• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha dan Komunikasi Pemasaran pada Home Industri Toko Kue Balige, Studi Kasus pada Toba Bakery & Cakes Balige

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha dan Komunikasi Pemasaran pada Home Industri Toko Kue Balige, Studi Kasus pada Toba Bakery & Cakes Balige"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DAN KOMUNIKASI PEMASARAN PADA HOME INDUSTRI TOKO KUE BALIGE

(STUDI KASUS PADA TOBA BAKERY & CAKES, BALIGE)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : LAURA ULI SIAHAAN

100907046

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas berkat dan rahmatNya sajalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha dan Komunikasi Pemasaran pada

Home Industri Toko Kue Balige, Studi Kasus pada Toba Bakery & Cakes

Balige”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

mulai dari masa perkuliahan hingga pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis

menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar penulis, terkhusus bagi ayah,

ibu dan adik-adik penulis yang selalu memberikan semangat dan doa restu terus

menerus selama penulis mengikuti perkuliahan hingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Semangat dan dukungan moril yang diberikan merupakan modal

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp selaku sekretaris

(3)

Politik Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala bantuan dan

dukungannya yang sangat bermanfaat bagi penulis.

3. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi yang berharga serta meluangkan

waktu, pikiran dan kesabaran dalam membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen yang mengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Ibu Siswati S.Sos, MSP dan Bapak Farid, SH yang membantu penulis

dalam menyelesaikan segala urusan administrasi.

6. Pihak Home Industri Toba Bakery Balige dan karyawan, terkhususnya

kepada Bapak Chandra pengelola usaha Home Industri Toba Bakery

Balige. Terima kasih atas kesediaannya menjadi informan penulis serta

izin yang diberikan bagi penulis untuk melakukan penelitian di Toba

Bakery Balige.

7. Alland Situmorang yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang

tiada henti.

8. Teman-teman angkatan 2010 di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

9. Keluarga besar Talitakum Choir, terima kasih atas kebersamaan kita dalam

beberapa waktu yang lewat, khususnya buat Ricky Malber Sihaloho,

Sufriati Gultom, Mei S Samosir, Dwiyani, Teti Bethesda Sagala, Wyldar

Mendrofa, Merry W. Pakpahan, Perdamen Sembiring yang sudah

(4)

dan terima kasih atas setiap waktu dan canda tawa yang boleh kita bagi

bersama.

10.Keluarga besar FISIP USU ENGLISH CLUB ( FISH CLUB) yang selalu

memberikan semangat kepada penulis dan menginspirasi penulis untuk

selalu memberikan yang terbaik.

11.Kepada seluruh pihak yang belum penulis sebutkan satu per satu yang

telah banyak menolong penulis dalam mengawali perkuliahan hingga

terciptanya skripsi ini bahkan sampai pada pengembangan karakter penulis

yang lebih baik lewat pengalaman berharga yang penulis dapat peroleh,

seperti pertukaran pelajar ke negeri Sakura (JENESYS 2.0), pengalaman

debat bahasa inggris, pengalaman berorganisasi dan tentunya setiap

wejangan berharga yang tiada henti yang penulis dapat peroleh dari setiap

pihak yang telah membantu penulis selama menimba ilmu.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Juni 2014

Penulis

Laura Uli Siahaan

(5)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DAN KOMUNIKASI PEMASARAN PADA HOME INDUSTRI TOKO KUE BALIGE (STUDI KASUS PADA TOBA BAKERY & CAKES BALIGE)

Nama : Laura Uli Siahaan

NIM : 100907046

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Dosen Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Penelitian ini berjudul Strategi Pengembangan Usaha dan Komunikasi Pemasaran pada Home Industri Toko Kue Balige (Studi Kasus pada Toba Bakery & Cakes Balige). Home Industri Toba Bakery Balige merupakan salah satu industri makanan yang bergerak dalam bidang produksi roti yang berlokasi di kota Balige, Kabupaten Toba Samosir dan masih satu-satunya bakery yang langsung melakukan produksinya sendiri yang ada di kota Balige. Melihat kekuatan kompetitif internal usaha bisnis dan peluang usaha yang ada di pasar, strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran perlu dilakukan pada usaha bisnis Toba Bakery Balige.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bisnis, lingkungan eksternal dan internal pada Home Industri Toba Bakery Balige serta menyusun rencana pengembangan usaha sebagai bentuk pengelolaan dan pengembangan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki perusahaan yang kemudian akan dikomunikasikan ke dalam bentuk komunikasi pemasaran usaha.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan, wawancara terhadap informan yang dipilih dengan teknik nonprobability sampling terhadap dua orang informan yang dipilih. Kemudian data diuji dengan triangulasi sumber.

Hasil yang diperoleh, yaitu pada Home Industri Toba Bakery Balige memiliki pengelolaan usaha yang baik. Serta memiliki kekuatan pada kualitas produkmya. Kelemahannya terletak pada manajemen tenaga kerjanya. Peluang yang dimiliki usaha adalah adanya pangsa pasar yang masih sangat luas. Ancaman yang dimiliki adalah keberadaan barang pengganti. Home Industri Toba Bakery dapat menggunakan strategi kepemimpinan biaya sebagai strategi pengembangan usaha dengan menetapkan kebijakan pada masing-masing fungsi bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif serta menerapkan strategi penjualan personal sebagai strategi komunikasi pemasaran dalam membangun hubungan baik dengan konsumen agar Toba Bakery mampu memperluas pangsa pasarnya pada semua kalangan tanpa menghilangkan citra usaha - kualitas produk terbaik dan pelayanan terbaik.

(6)

ABSTRACTS

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY AND MARKETING COMMUNICATION OF BAKERY HOME INDUSTRY IN BALIGE (Study Case on TOBA BAKERY & CAKES BALIGE).

Name : Laura Uli Siahaan

Student ID Number : 100907046

Courses : Business Administration Science Thesis Adviser : Drs. Humaizi, MA

This study titled as Business Development Strategy and Marketing Communication of Bakery Home Industry in Balige (Case Study on Toba Bakery & Cakes Balige). Home Industry Toba Bakery Balige is one of food industries which is engaged on Bakery production in Balige, Kabupaten Toba Samosir, and still one and only bakery that has been running its business by doing its own production. By the look of internal competitive values and business opportunities that this business own in the market, it is necessary and important to implement business development strategy and marketing communication in order to achieve more profit and to wide this home industry business.

The purpose of this study is to identify the function of business management, to analyze the external and internal environment of Toba Bakery Balige Home Industry and also to formulate business development planning that based on Strengths, Weakness, Threats, and Opportunities that this business have. Then, later on will be communicated into the business marketing communication.

The type of this study is a qualitative study. The data collect in this study by using the these methods; observation, interview with two selective informants by using non-probability sampling technique. The data that have been collected, later on will be analyzed by triangulation resources.

The results of this study shows that Home Industry Toba Bakery Balige has a well management business. Toba Bakery Balige also has its competitive strength on the quality of its products. The weakness sits on the employees management. The opportunity of this business is on the large market share. The Threat of this business is on substitution products. Home industry Toba Bakery Balige can apply cost leadership strategy, as its business development strategy by establishing some policies for each business function in order to increase the competitive value and also in order to build a good relationship with the customers, Toba Bakery Balige needs to apply personal selling as its marketing communication strategy, so then Toba Bakery Balige can do an expanding market of its business for all circles without relieve its business image – To serve the best quality and the best services.

