• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN EKSPOSITORI YANG DILENGKAPI MODUL PADA DIKLAT ALAT UKUR KELAS X TSM SMK NEGERI 1 SEI RAMPAH T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN EKSPOSITORI YANG DILENGKAPI MODUL PADA DIKLAT ALAT UKUR KELAS X TSM SMK NEGERI 1 SEI RAMPAH T.A 2016/2017."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN

DENGAN MODEL PBL

EKSPOSITORI YANG DILENGKAPI

PADA DIKLAT ALAT UKUR KELAS X

TSM

Me

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN

MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING

EKSPOSITORI YANG DILENGKAPI MODUL

PADA DIKLAT ALAT UKUR KELAS X

TSM SMK NEGERI 1 SEI RAMPAH

T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN

BASED LEARNING) DAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Jhon Sahat P Siallagan, NIM 5123122019. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Model PBL (Problem Based Learning) dan Ekspositori Yang Dilengkapi Modul Pada Diklat Alat Ukur Kelas X YSM SMK Negeri 1 Sei Rampah Y.A 2016/2017. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan model PBL (Problem Based Learning) dan Ekspositori yang dilengkapi modul pada Diklat alat ukur kelas X TSM SMK Negeri 1 Sei Rampah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik random sampling jenis random assigment yaitu kelas X TSM 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang dan Kelas X TSM 2 sebagai kelas Kontrol yang berjumlah 30 orang. Kelas Eksperimen diberi perlakuan model PBL (Problem Based Learning), sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan model Ekspositori dilengkapi modul. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Sebelum dilakukan tes pada kedua kelas tersebut, terlebih dahulu diberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelas dalam jangka waktu dan pertemuan yang sama.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajarkan dengan model PBL(Problem Based Learning) dan Model Ekspositori yang dilengkapi modul. Hal ini ditunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu

3,354 > 1,670 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

(5)

ii ABSTRACT

Jhon Sahat P Siallagan, NIM 5123122019. Yhe Difference In Learning Outcomes Of Students Who Are Yaught By Yhe Model PBL (Problem Based Learning) And Expository Incorporating Yraining Modules On Measuring Devices Ysm Class X Smk Negeri 1 Sei Rampah Y.A 2016/2017. Thesis. Faculty of Engineering, University of Medan. 2017.

This study aims to determine the degree of difference learning outcomes of students who taught the model PBL (Problem Based Learning) and Expository incorporating training modules on measuring devices TSM class X SMK Negeri 1 Sei Rampah.This type of research is an experimental research. The population in the study were all students of class X consists of two classes. Sampling was done by engineering random samplingtype of random assigmentnamely class X TSM 1 as an experimental class numbering 32 and Class X TSM 2 as a control class that numbered 30 people. Experiment Class models treated PBL (Problem Based Learning), while the control group was treated Expository models equipped with the module. The instrument used is a test of learning outcomes in the form of multiple choice question number 20. Before carrying out tests on two classes, first given a different treatment for each class periods and meetings sama.Dari hacyl research shows that there are differences between the learning outcomes of students who are taught by the model PBL (Problem Based Learning) and Model Expository equipped modules. It is shown that thitung> ttable ie 3,354> 1,670 so that Ho refused and Ha accepted.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Model PBL (Problem Based eearning) dan Ekspositori Yang Dilengkapi Modul Pada Diklat Alat Ukur Kelas X TSM SMK Negeri 1 Sei Rampah”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan dosen pembimbing Bapak Drs. Husni Wardi Tanjung, M.Pd skripsi ini dapat terselesaikan. Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT, Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Medan.

(7)

iv

8. Bapak Andre Vino Marthin Siagian, S.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Sei Rampah sekaligus guru mata pelajaran alat ukur.

9. Teristimewa kepada Ayah tercinta L.E Siallagan dan Ibu tercinta R br Gultom yang selalu memberikan doa, dukungan moral dan materil serta bimbingan kepada penulis.

10. Ivan Norris Siallagan, Frangky Siallagan dan Shinta Uly Siallagan yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11. Teman - teman prodi Pendidikan Teknik Otomotif stambuk 2012.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang tentunya bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari. Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Maret 2017 Penulis,

Jhon Sahat P Siallagan

(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ATSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TATEL ... vii

DAFTAR GAMTAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

TAT I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

TAT II KAJIAN TEORI, KERANGKA TERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori ... 9

1. Hakikat Belajar ... 9

2. Hakikat Hasil Belajar ... 10

3. Hakikat Belajar Alat Ukur ... 11

(9)

vi

5. Hakikat Model Pembelajaran Ekpositori ... 18

6. Hakikat Modul ... 25

7. Perbedaan Model PBL dan Model Ekspositori ... 26

B. kerangka Berpikir ... 29

C. Penelitian Relevan ... 30

D. Hipotesis Penelitian ... 31

TAT III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

B. Populasi Dan Sampel ... 32

C. Desain Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 34

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Uji Coba Instrumen ... 37

H. Uji Persyaratan Analisis ... 44

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan Penelitian ... 56

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa pada diklat alat ukur di kelas x program keahlian

TSM SMK Negeri 1 Sei Rampah ... 4

Tabel 2. Langkah-langkah Problem Based eearning ... 16

Tabel 3. Perbedaan Model PBL dan Ekspositori ... 26

Tabel 4. Sampel penelitian ... 33

Tabel 5. Desain Penelitian ... 34

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Alat ukur ... 37

Tabel 7. Tingkat Kesukaran ... 42

Tabel 8. Distribusi Data Post-Test Kelas Eksperimen... 50

Tabel 9. Distribusi Data Post-Test Kelas Kontrol ... 51

Tabel 10. Rata-rata, Standar Deviasi, Varians Alat ukur ... 52

Tabel 11. Uji Normalitas Nilai Postest ... 53

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Penugasan Dosen Skripsi ... 62

Lampiran 2. Surat Permohonan Judul Skripsi ... 63

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Observasi ... 64

Lampiran 4. Surat Balasan Izin Observasi ... 65

Lampiran 5. Silabus Diklat Alat Ukur ... 66

Lampiran 6. Rpp PBL (Problem Based eearning) ... 73

Lampiran 7. Rpp Ekspositori dilengkapi Modul ... 76

Lampiran 8. Modul ... 79

Lampiran 9. Lembar Postes ... 90

Lampiran 10. Kunci jawaban ... 94

Lampiran 11. Uji Validitas Soal ... 95

Lampiran 12. Reliabilitas ... 98

Lampiran 13. Kusukaran Soal ... 101

Lampiran 14. Daya Pembeda Tes ... 103

Lampiran 15. Postest kelas Eksperimen ... 106

Lampiran 16. Postes Kelas Kontrol ... 108

Lampiran 17. Uji Normalitas... 110

Lampiran 18. Uji Homogenitas Varians ... 112

Lampiran 19. Uji Hipotesis ... 114

Lampiran 20. Uji Lilliefors ... 117

Lampiran 21. Distribusi F ... 118

Lampiran 22. Tabel Z ... 121

Lampiran 23. Tabel T ... 123

Lampiran 24. Surat Izin Uji Coba Instrumen ... 124

Lampiran 25. Surat BalasanUji Instrumen ... 125

Lampiran 26. Surat Penelitian ... 126

Lampiran 27. Surat Balasan Penelitian ... 127

Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian ... 128

(12)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

A.BLatarBBelakangBMasalahB

Pendedekan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhe seswa

agar dapat menyesuaekan dere sebaek mungken terhadap lengkungannya dan

dengan demekean akan menembulkan perubahan dalam derenya yang

memungkenkan untuk berfungse secara kuat dalam kehedupan masyarakat. Dalam

pendedekan debutuhkan pengajaran yang efektef yang bertugas mengarahkan

proses agar sasaran dare perubahan etu dapat tercapae sesuae dengan yang

deengenkan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jenjang pendedekan

naseonal yang memeleke peranan yang penteng dalam menengkatkan mutu sumber

daya manusea. SMK bertujuan untuk menghaselkan lulusan yang berkualetas,

kreatef, enovatef, kretes, dan seap kerja sesuae bedang keahlean yang demeleke. Salah

satu SMK yang terdapat de Sumatera Utara adalah SMK Negere 1 See Rampah.

Untuk mencapae hal tersebut maka SMK menawarkan beberapa

kompetense keahlean, salah satu keahlean yang terdapat pada SMK Negere 1 See

Rampah yaetu Teknek Sepeda Motor. Pada kompetense keahlean ene terdapat

banyak mata deklat yang harus dekuase oleh seswa, deantaranya ealah mata deklat

alat ukur. Alat ukur merupakan pelajaran yang yang menuntut seswa untuk

mampu menggunakan alat ukur dan mampu membaca hasel dare pengukuran alat

ukur dengan benar untuk mendapatkan hasel belajar yang mencapae deatas nelae

(13)

2

Hasel belajar merupakan hal yang penteng dalam sebuah pembelajaran,

karena hasel belajar dapat degunakan sebagae tetek acuan guru terhadap seswa.

Menurut Purwanto (2011:34) mengatakan “ Hasel belajar merupakan perelaku

seswa akebat belajar ”. Penengkatan hasel belajar de sekolah tedak akan terjade tanpa

adanya kerjasama dare berbagae pehak. Pendedekan dan pengajaran dapat berhasel

sesuae dengan harapan depengaruhe oleh faktor-faktor yang saleng berkaetan dan

saleng menunjang. Sehengga guru detuntut kemampuannya untuk menyampaekan

bahan pengajaran kepada seswa dengan baek

.erdasarkan hasel wawancara penules dengan guru deklat alat ukur, pak

Andre Seagean, mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya hasel

belajar seswa pada deklat alat ukur ealah : (1) Kurangnya praktek langsung

menggunakan alat ukur, (2) Kondese alat ukur yang kurang terawat, (3) luasnya

matere pelajaran yang harus dekuasae seswa, (4) Rendahnya menat dan semangat

belajar seswa dalam mengekute mata deklat alat ukur, (5) Seswa sulet memahame

hasel pengukuran dan (6) Seswa kurang aktef selama proses pembelajaran deklat

alat ukur de kelas X TSM Negere 1 See Rampah.

Saat penelete melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT)

2015 serta melakukan pengamatan terhadap guru deklat alat ukur de SMK Negere

1 See Rampah, cara penyampaean matere alat ukur maseh terlehat monoton demana

guru lebeh cenderung menjelaskan matere, dalam arte guru lebeh sereng

menggunakan metode ceramah yang membuat seswa hanya mendengarkan

penjelasan guru, mencatat dare penjelasan matere, dan seswa tedak mau bertanya

(14)

3

bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum demengerte, rasa engen tahu seswa

yang kurang dan mencare enformase yang lebeh berguna untuk mengembangkan

pengetahuan tentang alat ukur. Sementara etu pelajaran alat ukur merupakan

pelajaran yang lebeh deutama keteletean dalam memahame alat ukur, menggunakan

alat ukur dan membaca hasel pengukuran alat ukur.

.erdasarkan hasel observase pada tanggal 8 agustus dan langsung

mewawancarae dengan pak Andre Seagean , selaku Guru deklat alat ukur keteka

melaksanakan Kegeatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) de SMK

Negere 1 See Rampah, mengatakan bahwa hasel ujean seswa TSM kelas X SMK

Negere 1 See Rampah, maseh rendah dengan rata-rata nelae 72 yang kategore belum

mencapae kreterea ketuntasan menemal (KKM) yaetu 75. Pada tahun ajaran

2014/2015 kelas X Tsm 1 berjumlah 25 seswa menunjukkan bahwa 60 % atau 15

orang seswa de nyatakan telah mencapae nelae KKM dan terdapat 10 seswa

dengan persentase 40 % dekategorekan belum mencapae nelae KKM . Pada Tsm 2

berjumlah 30 seswa menunjukkan bahwa 18 seswa dengan persentase 60 % de

nyatakan telah mencapae KKM dan 12 seswa dengan persentase 40 % kategre

belum mencapae nelae KKM. Pada tahun ajaran 2015/2016 kelas X Tsm 1

menunjukkan bahwa 11 seswa dengan persentase 39,2 % kategore belum

mencapae nelae KKM dan 17 seswa dengan persentase 60,8 % denyatakan telah

mencape nelae KKM. dan X Tsm 2 berjumlah 28 seswa dengan 11 seswa dengan

persentase 34,3 % kategore belum mencapae nelae KKM dan 21 seswa dengan

persentase 65,7 % telah mencapae nelae KKM. Untuk lebeh jelas nya dapat delehat

(15)

4

TabelB1.BHasilBbelajarBsiswaBpadaBdiklatBalatBukurBdiBkelasBXBProgramB KeahlianBTSMBSMKBNegeriB1BSeiBRampahB

Sumber : Guru deklat alat ukur SMK N 1 See Rampah

Dare tabel tersebut menunjukkan bahwa hasel belajar pada deklat alat ukur

maseh tergolong rendah desebabkan kondese atau proses pembelajaran yang pasef

sehengga seswa lebeh monoton dan hanya mendengarkan penjelasan dare guru saja.

Pada dasarnya, cara yang dapat degunakan guru untuk mempengaruhe proses

belajar menjade efektef, yaetu dengan memberekan semangat pada dere seswa.

Untuk dapat mendorong dan menumbuhkan semangat seswa dalam belajar, guru

harus mampu menemukan model pembelajaran yang tepat dan memungkenkan

seswa terlebat secara aktef .

Untuk mengatase permasalahan tersebut, penelete akan mencoba untuk

menggunakan model pembelajaran aktef yaetu dengan menerapkan model

pembelajaran berbases masalah atau Model P.L (Problem Based Learning ) dan

model Eksposetore yang delengkape modul. Alasan penelete memeleh kedua tepe de

(16)

5

atas ealah karena penules engen mengetahue tepe apa yang dapat menengkatkan hasel

belajar alat ukur dan seberapa besar perbedaan hasel belajar dengan menggunakan

kedua tepe tersebut. Alasan laen memeleh model pembelajaran P.L (Problem

Based Learning) dan model Eksposetore yang delengkape modul karena penelete

yaken bahwa menggunakan kedua tepe tersebut dapat mendorong semangat dan

menat seswa untuk mengekute pelajaran, terutama pada deklat alat ukur.

P.L (Problem Based Learning) merupakan suatu model pembelajaran

yang menggunakan masalah dunea nyata sebagae konteks bage seswa untuk belajar

tentang cara berpeker kretes dan keterampelan pemecahan masalah, serta

memperoleh pengetahuan dare matere yang desampaekan guru. Dalam

penerapannya, guru memberekan kesempatan kepada seswa untuk menetapkan

topek masalah, walaupun sebenarnya guru sudah memperseapkan matere yang

harus debahas. Model Eksposetore yang delengkape modul dapat mengatase

kesuletan terhadap matere ajar yang sulet depelajare oleh seswa. Dengan

menggunakan Modul dapat membantu seswa dalam kegeatan belajar yang efektef

dan matere besa terserap maksemal, dan seswa dengan cepat memahame matere

yang deberekan.

.erdasarkan uraean tersebut, penules tertarek melakukan peneletean dengan

judul “B PerbedaanB HasilB BelajarB SiswaB YangB DiajarkanB DenganB PBLB

(Problem Based eearning)B DanB EkspositoriB yangB dilengkapiB ModulB PadaB

DiklatBAlatBUkurBKelasBXBTSMBSMKBNegeriB1BSeiBRampahBTahunBAjaranB

2016/2017BB”.B

(17)

6

B. BIdentifikasiBMasalahBB

.erdasarkan uraean latar belakang masalah, maka edentefekase masalah

dalam peneletean ene adalah :

1. Proses pembelajaran maseh menggunakan metode ceramah yang

membuat aktevetas belajar seswa mendengarkan penjelasan dare guru

tanpa adanya respon umpan balek antara guru dan seswa.

2. Kurangnya praktek langsung menggunakan alat ukur.

3. Rendahnya menat dan semangat seswa untuk mengekute proses belajar

deklat alat ukur.

4. Hasel belajar seswa pada deklat alat ukur dengan nelae rata-rata 72 yang

belum mencapae kreterea ketuntasan menemal (KKM) yaetu nelae 75.

5. Seswa kurang aktef selama proses pembelajaran deklat alat ukur kelas X

TSM SMK Negere 1 See Rampah.

C. BatasanBMasalahB

.erdasarkan latar belakang masalah, edentefekase masalah, dan luas ruang

lengkup masalah keterbatasan kemampuan penelete, maka peneletean ene hanya

debatase pada :

1. Model pembelajaran yang degunakan selama kegeatan pembelajaran

alat ukur adalah P.L(Problem Based Learning) dan Model Eksposetore

yang delengkape Modul.

2. Matere pelajaran yang harus dekuasae oleh seswa terlalu luas, maka

(18)

7

3. Subjek peneletean ene adalah seswa kelas X TSM SMK Negere 1 See

Rampah tahun ajaran 2016/2017.

D. RumusanBMasalahB

.erdasarkan latar belakang masalah, edentefekase masalah dan batasan

masalah maka rumusan masalah peneletean ene yaetu :

1. .agaemana hasel belajar seswa yang deajarkan dengan P.L (Problem

Based Learning) pada deklat alat ukur kelas X TSM de SMK Negere 1

See Rampah ?

2. .agaemana hasel belajar seswa yang deajarkan dengan Model

Eksposetore yang delengkape modul pada deklat alat ukur kelas X TSM

de SMK Negere 1 See Rampah ?

3. Apakah terdapat perbedaan hasel belajar seswa yang deajarkan dengan

P.L (Problem Based Learning) dan Model Eksposetore yang

delengkape modul pada deklat alat ukur kelas X TSM de SMK Negere 1

See Rampah ?

E. TujuanBPenelitianBB

.erdasarkan dare rumusan masalah, maka tujuan yang decapae dalam

(19)

8

1. Untuk mengetahue hasel belajar seswa yang deajarkan dengan P.L

(Problem Based Learning) pada deklat alat ukur kelas X TSM de SMK

Negere 1 See Rampah.

2. Untuk mengetahue hasel belajar seswa yang deajarkan dengan Model

Eksposetore delengkape modul pada deklat alat ukur kelas X TSM de

SMK Negere 1 See Rampah.

3. Untuk mengetahue perbedaan hasel belajar seswa yang deajarkan

dengan P.L (Problem Based Learning) dan Model Eksposetore

delengkape Modul pada deklat alat ukur kelas X TSM Negere 1 See

Rampah.

F. ManfaatBPenelitianBB

Manfaat yang deharapkan dare peneletean ene adalah :

1. Untuk menanmbah wawasan dan elmu pengetahuan bage penelete tentang

Problem based learning (P.L) dan Model Eksposetore yang delengkape modul

pada deklat alat ukur kelas X TSM SMK Negere 1 See Rampah.

2. Untuk memperkenalkan kepada seswa varease Problem Based Learning (P.L)

dan Model Eksposetore yang delengkape Modul, sehengga dapat menengkatkan

hasel belajar seswa pada deklat alat ukur.

3. Sebagae bahan referense dan enformase bage para guru berkaetan dengan

Problem Based Learning ( P.L ) dan Model Eksposetore yang delengkape

(20)

58 BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

A. KesimpulanBB

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan

hodel PBL (Problem Based eearning) dan hodel Ekspositori yang dilengkapi

modul pada diklat alat ukur siswa kelas X TSh ShK Negeri 1 Sei Rampah,

dimana hasil belajar yang diajarkan menggunakan hodel PBL(Problem Based

eearning) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan hodel Ekspositori dilengkapi modul.

Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah

diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan hodel PBL(Problem

Based eearning) diperoleh rata-rata postes 82,66 sedangkan hasil belajar siswa

pada kelas kontrol setelah diberikan pendekatan model Ekspositori dilengkapi

modul diperoleh rata-rata postes 76,17. Dan hasil perhitungan uji t post test

diperoleh nilai thitung sebesar 3,354 dan ttabel sebesar 1,6706 pada taraf α = 0,05

sehingga diperoleh (3,354 > 1,6706). Dengan persentase peningkatan hasil belajar

siswa sebesar 8,52 %.

B.BBSaranB

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya disarankan

(21)

59

1. Guru bidang diklat alat ukur agar menggunakan model Ekspositori dilengkapi

modul untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan bagi para guru lebih

mengembangkan pengetahuannya mengenai model Ekspositori dilengkapi

modul

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, agar dapat melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang lain, NHT

(Numbered head together), Gruop Investigation, hind happing, dll dan

(22)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

. (2014). Prosedur Peneltian. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum

2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fakultas Teknik_Universitas Negeri Medan. (2016). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Operasional (SOP) ke Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FT Unimed, Medan.

Hamruni. (2013). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Maniur Ngalim. (2014). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Oemar Hamalik. (1982). Media pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

. (2005). Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta.

S. Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Kencana.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Cv

(23)

61

Vembriarto. (1981). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Paramita.

Trianto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Prestasi Pustaka

Gambar

TabelB1.BHasilBbelajarBsiswaBpadaBdiklatBalatBukurBdiBkelasBXBProgramBKeahlianBTSMBSMKBNegeriB1BSeiBRampahB

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan mengenai pentingnya memberikan MP-ASI bagi anak juga disampaikan oleh WHO/UNICEF pada program Global Strategy for Infant and Young Child Feeding dan Aksi

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) DI DESA KEYONGAN, KECAMATAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP SANTO ALOYSIUS TURI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa telah mengembangkan program

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (15-08-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemilihan Langsung Nomor

• BESIDE THAT, ALSO STUDYING PROJECT RESOURCES AND RELATED ASPECTS,DUE TO THEIR ROLES IN ESTIMATING THE. COST OF

• Persyaratan ruang sehat (indikator: siang hari tidak butuh lampu dan AC, ruang terang, tidak lembab dan pengab, tidak silau). • - pengaruh bukaan ruang • -

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu