PERILAKU SUAMI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN
TRIMESTER PERTAMA DI KLINIK BIDAN LOLY MEDAN TAHUN 2012
OLEH:
IIN OCTAVIANA HUTAGAOL 115102064
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012
Nama : Iin Octaviana Hutagaol
Fakultas : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Latar belakang : Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya untuk mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan seks karena takut mencederai bayinya.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.
Metodologi penelitian : Deskriptif, dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 36 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling.Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner.
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%), berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak 6 orang (13,9%), dan berdasarkan tindakan suami diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%).
Kesimpulan : Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan kunjungan antenatal care kepada masyarakat dengan cara pengabdian kepada masyarakat, dan sosialisasi tentang kehamilan pada Pasangan Usia Subur yang akan berencana memiliki anak.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis
Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012”.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini, yaitu :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatra Utara.
2. Nur Asnah sitohang, S.Kep. Ns.M.Kep, selaku Ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
3. dr. Zulkifly M.Si selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal
penelitian ini, yang telah membimbing hingga proposal penelitian ini selesai.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Kedua orang tua, kakak, dan adikku yang kusayangi, yang selalu
mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual,
6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara T.A 2011/2012, yang telah banyak memberikan
dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan segala keterbatasan dalam penyusunanProposal Karya Tulis
Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah nantinya.
Akhir kata peneliti mengucapkan terimahkasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian proposal ini.
Medan, Juni 2012
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... …. iv
DAFTAR TABEL... …. vii
DAFTAR SKEMA... …. viii
DAFTAR LAMPIRAN... …. ix
BAB I : PENDAHULUAN... …. 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 2
C. Tujuan... 2
D. Manfaat Penelitian... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 4
A. Perilaku... 4
1. Konsep Perilaku... 4
2. Domain Perilaku……… …. 8
B. Emesis Gravidarum……….. 13
1. Definisi... 13
2. Etiologi... 14
3. Patofisiologi... 17
4. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum... 17
C. Perubahan Psikologi dengan Emesis Gravidarum Pada
Kehamilan Trimester Pertama ………... 20
1. Definisi……… 20
BAB III : KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL………. 22
A. Kerangka Konsep……… 22
B. Definisi Operasional……… 23
BAB IV : METODE PENELITIAN……….. 25
A. Desain Penelitian ………... 25
B. Populasi dan Sampel……….. 25
C. Tempat Penelitian………... 26
D. Waktu Penelitian……… 26
E. Pertimbangan Etik……….. 26
F. Instrumen Pengumpulan Data……… 27
G. Prosedur Pengumpulan Data……….. 28
H. Pengolahan Data……… 29
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 30
J. Analisa Data………... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 32
A. Hasil Penelitian ………. 32
1. Pengetahuan Suami……….. 36
2. Sikap suami……….……… 37
3. Tindakan Suami……….. 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 40
A. Kesimpulan………... 40
B. Saran………. 41
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1Karakteristik Distribusi Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu
Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di
Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012……….33
Tabel 5.2Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu
Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di
Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012………34
Tabel 5.3Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik
Bidan Loly MedanTahun 2012………34
Tabel 5.4Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu
Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan
Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 : Lembar Permohonan Kepada Calon Responden
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Conten Validity
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 : Master Data Penelitian
Lampiran 7 : Hasil Data OutPut Data Penelitian
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
Judul : Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012
Nama : Iin Octaviana Hutagaol
Fakultas : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Latar belakang : Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya untuk mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan seks karena takut mencederai bayinya.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.
Metodologi penelitian : Deskriptif, dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 36 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling.Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner.
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%), berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak 6 orang (13,9%), dan berdasarkan tindakan suami diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%).
Kesimpulan : Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan kunjungan antenatal care kepada masyarakat dengan cara pengabdian kepada masyarakat, dan sosialisasi tentang kehamilan pada Pasangan Usia Subur yang akan berencana memiliki anak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan trimester pertama merupakan masa penentuan. Proses adaptasi secara
psikologis yang dialami ibu terhadap kehamilan bervariasi pada perjalanan kehamilan
itu sendiri. Perubahan penting terjadi pada minggu-minggu berikutnya. Perubahan
menyebabkan wanita hamil merasa cemas, gusar, ketakutan, panik bahkan beberapa
masalah kehamilan yang sering muncul pada trimester pertama adalah mual dan muntah.
Mual dan muntah akan menjadi lebih parah ketika reaksi psikologis ikut mempengaruhi
kondisi fisik ini (Detiana, 2010).
Faktor psikologis pada ibu hamil akan berbeda seiring dengan frekuensi bayi yang
dikandung. Pada ibu yang sudah memiliki anak sebelumnya, pengalaman tentang
kehamilan akan menjadi sangat berharga. Kehamilan keduanya ini mungkin tidak
banyak mengandung simpati, perhatian dan nasihat sehingga ibu bisa lebih menikmati
kehamilannya. Sementara ibu dengan kehamilan pertama memiliki respon dan asumsi
tertentu yang diciptakan oleh ibu lain yang sudah memiliki pengalaman dalam
kehamilan sekundi ataupun multigravida yang dianggap lebih berpengalaman, bertindak
profesional dalam kehamilan, menangani anak-anaknya dan tidak akan membiarkan
perubahan-perubahan serta ketidaknyamanan kehamilan mengganggu konsentrasi dan
kehidupannya (Farrer. 2001).
Reaksi pertama seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan
pencari nafkah bagi keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubungan
seks karena takut mencederai bayinya (Asrinah, 2010).
Inilah waktu yang tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.
Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep
dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami
(Manuaba, 1999)
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang“Perilaku
Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu dengan Emesis Gravidarum pada
Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Lolly Medan 2012”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“BagaimanaPerilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu dengan
Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Lolly Medan
2012?”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu
dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik Bidan
2. Tujuan Khusus
Adapun beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami dalam menghadapi perubahan
psikologis ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama
di Klinik Bidan Lolly Medan 2012.
2. Untuk mengidentifikasi sikap suami dalam menghadapi perubahan psikologis
ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama di Klinik
Bidan Lolly Medan 2012.
3. Untuk mengidentifikasi tindakan suami dalam menghadapi perubahan
psikologis ibu dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama
di Klinik Bidan Lolly Medan 2012
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Suami
Sebagai bahan masukan untuk mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil
dengan emesis gravidarum.
2. Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi pelayanan kebidanan agar lebih meningkatkan kunjungan antental care
dengan memberikan informasi mengenai manfaat pemeriksaan kehamilan bagi
ibu hamil khususnya ibu hamil trimester I .
3. Peneliti
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Konsep Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku misalnya Bloom
membedakan antara perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan),
afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan/gerakan). Ki Hajar Dewantoro menyebutnya
sebagai cipta (peri akal), rasa (peri rasa), dan karsa (peri tindak). Ahli-ahli lain
umumnya menggunakan istilah pengetahuan, sikap dan tindakan yang sering kali
disingkat dengan KAP (Knowladge, Atitude, Practise)(Makhdalena, 2000).
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yang merupakan
gabungan dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Blum (1974, dalam Wiryo 2001), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh empat faktor yaitu , lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari
keempat faktor tersebut lingkungan merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi kesehatan masyarakat karena dilingkungannya manusia mengadakan
interaksi dalam proses kehidupannya baik dalam lingkungan fisik, psikologis, sosial
budaya dan ekonomi, dimana kondisi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku individu,
sangat besar terhadap derajat kesehatan, maka diperlukan upaya untuk mengurangi dan
menghilangkan perilaku masyarakat yang bertentangan dengan norma hidup sehat.
Skinner (1938) adalah seorang ahi perilaku , mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon, membedakan
adanya dua respon, yaitu: (Notoatmodjo, 2003)
a. Responden response atau reflexive response, adalah respon yang ditimbulkan
oleh ransangan yang disebut elisting stimuli dan menimbulkan respon yang
relatif tetap. Responsen respon ini mencakup juga emosi respon. Emocional
response timbul karena hal yang kurang mengenakkan responden yang berkaitan.
b. Operant response atau instrumental response, adalah respon yang timbul dan
berkembang di ikuti oleh perangsang yang disebut reinvoreing stimuli karena
perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme.
Oleh sebab itu perangsang yang demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan responden.
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang untuk
berprilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat
berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya .
Jenis perilaku menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku tertutup (Cover Behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(cover) . Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pesepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut (Sunaryo,
2004), faktor tersebut terdiri dari :
a. Faktor Genetik dan Endogen
Faktor genetik atau keturunn merupakan konsepsi dasar atau model untuk
kelanjutan perkembangan perilaku mahluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari
dalam individu (endogen), antara lain:
b. Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu
dengan yang lainnya.
c. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.
d. Sifat Kepribadian, salah satu pengertian kepribadian yang ditemukan oleh (
Marami,1995) :”Keseluruhan pola, pikiran, perasaan,dan perilaku yang sering
digunakan oleh seseorang dalam usaha dalam adaptasi yang terus menerus dalam
hidupnya”.
e. Bakat pembawa. Bakat menurut (Notoadmojo, 2003) yang mengutip pendapat
(William B.Micheel, 1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
f. Intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak (Sukardi,1997) intelegensi
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi.
Menurut Hurlock (1996) usia dewasa dini merupakan periode peyesuaian diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan dikenal dengan masa kreatif dimana
individu memiliki kemampuan mental untuk mempelajari dan menyesuaikan dari
situasi baru, sepeti mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis,
berpikir kreatif serta belum terjadi penurunan daya ingat. Masa dewasa dini
memiliki rentang usia 18 tahun sampai usia 40 tahun.
1) Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu
a) Faktor lingkungan. Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada
disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.
b) Pendidikan. Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu. Proses
kegiatan-kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku
individu maupun kelompok.
c) Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau
penghabisan .
d) Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan
yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial
e) Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver (1985) dalam buku Serjono Soekanto
(2001) merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam ccara-cara hidup dan
berpikir, pergaulan hidup, seni kesusasteraan, agama rekreasi dan hiburan.
Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke
dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni : a) kognitif (cognitive), b) afektif
(affective), c) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni
pengetahuan(knowledge), sikap (attitude), tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2003)
1. Knowladge (Pengetahuan)
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek)
didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehinggayang mengetahui itu menyusun
yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Pada umumnya adalah
tepat kalau mengatakan pengetahuan hanya merupakan pengalaman “sadar”
(Bachtiar. A, 2005).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, penciuman dan pendengaran, asa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinnga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (ovet behavior). Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari atau
rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya.
Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak
balita.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan,
menyebutkan, contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat ilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan sebagainya.
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi
yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan utnuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.
2. Sikap(attitude)
Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak kearah atau menolak suatu faktor
lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya di tafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup ( Borgadus, 1931, dalam Mueler 2004).
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek (Notoatmodjo,2003).
Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman
masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu,
menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari.
Sikap relatif lebih menetap dan mengandung aspek edukatif, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan (Notoatmodjo,2003).
Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan atau keyakinan , ide dan
konsep terhadap suatu objek ; kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak, ketiga komponen ini secara
Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu,
berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap
menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai
adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut membuat respons
atau berprilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap dan ketiganya saling
menunjang yaitu: komponen kognitif ( berisi kepercayaan individu), komponen afektif (
berisi dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa
senang) maupun negative (rasa tidak senang) dan komponen konatif (disebut juga
komponen perilaku) yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap yang dihadapinya (Saifuddin, 1995 dalam Taylor 2000)
Dari sisi lain, yaitu sisi lain psikologi umum, sikap merupakan ukuran besarnya
pengaruh atas pengalaman yang spesifik terjadi harapan-harapan, atau dengan kata lain,
hal-hal yang pernah dialami akan mempunyai suatu arti dan nilai tertentu.Dalam arti
inilah didefinisikan oleh Rochracher bahwa sikap mempunyai pengaruh memilih dan
mengemudikan kejadian-kejadian dengan sadar.
3. Tindakan (practice)
Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan-aturan untuk
mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan
didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan
kecenderungan untuk bertindak. Beberapa tingkatan dari tindakan/praktek, yaitu:
Persepsi,respon terpimpin, mekanisme adaptasi (Notoatmodjo,2003).
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
Respon terpimpin dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar atau
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
Mekanisme apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia telah mencapai praktek
tingkat tiga, adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk
menjadikan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
diperlukan faktor dukungan (support).
Praktek atau tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan antara lain, a. persepsi
(perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil, b. respon terpimpin (guided response), dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, c. mekanisme
(mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, d. adopsi (adoption)
adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Mual dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual bisanya terjadi pada pagi hari , tetapi dapat
timbul pula setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi enam
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih dari
sepuluh minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat
(Wiknjosastro.2007).
Mual dan muntah (emesis gravidarum) merupakan salah satu gejala paling awal,
paling umum dan dapat menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan dan
merupakan sebuah gejala fisiologis dan sebuah masalah yang sering kali membuat ibu
hamil merasa tidak berdaya mengatasinya ( Tiran. 2004).
Morning sickness adalah suatu kondisi yang bisa muncul mulai minggu ke-4 dan
berakhir pada minggu ke-14 sampai ke-16 minggu masa kehamilan. Rasa pusing dan
mual ini dapat terjadi kapan saja, baik siang maupun malam hari. Gejala ini berkaitan
dengan kedudukan plasenta atau rendahnya kadar gula darah ketika perut sedang kosong
pada malam hari (Ana. 2010).
Mual dan muntah (Morning sickness) adalah hal yang terjadi dalam bulan-bulan
awal kehamilan (biasanya hanya pada saat bangun dari tidur) sering dijumpai dan
biasanya ringan (Farrer. 2001).
Mual dan muntah disebabkan peningkatan hormon yang mengalir dalam darah.
Hormon human Chorionic Gonadotropin, diproduksi untuk menjaga persediaan
estrogen dan progesterone dalam mempertahankan kehamilan. Hormon ini berada
dalam air kencing dan menandakan kehamilan. Pembentukan hCG muncul bersamaan
dengan rasa mual, berangsur-angsur menghilang 12-14 minggu. Hormon ini juga
menyebabkan penurunan drastis kadar gula dalam darah, yang dapat menyebabkan rasa
lapar dan sakit secara tiba-tiba (Stoppard. 2009).
Masalah psikologis juga merupakan faktor predisposisi beberapa wanita mengalami
mual dan muntah dalam kehamilan dan akan memperburuk gejala yang sudah ada atau
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal. Kecemasan berdasarkan
pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya mual dan
muntah (Tiran.2008).
Menurut Wiknjosastro faktor predisposisi dan faktor-faktor lain penyebab mual dan
muntah adalah:
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida , mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang perann penting karena
pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik
c. Alergi
Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
d. Faktor psikologi
Memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
terhadap ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagi ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian dari kesukaran hidup
e. Usia
Salah satu faktor predisposisi yang menyebabkan emesis gravidarum yaitu usia,
beberapa peneliti menemukan bahwa wanita yang lebih tua semakin cenderung
mengalami keluhan mual dan muntah, sedangkan penelitian lainnya menemukan
wanita-wanita muda lebih cenderung mengalami morning sickness(Wesson.2002)
Menurut Indra (2009) bahwa usia dan fisik wanita mempengaruhi proses
kehamilan dan persalinannya, dijelaskan sebagai berikut:
1) Hamil kurang dari 20 Tahun
Rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, dengan kata
lain kondisi fisik belum 100% siap, di usia ini secara biologis belum optimal,
emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian selama kehamilan. Angka
kematian ibu dan janin 4-6kali lipat lebih tinggi dibanding wanita yang hamil dan
bersalin di usia 20-an.
Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi maksimal untuk
kehamilan. Umumnya secara mental calon ibu juga sudah siap, ini berdampak pada
perilaku ibu dimana ia menjaga dan merawat kehamilannya secara hati-hati
3) Hamil di Usia 30 hingga 35 Tahun
Mengingat kemajuan teknologi saat ini, direntang usia ini ibu masih boleh hamil asal
kondisi tubuh, kesehatan dan asupan nutrisi betul-betul terjaga.
4) Hamil di Usia lebih dari 35 Tahun
Kesehatan ibu sudah menurun, kehamilan tergolong beresiko tinggi. Itu sebabnya
tidak dianjurkan menjalani kehamilan di usia ini.
Banyak wanita yang melaporkan adanya hubungan antara gangguan kehamilan
yang mereka alami dengan kelelahan. Salah satu gejala kelelahan umum adalah
munculnya perasaan letih, suatu perasaan kelelahan akan teratasi jika dilakukan
istirahat, kelelahan merupakan suatu kondisi dimana seluiruh fungsi tubuh dalam
bekerja sudah tidak maksimal lagi (Wesson.2002).
Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja
dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, atau pengeluaran energi untuk kegiatan
yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu ( Notoatmodjo.
2007).
Menurut Wesson (2002) ibu hamil yang bekerja pada outlet makanan siap saji
paling cenderung mengalami mual dan muntah.
3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan
ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,
lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual
dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan (Wiknjosastro. 2007).
Makanan yang tidak tercerna dalam perut menyebabkan iritasi ( makanan yang
berlebihan dan berasa tajam) menyebabkan muntah saat hamil tetapi kebanyakan
muntah saat kehamilan disebabkan karena urat syaraf yang tertekan dan bahwa muntah
saat kehamilan disebabkan karena urat syaraf yang tertekan dan bahwa muntahyang
selanjutnya disebabkan karena berkembangnya rahim dan tekanan kepala janin yang
mengganggu gerakan peristaltik dan cenderung berhenti sebelum makan sampai pada
tempatnya (Wesson. 2002).
4. Tanda dan Gejala Emesis gravidarum
Tanda – tanda emesis gravidarum ( Rose & Neil, 2007) berupa:
a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi
dapat pula terjadi setia saaat.
b. Nafsu makan berkurang
c. Mudah lelah
d. Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan sesuatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak
normal apabila mual dan muntah terjadi terus-menerus dan mengganggu
keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami
emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga
menimbulkan gangguan pada kehamilannya yaitu ibu mengalami dehidrasi,
selaput lender esophagus dan lambung), ablasia retina dan kematian ibu,
sedangkan janin akan mengalami gangguan dan hingga kematian janin.
5. Penanganan
Wanita dapat mengatasi mual dan muntah dengan cara sederhana, diantaranya:
a. Ubah kebiasaan makan. Makan dalam jumlah sedikit tetapi sering, jangan
makan dalam jumlah atau porsi besar karena akan menambah mual. Tetap
berusaha maka ketika perut terasa enak, dianjurkan 5-6 kali sehari untuk
mencegah perut kosong dan mempertahankan kestabilan kadar gula darah.
b. Makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dapat membantu
mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah, sayuran dan makanan
yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, dan biskuit.
c. Sewaktu bangun tidur di pagi hari, jangan langsung terburu-buru terbangun.
Cobalah duduk sebentar dan baru perlahan berdiri untuk bangun. Bila merasa
sangat mual ketika bangun tidur pagi, siapkan cemilan atau biskuit di dekat
tempat tidur, dan dapat memakannya terlebih dahulu sebelum mencoba
bangun.
d. Hindari makanan dan bau-bauan yang merangsang mual dan menggangu
keinginan makan.
e. Hindari makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas, karena akan
memperburuk rasa mual.
f. Minumlah cairan yang cukup selama muntahuntuk mengganti cairan yang
dikeluarkan dan mencegah dehidrasi.
g. Minumlah air putih, susu rendah lemak atau jus buah. Hindari minuman yang
h. Tingkatkan asupan makanan yang kaya vitamin (beras, pisang, sereal,
alpukad) atau dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat vitamin B6
yang efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
i. Biasanya orang menggunakan jahe untuk mengurangi rasa mual.
j. Istirahat dan rileks sangat membantu mengatasi mual dan muntah, karena
rasa stress hanya akan memperburuk rasa mual. Beristirahatlah yang cukup
dan santai, sambil mendengarkan musik atau membaca.
k. Cermati pemakaian obat-obatan anti mual. Obat-obatan tersedia untuk
mengatasi rasa mual dan muntah yang berat, tetapi obat-obatan ini dapat
menembus plasenta dan tingkat keamanan untuk bayi masih belum dapat
dipastikan. Tetapi bila mual dan muntah sangat hebat dan mengancam
kesehatan ibu, pengobatan baru akan diberikan. Selalu berkonsultasi dengan
dokter sebelum menggunakan obat-obatan (Ratna.2009).
Adapun hal-hal yang harus dihindari agar tidak terjadi emesis gravidarum (
Wesson. 2002) yaitu:
a) Menghindari masak atau mengkonsumsi makanan yang berminyak atau
digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna dan sering menyebabkan mual
bagi wanita hamil. Sebagian wanita tidak tahan dengan bau saat memasak tetapi
senang makan makanan yang dimasak, sebagian lainnya hanya dapat mentolerir
makanan yang tidak dimasak seperti buah-buahan, sayur-sayuran, sereal dan roti
isi.
b) Menghindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola, teh, semua
c) Menghindari sikat gigi begitu selesai makan
Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang menjadi suatu masalah
karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka
muntah, sehingga pilih waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
d) Menghindari gerakan-gerakan yang tiba-tiba, khususnya setelah bangun tidur,
dengan memperlama waktu bangun akan dapat membantu.
e) Menghindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.
Bau menyengat seperti air buangan, tempat sampah, kotoran hewan, asap
pembuangan pabrik, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan
muntah.
f. Menghindari berpakaian yang ketat atau pakaian dengan ikat pinggang ketat.
Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada
perut dan dapat memperburuk rasa mual. Pakaian longgar atau ikat pinggang
elastis dapat membantu,
D. Perubahan Psikologi dengan emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama
1. Definisi
Kehamilan trimester pertama adalah seluruh periode zigot dan embrionik dan dua
minggu pertama periode janin dari total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi, berada
pada 12 minggu pertama kehamilan dihitung dari masa menstruasi terakhir (Varney.
2006).
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, Pada umumnya trimester pertama
trimester kedua pada minggu 13 hingga 27, dan trimester ketiga pada minggu
ke-28 hingga ke-40 (Varney. 2006).
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya
(ketidakstabilan emosi dan suasana hati)
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan mencari tanda-tanda kepastian kehamilannya. Hal ini dilakukan sekedar
untuk meyakinkan dirinya.
d. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakan
e. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran pada penelitian
yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka (Setiawan. 2010).
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul perilaku suami dalam
menghadapi perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan
trimester pertama di Klinik Bidan Loly Tahun 2012 yang dijelaskan dalam bentuk bagan
seperti berikut ini :
Skema 1: Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
- Baik
- Cukup
- Kurang
Perilaku Suami
Sikap
-Baik
-Cukup
-Kurang
Tindakan
- Baik
- Cukup
- Kurang Pengetahuan
- Baik
- Cukup
B. Definisi Operasional
No Variabel
Defenisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu
yang diketahui oleh suami tentang perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum. Dengan menghitung jawababn responden pada kuesioner
Kuestioner 1.Baik : bila
menjawab
benar 8-10
pertanyaan
2.Cukup: bila
menjawab
benar 5-7
pertanyaan
3.Kurang: bila
menjawab
benar <5
pertanyaan
Ordinal
2 Sikap Kemampuan
suami dalam menanggapi dan merespon menghadapi perubahan ibu selama kehamilan
Kuestioner 1.Baik: bila
. mampu
menjawab
dengan skor
21-30.
3. Kurang bila
mampu
menjawab
dengan skor
10-20.
3 Tindakan Perbuatan nyata
yang dilakukan
secara langsung
oleh suami dalam
menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum
Kuestioner 1.Baik: Bila
BAB IV
METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku
suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan
emesis gravidarum di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang memiliki istri dengan
kehamilanTrimester I dan mengalami keluhan mual dan muntah (emesis gravidarum) di
Klinik BidanLolly Medan , penelitian ini dilakukan pada semua ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilan bersama dengan suaminya. Berdasarkan data yang didapat
jumlah ibu yang berkunjung dari bulan November sampai bulan Desember didapati
jumlah ibu hamil yang berkunjung bersama dengan suaminya sebanyak 48 orang ibu
hamil trimester pertama .
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang suami, dengan menggunakan teknik
total sampling dimana keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Bidan Loly Medan, dengan pertimbangan cakupan
kunjungan ibu hamil yang dapat dijumpai untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan April 2012.
E. Pertimbangan Etik
Hidayat (2007, dalam Setiawan dan Saryono, 2010) mengatakan penelitian : 1
mengaplikasikan informed consent ( penelitian diajukan atas persetujuan responden dan
responden suka rela untuk menjadi subjek dalam penelitian) : 2 tidak mencantumkan
nama (anonymity) responden pada lembar observasi: 3 semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti (confidentially).
Etika dalam penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seorang peneliti untuk
melakukan suatu tindakan dalam upayanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan (Prasetyo & Jannah, 2007). Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika
penelitian adalah mengatur perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban
peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang
disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Responden yang bersedia
dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak
bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.
Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur
tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Peneliti menjanjikan bahwa identitas subjek
penelitian akan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada
instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
dibuat oleh si peneliti. Bagian pertama kuesioner adalah data demografi responden yaitu:
umur. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 soal dan dengan bentuk pertanyaan
tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, atau c jika menjawab benar diberi nilai
satu (skor+1), sedangkan jika menjawab salah nilai nol (skor=0).
Pertanyaan untuk sikap sebanyak 10 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan
tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Pertanyaan no 1-5 merupakan pertanyaan positif (favorable) dan pertanyaan
6-10 merupakan pertanyaan negative (unfavorable). Untuk pertanyaan positif skor
Sangat Setuju (SS) =4, Setuju (S) =3, Tidak Setuju(TS)=2, Sangat Tidak Setuju(STS)
=4. Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40. Jadi semakin tinggi skor
semakin baik sikap suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester
pertama dengan emesis gravidarum.
Pertanyaan untuk tindakan sebanyak 10 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup
yang terdiri dari pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jika
menjawab selalu maka skor 4, jika menjawab sering maka skor 3, jika menjawab
kadang-kadang skor 2, jika menjawab tidak pernah skor 1. Total skor terendah 10 dan
total skor tertinggi 40. Jadi semakin tinggi jumlah skor maka semakin baik tindakan
suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan
emesis gravidarum.
G. Prosedur Pengumpul Data
Pengumpulan data akan dilakukan peneliti selama 2 bulan terhitung pada bulan
pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara) dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah
diperoleh dikirimkan ketempat penelitian (Klinik Bidan Loly Medan).
Peneliti melakukan pengumpulan data di klinik bidan Lolly Medan. Peneliti
mendapatkan responden ketika ibu hamil trimester pertama tersebut memeriksakan
kehamilannya didampingi dengan suami. Suami yang sedang mendampingi istrinya
memeriksakan kehamilan yang peneliti pilih untuk dijadikan responden. Peneliti
menentukan responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.Setelah mendapatkan
calon responden, peneliti kemudian menjelaskan kepada calon responden tersebut tentang
tujuan penelitian serta prosedur penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta responden
untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), sebelum pengisian
kuesioner dilakukan.
Dalam hal ini juga peneliti memberikan penjelasan pada saat membagi lembar
kuesioner untuk mengetahui perilaku suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu
hamil trimester pertama dengan emesis gravidarum. Lembar kuesioner diisi oleh suami
yang memiliki istri yang hamil trimester I dengan keluhan mual dan muntah, kemudian
peneliti memeriksa kelengkapan data peneliti juga meminta persetujuan Bidan Lolly
untuk memberitahu maksud dan tujuan penelitian sekaligus, meminta bantuan dan dalam
proses penelitian, Peneliti melakukan penelitian ke Klinik Bidan Lolly setiap kali peneliti
datang ke klinik Bidan Lolly dan menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan
manfaat penelitian.Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing responden, kemudian
setelah selesai, peneliti mengumpulkan kuesioner kembali, untuk diperiksa
Selanjutnya, data yang telah dikumpul di analisis. Selanjutnya, data yang telah dikumpul
di analisis.
H. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah
secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang
menggambarkan masalah yang telah diteliti kemudian dikelompokkan dengan
menggunakan aspek pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti tidak menemui
hambatan dalam proses editing, karena semua pertanyaan yang diberikan pada
responden seluruhnya dijawab
b. Coding
Dalam langkah ini peneliti memberi kode pada kuesioner responden yang
berhubungan dengan variabel penelitian untuk memudahkan dalam pengolahan
data.
c. Tabulating
Proses tabulating yaitu memasukkan data kedalam tabel untuk mempermudah
analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan penelitian dengan
memasukkan data kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
I. Validitas dan Reliabilitas instrument
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan
mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan secara content validity kepada
ahlinya yaitu spesialis kandungan.
Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams dan Wilkins, 2004), besarnya
sebuah koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan
criteria kevalidan yang lebih besar. Nilai koefisien yang diharapkan adalah 0,70 atau
lebih.
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan terhadap instrumen yang handal, tidak
berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan rumus alpa croanbach. Uji reliabilitas telah diuji
sebelum pengumpulan data berlangsung, dan dilakukan kepada yang mempunyai kriteria
yang sama dengan responden yang diteliti. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan
dilihat signifikansinya. Bila signifikan maka instrument tersebut reliabel. Menurut Burn
dan Grove (2001) suatu instrument yang menggunakan pengukuran yang sudah
berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0,80 sedangkan untuk
instrumrnt baru reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70.
J. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan teknik analisa
kuantitatif melalui beberapa tahap, pertama pengecekan kelengkapan data responden
yaitu memastikan bahwa semua data yang dibutuhkan telah lengkap. Selanjutnya dengan
mengklasifikasikan data dengan mentabulasi data yang telah terkumpul. Untuk
mengolah data terlebih dahulu setiap data diberi kode. Selanjutnya entry data dalam
komputer dan dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi.
Analisis data yang dilakukan analisis univariat, semua variabel dianalisis secara
demografi dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisis data disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, sikap dan tindakan
suami dalam menghadapi perubahan psikologis ibu hamil trimester pertama dengan
emesis gravidarum selanjutnya ditarik kesimpulan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Suami Dalam Menghadapi
Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester
Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012”, kuesioner diberikan kepada 36
suami. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
1. Karakteristik Distribusi Suami
Berdasarkan karakteristik distribusi suami, suami yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah yang memiliki istri hamil trimester pertama dengan keluhan mual
dan muntah (emesis gravidarum) dan dengan umur yang bervariasi. Rentang umur 20-25
Tahun dengan persentase sebanyak 10 orang (27,8%), umur 26-30 tahun sebanyak 23
orang (63,9%), umur 31-35 tahun sebanyak 3 orang (8,3 %).
Berdasarkan pendidikan suami , pendidikan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 1
orang (2.8%), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) sebanyak 3 orang (8,3%),
SMU (Sekolah Menengah Umum) sebanyak 20 orang (55,6%), dan Diploma/Sarjana
sebanyak 12 orang (33,3 %).
Berdasarkan jenis pekerjaan suami, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 5
orang (13,9%), Wiraswasta/Pedagang sebanyak 22 0rang (61,1%) dan Karyawan
Tabel 5.1
Karakteristik Distribusi Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly
Medan
Tahun 2012
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur
20-25 Tahun 10 27,8
26-30 Tahun 23 63,9
31-35 Tahun 3 8,3
Pendidikan
SD 1 2,8
SLTP 3 8,3
SMU 20 55,6
Diploma/Sarjana 12 33,3
Pekerjaan
PNS 5 13,9
Wiraswasta/Pedagang 22 61,1
Karyawan 9 25
2. Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan suami mayoritas
berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly
Medan
Tahun 2012
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase(%)
Baik 9 25
Cukup 20 55,6
Kurang 7 19,4
Total 36 100
3. Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012
Distribusi frekuensi berdasarkan sikap suami dari 36 orang responden mayoritas
memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang
sebanyak 6 orang (13,9%).Hal ini dapat dilihat pada table 5.3.
Tabel 5.3
Distribusi Sikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan
Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan
Tahun 2012
Sikap Frekuensi(n) Persentase (%)
Baik 9 25
Cukup 22 61,1
Kurang 6 13,9
[image:46.612.109.549.570.674.2]4. Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012
Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan suami dalam menghadapi perubahan
psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama
diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup masing-masing 14 orang (
38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8 orang (22,2%). Hal ini
dapat dilihat pada table 5.4.
Tabel 5.4
Distribusi Tindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly
Medan
Tahun 2012
Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 14 38,9
Cukup 14 38,9
Kurang 8 22,2
Total 36 100
Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian pengetahuan suami tentang
perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan
bahwa beberapa aspek pengetahuan tentang perubahan psikologis ibu hamil pada
trimester pertama sudah diketahui para responden lebih dari 50% sudah mengetahui
muntah sebanyak 88,9%. Dan 88,9 % responden telah mengetahui waktu terjadinya
[image:48.612.112.570.272.689.2]mual dn muntah pada ibu hamil yang sering terjadi pada kehamilan trimester pertama
Tabel 5.5
Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan
Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012 (n = 36)
N O
Pernyataan Pilihan Jawaban
Benar Salah
F(%) F (%)
1 Menurut bapak, apakah yang dimaksud dengan perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dengan gangguan mual dan muntah pada awal kehamilan
32(88,9) 4(11,1)
2 Menurut bapak, kapan mual dan muntah pada kehamilan itu bisa terjadi.
32(88,9) 4(11,1)
3 Menurut bapak, apakah faktor utama penyebab mual dan muntah
19(52,8) 17(47,2)
4 Menurut bapak, apakah wajar mual dan muntah itu terjadi pada kehamilan
26(72,2) 10(27,8)
5 Menurut bapak, apakah tindakan pertama yang bapak lakukan jika istri anda mengalami mual dan muntah pada kehamilannya ini
18(50) 18(50)
6 Menurut bapak , perubahan psikologis apakah yang akan terjadi pada ibu dalam kehamilan trimester pertama
19(52,8) 17(47,2)
7 Menurut bapak , apakah yang dimaksud dengan kehamilan pada bulan pertama
23(63,9) 13(36,1)
8 Menurut bapak ,apakah bapak mengetahui apa yang akan terjadi atau biasa terjadi pada ibu hamil dalam trimester pertama.
29(80,6) 7(19,4)
9 Menurut bapak , apakah dampak dari mual dan muntah yang terus menerus yang terjadi pada ibu
26(72,2) 10(27,8)
10 Menurut bapak, apakah yang dimaksud dengan kehamilan trimester pertama
16(44,4) 20(55,6)
Tabel 5.6
Distribusi PernyataanSikap Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan Loly
Medan Tahun 2012 (n = 36)
NO Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
F(%) F (%) F(%) F(%) 1 Suami memberi dukungan dan motivasi kepada ibu
pada saat mengalami mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama .
17(47,2) 12(33,3) 7(19,4) -
2 Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin di awal kehamilan ini.
8(22,2) 18(50,0) 10(27,8) -
3 Suami lebih sabar dalam menghadapi perubahan dari dalam diri ibu seperti mual dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan ini
8(22,2) 19(52,8) 7(19,4) 2(5,6)
4 Apabila ibu hendak muntah, suami memberikan semangat kepada ibu agar ibu lebih sabar karena ini merupakan normal terjadi pada awal kehamilan.
13(36,1) 11(30,6) 10(27,8) 2(5,6)
5 Apabila ibu merasa lelah, suami siap menggantikan pekerjaan ibu seperti memasak dan mencuci pakaian pada saat ibu merasa tidak sehat karena mual dan muntah yang ibu alami.
6(16,7) 17(47,2) - 13(36,1
6 Suami kurang memberikan perhatian kepada ibu yang sedang hamil dengan gangguan mual dan muntah pada awal kehamilan ibu ini.
6(16,7) 16(44,4) 9(25) 5(13,9)
7 Suami kurang mengerti apabila selama kehamilan, ibu tidak ingin berhubungan seksual karena mual dan muntah yang ibu alami membuat si ibu merasa terganggu.
5(13,9) 14(38,9) 10(27,8) 7(19,4)
8 Suami kurang mengetahui efek dari mual dan muntah jika terjadi berlebihan.
5(13,9) 18(50,0) 13(36,1) -
9 Apabila ibu mengalami mual dan muntah suami tidak melakukan tindakan apapun
11(30,6) 16(44,4) 7(19,4) 2(5,6)
10 Pada saat ibu mengalami mual dan muntah suami hanya duduk tidak perduli karena dianggap biasa pada awal kehamilan.
5(13,9) 20(55,6) 10(27,8) 1(2,8)
.
Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian sikap suami tentang perubahan
psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan bahwa
beberapa aspek sikap tentang perubahan psikologis ibu hamil pada trimester pertama
yaitu Suami lebih sabar dalam menghadapi perubahan dari dalam diri ibu seperti mual
dan muntah yang terjadi pada awal kehamilan ini sikap suami yakni sebanyak 52,8%
setuju dengan pernyataan ini.dan peryataan yang menyatakan Suami kurang mengetahui
efek dari mual dan muntah jika terjadi berlebihan yakni sebanyak 50% suami setuju
karena mereka kurang mengetahui tentang mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan oleh suami tentang mual dan
[image:50.612.118.593.472.711.2]muntah yang terjadi pada ibu hamil
Tabel 5.7
Distribusi PernyataanTindakan Suami Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di
Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012 (n = 36)
N O
Pernyataan Pilihan Jawaban
a b c d
F(%) F (%) F(%) F(%)
1 Setelah suami mengetahui bahwa istrinya hamil dan mengalami mual dan muntah diawal kehamilan , suami memberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
18(50) 9(25) 9(25) -
2 Pada saat si ibu mual dan muntah, suami selalu ada disamping ibu untuk memberikan motivasi pada ibu.
13(36,1) 13(36,1) 10(27,8) -
3 Suami memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu selama ibu mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan ini
13(36,1) 14(41,7) 10(27,8) -
4 ibu sedang hamil trimester I dan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah karena gangguan kehamilan ibu saat ini, suami menggantikan pekerjaan ibu seperti memasak
5 Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin pada kehamilan ini.
4(11,1) 20(55,6) 10(27,8) 29(5,6)
6 Pada saat ibu memeriksakan kehamilan, suami selalu ikut mendampingi..
7(18,4) 12(33,3) 14(38,9) 3(8,3)
7 Suami kurang mengerti apabila selama kehamilan, Suami menyediakan waktu untuk selalu mendampingi ibu selama kehamilan ini apalagi dengan gangguan mual dan muntah yang ibu alami.
8(22,2) 14(41,7) 9(25) 4(11,1)
8 Suami selalu memenuhi kebutuhan ibu di awal kehamilan ini terutama pada saat ibu mengalami mual dan muntah
9(25) 16(44,4) 10(27,8) 1(2,8)
9 Suami selalu siap siaga untuk mendampingi ibu pada kehamilan trimester I dengan gangguan mual dan muntah yang ibu alami .
10(27,8) 12(33,3) 8(22,2) 6(16,7)
10 Suami mencari tahu kemungkinan sang ibu akan menunjukan tingkah laku yang berbeda selama kehamilannya apalagi karena mual dan muntah yang sedang ibu alami.
6(16,7) 19(52,8) 10(27,8) 1(2,8)
[image:51.612.119.587.72.360.2].
Gambaran secara keseluruhan hasil penelitian tindakan suami tentang perubahan
psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum Tahun 2012 menunjukkan bahwa
beberapa aspek tindakan tentang perubahan psikologis ibu hamil pada trimester pertama
yaitu Suami mencari tahu kemungkinan sang ibu akan menunjukan tingkah laku yang
berbeda selama kehamilannya apalagi karena mual dan muntah yang sedang ibu alami
mayoritas responden menjawab sering mencari informasi tersebut yakni sebanyak
52,8%. Dan mayoritas suami Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan janin pada kehamilan yang di alami istrinya dan
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada suami di Klinik Bidan
Lolly Medan tahun 2012, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada 36 orang suami. Data tersebut dijadikan tolak ukur
dalam melakukan pembahasan dann sebagai hasil ukur akhir dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pengetahuan Suami
Pada table 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan suami dalam menghadapi
perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan trimester
pertama mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang (55,6%), dan minoritas
berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4%).
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Hal ini menyatakan bahwa suami memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah
mengetahui tentang perubahan psikologis pada ibu hamil dengan emesis gravidarum
pada kehamilan trimester pertama dari pendidikan dan berbagai media elektronik dan
media massa.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media dan
lingkungan sekitar. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi berbagi faktor
seperti: Sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan
2. Sikap Suami
Pada tabel 5.3 diperoleh sebagian besar suami memiliki mayoritas memiliki
sikap cukup sebanyak 22 orang (61,1%), dan minoritas memiliki sikap kurang sebanyak
6 orang (13,9%).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus tertentu. Sikap belum tentu merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi
merupakan predisposisi suatu tindakan.
Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami
individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan di
bentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.
Sikap tidak lepas dari interaksi manusia satu dengan yang lain.
Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu,
berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap
menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai
adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut membuat respons
atau berprilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang
membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu: komponen kognitif (
berisi kepercayaan individu), komponen afektif ( berisi dimensi emosional subjektif
individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negative (rasa
tidak senang) dan komponen konatif (disebut juga komponen perilaku) yang berkaitan
dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang
Hal ini menunjukkan bahwa suami-suami yang memiliki sikap baik telah
meyakini setelah suami mengetahui tentang mual dan muntah pada kehamilan trimester
pertama dan penanganan mual dan muntah pada kehamilan.Sedangkan suami-suami
yang memiliki sikap yang kurang disebabkan suami belum mengetahui dan kurang
berpengalaman dalam menghadapi perubahan psikologis yang dihadapi istrinya pada
kehamilan trimester pertama. Untuk responden yang memiliki sikap yang kurang hal ini
disebabkan karena faktor tingkat pengetahuan reponden dan adanya
keyakinan-keyakinan responden bahwa perubahan psikologis yang terjadi karena mual dan muntah
itu adalah hal biasa, sesuai dengan teori tentang sikap dimana dikatakan bahwa
penentuan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan,berfikir, dan keyakinan juga emosi
seseorang. Menurut WHO tentang perilaku kesehatan yang mengatakan bahwa sikap
juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dirinya sendiri dan orang lain.
3. Tindakan Suami Dalam Dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Bidan
Loly Medan
Tahun 2012
Pada tabel 5.4 diperoleh mayoritas memiliki tindakan baik dan cukup
masing-masing 14 orang ( 38,9%) dan minoritas memiliki tindakan yang kurang sebanyak 8
orang (22,2%).
Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan-aturan untuk
mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan
didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk
menjadikan sikap menjadi suatu perbuatan nyata (tindakan) diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa suami yang memiliki tindakan baik lebih peka
terhadap perubahan psikologis yang dirasakan oleh istrinya akibat dari mual dan muntah
(emesis gravidarum) dan juga suami yang memiliki tindakan yang baik telah menilai
dan meyakini bahwa perubahan psikologis ibu hamil dengan emesis gravidarum pada
kehamilan tr