(7)

DAFTAR ISI

1.4.Tujuan Penelitian ……… 6

1.5.Manfaat Penelitian ………..… 7

1.6.Ruang Lingkup Penelitian ……….. 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Manajemen Strategis ……….. 9

2.1.1. Perkembangan Strategi Bisnis ……….. 9

2.1.2. Perkembangan Analisis Strategi Bisnis ……… 10

2.1.3. Peran Kompetisi dan Pencarian Keunggulan Kompetitif …. 13 2.1.4. Strategi dalam berbagai Peranan ………... 14

2.1.5. Peranan Analisis dalam Formulasi Strategi ……….. 16

2.2. Model Manajemen Strategis ………... 17

2.2.1. Pengamatan Lingkungan ……… 18

2.2.2. Perumusan Strategi ………... 20

2.2.3. Implementasi Strategi ……… 22

2.2.4. Evaluasi dan Pengendalian ………... 23

2.3. Analisis Matriks SWOT ………. 23

2.4. Komunikasi Pemasaran ……….. 25

(8)

2.4.2. Bauran Pemasaran ……… 26

2.4.3. Strategi Komunikasi Pemasaran ………... 29

2.4.4. Model Komunikasi Pemasaran ………. 33

2.5. Usaha Kecil dan Menengah………. 37

2.6. Defenisi Konsep ……… 43

2.7. Penelitian Terdahulu ……….. 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ……… 47

3.2. Lokasi Peneltian ………. 47

3.3. Populasi dan Sampel ……….. 48

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………. 49

3.7. Teknik Analisis Data ……….. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Objek Penelitian ………. 53

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 57

4.3. Analisis Data Kualitatif .………. 64

4.4 Analisis Hasil Penelitian ……….. 98

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ……… 111

5.2. Saran ……….. 113

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategis ……… 17

Gambar 2.2 Model Manajemen Strategis ……… 18

Gambar 2.3 Five Force Analys ………..………... 19

Gambar 2.4 Matriks SWOT …...……….. 24

Gambar 4.1 Logo Home Industri Toba Bakery ………..………. 59

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran ………. 30

Tabel 2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ………... 38

Tabel 3 Penelitian Terdahulu ……… 45

Tabel 3.1 Informan Penelitian ………. 50

Tabel 4.1 Jumlah Unit Industri dan Tenaga Kerja menurut Klasifikasi Industri di Kecamatan Balige ….………. 54

Tabel 4.2 Informan Penelitian ……….. 58

Tabel 4.2.1. Jam Kerja Karyawan di Toba Bakery Balige ……….……….. 63

Tabel 4.3.1. Strategi Matriks SWOT Toba Bakery Balige ……….. 93

(11)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DAN KOMUNIKASI PEMASARAN PADA HOME INDUSTRI TOKO KUE BALIGE (STUDI KASUS PADA TOBA BAKERY & CAKES BALIGE)

Nama : Laura Uli Siahaan

NIM : 100907046

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Dosen Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Penelitian ini berjudul Strategi Pengembangan Usaha dan Komunikasi Pemasaran pada Home Industri Toko Kue Balige (Studi Kasus pada Toba Bakery & Cakes Balige). Home Industri Toba Bakery Balige merupakan salah satu industri makanan yang bergerak dalam bidang produksi roti yang berlokasi di kota Balige, Kabupaten Toba Samosir dan masih satu-satunya bakery yang langsung melakukan produksinya sendiri yang ada di kota Balige. Melihat kekuatan kompetitif internal usaha bisnis dan peluang usaha yang ada di pasar, strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran perlu dilakukan pada usaha bisnis Toba Bakery Balige.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bisnis, lingkungan eksternal dan internal pada Home Industri Toba Bakery Balige serta menyusun rencana pengembangan usaha sebagai bentuk pengelolaan dan pengembangan usaha berdasarkan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki perusahaan yang kemudian akan dikomunikasikan ke dalam bentuk komunikasi pemasaran usaha.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan, wawancara terhadap informan yang dipilih dengan teknik nonprobability sampling terhadap dua orang informan yang dipilih. Kemudian data diuji dengan triangulasi sumber.

Hasil yang diperoleh, yaitu pada Home Industri Toba Bakery Balige memiliki pengelolaan usaha yang baik. Serta memiliki kekuatan pada kualitas produkmya. Kelemahannya terletak pada manajemen tenaga kerjanya. Peluang yang dimiliki usaha adalah adanya pangsa pasar yang masih sangat luas. Ancaman yang dimiliki adalah keberadaan barang pengganti. Home Industri Toba Bakery dapat menggunakan strategi kepemimpinan biaya sebagai strategi pengembangan usaha dengan menetapkan kebijakan pada masing-masing fungsi bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif serta menerapkan strategi penjualan personal sebagai strategi komunikasi pemasaran dalam membangun hubungan baik dengan konsumen agar Toba Bakery mampu memperluas pangsa pasarnya pada semua kalangan tanpa menghilangkan citra usaha - kualitas produk terbaik dan pelayanan terbaik.

(12)

ABSTRACTS

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY AND MARKETING COMMUNICATION OF BAKERY HOME INDUSTRY IN BALIGE (Study Case on TOBA BAKERY & CAKES BALIGE).

Name : Laura Uli Siahaan

Student ID Number : 100907046

Courses : Business Administration Science Thesis Adviser : Drs. Humaizi, MA

This study titled as Business Development Strategy and Marketing Communication of Bakery Home Industry in Balige (Case Study on Toba Bakery & Cakes Balige). Home Industry Toba Bakery Balige is one of food industries which is engaged on Bakery production in Balige, Kabupaten Toba Samosir, and still one and only bakery that has been running its business by doing its own production. By the look of internal competitive values and business opportunities that this business own in the market, it is necessary and important to implement business development strategy and marketing communication in order to achieve more profit and to wide this home industry business.

The purpose of this study is to identify the function of business management, to analyze the external and internal environment of Toba Bakery Balige Home Industry and also to formulate business development planning that based on Strengths, Weakness, Threats, and Opportunities that this business have. Then, later on will be communicated into the business marketing communication.

The type of this study is a qualitative study. The data collect in this study by using the these methods; observation, interview with two selective informants by using non-probability sampling technique. The data that have been collected, later on will be analyzed by triangulation resources.

The results of this study shows that Home Industry Toba Bakery Balige has a well management business. Toba Bakery Balige also has its competitive strength on the quality of its products. The weakness sits on the employees management. The opportunity of this business is on the large market share. The Threat of this business is on substitution products. Home industry Toba Bakery Balige can apply cost leadership strategy, as its business development strategy by establishing some policies for each business function in order to increase the competitive value and also in order to build a good relationship with the customers, Toba Bakery Balige needs to apply personal selling as its marketing communication strategy, so then Toba Bakery Balige can do an expanding market of its business for all circles without relieve its business image – To serve the best quality and the best services.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Peranan Usaha Kecil dan Menengah menjadi faktor perekonomian yang

paling dominan di Indonesia karena sebagian besar mata pencaharian

masyarakat berada pada sektor ini. Usaha Kecil dan Menengah memiliki nilai

strategis yang dapat memberikan kontribusi besar dalam pembangunan

ekonomi daerah dan pembangunan ekonomi negara. Banyak kalangan yang

berpandangan bahwa usaha kecil dan menengah merupakan tumpuan dan

harapan masa mendatang pembangunan nasional baik di era globalisasi

maupun saat krisis melanda negeri. Maka dari itu, kadang-kadang meski harus

memulai usaha dari nol atau dari bawah, pengusaha harus tetap sabar

mengembangkan usaha mereka dengan giat. Selain dari pada pengalaman

pengusaha itu sendiri, dibutuhkan strategi perluasan dan peningkatan level

usaha agar profit yang diperoleh semakin besar dan usaha yang dikembangkan

dapat terus berkesinambungan, sehingga dapat membuka lapangan

seluas-luasnya bagi masyarakat.

