• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Martabe Sejahtera Golf Club

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Martabe Sejahtera Golf Club"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Siapakah pemilik dan pendiri perusahaan ini?

2. Kapan usaha ini didirikan?

3. Bagaimana awal mula berdirinya perusahaan ini?

4. Adakah karyawan/tenaga kerja dalam perusahaan ini? Jika ada, berapakah

jumlahnya?

5. Bagaimana perkembangan perusahaan ini dari tahun ke tahun?

6. Apa perbedaan perusahaan ini dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang

bergerak di bidang sejenis?

7. Berapa jumlah rata-rata pengunjung dalam 1 bulan?

8. Berapa kisaran jumlah pendapatan dalam 1 bulan?

9. Apa saja fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan untuk pengunjung?

(3)

KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Kuesioner FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Responden yang terhormat,

Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini didesain khusus untuk penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Proses Keputusan Penggunaan Jasa Martabe Sejahtera Golf Club Medan” dalam rangka syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Anda terpilih menjadi responden dalam pengumpulan data ini. Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengumpulan data ini sehingga peneliti mengharapkan tidak ada jawaban yang dikosongkan. Jawaban anda akan diperlakukan dengan standar profesionalitas dan etika penelitian. Semua jawaban anda hanya akan dipakai semata-mata untuk keperluan penelitian ini.

Atas waktu dan partisipasinya, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Peneliti,

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang merupakan jawaban yang mewakili anda. Beberapa keterangan alternatif pengisian jawaban yang disediakan antara lain:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

(4)

yang anda peroleh melalui Word of Mouth (WOM).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Anda mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui pembicaraan dengan orang lain.

2. Anda mendengarkan keunggulan Martabe Sejahtera Golf Club setiap kali dibicarakan oleh rekan atau keluarga anda.

3. Anda tertarik untuk membicarakan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga anda.

4. Anda menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club berdasarkan rekomendasi dari rekan atau keluarga anda.

5. Anda berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga anda.

6. Anda terdorong untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club atas dorongan dari teman atau keluarga anda.

7. Anda berniat untuk mendorong rekan atau keluarga untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.

Keputusan Pembelian

Pernyataan-pernyataan berikut akan mengukur pendapat anda mengenai keputusan anda dalam melakukan keputusan penggunaan jasa di Martabe Sejahtera Golf Club.

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Anda mengenali kebutuhan akan sebuah lapangan golf yang asri sebelum menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.

(5)

Club merupakan alternatif utama anda untuk bermain golf.

4. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club setelah melakukan berbagai pertimbangan.

5. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club karena tertarik dengan segala keunggulan yang dibicarakan oleh rekan atau keluarga anda.

6. Anda merasa puas menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club.

7. Anda memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club lagi di kemudian hari.

8. Anda memutuskan untuk menjadi penerus promosi komunikasi mulut ke mulut untuk rekan atau keluarga anda mengenai Martabe Sejahtera Golf Club.

B. IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda (√) sesuai dengan pilihan Anda pada kolom isian yang telah tersedia.

(6)

( ) Mahasiswa ( ) Wirausaha ( ) Perusahaan Swasta ( ) Lain-lain.. ( ) PNS

6. Rata-rata pengeluaran setiap bulannya: ( ) < Rp. 1.000.000,-

( ) Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 ( ) Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 ( ) Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 ( ) > Rp. 10.000.000,-

7. Anda mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui: ( ) Keluarga

( ) Teman atau rekan seprofesi ( ) Media iklan

( ) Sales marketing

8. Anda berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club dari segi: ( ) Pelayanan para staff dan caddie

(7)
(8)
(9)

85 4 4 4 4 5 4 4 29

Tabel Hasil Kuesioner Variabel Keputusan Pembelian (Y)

No Keputusan Pembelian (Y) Total Y

(10)
(11)

76 3 3 3 3 3 2 3 2 22

77 5 3 3 3 3 3 3 3 26

78 3 3 3 3 3 2 3 2 22

79 3 3 3 3 3 2 3 2 22

80 4 2 4 4 4 2 4 4 28

81 5 3 3 3 3 5 5 3 30

82 3 4 4 4 4 5 4 4 32

83 3 5 4 4 5 3 4 5 33

84 4 4 5 4 4 2 4 2 29

85 3 3 3 3 3 2 3 2 22

86 4 3 4 4 5 5 4 4 33

87 5 5 5 4 5 5 4 4 37

88 5 5 4 5 4 5 4 5 37

89 4 3 3 4 4 5 5 5 33

(12)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 11.739 2.079 5.648 .000

X .633 .085 .619 7.400 .000 1.000 1.000

(13)

Hasil Uji Heterokesdasitas

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) X

1

1 1.974 1.000 .01 .01

2 .026 8.731 .99 .99

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 20.59 33.24 26.72 3.497 90

Std. Predicted Value -1.752 1.865 .000 1.000 90

Standard Error of Predicted

Value .471 .999 .649 .146 90

Adjusted Predicted Value 20.43 33.84 26.73 3.516 90

Residual -11.244 9.346 .000 4.434 90

Std. Residual -2.522 2.096 .000 .994 90

Stud. Residual -2.588 2.109 -.001 1.006 90

Deleted Residual -11.838 9.461 -.008 4.539 90

Stud. Deleted Residual -2.677 2.152 -.002 1.015 90

Mahal. Distance .003 3.477 .989 .908 90

Cook's Distance .000 .177 .012 .022 90

Centered Leverage Value .000 .039 .011 .010 90

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, Blair. (2009). Electronic Word of Mouth. Canada: UTM Press.

Hasan, Ali. (2010). Marketing dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing). Yogyakarta: Media Press.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2003). Dasar- dasar Pemasaran: Edisi 9, Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran edisi ke 12, Jilid 1 & 2. Jakarta: Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia.

______________________________. (2009). Manajemen Pemasaran edisi ke 13. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lowrey, Tina. (1989). Research in Consumer Complaining and Word of Mouth Activities. Advertising Incons Research. Volume 16, 30-32.

Lungun, R. (2006). Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa, edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mowen, Jhon C. dan Michael Minor. (2002). Organization Behavior, terjemahan Dwi Kartini. Bandung: FE Universitas Padjajaran.

Noor, Juliansyah. (2013). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Kencana.

Nunnally, J. (1967). Psychometric Methods. New York: McGrow-Hill.

Richins, Marsha L. (1984). Word of Mouth Communication as Negative Information. Advances in Consumer Research. Vol. 11, ed. 697-702

(15)

Rosen, Emmanuel. (2004). Kiat Pemasaran dari Mulut Ke Mulut. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sernovitz, Andy. (2009). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies’ People Talking. Chicago: Kaplan Publishing

Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana.

