• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI

MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI

TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN

(Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa Landungsari

Kecamatan DAU Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

UNAIYATUL KHAEDAROH NIM 04220347

KONSENTRASI AUDIO VISUAL

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Unaiyatul Khaedaroh

Nim : 04220347

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul skripsi : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen

Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli

Deterjen

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Farid Rusman M.Si Dra. Frida kusumastusti M.Si

Mengetahui,

Ketua jurusan ilmu komuniksi

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Unaiyatul Khaedaroh

NIM : 04220347

JURUSAN : Ilmu Komunikasi

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 03 Rw 01 Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi Jurusan ilmu komunikasi

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Kamis

Tanggal : 30 Desember 2010 Tempat : 605

Mengesahkan, Dekan FISIP

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1. Novin Farid S. W S.Sos ( )

2. Isnani Dzuhrina, S.Sos ( )

3. Drs. Farid Rusman M.Si ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Unaiyatul Khaedaroh Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Tempat, tanggal lahir : Brebes, 11 Juli 1985 Nomor Induk Mahasiswa : 04220347

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

PENGARUH POPUARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI DETERJEN (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

Adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagai kutipan ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Desember 2010 Yang menyatakan

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Unaiyatul Khaedaroh

2. Nim : 04220347

3. Fakultas : Ilmu Sosil dan Ilmu Politik 4. Konsentrasi : Audio Visual ( AV )

5. Judul skripsi : Pengaruh Popularitas Selebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Di Televisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

6. Pembimbing : 1. Drs. Farid Rusman M.Si 2. Dra. Frida Kusumastuti M.Si

Kronologi bimbingan :

Tanggal Paraf pembimbing Keterangan Pembimbing I Pembimbing II

5 Oktober 2009 Acc Judul

30 Desember 2009 Seminar proposal

25 Maret 2010 Acc BAB I

10 Juni 2010 Acc BAB II

20 Juni 2010 Acc BAB III

15 Oktober 2010 Acc BAB IV

8 November 2010 Semua BAB I – IV

Malang, 9 November 2010

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Farid Rusman M.Si Dra. Frida Kusumastuti M.Si

Mengetahui, Dekan FISIP UMM

(6)

KATA PENGANTAR

Bismilllahirrohmanirohim,

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur yang teramat dalam peneliti

ucapkan kepada allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang dan junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dialah allah, yang telah memberikan anugrah kepada manusia dengan memiliki pengetahuan lebh diantara makhluknya yang lain. Dengan doa dan usaha skripsi yang berjudul “Pengaruh Popularitas Seebritis Sebagai Model Iklan Deterjen Rinso Dan Daia Ditelevisi Terhadap Keputusan Membeli Deterjen (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang)”

Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat gelar sarjana komunikasi universitas muhammadiyah malang.

telah terselesaikan, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas muhammadiyah malang.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini

terutama kepada:

1. Allah SWT, karena atas limpahan dan rahmat-Nya penulis bisa mnyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua peneliti, My Love & My Mam, ABAH & MAMI tercinta yang telah banyak berkorban dan selalu memberikan spirit, motivasi dan tuntunan bijak bagi penulis untuk menyelesaikan studi ini serta memberikan segala kasih sayangnya kepada penulis. Terima kasih atas do’a dan air mata dalam setia sujud malammu untuk kebahagiaan penulis.

(7)

4. Bapak Drs. Farid Rusman M.Si selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan-masukan ilmu pengetahuan yang peneliti butuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Ibu Dra. Frida Kusumastuti M.Si selaku Pembimbing II dan selaku ketua jurusan ilmu komunikasi universitas malang.

6. Seluruh Dosen dan Semua Staf Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

7. Kakak tercinta My Honey, My Spirit, My Brother & Adik Tercinta My Cute dan keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan bagi peneliti dan untuk keponakan Q Tercinta Haedar & Anisa

8. Buat Ayah_Q tersayang, meskipun kamu jauh tetapi dukungan dan doamu yang tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Buat Rum, Heru, Mba Anis, Mba Mud, Mba Imas makasih banget atas support

dan Doanya. Dan untuk seseorang yang selalu ada dihatiq makasih banget atas

supportnya

10. Untuk sahabat-sahabat Q tercinta Nila, Cir, Fandi, Angki, Ayu, Tante, Cq makasih banget atas doa dan support Xlian.

11. Untuk sahabat-sahabat Q di WISMA MELATI

Penulis menyadari hasil karya sederhana ini, kiranya masih jauh dari sempurna sebagai karya ilmiah. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Pada akhirnya, penulis berharap karya ini nantinya bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian, sebagai referensi yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Malang, November 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAKSI ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 8

B. RUMUSAN MASALAH... 8

C. TUJUAN MASALAH ... 9

D. MANFAAT PENELITIAN ... 9

E. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

1. Komunikasi ... 10

2. Komunikasi Massa ... 12

2.1 Ciri-Ciri Dan Fungsi Komunikasi Massa ... 13

2.2 Fungsi Komunikasi Massa ... 14

3. Media Massa ... 16

3.1 Efek Komunkasi Massa ... 18

4. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa ... 20

4.1 Televisi Sebagai Medium Penyalur Iklan ... 24

5. Model Iklan ... 27

6. Iklan ... 30

6.1 Pengetian Iklan ... 30

(9)

6.3 Pengertian Periklanan ... 32

10.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 45

11. Teori Jarum Hipodermic ... 47

12. Teori AIDCA... 48

F. HIPOTESIS... 50

G. DEFINISI KONSEPTUAL... 51

H. DEFINISI OPERASIONAL ... 52

I. METODE PENELITIAN ... 53

a. Tipe dan Dasar Penelitian ... 53

b. Lokasi Penelitian ... 54

c. Populasi dan Sampel... 54

d. Teknik Pengumpulan Data... 56

e. Teknik Pengambilan Data ... 56

f. Instrumen pengumpulan data ... 57

g. Uji Validitas dan Reliabititas ... 58

h. Analisa Data ... 60

(10)

C.1 KONDISI GEOGRAFIS ... 70

C.2 KONDISI DEMOGRAFIS ... 71

C.3 KEADAAN PRASARANA DESA LANDUNGSARI... 75

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. IDENTITAS RESPONDEN... 79

A.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 79

A.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 80

A.3 Karakterisik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81

B. POPULARITAS SELEBRITIS DI MATA RESPONDEN.. ...81

C. KEPUTUSAN RESPONDEN MEMBELI DETERJEN ... 87

D. PENGARUH POPULARITAS SELEBRITIS SEBAGAI MODEL IKLAN DETERJEN RINSO DAN DAIA DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI ... 110

D.1 UJI INSTRUMEN ... 110

D.1.1 UJI VALIDITAS ... 110

D.1.2 UJI REABILITAS... .. 110

D.2 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA ... 112

D.3 KOEFISIEN KORELASI ... 113

D.4 KOEFISIEN DETERMINASI ... 117

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ... 118

B. SARAN ... 119

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 72

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 72

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan Kepercayaan ... 75

Table 2.6 Prasarana Perhubungan Desa Landungsari ... 75

Table 2.7 Sarana Transportasi Desa Landungsari ... 76

Table 2.8 Sarana Komunikasi Desa Landungsari ... 77

Table 2.9 Prasarana Pendidikan Desa Landungsari ... 77

Table 2.10 Sarana Peribadatan Desa Landungsari ... 78

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 79

Tabel 3.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 80

Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81

Tabel 3.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepopuleran Seorang Titi Dwi Jayanti ... 82

Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penilaian Kemenarikan Seorang Titi Dwi Jayanti ... 83

Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengidolaan Seorang Titi Dwi Jayant ... 84

Tabel 3.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepopuleran Seorang Alya Rohali ... 84

Tabel 3.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penilaian Kemenarikan Seorang Alya Rohali ... 85

Tabel 3.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengidolaan Seorang Alya Rohali ... 86

Tabel 3.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Deterjen Rinso Yang Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan ... 87

(12)

Tabel 3.12 Distribusi Jawaban Responden Yang Menganggap Bahwa

Deterjen Rinso Lebih Baik Dari Produk Lain Yang Sejenis... 89 Tabel 3.13 Distribusi Jawaban Responden Yang Menganggap Bahwa

Deterjen Daia Lebih Baik Dari Produk Lain Yang Sejenis ... 90 Tabel 3.14 Distribusi Jawaban Responden Dalam Membeli Deterjen Rinso

Dengan Jumlah Yang Akan Dibeli Lebih Dari 1 ... 91 Tabel 3.15 Distribusi Jawaban Responden Dalam Membeli Deterjen Daia

Dengan Jumlah Yang Akan Dibeli Lebih Dari 1 ... 92 Tabel 3.16 Distribusi Jawaban Responden Apabila Membeli Deterjen

Rinso Pasti Akan Membeli Produk Itu Lagi ... 93 Tabel 3.17 Distribusi Jawaban Responden Responden Apabila Membeli

Deterjen Daia Pasti Akan Membeli Produk Itu Lagi ... 93 Tabel 3.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Membeli

Deterjen Rinso Akan Merasa Puas Dan Menjadi Pilihan ... 94 Tabel 3.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Membeli

Deterjen Daia Akan Merasa Puas Dan Menjadi Pilihan ... 95 Tabel 3.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen

Rinso Yang Membersihkan Noda Dengan Hasil Yang Paling

Bersih ... 96 Tabel 3.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen

Daia Yang Membersihkan Baju Dengan Hasil Bersih

Cemerlang ... 97 Tabel 3.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen

Daia Yang Memberikan Kelembutan Di Tangan ... 98 Tabel 3.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Deterjen

Daia Yang Memberikan Baju Tetap Awet, Wangi Dan Tetap

Segar Dibanding Dengan Yang Lain ... 99 Tabel 3.24 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli

Deterjen Rinso Ukuran 56gram Dalam 1 Bulan ... 100 Tabel 3.25 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli

(13)

Tabel 3.26 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli

Deterjen Rinso Ukuran 450gram Dalam 1 Bulan... 102

Tabel 3.27 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Rinso Ukuran 900gram Dalam 1 Bulan... 103

Tabel 3.28 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 34gram Dalam 1 Bulan ... 104

Tabel 3.29 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 65gram Dalam 1 Bulan ... 105

Tabel 3.30 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 360gram Dalam 1 Bulan ... 106

Tabel 3.31 Distribusi Jawaban Responden Tingkat Frekuensi Membeli Deterjen Daia Ukuran 900gram Dalam 1 Bulan ... 107

Tabel 3.32 Uji Validitas ... 108

Tabel 3.33 Uji Reabilitas ... 111

Tabel 3.34 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 112

Tabel 3.35 Koefisien Korelasi ... 113

Table 3.36 Koefisien Determinasi ... 116

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian, Rineksa Cipta, Jakarta, 1998.

Asmajasari, Magdalena, Studi Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi Pemasaran, UMM Pres, 1997.

Bandura, A, Social Learning Theory, Ohio Columbus, Prentica-Hall 1997

Baskoro, Alex, Persepsi Pelajar SMU tentang Keberadaan Poster Sebagai Media Iklan, Skripsi, FISIP, UMM, Malang 2003

Buanergis Muryono, Kiat Sukses Menjadi Artis Sinetron, Film dan Bintang Iklan, PT. Elex Media Komputido, Jakarta 2000

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Lainnya. Kencana, Jakarta, 2006.

Crow, Lester D. and Alice Crow, Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu, Surabaya, 1987.

D. Kincoid, Lawrence and Schramm Wilbur, Asas asas komunikasi Antar Manusia, terjemahan olah Agus Setiadi, LP3ES, Jakarta,1985.

Darmmesta, Basu Swastha, T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, BPFE, Yogyakarta, 2000.

Effendy,Onong Uchjana, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1993.

_________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.

Faisal, Sanapiah, FormatFormat Penelitian Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1999.

Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Psikologi, Erlangga, Jakarta, 1990.

Irawan, Handi, Winning Strategy, PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Jallaludin, R, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta 1996

(15)

J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Jakarta, Erlangga, 2000.

Khasali, Rhenald, Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasi di Indonesia,

Pustaka Umum Grafiti, Jakarta, 1992.

Kotler, Philip, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2000.

Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung Remaja Rosdakarya. 2004

Nurudin, Komunikasi Massa. Malang. Cespur. 2004

Shimp, Terrence A., Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Erlangga, Jakarta, 2000.

Singarimbun. Masri, Metode Penelitian dan Survey, LP3ES, Jakarta 1989

Sudjana M.A, Metode Statistika, Tarsito, Bandung 2002

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2001.

Sumartono, Terperangkap dalam Iklan; Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi, Alfabeta, Bandung 2002

Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, P.T. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003

Susanto, Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek 3, Bandung, Bina Cipta 1989

Swastha,Basu, Azas azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, 1981.

Wright, Charles R., Sosiologi Komunikasi Massa, Remaja Karya, Bandung, 1988.

Sumber Non Buku:

http://id.wikipedia.org/wiki/Unilever (tanggal akses 1 Juni 2010 pukul 15.15)

(16)

1 BAB I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG

Tanpa disadari iklan telah menjadi bagian dari kehidupan kita

sehari-hari. Hal ini ditandai dengan hadirnya iklan diberbagai media elektronik maupun

media cetak, dipusat keramaian, bahkan di tepi jalan sekalipun. Seandainya tidak

ada iklan maka masyarakat (konsumen) tidak akan pernah mengetahui beraneka

ragam informasi produk terbaru yang telah dipasarkan. Bisa jadi target penjualan

dan tingkat keuntungan yang dikehendaki oleh produsen tidak tercapai atau

mungkin nihil sama sekali. Oleh karena itu masing- masing perusahaan berlomba-

lomba untuk dapat bersaing dalam memperkenalkan produknya.

Kegiatan periklanan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan

suatu produk kepada masyarakat. Karena kegiatan periklanan merupakan strategi

promosi yang cukup mahal dibandingkan dengan strategi promosi lainnya, maka

iklan harus dirancang semenarik mungkin agar mampu membangkitkan dan

mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan. Daya tarik

iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan

konsumen.

Selanjutnya iklan merupakan alat komunikasi bagi 3 kepentingan

utama, yaitu dari sisi stasiun televisi, pemirsa, serta produsen yang saling terkait

satu sama lain. Bagi kepentingan stasiun televisi, iklan dapat diibaratkan sebagai

(17)

2

acaranya. Jelasnya iklan dipakai sebagai sarana untuk memperoleh sumber dana,

dengan kata lain tanpa adanya iklan mustahil suatu acara di televisi bisa tetap

disiarkan. Disamping itu jumlah iklan yang masuk menunjukkan sampai sejauh

mana program acara pada stasiun televisi disukai oleh pemirsa.

Sementara dari sisi konsumen iklan merupakan sarana pengenalan dan

informasi produk sedangkan dari sisi produsen, iklan adalah sarana promosi dan

pengatrol angka penjualan suatu produk selain juga mampu meningkatkan

pemikiran kreatif dan inovatif bagi pengembangan produk yang dimaksud.

Dipilihnya televisi sebagai media beriklan, karena televisi memiliki kemampuan

menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas yang tidak terjangkau oleh media

massa lainnya. Singkatnya televisi sebagai media penyalur iklan memiliki nilai

aktualisasi tinggi, daya rangsang tinggi dan lebih hidup (menggambarkan

kenyataan) dan pada waktu disiarkan saat itu juga pesan- pesannya langsung

diterima oleh pemirsanya.

Berdasarkan kenyataan yang ada, kira – kira hampir kebanyakan iklan

yang ditayangkan di televisi menggunakan bintang, artis atau selebriti sebagai

pendukung produk yang diiklankan baik itu secara explicit (dengan mengatakan

pada pemirsa bahwa ini adalah produk yang bagus) atau secara implisit (dengan

hanya muncul dalam iklan tersebut). Selain itu para pemasang iklan dengan

bangga menggunakan kaum selebriti di dalam periklanan karena atribut populer

yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian, bakat, keanggunan bahkan

sampai daya tarik seksual, seringkali merupakan pemikat yang diinginkan untuk

(18)

3

menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung

produk tersebut (Terence A.Shimp 2000:457).

Keuntungan paling nyata dalam menggunakan selebriti adalah dalam

menciptakan kesadaran terhadap merek (brand awareness). Itulah sebabnya

produk baru umumnya lebih cepat mendapat keuntungan dan perhatian dari

masyarakat dengan menggunakan selebritis sebagai endorser. Dalam hal ini

produk ditempatkan sebagai perangsang kedua (secondary stimulus) sedangkan

bintang iklan sebagai perangsang utama (primary stimulus).

Seperti halnya dengan Iklan Rinso dan Daia yang menggunakan

selebritis sebagai model iklannya, akan memperoleh banyak perhatian oleh

khalayak. Rinso dan Daia merupakan deterjen yang banyak beredar luas di

pasaran.Sering kali khalayak lebih memperhatikan selebritis dari pada produk

yang dipromosikan, dan sebaliknya. Penilaian khalayak terhadap iklan tersebut

sangat beragam. Mulai dari pemilihan selebritis sebagai bintang iklan, kualitas

produk yang tergambarkan, dan kemudian imej yang melekat pada merk Rinso

dan Daia.

Dalam iklan, penggunaan selebritis diharapkan dapat menarik

perhatian khalayak. Ini karena selebritis selalu menjadi perhatian dimasyarakat

mulai dari bakat dan kemampuan mereka, penampilan fisik mereka sampai pada

perilaku sehari-harinya selalu menjadi perhatian khalayak. Karena itu, khalayak

memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang selebritis. Sehingga apabila

selebritis membintangi suatu produk tentunya citra produk itu sendiri akan

(19)

4

Deterjen merupakan salah satu bahan pencuci yang sangat popular di

Indonesia. Akan tetapi limbah yang dihasilkan mempunyai dampak negatif yaitu

adanya limbah cair yang mencemari lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan

merupakan jenis buangan organik yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi operasi peruraian limbah

deterjen menggunakan trickling filter. Penelitian dilakukan pada merek deterjen

Rinso Anti Noda, Daia, dan Attack Softener dengan variabel berubah waktu yaitu

0, 1, 2, 3, 4, dan 5 jam.

Deterjen adalah salah satu bahan pencuci yang sering digunakan baik

dalam industri maupun rumah tangga. Umumnya perkembangan industri deterjen

sangat cepat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Perkembangan

industri ini disatu pihak mempunyai dampak positif yaitu, berupa penambahan

penghasilan serta penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tetapi dilain

pihak juga membawa dampak negative yang ditimbulkan oleh air buangan dari air

limbah deterjen tersebut.

Belakangan ini banyak terdapat produk – produk deterjen yang beredar

di masyarakat. Semakin benyaknya produk deterjen yang beredar di masyarakat

membuat persaingan para produsen produk deterjen dalam menarik perhatian

masyarakat. Para produsen menggunakan berbagai cara untuk mengiklankan

produk deterjennya tersebut. Peralihan merek yang dilakukan oleh konsumen

merupakan suatu indikasi bahwa merek produk yang bersangkutan mulai

(20)

5

permasalahan ini, gejala sejak dini harus dapat di identifikasikan agar peralihan

merek tersebut dapat dihindari atau mungkin dapat di cegah.

Berbagai cara dilakukan perusahaan dalam menarik konsumen untuk

melakukan perpindahan merek, dari merek pesaing ke merek perusahaan tersebut.

Seperti yang dapat disaksikan, bahwa promosi dari Daia spektakuler dengan

menghadirkan beragam hadiah kepada konsumen yang dianggapnya beruntung.

Hal ini tentunya mengancam keberadaan produk rinso yang mempunyai target

pasar yang sma, yaitu konsumen deterjen. Padahal, untuk mendapatkan

peningkatan profitabilitanya, Rinso telah menargetkan pemasaran produknya

sebesar 56,45% dari total pasar (SWA,No. 04/XVII/2004). Kondisi ini harus

mampu disiasati oleh konsumen sehingga kemungkinan terjadinya perpindahan

merek dapat dicegah.

Persaingan di antara pemasar produk sabun cuci, khususnya deterjen

telah mengalami persaingan yang sangat pesat. Hal ini dipicu adanya keberhasilan

produk-produk berkualitas tinggi dalam meningkatkan laba perusahaan. Sekarang

mulai bermunculan merek-merek terkenal atau berkualitas tinggi, yang cenderung

sebagai pemasar mayoritas dan beberapa merek produk sebagai pengikut dari

produk yang berkualitas tinggi tersebut. Pada pasar di indonesia fenomena

terjadinya persaingan dapat dilihat pada kalangan produk yang berkualitas tinggi,

misalnya Rinso, So klin, Attack, Daia dan sebagainya. Bentuk persaingan tersebut

antara lain dengan memunculkan varian-varian baru dari produk tersebut. Ketika

Rinso mengeluarkan produk Rinso Matic dan Rinso Excel, sedangkan Daia

(21)

6

Pada penelitian ini peneliti mengambil contoh iklan deterjen ”Rinso

dan Daia”, karena iklan tersebut menggunakan artis di dunia pertelevisian atau

industri hiburan. Model iklan yang dipakai oleh iklan deterjen Rinso adalah Titi

Dwi Jayanti sebagai penyanyi dan seorang Diva sedangkan deterjen Daia

dibintangi oleh Alya Rohali sebagai presenter.

Rinso adalah merek yang paling lazim digunakan di Amerika Serikat,

Inggris dan Australia sejak tahun 1918. Pada tahun 1970 setelah menyadari

potensi bangsa ini, Unilever memposisikan Indonesia sebagai pangkalan Rinso.

Hal ini terbukti merupakan langkah yang cerdas karena dewasa ini Rinso memang

merupakan pemimpin nomor satu di pasar deterjen Indonesia.

Sebagai brand yang peduli terhadap tumbuh kembang anak,

melanjutkan kepeduliannya dengan menjadi partner ibu dalam memberikan

pengalaman terbaik agar anak-anak dapat bermain dan bereksplorasi agar tumbuh

menjadi anak yang cerdas. Hal ini diwujudkan dengan menggandeng diva music

Indonesia, Titi DJ, sebagai brand ambassador Rinso terbaru untuk berbagi

pengalaman tumbuh kembang buah hatinya, termasuk saat harus berhadapan

dengan masalah noda membandel di pakaian karena permainan para buah hatinya.

Model iklan yang dipakai oleh deterjen Rinso adalah Titi Dwi Jayanti

yang tidak asing lagi di dunia pertelevisian dan di mata masyarakat. Seorang ibu

rumah tangga cantik yang lahir di Jakarta 27 Mei 1966, dia adalah seorang

penyanyi, Diva pop, aktris dan penulis lagu indonesia. Ia tergabung dalam

(22)

7

salah satu juri dalam acara pencarian bakat menyanyi, indonesian idol. Ia pernah

mengikuti ajang Miss World tahun 1983 di london, inggris.

Iklan deterjen Daia pun tidak mau kalah dengan deterjen Rinso, di

iklan tersebut juga menggunakan selebritis yang cukup terkenal. Selebritis yang

dipakai dalam iklan ini adalah Alya Rohali. Alya rohali seorang Ibu rumah tangga

yang cantik lahir di Jakarta, 1 Desember 1976, dikenal sebagai pembawa acara

sekaligus bintang sinetron. Bersama Helmi Yahya, dirinya sukses memandu acara

secara live kuis siapa berani?, yang ditayangkan di RCTI. Alya sendiri adalah

mantan None Jakarta sekaligus Putri indonesia 1996.

Bagi produsen dengan menggunakan artis yang cukup terkenal dan

boleh di bilang artis mahal selama ini dalam iklannya diharapkan menjadi

kesadaran terhadap produknya (brand awareness), sehingga masyarakat akan

tertarik dengan produk itu. Tentunya sebagai kelompok sasaran iklan televisi telah

menjadi fenomena tersendiri sekaligus menambah deretan panjang daftar menu

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya dan akhirnya menimbulkan budaya

konsumtif sebagai akibat persuasive iklan televisi. Sehingga situasi tersebut,

mengkondisikan banyak khalayak untuk mencoba suatu produk yang ditawarkan

melalui iklan televisi atau hanya sekedar memenuhi status sosial dalam

bermasyarakat.

Seperti halnya yang terjadi di masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah

tangga Desa Landungsari Kecamatan DAU Malang juga seperti itu, Mereka

adalah bagian dari masyarakat yang pernah melihat dan menonton iklan tersebut

(23)

8 B. RUMUSAN MASALAH

1. Adakah pengaruh popularitas selebritis sebagai model iklan deterjen

Rinso dan Daia di Televisi terhadap keputusan membeli deterjen?

2. Seberapa besar pengaruh popularitas selebritis sebagai model iklan

deterjen Rinso dan Daia di Televisi terhadap keputusan membeli

deterjen?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Ingin mengetahui adakah pengaruh popularitas selebritis sebagai

model iklan deterjen Rinso dan Daia di televisi terhadap keputusan

membeli deterjen.

2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh popularitas selebritis

sebagai model iklan deterjen Rinso dan Daia di televisi terhadap

keputusan membeli deterjen.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

a. Dapat digunakan sebagai masukan dan dasar penelitian

berikutnya dengan materi dan objek penelitian yang

berhubungan dengan periklanan, khususnya periklanan televisi.

2. Manfaat Praktis.

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi perancang iklan atau

(24)

9

menginginkan dalam tayangan iklan khususnya iklan deterjen

Rinso dan Daia lebih sering dimunculkan di televisi sehingga

para penonton lebih tahu tentang produk yang diiklankan

tersebut.

b. Dapat dijadikan bahan masukan praktisi periklanan dan

perusahaan yang ingin mengiklankan produknya, agar masa

mendatang dapat menciptakan iklan-iklan yang lebih baik dan

tepat sasaran.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti sama, communicare yang berarti membuat sama

(to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering

disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata

latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu

makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi

kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal

tersebut.

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar

ataupun salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari

kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan

(25)

10

“komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau tetlalu

luas, misalnya “komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau

lebih”, sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman

dan lain-lain.

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”.

Samapai batas tertentu, setiap makhluk hidup dapat dikatakan melalukan

komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Namun dalam buku ini yang

dimaksud komunikai adalah komunikasi manusia yang dalam bahasa inggrisnya

adalah human communication (Rakhmat, 2005: 41-42)

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi anatara dua orang atau

lebih, dan dalam proses ini terjadi kegiatan-kegitan memberi/mengirim, menerima

dan menanggapi pesan-pesan di antara orang-orang yang berinteraksi.” Hovland

(dalam Mulyana 2002:165)

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan

secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang

dikemukakan oleh Harold Laswell dan karyanya, the structure and function of

communication in society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: who

say what in what channel to whom whit what effect?

Paradigma Laswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

1.Komunikator (communicator, source, sender)

(26)

11 3.Media (channel)

4.Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

5.Effek (effect, impact, influence)

Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya

sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan

informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak akan ada proses interaksi: saling

tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, persuasi, informasi dan lain sebaginya.

Proses penyampapaian informasi/pesan tersebut pada umumnya berlangsung

dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang

mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama.

2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atu orang yang dilembagakan,

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat,

anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat

dan serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Deddy Mulyana,

2001:75)

Komunikasi Massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym dan melalui media cetak

atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

(27)

12

Komunikasi dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian pada lima

variabel yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan

bagaimana variabel-variabel ini bekerja pada media. Lima variabel tersebut

adalah:

- Sumber komunikasi massa pada umumnya adalah organisasi besar yang

memikul biaya besar untuk membuat dan menyampaikan pesan

- Khalayak komunikasi massa sangat besar jumlahnya dan beragam.ini

menyulitkan para pengiklan untukmengarahkan pesan mereka kepada

khlayak tertentu. Akibatnya, khalayak yang jumlahnya besar dan

heterogen ini disegmentasikan kedalam kelompok-kelompok kecil yang

lebih terbatas.

- Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka; setiap orang dapat

menerimanya.

- Proses dengan mana pesan komunikasi massa mengalir adalah satu arah.

Pesan mengalir dari sumber ke penerima tetapi jarang sekali dari

penerima ke sumber. Proses seleksinya adalah dua arah. Sumber media

menyeleksi kelompok yang menjadi sasaran dan penerima menyeleksi

media yang akan mereka dengarkan atau saksikan.

- Media bekerja dalam suatu konteks sosial, dan media dipengaruhi

sekaligus mempengaruhi konteks tersebut. ( Joseph A Devito,1997:

(28)

13 2.1. Ciri-Ciri dan fungsi Komunikasi Massa

2.1.1 Adapun ciri-ciri dari komunikasi massa dalam Nurudin (2004:16-29)

antara lain:

a. Komunikator melembaga, yakni media massa merupakan saluran

komunikasi yang dimiliki sebuah lembaga atau organisasi.

b. Komunikan bersifat heterogen, dalam artian komunikannya

terpencar-pencar, antara yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal.

c. Pesannya bersifat umum, yaitu pesan ditujukan untuk umum dan mengenai

kepentingan umum.

d. Komunikasinya berlangsung satu arah (one way communication),

maksudnya adalah bahwa feedback dari khalayak tidak bisa diketahui

secara langsung, melainkan bersifat tertunda.

e. Sasarannya menimbulkan keserempakan (simultanity), yaitu karena sifat

media massa televisi yang tidak terikat jarak dan ruang sehingga pesannya

dapat ditema khlayak secara bersamaan walaupun berada ditempat yang

berbeda-beda.

f. Mengandalkan peralatan teknis, mksudnya adalah bahwa dalam proses

penyampaian pesan komuniksi massa dibutukan sarana atau peralatan

teknis yang maampu memperlancar smapainya informasi.

g. Adanya gatekeeper sebagai pengontrol, artinya komunikaais mssa

membutuhkan adanya pihak yang berfungsi senagai pengolah

(29)

14

2.1.2 Fungsi komunikasi massa menurut (Joseph A Devito 1997: 515-517)

a. Menghibur

Media mendesain program-program mereka untuk menghibur.

Sebenarnya mereka memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian

dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual

hal ini kepada para pengiklan.

b. Meyakinkan

Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur,

fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade).

Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk: (1) mengukuhkan atau

memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (2)

mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; (3)

menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4)

memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.

c. Mengukuhkan

d. Mengubah

Media akan mengubah sementara orang yang tidak memihak dalam

suatu masalah tertentu. Mediajuga menghasilkan banyak perubahan

yang kia anggap sepele.

e. Menggerakan

Dari sudut pandang pengiklan, fungsi terpenting dari media adalah

menggerakan (activating)-menggerakan konsumen untuk

(30)

15

memilih merek tertentu ketimbang merek yang lain. Setelah suatu

sikap dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan,media

berfungsi menyalurkannya-mengendalikannya ke arah tertentu.

f. Menawarkan Etika atau Sistem Nilai Tertentu

g. Menginformasikan

Salah satu cara mendidik (atau mempersuasi) adalah melalui

pengajaran nilai-nilai,opini, serta aturan-aturan yang dianggap

benar kepada pemirsa atau pembaca. Artinya, sebagian dari fungsi

edukasi media diarahkan untuk menbuat khalayak tersosialisasi.

h. Menganugerahkan status

i. Membius

Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak

dilupakan adalh fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti

bahwa bila media menyajikan informasi tentang sesuatu,penerima

percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil.

j. Menciptakan Rasa Persatuan

3. Media Massa

Media massa adalah saluran atau media yang khususu digunakan untuk

mengadakan komunikasi dengan massa. Media massa yang dimaksud adalah

media massa periodik seperti majalah, sutar kabar (media mssa cetak), radio,

televisi dan film (media massa elektronik). Sedangkan yang dimaksud massa

disisni adalah pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio dan penonton

(31)

16

dipergunakan untuk menunjukan penerapan suatu alat teknis (media) yang

menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.

Media massa menjadi kebutuhan yang utama bukan saja bagi individu

untuk memperoleh informasi dan gambaran relaitas sosial, tetapi juga bagi sautu

kelompok masyarakjat karena media mampu menyuguhkan berbagai informasi

yang disajikan dalam bentuk berita dan hiburan. Hadirnya media massa menjadi

penting ketika dihadapkan pada realitas sosial yang ada dalam masyarakat.

Adapun karakteristik Media Massa yakni:

a. Bersifat melembaga artinya piha-pihak yang mengelola media terdiri dari

banyak orang, yakni melalui dari pengumpiulan, pengelolaan sampai pada

penyajian informasi.

b. Bersifat satu arah artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog anatara pengirim dan penerima.

Kalaupaun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu

dan tertunda.

c. Meluas dan serempak artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak

karena memiliki kesempatan bergerak secara meluas dan simultan, dimana

informasi yang disampaikan diterima oleh khalayak orang pada saat yang

sama.

d. Memakai perlatan teknis maupun mekanis sperprti televisi, radio, surat

kabar dan semacamnya.

e. Bersifat terbuka artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana

(32)

17

Seiring perkembangan manusia, peran komunikasi massa juga semakin

penting. Masyarakat menggunakan media massa untuk mendapatkan dan

kebutuhan dan keinginannya seperti kebutuhan akan informasi, kebutuhan akan

hiburan juga untuk mendptkan wawasan dan pengetahuan.

Menurut Laswell, media massa memiliki fungsi utama sebagai berikut:

a. Fungsi pengawasan (surveillance of the environment)

Media massa berfungsi sebagai media pengawasan lingkungan,

maksudnya adalah sebagai pemberi atau penyebaran informasi mengenai

kejadian-kejadian yang ada diluar jangkauan penglihatan masyarakat luas.

Fungsi disisni terbagi dua, yaitu pengawasan peringatan (keadaan yang

mereshkan masayarakjat) dan pengawasan instrumental (penyebaran

informasi yang berguna bagi masyarakat).

b. Fungsi korelasi ( correlation of the parts of society in responding to the

environment)

Media berfungsi menghubungkan bagaia-bagian dari masyarakat agar

sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan peran media massa

sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat.

c. Fungsi pewarisan sosial (transmission of the social heritage from one

generation to the next)

Media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut

penddidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau

mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata satu generasi ke

(33)

18 3.2. Efek Komunikasi Massa

Efek Komunikasi Massa Menurut Keith. R Stam dan John E Bowes (1990)

dalam bukunya Nurudin (2004:192), secara sederhana membagi menjadi dua

bagian dasar. Pertama, efek primer yang meliputi terpaan, perhatian dan

pemahaman. Efek primer ini terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses

komunikasi terhadap objek yang lihat. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan

tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap dan perubahan perilaku). Efek

sekunder adalah perilaku penerima yang dibawah control langsung komunikator.

Menurut John R Bittner (1996) dalam bukunya Nurudin (2004:197), fokus

utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhui audience

tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada

dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antara individu akan ikut mempengaruhui

pesan yang diterima.

Ide dasar yang melatar belakangi efek “kegunaan dan kepuasan” adalah

audience itu aktif dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak secara

spontan dan otomatis merespon pesan-pesan media massa. Dengan kata lain,

individu menggunakan isi media tersebut untuk memenuhui tujuan mereka

didalam usaha menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan

kebutuhan dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah

dipenuhui melalui saluran komunikasi massa, itu artinya individu mencapai

tingkat kepuasan.

Media massa mempunyai efek yang sangat besar. Menurut Donald K

(34)

19

perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media maassa. Karena fokusnya

pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampikan oleh media

mssa. Adapun efek media mssa meliputi aspek-asspek sebagai berikut:

1. Efek Kognitif

Efek kognatif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami atau dipersepsi. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Wibul schramm

mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi

ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternative dalam

situasi.

2. Efek Afektif

Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenagi

atau tidak disenangi oleh khalayak. Tujuan komunikator tidak hanya

sekedar agar komunikan mengetahui, tetapi bergerak hatinya sehingga

menimbulkan persaan tertentu. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap

dan nilai.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral berkaitan dengan perilaku nyata yang diamati dan

meliputi pola-pola tindakn, kegiatn taau kebiasaan berperilaku.

4. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa

Sebagai medium massa terakhir yang diciptakan oleh manusia, televisi

merupakan media terlengkap. Semua unsur yang ada dalam media-media massa

(35)

20

kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya. Dengan bentuknya Audio

Visual, pesan yang disampaikan lebih memikat. Apabila pesannya dapat dengan

cepat diterima oleh audien dibandingkan dengan media cetak, apabila untuk

siaran-siaran langsung yang bisa di terima berbagai pelosok serta secara

bersamaan. Media televisi mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:

1. Penonton dapat melihat dan mendengar suatu kejadian atau peristiwa yang

sedang berlangsung, suatu kejadian yang dapat dilihat secara terus

menerus

2. Televisi melakukan komunikasi yang berlangsung dan akrab, sebab

penonton televisi hanya terdiri dari beberapa orang saja. Sehingga

penonton seolah-olah berhadapan langsung dengan kejadian.

3. Layar televisi sedemikian kecilnya, seperti tidak mungkin untuk

mempertunjukkan seluruh situasi di layar film karena itu dijadikan

closeup.

Kekuatan televisi dapat dilihat dari dari 2 sisi yaitu sisi pragmatis dan sisi

teknologis . dilihat dari sisi pragmatis, televisi mempunyai beberapa keunggulan

yakni:

1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun di rekayasa mampu

membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas

2. Hubungan dengan khalayak. Media televisi mempunyai khalayak tetap,

(36)

21

3. Media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun rekayasa),

sementara media lain (khususnya film) hanya memilki bintang yang

direkayasa.

Sedangkan dari sisi teknologis, televisi memiliki keunggulan yaitu:

1. Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan,

sehingga dapat menghantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu

tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh.

2. Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah

jangkauannya dan mendorong khalayak memperoleh informasi dan

melakukan interaksi secara langsung. Daya tarik (kekuatan televisi),

selain pada unsur kata-kata, musik dan soundeffect (audio), juga terletak

pada unsur visual berupa gambar. Gambar tersebut bukan gambar mati,

melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang

mendalam pada penonton. Kekuatan ini memiliki radio dan film bioskop,

sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman.

Menurut Rhenald Kassali dalam bukunya “Manejemen Periklanan”

mendefinisikan fungsi televisi sebagai berikut:

1. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat

di dunia

- Menunjukkan hubungan kekuasaan

(37)

22 2. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi

- Menunjang otoritas dan norma yang mapan

- Melakukan sosialisasi

- Mengkoordinir beberapa kegiatan

- Membentuk kesepakatan

- Menentukan urusan prioritas dan membentuk status relatif

3. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus (Sub Qultural) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

- Menyediakan hiburan dan suasana relaksasi

- Merendahkan ketegangan sosial, mengkampanyekan tujuan masyarakat

dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan juga

bidang agama.

Komunikasi massa yang dilakukan televisi akan menimbulkan efek pada

diri khalayak menurut Steven H. Chaffe dalam Jallaludin Rahmat (1992:217)

tentang efek media yaitu:

1. Efek Ekonomis

Semua orang mengakui bahwa kehadiran media massa menggerakkan

berbagai usaha, produksi, distribusi dan konsumsi “jasa media massa”.

(38)

23

memberikan nafkah pada juru kamera, juru rias, pengarah acara dan

masih banyak profesi lainnya.

2. Efek Sosial

Kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Di pedesaan

televisi membentuk jaringan interaksi sosial yang baru. Pemilik televisi

sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun di sekitar

tetangga dan penduduk desa

3. Efek pada Penjadwalan Kegiatan

Sebelum ada televisi biasanya orang sudah tidur pada pukul 20.00

malam dan bangun pagi., karena harus berangkat bekerja di tempat yang

lumayan jauh. Sesudah ada televisi banyak diantara mereka khususnya

remaja yang menonton televisi hingga relatif bebas.

4.1. Televisi Sebagai Medium Penyalur Iklan

Pada dasarnya semua media massa dapat digunakan sebagai media

periklanan, yang meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa

pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. (Frank Jefkins,1996:84)

Kejelian di dalam memilih media merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh

para pengiklan agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Sekitar 72% belanja iklan dikuasai oleh televisi, sehingga jelas bahwa televisi

merupakan media periklanan yang paling banyak dan sering dimanfaatkan oleh

produsen, meskipun biayanya cukup mahal. Hal ini disebabkan karena kelebihan-

kelebihan dan kekuatan- keuatan yang dimiliki televisi, yang antara lain sifat

(39)

24

seperti langsung, intim, dan nyata. Pemilihan media televisi sebagai media

penyalur iklan melalui pertimbangan kekuatan dan kelemahan televisi.

Sebagaimana di kemukakan oleh Renald Khasali, yaitu :

a. Kekuatan Televisi :

1. Efisiensi Biaya.

Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak

yang sangat luas. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk

menjangkau setiap kepala.

2. Dampak yang Kuat.

Kemamuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan

tekanan pada dua indera sekaligus: penglihatan dan pendengaran.

3. Pengaruh yang Kuat.

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada

perusahaan yang mengiklankanproduknya di televisi.

b. Kelemahan Televisi :

1. Biaya yang Besar.

Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya

absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran

komersial. Belum lagi penyiarannya harus diulang- diulang pada jam- jam

(40)

25 2. Khalayak yang Tidak Selektif.

Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau

sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif.

Iklan- iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau

pasar yang tidak tepat

3. Kesulitan Teknis.

Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan – iklan yang

telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang

jam- jam penyiarannya.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Darwanto (1992:27) bahwa kekuatan

yang dimiliki televisi sebagai alat dengan sistem yang besar sehingga mampu

menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap,

tingkah laku dan pola pikir khalayaknya, yang pada akhirnya menyebabkan

banyaknya perubahan pada masyarakat. Dengan demikian keberadaan televisi

tidak hanya sekedar memberikan hiburan akan tetapi mampu mempersuasi

penontonnya untuk turut larut bersamanya. Keadaan ini memberikan konsekuensi

bahwa iklan sebagai bagian dari menu televisi yang merupakan

tayangan yang memiliki sisi yang turut mempengaruhi keinginan khalayak dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan pertimbangan kelebihan spesifik yang dimiliki oleh televisi,

tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa televisi masih dianggap sebagai media

(41)

26

lainnya. Karena itu tidaklah mengherankan jika benyak perusahaan yang

membelanjakan uangnya untuk mengiklankan produknya melalui media televisi.

Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Periklanan Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia mengemukakan beberapa bentuk iklan di televisi, yaitu :

a. Sponsorship.

Banyak sekali acar televisi yang penayangannya dan pembuatannya

dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan.

b. Partisipasi.

Melalui iklan sepanjang 15, 30 atau 60 detik, iklan disisipkan di antara

satu atau beberapa acara (spots). Pengiklan dapat membeli waktu yang

tersedia, baik atas acara yang tetap ataupun tidak tetap.

c. Spot Announcement.

Iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara.

d. Public Service Announcement.

Iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM

untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. (Rhenald

Khasali,1992:121)

5. Model Iklan

Menurut Liliweri (1992) dalam bukunya Sumartono (2002: 54), iklan

harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan

mengugah kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini

ternyata disediakan oleh orang lain. Penggunaan model iklan (public figure)

(42)

27

efektif dalam mempengaruhi audien (konsumen). Keberadaan model iklan

dianggap mampu merangsang atau menjadi stimulus bagi pemirsa, sehingga hal

tersebut menimbulkan kecenderungan untuk meniru tingkah laku model (ketika

model mendemonstrasikan produk) yakni munculnya keinginan untuk

mengunakan produk seperti yang dipakai model iklan (public figure) tersebut.

Sedangkan Sudjono, salah satu iklan perusahaan yang paling berhasil

adalah iklan yang menggunakan para tokoh sebagai model. Peryataan ini sejalan

dengan Bandura dan Walters menyatakan bila seseorang melihat suatu rangsang

dan ia melihat model beraksi secara tertentu terhadap rangsang, maka dalam

khayalan (imagination) orang tersebut terjadi serangkaian simbol-simbol yang

mengambarkan rangsang dari tingkah laku batas tersebut. Rangkain

simbol-simbol ini merupakan penganti dari pada hubungan rangsang batas yang nyata dan

melalui asosiasi si peniru melakukan tingkah laku yang sama dengan tingkah laku

model. (Sumartono,2002: 56).

Dengan demikian, proses miniru tingkah laku model tersebut sejalan

dengan teori hasil belajar. Menurut Bandura, bahwa respons belajar sosial

meliputi:

1. Proses Perhatian.

Proses perhatian ini dipengaruhi oleh frekuensi kehadiaran model dan

karakteristik-karakteristik yang dimilki. Model yang sering tampil dan

memiliki karakteristik yang menarik dimata induvidu pengamat atau

(43)

28

dibandingkan dengan model yang jarang tampil, tidak menarik atau

tidak memiliki pengaruh.

2. Proses Retensi

Yaitu proses dimana individu menyimpan tingkah laku model yang

telah diamatinya dalam ingatanya, baik melalui kode verbal maupun

imaginal atau pembayangan gerak. Kedua penyimpanan itu memainkan

peranan penting dalam proses selanjutnya.

3. Proses Reproduksi Motoris

Yaitu proses dimana individu mencoba mengungkap ulah tingkah laku

model yang telah diamatinya. Penggunaan ulang atau reproduksi

tingkah laku model ini pada mulanya bersifat kaku dan kasar, tetapi

dengan pengulangan yang intensif lambat laun individu bisa

mengungkapkan tingkah laku itu dengan sempurna atau setidaknya

mendekati tingkah laku model.

4. Proses Motivasional.

Tingkah laku yang telah diamati tidak akan diungkapkan oleh individu

apabila individu tersebut kurang termotivasi. Motivasi yang diharapkan

dari pihak pengiklan adalah motivasi positip dari produk yang tawarkan

(Sumartono, 2002:57-58)

Dan dalam konteks yang lain, Bandura (1997:24) mengatakan sebagian

besar perilaku manusia dipelajari melalui pengamatan pada model dan melalui

hasil pengamatannya tersebut, seseorang dapat memperoleh suatu ide, informasi,

(44)

29

Onong Uchjana Effendy (1993:361) menjelaskan untuk mempelajari perilaku

manusia setidaknya dihadapkan pada tiga asumsi yaitu:

1. Perilaku manusia dianggap sebagai suatu mesin yang berdiri dari

bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain sehingga

stimulus dari satu bagian akan menimbulkan respon pada bagian

lainya.

2. Manusia pada dasarnya bersifat hedonistik, berupaya mencari

kesenangan dan menghindari kesulitan, sehingga manusia selalu

berusaha untuk memperbanyak pendapatannya dan mengurangi

kekurangannya.

3. Perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan. Hal ini didasarkan

pada pemikiran bahwa perilaku itu dapat dipelajari dan dapat

dihasilkan, maka ia dapat dikendalikan.(Sumartono, 2002:49)

6. Iklan

Setiap hari dalam kehidupan kita selalu diwarnai oleh berbagai macam

iklan. Di televisi, radio, surat kabar, majalah, bahkan hampir disetiap sudut jalan,

kita tidak bisa menghindar dari iklan. Iklan memang sudah menjadi bagian yang

tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari- hari. Sejak zaman peradaban

Yunani dan Romawi kuno iklan sudah dikenal manusia, namun masih dalam

bentuk pesan berantai. Kemudian iklan mengalami kemajuan yang cukup bagus

pada era industrial yang ditandai dengan perkembangan besar dan kemunculan

radio dan televisi yang kemudian menjadi sarana komunikasi massa dan media

(45)

30

berkembang dengan cepat dan terus memantapkan diri sebagai media periklanan

terbesar.

6.1. Pengertian Iklan

Berbicara mengenai iklan tidak lepas dari pengertian iklan itu

sendiri.Definisi iklan menurut AMA (The American Marketing Associattion)

adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan

pengenalan ide- ide, gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas

tanggungan sponsor tertentu. (Alo Lilliweri,1992:21)

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Dalam hal ini

iklan menyampaikan pesan dengan maksud mempersuasi khalayak sasaran

tertentu untuk menerima produk, jasa, atau gagasan dengan mengeluarkan biaya

untuk ruang, waktu dalam bentuk tertentu. (Rhenald Kasali, 1992:9)

Sedangkan pengertian dari iklan adalah penyajian informasi nonpersonal

tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan

bayaran tertentu. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi dari

konsumen, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang

berkaitan dengan produk dan merek. Walaupun pertama- tama iklan akan

mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. (Peter & Olson,2000:18)

6.2. Fungsi Iklan

Fungsi iklan Menurut Asmajasari (1997;12):

(46)

31

Dengan iklan dapat memberi lebih banyak informasi daripada yaang

lainnya mengenai barangnya, harganya ataupun informasi lain yang

mempunyai kegunaan bagi konsumen.

2.Membujuk atau Mempengaruhi

Iklan tidak bersifat memberitahu saja tetapi juga bersifat membujuk

terutama kepadaa pembeli potensial dengan menyatakaan bahwa produk

yang dihasilkan lebih baik dari produk lain.

3.Menciptakan Kesan

Pemasangan iklaan selalu berusaha untuk menciptakan kesan

sebaik-baiknya sehingga didalam pembuatan iklan akan menggunakan suara,

ilustrasi, bentuk dan lay out yang menarik. Sehingga konsumen

teerkesan dan terdorong untuk melakukan pembelian.

4.Memuaskan Keinginan

Iklan merupakan suatu alat yang dapat dipakai mencapaai tujuaan itu

berupa pertukaran yaang saaling memuaskan. Dimana iklan merupakan

salah satu alaat komunikasi yang sangat efisien bagi penjual. Mereka

harus menggunakaan untuk melayani orang lain, masyaarakat dan

mereka sendiri.

5.Sebagai Alat Komunikasi

6.3. Pengertian Periklanan

Periklanan adalah alat komunikasi suatu perusahaan, terutama digunakan

untk memperluas jumlah konsumennya. Serta menamah tingkat hunian kamarnya,

(47)

32

tetapi bisa digunakan dalam berbagai jenis perusahaan, baik jasa maupun

manufuktur, periklanan juga merupakan suatu usaha untuk memberitahukan atau

menarik perhatian masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga atau

perorangan melalui media-media tertentu dengan tujuan memperoleh respon atau

tanggapan masyarakat.

Menurut Swasta dan Irawan (2001:350) periklanan adalah bentuk

presentasi dan promosi non personal dan promosi ide, barang dan jasa yang

dibayar oleh sponsor tertentu.

Sedangkan menurut Kotler (2000:658) periklanan adalah segala bentuk

penyajian non personal dan promosi ide, barang dan jasa oleh suatu sponsor

tertentu yang memerlukan pembayaran.

Dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa yang disebut dengan

periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui suatu media iklan,

dimana penyebarnya dilakukan secara luas dan konsumen potensial pada

khusunya terdapat tiga unsur yang palig berkaitan dalam hal ini, yaitu

barang/produsen, media iklan dan konsumen pasaran.

6.4. Tujuan Periklanan

Dari berbagai macam tujuan periklanan, secara umum dapat dikatakan

bahwa tujuan periklanan adalah memperkenalkan produk baru dan meningkatkan

penjualan yang menguntungkan. Namun menurut Sutisna terdapat tiga tujuan

(48)

33 1. Menginformasikan.

Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang iklan

sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa

disampaikan dalam pesan iklan. Pesan iklan untuk peluncuran produk

juga bisa bersifat informatif.

2. Membujuk.

Periklanan yang bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan

dengan tingkat persaingan tinggi. Tujuan pemasar adalah untuk

mencoba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan adalah

pilihan yang tepat.

3. Mengingatkan.

Pada umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk

produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai kelompok konsumen

tertentu. Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi

produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.

(Sutisna,2002:277)

Iklan mempunyai fungsi yang sangat efektif, yaitu :

- Memberikan Informasi.

- Membujuk atau Mempengaruhi.

- Menciptakan Kesan.

- Memuaskan Keinginan.

- Iklan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai suatu

(49)

34 - Iklan merupakan alat komunikasi.

Jadi tujuan iklan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan

barang, jasa, atau ide untuk mengadakan komunikasi secara efektif. Pada

umumnya sebagian besar iklan dirancang sedemikian rupa untuk menarik

perhatian konsumen. Iklan sebagai bentuk komunikasi non personal bisa

menyampaikan informasi dari suatu produk atau jasa. Hal ini seperti yang

dikatakan Boove bahwa iklan yang baik mengacu pada segi daya tarik dan gaya

pesan, daya tarik nilai dan minat beli. ( Alo Lelliweri,1992:78)

Sementara itu, persuasi komunikasi (iklan) yang dilakukan komunikator

terhadap komunikan sebaiknya harus nelalui tahap-tahap atau fase yang disebut

dengan tahap AIDCDA, yang artinya bahwa pesan yang dibuat melalui iklan

haruslah mendapat perhatian (attention), menarik (interset), membangkitkan

keinginan (desire) dan menimbulkan keyakinan (conviction) komunikan, sehingga

ia mau mengambil keputusan (decision) untuk melakukan suatu tindakan (action)

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. (Renald Khasali,1992:85)

7. Iklan Televisi

Menurut Wright (Liliweri,1992:20) iklan adalah suatu proses komunikasi

yang mempunyai kekuatan yang sangt penting sebagai alt pemasar yang

membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide

melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Pemrakarsa iklan yang menggunakan media televisi harus mengetahui

(50)

35

efektifnya media dalam menyajikan iklan dan seberapa besar anggaran

masing-masing bentuk medianya.

Untuk lebih jelasnya mengenai iklan Astrid S Susanto (1976:55)

mengelompokan bentuk-bentuk iklan:

a. Iklan produk yaitu iklan yang berisi pengenalan atau penginformasian

mengenai produk fisik yang berisi penonjolan sifat-sifat produk tersebut.

b. Iklan jasa yaitu yaitu iklan yang berisi pesan-pesan terhadap jasa yang

ditawarkan.

c. Iklan itikad baik yaitu iklan yang menyatakan maksud baik atau

pembenahan citra negatif menjadi positif karena berita di media massa.

d. Iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang tidak disebar luaskan melalui

ruang dan waktu karena bersiafat non profit

e. Iklan politik yaitu iklan yang berisi mengenai keadaan politik suatu daerah

atau negara yang berisi peristiwa-peristiwa hangat di daerah atau negara

tersebut.

Periklanan melalui media televisi merupakan sarana komunikasi antara

produsen dan konsumen. Tujuan akhir komunikasi tersebut tentunya untuk

menciptakan respon perilaku pasar, berupa pembelian pertama terhadap produk

yang ditawarkan olehprodusen.

Meskipun jangka panjang dari iklan adalah untuk menggerakan tindakan

pembelian dan membentuk brand image dalam ingatan publik, tetapi tujuan utama

ini tidak mungkin tercapai tampa tujuan jangka pendek, yaitu agar iklan ditonton

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas memiliki misi untuk menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata, dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk

Dengan semakin majunya perkembangan transportasi darat sekarang ini yaitu dengan dibangunnya jalan-jalan tol lintas kota yang mempercepat jarak tempuh antar kota maka

Mondave International pada bulan Juli 2012 yaitu kesulitan dalam menerjemahkan e-mail bisnis dalam bahasa Inggris yang dikirim oleh perusahaan RRC (Republik Rakyat China)..

 Dengan menggunakan teks buku harian yang telah ditulis, siswa dapat membaca teks buku harian kegiatan keluarga dengan teliti dan percaya diri... MATERI PEMBELAJARAN.. 

Dengan memberi tambahan bahan tanah lempung pada lapisan yang dibuat dengan bahan polimer kanji, diperoleh bahwa semaik besar variasi konsentrasi tanah lempung yang

Dimensi pertumbuhan pribadi (P ersonal Growth ) terdiri dari : (a) kebebasan atau kemandirian ( independent ), menilai sejauh mana anggota keluarga yang tegas, mandiri

tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan) mengatur kedudukan anak luar kawin dalam Pasal 43 (1) yang kemudian oleh Mahkamah Konstitusi (selanjutnya

menunjukan ada beda signifikan (p < 0,05) antar kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (diabetes melitus) pada masing-masing frekuensi (k- 15 dengan d-15, k-30 dengan d-30,