PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Naesya Ruri Nalurita
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203
Oleh
NAESYA RURI NALURITA
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa 71 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013. (2) Ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. (3) Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. (4) Ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60
1. Lokasi SMA Budaya Bandar Lampung ... 60
2. Sejarah Singkat SMA Budaya Bandar Lampung ... 60
3. Keadaan Gedung ... 62
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Budaya Bandar Lampung ... 62
1. Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar ... 96
2. Pengaruh Aktivitas Berlajar Terhadap Hasil Belajar ... 99
3. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar ... 101
Halaman
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... ... 109 B. Saran ... ... 110
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus-menerus
dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan
indikator tinggi rendahnya mutu pendidikan yang berhubungan erat dengan
kualitas sumber daya manusia, sedangkan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi mutlak dibutuhkan demi kemajuan pendidikan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri seseorang. Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi perlu dilakukan
penilaian. Begitu pula yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu
proses pembelajaran di sekolah, harus selalu dilakukan penilaian terhadap hasil
belajarnya untuk mengetahuhi sejauh mana siswa telah mencapai sasaran
belajarnya. Efektif tidaknya proses pembelajaran disekolah tercermin dari
pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa
2 Berkaitan dengan upaya peningkatkan mutu pendidikan tersebut fungsi sekolah
sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu
dengan meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya peningkatkan mutu
sumber daya manusia, harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif,
terencana dan sistematis.
Hasil belajar siswa di sekolah merupakan hasil dari terciptanya proses
pembelajaran. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik.
Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar itu terlihat dari penguasaan materi
pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar
mengajar di sekolah.
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa.
Kualitas hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian
besar di tentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar dan siswa dalam belajar.
Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam
kegiatan proses belajar. Sekolah yang selalu menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung proses pembelajaran guna terciptanya proses pembelajaran yang
efektif dan efesien. Salah satu sekolah menengah atas yang berupaya
meningkatkan hasil belajar para siswanya adalah SMA Budaya Bandar Lampung.
Sekolah ini selalu berupaya mencetak lulusan yang berkualitas.
SMA Budaya Bandar Lampung yang beralamat di jalan Pendidikan No.32
Kelurahan Sumberjo Kecamatan Kemiling Kotamadya Bandar Lampung ini selain
3 Tenaga pengajar dalam hal ini adalah guru. Sebagian besar guru di sekolah ini
telah menempuh pendidikan strata satu sesuai dengan bidang masing-masing.
Kenyataannya ketersediaan tenaga pengajar yang kompoten ternyata tak lantas
membuat hasil belajar siswa memuaskan. Di SMA Budaya Bandar Lampung
terlihat guru masih kurang memiliki kreativitas dalam menyampaikan pelajaran
mereka cenderung menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu ceramah
sehingga anak-anak kurang termotivasi.
Keberhasilan belajar juga ditentukan oleh aktivitas belajar siswa selama
pembelajaran. Fungsi aktivitas belajar untuk mendapatkan pemahaman yang
optimal selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar,
tugas siswa adalah belajar dan peran guru adalah mendorong, mendampingi dan
membantu siswa untuk belajar. Hasil belajar siswa akan tercapai secara maksimal
jika disertai usaha keras. Usaha keras merupakan bagian dari motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasimerupakan bekal untuk meraih sukses. Dengan memiliki
motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran atau dorongan untuk selalu
mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang
mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat
diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat diraih. Motivasi berprestasi
merupakan konsep personal yang merupakan faktor pendorong untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan agar tercapai kesuksesan. Motivasi berprestasi dapat
mendobrak ketahanan individu dalam menghadapai tantangan hidup sehingga
4 Penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Budaya Bandar
Lampung dan keterangan dari guru bidang studi menunjukkan hasil belajar kurang
optimal dan masih belum memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal)
khususnya pada bidang studi ekonomi. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid
semester ganjil 2012/2013 sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan
< 70 ≥ 70 KKM 70
Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui hasil nilai mid semester ganjil mata
pelajaran ekonomi secara umum masih tergolong rendah, yaitu dari jumlah siswa
sebanyak 71 siswa terlihat hanya 4 siswa atau 5,63% yang mendapat nilai ≥70,
berarti sebanyak 67 siswa atau 94,37% memperoleh nilai <70. Penggolongan nilai
tersebut berdasarkan atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
ekonomi XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung yang menjelaskan bahwa
siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 dianggap kurang berhasil.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang terdapat di SMA Budaya Bandar
Lampung yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka tidak perlu
diadakan remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria nilai yang
5 Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta
didik. Hasil atau prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator
indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat
keberhasilan dan semacamnya (Azwar, 2008: 163). Hasil penelitian pendahuluan
yang dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung, rendahnya hasil belajar siswa
diduga dipengaruhi oleh metode mengajar guru yang kurang bervariasi, kurang
aktifnya siswa dalam proses pembelajaran dan kurangnya motivasi siswa untuk
berprestasi.
Metode mengajar guru merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah penggunaan metode pembelajaran. Pengaturan metode, strategi, dan
kelengkapan dalam pembelajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen
pembelajaran yang harus dilakukan guru. Metode mengajar mempunyai peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu
cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Guru dapat
menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas agar tercapai
tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, sebagian besar guru di SMA
Budaya Bandar Lampung sudah berijazah S1, namun pada kenyataannya jenjang
pendidikan guru yang sudah sesuai dengan kebutuhan belum mampu mewujudkan
hasil pembelajaran yang optimal. Metode mengajar guru yang dimiliki oleh setiap
6 bentuk penguasaan, pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam
menjalankan fungsi sebagai guru.
Metode mengajar guru merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan metode mengajar yang akurat, guru akan
mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas sebab metode mengajar guru
akan memberikan pengaruh positif bagi aktivitas belajar siswa yang akan
mendorong siswa dan memotivasi siswa untuk berprestasi dalam tercapainya hasil
belajar siswa.
Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti di SMA Budaya Bandar
Lampung, saat ini metode yang digunakan oleh guru bidang studi ekonomi adalah
metode ceramah dan metode tanya jawab, meskipun terdapat metode tanya jawab
itu hanya terdapat pada saat guru bertanya apakah ada siswa yang kurang jelas
atau tidak. Siswa hanya menerima materi tanpa ada interaksi yang baik dan aktif
antara guru dan murid. Anak-anak cenderung pasif dan kurang semangat dalam
proses belajar mengajar, sehingga tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan secara optimal. Kurangnya kreativitas dan keterampilan metode
mengajar guru ekonomi menyebabkan kurang tertariknya siswa untuk mengikuti
proses belajar dan dapat menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam
menyerap materi yang disampaikan. Jika, seorang guru tidak mampu menciptakan
suatu metode mengajar yang cocok dalam proses belajar hal ini mengakibatkan
tidak berhasilnya guru menciptakan iklim yang kondusif dalam kegiatan
7 metode mengajar guru ekonomi bervariasi sesuai dengan materi belajar maka
kehadiran guru dalam mengajar akan direspon positif pula oleh aktivitas belajar
siswa seperti aktivnya partisipasi siswa dalam bertanya dan tugas yang diberikan
oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan baik, siswa akan lebih terlatih
sehingga diharapkan pemahaman siswa terhadap pelajaran ekonomi menjadi
meningkat pula. Sebaliknya apabila metode mengajar guru ekonomi tidak sesuai
dengan materi belajar akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa
tercipta dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dan aktivitas belajar siswa
menjadi rendah.
Aktivitas belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses
interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar
yang di maksud adalah aktivitas siswa dalam menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dalam belajar di perlukannya aktivitas, keberhasilan
belajar tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya aktivitas belajar. Prinsip
belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar (Sardiman, 2004:
95).
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama prapenelitian di SMA Budaya
Bandar Lampung, rendahnya keaktifan siswa pada proses belajar mengajar
ditunjukkan dengan sikap siswa yang lebih banyak pasif di kelas selama proses
pembelajaran. Sikap pasif siswa pada saat proses pembelajaran dilihat pada saat
8 berinisiatif menjawab, begitu juga saat guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Keterlibatan siswa yang
rendah pada saat proses belajar tersebut menunjukan rendahnya aktivitas belajar
siswa dikelas.
Kegiatan yang aktif yang dilakukan oleh siswa untuk membawanya pada
perubahan tingkah laku yang baru dan dicerminkan dalam kepribadiannya
merupakan keaktivan siswa dalam belajar. Di dalam interaksi belajar, siswa
seharusnya memiliki motivasi untuk pencapaian nilai yang memuaskan. Guru
seharusnya memperhatikan aktivitas belajar siswa disekolah agar terwujudnya
motivasi siswa untuk berprestasi karena motivasi berprestasi merupakan dorongan
untuk melakukan aktivitas belajar dengan hasil yang optimal.
Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan faktor
pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih
kesuksesan. Seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya.
Tantangan sebagai tenaga pendidik sekarang untuk memotivasi siswa agar
mempunyai motivasi berprestasi. Dengan memiliki motivasi berprestasi maka
akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan.
Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah dorongan yang tumbuh dari
dalam diri dan juga dari luar karena adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu,
karena adanya dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang
dipelajari, atau karena adanya dorongan dari lingkungan seperti dari orang tua,
guru, teman, dan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut (Dalyono,
9 Hasil observasi peneliti di SMA Budaya Bandar Lampung yaitu pada saat guru
memberikan tugas yang sulit, siswa kurang tertarik untuk mengerjakan tugas
tersebut dan begitu juga sebaliknya ketika guru memberikan tugas yang mudah di
mengerti, siswa menganggap tugas tersebut begitu mudah dan malas mengerjakan
tugas karena menganggap tugas tersebut mudah di mengerti. Siswa yang memiliki
motivasi berprestasi akan mengerjakan tugas dengan baik walaupun tugas tersebut
sulit atau tidak dan kurangnya dorongan motivasi dan upaya peningkatan motivasi
siswa dari guru untuk memberi dorongan belajar dan berprestasi sebelum atau
setelah mata pelajaran ekonomi.
Motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar merupakan hal yang sangat penting
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena motivasi akan mendorong siswa
untuk bersemangat dalam belajar. Bila kemauan dari dalam diri siswa sudah
terpupuk dengan baik, hasil belajar siswa pun akan mencapai keberhasilan.
Setelah hasil belajar siswa telah dicapai dengan baik, akan muncul motivasi untuk
berprestasi. Namun pada saat ini motivasi untuk berprestasi dari siswa sangatlah
minim atau kurang.
Pengamatan awal yang dilakukan di sekolah dan wawancara langsung dengan
beberapa siswa menunjukkan, aktivitas belajar di sekolah yang kurang kondusif
dan kegiatan belajar masih terpusat pada guru sehingga cenderung pasif dan tidak
terlihat optimis siswa untuk termotivasi dalam berprestasi yang minim
menjadikan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian
seorang guru perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan siswanya untuk
10 Pihak guru maupan orang tua memiliki peran penting dalam membangun motivasi
yang dimiliki oleh siswa, namun perbedaannya hanya terletak pada arah
pemberian motivasi, jika orang tua memberikan motivasi yang sifatnya lebih
pribadi sedangkan guru memberikan dukungan motivasi yang lebih bersifat umum
pendidikan. Peranan motivasi dapat menentukan arah belajar siswa.
Seseorang siswa yang mempunyai motivasiyang tinggi maka akan berusaha
melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk
bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi
yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan
yang dilakukan sehingga seseorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan
dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.
Motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan keberhasilan belajar peserta didik tidak
hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh
motivasi berprestasi atau dorongan untuk belajar. Kemampuan siswa dalam
menguasai materi dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi tidak semua
keberhasilan belajar dapat berjalan tanpa kendala karena hasil belajar banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu
dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar Guru, Aktivitas
Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi SMA kelas XI
11 B. Identifikasi Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang terjadi di
SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 khususnya pada
siswa kelas XI IPS dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Belum optimalnya kegiatan belajar mengajar siswa kelas XI IPS di SMA
Budaya Bandar Lampung sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.
2. Sebagian besar hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar
Lampung belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) khususnya
pada mata pelajaran ekonomi yaitu yang memperoleh nilai kurang dari 70
dianggap kurang berhasil .
3. Metode pembelajaran yang diterapkan guru ekonomi dalam kegiatan
pembelajaran masih terpaku pada beberapa metode saja misalnya metode
ceramah dan metode tanya jawab.
4. Kurangnya kreativitas dan keterampilan guru ekonomi dalam proses belajar
mengajar.
5. Belum optimalnya metode guru ekonomi dalam mengajar di SMA Budaya
Bandar Lampung menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam
menyerap materi yang disampaikan.
6. Siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung kurang memperhatikan
guru mata pelajaran ekonomi pada saat proses pembelajaran sehingga siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
7. Aktivitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung
12 8. Masih rendahnya usaha siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung
untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru ekonomi.
9. Banyaknya siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung yang malas
mengerjakan soal-soal latihan yang sulit ketika guru ekonomi memberikan
tugas.
10. Kurangnya upaya dan dorongan peningkatan motivasi siswa kelas XI IPS
SMA Budaya Bandar Lampung dari guru ekonomi motivasi berprestasi siswa
terhadap mata pelajaran ekonomi masih rendah .
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan sesuai dengan
dengan judulnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah metode
mengajar guru (X1), aktivitas belajar (X2), motivasi berprestasi (X3) dan hasil
belajar ekonomi (Y). Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini
lebih terarah, sehingga didapat gambaran yang lebih jelas dengan data yang
akurat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa
13 3. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
4. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
4. Untuk mengetahui ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA
Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Kegunaan Penelitian
Setelah tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini di harapkan
14 1. Secara teoritis
Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
masalah yang diteliti.
b. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan
teori yang diterima dibangku kuliah.
c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam megembangkan
penelitianya.
2. Secara praktis
Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Bagi siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk sebagai mediasi
untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran mata pelajaran ekonomi di sekolah.
c. Bagi pihak sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat
meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada
mata pelajaran ekonomi.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Ruang Lingkup Objek
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah
15 terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung.
4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
16
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka akan di ambil dari
teori-teori yang di kemukakan oleh para ahli yang dapat memperkuat dengan variabel
yang ada. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori-teori metode mengajar
guru, aktivitas belajar, motivasi berprestasi dan hasil belajar. Teori-teori
tersebut merupakan teori yang menjadi landasan dari penelitian ini.
1. Metode Mengajar Guru
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola
pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak
didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan
mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di
kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga
17 kemajuan teknologi, peran guru sebagai sumber belajar sangat penting dan
akan tetap diperlukan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006: 145).
Menurut Slameto (2003: 82) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutnya Karo dalam Slameto
(2003: 65) mengatakan mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh
orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya.
Metode mengajar adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas agar
pelajaran tersebut ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan
baik. Metode mengajar untuk menyapaikan informasi kepada siswa akan
berbeda dengan cara – cara yang memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan dan sikap (Roes dan Suharto, 2001: 1).
Menurut Surakhmad dalam Suryosubroto (2002: 148) metode pengajaran
adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal
bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid
disekolah. Suryosubroto (2002: 148), mengemukakan bahwa metode
murid-18 murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di
lakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau
metode-metode tertentu.
Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1). Tidak ada satupun metode pembelajaran yang sangat unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
2). Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
3). Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran (Uno, 2007: 85).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut maka metode mengajar
guru adalah suatu cara mengajar yang digunakan oleh guru dari suatu proses
pengajaran atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
menyapaikan informasi kepada siswa atau menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa. Metode mengajar merupakan salah satu komponen penting
dalam pembelajaran sebagai suatu proses dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pentingnya metode mengajar dikuasai oleh pendidik, dan
metode yang dimiliki pendidik pada saat praktek disesuaikan dengan tipe
belajar siswa, sehingga materi yang kita sampaikan tercerna oleh peserta
didik.
Banyak metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Djamara (2006: 83-98), menyebutkan macam-macam metode mengajar yaitu,
a. metode proyek; b. metode eksperimen; c. metode tugas dan resitasi;
19 f. metode karyawisata;
g. metode tanya jawab; h. metode latihan; i. metode ceramah; j. metode studi kasus.
Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2006: 78), pemilihan dan penentuan
metode mengajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yaitu sebagai
berikut.
Dalam pemilihan metode mengajar harus memperhatikan beberapa faktor,
seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2005: 229) sebagai berikut.
a. Berpedoman pada tujuan.
b. Perbedaan individual anak didik. c. Kemampuan guru.
d. Sifat bahan pelajaran. e. Situasi kelas.
f. Kelengkapan fasilitas.
g. Kelebihan dan kelemahan metode.
Tujuan pengajaran yang efektif dapat menggunakan metode yang tepat dan
bervariasi. Metode mengajar dapat dikombinasikan, seperti yang
dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002: 110) sebagai berikut.
a. Ceramah, Tanya, Jawab dan Tugas. b. Ceramah, Diskusi dan Tugas.
c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen. d. Ceramah, Sosiodramah dan Diskusi. e. Ceramah, Problem Solving dan Tugas. f. Cermah, Demonstrasi dan Latihan.
Metode mengajar menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar
usaha-20 usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi sehingga tercapai tujuan pengajaran diperoleh secara optimal .Proses
belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai metode
mengajar secara bergantian. Guru dituntut untuk mampu memilih dan
memilah metode mengajar yang tepat dan akurat untuk menyajikan materi
pelajaran yang disampaikan. Dengan demikian pemilihan metode mengajar
sangat berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa. Menggunakan metode
mengajar yang bervariasi dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil
belajar. Makin tepat metode yang digunakan guru dalam mengajar, maka
diharapkan makin efektif pula tujuan pembelajaran.
2. Aktivitas Belajar
Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sardiman (2003: 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi
antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Sadirman (2004: 95) mengatakan bahwa tidak
ada belajar jika tidak ada suatu aktivitas. Dalam hal kegiatan belajar ini,
21 banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan
oleh anak didik lebih tahan lama di dalam benak anak didik.
Rausseau dalam Sardiman (2004: 96-97) menjelaskan bahwa segala
pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,
penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar harus aktif sendiri,
karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin terjadi yang
pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa. Berdasarkan pendapat para
ahli tersebut aktivitas belajar adalah proses interaksi yang dilakukan guru dan
siswa dalam perubahan tingkah laku individu yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu
manfaat aktivitas belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendapatkan hasil bagi anak didik sebab kesan yang didapatkan oleh anak
didik lebih tahan tersimpan didalam benak anak didik kearah dewasaan
(Djamarah, 2000: 67).
Menurut Paul B. Diedrich (dalam Nasution, 2000) ada beberapa macam
kegiatan atau aktivitas murid yaitu sebagai berikut.
1. Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan dan sebagianya.
2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, dan pidato.
4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan test, angket,
dan menyalin.
5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
dan pola.
6. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
22
7. Mental Activities, seperti mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, dan gugup.
Pembelajaran yang efektif akan selalu mengarahkan siswa pada aktivitas yang
mampu merangsang semua potensi siswa untuk berkembang sampai pada
tahap yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 6)
aktivitas belajar dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
a. Aktivitas fisik yaitu peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat/hanya pasif.
b. Aktivitas psikis (kejiwaan) yaitu jika daya jiwanya bekerja sebanyak banyaknya/banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Dua aktivitas tersebut memang harus dipandang sebagai hubungan yang erat.
J. Piaget, pakar psikologis keturunan Swiss dalam (Rohani, 2004: 8)
berpendapat “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat anak
tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”. Dalam hal ini seorang guru hanya dapat menyajikan dan
menyediakan bahan pelajaran, peserta didiklah yang mengolah dan
mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar
belakangnya.
Menurut Hamalik (2004: 25) penggunaan aktivitas besar nilainya bagi
pengajaran pada siswa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
23 6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat dan orang tua dengan guru. 7. Pengajaran diselenggarakan secara realities dan konkrit sehingga
mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas.
8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
Adapun jenis-jenis aktivitas belajar menurut Djamarah (2006: 38) sebagai
berikut.
1. Mendengarkan. 2. Memandang.
3. Meraba, membaui, mencicipi/mengecap. 4. Menulis dan mencatat.
5. Membaca.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan. 8. Menyusun paper atau kertas kerja.
9. Mengingat. 10.Berpikir.
11.Latihan atau praktek.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari aktivitas belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran terdapat aktivitas belajar siswa maka akan
terciptalah suasana belajar yang aktif. Aktivitas yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan hasil belajar.
3. Motivasi Berprestasi
Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa
inggris yang berarti penggerak. Menurut Sardiman (2005: 73), motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk
melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi
didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
24 tujuan (Mc Donald dalam Sardiman,2007: 73). Adapun Gates dalam Djaali
(2008: 101) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kondisi fisiologi dan
psikologi yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya
dengan cara tertentu.
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam usaha mencapai tujuan
sehingga semakin besar motivasinya, akan semakin besar pula kesuksesan
belajarnya. Suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah
bersifat acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang
mendasarkannya (Prayotno dan Amati, 2004: 155). Sehingga seseorang yang
besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah,
giat membaca buku-buku untuk meraih cita-citanya (Dalyono 2005:
235-236).
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah (Sardiman, 2001: 83).
Lebih lanjut Hamalik (2004: 161), mengemukakan tentang fungsi motivasi
sebagai berikut.
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.
Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.
25 Hamalik (2004: 162 – 163), membagi motivasi menjadi 2 jenis sebagai
berikut.
1. Motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu.
2. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari luar situasi belajar, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman.
Motivasi menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan
seorang siswa dalam menjalankan kehidupannya selama menempuh
pendidikan di sekolah. Motivasi membangkitkan daya gerak atau
menggerakkan seseorang siswa untuk berbuat sesuatu untuk mencapai suatu
kepuasaan atau tujuan. Motivasi yang ada pada setiap individu berbeda-beda
satu sama lainnya termasuk didalamnya motivasi berprestasi.
Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) mengemukakan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu
berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya
setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar
keunggulan. Selanjutnya menurut Slameto (2003: 171) bahwa tingkah laku
manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Maslow mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori kebutuhan. Teori
yang dikembangkan oleh Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan sebagai berikut.
a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) seperti lapar, haus, istirahat. b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan
tetapi juga mental, psikologi, dan intelektual. c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs).
26 e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan
seseorang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata.
Hamalik (2004: 158) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri
siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi
guna memperoleh prestasi belajar yang baik. Menurut Djaali (2008: 103)
motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan
untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu
(berprestasi setinggi mungkin). Sedangkan Mc Clelland dalam teori motivasi
berprestasi mengemukakan bahwa teori motivasi berprestasi ada tiga sebagi
berikut.
1. Need For achievment.
Ada beberapa orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. b. Mencari feedback tentang perbuatannya.
c. Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya. d. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.
2. Need for affiliation.
Kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam kehidupannya atau hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini akan mengarahkan tingkah laku individu untuk melekukan hubungan yang akrab dengan orang lain. Orang-orang dengan need affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkan persahabatan. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.
27 b. Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerjasama dengan
orang lain dalam suasana yang lebih kooperatif. c. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain. d. Lebih suka dengan orang lain daripada sendirian. e. Selalu berusaha menghindari konflik.
3. Need for power.
Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Menyukai pekerjaan dimana mereka menjadi pimpinan.
b. Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari sebuah organisasi dimanapun dia berada.
c. Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise.
d. Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organiasi.
Sardiman (2006: 92 – 95), menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar untuk mencapai
prestasi belajar yaitu,
1. memberi angka; 2. hadiah;
3. saingan atau kompetisi; 4. ego involvment;
5. memberi ulangan; 6. mengetahui hasil; 7. pujian;
8. hukuman;
9. hasrat untuk belajar; 10. minat;
11. tujuan yang diakui.
Motivasi berprestasi diwujudkan dalam bentuk usaha serta tindakan belajar
yang efektif sehingga dapat mempengaruhi optimalisasi potensi yang dimiliki
siswa. Motivasi mendorong timbulnya perbuatan yang dilakukan seseorang
misalnya belajar. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki
28 kegiatan dalam kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah keberhasilan
dalam hasil belajarnya.
Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk selalu
berusaha mencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan
kesulitan dalam meraihnya. Motivasi berprestasi sebagai daya dorong yang
memungkinkan seseorang berhasil mencapai apa yang diidamkan.
McClelland menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi
yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Mempunyai tanggung jawab pribadi.
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.
2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan. Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi pelajaran. 3. Berusaha bekerja kreatif.
Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi.
4. Berusaha mencapai cita-cita.
Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas yang belum selesai. Keberhasilan pada setiap kegiatan sekolah dan memperoleh hasil yang baik akan memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.
5. Memiliki tugas yang moderat.
29 tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bahagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.
6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya.
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau bersama secara berkelompok.
7. Mengadakan antisipasi.
Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.
Slameto (2003: 26) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri dari
tiga komponen sebagai berikut.
1. Dorongan kognitif.
Dorongan kognitif timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/masalah. Termasuk dalam kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti dan untuk memecahkan masalah. 2. Harga diri.
Ada siswa tertentu yang melakukan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dan harga diri.
3. Kebutuhan berafisiliasi.
Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Siswa senang bila orang lain menunjukkan pembenaran terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia giat belajar dan melakukan tugas-tugas dengan baik agar memperoleh pembenaran tersebut.
Keberhasilan siswa dalam pendidikannya juga dipengaruhi oleh motivasi
berprestasi yang dimiliki. Siswa yang termotivasi prestasi menginginkan
30 sehingga dapat berhasil. Motivasi berprestasi yang dimiliki siswa sangat erat
pengaruhnya dengan hasil akademik siswa. Dengan demikian kegiatan belajar
akan berhasil bila individu terdorong untuk belajar. Dengan adanya motivasi
berprestasi maka akan muncul ide-ide atau gagasan, keinginan dan usaha
untuk melakukan aktivitas belajar dengan efektif dan efisien.
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003:
3). Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5) mengartikan belajar
sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif.
Sedangkan C.T.Morgan dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5)
merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam
menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
31 suatu proses adaptasi untuk memperoleh tingkah laku sebagai hasil
pengalamannya sendiri secara keseluruhan dalam interaksi di lingkungan.
Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian
tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa.
Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak
pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka
rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan
kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono,
2006: 4).
Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3).
Menurut Hamalik (2008: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap
perubahan-perubahan di setiap aspek sebagai berikut.
1. Pengetahuan. 2. Pengertian. 3. Kebiasaan. 4. Keterampilan. 5. Apresiasi. 6. Emosional. 7. Hubungan sosial. 8. Jasmani.
9. Etis atau budi pekerti. 10. Sikap.
Hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
32 menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Menurut Slameto (2003: 53),
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut.
1. Faktor intern meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Faktor Jasmaniah.
1. Faktor kesehatan. 2. Faktor cacat tubuh.
b. Faktor-faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Intelegensi.
2. Faktor ekstern meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Faktor keluarga.
1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antar keluarga. 3. Suasana rumah.
4. Keadaan ekonomi keluarga. 5. Pengertian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Metode mengajar.
2. Kurikulum.
3. Relasi guru dengan siswa. 4. Relasi siswa dengan siswa. 5. Displin sekolah.
6. Alat pengajaran. 7. Waktu sekolah.
8. Standar pelajaran diatas ukuran. 9. Keadaan gedung.
10. Metode belajar. 11. Tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat.
2. Mass media. 3. Teman bergaul.
4. Bentuk kehidupan masyarakat.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi atau hasil belajar yang
33 mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Istimewa atau maksimal.
Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali atau optimal.
Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik atau minimal.
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja dikuasai oeh siswa.
4. Kurang.
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa (Djamarah, 2006: 107).
Hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para siswa
dalam proses belajar mengajar atau suatu penilaian akhir dari proses dan
pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Meningkatkan hasil belajar
siswa pada akhir kegiatan pembelajaran adalah salah satu tujuan dari proses
pembelajaran karena kegiatan belajar merupakan hal yang berpengaruh
terhadap hasil belajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan
tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar berlangsung sedangkan
siswa dapat mengukur sejauh mana kemampuannya selama mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata
pelajaran. Dengan mengetahui hasil belajar maka siswa maupun guru dapat
mengukur kemampuan yang dimiliki. Sebagai seorang guru dapat
mengevaluasi cara mengajar dan siswa dapat mengukur sejauh mana dapat
34 B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan
pokok masalah ini. Hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.
Tabel 2. Penelitian yang relevan
Tahun Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 2010 ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Liwa Lampung barat tahun pelajaran 2012/2013.
Ada pengaruh yang posotif dan signifikan metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 dengan perhitungan jika Fhitung > Ftabel hasilnya diperoleh 44,196
> 2,662 dengan koefisien korelasi (R) 0,675 dengan koefisien determinasi (R2) 0,456.
Ada pengaruh yang posotif dan
signifikan aktivitas belajara dan metode mengajar guru di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.Dengan perhitungan Fh>Ft yaitu 28,093>4,134.
Ada pengaruh yang posotif dan signifikan motivasi berprestasi dan penggunaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Liwa Lampung barat tahun pelajaran 2012/2013.Dengan perhitungan Fh>Ft yaitu 28,093>4,134.
Tabel 2 berisi tentang penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitian ini. Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. Suryana, (2010) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti pada metode
35 2. Nur Ukhti Alfath, (2012) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti pada
metode mengajar guru dan aktivitas belajar yang digunakan oleh siswa.
3. Metra Agustia Sari, (2012) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti
pada motivasi berprestasi pada siswa.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu peneliti menggunakan variabel Y hasil belajar sedangkan penelitian
terdahulu menggunkan variabel Y tempat, waktu dan ruang penelitian. Salah
satunya yaitu tempat peneliti melakukan penelitian adalah sebuah sekolah swasta.
Hal ini dapat menjadi salah satu pembeda dari variabel penelitian terdahulu
dengan penelitian yang dilakukan peneliti sehingga hasil penelitian yang didapat
juga akan berbeda.
C. Kerangka Pikir
Mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap siswa mengharapkan
mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu
siswa dalam mencapai tujuannya. Menurut Hamalik (2002: 155) hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamatin dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Setiap
proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa. Menurut Arikunto (2001: 63), hasil belajar adalah sebagai
hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan
terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil
36 Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi dari adanya interaksi antara seorang guru dengan lingkungannya. Mengajar
merupakan suatu proses yang kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa tetapi banyak kegiatan maupun tindakan yang
harus dilakukan terutama jika diinginkan hasil belajar lebih baik. Untuk itu
seorang guru perlu menggunakan metode-metode dalam menyampaikan
pelajarannya. Suryosubroto (2002: 148) mengemukakan bahwa metode mengajar
guru adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang
merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh guru
di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Metode
mengajar sangat penting karena metode mengajar menentukan sampai dimana
siswa memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan oleh guru. Metode
mengajar guru yang efektif dikelas akan menciptakan aktivitas belajar siswa yang
aktif dan baik.
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
belajar mengajar. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan
terciptalah suasana belajar yang aktif. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
yang mengarah pada proses belajar. Tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar,
kegiatan belajar tidak mungkin akan berhasil, karena pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar tanpa
adanya aktivitas didalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000: 95)
mengatakan belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil
37 dalam benak anak didik. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang
direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan
pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.
Dengan aktivitas belajar siswa yang tinggi maka diharapkan siswa akan
mendapatkan hasil belajar yang baik pula.
Motivasi berprestasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif
dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang
memuaskan. Klauismeiner dalam Djaali (2008: 110) menyatakan bahwa
perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi ditunjukkan dalam berbagai
tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Hamalik (2004: 158)
mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah perubahan energi dalam diri
(pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang
terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Motivasi
berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan, dorongan, untuk
menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang
mendukung terwujudnya tujuan belajar untuk mencapai prestasi yang diraih
dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi yang dimiliki.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar
dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, diantaranya Metode Mengajar Guru
(X1) , Aktivitas Belajar (X2), dan Motivasi Berprestasi (X3). Dengan demikian
38
Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono, 2010: 44).
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode mengajar guru
terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar terhadap
hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode mengajar guru,
aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
Metode Mengajar Guru (X1)
Aktivitas Belajar (X2)
Motivasi Berprestasi (X3)
Hasil Belajar
39
III. METODELOGI PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel,
teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, uji asumsi klasik dan diakhiri
teknik pengujian hipotesis. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci
disajikan sebagai berikut.
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran,
menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran
suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post
facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan verifikatif
menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area
40 sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud
dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).
Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh metode mengajar
guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi
Siswa Kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:117). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung tahun
pelajaran 2012/2013 sebanyak 71 siswa.
Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. XI IPS 1 16 19 35
2. XI IPS 2 15 21 36
Jumlah 31 40 71
Sumber : Guru Ekonomi Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi
41 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Sedangkan menurut Arikunto (2007: 130)
apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya menjadi penelitian populasi. Dengan demikian, penelitian ini adalah
penelitian populasi karena jumlah populasinya 71 orang dan semuanya dijadikan
sampel. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi (Sugiyono. 2005:
142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi, maka data dianggap
berdistribusi normal dan homogeny (Sudjana, 2002: 152). Sedangkan teknik
penarikan sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis sampling
jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. (Sugiyono, 2005: 78).
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel dalam penelitian
ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel yang terdapat
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Variabel bebas (Independent Variable).
Variabel bebas (variabel independen) dilambangkan dengan X adalah
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah metode mengajar guru (X1), aktivitas belajar (X2) dan motivasi
42 2. Variabel terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat (variabel dependen) dilambangkan dengan Y adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar ekonomi (Y).
D.Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Definisi operasinal merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur
dan batasan dari beberapa kata istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian.
Dengan kata lain, definisi ini merupakan penjelasan tentang bagaimana operasi
atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang
menunjukan indikator yang dimaksud (Masyhuri dan Zainudin, 2008: 131).
Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu
variabel terikat antara lain sebagai berikut.
1. Metode Mengajar Guru
a. Definisi Konseptual
Suryosubroto (2002: 148) mengemukakan bahwa metode mengajar guru
adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang
merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh
guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode
tertentu.
b. Definisi Operasional
Metode mengajar guru adalah suatu cara mengajar yang digunakan oleh
43 siswa untuk menyapaikan informasi kepada siswa atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa.
2. Aktivitas Belajar
a. Definisi Konseptual
Menurut Sardiman (2008: 99) aktivitas belajar adalah kegiatan untuk
mencapai tujuan belajar yang dapat berupa fisik maupun mental.
b. Definisi Operasional
Aktivitas belajar adalah proses interaksi yang dilakukan guru dan siswa
dalam perubahan tingkah laku individu yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3. Motivasi Berprestasi
a. Definisi Konseptual
Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) mengemukakan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang
selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan
menggunakan standar keunggulan
b. Definisi Operasional
Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki kelebihan untuk
menjadikan dirinya berhasil dan sukses dalam berbagai kegiatan dalam
kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah keberhasilan dalam hasil
44 4. Hasil Belajar
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar
yang dilakukannya, yang dinyatakan ke dalam ukuran dan data hasil
belajar (Sudjana, 2005: 65).
b. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para
siswa dalam proses belajar mengajar atau suatu penilaian akhir dari proses
dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang.
Tabel 4. Indikator dan Sub Indikator Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Metode
a. Memberikan penjelasan yang mudah dimengerti siswa
b. Metode mengajar membuat materi lebih jelas
c. Memberikan materi pelajaran sesuai dengan waktu
d. Menjelaskan materi pelajaran dengan contoh nya
e. Memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran f. Memberi informasi tujuan
pembe-lajaran
g. Memberi kesempa-tan siswa untuk bertanya
h. Menjawab pertanyaan siswa dengan baik
a. Mencatat materi pembelajaran b. Mengerjakan soal dan tugas c. Merangkum pelajaran
d. Mendengarkan penjelas guru e. Mempraktekkan
f. Memperhatiakan penjelasan guru g. Mengingat meteri yang disampaikan h. Menganalisa pelajaran
i. Menyanggah