PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI
MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI
TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN
(Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa LandungsariKecamatan DAU Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
UNAIYATUL KHAEDAROH NIM 04220347
KONSENTRASI AUDIO VISUAL
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Unaiyatul Khaedaroh
Nim : 04220347
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Judul skripsi : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen
Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli
Deterjen
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Farid Rusman M.Si Dra. Frida kusumastusti M.Si
Mengetahui,
Ketua jurusan ilmu komuniksi
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Unaiyatul Khaedaroh
NIM : 04220347
JURUSAN : Ilmu Komunikasi
JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi Jurusan ilmu komunikasi
Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Kamis
Tanggal : 30 Desember 2010 Tempat : 605
Mengesahkan, Dekan FISIP
Dr. Wahyudi, M.Si
Dewan Penguji:
1. Novin Farid S. W S.Sos ( )
2. Isnani Dzuhrina, S.Sos ( )
3. Drs. Farid Rusman M.Si ( )
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Unaiyatul Khaedaroh Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi
Tempat, tanggal lahir : Brebes, 11 Juli 1985 Nomor Induk Mahasiswa : 04220347
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
PENGARUH POPUARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)
Adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagai kutipan ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 30 Desember 2010 Yang menyatakan
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Unaiyatul Khaedaroh
2. Nim : 04220347
3. Fakultas : Ilmu Sosil dan Ilmu Politik 4. Konsentrasi : Audio Visual ( AV )
5. Judul skripsi : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)
6. Pembimbing : 1. Drs. Farid Rusman M.Si 2. Dra. Frida Kusumastuti M.Si
Kronologi bimbingan :
Tanggal Paraf pembimbing Keterangan Pembimbing I Pembimbing II
5 Oktober 2009 Acc Judul
30 Desember 2009 Seminar proposal
25 Maret 2010 Acc BAB I
10 Juni 2010 Acc BAB II
20 Juni 2010 Acc BAB III
15 Oktober 2010 Acc BAB IV
8 November 2010 Semua BAB I – IV
Malang, 9 November 2010
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Farid Rusman M.Si Dra. Frida Kusumastuti M.Si
Mengetahui, Dekan FISIP UMM
KATA PENGANTAR
Bismilllahirrohmanirohim,
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur yang teramat dalam peneliti
ucapkan kepada allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang dan junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dialah allah, yang telah memberikan anugrah kepada manusia dengan memiliki pengetahuan lebh diantara makhluknya yang lain. Dengan doa dan usaha skripsi yang berjudul “Pengaruh Popularitas Seebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Ditelevisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang)”
Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat gelar sarjana komunikasi universitas muhammadiyah malang.
telah terselesaikan, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas muhammadiyah malang.
Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini
terutama kepada:
1. Allah SWT, karena atas limpahan dan rahmat-Nya penulis bisa mnyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada kedua orang tua peneliti, My Love & My Mam, ABAH & MAMI tercinta yang telah banyak berkorban dan selalu memberikan spirit, motivasi dan tuntunan bijak bagi penulis untuk menyelesaikan studi ini serta memberikan segala kasih sayangnya kepada penulis. Terima kasih atas do’a dan air mata dalam setia sujud malammu untuk kebahagiaan penulis.
4. Bapak Drs. Farid Rusman M.Si selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan-masukan ilmu pengetahuan yang peneliti butuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Ibu Dra. Frida Kusumastuti M.Si selaku Pembimbing II dan selaku ketua jurusan ilmu komunikasi universitas malang.
6. Seluruh Dosen dan Semua Staf Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
7. Kakak tercinta My Honey, My Spirit, My Brother & Adik Tercinta My Cute dan keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan bagi peneliti dan untuk keponakan Q Tercinta Haedar & Anisa
8. Buat Ayah_Q tersayang, meskipun kamu jauh tetapi dukungan dan doamu yang tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Buat Rum, Heru, Mba Anis, Mba Mud, Mba Imas makasih banget atas support
dan Doanya. Dan untuk seseorang yang selalu ada dihatiq makasih banget atas
supportnya
10. Untuk sahabat-sahabat Q tercinta Nila, Cir, Fandi, Angki, Ayu, Tante, Cq makasih banget atas doa dan support Xlian.
11. Untuk sahabat-sahabat Q di WISMA MELATI
Penulis menyadari hasil karya sederhana ini, kiranya masih jauh dari sempurna sebagai karya ilmiah. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Pada akhirnya, penulis berharap karya ini nantinya bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian, sebagai referensi yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Malang, November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAKSI ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 8
B. RUMUSAN MASALAH... 8
C. TUJUAN MASALAH ... 9
D. MANFAAT PENELITIAN ... 9
E. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
1. Komunikasi ... 10
2. Komunikasi Massa ... 12
2.1 Ciri-Ciri Dan Fungsi Komunikasi Massa ... 13
2.2 Fungsi Komunikasi Massa ... 14
3. Media Massa ... 16
3.1 Efek Komunkasi Massa ... 18
4. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa ... 20
4.1 Televisi Sebagai Medium Penyalur Iklan ... 24
5. Model Iklan ... 27
6. Iklan ... 30
6.1 Pengetian Iklan ... 30
6.3 Pengertian Periklanan ... 32
10.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 45
11. Teori Jarum Hipodermic ... 47
12. Teori AIDCA... 48
F. HIPOTESIS... 50
G. DEFINISI KONSEPTUAL... 51
H. DEFINISI OPERASIONAL ... 52
I. METODE PENELITIAN ... 53
a. Tipe dan Dasar Penelitian ... 53
b. Lokasi Penelitian ... 54
c. Populasi dan Sampel... 54
d. Teknik Pengumpulan Data... 56
e. Teknik Pengambilan Data ... 56
f. Instrumen pengumpulan data ... 57
g. Uji Validitas dan Reliabititas ... 58
h. Analisa Data ... 60
C.1 KONDISI GEOGRAFIS ... 70
C.2 KONDISI DEMOGRAFIS ... 71
C.3 KEADAAN PRASARANA DESA LANDUNGSARI... 75
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. IDENTITAS RESPONDEN... 79
A.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 79
A.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 80
A.3 Karakterisik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81
B. POPULARITAS SELEBRITIS DI MATA RESPONDEN.. ...81
C. KEPUTUSAN RESPONDEN MEMBELI DETERJEN ... 87
D. PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI ... 110
D.1 UJI INSTRUMEN ... 110
D.1.1 UJI VALIDITAS ... 110
D.1.2 UJI REABILITAS... .. 110
D.2 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA ... 112
D.3 KOEFISIEN KORELASI ... 113
D.4 KOEFISIEN DETERMINASI ... 117
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ... 118
B. SARAN ... 119
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 72
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 72
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan Kepercayaan ... 75
Table 2.6 Prasarana Perhubungan Desa Landungsari ... 75
Table 2.7 Sarana Transportasi Desa Landungsari ... 76
Table 2.8 Sarana Komunikasi Desa Landungsari ... 77
Table 2.9 Prasarana Pendidikan Desa Landungsari ... 77
Table 2.10 Sarana Peribadatan Desa Landungsari ... 78
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 79
Tabel 3.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 80
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81
Tabel 3.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepopuleran Seorang Titi Dwi Jayanti ... 82
Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penilaian Kemenarikan Seorang Titi Dwi Jayanti ... 83
Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengidolaan Seorang Titi Dwi Jayant ... 84
Tabel 3.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepopuleran Seorang Alya Rohali ... 84
Tabel 3.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penilaian Kemenarikan Seorang Alya Rohali ... 85
Tabel 3.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengidolaan Seorang Alya Rohali ... 86
Tabel 3.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Deterjen Rinso Yang Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan ... 87
Tabel 3.12 Distribusi Jawaban Responden Yang Menganggap Bahwa
Deterjen Rinso Lebih Baik Dari Produk Lain Yang Sejenis... 89 Tabel 3.13 Distribusi Jawaban Responden Yang Menganggap Bahwa
Deterjen Daia Lebih Baik Dari Produk Lain Yang Sejenis ... 90 Tabel 3.14 Distribusi Jawaban Responden Dalam Membeli Deterjen Rinso
Dengan Jumlah Yang Akan Dibeli Lebih Dari 1 ... 91 Tabel 3.15 Distribusi Jawaban Responden Dalam Membeli Deterjen Daia
Dengan Jumlah Yang Akan Dibeli Lebih Dari 1 ... 92 Tabel 3.16 Distribusi Jawaban Responden Apabila Membeli Deterjen
Rinso Pasti Akan Membeli Produk Itu Lagi ... 93 Tabel 3.17 Distribusi Jawaban Responden Responden Apabila Membeli
Deterjen Daia Pasti Akan Membeli Produk Itu Lagi ... 93 Tabel 3.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Membeli
Deterjen Rinso Akan Merasa Puas Dan Menjadi Pilihan ... 94 Tabel 3.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Membeli
Deterjen Daia Akan Merasa Puas Dan Menjadi Pilihan ... 95 Tabel 3.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen
Rinso Yang Membersihkan Noda Dengan Hasil Yang Paling
Bersih ... 96 Tabel 3.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen
Daia Yang Membersihkan Baju Dengan Hasil Bersih
Cemerlang ... 97 Tabel 3.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen
Daia Yang Memberikan Kelembutan Di Tangan ... 98 Tabel 3.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen
Daia Yang Memberikan Baju Tetap Awet, Wangi Dan Tetap
Segar Dibanding Dengan Yang Lain ... 99 Tabel 3.24 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli
Deterjen Rinso Ukuran 56gram Dalam 1 Bulan ... 100 Tabel 3.25 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli
Tabel 3.26 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli
Deterjen Rinso Ukuran 450gram Dalam 1 Bulan... 102
Tabel 3.27 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Rinso Ukuran 900gram Dalam 1 Bulan... 103
Tabel 3.28 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 34gram Dalam 1 Bulan ... 104
Tabel 3.29 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 65gram Dalam 1 Bulan ... 105
Tabel 3.30 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 360gram Dalam 1 Bulan ... 106
Tabel 3.31 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 900gram Dalam 1 Bulan ... 107
Tabel 3.32 Uji Validitas ... 108
Tabel 3.33 Uji Reabilitas ... 111
Tabel 3.34 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 112
Tabel 3.35 Koefisien Korelasi ... 113
Table 3.36 Koefisien Determinasi ... 116
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian, Rineksa Cipta, Jakarta, 1998.
Asmajasari, Magdalena, Studi Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi Pemasaran, UMM Pres, 1997.
Bandura, A, Social Learning Theory, Ohio Columbus, Prentica-Hall 1997
Baskoro, Alex, Persepsi Pelajar SMU tentang Keberadaan Poster Sebagai Media Iklan, Skripsi, FISIP, UMM, Malang 2003
Buanergis Muryono, Kiat Sukses Menjadi Artis Sinetron, Film dan Bintang Iklan, PT. Elex Media Komputido, Jakarta 2000
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Lainnya. Kencana, Jakarta, 2006.
Crow, Lester D. and Alice Crow, Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu, Surabaya, 1987.
D. Kincoid, Lawrence and Schramm Wilbur, Asas – asas komunikasi Antar Manusia, terjemahan olah Agus Setiadi, LP3ES, Jakarta,1985.
Darmmesta, Basu Swastha, T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, BPFE, Yogyakarta, 2000.
Effendy,Onong Uchjana, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1993.
_________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.
Faisal, Sanapiah, Format–Format Penelitian Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1999.
Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Psikologi, Erlangga, Jakarta, 1990.
Irawan, Handi, Winning Strategy, PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Jallaludin, R, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta 1996
J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Jakarta, Erlangga, 2000.
Khasali, Rhenald, Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasi di Indonesia,
Pustaka Umum Grafiti, Jakarta, 1992.
Kotler, Philip, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2000.
Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung Remaja Rosdakarya. 2004
Nurudin, Komunikasi Massa. Malang. Cespur. 2004
Shimp, Terrence A., Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Erlangga, Jakarta, 2000.
Singarimbun. Masri, Metode Penelitian dan Survey, LP3ES, Jakarta 1989
Sudjana M.A, Metode Statistika, Tarsito, Bandung 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2001.
Sumartono, Terperangkap dalam Iklan; Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi, Alfabeta, Bandung 2002
Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, P.T. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003
Susanto, Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek 3, Bandung, Bina Cipta 1989
Swastha,Basu, Azas – azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, 1981.
Wright, Charles R., Sosiologi Komunikasi Massa, Remaja Karya, Bandung, 1988.
Sumber Non Buku:
http://id.wikipedia.org/wiki/Unilever (tanggal akses 1 Juni 2010 pukul 15.15)
1 BAB I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Tanpa disadari iklan telah menjadi bagian dari kehidupan kita
sehari-hari. Hal ini ditandai dengan hadirnya iklan diberbagai media elektronik maupun
media cetak, dipusat keramaian, bahkan di tepi jalan sekalipun. Seandainya tidak
ada iklan maka masyarakat (konsumen) tidak akan pernah mengetahui beraneka
ragam informasi produk terbaru yang telah dipasarkan. Bisa jadi target penjualan
dan tingkat keuntungan yang dikehendaki oleh produsen tidak tercapai atau
mungkin nihil sama sekali. Oleh karena itu masing- masing perusahaan berlomba-
lomba untuk dapat bersaing dalam memperkenalkan produknya.
Kegiatan periklanan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan
suatu produk kepada masyarakat. Karena kegiatan periklanan merupakan strategi
promosi yang cukup mahal dibandingkan dengan strategi promosi lainnya, maka
iklan harus dirancang semenarik mungkin agar mampu membangkitkan dan
mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan. Daya tarik
iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan
konsumen.
Selanjutnya iklan merupakan alat komunikasi bagi 3 kepentingan
utama, yaitu dari sisi stasiun televisi, pemirsa, serta produsen yang saling terkait
satu sama lain. Bagi kepentingan stasiun televisi, iklan dapat diibaratkan sebagai
2
acaranya. Jelasnya iklan dipakai sebagai sarana untuk memperoleh sumber dana,
dengan kata lain tanpa adanya iklan mustahil suatu acara di televisi bisa tetap
disiarkan. Disamping itu jumlah iklan yang masuk menunjukkan sampai sejauh
mana program acara pada stasiun televisi disukai oleh pemirsa.
Sementara dari sisi konsumen iklan merupakan sarana pengenalan dan
informasi produk sedangkan dari sisi produsen, iklan adalah sarana promosi dan
pengatrol angka penjualan suatu produk selain juga mampu meningkatkan
pemikiran kreatif dan inovatif bagi pengembangan produk yang dimaksud.
Dipilihnya televisi sebagai media beriklan, karena televisi memiliki kemampuan
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas yang tidak terjangkau oleh media
massa lainnya. Singkatnya televisi sebagai media penyalur iklan memiliki nilai
aktualisasi tinggi, daya rangsang tinggi dan lebih hidup (menggambarkan
kenyataan) dan pada waktu disiarkan saat itu juga pesan- pesannya langsung
diterima oleh pemirsanya.
Berdasarkan kenyataan yang ada, kira – kira hampir kebanyakan iklan
yang ditayangkan di televisi menggunakan bintang, artis atau selebriti sebagai
pendukung produk yang diiklankan baik itu secara explicit (dengan mengatakan
pada pemirsa bahwa ini adalah produk yang bagus) atau secara implisit (dengan
hanya muncul dalam iklan tersebut). Selain itu para pemasang iklan dengan
bangga menggunakan kaum selebriti di dalam periklanan karena atribut populer
yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian, bakat, keanggunan bahkan
sampai daya tarik seksual, seringkali merupakan pemikat yang diinginkan untuk
3
menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung
produk tersebut (Terence A.Shimp 2000:457).
Keuntungan paling nyata dalam menggunakan selebriti adalah dalam
menciptakan kesadaran terhadap merek (brand awareness). Itulah sebabnya
produk baru umumnya lebih cepat mendapat keuntungan dan perhatian dari
masyarakat dengan menggunakan selebritis sebagai endorser. Dalam hal ini
produk ditempatkan sebagai perangsang kedua (secondary stimulus) sedangkan
bintang iklan sebagai perangsang utama (primary stimulus).
Seperti halnya dengan Iklan Rinso dan Daia yang menggunakan
selebritis sebagai model iklannya, akan memperoleh banyak perhatian oleh
khalayak. Rinso dan Daia merupakan deterjen yang banyak beredar luas di
pasaran.Sering kali khalayak lebih memperhatikan selebritis dari pada produk
yang dipromosikan, dan sebaliknya. Penilaian khalayak terhadap iklan tersebut
sangat beragam. Mulai dari pemilihan selebritis sebagai bintang iklan, kualitas
produk yang tergambarkan, dan kemudian imej yang melekat pada merk Rinso
dan Daia.
Dalam iklan, penggunaan selebritis diharapkan dapat menarik
perhatian khalayak. Ini karena selebritis selalu menjadi perhatian dimasyarakat
mulai dari bakat dan kemampuan mereka, penampilan fisik mereka sampai pada
perilaku sehari-harinya selalu menjadi perhatian khalayak. Karena itu, khalayak
memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang selebritis. Sehingga apabila
selebritis membintangi suatu produk tentunya citra produk itu sendiri akan
4
Deterjen merupakan salah satu bahan pencuci yang sangat popular di
Indonesia. Akan tetapi limbah yang dihasilkan mempunyai dampak negatif yaitu
adanya limbah cair yang mencemari lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan
merupakan jenis buangan organik yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi operasi peruraian limbah
deterjen menggunakan trickling filter. Penelitian dilakukan pada merek deterjen
Rinso Anti Noda, Daia, dan Attack Softener dengan variabel berubah waktu yaitu
0, 1, 2, 3, 4, dan 5 jam.
Deterjen adalah salah satu bahan pencuci yang sering digunakan baik
dalam industri maupun rumah tangga. Umumnya perkembangan industri deterjen
sangat cepat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Perkembangan
industri ini disatu pihak mempunyai dampak positif yaitu, berupa penambahan
penghasilan serta penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tetapi dilain
pihak juga membawa dampak negative yang ditimbulkan oleh air buangan dari air
limbah deterjen tersebut.
Belakangan ini banyak terdapat produk – produk deterjen yang beredar
di masyarakat. Semakin benyaknya produk deterjen yang beredar di masyarakat
membuat persaingan para produsen produk deterjen dalam menarik perhatian
masyarakat. Para produsen menggunakan berbagai cara untuk mengiklankan
produk deterjennya tersebut. Peralihan merek yang dilakukan oleh konsumen
merupakan suatu indikasi bahwa merek produk yang bersangkutan mulai
5
permasalahan ini, gejala sejak dini harus dapat di identifikasikan agar peralihan
merek tersebut dapat dihindari atau mungkin dapat di cegah.
Berbagai cara dilakukan perusahaan dalam menarik konsumen untuk
melakukan perpindahan merek, dari merek pesaing ke merek perusahaan tersebut.
Seperti yang dapat disaksikan, bahwa promosi dari Daia spektakuler dengan
menghadirkan beragam hadiah kepada konsumen yang dianggapnya beruntung.
Hal ini tentunya mengancam keberadaan produk rinso yang mempunyai target
pasar yang sma, yaitu konsumen deterjen. Padahal, untuk mendapatkan
peningkatan profitabilitanya, Rinso telah menargetkan pemasaran produknya
sebesar 56,45% dari total pasar (SWA,No. 04/XVII/2004). Kondisi ini harus
mampu disiasati oleh konsumen sehingga kemungkinan terjadinya perpindahan
merek dapat dicegah.
Persaingan di antara pemasar produk sabun cuci, khususnya deterjen
telah mengalami persaingan yang sangat pesat. Hal ini dipicu adanya keberhasilan
produk-produk berkualitas tinggi dalam meningkatkan laba perusahaan. Sekarang
mulai bermunculan merek-merek terkenal atau berkualitas tinggi, yang cenderung
sebagai pemasar mayoritas dan beberapa merek produk sebagai pengikut dari
produk yang berkualitas tinggi tersebut. Pada pasar di indonesia fenomena
terjadinya persaingan dapat dilihat pada kalangan produk yang berkualitas tinggi,
misalnya Rinso, So klin, Attack, Daia dan sebagainya. Bentuk persaingan tersebut
antara lain dengan memunculkan varian-varian baru dari produk tersebut. Ketika
Rinso mengeluarkan produk Rinso Matic dan Rinso Excel, sedangkan Daia
6
Pada penelitian ini peneliti mengambil contoh iklan deterjen ”Rinso
dan Daia”, karena iklan tersebut menggunakan artis di dunia pertelevisian atau
industri hiburan. Model iklan yang dipakai oleh iklan deterjen Rinso adalah Titi
Dwi Jayanti sebagai penyanyi dan seorang Diva sedangkan deterjen Daia
dibintangi oleh Alya Rohali sebagai presenter.
Rinso adalah merek yang paling lazim digunakan di Amerika Serikat,
Inggris dan Australia sejak tahun 1918. Pada tahun 1970 setelah menyadari
potensi bangsa ini, Unilever memposisikan Indonesia sebagai pangkalan Rinso.
Hal ini terbukti merupakan langkah yang cerdas karena dewasa ini Rinso memang
merupakan pemimpin nomor satu di pasar deterjen Indonesia.
Sebagai brand yang peduli terhadap tumbuh kembang anak,
melanjutkan kepeduliannya dengan menjadi partner ibu dalam memberikan
pengalaman terbaik agar anak-anak dapat bermain dan bereksplorasi agar tumbuh
menjadi anak yang cerdas. Hal ini diwujudkan dengan menggandeng diva music
Indonesia, Titi DJ, sebagai brand ambassador Rinso terbaru untuk berbagi
pengalaman tumbuh kembang buah hatinya, termasuk saat harus berhadapan
dengan masalah noda membandel di pakaian karena permainan para buah hatinya.
Model iklan yang dipakai oleh deterjen Rinso adalah Titi Dwi Jayanti
yang tidak asing lagi di dunia pertelevisian dan di mata masyarakat. Seorang ibu
rumah tangga cantik yang lahir di Jakarta 27 Mei 1966, dia adalah seorang
penyanyi, Diva pop, aktris dan penulis lagu indonesia. Ia tergabung dalam
7
salah satu juri dalam acara pencarian bakat menyanyi, indonesian idol. Ia pernah
mengikuti ajang Miss World tahun 1983 di london, inggris.
Iklan deterjen Daia pun tidak mau kalah dengan deterjen Rinso, di
iklan tersebut juga menggunakan selebritis yang cukup terkenal. Selebritis yang
dipakai dalam iklan ini adalah Alya Rohali. Alya rohali seorang Ibu rumah tangga
yang cantik lahir di Jakarta, 1 Desember 1976, dikenal sebagai pembawa acara
sekaligus bintang sinetron. Bersama Helmi Yahya, dirinya sukses memandu acara
secara live kuis siapa berani?, yang ditayangkan di RCTI. Alya sendiri adalah
mantan None Jakarta sekaligus Putri indonesia 1996.
Bagi produsen dengan menggunakan artis yang cukup terkenal dan
boleh di bilang artis mahal selama ini dalam iklannya diharapkan menjadi
kesadaran terhadap produknya (brand awareness), sehingga masyarakat akan
tertarik dengan produk itu. Tentunya sebagai kelompok sasaran iklan televisi telah
menjadi fenomena tersendiri sekaligus menambah deretan panjang daftar menu
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya dan akhirnya menimbulkan budaya
konsumtif sebagai akibat persuasive iklan televisi. Sehingga situasi tersebut,
mengkondisikan banyak khalayak untuk mencoba suatu produk yang ditawarkan
melalui iklan televisi atau hanya sekedar memenuhi status sosial dalam
bermasyarakat.
Seperti halnya yang terjadi di masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah
tangga Desa Landungsari Kecamatan DAU Malang juga seperti itu, Mereka
adalah bagian dari masyarakat yang pernah melihat dan menonton iklan tersebut
8 B. RUMUSAN MASALAH
1. Adakah pengaruh popularitas selebritis sebagai model iklan deterjen
Rinso dan Daia di Televisi terhadap keputusan membeli deterjen?
2. Seberapa besar pengaruh popularitas selebritis sebagai model iklan
deterjen Rinso dan Daia di Televisi terhadap keputusan membeli
deterjen?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Ingin mengetahui adakah pengaruh popularitas selebritis sebagai
model iklan deterjen Rinso dan Daia di televisi terhadap keputusan
membeli deterjen.
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh popularitas selebritis
sebagai model iklan deterjen Rinso dan Daia di televisi terhadap
keputusan membeli deterjen.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
a. Dapat digunakan sebagai masukan dan dasar penelitian
berikutnya dengan materi dan objek penelitian yang
berhubungan dengan periklanan, khususnya periklanan televisi.
2. Manfaat Praktis.
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi perancang iklan atau
9
menginginkan dalam tayangan iklan khususnya iklan deterjen
Rinso dan Daia lebih sering dimunculkan di televisi sehingga
para penonton lebih tahu tentang produk yang diiklankan
tersebut.
b. Dapat dijadikan bahan masukan praktisi periklanan dan
perusahaan yang ingin mengiklankan produknya, agar masa
mendatang dapat menciptakan iklan-iklan yang lebih baik dan
tepat sasaran.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari
kata latin communis yang berarti sama, communicare yang berarti membuat sama
(to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata
latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi
kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal
tersebut.
Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar
ataupun salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari
kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan
10
“komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau tetlalu
luas, misalnya “komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau
lebih”, sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman
dan lain-lain.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”.
Samapai batas tertentu, setiap makhluk hidup dapat dikatakan melalukan
komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Namun dalam buku ini yang
dimaksud komunikai adalah komunikasi manusia yang dalam bahasa inggrisnya
adalah human communication (Rakhmat, 2005: 41-42)
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi anatara dua orang atau
lebih, dan dalam proses ini terjadi kegiatan-kegitan memberi/mengirim, menerima
dan menanggapi pesan-pesan di antara orang-orang yang berinteraksi.” Hovland
(dalam Mulyana 2002:165)
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Laswell dan karyanya, the structure and function of
communication in society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: who
say what in what channel to whom whit what effect?
Paradigma Laswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
1.Komunikator (communicator, source, sender)
11 3.Media (channel)
4.Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
5.Effek (effect, impact, influence)
Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya
sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan
informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak akan ada proses interaksi: saling
tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, persuasi, informasi dan lain sebaginya.
Proses penyampapaian informasi/pesan tersebut pada umumnya berlangsung
dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang
mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama.
2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atu orang yang dilembagakan,
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat,
anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat
dan serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Deddy Mulyana,
2001:75)
Komunikasi Massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym dan melalui media cetak
atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan
12
Komunikasi dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian pada lima
variabel yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan
bagaimana variabel-variabel ini bekerja pada media. Lima variabel tersebut
adalah:
- Sumber komunikasi massa pada umumnya adalah organisasi besar yang
memikul biaya besar untuk membuat dan menyampaikan pesan
- Khalayak komunikasi massa sangat besar jumlahnya dan beragam.ini
menyulitkan para pengiklan untukmengarahkan pesan mereka kepada
khlayak tertentu. Akibatnya, khalayak yang jumlahnya besar dan
heterogen ini disegmentasikan kedalam kelompok-kelompok kecil yang
lebih terbatas.
- Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka; setiap orang dapat
menerimanya.
- Proses dengan mana pesan komunikasi massa mengalir adalah satu arah.
Pesan mengalir dari sumber ke penerima tetapi jarang sekali dari
penerima ke sumber. Proses seleksinya adalah dua arah. Sumber media
menyeleksi kelompok yang menjadi sasaran dan penerima menyeleksi
media yang akan mereka dengarkan atau saksikan.
- Media bekerja dalam suatu konteks sosial, dan media dipengaruhi
sekaligus mempengaruhi konteks tersebut. ( Joseph A Devito,1997:
13 2.1. Ciri-Ciri dan fungsi Komunikasi Massa
2.1.1 Adapun ciri-ciri dari komunikasi massa dalam Nurudin (2004:16-29)
antara lain:
a. Komunikator melembaga, yakni media massa merupakan saluran
komunikasi yang dimiliki sebuah lembaga atau organisasi.
b. Komunikan bersifat heterogen, dalam artian komunikannya
terpencar-pencar, antara yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal.
c. Pesannya bersifat umum, yaitu pesan ditujukan untuk umum dan mengenai
kepentingan umum.
d. Komunikasinya berlangsung satu arah (one way communication),
maksudnya adalah bahwa feedback dari khalayak tidak bisa diketahui
secara langsung, melainkan bersifat tertunda.
e. Sasarannya menimbulkan keserempakan (simultanity), yaitu karena sifat
media massa televisi yang tidak terikat jarak dan ruang sehingga pesannya
dapat ditema khlayak secara bersamaan walaupun berada ditempat yang
berbeda-beda.
f. Mengandalkan peralatan teknis, mksudnya adalah bahwa dalam proses
penyampaian pesan komuniksi massa dibutukan sarana atau peralatan
teknis yang maampu memperlancar smapainya informasi.
g. Adanya gatekeeper sebagai pengontrol, artinya komunikaais mssa
membutuhkan adanya pihak yang berfungsi senagai pengolah
14
2.1.2 Fungsi komunikasi massa menurut (Joseph A Devito 1997: 515-517)
a. Menghibur
Media mendesain program-program mereka untuk menghibur.
Sebenarnya mereka memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian
dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual
hal ini kepada para pengiklan.
b. Meyakinkan
Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur,
fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade).
Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk: (1) mengukuhkan atau
memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (2)
mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; (3)
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4)
memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
c. Mengukuhkan
d. Mengubah
Media akan mengubah sementara orang yang tidak memihak dalam
suatu masalah tertentu. Mediajuga menghasilkan banyak perubahan
yang kia anggap sepele.
e. Menggerakan
Dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari media adalah
menggerakan (activating)-menggerakan konsumen untuk
15
memilih merek tertentu ketimbang merek yang lain. Setelah suatu
sikap dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan,media
berfungsi menyalurkannya-mengendalikannya ke arah tertentu.
f. Menawarkan Etika atau Sistem Nilai Tertentu
g. Menginformasikan
Salah satu cara mendidik (atau mempersuasi) adalah melalui
pengajaran nilai-nilai,opini, serta aturan-aturan yang dianggap
benar kepada pemirsa atau pembaca. Artinya, sebagian dari fungsi
edukasi media diarahkan untuk menbuat khalayak tersosialisasi.
h. Menganugerahkan status
i. Membius
Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak
dilupakan adalh fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti
bahwa bila media menyajikan informasi tentang sesuatu,penerima
percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil.
j. Menciptakan Rasa Persatuan
3. Media Massa
Media massa adalah saluran atau media yang khususu digunakan untuk
mengadakan komunikasi dengan massa. Media massa yang dimaksud adalah
media massa periodik seperti majalah, sutar kabar (media mssa cetak), radio,
televisi dan film (media massa elektronik). Sedangkan yang dimaksud massa
disisni adalah pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio dan penonton
16
dipergunakan untuk menunjukan penerapan suatu alat teknis (media) yang
menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.
Media massa menjadi kebutuhan yang utama bukan saja bagi individu
untuk memperoleh informasi dan gambaran relaitas sosial, tetapi juga bagi sautu
kelompok masyarakjat karena media mampu menyuguhkan berbagai informasi
yang disajikan dalam bentuk berita dan hiburan. Hadirnya media massa menjadi
penting ketika dihadapkan pada realitas sosial yang ada dalam masyarakat.
Adapun karakteristik Media Massa yakni:
a. Bersifat melembaga artinya piha-pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni melalui dari pengumpiulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
b. Bersifat satu arah artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog anatara pengirim dan penerima.
Kalaupaun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu
dan tertunda.
c. Meluas dan serempak artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak
karena memiliki kesempatan bergerak secara meluas dan simultan, dimana
informasi yang disampaikan diterima oleh khalayak orang pada saat yang
sama.
d. Memakai perlatan teknis maupun mekanis sperprti televisi, radio, surat
kabar dan semacamnya.
e. Bersifat terbuka artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana
17
Seiring perkembangan manusia, peran komunikasi massa juga semakin
penting. Masyarakat menggunakan media massa untuk mendapatkan dan
kebutuhan dan keinginannya seperti kebutuhan akan informasi, kebutuhan akan
hiburan juga untuk mendptkan wawasan dan pengetahuan.
Menurut Laswell, media massa memiliki fungsi utama sebagai berikut:
a. Fungsi pengawasan (surveillance of the environment)
Media massa berfungsi sebagai media pengawasan lingkungan,
maksudnya adalah sebagai pemberi atau penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian yang ada diluar jangkauan penglihatan masyarakat luas.
Fungsi disisni terbagi dua, yaitu pengawasan peringatan (keadaan yang
mereshkan masayarakjat) dan pengawasan instrumental (penyebaran
informasi yang berguna bagi masyarakat).
b. Fungsi korelasi ( correlation of the parts of society in responding to the
environment)
Media berfungsi menghubungkan bagaia-bagian dari masyarakat agar
sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan peran media massa
sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat.
c. Fungsi pewarisan sosial (transmission of the social heritage from one
generation to the next)
Media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut
penddidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata satu generasi ke
18 3.2. Efek Komunikasi Massa
Efek Komunikasi Massa Menurut Keith. R Stam dan John E Bowes (1990)
dalam bukunya Nurudin (2004:192), secara sederhana membagi menjadi dua
bagian dasar. Pertama, efek primer yang meliputi terpaan, perhatian dan
pemahaman. Efek primer ini terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses
komunikasi terhadap objek yang lihat. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan
tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap dan perubahan perilaku). Efek
sekunder adalah perilaku penerima yang dibawah control langsung komunikator.
Menurut John R Bittner (1996) dalam bukunya Nurudin (2004:197), fokus
utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhui audience
tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada
dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antara individu akan ikut mempengaruhui
pesan yang diterima.
Ide dasar yang melatar belakangi efek “kegunaan dan kepuasan” adalah
audience itu aktif dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak secara
spontan dan otomatis merespon pesan-pesan media massa. Dengan kata lain,
individu menggunakan isi media tersebut untuk memenuhui tujuan mereka
didalam usaha menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah
dipenuhui melalui saluran komunikasi massa, itu artinya individu mencapai
tingkat kepuasan.
Media massa mempunyai efek yang sangat besar. Menurut Donald K
19
perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media maassa. Karena fokusnya
pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampikan oleh media
mssa. Adapun efek media mssa meliputi aspek-asspek sebagai berikut:
1. Efek Kognitif
Efek kognatif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Wibul schramm
mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi
ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternative dalam
situasi.
2. Efek Afektif
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenagi
atau tidak disenangi oleh khalayak. Tujuan komunikator tidak hanya
sekedar agar komunikan mengetahui, tetapi bergerak hatinya sehingga
menimbulkan persaan tertentu. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap
dan nilai.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral berkaitan dengan perilaku nyata yang diamati dan
meliputi pola-pola tindakn, kegiatn taau kebiasaan berperilaku.
4. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa
Sebagai medium massa terakhir yang diciptakan oleh manusia, televisi
merupakan media terlengkap. Semua unsur yang ada dalam media-media massa
20
kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya. Dengan bentuknya Audio
Visual, pesan yang disampaikan lebih memikat. Apabila pesannya dapat dengan
cepat diterima oleh audien dibandingkan dengan media cetak, apabila untuk
siaran-siaran langsung yang bisa di terima berbagai pelosok serta secara
bersamaan. Media televisi mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
1. Penonton dapat melihat dan mendengar suatu kejadian atau peristiwa yang
sedang berlangsung, suatu kejadian yang dapat dilihat secara terus
menerus
2. Televisi melakukan komunikasi yang berlangsung dan akrab, sebab
penonton televisi hanya terdiri dari beberapa orang saja. Sehingga
penonton seolah-olah berhadapan langsung dengan kejadian.
3. Layar televisi sedemikian kecilnya, seperti tidak mungkin untuk
mempertunjukkan seluruh situasi di layar film karena itu dijadikan
closeup.
Kekuatan televisi dapat dilihat dari dari 2 sisi yaitu sisi pragmatis dan sisi
teknologis . dilihat dari sisi pragmatis, televisi mempunyai beberapa keunggulan
yakni:
1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun di rekayasa mampu
membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas
2. Hubungan dengan khalayak. Media televisi mempunyai khalayak tetap,
21
3. Media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun rekayasa),
sementara media lain (khususnya film) hanya memilki bintang yang
direkayasa.
Sedangkan dari sisi teknologis, televisi memiliki keunggulan yaitu:
1. Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan,
sehingga dapat menghantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu
tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh.
2. Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah
jangkauannya dan mendorong khalayak memperoleh informasi dan
melakukan interaksi secara langsung. Daya tarik (kekuatan televisi),
selain pada unsur kata-kata, musik dan soundeffect (audio), juga terletak
pada unsur visual berupa gambar. Gambar tersebut bukan gambar mati,
melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada penonton. Kekuatan ini memiliki radio dan film bioskop,
sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman.
Menurut Rhenald Kassali dalam bukunya “Manejemen Periklanan”
mendefinisikan fungsi televisi sebagai berikut:
1. Informasi
- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat
di dunia
- Menunjukkan hubungan kekuasaan
22 2. Korelasi
- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi
- Menunjang otoritas dan norma yang mapan
- Melakukan sosialisasi
- Mengkoordinir beberapa kegiatan
- Membentuk kesepakatan
- Menentukan urusan prioritas dan membentuk status relatif
3. Kesinambungan
- Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (Sub Qultural) serta perkembangan budaya baru.
- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4. Hiburan
- Menyediakan hiburan dan suasana relaksasi
- Merendahkan ketegangan sosial, mengkampanyekan tujuan masyarakat
dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan juga
bidang agama.
Komunikasi massa yang dilakukan televisi akan menimbulkan efek pada
diri khalayak menurut Steven H. Chaffe dalam Jallaludin Rahmat (1992:217)
tentang efek media yaitu:
1. Efek Ekonomis
Semua orang mengakui bahwa kehadiran media massa menggerakkan
berbagai usaha, produksi, distribusi dan konsumsi “jasa media massa”.
23
memberikan nafkah pada juru kamera, juru rias, pengarah acara dan
masih banyak profesi lainnya.
2. Efek Sosial
Kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Di pedesaan
televisi membentuk jaringan interaksi sosial yang baru. Pemilik televisi
sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun di sekitar
tetangga dan penduduk desa
3. Efek pada Penjadwalan Kegiatan
Sebelum ada televisi biasanya orang sudah tidur pada pukul 20.00
malam dan bangun pagi., karena harus berangkat bekerja di tempat yang
lumayan jauh. Sesudah ada televisi banyak diantara mereka khususnya
remaja yang menonton televisi hingga relatif bebas.
4.1. Televisi Sebagai Medium Penyalur Iklan
Pada dasarnya semua media massa dapat digunakan sebagai media
periklanan, yang meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa
pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. (Frank Jefkins,1996:84)
Kejelian di dalam memilih media merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh
para pengiklan agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.
Sekitar 72% belanja iklan dikuasai oleh televisi, sehingga jelas bahwa televisi
merupakan media periklanan yang paling banyak dan sering dimanfaatkan oleh
produsen, meskipun biayanya cukup mahal. Hal ini disebabkan karena kelebihan-
kelebihan dan kekuatan- keuatan yang dimiliki televisi, yang antara lain sifat
24
seperti langsung, intim, dan nyata. Pemilihan media televisi sebagai media
penyalur iklan melalui pertimbangan kekuatan dan kelemahan televisi.
Sebagaimana di kemukakan oleh Renald Khasali, yaitu :
a. Kekuatan Televisi :
1. Efisiensi Biaya.
Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak
yang sangat luas. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk
menjangkau setiap kepala.
2. Dampak yang Kuat.
Kemamuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan
tekanan pada dua indera sekaligus: penglihatan dan pendengaran.
3. Pengaruh yang Kuat.
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak sasaran. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada
perusahaan yang mengiklankanproduknya di televisi.
b. Kelemahan Televisi :
1. Biaya yang Besar.
Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya
absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran
komersial. Belum lagi penyiarannya harus diulang- diulang pada jam- jam
25 2. Khalayak yang Tidak Selektif.
Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau
sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif.
Iklan- iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau
pasar yang tidak tepat
3. Kesulitan Teknis.
Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan – iklan yang
telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang
jam- jam penyiarannya.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Darwanto (1992:27) bahwa kekuatan
yang dimiliki televisi sebagai alat dengan sistem yang besar sehingga mampu
menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap,
tingkah laku dan pola pikir khalayaknya, yang pada akhirnya menyebabkan
banyaknya perubahan pada masyarakat. Dengan demikian keberadaan televisi
tidak hanya sekedar memberikan hiburan akan tetapi mampu mempersuasi
penontonnya untuk turut larut bersamanya. Keadaan ini memberikan konsekuensi
bahwa iklan sebagai bagian dari menu televisi yang merupakan
tayangan yang memiliki sisi yang turut mempengaruhi keinginan khalayak dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan kelebihan spesifik yang dimiliki oleh televisi,
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa televisi masih dianggap sebagai media
26
lainnya. Karena itu tidaklah mengherankan jika benyak perusahaan yang
membelanjakan uangnya untuk mengiklankan produknya melalui media televisi.
Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Periklanan Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia mengemukakan beberapa bentuk iklan di televisi, yaitu :
a. Sponsorship.
Banyak sekali acar televisi yang penayangannya dan pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan.
b. Partisipasi.
Melalui iklan sepanjang 15, 30 atau 60 detik, iklan disisipkan di antara
satu atau beberapa acara (spots). Pengiklan dapat membeli waktu yang
tersedia, baik atas acara yang tetap ataupun tidak tetap.
c. Spot Announcement.
Iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara.
d. Public Service Announcement.
Iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM
untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. (Rhenald
Khasali,1992:121)
5. Model Iklan
Menurut Liliweri (1992) dalam bukunya Sumartono (2002: 54), iklan
harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan
mengugah kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini
ternyata disediakan oleh orang lain. Penggunaan model iklan (public figure)
27
efektif dalam mempengaruhi audien (konsumen). Keberadaan model iklan
dianggap mampu merangsang atau menjadi stimulus bagi pemirsa, sehingga hal
tersebut menimbulkan kecenderungan untuk meniru tingkah laku model (ketika
model mendemonstrasikan produk) yakni munculnya keinginan untuk
mengunakan produk seperti yang dipakai model iklan (public figure) tersebut.
Sedangkan Sudjono, salah satu iklan perusahaan yang paling berhasil
adalah iklan yang menggunakan para tokoh sebagai model. Peryataan ini sejalan
dengan Bandura dan Walters menyatakan bila seseorang melihat suatu rangsang
dan ia melihat model beraksi secara tertentu terhadap rangsang, maka dalam
khayalan (imagination) orang tersebut terjadi serangkaian simbol-simbol yang
mengambarkan rangsang dari tingkah laku batas tersebut. Rangkain
simbol-simbol ini merupakan penganti dari pada hubungan rangsang batas yang nyata dan
melalui asosiasi si peniru melakukan tingkah laku yang sama dengan tingkah laku
model. (Sumartono,2002: 56).
Dengan demikian, proses miniru tingkah laku model tersebut sejalan
dengan teori hasil belajar. Menurut Bandura, bahwa respons belajar sosial
meliputi:
1. Proses Perhatian.
Proses perhatian ini dipengaruhi oleh frekuensi kehadiaran model dan
karakteristik-karakteristik yang dimilki. Model yang sering tampil dan
memiliki karakteristik yang menarik dimata induvidu pengamat atau
28
dibandingkan dengan model yang jarang tampil, tidak menarik atau
tidak memiliki pengaruh.
2. Proses Retensi
Yaitu proses dimana individu menyimpan tingkah laku model yang
telah diamatinya dalam ingatanya, baik melalui kode verbal maupun
imaginal atau pembayangan gerak. Kedua penyimpanan itu memainkan
peranan penting dalam proses selanjutnya.
3. Proses Reproduksi Motoris
Yaitu proses dimana individu mencoba mengungkap ulah tingkah laku
model yang telah diamatinya. Penggunaan ulang atau reproduksi
tingkah laku model ini pada mulanya bersifat kaku dan kasar, tetapi
dengan pengulangan yang intensif lambat laun individu bisa
mengungkapkan tingkah laku itu dengan sempurna atau setidaknya
mendekati tingkah laku model.
4. Proses Motivasional.
Tingkah laku yang telah diamati tidak akan diungkapkan oleh individu
apabila individu tersebut kurang termotivasi. Motivasi yang diharapkan
dari pihak pengiklan adalah motivasi positip dari produk yang tawarkan
(Sumartono, 2002:57-58)
Dan dalam konteks yang lain, Bandura (1997:24) mengatakan sebagian
besar perilaku manusia dipelajari melalui pengamatan pada model dan melalui
hasil pengamatannya tersebut, seseorang dapat memperoleh suatu ide, informasi,
29
Onong Uchjana Effendy (1993:361) menjelaskan untuk mempelajari perilaku
manusia setidaknya dihadapkan pada tiga asumsi yaitu:
1. Perilaku manusia dianggap sebagai suatu mesin yang berdiri dari
bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain sehingga
stimulus dari satu bagian akan menimbulkan respon pada bagian
lainya.
2. Manusia pada dasarnya bersifat hedonistik, berupaya mencari
kesenangan dan menghindari kesulitan, sehingga manusia selalu
berusaha untuk memperbanyak pendapatannya dan mengurangi
kekurangannya.
3. Perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan. Hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa perilaku itu dapat dipelajari dan dapat
dihasilkan, maka ia dapat dikendalikan.(Sumartono, 2002:49)
6. Iklan
Setiap hari dalam kehidupan kita selalu diwarnai oleh berbagai macam
iklan. Di televisi, radio, surat kabar, majalah, bahkan hampir disetiap sudut jalan,
kita tidak bisa menghindar dari iklan. Iklan memang sudah menjadi bagian yang
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari- hari. Sejak zaman peradaban
Yunani dan Romawi kuno iklan sudah dikenal manusia, namun masih dalam
bentuk pesan berantai. Kemudian iklan mengalami kemajuan yang cukup bagus
pada era industrial yang ditandai dengan perkembangan besar dan kemunculan
radio dan televisi yang kemudian menjadi sarana komunikasi massa dan media
30
berkembang dengan cepat dan terus memantapkan diri sebagai media periklanan
terbesar.
6.1. Pengertian Iklan
Berbicara mengenai iklan tidak lepas dari pengertian iklan itu
sendiri.Definisi iklan menurut AMA (The American Marketing Associattion)
adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan
pengenalan ide- ide, gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas
tanggungan sponsor tertentu. (Alo Lilliweri,1992:21)
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Dalam hal ini
iklan menyampaikan pesan dengan maksud mempersuasi khalayak sasaran
tertentu untuk menerima produk, jasa, atau gagasan dengan mengeluarkan biaya
untuk ruang, waktu dalam bentuk tertentu. (Rhenald Kasali, 1992:9)
Sedangkan pengertian dari iklan adalah penyajian informasi nonpersonal
tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan
bayaran tertentu. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi dari
konsumen, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang
berkaitan dengan produk dan merek. Walaupun pertama- tama iklan akan
mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. (Peter & Olson,2000:18)
6.2. Fungsi Iklan
Fungsi iklan Menurut Asmajasari (1997;12):
31
Dengan iklan dapat memberi lebih banyak informasi daripada yaang
lainnya mengenai barangnya, harganya ataupun informasi lain yang
mempunyai kegunaan bagi konsumen.
2.Membujuk atau Mempengaruhi
Iklan tidak bersifat memberitahu saja tetapi juga bersifat membujuk
terutama kepadaa pembeli potensial dengan menyatakaan bahwa produk
yang dihasilkan lebih baik dari produk lain.
3.Menciptakan Kesan
Pemasangan iklaan selalu berusaha untuk menciptakan kesan
sebaik-baiknya sehingga didalam pembuatan iklan akan menggunakan suara,
ilustrasi, bentuk dan lay out yang menarik. Sehingga konsumen
teerkesan dan terdorong untuk melakukan pembelian.
4.Memuaskan Keinginan
Iklan merupakan suatu alat yang dapat dipakai mencapaai tujuaan itu
berupa pertukaran yaang saaling memuaskan. Dimana iklan merupakan
salah satu alaat komunikasi yang sangat efisien bagi penjual. Mereka
harus menggunakaan untuk melayani orang lain, masyaarakat dan
mereka sendiri.
5.Sebagai Alat Komunikasi
6.3. Pengertian Periklanan
Periklanan adalah alat komunikasi suatu perusahaan, terutama digunakan
untk memperluas jumlah konsumennya. Serta menamah tingkat hunian kamarnya,
32
tetapi bisa digunakan dalam berbagai jenis perusahaan, baik jasa maupun
manufuktur, periklanan juga merupakan suatu usaha untuk memberitahukan atau
menarik perhatian masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga atau
perorangan melalui media-media tertentu dengan tujuan memperoleh respon atau
tanggapan masyarakat.
Menurut Swasta dan Irawan (2001:350) periklanan adalah bentuk
presentasi dan promosi non personal dan promosi ide, barang dan jasa yang
dibayar oleh sponsor tertentu.
Sedangkan menurut Kotler (2000:658) periklanan adalah segala bentuk
penyajian non personal dan promosi ide, barang dan jasa oleh suatu sponsor
tertentu yang memerlukan pembayaran.
Dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa yang disebut dengan
periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui suatu media iklan,
dimana penyebarnya dilakukan secara luas dan konsumen potensial pada
khusunya terdapat tiga unsur yang palig berkaitan dalam hal ini, yaitu
barang/produsen, media iklan dan konsumen pasaran.
6.4. Tujuan Periklanan
Dari berbagai macam tujuan periklanan, secara umum dapat dikatakan
bahwa tujuan periklanan adalah memperkenalkan produk baru dan meningkatkan
penjualan yang menguntungkan. Namun menurut Sutisna terdapat tiga tujuan
33 1. Menginformasikan.
Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang iklan
sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa
disampaikan dalam pesan iklan. Pesan iklan untuk peluncuran produk
juga bisa bersifat informatif.
2. Membujuk.
Periklanan yang bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan
dengan tingkat persaingan tinggi. Tujuan pemasar adalah untuk
mencoba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah
pilihan yang tepat.
3. Mengingatkan.
Pada umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk
produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai kelompok konsumen
tertentu. Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi
produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.
(Sutisna,2002:277)
Iklan mempunyai fungsi yang sangat efektif, yaitu :
- Memberikan Informasi.
- Membujuk atau Mempengaruhi.
- Menciptakan Kesan.
- Memuaskan Keinginan.
- Iklan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai suatu
34 - Iklan merupakan alat komunikasi.
Jadi tujuan iklan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan
barang, jasa, atau ide untuk mengadakan komunikasi secara efektif. Pada
umumnya sebagian besar iklan dirancang sedemikian rupa untuk menarik
perhatian konsumen. Iklan sebagai bentuk komunikasi non personal bisa
menyampaikan informasi dari suatu produk atau jasa. Hal ini seperti yang
dikatakan Boove bahwa iklan yang baik mengacu pada segi daya tarik dan gaya
pesan, daya tarik nilai dan minat beli. ( Alo Lelliweri,1992:78)
Sementara itu, persuasi komunikasi (iklan) yang dilakukan komunikator
terhadap komunikan sebaiknya harus nelalui tahap-tahap atau fase yang disebut
dengan tahap AIDCDA, yang artinya bahwa pesan yang dibuat melalui iklan
haruslah mendapat perhatian (attention), menarik (interset), membangkitkan
keinginan (desire) dan menimbulkan keyakinan (conviction) komunikan, sehingga
ia mau mengambil keputusan (decision) untuk melakukan suatu tindakan (action)
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. (Renald Khasali,1992:85)
7. Iklan Televisi
Menurut Wright (Liliweri,1992:20) iklan adalah suatu proses komunikasi
yang mempunyai kekuatan yang sangt penting sebagai alt pemasar yang
membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide
melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.
Pemrakarsa iklan yang menggunakan media televisi harus mengetahui
35
efektifnya media dalam menyajikan iklan dan seberapa besar anggaran
masing-masing bentuk medianya.
Untuk lebih jelasnya mengenai iklan Astrid S Susanto (1976:55)
mengelompokan bentuk-bentuk iklan:
a. Iklan produk yaitu iklan yang berisi pengenalan atau penginformasian
mengenai produk fisik yang berisi penonjolan sifat-sifat produk tersebut.
b. Iklan jasa yaitu yaitu iklan yang berisi pesan-pesan terhadap jasa yang
ditawarkan.
c. Iklan itikad baik yaitu iklan yang menyatakan maksud baik atau
pembenahan citra negatif menjadi positif karena berita di media massa.
d. Iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang tidak disebar luaskan melalui
ruang dan waktu karena bersiafat non profit
e. Iklan politik yaitu iklan yang berisi mengenai keadaan politik suatu daerah
atau negara yang berisi peristiwa-peristiwa hangat di daerah atau negara
tersebut.
Periklanan melalui media televisi merupakan sarana komunikasi antara
produsen dan konsumen. Tujuan akhir komunikasi tersebut tentunya untuk
menciptakan respon perilaku pasar, berupa pembelian pertama terhadap produk
yang ditawarkan olehprodusen.
Meskipun jangka panjang dari iklan adalah untuk menggerakan tindakan
pembelian dan membentuk brand image dalam ingatan publik, tetapi tujuan utama
ini tidak mungkin tercapai tampa tujuan jangka pendek, yaitu agar iklan ditonton