Schiffman, Leon G, dan Leslie Lazar Kanuk. (2001). Perilaku Konsumen. Jakarta: Prentice Hall.

Stanton, William J. (1991). Prinsip Pemasaran, edisi ketujuh, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran: Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service

Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, cetakan kedua. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Umar, Husein. (2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

SUMBER JURNAL DAN SKRIPSI

Jurnal

Adinda, Silvana dan Listyo Dwi Harsono. (2015). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Ponsel Android. Bandung: Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.

Ali, Hasanuddin dan Lilik Purwandi. (2016). Indonesia 2020: The Urban Middle-Class Millennials. Jakarta: Alvara Research Center.

(16)

Tempat Wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Babin, Barry J, J. Lee, Yong Ki, Eun Fu Kim, dan Mitch Griffin. (2005). Modelling Consumer Satisfaction and Word of Mouth: Restaurant Petronage in

Korea. The Journal of Service Marketing 19/3. Abi Inform

Jin, Yan, Peter Bloch dan Glen T. Cameron. (2002). A Comparative Study: Does the Word-of-mouth Communications and Opinion Leadership Model Fit

Opinions on the Internet. Online Journal.

Mahendrayasa, Andhanu Catur, dkk. (2014). Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Survei Pada

Mahasiswa Pengguna Kartu Selular GSM “IM3” Angkatan 2011/2012

dan 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang). Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Utama, Aditya. (2013). Model Komunikasi Word Of Mouth pada Konsumen Gudeg Pawon di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Skripsi

Ardiansyah, M. (2010). Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus

Pada Mahasiswa Fisip USU). Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Fadhila, Risa. (2013). Analisis pengaruh Word of Mouth (WOM), Kualitas Layanan, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus

Pada Toko LEO Fashion Karangjati – Kabupaten Semarang). Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Ihwani, Mufti Ulil Azmi. (2013). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Santri Memilih Pondok Pesantren (Survey pada

(17)

Kumala, Octaviantika Benazir. (2012). Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Tune Hotels Kuta-Bali. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Kekhususan Pemasaran Universitas Indonesia.

Sagala, Teti Bethesda. (2012). Pengaruh Word of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Kursus Bahasa

Inggris Language and Cultural Exchange Medan (LCE). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

SUMBER INTERNET

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak, diakses pada 1 April 2016

http://swa.co.id/business-research/bcg-pertumbuhan-kelas-menengah-atas-indonesia-meluas-ke-daerah, diakses pada 1 April 2016

http://www.martabe-golf.com/rate.htm, diakses pada 16 Februari 2016 http://martabe.tripod.com/martabe.html, diakses pada 16 Februari 2016 http://www.resep.web.id/bisnis-keuangan/golf-terbukti-sukses-menjaring-bisnis.htm, diakses pada 20 Februari 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Golf, diakses pada 20 Februari 2016

SUMBER LAINNYA

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis asosiatif dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Juliandi (2013:14), penelitian asosiatif adalah penelitian yang

berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau

berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh

variabel lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel

lainnya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Martabe Sejahtera Golf Club yang

beralamat di Jalan Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Pancur Batu, Medan,

Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah lama/jangka waktu yang dibutuhkan oleh

peneliti untuk menyelesaikan penelitian. Waktu penelitian sendiri akan

(19)

3.3 Populasi dan Sampel

Ketika melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui

keseluruhan gejala atau objek yang akan diteliti yang disebut dengan populasi.

Selanjutnya, tidak mungkin keseluruhan populasi tersebut dapat diteliti

apabila jumlah populasi cukup besar sehingga peneliti perlu menentukan

sampel dari populasi tersebut yang representatif sehingga dapat mewakili

obyek yang akan diteliti.

3.3.1 Populasi

Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi

populasi dalam penelitiannya. Menurut Sugiyono (2009:61), populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah setiap konsumen

yang datang untuk bermain golf ke Martabe Sejahtera Golf Club Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel berlaku dengan cara menggeneralisasikan hasilnya kepada

populasi. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan populasi adalah

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

(20)

Gambar 3.1

Penggeneralisasian sampel

Disimpulkan

Sampel diteliti Data dianalisis

Sumber: Suharsimi Arikunto (2013)

Teknik perhitungan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

menggunakan metode “Purposive Sampling”. Menurut Suharsimi Arikunto

(2013:183), purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah melainkan didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Peneliti menerapkan metode pengambilan sampel ini dengan memilih

siapa saja yang berada di Martabe Sejahtera Golf Club dan merupakan konsumen

atau pengguna jasa Martabe Sejahtera Golf Club.

Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka

peneliti harus menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti. Dalam penentuan

sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004:108) sebagai

berikut:

� = + � �2

dimana:

� = Jumlah sampel

� = Jumlah populasi Populasi

(21)

Dengan menggunakan rumus diatas, dapat diperolehlah sampel dengan

tingkat kesalahan penarikan sampel ditentukan sebesar 10%. Maka dari perhitungan

rumus tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan, yaitu:

� = + , 2

� = +

� =

n = 88,8

Jadi berdasarkan rumus diatas, sampel yang diambil sebanyak 88,8 orang.

Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 90 orang. Jadi, jumlah

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 90 responden.

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lungun (2006:13), data merupakan keterangan-keterangan atau

fakta-fakta yang dikumpulkan dari suatu populasi atau bagian populasi yang akan

digunakan untuk menerangkan ciri-ciri populasi yang bersangkutan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu data primer dan data

sekunder, dengan uraian teknik pengumpulan data dalam setiap jenisnya sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari

(22)

a. Wawancara

Menurut Noor (2013:138), wawancara adalah salah satu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung

dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan

dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Peneliti melakukan tanya

jawab secara lisan dengan Assisten Manager Operasional Martabe

Sejahtera Golf Club (MSGC), Pak Han Tjin Khun.

b. Angket (kuesioner)

Menurut Noor (2013:139), kuesioner atau angket adalah suatu teknik

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas

pertanyaan tersebut. Angket atau kuesioner ini berupa daftar

pertanyaan yang telah disusun secara sistematis oleh peneliti untuk

diberikan kepada para responden yaitu golfer Martabe Sejahtera Golf

Club.

2. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari sumber yang sudah ada. Berikut

merupakan teknik pengumpulan datanya:

a. Pengumpulan kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh

melalui buku-buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang

berhubungan dengan objek penelitian.

b. Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang diperoleh melalui

(23)

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta penelusuran

internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan

diuji kebenarannya secara ilmiah. Berdasarkan masalah yang telah

dikemukakan, peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitiannya. Diantaranya

adalah:

a. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication

terhadap proses keputusan penggunaan jasa Martabe Sejahtera Golf

Club Jl. Letjend Jamin Ginting Km. 22 Medan.

b. H1 : Terdapat pengaruh antara Word of Mouth Communication terhadap proses keputusan penggunaan jasa Martabe Sejahtera Golf Club Jl.

Letjend Jamin Ginting Km. 22 Medan.

3.6 Definisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang

diteliti, peneliti mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan.

Definisi konsep tersebut ialah:

1. Word of Mouth Communication atau komunikasi dari mulut ke

mulut merupakan kegiatan promosi yang dilakukan oleh

konsumen yang menawarkan produk secara sukarela, dimana

mereka menceritakan sebuah produk dan menyarankan orang lain

(24)

(Ekotama, 2009:17). Dalam hal ini, pengaruh individu lebih kuat

dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan.

2. Keputusan Pembelian merupakan proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau

lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya

(Setiadi, 2003:415).

3.7 Definisi Operasional

Menurut Noor (2013:97), definisi operasional merupakan bagian yang

mendefinisikan sebuah konsep atau variabel agar dapat diukur dengan cara

melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep atau variabel tersebut.

Definisi operasional juga digunakan sebagai suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara untuk mengukur variabel – variabel yang ada dalam penelitian.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep sebelumnya, maka

operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

(25)

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Indikator Definisi

(26)
(27)
(28)

Karakteristik responden

1. Jenis Kelamin

2. Umur

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Status

Skala Cluster

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2016)

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Mengingat pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner menunjukkan

sebuah nilai yang didapat dari penilaian responden, maka data

dikuantifikasikan dengan menggunakan Skala Likert. Kuesioner yang disusun

oleh peneliti terdiri atas pernyataan-pertanyaan dengan menggunakan Skala

Likert. Skala ini didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang

lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Ridwan dan Akdon,

2007:12).

Tabel 3.2

Tingkat Indikator dengan Skala Likert

No. Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(29)

Dengan menggunakan Skala Likert dalam penelitian tersebut, maka

variabel dalam penelitian ini dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat

diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan sebagai titik tolak

dalam pembuatan pertanyaan dan pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Metode Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan atau

kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi, 2013:79).

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Bila rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila

rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Penelitian ini

menggunakan alat kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data

yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan

menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

2. Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen

penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi,

2013:83). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

(30)

diajukan. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau

kehandalan variabel untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya.

Suatu indikator dikatakan reliabel apabila indikator tersebut digunakan

untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap

menunjukkan hasil yang sama. Bila rhitung > rtabel, maka kuesioner dinyatakan

reliabel. Sebaliknya, bila rhitung < rtabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas ini diukur dengan menggunakan bantuan aplikasi

Software SPSS 20.0 for Windows.

3.9.2 Metode Analisis Data

3.9.2.1 Metode Regresi Linear Sederhana

Regresi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu variabel

berhubungan dengan yang lainnya (Abdulrahman Ritonga, 2007:376). Dalam

penelitian ini, yang digunakan adalah metode regresi linear sederhana. Untuk

mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat diprediksikan melalui variabel

independen (X) secara individual dan seberapa besar pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat tersebut, maka setelah data diubah dari ordinal ke interval,

dimasukkan ke dalam rumus:

Y = a + bX

dimana:

Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi

(31)

b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/ penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = Subjek pada variabel independen mempunyai nilai tertentu.

3.9.2.2 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Individu/Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat. Adapun uji-t menggunakan

langkah-langkah sebagai sebagai berikut:

Ho:b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel independen yaitu Word of Mouth Communication (X) terhadap

variabel dependen yaitu keputusan konsumen (Y).

Ho:b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel

independen yaitu Word of Mouth Communication (X) terhadap variabel

dependen yaitu keputusan konsumen (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α =5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α =5%

2. Koefisien Korelasi (R2)/independen determinan (R2)

Identifikasi determinan digunakan untuk melihat seberapa besar

(32)

Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikansi

variabel. Oleh karena itu, peneliti harus mencari koefisien determinan yang

menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y). Semakin besar nilai determinan maka semakin baik

kemampuan variabel dependen (Y). Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati 1), maka semakin besarlah pengaruh dari variabel independen

(X) yakni Word of Mouth Communication terhadap variabel dependen (Y)

yaitu keputusan konsumen. Sebaliknya, jika determinan (R2) semakin kecil (mendekati 0), maka semakin kecil pengaruh dari variabel independen yaitu

Word of Mouth Communication terhadap variabel dependen (Y) yaitu

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Umum Perusahaan

Martabe Sejahtera Golf Club merupakan perusahaan penyedia jasa lapangan

golf yang berlokasi di Jl. Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Medan, Indonesia. Mulai

dibangun pada tahun 1995 oleh Irawan Chandra, padang golf ini mampu menarik

perhatian para peminat golf hingga sekarang. Padang golf yang terdiri dari 18 hole

72 par ini dibangun diatas lahan seluas 1.000 ha dan jauh dari hiruk pikuk kota dan

bebas dari polusi sebab terletak dekat dengan daerah pegunungan.

Martabe Sejahtera Golf Club memiliki berbagai fasilitas yang memudahkan

para pengunjung untuk bermain golf, salah satunya adalah Club House yang

dirancang dengan perpaduan antara budaya modern dan karo sehingga masih

memiliki sentuhan tradisional. Dirancang di atas kontur tanah asli perbukitan dan

lembah serta elevasi tanah yang mencapai ketinggian puluhan meter, Martabe

Sejahtera Golf Club terlihat sangat eksotis dan menjadikannya cukup dikenal

dikalangan para golfer lokal baik internasional. Keunikan berupa hazard atau

tantangannya ini menjadikan banyak pengunjung memilih untuk bermain golf di

golf club ini dibandingkan golf club lainnya. Ketika banyak golf club lain

mendirikan lapangan golf di tengah-tengah perumahan yang kental dengan suasana

perkotaan, Martabe Sejahtera Golf Club berdiri di atas lahan yang tetap

dipertahankan keasriannya sehingga menyuguhkan panorama alam yang sejuk khas

(34)

Selain keunggulan Martabe Sejahtera Golf Club berupa panoramanya yang

indah, lapangan golf ini juga memiliki staff yang handal dan dikenal ramah. Pegawai

operasional golf club ini umumnya memiliki background pendidikan yang baik

sehingga memudahkan karyawan dalam melayani pengunjung. Selain pegawai

operasional dan lapangan, para caddie yang bekerja di lapangan golf ini juga

merupakan caddie yang sudah melalui masa training selama 6 bulan. Caddie sudah

harus mampu menguasai kontur tanah, arah angin, jarak lapangan, jenis stik golf dan

mampu mengendarai buggy car sebelum mulai bekerja. Pelatihan ini diberikan agar

para pengunjung merasa aman dan nyaman bermain di lapangan golf ini.

Selama beroperasi sejak tahun 1997, Martabe Sejahtera Golf Club memiliki

banyak pengunjung rutin. Setiap bulannya rata-rata pengunjung lapangan golf ini

berkisar antara 800 sampai 1000 orang. Pada hari-hari biasa, lapangan golf ini dapat

menarik kira-kira 30 sampai 50 orang golfer. Sementara pada hari weekend yaitu

sabtu dan minggu dan hari libur nasional, Martabe Sejahtera Golf Club dapat

menarik kira-kira 150 sampai 200 orang golfer baik lokal maupun internasional.

Tingkat kunjungan golfer ke Martabe Sejahtera Golf Club ini umumnya bersifat

fluktuatif, tergantung dengan datangnya masa-masa tertentu. Peningkatan jumlah

pengunjung yang signifikan dirasakan pada hari-hari libur nasional dimana

kebanyakan karyawan perusahaan biasanya menggunakan hari libur mereka untuk

bermain golf, misalnya pada hari buruh nasional. Selain pada hari libur nasional,

hari sabtu dan minggu juga sering dimanfaatkan oleh para golfer untuk

menenangkan pikiran sejenak dengan bermain golf. Penurunan pengunjung Martabe

(35)

Selama menjelang ramadhan biasanya hanya terdapat beberapa pengunjung

non-muslim yang bermain golf di salah satu lapangan golf terbaik di Kota Medan ini.

Didukung dengan fasilitas yang memudahkan pengunjung menempatkan

lapangan golf ini sebagai salah satu lapangan golf berstandar Internasional di

Indonesia. Fasilitas yang lengkap dengan range harga yang tidak terlalu mahal

mampu memberikan kenyamanan bagi para golfer pengunjung lapangan golf ini.

Fasilitas yang dimiliki Martabe Sejahtera Golf Club meliputi golf cart, caddie yang

ramah dan handal dibidangnya, golf shop yang menyediakan berbagai peralatan golf,

putting green untuk berlatih memukul, locker room sebagai tempat penyimpanan

barang-barang, VIP room sebagai ruang pertemuan pribadi, restoran dengan

makanan yang higienis, serta fasilitas penyewaan barang-barang keperluan olahraga

golf.

Jumlah pendapatan lapangan golf ini pun terbilang cukup tinggi. Apabila

diadakannya turnamen antar golfer dan Intern, Martabe Sejahtera Golf Club mampu

meraup omset kurang lebih Rp. 300.000.000,- setiap bulannya. Turnamen golf

adalah pertandingan antar golfer yang biasanya diikuti oleh 100 sampai 200 orang

golfer dari kalangan mana saja. Sementara Intern adalah pertandingan antar golfer

yang biasanya bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Golfer akan berlomba untuk

memasukkan bola ke lubang yang ada di setiap hole dengan jumlah pukulan

sesedikit mungkin. Setelah pertandingan, skor para golfer akan dicatat untuk

menentukan pemenangnya. Umumnya apabila diadakannya turnamen dan Intern,

perusahaan terkait wajib menyediakan hadiah berupa uang, sepeda motor atau

bahkan mobil. Tidak jarang perusahaan juga menyediakan hadiah untuk pemenang

(36)

4.1.2 Sejarah Perusahaan

Martabe Sejahtera Golf Club merupakan perusahaan penyedia jasa lapangan

golf yang berlokasi di Jl. Letjend. Jamin Ginting Km. 22 Medan, Indonesia. Martabe

Sejahtera Golf Club pertama kali didirikan oleh Irawan Chandra dibawah naungan

PT. Taipan Asri International. Golf Club yang didesain oleh lembaga Gus Grantham

Construction ini mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada tahun

1997.

Pada tahun 1995, perusahaan mendatangkan seorang perancang lapangan

golf dari Amerika Serikat bernama Gus Grantham. Gus Grantham ialah seorang

perancang lapangan golf US PGA yang terkenal di Amerika Serikat. Dengan luas

keseluruhan tanah sekitar 1000 ha, Gus Grantham merancang lapangan golf Martabe

Sejahtera Golf Club dengan menggunakan ± 300 ha areal tanah. Diatas areal seluas

± 300 ha itulah kini berdiri sebuah Club House, Golf Course, dan 2 villa. Pada

awalnya, perusahaan juga mencanangkan untuk mendirikan sebuah Taman Rekreasi

Keluarga. Namun karena terkendala masalah keuangan pada saat itu, perusahaan

hanya mampu merealisasikan pembangunan Club House, Golf Course, dan villa.

Setelah dirancang, pengerjaan proyek sendiri dimulai pada tahun yang sama.

Setelah memakan waktu pembangunan selama 2 tahun, Martabe Sejahtera Golf Club

kemudian mulai beroperasi. Pada awal pengoperasiannya, yakni pada tahun 1997,

Martabe Sejahtera Golf Club hanya memiliki 12 hole. Seiring dengan bertambahnya

waktu serta meningkatnya jumlah pengunjung, pada tahun 1998 Martabe Sejahtera

Golf Club akhirnya memiliki 18 hole yang masih digunakan hingga sekarang.

(37)

selesai dibangun pada tahun 2000. Setelah selesai dibangun secara keseluruhan,

Martabe Sejahtera Golf Club semakin mampu menarik pengunjung.

Saat ini Martabe Sejahtera Golf Club mempekerjakan 188 orang tenaga

kerja. Delapan puluh delapan diantaranya merupakan pegawai operasional dan

lapangan sementara 100 orang sisanya merupakan caddie. Pegawai operasional dan

lapangan yang terdiri dari 88 orang dibagi menjadi karyawan tetap dan harian.

Karyawan tetap golf club ini berjumlah 65 orang sementara 25 sisanya adalah BHL

atau Buruh Harian Lepas. Karyawan tetap terdiri dari HRD, admin, satpam,

mekanik, dan pengawas lapangan yang sistem penggajiannya dilakukan per bulan

sedangkan karyawan harian atau BHL (Buruh Harian Lepas) umumnya merupakan

pengurus lapangan yang bertugas untuk merapikan dan memangkas rumput

lapangan. Sistem penggajian karyawan harian dilakukan setiap minggunya. Para

caddie golf club ini didominasi oleh kaum wanita. Sebelum mulai bekerja, caddie

harus mengalami masa training selama 6 bulan sehingga caddie mengerti

seluk-beluk pekerjaannya di lapangan seperti kontur tanah, arah angin, kemiringan green,

jarak lapangan, jenis stik golf, dan lain sebagainya.

