• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Pendengaran Akibat Bising

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gangguan Pendengaran Akibat Bising"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GAN GGUAN PEN D EN GARAN AKI BAT BI SI N G

D r . An dr in a Yu n it a M u r n i Ra m be

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n

Ba gia n I lm u Pe n ya k it Te lin ga H idu n g Te n ggor ok a n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NI HL ) adalah t uli akibat t erpapar oleh bising yang cukup keras dalam j angka w akt u yang cukup lam a dan biasanya diakibat kan oleh bising lingkungan kerj a.1,2 Tuli akibat bising m erupakan j enis ket ulian sensorineural yang paling sering dij um pai set elah presbikusis.3,4

Secara um um bising adalah bunyi yang t idak diinginkan. Bising yang int ensit asnya 85 desibel ( dB ) at au lebih dapat m enyebabkan kerusakan resept or pendengaran Cort i pada t elinga dalam . Sifat ket uliannya adalah t uli saraf koklea dan biasanya t erj adi pada kedua t elinga. 1,5

Banyak hal yang m em perm udah seseorang m enj adi t uli akibat t erpapar bising ant ara lain int ensit as bising yang lebih t inggi, berfrekw ensi t inggi, lebih lam a t erpapar bising, kepekaan individu dan fakt or lain yang dapat m enim bulkan ket ulian. 1,2

Bising indust ri sudah lam a m erupakan m asalah yang sam pai sekarang belum bisa dit anggulangi secara baik sehingga dapat m enj adi ancam an serius bagi pendengaran para pekerj a, karena dapat m enyebabkan kehilangan pendengaran yang sifat nya perm anen. Sedangkan bagi pihak indust ri, bising dapat m enyebabkan kerugian ekonom i karena biaya gant i rugi.6,7 Oleh karena it u unt uk m encegahnya diperlukan pengaw asan t erhadap pabrik dan pem eriksaan t erhadap pendengaran para pekerj a secara berkala.7

AN ATOM I

Labirin ( t elinga dalam ) m engandung organ pendengaran dan keseim bangan, t erlet ak pada pars pet rosa os t em poral.8,9

Labirin t erdiri dari :

1. Labirin bagian t ulang, t erdiri dari : kanalis sem isirkularis, vest ibulum dan koklea.

2. Labirin bagian m em bran, yang t erlet ak didalam labirin bagian t ulang, t erdiri dari : kanalis sem isirkularis, ut rikulus, sakulus, sakus dan dukt us endolim fat ikus sert a koklea.

Ant ara labirin bagian t ulang dan m em bran t erdapat suat u ruangan yang berisi cairan perilim fe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filt rasi dari darah. Didalam labirin bagian m em bran t erdapat cairan endolim fe yang diproduksi oleh st ria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolim fat ikus.8,9

Ve st ibu lu m

(2)

ut rikuli t erlet ak disebelah belakang at as daerah ini. Pada dinding post erior t erdapat m uara dari kanalis sem isirkularis dan bagian ant erior berhubungan dengan skala vest ibuli koklea.10

Ka n a lis Se m isir k u la r is

Terdapat 3 buah kanalis sem isirkularis : superior, post erior dan lat eral yang m em bent uk sudut 90° sat u sam a lain. Masing- m asing kanal m em bent uk 2/ 3 lingkaran, berdiam et er ant ara 0,8 – 1,0 m m dan m em besar ham pir dua kali lipat pada bagian am pula. Pada vest ibulum t erdapat 5 m uara kanalis sem isirkularis dim ana kanalis superior dan post erior bersat u m em bent uk krus kom m une sebelum m em asuki vest ibulum .8,10

Kok le a

Terlet ak didepan vest ibulum m enyerupai rum ah siput dengan panj ang ± 30 – 35 m m . Koklea m em bent uk 2 ½ - 2 ¾ kali put aran dengan sum bunya yang disebut m odiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari art eri vert ebralis.8,10 Kem udian serabut saraf ini berj alan ke lam ina spiralis ossea unt uk m encapai sel- sel sensorik organ Cort i. Koklea bagian t ulang dibagi dua oleh suat u sekat . Bagian dalam sekat ini adalah lam ina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lam ina spiralis m em branasea, sehingga ruang yang m engandung perilim fe t erbagi 2 yait u skala vest ibuli dan skala t im pani. Kedua skala ini bert em u pada uj ung koklea yang disebut helikot rem a. Skala vest ibuli beraw al pada foram en ovale dan skala t im pani berakhir pada foram en rot undum . Pert em uan ant ara lam ina spiralis ossea dan m em branasea kearah perifer m em bent uk suat u m em bran yang t ipis yang disebut m em bran Reissner yang m em isahkan skala vest ibuli dengan skala m edia ( dukt us koklearis ) . Dukt us koklearis berbent uk segit iga, dihubungkan dengan labirin t ulang oleh j aringan ikat penyam bung periost eal dan m engandung end organ dari N. koklearis dan organ Cort i. Dukt us koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perant araan dukt us Reuniens. Organ Cort i t erlet ak diat as m em bran basilaris yang m engandung organel- organel pent ing unt uk m ekanism e saraf perifer pendengaran. Organ Cort i t erdiri dari sat u baris sel ram but dalam yang berisi kira- kira 3000 sel dan 3 baris sel ram but luar yang berisi kira- kira 12.000 sel. Sel- sel ini m enggant ung lew at lubang- lubang lengan horizont al dari suat u j ungkat - j ungkit yang dibent uk oleh sel- sel penyokong. Uj ung saraf aferen dan eferen m enem pel pada uj ung baw ah sel ram but . Pada perm ukaan sel ram but t erdapat st rereosilia yang m elekat pada suat u selubung yang cenderung dat ar yang dikenal sebagai m em bran t ekt oria. Mem bran t ekt oria disekresi dan disokong oleh lim bus.8,10,11

Sa k u lu s da n u t r ik u lu s

Terlet ak didalam vest ibulum yang dilapisi oleh perilim fe kecuali t em pat m asuknya saraf didaerah m akula. Sakulus j auh lebih kecil dari ut rikulus t et api st rukt urnya sam a.10 Sakulus dan ut rikulus ini berhubungan sat u sam a lain dengan perant araan dukt us ut rikulo- sakkularis yang bercabang m enj adi dukt us endolim fat ikus dan berakhir pada suat u lipat an dari duram at er pada bagian belakang os piram idalis yang disebut sakkus endolim fat ikus. Saluran ini bunt u.9

Sel- sel persepsi disini sebagai sel- sel ram but yang dikelilingi oleh sel- sel penunj ang yang t erlet ak pada m akula. Pada sakulus t erdapat m akula sakuli dan pada ut rikulus t erdapat m akula ut rikuli.9

Pe r da r a h a n

(3)

m erupakan suat u end art eri dan t idak m em punyai pem buluh darah anast om osis. Set elah m em asuki m eat us akust ikus int ernus, art eri ini bercabang 3 yait u : 8- 10

1. Art eri vest ibularis ant erior yang m endarahi m akula ut rikuli, sebagian m akula sakuli, krist a am pularis, kanalis sem isirkularis superior dan lat eral sert a sebagian dari ut rikulus dan sakulus.

2. Art eri vest ibulokoklearis, m endarahi m akula sakuli, kanalis sem isirkularis post erior, bagian inferior ut rikulus dan sakulus sert a put aran basal dari koklea.

3. Art eri koklearis yang m em asuki m odiolus dan m enj adi pem buluh- pem buluh art eri spiral yang m endarahi organ Cort i, skala vest ibuli, skala t im pani sebelum berakhir pada st ria vaskularis.

Aliran vena pada t elinga dalam m elalui 3 j alur ut am a. Vena audit ori int erna m endarahi put aran t engah dan apikal koklea. Vena akuadukt us koklearis m endarahi put aran basiler koklea, sakulus dan ut rikulus dan berakhir pada sinus pet rosus inferior. Vena akuadukt us vest ibularis m endarahi kanalis sem isirkularis sam pai ut rikulus. Vena ini m engikut i dukt us endolim fat ikus dan m asuk ke sinus sigm oid.8

Pe r sa r a fa n

N. akust ikus bersam a N. fasialis m asuk ke dalam porus dari m eat us akust ikus int ernus dan bercabang dua sebagai N. vest ibularis dan N. koklearis. Pada dasar m eat us akust ikus int ernus t erlet ak ganglion vest ibulare dan pada m odiolus t erlet ak ganglion spirale.9

FI SI OLOGI PEN D EN GARAN

Get aran suara dit angkap oleh daun t elinga yang dit eruskan ke liang t elinga dan m engenai m em bran t im pani sehingga m em bran t im pani berget ar. Get aran ini dit eruskan ke t ulang- t ulang pendengaran yang berhubungan sat u sam a lain. Selanj ut nya st apes m enggerakkan foram en ovale yang j uga m enggerakkan perilim fe dalam skala vest ibuli. Get aran dit eruskan m elalui m em bran Reissner yang m endorong endolim fe dan m em bran basalis ke arah baw ah dan perilim fe dalam skala t im pani akan bergerak sehingga foram en rot undum t erdorong ke arah luar. Pada w akt u ist irahat , uj ung sel ram but Cort i berkelok, dan dengan t erdorongnya m em bran basal, uj ung sel ram but it u m enj adi lurus. Rangsangan fisik ini berubah m enj adi rangsangan list rik akibat adanya perbedaan ion Nat rium dan Kalium yang dit eruskan ke cabang- cabang N. VI I I , kem udian m eneruskan rangsangan it u ke pusat sensorik pendengaran di ot ak m elalui saraf pusat yang ada di lobus t em poralis.1

FI SI OLOGI VESTI BULER

Kanalis sem isirkularis m erupakan alat keseim bangan dinam ik dan t erangsang oleh gerakan yang m elingkar, sehingga kem ana saj a arah kepala, asal gerakan it u m em bent uk put aran, m aka gerakan it u akan t ert angkap oleh salah sat u, dua at au ket iga kanalis sem isirkularis bersam a- sam a. Pada m anusia, kanalis sem isirkularis horizont al yang m em punyai peran dom inan oleh karena m anusia banyak bergerak secara horizont al.12

(4)

Dalam keadaan diam , gravit asi berpengaruh t erhadap ut rikulus m aupun sakulus. Hubungan sist em vest ibuler dengan ot ot - ot ot m at a erat sekali, sehingga sem ua gerakan endolim fe selalu diikut i oleh gerakan bola m at a. Sist em vest ibuler berhubungan dengan sist em t ubuh yang lain, sehingga kelainan sist em vest ibuler bisa m enim bulkan gej ala pada sist em t ubuh yang bersangkut an. 12

D EFI N I SI

Bising adalah suara at au bunyi yang m engganggu at au t idak dikehendaki.1,6 Dari definisi ini m enunj ukkan bahw a sebenarnya bising it u sangat subyekt if, t ergant ung dari m asing- m asing individu, w akt u dan t em pat t erj adinya bising.6 Sedangkan secara audiologi, bising adalah cam puran bunyi nada m urni dengan berbagai frekw ensi.1

Cacat pendengaran akibat kerj a ( occupat ional deafness / noise induced hearing loss ) adalah hilangnya sebahagian at au seluruh pendengaran seseorang yang bersifat perm anen, m engenai sat u at au kedua t elinga yang disebabkan oleh bising t erus m enerus dilingkungan t em pat kerj a. Dalam lingkungan indust ri, sem akin t inggi int ensit as kebisingan dan sem akin lam a w akt u pem aparan kebisingan yang dialam i oleh para pekerj a, sem akin berat gangguan pendengaran yang dit im bulkan pada para pekerj a t ersebut .6,13

KEKERAPAN

Tuli akibat bising m erupakan t uli sensorineural yang paling sering dij um pai set elah presbikusis. Lebih dari 28 j ut a orang Am erika m engalam i ket ulian dengan berbagai m acam deraj at , dim ana 10 j ut a orang diant aranya m engalam i ket ulian akibat t erpapar bunyi yang keras pada t em pat kerj anya.4 Sedangkan Sat aloff dan Sat aloff ( 1987 ) m endapat i sebanyak 35 j ut a orang Am erika m enderit a ket ulian dan 8 j ut a orang diant aranya m erupakan t uli akibat kerj a.5

Oet om o, A dkk ( Sem arang, 1993 ) dalam penelit iannya t erhadap 105 karyaw an pabrik dengan int ensit as bising ant ara 79 s/ d 100 dB didapat i bahw a sebanyak 74 t elinga belum t erj adi pergeseran nilai am bang, sedangkan sebanyak 136 t elinga t elah m engalam i pergeseran nilai am bang dengar, deraj at ringan sebanyak 116 t elinga ( 55,3% ) , deraj at sedang 17 ( 8% ) dan deraj at berat 3 ( 1,4% ) . 7

Kam al, A ( 1991 ) m elakukan penelit ian t erhadap pandai besi yang berada di sekit ar kot a Medan. I a m endapat kan sebanyak 92,30 % dari pandai besi t ersebut m enderit a sangkaan NI HL.16

Sedangkan Harnit a, N ( 1995 ) dalam suat u penelit ian t erhadap karyaw an pabrik gula m endapat i sebanyak 32,2% m enderit a sangkaan NI HL.17

ETI OLOGI

Fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pem aparan kebisingan :1 ,3 ,6 ,1 3 1. I nt ensit as kebisingan

2. Frekw ensi kebisingan

3. Lam anya w akt u pem aparan bising 4. Kerent anan individu

5. Jenis kelam in 6. Usia

(5)

I n t e n sit a s da n w a k t u pa pa r a n bisin g ya n g dipe r k e n a n k a n

Tabel 1. I nt ensit as bunyi dan w akt u paparan yang diperkenankan sesuai dengan Depart em en

Tenaga Kerj a 1994 – 1995 ( dikut ip dari kepust akaan 2 )

PEN GARUH KEBI SI N GAN PAD A PEN D EN GARAN

Perubahan am bang dengar akibat paparan bising t ergant ung pada frekw ensi bunyi, int ensit as dan lam a w akt u paparan, dapat berupa :2,13

1. Adapt asi

Bila t elinga t erpapar oleh kebisingan m ula- m ula t elinga akan m erasa t erganggu oleh kebisingan t ersebut , t et api lam a- kelam aan t elinga t idak m erasa t erganggu lagi karena suara t erasa t idak begit u keras sepert i pada aw al pem aparan. 2. Peningkat an am bang dengar sem ent ara

Terj adi kenaikan am bang pendengaran sem ent ara yang secara perlahan-lahan akan kem bali sepert i sem ula. Keadaan ini berlangsung beberapa m enit sam pai beberapa j am bahkan sam pai beberapa m inggu set elah pem aparan. Kenaikan am bang pendengaran sem ent ara ini m ula- m ula t erj adi pada frekw ensi 4000 Hz, t et api bila pem eparan berlangsung lam a m aka kenaikan nilai am bang pendengaran sem ent ara akan m enyebar pada frekw ensi sekit arnya. Makin t inggi int ensit as dan lam a w akt u pem aparan m akin besar perubahan nilai am bang pendengarannya. Respon t iap individu t erhadap kebisingan t idak sam a t ergant ung dari sensit ivit as m asing- m asing individu.

3. Peningkat an am bang dengar m enet ap

Kenaikan t erj adi set elah seseorang cukup lam a t erpapar kebisingan, t erut am a t erj adi pada frekw ensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak dit em ukan dan bersifat perm anen, t idak dapat disem buhkan . Kenaikan am bang pendengaran yang m enet ap dapat t erj adi set elah 3,5 sam pai 20 t ahun t erj adi pem aparan, ada yang m engat akan baru set elah 10- 15 t ahun set elah t erj adi pem aparan. Penderit a m ungkin t idak m enyadari bahw a pendengarannya t elah berkurang dan baru diket ahui set elah dilakukan pem eriksaan audiogram .

Hilangnya pendengaran sem ent ara akibat pem aparan bising biasanya sem buh set elah ist irahat beberapa j am ( 1 – 2 j am ) . Bising dengan int ensit as t inggi dalam w akt u yang cukup lam a ( 10 – 15 t ahun ) akan m enyebabkan robeknya sel- sel ram but organ Cort i sam pai t erj adi dest ruksi t ot al organ Cort i. Proses ini belum j elas t erj adinya, t et api m ungkin karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalam w akt u lam a dapat m engakibat kan perubahan m et abolism e dan vaskuler sehingga t erj adi kerusakan degenerat if pada st rukt ur sel- sel ram but organ Cort i. Akibat nya t erj adi kehilangan pendengaran yang perm anen. Um um nya frekw ensi pendengaran yang m engalam i penurunan int ensit as adalah ant ara 3000 – 6000 Hz dan kerusakan alat

I nt ensit as bising ( dB )

Wakt u paparan Per hari dalam j am 85

87,5 90 92,5

95 100 105 110

(6)

Cort i unt uk resept or bunyi yang t erberat t erj adi pada frekw ensi 4000 Hz ( 4 K not ch) .1,3,4,6 I ni m erupakan proses yang lam bat dan t ersem bunyi, sehingga pada t ahap aw al t idak disadari oleh para pekerj a. Hal ini hanya dapat dibukt ikan dengan pem eriksaan audiom et ri. Apabila bising dengan int ensit as t inggi t ersebut t erus berlangsung dalam w akt u yang cukup lam a, akhirnya pengaruh penurunan pendengaran akan m enyebar ke frekw ensi percakapan ( 500 – 2000 Hz ) . Pada saat it u pekerj a m ulai m erasakan ket ulian karena t idak dapat m endengar pem bicaraan sekit arnya.6

PEM BAGI AN

Secara um um efek kebisingan t erhadap pendengaran dapat dibagi at as 2 kat egori yait u : 5,14,15

1. Noise I nduced Tem porary Threshold Shift ( TTS ) 2. Noise I nduced Perm anent Threshold Shift ( NI PTS )

N OI SE I N D UCED TEM PORARY TH RESH OLD SH I FT ( N I TTS )

Seseorang yang pert am a sekali t erpapar suara bising akan m engalam i berbagai perubahan, yang m ula- m ula t am pak adalah am bang pendengaran bert am bah t inggi pada frekw ensi t inggi. Pada gam baran audiom et ri t am pak sebagai “ not ch “ yang curam pada frekw ensi 4000 Hz, yang disebut j uga acoust ic not ch.15

Pada t ingkat aw al t erj adi pergeseran am bang pendengaran yang bersifat sem ent ara, yang disebut j uga NI TTS. Apabila berist irahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kem bali norm al. 15

N OI SE I N D UCED PERM AN EN T TH RESH OLD SH I FT ( N I PTS )

Didalam prakt ek sehari- hari sering dit em ukan kasus kehilangan pendengaran akibat suara bising, dan hal ini disebut dengan “ occupat ional hearing loss “ at au kehilangan pendengaran karena pekerj aan at au nam a lainnya ket ulian akibat bising indust ri.15

Dikat akan bahw a unt uk m erubah NI TTS m enj adi NI PTS diperlukan w akt u bekerj a dilingkungan bising selam a 10 – 15 t ahun, t et api hal ini bergant ung j uga kepada :15

1. t ingkat suara bising

2. kepekaan seseorang t erhadap suara bising

NI PTS biasanya t erj adi disekit ar frekw ensi 4000 Hz dan perlahan- lahan

m eningkat dan m enyebar ke frekw ensi sekit arnya. NI PTS m ula- m ula t anpa keluhan, t et api apabila sudah m enyebar sam pai ke frekw ensi yang lebih rendah ( 2000 dan 3000 Hz ) keluhan akan t im bul. Pada m ulanya seseorang akan m engalam i kesulit an unt uk m engadakan pem bicaraan di t em pat yang ram ai, t et api bila sudah m enyebar ke frekw ensi yang lebih rendah m aka akan t im bul kesulit an unt uk m endengar suara yang sangat lem ah. Not ch berm ula pada frekw ensi 3000 – 6000 Hz, dan set elah beberapa w akt u gam baran audiogram m enj adi dat ar pada frekw ensi yang lebih t inggi. Kehilangan pendengaran pada frekw ensi 4000 Hz akan t erus bert am bah dan m enet ap set elah 10 t ahun dan kem udian perkem bangannya m enj adi lebih lam bat .15

PATOGEN ESI S

(7)

ram but m at i dan digant ikan oleh j aringan parut . Sem akin t inggi int ensit as paparan bunyi, sel- sel ram but dalam dan sel- sel penunj ang j uga rusak. Dengan sem akin luasnya kerusakan pada sel- sel ram but , dapat t im bul degenerasi pada saraf yang j uga dapat dij um pai di nukleus pendengaran pada bat ang ot ak. 18

Pe r u ba h a n a n a t om i ya n g be r h u bu n ga n de n ga n pa pa r a n bisin g

Dari sudut m akrom ekanikal ket ika gelom bang suara lew at , m em brana basilaris m eregang sepanj ang sisi ligam ent um spiralis, dim ana bagian t engahnya t idak disokong. Pada daerah ini t erj adi penyim pangan yang m aksim al. Sel- sel penunj ang disekit ar sel ram but dalam j uga sering m engalam i kerusakan akibat paparan bising yang sangat kuat dan hal ini kem ungkinan m erupakan penyebab m engapa baris pert am a sel ram but luar yang bagian at asnya bersinggungan dengan

phalangeal process dari sel pilar luar dan dalam m erupakan daerah yang paling sering rusak.

Bagaim ana energi m ekanis dit ransduksikan kedalam perist iw a int raseluler yang m em acu pelepasan neurot ransm it t er ? Saluran t ransduksi berada pada m em bran plasm a pada m asing- m asing silia, baik didaerah t ip at au sepanj ang t angkai ( shaft ) , yang dikont rol oleh t ip links, yait u j em bat an kecil diant ara silia bagian at as yang berhubungan sat u sam a lain. Gerakan m ekanis pada barisan yang paling at as m em buka ke saluran m enyebabkan influks K+ dan Ca+ + dan m enghasilkan depolarisasi m em bran plasm a. Pergerakan daerah yang berlaw anan akan m enut up saluran sert a m enurunkan j um lah depolarisasi m em bran. Apabila depolarisasi m encapai t it ik krit is dapat m em acu perist iw a int raseluler.

Telah diket ahui bahw a sel ram but luar m em iliki sedikit afferen dan banyak efferen. Gerakan m ekanis m em brana basilaris m erangsang sel ram but luar berkont raksi sehingga m eningkat kan gerakan pada daerah st im ulasi dan m eningkat kan gerakan m ekanis yang akan dit eruskan ke sel ram but dalam dim ana neurot ransm isi t erj adi. Kerusakan sel ram but luar m engurangi sensit ifit as dari bagian koklea yang rusak.

Kekakuan silia berhubungan dengan t ip links yang dapat m eluas ke daerah basal m elalui lapisan kut ikuler sel ram but . Liberm an dan Dodds ( 1987) m em perlihat kan keadaan akut dan kronis pada aw al kej adian dan kem udian pada st im ulasi yang lebih t inggi, frakt ur daerah basal dan hubungan dengan hilangnya sensit ifit as saraf akibat bising. Frakt ur daerah basal m enyebabkan kem at ian sel. Paparan bising dengan int ensit as rendah m enyebabkan kerusakan m inim al silia, t anpa frakt ur daerah basal at au kerusakan t ip links yang luas. Tet api suara dengan int ensit as t inggi dapat m enyebabkan kerusakan t ip links sehingga m enyebabkan kerusakan yang berat , frakt ur daerah basal dan perubahan- perubahan sel yang irreversibel.19

PERUBAH AN H I STOPATOLOGI TELI N GA AKI BAT KEBI SI N GAN

Lokasi dan perubahan hist opat ologi yang t erj adi pada t elinga akibat kebisingan adalah sebagai berikut :13

1. Kerusakan pada sel sensoris

a. degenerasi pada daerah basal dari dukt us koklearis b. pem bengkakan dan robekan dari sel- sel sensoris c. anoksia

2. Kerusakan pada st ria vaskularis

Suara dengan int ensit as t inggi dapat m enyebabkan kerusakan st ria vaskularis oleh karena penurunan bahkan penghent ian aliran darah pada st ria vaskularis dan ligam en spiralis sesudah t erj adi rangsangan suara dengan int ensit as t inggi.

(8)

Keadaan ini m asih banyak dipert ent angkan, t et api pada um um nya kerusakan ini m erupakan akibat sekunder dari kerusakan- kerusakan sel- sel sensoris.

4. Hidrops endolim f GAM BARAN KLI N I S

Tuli akibat bising dapat m em pengaruhi diskrim inasi dalam berbicara ( speech discrim inat ion ) dan fungsi sosial. Gangguan pada frekw ensi t inggi dapat m enyebabkan kesulit an dalam m enerim a dan m em bedakan bunyi konsonan. Bunyi dengan nada t inggi, sepert i suara bayi m enangis at au deringan t elepon dapat t idak didengar sam a sekali. Ket ulian biasanya bilat eral. Selain it u t innit us m erupakan gej ala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat m engganggu ket aj am an pendengaran dan konsent rasi.4

Secara um um gam baran ket ulian pada t uli akibat bising ( noise induced hearing loss ) adalah : 14

1. Bersifat sensorineural 2. Ham pir selalu bilat eral

3. Jarang m enyebabkan t uli deraj at sangat berat ( profound hearing loss ) Deraj at ket ulian berkisar ant ara 40 s/ d 75 dB.

4. Apabila paparan bising dihent ikan, t idak dij um pai lagi penurunan pendengaran yang signifikan.

5. Kerusakan t elinga dalam m ula- m ula t erj adi pada frekw ensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dim ana kerusakan yang paling berat t erj adi pada frekw ensi 4000 Hz.

6. Dengan paparan bising yang konst an, ket ulian pada frekw ensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan m encapai t ingkat yang m aksim al dalam 10 – 15 t ahun.

Selain pengaruh t erhadap pendengaran ( audit ory ) , bising yang berlebihan j uga m em punyai pengaruh non audit ory sepert i pengaruh t erhadap kom unikasi w icara, gangguan konsent rasi, gangguan t idur sam pai m em icu st ress akibat gangguan pendengaran yang t erj adi.1- 3,12,13

D I AGN OSI S

Didalam m enegakkan diagnosis NI HL, ahli THT harus m elakukan anam nesis yang t elit i, pem eriksaan fisik sert a pem eriksaan audiologik.18 Dari anam nesis didapat i riw ayat penah bekerj a at au sedang bekerj a di lingkungan bising dalam j angka w akt u yang cukup lam a, biasanya lebih dari 5 t ahun. Sedangkan pada pem eriksaan ot oskopik t idak dit em ukan kelainan.1,2

Pada pem eriksaan t es penala didapat kan hasil Rinne posit ip, Weber lat eralisasi ke t elinga yang pendengarannya lebih baik dan Schw abach m em endek. Kesan j enis ket uliannya adalah t uli sensorineural yang biasanya m engenai kedua t elinga.1,2

Ket ulian t im bul secara bert ahap dalam j angka w akt u bert ahun- t ahun, yang biasanya t erj adi dalam 8 – 10 t ahun pert am a paparan.5 Pem eriksaan audiom et ri nada m urni didapat kan t uli sensorineural pada frekw ensi t inggi

( um um nya 3000 – 6000 Hz ) dan pada frekw ensi 4000 Hz sering t erdapat t akik ( not ch ) yang pat ognom onik unt uk j enis ket ulian ini.1,2,5

Sedangkan pem eriksaan audiologi khusus sepert i SI SI ( Short I ncrem ent Sensit ivit y I ndex ) , ABLB ( Alt ernat e Binaural Loudness Balance ) dan Speech Audiom et ry m enunj ukkan adanya fenom ena rekrut m en

( recruit m ent ) yang khas unt uk t uli saraf koklea.1,2

(9)

1. Riw ayat t im bulnya ket ulian dan progresifit asnya.

2. Riw ayat pekerj aan, j enis pekerj aan dan lam anya bekerj a. 3. Riw ayat penggunaan prot eksi pendengaran.

4. Menelit i bising di t em pat kerj a, unt uk m enent ukan int ensit as dan durasi bising yang m enyebabkan ket ulian.

5. Hasil pem eriksaan audiom et ri sebelum kerj a dan berkala selam a kerj a. Pent ingnya m enget ahui t ingkat pendengaran aw al para pekerj a dengan m elakukan pem eriksaan audiom et ri sebelum bekerj a adalah bila audiogram m enunj ukkan ket ulian, m aka dapat diperkirakan berkurangnya pendengaran t ersebut akibat kebisingan di t em pat kerj a.

6. I dent ifikasi penyebab unt uk m enyingkirkan penyebab ket ulian non indust rial sepert i riw ayat penggunaan obat - obat ot ot oksik at au riw ayat penyakit sebelum nya.

PEN ATALAKSAN AAN

Sesuai dengan penyebab ket ulian, penderit a sebaiknya dipindahkan kerj anya dari lingkungan bising. Bila t idak m ungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung t elinga yait u berupa sum bat t elinga ( ear plugs ) , t ut up t elinga ( ear m uffs

) dan pelindung kepala ( helm et ) . 1

Oleh karena t uli akibat bising adalah t uli saraf koklea yang bersifat m enet ap ( irreversible ) , bila gangguan pendengaran sudah m engakibat kan kesulit an berkom unikasi dengan volum e percakapan biasa, dapat dicoba pem asangan alat bant u dengar ( ABD ) . Apabila pendengarannya t elah sedem ikian buruk, sehingga dengan m em akai ABD pun t idak dapat berkom unikasi dengan adekuat , perlu dilakukan psikot erapi supaya pasien dapat m enerim a keadaannya. Lat ihan pendengaran ( audit ory t raining ) j uga dapat dilakukan agar pasien dapat m enggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dibant u dengan m em baca ucapan bibir ( lip reading ) , m im ik dan gerakan anggot a badan sert a bahasa isyarat unt uk dapat berkom unikasi.1,5

PROGN OSI S

Oleh karena j enis ket ulian akibat t erpapar bising adalah t uli saraf koklea yang sifat nya m enet ap, dan t idak dapat diobat i secara m edikam ent osa m aupun pem bedahan, m aka prognosisnya kurang baik. Oleh sebab it u yang t erpent ing adalah pencegahan t erj adinya ket ulian.1,13

PEN CEGAH AN

Tuj uan ut am a perlindungan t erhadap pendengaran adalah unt uk m encegah t erj adinya NI HL yang disebabkan oleh kebisingan di lingkungan kerj a.

Program ini t erdiri dari 3 bagian yait u : 13 1. Pengukuran pendengaran

Test pendengaran yang harus dilakukan ada 2 m acam , yait u : a. Pengukuran pendengaran sebelum dit erim a bekerj a. b. Pengukuran pendengaran secara periodik.

2. Pengendalian suara bising

Dapat dilakukan dengan 2 cara yait u :

a. Melindungi t elinga para pekerj a secara langsung dengan m em akai ear m uff ( t ut up t elinga ) , ear plugs ( sum bat t elinga ) dan helm et ( pelindung kepala ) .

b. Mengendalikan suara bising dari sum bernya, dapat dilakukan dengan cara :

(10)

- m enem pat kan suara bising ( m esin ) didalam suat u ruangan yang t erpisah dari pekerj a

3. Analisa bising

Analisa bising ini dikerj akan dengan j alan m enilai int ensit as bising, frekw ensi bising, lam a dan dist ribusi pem aparan sert a w akt u t ot al pem aparan bising. Alat ut am a dalam pengukuran kebisingan adalah sound level m et er .

SOUN D LEVEL M ETER ( SLM )

SLM adalah suat u alat yang digunakan unt uk m engukur t ingkat kebisingan, yang t erdiri dari m ikrofon, am plifier, sirkuit “ at t enuat or” dan beberapa alat lainnya. Alat ini m engukur kebisingan ant ara 30 – 130 dB dan dari frekw ensi 20 – 20.000 Hz. SLM dibuat berdasarkan st andar ANSI

( Am erican Nat ional St andard I nst it ut e ) t ahun 1977 dan dilengkapi dengan alat pengukur 3 m acam frekw ensi yait u A, B dan C yang m enent ukan secara kasar frekw ensi bising t ersebut .15

Jaringan frekw ensi A m endekat i frekw ensi karakt erist ik respon t elinga unt uk suara rendah yang kira- kira dibaw ah 55 dB . Jaringan frekw ensi B dim aksudkan m endekat i reaksi t elinga unt uk bat as ant ara 55 – 85 dB. Sedangkan j aringan frekw ensi C berhubungan dengan reaksi t elinga unt uk bat as diat as 85 dB. 15

KESI M PULAN

1. Bising dengan frekw ensi dan int ensit as t ert ent u dapat m enyebabkan ket ulian yang berupa t uli saraf dan sifat nya perm anen.

2. Pem eriksaan fisik dan penguj ian audiom et rik m ut lak dibut uhkan unt uk set iap pekerj a yang dilakukan sebelum m ulai bekerj a dan secara berkala selam a bekerj a dengan t uj uan unt uk m encegah t erj adinya gangguan pendengaran akibat bising t erut am a bising indust ri.

(11)

KEPUSTAKAAN

1. Soet irt o I . Tuli akibat bising ( Noise induced hearing loss ) . Dalam : Soepardi EA, I skandar N, Ed. Buku aj ar ilm u penyakit THT. Edisi ke- 3. Jakart a : Balai Penerbit FK UI , 1990. h. 37- 9.

2. Soet irt o I , Bashiruddin J. Gangguan pendengaran akibat bising. Disam paikan pada Sim posium Penyakit THT Akibat Hubungan Kerj a & Cacat Akibat Kecelakaan Kerj a, Jakart a, 2 Juni, 2001.

3. St ach BA. Clinical audiology an int roduct ion. San Diego : Singular Publishing Group I nc, 1998. h.137- 41.

4. Rabinow it z PM.Noise- induced hearing loss.ht t p: / / w w w .findart icles.com / cf_0/ m 3225/ 9_61/ 62829109/ print .j ht m l

5. Heggins I I ,J. The effect s of indust rial noise on hearing. ht t p: / / hubel. sfasu.edu/ courseinfo/ SL98/ hearing.ht m l

6. Mahdi, Sedj aw idada R. Prosedur penet uan persent ase ket ulian akibat bising indust ri. Disam paikan pada PI T Perhat i, Bukit Tinggi, 28- 30 Okt ober,1993. 7. Oet om o A, Suyit no S. St udi kasus gangguan pendengaran akibat bising di

beberapa pabrik di kot a Sem arang. Disam paikan pada PI T Perhat i, Bukit Tinggi, 28- 30 Okt ober,1993.

8. Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ. Anat om y and em bryology of t he ear. Dalam : Lee KJ, Ed. Text book of ot olaryngology and head and neck surgery. New York : Elsevier Science Publishing,1989.h.10- 20.

9. Adenan A. Kum pulan kuliah t elinga. Bagian THT FK USU/ RS Dr.Pirngadi. Medan.

10. Wright A. Anat om y and ult rast ruct ure of t he hum an ear. Dalam : Gleeson M, Ed. Scot t Brown’s Basic sciences. 6t h Ed. Great Brit ain : But t erw ort h-Heinem ann, 1997.h.1/ 1/ 28- 49.

11. List on SL, Duvall AJ. Em briologi, anat om i dan fisiologi t elinga. Dalam : Adam s GL, Boies LR, Higler PH, Ed. Buku aj ar penyakit THT. Edisi ke- 6. Jakart a : Penerbit Buku Kedokt eran EGC, 1997.h.27- 38.

12. Hadj ar E. Gangguan keseim bangan dan kelum puhan nervus fasial.Dalam : Soepardi EA, I skandar N, Ed. Buku aj ar ilm u penyakit THT. Edisi ke- 3. Jakart a : Balai Penerbit FK UI , 1990. h. 75- 7.

13. Oedono RMT. Penat alaksanaan penyakit akibat lingkungan kerj a dibidang THT. Disam paikan pada PI T Perhat i, Bat u- Malang, 27- 29 Okt ober, 1996. 14. Brookhouser PE, Wort hingt on DW, Kelly WJ. Noise- induced hearing loss.

ht t p: / / w w w .uchsc.edu/ sm / pm b/ envh/ noise.ht m

15. Melnick W. I ndust rial hearing conservat ion. Dalam : Kat z J, Ed. Handbook of clinical audiology. 4t h ed. Balt im ore : William s & Wilkins, 1994.h.534- 51. 16. Nasut ion AK. Pengaruh kebisingan pada pendengaran pandai besi. Skripsi.

Bagian THT FK USU.1991.

17. Harnit a N. Pengaruh suara bising pada pendengaran karyaw an pabrik gula Sei Sem ayang di kabupat en Deli Serdang. Skripsi. Bagian THT FK USU. 1995.

18. Dobie RA. Noise induced hearing loss. Dalam : Bailey BJ, Ed. Head and neck surgery- ot olaryngology. Vol.2. Philadelphia : JB Lippincot t Com pany, 1993.h.1782- 91.

19. Albert i PW. Noise and t he ear. Dalam : St ephens D, Ed. Scot t - Brow n’s Adult audiology. 6t h ed. Great Brit ain : But t erw ort h- Heinem ann, 1997.h. 2/ 11/ 1- 34.

Referensi

Dokumen terkait

of RNA,2 which can not be detected by Northern hybridization. Since c-fos as a cellular proto oncogene is expressed in a very low state in normal haematopoeitic

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Pada hari ini Jumat, tanggal Dua Puluh Lima bulan Agustus tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum

"Referring to the Agreement between the GovenlIJlent of the Republic of Indonesia and the Government of the Czecho- slovak Socialist Republic on the

Pada tahap awal Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan telah memberikan penjelasan kepada peserta lelang mengenai hal-hal yang perlu disampaikan

 Jepang: tiap orang Biak tanpa kecuali harus membantu Jepang (saudara tua).

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Jasa Konsultansi Paket Pekerjaan Pengawasan Teknik Peningkatan Jalan Meranti - Kedama -

Pada hari ini Senin tanggal Dua bulan September tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang / Jasa Pada Kewenangan Tugas Pembantuan