• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU SUAMI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN

TRIMESTER PERTAMA DI KLINIK BIDAN LOLY MEDAN TAHUN 2012

OLEH:

IIN OCTAVIANA HUTAGAOL 115102064

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

Nama : Iin Octaviana Hutagaol

Fakultas : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Latar belakang : Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya untuk mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan seks karena takut mencederai bayinya.

Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.

Metodologi penelitian : Deskriptif, dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 36 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling.Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%), berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak 6 orang (13,9%), dan berdasarkan tindakan suami diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%).

Kesimpulan : Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan kunjungan antenatal care kepada masyarakat dengan cara pengabdian kepada masyarakat, dan sosialisasi tentang kehamilan pada Pasangan Usia Subur yang akan berencana memiliki anak.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis

Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini, yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara.

2. Nur Asnah sitohang, S.Kep. Ns.M.Kep, selaku Ketua program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. dr. Zulkifly M.Si selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal

penelitian ini, yang telah membimbing hingga proposal penelitian ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua orang tua, kakak, dan adikku yang kusayangi, yang selalu

mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual,

(5)

6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara T.A 2011/2012, yang telah banyak memberikan

dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam penyusunanProposal Karya Tulis

Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimahkasih kepada semua pihak yang

turut membantu dalam penyelesaian proposal ini.

Medan, Juni 2012

(6)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... …. iv

DAFTAR TABEL... …. vii

DAFTAR SKEMA... …. viii

DAFTAR LAMPIRAN... …. ix

BAB I : PENDAHULUAN... …. 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan... 2

D. Manfaat Penelitian... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 4

A. Perilaku... 4

1. Konsep Perilaku... 4

2. Domain Perilaku……… …. 8

B. Emesis Gravidarum……….. 13

1. Definisi... 13

2. Etiologi... 14

3. Patofisiologi... 17

4. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum... 17

(7)

C. Perubahan Psikologi dengan Emesis Gravidarum Pada

Kehamilan Trimester Pertama ………... 20

1. Definisi……… 20

BAB III : KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL………. 22

A. Kerangka Konsep……… 22

B. Definisi Operasional……… 23

BAB IV : METODE PENELITIAN……….. 25

A. Desain Penelitian ………... 25

B. Populasi dan Sampel……….. 25

C. Tempat Penelitian………... 26

D. Waktu Penelitian……… 26

E. Pertimbangan Etik……….. 26

F. Instrumen Pengumpulan Data……… 27

G. Prosedur Pengumpulan Data……….. 28

H. Pengolahan Data……… 29

I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 30

J. Analisa Data………... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 32

A. Hasil Penelitian ………. 32

(8)

1. Pengetahuan Suami……….. 36

2. Sikap suami……….……… 37

3. Tindakan Suami……….. 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 40

A. Kesimpulan………... 40

B. Saran………. 41

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1Karakteristik Distribusi Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu

Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di

Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012……….33

Tabel 5.2Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu

Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di

Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012………34

Tabel 5.3Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik

Bidan Loly MedanTahun 2012………34

Tabel 5.4Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu

Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan

Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Lembar Permohonan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Conten Validity

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Data OutPut Data Penelitian

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

(12)

Judul : Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

Nama : Iin Octaviana Hutagaol

Fakultas : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Latar belakang : Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya untuk mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan seks karena takut mencederai bayinya.

Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.

Metodologi penelitian : Deskriptif, dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 36 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling.Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%), berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak 6 orang (13,9%), dan berdasarkan tindakan suami diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%).

Kesimpulan : Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan kunjungan antenatal care kepada masyarakat dengan cara pengabdian kepada masyarakat, dan sosialisasi tentang kehamilan pada Pasangan Usia Subur yang akan berencana memiliki anak.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan trimester pertama merupakan masa penentuan. Proses adaptasi secara

psikologis yang dialami ibu terhadap kehamilan bervariasi pada perjalanan kehamilan

itu sendiri. Perubahan penting terjadi pada minggu-minggu berikutnya. Perubahan

menyebabkan wanita hamil merasa cemas, gusar, ketakutan, panik bahkan beberapa

masalah kehamilan yang sering muncul pada trimester pertama adalah mual dan muntah.

Mual dan muntah akan menjadi lebih parah ketika reaksi psikologis ikut mempengaruhi

kondisi fisik ini (Detiana, 2010).

Faktor psikologis pada ibu hamil akan berbeda seiring dengan frekuensi bayi yang

dikandung. Pada ibu yang sudah memiliki anak sebelumnya, pengalaman tentang

kehamilan akan menjadi sangat berharga. Kehamilan keduanya ini mungkin tidak

banyak mengandung simpati, perhatian dan nasihat sehingga ibu bisa lebih menikmati

kehamilannya. Sementara ibu dengan kehamilan pertama memiliki respon dan asumsi

tertentu yang diciptakan oleh ibu lain yang sudah memiliki pengalaman dalam

kehamilan sekundi ataupun multigravida yang dianggap lebih berpengalaman, bertindak

profesional dalam kehamilan, menangani anak-anaknya dan tidak akan membiarkan

perubahan-perubahan serta ketidaknyamanan kehamilan mengganggu konsentrasi dan

kehidupannya (Farrer. 2001).

Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi

(14)

keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan

pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat

memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan

seks karena takut mencederai bayinya (Asrinah, 2010).

Inilah waktu yang tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.

Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep

dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami

(Manuaba, 1999)

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang“Perilaku

Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu dengan Emesis Gravidarum pada

Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Lolly Medan 2012”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“BagaimanaPerilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu dengan

Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Lolly Medan

2012?”

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu

dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan

(15)

2. Tujuan Khusus

Adapun beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami dalam menghadapi perubahan

psikologis ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama

di Klinik Bidan Lolly Medan 2012.

2. Untuk mengidentifikasi sikap suami dalam menghadapi perubahan psikologis

ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik

Bidan Lolly Medan 2012.

3. Untuk mengidentifikasi tindakan suami dalam menghadapi perubahan

psikologis ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama

di Klinik Bidan Lolly Medan 2012

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Suami

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil

dengan emesis gravidarum.

2. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan dapat digunakan sebagai bahan masukan

bagi pelayanan kebidanan agar lebih meningkatkan kunjungan antental care

dengan memberikan informasi mengenai manfaat pemeriksaan kehamilan bagi

ibu hamil khususnya ibu hamil trimester I .

3. Peneliti

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Konsep Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku misalnya Bloom

membedakan antara perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan),

afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan/gerakan). Ki Hajar Dewantoro menyebutnya

sebagai cipta (peri akal), rasa (peri rasa), dan karsa (peri tindak). Ahli-ahli lain

umumnya menggunakan istilah pengetahuan, sikap dan tindakan yang sering kali

disingkat dengan KAP (Knowladge, Atitude, Practise)(Makhdalena, 2000).

Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yang merupakan

gabungan dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Blum (1974, dalam Wiryo 2001), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi

oleh empat faktor yaitu , lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari

keempat faktor tersebut lingkungan merupakan faktor yang paling dominan

mempengaruhi kesehatan masyarakat karena dilingkungannya manusia mengadakan

interaksi dalam proses kehidupannya baik dalam lingkungan fisik, psikologis, sosial

budaya dan ekonomi, dimana kondisi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku individu,

(17)

sangat besar terhadap derajat kesehatan, maka diperlukan upaya untuk mengurangi dan

menghilangkan perilaku masyarakat yang bertentangan dengan norma hidup sehat.

Skinner (1938) adalah seorang ahi perilaku , mengemukakan bahwa perilaku

merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon, membedakan

adanya dua respon, yaitu: (Notoatmodjo, 2003)

a. Responden response atau reflexive response, adalah respon yang ditimbulkan

oleh ransangan yang disebut elisting stimuli dan menimbulkan respon yang

relatif tetap. Responsen respon ini mencakup juga emosi respon. Emocional

response timbul karena hal yang kurang mengenakkan responden yang berkaitan.

b. Operant response atau instrumental response, adalah respon yang timbul dan

berkembang di ikuti oleh perangsang yang disebut reinvoreing stimuli karena

perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme.

Oleh sebab itu perangsang yang demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu

perilaku tertentu yang telah dilakukan responden.

Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang untuk

berprilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat

berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya .

Jenis perilaku menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Perilaku tertutup (Cover Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(cover) . Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pesepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

(18)

b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut (Sunaryo,

2004), faktor tersebut terdiri dari :

a. Faktor Genetik dan Endogen

Faktor genetik atau keturunn merupakan konsepsi dasar atau model untuk

kelanjutan perkembangan perilaku mahluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari

dalam individu (endogen), antara lain:

b. Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu

dengan yang lainnya.

c. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.

d. Sifat Kepribadian, salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan oleh (

Marami,1995) :”Keseluruhan pola, pikiran, perasaan,dan perilaku yang sering

digunakan oleh seseorang dalam usaha dalam adaptasi yang terus menerus dalam

hidupnya”.

e. Bakat pembawa. Bakat menurut (Notoadmojo, 2003) yang mengutip pendapat

(William B.Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan

sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.

f. Intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak (Sukardi,1997) intelegensi

adalah kemampuan untuk membuat kombinasi.

(19)

Menurut Hurlock (1996) usia dewasa dini merupakan periode peyesuaian diri

terhadap pola-pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif dimana

individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan menyesuaikan dari

situasi baru, sepeti mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis,

berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan daya ingat. Masa dewasa dini

memiliki rentang usia 18 tahun sampai usia 40 tahun.

1) Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu

a) Faktor lingkungan. Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada

disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

b) Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu. Proses

kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku

individu maupun kelompok.

c) Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau

penghabisan .

d) Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan

yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial

e) Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver (1985) dalam buku Serjono Soekanto

(2001) merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam ccara-cara hidup dan

berpikir, pergaulan hidup, seni kesusasteraan, agama rekreasi dan hiburan.

(20)

Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke

dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni : a) kognitif (cognitive), b) afektif

(affective), c) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni

pengetahuan(knowledge), sikap (attitude), tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2003)

1. Knowladge (Pengetahuan)

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses

kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.

Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek)

didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehinggayang mengetahui itu menyusun

yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Pada umumnya adalah

tepat kalau mengatakan pengetahuan hanya merupakan pengalaman “sadar”

(Bachtiar. A, 2005).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia yakni indera penglihatan, penciuman dan pendengaran, asa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinnga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovet behavior). Karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

(21)

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari atau

rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya.

Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak

balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan,

menyebutkan, contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat ilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokan, dan sebagainya.

(22)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan utnuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap(attitude)

Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak kearah atau menolak suatu faktor

lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya di tafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup ( Borgadus, 1931, dalam Mueler 2004).

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo,2003).

Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman

masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu,

menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari.

Sikap relatif lebih menetap dan mengandung aspek edukatif, artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan (Notoatmodjo,2003).

Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan atau keyakinan , ide dan

konsep terhadap suatu objek ; kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap

suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak, ketiga komponen ini secara

(23)

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu,

berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap

menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai

adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut membuat respons

atau berprilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap dan ketiganya saling

menunjang yaitu: komponen kognitif ( berisi kepercayaan individu), komponen afektif (

berisi dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa

senang) maupun negative (rasa tidak senang) dan komponen konatif (disebut juga

komponen perilaku) yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap yang dihadapinya (Saifuddin, 1995 dalam Taylor 2000)

Dari sisi lain, yaitu sisi lain psikologi umum, sikap merupakan ukuran besarnya

pengaruh atas pengalaman yang spesifik terjadi harapan-harapan, atau dengan kata lain,

hal-hal yang pernah dialami akan mempunyai suatu arti dan nilai tertentu.Dalam arti

inilah didefinisikan oleh Rochracher bahwa sikap mempunyai pengaruh memilih dan

mengemudikan kejadian-kejadian dengan sadar.

3. Tindakan (practice)

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan-aturan untuk

mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan

didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan

kecenderungan untuk bertindak. Beberapa tingkatan dari tindakan/praktek, yaitu:

Persepsi,respon terpimpin, mekanisme adaptasi (Notoatmodjo,2003).

Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

(24)

Respon terpimpin dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar atau

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

Mekanisme apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia telah mencapai praktek

tingkat tiga, adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk

menjadikan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu

kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga

diperlukan faktor dukungan (support).

Praktek atau tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan antara lain, a. persepsi

(perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil, b. respon terpimpin (guided response), dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, c. mekanisme

(mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, d. adopsi (adoption)

adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya

tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau

bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

(25)

Mual dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering terdapat

pada kehamilan trimester pertama. Mual bisanya terjadi pada pagi hari , tetapi dapat

timbul pula setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi enam

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih dari

sepuluh minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat

(Wiknjosastro.2007).

Mual dan muntah (emesis gravidarum) merupakan salah satu gejala paling awal,

paling umum dan dapat menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan dan

merupakan sebuah gejala fisiologis dan sebuah masalah yang sering kali membuat ibu

hamil merasa tidak berdaya mengatasinya ( Tiran. 2004).

Morning sickness adalah suatu kondisi yang bisa muncul mulai minggu ke-4 dan

berakhir pada minggu ke-14 sampai ke-16 minggu masa kehamilan. Rasa pusing dan

mual ini dapat terjadi kapan saja, baik siang maupun malam hari. Gejala ini berkaitan

dengan kedudukan plasenta atau rendahnya kadar gula darah ketika perut sedang kosong

pada malam hari (Ana. 2010).

Mual dan muntah (Morning sickness) adalah hal yang terjadi dalam bulan-bulan

awal kehamilan (biasanya hanya pada saat bangun dari tidur) sering dijumpai dan

biasanya ringan (Farrer. 2001).

(26)

Mual dan muntah disebabkan peningkatan hormon yang mengalir dalam darah.

Hormon human Chorionic Gonadotropin, diproduksi untuk menjaga persediaan

estrogen dan progesterone dalam mempertahankan kehamilan. Hormon ini berada

dalam air kencing dan menandakan kehamilan. Pembentukan hCG muncul bersamaan

dengan rasa mual, berangsur-angsur menghilang 12-14 minggu. Hormon ini juga

menyebabkan penurunan drastis kadar gula dalam darah, yang dapat menyebabkan rasa

lapar dan sakit secara tiba-tiba (Stoppard. 2009).

Masalah psikologis juga merupakan faktor predisposisi beberapa wanita mengalami

mual dan muntah dalam kehamilan dan akan memperburuk gejala yang sudah ada atau

mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Kecemasan berdasarkan

pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya mual dan

muntah (Tiran.2008).

Menurut Wiknjosastro faktor predisposisi dan faktor-faktor lain penyebab mual dan

muntah adalah:

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida , mola hidatidosa

dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan

ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang perann penting karena

pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat

hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini

merupakan faktor organik

c. Alergi

Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah

(27)

d. Faktor psikologi

Memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan

pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab

terhadap ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagi ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai

pelarian dari kesukaran hidup

e. Usia

Salah satu faktor predisposisi yang menyebabkan emesis gravidarum yaitu usia,

beberapa peneliti menemukan bahwa wanita yang lebih tua semakin cenderung

mengalami keluhan mual dan muntah, sedangkan penelitian lainnya menemukan

wanita-wanita muda lebih cenderung mengalami morning sickness(Wesson.2002)

Menurut Indra (2009) bahwa usia dan fisik wanita mempengaruhi proses

kehamilan dan persalinannya, dijelaskan sebagai berikut:

1) Hamil kurang dari 20 Tahun

Rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, dengan kata

lain kondisi fisik belum 100% siap, di usia ini secara biologis belum optimal,

emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami

goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian selama kehamilan. Angka

kematian ibu dan janin 4-6kali lipat lebih tinggi dibanding wanita yang hamil dan

bersalin di usia 20-an.

(28)

Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi maksimal untuk

kehamilan. Umumnya secara mental calon ibu juga sudah siap, ini berdampak pada

perilaku ibu dimana ia menjaga dan merawat kehamilannya secara hati-hati

3) Hamil di Usia 30 hingga 35 Tahun

Mengingat kemajuan teknologi saat ini, direntang usia ini ibu masih boleh hamil asal

kondisi tubuh, kesehatan dan asupan nutrisi betul-betul terjaga.

4) Hamil di Usia lebih dari 35 Tahun

Kesehatan ibu sudah menurun, kehamilan tergolong beresiko tinggi. Itu sebabnya

tidak dianjurkan menjalani kehamilan di usia ini.

Banyak wanita yang melaporkan adanya hubungan antara gangguan kehamilan

yang mereka alami dengan kelelahan. Salah satu gejala kelelahan umum adalah

munculnya perasaan letih, suatu perasaan kelelahan akan teratasi jika dilakukan

istirahat, kelelahan merupakan suatu kondisi dimana seluiruh fungsi tubuh dalam

bekerja sudah tidak maksimal lagi (Wesson.2002).

Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja

dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, atau pengeluaran energi untuk kegiatan

yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu ( Notoatmodjo.

2007).

Menurut Wesson (2002) ibu hamil yang bekerja pada outlet makanan siap saji

paling cenderung mengalami mual dan muntah.

3. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan

ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,

(29)

lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual

dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan (Wiknjosastro. 2007).

Makanan yang tidak tercerna dalam perut menyebabkan iritasi ( makanan yang

berlebihan dan berasa tajam) menyebabkan muntah saat hamil tetapi kebanyakan

muntah saat kehamilan disebabkan karena urat syaraf yang tertekan dan bahwa muntah

saat kehamilan disebabkan karena urat syaraf yang tertekan dan bahwa muntahyang

selanjutnya disebabkan karena berkembangnya rahim dan tekanan kepala janin yang

mengganggu gerakan peristaltik dan cenderung berhenti sebelum makan sampai pada

tempatnya (Wesson. 2002).

4. Tanda dan Gejala Emesis gravidarum

Tanda – tanda emesis gravidarum ( Rose & Neil, 2007) berupa:

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi

dapat pula terjadi setia saaat.

b. Nafsu makan berkurang

c. Mudah lelah

d. Emosi yang cenderung tidak stabil

Keadaan ini merupakan sesuatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak

normal apabila mual dan muntah terjadi terus-menerus dan mengganggu

keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami

emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga

menimbulkan gangguan pada kehamilannya yaitu ibu mengalami dehidrasi,

(30)

selaput lender esophagus dan lambung), ablasia retina dan kematian ibu,

sedangkan janin akan mengalami gangguan dan hingga kematian janin.

5. Penanganan

Wanita dapat mengatasi mual dan muntah dengan cara sederhana, diantaranya:

a. Ubah kebiasaan makan. Makan dalam jumlah sedikit tetapi sering, jangan

makan dalam jumlah atau porsi besar karena akan menambah mual. Tetap

berusaha maka ketika perut terasa enak, dianjurkan 5-6 kali sehari untuk

mencegah perut kosong dan mempertahankan kestabilan kadar gula darah.

b. Makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dapat membantu

mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah, sayuran dan makanan

yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, dan biskuit.

c. Sewaktu bangun tidur di pagi hari, jangan langsung terburu-buru terbangun.

Cobalah duduk sebentar dan baru perlahan berdiri untuk bangun. Bila merasa

sangat mual ketika bangun tidur pagi, siapkan cemilan atau biskuit di dekat

tempat tidur, dan dapat memakannya terlebih dahulu sebelum mencoba

bangun.

d. Hindari makanan dan bau-bauan yang merangsang mual dan menggangu

keinginan makan.

e. Hindari makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas, karena akan

memperburuk rasa mual.

f. Minumlah cairan yang cukup selama muntahuntuk mengganti cairan yang

dikeluarkan dan mencegah dehidrasi.

g. Minumlah air putih, susu rendah lemak atau jus buah. Hindari minuman yang

(31)

h. Tingkatkan asupan makanan yang kaya vitamin (beras, pisang, sereal,

alpukad) atau dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat vitamin B6

yang efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.

i. Biasanya orang menggunakan jahe untuk mengurangi rasa mual.

j. Istirahat dan rileks sangat membantu mengatasi mual dan muntah, karena

rasa stress hanya akan memperburuk rasa mual. Beristirahatlah yang cukup

dan santai, sambil mendengarkan musik atau membaca.

k. Cermati pemakaian obat-obatan anti mual. Obat-obatan tersedia untuk

mengatasi rasa mual dan muntah yang berat, tetapi obat-obatan ini dapat

menembus plasenta dan tingkat keamanan untuk bayi masih belum dapat

dipastikan. Tetapi bila mual dan muntah sangat hebat dan mengancam

kesehatan ibu, pengobatan baru akan diberikan. Selalu berkonsultasi dengan

dokter sebelum menggunakan obat-obatan (Ratna.2009).

Adapun hal-hal yang harus dihindari agar tidak terjadi emesis gravidarum (

Wesson. 2002) yaitu:

a) Menghindari masak atau mengkonsumsi makanan yang berminyak atau

digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna dan sering menyebabkan mual

bagi wanita hamil. Sebagian wanita tidak tahan dengan bau saat memasak tetapi

senang makan makanan yang dimasak, sebagian lainnya hanya dapat mentolerir

makanan yang tidak dimasak seperti buah-buahan, sayur-sayuran, sereal dan roti

isi.

b) Menghindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola, teh, semua

(32)

c) Menghindari sikat gigi begitu selesai makan

Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang menjadi suatu masalah

karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka

muntah, sehingga pilih waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

d) Menghindari gerakan-gerakan yang tiba-tiba, khususnya setelah bangun tidur,

dengan memperlama waktu bangun akan dapat membantu.

e) Menghindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.

Bau menyengat seperti air buangan, tempat sampah, kotoran hewan, asap

pembuangan pabrik, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan

muntah.

f. Menghindari berpakaian yang ketat atau pakaian dengan ikat pinggang ketat.

Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada

perut dan dapat memperburuk rasa mual. Pakaian longgar atau ikat pinggang

elastis dapat membantu,

D. Perubahan Psikologi dengan emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama

1. Definisi

Kehamilan trimester pertama adalah seluruh periode zigot dan embrionik dan dua

minggu pertama periode janin dari total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi, berada

pada 12 minggu pertama kehamilan dihitung dari masa menstruasi terakhir (Varney.

2006).

Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, Pada umumnya trimester pertama

(33)

trimester kedua pada minggu 13 hingga 27, dan trimester ketiga pada minggu

ke-28 hingga ke-40 (Varney. 2006).

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya

(ketidakstabilan emosi dan suasana hati)

b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang

ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c. Ibu akan mencari tanda-tanda kepastian kehamilannya. Hal ini dilakukan sekedar

untuk meyakinkan dirinya.

d. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang yang

mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakan

e. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi

(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran pada penelitian

yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka (Setiawan. 2010).

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul perilaku suami dalam

menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan

trimester pertama di Klinik Bidan Loly Tahun 2012 yang dijelaskan dalam bentuk bagan

seperti berikut ini :

Skema 1: Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

- Baik

- Cukup

- Kurang

Perilaku Suami

Sikap

-Baik

-Cukup

-Kurang

Tindakan

- Baik

- Cukup

- Kurang Pengetahuan

- Baik

- Cukup

(35)

B. Definisi Operasional

No Variabel

Defenisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1 Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui oleh suami tentang perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum. Dengan menghitung jawababn responden pada kuesioner

Kuestioner 1.Baik : bila

menjawab

benar 8-10

pertanyaan

2.Cukup: bila

menjawab

benar 5-7

pertanyaan

3.Kurang: bila

menjawab

benar <5

pertanyaan

Ordinal

2 Sikap Kemampuan

suami dalam menanggapi dan merespon menghadapi perubahan ibu selama kehamilan

Kuestioner 1.Baik: bila

(36)

. mampu

menjawab

dengan skor

21-30.

3. Kurang bila

mampu

menjawab

dengan skor

10-20.

3 Tindakan Perbuatan nyata

yang dilakukan

secara langsung

oleh suami dalam

menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum

Kuestioner 1.Baik: Bila

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan

pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku

suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan

emesis gravidarum di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang memiliki istri dengan

kehamilanTrimester I dan mengalami keluhan mual dan muntah (emesis gravidarum) di

Klinik BidanLolly Medan , penelitian ini dilakukan pada semua ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilan bersama dengan suaminya. Berdasarkan data yang didapat

jumlah ibu yang berkunjung dari bulan November sampai bulan Desember didapati

jumlah ibu hamil yang berkunjung bersama dengan suaminya sebanyak 48 orang ibu

hamil trimester pertama .

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang suami, dengan menggunakan teknik

total sampling dimana keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian

(38)

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bidan Loly Medan, dengan pertimbangan cakupan

kunjungan ibu hamil yang dapat dijumpai untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan April 2012.

E. Pertimbangan Etik

Hidayat (2007, dalam Setiawan dan Saryono, 2010) mengatakan penelitian : 1

mengaplikasikan informed consent ( penelitian diajukan atas persetujuan responden dan

responden suka rela untuk menjadi subjek dalam penelitian) : 2 tidak mencantumkan

nama (anonymity) responden pada lembar observasi: 3 semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti (confidentially).

Etika dalam penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seorang peneliti untuk

melakukan suatu tindakan dalam upayanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan (Prasetyo & Jannah, 2007). Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika

penelitian adalah mengatur perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban

peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang

disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Responden yang bersedia

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak

bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur

tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Peneliti menjanjikan bahwa identitas subjek

penelitian akan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada

instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden

(39)

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

dibuat oleh si peneliti. Bagian pertama kuesioner adalah data demografi responden yaitu:

umur. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 soal dan dengan bentuk pertanyaan

tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, atau c jika menjawab benar diberi nilai

satu (skor+1), sedangkan jika menjawab salah nilai nol (skor=0).

Pertanyaan untuk sikap sebanyak 10 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan

tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat

tidak setuju. Pertanyaan no 1-5 merupakan pertanyaan positif (favorable) dan pertanyaan

6-10 merupakan pertanyaan negative (unfavorable). Untuk pertanyaan positif skor

Sangat Setuju (SS) =4, Setuju (S) =3, Tidak Setuju(TS)=2, Sangat Tidak Setuju(STS)

=4. Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40. Jadi semakin tinggi skor

semakin baik sikap suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester

pertama dengan emesis gravidarum.

Pertanyaan untuk tindakan sebanyak 10 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup

yang terdiri dari pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jika

menjawab selalu maka skor 4, jika menjawab sering maka skor 3, jika menjawab

kadang-kadang skor 2, jika menjawab tidak pernah skor 1. Total skor terendah 10 dan

total skor tertinggi 40. Jadi semakin tinggi jumlah skor maka semakin baik tindakan

suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan

emesis gravidarum.

G. Prosedur Pengumpul Data

Pengumpulan data akan dilakukan peneliti selama 2 bulan terhitung pada bulan

(40)

pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara) dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah

diperoleh dikirimkan ketempat penelitian (Klinik Bidan Loly Medan).

Peneliti melakukan pengumpulan data di klinik bidan Lolly Medan. Peneliti

mendapatkan responden ketika ibu hamil trimester pertama tersebut memeriksakan

kehamilannya didampingi dengan suami. Suami yang sedang mendampingi istrinya

memeriksakan kehamilan yang peneliti pilih untuk dijadikan responden. Peneliti

menentukan responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.Setelah mendapatkan

calon responden, peneliti kemudian menjelaskan kepada calon responden tersebut tentang

tujuan penelitian serta prosedur penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta responden

untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), sebelum pengisian

kuesioner dilakukan.

Dalam hal ini juga peneliti memberikan penjelasan pada saat membagi lembar

kuesioner untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu

hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum. Lembar kuesioner diisi oleh suami

yang memiliki istri yang hamil trimester I dengan keluhan mual dan muntah, kemudian

peneliti memeriksa kelengkapan data peneliti juga meminta persetujuan Bidan Lolly

untuk memberitahu maksud dan tujuan penelitian sekaligus, meminta bantuan dan dalam

proses penelitian, Peneliti melakukan penelitian ke Klinik Bidan Lolly setiap kali peneliti

datang ke klinik Bidan Lolly dan menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan

manfaat penelitian.Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing responden, kemudian

setelah selesai, peneliti mengumpulkan kuesioner kembali, untuk diperiksa

(41)

Selanjutnya, data yang telah dikumpul di analisis. Selanjutnya, data yang telah dikumpul

di analisis.

H. Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah

secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang

menggambarkan masalah yang telah diteliti kemudian dikelompokkan dengan

menggunakan aspek pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti tidak menemui

hambatan dalam proses editing, karena semua pertanyaan yang diberikan pada

responden seluruhnya dijawab

b. Coding

Dalam langkah ini peneliti memberi kode pada kuesioner responden yang

berhubungan dengan variabel penelitian untuk memudahkan dalam pengolahan

data.

c. Tabulating

Proses tabulating yaitu memasukkan data kedalam tabel untuk mempermudah

analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan penelitian dengan

memasukkan data kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

I. Validitas dan Reliabilitas instrument

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan

(42)

mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan secara content validity kepada

ahlinya yaitu spesialis kandungan.

Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams dan Wilkins, 2004), besarnya

sebuah koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan

criteria kevalidan yang lebih besar. Nilai koefisien yang diharapkan adalah 0,70 atau

lebih.

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan terhadap instrumen yang handal, tidak

berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali. Uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan rumus alpa croanbach. Uji reliabilitas telah diuji

sebelum pengumpulan data berlangsung, dan dilakukan kepada yang mempunyai kriteria

yang sama dengan responden yang diteliti. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan

dilihat signifikansinya. Bila signifikan maka instrument tersebut reliabel. Menurut Burn

dan Grove (2001) suatu instrument yang menggunakan pengukuran yang sudah

berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0,80 sedangkan untuk

instrumrnt baru reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70.

J. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan teknik analisa

kuantitatif melalui beberapa tahap, pertama pengecekan kelengkapan data responden

yaitu memastikan bahwa semua data yang dibutuhkan telah lengkap. Selanjutnya dengan

mengklasifikasikan data dengan mentabulasi data yang telah terkumpul. Untuk

mengolah data terlebih dahulu setiap data diberi kode. Selanjutnya entry data dalam

komputer dan dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi.

Analisis data yang dilakukan analisis univariat, semua variabel dianalisis secara

(43)

demografi dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisis data disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, sikap dan tindakan

suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan

emesis gravidarum selanjutnya ditarik kesimpulan.

(44)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Suami Dalam Menghadapi

Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester

Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012”, kuesioner diberikan kepada 36

suami. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Distribusi Suami

Berdasarkan karakteristik distribusi suami, suami yang dilibatkan dalam

penelitian ini adalah yang memiliki istri hamil trimester pertama dengan keluhan mual

dan muntah (emesis gravidarum) dan dengan umur yang bervariasi. Rentang umur 20-25

Tahun dengan persentase sebanyak 10 orang (27,8%), umur 26-30 tahun sebanyak 23

orang (63,9%), umur 31-35 tahun sebanyak 3 orang (8,3 %).

Berdasarkan pendidikan suami , pendidikan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 1

orang (2.8%), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) sebanyak 3 orang (8,3%),

SMU (Sekolah Menengah Umum) sebanyak 20 orang (55,6%), dan Diploma/Sarjana

sebanyak 12 orang (33,3 %).

Berdasarkan jenis pekerjaan suami, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 5

orang (13,9%), Wiraswasta/Pedagang sebanyak 22 0rang (61,1%) dan Karyawan

(45)
[image:45.612.127.574.201.494.2]

Tabel 5.1

Karakteristik Distribusi Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly

Medan

Tahun 2012

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur

20-25 Tahun 10 27,8

26-30 Tahun 23 63,9

31-35 Tahun 3 8,3

Pendidikan

SD 1 2,8

SLTP 3 8,3

SMU 20 55,6

Diploma/Sarjana 12 33,3

Pekerjaan

PNS 5 13,9

Wiraswasta/Pedagang 22 61,1

Karyawan 9 25

2. Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan suami mayoritas

berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan

(46)
[image:46.612.107.548.187.294.2]

Tabel 5.2

Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly

Medan

Tahun 2012

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase(%)

Baik 9 25

Cukup 20 55,6

Kurang 7 19,4

Total 36 100

3. Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

Distribusi frekuensi berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas

memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang

sebanyak 6 orang (13,9%).Hal ini dapat dilihat pada table 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan

Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan

Tahun 2012

Sikap Frekuensi(n) Persentase (%)

Baik 9 25

Cukup 22 61,1

Kurang 6 13,9

[image:46.612.109.549.570.674.2]
(47)

4. Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan suami dalam menghadapi perubahan

psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama

diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang (

38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%). Hal ini

dapat dilihat pada table 5.4.

Tabel 5.4

Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly

Medan

Tahun 2012

Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 14 38,9

Cukup 14 38,9

Kurang 8 22,2

Total 36 100

Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian pengetahuan suami tentang

perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan

bahwa beberapa aspek pengetahuan tentang perubahan psikologis ibu hamil pada

trimester pertama sudah diketahui para responden lebih dari 50% sudah mengetahui

(48)

muntah sebanyak 88,9%. Dan 88,9 % responden telah mengetahui waktu terjadinya

[image:48.612.112.570.272.689.2]

mual dn muntah pada ibu hamil yang sering terjadi pada kehamilan trimester pertama

Tabel 5.5

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan

Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012 (n = 36)

N O

Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F(%) F (%)

1 Menurut bapak, apakah yang dimaksud dengan perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dengan gangguan mual dan muntah pada awal kehamilan

32(88,9) 4(11,1)

2 Menurut bapak, kapan mual dan muntah pada kehamilan itu bisa terjadi.

32(88,9) 4(11,1)

3 Menurut bapak, apakah faktor utama penyebab mual dan muntah

19(52,8) 17(47,2)

4 Menurut bapak, apakah wajar mual dan muntah itu terjadi pada kehamilan

26(72,2) 10(27,8)

5 Menurut bapak, apakah tindakan pertama yang bapak lakukan jika istri anda mengalami mual dan muntah pada kehamilannya ini

18(50) 18(50)

6 Menurut bapak , perubahan psikologis apakah yang akan terjadi pada ibu dalam kehamilan trimester pertama

19(52,8) 17(47,2)

7 Menurut bapak , apakah yang dimaksud dengan kehamilan pada bulan pertama

23(63,9) 13(36,1)

8 Menurut bapak ,apakah bapak mengetahui apa yang akan terjadi atau biasa terjadi pada ibu hamil dalam trimester pertama.

29(80,6) 7(19,4)

9 Menurut bapak , apakah dampak dari mual dan muntah yang terus menerus yang terjadi pada ibu

26(72,2) 10(27,8)

10 Menurut bapak, apakah yang dimaksud dengan kehamilan trimester pertama

16(44,4) 20(55,6)

(49)
[image:49.612.128.602.212.679.2]

Tabel 5.6

Distribusi PernyataanSikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly

Medan Tahun 2012 (n = 36)

NO Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

F(%) F (%) F(%) F(%) 1 Suami memberi dukungan dan motivasi kepada ibu

pada saat mengalami mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama .

17(47,2) 12(33,3) 7(19,4) -

2 Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin di awal kehamilan ini.

8(22,2) 18(50,0) 10(27,8) -

3 Suami lebih sabar dalam menghadapi perubahan dari dalam diri ibu seperti mual dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan ini

8(22,2) 19(52,8) 7(19,4) 2(5,6)

4 Apabila ibu hendak muntah, suami memberikan semangat kepada ibu agar ibu lebih sabar karena ini merupakan normal terjadi pada awal kehamilan.

13(36,1) 11(30,6) 10(27,8) 2(5,6)

5 Apabila ibu merasa lelah, suami siap menggantikan pekerjaan ibu seperti memasak dan mencuci pakaian pada saat ibu merasa tidak sehat karena mual dan muntah yang ibu alami.

6(16,7) 17(47,2) - 13(36,1

6 Suami kurang memberikan perhatian kepada ibu yang sedang hamil dengan gangguan mual dan muntah pada awal kehamilan ibu ini.

6(16,7) 16(44,4) 9(25) 5(13,9)

7 Suami kurang mengerti apabila selama kehamilan, ibu tidak ingin berhubungan seksual karena mual dan muntah yang ibu alami membuat si ibu merasa terganggu.

5(13,9) 14(38,9) 10(27,8) 7(19,4)

8 Suami kurang mengetahui efek dari mual dan muntah jika terjadi berlebihan.

5(13,9) 18(50,0) 13(36,1) -

9 Apabila ibu mengalami mual dan muntah suami tidak melakukan tindakan apapun

11(30,6) 16(44,4) 7(19,4) 2(5,6)

10 Pada saat ibu mengalami mual dan muntah suami hanya duduk tidak perduli karena dianggap biasa pada awal kehamilan.

5(13,9) 20(55,6) 10(27,8) 1(2,8)

.

(50)

Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian sikap suami tentang perubahan

psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan bahwa

beberapa aspek sikap tentang perubahan psikologis ibu hamil pada trimester pertama

yaitu Suami lebih sabar dalam menghadapi perubahan dari dalam diri ibu seperti mual

dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan ini sikap suami yakni sebanyak 52,8%

setuju dengan pernyataan ini.dan peryataan yang menyatakan Suami kurang mengetahui

efek dari mual dan muntah jika terjadi berlebihan yakni sebanyak 50% suami setuju

karena mereka kurang mengetahui tentang mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan oleh suami tentang mual dan

[image:50.612.118.593.472.711.2]

muntah yang terjadi pada ibu hamil

Tabel 5.7

Distribusi PernyataanTindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di

Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012 (n = 36)

N O

Pernyataan Pilihan Jawaban

a b c d

F(%) F (%) F(%) F(%)

1 Setelah suami mengetahui bahwa istrinya hamil dan mengalami mual dan muntah diawal kehamilan , suami memberikan perhatian yang lebih kepada ibu.

18(50) 9(25) 9(25) -

2 Pada saat si ibu mual dan muntah, suami selalu ada disamping ibu untuk memberikan motivasi pada ibu.

13(36,1) 13(36,1) 10(27,8) -

3 Suami memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu selama ibu mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan ini

13(36,1) 14(41,7) 10(27,8) -

4 ibu sedang hamil trimester I dan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah karena gangguan kehamilan ibu saat ini, suami menggantikan pekerjaan ibu seperti memasak

(51)

5 Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin pada kehamilan ini.

4(11,1) 20(55,6) 10(27,8) 29(5,6)

6 Pada saat ibu memeriksakan kehamilan, suami selalu ikut mendampingi..

7(18,4) 12(33,3) 14(38,9) 3(8,3)

7 Suami kurang mengerti apabila selama kehamilan, Suami menyediakan waktu untuk selalu mendampingi ibu selama kehamilan ini apalagi dengan gangguan mual dan muntah yang ibu alami.

8(22,2) 14(41,7) 9(25) 4(11,1)

8 Suami selalu memenuhi kebutuhan ibu di awal kehamilan ini terutama pada saat ibu mengalami mual dan muntah

9(25) 16(44,4) 10(27,8) 1(2,8)

9 Suami selalu siap siaga untuk mendampingi ibu pada kehamilan trimester I dengan gangguan mual dan muntah yang ibu alami .

10(27,8) 12(33,3) 8(22,2) 6(16,7)

10 Suami mencari tahu kemungkinan sang ibu akan menunjukan tingkah laku yang berbeda selama kehamilannya apalagi karena mual dan muntah yang sedang ibu alami.

6(16,7) 19(52,8) 10(27,8) 1(2,8)

[image:51.612.119.587.72.360.2]

.

Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian tindakan suami tentang perubahan

psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan bahwa

beberapa aspek tindakan tentang perubahan psikologis ibu hamil pada trimester pertama

yaitu Suami mencari tahu kemungkinan sang ibu akan menunjukan tingkah laku yang

berbeda selama kehamilannya apalagi karena mual dan muntah yang sedang ibu alami

mayoritas responden menjawab sering mencari informasi tersebut yakni sebanyak

52,8%. Dan mayoritas suami Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan janin pada kehamilan yang di alami istrinya dan

(52)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada suami di Klinik Bidan

Lolly Medan tahun 2012, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada 36 orang suami. Data tersebut dijadikan tolak ukur

dalam melakukan pembahasan dann sebagai hasil ukur akhir dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Pengetahuan Suami

Pada table 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan suami dalam menghadapi

perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester

pertama mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas

berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%).

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses

kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.

Hal ini menyatakan bahwa suami memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah

mengetahui tentang perubahan psikologis pada ibu hamil dengan emesis gravidarum

pada kehamilan trimester pertama dari pendidikan dan berbagai media elektronik dan

media massa.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media dan

lingkungan sekitar. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi berbagi faktor

seperti: Sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan

(53)

2. Sikap Suami

Pada tabel 5.3 diperoleh sebagian besar suami memiliki mayoritas memiliki

sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak

6 orang (13,9%).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus tertentu. Sikap belum tentu merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi

merupakan predisposisi suatu tindakan.

Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami

individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan di

bentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.

Sikap tidak lepas dari interaksi manusia satu dengan yang lain.

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu,

berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap

menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai

adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut membuat respons

atau berprilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang

membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu: komponen kognitif (

berisi kepercayaan individu), komponen afektif ( berisi dimensi emosional subjektif

individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negative (rasa

tidak senang) dan komponen konatif (disebut juga komponen perilaku) yang berkaitan

dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang

(54)

Hal ini menunjukkan bahwa suami-suami yang memiliki sikap baik telah

meyakini setelah suami mengetahui tentang mual dan muntah pada kehamilan trimester

pertama dan penanganan mual dan muntah pada kehamilan.Sedangkan suami-suami

yang memiliki sikap yang kurang disebabkan suami belum mengetahui dan kurang

berpengalaman dalam menghadapi perubahan psikologis yang dihadapi istrinya pada

kehamilan trimester pertama. Untuk responden yang memiliki sikap yang kurang hal ini

disebabkan karena faktor tingkat pengetahuan reponden dan adanya

keyakinan-keyakinan responden bahwa perubahan psikologis yang terjadi karena mual dan muntah

itu adalah hal biasa, sesuai dengan teori tentang sikap dimana dikatakan bahwa

penentuan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan,berfikir, dan keyakinan juga emosi

seseorang. Menurut WHO tentang perilaku kesehatan yang mengatakan bahwa sikap

juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dirinya sendiri dan orang lain.

3. Tindakan Suami Dalam Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan

Loly Medan

Tahun 2012

Pada tabel 5.4 diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup

masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8

orang (22,2%).

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan-aturan untuk

mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan

didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan

(55)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk

menjadikan sikap menjadi suatu perbuatan nyata (tindakan) diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari keluarga.

Hal ini menunjukkan bahwa suami yang memiliki tindakan baik lebih peka

terhadap perubahan psikologis yang dirasakan oleh istrinya akibat dari mual dan muntah

(emesis gravidarum) dan juga suami yang memiliki tindakan yang baik telah menilai

dan meyakini bahwa perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada

kehamilan tr

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.5
Tabel 5.6
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan usia awal, frekuensi makan, dan cara pemberian MP-ASI, diketahui bahwa sebagian besar

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran aplikasi

menemukan model pembinaan sektor informal di Kota Medan berbasis orientasi kewirausahaan dan secara operasional penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi

(1) Praktik Klinik adalah penerapan mata kuliah yang diselenggarkan Poltekkes Kemenkes Surakarta untuk mahasiswa program Diploma Tiga, program Sarjana Terapan dan

Permasalahan Dominan : Kenyamanan Pelaku Dalam Belajar Terhadap..

karyawan dan pemberi kerja dimana karyawan dapat bekerja paruh atau penuh waktu dari lokasi alternatif selain kantor yang tersentralisasi, seperti misalnya di

Bentuk tindakan preventif yang dilakukan orang tua dalam melindungi anak dilakukan dengan cara mengarahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan anak usia dini dan