• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Naesya Ruri Nalurita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, AKTIVITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS XI DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/203

Oleh

NAESYA RURI NALURITA

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa 71 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2012/2013. (2) Ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. (3) Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. (4) Ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

(6)

Halaman

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

1. Lokasi SMA Budaya Bandar Lampung ... 60

2. Sejarah Singkat SMA Budaya Bandar Lampung ... 60

3. Keadaan Gedung ... 62

4. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Budaya Bandar Lampung ... 62

1. Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar ... 96

2. Pengaruh Aktivitas Berlajar Terhadap Hasil Belajar ... 99

3. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar ... 101

(7)

Halaman

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 109 B. Saran ... ... 110

DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus-menerus

dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan

indikator tinggi rendahnya mutu pendidikan yang berhubungan erat dengan

kualitas sumber daya manusia, sedangkan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi mutlak dibutuhkan demi kemajuan pendidikan.

Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri seseorang. Untuk

mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi perlu dilakukan

penilaian. Begitu pula yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu

proses pembelajaran di sekolah, harus selalu dilakukan penilaian terhadap hasil

belajarnya untuk mengetahuhi sejauh mana siswa telah mencapai sasaran

belajarnya. Efektif tidaknya proses pembelajaran disekolah tercermin dari

pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa

(9)

2 Berkaitan dengan upaya peningkatkan mutu pendidikan tersebut fungsi sekolah

sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu

dengan meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya peningkatkan mutu

sumber daya manusia, harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif,

terencana dan sistematis.

Hasil belajar siswa di sekolah merupakan hasil dari terciptanya proses

pembelajaran. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik.

Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar itu terlihat dari penguasaan materi

pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar

mengajar di sekolah.

Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa.

Kualitas hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian

besar di tentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar dan siswa dalam belajar.

Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam

kegiatan proses belajar. Sekolah yang selalu menyediakan fasilitas yang dapat

mendukung proses pembelajaran guna terciptanya proses pembelajaran yang

efektif dan efesien. Salah satu sekolah menengah atas yang berupaya

meningkatkan hasil belajar para siswanya adalah SMA Budaya Bandar Lampung.

Sekolah ini selalu berupaya mencetak lulusan yang berkualitas.

SMA Budaya Bandar Lampung yang beralamat di jalan Pendidikan No.32

Kelurahan Sumberjo Kecamatan Kemiling Kotamadya Bandar Lampung ini selain

(10)

3 Tenaga pengajar dalam hal ini adalah guru. Sebagian besar guru di sekolah ini

telah menempuh pendidikan strata satu sesuai dengan bidang masing-masing.

Kenyataannya ketersediaan tenaga pengajar yang kompoten ternyata tak lantas

membuat hasil belajar siswa memuaskan. Di SMA Budaya Bandar Lampung

terlihat guru masih kurang memiliki kreativitas dalam menyampaikan pelajaran

mereka cenderung menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu ceramah

sehingga anak-anak kurang termotivasi.

Keberhasilan belajar juga ditentukan oleh aktivitas belajar siswa selama

pembelajaran. Fungsi aktivitas belajar untuk mendapatkan pemahaman yang

optimal selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar,

tugas siswa adalah belajar dan peran guru adalah mendorong, mendampingi dan

membantu siswa untuk belajar. Hasil belajar siswa akan tercapai secara maksimal

jika disertai usaha keras. Usaha keras merupakan bagian dari motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasimerupakan bekal untuk meraih sukses. Dengan memiliki

motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran atau dorongan untuk selalu

mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang

mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat

diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat diraih. Motivasi berprestasi

merupakan konsep personal yang merupakan faktor pendorong untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan agar tercapai kesuksesan. Motivasi berprestasi dapat

mendobrak ketahanan individu dalam menghadapai tantangan hidup sehingga

(11)

4 Penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Budaya Bandar

Lampung dan keterangan dari guru bidang studi menunjukkan hasil belajar kurang

optimal dan masih belum memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal)

khususnya pada bidang studi ekonomi. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid

semester ganjil 2012/2013 sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan

< 70 ≥ 70 KKM 70

Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui hasil nilai mid semester ganjil mata

pelajaran ekonomi secara umum masih tergolong rendah, yaitu dari jumlah siswa

sebanyak 71 siswa terlihat hanya 4 siswa atau 5,63% yang mendapat nilai ≥70,

berarti sebanyak 67 siswa atau 94,37% memperoleh nilai <70. Penggolongan nilai

tersebut berdasarkan atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran

ekonomi XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung yang menjelaskan bahwa

siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 dianggap kurang berhasil.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang terdapat di SMA Budaya Bandar

Lampung yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh

siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka tidak perlu

diadakan remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria nilai yang

(12)

5 Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta

didik. Hasil atau prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator

indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat

keberhasilan dan semacamnya (Azwar, 2008: 163). Hasil penelitian pendahuluan

yang dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung, rendahnya hasil belajar siswa

diduga dipengaruhi oleh metode mengajar guru yang kurang bervariasi, kurang

aktifnya siswa dalam proses pembelajaran dan kurangnya motivasi siswa untuk

berprestasi.

Metode mengajar guru merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa

adalah penggunaan metode pembelajaran. Pengaturan metode, strategi, dan

kelengkapan dalam pembelajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen

pembelajaran yang harus dilakukan guru. Metode mengajar mempunyai peranan

penting dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu

cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Guru dapat

menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas agar tercapai

tujuan pembelajaran.

Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, sebagian besar guru di SMA

Budaya Bandar Lampung sudah berijazah S1, namun pada kenyataannya jenjang

pendidikan guru yang sudah sesuai dengan kebutuhan belum mampu mewujudkan

hasil pembelajaran yang optimal. Metode mengajar guru yang dimiliki oleh setiap

(13)

6 bentuk penguasaan, pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam

menjalankan fungsi sebagai guru.

Metode mengajar guru merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan menggunakan metode mengajar yang akurat, guru akan

mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode guru harus

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas sebab metode mengajar guru

akan memberikan pengaruh positif bagi aktivitas belajar siswa yang akan

mendorong siswa dan memotivasi siswa untuk berprestasi dalam tercapainya hasil

belajar siswa.

Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti di SMA Budaya Bandar

Lampung, saat ini metode yang digunakan oleh guru bidang studi ekonomi adalah

metode ceramah dan metode tanya jawab, meskipun terdapat metode tanya jawab

itu hanya terdapat pada saat guru bertanya apakah ada siswa yang kurang jelas

atau tidak. Siswa hanya menerima materi tanpa ada interaksi yang baik dan aktif

antara guru dan murid. Anak-anak cenderung pasif dan kurang semangat dalam

proses belajar mengajar, sehingga tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan secara optimal. Kurangnya kreativitas dan keterampilan metode

mengajar guru ekonomi menyebabkan kurang tertariknya siswa untuk mengikuti

proses belajar dan dapat menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam

menyerap materi yang disampaikan. Jika, seorang guru tidak mampu menciptakan

suatu metode mengajar yang cocok dalam proses belajar hal ini mengakibatkan

tidak berhasilnya guru menciptakan iklim yang kondusif dalam kegiatan

(14)

7 metode mengajar guru ekonomi bervariasi sesuai dengan materi belajar maka

kehadiran guru dalam mengajar akan direspon positif pula oleh aktivitas belajar

siswa seperti aktivnya partisipasi siswa dalam bertanya dan tugas yang diberikan

oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan baik, siswa akan lebih terlatih

sehingga diharapkan pemahaman siswa terhadap pelajaran ekonomi menjadi

meningkat pula. Sebaliknya apabila metode mengajar guru ekonomi tidak sesuai

dengan materi belajar akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa

tercipta dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dan aktivitas belajar siswa

menjadi rendah.

Aktivitas belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses

interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar

yang di maksud adalah aktivitas siswa dalam menerima pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Dalam belajar di perlukannya aktivitas, keberhasilan

belajar tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya aktivitas belajar. Prinsip

belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.

Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar (Sardiman, 2004:

95).

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama prapenelitian di SMA Budaya

Bandar Lampung, rendahnya keaktifan siswa pada proses belajar mengajar

ditunjukkan dengan sikap siswa yang lebih banyak pasif di kelas selama proses

pembelajaran. Sikap pasif siswa pada saat proses pembelajaran dilihat pada saat

(15)

8 berinisiatif menjawab, begitu juga saat guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Keterlibatan siswa yang

rendah pada saat proses belajar tersebut menunjukan rendahnya aktivitas belajar

siswa dikelas.

Kegiatan yang aktif yang dilakukan oleh siswa untuk membawanya pada

perubahan tingkah laku yang baru dan dicerminkan dalam kepribadiannya

merupakan keaktivan siswa dalam belajar. Di dalam interaksi belajar, siswa

seharusnya memiliki motivasi untuk pencapaian nilai yang memuaskan. Guru

seharusnya memperhatikan aktivitas belajar siswa disekolah agar terwujudnya

motivasi siswa untuk berprestasi karena motivasi berprestasi merupakan dorongan

untuk melakukan aktivitas belajar dengan hasil yang optimal.

Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan faktor

pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih

kesuksesan. Seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya.

Tantangan sebagai tenaga pendidik sekarang untuk memotivasi siswa agar

mempunyai motivasi berprestasi. Dengan memiliki motivasi berprestasi maka

akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan.

Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah dorongan yang tumbuh dari

dalam diri dan juga dari luar karena adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu,

karena adanya dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang

dipelajari, atau karena adanya dorongan dari lingkungan seperti dari orang tua,

guru, teman, dan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut (Dalyono,

(16)

9 Hasil observasi peneliti di SMA Budaya Bandar Lampung yaitu pada saat guru

memberikan tugas yang sulit, siswa kurang tertarik untuk mengerjakan tugas

tersebut dan begitu juga sebaliknya ketika guru memberikan tugas yang mudah di

mengerti, siswa menganggap tugas tersebut begitu mudah dan malas mengerjakan

tugas karena menganggap tugas tersebut mudah di mengerti. Siswa yang memiliki

motivasi berprestasi akan mengerjakan tugas dengan baik walaupun tugas tersebut

sulit atau tidak dan kurangnya dorongan motivasi dan upaya peningkatan motivasi

siswa dari guru untuk memberi dorongan belajar dan berprestasi sebelum atau

setelah mata pelajaran ekonomi.

Motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar merupakan hal yang sangat penting

dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena motivasi akan mendorong siswa

untuk bersemangat dalam belajar. Bila kemauan dari dalam diri siswa sudah

terpupuk dengan baik, hasil belajar siswa pun akan mencapai keberhasilan.

Setelah hasil belajar siswa telah dicapai dengan baik, akan muncul motivasi untuk

berprestasi. Namun pada saat ini motivasi untuk berprestasi dari siswa sangatlah

minim atau kurang.

Pengamatan awal yang dilakukan di sekolah dan wawancara langsung dengan

beberapa siswa menunjukkan, aktivitas belajar di sekolah yang kurang kondusif

dan kegiatan belajar masih terpusat pada guru sehingga cenderung pasif dan tidak

terlihat optimis siswa untuk termotivasi dalam berprestasi yang minim

menjadikan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian

seorang guru perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan siswanya untuk

(17)

10 Pihak guru maupan orang tua memiliki peran penting dalam membangun motivasi

yang dimiliki oleh siswa, namun perbedaannya hanya terletak pada arah

pemberian motivasi, jika orang tua memberikan motivasi yang sifatnya lebih

pribadi sedangkan guru memberikan dukungan motivasi yang lebih bersifat umum

pendidikan. Peranan motivasi dapat menentukan arah belajar siswa.

Seseorang siswa yang mempunyai motivasiyang tinggi maka akan berusaha

melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk

bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi

yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan

yang dilakukan sehingga seseorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi

yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan

dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah.

Motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan keberhasilan belajar peserta didik tidak

hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh

motivasi berprestasi atau dorongan untuk belajar. Kemampuan siswa dalam

menguasai materi dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi tidak semua

keberhasilan belajar dapat berjalan tanpa kendala karena hasil belajar banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar Guru, Aktivitas

Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi SMA kelas XI

(18)

11 B. Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang terjadi di

SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 khususnya pada

siswa kelas XI IPS dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Belum optimalnya kegiatan belajar mengajar siswa kelas XI IPS di SMA

Budaya Bandar Lampung sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.

2. Sebagian besar hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar

Lampung belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) khususnya

pada mata pelajaran ekonomi yaitu yang memperoleh nilai kurang dari 70

dianggap kurang berhasil .

3. Metode pembelajaran yang diterapkan guru ekonomi dalam kegiatan

pembelajaran masih terpaku pada beberapa metode saja misalnya metode

ceramah dan metode tanya jawab.

4. Kurangnya kreativitas dan keterampilan guru ekonomi dalam proses belajar

mengajar.

5. Belum optimalnya metode guru ekonomi dalam mengajar di SMA Budaya

Bandar Lampung menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam

menyerap materi yang disampaikan.

6. Siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung kurang memperhatikan

guru mata pelajaran ekonomi pada saat proses pembelajaran sehingga siswa

kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

7. Aktivitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung

(19)

12 8. Masih rendahnya usaha siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Bandar Lampung

untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru ekonomi.

9. Banyaknya siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar Lampung yang malas

mengerjakan soal-soal latihan yang sulit ketika guru ekonomi memberikan

tugas.

10. Kurangnya upaya dan dorongan peningkatan motivasi siswa kelas XI IPS

SMA Budaya Bandar Lampung dari guru ekonomi motivasi berprestasi siswa

terhadap mata pelajaran ekonomi masih rendah .

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan sesuai dengan

dengan judulnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah metode

mengajar guru (X1), aktivitas belajar (X2), motivasi berprestasi (X3) dan hasil

belajar ekonomi (Y). Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini

lebih terarah, sehingga didapat gambaran yang lebih jelas dengan data yang

akurat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa

(20)

13 3. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan motivasi

berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil

belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil

belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil

belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui ada pengaruh metode mengajar guru, aktivitas belajar dan

motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA

Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Setelah tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini di harapkan

(21)

14 1. Secara teoritis

Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai

masalah yang diteliti.

b. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan

teori yang diterima dibangku kuliah.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam megembangkan

penelitianya.

2. Secara praktis

Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagi siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk sebagai mediasi

untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dalam rangka

peningkatan mutu pembelajaran mata pelajaran ekonomi di sekolah.

c. Bagi pihak sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat

meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada

mata pelajaran ekonomi.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Ruang Lingkup Objek

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah

(22)

15 terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Budaya Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Budaya Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

(23)

16

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka akan di ambil dari

teori-teori yang di kemukakan oleh para ahli yang dapat memperkuat dengan variabel

yang ada. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan

menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk

merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori-teori metode mengajar

guru, aktivitas belajar, motivasi berprestasi dan hasil belajar. Teori-teori

tersebut merupakan teori yang menjadi landasan dari penelitian ini.

1. Metode Mengajar Guru

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dengan

segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola

pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak

didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan

mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di

kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga

(24)

17 kemajuan teknologi, peran guru sebagai sumber belajar sangat penting dan

akan tetap diperlukan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan

implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006: 145).

Menurut Slameto (2003: 82) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutnya Karo dalam Slameto

(2003: 65) mengatakan mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh

orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkannya.

Metode mengajar adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas agar

pelajaran tersebut ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan

baik. Metode mengajar untuk menyapaikan informasi kepada siswa akan

berbeda dengan cara – cara yang memantapkan siswa dalam menguasai

pengetahuan, keterampilan dan sikap (Roes dan Suharto, 2001: 1).

Menurut Surakhmad dalam Suryosubroto (2002: 148) metode pengajaran

adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal

bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid

disekolah. Suryosubroto (2002: 148), mengemukakan bahwa metode

(25)

murid-18 murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di

lakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau

metode-metode tertentu.

Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode

pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1). Tidak ada satupun metode pembelajaran yang sangat unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.

2). Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.

3). Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran (Uno, 2007: 85).

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut maka metode mengajar

guru adalah suatu cara mengajar yang digunakan oleh guru dari suatu proses

pengajaran atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk

menyapaikan informasi kepada siswa atau menyajikan bahan pelajaran

kepada siswa. Metode mengajar merupakan salah satu komponen penting

dalam pembelajaran sebagai suatu proses dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Pentingnya metode mengajar dikuasai oleh pendidik, dan

metode yang dimiliki pendidik pada saat praktek disesuaikan dengan tipe

belajar siswa, sehingga materi yang kita sampaikan tercerna oleh peserta

didik.

Banyak metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Djamara (2006: 83-98), menyebutkan macam-macam metode mengajar yaitu,

a. metode proyek; b. metode eksperimen; c. metode tugas dan resitasi;

(26)

19 f. metode karyawisata;

g. metode tanya jawab; h. metode latihan; i. metode ceramah; j. metode studi kasus.

Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2006: 78), pemilihan dan penentuan

metode mengajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yaitu sebagai

berikut.

Dalam pemilihan metode mengajar harus memperhatikan beberapa faktor,

seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2005: 229) sebagai berikut.

a. Berpedoman pada tujuan.

b. Perbedaan individual anak didik. c. Kemampuan guru.

d. Sifat bahan pelajaran. e. Situasi kelas.

f. Kelengkapan fasilitas.

g. Kelebihan dan kelemahan metode.

Tujuan pengajaran yang efektif dapat menggunakan metode yang tepat dan

bervariasi. Metode mengajar dapat dikombinasikan, seperti yang

dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002: 110) sebagai berikut.

a. Ceramah, Tanya, Jawab dan Tugas. b. Ceramah, Diskusi dan Tugas.

c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen. d. Ceramah, Sosiodramah dan Diskusi. e. Ceramah, Problem Solving dan Tugas. f. Cermah, Demonstrasi dan Latihan.

Metode mengajar menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar

(27)

usaha-20 usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan

kondisi sehingga tercapai tujuan pengajaran diperoleh secara optimal .Proses

belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai metode

mengajar secara bergantian. Guru dituntut untuk mampu memilih dan

memilah metode mengajar yang tepat dan akurat untuk menyajikan materi

pelajaran yang disampaikan. Dengan demikian pemilihan metode mengajar

sangat berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa. Menggunakan metode

mengajar yang bervariasi dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil

belajar. Makin tepat metode yang digunakan guru dalam mengajar, maka

diharapkan makin efektif pula tujuan pembelajaran.

2. Aktivitas Belajar

Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi

segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik

maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,

hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sardiman (2003: 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi

antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Sadirman (2004: 95) mengatakan bahwa tidak

ada belajar jika tidak ada suatu aktivitas. Dalam hal kegiatan belajar ini,

(28)

21 banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan

oleh anak didik lebih tahan lama di dalam benak anak didik.

Rausseau dalam Sardiman (2004: 96-97) menjelaskan bahwa segala

pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara

rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar harus aktif sendiri,

karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan mungkin terjadi yang

pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa. Berdasarkan pendapat para

ahli tersebut aktivitas belajar adalah proses interaksi yang dilakukan guru dan

siswa dalam perubahan tingkah laku individu yang terjadi baik fisik maupun

non-fisik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu

manfaat aktivitas belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak

mendapatkan hasil bagi anak didik sebab kesan yang didapatkan oleh anak

didik lebih tahan tersimpan didalam benak anak didik kearah dewasaan

(Djamarah, 2000: 67).

Menurut Paul B. Diedrich (dalam Nasution, 2000) ada beberapa macam

kegiatan atau aktivitas murid yaitu sebagai berikut.

1. Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan dan sebagianya.

2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

musik, dan pidato.

4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan test, angket,

dan menyalin.

5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,

dan pola.

6. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

(29)

22

7. Mental Activities, seperti mengingat, memecahkan soal, menganalisis,

melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, dan gugup.

Pembelajaran yang efektif akan selalu mengarahkan siswa pada aktivitas yang

mampu merangsang semua potensi siswa untuk berkembang sampai pada

tahap yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 6)

aktivitas belajar dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.

a. Aktivitas fisik yaitu peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat/hanya pasif.

b. Aktivitas psikis (kejiwaan) yaitu jika daya jiwanya bekerja sebanyak banyaknya/banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

Dua aktivitas tersebut memang harus dipandang sebagai hubungan yang erat.

J. Piaget, pakar psikologis keturunan Swiss dalam (Rohani, 2004: 8)

berpendapat “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat anak

tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”. Dalam hal ini seorang guru hanya dapat menyajikan dan

menyediakan bahan pelajaran, peserta didiklah yang mengolah dan

mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar

belakangnya.

Menurut Hamalik (2004: 25) penggunaan aktivitas besar nilainya bagi

pengajaran pada siswa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

(30)

23 6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat dan orang tua dengan guru. 7. Pengajaran diselenggarakan secara realities dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Adapun jenis-jenis aktivitas belajar menurut Djamarah (2006: 38) sebagai

berikut.

1. Mendengarkan. 2. Memandang.

3. Meraba, membaui, mencicipi/mengecap. 4. Menulis dan mencatat.

5. Membaca.

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan. 8. Menyusun paper atau kertas kerja.

9. Mengingat. 10.Berpikir.

11.Latihan atau praktek.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari aktivitas belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran terdapat aktivitas belajar siswa maka akan

terciptalah suasana belajar yang aktif. Aktivitas yang timbul dari siswa akan

mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan

mengarah pada peningkatan hasil belajar.

3. Motivasi Berprestasi

Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa

inggris yang berarti penggerak. Menurut Sardiman (2005: 73), motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk

melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi

didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

(31)

24 tujuan (Mc Donald dalam Sardiman,2007: 73). Adapun Gates dalam Djaali

(2008: 101) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kondisi fisiologi dan

psikologi yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya

dengan cara tertentu.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam usaha mencapai tujuan

sehingga semakin besar motivasinya, akan semakin besar pula kesuksesan

belajarnya. Suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah

bersifat acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang

mendasarkannya (Prayotno dan Amati, 2004: 155). Sehingga seseorang yang

besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah,

giat membaca buku-buku untuk meraih cita-citanya (Dalyono 2005:

235-236).

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.

3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah (Sardiman, 2001: 83).

Lebih lanjut Hamalik (2004: 161), mengemukakan tentang fungsi motivasi

sebagai berikut.

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

(32)

25 Hamalik (2004: 162 – 163), membagi motivasi menjadi 2 jenis sebagai

berikut.

1. Motivasi intrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu.

2. Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari luar situasi belajar, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman.

Motivasi menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan

seorang siswa dalam menjalankan kehidupannya selama menempuh

pendidikan di sekolah. Motivasi membangkitkan daya gerak atau

menggerakkan seseorang siswa untuk berbuat sesuatu untuk mencapai suatu

kepuasaan atau tujuan. Motivasi yang ada pada setiap individu berbeda-beda

satu sama lainnya termasuk didalamnya motivasi berprestasi.

Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) mengemukakan bahwa motivasi

berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu

berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya

setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar

keunggulan. Selanjutnya menurut Slameto (2003: 171) bahwa tingkah laku

manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Maslow mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori kebutuhan. Teori

yang dikembangkan oleh Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa

manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan sebagai berikut.

a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) seperti lapar, haus, istirahat. b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan

tetapi juga mental, psikologi, dan intelektual. c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs).

(33)

26 e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan

seseorang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata.

Hamalik (2004: 158) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk

mewujudkan tujuan yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri

siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi

guna memperoleh prestasi belajar yang baik. Menurut Djaali (2008: 103)

motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan

untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya

untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu

(berprestasi setinggi mungkin). Sedangkan Mc Clelland dalam teori motivasi

berprestasi mengemukakan bahwa teori motivasi berprestasi ada tiga sebagi

berikut.

1. Need For achievment.

Ada beberapa orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.

a. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. b. Mencari feedback tentang perbuatannya.

c. Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya. d. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.

2. Need for affiliation.

Kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam kehidupannya atau hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini akan mengarahkan tingkah laku individu untuk melekukan hubungan yang akrab dengan orang lain. Orang-orang dengan need affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkan persahabatan. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.

(34)

27 b. Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerjasama dengan

orang lain dalam suasana yang lebih kooperatif. c. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain. d. Lebih suka dengan orang lain daripada sendirian. e. Selalu berusaha menghindari konflik.

3. Need for power.

Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut.

a. Menyukai pekerjaan dimana mereka menjadi pimpinan.

b. Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari sebuah organisasi dimanapun dia berada.

c. Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise.

d. Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organiasi.

Sardiman (2006: 92 – 95), menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar untuk mencapai

prestasi belajar yaitu,

1. memberi angka; 2. hadiah;

3. saingan atau kompetisi; 4. ego involvment;

5. memberi ulangan; 6. mengetahui hasil; 7. pujian;

8. hukuman;

9. hasrat untuk belajar; 10. minat;

11. tujuan yang diakui.

Motivasi berprestasi diwujudkan dalam bentuk usaha serta tindakan belajar

yang efektif sehingga dapat mempengaruhi optimalisasi potensi yang dimiliki

siswa. Motivasi mendorong timbulnya perbuatan yang dilakukan seseorang

misalnya belajar. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki

(35)

28 kegiatan dalam kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah keberhasilan

dalam hasil belajarnya.

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk selalu

berusaha mencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan

kesulitan dalam meraihnya. Motivasi berprestasi sebagai daya dorong yang

memungkinkan seseorang berhasil mencapai apa yang diidamkan.

McClelland menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi

yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi.

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan. Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi pelajaran. 3. Berusaha bekerja kreatif.

Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya memperoleh prestasi yang tinggi.

4. Berusaha mencapai cita-cita.

Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas yang belum selesai. Keberhasilan pada setiap kegiatan sekolah dan memperoleh hasil yang baik akan memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.

5. Memiliki tugas yang moderat.

(36)

29 tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bahagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau bersama secara berkelompok.

7. Mengadakan antisipasi.

Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

Slameto (2003: 26) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri dari

tiga komponen sebagai berikut.

1. Dorongan kognitif.

Dorongan kognitif timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/masalah. Termasuk dalam kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti dan untuk memecahkan masalah. 2. Harga diri.

Ada siswa tertentu yang melakukan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dan harga diri.

3. Kebutuhan berafisiliasi.

Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Siswa senang bila orang lain menunjukkan pembenaran terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia giat belajar dan melakukan tugas-tugas dengan baik agar memperoleh pembenaran tersebut.

Keberhasilan siswa dalam pendidikannya juga dipengaruhi oleh motivasi

berprestasi yang dimiliki. Siswa yang termotivasi prestasi menginginkan

(37)

30 sehingga dapat berhasil. Motivasi berprestasi yang dimiliki siswa sangat erat

pengaruhnya dengan hasil akademik siswa. Dengan demikian kegiatan belajar

akan berhasil bila individu terdorong untuk belajar. Dengan adanya motivasi

berprestasi maka akan muncul ide-ide atau gagasan, keinginan dan usaha

untuk melakukan aktivitas belajar dengan efektif dan efisien.

4. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003:

3). Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5) mengartikan belajar

sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif.

Sedangkan C.T.Morgan dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5)

merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam

menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.

Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut.

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

(38)

31 suatu proses adaptasi untuk memperoleh tingkah laku sebagai hasil

pengalamannya sendiri secara keseluruhan dalam interaksi di lingkungan.

Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian

tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa.

Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak

pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka

rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan

kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono,

2006: 4).

Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3).

Menurut Hamalik (2008: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap

perubahan-perubahan di setiap aspek sebagai berikut.

1. Pengetahuan. 2. Pengertian. 3. Kebiasaan. 4. Keterampilan. 5. Apresiasi. 6. Emosional. 7. Hubungan sosial. 8. Jasmani.

9. Etis atau budi pekerti. 10. Sikap.

Hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

(39)

32 menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Menurut Slameto (2003: 53),

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut.

1. Faktor intern meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Faktor Jasmaniah.

1. Faktor kesehatan. 2. Faktor cacat tubuh.

b. Faktor-faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Intelegensi.

2. Faktor ekstern meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Faktor keluarga.

1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antar keluarga. 3. Suasana rumah.

4. Keadaan ekonomi keluarga. 5. Pengertian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Metode mengajar.

2. Kurikulum.

3. Relasi guru dengan siswa. 4. Relasi siswa dengan siswa. 5. Displin sekolah.

6. Alat pengajaran. 7. Waktu sekolah.

8. Standar pelajaran diatas ukuran. 9. Keadaan gedung.

10. Metode belajar. 11. Tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat.

2. Mass media. 3. Teman bergaul.

4. Bentuk kehidupan masyarakat.

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah

yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi atau hasil belajar yang

(40)

33 mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Istimewa atau maksimal.

Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali atau optimal.

Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik atau minimal.

Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja dikuasai oeh siswa.

4. Kurang.

Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa (Djamarah, 2006: 107).

Hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para siswa

dalam proses belajar mengajar atau suatu penilaian akhir dari proses dan

pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Meningkatkan hasil belajar

siswa pada akhir kegiatan pembelajaran adalah salah satu tujuan dari proses

pembelajaran karena kegiatan belajar merupakan hal yang berpengaruh

terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil belajar siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan

tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar berlangsung sedangkan

siswa dapat mengukur sejauh mana kemampuannya selama mengikuti proses

pembelajaran. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi

kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata

pelajaran. Dengan mengetahui hasil belajar maka siswa maupun guru dapat

mengukur kemampuan yang dimiliki. Sebagai seorang guru dapat

mengevaluasi cara mengajar dan siswa dapat mengukur sejauh mana dapat

(41)

34 B. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan

pokok masalah ini. Hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

Tabel 2. Penelitian yang relevan

Tahun Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 2010 ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Liwa Lampung barat tahun pelajaran 2012/2013.

Ada pengaruh yang posotif dan signifikan metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 dengan perhitungan jika Fhitung > Ftabel hasilnya diperoleh 44,196

> 2,662 dengan koefisien korelasi (R) 0,675 dengan koefisien determinasi (R2) 0,456.

Ada pengaruh yang posotif dan

signifikan aktivitas belajara dan metode mengajar guru di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.Dengan perhitungan Fh>Ft yaitu 28,093>4,134.

Ada pengaruh yang posotif dan signifikan motivasi berprestasi dan penggunaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Liwa Lampung barat tahun pelajaran 2012/2013.Dengan perhitungan Fh>Ft yaitu 28,093>4,134.

Tabel 2 berisi tentang penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini. Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Suryana, (2010) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti pada metode

(42)

35 2. Nur Ukhti Alfath, (2012) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti pada

metode mengajar guru dan aktivitas belajar yang digunakan oleh siswa.

3. Metra Agustia Sari, (2012) mempunyai kesamaan variabel dengan peneliti

pada motivasi berprestasi pada siswa.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu peneliti menggunakan variabel Y hasil belajar sedangkan penelitian

terdahulu menggunkan variabel Y tempat, waktu dan ruang penelitian. Salah

satunya yaitu tempat peneliti melakukan penelitian adalah sebuah sekolah swasta.

Hal ini dapat menjadi salah satu pembeda dari variabel penelitian terdahulu

dengan penelitian yang dilakukan peneliti sehingga hasil penelitian yang didapat

juga akan berbeda.

C. Kerangka Pikir

Mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap siswa mengharapkan

mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu

siswa dalam mencapai tujuannya. Menurut Hamalik (2002: 155) hasil belajar

tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat

diamatin dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Setiap

proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar

yang dicapai siswa. Menurut Arikunto (2001: 63), hasil belajar adalah sebagai

hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan

terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil

(43)

36 Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

terjadi dari adanya interaksi antara seorang guru dengan lingkungannya. Mengajar

merupakan suatu proses yang kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan

informasi dari guru kepada siswa tetapi banyak kegiatan maupun tindakan yang

harus dilakukan terutama jika diinginkan hasil belajar lebih baik. Untuk itu

seorang guru perlu menggunakan metode-metode dalam menyampaikan

pelajarannya. Suryosubroto (2002: 148) mengemukakan bahwa metode mengajar

guru adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang

merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh guru

di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Metode

mengajar sangat penting karena metode mengajar menentukan sampai dimana

siswa memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan oleh guru. Metode

mengajar guru yang efektif dikelas akan menciptakan aktivitas belajar siswa yang

aktif dan baik.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses

belajar mengajar. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan

terciptalah suasana belajar yang aktif. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan

yang mengarah pada proses belajar. Tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar,

kegiatan belajar tidak mungkin akan berhasil, karena pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar tanpa

adanya aktivitas didalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000: 95)

mengatakan belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil

(44)

37 dalam benak anak didik. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang

direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan

pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.

Dengan aktivitas belajar siswa yang tinggi maka diharapkan siswa akan

mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif

dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang

memuaskan. Klauismeiner dalam Djaali (2008: 110) menyatakan bahwa

perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi ditunjukkan dalam berbagai

tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Hamalik (2004: 158)

mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah perubahan energi dalam diri

(pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Sedangkan menurut Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi

adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang

terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas

tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Motivasi

berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan, dorongan, untuk

menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang

mendukung terwujudnya tujuan belajar untuk mencapai prestasi yang diraih

dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi yang dimiliki.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar

dipengaruhi oleh berbagai variabel penyebab, diantaranya Metode Mengajar Guru

(X1) , Aktivitas Belajar (X2), dan Motivasi Berprestasi (X3). Dengan demikian

(45)

38

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono, 2010: 44).

D. Hipotesis

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode mengajar guru

terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar terhadap

hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi

terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode mengajar guru,

aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2012/2013.

Metode Mengajar Guru (X1)

Aktivitas Belajar (X2)

Motivasi Berprestasi (X3)

Hasil Belajar

(46)

39

III. METODELOGI PENELITIAN

Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel,

teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, uji asumsi klasik dan diakhiri

teknik pengujian hipotesis. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci

disajikan sebagai berikut.

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran,

menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran

suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post

facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan verifikatif

menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area

(47)

40 sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud

dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan

data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan

perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,

test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh metode mengajar

guru, aktivitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi

Siswa Kelas XI di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:117). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung tahun

pelajaran 2012/2013 sebanyak 71 siswa.

Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. XI IPS 1 16 19 35

2. XI IPS 2 15 21 36

Jumlah 31 40 71

Sumber : Guru Ekonomi Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi

(48)

41 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Sedangkan menurut Arikunto (2007: 130)

apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya menjadi penelitian populasi. Dengan demikian, penelitian ini adalah

penelitian populasi karena jumlah populasinya 71 orang dan semuanya dijadikan

sampel. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi (Sugiyono. 2005:

142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi, maka data dianggap

berdistribusi normal dan homogeny (Sudjana, 2002: 152). Sedangkan teknik

penarikan sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis sampling

jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. (Sugiyono, 2005: 78).

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel dalam penelitian

ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel yang terdapat

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas (variabel independen) dilambangkan dengan X adalah

variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah metode mengajar guru (X1), aktivitas belajar (X2) dan motivasi

(49)

42 2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat (variabel dependen) dilambangkan dengan Y adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar ekonomi (Y).

D.Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Definisi operasinal merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur

dan batasan dari beberapa kata istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian.

Dengan kata lain, definisi ini merupakan penjelasan tentang bagaimana operasi

atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang

menunjukan indikator yang dimaksud (Masyhuri dan Zainudin, 2008: 131).

Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu

variabel terikat antara lain sebagai berikut.

1. Metode Mengajar Guru

a. Definisi Konseptual

Suryosubroto (2002: 148) mengemukakan bahwa metode mengajar guru

adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang

merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh

guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode

tertentu.

b. Definisi Operasional

Metode mengajar guru adalah suatu cara mengajar yang digunakan oleh

(50)

43 siswa untuk menyapaikan informasi kepada siswa atau menyajikan bahan

pelajaran kepada siswa.

2. Aktivitas Belajar

a. Definisi Konseptual

Menurut Sardiman (2008: 99) aktivitas belajar adalah kegiatan untuk

mencapai tujuan belajar yang dapat berupa fisik maupun mental.

b. Definisi Operasional

Aktivitas belajar adalah proses interaksi yang dilakukan guru dan siswa

dalam perubahan tingkah laku individu yang terjadi baik fisik maupun

non-fisik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

3. Motivasi Berprestasi

a. Definisi Konseptual

Heckhausen dalam Djaali (2008: 103) mengemukakan bahwa motivasi

berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang

selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara

kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan

menggunakan standar keunggulan

b. Definisi Operasional

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki kelebihan untuk

menjadikan dirinya berhasil dan sukses dalam berbagai kegiatan dalam

kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah keberhasilan dalam hasil

(51)

44 4. Hasil Belajar

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami

proses belajar terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar

yang dilakukannya, yang dinyatakan ke dalam ukuran dan data hasil

belajar (Sudjana, 2005: 65).

b. Definisi Operasional

Hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para

siswa dalam proses belajar mengajar atau suatu penilaian akhir dari proses

dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang.

Tabel 4. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Metode

a. Memberikan penjelasan yang mudah dimengerti siswa

b. Metode mengajar membuat materi lebih jelas

c. Memberikan materi pelajaran sesuai dengan waktu

d. Menjelaskan materi pelajaran dengan contoh nya

e. Memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran f. Memberi informasi tujuan

pembe-lajaran

g. Memberi kesempa-tan siswa untuk bertanya

h. Menjawab pertanyaan siswa dengan baik

a. Mencatat materi pembelajaran b. Mengerjakan soal dan tugas c. Merangkum pelajaran

d. Mendengarkan penjelas guru e. Mempraktekkan

f. Memperhatiakan penjelasan guru g. Mengingat meteri yang disampaikan h. Menganalisa pelajaran

i. Menyanggah

Gambar

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas XI SMA Budaya Bandar
Tabel 2. Penelitian yang relevan
Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y       (Sugiyono, 2010: 44)
Tabel  3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung                 Tahun Pelajaran 2012/2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan tegaknya konstitusi dalam upaya mewujudkan Negara hukum Indonesia yang demokratis, maka dalam amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia

nasrdrlal dalah Foses penseggmn n6ih belm lerbuka. Demikixn jusa ddlam proses pery getuan pada Epat koordinGi tin angeadn Bahle akunlabiliras hdya dilihnr dari sisi

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Penerapan prosedur analitik terhadap berbagai saldo utang yang berkaitan dengan siklus jasa personel, yaitu :.. 1) Perbandingan biaya karyawan (gaji, upah,

Dan Nilai Gizi Biskuit Yang Dimodifikasi Dengan Tepung Buah Pepaya”. 1.2

Mengingat kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan baru dan memperhatikan situasi serta kondisi dari pada para pemilik tanah maka untuk sementara waktu

Ketika direaksikan dengan asam kolorida, tidak bereaksi, dengan asam sulfida, tidak bereaksi, dengan Amonium hidroksida dan Amonium klorida, tidak bereaksi,