• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD MUHAMMADIYAH 02 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD MUHAMMADIYAH 02 MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DAN

KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA SISWA SD MUHAMMADIYAH 02 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

SUCI PERWITA SARI NIM. 8146181038

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Suci Perwita Sari (NIM : 8146181038) Pengaruh Model Discovery Learning dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model discovery learning dengan model pembelajaran pembelajaran langsung (direct instruction ), (2) pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah, dan (3) interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cluster random sampling sebanyak dua kelas. Instrumen terdiri dari tes hasil belajar berupa tes essay dan angket kecerdasan intepersonal. Data dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model discovery learning berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dengan model direct istruction, kecerdasan interpersonal tinggi siswa berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kecerdasan interpersonal rendah siswa, serta terdapat interaksi antara model discovery learning dan kecerdasan intepersonal dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa.

(6)

ABSTRACT

Suci Perwita Sari (NIM : 8146181038) The Effect of Discovery Learning Model and Interpersonal Intelligence Towards Science Learning Outcomes.

This study aims to determine: (1) the better effect between students’ learning outcomes that taught by discovery learning model and direct instruction model, (2) a better effect between students’ who have high interpersonal intelligence and low interpersonal intelligence, and (3) the interaction between learning model with interpersonal intelligence in influencing learning outcomes. This research is a quasi experimental. The sample in this study were selected by random cluster sampling of two classes. The instrument consists of tests of learning outcomes in the form of essay tests and intepersonal intelligence questionnaires. Data were analyzed using two way ANOVA. The results showed that the students’ learning outcomes that taught by discovery learning model different and showed a better results than direct instruction model, students with high interpersonal intelligence showed better results than the students with low interpersonal intelligence, and there is interaction between the discovery learning model and intepersonal intelligence in influencing student learning outcomes.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas hidayah dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan sebaik mungkin.

Teristimewa peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Adenan serta Ibunda Sri Hartati yang selalu berkorban demi kesuksesan dan kebahagiaan anak anaknya, dan juga kepada segenap mbak mbak dan mas tercinta yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan kesabaran telah menuntun peneliti untuk bersabar dan tawakal menghadapi tantangan dalam penulisan tesis ini.

Selama dalam proses penyelesaian tesis ini banyak kendala yang dihadapi peneliti namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak terutama Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Dikdas dan Ibunda Prof. Dr. Anita

Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PGSD Prodi Dikdas.

4. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. dan Prof. Dr. Siman, M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dari sejak awal hingga selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan

5. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. sebagai narasumber I, Bapak Dr. Edward Purba, M.A.,

(8)

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Dasar PPs yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada peneliti selama di dalam maupun di luar perkuliahan.

7. Kepada Seluruh Staff Pegawai PPs UNIMED terkhusus Bang Hizrah Syahputra

Harahap yang telah banyak membantu peneliti dalam kemudahan pengolahan dan pengumpulan berkas-berkas.

8. Ibu Dra. Rida Syahida selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 02 Medan yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ,bimbingan, dan semangat serta Bapak dan Ibu SD. Muhammadiyah 02 Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama selama peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Siswa siswi tercinta SD Muhammadiyah 02 Medan yang telah banyak menginspirasi

peneliti dan memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dalam mengemban tugas menjadi guru.

10. Ayahanda Adenan dan Ibunda Sri Hartati yang telah dengan ikhlas berjuang lahir bathin demi peneliti, sabar mendengarkan keluh kesah peneliti, memberikan semangat baik berbentuk riil maupun materiil, dan tak henti hentinya berdoa untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.

11. Terkhusus buat saudara sekandung seperjuangan peneliti, Mbak Sri Wahyuni/Suami, Mbak Sri Prihartini/Suami, Mbak Sri Mastuti/Suami, Mbak Dewi Lestari/Suami, Mas Budi Santoso/Istri, Mbak Wiwik Anggraeni/Suami, Mbak Sri Utami/Suami tercinta yang telah ikut membantu, memberikan motivasi, dan doa bagi penulis.

12. Tercinta Abangda Ahmad Fauzi Hasibuan yang telah dengan sepenuh hati

mendampingi, menemani, dan meringankan beban peneliti dalam penyusunan tesis ini. 13. Terkasih kepada teman-teman kelas A1-Reguler angkatan 2014 yang telah berbagi

suka maupun duka bersama peneliti selama mengikuti perkuliahan. Khususnya teman teman yang sangat membantu dalam penelitian ini Maisarah, Lia Sa’adah, Putri Rahmi, Maulana Arafat, Waliyul Maulana, Sabri, Rahmadhani Tanjung, dan teman teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

14. Dan terkhusus kepada sahabat tercinta Suci Istiqamah, Ayu Gustina, Novita Sari, Rayi Sucippitari, Nurul Hidayatunnisa, Indah Mutia, dan Laili Fahlia Harahap yang telah setia menemani peneliti selama perkuliahan. Semoga kita akan selalu bersama hingga nenek nenek nanti.

15. Teristimewa kepada Kakak-Abang kelas PPs UNIMED , Mas Irham Ramadhani, Kak

(9)

disebutkan satu persatu yang telah dengan sabar membimbing dan menjawab berbagai pertanyaan dari peneliti mengenai penelitian yang telah dilakukan.

16. Dan kepada seluruh kawan-kawan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang sudah setia memberikan dukungan.

Peneliti menyadari masih banyak kesalahan baik isi maupun penulisan. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Atas segala bantuan, bimbingan dan semangat yang telah peneliti terima dari berbagai pihak, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya. Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.

Medan, 11 Maret, 2016 Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

1.6.Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1. Kerangka Teoritis ... 14

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar IPA ... 14

2.1.1.1. Aspek Ranah Kognitif dalam Hasil Belajar Menurut Anderson dan Krathwohl ... 16

2.1.1.2. Hakikat IPA di SD/MI ... 20

2.1.2. Hakikat Kecerdasan Interpersonal ... 24

2.1.2.1. Indikator Kecerdasan Interpersonal ... 27

2.1.2.2. Ciri-Ciri Siswa yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi dan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 31

2.1.2.3. Peran Kecerdasan Interpersonal ... 32

2.1.2.4. Pengembangan Kecerdasan Interpersonal ... 33

2.1.3. Model Discovery Learning ... 34

2.1.3.1. Komponen Discovery Learning ... 37

2.1.3.2. Langkah-Langkah Model Discovery Learning ... 38

2.1.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Model Discovery Learning ... 43

2.1.4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) ... 45

2.1.4.1. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) ... 47

2.1.4.2. Kelemahan dan Kelebihan Model Langsung (Direct Intruction) 49 2.1.5 Teori Belajar Relevan ... 52

2.1.5.1. Teori Konstruktivisme ... 52

2.1.5.2. Teori Belajar Perkembangan Kognitif Piaget ... 55

2.1.5.3. Teori Belajar John Dewey ... 56

2.1.6. Penelitian Relevan ... 57

(11)

2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery learning dengan Model Pembelajaran

Konvensional ... 58

2.2.2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa Yang Mempunyai Kecerdasan Interpersonal Tinggi Dengan Kelompok Siswa Dengan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 61

2.2.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Discovery Learning dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa ... 64

2.3. Hipotesis ... 66

BAB III METODE PENELITIAN ... 67

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 67

3.2.Populasi dan Sampel ... 67

3.3.Variabel Penelitian ... 68

3.4.Definisi Operasional ... 69

3.5.Metode dan Rancangan Penelitian ... 70

3.6.Prosedur Penelitian ... 72

3.7.Pengontrolan Perlakuan ... 76

3.8.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 77

3.9.Teknik Analisis Data ... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

4.1. Hasil Penelitian ... 95

4.1.1. Pretes Hasil Belajar ... 95

4.1.2. Hasil Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 99

4.1.3. Perlakuan (Treatment) ... 100

4.1.4. Postes Hasil Belajar... 102

4.1.5. Analisis Hasil Penelitian ... 103

4.1.5.1. Analisis Data Pretes dan Postes Hasil Belajar IPA Siswa ... 103

4.1.5.2. Analisis Data Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonal ... 105

4.2. Pengujian Hipotesis ... 108

4.3. Pembahasan ... 117

4.3.1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Direct Instruction dan Model Discovery Learning ... 117

4.3.2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelompok Kecerdasan Interpersonal Tinggi dan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 122

4.3.3. Interaksi Antara Model Direct Instruction dan Model Discovery Learning dengan Kecerdasan Interpersonal Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa ... 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1. Simpulan ... 130

5.2. Saran ... 131

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II IPA Kelas V SD. Muhammadiyah 02

Medan T.A. 2014/2015 ... 5

Tabel 2.1. Taksnonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah ... 18

Tabel 2.2. Taksnonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 19

Tabel 2.3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD/MI ... 22

Tabel 2.4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Penelitian Ini ... 42

Tabel 2.5. Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 49

Tabel 2.6. Perbandingan Model Discovery Learning dan Model Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berdasarkan Kelebihannya ... 52

Tabel 2.7. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran Konstruktivisme ... 54

Tabel 2.8. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Discovery Learning ... 57

Tabel 3.1. Desain Penelitian ANAVA ... 71

Tabel 3.2. Indikator Item Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa SD. Muhammadiyah 02 Medan T.A. 2015/2016 ... 79

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda ... 80

Tabel 3.4. Deskripsi Kategori Validitas Butir Soal... 83

Tabel 3.5. Hasil Analisis Validitas Tes ... 84

Tabel 3.6. Deskripsi Kategori Reliabilitas Butri Tes ... 85

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Tes ... 85

Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen ... 87

Tabel 3.9. Deskripsi Kategori Daya Pembeda ... 88

Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 88

Tabel 3.11. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda Setelah Valid ... 89

Tabel 3.12. Kategori Nilai Gain ... 90

Tabel 3.13. Ketekerkaitan Masalah, Hipotesis, dan Uji Statisitik yang Digunakan .. 92

Tabel 4.1. Data Pretes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 96

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Eksperimen ... 96

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 98

Tabel 4.4. Data Hasil Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 99

Tabel 4.5. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonal ... 100

Tabel 4.6. Data Postes Hasil Belajar IPA ... 103

(13)

Tabel 4.8. Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Kecerdasan

Interpersonal ... 105

Tabel 4.9. Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal ... 106

Tabel 4.10. Desain Faktorial Rata-Rata 2x2 Anava ... 108

Tabel 4.11. Data Faktor Antar Subjek ... 109

Tabel 4.12. Uji Homogenitas antar Kelompok ... 109

Tabel 4.13. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 110

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning ... 40

Gambar 3.1. Bagan Skema Variabel ... 68

Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Penelitian ... 75

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Normal Kelas Kontrol ... 97

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Normal Kelas Eksperimen ... 98

Gambar 4.3. Diagram Pretes-Postes kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 104

Gambar 4.4. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonalnya ... 107

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 135

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 145

Lampiran 3 : Bahan Ajar Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda ... 154

Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa ... 162

Lampiran 5 : Intsrumen Tes Hasil Belajar (Validator Ahli) ... 168

Lampiran 6 : Soal Evaluasi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk fan Gerak Benda ... 176

Lampiran 7 : Kisi-Kisi Intrumen Tes Hasil Belajar Pretes dan Postes Setelah Validitas ... 177

Lampiran 8 : Analisis Validitas Tes ... 179

Lampiran 9 : Analisis Taraf Kesukaran Tes ... 180

Lampiran 10 : Analisis Daya Pembeda Tes ... 181

Lampiran 11 : Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 182

Lampiran 12 : Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 183

Lampiran 13 : Lembar Validitas Angket Kecerdasan Interpersonal ... 185

Lampiran 14 Tabulasi Data Pretes ... 187

Lampiran 15 : Tabulasi Data Postes... 189

Lampiran 16 : Analisis Statistik Pretes ... 191

Lampiran 17 : Analisis Statistik Dasar Postes ... 194

Lampiran 18 : Tabulasi Data Kecerdasan Interpersonal ... 197

Lampiran 19 : Tabulasi Pengelompokkan Data Kecerdasan Interpersonal ... 199

Lampiran 20 : Distribusi Data Penilaian ... 201

Lampiran 21 : Data Angket Kecerdasan Interpersonal Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol ... 203

Lampiran 22 : Uji Persyaratan Instrumen Hasil Belajar ... 206

Lampiran 23 : Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Jalur (2 x 2) ... 207

Lampiran 24 : Uji Scheffe ... 208

Lampiran 25 : Dokumentasi Penelitian ... 209

Lampiran 26 : Contoh Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa ... 215

Lampiran 27 : Contoh Jawaban Angket Kecerdasan Interpersonal ... 217

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu bentuk upaya mempersiapkan sumber daya

manusia yang mampu menghadapi problem hidup yang senantiasa berkembang

dari masa ke masa. Seiring berjalannya waktu, pendidikan bertujuan mewujudkan

cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,

dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia

global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan

untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010: 39).

Pernyataan di atas sejalan dengan isi tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI

yaitu agar siswa memiliki kemampuan seperti : (1) memperoleh keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan,

dan keteraturan alam ciptaanNya, (2) mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif, dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses

utnuk meyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

(17)

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) memperoleh

bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendiidkan ke SMP/MTs (BSNP, 2006).

Ironisnya dalam dunia sains khususnya di Sekolah Dasar, Indonesia berada di

posisi ke-3 pada ajang 11th International Mathematics and Sciences Olympiad

(IMSO) yang diadakan di Denpasar, Bali pada 5-11 Oktober 2014. Ajang

International ini diikuti oleh 14 negara, dan Indonesia juga berada dibawah

Singapura di peringkat ke-2 dan Thailand di peringkat pertama (Dikdas

Kemendikbud). Firman Jiddan (peserta IMSO) mengaku bahwa soal yang

diujikan dalam olimpiade berbeda jauh dengan yang dipelajari di sekolah.

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa siswa hanya terbiasa dengan soal yang

dikatakan mudah, hanya berada pada tingkat pemahaman dan daya ingat siswa

sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal yang mengacuh pada aspek lain,

siswa merasa kebingungan.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan

antara lain dengan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas

pendidikan, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada aspek-aspek

yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang

diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat

menyesuaikan diri dan berhasil dimasa yang akan datang.

Pengkajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu hasil belajar

merupakan usaha awal yang seharusnnya dilakukan agar dapat menetapkan

langkah dan cara-cara yang tepat dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu

(18)

sekali faktor yang mempengaruhinya. Ditinjau dari unsur siswa, masih banyak

faktor yang mempengaruhi baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun dari

luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri anak didik adalah faktor fisiologis

seperti cacat fisik dan psikologis seperti persepsi, minat, sikap, motivasi,

kecerdasan emosional, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

maupun kecerdasan intelektualnya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar siswa

misalnya lingkungan tempat tinggal, keadaan sosial ekonomi orang tua.

Peningkatan kualitas pembelajaran juga telah diupayakan di SD

Muhammadiyah 02 Medan Timur. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar

siswa, para guru digalakkan untuk menerapkan berbagai model dan metode baik

yang bersifat individu maupun kelompok. Namun dikarenakan beberapa masih

menggunakan model pembelajaran langsung seperti ceramah, mencatat, dan

menghafal.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru kelas V SD.

Muhammadiyah 02 Medan Timur menyatakan hal yang senada dengan

pernyataan diatas. Ibu Linda Syahputri, S.Pd. selaku wali kelas V-C mengatakan

bahwa sebenarnya guru telah menyampaikan pengetahuan dan menugaskan siswa

untuk beraktivitas, namun kurang dari 50% siswa yang mau mengerjakannya

dengan baik dan benar. Adapun jika pembelajaran diadakan melalui model active

learning, siswa juga belum giat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Guru juga telah mencoba untuk menerapkan berbagai model pembelajaran

kooperatif seperti diskusi dan bermain peran, namun dikarenakan siswa hanya

selalu diberikan perlakuan demikian, menyebabkan rasa jenuh pada siswa itu

(19)

pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung

rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam

pembelajaran IPA yang dilakukan di SD. Muhammadiyah 02 Medan, salah satu

penyebab rendahnya hasil belajar siswa ini dapat bersumber dari pelaksanaan

pembelajaran yang bersifat langsung di sekolah, dimana kegiatan pembelajaran

masih berpusat pada guru. Pada pembelajaran konvensional, hasil belajar siswa

terbatas, peluang siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya sangat rendah

dikarenakan model pembelajaran langsung dalam pelajaran IPA hanya bersifat

transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa

kurang memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian

pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung menghafalkan fakta-fakta dan

konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu terbentuk yang

pada akhirnya membuat kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada

kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami, sedangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diabaikan karena tidak diaktifkan selama

kegiatan pembelajaran di kelas. Selain masalah model direct instruction

(langsung) yang masih terus digunakan, ditemukan bahwa masih banyak guru

yang belum secara maksimal menggunakan media pembelajaran, padahal

pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang mengutamakan alam dan lingkungan

sebagai sumber belajarnya. Namun jarang sekali terlihat guru yang menggunakan

fasilitas sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Kurangnya pengembangan dan

referensi soal terkait materi menjadi masalah rendahnya hasil belajar siswa, ketika

(20)

berbeda, siswa merasa soal tersebut sulit. Kurangnya kegiatan berorientasi siswa

ini, ternyata juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian rendahnya hasil belajar

siswa. Hal ini terbukti pada hasil nilai ujian semester II IPA siswa kelas V pada

bulan Juni 2015 di SD. Muhammadiyah 02 Medan, yaitu :

Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II IPA Kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan T.A 2014/2015

No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan

1 V-A 30 - 100%

2 V-B 17 23 57,5%

3 V-C 19 20 51,3%

4 V-D 27 10 73%

5 V-E 27 12 69,2%

Jumlah 120 65 64,9%

(sumber : Tata Usaha SD. Muhammadiyah 02 Medan)

Berdasarkan tabel 1.1. diatas, syarat ketuntasan adalah 80% siswa harus

mampu mencapai nilai 70. Namun, terlihat bahwa di kelas V-A sebanyak 30

orang (100%) siswa yang tuntas, B sebanyak 17 siswa (57,5%) yang tuntas,

V-C sebanyak 19 siswa (51,3%) yang tuntas, V-D sebanyak 27 siswa (73%) siswa

yang tuntas dan V-E sebanyak 27 siswa (69,2%) yang tuntas. Jika diakumulasikan

siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 64,9%. Hal ini membuktikan bahwa

nilai siswa masih berada di bawah KKM.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa secara optimal dan baik

pada aspek kognitif, maka diperlukan perubahan serta inovasi dalam

mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran. Agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model pembelajaran

(21)

belajar kepada siswa agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuannya

sehingga pengetahuan tersebut bertahan lama dalam pikiran siswa. Salah satu

model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut adalah model

discovery learning.

Model discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang

menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam model ini, guru bukan

hanya manager di dalam kelasnya, namun terlebih lagi guru berperan sebagai

pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa dalam membangun sendiri

pengetahuannya melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan. Pemecahan

masalah bukan hanya dilakukan secara kelompok dan diskusi semata namun

terlebih lagi menekankan pada kegiatan melakukan percobaan, mengumpulkan

dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dari model pembelajaran ini,

siswa akan mengembangkan pengalaman belajar dengan mengkontruksi sendiri

pengetahuannya dan mengembangkan sikap kritis siswa (Saefuddin, 2014).

Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model discovery learning

karena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran yang sangat

direkomendasikan dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan model discovery

learning merupakan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah ilmiah

sehingga terbukti menuntut adanya pembelajaran aktif (active learning). Fraus

dan Paulson (1998:4-5) dalam (Ramadhani, 2015:8) berpendapat bahwa pada

proses belajar aktif, siswa terlibat secara langsung secara aktif dalam aktivitas

kelompok ketimbang menjadi pendengar ceramah pasif. Dalam pembelajaran aktif

siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat,

(22)

melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai

materi pembelajaran.

Beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model

discovery learning antara lain: (1) penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto

(2014), menyimpulkan bahwa penerapan discovery learning dapat meningkatkan

hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN Tanggung Wetan 2 Jember. (2)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin, dkk (2013), menyimpulkan bahwa

hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Se-Gugus RA Kartini Kemusu Boyolali

yang diajarkan dengan model discovery learning berbasis media realita lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung berbasis

media gambar. (3) Hasil penelitian Hasugian, dkk (2013), menyimpulkan bahwa

hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN.02 Sejaruk Param mengalami

peningkatan sebanyak 20,7% ketika diterapkan model discovery learning. (4)

hasil Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi, dkk (2012) menyimpulkan bahwa

penerapan model discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas VI SDN 03 Sungai Ambaeang Kubu Raya sebanyak 19,04%. Dari

beberapa penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bawan model discovery

learning berpengaruh positif dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa.

Walaupun sudah ada beberapa penelitian mengenai pengaruh model discovery

learning dan hasil belajar, namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.

Hal ini dikarenakan hasil belajar yang baik bukan hanya terkait dengan model

pembelajaran yang digunakan, namun juga berhubungan dengan faktor internal

dan eksternal siswa. Faktor internal merupakan faktor yang sangat berpengaruh

(23)

yang diperhatikan adalah faktor kecerdasan interpersonal. Hal demikian

dikarenakan model discovery learning merupakan pembelajaran yang sangat erat

dengan kegiatan aktif secara berkelompok. Maka dapat dikatakan model discovery

learning akan berjalan dengan baik jika siswa memiliki kecerdasan interpersonal

yang baik pula.

Pernyataan diatas berkatian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Imanita (2014) yang menyimpulkan bahwa selain penggunaan model

pembelajaran yang tepat, ternyata ada faktor lain yang juga berperan dalam

peningkatan hasil belajar siswa yaitu kecerdasan interpersonal. Kecerdasan

interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan

orang lain. Menurut Armstrong (2013:39), Ciri-ciri dari siswa yang memiliki

kecerdasan interpersonal adalah suka bersosialisasi dengan teman seusianya,

berbakat menjadi pemimpin, menjadi anggota klub, panitia, atau kelompok

informal di antara teman seusianya, mudah bergaul, senang mengajari anak-anak

lain secara informal, suka bermain dengan teman seusianya, mempunyai dua atau

lebih teman dekat, memiliki empati yang baik atau memberi perhatian lebih

kepada orang lain, banyak disukai teman dan dapat memahami maksud orang lain

walaupun tersembunyi. Pengembangan kecerdasan interpesonal sangat penting

bagi anak sebab akan menjadi dasar saat anak bergaul dengan teman serta

lingkungan. Itulah sebabnya mengapa kecerdasan interpersonal berkaitan erat

dengan proses belajar. Proses belajar menentukan kemampuan siswa dalam

bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma agama, moral tradisi,

(24)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk mengatasi

permasalahan rendahnya hasil belajar IPA siswa di kelas V SD. Muhammadiyah

02 Medan Timur Tahun Ajaran 2015/2016 melalui model discovery learning

ditinjau dari kecerdasaran interpersonal siswa. Kecerdasan interpesonal diambil

sebagai variabel dalam penelitian ini dikarenakan bahwa model pembelajaran

aktif akan berlangsung dengan baik apabila dilakukan melalui kegiatan interaksi

sosial (kecerdasan interpersonal)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka beberapa masalah

yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran IPA di kelas V

SD.Muhammadiyah 02 Medan, yaitu :

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas

merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar.

2. Model pembelajaran teacher centerred dan cooperative learning yang

tidak pernah berubah dari waktu ke waktu menimbulkan rasa jenuh dan

bosan di diri siswa.

3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran baik secara langsung berasal

dari lingkungan maupun media yang dibuat guru menimbulkan rasa jenuh

dalam diri siswa.

4. Kurangnya referensi dan pengembangan soal tes materi pembelajaran yang

membuat siswa bingung dalam mengerjakan soal yang bermakna sama

(25)

5. Penggunaan model pembelajaran yang bersifat individu menyebabkan

rendahnya kecerdasan interpersonal siswa yang merupakan salah satu

faktor rendahnya hasil belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan terarah perlu adanya

pembatasan masalah. Masalah yang diteliti dalam penelitian di ini dibatasi pada :

1. Model pembelajaran yang diterapkan di SD. Muhammadiyah 02 kelas V

adalah model discovery learning pada pokok bahasan pengaruh gaya

terhadap bentuk dan gerak benda.

2. Penelitian memfokuskan pada peningkatan hasil belajar IPA siswa pada

pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda di kelas V

SD. Muhammadiyah 02 Medan.

3. Kecerdasan interpersonal siswa dibatasi pada kecerdasan interpersonal

tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah pada mata pelajaran IPA di

kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh

gaya terhadap bentuk dan gerak benda.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan permbatasan masalah di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar IPA siswa yang menggunakan model discovery

learning lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung (direct

instruction) di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan

(26)

2. Apakah hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpesonal

tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan

interpersonal rendah di SD Muhammadiyah 02 Medan pada pokok

bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda?

3. Apakah ada interaksi model discovery learning dan kecerdasan

interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa di SD. Muhammadiyah 02

Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak

benda?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa

yang diajar dengan model discovery learning dengan model pembelajaran

pembelajaran langsung (direct instruction) di SD. Muhammadiyah 02

Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak

benda.

2. Untuk mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa

yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan

interpersonal rendah di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok

bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan

interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa di SD.

Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap

(27)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah munculnya

pengetahuan baru dalam bidang pendidikan berkisar pada variabel yang

menjadi objek penelitian ini yaitu efek model discovery learning dan

kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa khususnya pada

pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda. Selanjutnya

penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan landasan empiris atau kerangka

acuan bagi peneliti pendidikan berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

a. Bagi peserta didik

1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

IPA melalui model discovery learning.

2) Mengidentifikasi tingkat kecerdasan interpersonal siswa sehingga

dapat diambil tindaklanjut masalahnya.

3) Melatih siswa untuk berpikir ilmiah, kreatif, dan inovatif dalam

(28)

b. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya

meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya di SD

Muhammadiyah 02 Medan.

2) Sebagai tambahan informasi bagi guru guru di sekolah dasar

khususnya di SD Muhammadiyah 02 Medan mengenai pembelajaran

melalui model discovery learning dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar IPA siswa.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Menjadi bahan masukan model pembelajaran baru dalam

meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

2) Menjadi sumber penambahan wawasan dalam meningkatkan

kecerdasan interpersonal siswa agar dapat melakukan kegiatan

pembelajaran aktif.

3) Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada

tenaga edukatif untuk dapat menerapkan model discovery leaning

(29)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model discovery learning tinggi

daripada model direct instruction pada mata pelajaran IPA materi

pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda di kelas V SD.

Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan yang

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan

dengan model discovery learning dengan direct instruction.

2. Hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal tinggi

lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki tingkat kecerdasan

interpersonal rendah di kelas V SD Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini

dibuktikan melalui perhitungan yang menunjukkan perbedaan hasil belajar

IPA siswa yang memiliki kecerdasaan interpersonal tinggi dengan

kelompok siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal

siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa di kelas V SD.

Muhammadiyah 02 Medan. Kecerdasan interpersonal ini lebih berperan

(30)

2

model discovery learning dibandingkan pada kelas yang dibelajarkan

dengan model direct instruction.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki

beberapa saran untuk menerapkan model discovery learning sebagai berikut:

1. Pendidik hendaknya menerapkan model discovery learning pada materi

pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda serta memperhatikan

kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan yang diperlukan dalam

mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah pembelajaran

discovery learning yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah,

pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan penarikan

kesimpulan

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model discovery

learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui berbagai variabel

moderator lain, bisa berupa kecerdasan naturalistik, motivasi belajar,

minat belajar, atau pun variabel moderator lainnya.

3. Model discovery learning terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai

alternatif model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki

kecerdasan interpersonal baik yang tinggi maupun rendah untuk

(31)

1

DAFTAR PUSTAKA

A.Castronova, Joyce. 2004. Discovery Learning for The 21st Century : What is it and how does it compare to traditional learning in Effectiveness in the 21st Century. Educational Journal, 2-6.

Apriana. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P.2014/2015. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.

Arifin, Zainal dkk. 2013. Pengaruh Pengggunaan Metode Discovery Learning

Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Arfiliani. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik dan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.

Arinawati, dkk. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Jurnal PGSD UNS, 8.

Armstrong, Thomas. 2002. 7 Kinds of Smart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.

Baharuddin, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Balim, Ali Gunay. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students’ Success

and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, Issue 35, Spring, 2.

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: Indeks.

(32)

2

Fathur, dkk. 2012. Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.

Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2.

Imanita, Myristica. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol.3 No.1, 47.

Indarti, dkk. 2013. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Kemampuan

Memecahkan Masalah Kelas X SMAN 8. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang Universitas Negeri Malang.

Jihad, Asep dkk. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Joyce. 2002. Discovery LEarning for the 21st Century : What is it and how does it compare to traditional learning in effectiveness in the 21stCentury.Journal of Technology and Teacher Education. 14-15.

Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.

Maisaroh, dkk. 2010. Peningkatakan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembeljaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran

Ketrampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi

dan Pendidikan, Vol.8 No.2, 162.

May, Lwin. dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence.

Yogyakarta.Indeks.

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murlasih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Makara,

Sosial, Humaniora, Vol. 14,66.

Mursid, R. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar Sosiologi. Jurnal Teknologi Pendidikan, 86.

Pardede, Dahlia megawati. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

(33)

3

Perwita, Sari. 2014. Hubungan Verbal Bullying terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa di SDN.104206 Sei Rotan T.A. 2013/2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Medan.

Pratiwi, Fitri Apriani. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning

dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura.

Ramadhani, Irham. 2015.Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Bandung. Raja Grafindo Persada.

Saefuddin, Asis. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013: Jakarta. Bumi Aksara.

Sari, Elok Puspita.2009. Efektivitas Permainan Aktif dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak di SDN Merjosari Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sujiono dan Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta.:Indeks.

Supriyadi, Agus. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Metode Pembelajaran IPA Kelas IV SDN. 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura.

Supriyanto, Bambang. 2014. Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran di SDN. Tanggul Wetan 02

Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, Vol. 3, No. 2,

(34)

4

Gambar

Tabel 4.8. Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal ...........................................................................................
Gambar 2.1. Bagan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery LearningGambar 3.1. Bagan Skema Variabel .........................................................................
Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II IPA Kelas V SD. Muhammadiyah 02  Medan T.A 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model guided discovery learning dalam peningkatan hasil belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya siswa

Taraf signifikan 0,044 (0,044<0,05) yang berarti bahwa perlakuan menggunakan model discovery learning pada kelompok eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa kelas IV sekolah dasar yang diajar menggunakan model Guided Discovery Learning

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa kelas IV sekolah dasar yang diajar menggunakan model Guided Discovery Learning

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar IPA antara kelompok yang dibelajarkan dengan menggunakan model discovery learning dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model model discovery

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Problem based learning dan Discovery learning terhadap hasil

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model discovery learning berbantuan media