Strategi memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan

dan meningkatkan usaha agar usaha tersebut semakin besar dan menghasilkan

profit yang lebih tinggi. Strategi usaha yang tidak efisien, dapat menjadi

pemicu mundurnya usaha yang berkaitan bahkan jika levelnya sampai parah,

hal ini dapat membuat perusahaan gulung tikar. Karena itu, strategi perlu

dianalisis efisiensi dan efektivitasnya agar tidak sampai merugikan suatu

(14)

menyangkut cara pengelolaan dan pengembangan usaha tersebut agar semakin

maju dan semakin luas. Jika strategi yang digunakan tidak efektif maka usaha

tersebut tidak akan mampu bersaing dengan usaha-usaha yang lain.

Inti dari strategi ada pada aktivitasnya - memilih untuk menyajikan

aktivitas yang berbeda atau menyajikan aktivitas secara berbeda dari pesaing.

Jika tidak, suatu strategi hanya sekedar slogan pemasaran yang tidak akan

bertahan di lingkungan persaingan yang selalu berubah.

Home industri Toba Bakery Balige, sebagai salah satu industri yang

bergerak di bidang makanan di daerah kecamatan Balige, Kabupaten Toba

Samosir,1

merupakan sebuah usaha bisnis roti dan kue pertama dan masih

satu-satunya yang langsung melakukan dapur produksinya dengan tanpa

menggunakan bahan pengawet. Hal ini untuk mengindikasikan sebuah

kepercayaan konsumen atas produk-produk Toba Bakery Balige dan sekaligus

menjadi sebuah strategi dan ciri khas Toba Bakery Balige dibandingkan

dengan toko roti lainnya. Selain itu, Toba Bakery Balige juga melakukan

penjualan langsung kepada konsumennya, dengan menempatkan sejumlah

tenaga penjual yang berasal dari daerah setempat. Hal ini untuk memudahkan

proses komunikasi yang terjadi antara pembeli dan Toba Bakery. Toba Bakery

Balige memproduksi berbagai jenis kue dan roti dengan berbagai varian rasa,

bentuk serta harga yang kompetitif dan terjangkau oleh konsumen. Toba

Bakery juga melakukan kerja sama mitra dagang dengan toko roti lain dalam

memasarkan produk-produknya untuk menjangkau daerah yang lain,

diantaranya toko-toko roti yang berada di Porsea, Laguboti, Siborong-borong,

(15)

Doloksanggul, dan Tarutung yang kemudian oleh toko ini menjual produk

Toba Bakery dengan harga yang telah ditetapkan oleh kedua pihak.

Melihat potensi usaha ke depan, Toba Bakery berpeluang untuk

mengembangkan lingkup usahanya ke jangkauan yang lebih luas. Oleh karena

itu, Home Industri Toba Bakery Balige perlu melakukan sebuah strategi, yaitu

strategi pengembangan usaha beserta komunikasi pemasarannya. Strategi ini

juga sekaligus sebagai alat pengambilan keputusan jangka panjang untuk

mengantisipasi perubahan lingkungan yang dapat terjadi sewaktu-waktu di

masa yang akan datang.

Perkembangan perekonomian di daerah Kecamatan Balige yang diikuti

oleh kenaikan konsumsi dan taraf hidup masyarakat sesuai dengan publikasi

Badan Pusat Statistik daerah Kecamatan Balige 20132

Kebanyakan konsumen yang datang untuk membeli produk Toba Bakery

adalah konsumen yang kebetulan melintas dari jalan besar, dimana Toba , menjadikan Kecamatan

Balige memiliki daya tarik tersendiri bagi berbagai usaha bisnis, khususnya

yang bergerak di bidang produksi roti, yang telah banyak memunculkan

berbagai merek roti yang hadir di pasaran untuk menjawab kebutuhan

konsumen di daerah Balige. Ketersediaan bahan pengganti yang mudah

didapat dengan berbagai variasi yang ada, menjadikan Toba Bakery harus

tetap menjaga kekuatan kompetitifnya.

Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Toba Bakery untuk

dapat bertahan dan bersaing di tengah-tengah dinamika perubahan persepsi

dan lingkungan masyarakat dalam mengembangkan usaha bisnisnya.

(16)

Bakery beroperasi. Sedangkan tingkat minat daya beli konsumen yang ada di

Balige dan sekitarnya, tergolong “pas-pasan”, tidak sesignifikan konsumen

yang ada di luar Balige.

Promosi, sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang pernah

dilakukan oleh Toba Bakery adalah dengan melakukan promosi di radio lokal

setempat (Kharisma FM), di awal berdirinya usaha. Namun seiring

berjalannya waktu, Toba Bakery lebih mengandalkan word of mouth, sebagai

komunikasi pemasarannya hingga saat ini.

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh Toba Bakery bila mampu

mengembangkan serta menerapkan strategi komunikasi pemasarannya, sesuai

dengan kekuatan kompetitif yang dimiliki Toba Bakery serta peluang yang

dimilikinya di pasar. Bukan saja Toba Bakery akan mampu memperluas

wilayah pemasarannya, namun Toba Bakery juga akan mampu menciptakan

loyalitas pelanggan, sebagai asset penting dalam melakukan evaluasi usaha

maupun produk serta umpan balik terhadap pengembangan usaha bisnis Toba

Bakery.

Oleh karena itu, melihat kekuatan kompetitif internal usaha bisnis dan

peluang usaha yang ada di pasar, strategi pengembangan usaha dan

komunikasi pemasaran perlu dilakukan pada usaha bisnis Toba Bakery Balige.

Melalui strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran ini

diharapkan dapat menjadi sebuah tool/media/sarana dalam mencapai tujuan

dan keberhasilan perusahaan; menciptakan produk-produk unggulan,

menjawab tantangan yang ada saat ini dan pencarian solusi alternatif jangka

(17)

fungsinya sebagai UKM dalam menumbuhkembangkan pertumbuhan

ekonomi Balige.

Oleh sebab itu, tidak saja Toba Bakery harus melakukan inovasi tetapi

juga mengidentifikasi serta memahami kebutuhan konsumen dan

menindaklanjuti apa yang menjadi harapan konsumen atas produk Toba

Bakery. Disinilah bagaimana peran strategi pengembangan usaha dan strategi

komunnikasi pemasaran perlu diterapkan.

Berdasarkan pemikiran latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat penelitian yang berjudul, ”Strategi Pengembangan Usaha dan

(18)

1.2.Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada fungsi manajemen

strategis, analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal, analisis

SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman), dan komunikasi

pemasaran.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

(1) Bagaimana pengelolaan usaha pada Toba Bakery Balige?

(2) Bagaimana situasi lingkungan internal dan eskternal pada Toba

Bakery Balige?

(3) Bagaimana analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman

pada Toba Bakery Balige?

(4) Bagaimana penerapan strategi pada Home Industri Toba Bakery

dalam pengembangan usaha serta komunikasi pemasarannya?

1.4.Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan

menjelaskan strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran

(19)

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini dilakukan bukan untuk memberikan

jawaban, melainkan :

a. Melakukan identifikasi serta mengkaji penggunaan strategi yang

dapat diterapkan dalam pengembangan usaha untuk mencapai tujuan

usaha pada Toba Bakery Balige melalui analisis matriks SWOT.

b. Melakukan identifikasi serta mengkaji penggunaan komunikasi

pemasaran yang dapat diterapkan pada Toba Bakery Balige

berdasarkan analisis matriks SWOT dan bauran pemasaran

(marketing mix).

c. Untuk lebih memahami faktor-faktor kendala yang dihadapi dalam

pengelolaan usaha yang sedang dilakukan Toba Bakery & Cakes

Balige, melalui analisis lingkungan, baik lingkungan internal dan

lingkungan eskternal.

1.5.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat, berikut :

1. Memperkaya pengetahuan ilmiah pada strategi pengembangan usaha

dan komunikasi pemasaran pada bisnis home industry bagi akademisi

sekaligus menjadi sumber referensi bagi peneliti lain di masa

mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang relevan dengan

penelitian ini.

2. Sebagai referensi bagi pemillik usaha dalam mengembangkan

(20)

komunikasi pemasaran produknya pada pasar dalam memperoleh feed

back dari pelanggan maupun konsumen untuk pengambilan keputusan

strategis jangka panjang.

3. Bagi peneliti, bemanfaat untuk nmenambah wawasan dan

mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah yang diperoleh melalui

penelitian dalam dunia usaha bisnis.

1.6.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi studi

lingkungan usaha dan penyusunan strategi pengembangan usaha dan

komunikasi pemasaran. Namun dalam penelitian ini, terdapat pemisahan

pembahasan antara strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran

tanpa mengurangi esensi dari penelitian ini. Hal ini bertujuan agar dapat

diperoleh suatu gambaran mengenai strategi pengembangan usaha dengan

melakukan analisis pelaksanaan fungsi manajemen bisnis beserta pengamatan

lingkungan melalui analisis matriks SWOT. Selanjutnya, gambaran yang

diperoleh dari hasil analisis inilah yang kemudian akan dikomunikasikan

kepada konsumen yang sekaligus juga sebagai interpretasi dari nilai kompetitf

usaha yang termasuk ke dalam strategi pengembangan usaha. Penelitian ini

hanya sampai pada formulasi dari analisis matriks SWOT dalam penyusunan

strategi pengembangan usaha dan komunikasi pemasaran Toba Bakery

Balige. Sedangkan implementasi strategi merupakan wewenang manajemen

(21)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1. Manajemen Strategis

2.1.1 Perkembangan Strategi Bisnis

Dalam sebuah strategi, kemenangan adalah segalanya. Tujuan utama

strategi adalah untuk membimbing keputusan manajemen dalam rangka

membentuk dan mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan,

sehingga perusahaan dapat mencapai sukses. Strategi juga sebagai sarana

untuk komunikasi dan koordinasi dalam organisasi.

Walaupun strategi bisnis merupakan suatu ilmu yang relatif baru, bahkan

dalam lingkungan ilmu manajemen itu sendiri, banyak teori dan konsep

dalam ilmu ini berasal dari strategi militer. Strategi militer ini ada yang

berasal dari jaman Julius Caesar dan Alexander Agung3 dan bahkan sampai pada tulisan yang dibuat oleh Sun Tzu sekitar tahun 360 Sebelum Masehi4. Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos, yang terbentuk

dari kata stratus yang berarti militer dan –ag yang berarti memimpin.5

Penerapan strategi militer dalam dunia bisnis sampai sekarang masih

menjadi subjek perdebatan. Tetapi pada dasarnya, strategi militer dapat

memberi masukan yang penting dalam pengelolaan bisnis. Perbedaan yang

paling mendasar antara strategi dan taktik dalam militer, adalah strategi

merupakan suatu rencana keseluruhan dalam memanfaatkan sumber daya

3

V.J. Varner dan J.I. Alger, eds, History of the Military Art : Notes for the Course (West Point, NY : U.S. Military Academy, 1978); Sun Tzu, dalam Wing, The Art of Strategy.

4

(22)

untuk memperoleh kedudukan yang menguntungkan, sedangkan taktik

merupakan skema dari tindakan secara spesifik.

Baik militer maupun bisnis sama – sama memiliki kebutuhan akan

strategi. Keduanya memiliki tujuan : pada militer tujuan ini dibentuk oleh

pemerintah, sedangkan pada perusahaan dibentuk oleh dewan komisaris.

Untuk keduanya, situasi kompetitif muncul karena adanya tujuan yang

berbeda dari organisasi - organisasi dalam lingkungan di mana mereka

berada. Pada tahun 1990-1991, Irak ingin memperoleh kontrol atas Kuwait,

sedangkan Perserikatan Bangsa – Bangsa menginginkan dikembalikannya

kemerdekaan pada pemerintah Kuwait; Coca-Cola dan PepsiCo. Keduanya

ingin mencapai posisi nomor satu dalam pasar minuman ringan. Baik militer

maupun perusahaan memproses sumber daya seperti manusia, peralatan

modal dan juga kemampuan teknis. Keduanya menghadapi lingkungan

eksternal yang sebagian dipengaruhi oleh faktor keadaan (daerah dalam

pertentangan militer dan pasar dalam persaingan bisnis) dan sebagian berasal

dari strategi yang dianut oleh saingan.6

2.1.2. Perkembangan Analisis Strategi Bisnis

Ketertarikan orang Amerika Serikat terhadap strategi bisnis muncul

sekitar akhir dekade 1950-an dan awal dekade 1960-an. Minat ini timbul

karena semakin diperlukannya cara yang baik untuk mengelola organisasi

yang besar dan kompleks. Penekanan pada perencanaan jangka panjang pada

dekade 1960-an mencerminkan perhatian perusahaan untuk pencapaian

koordinasi dan konsistensi tujuan, pada periode ekspansi. Bentuk yang umum

6

(23)

digunakan adalah dokumen perencanaan korporasi berjangka lima tahun,

yang berisi tujuan yang ingin dicapai, perkiraan kecenderungan ekonomi

(termasuk didalamnya permintaan pasar, pangsa pasar perusahaan,

pendapatan dan laba bersih perusahaan), prioritas untuk produk dan area

bisnis perusahaan yang berbeda, serta alokasi sumber daya.7

Igor Ansoff mendefinisikan strategi sebagai pilihan perusahaan mengenai

produk yang dibuat, dan mengenai pasar : “Keputusan strategis terutama lebih

berkaitan dengan masalah eksternal perusahaan dibandingkan dengan

masalah internalnya, dan secara khusus membahas bauran produk yang akan

dibuat perusahaan, dan di pasar mana perusahaan akan menjualnya.8

Henry Mintzberg dalam bukunya yang berjudul “The Rise and Fall of

Strategic Planning”, mengemukakan tiga “kesalahan dalam perencanaan

strategis”9

a. Kesalahan dalam meramalkan :

Lingkungan di luar perusahaan adalah perilaku saingan yang sama

sekali tidak bisa diperkirakan.

b. Kesalahan dalam pemisahan

Penyusunan strategi bukan merupakan formalisasi dari penyusunan

proses dengan tujuan menghasilkan dokumen strategi. Strategi

terus-menerus berkembang; dan harus mengkombinasikan proses

7

Frank F. Gilmore, Formulation and Advocacy of Business Policy, rev.ed. (Ithaca, NY: Cornell University Press, 1970), 16.

8

Igor Ansoff, Corporate Strategy (London : Penguin, 1985), 18.

9

(24)

penyusunan strategi yang direncanakan dengan elemen yang muncul

tiba-tiba pada saat proses manajemen dilakukan.

c. Kesalahan dalam formalisasi

Keuntungan dari penyusunan strategi yang dilakukan secara formal

adalah penyusunannya yang dapat dilakukan secara sistematis.

Namun dibutuhkan fleksibilitas untuk menanggulangi

ketidaksinambungan dan juga meningkatkan kemampuan organisasi

untuk belajar lewat hubungan yang erat antara pemikiran dan

tindakan.

Sekitar akhir dekade 1970-an dan awal dekade 1980-an, peningkatan

kesadaran akan pentingnya lingkungan eksternal menyebabkan fokus

manajemen strategi ditekankan pada analisis industri dan persaingan. Michael

Porter dari Harvard Business School mempelopori penerapan ekonomi

organisasi industri dalam menganalisis faktor-faktor penentu kemampulabaan

perusahaan10

Pada akhir dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an, fokus penekanan

berubah dari analisis keunggulan kompetitif menjadi aspek internal

perusahaan. Dengan sudut pandang ini, keunggulan kompetitif yang diperoleh

lebih dilihat dari eksploitasi sumber daya dan kemampuan perusahaan yang

unik dibandingkan dengan pilihan perusahaan untuk memposisikan dirinya

dalam pasar. Tulisan dan uraian dalam sudut pandang sumber daya

perusahaan, kompetensi dan kemampuan organisasi membantu terjadinya

pergeseran perhatian manajemen strategi ke arah aspek dinamis dari .

10

(25)

keunggulan kompetitif, pentingnya inovasi dan peranan utama dari proses

internal dalam perusahaan.11

2.1.3. Peran Kompetisi dan Pencarian Keunggulan Komparatif

Kompetisi akan timbul apabila sumber daya yang tersedia sifatnya

terbatas dan tujuan pesaing tidak konsisten antara satu dengan yang lain.

Kompetisi memberikan suatu alasan diperlukannya suatu strategi. Tanpa

adanya suatu kompetisi, strategi akan dianggap sebagai sesuatu yang kurang

penting, dan terutama hanya berkaitan dengan masalah penentuan tujuan,

peramalan lingkungan eksternal, dan perencanaan pembagian sumber daya.

Elemen penting yang harus ada dalam persaingan strategis, seperti yang

dispesifikasikan oleh Bruce Henderson pendiri Boston Consulting Group,

adalah12

a. Pengetahuan yang luas mengenai proses kompetitif. :

b. Kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan dan pemahaman

hubungan sebab akibat.

c. Imajinasi untuk melihat adanya alternatif tindakan dan menganalisis

akibatnya.

d. Adanya sumber daya yang melebihi kebutuhan sekarang, yang dapat

diinvestasikan untuk keperluan masa depan.

Bruce Henderson berargumentasi bahwa menurut prinsip Gause, pesaing

yang mencari makan dengan jalan yang sama tidak akan dapat sama-sama

bertahan, dan hal ini menunjukkan bahwa setiap usaha harus membedakan

11

(26)

diri mereka dari jenis usaha lainnya : strategi merupakan suatu usaha

pencarian rencana tindakan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

terbentuk keunggulan kompetitif suatu usaha dan mempertahankannya.

Untuk setiap perusahaan, proses ini merupakan proses yang berulang-ulang

yang dimulai dengan menjawab pertanyaan di mana Anda berada dan apa

yang Anda miliki sekarang. Pesaing yang paling berbahaya bagi usaha Anda

adalah pesaing yang paling mirip dengan Anda. Perbedaan antara Anda

dengan pesaing Anda merupakan suatu dasar bagi keunggulan Anda.

Apabila Anda telah masuk dalam suatu usaha dan Anda berusaha dengan

kekuatan yang Anda miliki, dalam hal ini Anda telah memiliki suatu

keunggulan, tidak peduli seberapa kecil dan lemahnya Anda. Tujuan Anda

sekarang adalah untuk memperbesar keunggulan Anda, yang hanya dapat

terjadi bila terdapat perusahaan lain yang mengalami kerugian.13

2.1.4. Strategi dalam berbagai Peranan

Hal yang timbul terhadap strategi adalah kemampuan untuk melihat

manajemen strategis dalam konteks yang lebih luas dan dapat mengisi

berbagai peran. Strategi digunakan untuk mengisi tiga tujuan manajemen :

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

Strategi merupakan suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan

hubungan antara keputusan-keputusan yang diambil oleh individu atau

organisasi. Tetapi, mengapa individu atau organisasi tidak dapat

mengambil keputusan yang optimal tanpa adanya suatu kesatuan tema?

Kita ambil contoh permainan catur. Jika seorang pemain catur mampu

13

(27)

mengidentifikasikan semua gerakan yang mungkin dilakukan dan juga

akibat dari setiap gerakana tersebut, dengan kata lain pemain tersebut

dapat menggambarkan pohon keputusan yang besar, maka strategi tidak

diperlukan lagi.

Dalam kasus dunia usaha, strategi juga dapat dipandang sebagai akibat

adanya rasionalitas yang terbatas. Banyak sekali keputusan yang harus

diambil oleh suatu perusahaan, bahkan untuk perusahaan yang sekecil

apapun. Strategi dapat digunakan untuk membatasi alternatif keputusan

yang akan diambil, dan dapat juga digunakan sebagai petunjuk untuk

mengurangi usaha pencarian yang diperlukan untuk pengambilan

keputusan dari suatu masalah.

b. Strategi sebagai Sarana Koordinasi dan Komunikasi

Perkembangan perencanaan korporasi timbul karena semakin besar dan

semakin kompleksnya perusahaan. Salah satu peranan yang penting dari

strategi adalah untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan.

Agar strategi dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan koordinasi,

maka proses strategi harus bertindak sebagai mekanisme komunikasi

dalam perusahaan. Salah satu perubahan terpenting dalam pembuatan

strategi selama dua dekade terakhir ini adalah pergeseran tanggung

jawab penyusunan strategi, yang tadinya berada pada departemen

perencanaan korporasi, sekarang dipindahkan pada manajer lini. Proses

perencanaan strategis yang sekarang memberikan mekanisme yang

efektif bagi terjadinya dialog antara manajer korporasi dan divisi serta

(28)

c. Strategi sebagai Target Konsep

Strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan di

mana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang. Dengan

demikian, strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan.

Hamel dan Prahald mengatakan bahwa salah satu elemen dari strategi

yang dimilki oleh perusahaan yang berhasil adalah apa yang mereka

katakan sebagai “tujuan organisasi”–obsesi untuk mencapai

kepemimpinan secara global.14

2.1.5. Peranan Analisis dalam Formulasi Strategi

Tidak seperti bidang matematika, kimia atau bahkan ekonomi,

manajemen strategi jarang memiliki teori yang didasarkan pada teori-teori

yang dapat dibuktikan secara empiris, konsisten dan juga disetujui secara

umum. Sebagai pengetahuan terapan, manajemen strategis sangat berbeda

dengan bidang teknik atau bidang-bidang manajerial yang lebih teknis seperti

bidang manajemen keuangan dan produksi. Hal yang menjadi ciri utama dari

teknik analisis yang didasarkan pada teori yang ilmiah adalah kemampuan

mereka untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah yang kompleks setelah

kita memasukkan data yang kita ketahui, dan juga memilih alternatif yang

telah kita seleksi terlebih dahulu.

Tujuan analisis strategi bukan untuk memberikan jawaban, melainkan

untuk membantu kita lebih memahami hal-hal yang kita hadapi; menemukan,

mengklasifikasikan, dan memahami faktor-faktor penting yang

mempengaruhi keputusan strategis yang kita ambil. Dalam beberapa hal

14

(29)

tertentu, kontribusi yang paling berguna dari strategi adalah dalam hal

membimbing kita untuk mulai memecahkan suatu masalah. Caranya adalah

dengan membimbing kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang harus kita

jawab dan juga memberikan kerangka bagaimana informasi yang telah kita

kumpulkan dapat digunakan. Dengan menggunakan analisis strategi kita

berada dalam posisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan manajer yang

hanya mengandalkan intuisi dan pengetahuan yang tidak diungkapkan.

2.2. Model Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis meliputi lima elemen dasar, yaitu :

a. Menetapkan arah dan visi

b. Pengamatan lingkungan

c. Perumusan strategi

d. Implementasi strategi

e. Evaluasi dan pengendalian

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategis

Sumber : J.David Hunger, Thomas L.Wheelen (2003) Manajemen Strategis Menetapkan

Arah dan Misi

Memahami Lingkungan

Formulasi Strategi

Implementasi Strategi

Evaluasi Pengawasan

(30)

Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut

faktor-faktor strategis yang disingkat dengan SWOT, yaitu Strength

(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats

(ancaman).

Gambar 2.2. Model Manajemen Strategis

Sumber : J.David Hunger, Thomas L.Wheelen (2003) Manajemen Strategis

2.2.1. Pengamatan Lingkungan 2.2.1.1. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan

ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan eksternal

memiliki dua bagian : lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan

kerja terdiri dari elemen-elemen yang secara langsung berpengaruh atau

dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi, seperti pemegang saham,

(31)

kelompok kepentingan khusus, dan lain-lain. Lingkungan sosial terdiri dari

kekuatan umum-kekuatan yang tidak berhubungan langsung dengan

aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering

mempengaruhi keputsan – keputusan jangka panjang.

Menurut Michael Porter terdapat lima aspek lingkungan eksternal

perusahaan yang dikenal sebagai five forces analysis atau lima kekuatan

kompetisi yang memicu persaingan industri, yaitu :

Gambar 2.3 Five Forces Analysis

Sumber : J.David Hunger, Thomas L.Wheelen (2003) Manajemen Strategis

2.2.1.2. Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel – variabel

tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan yang meliputi

struktur, budaya dan sumber daya organisasi. Struktur adalah cara

bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi,

wewenang dan arus kerja. Struktur sering disebut sebagai rantai perintah dan

digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya

(32)

anggota organisasi. Norma – norma organisasi secara khusus memunculkan

dan mendefenisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen

puncak sampai karyawan operatif. Sumber daya adalah asset yang

merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi yang

meliputi keahlian, kemampuan dan bakat manajerial. Asset keuangan dan

fasilitas perusahaan juga merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Tujuan utama dalam manajemen strategis adalah memadukan

variabel-variabel internal perusahaan untuk memberikan kompetensi unik, yang

memampukan perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif secara terus

– menerus, sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

2.2.2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi penentuan

misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai,

pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.15

2.2.2.1. Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Misi

yang baik mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu

perusahaan dengan perusahaan lain dan mengidentifikasikan jangkauan

operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani.

Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan

15

(33)

pandangan umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan

kerja perusahaan.16

Misi dapat ditetapkan secara sempit atau secara luas. Misi sempit,

menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara jelas

membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk

atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan dan pasar yang dilayani.

Misi luas, melebarkan jangkauan aktivitas organisasi untuk memasukkan

banyak tipe produk atau jasa, pasar dan teknologi.

Konsep misi perusahaan menunjukkan bahwa arah bersama atau

penyatuan tema dijalankan melalui aktivitas-aktivitas perusahaan, dan

perusahaan dengan arah bersama akan dapat lebih baik dalam mengatur dan

menjalankan aktivitas-aktivitasnya.17

2.2.2.2. Tujuan

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa

yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya diukur

jika memungkinkan.

Istilah sasaran (goal) sering rancu dengan istilah tujuan (objective).

Sasaran adalah pernyataan terbuka yang berisi satu harapan yang akan

diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai dan tidak ada

penjelasan waktu penyelesaian.18

16

M. Klemm, S. Sanderson, dan G. Luffman, “Mission Statements : Selling Corporate Values to Employees,” Long Range Planning (Juni 1991), hal. 73-78; J.A. Pearce dan F. David, “Corporate Mission Statements : The Bottom Line, Academy of Management Executive (mei 1987), hal. 109-115; L.L. Byars dan T.C. Neil, “Organizational Philosophy and Mission Statements,” Planning Review (Julli – Agustus 1987), hal 32-35.

17

H.I. Ansoff, The New Corporate Strategy (New York : John Wiley & Sons, 1980) hal. 75-77.

18

(34)

2.2.2.3. Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif

tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan

bersaing.

2.2.2.4. Kebijakan

Aliran dari strategi, kebijakan menyediakan pedoman luas untuk

pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga

merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan

implementasi.

2.2.3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan

strategi dan kebijakannya melalui pengembangan program, anggaran dan

prosedur.

2.2.3.1. Program

Program adalah pernyataan aktivitas – aktivitas atau langkah – langkah

yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program

melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan

atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2.2.3.2. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang.

Setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

(35)

untuk memastikan bahwa program baru tersebut akan secara signifikan

menambah kinerja laba perusahaan yang bernilai bagi pemegang saham.

2.2.3.3. Prosedur

Prosedur atau sering disebut Standart Operating Procedures (SOP),

merupakan sistem-sistem maupun langkah-langkah yang berurutan yang

menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan

diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.

2.2.4. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya

aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya

dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level

menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan

dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan

elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat

menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi

sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

2.3. Analisis Matriks SWOT

Meneliti lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian penting

dari strategi proses perencanaan. Faktor lingkungan internal perusahaan

umumnya digolongkan sebagai Strength-S (Kekuatan) atau Weakness-W

(36)

Opportunities-O (Peluang) atau Threat-T (ancaman). Analisis lingkungan

seperti ini disebut dengan analisa matriks SWOT. Dengan menganalisis

matriks SWOT, perusahaan akan memperoleh informasi guna membantu

mempertemukan sumber daya perusahaan pada lingkungan yang kompetitif

di mana perusahaan beroperasi. Analisis SWOT merupakan perangkat yang

sangat penting untuk mengaudit keseluruhan posisi strategi bisnis dan

lingkungan perusahaan. Apabila perusahaan sudah mengidentifikasi tujuan

dengan jelas, analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu mencapai

sasaran tersebut.

Gambar 2.4. Matriks SWOT

(37)

2.4. KOMUNIKASI PEMASARAN

2.4.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan

yang erat. Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan yang membantu

dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan

pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak

untuk berbuat lebih baik. Berdasarkan pengertian diatas, semakin baik

komunikasi pemasaran yang tercipta, maka akan mendatangkan kepuasan

yang semakin tinggi bagi semua pihak yang terlibat didalamnya.

Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan

komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen

dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran

yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan,

yaitu :

a. Perubahan pengetahuan

Konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa

produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut,

dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan

informasi penting dari produk.

b. Perubahan sikap

Ditentukan oleh tiga komponen, yaitu pengetahuan, perasaan dan

(38)

keinginan untuk mencoba produk, yaitu pembelian atau setidaknya

konsumen melakukan sebuah pengujian terhadap ketepatan produk.

c. Perubahan perilaku

Dengan tujuan agar konsumen tidak beralih kepada produk lain dan

terbiasa menggunakannya.

Komunikasi pemasaran yang efektif sangat menentukan keberhasilan

pemasaran. Konsumen akan memahami pesan yang ditawarkan jika pemasar

melakukan komunikasi pemasaran yang efektif. Komunikasi pemsaran

dapat diidentifikasikan sebagai berikut :19

a. Mengidentifikasi pasar dan kebutuhan konsumen atau persepsi

konsumen.

b. Menggambarkan dan mengoperasionalisasikan gambaran hasil dari

tujuan target group.

c. Mengevaluasi sejauhmana perilaku yang tergambar diyakini dapat

mencapai tujuan.

d. Mempertanyakan apakah ada penghalang (gap) antara harapan ideal

dengan tampilan produk (performance).

2.4.2.Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam

pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005), mengklasifikasikan alat-alat

bauran pemasaran atau marketing mix ke dalam empat kelompok utama,

antara lain sebagai berikut :

19

(39)

a. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar

untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan yang meliputi keragaman

produk, cirri, kemasan, pelayanan dan lain-lain. Klasifikasi produk

menurut Kotler (2005) terdiri dari barang dan jasa.

Rinciannya sebagai berikut :

a) Barang

Barang merupakan produk dalam bentuk fisik yang dapat

dilihat, dipegang, diraba, dipindahkan, atau perlakuan fisik

lainnya.

b) Jasa

Jasa merupakan setiap tindakan atau aktivitas yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Jasa tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun,

dengan karakteristik tidak berwujud, tidak terpisahkan,

bervariasi dan mudah lenyap.

b. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan suatu produk untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Harga adalah

komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

Dalam menentukan suatu kebijakan harga dalam suatu perusahaan,

sebaiknya memperhatikan bauran harga yang terdiri dari potongan

(40)

Menurut Angipora (2002), selain penetapan harga, perusahaan harus

dapat memperhatikan nilai dan manfaat dari produk yang dihasilkan

guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

c. Tempat (Place)

Tempat adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat

diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang

tepat dimanapun konsumen berada. Bauran distribusi (distribution

mix) terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, daya jangkauan,

pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi (Angipora,

2002).

d. Promosi (Promotion)

Michael Ray dalam Morissan (2007) mendefinisikan promosi

sebagai, koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual

untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk

menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.

Promosi merupakan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan

perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan,

membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen akan

adanya suatu produk.

Tujuan perusahaan melakukan kegiatan promosi adalah untuk

mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap

(41)

Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen

dalam melakukan pembelian.

2.4.3. Strategi Komunikasi Pemasaran

Kehadiran media cetak dan elektornik telah menimbulkan sikap

keseriusan bagi para pengusaha, dimana mereka dipaksa untuk selalu

memperbaiki kualitas produk yang mereka tawarkan. Para pengusaha tidak

hanya melakukan strategi positioning sebuah produk di pasar melalui

penetapan standarisasi mutu dan kualitas pelayanan, namun mereka juga

berusaha mempertahankan brand position di benak konsumen melalui

pemantapan strategi komunikasi.

Untuk menyampaikan sesuatu kepada konsumen, pemasar kini bisa

memilih aktivitas komunikasi tertentu, sering disebut elemen, fungsi atau alat

(tool) yang terutama terdiri dari periklanan, penjualan personal, humas dan

publikasi, promosi penjualan, pemasaran langsung. Style dan harga produk,

bentuk dan warna kemasan, tatacara dan busana wiraniaga, dekorasi ruangan,

alat tulis kantor, semuanya mengkomunikasikan sesuatu pada pelanggan.

Karena itu, pemasar mesti memadukan keseluruhan bauran pemasaran agar

efektif dalam mengkomunikasikan pesan dan positioning strategis pada

(42)

Tabel 1 Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran

Seminar Presentasi Mailing

Kemasan-Luar

Premi-Brosur Publikasi E-mail

Poster Hubungan

Adalah cara yang efektif untuk menjangkau banyak pembeli yang tersebar

secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya.

Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk

suatu produk, mempercepat penjualan.

2) Promosi Penjualan

Alat promosi penjualan : kupon, kontes, premium dan sejenisnya,

(43)

a) Komunikasi

Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan

informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk.

b) Insentif

Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan

atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.

c) Ajakan

Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi

pembelian sekarang.

Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk menciptakan

tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat

digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong

penjualan yang sedang lesu. Namun, pengaruh promosi penjualan biasanya

bersifat jangka pendek, dan tidak efektif dalam membangun preferensi

merek jangka panjang.

3) Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat

khusus, yaitu :

a) Kredibilitas tinggi

Berita dan gambar lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca

dibandingkan dengan iklan.

b) Kemampuan menangkap pembeli yang tidak diduga

Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang

(44)

pembeli, lebih sebagai berita, bukan sebagai komunikasi bertujuan

penjualan.

c) Dramatisasi

Seperti halnya dengan periklanan, hubungan masyarakat memiliki

kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.

4) Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif, biaya pada tahapan

lebih lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun

preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena

penjualan personal, jika dibandingkan dengan periklanan, memiliki tiga

manfaat tersendiri :

a) Konfrontasi Personal

Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan

interaktif antara dua orang atau lebih.

b) Mempererat

Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan

mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan.

c) Tanggapan

Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk

mendengarkan pembicaraan wiraniaga. Pembeli harus menanggapi,

walau tanggapan tersebut hanya berupa suatu ucapan ‘terima kasih’

(45)

5) Pemasaran Langsung

Bentuk pemasaran langsung, surat langsung, pemasaran lewat telepon,

pemasaran eletronik, semuanya memiliki empat karakteristik. Pemasaran

langsung bersifat :

a) Non Publik

Pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu.

b) Disesuaikan

Pesan dapat disesuaikan untuk menarik orang yang dituju.

c) Terbaru

Suatu pesan dapat disiapkan sangat cepat untuk diberikan kepada

seseorang.

d) Interaktif Pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang

tersebut.20

2.4.4. Model Komunikasi Pemasaran

Hampir semua diantara kita pernah mengunjungi pameran atau

museum. Disana diperlihatkan berbagai macam miniature, seperti gedung,

candi, pesawat tebang, dan sebagainya. Miniatur - miniatur itulah yang

disebut model. Model adalah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak,

dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan

berbagai aspek dari sebuah proses. 21

20

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

21

(46)

Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan

atau mengategorisasikan komponen-komponen yang relevan dari suatu

proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika mampu

memperlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah

proses. Secara garis besar, model dapat dibedakan atas dua macam, yakni

model operasional dan model fungsional. Model Operasional,

menggambarkan proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi

kemungkinan-kemungkinan operasional, baik terhadap faktor luar maupun

faktor lain yang mempengaruhi jalannya suatu proses. Model Fungsional,

berusaha menspesifikasikan hubungan-hubungan tertentu diantara

berbagai unsur dari suatu proses serta menggenaralisasinya menjadi

hubungan-hubungan yang baru.

Komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

berkomunikasi, juga dapat digambarkan dalam berbagai macam model.

Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian

tentang komunikasi dan juga untuk menspesifikasikan bentuk-bentuk

komunikasi yang ada dalam hubungan antarmanusia.22

1) Komunikasi Personal

Terdapat dua jenis model komunikasi pemasaran :

Adalah komunikasi dengan kontak langsung antara pihak penjual

dengan pembeli atau pihak pengusaha dengan konsumennya. Dalam

hal ini komunikator dapat berhubungan baik langsung maupun tidak

langsung. Hubungan tersebut dapat langsung antar pribadi dan

22

(47)

kelompok, atau bisa juga melalui telepon, surat dan faximile. Saluran

komunikasi personal ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk :

a) Advocate Channels,

Adalah penganjur atau pemberi motivasi pembelian kepada

konsumen. Contohnya: Salesman.

b) Expert Channels

Adalah pribadi bebas yang dengan keahliannya memberikan

pernyataan maupun komentar kepada konsumen. Dengan tujuan

konsumen lebih mudah dalam mengambil keputusan pembelian.

c) Social Channels

Adalah anggota masyarakat pada umumnya, bisa tetangga,

saudara, sahabat atau perkumpulan pengajian yang berbicara atau

membuat pernyataan kepada konsumen.

d) Word of Mouth Influence

Adalah komentar atau pembicaraan masyarakat secara tidak

langsung, seringkali berbentuk gossip.

2) Komunikasi Non Personal

Adalah komunikasi yang membawa pesan tanpa melalui kontak

pribadi. Saluran komunikasi non personal meliputi :

a) Media Massa (Mass Media)

Terdiri dari media cetak, elektronik dan display. Ditujukan

kepada sejumlah besar audiens atau pembaca kepada audiens

tertentu saja. Media massa ini dapat mempengaruhi sikap dan

(48)

• Menyajikan pendapat pemimpin dalam media massa.

Pemimpin opini akan menyatakan pendapatnya dan

pendapatnya ini akan didengar atau dibaca oleh audiens,

konsumen atau masyarakat pada umumnya. Pemimpin opini

juga akan ditiru oleh audiens yang berkaitan dengan produk.

• Mengadakan kontak langsung dengan pemimpin opini

Tujuannya adalah untk lebih meyakinkan konsumen akan

pernyataan dan komentarnya. Kemudian pemimpin opini akan

dapat mempengaruhi konsumen. Misalnya perusahaan yang

memasarkan sepeda santai, pertama kalinya berupaya

mempromosikan sepada santainya kepada para pejabat

pemerintah sebagai pemimpin opini.

b) Suasana

Merupakan lingkungan yang diciptakan untuk meningkatkan

hasrat pembeli atau mengkonsumsi suatu produk. Terutama untuk

produk baru.

c) Kejadian (Peristiwa Khas)

Merupakan suatu peristiwa atau suatu kesempatan yang sengaja

dirancang untuk berkomunikasi dengan target audiens atau target

konsumen.23

23

(49)

2.5. Usaha Kecil dan Menengah

2.5.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha

mikro, kecil dan menengah, yang dimaksud dengan Usaha Mikro adalah

usaha yang memenuhi kriteria dan atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang. Usaha Kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi Kriteria

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Usaha

Menengah, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh prang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil

atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.24

Berikut kriteria UMKM, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).25

(50)

Tabel 2 KriteriaUsaha Mikro, Kecil dan Menengah

2.5.2. Peran Usaha Kecil-Menengah dalam Mengembangkan Ekonomi

Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang

peranan Usaha skala Kecil-Menengah (UKM). Beberapa kesimpulan,

setidak-tidaknya hipotesis telah ditarik mengenai hal ini. Pertama,

pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di Jepang,

telah dikaitkan dengan besar sektor usaha kecil. Kedua, dalam penciptaan

lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UKM

ternyata tidak bisa diabaikan.

Negara-negara berkembang mulai mengubah orientasinya ketika

melihat pengalaman di negara-negara industri maju tentang peranan dan

sumbangan UKM dalam pertumbuhan ekonomi. Ada perbedaan titik tolak

antara perhatian terhadap UKM di negara-negara sedang berkembang

(NSB) dengan di negara-negara industri maju. Di NSB, UKM berada

dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. UKM sendiri

memiliki berbagai ciri kelemahan, namun begitu karena UKM

(51)

terdorong untuk mengembangkan dan melindungi UKM. Sedangkan di

negara-negara maju, UKM mendapatkan perhatian karena memiliki

faktor-faktor positif yang selanjutnya oleh para cendekiawan (sarjana –sarjana)

diperkenalkan dan diterapkan ke NSB.

Beberapa keunggulan UKM dibanding usaha besar antara lain adalah :

a. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam

pengembangan produk.

b. Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil.

c. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau

penyerapannya terhadap tenaga kerja.

d. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi

pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan

skala besar yang pada umumnya birokratis.

e. Terdapatnya dinamisme managerial dan peranan kewirausahaan.26 Kekuatan ekonomi suatu negara berkolerasi yang sangat positif

dengan kontribusi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap

perkembangan ekonomi suatu negara. Semakin besar kontribusi UKM

terhadap perekonomian, maka semakin kuat ekonomi negara tersebut.

Potensi keunggulan ekonomi dan social dari UKM ditandai dari kapasitas

mereka dalam :

a. Penciptaan lapangan kerja pada tingkat biaya modal rendah.

b. Perbaikan dalam forward dan backward linkage antara berbagai

sektor.

(52)

c. Penciptaan kesempatan bagi pengembangan dan adaptasi

teknologi yang tepat guna.

d. Sebagai pool of semi skill workers.

e. Mengisi market nieche yang tidak efisien bagi perusahaan besar.

f. Sebagai pendukung perusahaan skala besar.

UKM Indonesia tampak mendominasi sektor-sektor industri yang

padat karya, sektor-sektor yang membutuhkan kemampuan beradaptasi

dengan permintaan khusus pelanggan, dan sektor-sektor dimana skala

ekonomi serta kekuatan merek secara umum tidak terlalu dipentingkan.27

a. Pemasaran

2.5.3. Permasalahan-Permasalahan yang dihadapi UKM

Di tengah-tengah segala kehebatan dan ketangguhan krisis moneter

serta kontribusi yang sangat besar dalam menumbuhkan perekonomian

bangsa, UKM sesungguhnya memiliki masalah yang sangat rumit dan

mengakar pada ketiadaan potensi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Dana Bhakti

Astra (YDBA) pada tahun 2002 dikemukakan oleh Zulkiflimansyah pada

studi kasus yang telah dikutip oleh Zainul Wahid pada skripsinya tahun

2005, terlihat bahwa UKM memiliki banyak kelemahan yang sangat nyata

dan sangat membutuhkan obat sesegera mungkin. Dari banyak hal itu,

diantaranya ketiadaan kompetensi pada sisi :

b. Permodalan

c. Teknologi

Gambar

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategis
Gambar 2.2.  Model Manajemen Strategis
Gambar 2.3 Five Forces Analysis
Gambar 2.4. Matriks SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait