Syamsir BS Gangguan Depresi pada Orang Usia Lanjut
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 2 y Juni 2007 147
Gangguan Depresif pada Orang Usia Lanjut
Syamsir B.S. Departemen Psikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RS Haji Adam Malik, Medan
Abstrak: Gangguan depresif dapat terjadi pada orang usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan proses ketuaan maupun penyakit yang dideritanya baik secara fisik maupun psikologik. Gejala-gejala gangguan depresif maupun criteria diagnostic yang dipakai hampir bersamaan dengan yang dijumpai pada kelompok usia lainnya. Selain itu beberapa factor resiko untuk terjadinya gangguan depresif pada orang usia lanjut harus dapat dideteksi sedini mungkin. Tidak terapi yang diberikan terutama adalah terapi farmakologik dan psikoterapi.
Kata kunci: gangguan depresif; usia lanjut
Abstract: Depressive disorder can occur in the elderly. It is associated with late life process and his diseases wether physical diseases or psychological diseases. The signs and symptoms of depressive disorder either diagnostic criteria for the elderly is almost same with for another adult patient. Beside it some risk factors for developing depression in the elderly must early be detected. The treatment for depressive disorder in the elderly mainly pharmacological therapy and psychotherapy.
Keywords: depressive disorder; the elderly
PENDAHULUAN
Pada orang usia lanjut, gangguan depresif merupakan suasana alam perasaan yang utama pada orang usia lanjut dengan penyakit fisik krinik dan kerusakan fungsi kognitif yang disebabkan oleh adanya penderitaan, disabilitas, perhatian keluarga yang kurang serta bertambah buruknya penyakit fisik yang banyak dialaminya(1,2)
.
Selain itu proses-proses sehubungan dengan ketuaan dan penyakit fisik yang dialaminya akan mempengaruhi integritas jalur frontostriatal, amygdale, serta hypocampus, dan meningkatkan kerentanan untuk depresi(1,3)
. Selain itu factor herediter bisa juga berperan sebagian. Adanya musibah yang bersifat psikososial seperti kemiskinan, isolasi social dan lain-lain akan mengundang untuk suatu perubahan fisikogis yang selanjutnya akan meningkatkan kerentanan untuk depresi pada orang usia lanjut yang rentan (1)
.
EPIDEMIOLOGI
Saat ini pada umumnya diterima pendapat yang mengatakan bahwa beban depresi pada orang usia lajut adalah cukup
tinggi(1,2)
. Berdasarkan penelitian, ada sekitar 1 – 4% populasi orang usia lanjut secara umum mengalami gangguan depresi mayor, sedangkan depresi minor sekitar 4 – 3%(1,4)
. Sama dengan kelompok usia lainnya, perbandingan wanita dengan pria yang usia lanjut yang mengalami ganggua depresif adalah sekitar 2: 1(1,5)
.
Faktor penyebab timbulnya gangguan depresif pada orang usia lanjut bisa berupa: a) Faktor biologis
Hal ini bisa berupa factor genetic, gangguan pada otak terutama sistem cerebrovaskular, gangguan neurotransmitter terutama serotonin activity, perubahan endokrin, dll.
b) Faktor psikologik
Ini bisa berupa penyimpangan perilaku, psikodinamik dan kognitif.
c) Faktor social
Hal ini bisa berupa hilangnya status peranan sosialnya, atau hilangnya sokongan social yang selama ini dimilikinya.
Tinjauan Pustaka
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 2 y Juni 2007 148
PATOFISIKOLOGI
Struktur neocortical dorsal mengalami hypometabolik dan struktur limbic ventral mengalami hypermetabolik selama dalam keadaan depresi. Selain itu jalur frontostriatal pada otak memediasi antisipasi yang mengarahkan ke efek yang positif, dan abnormalitasnya bisa menghasilkan satu ketidaksanggupan untuk mendorong antisipasi yang mana akan mempredisposisikan keadaan depresi.
GAMBARAN KLINIK
Pada orang usia lanjut, gambaran klinik dari gangguan depresifnya bisa dijumpai sebagai berikut:
a) Depresi dan Dysphoria(1,2,4,6,7)
Walaupun demikian kadang-kadang mood depresi bisa tidak dijumpai oleh karena pasien menyangkal (denial) perasaan yang demikian.
b) Menangis
Tapi pada pasien pria agak jarang c) Ansietas dan agitasi (4,6)
Pada pasien ini bisa dijumpai: gugup, irritabilitas atau tingkah laku yang mengganggu bersama-sama dengan sintom-sintom ansietas bisa terlihat pada sekitar 80% dari pasien usia lanjut dengan depresi.
d) Menurunnya energi dan fatigue
e) Retardasi fisik
Kondisi ini dapat menjurus pada meningkatnya kesukaran dalam aktifitas kehidupan sehari-hari, diet yang buruk, tak mau makan, dan sebagainya.
f) Defisit kognitif
Hal ini sering terlihat pada orang usia lanjut yang depresif dan kadang-kadang bisa mencapai suatu level yang parah sehingga diduga sedang mengalami pseu-dodementia. Bahkan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Kral & Emery pada tahun 1999 dari sampelnya berkembang menjadi penyakit Alsheimer. (4)
g) Somatisasi
h) Hypokhondriasis
i) Suicide(1,4)
Selain oleh adanya mood yang depresi, gejala suicide pada orang usia lanjut bisa terkait dengan: belum kawin, kesehatan fisik yang memburuk yang bersifat subjektif, disabilitas, rasa sakit, gangguan
sensory, tinggal dirumah perawan atau panti (1)
. Walaupun demikian, ide suicide berhubungan erat dengan keparahan depresi yang dideritanya. (4)
j) Gangguan perilaku.
Hal ini bisa dalam bentuk: penolakan untuk makan, buang air besar dan buang air kecil yang tak terkontrol, menjerit, dan jatuh tearikalitas, tindakan merusak, menggigit, mengaruk atau bertengkar dengan pasien lain.
k) Selain itu pasien depresi usia lanjut sering dijumpai co-morbiditas dengan penyakit-penyakit lain yaitu: (2,5,7)
1. Co-morbiditas dengan gangguan
psikiatrik lainnya antara lain ansietas, dan lain-lain.
2. Co-morbiditas dengan penyakit fisik,
antara lain: penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, Stroke dan penyakit Cardiovaskular, dan lain-lain. l) Gangguan tidur, terutama late insomnia. (7)
Faktor Resiko untuk Perkembangan Terjadinya Depresi pada Usia Lanjut(4)
Hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan untuk dikaitkan dengan perkembangan depresi, dan dapat dipakai sebagai satu cara pengenalan dan mentargetkan kelompok resiko tinggi, yaitu:
1) Penyakit fisik, terutama yang
menimbulkan rasa sakit atau ketidaksanggupan.
2) Merasa kesepian.
3) Ada duka cita saat ini, atau peristiwa
kehidupan buruk yang lain.
4) Gangguan pendengaran.
5) Riwayat keluarga atau masa lalu dengan
depresi.
6) Dementia dini.
7) Penggunaan obat-obatan tertentu seperti:
Steroid, mayor tranquilizer, dan lain-lain. 8) Wanita. Dalam hal ini ratio wanita dengan
pria = 70 : 30
Selain itu dari penelitian yang telah dilakukan didapti bahwa: penyebab yang paling sering terjadinya kematian pada pasien depresi usia lanjut adalah karena kondisi cardiovascular yang bisa berupa: stroke, myocard infarct, dan sebagainya. Kemudian kanker merupakan penyebab kedua yang
Syamsir B.S. Gangguan Depresi pada Orang Usia Lanjut
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 2 y Juni 2007 149 paling sering sebagai penyebab kematian pada
penderita depresi usia lanjut.(8,9)
DIAGNOSIS
Penetapan diagnosis untuk gangguan depresif pada orang usia lanjut dapat mempergunakan kreiteria diagnostic dari D.S.M.-IV atau dari I.C.D.-10.(1,2,4)
MANAJEMEN TERAPI
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala-gejala gangguan depresif, mencegah ide suicide, mencegah relapse atau recurrent dari gejala-gejala, untuk memperbaiki status fungsional dan kognitif serta untuk membantu pasien dalam mengembangkan keterampilannya. (1)
Selain itu E.C.T. harus dipertimbangkan bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap obat antidepressant, atau memiliki depresi berat dengan resiko suicide, dan lain-lain. (1,10)
Obat antidepressant golongan S.S.R.I. dan S.N.R.I. adalah obat antidepressant pilihan, diikuti dengan Bupropion dan Mirtazapine. Sedangkan beberapa jenis obat antidepressant seperti: Amitriptyline, maprotyline, dan lain-lain harus dihindari. (10)
KESIMPULAN
Gangguan depresif merupakan salah satu gangguan mental emosional yang cukup sering dijumpai pada orang usia lanjut. Hal ini dapat disebabkan oleh karena factor penyebab dari gangguan depresif begitu besar kemungkinan akan dialami oleh orang usia lanjut. Dilain pihak, walaupun terapi untuk gangguan depresif tersebut bisa diloaksanakan namun hasilnya tidaklah dapat mencapai hasil yang maksimal, mengingat kekurangan secara fisik dan psikososial pada orang usia lanjut tidaklah dikembalikan seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alexopoulos, G.S.: Depression in the
Elderly; Lancet, 2005, 365: 1961-1970.
2. Blazer, D.G.: Depression in late life:
Review and Commentary; the Journals of Gerontology; Mar 2003; 58A,3.
3. Alexopoulos, G.S.: Frontostriatal and
Limbic Dysfunction in Late Life Depression; The American Journal of Geriatric Psychiatry; Nov/Dec 2002; 10,6.
4. Evans, M., Mottram, P.: Diagnosis of
Depression in Elderly Patients; Adnamces in Psychiatric Treatment; 2000, Vol; 6, pp: 49-56.
5. Tweedy, K., Morrison, M.F., De Michele,
S.G.: Depression in Elderly Women; Psychiatric Annals, Jul 2002, 32, 7; Academic Research Library, p. 417.
6. Heeren. O. et al: Association of
Depression With Agitation in Elderly Nursing home Residents; Journal Geriatric Psychiatry Neurol, 2003, 16: 4-7
7. Nelson, J.C., Clary, C.M., Leon, A.C.,
Schneider, L.S.: Symptoms of Late Life Depression: Frequency and Change During treatment.: The American Journal of Geriatric Psychiatry, Jun 2005; 13,6.
8. Stevens, D.C., et al: Sociodermographic
and Clinical Predictor of Mortality in Geriatric Depression; The American Journal of Geriatric Psychiatry, Sep/Oct 2002, 10, 5.
9. Kales, H.C., Maixner, D.F., Mellow,
A.M.: Cerebrovascular Disease and Late Life Depression: The American Journal of Geriatric Psychiatry, Feb 2005, 13,2.
10.Frazer, C.J., Christense, H. Griffiths,
K.M.; Effectiveness of Treatment for Depression in Older People; Medical Journal of Australia, Jun 20, 2005, 182,12.