Sebelum memiliki buggy car yang mampu mempermudah akses golfer dari

satu hole ke hole lainnya sebanyak sekarang, pada awalnya Martabe Sejahtera Golf

Club hanya mampu menyediakan beberapa buggy car saja. Seiring dengan jumlah

kunjungan golfer yang semakin meningkat, kemudian setiap tahunnya Martabe

Sejahtera Golf Club mampu menambah jumlah buggy car. Hingga saat ini, lapangan

(38)

4.1.3 Jenis-jenis Jasa yang Ditawarkan

Dalam menawarkan jasanya, Martabe Sejahtera Golf Club memiliki range

harga yang berbeda-beda untuk setiap jenis kebutuhan. Macam-macam jasa yang

ditawarkan adalah:

1. Member and member’s guest (weekdays)

Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member

Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari biasa (non-weekend). Rate

harga sudah termasuk dengan biaya lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie.

Untuk penggunaan buggy car perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp.

410.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy car untuk 2 orang atau sharing

buggy, dikenakan biaya Rp. 310.000,- per orang.

(39)

Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member

Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari-hari akhir pekan (sabtu dan

minggu) atau libur nasional. Jasa ini berlaku bagi pengunjung yang mulai bermain

golf sebelum jam 12.00 pagi. Rate harga sudah termasuk dengan biaya lapangan,

biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car perseorangan,

seorang golfer dipungut biaya Rp. 540.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy

car untuk 2 orang atau sharing buggy, dikenakan biaya Rp. 440.000,- per orang.

Jenis jasa ini diperuntukkan hanya bagi para member dan tamu member

Martabe Sejahtera Golf Club yang berkunjung pada hari-hari akhir pekan (sabtu dan

minggu) atau hari libur nasional. Jasa ini berlaku bagi pengunjung yang mulai

bermain golf setelah jam 12.00 pagi. Rate harga sudah termasuk dengan biaya

lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car

perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp. 490.000,-. Sementara untuk

(40)

3. Visitor (weekdays)

4.

5.

6.

Jenis jasa ini diperuntukkan bagi para pengunjung Martabe Sejahtera Golf

Club yang berasal dari luar Indonesia dan bermain golf pada hari biasa (

non-weekend). Rate harga sudah termasuk dengan biaya lapangan, biaya buggy car dan

biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car perseorangan, seorang golfer dipungut

biaya Rp. 630.000,-. Sementara untuk penggunaan buggy car untuk 2 orang atau

sharing buggy, dikenakan biaya Rp. 530.000,- per orang.

4. Visitor (weekends)

7.

8.

9.

Jenis jasa ini diperuntukkan bagi para pengunjung Martabe Sejahtera Golf

Club yang berasal dari luar Indonesia dan bermain golf pada hari-hari akhir pekan

(sabtu dan minggu) atau hari libur nasional. Rate harga sudah termasuk dengan biaya

lapangan, biaya buggy car dan biaya caddie. Untuk penggunaan buggy car

perseorangan, seorang golfer dipungut biaya Rp. 790.000,-. Sementara untuk

(41)

5. Tournament & Intern

Jenis jasa Tournament & Intern biasanya diperuntukkan bagi kalangan

karyawan sebuah perusahaan. Perbedaannya ialah jenis jasa Tournament digunakan

untuk skala yang lebih besar, biasanya untuk para golfer yang berjumlah diatas 100

orang. Sementara Intern biasanya hanya berkisar antara 20 sampai 40 orang saja.

Rate harga yang dipakai pada jenis jasa ini sesuai dengan rate harga biasanya.

Tergantung dengan keputusan manager, terkadang lapangan golf ini memberikan

diskon atau potongan harga antara 10% - 20% dari harga normal bagi para karyawan

perusahaan yang menggunakan jenis jasa Tournament dan Intern. Harga ini tidak

termasuk dengan biaya makan restoran serta fasilitas lainnya selain buggy fee,

caddie fee, dan green fee. Setelah turnamen, biasanya perusahaan terkait akan

mengadakan pembagian hadiah bagi golfer dengan pukulan sesedikit mungkin serta

hadiah untuk pemenang lucky draw atau undian.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Identitas Responden

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Martabe Sejahtera Golf Club

diperoleh dari penelitian di lapangan selama kurang lebih satu bulan lamanya. Hasil

penelitian diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung

Martabe Sejahtera Golf Club. Sampel pada penelitian adalah sebanyak 90 orang

responden dari total populasi sebanyak kira-kira 800 orang pengunjung setiap

(42)

Data identitas pada responden bertujuan untuk mengetahui spesifikasi pada

responden. Identitas responden mencakup data jenis kelamin, umur, pendidikan

terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran rata-rata setiap bulannya. Identitas yang

didapat oleh peneliti dapat dirangkum pada grafik dibawah ini.

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.1: Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar diatas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki adalah sebanyak 92% dari 90 orang responden, yakni sebanyak 83 orang.

Sementara responden yang berjenis kelamin wanita hanya sebesar 8% dari 90 orang

responden, yakni 7 orang saja. Dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar atau

yang dominan bermain golf di Martabe Sejahtera Golf Club adalah laki-laki. Hal ini

(43)

b. Berdasarkan Usia

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.2: Identitas Responden Berdasarkan Usia

Gambar diatas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini yang

berada dalam rentang usia kurang dari 18 tahun adalah 0% atau tidak ada sama

sekali. Sementara responden yang berada pada rentang usia 18 – 25 tahun adalah 2%

dari jumlah 90 responden, yakni sebanyak 2 orang. Kemudian disusul oleh

responden dengan rentang usia 26 – 35 tahun adalah 25% dari jumlah 90 orang

responden, yakni, 22 orang. Sementara responden dengan usia diatas 45 tahun

merupakan responden terbanyak yang dijumpai oleh peneliti di lapangan. Pada

gambar diatas responden berusia 45 tahun ke atas ditunjukkan dengan angka 45%

dari 90 orang responden, yakni 38 orang. Rentang usia ini menunjukkan bahwa

kebanyakan golfer yang bermain di Martabe Sejahtera Golf Club adalah orang

dengan usia paruh baya. Rentang usia dapat dijadikan pertimbangan untuk dapat

(44)

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.3: Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki

pendidikan terakhir SD/sederajat dan SMP/sederajat adalah sebesar 0% atau dengan

kata lain tidak ada. Sementara jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir

di bangku SMA/sederajat berjumlah 6% dari jumlah responden 90 orang, yakni 5

orang. Kemudian responden yang memiliki pendidikan terakhir sebagai Sarjana

(S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3) merupakan responden berjumlah paling

banyak. Responden ini dengan klasifikasi pendidikan tertinggi ini berjumlah 91%

dari jumlah 90 orang responden, yakni 82 orang. Hal ini membuktikan bahwa

sebagian besar dari golfer yang berkunjung ke Martabe Sejahtera Golf Club

(45)

d. Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.4: Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan

pekerjaan yang masih berstatus mahasiswa adalah 0% atau tidak ada sama sekali.

