Oleh:
Evani Doana Nababan NIM 4123121017
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Evani Doana Nababan, lahir di Padang pada tanggal 02 September 1993. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bonar Nababan dan
Lentianna Saragih. Penulis mengakhiri pendidikannya dibangku Sekolah Dasar (SD)
tahun 2006, tepatnya di SD Negeri 091317 Sondi Raya, Kabupaten Simalungun. Selesai
tingkat Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Pematang Raya dan selesai pada tahun 2009.
Pendidikan menengah atas diakhiri di SMA Swasta Sultan Agung Pematangsiantar pada
tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan
Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam dan lulus ujian pada tanggal 23 Juni 2016.
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MEDIA PhET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA
STATIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 RAYA T.P. 2015/2016 Evani Doana Nababan (NIM 4123121017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain control two group pretes-postes. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari tujuh kelas yaitu kelas X MAI-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA-5 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam ranah kognitif berbentuk uraian yang terdiri dari 8 soal yang sudah divalidasi dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas, sikap dan keterampilan.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 34,9 dan kelas kontrol dengan rata-rata 33,1. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET sebesar 68,5 sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata 61,1. Perkembangan aktivitas di kelas eksperimen diperoleh rata-rata dengan kategori sangat aktif, dan keterampilan siswa termasuk dalam kategori sangat baik serta perkembangan sikap siswa pada kategori baik. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh rata-rata perkembangan aktivitas dalam kategori aktif dan perkembangan sikap siswa termasuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang penerapan model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis
di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyampaikan terima kasih teristimewa kepada Bapak Dr.
Makmur Sirait, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, Ibu Dr. Eva M. Ginting, M.Si,
Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan sripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen beserta Staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED.
Ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada Bapak kepala Sekolah, Bapak
dan Ibu guru SMA Negeri 1 Raya yang telah banyak membantu selama penelitian
berlangsung.
Terkhusus penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda B. Nababan,
dan Ibunda L. Saragih yang selalu berdoa, memberi kasih sayang dan memberikan
dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Terima kasih juga kepada
adik-adik tercinta Ayu Boneta Nababan, dan Vrima Arga Nababan yang telah
v
sampaikan kepada semua teman-teman kelas Fisika Pendidikan A 2012 yang telah
berjuang bersama dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED.
Seperti kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan yang ada, baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Operasional 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Aktivitas Belajar 12
2.1.3 Hasil Belajar 14
2.1.4 Model Pembelajaran Inquiry Training 19
2.1.4.1 Pembelajaran Konvensional 22
2.1.5 Penelitian yang Relevan 23
2.1.6 PhET (Physic Education and Technology) 24
2.1.7 Materi Pembelajaran 25
2.1.7.1 Tekanan Hidrostatis 25
2.1.7.2 Hukum Pokok Hidrostatis 26
2.1.7.3 Hukum Pascal 28
2.1.7.4 Hukum Archimedes 29
2.1.7.5 Gejala Kapilaritas 32
2.1.7.6 Viskositas 33
2.2 Kerangka Konseptual 35
2.3 Hipotesis 37
BAB III. METODE PENELITIAN 38
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 38
3.3 Variabel Penelitian 38
3.4 Desain Penelitian 38
vii
3.6 Instrumen Penelitian 40
3.6.1 Wawancara Guru 40
3.6.2 Tes Hasil Belajar 41
3.6.3 Lembar Observasi 42
3.6.3.1 Aktivitas 42
3.6.3.2 Penilaian Sikap 43
3.6.3.3 Penilaian Keterampilan 43
3.6.4 Validitas Tes Hasil Belajar 43
3.7 Teknik Analisis Data 43
3.7.1 Wawancara Guru 43
3.7.2 Analisis Data Hasil Belajar Kognitif 44
3.7.3 Tes Hasil Belajar 44
3.7.3.1 Menghitung Mean dan Standar Deviasi 44
3.7.3.2 Uji Normalitas 44
3.7.3.3 Uji Homogenitas 45
3.7.3.4 Uji Hipotesis 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49
4.1 Hasil Penelitian 49
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 49
4.1.2 Observasi 51
4.1.2.1 Aktivitas Siswa 51
4.1.2.2 Penilaian Sikap 53
4.1.2.3 Penilaian Keterampilan 55
4.1.3 Pengujian Analisis Data 56
4.1.3.1 Uji Normalitas Data 56
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 56
4.1.3.3 Uji Hipotesis 57
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63
5.1. Kesimpulan 63
5.2. Saran- Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tekanan Hidrostatis di Titik P Akibat Berat Zat Cair 26
di Atasnya
Gambar 2.2. Tekanan Hidrostatis di Titik A, B, dan C adalah Sama 27
Gambar 2.3. Pipa U untuk Menentukan Massa Jenis Zat Cair 27
Gambar 2.4. Tekanan di Titik (1) Sama dengan Tekanan di Titik (2) 28
Gambar 2.5. Gaya Akibat Tekanan Air pada Benda 29
Gambar 2.6. Gelas Berpancur Berisi Suatu Fluida 30
Gambar 2.7. Gejala Kapilaritas, disebabkan Gaya Kohesi dan Gaya 32
Adhesi
Gambar 2.8. Bola yang Jatuh ke dalam Fluida Mengalami Beberapa 34
Gaya
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 50
dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 51
dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3. Diagram Batang Aktivitas Kelas Eksperimen dan 52
Kelas Kontrol
Gambar 4.4. Perbandingan Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas 54
Kontrol
Gambar 4.5. Rata-Rata Keterampilan Tiap Pertemuan 55
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase-fase Model Pembelajaran Inquiry Training 22
Tabel 2.2. Beberapa Hasil Penelitiain Terdahulu 23
Tabel 3.1. Desain Penelitian 39
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar pada Materi Pokok 41
Fluida Statis
Tabel 3.3. Kriteria Penyekoran Tes Uraian 41
Tabel 3.4. Kategori dan Persentasi Nilai 42
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Hasil Belajar 44
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.3. Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 52
Tabel 4.4. Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
Tabel 4.5. Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 55
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data 56
Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data 57
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan 68
Lembar Kerja Siswa (LKS) 86
Lampiran 2 Lembar Validator 132
Lampiran 3 Kisi-Kisi Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa 136
Lampiran 4 Instrumen Penelitian (Tes Hasil Belajar) 141
Lampiran 5 Validitas Isi Perangkat Instrumen oleh Validator 143
Lampiran 6 Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa 147
Lampiran 7 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa 148
Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Kelas Eksperimen 149
Lampiran 9 Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Kelas Kontrol 157
Lampiran 10 Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen 165
Lampiran 11 Rekapitulasi Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 173
Lampiran 12 Rekapitulasi Penilaian Sikap Kelas Kontrol 181
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar 189
Lampiran 14 Perhitungan Nilai Rata-Rata,Varians dan Standar 193
Deviasi Pretes
Lampiran 15 Daftar Distribusi Frekuensi 196
Lampiran 16 Uji Normalitas 197
Lampiran 17 Uji Homogenitas 203
Lampiran 18 Uji Hipotesis 206
Lampiran 19 Dokumentasi 210
Lampiran 20 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 216
Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil Untuk Uji t 217
Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva 0 ke z 218
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
Inti pendidikan adalah belajar. Batasan tentang belajar bermacam-macam,
tetapi satu, yaitu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Tidak ada kegiatan
belajar, kecuali di dalamnya ada upaya untuk menguasai sesuatu yang baru.
Dengan demikian, aktivitas belajar berada dalam suasana yang aktif dan dinamis
untuk meraih sesuatu yang baru. Dalam kaitan dengan pembentukan
karakter-cerdas, sesuatu yang baru adalah hal-hal yang memperkuat kecerdasan peserta
didik dengan standar nilai dan norma yang tinggi terhadap potensi manusia
seutuhnya dengan kandungan Harkat dan Martabat Manusia (HMM) dan
nilai-nilai luhur Pancasila dalam kaitannya dengan berbagai bidang dan wilayah
kehidupan.
Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kecerdasan kehidupan bangsa tetap harus dilandasi oleh
kemampuan, watak atau karakter dalam koridor peradaban yang bermartabat.
Dengan demikian fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas Tahun
2003 itu adalah untuk membentuk karakter serta peradaban kehidupan bangsa
yang bermartabat.
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
sangat penting karena mempelajari gejala dan fenomena yang terjadi di alam dan
tidak dapat dipisahkan dari kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Pemilihan sistem pembelajaran yang tepat, termasuk di dalamnya materi, metode
dan media pembelajaran akan dapat mengatasi kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran sehingga mendukung peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif untuk
sungguh-sungguh dari pihak yang terkait, artinya keberhasilan dalam proses pembelajaran
fisika tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan peserta didik dan kesiapan pengajar.
Purwanto (2012:133) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran fisika,
kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam mencapai
keberhasilan belajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah
pelajaran hafalan tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi
konsep tersebut. Namun fakta yang terlihat di lapangan pada pembelajaran fisika,
pembelajaran masih bersifat verbal, siswa tampak pasif dan menerima
pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru. Kecenderungan ini biasanya
berawal dari pengalaman belajar mereka dimana mereka menemukan kenyataan
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran berat dan serius yang tidak jauh dari
persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang rumit melalui
pendekatan matematis. Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah masih
berpusat pada guru. Pembelajaran yang terjadi hanya melakukan perpindahan
pengetahuan dari guru ke siswa dan terkadang guru lebih terfokus pada
penghafalan rumus-rumus saja. Akibatnya, siswa menjadi terbebani dan tidak
mampu mengaplikasikan rumus tersebut untuk menyelesaikan persoalan. Pada
waktu guru memberi kesempatan untuk menjawab ataupun bertanya, siswa
memilih untuk diam karena mereka bingung apa yang akan dijawab dan
ditanyakan.
Pendidikan di masa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi
anak didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Perangkat
teknologi penyebarannya masih sangat terbatas dan belum memasuki dunia
pendidikan. Tetapi lain halnya sekarang, perangkat teknologi sudah ada di
mana-mana. Di sekolah-sekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi dalam
berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat
bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar (Bahri, S
dan Zain., 2006:139).
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Raya,
3
pertama, hampir setiap ruang kelas dilengkapi dengan Proyektor LCD dan
kelengkapan alat laboratorium terutama laboratorium fisika cukup memadai,
namun pada kenyataannya belum dimanfaatkan dengan maksimal. Kedua,
persentasi hasil belajar fisika siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada ujian akhir semester masih mencapai 40 % dalam setiap kelas. Ketiga, guru
sudah menerapkan model-model pembelajaran, namun belum konsistennya guru
dalam menerapkan setiap fase-fase model pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan indikator-indikator permasalahan yang dijelaskan di atas,
dibutuhkan model pembelajaran yang efektif yang mampu meningkatkan
keterampilan proses siswa. Salah satu model pembelajaran yang efektif diterapkan
adalah model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET.
Menurut Joyce et al., (2009 : 201), model pembelajaran inquiry training
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin
dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan
pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta
memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi
intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai dengan menyajikan
peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang
menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training diharapkan proses pembelajaran merupakan proses
pemerolehan konsep dari keterlibatan siswa secara langsung dan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa adalah
dengan penggunaan Physics Education Technology (PhET) dikembangkan oleh
pembelajaran fisika berbasis laboratorium maya yang memudahkan guru dan
siswa jika digunakan untuk pembelajaran di ruang kelas. Simulasi-simulasi PhET
merupakan simulasi yang ramah pengguna karena dapat dijalankan dengan
menggunakan web browser baku selama plug-in Flash dan Java sudah terpasang.
Simulasi-simulasi dalam PhET tersedia secara gratis dan dapat diunduh secara
gratis melalui website http://phet.colorado.edu.
Peneliti sebelumnya yakni, Komyadi et al., (2015) diperoleh bahwa ada
peningkatan: keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran inquiry
training menggunakan media simulasi PhET dengan N-gain 61%, peningkatan
KPS aspek skill dengan gain 34%, peningkatan KPS aspek kognitif dengan
N-gain pada siklus I 47,81% dan pada siklus II 69%, serta peningkatan respon siswa
terhadap pembelajaran meningkat dengan N-gain 43,92%. Peneliti Setyo et al.,
(2014) berdasarkan hasil penelitian diperoleh terdapat interaksi antara model
pembelajaran inquiry training melalui teknik peta konsep dan teknik puzzle
dengan keberagaman aktivitas belajar dan keberagaman kemampuan memori
terhadap prestasi belajar. Peneliti Nugroho et al., (2012) berdasarkan hasil
penelitian diperoleh: 1) pembelajaran IPA dengan motode inkuiri terbimbing yang
menggunakan media laboratorium riil dan virtual layak dijadikan alternatif dalam
mengembangkan prestasi belajar, 2) faktor kemampuan memori dan gaya belajar
siswa hendaknya menjadi faktor yang patut dipertimbangkan dalam merancang
proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah, antara lain:
1. Siswa memahami konsep fisika dengan model matematis. Siswa kurang
efektif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat saat proses
pembelajaran fisika.
2. Belajar dirasakan sebagai kegiatan yang sulit dan menyulitkan ketimbang
sebagai kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan.
3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
4. Pembelajaran fisika di sekolah masih bersifat verbal, siswa tampak pasif,
guru yang lebih aktif berperan sehingga kurang mendorong siswa untuk
berpikir dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
5. Penggunaan media komputer/media elektronik yang mendukung proses
pembelajaran fisika belum maksimal.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan identifikasi masalah,
penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran inquiry training.
2. Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah PhET.
3. Hasil belajar fisika dibatasi pada materi Fluida Statis.
4. Objek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Raya T.P.
2015/2016
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry training berbantuan media PhET pada materi Fluida Statis di
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi Fluida Statis di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016?
3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET pada materi
Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016?
4. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi Fluida Statis di kelas X semester
II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016?
5. Apakah ada pengaruh model pembelajaran inquiry training berbantuan
media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry training berbantuan media PhET pada materi Fluida Statis di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016.
2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri
1 Raya T.P. 2015/2016.
3. Mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantuan media
PhET pada materi Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya
T.P. 2015/2016.
4. Mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Fluida Statis di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016.
5. Mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training berbantuan
media PhET terhadap hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas
7
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET pada materi Fluida
Statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7 Definisi Operasional
1. Model pembelajaran inquiri training adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke
dalam periode waktu yang singkat yang bertujuan dalam membantu siswa
mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual
yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan
jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya (Joyce, et al., 2009 : 201).
2. Physics Education and Technology (PhET) yaitu simulasi pendidikan
berbasis laboratorium maya yang memudahkan guru dan siswa jika
digunakan untuk pembelajaran di ruang. Dalam simulasi itu siswa dapat
memanipulasi data, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
63 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa setelah menerima model pembelajaran inquiry training
berbantuan media PhET pada materi Fluida Statis di kelas X SMA N 1
Raya T.P. 2015/2016 diperoleh rata-rata postes siswa sebesar 68,5.
2. Hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran konvensional pada
materi Fluida Statis di kelas X SMA N 1 Raya T.P. 2015/2016 diperoleh
rata-rata postes siswa sebesar 61,1.
3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantuan media
PhET pada materi Fluida Statis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya
T.P. 2015/2016 diperoleh rata-rata aktivitas siswa adalah 83 dengan
kriteria sangat aktif.
4. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Fluida Statis di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Raya T.P. 2015/2016 diperoleh
rata-rata aktivitas siswa adalah 64 dengan kriteria aktif.
5. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa ada pengaruh
penggunaan model pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET
terhadap hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas X Semester
64
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka sebagai tindak lanjut dari
penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada peneliti selanjutnya dapat bergabung dengan para guru mata
pelajaran disekolah tersebut supaya guru dapat melihat secara langsung
kegiatan ataupun aktivitas siswa selama pembelajaran.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dalam pembagian
kelompok yang sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4
65
Kelas X Semester II SMA Negeri di Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Anderson, L., dan Krathwohl, R..D., (2010), Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan – Edisi ke-2, Jakarta: Bumi Aksara
Arisa, Y., dan Simamora, P., (2004), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis, Jurnal Pendidikan Fisika, 2: 54-60
Bahri, S.D., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Dimyati., dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Hake, R. R., (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA 91367 USA
Hidayat, M.I., dan Harahap, M.B., (2015), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia Lectora dan Kemampuan Berpikir Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika, 4: 25-32
Hutapea, F., dan Motlan., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Fisika UNIMED: 55-62
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi ke Delapan – Terjemahan, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kesuma, I.T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Optika Geometris di Kelas X SMAN 2 Kabanjahe T.P. 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
66
Pembelajaran Inquiry Training di SMA Negeri 5 Takengon, Jurnal Pendidikan Fisika, 4: 1-8
Marzano, Robert J., (2006), Classroom Assessment and Grading That Work, ASCD: USA
Nugroho, Sugeng., Suparmi., dan Sarwanto., (2012), Pembelajaran IPA dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 1(3): 235-244 (online: tersedia di: https://scholar.google.co.id, diakses 22 Desember 2015)
McKagan, S.B., Perkins, K.K., Dubson, M., Malley, C., Reid, S., LeMaster, R., and Wieman, C.E., (2013), About PhET (online), tersedia di: http://phet.colorado.edu, diakses pada 22 Desember 2015
Prayitno dan Manullang, B., (2010), Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa, Medan : Paskasarjana UNIMED
Purwanto, A., (2012), Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika, Jurnal Exacta, X(2): 133
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, Prenada Media Group
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Gravindo Persada
Setyo, T.I., Sunarno, Widha., dan Sajidan., (2012), Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Jurnal Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 1(3): 258-265 (online: tersedia di: https://scholar.google.co.id, diakses 14 Desember 2015)
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sunardi dan Zenab, S., (2013), Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Bandung : Yrama Widya
Syaiful, D.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
The PhET Team, (2011), PhET (Interactive Simulations). (diakses 11 Januari 2016)