• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR, SIKAP ILMIAH DAN RETENSI SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 SIBABANGUN KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR, SIKAP ILMIAH DAN RETENSI SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 SIBABANGUN KABUPATEN TAPANULI TENGAH."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO

STAY TWO STRAY

(TSTS) DAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL

BELAJAR, SIKAP ILMIAH DAN RETENSI SISWA PADA MATERI

EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 SIBABANGUN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

MUHAMMAD ADLAN LUBIS

NIM: 8136174021

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Muhammad Adlan Lubis:

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay

Two Stray (TSTS) dan Artikulasi Terhadap Hasil Belajar, Sikap Ilmiah dan Retensi

Siswa Pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED),

2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif terhadap: (1) hasil belajar siswa, (2) sikap ilmiah dan, (3) retensi siswa

pada materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun. Metode penelitian

menggunakan eksperimen semu dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas

ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan

dengan model pembelajaran

two stay two stray

(TSTS), kelas B dengan model

pembelajaran artikulasi dan kelas C (kontrol) dengan pembelajaran konvensional.

Instrumen penelitian menggunakan tes retensi memori dan hasil belajar dalam bentuk

pilihan berganda dan tes sikap ilmiah dalam bentuk angket sikap ilmiah. Teknik

analisis data untuk hasil belajar menggunakan Analisis Kovarians (ANAKOVA) dan

untuk retensi memori dan sikap ilmiah menggunakan Analisis Varians (ANAVA)

satu jalur pada taraf signifikan α = 0,05 dengan bantuan

SPSS 21.0. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) ada pengaruh signifikan model pembelajaran TSTS (84,71 ±

14,729); artikulasi (82,29 ± 15,942), dan konvensional (50,70 ± 23,628) terhadap

hasil belajar siswa.(2) tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran TSTS

(81,82 ± 4,397); artikulasi (81,71 ± 6,030); dan konvensional (79,62 ± 5,309)

terhadap sikap ilmiah siswa. (3) ada pengaruh signifikan model pembelajaran

artikulasi (76,86 ± 18,710); TSTS (72,43 ± 20,025) dan konvensional (44,86 ±

21,461) terhadap kemampuan retensi siswa. Berdasarkan data hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran TSTS dan artikulasi lebih tinggi dibandingkan dengan

konvensional. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran TSTS dan artikulasi

dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan retensi, sikap ilmiah dan hasil

belajar siswa. Dan hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa pembelajaran dengan

model pembelajaran TSTS dan artikulasi mengakomodasikan siswa kedalam proses

mengingat (retensi) yang lebih baik serta meningkatkan hasil belajar di dalam kelas.

(6)

ii

ABSTRACT

Muhammad Adlan Lubis.

The Effect Of Cooperative Learning Model Type

Two

Stay Two Stray (TSTS) and Articulation on Students

Learning Outcomes, Scientific

Attitude, and Retention in Ecosystem Topic in SMA Negeri 1 Sibabangun, Tapanuli

Tengah. A Thesis. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, 2015.

The aims of this research were to examine the effect of cooperative learning

model on: (1) studen

ts’

learning outcomes; (2) scientific attitude; and (3) student

retention in ecosystem topic in grade X SMA Negeri 1 Sibabangun. This quasy

experimental research were used 3 classes as the sample of research which taken by

cluster random sampling technique. The A class was taught with two stay two stray

(TSTS) learning models, the B class was treated with articulation learning model, and

the C class was taught with conventional learning model. The research instrument

were the memory retention test and learning outcomes test in multiple choice design

and questionnaire for scientific attitude. The data of learning outcomes were analyzed

by Analysis Of Covariance and data of scientific attitude and memory retention were

analyzed by One Way Anova at α = 0,05 with

SPSS 21.0.

The result showed: (1)

there was significant effect of TSTS (84,71 ± 14,729); articulation (82,29 ± 15,942),

and conventional (50,70 ± 23,628) learning model on students' learning outcomes; (2)

there was no significant effect of TSTS(81,82 ± 4,397); articulation (81,71 ± 6,030);

and conventional (79,62 ± 5,309) on students' scientific attitude; (3) there was

significant effect of articulation (76,86 ± 18,710),TSTS (72,43 ± 20,025)and

conventional (44,86 ± 21,461) to students' memory retention. Based on the research

findings it wa sconcluded that students' learning outcomes, scientific attitudes, and

memory retention which taught by TSTS and articulation were score higher than

conventional learning model. The implementation of TSTS and articulation can be

perfomed toimprove students' memory retention, scientific attitude, and learning

outcomes. And this research finding implied that the learning activity with TSTS and

articulation learning models accomodate students to have better rote /retention skills

and improve learning outcomes in class.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Artikulasi terhadap Retensi Memori, Sikap

Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Sibabangun” dapat diselesaikan.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persayaratan akademik dalam

menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidkan Biologi di

Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak

lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

dengan kerandahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah memebantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih dan

penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua tersayang,

ayahanda Rahmat Lubis dan

Ibunda Arjuna nasution atas segala motivasi,

materi, do’a dan dukungan yang selalu menyer

tai perjalanan hidup penulis.

Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada

Ibu Dr. Fauziyah

Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Prof. Dr. Herbert

Sipahutar, M.S., M.Sc selaku dosen pembimbing II, yang dengan keluasan dan

kedalaman ilmunya masing-masing telah memberikan masukan yang begitu

berarrti dalam penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Syarifuddin, M.Sc., P.hD.,

Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si dan

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku tim

penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan

penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak H.

Ikhwanuddin Lubis, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sibabangun,

Lambas Suseno, S.Pd., M.Si selaku guru mata pelajaran biologi dan guru serta

staff SMA Negeri 1 Sibabangun yang telah berkontibusi dalam penulisan tesis

ini.

Tidak lupa Terima kasih juga kepada abangda Khairul Amri Lubis S. Hut

dan adinda Yusrina Lubis yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada

penulis. Terima kasih juga kepada abangda Mhd. Faisal S.Si, M.Pd dan abangda

Ihsan Fahmi S.T yang memberikan motivasi kepada penulis. Teman-teman

Pascasarjana angkatan XXIII kelas B-2 Prodi. Pendididikan Biologi dan semua

pihak yang tidak penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis

ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari isi

maupun tata bahasa, karena ini penulis berterimakasih untuk setiap kritik dan

saran yang deberikan demi kesempurnaan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis

ini bermanfaat bagi dunia pendidikian. Amin.

Medan, September 2015

(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak --- i

Abstrct --- ii

Kata Pengantar ---

iii

Daftar Isi --- iv

Daftar Tabel --- vi

Daftar Gambar --- vii

Daftar Lampiran --- viii

BAB I PENDAHULUAN

---

1

1.1.Latar Belakang Masalah --- 1

1.2. Identifikasi Masalah --- 5

1.3.Batasan Masalah --- 5

1.4.Rumusan Masalah --- 6

1.5.Tujuan Penelitian --- 6

1.6.Manfaat Penelitian --- 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS --- 8

2.1. KERANGKA TEORITIS --- 8

2.1.1.

Hakikat Belajar dan Hasil Belajar --- 8

2.1.2.

Retensi Siswa --- 11

2.1.3.

Sikap Ilmiah --- 14

2.1.4.

Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif --- 17

2.1.5.

Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

(Dua Tinggal Dua Bertamu) --- 20

2.1.6.

Model Pembelajaran Artikulasi --- 22

2.1.7.

Pembelajaran Konvensional --- 24

2.2. Penelitian Relevan --- 26

2.3. Kerangka Berfikir --- 27

2.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Two Stay Two Stray,

Artikulasi dan konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa --- 27

2.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Two stay two stray,

Artikulasi dan Konvensional terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 28

2.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Two stay two stray,

Artikulasi dan Konvensional terhadap Retensi Siswa --- 30

2.4. Hipotesis Penelitian --- 32

BAB III METODE PENELITIAN --- 33

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian --- 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian --- 33

3.3 Variabel Penelitian --- 33

3.4 Jenis dan Desain Penelitian --- 34

3.5 Defenisi Operasional Penelitian --- 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data --- 37

(9)

v

3.7.1 Instrumen Hasil Belajar --- 38

3.7.2

Instrumen Sikap Ilmiah --- 39

3.8. Prosedur Penelitian --- 40

3.9. Uji Coba Instrumen --- 46

3.10. Teknik Analisis Data --- 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN --- 52

4.1 Hasil Penelitian --- 52

4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa --- 52

4.1.2 Data Sikap Ilmiah Siswa --- 53

4.1.3 Data Retensi Siswa --- 53

4.2 Pengujian Hipotesis --- 54

4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 54

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 55

4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian --- 58

4.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa --- 58

4.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah Siswa --- 60

4.3.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Retensi Siswa --- 61

4.4 Keterbatasan Penelitian--- 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN --- 65

5.1 Simpulan --- 65

5.2 Implikasi --- 66

5.3 Saran --- 67

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel.2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi --- 24

Tabel.2.2. Perbedaan Kelompok Pembelajaran Kooperatif

dengan Kelompok Pembelajaran Konvensional. --- 25

Tabel.3.1. Pretest-Posttest Control Group Design --- 34

Tabel.3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa --- 39

Tabel.3.3. Aspek-aspek yang Menjadi Dimensi Sikap Ilmiah --- 40

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tiga Tahapan Ingatan --- 13

Gambar 2.2 Alur Model Two Stay Two Stray (TSTS) --- 21

Gambar 3.1 Alur Penelitian --- 45

Gambar.4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah --- 55

Gambar.4.3 Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Retensi Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus --- 74

Lampiran 2. RPP (Kooperatif tipe two stay two stray) --- 76

Lampiran 3. RPP (Kooperatif tipe Artikulasi) --- 87

Lampiran 4. RPP (Pembelajaran Konvensional) --- 97

Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar --- 105

Lampiran 6. Jawaban Soal Tes Hasil Belajar --- 110

Lampiran 7. Angket Sikap Ilmiah --- 111

Lampiran 8. Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian --- 115

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Tes --- 116

Lampiran 10. Uji Tingkat Kesukaran Tes --- 117

Lampiran 11. UjI Daya Beda Soal --- 118

Lampiran 12. Data Hasil Penelitian --- 119

Lampiran 13. Hasil Analisis Data Dengan SPSS ---

122

Lampiran 14. Hasil Uji ANAKOVA (Hasil Belajar) --- 125

Lampiran 15. Hasil Uji Anova Satu Jalur (Sikap Ilmiah) --- 128

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal

1 ayat 1 UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003). Belajar

sudah menjadi kebutuhan pokok pada masa kini, kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan dewasa ini telah menyebabkan informasi dapat tersedia dalam

jumlah yang tak terbatas dan dengan akses yang mudah. Hal ini menjadikan

banyak perubahan serta perkembangan dari berbagai aspek kehidupan. Perubahan

ini tentunya perlu direspon dengan penyelesaian pendidikan yang profesional dan

bermutu. Kualitas yang demikian sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya

manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global.

Peningkatan

mutu

pendidikan

merupakan

salah

satu

program

pembangunan nasional yang erat sekali hubungannya dengan pengembangan

sumber daya manusia. Salah satu usaha dalam peningkatan mutu pendidikan

adalah dengan meningkatkan proses belajar melalui strategi, metode maupun

model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Kualitas hasil belajar

terutama terletak di tangan guru yang berkualitas pula, keberhasilan suatu

pengajaran sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang di laksanakan

(14)

2

dalam memahami proses dan mengelola proses pembelajaran, semakin tinggi pula

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Bahan atau materi

pelajaran

(learning materials)

adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum

yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka

pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan

tertentu (Sanjaya, 2012).

Dari hasil observasi beberapa guru bidang studi biologi yang dilakukan

peneliti, mengemukakan bahwa guru bidang studi biologi, dalam proses belajar

mengajar lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional sehingga proses

belajar mengajar dalam kelas kurang aktif dan siswa cenderung hanya

mendengarkan penjelasan guru dan proses pembelajaran juga berpusat pada guru

Dengan proses belajar mengajar yang demikian maka rasa ingin tahu siswa

mengenai materi pelajaran yang dijelaskan guru tidak serta merta mendapatkan

umpan balik dari siswa.

Berdasarkan hasil observasi dari beberapa guru bidang studi biologi yang

dilakukan oleh peneliti, maka peneliti juga menemukan hal yang sama di SMA

Negeri 1 Sibabangun dari hasil wawancara pada tanggal 6 Januari 2015, dimana

berdasarkan hasil data kumpulan nilai (DKN) yang diperoleh dari guru bidang

studi biologi SMA Negeri 1 Sibabangun dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa masih rendah dan terdapat beberapa siswa yang masih memperoleh nilai di

bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70, hal ini sesuai dengan yang

di sampaikan oleh guru SMA Negeri 1 Sibabangun, masih banyaknya siswa yang

kurang mengerti dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena siswa

(15)

3

berperan aktif dalam proses belajar mengajar di dalam kelas ditunjukkan dengan

kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan pembelajaran yang

dilakukan guru pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional.

Untuk dapat melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar di

kelas dan mampu meningkatkan hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa di

perlukan suatu model pembelajaran yang tepat salah satunya adalah model

pembelajaran kooperatif. Observasi yang dilakukan Wardhani (2012),

menyebutkan bahwa guru memberikan materi pelajaran dengan ceramah, kadang

diselingi tanya jawab dengan siswa, dan menggunakan media

powerpoint

sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan kurang memberikan

kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran, dan

guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Setelah melakukan

penelitianan dengan menerapkan model kooperatif tipe TSTS

dan memberikan

hasil bahwa, model kooperatif tipe TSTS

mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran biologi siswa.

Handayani (2014), mengatakan bahwa hasil observasi yang dilakukan,

proses pembelajaran masih di dominasi guru, pada saat pembelajaran siswa

menampakkan sikap kurang bergairah, kurang bersemangat, kurang siap

mengikuti pembelajaran, suasana kurang aktif, interaksi antara guru dengan siswa

sangat kurang, apalagi siswa dengan siswa cenderung pasif dan hanya menerima

apa saja yang diberikan guru, motivasi belajar siswa masih rendah. Setelah

melakukan penelitian dengan menerapkan model kooperatif tipe TSTS, maka

(16)

4

Dari survei awal yang dilakukan Leluhur (2009), bahwa prestasi belajar

siswa masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan guru adalah model

pembelajaran konvensional dan proses pembelajaran yang masih berpusat pada

guru dan dengan dilakukannya penelitian menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe artikulasi maka di dapatkkan hasil bahwa model ini dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan prestasi belajar.

Dari hasil

observasi yang dilakukan oleh Rachmawan (2013), menyatakan bahwa proses

belajar mengajar dalam kelas guru menggunakan pembelajaran langsung yang

disertai tanya jawab dan penugasan secara individu, disebutkan bahwa

pembelajaran langsung sebenarnya baik namun dibutuhkan penyempurnaan pada

model pembelajaran yang lebih baik, setelah dilakukan penelitian dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi hasil belajar siswa

dan keterampilan sosial siswa meningkat.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dan artikulasi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar,

sikap ilmiah dan retensi siswa, karena model pembelajaran ini melibatkan seluruh

siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa di tuntut untuk mengulang

kembali pembelajaran yang di sampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa.

Mengacu pada masalah pembelajaran biologi yang dialami siswa di atas,

maka diperlukan suatu penelitian yang mengkaji perbaikan pembelajaran yakni

pengaruh penggunaan model kooperatif tipe TSTS dan artikulasi terhadap hasil

belajar, sikap ilmiah dan retensi siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri

(17)

5

untuk berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengembangkan

proses berfikir siswa untuk lebih trampil menyampaikan pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah

dalam penelitian ini, antara lain: 1) rendahnya hasil belajar siswa yang mencapai

KKM, 2) masih banyaknya siswa yang kurang mengerti dengan pembelajaran

yang di sampaikan oleh guru karena guru masih sering menggunakan metoda

konvensional dalam proses pembelajaran, 3) siswa kurang berperan aktif dalam

proses belajar mengajar di dalam kelas karena di tunjukkan dengan kurangnya

rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan, 4) model pembelajaran yang

digunakan guru biologi pada umumnya masih menggunakan pembelajaran

konvensional.

1.3. Batasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah, maka perlu dibuat batasan masalah agar

pembahsannya lebih terarah. Maka batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1)

model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi dan model pembelajaran

konvensional, 2) materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah materi pokok

ekosistem, 3) hasil belajar siswa di batasi pada ranah kognitif, sikap ilmiah siswa

dan retensi siswa, 4) siswa kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten

(18)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi

dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada

materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah?

2.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi

dan pembelajaran konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi

ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah?

3.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, artikulasi

dan pembelajaran konvensional terhadap retensi siswa pada materi ekosistem

di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,

artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa

pada materi ekosistem

di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah.

2.

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,

artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap sikap ilmiah siswa, pada

materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli

(19)

7

3.

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS,

artikulasi dan pembelajaran konvensional terhadap retensi siswa pada materi

ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

pada umumnya dan pembelajaran biologi pada khususnya, baik secara teoritis

maupun secara praktis. 1) manfaat teoritis yaitu: a) sebagai bahan acuan dan

sumber rujukan bagi pihak-pihak terkait (Dinas pendidikan, sekolah, instansi

pendidikan lainnya) dan bermanfaat dalam peningkatan hasil belajar, ingatan

siswa serta sikap ilmiah siswa khususnya dalam pembelajaran biologi, b) sebagai

bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan atau sebagai

pijakan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang. 2)

manfaat praktis yaitu: a) sebagai umpan balik bagi tenaga pengajar dalam upaya

meningkatkan sikap ilmiah, daya ingat (retensi) dan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran yang tepat, b) sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga

pengajar untuk melakukan inovasi pembelajaran biologi dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan dan upaya pengajaran di masa yang akan datang, c) sebagai

bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai

pengaruh model pembelajaran kooperatif, hasil belajar, sikap ilmiah, retensi

(20)

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah

dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa simpulan, anrata lain:

1.

Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe

two stay two

stray (TSTS), artikulasi dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa

pada materi ekosistem kelas pada X SMA Negeri 1 Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran

two stay two stray

(TSTS) dengan nilai rata-rata 84,71 lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran artikulasi dengan nilai rata-rata 82,29 dan pembelajaran

konvensional dengan nilai rata-rata 50,70.

2.

Tidak terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran

two stay two stray

(TSTS), artikulasi dan konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi

ekosistem pada kelas X SMA Negeri 1 Sibabangun. Meskipun demikian, sikap

ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran two stay two stray

(TSTS) lebih tinggi dengan nilai rata-rata 81,82 dibandingkan dengan sikap

ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran artikulasi dengan

nilai rata-rata 81,74 dan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata

79,62.

3.

Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe

two stay two

srtay (TSTS), aartikulasi dan konvensional terhadap retensi siswa pada materi

(21)

66

Tengah. Retensi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran artikulasi

dengan nilai rata-rata 76,86 lebih tinggi dibandingkan dengan retensi siswa

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

two stay two stray (TSTS)

dengan nilai rata-rata 72,43 dan konvensional dengan nilai rata-rata 44,86.

5.2 Implikasi

Tingginya hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran TSTS dan artikulasi dikarenakan siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Setiap siswa diharuskan mencari informasi dan meberikan

informasi materi (ekosistem) untuk di bagikan ke teman kelompok maupun

kelompok lain sehingga pemahaman siswa mengenai materi ekosistem jauh lebih

berkesan dibandingkan dengan pemahaman dan siswa yang dibelajarkan dengan

pembelajaran konvensional yang hanya mendengarkan ceramah dari guru tanpa

terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.

Sikap merupakan hal penting dalam setiap diri siswa, dalam hal ini guru

harus berperan lebih banyak agar sikap ilmiah diperlihatkan dalam setiap proses

pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak ada pengaruh

signifikan antara sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran TSTS, atrikulasi dan konvensional. Meskipun demikian, terdapat

perbedaan hasil rerata sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran TSTS atrikulasi dan konvensional. Keberhasilan suatu proses

belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru, anak didik dan suasana

lingkungan belajar mengajar di sekolah. Keberhasilan belajar mengajar dapat

(22)

67

dan juga siswa mampu mengingat pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.

Dari hasil pengujian hipotesis memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara retensi siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran TSTS dengan model pembelajaran artikulasi dan pembelajaran

konvensional.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1.

Sebelum proses belajar mengajar, hendaknya guru mampu menerapkan model

two stay two stray (TSTS) maupun artikulasi dan dapat merencanakan dengan

baik langkah-langkah/sintaks pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga

proses pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik

2.

Dalam mengajarkan materi biologi, hendaknya guru mampu menyesuaikan

model pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, karena tidak semua

model pembelajaran sesuai dengan materi biologi.

3.

Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan

biologi. Peneliti menyarankan kiranya para peneliti dapat melanjutkan

penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap retensi,

sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Karena peneliti merasa hal ini penting

(23)

68

Sibabangun sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori dan acuan

(24)

69

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, S. (2011).

Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif Tipe Take and

Give Terhadap Retensi Siswa Dalam Tatanama Ilmiah Pada Konsep

Jamur. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Angkat, A. (2013).

Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Keterampilan

Proses Sains, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Tentang Ekologi Di

SMK Negeri 1 Penanggalan Kota Subulussalam.Program Pasacasarjana

Universitas Negeri Medan.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryulina, D., Muslim, K., Manaf., S., Winarni, E.W. (2006).

Biologi 1 SMA dan

MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budiati, H. (2009). Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan

Depatemen Pendidikan Nasional

Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Daulay, K. (2014).

Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Biologi dan Kecakapan Sosial Siswa SMA Negeri 1 Batangonang Kab.

Padanglawas Utara.Tesis tidak dipublikasikan.Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

Djamarah, S.B. (2002).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erman. (2010). Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.

Jakarta: Rajawali Press Indonesia

Ferdinand, F. (2009).

Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional.

Firmansyah, R. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Biologi, untuk Kelas X Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Depatemen Pendidikan

Nasional.

Ginting, R. (2014).Pengaruh Penggunaan Media ICT Terhadap Kemampuan

Berfikir Tingkat Tinggi dan Retensi Memori Biologi Siswa Kelas XII

Negeri 6 Medan.Tesis tidak dipublikasikan.

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.

Handayani, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay

Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa.

Pendidikan

(25)

70

Ismawati, N., Hindarto, N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 :

38-41.

Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jones, K.A. & Jennifer, L. (2008). Making cooperative Learning Work in the

Collage Classroo: An

Application of the ‘Five Pillars’ of Cooperative

Learning to Post-Secondary Instruction. Journal of Effective Teaching.

8

(2): 61-76.

Kartono. (2012).

Pengembangan Model Penilaian Sikap Ilmiah IPA Bagi

Mahasiswa PGSD.Semarang: FKIP UNS.

Kresma, Eka N. (2014). Perbandingan Pembelajaran Konvensional dan

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Titik Jenuh Siswa Maupun

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika.

Educatio 1 (1):

152-164.

Leluhur, W. (2009). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Cooperative

Learning Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice Mata

Pelajaran IPS pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester II

Tahun Pelajaran 2008/2009.

Jurnal Ilmiah Progressif, 17 (6): 45-64

Lie, A. (2008).

Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mahyuni, N, K, A., Meter, I. G., Suara. I. Made., (2014). Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap

Prestasi Belajar IPA Kelas V SD Negeri 8 Padangsambian, Kecamatan

Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal PGSD, 1 (2): 1-10

Mularsih, H. (2010).

Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Unit

Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU), Universitas

Tarumanagara. Makara, Sosial Humaniora, 14 (1): 65-74.

Nohi, D., Yoseph, P., Raghel, Y. (2012). Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Materi Litosfer. FMIPA. Universitas Negeri Gorontalo.

Nurhayati, N. (2014). Biologi Untuk SMA dan MA Kelas X Peminatan. Bandung:

Yrama Widya.

Pasal 1 ayat 1 UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Pasha, N.S. (2012).

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperaif Tipe Jigsaw

(26)

71

SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan. Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Pese, H., Hendrik, A, L., Muhammad, A. (2012). Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Artikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika

Siswa pada Kelas VIIIB SMP Negeri Morawola.

FMIPA Universitas

Tadulako. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 1 (1): 42-47

Purwanto, N. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putra, I P.G.Y., Desak P,P., I Dewa, K,T. Pengaruh Model Pembelajaran TSTS

Berbantuan Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas IV.

Jurnal Mimbar PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2 (1): Tahun 2014.

Rachmawan, A.I., Nur, K. (2013).

Perbedaan Hasil Belajar Siswa menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi dengan Tipe Explicit

Instruction pada Standar Kompetensi menggunakan Hasil Pengukuran

Listrik di SMK Negeri 2 Surabaya.

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2

(2): 635-643.

Rahmadini, F. (2013).

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Artikulasi Dibandingkan Dengan Pembelajaran Kooperatif

Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) Dalam Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bukittinggi. FE: Universitas Negeri

Padang.

Rahmi, L. (2013).

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD)

dan Grup Investigation (GI) terhadap

Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Perbaungan. Tesis tidak dipublikasika.Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Rediarta, I W., I Komang, S., I Nyoman, M. (2014). Pengaruh Model Kooperatif

two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1): Tahun 2014.

Sagala, Y.S.(2012).

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap

Hasil Belajar IPA dan Kecakapan Sosial Siswa di SMK Negeri 2 Binjai.

Tesis tidak dipublikasikan.Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Sanjaya, W.(2012).

Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sari, D, P., Achmad, L., Ahmad, Q. (2013). Uji Coba Pembelajaran IPA Dengan

LKS sebagai Penunjang Media Virtual Phet untuk Melatih Keterampilan

Proses pada Materi Hukum Archimedes.

FMIPA UNESA.

Jurnal

(27)

72

Sapuroh, S. (2010).

Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep

Biologi Pada Konsep Monera. Jakarta: Program Studi Biologi, FMIPA

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

Shoimin, A. (2014).

Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta :

Ar-Ruzz Media.

Sidabalok, B.F.H. (2013).

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kreatifitas Siswa

Terhadap Hasil Belajar dan Retensi IPA-Biologi. Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Silvia, L., Sefna, R., K, Delsi. (2012).

Pengaruh Penerapan Model Artikulasi

Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IX SMPN 1 Sasak

Ranah Pasisie Tahun Pelajaran 2012/2013.STKIP PGRI SUMBAR.

Simatupang, R. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Ilmiah dan Kemampuan Berfikir

Tingkat Tinggi Biologi SMANegeri 17 Medan. Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Slameto. (2010).

Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktek. Bandung:

Nusa Media.

Soekamto, T. (1992). Teori Belajar, Teori Instruksional, dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Proses Belajar.Jakarta: Pusat Antar Universitas.

Sprenger, M. (2011).

Cara mengajar agar siswa tetap ingat.

Jakara:

Erlangga.(Terjemahan)

Subandi. (2009).

Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Perbukuan

Depatemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sulistyorini, A. (2009).

Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Suparmi. (2012). Pembelajaran Kooperatif Dalam Pendidikan Multikultural.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi,

1 (1): 108-118

Suprijono, A. (2009).

Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suroyo. (2002).

Penyampaian Sekuen Pembelajaran Berbantuan Komputer

(28)

73

Susanti, E.A., Wardi, S., Yelly, R. (2011). Studi Perbandingan Hasil Belajar

Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe The Learning Celll dan Tipe Artikulasi di Kelas VII SMPN 7 MA.

JAMBI. Edumatica, 01 (02): 49-59

Trinova, Z. (2012).

Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan bagi Peserta

Didik. Jurnal Al-

Ta’lim, 1 (

3): 209-215.

Ulum, B. (2007).

Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remana

Rosdakarya.

Wahyuni, S. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stay sebagai

Upaya

Meningkatkan

Keaktifan

Siswa.

Surakarta:

Universitas

Muhamadiyah Surakarta.

Wardhani, I.M., Sajidan., Maridi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray disertai Audio-visual untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Jurnal Pendidikan

Biologi, 4 (1): 40-55.

Widayati, S. (2009).

Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan

Depatemen Pendidikan Nasional

Willis, J. (2010). Strategi Pembelajaran Efektif Berbasis Riset Otak. Yogyakarta:

Mitramedia.

Winkel, W.S. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Wirtha, I M., Ni. K.R. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran

Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma

Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

1(2): 15-29.

Gambar

Tabel.2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi  -------------------- 24
Gambar 2.1 Tiga Tahapan Ingatan  --------------------------------------------------- 13

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Termoregulasi adalah proses fisioogos yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected

Menurut FI ed III, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi.. dalam

merefleksikan kondisi terkait kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis. Terutama antara faktor kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang ditetapkan.

(Sumber: Potter & Perry, 2005; Harrisons, 2010) Prosedur penelitian dilakukan dengan membaca tujuan belajar mahasiswa yang ada di laporan tutorial. Hal ini dilakukan agar

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk