1. Siapakah pemilik dan pendiri perusahaan ini?
2. Kapan usaha ini didirikan?
3. Bagaimana awal mula berdirinya perusahaan ini?
4. Adakah karyawan/tenaga kerja dalam perusahaan ini? Jika ada, berapakah
jumlahnya?
5. Bagaimana perkembangan perusahaan ini dari tahun ke tahun?
6. Apa perbedaan perusahaan ini dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang
bergerak di bidang sejenis?
7. Berapa jumlah rata-rata pengunjung dalam 1 bulan?
8. Berapa kisaran jumlah pendapatan dalam 1 bulan?
9. Apa saja fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan untuk pengunjung?
KUESIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Kuesioner FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Responden yang terhormat,
Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini didesain khusus untuk penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Proses Keputusan Penggunaan Jasa Martabe Sejahtera Golf Club Medan” dalam rangka syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Anda terpilih menjadi responden dalam pengumpulan data ini. Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengumpulan data ini sehingga peneliti mengharapkan tidak ada jawaban yang dikosongkan. Jawaban anda akan diperlakukan dengan standar profesionalitas dan etika penelitian. Semua jawaban anda hanya akan dipakai semata-mata untuk keperluan penelitian ini.
Atas waktu dan partisipasinya, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Peneliti,
Berilah tanda silang (X) pada kolom yang merupakan jawaban yang mewakili anda. Beberapa keterangan alternatif pengisian jawaban yang disediakan antara lain:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
yang anda peroleh melalui Word of Mouth (WOM).
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Anda mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui pembicaraan dengan orang lain.
2. Anda mendengarkan keunggulan Martabe Sejahtera Golf Club setiap kali dibicarakan oleh rekan atau keluarga anda.
3. Anda tertarik untuk membicarakan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga anda.
4. Anda menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club berdasarkan rekomendasi dari rekan atau keluarga anda.
5. Anda berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga anda.
6. Anda terdorong untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club atas dorongan dari teman atau keluarga anda.
7. Anda berniat untuk mendorong rekan atau keluarga untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.
Keputusan Pembelian
Pernyataan-pernyataan berikut akan mengukur pendapat anda mengenai keputusan anda dalam melakukan keputusan penggunaan jasa di Martabe Sejahtera Golf Club.
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Anda mengenali kebutuhan akan sebuah lapangan golf yang asri sebelum menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.
Club merupakan alternatif utama anda untuk bermain golf.
4. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club setelah melakukan berbagai pertimbangan.
5. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club karena tertarik dengan segala keunggulan yang dibicarakan oleh rekan atau keluarga anda.
6. Anda merasa puas menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.
7. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club lagi di kemudian hari.
8. Anda memutuskan untuk menjadi penerus promosi komunikasi mulut ke mulut untuk rekan atau keluarga anda mengenai Martabe Sejahtera Golf Club.
B. IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda (√) sesuai dengan pilihan Anda pada kolom isian yang telah tersedia.
( ) Mahasiswa ( ) Wirausaha ( ) Perusahaan Swasta ( ) Lain-lain.. ( ) PNS
6. Rata-rata pengeluaran setiap bulannya: ( ) < Rp. 1.000.000,-
( ) Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 ( ) Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 ( ) Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 ( ) > Rp. 10.000.000,-
7. Anda mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui: ( ) Keluarga
( ) Teman atau rekan seprofesi ( ) Media iklan
( ) Sales marketing
8. Anda berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club dari segi: ( ) Pelayanan para staff dan caddie
85 4 4 4 4 5 4 4 29
Tabel Hasil Kuesioner Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No Keputusan Pembelian (Y) Total Y
76 3 3 3 3 3 2 3 2 22
77 5 3 3 3 3 3 3 3 26
78 3 3 3 3 3 2 3 2 22
79 3 3 3 3 3 2 3 2 22
80 4 2 4 4 4 2 4 4 28
81 5 3 3 3 3 5 5 3 30
82 3 4 4 4 4 5 4 4 32
83 3 5 4 4 5 3 4 5 33
84 4 4 5 4 4 2 4 2 29
85 3 3 3 3 3 2 3 2 22
86 4 3 4 4 5 5 4 4 33
87 5 5 5 4 5 5 4 4 37
88 5 5 4 5 4 5 4 5 37
89 4 3 3 4 4 5 5 5 33
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 11.739 2.079 5.648 .000
X .633 .085 .619 7.400 .000 1.000 1.000
Hasil Uji Heterokesdasitas
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) X
1
1 1.974 1.000 .01 .01
2 .026 8.731 .99 .99
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 20.59 33.24 26.72 3.497 90
Std. Predicted Value -1.752 1.865 .000 1.000 90
Standard Error of Predicted
Value .471 .999 .649 .146 90
Adjusted Predicted Value 20.43 33.84 26.73 3.516 90
Residual -11.244 9.346 .000 4.434 90
Std. Residual -2.522 2.096 .000 .994 90
Stud. Residual -2.588 2.109 -.001 1.006 90
Deleted Residual -11.838 9.461 -.008 4.539 90
Stud. Deleted Residual -2.677 2.152 -.002 1.015 90
Mahal. Distance .003 3.477 .989 .908 90
Cook's Distance .000 .177 .012 .022 90
Centered Leverage Value .000 .039 .011 .010 90
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, Blair. (2009). Electronic Word of Mouth. Canada: UTM Press.
Hasan, Ali. (2010). Marketing dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing). Yogyakarta: Media Press.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2003). Dasar- dasar Pemasaran: Edisi 9, Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran edisi ke 12, Jilid 1 & 2. Jakarta: Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia.
______________________________. (2009). Manajemen Pemasaran edisi ke 13. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lowrey, Tina. (1989). Research in Consumer Complaining and Word of Mouth Activities. Advertising Incons Research. Volume 16, 30-32.
Lungun, R. (2006). Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa, edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mowen, Jhon C. dan Michael Minor. (2002). Organization Behavior, terjemahan Dwi Kartini. Bandung: FE Universitas Padjajaran.
Noor, Juliansyah. (2013). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Kencana.
Nunnally, J. (1967). Psychometric Methods. New York: McGrow-Hill.
Richins, Marsha L. (1984). Word of Mouth Communication as Negative Information. Advances in Consumer Research. Vol. 11, ed. 697-702
Rosen, Emmanuel. (2004). Kiat Pemasaran dari Mulut Ke Mulut. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sernovitz, Andy. (2009). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies’ People Talking. Chicago: Kaplan Publishing
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana.
Schiffman, Leon G, dan Leslie Lazar Kanuk. (2001). Perilaku Konsumen. Jakarta: Prentice Hall.
Stanton, William J. (1991). Prinsip Pemasaran, edisi ketujuh, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran: Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service
Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, cetakan kedua. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Umar, Husein. (2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
SUMBER JURNAL DAN SKRIPSI
Jurnal
Adinda, Silvana dan Listyo Dwi Harsono. (2015). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Ponsel Android. Bandung: Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.
Ali, Hasanuddin dan Lilik Purwandi. (2016). Indonesia 2020: The Urban Middle-Class Millennials. Jakarta: Alvara Research Center.
Tempat Wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Babin, Barry J, J. Lee, Yong Ki, Eun Fu Kim, dan Mitch Griffin. (2005). Modelling Consumer Satisfaction and Word of Mouth: Restaurant Petronage in
Korea. The Journal of Service Marketing 19/3. Abi Inform
Jin, Yan, Peter Bloch dan Glen T. Cameron. (2002). A Comparative Study: Does the Word-of-mouth Communications and Opinion Leadership Model Fit
Opinions on the Internet. Online Journal.
Mahendrayasa, Andhanu Catur, dkk. (2014). Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Survei Pada
Mahasiswa Pengguna Kartu Selular GSM “IM3” Angkatan 2011/2012
dan 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang). Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Utama, Aditya. (2013). Model Komunikasi Word Of Mouth pada Konsumen Gudeg Pawon di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Skripsi
Ardiansyah, M. (2010). Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Fisip USU). Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Fadhila, Risa. (2013). Analisis pengaruh Word of Mouth (WOM), Kualitas Layanan, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Pada Toko LEO Fashion Karangjati – Kabupaten Semarang). Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ihwani, Mufti Ulil Azmi. (2013). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Santri Memilih Pondok Pesantren (Survey pada
Kumala, Octaviantika Benazir. (2012). Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Tune Hotels Kuta-Bali. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Kekhususan Pemasaran Universitas Indonesia.
Sagala, Teti Bethesda. (2012). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Kursus Bahasa
Inggris Language and Cultural Exchange Medan (LCE). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
SUMBER INTERNET
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak, diakses pada 1 April 2016
http://swa.co.id/business-research/bcg-pertumbuhan-kelas-menengah-atas-indonesia-meluas-ke-daerah, diakses pada 1 April 2016
http://www.martabe-golf.com/rate.htm, diakses pada 16 Februari 2016 http://martabe.tripod.com/martabe.html, diakses pada 16 Februari 2016 http://www.resep.web.id/bisnis-keuangan/golf-terbukti-sukses-menjaring-bisnis.htm, diakses pada 20 Februari 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Golf, diakses pada 20 Februari 2016
SUMBER LAINNYA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis asosiatif dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Juliandi (2013:14), penelitian asosiatif adalah penelitian yang
berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau
berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh
variabel lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel
lainnya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Martabe Sejahtera Golf Club yang
beralamat di Jalan Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Pancur Batu, Medan,
Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah lama/jangka waktu yang dibutuhkan oleh
peneliti untuk menyelesaikan penelitian. Waktu penelitian sendiri akan
3.3 Populasi dan Sampel
Ketika melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui
keseluruhan gejala atau objek yang akan diteliti yang disebut dengan populasi.
Selanjutnya, tidak mungkin keseluruhan populasi tersebut dapat diteliti
apabila jumlah populasi cukup besar sehingga peneliti perlu menentukan
sampel dari populasi tersebut yang representatif sehingga dapat mewakili
obyek yang akan diteliti.
3.3.1 Populasi
Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi
populasi dalam penelitiannya. Menurut Sugiyono (2009:61), populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah setiap konsumen
yang datang untuk bermain golf ke Martabe Sejahtera Golf Club Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel berlaku dengan cara menggeneralisasikan hasilnya kepada
populasi. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan populasi adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Gambar 3.1
Penggeneralisasian sampel
Disimpulkan
Sampel diteliti Data dianalisis
Sumber: Suharsimi Arikunto (2013)
Teknik perhitungan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan metode “Purposive Sampling”. Menurut Suharsimi Arikunto
(2013:183), purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah melainkan didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Peneliti menerapkan metode pengambilan sampel ini dengan memilih
siapa saja yang berada di Martabe Sejahtera Golf Club dan merupakan konsumen
atau pengguna jasa Martabe Sejahtera Golf Club.
Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka
peneliti harus menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti. Dalam penentuan
sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004:108) sebagai
berikut:
� = + � �� 2
dimana:
� = Jumlah sampel
� = Jumlah populasi Populasi
Dengan menggunakan rumus diatas, dapat diperolehlah sampel dengan
tingkat kesalahan penarikan sampel ditentukan sebesar 10%. Maka dari perhitungan
rumus tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan, yaitu:
� = + , 2
� = +
� =
n = 88,8
Jadi berdasarkan rumus diatas, sampel yang diambil sebanyak 88,8 orang.
Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 90 orang. Jadi, jumlah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 90 responden.
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Lungun (2006:13), data merupakan keterangan-keterangan atau
fakta-fakta yang dikumpulkan dari suatu populasi atau bagian populasi yang akan
digunakan untuk menerangkan ciri-ciri populasi yang bersangkutan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu data primer dan data
sekunder, dengan uraian teknik pengumpulan data dalam setiap jenisnya sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari
a. Wawancara
Menurut Noor (2013:138), wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung
dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan
dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Peneliti melakukan tanya
jawab secara lisan dengan Assisten Manager Operasional Martabe
Sejahtera Golf Club (MSGC), Pak Han Tjin Khun.
b. Angket (kuesioner)
Menurut Noor (2013:139), kuesioner atau angket adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas
pertanyaan tersebut. Angket atau kuesioner ini berupa daftar
pertanyaan yang telah disusun secara sistematis oleh peneliti untuk
diberikan kepada para responden yaitu golfer Martabe Sejahtera Golf
Club.
2. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada. Berikut
merupakan teknik pengumpulan datanya:
a. Pengumpulan kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh
melalui buku-buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
b. Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta penelusuran
internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan
diuji kebenarannya secara ilmiah. Berdasarkan masalah yang telah
dikemukakan, peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitiannya. Diantaranya
adalah:
a. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication
terhadap proses keputusan penggunaan jasa Martabe Sejahtera Golf
Club Jl. Letjend Jamin Ginting Km. 22 Medan.
b. H1 : Terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap proses keputusan penggunaan jasa Martabe Sejahtera Golf Club Jl.
Letjend Jamin Ginting Km. 22 Medan.
3.6 Definisi Konsep
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, peneliti mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan.
Definisi konsep tersebut ialah:
1. Word of Mouth Communication atau komunikasi dari mulut ke
mulut merupakan kegiatan promosi yang dilakukan oleh
konsumen yang menawarkan produk secara sukarela, dimana
mereka menceritakan sebuah produk dan menyarankan orang lain
(Ekotama, 2009:17). Dalam hal ini, pengaruh individu lebih kuat
dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan.
2. Keputusan Pembelian merupakan proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya
(Setiadi, 2003:415).
3.7 Definisi Operasional
Menurut Noor (2013:97), definisi operasional merupakan bagian yang
mendefinisikan sebuah konsep atau variabel agar dapat diukur dengan cara
melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep atau variabel tersebut.
Definisi operasional juga digunakan sebagai suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara untuk mengukur variabel – variabel yang ada dalam penelitian.
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep sebelumnya, maka
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Indikator Definisi
Karakteristik responden
1. Jenis Kelamin
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Status
Skala Cluster
Sumber: Diolah oleh Peneliti (2016)
3.8 Skala Pengukuran Variabel
Mengingat pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner menunjukkan
sebuah nilai yang didapat dari penilaian responden, maka data
dikuantifikasikan dengan menggunakan Skala Likert. Kuesioner yang disusun
oleh peneliti terdiri atas pernyataan-pertanyaan dengan menggunakan Skala
Likert. Skala ini didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang
lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Ridwan dan Akdon,
2007:12).
Tabel 3.2
Tingkat Indikator dengan Skala Likert
No. Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Dengan menggunakan Skala Likert dalam penelitian tersebut, maka
variabel dalam penelitian ini dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat
diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan sebagai titik tolak
dalam pembuatan pertanyaan dan pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Metode Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan atau
kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi, 2013:79).
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Bila rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila
rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Penelitian ini
menggunakan alat kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data
yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan
menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen
penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi,
2013:83). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
diajukan. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau
kehandalan variabel untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya.
Suatu indikator dikatakan reliabel apabila indikator tersebut digunakan
untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap
menunjukkan hasil yang sama. Bila rhitung > rtabel, maka kuesioner dinyatakan
reliabel. Sebaliknya, bila rhitung < rtabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas ini diukur dengan menggunakan bantuan aplikasi
Software SPSS 20.0 for Windows.
3.9.2 Metode Analisis Data
3.9.2.1 Metode Regresi Linear Sederhana
Regresi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu variabel
berhubungan dengan yang lainnya (Abdulrahman Ritonga, 2007:376). Dalam
penelitian ini, yang digunakan adalah metode regresi linear sederhana. Untuk
mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat diprediksikan melalui variabel
independen (X) secara individual dan seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat tersebut, maka setelah data diubah dari ordinal ke interval,
dimasukkan ke dalam rumus:
Y = a + bX
dimana:
Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/ penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
X = Subjek pada variabel independen mempunyai nilai tertentu.
3.9.2.2 Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikan Individu/Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat. Adapun uji-t menggunakan
langkah-langkah sebagai sebagai berikut:
Ho:b1 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variabel independen yaitu Word of Mouth Communication (X) terhadap
variabel dependen yaitu keputusan konsumen (Y).
Ho:b1 ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
independen yaitu Word of Mouth Communication (X) terhadap variabel
dependen yaitu keputusan konsumen (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α =5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α =5%
2. Koefisien Korelasi (R2)/independen determinan (R2)
Identifikasi determinan digunakan untuk melihat seberapa besar
Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikansi
variabel. Oleh karena itu, peneliti harus mencari koefisien determinan yang
menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Semakin besar nilai determinan maka semakin baik
kemampuan variabel dependen (Y). Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati 1), maka semakin besarlah pengaruh dari variabel independen
(X) yakni Word of Mouth Communication terhadap variabel dependen (Y)
yaitu keputusan konsumen. Sebaliknya, jika determinan (R2) semakin kecil (mendekati 0), maka semakin kecil pengaruh dari variabel independen yaitu
Word of Mouth Communication terhadap variabel dependen (Y) yaitu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Profil Umum Perusahaan
Martabe Sejahtera Golf Club merupakan perusahaan penyedia jasa lapangan
golf yang berlokasi di Jl. Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Medan, Indonesia. Mulai
dibangun pada tahun 1995 oleh Irawan Chandra, padang golf ini mampu menarik
perhatian para peminat golf hingga sekarang. Padang golf yang terdiri dari 18 hole
72 par ini dibangun diatas lahan seluas 1.000 ha dan jauh dari hiruk pikuk kota dan
bebas dari polusi sebab terletak dekat dengan daerah pegunungan.
Martabe Sejahtera Golf Club memiliki berbagai fasilitas yang memudahkan
para pengunjung untuk bermain golf, salah satunya adalah Club House yang
dirancang dengan perpaduan antara budaya modern dan karo sehingga masih
memiliki sentuhan tradisional. Dirancang di atas kontur tanah asli perbukitan dan
lembah serta elevasi tanah yang mencapai ketinggian puluhan meter, Martabe
Sejahtera Golf Club terlihat sangat eksotis dan menjadikannya cukup dikenal
dikalangan para golfer lokal baik internasional. Keunikan berupa hazard atau
tantangannya ini menjadikan banyak pengunjung memilih untuk bermain golf di
golf club ini dibandingkan golf club lainnya. Ketika banyak golf club lain
mendirikan lapangan golf di tengah-tengah perumahan yang kental dengan suasana
perkotaan, Martabe Sejahtera Golf Club berdiri di atas lahan yang tetap
dipertahankan keasriannya sehingga menyuguhkan panorama alam yang sejuk khas
Selain keunggulan Martabe Sejahtera Golf Club berupa panoramanya yang
indah, lapangan golf ini juga memiliki staff yang handal dan dikenal ramah. Pegawai
operasional golf club ini umumnya memiliki background pendidikan yang baik
sehingga memudahkan karyawan dalam melayani pengunjung. Selain pegawai
operasional dan lapangan, para caddie yang bekerja di lapangan golf ini juga
merupakan caddie yang sudah melalui masa training selama 6 bulan. Caddie sudah
harus mampu menguasai kontur tanah, arah angin, jarak lapangan, jenis stik golf dan
mampu mengendarai buggy car sebelum mulai bekerja. Pelatihan ini diberikan agar
para pengunjung merasa aman dan nyaman bermain di lapangan golf ini.
Selama beroperasi sejak tahun 1997, Martabe Sejahtera Golf Club memiliki
banyak pengunjung rutin. Setiap bulannya rata-rata pengunjung lapangan golf ini
berkisar antara 800 sampai 1000 orang. Pada hari-hari biasa, lapangan golf ini dapat
menarik kira-kira 30 sampai 50 orang golfer. Sementara pada hari weekend yaitu
sabtu dan minggu dan hari libur nasional, Martabe Sejahtera Golf Club dapat
menarik kira-kira 150 sampai 200 orang golfer baik lokal maupun internasional.
Tingkat kunjungan golfer ke Martabe Sejahtera Golf Club ini umumnya bersifat
fluktuatif, tergantung dengan datangnya masa-masa tertentu. Peningkatan jumlah
pengunjung yang signifikan dirasakan pada hari-hari libur nasional dimana
kebanyakan karyawan perusahaan biasanya menggunakan hari libur mereka untuk
bermain golf, misalnya pada hari buruh nasional. Selain pada hari libur nasional,
hari sabtu dan minggu juga sering dimanfaatkan oleh para golfer untuk
menenangkan pikiran sejenak dengan bermain golf. Penurunan pengunjung Martabe
Selama menjelang ramadhan biasanya hanya terdapat beberapa pengunjung
non-muslim yang bermain golf di salah satu lapangan golf terbaik di Kota Medan ini.
Didukung dengan fasilitas yang memudahkan pengunjung menempatkan
lapangan golf ini sebagai salah satu lapangan golf berstandar Internasional di
Indonesia. Fasilitas yang lengkap dengan range harga yang tidak terlalu mahal
mampu memberikan kenyamanan bagi para golfer pengunjung lapangan golf ini.
Fasilitas yang dimiliki Martabe Sejahtera Golf Club meliputi golf cart, caddie yang
ramah dan handal dibidangnya, golf shop yang menyediakan berbagai peralatan golf,
putting green untuk berlatih memukul, locker room sebagai tempat penyimpanan
barang-barang, VIP room sebagai ruang pertemuan pribadi, restoran dengan
makanan yang higienis, serta fasilitas penyewaan barang-barang keperluan olahraga
golf.
Jumlah pendapatan lapangan golf ini pun terbilang cukup tinggi. Apabila
diadakannya turnamen antar golfer dan Intern, Martabe Sejahtera Golf Club mampu
meraup omset kurang lebih Rp. 300.000.000,- setiap bulannya. Turnamen golf
adalah pertandingan antar golfer yang biasanya diikuti oleh 100 sampai 200 orang
golfer dari kalangan mana saja. Sementara Intern adalah pertandingan antar golfer
yang biasanya bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Golfer akan berlomba untuk
memasukkan bola ke lubang yang ada di setiap hole dengan jumlah pukulan
sesedikit mungkin. Setelah pertandingan, skor para golfer akan dicatat untuk
menentukan pemenangnya. Umumnya apabila diadakannya turnamen dan Intern,
perusahaan terkait wajib menyediakan hadiah berupa uang, sepeda motor atau
bahkan mobil. Tidak jarang perusahaan juga menyediakan hadiah untuk pemenang
4.1.2 Sejarah Perusahaan
Martabe Sejahtera Golf Club merupakan perusahaan penyedia jasa lapangan
golf yang berlokasi di Jl. Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Medan, Indonesia. Martabe
Sejahtera Golf Club pertama kali didirikan oleh Irawan Chandra dibawah naungan
PT. Taipan Asri International. Golf Club yang didesain oleh lembaga Gus Grantham
Construction ini mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada tahun
1997.
Pada tahun 1995, perusahaan mendatangkan seorang perancang lapangan
golf dari Amerika Serikat bernama Gus Grantham. Gus Grantham ialah seorang
perancang lapangan golf US PGA yang terkenal di Amerika Serikat. Dengan luas
keseluruhan tanah sekitar 1000 ha, Gus Grantham merancang lapangan golf Martabe
Sejahtera Golf Club dengan menggunakan ± 300 ha areal tanah. Diatas areal seluas
± 300 ha itulah kini berdiri sebuah Club House, Golf Course, dan 2 villa. Pada
awalnya, perusahaan juga mencanangkan untuk mendirikan sebuah Taman Rekreasi
Keluarga. Namun karena terkendala masalah keuangan pada saat itu, perusahaan
hanya mampu merealisasikan pembangunan Club House, Golf Course, dan villa.
Setelah dirancang, pengerjaan proyek sendiri dimulai pada tahun yang sama.
Setelah memakan waktu pembangunan selama 2 tahun, Martabe Sejahtera Golf Club
kemudian mulai beroperasi. Pada awal pengoperasiannya, yakni pada tahun 1997,
Martabe Sejahtera Golf Club hanya memiliki 12 hole. Seiring dengan bertambahnya
waktu serta meningkatnya jumlah pengunjung, pada tahun 1998 Martabe Sejahtera
Golf Club akhirnya memiliki 18 hole yang masih digunakan hingga sekarang.
selesai dibangun pada tahun 2000. Setelah selesai dibangun secara keseluruhan,
Martabe Sejahtera Golf Club semakin mampu menarik pengunjung.
Saat ini Martabe Sejahtera Golf Club mempekerjakan 188 orang tenaga
kerja. Delapan puluh delapan diantaranya merupakan pegawai operasional dan
lapangan sementara 100 orang sisanya merupakan caddie. Pegawai operasional dan
lapangan yang terdiri dari 88 orang dibagi menjadi karyawan tetap dan harian.
Karyawan tetap golf club ini berjumlah 65 orang sementara 25 sisanya adalah BHL
atau Buruh Harian Lepas. Karyawan tetap terdiri dari HRD, admin, satpam,
mekanik, dan pengawas lapangan yang sistem penggajiannya dilakukan per bulan
sedangkan karyawan harian atau BHL (Buruh Harian Lepas) umumnya merupakan
pengurus lapangan yang bertugas untuk merapikan dan memangkas rumput
lapangan. Sistem penggajian karyawan harian dilakukan setiap minggunya. Para
caddie golf club ini didominasi oleh kaum wanita. Sebelum mulai bekerja, caddie
harus mengalami masa training selama 6 bulan sehingga caddie mengerti
seluk-beluk pekerjaannya di lapangan seperti kontur tanah, arah angin, kemiringan green,
jarak lapangan, jenis stik golf, dan lain sebagainya.
Sebelum memiliki buggy car yang mampu mempermudah akses golfer dari
satu hole ke hole lainnya sebanyak sekarang, pada awalnya Martabe Sejahtera Golf
Club hanya mampu menyediakan beberapa buggy car saja. Seiring dengan jumlah
kunjungan golfer yang semakin meningkat, kemudian setiap tahunnya Martabe
Sejahtera Golf Club mampu menambah jumlah buggy car. Hingga saat ini, lapangan
4.1.3 Jenis-jenis Jasa yang Ditawarkan
Dalam menawarkan jasanya, Martabe Sejahtera Golf Club memiliki range
harga yang berbeda-beda untuk setiap jenis kebutuhan. Macam-macam jasa yang
ditawarkan adalah:
1. Member and member’s guest (weekdays)
Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member
Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari biasa (non-weekend). Rate
harga sudah termasuk dengan biaya lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie.
Untuk penggunaan buggy car perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp.
410.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy car untuk 2 orang atau sharing
buggy, dikenakan biaya Rp. 310.000,- per orang.
Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member
Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari-hari akhir pekan (sabtu dan
minggu) atau libur nasional. Jasa ini berlaku bagi pengunjung yang mulai bermain
golf sebelum jam 12.00 pagi. Rate harga sudah termasuk dengan biaya lapangan,
biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car perseorangan,
seorang golfer dipungut biaya Rp. 540.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy
car untuk 2 orang atau sharing buggy, dikenakan biaya Rp. 440.000,- per orang.
Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member
Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari-hari akhir pekan (sabtu dan
minggu) atau hari libur nasional. Jasa ini berlaku bagi pengunjung yang mulai
bermain golf setelah jam 12.00 pagi. Rate harga sudah termasuk dengan biaya
lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car
perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp. 490.000,-. Sementara untuk
3. Visitor (weekdays)
4.
5.
6.
Jenis jasa ini diperuntukkan bagi para pengunjung Martabe Sejahtera Golf
Club yang berasal dari luar Indonesia dan bermain golf pada hari biasa (
non-weekend). Rate harga sudah termasuk dengan biaya lapangan, biaya buggy car dan
biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car perseorangan, seorang golfer dipungut
biaya Rp. 630.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy car untuk 2 orang atau
sharing buggy, dikenakan biaya Rp. 530.000,- per orang.
4. Visitor (weekends)
7.
8.
9.
Jenis jasa ini diperuntukkan bagi para pengunjung Martabe Sejahtera Golf
Club yang berasal dari luar Indonesia dan bermain golf pada hari-hari akhir pekan
(sabtu dan minggu) atau hari libur nasional. Rate harga sudah termasuk dengan biaya
lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car
perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp. 790.000,-. Sementara untuk
5. Tournament & Intern
Jenis jasa Tournament & Intern biasanya diperuntukkan bagi kalangan
karyawan sebuah perusahaan. Perbedaannya ialah jenis jasa Tournament digunakan
untuk skala yang lebih besar, biasanya untuk para golfer yang berjumlah diatas 100
orang. Sementara Intern biasanya hanya berkisar antara 20 sampai 40 orang saja.
Rate harga yang dipakai pada jenis jasa ini sesuai dengan rate harga biasanya.
Tergantung dengan keputusan manager, terkadang lapangan golf ini memberikan
diskon atau potongan harga antara 10% - 20% dari harga normal bagi para karyawan
perusahaan yang menggunakan jenis jasa Tournament dan Intern. Harga ini tidak
termasuk dengan biaya makan restoran serta fasilitas lainnya selain buggy fee,
caddie fee, dan green fee. Setelah turnamen, biasanya perusahaan terkait akan
mengadakan pembagian hadiah bagi golfer dengan pukulan sesedikit mungkin serta
hadiah untuk pemenang lucky draw atau undian.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Martabe Sejahtera Golf Club
diperoleh dari penelitian di lapangan selama kurang lebih satu bulan lamanya. Hasil
penelitian diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung
Martabe Sejahtera Golf Club. Sampel pada penelitian adalah sebanyak 90 orang
responden dari total populasi sebanyak kira-kira 800 orang pengunjung setiap
Data identitas pada responden bertujuan untuk mengetahui spesifikasi pada
responden. Identitas responden mencakup data jenis kelamin, umur, pendidikan
terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran rata-rata setiap bulannya. Identitas yang
didapat oleh peneliti dapat dirangkum pada grafik dibawah ini.
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.1: Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar diatas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin
laki-laki adalah sebanyak 92% dari 90 orang responden, yakni sebanyak 83 orang.
Sementara responden yang berjenis kelamin wanita hanya sebesar 8% dari 90 orang
responden, yakni 7 orang saja. Dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar atau
yang dominan bermain golf di Martabe Sejahtera Golf Club adalah laki-laki. Hal ini
b. Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.2: Identitas Responden Berdasarkan Usia
Gambar diatas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini yang
berada dalam rentang usia kurang dari 18 tahun adalah 0% atau tidak ada sama
sekali. Sementara responden yang berada pada rentang usia 18 – 25 tahun adalah 2%
dari jumlah 90 responden, yakni sebanyak 2 orang. Kemudian disusul oleh
responden dengan rentang usia 26 – 35 tahun adalah 25% dari jumlah 90 orang
responden, yakni, 22 orang. Sementara responden dengan usia diatas 45 tahun
merupakan responden terbanyak yang dijumpai oleh peneliti di lapangan. Pada
gambar diatas responden berusia 45 tahun ke atas ditunjukkan dengan angka 45%
dari 90 orang responden, yakni 38 orang. Rentang usia ini menunjukkan bahwa
kebanyakan golfer yang bermain di Martabe Sejahtera Golf Club adalah orang
dengan usia paruh baya. Rentang usia dapat dijadikan pertimbangan untuk dapat
c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.3: Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki
pendidikan terakhir SD/sederajat dan SMP/sederajat adalah sebesar 0% atau dengan
kata lain tidak ada. Sementara jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir
di bangku SMA/sederajat berjumlah 6% dari jumlah responden 90 orang, yakni 5
orang. Kemudian responden yang memiliki pendidikan terakhir sebagai Sarjana
(S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3) merupakan responden berjumlah paling
banyak. Responden ini dengan klasifikasi pendidikan tertinggi ini berjumlah 91%
dari jumlah 90 orang responden, yakni 82 orang. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar dari golfer yang berkunjung ke Martabe Sejahtera Golf Club
d. Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.4: Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan
pekerjaan yang masih berstatus mahasiswa adalah 0% atau tidak ada sama sekali.
Sementara itu jumlah responden yang memiliki pekerjaan di Perusahaan Swasta
merupakan jumlah responden terbanyak. Jumlah ini mencapai 39 persen dari jumlah
90 orang responden, yakni 35 orang. Responden dengan pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) didapati hanya berjumlah 10% dari 90 orang jumlah responden, yakni 9
orang. Kemudian responden yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha berjumlah
35% dari 90 orang responden, yakni sebanyak 32 orang. Wirausahawan merupakan
orang dengan jenis pekerjaan peringkat kedua yang berkunjung di Martabe Sejahtera
Golf Club. Jenis pekerjaan terakhir adalah kategori Lain-lain. Kategori ini didapati
berjumlah 16% dari 90 orang responden, yakni 14 orang. Kategori pekerjaan
Lain-lain merupakan gabungan antara pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Polisi, Pensiunan,
e. Berdasarkan Pengeluaran Setiap Bulan
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.5: Identitas Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan
Gambar diatas menunjukkan bahwa responden dengan pengeluaran setiap
bulannya kurang dari Rp. 1.000.000,- berjumlah 0% atau tidak ada sama sekali.
Responden dengan jumlah pengeluaran per bulannya mencapai Rp. 1.000.000,-
sampai Rp. 3.000.000,- berjumlah 1% dari jumlah responden 90 orang, yakni 1
orang saja. Sementara itu responden dengan jumlah pengeluaran per bulannya
mencapai Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000 berjumlah 1% dari total 90 jumlah
responden, yakni hanya 1 orang saja. Kemudian responden dengan jumlah
pengeluaran per bulannya mencapai Rp. 5.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,-
berjumlah 18% dari 90 orang responden, yakni 16 orang. Sementara di peringkat
teratas dengan angka 80% adalah pengunjung dengan jumlah pengeluaran diatas Rp.
10.000.000,- setiap bulannya. Peneliti menemukan responden yang menghabiskan
lebih dari Rp. 10.000.000,- setiap bulannya ini berjumlah 72 orang dari 90 orang
responden. Hal ini membuktikan teori peneliti pada awal penelitian bahwa sebagian
didefinisikan sebagai orang yang memiliki pengeluaran $10 - $20 per harinya atau
apabila dikonversikan ke rupiah mencapai Rp. 3.900.000,- sampai Rp. 7.800.000,-
setiap bulannya. Selama penelitian di lapangan, peneliti menjumpai 72 orang dengan
pengeluaran diatas Rp. 3.900.000,- sampai Rp. 7.800.000,- yang dikategorikan
sebagai kalangan menengah keatas. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memfokuskan pemasaran pada orang
kalangan menengah keatas.
f. Berdasarkan Mendapatkan Informasi Melalui
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.6: Identitas Responden Berdasarkan Mendapatkan Informasi
Gambar diatas menunjukkan bahwa 27% dari 90 orang responden, yakni 24
orang mengetahui atau mendapatkan informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf
Club melalui keluarga. Sementara itu responden yang mendapatkan informasi
mengenai Martabe Sejahtera Golf Club melalui teman atau rekan seprofesi diketahui
berjumlah paling banyak yaitu 68% dari 90 orang responden, yakni 61 orang.
Kemudian jumlah responden yang mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui
jumlah responden yang memperoleh informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf
Club melalui Sales Marketing. Jumlah responden yang menjawab mengetahui
lapangan golf ini melalui Sales Marketing berjumlah 5 orang.
4.2.2 Distribusi Data Variabel
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Skala Likert. Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi mengenai seberapa besar pengaruh Word of Mouth (X)
terhadap keputusan penggunaan jasa (Y). Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan
kepada 90 orang responden sebagai pengunjung Martabe Sejahtera Golf Club.
Pada setiap pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban. Responden diharuskan
memilih salah satu jawaban yang menurut mereka paling tepat. Jawaban responden
tersebut akan digunakan untuk pengolahan analisis regresi sederhana yang akan
dilakukan oleh peneliti. Jawaban responden akan didistribusikan sesuai dengan
pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian. Distribusi jawaban tersebut
bertujuan untuk melihat jumlah atau persentase masing-masing pilihan jawaban.
a. Untuk mengukur variabel X yakni Word of Mouth Communication, penulis
menggunakan 3 indikator Word of Mouth yang kemudian dikembangkan
menjadi 6 pernyataan. Distribusi jawaban responden terhadap variabel Word
Sumber: Data primer, diolah 2016
` Gambar 4.7: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Word of Mouth Communication
Berdasarkan gambar 4.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Frekuensi jawaban pernyataan “Mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui pembicaraan dengan orang lain” menyimpulkan bahwa 21 orang
responden (23%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (34%)
menyatakan setuju, 14 orang responden (16%) menyatakan kurang setuju, 24
orang responden (27%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak setuju. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa sebagian besar responden mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club
melalui teman atau rekan seprofesi.
2) Frekuensi jawaban pernyataan “Mendengarkan keunggulan Martabe
Sejahtera Golf Club setiap kali dibicarakan oleh rekan atau keluarga”
menyimpulkan bahwa 11 orang responden (12%) menyatakan sangat setuju,
33 orang responden (37%) menyatakan setuju, 16 orang responden (18%)
menyatakan kurang setuju dan 30 orang responden (33%) menyatakan tidak 0
setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
3) Frekuensi jawaban pernyataan “Tertarik untuk membicarakan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 16
orang responden (18%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden
(41%) menyatakan setuju, 13 orang responden (14%) menyatakan kurang
setuju dan 24 orang responden (27%) menyatakan tidak setuju. Sementara
itu, tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
4) Frekuensi jawaban pernyataan “Menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf
Club berdasarkan rekomendasi dari rekan atau keluarga” menyimpulkan
bahwa 17 orang responden (19%) menyatakan sangat setuju, 35 orang
responden (39%) menyatakan setuju, 11 orang responden (12%) menyatakan
kurang setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak setuju.
Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
5) Frekuensi jawaban pernyataan “Berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 17
orang responden (19%) menyatakan sangat setuju, 29 orang responden
(32%) menyatakan setuju dan 15 orang responden (17%) menyatakan kurang
setuju dan 29 orang responden (32%) menyatakan tidak setuju. Sementara
itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Responden yang setuju untuk merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf
Club sebagian besar berniat merekomendasikan dari segi pelayanan para
staff dan caddie.
bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju, 32 orang
responden (36%) menyatakan setuju, 12 orang responden (13%) menyatakan
kurang setuju dan 36 orang responden (40%) menyatakan tidak setuju.
Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
7) Frekuensi jawaban pernyataan “Berniat untuk mendorong rekan atau
keluarga untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club”
menyimpulkan bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju,
42 orang responden (47%) menyatakan setuju, 7 orang responden (8%)
menyatakan kurang setuju dan 31 orang responden (34%) menyatakan tidak
setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
b. Untuk mengukur variabel Y yakni Keputusan Pembelian, peneliti
menggunakan 5 indikator keputusan pembelian yang kemudian
dikembangkan menjadi 8 pernyataan. Distribusi jawaban responden terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat disajikan pada gambar sebagai
Sumber: Data primer, diolah 2016
`Gambar 4.8: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian
Berdasarkan gambar 4.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Frekuensi jawaban pernyataan “Mengenali kebutuhan akan sebuah lapangan golf yang asri sebelum menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club”
menyimpulkan bahwa 23 orang responden (26%) menyatakan sangat setuju,
34 orang responden (37%) menyatakan setuju, 19 orang responden (21%)
menyatakan kurang setuju dan 14 orang responden (16%) menyatakan tidak
setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
2) Frekuensi jawaban pernyataan “Mencari informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf Club setelah mengenali kebutuhan untuk bermain golf”
menyimpulkan bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju,
29 orang responden (32%) menyatakan setuju, 24 orang responden (27%)
menyatakan kurang setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak
setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak 0
3) Frekuensi jawaban pernyataan “Merasa bahwa Martabe Sejahtera Golf Club
merupakan alternatif utama untuk bermain golf” menyimpulkan bahwa 14
orang responden (16%) menyatakan sangat setuju, 41 orang responden
(45%) menyatakan setuju, 16 orang responden (48%) menyatakan kurang
setuju dan 19 orang responden (21%) menyatakan tidak setuju. Sementara
itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
4) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club setelah melakukan berbagai pertimbangan”
menyimpulkan bahwa 12 orang responden (13%) menyatakan sangat setuju,
41 orang responden (45%) menyatakan setuju, 13 orang responden (15%)
menyatakan kurang setuju dan 24 orang responden (27%) menyatakan tidak
setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
5) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa
Martabe Sejahtera Golf Club karena tertarik dengan segala keunggulan yang
dibicarakan oleh rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 9 orang
responden (10%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (34%)
menyatakan setuju, 14 orang responden (16%) menyatakan kurang setuju
dan 36 orang responden (40%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak
terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
6) Frekuensi jawaban pernyataan “Merasa puas menggunakan jasa Martabe
Sejahtera Golf Club” menyimpulkan bahwa 12 orang responden (13%)
menyatakan sangat setuju, 32 orang responden (36%) menyatakan setuju, 8
(42%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang
menyatakan sangat tidak setuju.
7) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club lagi di kemudian hari” menyimpulkan bahwa
11 orang responden (12%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden
(41%) menyatakan setuju, 15 orang responden (17%) menyatakan kurang
setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak setuju. Sementara
itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
8) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menjadi penerus
komunikasi mulut ke mulut untuk rekan atau keluarga mengenai Martabe
Sejahtera Golf Club” menyimpulkan bahwa 9 orang responden (10%)
menyatakan sangat setuju, 28 orang responden (31%) menyatakan setuju, 10
orang responden (11%) menyatakan kurang setuju dan 43 orang responden
(48%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1 Hasil Uji Validitas Word of Mouth Communication
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Word of Mouth Communication
Item-Total Statistics
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Uji validitas adalah uji statistik untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu relevan. Nilai Degree of Freedom yang digunakan dalam uji
validitas ini adalah n – 2, dalam hal ini 8 – 2 = 6. Dilihat dari nilai r tabel dua arah
pada sig. 0,05 maka kita mendapat nilai sebesar 0,7067. Instrumen yang dilakukan
peneliti dikatakan valid apabila seluruh hasil Cronbach’s Alpha if Item Deleted
diatas angka 0,7067. Dengan demikian, instrumen Word of Mouth Communication
pada penelitian ini dinyatakan valid.
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Word of Mouth Communication
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Word of Mouth Communication
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.779 8
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Uji reliabilitas adalah uji statistik untuk mengukur kehandalan
indikator-indikator alat ukur kuesioner agar data yang diperoleh dapat relevan. Nunnally
(1967) mengatakan bahwa batas minimal reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
adalah 0,6. Dengan demikian instrumen Word of Mouth Communication dinyatakan
reliabel.
4.3.3 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Item-Total Statistics
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Uji validitas adalah uji statistik untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
pada sig. 0,05 maka kita mendapat nilai sebesar 0,6664. Instrumen yang dilakukan
peneliti dikatakan valid apabila seluruh hasil Cronbach’s Alpha if Item Deleted
diatas angka 0,664. Dengan demikian, instrumen Keputusan Pembelian pada
penelitian ini dinyatakan valid.
4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.766 9
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Uji reliabilitas adalah uji statistik untuk mengukur kehandalan
indikator-indikator alat ukur kuesioner agar data yang diperoleh dapat relevan. Nunnally
(1967), mengatakan bahwa batas minimal reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
adalah 0,6. Dengan demikian instrumen Keputusan Pembelian dinyatakan reliabel.
4.4 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan
bantuan SPSS 20.0. Uji normalitas yang dilakukan peneliti menggunakan 3
pendekatan yaitu analisa grafik histogram, analisa grafik normal p-plot dan
analisa komolgorov smirnov sebagai bukti uji normalitas terkuat. Ketiganya
digunakan membandingkan antara tiga observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan dari grafik-grafik
1) Grafik Histogram
Sebuah data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila
memberikan pola distribusi grafik yang baik. Data dalam penelitian
ini dapat dikatakan berdistribusi normal, hal tersebut dapat dilihat
dari grafik histogram yang berbentuk lonceng, grafik tersebut tidak
miring kesamping kiri maupun kanan seperti yang terlihat pada
gambar 4.9 berikut:
Sumber: Hasil pengolahan data (2016) Gambar 4.9
Uji Normalitas Grafik Histogram
2) Grafik Normal P-Plot
Dalam uji normalitas grafik p-plot, sebuah data dapat dikatakan
berdistribusi normal apabila data menyebar disekitar garis
diagonalnya. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
3) Uji Kolmogorov Smirnov
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Gambar 4.11
Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Pada output SPSS dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
diketahui bahwa nilai asymp sig (2-tailed) yang terdiri dari Word of
Mouth (0,181) dan keputusan pembelian (0,347) lebih besar dari
alpha 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual
terstandarisasi dan data memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolmogorov-Smirnov Z 1,096 ,934
Asymp. Sig. (2-tailed) ,181 ,347
a. Test distribution is Normal.
tidak kurang dari 0.1. Nilai VIF sendiri digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel
bebas tersebut memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain di
dalam model (multikolinear). Jika nilai VIF kurang dari 5, maka model
regresi bebas dari masalah multikolinearitas. Pada data ini, nilai tolerance
variabel Word of Mouth Communication adalah 1.0 dan VIF juga adalah 0.1.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan linear
antar variabel. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan
SPSS yang dideteksi melalui analisa grafik plot. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu
titik-titik pada Scatterplot yang menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
sumbu 0 serta tidak membentuk pola tertentu. Hasil penelitian uji
heterokedastisitas pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4.12 dibawah
ini:
Sumber: Hasil pengolahan data (2016) Gambar 4.12
Scatterplot pada output diatas memperlihatkan titik-titik menyebar secara
acak antara -2 hingga 2, tersebar ke segala arah dan tidak membentuk pola
tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi diatas adalah
homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.5 Uji Regresi Sederhana
Metode analisis regresi sederhana pada dasarnya digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independen
terhadap variabel terikat atau variabel dependen. Pada penelitian ini, variabel bebas
ialah Word of Mouth Communication dan variabel terikat adalah keputusan
pembelian.
1. Persamaan Regresi
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 20.0
dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana, dapat dilihat hasil dari
persamaan regresi dalam tabel yang disajikan berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.739 2.079 5.648 .000
X .633 .085 .619 7.400 .000
a. Dependent Variable: Y
Dari data yang telah dilampirkan diatas, maka diperolehlah
persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = 11,739 + 0,633X
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut ialah:
a : 11, 379 menyatakan bahwa jika variabel independen (Word of
Mouth Communication) sama dengan nol, maka variabel
dependenden (keputusan pembelian) bernilai 11,379.
bX : 0,633 menyatakan bahwa variabel independen (Word of Mouth
Communication) berpengaruh positif terhadap tingkat keputusan
pembelian konsumen. Koefisien arah regresi ini menyatakan bahwa
setiap penambahan satu nilai Word of Mouth Communication (X),
maka tingkat keputusan konsumen (Y) naik sebesar 0,633.
2. Koefisien Determinasi (R-Square)
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Pengujian koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel bebas (Word Of Mouth Communication) terhadap
1). Nilai R sebesar 0,619 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang erat antara variabel Word of Mouth Communication dan
keputusan pembelian sebesar 61,9%.
2). Nilai R Square sebesar 0,384 menunjukkan bahwa 38,4% tingkat
keputusan konsumen menggunakan jasa dapat dijelaskan oleh Word
Of Mouth Communication sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk didalam model penelitian ini.
3). Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai
yang diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate pada output diatas
adalah sebesar 4,459. Semakin kecil nilai Standard Error of Estimate
berarti model semakin baik.
4.6 Uji Hipotesis
Dalam hipotesis penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
variabel bebas yakni Word of Mouth Communication yang mempengaruhi variabel
terikat yakni keputusan pembelian. Dibawah ini dapat diketahui hasil pengujian
hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan
maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujiannya
adalah Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α =5% dan ditolak jika t hitung > t tabel pada α =5%.
Berdasarkan hasil ouput SPSS 20.0 diatas, diketahui bahwa nilai sigma adalah
0,00. Nilai sigma haruslah lebih kecil dari nilai probabilitas. Dengan demikian nilai
0,000 < 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Sementara itu, variabel Word
of Mouth Communication memiliki nilai thitung 7,400 dengan nilai ttabel 1,991. Dengan nilai thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel Word of Mouth
Communication (X) memiliki kontribusi terhadap variabel keputusan pembelian
(Y). Nilai t positif sebelumnya juga menunjukkan bahwa variabel X mempunyai
hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan variabel Word of Mouth
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Sumber: Hasil pengolahan data (2016)
Hasil pengujian hipotesis secara bersama melalui uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 57,764 yakni lebih besar dari Ftabel yakni 3,95 dan nilai probabilitas Sig.0.000 < α0.05 (sig sebesar 0.000 lebih kecil dibandingkan α sebesar 0.05)
maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas Word of Mouth Communication terhadap terjaidnya proses keputusan
pembelian. Ftabel didapatkan dengan menggunakan tabel distribusi F.
4.7 Hasil Analisis Data
Setelah peneliti melakukan pengolahan analisis data, terdapat beberapa hal
yang menjadi hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama ini.
Sebelumnya peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang berisikan
karakteristik responden dan pendapat responden mengenai pengaruh Word of Mouth
Communication terhadap keputusannya menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf
Club. Sedangkan pada metode statistik pengolahan data, peneliti menggunakan