• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Depresi Ditinjau Dari Kategori Bullying Dan Jenis Kelamin Pada Remaja Awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Depresi Ditinjau Dari Kategori Bullying Dan Jenis Kelamin Pada Remaja Awal"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN DEPRESI DITINJAU DARI KATEGORI BULLYING

DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

VERA SONIA

051301131

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada

Remaja Awal

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2009

(3)

Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada Remaja Awal

Vera Sonia dan Lili Garliah

ABSTRAK

Fenomena depresi akibat perilaku bullying dan korban bullying sering dialami oleh remaja. Depresi adalah gangguan emosi yang ditandai dengan perasaan sedih dan muram yang terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal. Saat ini, perilaku bullying sering terjadi di sekolah. Bullying merupakan salah satu kejadian hidup yang buruk yang berhubungan dengan peningkatan simptom-simptom depresi (Craig dkk, dalam Hjemdal, 2007). Oleh karena itu, peneliti bermaksud melihat depresi yang dialami remaja putra dan remaja putri yang terlibat dalam perilaku bullying : baik sebagai pelaku, korban ataupun pelaku yang pernah menjadi korban perilaku bullying. Desain penelitian ini adalah factorial design yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin pada remaja awal.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 90 murid perempuan dan 124 murid laki-laki yang bersekolah di SMP pada Kecamatan Medan Petisah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cluster sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala yaitu skala perilaku bullying yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire dan skala depresi yang diadaptasi dan dimodifikasi pada penelitian sebelumnya (Zahra, 2003) dari Center for Epidemiological Studies-Depression Scale. Skala perilaku bullying memiliki nilai reliabilitas (rxx)=0.610, 0.686, 0.576, 0.536 dan nilai reliabilitas

skala depresi α =0.851.

(4)

Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada Remaja Awal

Vera Sonia dan Lili Garliah

ABSTRACT

Depression phenomenon caused by bullying and victimization often happened in adolescents phase. Depression is emotional disorder marked by sad and gloomy feelings that related to cognitive, physic and interpersonal symptoms.Nowadays, bullying among students at school is a ever-growing problem. Bullying is negative live events that related to the development of depressive symptoms. Therefore, researcher intend to investigate depressive symptoms in boy and girl adolescents who involve in bullying behavior either as bullies, victim, or bully victim. This research use factorial design which aimed to find the depression difference based on bullying categorization and sex in early adolescents.

Aproximately equal numbers of males and female students (N= 90 and 124 respectively) were clustered selected among students in Medan Petisah District. Bullying involvement assessed through bullying behavior scale which was adapt and modify by researcher from The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire and depression assessed through depression scale which has been adapted and modified by current researcher (Zahra, 2003) from Center for Epidemiological Studies-Depression Scale. The reliability value of bullying behavior scale are (rxx)=0.610, 0.686, 0.576,

0.536 while the reliability value of depression scale is α =0.851.

This result yielded two-way ANOVA which indicated there was significant interaction effect F (2,214) = 6.089, p = 0.003 between bullying categorization (bullies, victim, and bully victim) and sex (male and female) toward depression and significant main effect F (2,214) = 4.250, p = 0.016 between bullying categorization (bullies, victim, and bully victim) toward depression with significant difference among bullies and bully victim. There was, however no significant main effect F (1,214) = 0.868, p = 0.353 between sex (male and female) toward depression.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada Remaja Awal” ini. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pembuatan skripsi ini merupakan pengalaman pertama penulis, sehingga penulis mohon maaf jika sekiranya dalam skripsi ini terdapat kejanggalan-kejanggalan, baik isi maupun cara penulisannya, yang masih banyak terdapat kesalahan.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang diberikan sangat penulis hargai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairul Yoel, Sp. A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas segala kasih sayang, cinta dan dukungan yang telah diberikan. Semua ini penulis lakukan hanya untuk membahagiakan keduanya dan keluarga. Buat Kent, satu-satunya adik penulis yang cuek tapi diam-diam memberikan dukungan. Terima kasih banyak atas doanya.

(6)

telah banyak bersabar dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu juga selalu menenangkan dan mendukung penulis ketika penulis menemui kesulitan.

4. Ibu Desvi Yanti Mukhtar, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik penulis. Terima kasih atas arahan dan masukan serta perhatiannya. Kepada Ibu Etty... yang telah memberikan arahan kepada penulis dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada seluruh dosen pengajar di Fakultas Psikologi, terima kasih atas ilmu yang telah kalian berikan kepada penulis.Tanpa kalian semua penulis bukanlah apa-apa. Terima kasih kepada kak Ade, kak Ari, kak Devi, Pak Aswan, Pak Iskandar yang telah membantu penulis.

(7)

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan saudara semua. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi rekan-rekan semua.

Medan , Juni 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR DIAGRAM ...xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. LANDASAN TEORI...13

A. Remaja...13

1. Defenisi Remaja ...13

2. Ciri-ciri Remaja...14

(9)

1. Definisi Bullying...17

2. Kategori Bullying...18

3. Pengukuran Perilaku Bullying...21

C. Depresi... 21

1. Pengukuran Depresi ... 23

D. Jenis Kelamin, Bullying dan Depresi ...24

E. Hipotesa Penelitian ...27

BAB III. METODE PENELITIAN...28

A. Rancangan Penelitian ...28

B. Identifikasi Variabel ... 28

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 29

1. Depresi... 29

2. Bullying... 30

3. Jenis Kelamin ... 30

D. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel...30

1. Karakteristik Subjek Penelitian...31

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 31

3. Jumlah Sampel Penelitian ...32

E. Instrumen/Alat Ukur yang Digunakan ... 32

1. Skala Perilaku Bullying...33

(10)

3. Validitas dan Reliabilitas... 38

4. Hasil Uji Coba Alat ukur ... 39

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40

1. Tahap Persiapan Penelitian... 40

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 42

3. Tahap Pengolahan Data ... 42

H. Metode Analisa Data ... 43

1. Uji Normalitas ... 43

2. Uji Homogenitas... 43

3. Uji ANOVA dua arah ... 43

4. Uji Chi-Square... 44

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 45

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Hasil Uji Asumsi ... 47

2. Hasil Uji Analisa Data... 47

3. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Mean Empirik dan Mean Hipotetik ... 52

4. Kategorisasi Skor Depresi ... 52

5. Hasil Tambahan... 53

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 65

1. Saran Metodologis... 65

2. Saran Praktis ... 66

DAFTAR PUSTAKA ...67

(12)

DAFTAR DIAGRAM

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : 3 x 2 factorial design...47

Tabel 2 : Distribusi aitem-aitem skala depresi sebelum diadaptasi...50

Tabel 3 : Distribusi aitem-aitem skala depresi setelah penambahan aitem...53

Tabel 4 : Distribusi aitem-aitem skala depresi setelah uji coba pada penelitian sebelumnya ...54

Tabel 5 : Distribusi aitem-aitem skala depresi yang digunakan saat penelitian...55

Tabel 6 : Gambaran hasil utama penelitian...56

Tabel 7 : Gambaran mean depresi berdasarkan kategori bullying...59

Tabel 8 : Gambaran mean depresi berdasarkan jenis kelamin...60

Tabel 9 : Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik...61

Tabel 10 : Kategorisasi Skor Depresi...62

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Gambaran Subjek Penelitian Lampiran B : Reliabilitas

Lampiran C : Skala Penelitian Lampiran D : Data Hasil Penelitian

(15)

Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada Remaja Awal

Vera Sonia dan Lili Garliah

ABSTRAK

Fenomena depresi akibat perilaku bullying dan korban bullying sering dialami oleh remaja. Depresi adalah gangguan emosi yang ditandai dengan perasaan sedih dan muram yang terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal. Saat ini, perilaku bullying sering terjadi di sekolah. Bullying merupakan salah satu kejadian hidup yang buruk yang berhubungan dengan peningkatan simptom-simptom depresi (Craig dkk, dalam Hjemdal, 2007). Oleh karena itu, peneliti bermaksud melihat depresi yang dialami remaja putra dan remaja putri yang terlibat dalam perilaku bullying : baik sebagai pelaku, korban ataupun pelaku yang pernah menjadi korban perilaku bullying. Desain penelitian ini adalah factorial design yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin pada remaja awal.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 90 murid perempuan dan 124 murid laki-laki yang bersekolah di SMP pada Kecamatan Medan Petisah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cluster sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala yaitu skala perilaku bullying yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire dan skala depresi yang diadaptasi dan dimodifikasi pada penelitian sebelumnya (Zahra, 2003) dari Center for Epidemiological Studies-Depression Scale. Skala perilaku bullying memiliki nilai reliabilitas (rxx)=0.610, 0.686, 0.576, 0.536 dan nilai reliabilitas

skala depresi α =0.851.

(16)

Perbedaan Depresi Ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin pada Remaja Awal

Vera Sonia dan Lili Garliah

ABSTRACT

Depression phenomenon caused by bullying and victimization often happened in adolescents phase. Depression is emotional disorder marked by sad and gloomy feelings that related to cognitive, physic and interpersonal symptoms.Nowadays, bullying among students at school is a ever-growing problem. Bullying is negative live events that related to the development of depressive symptoms. Therefore, researcher intend to investigate depressive symptoms in boy and girl adolescents who involve in bullying behavior either as bullies, victim, or bully victim. This research use factorial design which aimed to find the depression difference based on bullying categorization and sex in early adolescents.

Aproximately equal numbers of males and female students (N= 90 and 124 respectively) were clustered selected among students in Medan Petisah District. Bullying involvement assessed through bullying behavior scale which was adapt and modify by researcher from The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire and depression assessed through depression scale which has been adapted and modified by current researcher (Zahra, 2003) from Center for Epidemiological Studies-Depression Scale. The reliability value of bullying behavior scale are (rxx)=0.610, 0.686, 0.576,

0.536 while the reliability value of depression scale is α =0.851.

This result yielded two-way ANOVA which indicated there was significant interaction effect F (2,214) = 6.089, p = 0.003 between bullying categorization (bullies, victim, and bully victim) and sex (male and female) toward depression and significant main effect F (2,214) = 4.250, p = 0.016 between bullying categorization (bullies, victim, and bully victim) toward depression with significant difference among bullies and bully victim. There was, however no significant main effect F (1,214) = 0.868, p = 0.353 between sex (male and female) toward depression.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

(18)

Depresi adalah perasaan sedih, frustrasi, dan keputusasaan dalam hidup yang disertai hilangnya kesenangan dalam aktivitas dan gangguan tidur, selera makan, konsentrasi dan energi yang juga merupakan masalah psikologis yang paling umum terjadi pada remaja (dalam Berk, 2000). Sebenarnya, depresi merupakan gejala yang wajar sebagai respon normal terhadap pengalaman hidup negatif, seperti kehilangan anggota keluarga, benda berharga atau status sosial, pelecehan atau kekerasan yang dialami seseorang. Dengan demikian, depresi dapat dipandang sebagai suatu kontinum yang bergerak dari depresi normal sampai depresi klinis (Caron & Butcher, dalam Aditomo & Retnowati, 2004).

Menurut perspektif perkembangan, depresi mulai banyak muncul pada masa remaja. Studi-studi epidemologis menunjukkan bahwa angka prevalensi depresi untuk anak-anak adalah 2,5 persen dan meningkat menjadi 8,3 persen untuk remaja (Carr, dalam Aditomo & Retnowati, 2004). Bila depresi ringan juga diperhitungkan, angka prevalensi ini meningkat sampai 25 persen (Steinberg, dalam Aditomo & Retnowati, 2004). Pada penelitian lain disebutkan sekitar 15 sampai 20 persen remaja mengalami satu atau lebih episode major depressive, diantaranya 2 sampai 8 persen mengalami depresi kronis seperti murung dan kritik diri untuk beberapa bulan sampai beberapa tahun (Birmaher & Kessler dkk, dalam Berk, 2000). Simptom-simptom depresi tersebut dapat mengganggu kemampuan remaja untuk beraktivitas secara efektif yang kemudian berdampak negatif pada kesehatan fisik, psikologis dan kesejahteraannya.

(19)

yang lebih cepat memiliki konsekuensi depresi yang lebih tinggi daripada remaja putra. Menurut Kessler dkk (dalam Galambos, Leadbeater, & Barker, 2004) terdapat perbedaan simptom depresi dan major depressive episode selama perkembangan hidup laki-laki dan perempuan, dengan perempuan menunjukkan depresi yang lebih tinggi daripada laki-laki ketika dimulainya masa remaja. Remaja putri, terutama yang lebih cepat mengalami proses kedewasaan menjadi subjek pengalaman depresi (Birmaher dkk, dalam Papalia, 2004). Perbedaan depresi berdasarkan jenis kelamin ini berhubungan dengan perubahan biologis yang dikaitkan dengan pubertas dan cara remaja putri tersebut bersosialisasi (Birmaher dkk, dalam Papalia, 2004) dan tingkat kerentanan yang lebih besar terhadap stres dalam hubungan sosial (Ge dkk, dalam Papalia, 2004).

(20)

atau bahkan tidak terdeteksi oleh keluarga dan lingkungan. Tanda-tanda gangguan depresi pada anak muda sering dipandang sebagai gejolak emosional yang wajar pada tahap perkembangan tersebut. Padahal, diagnosis dan perawatan sejak awal terhadap depresi amatlah penting untuk perkembangan emosi, sosial, dan perilaku penderitanya.

Terkait dengan identifikasi depresi pada remaja, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau merupakan predisposisi gangguan depresi. Para peneliti mempercayai bahwa depresi disebabkan oleh berbagai kombinasi faktor biologis dan lingkungan. Faktor biologis seperti gen dapat meningkatkan depresi dengan pengaruhnya pada keseimbangan neurotransmitter pada otak, perkembangan pada bagian otak yang meliputi pencegahan emosi negatif atau respon hormonal tubuh terhadap stress (Cicchetti & Toth, dalam Berk, 2000). Sementara itu, faktor psikososial yaitu keluarga, teman sebaya, sekolah, pengalaman hidup yang negatif dan faktor psikologis lainnya juga berpengaruh pada depresi.

(21)

berbeda-beda. Oleh karena itu, perilaku bullying juga merupakan perilaku yang berada dalam suatu kontinum yang dimulai dari tingkatan ringan sampai tingkatan berat (Espelage, dalam Pelligrini & Bartini, 1999). Artinya, ada anak yang melakukan perilaku bullying dalam tingkat yang rendah dan ada pula yang melakukannya pada tingkat yang tinggi yang dapat mengganggu korban dan meresahkan berbagai pihak yang terkait.

(22)

Prevalensi perilaku bullying yang meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan kerusakan atau kerugian yang besar. Hal ini dapat terjadi karena perilaku bullying sering diremehkan oleh anak-anak dan orang dewasa. Selain itu juga dibebani dengan perilaku bullying yang tidak dapat diberikan intervensi seperti mediasi yang dapat secara efektif mengurangi konflik diantara anak-anak dikarenakan pelecehan yang dilakukan oleh anak yang lebih kuat terhadap anak yang lebih lemah (Limber, dalam Crawford, 2002). Di samping itu, juga terdapat pemahaman oleh sebagian orang bahwa perilaku bullying merupakan suatu usaha dalam memberi pelajaran (Oliver, Hoover, and Hazler, dalam Milsom & Gallo, 2006). Oleh karena itu, perilaku bullying perlu diteliti guna mengenali gejala dan dampaknya serta memahami tindakan pencegahan ataupun strategi dalam mengurangi perilaku bullying, khususnya di sekolah.

(23)

dilakukan oleh perempuan dan anak-anak dengan tingkat kelas yang lebih rendah daripada laki-laki dan anak dari tingkat kelas yang tinggi. Hal ini ditambah dengan hasil penelitian lain yang juga mengemukakan anak-anak pada tingkat kelas yang lebih rendah lebih banyak mencari bantuan daripada anak-anak pada tingkat kelas yang lebih tinggi (dalam Williams & Cornell, 2006). Hasil penemuan sebelumnya konsisten dengan perkembangan remaja yang berorientasi pada kemandirian dan fungsi otonomi (Newman dkk, dalam Williams & Cornell, 2006). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa anak yang lebih kecil memiliki kemungkinan mendapat intervensi perilaku bullying yang dialaminya sehingga pada remaja awal memiliki kemungkinan lebih sering menjadi subjek yang terlibat dalam perilaku bullying yang akhirnya menjadi perhatian pada penelitian ini.

(24)
(25)

Pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku bullying dapat dibagi menjadi 4 kategori yaitu bullies--only, victim-only, bully-victim dan neutral (Hayniedkk., dalam Stein dkk, 2006). Bully dan victim sering melaporkan simptom fisik dan psikologis (Delfabbro dkk, dalam Jankauskiene dkk, 2008), prestasi akademik yang rendah, meninggalkan kelas, perilaku destruktif seperti merokok dan penggunaan obat-obatan (Dake dkk, dalam Jankauskiene dkk, 2008), meningkatnya resiko psikopatologis dan depresi yang dapat mengarah pada tindakan bunuh diri, terutama pada perempuan (Klomek dkk, dalam Jankauskiene dkk, 2008). Pada bully-victim juga terjadi masalah penyesuaian yang buruk di sekolah (Nansel dkk., dalam Stein dkk, 2006), gangguan psikologis (Kumpulainen dkk, dalam Stein dkk, 2006), isolasi sosial (Juvonen, dkk, dalam Stein dkk, 2006), penggunaan alkohol (Nansel dkk, dalam Stein dkk, 2006), depresi (Juvonendkk, dalam Stein dkk, 2006), kecemasan (Kaltiala-heino dkk, dalam Stein dkk, 2006) dan masalah kesehatan (Nansel dkk, dalam Stein dkk, 2006).

(26)

merupakan salah satu contoh dampak perilaku bullying yang terjadi pada remaja putri yang mungkin juga terjadi pada remaja lainnya di Medan.

Berdasarkan fenomena dan teori yang dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa setiap kategori bullying memiliki kemungkinan mengalami depresi. Namun karena kategori yang berbeda menyebabkan pengalaman yang dialami juga berbeda, akibatnya simptom depresi yang dialami oleh setiap kategori bullying dan jenis kelamin juga berbeda. Oleh karena itu, dapat dipertanyakan apakah terdapat perbedaan pengalaman depresi pada remaja awal yang sering terlibat dalam perilaku bullying?

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah pada studi ini adalah apakah terdapat pebedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin pada remaja awal

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin pada remaja awal

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

(27)

proses perkembangan remaja yang berhubungan dengan perilaku bullying dan depresi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini hendaknya dapat menambah pengetahuan orang tua, pendidik dan remaja mengenai symptom-simptom depresi pada remaja awal yang terlibat dalam perilaku bullying sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan yang efektif guna mengurangi simptom-simptom depresi.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan Disini digambarkan tentang berbagai tinjauan literatur, fenomena dan hasil penelitian sebelumnya mengenai depresi dan perilaku bullying.

Bab II Landasan teori

(28)

penelitian yang menjelaskan perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin pada remaja awal.

Bab III Metodologi penelitian

Bab ini menguraikan desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur penelitian dan metode analisa data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian.

Bab IV Analisa data dan pembahasan

Bab ini berisi uraian singkat hasil penelitian, interpretasi data dan pembahasan

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. REMAJA

Masa remaja diidentifikasi sebagai tahap transisi yang mengalami perubahan yang signifikan seperti pubertas, perubahan kognitif dalam mengenali emosi, dan gambaran diri (Petersen & Ebata, dalam Heath & Camarena, 2002). Perubahan-perubahan tersebut cukup menantang dan sering kali menyebabkan stres, yang mungkin dapat menjadi penjelasan mengapa masa remaja awal sering diidentifikasi sebagai masa yang beresiko dalam perkembangan depresi (Clarizio, dalam Heath & Camarena, 2002). Perkembangan psikososial remaja merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Hal ini didasari oleh masalah yang banyak dialami remaja yang disebabkan oleh hubungan sosialnya di sekolah. Salah satunya adalah perilaku bullying yang pada penelitian sebelumnya telah ditemukan berdampak depresi yang cukup serius. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk melihat dampak depresi pada remaja putra dan remaja putri yang terlibat dalam perilaku bullying.

1. Definisi Remaja

WHO (dalam Sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga krieria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

(30)

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Monks (1999) memberikan batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir.

Peneliti menetapkan dalam penelitian ini subjek yang dipakai adalah remaja awal yang masih berusia 12 sampai 15 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Monks (1999).

2. Ciri-ciri Remaja

(31)

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis, di masa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak dan mengeluarkan beberapa hormone, seperti hormone gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat kemasakan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormone kortikortop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone, oestrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga terjadi percepatan pertumbuhan (Monks dkk, 1999). Dampak dari produksi hormone tersebut Atwater, (1992) adalah: (1) ukuran otot bertambah dan semakin kuat. (2) testosteron menghasilkan sperma dan oestrogen memproduksi sel telur sebagai tanda kemasakan. (3) Munculnya tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara, berubahnya suara, ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan muka.

b. Perubahan Emosional.

(32)

lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi emosi yang stabil (Hurlock, 1999). Nuryoto (1992) menyebutkan ciri-ciri kematangan emosi pada masa remaja yang ditandai dengan sikap sebagai berikut: (1) tidak bersikap kekanak-kanakan. (2) bersikap rasional. (3) bersikap objektif (4) dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk bertindak lebih lanjut. (5) bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. (6) mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi.

c. Perubahaan sosial

(33)

B. BULLYING

Bullying merupakan masalah seperti virus yang menyebar dengan cepat yang hingga kini diperkirakan telah mencapai 5 sampai 15 persen di dunia. Pada saat ini, frekuensi bullying lebih melesat dibandingkan pada tahun 1970an atau 1980an dan prevalensi perilaku bullying diteliti meningkat pada masa sekolah menengah. Menurut Greenbaum, Turner & Stephens (dalam Bosworth dkk, 1999), alasan mengapa seorang murid tidak kembali ke sekolahnya, kira-kira 10 % anak sekolah menengah atas berhenti dari sekolah karena takut akan ancaman serangan atau pelecehan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Batsche & Knoff dkk (dalam Bosworth dkk, 1999) bahwa sepertiga anak sekolah menengah pertama merasa tidak aman ketika berada di sekolah karena perilaku bullying dan enggan melaporkan perilaku tersebut karena merasa takut, kurang kemampuan untuk melaporkan kejadian, dan merasa guru atau pengurus tidak melakukan apapun untuk menghentikan perilaku bullying. Karena perilaku bullying menyebabkan rasa takut dan mengganggu proses belajar di sekolah sehingga peneliti, sekolah, orang tua, psikolog, terutama pendidik didorong untuk memperhatikan secara aktif dampak perilaku bullying pada keadaan psikologis, budaya sekolah dan kesuksesan murid dalam bidang akademik.

1. Definisi Bullying

(34)

Menurut American Psychiatric Association (APA) dalam Stein dkk 2006, bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu (a) perilaku negatif atau jahat yang dimaksud untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu (c) hubungan yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.

Bullying juga didefinisikan sebagai bentuk perilaku agresi yang dilakukan dengan sengaja, terus-menerus dan melibatkan target khusus yaitu anak lain yang lebih lemah dan mudah diserang (Papalia, 2002).

Menurut Espelage (dalam Pelligrini & Bartini, 1999) bullying merupakan perilaku yang berada dalam suatu kontinum, mulai dari tingkatan yang ringan sampai pada tingkatan yang berat. Artinya, ada anak yang melakukan perilaku bullying dalam level yang rendah dan ada pula yang melakukannya pada level tinggi yang dapat mengganggu korban dan pihak yang terkait.

2. Kategori Bullying

Menurut Hayniedkk (dalam Stein dkk, 2006) pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku bullying dapat dibagi menjadi 4 yaitu:

(35)

dalam Totura, 2003). Pelaku bullying juga cenderung memperlihatkan simptom depresi yang lebih tinggi daripada murid yang tidak terlibat dalam perilaku bullying dan simptom depresi yang lebih rendah daripada victim (Haynie dkk, dalam Totura, 2003). Byrne, Craig, Olweus (dalam Haynie dkk, 2001) menjelaskan pelaku bullying cenderung agresif, bermusuhan, mendominasi teman sebaya, dan menunjukkan kecemasan dan kegelisahan yang sedikit. Olweus (dalam Moutappa, 2004) juga mengemukakan hal yang sama bahwa pelaku bullying cenderung mendominasi orang lain dan memiliki kemampuan sosial dan pemahaman akan emosi orang lain yang sama (Sutton, Smith, & Sweetenham, dalam Moutappa, 2004).

(36)

introvert Eysenck (Slee & Rigby, dalam Haynie dkk, 2001). Murid yang menjadi korban bullying dilaporkan lebih menyendiri dan kurang bahagia di sekolah serta teman baik yang lebih sedikit daripada murid lain (Boulton & Underwood dkk, dalam Haynie dkk, 2001). Korban bullying juga dikarakteristikkan dengan perilaku hati-hati, sensitif, dan pendiam (Olweus, dalam Moutappa, 2004) dan harga diri yang rendah (Collins & Bell, dalam Moutappa, 2004).

c. Bully-victim yaitu pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, tetapi juga menjadi korban perilaku agresif (Andreou, dalam Moutappa dkk, 2004). Craig (dalam Haynie dkk, 2001) mengemukakan bully-victim menunjukkan level agresivitas verbal dan fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lain. Bully victim juga dilaporkan mengalami peningkatan simptom depresi, merasa sepi, dan cenderung merasa sedih dan moody daripada murid lain (Austin & Joseph, Nansel dkk, dalam Totura, 2003). Schwartz (dalam Moutappa, 2004) menjelaskan bully victim juga dikarakteristikkan dengan reaktivitas, regulasi emosi yang buruk, kesulitan dalam akademis dan penolakan dari teman sebaya serta kesulitan belajar (Kaukiainen dkk, dalam Moutappa, 2004).

(37)

3. Pengukuran Perilaku Bullying

Pada beberapa penelitian mengenai perilaku bullying (Totura, 2003) dan (Kaltiala-Heino dkk, 1999) digunakan aitem-aitem The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire yang dikembangkan oleh Olweus untuk menggali perilaku bullying seseorang. Kuesioner ini terdiri dari 39 aitem yang mengukur keterlibatan seseorang dalam berbagai macam perilaku bullying (langsung dan tidak langsung), lokasi perilaku bullying, sikap seseorang terhadap perilaku bullying, reaksi dari teman sekelas dan pengawas sekolah terhadap perilaku bullying dan victimization. Aitem pada kuesioner ini meliputi pertanyaan mengenai indikasi keterlibatan dan pengalaman dari berbagai macam perilaku bullying (diantaranya mengejek, agresi fisik, menyebarkan isu, dikucilkan secara sosial, mencuri dan mengancam). Aitem pada kuesioner ini dinilai berdasarkan 5 pilihan jawaban yaitu: 1) tidak pernah menjadi korban perilaku bullying (untuk korban) atau tidak pernah melakukan perilaku bullying terhadap murid lain (untuk pelaku), 2) hanya terjadi satu sampai dua kali dalam beberapa bulan terakhir, 3) dua sampai tiga kali dalam sebulan, 4) kira-kira sekali seminggu dan 5) beberapa kali dalam seminggu. Penilaian untuk respon yang diberikan subjek untuk setiap pernyataan berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5.

C. DEPRESI

(38)
(39)

kongruen) yang diikuti oleh paling tidak 4 gejala lainnya yang telah ditemukan dalam jangka waktu 2 minggu yang sama dan merupakan satu perubahan pola fungsi dari sebelumnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan emosional yang ditandai dengan perasaan tertekan, perasaan bersalah, kesedihan, kehilangan minat, dan menarik diri dari orang lain yang dapat berpengaruh pada hubungan interpersonal. Depresi pada penelitian ini adalah depresi yang terjadi dalam populasi umum dengan gejala yang dilihat dalam rentang waktu satu minggu.

1. Pengukuran Depresi

Pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan masalah depresi digunakan alat ukur The Center for Epidemiiological Studies-Depression Scale (CES-D) yang dikembangkan oleh Radloff (1977) melalui National Institute of Mental Health. Skala ini terdiri dari 20 aitem yang disusun berdasarkan 4 faktor yaitu:

a. Depressed affect / negative affect merupakan perasaan-perasaan, emosi, atau suasana hati yang dirasakan negatif seperti perasaan sedih (blues), tertekan (depressed), kesepian (lonely), dan menangis (cry sad)

(40)

c. Positive affect merupakan perasaan-perasaan, emosi atau suasana hati yang dirasakan positif dan memiliki harapan yang merupakan kebalikan dari perasaan negatif

d. Interpersonal relations merupakan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan berkaitan dengan perilaku orang lain seperti tidak bersahabat dan merasa tidak disukai

Faktor-faktor diatas diperoleh melalui analisa faktor (Radloff, 1977). Aitem-aitem CES-D dipilih dari sekelompok Aitem-aitem dari skala depresi sebelumnya. Komponen utama gejala depresi ditemukan dari literatur klinis dan penelitian analisa faktor. Komponen-komponen ini termasuk depressed mood, perasaan bersalah dan tidak berharga (feelings of guilt and worthlessness), perasaan tidak tertolong dan tidak memiliki harapan (feelings of helplessness and hopelessness), retardasi psikomotor (psychomotor retardation), kehilangan nafsu makan (loss of appetite) dan gangguan tidur (sleep disturbance).

D. JENIS KELAMIN, BULLYING DAN DEPRESI

(41)

Hjemdal, 2007) mengemukakan kejadian hidup yang buruk merupakan faktor resiko yang penting dalam meningkatnya resiko depresi mayor pada masa dewasa dan memainkan peran yang penting dalam episode depresi selanjutnya (Fergusson & Woodward dkk, dalam Hjemdal, 2007). Bullying merupakan salah satu kejadian hidup yang buruk yang berhubungan dengan peningkatan simptom-simptom depresi (Craig dkk, dalam Hjemdal, 2007). Dalam jurnal Davis (2005) juga disebutkan bahwa perilaku bullying merupakan faktor resiko dalam berkembangnya depresi pada pelaku dan korban bullying. Hal serupa juga dikemukakan oleh Boulton & Underwood dkk (dalam Horowitz dkk, 2004) ejekan dan perilaku bullying memberikan efek psikologis yang buruk seperti kecemasan, harga diri yang rendah, penarikan diri secara sosial, pembalasan dendam, depresi hingga bunuh diri.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kelompok subjek laki-laki yang tergolong bullies memiliki tingkat depresi yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok subjek laki-laki yang tergolong victim, bully victim dan kelompok subjek perempuan yang tergolong bullies, victim, dan bully victim (dalam Totura, 2003).

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, juga ditemukan simptom-simptom depresi yang dialami ketiga kategori bullying yaitu bullies, victim dan bully-victim dan pada penelitian yang dilakukan oleh Swearer (dalam Crawford, 2002) kelompok bully-victim mengalami tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi daripada kelompok bullies ataupun victim .

(42)

lebih rentan 3 sampai 4 kali mengalami depresi daripada pria selama hidup mereka (American Psychiatric Association; Nolen-Hoeksema, dalam Matlin, 2004). Tetapi tidak ada hasil penelitian yang konsisten tentang perbedaan depresi berdasarkan jenis kelamin pada anak yang lebih muda. Namun, selama masa pubertas, perempuan mulai melaporkan simptom depresi yang lebih banyak daripada laki-laki. Perbedaan jenis kelamin ini berlanjut sepanjang rentang hidup (Lapointe & Marcotte dkk, dalam Matlin, 2004)

Menurut Kessler dkk (dalam Galambos dkk, 2004) terdapat perbedaan level simptom depresi dan major depressive episodes pada masing-masing jenis kelamin dan perempuan cenderung menunjukkan depresi yang lebih besar daripada laki-laki pada masa dimulainya remaja. Pada masa kanak-kanak, anak laki-laki lebih banyak mengalami depresi daripada anak perempuan. Tetapi, perempuan lebih banyak mengalami depresi pada masa remaja dan dewasa.

Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti ingin melihat faktor keterlibatan perilaku bullying dan jenis kelamin yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kecenderungan depresi pada remaja awal.

Diagram. 1 Jenis Kelamin, Bullying, dan Depresi

Bullying

(bullies, victim, bully-victim)

Jenis Kelamin (laki-laki, perempuan)

(43)

Perilaku bullying sangat rentan terjadi pada remaja putra dan remaja putri. Menurut Haynie dkk (dalam Totura, 2003) bullying dan victimization lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Hal yang sama juga disebutkan bahwa perilaku bullying lebih menonjol terjadi pada kalangan laki-laki daripada perempuan (dalam Krahe, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Kaltiala-Heino dkk (1999) menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung terlibat dalam perilaku bullying sebagai bullies dan victim dibandingkan dengan anak perempuan. Hal senada juga diutarakan oleh Kumpulainen dkk (dalam Stein dkk, 2006) bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 sampai 5 kali lebih besar menjadi bully atau bully victim dibandingkan dengan anak perempuan. Selain itu, penelitian sebelumnya mengungkapkan prevalensi perilaku bullying cukup tinggi pada masa remaja awal yang merupakan masa-masa tingkat sekolah menengah pertama yaitu kelas 7, 8 dan 9. Menurut Nansel dkk (dalam Crawford, 2002) perilaku bullying paling sering terjadi pada murid kelas 6 hingga kelas 8. Namun, pada penelitian lain dikemukakan perilaku bullying cenderung berkurang untuk murid sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas (Steinman & Carlyle, 2007).

G. HIPOTESA PENELITIAN

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah penulis paparkan di atas maka penulis menjadikan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin 2. Terdapat perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian pada studi ini adalah factorial design. Menurut Myers & Hansen (2006) factorial design adalah desain yang meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada saat yang sama. Desain penelitian ini juga disebut 3 x 2 factorial design yang menjelaskan adanya 2 variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel tergantung dengan masing-masing variabel bebas memiliki 3 dan 2 tingkatan.

Tabel. 1 3 x 2 factorial design

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Pada penelitian ini digunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel tergantung yaitu: 1. Variable bebas terdiri dari 2 yaitu::

a. kategori bullying yang terdiri dari bully, victim, dan bully-victim b. jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan

2. Variabel tergantung: depresi

Kategori Bullying Jenis Kelamin

Bullies Victim Bully-Victim

(45)

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Depresi

Depresi adalah gangguan emosional yang ditandai dengan perasaan tertekan, perasaan bersalah, kesedihan, kehilangan minat, dan menarik diri dari orang lain yang dapat berpengaruh pada hubungan interpersonal. Individu yang depresi mengalami gejala-gejala seperti afek negatif dan kurangnya afek yang positif, gejala somatis, dan kesulitan dalam hubungan interpersonal. Depresi dalam penelitian ini adalah depresi yang terjadi dalam populasi umum dengan gejala yang dilihat dalam rentang waktu 1 minggu.

Dalam penelitian ini, depresi diukur dengan menggunakan alat ukur depresi yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya (Zahra, 2003) yang berasal dari aitem-aitem pada skala CES-D (The Center for Epidemiological Studies–Depression Scale) yang dikembangkan oleh Radloff (1977) melalui National Institute of Mental Health dan terdiri dari komponen Depressed Affect/Negative Affect, Somatic Symptoms, Positive Affect dan Interpersonal Relations.

(46)

2. Bullying

Bullying adalah perilaku agresi berupa memukul, menendang, mengancam, menghina, mencemooh, mencemarkan nama baik dan perilaku merusak lainnya terhadap orang lain yang lemah secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu.

Pada penelitian ini, pengelompokan dalam perilaku bullying digali dari 4 aitem skala perilaku bullying, dua diantaranya berasal dari The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire. Sedangkan dua aitem lainnya adalah pertanyaan dikotomus mengenai keterlibatan seseorang dalam perilaku bullying. Pengelompokan seseorang dalam kategori bullying dapat dilihat melalui frekuensi perilaku bullying yang dilakukannya atau diterimanya, yaitu dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih.

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas gender yang membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan karakteristik biologis seseorang. Dalam penelitian ini, penentuan jenis kelamin seorang remaja didasarkan pada jawaban atau pilihan yang ditentukan oleh subjek yaitu jenis kelamin pada skala perilaku bullying.

D. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

(47)

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan sampel. Sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari (Sarwono, 2006). Peneliti memilih sebagian siswa dan siswi yang bersekolah di Kecamatan Medan Petisah sebagai subjek penelitian.

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. remaja awal yang berusia 12 sampai 15 tahun

b. remaja awal yang melakukan atau mengalami perilaku bullying dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih

2. Teknik Pengambilan Sampel

(48)

Prosedur random pertama dilakukan terhadap 13 buah sekolah yang ada di Kecamatan Medan Petisah dengan mengambil 4 sekolah. Selanjutnya dilakukan prosedur random terhadap kelas-kelas yang ada pada sekolah-sekolah yang terpilih.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Mengenai jumlah sampel tidak ada batasan berapa jumlah ideal sampel penelitian. Menurut Aron & Aron (2005) untuk memperoleh 80 % kekuatan penelitian (dengan tingkat signifikansi 0,05), diperlukan setidaknya 27 subjek penelitian pada masing-masing sel dari 3 x 2 factorial design. Kekuatan tes akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 214 orang.

E. INSTRUMEN/ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

(49)

skala depresi yang dikembangkan dari CES-D (The Center for Epidemiological Studies-Depression Scale).

1. Skala Perilaku Bullying

Skala perilaku bullying disusun dengan mengadaptasi dan memodifikasi The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire yang dikembangkan oleh Olweus sendiri. Kuesioner ini terdiri dari 39 aitem yang mengukur aspek-aspek masalah bully/victim. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya (Totura, 2003) dan (Kaltiala-Heino, 1999), hanya 2 aitem dari kuesioner ini yang digunakan untuk menentukan pengelompokan seseorang dalam perilaku bullying, sehingga pada penelitian ini peneliti juga mengambil 2 aitem dari total 39 aitem The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire dengan menambahkan 2 aitem awal (dikotomus) yang mempertanyakan keterlibatan seseorang dalam perilaku bullying.

Menurut Hayniedkk (dalam Stein, Dukes, & Warren, 2006) pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku bullying dapat dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Bullies (pelaku bullying) adalah individu yang melukai orang lain dengan kekuatan fisiknya atau emosional secara terus-menerus

b. Victim (korban bullying) adalah individu yang menjadi target atau korban perilaku kekerasan secara fisik maupun emosional secara terus-menerus

c. Bully-victim adalah individu yang terlibat dalam perilaku kekerasan dan juga menjadi target atau korban kekerasan yang dilakukan berulang-ulang

(50)

Skala perilaku bullying menggunakan skala model Likert. Skala ini terdiri dari pertanyaan dengan menggunakan 5 pilihan jawaban yaitu: 1) tidak pernah menjadi korban perilaku bullying (untuk korban) atau tidak pernah melakukan perilaku bullying terhadap murid lain (untuk pelaku), 2) hanya terjadi satu sampai dua kali dalam beberapa bulan terakhir, 3) dua sampai tiga kali dalam sebulan, 4) kira-kira sekali seminggu dan 5) beberapa kali dalam seminggu. Penilaian untuk respon yang diberikan subjek untuk setiap pernyataan berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5.

Penentuan seseorang termasuk dalam kategori bullying tertentu didasarkan pada frekuensi prilaku bullying yang dilakukannya atau dialaminya yaitu jika subjek menjawab dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih melakukan perilaku bullying, maka ia termasuk dalam kategori bullies. Kategori victim diindikasikan dengan jawaban dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih telah menjadi korban perilaku bullying. Kategori bully victim diindikasikan dengan menjawab dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih melakukan perilaku bullying dan dua sampai tiga kali dalam sebulan atau lebih telah menjadi korban perilaku bullying. Sedangkan untuk subjek yang menjawab telah melakukan perilaku bullying atau menjadi korban bullying hanya satu sampai dua kali dalam beberapa bulan terakhir atau kurang tergolong neutral.

2. Skala Depresi

(51)

melalui National Institute of Mental Health. Skala ini terdiri dari 20 aitem dan setelah diadaptasi oleh peneliti sebelumnya (Zahra, 2003) menjadi 24 aitem yang terdiri dari 4 faktor yaitu Depressed Affect, Somatic Symptoms, Positive Affect, dan Interpersonal Relations.

a. Depressed affect/ negative affect merupakan perasaan-perasaan, emosi, atau suasana hati yang dirasakan negatif seperti perasaan sedih (blues), tertekan (depressed), kesepian (lonely), menangis (cry sad)

b. Somatic symptoms merupakan gejala-gejala atau keluhan-keluhan psikologis yang dirasakan berkaitan dengan keadaan tubuh seperti merasa terganggu, berkurang atau bertambahnya nafsu makan (appetite), membutuhkan usaha dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, sulit memulai sesuatu.

c. Positive affect merupakan perasaan-perasaan, emosi atau suasana hati yang dirasakan positif dan memiliki harapan yang merupakan kebalikan dari perasaan-perasaan negatif.

d. Interpersonal relationship merupakan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan berkaitan dengan perilaku orang lain seperti tidak bersahabat dan merasa tidak disukai.

(52)

= 0, KK = 1, AS = 2, dan S = 3. Khusus untuk aitem-aitem faktor Positive Affect cara penilaiannya adalah TP = 3, KK = 2, AS = 1, dan S = 0.

Tabel. 2 Distribusi aitem-aitem skala depresi sebelum diadaptasi No. Faktor depresi No. aitem Jumlah Persentase 1. Depressed affect 3, 6, 9, 10, 14, 17, 18 7 35 2. Somatic symptoms 1, 2, 5, 7, 11, 13, 20 7 35

3. Positive affect 4, 8, 12, 16 4 20

4. Interpersonal relations 15, 19 2 10

Total 20 100

Selanjutnya terdapat penambahan aitem yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Zahra, 2003) terhadap skala depresi. Untuk lebih jelasnya, distribusi aitem-aitem skala depresi CES-D (Center for Epidemiological Studies-Depression Scale) dapat dilihat pada tabel. 3

Tabel. 3 Distribusi aitem-aitem skala depresi setelah penambahan aitem

No. Faktor depresi No. aitem lama (No. aitem baru) Jumlah Persentase

Keterangan: Tanda * menunjukkan aitem tambahan oleh peneliti sebelumnya

(53)

Tabel. 4 Distribusi aitem-aitem skala depresi setelah uji coba pada penelitian Keterangan: Tanda * menunjukkan aitem tambahan oleh peneliti sebelumnya

Pada skala ini dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur tidak diikut sertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada table. 6

(54)

3. Validitas dan Reliabilitas

Azwar (2000) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity).

Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional (professional judgement).

(55)

sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dilakukan karena dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2000). Pengujian reliabilitas dengan metode konsistensi internal dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh melalui program SPSS version 13.0 for Windows.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala perilaku bullying dilakukan pada 137 orang subjek remaja awal yang bersekolah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan uji coba skala depresi dilakukan pada penelitian sebelumnya terhadap 118 orang subjek remaja awal yang bersekolah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

a. Skala Perilaku Bullying

Hasil uji coba skala perilaku bullying dengan menggunakan test-retest reliability menghasilkan 4 aitem yang cukup representatif untuk mengukur pengelompokan seseorang dalam kategori bullying dengan nilai r untuk masing-masing aitem secara berurutan adalah 0.610**, 0.686**, 0.579**, dan 0.536**. Hal ini berarti konsistensi tergolong moderate sehingga dapat disimpulkan keempat aitem reliabel untuk digunakan pada penelitian.

b. Skala Depresi

Uji coba terhadap skala depresi yang dilakukan pada penelitian sebelumnya (Zahra, 2003) diperoleh 15 aitem yang memiliki koefiseien korelasi yang memenuhi

(56)

(α) sebesar 0,851. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliable berkisar antara 0,296 hingga 0,707.

F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian a. Persiapan alat ukur

Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat ukur yang akan digunakan. Alat ukur yang digunakan terdiri dari 2 buah yaitu skala perilaku bullying dan skala depresi. Penyusunan skala ini didahului dengan membuat blue print dengan jumlah aitem masing-masing adalah 4 buah aitem dan 24 buah aitem.

Aitem skala perilaku bullying yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebagian dari aitem The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire yang kemudian diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Sedangkan skala depresi yang merupakan skala CES-D yang dikembangkan oleh Radloff (1977) telah dimodifikasi dan diadaptasi oleh peneliti sebelumnya (Zahra, 2003).

Sebelum skala perilaku bullying dijadikan alat ukur yang sebenarnya dalam penelitian, Jumlah skala perilaku bullying yang dipersiapkan untuk disebarkan adalah sebanyak 145 skala dan dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Maret 2009 pada siswa dan siswi SMP Dharma Pancasila dan SMP Panca Budi dan hanya 137 skala yang kembali. b. Perizinan

(57)

dimulai dari Fakulatas Psikologi USU, dalam hal ini pihak Fakultas Psikologi atas nama koordinator pendidikan Fakultas Psikologi, mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak kecamatan Medan Petisah kota Medan. Surat permohonan ini diberikan langsung oleh peneliti kepada pihak kecamatan Medan Petisah.

Setelah diperoleh data mengenai sekolah-sekolah yang terdapat di kecamatan Medan Petisah, maka dipilihlah secara random beberapa sekolah yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pihak Fakultas Psikologi atas nama koordinator pendidiakan Fakultas Psikologi, mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak Dinas Pendidikan agar dapat mengambil data atau melakukan penelitian di beberapa sekolah.

c. Proses adaptasi skala

1) Tahap pertama penerjemahan

Aitem-aitem The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire yang berbahasa Inggris diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh 2 orang penerjemah dari Indonesia antara lain seorang guru bahasa Inggris dan seorang yang ahli dalam bidang psikologi dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.

2) Tahap kedua penerjemahan

(58)

Peninjau dan peneliti berdiskusi membandingkan antara The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire dalam bahasa Inggris dengan ketiga The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire dalam bahasa Indonesia. Tujuannya adalah memilih hasil terjemahan terbaik di dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan budaya Indonesia.

3) Tahap modifikasi skala

Pada tahap ini, peneliti menambahkan 2 aitem pada skala perilaku bullying. Tujuannya adalah untuk menggali lebih jelas keterlibatan seseorang dalam perilaku bullying.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian diadakan dengan menyebarkan skala perilaku bullying pada remaja awal yang telah memenuhi kriteria populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Para remaja awal diberikan skala perilaku bullying dan skala depresi. Skala disebarkan kepada siswa dan siswi SMP Kalam Kudus pada tanggal 16 Maret 2009, SMP Negeri 19 pada tanggal 17 Maret 2009, SMP Amir Hamzah pada tanggal 18 dan 19 Maret 2009 dan SMP Raksana pada tanggal 25 Maret 2009.

3. Tahap Pengolahan Data

(59)

G. METODE ANALISA DATA

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode statistik. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variable terdistribusi secara normal. Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi (Hadi, 2000). Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.0. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai  > 0.05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas dilakukan Anova melalui Levene’s Test dengan bantuan SPSS for Windows 15.0. Data dikatakan homogen jika nilai  > 0.05

3. Uji ANOVA dua arah

(60)

4. Uji Chi-Square

(61)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan analisa data dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh pembahasan yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah remaja putra dan remaja putri yang bersekolah di kecamatan Medan Petisah. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi SMP Negeri 19, SMP Kalam Kudus, SMP Amir Hamzah dan SMP Raksana yang berjumlah 214 orang yang memenuhi karakteristik populasi penelitian.

(62)

Dari semua subjek penelitian diperoleh penggolongan kategori bullying yaitu jumlah subjek yang tergolong sebagai bully sebanyak 83 orang (20.75%), subjek yang tergolong victim sebanyak 63 orang (15.75%), subjek yang tergolong bully victim sebanyak 68 orang (17%) dan subjek yang tergolong neutral sebanyak 186 orang (46.5%). Berdasarkan identitas diri yang diisi oleh subjek penelitian diperoleh gambaran penyebaran jenis kelamin subjek penelitian yaitu jumlah subjek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 124 orang (57.9%) dan jumlah subjek berjenis kelamin perempuan sebanyak 90 orang (42.1%). Penyebaran subjek penelitian berdasarkan usia dapat diketahui bahwa jumlah subjek yang berusia 12 tahun sebanyak 50 orang (23.3%), subjek yang berusia 13 tahun sebanyak 69 orang (32.2%), subjek yang berusia14 tahun sebanyak 64 orang (30%) dan subjek yang berusia 15 tahun sebanyak 31 orang (14.5%). Sedangkan proporsi penyebaran subjek penelitian berdasarkan kelas adalah jumlah subjek yang duduk di kelas VII sebanyak 142 orang (35.5%), kelas VIII sebanyak 168 orang (42%) dan kelas IX sebanyak 90 orang (22.5%).

B. HASIL PENELITIAN

(63)

1. Hasil Uji Asumsi a. Uji Normalitas sebaran

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik one-wqy Kolmogorov-Smirnov Z. Suatu variabel dapat dikatakan mengikuti sebaran normal dengan ketentuan p > 0.05. Berdasarkan uji normalitas variabel depresi diperoleh sebaran normal Z = 1.262 dengan p > 0.05 (p = 0.083). Dengan demikian variabel depresi mengikuti sebaran normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah varians dari kedua kelompok sama. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan ANOVA melalui Levene Statistic. Berdasarkan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic menunjukkan populasi homogen untuk kategori bullying (p = 0.418) dan jenis kelamin (p = 0.897). Kedua nilai signifikansi ini berada diatas 0.05 yang berarti bahwa sampel bersifat homogen.

2. Hasil Uji Analisa Data

(64)

a. Kategori Bullying, Jenis Kelamin dan Depresi

1) Ho (hipotesa nol): μ1 = μ2 = μ3 = μ4 = μ5 = μ6, tidak ada perbedaan depresi pada remaja awal ditinjau dari kategori bullying (bullies, victim, dan bully victim) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

2) Hi (hipotesa alternatif): bila salah satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya ada perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying (bullies, victim, dan bully victim) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

b. Kategori Bullying dan Depresi

1) Ho (hipotesa nol): μ1 = μ2 = μ3, tidak ada ada perbedaan depresi pada remaja awal ditinjau dari kategori bullying (bullies, victim, dan bully victim)

2) Hi (hipotesa alternatif): bila salah satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya ada perbedaan depresi ditinjau dari kategori bullying (bullies, victim, dan bully victim)

c. Jenis Kelamin dan Depresi

1) Ho (hipotesa nol): μ1 = μ2, tidak ada perbedaan depresi pada remaja awal ditinjau dari jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

2) Hi (hipotesa alternatif): bila salah satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya ada perbedaan depresi ditinjau dari dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

(65)

(laki-laki dan perempuan) menunjukkan efek interaksi yang signifikan terhadap depresi dengan nilai F (2,214) = 6.089, p < 0.05 (p = 0.003). Artinya, subjek perempuan pada kelompok bully victim mengalami depresi yang paling tinggi dibandingkan kelompok lain. Variabel kategori bullying juga menunjukkan efek utama yang signifikan terhadap depresi dengan nilai F (2,214) = 4.250, p < 0.05 (p = 0.016). Hal ini berarti subjek yang tergolong bully victim mengalami depresi yang lebih tinggi (M = 13.40) daripada subjek yang tergolong bullies (M = 10.81) dan victim (M = 12.43) dengan perbedaan depresi yang signifikan pada subjek yang tergolong bullies dan bully victim, tetapi tidak ditemukan efek utama yang signifikan dari variabel jenis kelamin terhadap depresi dengan nilai F (1,214) = 0.868, p >0.05 (p = 0.353).

Tabel. 6 Gambaran hasil utama penelitian

Penjelasan mean depresi berdasarkan hasil interaksi kategori bullying dan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik di bawah ini

Variabel df F Sig.

Kategori Bullying* Jenis Kelamin 2 6.089 0.003

Kategori Bullying 2 4.250 0.016

Jenis Kelamin 1 0.868 0.353

(66)

Grafik. 1 Skor mean depresi berdasarkan kategori bullying dan jenis kelamin

Grafik. 2 Skor mean depresi berdasarkan kategori bullying dan jenis kelamin

(67)

Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan urutan mean depresi yang tertinggi hingga terendah adalah kelompok perempuan yang tergolong bully victim dengan mean 15.90, kelompok laki-laki yang tergolong victim dengan mean 13.81, kelompok laki-laki yang tergolong bully victim dengan mean 11.54, kelompok perempuan yang tergolong bullies dengan mean 11.21, kelompok perempuan yang tergolong victim dengan mean 11.09 dan mean depresi terendah dialami kelompok laki-laki yang tergolong bullies dengan mean 10.59.

Pada tabel. 7 dibawah ini, digambarkan gambaran mean depresi berdasarkan kategori bullying yaitu:

Kategori Bullying Jumlah (N) Mean Std. Deviasi

Bullies 83 10.81 5.251

Victim 63 12.43 6.262

Bully victim 68 13.40 6.315

Total 214 12.11 5.983

Berdasarkan data pada tabel diatas, mean depresi yang tertinggi adalah kelompok bully victim dengan mean 13.40, diikuti kelompok victim dengan mean 12.43 dan kelompok bullies dengan mean 10.81.

Pada tabel. 8 dibawah ini, digambarkan gambaran mean depresi berdasarkan jenis kelamin yaitu:

Jenis Kelamin Jumlah (N) Mean Std. Deviasi

Laki-laki 124 11.69 6.004

Perempuan 90 12.68 5.939

(68)

Berdasarkan data pada tabel diatas, mean depresi kelompok perempuan lebih tinggi daripada kelompok perempuan dengan nilai mean 12.68 untuk kelompok perempuan dan 11.69 untuk kelompok laki-laki.

3. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Mean Empirik dan Mean Hipotetik

Berikut ini deskripsi data penelitian depresi remaja ditinjau dari kategori bullying dan jenis kelamin berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik yang bermanfaat untuk pengelompokan depresi selanjutnya. Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel. 9 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik

Skor Max Skor Min Mean Standar Deviasi

Hipotetik 45 0 22.5 4.5

Empirik 31 1 12.11 5.983

Berdasarkan tabel. 10 diatas diperoleh mean empirik skala depresi adalah Xe (Mean) = 12.11 dengan standar deviasi empirik sebesar 5.983. Sedangkan mean hipotetiknya adalah Xh (Mean) = 22.5 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 4.5. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa depresi subjek penelitian memiliki skor di bawah rata-rata (Xe < Xh).

4. Kategorisasi Skor Depresi

(69)

terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi skor depresi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi tiga yakni tinggi, sedang dan rendah seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

Tabel. 10 Kategorisasi Skor Depresi

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase (%)

X > 30 Tinggi 2 0.9

15 ≤ X ≤ 30 Sedang 64 30

Depresi

X < 15 Rendah 148 69.1

Berdasarkan tabel. 10 diatas dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang memiliki depresi rendah sebanyak 148 orang (69.1 %), depresi yang sedang sebanyak 64 orang (30 %) dan depresi yang tinggi sebanyak 2 orang (0.9 %).

5. Hasil Tambahan

Ada beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil tambahan, antara lain ada tidaknya pengaruh jenis kelamin terhadap penggolongan seseorang dalam kategori bullying, pengaruh tingkat kelas terhadap penggolongan seseorang dalam kategori bullying dan gambaran aspek-aspek depresi berdasarkan kategori bullying dan jenis kelamin.

a. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap penggolongan dalam Kategori Bullying

(70)

0.022) yang berarti bahwa jenis kelamin mempengaruhi seseorang tergolong dalam kategori bullying (bullies, victim, bully victim, dan neutral).

b. Pengaruh Tingkat Kelas terhadap penggolongan dalam Kategori Bullying

Untuk melihat apakah tingkat kelas seseorang berpengaruh terhadap penggolongan seseorang dalam kategori bullying. Untuk itu, peneliti melakukan analisa dengan menggunakan teknik statistik Chi square dan memperoleh hasil signifikan p > 0.05 (p = 0.053) yang berarti bahwa tingkat kelas tidak mempengaruhi seseorang tergolong dalam kategori bullying (bullies, victim, bully victim, dan neutral).

c. Gambaran aspek-aspek Depresi berdasarkan Kategori Bullying dan Jenis Kelamin Setelah dilakukan hasil pengujian lebih lanjut dengan menggunakan analisis varians diperoleh hasil yang berbeda untuk setiap aspek-aspek depresi pada individu yang tergolong kategori bullying dan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel. 11 Gambaran signifikansi aspek-aspek Depresi berdasarkan Kategori Bullying dan Jenis Kelamin

0.239 0.868 0.082 0.002*

(71)

1) Kategori Bullying * Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel. 11 diatas, dapat dilihat bahwa diantara keempat aspek depresi hanya pada aspek positive affect dan interpersonal relations yang terlihat perbedaannya dalam interaksi jenis kelamin dan kategori bullying.

2) Kategori Bullying

Berdasarkan tabel. 11 diatas, dapat dilihat bahwa diantara keempat aspek depresi hanya pada aspek interpersonal relations yang terlihat perbedaannya dalam kategori bullying.

3) Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel. 11 diatas, dapat dilihat bahwa diantara keempat aspek depresi hanya pada aspek somatic symptoms yang terlihat perbedaannya dalam variabel jenis kelamin

C. PEMBAHASAN

1. Hasil Utama Penelitian

a. Perbedaan Depresi ditinjau dari Kategori Bullying dan Jenis Kelamin

(72)

Totura (2003) menyebutkan bahwa kelompok subjek laki-laki yang tergolong bullies memiliki tingkat depresi yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok subjek laki-laki yang tergolong victim, bully victim dan kelompok subjek perempuan yang tergolong bullies, victim, dan bully victim.

b. Perbedaan Depresi ditinjau dari Kategori Bullying

Hasil penelitian menyebutkan adanya perbedaan depresi pada masing-masing kategori bullying dan pada kelompok bully victim memiliki mean depresi yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain dan kelompok bullies memiliki mean depresi yang paling rendah. Perbedaan yang signifikan terlihat pada kelompok subjek bullies dan bully victim. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Swearer yang mengemukakan bahwa bully-victim mengalami tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi daripada kelompok bullies ataupun victim. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nansel dkk (dalam Totura, 2003) yang menyebutkan bahwa kelompok bully victim mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lain. Totura (2003) juga menghasilkan penelitian yang menjabarkan kelompok bully victim memiliki tingkat depresi yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain.

c. Perbedaan Depresi ditinjau dari Jenis Kelamin

(73)
(74)

remaja putra dan putri yang berusia 12 sampai 15 tahun sehingga tidak terlihat perbedaan depresi antara laki-laki dan perempuan.

2. Hasil Tambahan Penelitian

a. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap penggolongan dalam Kategori Bullying

Hasil tambahan pada penelitian ini menggambarkan adanya pengaruh jenis kelamin terhadap penggolongan seseorang dalam kategori bullying. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Krahe (2001) bahwa perilaku bullying lebih menonjol terjadi pada kalangan laki-laki daripada perempuan. Haynie dkk (dalam Totura, 2003) juga mengemukakan hal yang sama yaitu laki-laki cenderung terlibat dalam perilaku bullying dan victimization. Penelitian yang dilakukan oleh Kaltiala-Heino dkk (1999) menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung terlibat dalam perilaku bullying sebagai bullies dan victim dibandingkan dengan anak perempuan. Hal senada juga diutarakan oleh Kumpulainen dkk (dalam Stein dkk, 2006) bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 sampai 5 kali lebih besar menjadi bullies atau bully victim dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap peran seseorang dalam perilaku bullying.

b. Pengaruh Tingkat Kelas terhadap penggolongan dalam Kategori Bullying

(75)

cenderung berkurang untuk murid sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas (Steinman & Carlyle, 2007). Namun, pada penelitian lain (Nansel dkk, dalam Crawford, 2002) disebutkan perilaku bullying paling sering muncul pada kelas 6 hingga kelas 8 (yang termasuk dalam sekolah menengah pertama). Pada penelitian ini, diketahui subjek yang terlibat dalam perilaku bullying meningkat pada kelas 8 dan menurun pada kelas 9. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nansel dkk yang yang menyebutkan perilaku bullying paling sering muncul pada kelas 6 hingga kelas 8 dan hasil penelitian Steinman & Carlyle yang mengemukakan bahwa prevalensi perilaku bullying cenderung berkurang untuk murid sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

c. Gambaran aspek-aspek Depresi berdasarkan Kategori Bullying dan Jenis Kelamin 1) Kategori Bullying * Jenis Kelamin

Gambar

Tabel. 1  3 x 2 factorial design
Tabel. 3 Distribusi aitem-aitem skala depresi setelah penambahan aitem
Tabel. 5 Distribusi aitem-aitem skala depresi yang digunakan saat penelitian
Tabel. 6 Gambaran hasil utama penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil identifikasi yang akan dipaparkan pada bagian ini antara lain merancang metode Invento untuk pembelajaran matakuliah Bahasa Pemrograman, mengimplementasikan metode Invento

Dengan demikian, pembelajaran matematika dengan penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 03 Kalijirak

Perlakuan terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai viskositiis, turbiditas, kekerasan serta uji rasa dan aroma adalah A3B3 yaitu perlakuan dengan komposisi massa $ula

Sunarti, selaku guru kelompok B TK Aisyiyah Nusukan 3 yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian.. Para siswa kelompok B TK Aisyiyah Nusukan 1 dan 3 Surakarta yang telah

ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. d) Variabel BOPO dan FACR memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap.. ROA pada Bank Umum Swasta

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Dari penelitian sebelumnya menyebutkan perasan buah jambu biji 0,517 g/hari akan menurunkan kadar glukosa darah mulai minggu ketiga pada tikus yang diinduksi aloksan