanfaatkan
fasilitas Antenatal Care tergantung pada dukungan lingkungan sosialnya, terutama
dukungan suami. Friedman (2001) mengemukakan bahwa ikatan suami isteri yang
kuat sangat membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suami atau isteri
sangat membutuhkan dukungan dari pasangannya. Dukungan tersebut akan tercipta
apabila hubungan interpersonal keduanya baik. Di daerah pedesaan suami sangat
berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, sedangkan
isteri hanya bersifat membantu dengan memberikan sumbang saran (Wiknjosastro,
2005).
Dukungan suami, dukungan keluarga dan lingkungan sangat memberikan
motivasi dalam pemeriksaan ANC pada ibu hamil, Keluarga yang menerima
kehamilan akan memberikan pengaruh positif pada keadaan psikologis bayi yang
dikandung (Friedman, 1998).
Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil. Banyak
bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan
fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit resiko
komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama yang
ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan
dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya (Rukiah,
2014).
dukungan emosional (memberikan perhatian dan kasih sayang lebih saat istri hamil),
dukungan informasional (memberikan tambahan informasi hal-hal penting dalam
merawat kehamilan), dan dukungan sarana (memberikan sarana baik biaya maupun
transportasi untuk melakukan ANC).
Menurut penelitian Mulyanti (2010) menyebutkan bahwa ibu hamil yang
mendapatkan dukungan suami, cenderung melakukan kunjungan ANC dengan baik,
sehingga ada hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan
ANC.
Menurut penelitian Melati (2012) menyebutkan bahwa motivasi ibu hamil
dalam menjaga kesehatan selama kehamilan dipengaruhi dukungan sosialnya
terutama suami. Semakin tinggi dukungan sosial suami yang dirasakan oleh ibu
hamil maka semakin tinggi pula motivasi ibu untuk menjaga kesehatan selama
kehamilan.
Menurut penelitian Unzila (2007, dalam Rukiah 2014) menyebutkan bahwa
ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga mempunyai motivasi yang tinggi
terhadap pemeriksaan ANC, sehingga terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dan kualitas pelayanan kebidanan terhadap kepatuhan ANC pada ibu hamil
primigravida.
Menurut Puspitosari (2008, dalam Rukiah 2014) peran suami sangat
diharapkan ketika istri sedang hamil atau bersalin. Pemerintah juga sangat menaruh
perhatian terhadap upaya peningkatan peran laki-laki, yaitu dengan
memasyarakatkan program suami siaga (suami siap antar jaga). Suami harus tahu
perkembangan kondisi istri, memberikan dorongan dan semangat serta lebih
4
Dalam penelitian Kusmiyati (2008 dalam Fithriany 2011) menunjukan bahwa
dukungan emosi dari pasangan merupakan faktor penting dalam mencapai
keberhasilan perkembangan kehamilan istrinya, informasi ini dapat diperoleh melalui
konseling antara suami atau keluarga dengan tenaga kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan
melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil
dengan Kunjungan Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil dengan
Kunjungan Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015 ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil dengan
Kunjungan Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Dukungan Suami pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin
Hadijah Medan Tahun 2015.
b. Untuk mengetahui Frekuensi Kunjungan Antenatal Care di Rumah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klinik Bersalin Hadijah (Pelayanan Kebidanan)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada bidan
atau petugas kesehatan tentang hubungan dukungan suami terhadap kunjungan
a ntena ta l ca re.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dibangku
perkuliahan.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan menjadi sumber bacaan 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Suami
1. Pengertian Dukungan Suami
Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang
lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan / motivasi atau
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan
(Chaplin, 2006).
Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian dari
dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan, yang nyata
atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
orang-orang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita.
Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil.
Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan
fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit
resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama
yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia
dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap
Menurut asumsi penulis dukungan suami pada ibu hamil yaitu dukungan
fisik maupun psikologis yang diberikan suami berupa dorangan/ motivasi atau
semangat dan nasihat kepada ibu hamil.
2. Peran Keluarga
Menurut Friedman (1998) peran keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran formal
Peran ini berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga, yaitu sejumlah
perilaku yang lebih bersifat homogen, keluarga membagi peran secara
merata kepada anggota keluarga seperti masyarakat membagi perannya,
menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya
suatu sistem.
b. Peran informal
Peran informal bersifat ancaman yang tidak tampak dan hanya untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal meliputi :
1) Pendorong. Sebagai suami sebaiknya menciptakan suasana yang
romantic untuk mendorong istri tidak takut dan mau melakukan
hubungan seksual saat hamil pada trimester ketiga.
2) Inisia tor. Seharusnya suami mengambil peran untuk mulai
melakukan hubungan seksual supaya istri mau berhubungan
seksual yang baik.
3) Domina tor. Kalau ada perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya
hubungan seksual dalam kondisi hamil adalah pasangan suami istri.
4) Sahabat. Setiap ada persoalan yang menyangkut hubungan seksual
8
5) Koordinator. Sebagai orang tua tidak perlu mengarahkan setiap saat
anaknya akan melakukan hubungan seksual.
3. Fungsi Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh friedman (1998), yaitu :
a. Afektif
Berhubungan erat dengan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi ini berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi afektif meliputi : saling
mengasuh, saling menghargai, dan ikatan keluarga.
b. Sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial.
c. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan berfungsi untuk mencegah terjadinya gangguan
4. Tugas Keluarga dalam kesehatan
Menurut Friedman (1998), ada 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga yaitu :
a. Mengenal gangguan masalah kesehatan setiap anggota keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
tidak dapat membantu dirinya.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan
keluarga dan perkembangan kepribadian keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari
lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas
kesehatan yang ada.
5. Bentuk Dukungan
Cohen et al., (1985 dalam Fithriany, 2011) mendefinisikan dukungan sosial
adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional, informational, instrumental
dan appraisal. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Emotiona l yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan dari
orang lain terutama suami sebagai motivasi.
b. Informa tiona l adalah dukungan yang berupa informasi, menambah
pengetahuan seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan
10
c. Instrumenta l menunjukkan ketersediaan sarana untuk memudahkan perilaku
menolong orang yang menghadapi masalah berbentuk materi berupa
pemberian kesempatan dan peluang waktu.
d. Appra isa l berupa pemberian penghargaan atas usaha yang dilakukan,
memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai serta
memperkuat dan meninggikan perasaan harga diri dan kepercayaan akan
kemampuan individu.
Menurut Heaney and Israel, 2008, Friedman (1997 dalam Fithriany 2011)
Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:
a. Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga memberikan
informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang. Mengatasi
permasalahan dapat digunakan seseorang dengan memberikan nasehat,
anjuran, petunjuk dan masukan.
b. Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi sebagai pemberi
umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang merupakan
suatu sumber dan pengakuan identitas anggota keluarga. Keberadaan
informasi yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta penguatan
(pembenaran).
c. Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga merupakan suatu
sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan
bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa
membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan anak serta
pengeluaran akibat bencana.
d. Dukungan emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai suatu
tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap ketenangan
emosional, mencakup pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan,
menunjukkan kasih sayang, kepercayaan, dan perhatian. Dukungan
emosional akan membuat seseorang merasa lebih dihargai, nyaman, aman
dan disayangi.
3. Pengukuran Dukungan
Menurut Serason (1997 dalam Fithriany, 2011) ada tiga cara untuk
mengukur besarnya dukungan sosial, yaitu pesceived social support, social
embeddnes, dan enected support.
Ketiganya tidak memiliki korelasi yang signifikan antara satu dengan yang
lain dan masing-masing berdiri sendiri, yaitu:
a. Perceived socia l support; cara pengukuran ini berdasarkan pada perilaku
subjektif yang dirasakan individu mengenai tingkah laku orang disekitarnya,
apakah memberikan dukungan atau tidak.
b. Socia l embeddnes; cara pengukuran ini berdasarkan ada atau tidaknya
hubungan antara individu dengan orang lain sekitarnya. Fokus pengukuran
ini tidak melihat pada kualitas dan keadekuatan, tetapi hanya melihat jumlah
orang yang berhubungan dengan individu.
c. Ena cted support; cara pengukuran ini memfokuskan pada seberapa sering
12
pemberian dukungan sosial tanpa melihat adanya persepsi akan dukungan
sosial yang diterima individu.
Pengukuran dukungan pada penelitian ini dilakukan dengan cara perceived
socia l support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat berpengaruh karena
melibatkan persepsi penerimanya. Adanya penilaian kognitif bahwa individu telah
menerima dukungan.
B. Kunjungan Antenatal Care
1. Pengertian Kunjungan Antenatal Care
Saifudin (2001) mengatakan antenatal care merupakan pelayanan yang
diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan
mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Rukiah, 2014)
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke petugas
kesehatan sedini mungkin sejak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dengan kegiatan saling memberikan informasi antara ibu dan bidan. Serta
observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).
Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku.
Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3
yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Yang
termasuk faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pemungkin adalah lingkungan fisik
ketersediaan sarana-sarana kesehatan, dan yang terakhir yang termasuk faktor
pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC yaitu pengetahuan, ekonomi,
geografis dan sosial budaya ibu hamil. Sosial budaya itu merupakan keadaan
lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi karena perilaku keluarga yang
tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu
hamil memeriksakan kehamilannya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
2. Jadwal Kunjungan Kehamilan
Mufdlilah (2009) mengatakan, frekuensi Pelayanan Antenatal oleh WHO
ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan Antenatal, selama
kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
Informasi yang didapatkan ibu hamil yaitu :
1) Membangun suatu hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
14
3) Melakukan tindakan pencegahan Tetanus Neonaturum, anemia
kekurangan zat besi.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5) Mendorong prilaku yang sehat (gizi, kebersihan, dan istirahat).
b. Satu kali kunjungan dalam trimester kedua (antara 14-28 minggu).
Informasi yang perlu didapatkan ibu hamil adalah :
1) Sama seperti informasi yang perlu didapatkan ibu hamil saat
melakukan kunjungan pada awal kehamilan pada uasia kehamilan
sebelum 14 minggu.
2) Kewaspadaan yang khusus mengenai kunjungan K1 (menanyakan
rutin atau tidak melakukan kunjungan kehamilan pada petugas
kesehatan).
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 29-36 minggu).
Informasi yang perlu didapatkan ibu hamil adalah :
1) Kunjungan kehamilan pada trimester III, sama seperti informasi yang
didapatkan pada kunjungan pertama dan kedua, namun pada
kunjungan ketiga dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.
2) Palpasi pada abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
3) Deteksi dini letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
3. Tujuan Kunjungan Kehamilan
Menurut Depkes RI (2005 dalam Rukiah, 2014) pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan.
Menurut Rukiah (2014) tujuan dilakukan pemeriksaan kehamilan antara
lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyulit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
4. Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang Kehamilan a. Kunjungan Awal
Kunjungan Awal adalah kunjungan pertama kali yang dilakukan ibu
16
Menurut Rukiah (2014) tujuan asuhan kehamilan pada kunjungan awal
adalah :
1) Mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu
bidan dalam membina hubungan yang baik dan rasa saling percaya
antara ibu dan bidan.
2) Mendeteksi yang mungkin terjadi selama kehamilan.
3) Menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan.
4) Merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu. Tujuannya adalah
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi,
menegakkan hubungan saling percaya, mendeteksi
komplikasi-komplikasi kehamilan, mempersiapkan kelahiran, memberikan
pendidikan.
b. Kunjungan Ulang
Asuham kehamilan kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan
a ntena ta l yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai
memasuki persalinan (Pantikawati, 2012)
Menurut Pantikawati (2012) tujuan dari kunjungan ulang kehamilan
yaitu:
1) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Kehamilan
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan kunjungan
Kehamilan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004) yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan sangat erat dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang yang pendidikan
yang rendah, rendah pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang mengandung dua aspek yaitu positif dan negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu
(Bobak, dkk, 2004).
b. Sosial Budaya
Faktor sosial budaya juga berpengaruh dalam prilaku ibu untuk melakukan
kunjungan awal kehamilannya. Misalnya pada ibu-ibu hamil yang masih
melakukan aktivitas pekerjaanya diluar pekerjaan rumah tangga akan membuat
ibu hamil tersebut menjadi tidak mempunyai waktu untuk melakukan
pemeriksaan pada awal kehamilannya. Selain itu, ada sebagian masyarakat yang
masih mempunyai dan memegang teguh kepercayaan atau adat kebiasaan yang
18
baik menggangu kehamilannya. Selain itu adapula yang beranggapan walaupun
tidak memeriksakan kehamilannya bayinya akan tetap sehat. Hal ini sangat
berpengaruh dengan kunjungan kehamilan sehingga petugas kesehatan terutama
bidan harus dapat mencari jalan keluar untuk memberikan penjelasan yang benar.
Tentu dalam hal ini dukungan dan dorongan dari orang-orang terdekat sangat
diperlukan dan diharapkan.
c. Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. Dengan keadaan yang demikian
banyak ibu hamil yang memilih untuk tidak melakukan kunjungan kehamilan
karena berfikir tidak dapat membayar/menyediakan uang saat melakukan
pemeriksaan kehamilan. Selain itu karena faktor tempat pelayanan kesehatan yang
cukup jauh menyebabkan mereka menjadi kesulitan memeriksakan diri dan
kehamilannya (Rukiyah, 2009).
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan
tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi
pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK)
(Bobak, dkk, 2004).
d. Fasilitas Kesehatan
Faktor yang dapat mempengaruhi kunjuncgan awal kehamilan yaitu
melakukan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu
dapat melahirkan dengan aman. Tersedinya fasilitas kesehatan yang memadai
dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ubu hamil
untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan
dalam keadaan darurat. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai akan
memudahkan ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dari awal
sampai menjelang proses persalinan yang aman sesuai yang diharapkan untuk
membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (Rukiyah,
2009).
Letak geografis juga sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,
ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini
karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, dkk,
2004).
e. Informasi/ Media Massa
Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga
kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga
ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi
dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media
massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi
yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar
informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat
20
f. Dukungan Suami
Hasil penelitian di Indonesia mengatakan bahwa dukungan suami yang
diharapkan istri yaitu suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri,
suami senang mendapat keturunan, suami menunjukkan kebahagiaan pada
kehamilan ini, suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan
istri dan janin yang ada dalam kandungan, suami tidak menyakiti istri, suami
dapat menghibur dan menenangkan istri ketika ada masalah yang di hadapi istri,
suami menasehati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja, suami membantu
tugas istri, suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan janin dalam kandungan,
suami menunggu istri saat melahirkan maupun ketika istri harus di operasi
(Rukiyah, 2014).
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suaminya.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi
oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi
dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit
resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama
yang ditunjukkan oleh wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia
dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap
anaknya (Rukiyah, 2014).
Empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi
anaknya antara lain dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberikan
dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan
perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan
memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya, dukungan
informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan, dukungan penilaian yaitu
memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan istrinya. Sehingga
semakin tingginya dukungan yang diberikan suami maka semakin besar peluang
ibu untuk melakukan kunjungan K1 dan semakin tinggi kunjungan ibu hamil
ketempat pelayanan kesehatan, maka semakin rendah pula resiko terjadi
komplikasi terhadap kehamilan.
Dukungan suami dengan mendampingi istri melakukan pemeriksaan ke
dokter atau tenaga kesehatan lainnya sangat diperlukan karena dengan demikian
suami akan dapat mengetahui kesehatan istri dan anak dalam kandungan dengan
baik. Hal ini dimaksudkan selain memberikan dukungan emosional kepada istri
juga apabila terjadi sesuatu terhadap istri ataupun kandungannya dapat dilakukan
tindakan segera atas persetujuan suami.
Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat
memicu produksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian dan membina
hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap masalah yang
BAB III
KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap masalah. Kerangka konsep membahas saling
ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika
atau hal yang sedang atau yang akan diteliti (Hidayat,2010).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu sebagai berikut :
1. Variabel independen (bebas) adalah Dukungan Suami pada Ibu Hamil
2. Variabel dependen (terikat) adalah Kunjungan Antenatal Care
3. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel indevendent Variabel devendent
Skema 1 : Hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan
a ntena ta l ca re
B. Hipotesis
Hipotesa adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil
sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah
mulai pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah
dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2010). Dukungan Suami pada
Ibu Hamil
Kunjungan
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative (Ha) yaitu
adanya hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan Antenatal
ca re .
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang dialami sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran. Secara cermat pada suatu objek atau
fenomena (Hidayat,2010).
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur
Skala
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penilitian
Penelitian ini bersifat deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional
yang bertujuan untuk menggambarkan adanya hubungan antara dukungan suami
pada ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care di rumah bersalin hadijah jalan
pahlawan medan tahun 2015.
B. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan
kunjungan Antenatal di Rumah Bersalin Hadijah jalan Pahlawan Medan Tahun 2015
dengan jumlah 41 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010).
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, di mana
seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dari penelitian ini adalah ibu
hamil yang ada di Rumah Bersalin Hadijah jalan Pahlawan Medan berjumlah 41
C. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Hadijah jalan Pahlawan
no.8 Medan. Pemilihan daerah ini berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu : Rumah
Bersalin Hadijah memiliki jumlah kunjungan ibu hamil yang cukup banyak dan
belum pernah dilakukan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Suami pada Ibu
Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care”.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2014 sampai bulan Juni 2015,
dan dalam kurun waktu tersebut dilakukan pengajuan judul, penelusuran pustaka
(teori), penyusunan proposal, seminar proposal, pelaksanaan penelitian dan seminar
karya tulis ilmiah.
E. Etika Penelitian
Etika penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Pimpinan Rumah Bersalin
Hadijah Medan.
Pertimbangan etik yang dilakukan dalam dalam penelitian ini, antara lain: 1)
beneficence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan/menyakiti
responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk
ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden
dengan memberikan waktu yang tepat untuk respondenmenjawab pertanyaan
peneliti (freedom from exploitation); 2) resfect from human dignity (menghargai
martabat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan
26
membuat informed consent sehingga calon responden tisak merasa terpaksa untuk
dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi
mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon
responden maksud dan tujuan penelitian; 3) justice (keadilan), yaitu hak untuk
mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan
kesempatan kepada seluruh ibu hamil untuk menjadi responden, dan menjaga
kerahasian informasi yang diberikan responden (the right to privacy), dimana pada
kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor
responden.
F. Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa formulir karakteristik responden dan kuesioner dukungan
suami pada ibu hamil tentang hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care yang berisi pertanyaan tentang :
a. Karakteristik responden
Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur,
pendidikan, paritas,usia kehamilan dan jumlah kunjungan.
b. Kuesioner Dukungan Suami
Kuesioner tentang dukungan suami pada ibu hamil terhadap kunjungan
kehamilan terdiri dari 10 soal multiple choice. Setiap item pertanyaan yang benar
Untuk menentukan kategori Dukungan suami pada ibu hamil mendukung dan
tidak mendukung, peneliti menentukan standar sebagai berikut :
1) Kategori mendukung apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden
50-100% atau menjawab benar 6 - 10 pertanyaan.
2) Kategori Tidak mendukung apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden ≤
50% atau menjawab benar 1 - 5 pertanyaan.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standart
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data (Hidayat, 2010).
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur
apa yang diukur (Notoatmojo, 2010).
Sebelum mengumpulkan data, dilakukan validasi alat ukur dengan uji validitas
yang dikonsultasikan kepada Hj. Juliani, SST, MARS yang dianggap ahli di bidang
kebidanan dengan uji validitas isi (content validity) dengan hasil CVI 0,96 yang
menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan relevan.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam
penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas dikarenakan keterbatasan waktu.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
28
kemudian peneliti memberikan surat permohonan izin lagi kepada Pimpinan Rumah
Bersalin Hadijah Medan, untuk melaksanakan penelitian. Setelah peneliti
mendapatkan izin untuk meneliti, peneliti mulai melakukan wawancara kepada
responden dengan menggunakan kuesioner. Sebelum dilakukan wawancara dengan
menggunakan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang tujuan dan
manfaat penelitian serta bagaimana cara pengumpulan data kepada calon responden.
Setelah memberikan penjelasan peneliti meminta kesediaan responden untuk
mengikuti penelitian, dan menandatangani informed concent. Setelah responden
menandatangani surat persetujuan, peneliti melakukan wawancara dengan
menggunakan kuesioner kepada responden. Setelah kuesioner diisi dan data
terkumpul dengan lengkap maka dilakukan analisis data.
I. Analisis Data
Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan. Agar
analisa penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan
dalam pengolahan data harus dilalui, yaitu :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan pengisian kuesioner di
mana harus lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
2. Koding
Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka /
bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisa data
dan juga mempercepat pada saat entry data.
Setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program
komputer.
4. Melakukan Tehnik Analisa
a. Analisa data univarat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
persentase tiap variablel yang akan diteliti yang meliputi :umur, pendidikan,
paritas, usia kehamilan, dukungan suami, dan jumlah kunjungan.
b. Analisa data bivariat
Analisa data dilakukan dengan uji statistic menggunakan chi-square,
untuk melihat adanya hubungan antara variable independen dan variable
dependen dengan derajat kemaknaan α =0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ho
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan
suami pada ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care yang dilakukan di
Rumah Bersalin Hadijah Medan dengan jumlah responden sebanyak 41 orang.
I. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Identitas
Adapun karakteristik responden berdasarkan identitas yang melakukan
Kunjungan Antenatal di Rumah Bersalin Hadijah Medan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan identitas di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015 (n = 41)
Sambungan Tabel 5.1
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan identitas di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015 (n=41)
32
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh bahwa paling banyak
responden berusia 20-35 tahun sebanyak 38 orang (92,7 %). Berdasarkan
tingkat pendidikan ibu paling banyak berpendidikan SMA sebanyak23
orang (56,1%). Berdasarkan pekerjaan ibu paling banyak adalah IRT
sebanyak 26 orang (63,4%). Berdasarkan usia suami paling banyak berusia
29-31 tahun sebanyak 13 orang (31,7 %). Berdasarkan pendidikan suami
paling banyak berpendidikan SMA dan perguruan tinggi sebanyak 19 orang
(46,3%). Berdasarkan pekerjaan suami paling banyak adalah Wiraswasta
sebanyak 22 orang (53,7%). Berdasarkan paritas responden paling banyak
adalah paritas primipara sebanyak 18 orang (43,9%). Berdasarkan usia
kehamilan responden paling banyak trimester 2 sebanyak 16 orang (39,0%).
Berdasarkan jumlah kunjungan paling banyak < 3 kali kunjungan sebanyak
23 orang (56,1%).
b. Dukungan Suami Pada Ibu Hamil
Dukungan suami pada ibu hamil di Rumah Bersalin Hadijah Medan
Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan suami pada ibu hamil di rumah bersalin hadijah medan tahun 2015 (n=41)
Dukungan suami frekuensi (orang) Persentase (%)
Mendukung 31 76,6
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh bahwa suami memberikan
dukungan pada ibu hamil sebanyak 31 orang ( 76,6%) dan tidak mendukung
sebanyak 10 orang (24,4 %).
c. Kunjungan antenatal care
Kunjungan antenatal care menurut usia kehamilan di Rumah q
Hadijah Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC ibu hamil menurut usia kehamilan di rumah bersalin hadijah medan
tahun 2015 (n=41)
Kunjungan ANC frekuensi (orang) Persentase (%)
Sesuai 32 78
Tidak sesuai 9 22
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh bahwa kunjungan ANC ibu
hamil menurut usia kehamilan sesuai sebanyak 32 orang (78%) dan tidak
34
II. Analisis Bivariat
a. Hubungan Dukungan Suami Pada Ibu Hamil dengan Kunjungan
Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan dukungan
suami pada ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di Rumah Bersalin
Hadijah Medan Tahun 2015 maka diperoleh hasil pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.4
Hubungan Dukungan Suami Pada Ibu hamil Dengan Kunjungan
Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Dukungan
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil analisis
hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan
a ntena ta l ca re diperoleh sebanyak 27 dari 31 (65,8 %) ibu yang mendapat
dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai. Sedangkan
diantara ibu yang tidak mendapat dukungan suami, sebanyak 5 dari 10
(12,2%) melakukan kunjungan ANC dengan sesuai.
Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,025 (p < 0,05)
maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kunjungan antenatal antara
dukungan suami ( ada hubungan antara dukungan suami dengan kunjungan
antenatal).
B. Pembahasan
a. Dukungan suami pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian kategori dukungan suami sebanyak 31
orang (76,6%) mendapatkan dukungan dari suami dan sebanyak 10 orang
(24,4%) tidak mendapatkan dukungan dari suami.
Dukungan sosial dapat memberikan pengaruh positif bagi ibu hamil.
Ganster dan Victor (dalam melati, 2012) mencatat bahwa dukungan sosial
dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan psikologis. Sejumlah
Penelitian juga menemukan bahwa dukungan sosial juga mempengaruhi
kesehatan fisik.
Pada masa kehamilan dukungan sosial dari suami sangat diperlukan
oleh ibu hamil, agar ibu hamil menjadi bahagia dan menghayati masa
kehamilannya dengan tenang sehingga ibu termotivasi menjaga kesehatan
selama kehamilannya (Melati, 2012).
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Melati (2012) yang
mengatakan bahwa keterlibatan pria atau suami dalam memberikan bantuan
atau dukungan baik berupa informasi, saran atau nasehat selama kehamilan
akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan ibu hamil.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian di Indonesia yang
mengatakan bahwa dukungan suami yang diharapkan istri yaitu suami sangat
36
keturunan, suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini, suami
memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri dan janin
yang ada dalam kandungan, suami tidak menyakiti istri, suami dapat
menghibur dan menenangkan istri ketika ada masalah yang di hadapi istri,
suami menasehati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja, suami membantu
tugas istri, suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan janin dalam kandungan,
suami menunggu istri saat melahirkan maupun ketika istri harus di operasi.
b. Kunjungan antenatal care sesuai usia kehamilan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kunjungan antenatal
ca re ibu hamil yang sesuai sebanyak 32 orang (78%) dan sebanyak 9 orang
(22%) tidak melakukan kunjungan antenatal care dengan sesuai usia
kehamilannya.
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke petugas
kesehatan sedini mungkin sejak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan antenatal (Saifudin, 2002).
Banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal, salah
satunya yaitu dukungan suami. Dukungan suami dengan mendampingi istri
melakukan pemeriksaan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya sangat
diperlukan karena dengan demikian suami akan dapat mengetahui kesehatan
istri dan anak dalam kandungan dengan baik. Hal ini dimaksudkan selain
memberikan dukungan emosional kepada istri juga apabila terjadi sesuatu
terhadap istri ataupun kandungannya dapat dilakukan tindakan segera atas
c. Hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 27 dari 31 (65,8 %) ibu yang
mendapat dukungan suami melakukan kunjungan ANC dengan sesuai.
Sedangkan diantara ibu yang tidak mendapat dukungan suami, sebanyak 5
dari 10 (12,2%) melakukan kunjungan ANC dengan sesuai.
Hasil uji statistik membuktikan bahwa ada perbedaan proporsi
kunjungan antenatal antara ibu yang mendapat dukungan suami dengan ibu
yang tidak mendapat dukungan suami ( ada hubungan antara dukungan suami
dengan kunjungan antenatal). Hal ini didapatkan dari perolehan nilai p
sebesar 0,025 (p < 0,05).
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Mulyanti (2010)
yang membuktikan bahwa ada hubungan dukungan suami pada ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care di rumah bersalin Bhakti IBI Jl.
Sendangguwo Baru V No. 44C Kota Semarang . Dalam penelitian diperoleh
dari 17 responden yang melakukan kunjungan ANC dengan baik 11
diantaranya mendapat dukungan suami dan hanya 6 responden yang tidak
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan karakteristik responden, usia responden paling banyak berusia
20-35 tahun yaitu sebanyak 38 orang (92,7 %). Berdasarkan tingkat
pendidikan ibu paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 23 orang
(56,1%). Berdasarkan pekerjaan ibu paling banyak adalah IRT sebanyak 26
orang (63,4%). Berdasarkan usia suami paling banyak berusia 29-31 tahun
sebanyak 13 orang (31,7 %). Berdasarkan pendidikan suami paling banyak
berpendidikan SMA dan perguruan tinggi sebanyak 19 orang (46,3%).
Berdasarkan pekerjaan suami paling banyak adalah Wiraswasta sebanyak 22
orang (53,7%). Berdasarkan paritas responden paling banyak adalah paritas
primipara sebanyak 18 orang (43,9%). Berdasarkan usia kehamilan
responden paling banyak trimester 2 sebanyak 16 orang (39,0%).
Berdasarkan jumlah kunjungan paling banyak < 3 kali kunjungan sebanyak
23 orang (56,1%).
2. Berdasarkan dukungan suami pada ibu hamil diperoleh dukungan suami
pada ibu hamil yang mendukung sebanyak 31 orang ( 76,6%) dan tidak
mendukung sebanyak 10 orang (24,4 %).
3. Berdasarkan kunjungan ANC ibu hamil menurut usia kehamilan diperoleh
kunjungan ANC sesuai sebanyak 32 orang (78%) dan tidak sesuai sebanyak
9 orang (22%).
4. Ada hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan kunjungan antenatal
ca re di rumah bersalin Hadijah Medan Tahun 2015 (p < 0,05).
B. Saran
a. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan untuk memberikan
penyuluhan atau konseling kepada para suami yang menemani istrinya
b. Bagi institusi kesehatan
Diharapkan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu hamil serta suami
tentang pentingnya dukungan suami dalam kehamilan serta menganjurkan
kepada setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care untuk
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2003. Kamus Istilah Kependudukan KB dan Keluarga Sejahtera.Jakarta
Bobak., Lowdermilk., & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Ma ternity Nursing (Ter jemahan Edisi 4). Jakarta : EGC.
Caplin,J.P. (2006) Kamus Lengkap Psikologi Alih Bahasa Kartini Kartono. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Depkes RI, (2001). Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Depkes RI
Fithriany, (2011). Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap
Pemeriksa a n Keha mila n di Keca ma ta n Kuta Cot Glie Ka bupa ten Aceh Besa r,
Thesis, Universitas Sumatera Utara, Medan
Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori Dan Praktek. Jakarta : EGC.
Hidayat,A.A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data .
Jakarta : Salemba Medika.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Melati,R., Raudatussalamah. (2012). Hubungan Dukungan Sosial Suami Dengan
Motiva si Da la m menja ga Keseha ta n Sela ma Keha mila n. Jurnal, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.
Mulyanti,L., Mudrikatun., & Sawitry. (2010). Hubungan Dukungan Suami Pada Ibu
Ha mil denga n Kunjunga n ANC di Ruma h Bersa lin Bhakti IBI Jl. Senda ngguwo
Ba ru V no 44 V Kota Sema ra ng, Jurnal, Universitas Muhammadiyah,
Semarang.
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
_____________ (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pantiawati,I., & Saryono. (2012). Asuha n Kebida nan I (Keha mila n).
Prawiroharjdo, S. (2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBP-SP.
Rukiah,A.Y., & Yulianti,L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta : TIM
Saifuddin, A, B., (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta :YBP-SP.
Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti N.N. (2007). Asuhan Kebidanan Antenatal.
Jakarta : EGC