PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO
STAY TWO STRAY
(TSTS) DAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL
BELAJAR, SIKAP ILMIAH DAN RETENSI SISWA PADA MATERI
EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 SIBABANGUN
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
MUHAMMAD ADLAN LUBIS
NIM: 8136174021
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Muhammad Adlan Lubis:
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray (TSTS) dan Artikulasi Terhadap Hasil Belajar, Sikap Ilmiah dan Retensi
Siswa Pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED),
2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif terhadap: (1) hasil belajar siswa, (2) sikap ilmiah dan, (3) retensi siswa
pada materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun. Metode penelitian
menggunakan eksperimen semu dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas
ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan
dengan model pembelajaran
two stay two stray
(TSTS), kelas B dengan model
pembelajaran artikulasi dan kelas C (kontrol) dengan pembelajaran konvensional.
Instrumen penelitian menggunakan tes retensi memori dan hasil belajar dalam bentuk
pilihan berganda dan tes sikap ilmiah dalam bentuk angket sikap ilmiah. Teknik
analisis data untuk hasil belajar menggunakan Analisis Kovarians (ANAKOVA) dan
untuk retensi memori dan sikap ilmiah menggunakan Analisis Varians (ANAVA)
satu jalur pada taraf signifikan α = 0,05 dengan bantuan
SPSS 21.0. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) ada pengaruh signifikan model pembelajaran TSTS (84,71 ±
14,729); artikulasi (82,29 ± 15,942), dan konvensional (50,70 ± 23,628) terhadap
hasil belajar siswa.(2) tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran TSTS
(81,82 ± 4,397); artikulasi (81,71 ± 6,030); dan konvensional (79,62 ± 5,309)
terhadap sikap ilmiah siswa. (3) ada pengaruh signifikan model pembelajaran
artikulasi (76,86 ± 18,710); TSTS (72,43 ± 20,025) dan konvensional (44,86 ±
21,461) terhadap kemampuan retensi siswa. Berdasarkan data hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran TSTS dan artikulasi lebih tinggi dibandingkan dengan
konvensional. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran TSTS dan artikulasi
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan retensi, sikap ilmiah dan hasil
belajar siswa. Dan hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa pembelajaran dengan
model pembelajaran TSTS dan artikulasi mengakomodasikan siswa kedalam proses
mengingat (retensi) yang lebih baik serta meningkatkan hasil belajar di dalam kelas.
ii
ABSTRACT
Muhammad Adlan Lubis.
The Effect Of Cooperative Learning Model Type
Two
Stay Two Stray (TSTS) and Articulation on Students
’
Learning Outcomes, Scientific
Attitude, and Retention in Ecosystem Topic in SMA Negeri 1 Sibabangun, Tapanuli
Tengah. A Thesis. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, 2015.
The aims of this research were to examine the effect of cooperative learning
model on: (1) studen
ts’
learning outcomes; (2) scientific attitude; and (3) student
retention in ecosystem topic in grade X SMA Negeri 1 Sibabangun. This quasy
experimental research were used 3 classes as the sample of research which taken by
cluster random sampling technique. The A class was taught with two stay two stray
(TSTS) learning models, the B class was treated with articulation learning model, and
the C class was taught with conventional learning model. The research instrument
were the memory retention test and learning outcomes test in multiple choice design
and questionnaire for scientific attitude. The data of learning outcomes were analyzed
by Analysis Of Covariance and data of scientific attitude and memory retention were
analyzed by One Way Anova at α = 0,05 with
SPSS 21.0.
The result showed: (1)
there was significant effect of TSTS (84,71 ± 14,729); articulation (82,29 ± 15,942),
and conventional (50,70 ± 23,628) learning model on students' learning outcomes; (2)
there was no significant effect of TSTS(81,82 ± 4,397); articulation (81,71 ± 6,030);
and conventional (79,62 ± 5,309) on students' scientific attitude; (3) there was
significant effect of articulation (76,86 ± 18,710),TSTS (72,43 ± 20,025)and
conventional (44,86 ± 21,461) to students' memory retention. Based on the research
findings it wa sconcluded that students' learning outcomes, scientific attitudes, and
memory retention which taught by TSTS and articulation were score higher than
conventional learning model. The implementation of TSTS and articulation can be
perfomed toimprove students' memory retention, scientific attitude, and learning
outcomes. And this research finding implied that the learning activity with TSTS and
articulation learning models accomodate students to have better rote /retention skills
and improve learning outcomes in class.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Artikulasi terhadap Retensi Memori, Sikap
Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Sibabangun” dapat diselesaikan.
Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persayaratan akademik dalam
menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidkan Biologi di
Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak
lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
dengan kerandahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memebantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua tersayang,
ayahanda Rahmat Lubis dan
Ibunda Arjuna nasution atas segala motivasi,
materi, do’a dan dukungan yang selalu menyer
tai perjalanan hidup penulis.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada
Ibu Dr. Fauziyah
Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.S., M.Sc selaku dosen pembimbing II, yang dengan keluasan dan
kedalaman ilmunya masing-masing telah memberikan masukan yang begitu
berarrti dalam penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Syarifuddin, M.Sc., P.hD.,
Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si dan
Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku tim
penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan
penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak H.
Ikhwanuddin Lubis, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sibabangun,
Lambas Suseno, S.Pd., M.Si selaku guru mata pelajaran biologi dan guru serta
staff SMA Negeri 1 Sibabangun yang telah berkontibusi dalam penulisan tesis
ini.
Tidak lupa Terima kasih juga kepada abangda Khairul Amri Lubis S. Hut
dan adinda Yusrina Lubis yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
penulis. Terima kasih juga kepada abangda Mhd. Faisal S.Si, M.Pd dan abangda
Ihsan Fahmi S.T yang memberikan motivasi kepada penulis. Teman-teman
Pascasarjana angkatan XXIII kelas B-2 Prodi. Pendididikan Biologi dan semua
pihak yang tidak penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis
ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa, karena ini penulis berterimakasih untuk setiap kritik dan
saran yang deberikan demi kesempurnaan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis
ini bermanfaat bagi dunia pendidikian. Amin.
Medan, September 2015
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak --- i
Abstrct --- ii
Kata Pengantar ---
iii
Daftar Isi --- iv
Daftar Tabel --- vi
Daftar Gambar --- vii
Daftar Lampiran --- viii
BAB I PENDAHULUAN
---
1
1.1.Latar Belakang Masalah --- 1
1.2. Identifikasi Masalah --- 5
1.3.Batasan Masalah --- 5
1.4.Rumusan Masalah --- 6
1.5.Tujuan Penelitian --- 6
1.6.Manfaat Penelitian --- 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS --- 8
2.1. KERANGKA TEORITIS --- 8
2.1.1.
Hakikat Belajar dan Hasil Belajar --- 8
2.1.2.
Retensi Siswa --- 11
2.1.3.
Sikap Ilmiah --- 14
2.1.4.
Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif --- 17
2.1.5.
Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
(Dua Tinggal Dua Bertamu) --- 20
2.1.6.
Model Pembelajaran Artikulasi --- 22
2.1.7.
Pembelajaran Konvensional --- 24
2.2. Penelitian Relevan --- 26
2.3. Kerangka Berfikir --- 27
2.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Two Stay Two Stray,
Artikulasi dan konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa --- 27
2.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Two stay two stray,
Artikulasi dan Konvensional terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 28
2.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Two stay two stray,
Artikulasi dan Konvensional terhadap Retensi Siswa --- 30
2.4. Hipotesis Penelitian --- 32
BAB III METODE PENELITIAN --- 33
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian --- 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian --- 33
3.3 Variabel Penelitian --- 33
3.4 Jenis dan Desain Penelitian --- 34
3.5 Defenisi Operasional Penelitian --- 34
3.6 Teknik Pengumpulan Data --- 37
v
3.7.1 Instrumen Hasil Belajar --- 38
3.7.2
Instrumen Sikap Ilmiah --- 39
3.8. Prosedur Penelitian --- 40
3.9. Uji Coba Instrumen --- 46
3.10. Teknik Analisis Data --- 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN --- 52
4.1 Hasil Penelitian --- 52
4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa --- 52
4.1.2 Data Sikap Ilmiah Siswa --- 53
4.1.3 Data Retensi Siswa --- 53
4.2 Pengujian Hipotesis --- 54
4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 54
4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 55
4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 56
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian --- 58
4.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 58
4.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 60
4.3.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Retensi Siswa --- 61
4.4 Keterbatasan Penelitian--- 63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN --- 65
5.1 Simpulan --- 65
5.2 Implikasi --- 66
5.3 Saran --- 67
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel.2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi --- 24
Tabel.2.2. Perbedaan Kelompok Pembelajaran Kooperatif
dengan Kelompok Pembelajaran Konvensional. --- 25
Tabel.3.1. Pretest-Posttest Control Group Design --- 34
Tabel.3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa --- 39
Tabel.3.3. Aspek-aspek yang Menjadi Dimensi Sikap Ilmiah --- 40
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tiga Tahapan Ingatan --- 13
Gambar 2.2 Alur Model Two Stay Two Stray (TSTS) --- 21
Gambar 3.1 Alur Penelitian --- 45
Gambar.4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah --- 55
Gambar.4.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Retensi Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus --- 74
Lampiran 2. RPP (Kooperatif tipe two stay two stray) --- 76
Lampiran 3. RPP (Kooperatif tipe Artikulasi) --- 87
Lampiran 4. RPP (Pembelajaran Konvensional) --- 97
Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar --- 105
Lampiran 6. Jawaban Soal Tes Hasil Belajar --- 110
Lampiran 7. Angket Sikap Ilmiah --- 111
Lampiran 8. Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian --- 115
Lampiran 9. Uji Reliabilitas Tes --- 116
Lampiran 10. Uji Tingkat Kesukaran Tes --- 117
Lampiran 11. UjI Daya Beda Soal --- 118
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian --- 119
Lampiran 13. Hasil Analisis Data Dengan SPSS ---
122
Lampiran 14. Hasil Uji ANAKOVA (Hasil Belajar) --- 125
Lampiran 15. Hasil Uji Anova Satu Jalur (Sikap Ilmiah) --- 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal
1 ayat 1 UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003). Belajar
sudah menjadi kebutuhan pokok pada masa kini, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan dewasa ini telah menyebabkan informasi dapat tersedia dalam
jumlah yang tak terbatas dan dengan akses yang mudah. Hal ini menjadikan
banyak perubahan serta perkembangan dari berbagai aspek kehidupan. Perubahan
ini tentunya perlu direspon dengan penyelesaian pendidikan yang profesional dan
bermutu. Kualitas yang demikian sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya
manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global.
Peningkatan
mutu
pendidikan
merupakan
salah
satu
program
pembangunan nasional yang erat sekali hubungannya dengan pengembangan
sumber daya manusia. Salah satu usaha dalam peningkatan mutu pendidikan
adalah dengan meningkatkan proses belajar melalui strategi, metode maupun
model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Kualitas hasil belajar
terutama terletak di tangan guru yang berkualitas pula, keberhasilan suatu
pengajaran sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang di laksanakan
2
dalam memahami proses dan mengelola proses pembelajaran, semakin tinggi pula
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Bahan atau materi
pelajaran
(learning materials)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum
yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka
pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan
tertentu (Sanjaya, 2012).
Dari hasil observasi beberapa guru bidang studi biologi yang dilakukan
peneliti, mengemukakan bahwa guru bidang studi biologi, dalam proses belajar
mengajar lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional sehingga proses
belajar mengajar dalam kelas kurang aktif dan siswa cenderung hanya
mendengarkan penjelasan guru dan proses pembelajaran juga berpusat pada guru
Dengan proses belajar mengajar yang demikian maka rasa ingin tahu siswa
mengenai materi pelajaran yang dijelaskan guru tidak serta merta mendapatkan
umpan balik dari siswa.
Berdasarkan hasil observasi dari beberapa guru bidang studi biologi yang
dilakukan oleh peneliti, maka peneliti juga menemukan hal yang sama di SMA
Negeri 1 Sibabangun dari hasil wawancara pada tanggal 6 Januari 2015, dimana
berdasarkan hasil data kumpulan nilai (DKN) yang diperoleh dari guru bidang
studi biologi SMA Negeri 1 Sibabangun dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah dan terdapat beberapa siswa yang masih memperoleh nilai di
bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70, hal ini sesuai dengan yang
di sampaikan oleh guru SMA Negeri 1 Sibabangun, masih banyaknya siswa yang
kurang mengerti dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena siswa
3
berperan aktif dalam proses belajar mengajar di dalam kelas ditunjukkan dengan
kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan pembelajaran yang
dilakukan guru pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk dapat melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar di
kelas dan mampu meningkatkan hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa di
perlukan suatu model pembelajaran yang tepat salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif. Observasi yang dilakukan Wardhani (2012),
menyebutkan bahwa guru memberikan materi pelajaran dengan ceramah, kadang
diselingi tanya jawab dengan siswa, dan menggunakan media
powerpoint
sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran, dan
guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Setelah melakukan
penelitianan dengan menerapkan model kooperatif tipe TSTS
dan memberikan
hasil bahwa, model kooperatif tipe TSTS
mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran biologi siswa.
Handayani (2014), mengatakan bahwa hasil observasi yang dilakukan,
proses pembelajaran masih di dominasi guru, pada saat pembelajaran siswa
menampakkan sikap kurang bergairah, kurang bersemangat, kurang siap
mengikuti pembelajaran, suasana kurang aktif, interaksi antara guru dengan siswa
sangat kurang, apalagi siswa dengan siswa cenderung pasif dan hanya menerima
apa saja yang diberikan guru, motivasi belajar siswa masih rendah. Setelah
melakukan penelitian dengan menerapkan model kooperatif tipe TSTS, maka
4
Dari survei awal yang dilakukan Leluhur (2009), bahwa prestasi belajar
siswa masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan guru adalah model
pembelajaran konvensional dan proses pembelajaran yang masih berpusat pada
guru dan dengan dilakukannya penelitian menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe artikulasi maka di dapatkkan hasil bahwa model ini dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan prestasi belajar.
Dari hasil
observasi yang dilakukan oleh Rachmawan (2013), menyatakan bahwa proses
belajar mengajar dalam kelas guru menggunakan pembelajaran langsung yang
disertai tanya jawab dan penugasan secara individu, disebutkan bahwa
pembelajaran langsung sebenarnya baik namun dibutuhkan penyempurnaan pada
model pembelajaran yang lebih baik, setelah dilakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi hasil belajar siswa
dan keterampilan sosial siswa meningkat.
Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dan artikulasi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar,
sikap ilmiah dan retensi siswa, karena model pembelajaran ini melibatkan seluruh
siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa di tuntut untuk mengulang
kembali pembelajaran yang di sampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa.
Mengacu pada masalah pembelajaran biologi yang dialami siswa di atas,
maka diperlukan suatu penelitian yang mengkaji perbaikan pembelajaran yakni
pengaruh penggunaan model kooperatif tipe TSTS dan artikulasi terhadap hasil
belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri
5
untuk berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengembangkan
proses berfikir siswa untuk lebih trampil menyampaikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah
dalam penelitian ini, antara lain: 1) rendahnya hasil belajar siswa yang mencapai
KKM, 2) masih banyaknya siswa yang kurang mengerti dengan pembelajaran
yang di sampaikan oleh guru karena guru masih sering menggunakan metoda
konvensional dalam proses pembelajaran, 3) siswa kurang berperan aktif dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas karena di tunjukkan dengan kurangnya
rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan, 4) model pembelajaran yang
digunakan guru biologi pada umumnya masih menggunakan pembelajaran
konvensional.
1.3. Batasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah, maka perlu dibuat batasan masalah agar
pembahsannya lebih terarah. Maka batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1)
model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi dan model pembelajaran
konvensional, 2) materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah materi pokok
ekosistem, 3) hasil belajar siswa di batasi pada ranah kognitif, sikap ilmiah siswa
dan retensi siswa, 4) siswa kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten
6
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi
dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada
materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli
Tengah?
2.
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi
dan pembelajaran konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi
ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah?
3.
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi
dan pembelajaran konvensional terhadap retensi siswa pada materi ekosistem
di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,
artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa
pada materi ekosistem
di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah.
2.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,
artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap sikap ilmiah siswa, pada
materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli
7
3.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,
artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap retensi siswa pada materi
ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan pembelajaran biologi pada khususnya, baik secara teoritis
maupun secara praktis. 1) manfaat teoritis yaitu: a) sebagai bahan acuan dan
sumber rujukan bagi pihak-pihak terkait (Dinas pendidikan, sekolah, instansi
pendidikan lainnya) dan bermanfaat dalam peningkatan hasil belajar, ingatan
siswa serta sikap ilmiah siswa khususnya dalam pembelajaran biologi, b) sebagai
bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan atau sebagai
pijakan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang. 2)
manfaat praktis yaitu: a) sebagai umpan balik bagi tenaga pengajar dalam upaya
meningkatkan sikap ilmiah, daya ingat (retensi) dan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran yang tepat, b) sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga
pengajar untuk melakukan inovasi pembelajaran biologi dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan dan upaya pengajaran di masa yang akan datang, c) sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai
pengaruh model pembelajaran kooperatif, hasil belajar, sikap ilmiah, retensi
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa simpulan, anrata lain:
1.
Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
two stay two
stray (TSTS), artikulasi dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa
pada materi ekosistem kelas pada X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten
Tapanuli Tengah. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran
two stay two stray
(TSTS) dengan nilai rata-rata 84,71 lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran artikulasi dengan nilai rata-rata 82,29 dan pembelajaran
konvensional dengan nilai rata-rata 50,70.
2.
Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran
two stay two stray
(TSTS), artikulasi dan konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi
ekosistem pada kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun. Meskipun demikian, sikap
ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran two stay two stray
(TSTS) lebih tinggi dengan nilai rata-rata 81,82 dibandingkan dengan sikap
ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran artikulasi dengan
nilai rata-rata 81,74 dan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata
79,62.
3.
Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
two stay two
srtay (TSTS), aartikulasi dan konvensional terhadap retensi siswa pada materi
66
Tengah. Retensi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran artikulasi
dengan nilai rata-rata 76,86 lebih tinggi dibandingkan dengan retensi siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
two stay two stray (TSTS)
dengan nilai rata-rata 72,43 dan konvensional dengan nilai rata-rata 44,86.
5.2 Implikasi
Tingginya hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran TSTS dan artikulasi dikarenakan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Setiap siswa diharuskan mencari informasi dan meberikan
informasi materi (ekosistem) untuk di bagikan ke teman kelompok maupun
kelompok lain sehingga pemahaman siswa mengenai materi ekosistem jauh lebih
berkesan dibandingkan dengan pemahaman dan siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional yang hanya mendengarkan ceramah dari guru tanpa
terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
Sikap merupakan hal penting dalam setiap diri siswa, dalam hal ini guru
harus berperan lebih banyak agar sikap ilmiah diperlihatkan dalam setiap proses
pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak ada pengaruh
signifikan antara sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran TSTS, atrikulasi dan konvensional. Meskipun demikian, terdapat
perbedaan hasil rerata sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran TSTS atrikulasi dan konvensional. Keberhasilan suatu proses
belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru, anak didik dan suasana
lingkungan belajar mengajar di sekolah. Keberhasilan belajar mengajar dapat
67
dan juga siswa mampu mengingat pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.
Dari hasil pengujian hipotesis memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara retensi siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran TSTS dengan model pembelajaran artikulasi dan pembelajaran
konvensional.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Sebelum proses belajar mengajar, hendaknya guru mampu menerapkan model
two stay two stray (TSTS) maupun artikulasi dan dapat merencanakan dengan
baik langkah-langkah/sintaks pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga
proses pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik
2.
Dalam mengajarkan materi biologi, hendaknya guru mampu menyesuaikan
model pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, karena tidak semua
model pembelajaran sesuai dengan materi biologi.
3.
Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan
biologi. Peneliti menyarankan kiranya para peneliti dapat melanjutkan
penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap retensi,
sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Karena peneliti merasa hal ini penting
68
Sibabangun sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori dan acuan
69
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, S. (2011).
Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif Tipe Take and
Give Terhadap Retensi Siswa Dalam Tatanama Ilmiah Pada Konsep
Jamur. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Angkat, A. (2013).
Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Keterampilan
Proses Sains, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Tentang Ekologi Di
SMK Negeri 1 Penanggalan Kota Subulussalam.Program Pasacasarjana
Universitas Negeri Medan.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aryulina, D., Muslim, K., Manaf., S., Winarni, E.W. (2006).
Biologi 1 SMA dan
MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiati, H. (2009). Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depatemen Pendidikan Nasional
Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daulay, K. (2014).
Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Biologi dan Kecakapan Sosial Siswa SMA Negeri 1 Batangonang Kab.
Padanglawas Utara.Tesis tidak dipublikasikan.Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan
Djamarah, S.B. (2002).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erman. (2010). Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.
Jakarta: Rajawali Press Indonesia
Ferdinand, F. (2009).
Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah, R. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Biologi, untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Depatemen Pendidikan
Nasional.
Ginting, R. (2014).Pengaruh Penggunaan Media ICT Terhadap Kemampuan
Berfikir Tingkat Tinggi dan Retensi Memori Biologi Siswa Kelas XII
Negeri 6 Medan.Tesis tidak dipublikasikan.
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.
Handayani, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa.
Pendidikan
70
Ismawati, N., Hindarto, N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 :
38-41.
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jones, K.A. & Jennifer, L. (2008). Making cooperative Learning Work in the
Collage Classroo: An
Application of the ‘Five Pillars’ of Cooperative
Learning to Post-Secondary Instruction. Journal of Effective Teaching.
8
(2): 61-76.
Kartono. (2012).
Pengembangan Model Penilaian Sikap Ilmiah IPA Bagi
Mahasiswa PGSD.Semarang: FKIP UNS.
Kresma, Eka N. (2014). Perbandingan Pembelajaran Konvensional dan
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Titik Jenuh Siswa Maupun
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika.
Educatio 1 (1):
152-164.
Leluhur, W. (2009). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Cooperative
Learning Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice Mata
Pelajaran IPS pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester II
Tahun Pelajaran 2008/2009.
Jurnal Ilmiah Progressif, 17 (6): 45-64
Lie, A. (2008).
Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Mahyuni, N, K, A., Meter, I. G., Suara. I. Made., (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap
Prestasi Belajar IPA Kelas V SD Negeri 8 Padangsambian, Kecamatan
Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal PGSD, 1 (2): 1-10
Mularsih, H. (2010).
Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Unit
Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU), Universitas
Tarumanagara. Makara, Sosial Humaniora, 14 (1): 65-74.
Nohi, D., Yoseph, P., Raghel, Y. (2012). Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Litosfer. FMIPA. Universitas Negeri Gorontalo.
Nurhayati, N. (2014). Biologi Untuk SMA dan MA Kelas X Peminatan. Bandung:
Yrama Widya.
Pasal 1 ayat 1 UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Pasha, N.S. (2012).
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperaif Tipe Jigsaw
71
SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Pese, H., Hendrik, A, L., Muhammad, A. (2012). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Artikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
Siswa pada Kelas VIIIB SMP Negeri Morawola.
FMIPA Universitas
Tadulako. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 1 (1): 42-47
Purwanto, N. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putra, I P.G.Y., Desak P,P., I Dewa, K,T. Pengaruh Model Pembelajaran TSTS
Berbantuan Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas IV.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2 (1): Tahun 2014.
Rachmawan, A.I., Nur, K. (2013).
Perbedaan Hasil Belajar Siswa menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi dengan Tipe Explicit
Instruction pada Standar Kompetensi menggunakan Hasil Pengukuran
Listrik di SMK Negeri 2 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2
(2): 635-643.
Rahmadini, F. (2013).
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Artikulasi Dibandingkan Dengan Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bukittinggi. FE: Universitas Negeri
Padang.
Rahmi, L. (2013).
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD)
dan Grup Investigation (GI) terhadap
Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Perbaungan. Tesis tidak dipublikasika.Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Rediarta, I W., I Komang, S., I Nyoman, M. (2014). Pengaruh Model Kooperatif
two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1): Tahun 2014.
Sagala, Y.S.(2012).
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar IPA dan Kecakapan Sosial Siswa di SMK Negeri 2 Binjai.
Tesis tidak dipublikasikan.Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Sanjaya, W.(2012).
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sari, D, P., Achmad, L., Ahmad, Q. (2013). Uji Coba Pembelajaran IPA Dengan
LKS sebagai Penunjang Media Virtual Phet untuk Melatih Keterampilan
Proses pada Materi Hukum Archimedes.
FMIPA UNESA.
Jurnal
72
Sapuroh, S. (2010).
Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep
Biologi Pada Konsep Monera. Jakarta: Program Studi Biologi, FMIPA
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Shoimin, A. (2014).
Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Sidabalok, B.F.H. (2013).
Pengaruh Model Pembelajaran dan Kreatifitas Siswa
Terhadap Hasil Belajar dan Retensi IPA-Biologi. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Silvia, L., Sefna, R., K, Delsi. (2012).
Pengaruh Penerapan Model Artikulasi
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IX SMPN 1 Sasak
Ranah Pasisie Tahun Pelajaran 2012/2013.STKIP PGRI SUMBAR.
Simatupang, R. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Ilmiah dan Kemampuan Berfikir
Tingkat Tinggi Biologi SMANegeri 17 Medan. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Slameto. (2010).
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, R.E. (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek. Bandung:
Nusa Media.
Soekamto, T. (1992). Teori Belajar, Teori Instruksional, dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Belajar.Jakarta: Pusat Antar Universitas.
Sprenger, M. (2011).
Cara mengajar agar siswa tetap ingat.
Jakara:
Erlangga.(Terjemahan)
Subandi. (2009).
Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan
Depatemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sulistyorini, A. (2009).
Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Suparmi. (2012). Pembelajaran Kooperatif Dalam Pendidikan Multikultural.
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi,
1 (1): 108-118
Suprijono, A. (2009).
Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suroyo. (2002).
Penyampaian Sekuen Pembelajaran Berbantuan Komputer
73
Susanti, E.A., Wardi, S., Yelly, R. (2011). Studi Perbandingan Hasil Belajar
Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe The Learning Celll dan Tipe Artikulasi di Kelas VII SMPN 7 MA.
JAMBI. Edumatica, 01 (02): 49-59
Trinova, Z. (2012).
Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan bagi Peserta
Didik. Jurnal Al-
Ta’lim, 1 (
3): 209-215.
Ulum, B. (2007).
Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remana
Rosdakarya.
Wahyuni, S. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stay sebagai
Upaya
Meningkatkan
Keaktifan
Siswa.
Surakarta:
Universitas
Muhamadiyah Surakarta.
Wardhani, I.M., Sajidan., Maridi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray disertai Audio-visual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Jurnal Pendidikan
Biologi, 4 (1): 40-55.
Widayati, S. (2009).
Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depatemen Pendidikan Nasional
Willis, J. (2010). Strategi Pembelajaran Efektif Berbasis Riset Otak. Yogyakarta:
Mitramedia.
Winkel, W.S. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Wirtha, I M., Ni. K.R. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran
Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma
Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
1(2): 15-29.