DAFTAR PUSTAKA
Engelstad. O. P. 1997. Teknologi Dan Penggunaan Pupuk. Cetakan pertama. Edisi Ketiga.Yogyakarta. Gadjah mada university press.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit kreasi wacana
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lingga, P. 1993. Petunjuk penggunaan Pupuk. Cetakan Ke-7. Jakarta: Penebar Swadaya.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Efektif. Cetakan ke-1. Jakarta: Agro Media Pustaka.
SNI 02-2801-2010. P upuk Urea. 2010
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta. Penerbit Liberty
Sutejo, M.M. 1994. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Cetakan Ke-4. Jakarta: Rineka Cipta
BAB III
ANALISA LABORATORIUM
3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari Pupuk Urea
Prinsip percobaan
Nitrogen dalam contoh didestruksi dengan H2SO4 (p) menjadi senyawa
(NH4)2SO4. Garam (NH4)2SO4 yang terbentuk dengan penambahan larutan NaOH
40% diubah menjadi NH3 dengan cara destilasi. Destilasi diserap oleh H2SO4 0,25 N
berlebih dan kelebihan H2SO4 dititrasi kembali dengan NaOH 0,25 N standar.
Standart Mutu/Kadar Pupuk Urea
N (Nitrogen) min. 46,0%
Biuret maks. 1,0%
Kadar Air maks. 0,5%
3.2 Alat -alat
- Labu Kjedahl 300 ml atau 500 ml
- Gelas Erlenmeyer 250 ml Pyrex
- Neraca analitik
- Alat destilasi “Gerhard”
- Buret 50 ml Pyrex
- Pipet volumetrik 25 ml dan 50 ml
- Labu ukur 500 ml Pyrex
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Pemanas dan alat destruksi
- Pipet tetes
- Gelas Beaker Pyrex
3.3 Bahan - bahan
- Asam sulfat (H2SO4
- H
) pekat (densitas 1,84)
2SO4
- NaOH 0,25 N 0,25 N
- NaOH 40%
- Air suling
- Indikator campuran 1:1 (0,1% merah metil + 0,1% biru metilena)
- Indikator Phenolptalein (PP)
3.4 Prosedur kerja 3.4.1 Pembuatan Reagent a. NaOH 0,25 N
10 gram NaOH pellet dilarutkan dalam 1 L aquadest di dalam Gelas Beaker.
Kemudian diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan.
Selanjutnya standarisasi dengan KHP (Kalium Hidrogen Phealat) menggunakan
indikator Phenolptalein (PP).
b. H2SO4
7 ml H 0,25 N
2SO4 pekat dilarutkan diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan. Selanjutnya standarisasi dengan NaCO3 (Natrium
c. NaOH 40%
800 gram NaOH pellet dilarutkan dalam 2 L aquadest di dalam Gelas Beaker.
Kemudian diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan.
d. Indikator Campuran 1:1 (0,1% merah metil + 0,1% biru metilena)
0,1 gram Merah Metil di dalam 100 ml alkohol 95%, lalu tambahkan 0,1 gram
Biru Metilen dan dilarutkan. Kemudian encerkan hingga volume menjadi 200 ml
dengan alkohol 95%.
e. Indikator Phenolptalein (PP)
1 gram kristal Phenolptalein di dalam 100 ml secara kuantitatif. Kemudian
dilarutkan dengan etanol 96% hingga garis tanda lalu dihomogenkan.
3.4.2 Prosedur Analisis
Ditimbang dengan teliti sebanyak 5 gram contoh dengan ketelitian 0,1 mg.
Selanjutnya kedalamnya ditambahkan secara hati-hati sebanyak 25 ml H2SO4 pekat.
Kemudian dilakukan destruksi dengan pemanasan pelan-pelan dan diteruskan
pemanasan sampai timbul asap putih selama 20 menit atau sampai larutan berwarna
jernih. Setelah dingin, diencerkan dengan aquadest secara hati-hati dan dipindahkan
ektrak secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml lalu tepatkan dengan aquadest
sampai tanda garis dan dikocok hingga homogen (larutan A). Disiapkan alat destilasi
dan larutan penampung sebanyak 50 ml H2SO4 0,25 N dalam gelas Erlenmeyer yang
mengandung beberapa tetes indikator campuran, ujung pendingin harus tercelup
dalam larutan penampung. Dipipet sebanyak 25 ml larutan A masukkan ke dalam labu
destilasi, tambahkan aquadest hingga volume menjadi ± 300 ml, tambahkan beberapa
tetes indikator PP. Lalu ditambahkan sebanyak 20 ml larutan NaOH 40%.
Penambahan larutan NaOH harus dilakukan dengan cepat. Dilakukan destilasi sampai
dibilas ujung pendingin dengan aquadest. Dititrasi dengan NaOH 0,25 N standar
sampai titik akhir titrasi tercapai. Dilakukan penetapan blanko.
Rumus :
Kadar Nitrogen total, %N =(VB−VS)×N×14,008×fp
W × 1000 x 100%
Dimana:
V1
V
adalah volume NaOH 0,25 N yang dipakai pada titrasi blanko (ml)
2
N adalah normalitas NaOH 0,25 N yang dipakai sebagai titran adalah volume NaOH 0,25 N yang dipakai pada titrasi contoh (ml)
W adalah bobot contoh (gram)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Analisis
Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. A
Jenis sampel
Kadar nitrogen total (%)
Blanko 49,2
Urea 103 I 5,1213 20 15,9 45,80
Urea 103 II 5,0635 20 16 46,18
Urea 103 III 5,1132 20 15,95 45,80
Tabel 4.1.2 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. B
Jenis sampel
Kadar nitrogen total (%)
Blanko 49,2
Urea 160 I 5,0022 20 16,5 46,04
Urea 160 II 5,0021 20 16,5 46,04
Urea 160 III 5,0765 20 16 46,06
Tabel 4.1.3 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. X
Jenis sampel
Dengan perhitungan yang sama dilakukan terhadap pupuk Urea pada PT. B dan PT. X diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1.2 dan 4.1.3.
4.3 Pembahasan
Dari Analisa pengujian yang dilakukan pada sampel pupuk Urea dari PT. A
diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 45,92% (~46,00%), pada sampel
pupuk Urea dari PT. B diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 46,05%
(~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. X diperoleh kadar nitrogen total
rata-rata adalah sekitar 45,96% (~46,00%).
Pada analisis nitrogen dalam pupuk urea, dimana reaksi yang terjadi, yaitu :
(NH2)2CO (urea) + H2SO4NH3(aq) + 2 SO2(g) + CO
Nitrogen dalam urea dihidrolisis dengan H
(l)
2SO4 dan NH3 yang terbentuk didestilasi dari larutan alkali. Destilat ditampung dalam larutan H2SO4
maka didapat sampel pupuk urea yang diuji telah memenuhi syarat mutu SNI
02-2801-2010. Dengan demikian kualitas dari pupuk urea tersebut baik dan layak untuk
dipergunakan.
0,25 N dan
kelebihan asam dititrasi kembali. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari
Syarat mutu pupuk Urea SNI 02-2801-2010
Uraian Persyaratan
Bentuk butiran dan Gelintiran - Kadar Nitrogen
- Kadar Air - Kadar Biuret
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis dari beberapa jenis pupuk urea dengan menggunakan metode
Kjeldahl diperoleh kadar nitrogen yang masih memenuhi syarat mutu SNI 02-
2801-2010 yaitu 46%.
Dari perhitungan sampel yang diperoleh % nitrogen total rata-rata pada pupuk
urea di PT. A yaitu 45,92% (~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. B diperoleh
kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 46,05% (~46,00%), pada sampel pupuk
Urea dari PT. X diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 45,96%
(~46,00%).
5.2 Saran
- Untuk peneliti selanjutnya disamping kadar nitrogen yang dianalisa juga
disarankan analisa kandungan unsur pengikut lainnya terhadap masing- masing
jenis Urea yang telah dianalisa.
- Sebaiknya pelarut yang digunakan dalam keadaan baik agar analisa yang
dilakukan tidak mengalami kesalahan yang besar.
- Dalam penganalisaan, sebaiknya lebih memperhatikan ketepatan dalam proses
destruksi sampel, pemipetan, dan pengenceran. Agar didapatkan tingkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pupuk
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun
yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam
tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor
keliling atau lingkungan yang baik ( Sutejo, 1999 ).
Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang
paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu
( Novizan, 2005 ).
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal istilah
makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam
dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada
kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan ( Lingga, 2001 ).
Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman,
pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan
manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari
aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah
menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini
dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan
kimia tanah. ( Marsono, 2005 ).
2.2 Klasifikasi pupuk
Pupuk diklasifikasikan menjadi dua yakni sisa-sisa atau seresah tanaman,
limbah atau kotoran hewan, demikian pula kompos, yang dapat diubah di dalam tanah
menjadi bahan-bahan organik tanah, lazim disebut pupuk alam atau pupuk organik.
Sedangkan pupuk yang dibuat di pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk anorganik.
2.2.1 Pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
diolah melalui proses pem-busukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya
adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa
tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara
tersebut rendah.
Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai oleh
petani, di antaranya sebagai berikut :
1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat
penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air, bahan organik memiliki daya serap
yang besar terhadap air tanah.
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, disebabkan oleh organisme
dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung zat
makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.
2.2.2. Jenis-jenis Pupuk Organik
Jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis pupuk anorganik ditentukan
oleh kadar haranya maka jenis pupuk organik ini ditentukan oleh asal bahan
terbentuknya.
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing
(urine). Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak
mempunyai sifat khas tersendiri.
b. Kompos
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya. Proses
pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.
c. Pupuk hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanmfaatkan sebagai pupuk adalah
hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang
masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke
d. Pupuk Bokashi
Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut dengan
hasil fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat
dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik,
jamur pengurai, selulosa Azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan
pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik
digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya
sangat baik untuk mikro-organisme. Ada beberapa jenis pupuk Bokashi yaitu :
1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang
Bokashi Jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan
mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi Jerami juga sesuai untuk
diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan penggunaan Bokashi pupuk kandang baik
digunakan dalam pembibitan tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada
perbandingan 1:1.
2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan
pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan
(pupuk kandang) dan Sekam (kulit Gabah Beras), dimana untuk Sekam diarangkan
terlebih dahulu. Beberapa cara untuk membuat Arang Sekam diantaranya yaitu :
- Pembuatan Arang Sekam dengan cara dibakar dalam tong
3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah
Bokashi pupuk kandang tanah dapat dipergunakan di dalam pembuatan
tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah
pada perbandingan 1:1.
4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)
Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran
dan buah-buahan. Cara pembuatan bokashi ekspres hanya bahan-bahan yang akan
difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata.
Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudah itu bahan dapat
diaplikasikan sebagai pupuk organik (www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf).
2.2.3 Pupuk anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase ,
misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46
kg hara nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang
dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
a. Pupuk tunggal
Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke
dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak
beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor
(P), dan hara utama kalium (K). Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama
b. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik
dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen
dicampurkan dengan Phospat menjadi pupuk NP, dan dicampur lagi dengan Kalium
menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan
dengan pupuk tunggal.
2.3Jenis-jenis Pupuk Anorganik 2.3.1 Pupuk Sumber Nitrogen
a. Amonium nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan
daerah panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan
terlalu lama.
b. Amonium sulfat (NH4)2SO
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan
26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. 4
c. Kalsium nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan
sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah
bereaksi basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2
Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang
tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut
dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainya adalah mudah tercuci oleh air dan
mudah terbakar oleh sinar matahari. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah
mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat
dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya bila diberikan ke dalam
tanah yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan
karbondioksida yang mudah menguap. Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill
d.1 Urea prill
Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih.
Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan
yakni:
a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan.
b. Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa (KUD), pengecer pupuk dan kios
petani.
c. Harga terjangkau petani.
d. Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan.
e. Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%
f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk
campuran ransum atau pakan ternak.
Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan
sebagai berikut :
a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang.
c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam
penyimpanan dan packing.
d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja.
d.2 Urea nonprill
Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer,
urea super granule, urea briket, dan urea tablet.
1. Urea ball fertilizer
Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup
tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat
dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman.
2. Urea super granule (USG)
Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit
lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4%
lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.
3. Urea briket
Urea briket dihasilkureaan dari proses pemadatan urea prill dan
penyempurnaan urea super granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat
rapuh, mudah pecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah
larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya
rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.
4. Urea tablet
Urea tablet juga berbahan dasar dari urea prill. Dengan proses pengempaan
bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk menjadi tablet. Bila dibandingkan
gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usaha baru
bagi usahawan pupuk.
2.3.2 Pupuk Sumber Fosfor a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5
b. Amonium phosphat
. Pupuk ini terbuat dari fosfat
alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di
dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi
kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman
(starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya
termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis
sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks
garamnya rendah.
2.3.3 Pupuk Sumber Kalium a. Kalium klorida (KCl)
Mengandung 45% K2
b. Kalium sulfat (K
O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat
higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya,
misalnya kentang, wortel, dan tembakau.
2SO4
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K )
2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan
c. Kalium nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K )
2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
2.3.4 Pupuk sumber unsur hara makro sekunder a. Kapur dolomit
Rumus kimianya adalah CaCO3.MgCO3.
b. Magnesium-sulfat (kiserit)
Berasal dari hasil penambangan
bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air cukup baik. Berbentuk bubuk
berwarna putih kekuningan. Bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat
meningkatkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup
baik. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
Rumus kimianya adalah MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 yang disebut brucit dan MgCO3 yang disebut
magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari 29% MgO dan 23% S. Kiserit
berbentuk hablur berwarna putih keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air. Sifatnya
asam sehingga bila digunakan terus-menerus dapat menyebabkan tanah bereaksi asam.
2.4 Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu untuk
pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan nitrogen
akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan
serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai oleh daun-daun tua
berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun.
lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit, serta
pematangan buah juga terhambat.
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun,
3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman,
4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan,
5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.
Gejala kekurangan unsur hara nitrogen
1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun
bagian bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak
sebelum waktunya
2.5 Metode Analisa Kandungan Nitrogen
2.5.1 Metode Kjeldahl
Metode kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar
nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga
a. Prinsip Dasar
Metoda Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni dengan
memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan suatu katalis
dimana hasil destruksi yang diperoleh dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi.
Amonia yang dibebaskan ditampung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah
amonia diketahui dengan cara menitrasi destilat tersebut dengan suatu larutan basa
dengan menggunakan indikator campuran (merah metil + metil biru).
Cara Kjedahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan
semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan
berukuran besar, sedang cara semimikro dirancang untuk sampel yang berukuran kecil
yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.
b. Prosedur Kjedahl
Metoda ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu :
- Tahap destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat, (NH4)2SO4. Asam sulfat yang digunakan 25 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 5 gram. Suhu destruksi berkisar antara 370-410oC.
Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang digunakan. Tahap destruksi dapat dilihat pada reaksi berikut :
N
Katalis (Se)
- Tahap destilasi
Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3
(NH
) dengan
penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar selama destilasi tidak
terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang
besar maka dapat ditambahkan logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat
digunakan adalah asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengetahui jika asam
dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil + metil biru).
Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi sempurna yang ditandai destilat
tidak lagi bersifat basa. Tahap destilasi dapat dilihat pada reaksi berikut :
4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO 2NH
4
3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4
- Tahap titrasi
Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang
tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi
blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung
destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan
ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi
sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.
2.5.2 Metode Lowry
Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan
memberikan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang
gelombang 600 nm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari
fosfotungstat-fosfomolibdat (1:1) dan larutan B yang terdiri Na-karbonat 2%, dalam
NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartrat 2%.
2.5.3 Metode Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus amida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus amida asam
yang lain atau gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan
mengukur optical density pada panjang gelombang 560-580 nm.
2.5.4 Metode Spektrofotometer UV
Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm.
Hal ini terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilalanin yang ada
pada protein tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar UV adalah
cepat, mudah dan tidak merusak bahan.
2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan
Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila
ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA).
Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.
2.5.6 Metode Pengecatan
Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orange 12 dan Amido Black
Dengan mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan
colorimeter), maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan protein
dengan titrasi formol dinetralkan dengan basa (NaOH), kemudian ditambahkan
formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol berarti gugus
aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus
karboksil) dengan basa (NaOH) sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau tembaga (Cu), zink atau seng (Zn), boron (B), dan molibdenum (Mo) ( Isnaini, 2006 ).
Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaharui
sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah contoh
ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan
diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. Proses
inilah yang menyebabkan tanah yang ada di hutan tetap subur ( Lingga, 2001 ).
Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besar-
besaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin besar,.
akibatnya persediaan unsur hara di dalam tanah semakin lama semakin menipis.
Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah karena
terangkut bersama bagian tanaman ( Isnaini, 2006 ).
Jika hal ini berlangsung terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara.
Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yaitu lewat
tajuk tanaman dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara. Banyak sedikitnya
jumlah dan jenis pupuk yang ditambahkan tergantung dari banyak sedikitnya jumlah
dan jenis unsur yang terkandung dalam tanah tersebut. Pupuk urea adalah pupuk kimia
yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara
yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna
putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam
air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya
disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N
sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Kandungan unsur hara yang kurang dapat dianalisa di dalam laboratorium secara
akurat dengan dasar umum mutu suatu pupuk atau Standart Nasional Industri (SNI)
yang untuk pupuk Urea adalah SNI 02-2801-2010. Hasil laboratorium inilah nantinya
menjadi pegangan rekomendasi untuk pemupukan ( Engelstad, 2006 ).
Pada karya ilmiah ini mengingat pentingnya unsur hara nitrogen pada
tanaman, maka penulis mencoba melakukan analisis berapa besar kandungan nitrogen
yang terdapat dalambeberapa jenis pupuk Urea. Metode analisa yang dipergunakan
untuk penentuan kandungan nitrogen ini adalah metode Kjeldahl.
1.2Permasalahan
Sebagai sumber nitrogen untuk tanaman salah satu pupuk yang digunakan
adalah Urea. Urea tersebut dibentuk dari persenyawaan antara gas NH3 dengan CO2.
Yang menjadi permasalahan apakah dari beberapa jenis produk pupuk Urea yang
dipasarkan kandungan nitrogennya sesuai dengan mutu pupuk Urea yang ditetapkan
1.3Tujuan
Untuk mengetahui kandungan nitrogen yang terdapat pada beberapa sampel
jenis pupuk Urea dengan menggunakan metode Kjedahl apakah sesuai dengan mutu
pupuk urea yang ditetapkan oleh SNI 02-2801-2010.
1.4Manfaat
Untuk memberikan informasi tentang cara menganalisa kandungan N dalam
pupuk Urea secara laboratorium bagi pihak-pihak yang bekerja dalam bidang
pertanian dan perkebunan. Dan memberikan informasi tentang spesifikasi mutu
kandungan nitrogen dari beberapa jenis pupuk Urea sehingga dapat mengetahui
PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
ABSTRAK
DETERMINATION OF NITROGEN RATE FROM SOME TYPE MANURE UREA USED KJELDAHL METHOD
ABSTRACT
PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA
JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
KARYA ILMIAH
PATIMAH
092401006
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan syarat mencapai gelar Ahli madya
PATIMAH 092401006
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN
DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : PATIMAH
NIM : 092401006
Program Studi : DIPLOMA III KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di setujui :
Medan, Mei 2012
Dosen Pembimbing Program Studi D III Kimia
FMIPA USU
Ketua,
Dr. Mimpin Ginting, MS Dra. Emma Zaidar Nst.MSi
NIP. 195510131986011001 NIP. 195512181987012001
Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masih disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2012
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepatpada waktunya. Karya ilmiah yang penulis sajikan berjudul “ PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL “. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Selesainya Karya ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Ayahanda Sahrun Batubara dan Ibunda Kastiani Pulungan yang telah bersusah payah dan tanpa pamrih berbuat yang terbaik untuk kemajuan dan kesuksesan anak-anaknya, serta abi H. A. Azis Batubara dan Bunda Hj. Wasdiyah Pulungan yang tercinta dan adek-adekku tersayang Abdul rozak Batubara, Abdul Latif Batubara, Budi Asmi Batubara, Abdul Wahid Batubara, Marah Jali Batubara yang selalu memberi do’a dan dukungan kepada penulis.
2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU. 3. Bapak Dr. Mimpin Ginting, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan panduan dan semangat kepada saya untuk dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, Msi selaku ketua jurusan Diploma III Kimia Analis 5. Staff Laboratorium Pupuk di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan
diantaranya Pak Edy Suriono selaku penjab, ibu Kartini OS, bang Erjan Amri, kak Susi Andayani, kak Siti Ramadhani, dan kak T. Irfa Yunita, yang telah meluangkan waktunya dan berbagi ilmu pengetahuan
6. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen serta pegawai di Departemen Kimia FMIPA USU.
7. Buat kakakku tersayang Mariatul Qibtiyah Batubara dan Sahabat-sahabat baikku Helfa Fuji A, Nurmawaddah Lubis, Juliana, Yeni Sartika,Wiranty, Xerra Fazariyani, Nurul Handayani, dan Gusti Yatina Dewi.
8. Rekan angkatan 2009 Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
9. Teman-teman Kost 22 Jln Pembangunan yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis.
Atas bimbingan, bantuan, dan dukungan tersebut penulis tidak dapat membalasnya, hanya memohon kepada Allah SWT agar mereka memperoleh rahmat dan hidayah serta balasan yang lebih baik dari-Nya.
membangun guna menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini berguna bagi para pembaca umunya dan bagi penulis khususnya.
Medan, Mei 2012
PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL
ABSTRAK
DETERMINATION OF NITROGEN RATE FROM SOME TYPE MANURE UREA USED KJELDAHL METHOD
ABSTRACT
DAFTAR ISI
2.2.2 Jenis-jenis pupuk organik 6
2.2.3 Pupuk anorganik 8
2.3 Jenis-jenis pupuk anorganik 9
2.3.1 Pupuk sumber nitrogen 9
2.3.2 Pupuk sumber fosfor 12
2.3.3 Pupuk sumber kalium 12
2.3.4. Pupuk sumber unsur hara makro skunder 13
2.4 Nitrogen 13
2.5 Metode analisa kandungan nitrogen 14
2.5.1 Metode Kjeldahl 14
2.5.2 Metode Lowry 16
2.5.3 Metode Biuret 17
2.5.4 Metode Spektrofotometer UV 17
2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 17
2.5.6 Metode Pengecatan 17
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 19
3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari Pupuk Urea 19
3.2 Alat-alat 19
3.3 Bahan-bahan 20
3.4 Prosedur kerja 20
3.4.1 Pembuatan Reagent 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1 Data analisis 23
4.1.1 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. A 23 4.1.2 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. B 23 4.1.3 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. X 23
4.2 Perhitungan 23
4.3 Pembahasan 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 26
5.1 Kesimpulan 26
5.2 Saran 26
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. A 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. B 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. X 23