Sementara itu jumlah responden yang memiliki pekerjaan di Perusahaan Swasta

merupakan jumlah responden terbanyak. Jumlah ini mencapai 39 persen dari jumlah

90 orang responden, yakni 35 orang. Responden dengan pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil (PNS) didapati hanya berjumlah 10% dari 90 orang jumlah responden, yakni 9

orang. Kemudian responden yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha berjumlah

35% dari 90 orang responden, yakni sebanyak 32 orang. Wirausahawan merupakan

orang dengan jenis pekerjaan peringkat kedua yang berkunjung di Martabe Sejahtera

Golf Club. Jenis pekerjaan terakhir adalah kategori Lain-lain. Kategori ini didapati

berjumlah 16% dari 90 orang responden, yakni 14 orang. Kategori pekerjaan

Lain-lain merupakan gabungan antara pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Polisi, Pensiunan,

(46)

e. Berdasarkan Pengeluaran Setiap Bulan

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.5: Identitas Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan

Gambar diatas menunjukkan bahwa responden dengan pengeluaran setiap

bulannya kurang dari Rp. 1.000.000,- berjumlah 0% atau tidak ada sama sekali.

Responden dengan jumlah pengeluaran per bulannya mencapai Rp. 1.000.000,-

sampai Rp. 3.000.000,- berjumlah 1% dari jumlah responden 90 orang, yakni 1

orang saja. Sementara itu responden dengan jumlah pengeluaran per bulannya

mencapai Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000 berjumlah 1% dari total 90 jumlah

responden, yakni hanya 1 orang saja. Kemudian responden dengan jumlah

pengeluaran per bulannya mencapai Rp. 5.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,-

berjumlah 18% dari 90 orang responden, yakni 16 orang. Sementara di peringkat

teratas dengan angka 80% adalah pengunjung dengan jumlah pengeluaran diatas Rp.

10.000.000,- setiap bulannya. Peneliti menemukan responden yang menghabiskan

lebih dari Rp. 10.000.000,- setiap bulannya ini berjumlah 72 orang dari 90 orang

responden. Hal ini membuktikan teori peneliti pada awal penelitian bahwa sebagian

(47)

didefinisikan sebagai orang yang memiliki pengeluaran $10 - $20 per harinya atau

apabila dikonversikan ke rupiah mencapai Rp. 3.900.000,- sampai Rp. 7.800.000,-

setiap bulannya. Selama penelitian di lapangan, peneliti menjumpai 72 orang dengan

pengeluaran diatas Rp. 3.900.000,- sampai Rp. 7.800.000,- yang dikategorikan

sebagai kalangan menengah keatas. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memfokuskan pemasaran pada orang

kalangan menengah keatas.

f. Berdasarkan Mendapatkan Informasi Melalui

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.6: Identitas Responden Berdasarkan Mendapatkan Informasi

Gambar diatas menunjukkan bahwa 27% dari 90 orang responden, yakni 24

orang mengetahui atau mendapatkan informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf

Club melalui keluarga. Sementara itu responden yang mendapatkan informasi

mengenai Martabe Sejahtera Golf Club melalui teman atau rekan seprofesi diketahui

berjumlah paling banyak yaitu 68% dari 90 orang responden, yakni 61 orang.

Kemudian jumlah responden yang mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui

(48)

jumlah responden yang memperoleh informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf

Club melalui Sales Marketing. Jumlah responden yang menjawab mengetahui

lapangan golf ini melalui Sales Marketing berjumlah 5 orang.

4.2.2 Distribusi Data Variabel

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan Skala Likert. Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk

memperoleh informasi mengenai seberapa besar pengaruh Word of Mouth (X)

terhadap keputusan penggunaan jasa (Y). Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan

kepada 90 orang responden sebagai pengunjung Martabe Sejahtera Golf Club.

Pada setiap pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban. Responden diharuskan

memilih salah satu jawaban yang menurut mereka paling tepat. Jawaban responden

tersebut akan digunakan untuk pengolahan analisis regresi sederhana yang akan

dilakukan oleh peneliti. Jawaban responden akan didistribusikan sesuai dengan

pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian. Distribusi jawaban tersebut

bertujuan untuk melihat jumlah atau persentase masing-masing pilihan jawaban.

a. Untuk mengukur variabel X yakni Word of Mouth Communication, penulis

menggunakan 3 indikator Word of Mouth yang kemudian dikembangkan

menjadi 6 pernyataan. Distribusi jawaban responden terhadap variabel Word

(49)

Sumber: Data primer, diolah 2016

` Gambar 4.7: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Word of Mouth Communication

Berdasarkan gambar 4.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Frekuensi jawaban pernyataan “Mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club melalui pembicaraan dengan orang lain” menyimpulkan bahwa 21 orang

responden (23%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (34%)

menyatakan setuju, 14 orang responden (16%) menyatakan kurang setuju, 24

orang responden (27%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

yang menyatakan sangat tidak setuju. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa sebagian besar responden mengetahui Martabe Sejahtera Golf Club

melalui teman atau rekan seprofesi.

2) Frekuensi jawaban pernyataan “Mendengarkan keunggulan Martabe

Sejahtera Golf Club setiap kali dibicarakan oleh rekan atau keluarga”

menyimpulkan bahwa 11 orang responden (12%) menyatakan sangat setuju,

33 orang responden (37%) menyatakan setuju, 16 orang responden (18%)

menyatakan kurang setuju dan 30 orang responden (33%) menyatakan tidak 0

(50)

setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak

setuju.

3) Frekuensi jawaban pernyataan “Tertarik untuk membicarakan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 16

orang responden (18%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden

(41%) menyatakan setuju, 13 orang responden (14%) menyatakan kurang

setuju dan 24 orang responden (27%) menyatakan tidak setuju. Sementara

itu, tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4) Frekuensi jawaban pernyataan “Menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf

Club berdasarkan rekomendasi dari rekan atau keluarga” menyimpulkan

bahwa 17 orang responden (19%) menyatakan sangat setuju, 35 orang

responden (39%) menyatakan setuju, 11 orang responden (12%) menyatakan

kurang setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak setuju.

Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

5) Frekuensi jawaban pernyataan “Berniat merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf Club kepada rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 17

orang responden (19%) menyatakan sangat setuju, 29 orang responden

(32%) menyatakan setuju dan 15 orang responden (17%) menyatakan kurang

setuju dan 29 orang responden (32%) menyatakan tidak setuju. Sementara

itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Responden yang setuju untuk merekomendasikan Martabe Sejahtera Golf

Club sebagian besar berniat merekomendasikan dari segi pelayanan para

staff dan caddie.

(51)

bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju, 32 orang

responden (36%) menyatakan setuju, 12 orang responden (13%) menyatakan

kurang setuju dan 36 orang responden (40%) menyatakan tidak setuju.

Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

7) Frekuensi jawaban pernyataan “Berniat untuk mendorong rekan atau

keluarga untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club”

menyimpulkan bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju,

42 orang responden (47%) menyatakan setuju, 7 orang responden (8%)

menyatakan kurang setuju dan 31 orang responden (34%) menyatakan tidak

setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak

setuju.

b. Untuk mengukur variabel Y yakni Keputusan Pembelian, peneliti

menggunakan 5 indikator keputusan pembelian yang kemudian

dikembangkan menjadi 8 pernyataan. Distribusi jawaban responden terhadap

variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat disajikan pada gambar sebagai

(52)

Sumber: Data primer, diolah 2016

`Gambar 4.8: Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian

Berdasarkan gambar 4.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Frekuensi jawaban pernyataan “Mengenali kebutuhan akan sebuah lapangan golf yang asri sebelum menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club”

menyimpulkan bahwa 23 orang responden (26%) menyatakan sangat setuju,

34 orang responden (37%) menyatakan setuju, 19 orang responden (21%)

menyatakan kurang setuju dan 14 orang responden (16%) menyatakan tidak

setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak

setuju.

2) Frekuensi jawaban pernyataan “Mencari informasi mengenai Martabe Sejahtera Golf Club setelah mengenali kebutuhan untuk bermain golf”

menyimpulkan bahwa 10 orang responden (11%) menyatakan sangat setuju,

29 orang responden (32%) menyatakan setuju, 24 orang responden (27%)

menyatakan kurang setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak

setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak 0

(53)

3) Frekuensi jawaban pernyataan “Merasa bahwa Martabe Sejahtera Golf Club

merupakan alternatif utama untuk bermain golf” menyimpulkan bahwa 14

orang responden (16%) menyatakan sangat setuju, 41 orang responden

(45%) menyatakan setuju, 16 orang responden (48%) menyatakan kurang

setuju dan 19 orang responden (21%) menyatakan tidak setuju. Sementara

itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club setelah melakukan berbagai pertimbangan”

menyimpulkan bahwa 12 orang responden (13%) menyatakan sangat setuju,

41 orang responden (45%) menyatakan setuju, 13 orang responden (15%)

menyatakan kurang setuju dan 24 orang responden (27%) menyatakan tidak

setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak

setuju.

5) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa

Martabe Sejahtera Golf Club karena tertarik dengan segala keunggulan yang

dibicarakan oleh rekan atau keluarga” menyimpulkan bahwa 9 orang

responden (10%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (34%)

menyatakan setuju, 14 orang responden (16%) menyatakan kurang setuju

dan 36 orang responden (40%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak

terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

6) Frekuensi jawaban pernyataan “Merasa puas menggunakan jasa Martabe

Sejahtera Golf Club” menyimpulkan bahwa 12 orang responden (13%)

menyatakan sangat setuju, 32 orang responden (36%) menyatakan setuju, 8

(54)

(42%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang

menyatakan sangat tidak setuju.

7) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf Club lagi di kemudian hari” menyimpulkan bahwa

11 orang responden (12%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden

(41%) menyatakan setuju, 15 orang responden (17%) menyatakan kurang

setuju dan 27 orang responden (30%) menyatakan tidak setuju. Sementara

itu tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

8) Frekuensi jawaban pernyataan “Memutuskan untuk menjadi penerus

komunikasi mulut ke mulut untuk rekan atau keluarga mengenai Martabe

Sejahtera Golf Club” menyimpulkan bahwa 9 orang responden (10%)

menyatakan sangat setuju, 28 orang responden (31%) menyatakan setuju, 10

orang responden (11%) menyatakan kurang setuju dan 43 orang responden

(48%) menyatakan tidak setuju. Sementara itu tidak terdapat responden yang

(55)

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1 Hasil Uji Validitas Word of Mouth Communication

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Word of Mouth Communication

Item-Total Statistics

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Uji validitas adalah uji statistik untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu relevan. Nilai Degree of Freedom yang digunakan dalam uji

validitas ini adalah n – 2, dalam hal ini 8 – 2 = 6. Dilihat dari nilai r tabel dua arah

pada sig. 0,05 maka kita mendapat nilai sebesar 0,7067. Instrumen yang dilakukan

peneliti dikatakan valid apabila seluruh hasil Cronbach’s Alpha if Item Deleted

diatas angka 0,7067. Dengan demikian, instrumen Word of Mouth Communication

pada penelitian ini dinyatakan valid.

(56)

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Word of Mouth Communication

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Word of Mouth Communication

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.779 8

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Uji reliabilitas adalah uji statistik untuk mengukur kehandalan

indikator-indikator alat ukur kuesioner agar data yang diperoleh dapat relevan. Nunnally

(1967) mengatakan bahwa batas minimal reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha

adalah 0,6. Dengan demikian instrumen Word of Mouth Communication dinyatakan

reliabel.

4.3.3 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian

Item-Total Statistics

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Uji validitas adalah uji statistik untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan

(57)

pada sig. 0,05 maka kita mendapat nilai sebesar 0,6664. Instrumen yang dilakukan

peneliti dikatakan valid apabila seluruh hasil Cronbach’s Alpha if Item Deleted

diatas angka 0,664. Dengan demikian, instrumen Keputusan Pembelian pada

penelitian ini dinyatakan valid.

4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.766 9

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Uji reliabilitas adalah uji statistik untuk mengukur kehandalan

indikator-indikator alat ukur kuesioner agar data yang diperoleh dapat relevan. Nunnally

(1967), mengatakan bahwa batas minimal reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha

adalah 0,6. Dengan demikian instrumen Keputusan Pembelian dinyatakan reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan

bantuan SPSS 20.0. Uji normalitas yang dilakukan peneliti menggunakan 3

pendekatan yaitu analisa grafik histogram, analisa grafik normal p-plot dan

analisa komolgorov smirnov sebagai bukti uji normalitas terkuat. Ketiganya

digunakan membandingkan antara tiga observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan dari grafik-grafik

(58)

1) Grafik Histogram

Sebuah data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila

memberikan pola distribusi grafik yang baik. Data dalam penelitian

ini dapat dikatakan berdistribusi normal, hal tersebut dapat dilihat

dari grafik histogram yang berbentuk lonceng, grafik tersebut tidak

miring kesamping kiri maupun kanan seperti yang terlihat pada

gambar 4.9 berikut:

Sumber: Hasil pengolahan data (2016) Gambar 4.9

Uji Normalitas Grafik Histogram

2) Grafik Normal P-Plot

(59)

Dalam uji normalitas grafik p-plot, sebuah data dapat dikatakan

berdistribusi normal apabila data menyebar disekitar garis

diagonalnya. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

3) Uji Kolmogorov Smirnov

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Gambar 4.11

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

Pada output SPSS dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

diketahui bahwa nilai asymp sig (2-tailed) yang terdiri dari Word of

Mouth (0,181) dan keputusan pembelian (0,347) lebih besar dari

alpha 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual

terstandarisasi dan data memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kolmogorov-Smirnov Z 1,096 ,934

Asymp. Sig. (2-tailed) ,181 ,347

a. Test distribution is Normal.

(60)

tidak kurang dari 0.1. Nilai VIF sendiri digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel

bebas tersebut memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain di

dalam model (multikolinear). Jika nilai VIF kurang dari 5, maka model

regresi bebas dari masalah multikolinearitas. Pada data ini, nilai tolerance

variabel Word of Mouth Communication adalah 1.0 dan VIF juga adalah 0.1.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan linear

antar variabel. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan

SPSS yang dideteksi melalui analisa grafik plot. Model regresi yang baik

adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu

titik-titik pada Scatterplot yang menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

sumbu 0 serta tidak membentuk pola tertentu. Hasil penelitian uji

heterokedastisitas pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4.12 dibawah

ini:

Sumber: Hasil pengolahan data (2016) Gambar 4.12

(61)

Scatterplot pada output diatas memperlihatkan titik-titik menyebar secara

acak antara -2 hingga 2, tersebar ke segala arah dan tidak membentuk pola

tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi diatas adalah

homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.5 Uji Regresi Sederhana

Metode analisis regresi sederhana pada dasarnya digunakan untuk

memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independen

terhadap variabel terikat atau variabel dependen. Pada penelitian ini, variabel bebas

ialah Word of Mouth Communication dan variabel terikat adalah keputusan

pembelian.

1. Persamaan Regresi

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 20.0

dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana, dapat dilihat hasil dari

persamaan regresi dalam tabel yang disajikan berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.739 2.079 5.648 .000

X .633 .085 .619 7.400 .000

a. Dependent Variable: Y

(62)

Dari data yang telah dilampirkan diatas, maka diperolehlah

persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = 11,739 + 0,633X

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut ialah:

a : 11, 379 menyatakan bahwa jika variabel independen (Word of

Mouth Communication) sama dengan nol, maka variabel

dependenden (keputusan pembelian) bernilai 11,379.

bX : 0,633 menyatakan bahwa variabel independen (Word of Mouth

Communication) berpengaruh positif terhadap tingkat keputusan

pembelian konsumen. Koefisien arah regresi ini menyatakan bahwa

setiap penambahan satu nilai Word of Mouth Communication (X),

maka tingkat keputusan konsumen (Y) naik sebesar 0,633.

2. Koefisien Determinasi (R-Square)

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Pengujian koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (Word Of Mouth Communication) terhadap

(63)

1). Nilai R sebesar 0,619 menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang erat antara variabel Word of Mouth Communication dan

keputusan pembelian sebesar 61,9%.

2). Nilai R Square sebesar 0,384 menunjukkan bahwa 38,4% tingkat

keputusan konsumen menggunakan jasa dapat dijelaskan oleh Word

Of Mouth Communication sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak termasuk didalam model penelitian ini.

3). Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai

yang diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate pada output diatas

adalah sebesar 4,459. Semakin kecil nilai Standard Error of Estimate

berarti model semakin baik.

4.6 Uji Hipotesis

Dalam hipotesis penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat

variabel bebas yakni Word of Mouth Communication yang mempengaruhi variabel

terikat yakni keputusan pembelian. Dibawah ini dapat diketahui hasil pengujian

hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

(64)

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang

digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan

maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujiannya

adalah Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α =5% dan ditolak jika t hitung > t tabel pada α =5%.

Berdasarkan hasil ouput SPSS 20.0 diatas, diketahui bahwa nilai sigma adalah

0,00. Nilai sigma haruslah lebih kecil dari nilai probabilitas. Dengan demikian nilai

0,000 < 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Sementara itu, variabel Word

of Mouth Communication memiliki nilai thitung 7,400 dengan nilai ttabel 1,991. Dengan nilai thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel Word of Mouth

Communication (X) memiliki kontribusi terhadap variabel keputusan pembelian

(Y). Nilai t positif sebelumnya juga menunjukkan bahwa variabel X mempunyai

hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan variabel Word of Mouth

(65)

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Sumber: Hasil pengolahan data (2016)

Hasil pengujian hipotesis secara bersama melalui uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 57,764 yakni lebih besar dari Ftabel yakni 3,95 dan nilai probabilitas Sig.0.000 < α0.05 (sig sebesar 0.000 lebih kecil dibandingkan α sebesar 0.05)

maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas Word of Mouth Communication terhadap terjaidnya proses keputusan

pembelian. Ftabel didapatkan dengan menggunakan tabel distribusi F.

4.7 Hasil Analisis Data

Setelah peneliti melakukan pengolahan analisis data, terdapat beberapa hal

yang menjadi hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama ini.

Sebelumnya peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang berisikan

karakteristik responden dan pendapat responden mengenai pengaruh Word of Mouth

Communication terhadap keputusannya menggunakan jasa Martabe Sejahtera Golf

Club. Sedangkan pada metode statistik pengolahan data, peneliti menggunakan

Gambar

Tabel Hasil Kuesioner Variabel Word of Mouth Communication (X)
Tabel Hasil Kuesioner Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Gambar 3.1            Penggeneralisasian sampel
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

110 SUMBERMULYO WALYONO PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5 111 SUMBERMULYO SARIJAN PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5 112 SUMBERMULYO MUGIYONO PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5. 113 SUMBERMULYO BUDI SUTRISNO

Data Penerapan Kebijakan Pendidikan Gratis (Biaya Operasional Pendidikan) di SMA Negeri Se-Kabupaten Kayong Utara yang telah dipaparkan peneliti pada tabel 2, 3, 4 dan 5

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode investigasi kelompok dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa seluruh kelompok (tinggi, sedang

Berdasarkan Tabel 3 diketahui hasil analisis uji Mann-whitney terhadap data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol secara statistik tidak menunjukkan terdapat

Untuk itu penelitian ini dibuat untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada ada penelitian terdahulu, dimana pengujian akan dilakukan melalui dua arah, serta

dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Rektor..

Dewan Pengurus Pusat HPJI bekerja sama dengan Dewan Pengurus Daerah HPJI Provinsi Sulawesi Selatan dan PIARC/World Road Association akan mengadakan Konferensi Regional Teknik

(2) Masa jabatan wakil direktur sebagaimana dimaksud pada. ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat