PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, IKLIM
ORGANISASI SEKOLAH, DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA GURU
DI SMA NEGERI KISARAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana UNIMED
OLEH :
Dinaria Br Ginting
NIM. 8136132010
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
i
ABSTRAK
DINARIA BR GINTING.Pengaruh Keceredasan Emosional, Iklim Organisasi Sekolah, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Kisaran. Tesis. Medan: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1). pengaruh langsung kecerdasan emosional terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran; (2) pengaruh langsung iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran. (3). pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran. (4). pengaruh langsung kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran.(5). pengaruh langsung iklim organisasi sekolah terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran.
Rumusan penelitian ini adalah: (1). Apakah kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (2). Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (3). Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (4).Apakah kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran? (5). Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja di SMA Negeri Kisaran?
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah model analisis jalur atau hubungan sebab akibat, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru-guru SMA Negeri Kisaran yang aktif bertugas pada tahun 2014/2015 yang berjumlah 164 orang, Sampel berjumlah 61 orang yang ditentukan dengan menggunakan stratifief random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket Instrument di uji validitas dengan Product Moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05. Reliabilitas dihitung dengan rumus koefisien alpha (r11) diperoleh
angket sebanyak 28 butir yang valid dan reliabel dari 30 butir yang di validasi.
Data penelitian ini terlebih dahulu diuji normalitas distribusi variabelnya dengan rumus Lilifors, untuk menguji linieritas dan keberartian persamaan regresi diuji dengan analisis varians (ANAVA). Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi parsial jenjang pertama dan keberartiannya diuji dengan uji-t. Korelasi ganda diuji dengan analisis regresi ganda, homogenitas diuji dengan rumus Bartlett, uji independensi dilakukan dengan rumus Product Moment.
Hasil analisis regresi menyatakan bahwa seluruh variabel yang dihitung dianalisis dengan menggunakan uji F dan hasilnya menyatakan Fh> Ft. dari itu dapat dikatakan hasil penelitian
ii ABSTRACT
DINARIA BR GINTING.The Influence of Emotional Intelligence, School Orzanization Climate and Job Satisfaction to the Job Performance of Teacher at SMA NegeriKisaran. Thesis. Medan: Educational program of Educational Administration, postgraduate of Program UNIMED, 2015.
This research aims to describe and study: (1) The direct influence of emotional intelligence to the job performance of teacher at SMA NegeriKisaran. (2) The direct influence of school organization climate to the job performance of teacher at SMA NegeriKisaran. (3) The direct influence of Job satisfaction to thejob performance of teacher at SMA NegeriKisaran. (4) The direct influence of emotional intelligence to the job satisfaction of teacher at SMA NegeriKisaran. (5) The direct influence of school organization climate to the job satisfaction of the teacherat SMA NegeriKisaran.
The problem formulation are: (1) Did the emotional intelligence has direct influence to the job performance of the teacher at SMA NegeriKisaran? (2) Did the climate has a direct influence to the job performance of teacher at SMA NegeriKisaran? (3) Did the job satisfacation has direct influence to the job performance of teacher at SMA NegeriKisaran? (4) Did the emotinalintelligence has direct influence to the job satisfaction of teacher at SMA NegeriKisaran? (5) Did the school organization climate has direct influence to the job satisfaction of teacher at SMA NegeriKisaran?
This research applies quantitative method by using the path analysis model or casual relationship, the data was analyzed by descriptive and inferentiallmetod. The population in this research is all af teachers at SMA NegeriKisaran who active in the academic year of 2014/2015 for 164 persons, the sample was61 persons that determined by stratified random sampling or making sample randomly. The data was collected by using instrument questionnaire that tested by validity with Product Moment with the acceptance level is 95 % or in the significant level is 0,05. The reliability is calculated by alpha coefficient formula (r11) with the questionnaire with valid item is 28 and of 30 items.
The normality distribution of variable of the data of reseach is tested by Lilifors formula, while the linearity and significance of regression equation is tested by variance analysis (ANAVA). The hypothesis is tested by first level of partial correlation analysis and significance is tested by t-test. The multi correlation is tested by multi regression analysis, homogeneity is tested is tested by Barlett formula, the independency is tested by Product Moment Formula.
The Result of regression indicate that all of calculated variable is analyzed by F-test and its result indicates that Fh> Ft. Means that the resultof this research describes that the emotional
intelligence variable, school organization climate dan job satisfaction can applied to increase the job performance of teacher at SMA NegeriKisaran.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kemurahanNya,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Adapun tesis ini berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Iklim Organisasi Sekolah, Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru DiSMA Negeri Kisaran ”.
Tesis ini sungguh tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, untuk ini
Peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf
yang telah memberikan fasilitas belajar selama Penulis mengikuti perkuliahan di
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
3. Prof. Dr. Belferik Manullang Selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr. H Syaiful
Sagala M.Pd. Selaku dosen pembimbing II, tulus ikhlas meluangkan waktu untuk
membimbing, memberi arahan, dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.
4. Dr. Darwin, M.Pd. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Prof. Dr.
Paningkat Siburian, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Prof. Dr. Sahat Siagian M.Pd dan Prof. Dr.Paningkat Siburian M.Pd. selaku
narasumber serta.Dr. Eka Daryanto, MT selaku narasumber sekaligus validator yang selalu memberikan masukan dan perbaikan terhadap tesis ini.
6. Para Dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali
Penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Drs.H.Darmawan,M.Pd yang telah
memberikan izin melaksanakan penelitian.
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kisaran, Jumadi S.Pd,MM.; Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Kisaran, Syahruddin Lubis, S.Pd,MM.; Kepala Sekolah SMA Negeri 3
Kisaran, Drs. Abdul Mufti,MM; Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kisaran, Drs.
Wini,MM, pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru yang telah bersedia
iv
9. Bapak dan Ibu tercinta, Pt D. Ginting S.Pd. dan Rasmita Br Sitepu beserta mertua
yang saya sayangi Masta Br Perangin - angin yang selalu mendukung saya dalam doa,
dan motivasi yang menjadikan saya semangat selama ini.
10. Kakak dan adik terkasih Delfira Br Ginting S.Pd dan Aditya Naik Ginting, beserta
Kakak/Abang dan Adik Ipar dan keponakan seluruhnya. Terimakasih atas dukungan
doa serta motivasi kepada Penulis.
11. Suamiku tersayang, Edy Syahputra Surbakti yang selalu memberi dukungan dan
sekaligus menjadi penyemangat bagi Penulis dalam menyelesaikan studi khususnya
dalam menyelesaikan penelitian.
12. Drs. Abdul Mufti,MM kepala sekolah SMA Negeri 3 dan Ir.Sangkot Mangapul
Sitorus, selaku Kepala Sekolah SMK Nasional Swasta Kisaran tempat saya bekerja,
yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi saya.
13. Teman-teman seangkatan Program Studi Administrasi Pendidikan, khususnya kelas
AP-B1 yang telah menjadi keluarga, sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada
Penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.Semua pihak yang tidak dapat disebut satu
per satu yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tesis ini,
selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini
memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.
Medan, Agustus 2015 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK --- i
ABSTRAC --- ii
KATA PENGANTAR --- iii
DAFTAR ISI--- v
DAFTAR TABEL--- viii
DAFTAR GAMBAR --- x
DAFTAR LAMPIRAN--- xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Kinerja Guru ... 13
2. Kecerdasan Emosional ... 20
3. Iklim Organisasi Sekolah ... 25
4. Kepuasan Kerja ... 31
B. Penelitian yang Relevan... 36
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru ... 37
vi
3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru ... 40
4. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja ... 41
5. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap kepuasan Kerja ... 43
D. Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46
B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 46
C. Sumber Data ... 47
1. Populasi ... 47
2. Sampel ... 47
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51
1. Variabel Penelitian ... 51
2. Definisi Operasional ... 52
E. Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 53
F. Uji Coba Instrumen ... 55
1. Uji Validitas ... 56
2. Uji Releabilitas ... 57
G. Tehnik Analisis Data ... 59
1. Mencari Tingkat Kecenderungan Masing-Masing Variabel Penelitian ... 60
2. Uji Normalitas Data ... 61
3. Uji Homogenitas ... 61
4. Uji Independensi ... 62
5. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 62
6. Perhitungan Analisis Jalur ... 63
7. Pengujian Jalur ... 63
8. Hipotesis Statistik ... 64
BAB IV. ANALISA DATA
A. Deskripsi Data Penelitian --- 67
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian --- 72
C. Uji Persyaratan Analisis --- 76
D. Pengujian Hipotesis --- 87
E. Pengujian Kesesuaian Model --- 90
F. Temuan Penelitian --- 91
G. Pembahasan --- 94
\H. Keterbatasan Penelitian --- 103
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan --- 104
B. Implikasi --- 105
C. Saran --- 107
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Presetasi... 8
Gambar 1.2 Teori Jalur Sasaran Menurut Robert House... 9
Gambar 2.1 Komponen Kinerja Individual... 16
Gambar 2.2 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquitt, LePine, Wasson --- 17
Gambar 2.3 Hubungan Kepuasan dengan Karakteristik pekerjaan dan iklim Organisasi --- 28
Gambar 2.4 Rangkuman Hubungan Teori Kepemimpinan Path- Goal……… 32
Gambar 2.5 Ringkasan dari Empat Teori tentang Kepuasan……… 34
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian --- 41
Gambar 3.1 Jalur Variabel Penelitian……… 65
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Kecerdasan Emosional (X1) 68 Gambar 4.2 Histogram Distribusi Skor Variabel Iklim Organisasi (X2) --- 69
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Skor Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 70
Gambar 4.4 Histogram Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru (X4) --- 71
Gambar 4.5 Grafik linearitas antara Variabel X1terhadap Variabel X4 --- 78
Gambar 4.6 Grafik linearitas antara Variabel X2terhadap Variabel X4 --- 79
Gambar 4.7 Grafik linearitas antara Variabel X3terhadap Variabel X4 --- 80
Gambar 4.8 Grafik linearitas antara Variabel X1terhadap Variabel X3--- 82
Gambar 4.9 Grafik linearitas antara Variabel X2terhadap Variabel X3 --- 83
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Tentang Kinerja Guru --- 4
Tabel 3.1 Penyebaran Populasi Guru SMA Negeri Kisaran --- 47
Tabel 3.2 Penyebaran Populasi Guru SMA Negeri Kisaran Berdasarkan Gender, Usia dan Golongan --- 48
Tabel 3.3 Distribusi Jumlah Sampel --- 49
Tabel 3.4 Perhitungan Besar Sampel--- 50
Tabel 3.5 Jumlah Sampel Berdasarkan Gender, Usia dan Masa Kerja --- 51
Tabel 3.6 Indikator Variabel Kecerdasan Emosional --- 54
Tabel 3.7 Indikator Variabel Iklim Organisasi Sekolah --- 54
Tabel 3.8 Indikator Variabel Kepuasan Kerja --- 54
Tabel 3.9 Indikator Variabel Kinerja Guru--- 55
Tabel 4.1 Ringkasan Karakteristik Data Dari Setiap Variabel Penelitian--- 67
Tabel 4.2 Ditribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 68
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) --- 69
Tabel 4.4 Ditribusi frekuensi Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 70
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru (X4) --- 71
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 72
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) --- 73
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 74
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Variabel Kinerja Guru (X4)--- 75
ix Tabel 4.11 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi
Kinerja Guru (X4) atas Iklim Organisasi Sekolah (X2)--- 78
Tabel 4.12 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi Kinerja Guru (X4) atas Kepuasan Kerja (X3) --- 80
Tabel 4.13 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi Kepuasan Kerja (X3) atas Kecerdasan Emosional (X1)--- 81
Tabel 4.14 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi Kepuasan Kerja (X3) atas Iklim Organisasi Sekolah (X2) --- 82
Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian --- 84
Tabel 4.16 Hasil Homogenitas antar Variabel Penelitian --- 85
Tabel 4.17 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian --- 87
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 110
Lampiran 2 Instrumen Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) --- 113
Lampiran 3 Instrumen Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 116
Lampiran 4 Instrumen Variabel Kinerja Guru (X4) --- 119
Lampiran 5 Tabel Uji Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 122
Lampiran 6 Tabel Uji Instrumen Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) ---- 123
Lampiran 7 Tabel Uji Instrumen Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 124
Lampiran 8 Tabel Uji Instrumen Variabel Kinerja Guru (X4)--- 125
Lampiran 9 Perhitungan Validitas Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 126
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) 129 Lampiran 11 Perhitungan Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 131
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Variabel Kinerja Guru (X4) --- 133
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional (X1)- 136 Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Variabel Iklim Organisasi Sekolah(X2) 138 Lampiran 15 Perhitungan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 140
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (X4) --- 142
Lampiran 17 Data Hasil Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional (X1) ---- 144
Lampiran 18 Data Hasil Penelitian Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) - 146 Lampiran 19 Data Hasil Penelitian Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 148
Lampiran 20 Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru (X4) --- 150
Lampiran 21 Data Ubahan Penelitian--- 152
Lampiran 22 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median dari Variabel Kecerdasan Emosional (X1) --- 154
Lampiran 23 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median dari Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2)--- 157
xii Lampiran 25 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median
dari Variabel Kinerja Guru (X4)--- 163
Lampiran 26 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian--- 166
Lampiran 27 Rekapitulasi Skor Hasil Penelitian Setiap Variabel --- 172
Lampiran 28 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kecerdasan Emosional (X1) terhadap Variabel Kinerja Guru (X4) --- 174
Lampiran 29 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Variabel Kinerja Guru (X4) --- 179
Lampiran 30 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kepuasan Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja Guru (X4) --- 184
Lampiran 31 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kecerdasan Emosional (X1) terhadap variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 189
Lampiran 32 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Variabel Kepuasan Kerja (X3) --- 194
Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian --- 199
Lampiran 34 Perhitungan Homogenitas Variabel Penelitian --- 209
Lampiran 35 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian --- 219
Lampiran 36 Perhitungan Koefisien Jalur antar Variabel Penelitian --- 226
Lampiran 37 Perhitungan Uji Hipotesis --- 230
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berasal dari kata didik lalu kata ini mendapat awalan
me-sehingga menjadi mendidik yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan
pimpinan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Muhibbinsyah
(2010:10) dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam memeroleh pengetahuan
diperlukan orang profesional agar tujuan yang ingin dicapai tepat sasaran, sesuai
dengan apa yang diharapkan salah satu diantaranya adalah guru.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
dalam melaksanakan kerjanya. Alma (2008:3) sampai menyebutkan bahwa
kegiatan mengajar merupakan suatu keterampilan yang dengan sendirinya dapat
dipelajari, sebagai suatu ilmu yang juga sebagai seni, dimana seorang guru harus
bersifat sebagai artis dan sebagai scientist.Oleh karena itu sebagai seorang artis,
guru harus dapat berperan di depan kelas, sebagai mana seorang artis berperan di
atas panggung yang selalu digemari oleh penonton. Demikian halnya guru harus
digemari oleh anak didiknya, bukan sebaliknya yang sering terjadi adalah justru di
benci dan dijauhi. Baik buruknya kinerja seorang guru adalah ditunjukkan oleh
prestasi kerja atau ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pada Pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa kompetensi sebagai
2
anak usia dini meliputi ; (1) kompetensi pedagogik; (2) kompetensi profesional;
(3) kompetensi kepribadian; dan (4) kompetensi sosial. Ada beberapa indikator
dikuasi guru bila guru itu memiliki kompetensi diantaranya: menguasa landasan
mengajar, menguasai kelas, berwibawa, berakhlak mulia, menguasai meteri
pembelajaran, mempu merencanakan pebelajaran, terampil berkomunikasi dengan
siswa, mampu membina siswa serta mampu menyampaikan materi pembelajaran.
Selanjutnya Usman ((2010: 4) mengemukakan peranan guru adalah dapat
menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan
dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan
tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Artinya guru
adalah mitra siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan guru yang baik,
maka siswa pun akan menjadi baik. Seharusnya tidak ada seorang guru pun yang
menjerumuskan siswanya ke lembah kenistaan.
Seseorang yang berstatus sebagai seorang guru adakalanya tidak
selamanya dapat menjaga wibawa dan citra sebagai guru di mata siswa dan
masyarakat, sehingga masih ada sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan
citra guru. Di media masa sering di beritakan tentang oknum-oknum guru yang
melakukan satu tindakan asusila, asosial, dan amoral, yang seharusnya tindakan
itu tidak sepatutnya dilakukan.
Perbuatan pelecehan seksual sekelompok guru pada salah satu sekolah
Internasional di Jakarta yang terungkap pada bulan Juli 2014 yang lalu sampai
sekolah ini diancam ditarik izin operasionalnya oleh pemerintah akibat perilaku
beberapa orang guru. Pemberitaan masmedia lokal juga mengungkap beberapa
3
siswanya yang terjadi di daerah Kabupaten Labuhan Batu pada bulan September
2014 yang lalu, yang mengakibatkan siswa mengadu ke pihak yang berwajib.
Tindakan-tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan guru sering diikuti oleh
ketidak percayaan siswa kepada guru itu, akibatnya siswa kurang menghargai dan
kurang percaya kepada ucapan-ucapan yang disampaikan mengakibatkan siswa
kurang semangat belajar.
Fenomena di atas menggambarkan bahwa kinerja guru belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini juga sesua dengan hasil penelitian
yang dilakukan Erman (2012:80) di SMP Kota Sibolga tahun 2012 bahwa kinerja
guru di SMP Kota Sibolga masih cenderung sedang yaitu 83 responden dari 118
(70,34%) memiliki kinerja sedang. Demikian juga halnya di SMP Negeri 1
Labuhan Batu, hasil Penelitian yang dilakukan Bestina (2011:51) dimana kinerja
guru di SMP Negeri 1 Labuhan Batu masih cenderung kurang baik, dimana 37
orang dari 60 responden (61,66%) termasuk dalam kategori kurang baik. Sama
halnya dengan di SMP Negeri Tanah Jawa Kabupaten Simalungun dari hasil
penelitian yang dilakukan Lumbantoruan (2011:61) bahwa kinerja guru juga
cenderung rendah, dimana hasil penelitian meenunjukkan bahwa 28 orang dari 76
responden (36,84%) tergolong dalam kategori kurang baik.
Selain itu Siregar (2011:64) dalam penelitiannya juga menemukan bahawa
41 0rang guru dari jumlah 70 orang guru (58,57%) di SD Negeri Wilayah X
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tergolong dalam
kategori kurang. Dengan hal yang sama hasil penelitian yang dilakukan Saragih
4
Tuan Kabupaten Deli Serdang tergolong dalam kategori kurang baik. Dari 100
jumlah responden dimana 37 orang (37%) tergolong dalam kategori kurang baik.
Secara ringkas hasil penelitian di atas dapat dilihat dalam Tabel 1.1 di
bawah ini:
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Tentang Kinerja Guru
N
o Sekolah
Persentase responden yang paling banyak
Kinerja guru 1 SMP Negeri Kota Sibolga Thn 2012 70,34% Sedang 2 SMP Negeri 1 Labuhan Batu Thn 2011 61,66% Kurang 3 SMP Negeri Tanah Jawa Thn 2011 36,84% Rendah
4 SD Negeri Wilayah X Tembung Percut
Sei Tuan 2011 58,57% Kurang
5 SMP Negeri Kecamatan Percut Sei
Tuan Thn 2012 37% Kurang
Hal ini juga terjadi di SMA Negeri Kisaran, dari hasil studi pendahuluan
yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kisaran pada bulan November 2014 yang lalu,
kekerasan yang dilakukan guru sering terjadi dimana guru masih mau memukul,
mencubit siswa bila tugas yang diberikan guru belum dikerjakan, dan bahkan ada
yang menghukumnya berdiri di depan kelas selama jam pelajaran guru tersebut
berlangsung. Selain itu siswa yang datang terlambat masih dihukum dengan
membersihkan taman, menyapu ruang guru bahkan sampai membersihkan kamar
mandi. Hukuman-hukuman ini tidak semestinya dilakukan, bila guru tersebut
memahami dirinya sebagai guru yag profesional yag salah satu indikatornya
memiliki kompetensi sosial. Artinya guru yang memiliki kompetensi sosial
mampu melakukan pendekatan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa
dengan baik. Kemampuan kecerdasan emosional seorang guru sangat penting
5
kecerdasan emosinal juga akan mampu memehami diri anak didiknya atau guru
itu empati terhadap siswanya.
Selain itu kerja sama atau kekompakan di antara guru masih terlihat
kurang harmonis. Dimana sesama guru komunikasinya kurang terbuka, misalnya
ketika seseorang mempunyai informasi tentang pemberkasan baik tentang
sertifikasi mapun berkas kenaikan pangkat dan berkala enggan menyampaikan
kesesama temannya yang lain dan bekerja sendiri-sendiri. Bahkan ada beberpa
guru merasa tidak senang dan bangga terhadap temannya guru mendapat prestasi,
sehingga guru ini dijelek-jelekkan dihadapan kepala sekolah agar tidak mendapat
jababatan atau tugas tambahan di sekolah. Demikian juga halnya dengan
pembelajaran dimana dalam pembuatan program pembelajaran jarang berdiskusi,
artinya guru di sekolah ini dalam mengerjakan pembuatan bahan dan materi
pembelajaran cenderung mengerjakan sendiri-sendiri. Dalam menyelesaikan
persoalan yang dihadapi siswa, cenderung saling membiarkan bahkan ada yang
bertentangan terhadap keputusan yang dibuat sekolah, dengan membela siswa dan
bahkan menghasut siswa tersebut untuk membenci gurunya.
Guru di sekolah ini masih ada beberapa yang belum menghargi waktu
dengan datang terlambat dan meninggalkan ruangan kelas sebelum waktu yang
ditentukan, padahal guru di sekolah ini hampir 90% sudah guru profesional
dengan mendapat tunjangan sertifikasi. Data kehadiran yang direkapitulasi dari
piket diperoleh data bahwa guru yang terlambat datang adalah 15 orang setiap hari
atau sekitar 20% dari jumlah guru yang hadir setiap harinya. Selain itu guru yang
tidak hadir rata-rata 3 orang setiap harinya dengan alasan urusan keluarga, sakit
6
diberikan kepala sekolah sering terlambat dan bahkan ada yang tidak mau
membuat. Hal inilah menjadi suatu pertanyaan mengapa hal ini terjadi?
Dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang guru dengan
jawaban yang hampir sama, mereka menjawab hal ini dilakukan karena ketidak
puasan yang mereka alami di sekolah. Dimana pelayanan yang mereka terima
baik dari kepala sekolah sebagai pimpinan maupun layanan dari administrasi.
Setiap pengurusan berkas-berkaas administrasi guru sering dikenakan biaya, dan
bila tidak diberikan, maka berkas seseorang itu tidak akan dikerjakan dengan
alasan yang tidak jelas. Sedangkan kepala sekolah jarang memberikan
penghargaan kepada guru yang berprestasi misalnya mempercepat untuk kenaikan
golongan atau mempromosikan dengan cara memberikan jabatan baru. Tetapi
justru sebaliknya yang terjadi dalam pengangkatan guru dalam melaksanakan
tugas tambahan misalnya wakil, kepala laboratoriu dan lain sebagainya cenderung
hanya dengan karena kedekatan dan hubungan famili.
Uraian di atas menggambarkan kinerja guru di SMA Negeri Kisaran masih
bermasalah, hal ini dibuktikan melalui studi pendahuluan bahwa masih ditemukan
adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan untuk dilakukan guru dalam
melaksakan tugasnya dengan baik sebagai seorang pendidik dibandingkan dengan
data empirik atau fakta yang terjadi. Hal ini jangan dibiarkan begitu saja, bila
mana hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan dapat menyebabkan makin
terpuruknya kualitas pendidikan kita di kemudian hari. Oleh karena itu,
7
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan hal-hal dikemukakan dalam latar belakang
masalah tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan sebagai masalah, yang
berhubungan dengan kinerja guru. Kinerja merupakan istilah yang berasal dari
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang). Atau dengan kata lain kinerja adalah
kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kualitas
adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hal senada juga dikemukakan Gibson, (dalam Purba,
2009:5) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kinerja dinyatakan
baik dan sukses, jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Ada beberapa hal yang dapat menyelesaikan tentang permasalan kinerja
guru. Menurut Baron dalam Wibowo (2009:7) menyebutkan bahwa kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi. Artinya
bahwa kepuasan yang dialami oleh seseorang dalam pekerjaanya akan
menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan Robins (2006:448) menjelaskan
bahwa yang mempengaruhi kinerja adalah (1) pelaku pemimpin, yaitu pemimpin
direktif, partisipatif, berorientasi prestasi dan pemimpin yang mensuport; (2)
faktor kontingensi lingkungan, yaitu berupa struktur tugas, sistim
otoritas/wewenang resmi dan kelompok kerja; dan (3) faktor kontingensi
8
persepsi kemampuan. Teori Robin ini menjelaskan bahwa iklim pada lingkungan
kerja akan menjadikan kinerjanya akan semakin baik. Selain itu lokus kendali atau
pengendalian diri seseorang atau dengan kata lain kecerdasan emosional dapat
mempengaruhi kinerja seseorang.
Gibson (1997:52) menggambarkan lebih jelas variabel-variabel yang
mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencapai prestasinya adalah
ditunjukkan dalam gambar 1.1 di bawah ini:
Gambar 1.1 Variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi Sumber: Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1999.p.52: Organisasi
Uraian gambar di atas dapat dikemukakan bahwa yang dapat
mempengaruhi perilaku individu terhadap prestasinya adalah : (1) kemampuan
dan keterampilan; (2) Latar belakang keluarga; (3) Demografis; (4) Organisasi;
dan (5) Psikologis.
Dalam teori sasaran Robbin (2006:448) mengatakan bahhwa kinerja dan
kepuasan itu dipengaruhi oleh perilaku pemimpin, faktor kontingensi lingkungan,
9
dan faktor kontingensi bawahan. Selengkapnya dapat dilihat dalam gambar 1.2 di
bawah ini:
Gambar 1.2 Teori Jalur Sasaran Menurut Robert House
Dijelaskan pula perilaku pemimpin yang direktif, partisipatif, berorientasi
prestasi, serta pemimpin yang suportif. Selanjutnya dikatakan bahwa faktor
kontingensi lingkungan dapat berupa struktur tugas, sistem ototitas/wewenang
resmi dan kelompok kerja, serta faktor kontingensi bawahan berupa lokus kendali,
pengalaman (profesionalisme), serta persepsi kemampuan.
Selanjutnya Luthans (2006:244) menjelaskan bahwa yang mempengaruhi
kepuasan adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok
kerja, dan kondisi kerja. Teori yang dikemukakan Luthan ini dapat dijelaskan
dengan kata lain bahwa kondisi kerja atau iklim kerja akan dapat mempengaruhi
kepuasan kerja seseorang. Kecerdasan emosional juga dapat mempengaruhi
kinerja. Hal ini sesuai apa yang dikemukakan Robbins (2014:333) bahwa emosi
yang ada pada suatu waktu mempengaruhi kepuasan kerja , bersama dengan latar
belakang emosi yang melingkupi peristiwa tersebut. Artinya bahwa kecerdasan
emosi yang dimilki seseorang akan dapat mempengaruhi kualitas kinerjanya.
Paktor Kontinjensi Lingkungan:
Struktur tugas
Sistem otoritas/wewenang resmi
10
Dari beberapa uaraian teori tentang kinerja di atas, cukup banyak hal yang
dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: (1) apakah disiplin kerja dapat mempengaruhi
kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (2) apakah gaya kepemimpinan kepala
sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (3) apakah
pengendalian stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (4)
apakah tim kerja dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran?; (5)
apakah mengetahui profesionalisme dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA
Negeri Kisaran? (6) apakah mengetahui keadilan dapat mempengaruhi kinerja
guru di SMA Negeri Kisaran? (7) apakah motivasi kerja dapat mempengaruhi
kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (8) apakah kecerdasan emosional dapat
mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran?; (9) apakah iklim organisasi
sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran? (10) apakah
kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Negeri Kisaran?
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas banyak faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi sekaligus mendukung kinerja guru, namun karena keterbatasan
waktu, kemampuan dan dana, maka dalam lingkup penelitian ini yang diteliti
hanya membatasi meneliti kecerdasan emosional, iklim organisasi sekolah dan
11
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di
SMA Negeri Kisaran?
2. Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru
di SMA Negeri Kisaran?
3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SMA
Negeri Kisaran?
4. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja
guru di SMA Negeri Kisaran?
5. Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap kepuasan
kerja di SMA Negeri Kisaran?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap
kinerja guru di SMA Negeri Kisaran.
2. Untuk mengetahui iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap
kinerja guru di SMA Negeri Kisaran.
3. Untuk mengetahui kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru
di SMA Negeri Kisaran.
4. Untuk mengetahui kecerdasan emosional berpengaruh langsung terhadap
kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran.
5. Untuk mengetahui iklim organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap
12
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
1. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa kecerdasan emosional
dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.
2. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa iklim organisasi
sekolah dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.
3. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa kepuasan kerja dapat
berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.
4. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa kecerdasan emosional
dapat berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru.
5. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa iklim organisasi
sekolah dapat berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru.
b. Manfaat praktis
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi dinas pendidikan untuk dapat
meningkatkan kecerdasan emosional para guru, memperbaiki iklim sekolah
dan memberikan kepuasan kerja guru di lingkungannya.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah bagaimana
meningkatkan kepuasan kerja guru dan kinerja guru dalam mengelola
sekolah.
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar dapat meningkatkan
kinerjanya yang lebih baik dalam proses pembelajaran.
4. Sebagai bahan pemikiran bagi peneliti berikutnya, untuk dapat dipergunakan
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
1. Secara Deskriptip
1.1. Kecerdasan emosional guru pada SMA Negeri Kisaran adalah cenderung
kurang baik dalam mengelola emosi.
1.2. Iklim organisasi sekolah guru pada SMA Negeri Kisaran adalah cenderung
kurang baik.
1.3. Kepuasan kerja guru pada SMA Negeri Kisaran adalah cenderung kurang puas
dalam bekerja.
1.4. Kinerja guru pada SMA Negeri Kisaran adalah cenderung kurang baik dalam
bekerja.
2. Secara Inferensial
2.1. Terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional terhadap kinerja
guru di SMA Negeri Kisaran sebesar 28%, dan sisanya sebesar 72% diluar
kecerdasan emosional, hal ini menandakan semakin tinggi kecerdasan
emosional, maka semakin tinggi pula kinerja guru guru di SMA Negeri
Kisaran.
2.2. Terdapat pengaruh langsung antara iklim organisasi sekolah terhadap kinerja
guru di SMA Negeri Kisaran sebesar 37%, dan sisanya sebesar 63% diluar
iklim organisasi sekolah, hal ini menandakan semakin tinggi iklim organisasi
sekolah, maka semakin tinggi pula kinerja guru di SMA Negeri Kisaran.
2.3. Terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru Guru
105
kepuasan kerja, hal ini menandakan semakin tinggi kepuasan kerja, maka
semakin tinggi pula kinerja guru di SMA Negeri Kisaran.
2.4. Terdapat pengaruh langsung antara iklim organisasi sekolah terhadap
kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran sebesar 31%, dan sisanya sebesar
69% diluar iklim organisasi sekolah, hal ini menandakan semakin tinggi iklim
organisasi sekolah, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru di SMA
Negeri Kisaran.
2.5. Terdapat pengaruh langsung antara iklim organisasi sekolah terhadap
kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kisaran sebesar 29 %, dan sisanya
sebesar 71% diluar iklim organisasi sekolah, hal ini menandakan semakin
tinggi iklim organisasi sekolah, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru
di SMA Negeri Kisaran.
B. Implikasi
Dari hasil dan kesimpulan penelitian, maka diberikan upaya-upaya sebagai
implikasi penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan kinerja guru melalui peningkatan kecerdasan emosional guru.
Untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan upaya dari guru itu untuk
meningkatkan kecerdasan emosionalnya, melalui pengelolaan emosinya yang
klebih baik. Sebab guru yang mampu mengelola emosinya dengan baik, maka
akan dapat melayani siswanya dengan sepenuh hati.
2 Peningkatan kinerja guru melalui peningkatan iklim organisasi sekolah.
Untuk meningkatkan kinerja guru, diperlukan upaya dari sekolah untuk
membangun terciptanya iklim organisasi sekolah yang lebih baik lagi, karena
106
sehingga dapat meningkatkan motivasi atau membuat seseorang lebih giat dan
bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui peningkatan kepuasan kerja.
Untuk meningkatkan kinerja guru, diperlukan upaya untuk memberikan
kepuasan kerja terhadap guru, melalui adanya keadilan dan kenyamanan di pekerjan
itu sendiri, memiliki upah yang wajar, memberikan penghargaan bagi yang
berprestasi sertaadanya rasa persaudaraan diantara sesama guru.
4. Upaya peningkatan kepuasan kerja guru melalui peningkatan kecerdasan
emosional guru.
Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, diperlukan peningkatan
kecerdasan emosional guru yaitu mampu mengelola emosinya saat mengajar,
misalnya melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti perkataanya yang
sopan dan santun serta perilakunya yang baik dalam kehidupannya sehari-hari
patut ditiru,. Dengan demikian, guru akan merasa puas dalam pekerjaanya
5. Upaya peningkatan kepuasan kerja guru melalui peningkatan iklim organisasi
sekolah.
Untuk meningkatkan kepuasan guru, diperlukan ilkim organisasi sekolah
yang baik dan harmoni, melalui adanya struktur rugas yang jelas, tanggung jawab
yang penuh dalam tugas, adanya kerja sama yang baik diantara sesama warga
sekolah, dan memiliki pemimpin yang memiliki ciri pemimpin. Dengan adanya
107
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka disarankan:
1. Dinas Pendidikan tentang :
1.1 Kecerdasan emosional, sebaiknya Dinas Pendidikan melakukan tes kecerdasan
emosional saat penerimaan calon-calon guru dan merupakan syarat yang
paling penting dalam kelulusannya dan kepada guru yang sudah diterima
untuk tetap diberikan tes tentang kecerdasan emosional dalam menempatkan
tugasnya sebagai guru ataupun sebagai tugas tambahan.
1.2 Iklim organisasi sekolah, sebaiknya Dinas Pendidikan menunjukkan
kepedulian terhadap iklim disekolah binaannya, dengan menempatkan
guru-guru dan kepala sekolah yang betul-betul memahami tugasnya dan memiliki
ciri kepemimpinan, sehingga warga sekolah menerima mereka dengan baik
dengan demikian akan tercipta suatu kerja sama yang baik antara warga
sekolah yang satu dengan yang lainnya.
1.3 Kepuasan kerja, sebaiknya Dinas Pendidikan memperhatikan pemenuhan
kebutuhan guru. Dengan memberikan layanan yang sepenuh hati, tanpa
memberikan tekanan atau ancaman kepada guru saat melengkapi
berkas-berkasnya.
2. Kepala Sekolah tentang:
2.1 Kecerdasan emosional, sebaiknya kepala sekolah membina gurunya dengan
memberikan pemahaman tentang kecerdasan emosional dan unsur kecerdasan
emosional guru salah satu faktor yang diperhatikan dalam menempatkan posisi
108
2.2 Iklim organisasi sekolah, sebaiknya kepala sekolah membangun iklim yang
baik dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah yang nyaman dan
bersahabat dengan menerapkan ciri kepemimpinan yang adil, tegas, dan jujur.
2.3 Kepuasan kerja, sebaiknya kepala sekolah memberikan kepuasan kerja kepada
guru disaat mereka melaksanakan tugasnya di sekolah, dengan memparhatikan
pemenuhan kebutuhan, melalui adanya struktur tugas yang jelas, tanggung
jawab yang penuh dalam tugas, adanya kerja sama yang baik, adanya keadilan,
dan kejujuran
3. Guru tentang :
3.1 Kecerdasan emosional, sebaiknya guru mengelola emosinya saat
melaksanakan tugasnya, misalnya tidak perlu marah-marah, memberikan
hukuman yang keras kepada siswa, memukul serta mengucapkan kata-kata
yang tidak senonoh kepada siswa dan memberikan pelayanan yang sepenuh
hati jujur dan obyektif dalam membimbing dan memberikan nilai.
3.2 Iklim organisasi sekolah, sebaiknya guru perlu menjalin kerjasama yang baik
dan persaudaraan yang harmonis terhadap seluruh warga sekolah serta rasa
memiliki terhadap sekolah.
3.3 Kepuasan kerja, sebaiknya guru berpikir positif dalam bekerja, tidak
mengumbar janji dan memberikan harapan yang berlebihan diluar
kemampuannya, sebab akan dapat mengakibatkan kekecewaan dan ketidak
puasan saat hal tersebut tidak terwujud, tetapi bekerjalah dengan setulus hati.
4. Peneliti lain, yaitu supaya dapat menjadi bahan pertimbangan baginya dalam
mengembangkan penelitian tentang meningkatkan kinerja guru diluar variabel
109
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (2008). Guru Profesional. Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Amstrong, Michael, dan Baron. 1998. PerformanceManagement.London: Institute of Personnel and Development.
Arikunto, S . 2003.Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
________ 2005. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Barus, Mulana. 2010. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru.” Studi Empiris di SD Negeri Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Tesis: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED.
Cochran, William, G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan. Rudiansyah, Jakarta: UI Press.
Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior. New York : Mc Graw Hill.
Dasmiati, Vol 5. 2013. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah, Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Guru.Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia:PPs Unimed
Dassler, Gary. 2003. Organizational Theory Integrating Stucture and Behavioral.
Second Edition. Prentice-Hall.
Dimyati, Mudjiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Echols, John M.. 2003.Kamus Inggris Indonesia.Jakarta: Gramedia
Gibson, James l, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1994Organisasi:
Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta:
Erlangga.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1997. Organisasi , Prilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Goleman, Daniel. 1999.Working With Emotional Inteligence.Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
110
Handoko. T.H. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE
Keitner, Robert, dan Angelo Kinicki. 2001. Organizational Behavior. New York: McGrow-Hill Companies, Inc. Manullang Belferik, Sri Melfayetty. 2005.
Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQMedan: Unimed.
Lumbantoruan Tiga Tumpuan. 2011. Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Profesionalisme dan Pengendalian stres terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Tesis. Medan: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED.
Luthans, Fred. 1998. Organization Behavior: Third Edition. London:McGraw Hill International Book Company.
________ 2006. Perilaku Organisasi: Edisi kesepuluh terjemahan. Yogyakarta: Andi.
Marpaung, Rince. 2012 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, dan Pengambilan Keputusana terhadap Kinerja Kepala Sekolah” di SD Negeri Medan Utara Kota Madya Medan. Tesis. : Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED.
Mathis, Robert L dan John H. Jakcson. 2006. Human Resource Management:
Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelia.
Jakarta : Salemba Empat.
Muhibbinsyah.2010.Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Peraturan pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan: Jakarta
Purba Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.
Yogjakarta: LaksBang Pressindo.
Robbins. Stephen, 1996. Perilaku Organisasi. Terjemahan Benjamin M. Jakarta: Indeks.
________ 2006.Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja Atmaka, Jakarta : Prehalindo.
________ 2007. Manajemen. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Harry Selamet dan Ernawati Lestari, Indonesi : Macan Jaya Lestari.
111
Rohiat. 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Refika Aditama.
Rosita Bestiana, Vol 5. 2013. Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi, dan Komitmen dengan Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia: PPs Unimed
Saragih Jamin. 2012 Pengaruh Iklim Organisasi, Profesionalisme, Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Smp Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdangt.Tesis. Medan: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED.
Schein, Edgar H. 1995. Organizational Culture and Leadership. San Fransisko: Jossey-Bass.
Sehartian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Cetakan 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Sikumbang, Muhammad Erman, Vol.13. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja Guru, dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia:PPs Unimed
Siregar Zumzuma Sari. 2011. Pengaruh Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Primal Kepala Sekolah, Efikasi Diri dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru. Studi Empiris di SD Negeri Wilayah X Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang: Tesis: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED.
Sopiah, 2008.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Sugiono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
________ 2010.Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Sudjana. 1989.Metode Statistik. Tarsito: Bandung.
Usman, H . 2010.Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, 2009.Manajemen Kinerja.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wirawan, 2008.Budaya dan Iklim Organisasi.Jakarta: Salemba Empat