• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA–MALAYSIA DALAM FILM (Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA–MALAYSIA DALAM FILM (Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini hampir semua masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dengan perkembangan teknologi media massa. Sesuai dengan namanya media massa adalah media yang mempunyai segmentasi luas dan dapat menimbulkan efek-efek positif dan negatif bagi khalayak masyarakat atau audience. Media massa mempunyai klasifikasi-klasifikasi tersendiri dalam perkembangannya, ada media cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain dan ada media elektronik seperti radio, televisi dan film. Berkaitan dengan hal tersebut, film menjadi suatu media yang paling cepat ditangkap oleh khalayak karena sifatnya audio visual. Oleh karena itu, pesan - pesan yang terdapat pada film akan dengan mudah ditangkap dan diinterpretasikan oleh khalayak.

Sejarah perfilman di Indonesiatelah mengalami beberapa fase dalam perkembangannya. Perkembangan film di Indonesia sudah sempat beberapa kali mengalami pasang surut,namun dunia perfilman Indonesia terus berkembang hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1990, dunia perfilman marak kembali dengan ditandai munculnya para sineas muda yang kreatif dan penuh semangat untuk mendobrak dunia perfilman Nasional. Salah satu tokoh sineas yaitu Garin Nugroho yang memproduksi film berjudul ‘Daun Di Atas Bantal’ dan film-film lainnya yang di produksi oleh para senias, seperti ‘Pasir Berbisik’, ‘Ada Apa

(3)

2 Sehubungan dengan hal di atas, kemudian menyusul adanya sebuah monopoli yang melakukan peredaran film-film Hollywood dipasaran film nasional melalui jaringan ‘Bioskop 21’. Di tengah dominasi film Amerika, hal ini

menyebabkan film nasional seperti orang asing di negerinya sendiri. Ironi tersebut tumbuh dari akar masalah yaitu produk undang-undang perfilman sejak zaman Hindia-Belanda sampai Orde Baru, mengandung berbagai kebijakan yang bersifat memasung kreativitas. Bahkan, UU No 8/1992 tentang Perfilman sendiri mengandung pembatasan yang membuat film di Indonesia menjadi terpasung.Pemasungan itu terjadi dengan berlindung pada terminologi yang meyebutkan bahwa: ‘melindungi kebudayaan Indonesia dari pengaruh negatif’. Dengan mengatasnamakan ‘perlindungan kebudayaan nasional’ itulah, dibuat

serangkaian perizinan yang harus dilalui dalam sebuah proses pembuatan sampai penayangan film.

Seiring berjalannya waktu, persaingan antara film Hollywood dengan film nasional sudah hampir sejajar. Sejak hadirnya film ‘The Raid’, ‘5 cm’, ‘Habibie Ainun’ dan 'Tanah Surga, Katanya…' rekor pembelian film nasional menunjukan

peningkatan yang signifikan. Saat ini rekor penjualan tiket ‘Habibie Ainun’ dengan total penonton lebih dari dua juta jiwa, sedangkan ‘The Raid’dengan total penonton 1.844.817 kemudian disusul film ‘5 CM’ dengan 1.401.064 penonton, dan film 'Tanah Surga, Katanya…' yang ditonton sebanyak 133ribu jiwa (Rangga, 2012: 1).

(4)

3 bahasa film, dan unsur–unsur yang menarik atau merangsang imajinasi khalayak. Dari situlah sebuah ideologi film akan masuk kepada khalayak. Ideologi merupakan sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi untuk menyatakan nilai-nilai sosial dari sebuah realitas sosial. Menurut Jorge Larrain, ideologi mempunyai dua sisi. Pertama yaitu secara positif, ideologi dipersepsikan sebagai suatu pandangan dunia (worldview) yang menyatakan nilai–nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan– kepentingan mereka. Kedua, secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial.

Ideologi pembuat film bisa dimediumkan melalui kekuatan konotatifnya, dari seni-seni lain dan juga menumbuhkan kekuatan konotatifnya sendiri, baik secara paradigmatik maupun secara syntagmatik. Selain itu, terdapat arti konotatif lain yaitu sinema bukan hanya suatu medium inter komunikasi. Dalam film jarang orang terus melakukan dialog. Kalau untuk interkomunikasi dipergunakan bahasa lisan dan tulisan, film seperti seni non-representatif umumnya (seperti bahasa jika dipergunakan untuk tujuan artistik), merupakan komunikasi satu arah. Sehingga, film-film yang untuk tujuan paling praktis sekalipun dalam arti tertentu masih bersifat artistik (Monaco, 1984: 156-161). Dalam hal ini penampakan ideologi film bisa diasumsikan setelah menelaah unsur konotasi yang dimunculkan dari tipe shot, transisi, maupun pengambilan gambar pada suatu objek.

(5)

4 dengan unsur budaya yang membuka dan mengenalkan kepada khalayak tentang adanya ketimpangan sosial masyarakat yang berada didaerah perbatasan negara Indonesia dan Malaysia. Kehadiran film ini seolah menjadi bumbu baru dalam membangun sikap generasi muda Indonesia ditengah keapatisan terhadap masyarakat Indonesia yang jauh dari perhatian oknum–oknum kenegaraan. Film yang mengangkat isu mengenai masyarakat perbatasan Indonesia dengan Malaysia tersebut menggambarkan bahwa masyarakat perbatasan mempunyai pesan kecenderungan budaya ganda, yaitu antara budaya hidup negeri sendiri dan budaya hidup negeri tetangga. Hal ini yang kemudian dijadikan tayang-tayangan menarik dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Film jenis kemasyarakatan seperti 'Tanah Surga, Katanya…' ini menggambarkan tentang bagaimana sesungguhnya

sebuah kelompok masyarakat diwilayah perbatasan dikontruksikan. Jenis film ini banyak didominasi oleh penggambaran budaya perilaku masyarakat perbatasan yang didominasi oleh warga sipil, yang mana kelas sosial tampak disorot karena ketimpangannya.

(6)

5 terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno akhirnya mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah. Lambat laun, konflik tersebut mulai tenggelam dan pecah lagi pada tahun 2002 karena adanya konflik kepulauan Sipadan dan Ligitanyang diklaim oleh Malaysia sebagai wilayah mereka, yang didasarkan keputusan Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag, Belanda bahwa Sipadan dan Ligitan merupakan wilayah Malaysia (Arkib, 2009: 1). Mulai dari itu, hubungan yang bersangkutan dengan wilayah perbatasan dua negara Indonesia dengan Malaysia menjadi lebih sensitive.Kabar tentang pengklaiman sepihak beberapa makanan khas daerah dan seni khas daerah Indonesia oleh Malaysia kepada dunia menambah runcingnya konflik antar dua negara ini. Jika dikaitkan dengan film 'Tanah Surga, Katanya…', maka terdapat kemungkinan alasan tentang isu tersebut diangkat untuk diproduksi, dan kemudian dijadikan tayang-tayangan menarik dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'.

(7)

6 pemerintah (state) untuk melihat kepentingan sipil yang melatari pembuatan film ini. Selain itu tidak jarang sistem kapitalisme menyusup dalam sebuah film di Indonesia karenadipengaruhi oleh kebutuhan dana produksi dan dibenturkan dengan kepentingan industri film. Membahas film yang menampilkan fenomena masyarakat, hal ini tidak terlepas kaitannya dengan struktur pemerintah yang mengaturnya negara tersebut. Bersamaan dengan pengamatan pada sistem pemerintahan yang ada, maka perlu sebuah kepekaan creator dalam meninjau pihak mana saja yang terlibat dan dianggap tahu-menahu dalam sebuah proyek politik. Sehingga dalam penelitian ini, permasalahan sosial budaya akan selalu dikaitkan dalam melihat representasi masyarakat perbatasan. Maka dari itu, untuk melakukan pengamatan sebuah film sebaiknya melibatkan dari sisi mana saja ideologi film ini dikemudi.

Penggambaran sebuah kelompok masyarakat dalam sebuah film, maka tinjauan yang akan dibahas terkait dalam bentuk sebuah teks film, tidak cukup melalui interpretasi dan teori-teori tentang tanda saja. Dalam hal ini, dalam penelitian ini penulis mencoba melihat keretakan teks agar bersifat lebih kritis untuk bisa berkompetensi dalam menginterpretasikan makna tanda yang tersirat dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Penulis ingin mengintrepretasikan tanda–

(8)

7 dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Dengan menggunakan konsep teori penelitian mengacu pada Charles Sander Peirce dan Roland Barthes, penulis bermaksud untuk menganalisis dan mencari makna yang tersirat dari nilai-nilai tentang masyarakat perbatasan yang digambarkan sebagai warga negara dengan sikap minim nasionalisme yang terepresentasikan dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Penulis akan menyimak film 'Tanah Surga, Katanya…' dengan

seksama dengan memperhatikan unsur-unsur semiotik sehingga penulis dapat melihat nilai-nilai dari suatu kultur tertentu yang tersirat dalam film tersebut.

Film 'Tanah Surga, Katanya…' menceritakan bahwa kehadiran era globalisasi membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi, ideologi, sosial budaya, politik dan lain sebagainya. Dalam kondisi yang demikian, masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia khususnya daerah serambi Kalimantan sangat kecil kemungkinannya untuk bisa mengikuti arus globalisasi. Selain lokasi tempat tinggalnya yang masih tergolong pelosok, sosialisasi pemerintah Indonesia juga jarang yang sampai pada mereka. Hal ini yang kemudian memungkinkan berdampak pada kehidupan sosial mereka. Berdekatan dengan negara tetangga yaitu Malaysia, juga berpotensi untuk mereka terus menerus juga terpengaruh oleh budaya negara tersebut.

(9)

8 Salman yang ditokohkan sebagai wanita yang judes serta memperbudak suami, hal ini bertentangan dengan budaya Malaysia sendiri sebagai Negara islam. Sehingga dalam hal ini film ini mempunyai potensi kontroversi tentang kecenderungan paradigma creator dalam berpihak. Serta tayangan film 'Tanah Surga, Katanya…' yang dibuka dengan gambar sosok lelaki tua mengayuh

sampan pada suatu sore di sungai. Sosok itu adalah Kakek Hasyim (Fuad Idris) bersama dua cucunya, Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra). Hal ini menggambarkan bahwa peradaban yang digambarkan dalam film sangat berbeda dengan apa yang ada di wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan. Penjelasan tersebut diatas menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam pada film ini.

(10)

9 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

Bagaimana masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia direpresentasikan dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin didapat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan makna serta tanda-tanda penggambaran masyarakat perbatasan Indonesia - Malaysia dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik di bidang akademis maupun praktis bagi semua pihak.

1.4.1 Manfaat Akademis

(11)

10 1.4.2 Manfaat Praktis

(12)

REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN

INDONESIA

MALAYSIA DALAM FILM

(Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1 )

Disusun Oleh : Yoga Maygiarta

08220243

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Dengan selalu mengucap Alhamdulillahirobbil‟alamin, rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA DALAM FILM

(ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM TANAH SURGA, KATANYA…)

Tidak sedikit kesulitan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari bebagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materiil sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada :

1. Allah SWT dan Junjungannya Nabi Muhammad SAW

2. Kedua orang tua saya Bapak Gibsoni dan Ibu Hartati, serta kakak saya Ari Budi-Prisitania sekeluarga tercinta yang telah senantiasa tidak ada henti untuk mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah sehingga terselesaikannya skripsi ini.

(18)

Sugeng Winarno, MA selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam menyampaikan ilmunya, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.

4. Bapak Jamroji, M.Comm dan Ibu HJ. Su‟adah selaku dosen Penguji skripsi.

Terima kasih atas kritik, saran dan, pencerahannya untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.

5. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang hal-hal yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.

6. Seluruh penulis buku yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahan tentang segala hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi khususnya “teman seperjuangan skripsi”. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini serta telah

menjadi sahabat selama kuliah di UMM.

8. Semiotic Pictures, Terima kasih sudah menjadi keluarga, sahabat dan teman bermain serta produksi selama kuliah di UMM.

(19)
(20)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1 LEMBAR PENGESAHAN ... 2 PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... 2 LEMBAR PERSEMBAHAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... 11 DAFTAR BAGAN ... 11 DAFTAR TABEL ... 11 ABSTRAKSI ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Manfaat Akademis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Film Sebagai Medium Komunikasi MassaError! Bookmark not defined.

2.1.1. Jenis – Jenis Film ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Karakter Film ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Kontruksi Realitas Pada Media MassaError! Bookmark not defined. 2.1.4. Konteks Sosial Masyarakat Perbatasan dalam FilmError! Bookmark not defined.

2.2. Film Sebagai Industri ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1. Hubungan Film dan Realitas BudayaError! Bookmark not defined. 2.2.2. Representasi Budaya Masyarakat Perbatasan dan Industri Media

Error! Bookmark not defined.

(21)

2.5.3. Konsep Tanda Teori Charles Sanders Peirce .. Error! Bookmark not defined.

2.5.4. Konsep Dasar Makna Roland BarthesError! Bookmark not defined. 2.6. Film Sebagai Representasi Realitas Sosial Masyarakat Perbatasan

Indonesia-Malaysia ... Error! Bookmark not defined. 2.6. Definisi Konseptual ... Error! Bookmark not defined. 2.6.1. Representasi ... Error! Bookmark not defined. 2.6.2. Segitiga Makna Peirce ... Error! Bookmark not defined. 2.6.3. Signifikasi Dua Tahap... Error! Bookmark not defined. 2.6.4. Paradigmatik ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Obyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Tahapan Analisis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

SELINTAS TENTANG FILM 'TANAH SURGA, KATANYA…' ... Error!

Bookmark not defined.

4.1. Tentang Rumah Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…'. ... Error! Bookmark not defined.

4.2. Kru dalam Tim Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…'. ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1. Sekilas tentang Profil Herwin Novianto (Sutradara Film 'Tanah Surga, Katanya…') ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2. Penulis Skenario 'Tanah Surga, Katanya…'. .. Error! Bookmark not defined.

4.3.3. Eksekutif Produser dan Aktor Dedi Mizwar ... Error! Bookmark not defined.

4.4. Proses Produksi ... Error! Bookmark not defined. 4.5. Sistem Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…' ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN ... Error! Bookmark not defined.

INDONESIA-MALAYSIA DALAM FILM 'TANAH SURGA, KATANYA…' ... Error! Bookmark not defined.

5.1. Sinopsis Film 'Tanah Surga, Katanya…' : Representasi Situasi Kondisi Batas Negara Indonesia dengan MalaysiaError! Bookmark not defined. 5.2. Kontruksi Ideologi Sipil dalam Film : Repesentasi Relasi Masyarakat

Perbatasan Indonesia-Malaysia (Sipil) dengan Kebijakan Pemerintah (State) dalam film 'Tanah Surga, Katanya…' ... Error! Bookmark not defined.

5.3. Representasi Ideologi Industri pada Teks Film : Modus Ideologi

Kapitalisme dalam Film 'Tanah Surga, Katanya…'Error! Bookmark not

(22)

5.4. Kontruksi Institusi Politik dalam Film „Tanah Surga, Katanya…‟ . Error! Bookmark not defined.

5.5. Relasi Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia dalam Film Tanah Surga, Katanya… ... Error! Bookmark not defined. BAB VI ... Error! Bookmark not defined. PENUTUP... Error! Bookmark not defined. 6.1. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 6.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. 6.2.1. Praktis ... Error! Bookmark not defined. 6.2.2. Akademis ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... 12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Salah satu adegan dalam film 'Tanah Surga, Katanya…' ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2 Logo PT. Citra Sinema ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3 Danial Rifki ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4 Dedy Mizwar... Error! Bookmark not defined. Gambar 5 Kontruksi Garis wilayah Perbatasan Negara Indonesia dengan Malaysia dalam „Film Tanah Surga, Katanya...‟. . Error! Bookmark not defined. Gambar 6 Penggambaran Disfungsi Program Pemerintah diwilayah Perbatasan

Negara Indonesia dengan Malaysia dalam „Film Tanah Surga, Katanya...‟. ... Error! Bookmark not defined. Gambar 7 Penggambaran Tentang Peradaban Masyarakat Perbatasan Malaysia. ... Error! Bookmark not defined. Gambar 8 Kontras Ideologi Industri pada Sosial Budaya Masyarakat Perbatasan

dalam Film 'Tanah Surga, Katanya...'.... Error! Bookmark not defined. Gambar 9 Kredit Title 'Special Thanks To' ... Error! Bookmark not defined. Gambar 10 Penggambaran Sikap Sipil Sebagai Patriotik ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 11 Syair Puisi Salman Sebagai Medium Kritik Sosial.Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kategori Tipe Tanda Dari Peirce ... Error! Bookmark not defined. Bagan 2 Analisis Semiotika Triadik Peirce ... Error! Bookmark not defined. Bagan 3 Signifikasi Dua Tahap ... Error! Bookmark not defined. Bagan 4 Kategori Tipe Tanda dari Peirce ... Error! Bookmark not defined.

(23)

Tabel 1 Pemaknaan Konotasi Roland Barthes ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2 Karakter dan Peran Indonesia-Malaysia (Paradigmatik) Error! Bookmark not defined.

Tabel 3 Penggalan scene 4 (Film 'Tanah Surga, Katanya…')Error! Bookmark not defined.

Tabel 4 Penggalan Scene 3 Film 'Tanah Surga, Katanya...'.. Error! Bookmark not defined.

Tabel 5 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 4 Film 'Tanah Surga, Katanya...' ... Error! Bookmark not defined. Tabel 6 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 33 Film 'Tanah Surga, Katanya...' ... Error! Bookmark not defined. Tabel 7 Penerapan Peta Tanda Roland Barthes pada Scene Kontruksi ModusIdeologi

Industri ... Error! Bookmark not defined. Tabel 8 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Kredit TitleError! Bookmark not defined.

Tabel 9 Komponen Pemaknaan Barthes Penggalan Scene 6 Film 'Tanah Surga, Katanya...' ... Error! Bookmark not defined. Tabel 10 Penerapan Peta Tanda Roland Barthes pada Scene Penggambaran

SikapPatriotisme Masyarakat Perbatasan Error! Bookmark not defined. Tabel 11 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 36 Film 'Tanah Surga,

Katanya...' ... Error! Bookmark not defined. Tabel 12 Karakter dan Peran... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ardianto, Elvinaro, Lukiari Komala, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatam Media.

Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda dalam kebudayaan Kontemporer. Penerjemah M. Dwi Marianto dan Sunarto.Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana.

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual : Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas. Jalasutra.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra.

(24)

Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, and Media Studies . Yogyakarta : Jalasutra.

Irawanto, Budi. 1999. Film, Ideologi, Dan Militer: Hegemoni Militer Dalam Sinema Indonesia. Media Pressindo.

Ishak, Awang Faroek. 2003. Membangun Wilayah Perbatasan Kalimantan. Jakarta : Indomedia.

Mulyana, Deddy. 2005. Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Monaco, James. 1984. Cara Menghayati Sebuah Film. Terj. Asrul Sani. Jakarta: Penerbit Yayasan Citra.

Octavio, Paz. 1997. Lévi-Strauss Empu Antropologi Struktural. Yogyakarta: LKiS. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : PT. LkiS.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka.

Semiawan, Conny R.. 2010. Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.PT. Grasindo : Jakarta.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing . Bandung : Remaja Rosydakarya. __________. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. __________.2009. Komunikasi visual,, bandung.: PT remaja Rodakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 1997. Metode Peneliatian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rachmat Kriyantono. 2008. Resensi internet : Teknik praktis riset komunikasi, Jakarta : Prenada Media Group.

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra; Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Prenada Media Group. Internet :

(25)

Admin. 2009. http://mindapengarang.wordpress.com/2009/06/23/definisi-institusi-politik/

Anonym. 2012. Diakses pada http://www.Indonesianfilmcenter.com/cc/danial-rifki.html)

Anonym.2010. Diakses melalui

http://fakultasteknik.narotama.ac.id/download_berita/Kerangka%20dan%20La ngkah.pdf pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 05:00

Arief Gustaman. Diakses pada http://www.citrasinema.com/ tanggal 13 Feb 2009) Ayu Utami. 2012.

http://www.cekricek.co.id/film/item/3959-film-tanah-surga-menumbuhkan-rasa-cinta-tanah-air.html)

Arkib. 2009. Tunku Tak Mahu Pijak Pancasila. Diakses melalui http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0809&pub=Utusan_ Malaysia&sec=Rencana&pg=re_14.htm pada tanggal 9 Agustus 2013 pukul 20:20.

Berdikari Online. 2011. Diakses melalui

http://www.berdikarionline.com/editorial/20110523/memprioritaskan-pembangunan-di-daerah-perbatasan.html)

El-Rahman,Putri Filzaty . 2011. Politik Identitas. Diakses melalui http://assignmentfilzaty.blogspot.com/2011/11/politik-identitas.html

Iwan Darmawan. 2012. Diakses melalui

http://tatasuaraIndonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html pada tanggal 21 September 2013.

Malik, Yusuf, Dhea, Gurindra, Maryanto. 2013. REPRESENTASI BUDAYA.

Diakses melalui

http://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/03/18/representasi-budaya-2/ pada tanggal 20OKTOBER 2013 pukul 14:00

Mtn. 2012. Ironis, Warga Perbatasan Pilih Gabung Ke Malaysia. Diakses melalui http://esq-news.com/2012/berita/05/04/ironis-warga-perbatasan-pilih-jadi-warga-Malaysia.html pada tanggal 21 Agustus 2013 pukul 8:00

Rangga. 2012. 10 Film Indonesia Terbaik di 2012 (Bagian 1). Diakses melalui http://raditherapy.com/2013/01/10-film-Indonesia-terbaik-di-2012-bagian-1/ pada tanggal 25 September 2013 pukul 23:00

Roni Wijaya. 2009. Diakses melalui http://biografi.rumus.web.id/biografi-deddy-mizwar/

Thompson, Roy & Bowen, Christopher J. 2009. Grammar of the Shot, Rabu, 8 Juni

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Spektrum FTIR Minyak Pelumas Berdasarkan Gambar 2 diatas sebagai parameter untuk analisa FTIR didapat bahwa reaksi yang terjadi pada minyak pelumas

merupakan kumpulan makalah pada saat Seminar Nasional dan Lokakarya Nasional III AITBI dilaksanakan pada tanggal 4-5 Agustus 2017 dan diselenggarakan di Fakultas

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari cuitan Puisi “Doa yang ditukar” , Fadli Zon menggambarkan bahwa lawan politiknya dalam masa kampanye telah menggunakan

Penggunaan lembar kerja memberikan beberapa keuntungan seperti: (a) mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, (b) membantu peserta didik dalam

Form kartu persediaan adalah form yang digunakan untuk menampilkan laporan kartu persediaan yang berasal dari master barang berupa kuantitas barang yang masuk dan

Dalam bangunan Showroom dan Workshop Mobil Bukit Semarang Baru Kota Semarang yang mengakomodasi tentang kebutuhan perdagangan dan pelayanan purna jual produk, dimana produk

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, penjualan, return on asset, tangibilitas , jumlah pajak, klasifikasi perusahaan,

Hal ini disebabkan karena protein yang terkandung dalam tepung ikan memiliki kemampuan untuk mengikat air sehingga semakin tinggi konsentrasi tepung ikan yang