TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA SMA NEGERI 1 SIMANINDO
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh: ANITA SINAGA NIM: 8136191001
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis sampaikan kepada Yesus Kristus atas segala kasih serta
karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
Tesis ini merupakan suatu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul Tindak Tutur
dan Prinsip Kesantunan dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 1 Simanindo.
Dengan rasa banggga dan hormat penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. dan Dr. Abdurahman Adisaputera,
M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan
membimbing penulis dalam menyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, baik bantuan moril
maupun material. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor
Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana Universitas negeri
Medan, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas negeri
Medan, Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas
Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada nasumber Bapak Dr. Mutsyuhito
Solin, M.Pd. Bapak Prof. Dr.Amrin Saragih, M.A.,Ph.D., dan Ibu Prof. Dr.
Sumarsih, M.Hum. yang sudah banyak memberikan masukan dalam penyusunan
tesis ini. Akhirnya dengan rasa hormat dan sayang penulis sampaikan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis yaitu J.Sinaga, S.Pd. dan M.Togatorop, Ama.Pd.
iv
Novitasari Sinaga dan Rudianto Sinaga yang selalu memberikan dukungan dan
cintannya yang begitu berarti dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat – sahabat yang saya kasihi Ria
Damayanti Situmorang, Irwan Manullang, dan yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu. Demikian juga dengan rekan – rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa
Indonesia Kelas A angkatan I yang sudah memberikan bantuan dan dukungan
semoga Tuhan memberikan balasan kebaikan atas semua yang diberikan.
Medan, Mei 2016
Penulis
ANITA SINAGA
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 6
1.2. Fokus Penelitian ... 6
1.3.Rumusan Masalah ... 6
1.4.Tujuan Penelitian ... 7
1.5. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9
2.1. Dasar Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian Tindak Tutur ... 9
2.1.2 Jenis-jenis Tindak Tutur ... 9
2.1.3 Fungsi Tindak Tutur ... 10
2.1.4 Teori Tindak Tutur ... 11
2.1.5 Pengertian Kesantunan ... 13
vi
2.1.7 Bentuk-bentuk Kesantunan dalam Pembelajaran ... 16
2.1.8 Fungsi Kesantunan dalam Pembelajaran ... 20
2.1.9 Teori Kesantunan ... 27
2.1.10 Prinsip Kesantunan ... 28
2.1.11 Pengertian Pembelajaran ... 29
2.2 Penelitian yang Relevan ... 30
2.3 Kerangka konseptual ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1 Metode Penelitian ... 39
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
3.3 Subjek Penelitian ... 40
3.4 Instrumen Penelitian ... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.6 Analisis Data ... 46
3.7 Alur Penelitian ... 47
BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48
4.1 Paparan Data ... 48
4.1.1 Jenis Tindak Tutur yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran ... 48 A. Data Tindak Tutur yang ditemukan dalam Proses
vii
B. Data Penggunaan Prinsip Kesantunan dalam Proses Pembelajaran
4.1.2 Penggunaan Tindak Tutur yang Dilakukan pada
Saat Proses Pembelajaran ... 77
4.1.3 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 82
4.2 Hasil Penelitian ... 84
4.2.1 Jumlah Tuturan yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran ... 84
4.2.2 Jumlah Penggunaan Tindak Tutur pada saat Proses Pembelajaran ... 86
4.2.3 Hasil Wawancara ... 88
4.3 Pembahasan Penelitian ... 92
4.3.1 Penjelasan Penggunaan Tindak Tutur dalam Proses Pembelajaran ... 109
A. Penjelasan Penggunaan Tindak Tutur dalam Proses Pembelajaran B. Penjelasan Penggunaan Prinsip Tindak Tutur yang Ditemukan dalam Proses Pembelajaran 4.3.2 Pentingnya Wawancara itu Dilakukan ... 111
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 113
5.1 Simpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lembar Observasi ... 118 Lampiran II
Lembar Observasi ... 119 Lampiran III
Lembar Observasi ... 120 Lampiran IV
Lembar Observasi ... 121 Lampiran V
Lembar Observasi ... 122 Lampiran VI
Lembar Wawancara ... 123 Lampiran VII
Lembar Hasil Wawancara ... 124 Lampiran VIII
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Data Tindak Tutur Lokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 49 Tabel 4.2
Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 50 Tabel 4.3
Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Bahasa Indonesia ... 51 Tabel 4.4
Data Tindak Tutur Lokusi pada Pelajaran Matematika ... 52 Tabel 4.5
Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Matematika ... 53 Tabel 4.6
Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Matematika ... 54 Tabel 4.7
Data Tindak Lokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 56 Tabel 4.8
Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 57 Tabel 4.9
Data Tindak Tutur Perlokusi pada Pelajaran Muatan Lokal ... 58 Tabel 4.10
x Tabel 4.11
Data Tindak Tutur Ilokusi pada Pelajaran Biologi ... 60 Tabel 4.12
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam
bermasyarakat, ada tiga hal yang harus diperhatikan agar kita disebut sebagai
manusia yang beradab. Ketiga hal itu adalah (1) kesantunan berbahasa, (2)
kesopanan berbahasa , dan (3) etika dalam berbahasa. Ketiganya bukan
merupakan hal yang berdiri sendiri- sendiri, melainkan merupakan hal yang
berdiri sendiri – sendiri, melainkan merupakan satu kesantuan tak terpisahkan
yang harus ada dalam komunikasi atau berinteraksi ( Chae 2010 : 6).
Salah satu cara agar dapat menjaga kesantunan yaitu dengan cara bertutur
kata dengan sopan, usahakan agar orang lain tidak tersinggung. Dalam menjaga
tutur kata tersebut hendaknya kita saling menghargai karena dengan saling
menghargai maka tindak tutur yang kita ucapkan tersebut akan menjadi lebih
sopan dan baik. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh (
Alwasilah, 1987 : 83) bahwa salah satu fungsi ujaran sebagai alat komunikasi
yakni memelihara hubungan sosial dan berlaku pada suasana tertentu.
Berdasarkan hal tersebutlah peneliti sangat tertarik untuk meneliti secara ilmiah
mengenai tindak tutur dan prinsip kesantunan dalam pembelajaran Siswa SMA
Negeri 1 Simanindo.
Siswa SMA Negeri 1 Simanindo memiliki bahasa yang kurang sopan
ketika berbahasa dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti
2
banyak siswa yang menggunakan bahasa yang kurang sopan kepada peneliti
maupun kepada orang
lain. Adapun contoh bahasa yang kurang sopan yang diucapkan oleh siswa SMA
Negeri 1 Simanindo tersebut adalah kau mau mencari apa kemari, untuk apa kau
kesitu, kami gak tau apa yang kau cari, tanya ajalah sendiri kami gak tau, dan
masih banyak lagi. Dari bahasa yang mereka ucapkan peneliti menjadi heran
dan bingung mengapa bahasa seorang anak sekolah bisa memiliki bahasa yang
sangat kasar kepada
orang lain. Alasan itulah yang menyebabkan peneliti menjadi tertarik untuk
meneliti bahasa yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Simanindo tersebut
dan mengangkatnya menjadi sebuah permasalahan. Berbicara tentang bahasa,
bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia. Tanpa
bahasa seseorang tidak dapat berkomunikasi, untuk itulah bahasa itu sangat
penting. Bahasa dibagi menjadi dua bagian dua yaitu bahasa lisan dan bahasa
tulisan.
Pengunanan bahasa dalam pembelajaran di kelas merupakan realitas
komunikasi yang berlangsung dalam interaksi kelas. Guru sebagai guru yang
memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran ( selanjutnya disingkat
dengan PP) selalu mengunakan tuturan sebagai media untuk menyampaikan ide
kepada siswa. Oleh karena itu, bahasa memiliki peranan senral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakn kunci
3
Adanya interaksi guru dan siswa dalam PB tidak terlepas dari peranan guru
dalam usahanya mendidik dan membimbing para siswa agar mereka dapat
mengikuti PP dengan baik dan sunguh – sungguh. Guru ebagai pengajar yang baik
harus dapat memuculkan gairah belajar siswa agar melakukan aktivitas belajar.
Pendidikan tidak cukup hanya membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu
menciptakan nilai – nilai kesantunan,budi perketi, dan mendorong kepada karakter
yang baik. Pentingnya pendidikan karakter untuk alndaan pemikiran, sikap, dan
perilaku peserta didik yang berangkat dari pendidikan nilai, moral, budi perkerti,
dan watak yang diberikan oleh guru yang kedudukanya sebagai pendidik.
Guru yang berkarakter, bukan hanya mampu mengajar tetapi juga mampu
menddik, menanamkan nilai – nilai yang perlu untuk mengarungi hidupnya salah
satu kesantuan dalam bertutur.Kesantunan berbahasa adalah usaha untuk membuat
adanya keyakinan – keyakinan dan pendapat yang tidak sopan menjadi sekecil
mungkin dengan memenuhi prinsip kesantunan bahasa yang terdiri atas maksim –
maksim. ( Leech 1983 : 81 ) menejelaskan bahwa ada dua prinsip kesantunan
yang harus dipatuhi oleh penutur yang ingin agar tuturannya terdengar santun,
yaitu (1) prinsip kesantunan negatif, ‘’ kurangilah atau gunakan sedit mungkin
tuturan yang mengunakan pendapat yang tidak santun, (2) prinsip kesantunan
versi positif, perbanyak atau gunakan sebanyak- banyak tuturan yang
menggunakan pendapat yang santun.Kesantunan berbahasa merupakan kunci
keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Seorang gru dalam menyampaikan
materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus selalu menggunakan
4
sehingga tidak memimbulkan kesalahpahaman pada paar siswa. Ketaladanan guru
dalam berbahasa santunan akan menuntut perlikau siswa pada budi perketi luhur
dana kan mencerminkan watak dan kepribadian pemakainnya. Semakin satun
pemakaian bahasa seseorang, maka bisa disimpulkan bahwa semakin halus pula
watak dan kepribadian seseorang tersebut.
Apabila seseorang siswa sering mendengar kata – kata yang baik, benar, dan
sopan, mak ia pun belajar berbicara yang baik, benar, dan sopan. Tetapi hal itu
akan berbalik apabila ia tumbuh dan berkembang di lingkungan dimana orang –
orang yang berada di sekitarnya suka berbicara tidak sopan, berkata yang kotor
dan suak mengumpat maka ia pun belajar menirukan dan menggunakannya.
Contoh dialog di bawah ini terjadi antara guru dan siswa yang terlambat
masuk kelas. Siswa tersebut meminta izin kepada gurunya agar diperboehkan
untuk mengikuti pelajaran
(1) Siswa : Maaf pak, saya terlambat masuk kelas. Apakah saya boleh
mengikuti pelajaran sekarang, pak?
(2) Guru : Ngopo kok telat, ‘’Dul’’?
(3) Siswa : Saya bangun kesiangan, Pak
(4) Guru : Turu jam piro mau bengi?
(5) siswa : Jam 22.30 pak
(6) Guru : Nglembur gawen opo tho, Dul’’.. besok jangan terlambat lagi ,
saya
5
Contoh di atas masih lumayan baik karena siswa masih diperbolehkan mengikuti
pelajaran. Dialog di bawah ini lebih kejam lagi
(1) Siswa : maaf, pak saya terlambat. Boleh saya masuk?
(2) Guru : semua juga tahu kalau kamu telambat. Ini sudah sangat siang.
Bangun jam berpa tadi pagi ?
(3) Siswa : maaf pak, saya terlambat karena ‘’kepancul’’ bis pertama, padahal
bis kedua tidak jala. Jadi saya harus menunggu bis ketiga, saat ini saya
berangakt dari rumah kakek.
(4) Guru : Dasar otak udang. Ditanya bangun jam berapa kok malah cerita
tentang bis. Kalau memang malas, tidak usah sekolah. Sana pulang saja.
Sebal saya melihat mukamu. Sana keluar, tidak usah ikut pelajaran saya.
Pada tuturan di atas terlihat sekali emosi guru tidak terkendali sehigga guru
mengeluarkan kata – kata yang sangat menyakitkan dan tidak mendidik. Tanpa
mau menerima alasan apapun guru tidak memperbolehkan siswa menikuti
pelajaran. Hal ini membuat siswa meras diperlakukan. Siswa juga dirugikan
karena tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.
( Kunjana 2002) menyatakan bahwa konteks situasi tutur dibagi atas
menjadi 5 aspek yaitu : (1) Penutur dan lawan tutur, (2) Konteks tuturan, (3)
Tujuan tuturan, (4) Tuturan sebagai produk tindak verbal. secara singkat masing -
masing aspek situasi tutur itu dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Penutur dan
lawan tutur di dalam beberapa literatur, (2) Konteks tuturan telah diartikan
sebagai bermacam – macam oleh para linguistik, (3) Tujuan tutur berkaitan erat
6
seseorang, (4) Tuturan sebagai tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang
ditangani pragmatik, (5) Tuturan dapat dipandang sebagai sebagai sebuah produk
tindak verbal. Pengunanan bahasa dalam pembelajaran di kelas merupakan
relaitas pembelajaran di kelas. Guru sebagai orang yang memiliki peranan penting
dalam proses pembelajaran ( selanjutnya, disingkat dengan PP) selalu
menggunakan tuturan sebagai media untuk menyampaikan ide kepada siswa. Oleh
karena itu bahasa memiliki peranan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional siswa dan menerapkan kunci penentu menuju keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Sesuai dengan penjelasan di atas maka peneliti
tertarik untuk menganalisis tindak tutur bahasa yang digunakan oleh siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo dilihat dari maksim kesopanan.
1.2 Fokus Penelitian
Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka permasalahan
dalam penelitian ini perlu difokuskan secara terperinci hal ini dilakukan agar
masalah dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal di atas, maka fokus
penelitian ini adalah Tindak Tutur dan Prinsip Kesantunan dalam Pembelajaran
Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tindak tutur apa yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
7
2. Bagaimana penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
3. Mengapa tindak tutur tersebut dilakukan oleh dalam kegiatan
pembelajaran?
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka peneliti membuat tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran
2. Mendeskripsikan penggunaan tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran
3. Mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan siswa dalam kegiatan
pembelajaran
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ada 2 yaitu sebagai berkut :
(1) Manfaat teoretis dan manfaat praktis.
Manfaat teoretisnya adalah sebagai berikut : Manfaat kebutuhan teoretis
penelitian pengembangan ini sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pengembangan
ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang Pragmatik khusunya dalam kajian tindak tutur berbahasa (2) Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian
8
2. Manfaat Praktis
Manfaat kebutuhan praktis penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
bagi peserta didik, bagi Guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan sebagai
berikut : (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik
meningkatkan nilai kesponan dalam tindak tutur di lingkungan sekolah pada saat
proses belajar pembelajaran (2) Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran kompetensi mendidik siswa
untuk dapat berilmu dan berahlak mulia (3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini
113
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tindak tutur dan
prinsip kesantunan dalam proses pembelajaran siswa kelas XC SMA Negeri 1
Simanindo maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam interaksi proses belajar mengajar di dalam kelas khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Muatan lokal, dan Biologi di kelas XC
SMA Negeri 1 Simanindo ditemukan 3 jenis tindak tutur yaitu tindak tutur lokusi,
perlokusi, dan ilokusi, sedangkan prinsip kesantunan yang digunakan dalam
proses pembelajaran terdapat 6 maksim yaitu: maksim kearifan, maksim pujian,
maksim kerendah hatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati.
2. Penggunaan tindak tutur yang ditemukan dalam proses pembelajaran
berlangsung terdapat dua penggunaan tindak tutur yaitu penggunaan tindak tutur
bersifat positif dan penggunaan tindak tutur yang bersifat negatif. Penggunaan
tindak tutur yang sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada
pelajaran Bahasa Indonesia saja, sedangkan Penggunaan tindak tutur yang kurang
sopan ditemukan dalam proses pembelajaran terdapat pada pelajaran Matematika,
Muatan lokal, dan Biologi.
3. Siswa Kelas XC SMA Negeri 1 Simanindo belum paham mengenai tindak
tutur yang sopan dan tindak tutur yang kurang sopan. Hal ini dapat dilihat dari
setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dalam wawancara yang diberikan oleh
114
5.2 Saran
1. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan tutur kata
yang baik, dan meningkatkan nilai – nilai kesopanan yang dilakukan siswa setiap
hari, baik di rumah, di lingkungan masyarakat, maupun di sekolah.
2. Bagi guru, penelitian ini berguna dalam meningkatkan kualitas
komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini juga banyak memberikan dampak yang positif kepada guru, salah
satu dampak positifnya yaitu dengan adanya penelitian ini guru dapat menerapkan
cara – cara bertutur kata yang baik, dan juga dapat menerapkan prinsip – prinsip
kesantunan di dalam proses pembelajaran, sehingga dengan diterapakannya tutur
kata yang sopan dan prinsip – prinsip kesantunan tersebut maka proses interaksi
belajar mengajar di kelas akan semakin baik.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai bahan masukkan
terutama dalam hal tindak tutur dan prinsip kesantunan, dan sebagai bahan