• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN WARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMANFAATAN LAHAN HUTAN INDONESIA (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAHAMAN WARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMANFAATAN LAHAN HUTAN INDONESIA (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN WARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMANFAATAN LAHAN HUTAN INDONESIA

(Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru

Kabupaten Lombok Timur)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

NOVIA SUHASTINI 201110050311056

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : NOVIA SUHASTINI NIM : 201110050311056

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Pemahaman warga Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Pemanfaatan Lahan Hutan Indonesia

(Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015

Jam : 13.00-14.00

(4)

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : NOVIA SUHASTINI

NIM : 201110050311056

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : IlmuPemerintahan

Judul : Pemahaman warga Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Pemanfaatan Lahan Hutan Indonesia (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : NOVIA SUHASTINI

Tempat, TanggalLahir : BeririJarak, 18 November 1992

NIM : 201110050311056

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : IlmuPemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Pemahaman warga Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Pemanfaatan Lahan Hutan Indonesia (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

(6)

v

MOTTO

“Di balik setiap ujian, Allah mengajar kita bahwa

Hati yang TABAH itu lebih indah dari hidup yang MUDAH”

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan “

(Al-Insyirah:05)

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau mudahkan

sedangkan yang susah bisa Engkau jadikan mudah

apabila Engkau menghendakinya”

KEEP HUMBLE AND GO AHEAD!!!!

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya, nikmat-Nya dan hidayah-Nya dan Rasulullah SAW yang telah memberikan petunjuk kejalan yang terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Ahir ini.

Ku persembahkan skripsi ini untuk:

1. Ayah dan Ibuku, Bapak Putradi, S.Pd dan Ibu Lumiyarti yang aku sayangi dan aku patuhi, terima kasih atas semua yang telah beliau berikan dengan tulus dan ikhlas membesarkan, menyayangi, membimbing, mendoakan serta mendukung dan berkorban untuk masa depanku. Kalian harta paling berhargaku.

2. Keluarga besar nenek Rahimin dan nenek Parihun, yang selalu mendoakan dan mendukungku dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Terima kasih banyak.

3. Paman Hamid dan Bibi Hayatunnupus yang telah mensupport doa dan materiil untuk menyelesaikan studiku.

4. Adik, kakak dan sepupuku, adek Yuni, kak Nana, kak Diat, Kak Deni, Kak Dedi, dan kakak-kakak yang lainnya terima kasih banyak telah mensupportku dalam menyelesaikan studiku.

5. Keponakan-keponakanku, Caca, Wika, Sabila, Zahira, Dira, Naufal, 6. Sahabat-sahabat seperjuanganku, Unike, Jomeq, Revita, Iffah, Luluk, Ida,

(8)

teman-vii

teman angkatan 2011 Ilmu Pemerintahan yang selalu memberikan supportnya dalam menyelesaikan Skripsi.

7. Teman-teman Lila’s House, Mbaq Lila dan keluarga, Elsy Ginuk, Unice -Ungok, Leli-Sulel, Neni-Sunen, Buk’erosdiana, kakak Ririn, Nurul, Nuril dan Nurul yang selalu mendoakan dan memberikan support kepada penulis.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta nikmat iman dan nikmat kesehatan kepada hambaMu sehingga dapat menyelesaikan tugas ahir yang berjudul “Pemahaman warga Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Pemanfaatan Lahan Hutan Indonesia (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)”.

Shalawat dan salam tak lupa pula dihaturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang selalu memberikan tauladan untuk selalu berjuang dalam menjalani kehidupan. Dengan contoh tauladan dan motivasi yang selalu diajarkan membuat saya dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua Bapak Putradi, S.Pd dan Ibu Lumiyarti yang selalu mendukung baik dukungan moril dan materiil. Kedua orang tua yang selalu ada ketika saya merasa putus asa dan mampu membangkitkan semangat saya kembali.

Selama penyelesaian tugas ahir ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya. Sebagai ungkapan syukur, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.AP, Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memberikan kesabaran dan ketelatenan dalam membimbing, memotivasi, dan mengarahkan peneliti selama penyusunan skripsi ini hingga selesai.

6. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khusunya jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan saya ilmu dan pengalaman yang begitu banyak selama saya menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Bapak Lalu Dendy Kurniawan, S.P selaku seksi keamanan hutan dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN) Kabupaten Lombok Timur yang telah meluangkan waktu dan membantu untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

8. Teman-teman jurusan Ilmu Pemerintahan, khususnya angkatan 2011 kelas A dan B. Terima kasih selama ini atas kebersamaan dan motivasi yang selalu di berikan.

(10)

ix

10.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas bantuan yang telah di berikan dan semoga Allah SWT membalasnya, amin.

Ahirnya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, saya persembahkan karya tulis ini kepada siapapun yang membutuhkan. Kritik dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan karya-karya saya selanjutnya.

Wassalamu’alaikum

Malang,20 April 2015

NOVIA SUHASTINI

(11)

x DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi ... i

Lembar Pengesahan ... ii

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Lombok Timur ... 42

3.2 Profil Dinas Kehutanan dan Perkebuanan ... 49

(12)

xi

3.4 Kondisi Desa Sekaroh ... 56 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Kebijakan Pemerintah Tentang Hutan Lindung Sekaroh .... 65 4.2. Kondisi Hutan dan Pro Kontra Warga di Hutan Sekaroh .... 66 4.3. Hutan Lindung Sekaroh ... 78 4.4. Pemahaman Warga tentang Kebijakan Hutan Lindung

Sekaroh ... 82 4.5. Peruntukan Pemanfaatan dan Deviasi Lahan Hutan Sekaroh 88 4.6. Pengelolaan Hutan Sekaroh Berbasis Masyarakat ... 94 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 102 5.2 Saran ... 105

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian-penelitian terdahulu ... 24

Tabel 3.1. Luas daerah kecamatan kabupaten Lombok timur ... 49

Tabel 3.3 Jumlah penduduk (tahun 2014) ... 61

Tabel 3.4. Jumlah penduduk L/P tahun 2015 ... 61

Tabel 3.5. Jumlah KK (kepala keluarga) dalam Kawasan hutan Lindung Sekaroh ... 61

Tabel. 3.6 Pendidikan Masyarakat di Desa Sekaroh ... 62

Tabel 3.7. Mata Pencaharian pokok ... 63

Table 3.8. Wilayah dusun dan jumlah penduduk ... 64

Tabel 4.1 Data Hutan Lindung Kabupaten Lombok Timur ... 67

Tabel 4.1 Sertifikat Lahan di Kawasan Hutan Lindung Sekaroh ... 80

Tabel 4.2 Sebagian luas garapan warga di hutan Sekaroh ... 91

Tabel 4.3. Data Luas Blok Pemanfaatan Hutan Lindung Sekaroh ... 95

(14)

xiii

DAFTA GAMBAR

Gambar 2. 1 Sebaran deforestasi berdasarkan fungsi kawasan periode tahun

2000-2009 ... 39

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Lombok Timur ... 44

Gambar 3.2. Lambang dan Kogo Kabupaten Lombok Timur ... 45

Gambar 3.3 Peta Hutan Sekaroh Kabupaten Lombok Timur ... 56

Gambar 3.4. Peta Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru ... 58

Gambar. 4.1 Kondisi Hutan lindung Sekaroh ... 68

Gambar. 4.2 Sosialisasi Hutan Sekaroh Sebagai Hutan Lindung ... 70

Gambar. 4.3 Kegiatan Bertani warga di Hutan Sekaroh ... 73

Gambar 4.4 Salah Satu rumah permanen di Kawasan Hutan Lindung Sekaroh 75 Gambar 4.5 Salah satu contoh pipil... 77

Gambar 4.6 Salah satu meriam peninggalan penjajahan Jepang di pantai Tanjung Ringgit Sekaroh ... 78

Gambar. 4.7. Kondisi Pertanian Warga di Hutan Sekaroh ... 86

Gambar 4.8 Pemanfaatan hutan lindung Sekaroh ... 92

Gambar 4.9 Kondisi hutan lindung Sekaroh menjadi hutan jagung... 92

Gambar 4.10 Pemukiman Warga di hutan Sekaroh ... 93

Pengelolaan Hutan Sekaroh Berbasis masyarakat ... 93

(15)

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 13

Bagan 1 2 Analisis Data Miles & Huberman ... 19

Bagan 2.1 Tahap-tahap kebijakan ... 28

Bagan 2.2 Kerangka kerja sistem yang dikembangkan oleh Eason ... 30

Bagan 23. Model Pembuatan Kebijakan yang dikembangkan oleh Paine dan Naumes ... 31

Bagan 2.4 Hubungan manusia dan hutan ... 37

Baganl 3.1 Struktur Organisasi Pemerintahan DISHUTBUN ... 53

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Amrin, Agus Ahmad. 2014. “ Konflik Agraria (Studi Konflik Agraria Dalam

Proses Sertifikasi Lahan Warga Oleh Pihak Badan Pertanahan Nasional Lombok Utara Di Dusun Badung, Desa Malaka Kecamata Pemenang)”. Skripsi. Malang. Ilmu Pemerintahan,UMM.

Beanal, Yulius. 2013. “ Konflik Antar Suku Di Papua (Study Kasus Kecemburuan

Sosial Dalam Pembagian Hasil Tambang PT Freeport Indonesia Antara SukuAmungme Dengan Suku Dani Di Desa Banti Kecamatan Tembagapura Kabupaten Mimika-Papua). Skrispi, Malang. Ilmu Pemerintahan,UMM.

Doly, Denico. 2011. “Kedudukan Tanah Ulayat Dalam Undang-Undang Tentang

Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Vol. 16 No. 3 September 2011 hal. 439-464

Harrison, Lisa, 2007. “Metodologi Penelitian” Kencana Prenada Media: Jakarta Hasanah, Rahmawati Suryani. 2007. “Partisipasi Masyarakat Dalam Proses

Penyusunan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota Tanjung Pinang (Study tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Penyusunan APBD Kota Tanjung Pinang 2006). Skripsi, Malang. Ilmu Pemerintahan, UMM.

Mahrus, Arsyadi. 2012. “Hutan Rakyat”.UMM Press:Malang.

Marpaung, Leden. 1995. “Tindak Pidana Terhadap Hutan, Hasil Hutan, Dan Satwa” Erlangga:Jakarta.

Sa’id, Mas’ud, 2012. “ Konflik Etnik” Mata Padi Pressindo: Malang

Sahid, Kamarudin. 2011. “memahami Sosiologi Politik” Bogor: Ghalia Indonesia.

Santoso Urip. 2012. “Hukum Agraria” Kencana: Surabaya

Setiadi, Elly M. dkk. (2013) “Pengantar Sosiolgi Politik” Bandung: Kencana Prenamedia Group.

Soetiknjo, Iman. 1982. “Politik Agraria Nasional” Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Soimin, Soedharyo. 1993. “ Status Hak Dan pembebebasan Tanah” Sinar Grafika: Jakarta.

Subarsono. 2005. “Analisis Kebijakan Publik” Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Suharto, Edi. 2005. “Analisi Kebijakan Publik” Alfabet:

Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.

Wahab, Abdul Solichin. 2012. “Analisi Kebijakan”. Bumi Aksara:Malang.

Sumber Internet:

Anas, Yusuf. “Managemen Pembelajaran dan instruksi Pendidikan, (Jogja:

IRCisoD, 2009) hal. 151

http://eprints.walisongo.ac.id/1622/3/093111106_Bab2.pdf (diakses, 5 Maret 2015)

Dewiatmini, Paramita. (Online)

(17)

Hasanah, 2004. (Online) http://digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Master-878-071188830024%20bab%2. (Diakses 5 Maret 2015)

Lestari, Puji. Aman, Hum. Wulandari, Taat. (Online)

http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr...Pd./B-6.PENELITIAN.pdf(diakses 30 november 2014)

Marsuwandi, Nanang. 2014. (Online) http://www.lombokita.com/kabar- lombok/bpn-kesulitan-batalkan-sertifikat-tanah-di-hutan-sekaroh#.VGhEclcaJ_Y (Diakses 16 November 2014) Marsuwandi, Nanang. 2014. (Online)

http://www.lombokita.com/kabar- lombok/dishutbun-lotim-minta-bpn-batalkan-7-sertifikat-tanah-di-hutan-sekaroh#.VGhEe1caJ_Y (Diakses 16 November 2014) MartasutaDjani, Umar. (Online)

Prayitno, Didik. 2008. “Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan

Pemerintah” Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/17075/1/DIDI_PRAYITNO.pdf (Diakses 15 Maret 2015)

Saputra, Harjan. 2014. (Online)

http://m.kompasiana.com/post/read/655241/3/pantai-pink-lombok-pesonamu-begitu-menggoda.html (Diakses 16 November 2014) Sudaryono, 2012 (Online) http://digilib.uinsby.ac.id/872/5/Bab%202.pdf (diakses

5 Maret 2015) Sudijono, Anas. 2012 (online)

http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=1852.doc (Diakses 5 Maret 2015)

Sudiyono, Anas. “Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1996) hlm. 50

http://eprints.walisongo.ac.id/1622/3/093111106_Bab2.pdf (Diakses 5 Maret 2015)

Wahyuni. 2010. (Online) Vol. 14 No. 1

http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01.Wahyuni.pdf(Diakses 27 november 2014)

---. (Online) http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-55-035030207%20Bab%20II.pdf (Diakses 17 November 2014) ---. (Online)

http://documentstore.weebly.com/uploads/4/2/2/7/4227221/budaya_po litik_di_indonesia.pdf (di akses 29 november 2014)

---. (Online) http://eprints.uny.ac.id/8538/3/BAB%202%20-%2008401244022.pdf(Diakses 18 November 2014) ---. (Online)

(18)

---. (Online) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HAND-

OUT%20KULIAH%20ILMU%20POLITIK-SOSIALISASI%20POLITIK%20DAN%20BUDAYA%20POLITIK.p df (diakses 29 november 2014

---. 2014 (Online)

http://Web.Iaincirebon.Ac.Id/Ebook/Moon/Indonesia/Indonesia%20su mmary%20paper-Ind.Pdf (Diakses 14 November 2014)

---.2014. (Online)

http://www.berdikarionline.com/kabar- rakyat/20101127/perjuangan-rakyat-sekaroh-untuk-mendapatkan-lahan.html (Diakses 16 November 2014)

(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Di indonesia terdapat beberapa jenis hutan, yaitu Hutan Negara, Hutan Milik, Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Swaka Alam, Hutan Wisata, dan lainnya. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan mengakibatkan banyaknya alih fungsi (konversi) lahan hutan menjadi lahan pemukiman sehingga terjadi banyak kerusakan hutan.

Berdasarkan data kementerian kehutanan republik indonesia1

terjadi penyusutan luas hutan tiap tahunnya yaitu 1,1 juta hektar atau 2% luas hutan. Dari 130 juta hektar hutan, sekitar 46 juta hektar telah habis di tebang. Luas kerusakanyang terjadi di luar kawasan hutan (hutan hak dan hutan rakyat) seluas 9.629.204 Ha (54%) dan di dalam kawasan hutan (hutan lindung, konservasi dan produksi) seluas 8.431.969 Ha (47%) (Departemen Kehutaan, 2002).Selain faktor pertumbuhan penduduk, penyebab berkurangnya lahan hutan adalah pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan peternakan, terjadi kebakaran, illegaloging (penebangan pohon secara liar) dan eksploitasi hutan yang tidak bertanggungjawab.

Pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan peternakan merupakan salah satu jalan keluar yang dilakukan masyarakat tepian hutan untuk memperoleh lahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3

1

(20)

2

menyatakan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dengan demikian masyarakat dapat memanfaatkan

kekayaan alam untuk kemakmurannya, seperti pemanfaatan lahan hutan. Namun hal tersebut sering menimbulkan perselisihan baik dengan masyarakat maupun dengan pemerintah terkait tata batas kawasan hutan dengan lahan masyarakat dan kepemilikan sertifikat yang sah. Tata batas kawasan hutan yang tidak jelas dan mudahnya memperoleh sertifikat tanah merupakan salah satu penyebab terjadinya permasalahan terkait pemanfaatan lahan hutan. Hal tersebut di sebabkan kurangnya pengawasan dan mudahnya memperoleh data dari pihak pembuat sertifikat.

(21)

3

Hutan Sekaroh memiliki luas 2.834,20 Ha sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 8214/kpts-II/2002 tentang Penetapan Kelompok Hutan Sekaroh. Pada awalnya hutan Sekaroh merupakan tanah negara bebas (Ground Goverment) yang karena kondisinya berupa belukar,hutan rusak, bekas ladang berpindah, sehingga masyarakat membuka lahan pertanian dan peternakan. Namun, akibat pemanfaatan lahan tersebut menimbulkan konflik antara masyarakat dan pemerintah daerah sejak masa orde lama sampai saat ini. Dalam konflik ini masyarakat merasa di rugikan karena mereka menganggap bahwa lahan pertanian dan peternakan yang selama ini mereka manfaatkan telah di ambil oleh pemerintah. Sedangkan pemerintah daerah kabupaten Lombok Timur beranggapan bahwa masyarakat telah melanggar kebijakan pemerintah karena membuka lahan pertanian dan peternakan di kawasan hutan lindung Sekaroh. Dalam penyelesaian permasalahan ini diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat.

Apabila dilihat dari sejarah kedatangan masyarakat ke hutan tersebut, pemerintah daerah yakni DISHUTBUN kabupaten Lombok Timur mendatangkan masyarakat luar atau masyarakat yang bukan penduduk asli desa Sekaroh untuk melakukan reboisasi di hutan tersebut sehingga masyarakat tinggal di hutan dan memanfaatkan lahan hutan Sekaroh tersebut. Setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 8214/kpts-II/2002 tersebut, masyarakat diminta meninggalkan lahan yang sudah lama di garap oleh masyarakat.

(22)

4

Pemahaman warga dalam hal ini adalah pengetahuan warga masyarakat desa lingkar hutan Sekaroh terkait surat keputusan menteri pertanian tentang tata batas kawasan hutan Sekaroh, sejauh mana masyarakat mengerti dan memahami kebijakan tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawan Tri Laksono, dkk dalam

jurnal yang berjudul “Kebijakan Pemanfaatan Hutan Hak Wonosalam studi di

kabupaten Jombang” mengatakan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah daerah kabupaten Jombang terlaksana dengan baik karena terjadi komunikasi yang baik dan informasi yang jelas dan terperinci. Apabila dibandingkan dengan kebijakan pemerintah kabupaten Lombok Timur di hutan Sekaroh, kebijakan yang ada hanya berdasarkan pada surat keputusan menteri. Sehingga apabila melihat kenyataan yang ada komunikasi dan informasi antara pemerintah dan masyarakat sangat kurang, terbukti dengan adanya konflik yang berkepanjangan terkait hutan Sekaroh.

Berkaca dari provinsi kalimantan selatan, luas wilayah hutan yang ada sekitar 1.659.003 Ha, sedangkan jumlah lahan kritis adalah 3.147.646,5 Ha (BP DAS Riam Kanan, 2004)2

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah provinsi kalimatan selatan untuk menyelamatkan kawasan hutan. Namun karena kurangnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan upaya pemerintah tersebut sering gagal. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurjaya (2005); Masserchmindt (1992); Burch (1992) ; Peluso, et al dalam Mahrus Arsyadi (2012)3

mengatakan bahwa pengelolaan hutan melibatkan pasrtisipasi masyarakat pedesaan dengan memberi kesempatan untuk turut memanfaatkan dan mengelola

2

RSimanjuntak (2012) dalam Arsyadi, Mahrus. (2012). “ Hutan Rakyat” UMM Press:Malang

3

(23)

5

hutan menurut pemahaman, pengetahuan, teknologi, pengalaman dan tradisi yang dimilikinya. Sehingga dalam perselisihan hutan Sekaroh ini pemerintah harus memberikan pemahaman dan melibatkan partisipasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan hutan di desa Sekaroh.

Lokasi pemukiman desa Sekaroh yang jauh dari pusat perkotaanjuga mengakibatkan masyarakatnya sangat sulit memperoleh informasi dan tidak memiliki pengetahuan mengenai kebijakan pemerintah. Sehingga menurut Khairuddin dan Syahrir Kube (1997)4

, penyebab rendahnya partisipasi masyarakat karena terbatasnya kemampuan, pendidikan dan kesempatan untuk mendapatkan informasi, serta kesenjangan partisipasi antara elit lokal dengan masyarakat. Apabila partisipasi masyarakat rendah, maka akan mengakibatkan pemahaman terhadap kebijakan pemerintah akan rendah juga.

Dalam memahami kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan lahan hutan Sekaroh, menurut Almond dan Verba (1984) menggolongkan tipe budaya politik menjadi Budaya politik partisipan (Individu dan masyarakatnya telah mempunyai perhatian, kesadaran dan minat yang tinggi terhadap politik pemerintah). Budaya politik subjek (Masyarakat dan individunya telah mempunyai perhatian dan minat terhadap system politik). Budaya politik parokial (Tipe budaya politik yang orientasi politik individu dan masyarakatnya masih sangat rendah). Dari ketiga tipe partisipasi tersebut, akan di ketahui sejauh mana partisipasi masyarakat di desaSekaroh.

Berdasarkan latar belakang, peneliti ingin mengkaji dan menganalisa lebih jauh bagaimana pemahaman warga terhadap kebijakan pemerintah terkait Surat

4

(24)

6

Keputusan Menteri Pertanian nomor: 756/Kpts/Um/10/1982- tentang Peta Tata Batas Kawasan Hutan Sekaroh, yang di perjelas dengan dikeluarkannya surat keptusan menteri kehutanan Nomor: 8214/kpts-II/2002 tentang penetapan kelompok hutan Sekaroh. Dengan demikian peneliti memberikan judul dengan : Pemahaman Warga Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Pemanfaatan Lahan Hutan Indonesia (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur).

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, ingin mengetahui lebih dalam mengenai pemahaman warga terhadap kebijakan pemerintah terkait Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang tata batas kawasan hutan Sekaroh dalam konflik antara para petani desa sekaroh dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DISHUTBUN) dan bagaimana penyelesaian yang akan ditempuh untuk menyelesaikan konflik ini. Sehingga untuk mempermudah penelitian, rumusan masalah dari penelitian akan di buat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana pemahaman warga di hutan Sekaroh terkait kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan hutan di Kawasan Hutan Sekaroh?”

1.3Tujuan Penelitian

(25)

7

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah referensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan bagi mereka yang ingin mengetahui tentang pemahaman warga tentang kebijakan pemerintah terkait surat keputusan menteri pertanian nomor: 756/Kpts/Um/10/1982- tentang Peta Tata Batas Kawasan Hutan Sekaroh Kemudian dikeluarkan surat keputusan menteri kehutanan Nomor: 8214/kpts-II/2002 tentang penetapan kelompok hutan Sekaroh yang terjadi di hutan Sekaroh kecamatan Jerowaru kabupaten Lombok Timur antara petani dan dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN). Selain itu, sebagai literatur bagi pengembang ilmu sosial dan ilmu politik dalam pengembangan sumber daya lokal.

1.4.2Manfaat Praktis

(26)

8

1.5Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah gambaran secara umum tentang konsep atau istilah tertentu yang berkaitan dengan penelitian, yaitu;

1.5.1Pemahaman

Menurut Anas Sudijono (1996) pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Kemudian menurut Winkel dan Mukhtar (Sudaryono,2012) mengemukakan bahwa Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.Sering kita dengar istilah pemahaman dan persepsi, dalam hal ini pemahaman dan persepsi merupakan istilah yang berbeda. Hal ini terlihat dari pengertian pemahaman dan persepsi, menurut Le Bouef (1992) mengatakan bahwa persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami, penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat dan dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa lalu, keadaan, serta psikologi yang benar-benar sama bagi setiap orang, apa yang dipersepsikannya itulah kenyataanya.

(27)

9

Pemahaman warga dalam hal ini adalah kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengerti tentang kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan Hutan Lindung Sekaroh.

1.5.2Warga

Warga Negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Menurut Purwadarminta Warga Negara adalah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara. Warga desa Sekaroh merupakan warga yang berdasarkan keturunan dan kelahiran memiliki kewajiban dan hak penuh di Negara Indonesia.

1.5.3Kebijakan Publik

Kebijakan publik selalu dikaitkan dengan aturan-aturan yang ada dalam suatu negara. Dalam kebijakan, pemerintah dan lingkungannya seperti suatu yang tidak dapat di pisahkan satu dengan lainnyakarena kebijakan publik menurut Thomas R. Dye (1978;1987) dalam solicin abdul wahab (2012) merupakan sesuatu yang dapat dilakukan ataupun tidak dapat dilakukan oleh pemerintah. Meskipun demikian, kebijakan publik setidaknya bertujuan untuk

menyejahterakan rakyat indonesia.

1.5.4Lahan Hutan

(28)

10

merupakan hamparan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, pertanian, peternakan dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. SedangkanHutan menurut Undang-Undang nomor 41 tahun 1999 adalahsuatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adalah penyeimbang bagi kehidupan manusia di bumi, dengan pepohonan yang berfungsi sebagai penghasil oksigen (O2) dan penyerap air untuk menahan bencana alam dan lainnya. Sehingga pengertian lahan hutan adalah hamparan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, pertanian dan peternakan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya.

1.6Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pendefinisian variabel secara operasional yang berdasarkan sifat/karakteristik terhadap suatu fenomena yang diamati dengan menggunakan parameter yang jelas, yaitu;

1.6.1Pemahaman warga terhadap kebijakan

(29)

11

sehingga pemahaman menurut Benyamin Bloom yang di komparasikan dengan budaya politik Almond dan Verba pemahaman di klasifikasikan dalam tiga ranah sebagai berikut:

1. Kognitif, merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Sikap kognitif berkaitan dengan nilai-nilai yang dipeorleh dari informasi yang di analisis, sintesi dan evaluasi sehingga menghasilkan pengetahuan untuk bersikap sesuai dengan pengetahuan yang diyakini.

2. Afektif, yang meliputi perasaan individu terhadap suatu obyek atau subyek. Dalam memahami suatu kebijakan pemerintah, komponen afektif melihat dari pengetahuan yang diyakini benar, baik dan indah.

3. Evaluasi, keputusan atau tindakan individu terhadap suatu subjek atau objek. Orientasi evaluative merupakan campuran antara orientasi kognitif dan aefektif di dalam bentuk keputusan/tindakan.

1.6.2Kebijakan Pemanfaatan Lahan Hutan Sekaroh

Kebijakan pemanfaatan lahan hutan Sekaroh tertera dalam surat keputusan menteri pertanian nomor: 756/Kpts/Um/10/1982- tentang Peta Tata Batas Kawasan Hutan Sekaroh yang selanjutnya disahkan dengan adanya surat keputusan menteri kehutanan Nomor 8214/kpts-II/2002 tentang penetapan kelompok hutan Sekaroh).

(30)

12

jerowaru mengambil lahan hutan lindung sekaroh menjadi lahan pertanian dan peternakan.

b. Akibat dikeluarkannya kebijakan tersebut adalah masyarakat pemilik lahan kehilangan lahan pertanian dan peternakan sebagai tempat mencari nafkah, dan tidak di berikan ganti rugi lahan oleh pemerintah daerah setempat.

1.6.3 Pemanfaatan Lahan Hutan

(31)

13

1.7Kerangka Berpikir

Untuk menggambarkan argumen peneliti di bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Sumber : Data Olahan

Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor: 756/Kpts/Um/10/1982- tentang Peta Tata Batas Kawasan Hutan Sekaroh yang disetujui dengan dikeluarkannya surat keptusan menteri

kehutanan No 8214/kpts-II/2002 tentang

penetapan kelompok hutan Sekaroh.

Bagaimana pemahaman warga di daerah hutan sekaroh terkait kebijakan pemerintah tentang surat keputusan Peta Tata Batas Kawasan Hutan Sekaroh?

Perumusan Masalah

Tujuan

Penelitian Mengetahui pemahaman warga di daerah hutan sekaroh terkait kebijakan pemerintah tentang Peta Tata Batas KawasanHutanSekaroh.

Analisis

1. Isi dan Konteks Kebijakan.

2. Pemanfaatan Lahan hutan Sekaroh

Implementasi kebijakan hutan lindung Sekaroh

Pemahaman warga di hutan lindung Sekaroh terhadap pemanfaatana lahana hutan lindung sekaroh

Kesimpulan

Rekomendasi Hasil

(32)

14

1.8Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan hipotesis dan analisisnya dilakukan secara deskriptif. Menurut J.Moeloeng(1994) dalam

Mas’ud Said (2012) bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif sifatnya holistik untuk memahami realitas sosial, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial (Arifin 1994:4).

1.8.1Jenis Penelitian

(33)

15

1.8.2 Sumber data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ada dua, yaitu: a. Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber, baik berupa lisan maupun tulisan.

Data Primer dalam penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan di sekitar hutan di desa Sekaroh dan orang-orang yang tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b. Sekunder

(34)

16

bagaimana upaya pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat lingkar hutan Sekaroh.

1.8.3Tekhnik Pengumpulan data

a.Observasi yaitu dilakukannya pengamatan atau menggunakan indera langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku (Sanapiah Faisal; 1999). Peneliti melakukan observasi pada dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN) kabuapaten Lombok Timur, BPN (Badan Pertanahan Nasional), pengurus desa dan beberapa masyarakat petani pemilik lahan dan warga sekitar di desa Sekaroh kecamatan Jerowaru.

b.Wawancara mendalam secara langsung dengan responden menggunakan panduan wawancara atau interview guide. Wawancara yang dilakukan dalam pengumpulan data disesuaikan dengan perkembangan interaksi sosial dengan anggota lingkungan sosial bersangkutan (Darsono Wisadirama: 2005) Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa aparat bersangkutan, pengurus desa Sekaroh dan masyarakat (petani penggarap lahan), dan warga desa sekaroh kecamatan jerowaru kabupaten lombok timur.

(35)

17

pertanyaan yang diberikan subyek penelitian di kawasan hutan desa Sekaroh.

1.8.4Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian menggunakan tehnik pengambilan sampel purposive (sampling) yaitu sampel yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini, lazimnya didasarkan pada kriteria atau pertimbangan tertentu (Sanapiah Faisal; 1999). Peneliti memilih beberapa subjek yaitu pemerintah daerah eselon IIB/pemerintah daerah Kabupaten dan masyarakat daerah lingkar Sekaroh diantaranya;

a. Kepala dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN) kabupaten Lombok Timur.

b. Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional) Kabupaten Lombok Timur. c. Kepala Camat Jerowaru kabupaten Lombok Timur

d. Kepala desa Sekaroh kecamatan Jerowaru.

e. Petani penggarap di hutan lindung Sekaroh desa Sekaroh kecamatan Jerowaru.

f. KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) Rinjani Timur Kabupaten Lombok Timur

1.8.5Lokasi Penelitian

(36)

18

Haryono 3, Selong-Lombok Timur, pengurus desa Sekaroh kecamatan Jerowaru kabupaten Lombok Timur dan masyarakat petani pemilik lahan dan petani penggarap. Alasan pemilihan lokasi ini, karena melihat sengketa lahan agraria yang sejak lama tak kunjung memperoleh solusi sehingga dalam penelitian ini hutan sekaroh merupakan lokasi yang tepat.

1.8.6Tekhnik Analisa Data

Analisa data menurut Bogdan & Biklen adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan (Imam Gunawan: 2013:210). Miles dan Huberman (1992) mengemukakan tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu :

Pertama, Reduksi data (Data Reduction) merupakan komponen yang utama dalam analisis data yang mana pada tahap awal reduksi data penulisan memfokuskan masalah, menseleksi data, dan menyederhanakan. Dalam penelitian ini studi diambil secara normative melalui studi literature dan hasil analisi bersifat kualitatif dalam bentuk uraian.

Kedua, paparan data (Data Display) yang perlu dilakukan yaitu menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisi atau tindakan yang lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

(37)

19

pemberian makna dari berbagai data yang telah didapatkan lalu disajikan dalam penyajian data dengan cara logis dan metodolog konfigurasi.

Bagan 1.2 Analisis Data Miles & Huberman

Sumber :Sugiyono, memahami penelitian kualitatif (2014:92)

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data dari subyek penelitian yakni beberapa responden di hutan lindung Sekaroh yang mengetahui dan memahami tentang permasalahan di hutan lindung Sekaroh tersebut. Setelah memperoleh data tentang pemahaman warga terhadap kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan lahan hutan dan hal-hal yang berkaitan dengan hutan Sekaroh, maka peneliti akan melakukan penyajian data untuk memperoleh data yang akurat dan sistematik. Selanjutnya, peneliti akan melakukan reduksi data yang telah diperoleh untuk memperoleh kesimpulan dan verifikasi terkait data penelitian.

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Coclusions:

Referensi

Dokumen terkait

 Guru menyusun kartu bilangan dari 1 sampai dengan 10 secara berurutan  Siswa menirukan guru membaca nama bilangan dari 1 sampai dengan 10 saat. guru menunjukkan

maupun password workbook apabila kita lupa password yang telah kita buat. Aplikasi Jebol Gembok Excel (JGE) merupakan aplikasi add-ins (tambahan) Microsoft

Penelitian bertujuan: (1) untuk mengetahui proses pengelolaan mangrove di Desa Bahoi khususnya dari sapek keterlibatan masyarakat; (2) untuk mengetahui faktor-faktor

In this study, the writer uses board games as a technique in teaching grammar to the students of grade 7 since this game is popular enough among societies, generates

Guna mendukung pencapaian Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan Agenda Pembangunan dan Arahan (Strategi) Presiden dan Wakil Presiden, Sekretariat Kabinet

Ketika Aceh berstatus sebagai Daerah Operasi Militer-era hidup di dalam alam brutalitas negara-maka Banda Aceh juga menjadi panggung aksi politik kekerasan negara yang

Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang prinsip-prinsip dan metode penelitian secara umum dan metode penelitian hukum secara khusus yang akan digunakan

Pemupukan dilakukan dengan cara membuat alur pupuk sekitar jari-jari 1 m dari pokok tanaman karet pada tanah yang telah dibersihkan sebelumnya.. Setelah