• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADABADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

Oleh :

Ely Lasa 112102153

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ELY LASA

NIM : 112102153

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM AKUNTANSI BELANJA

MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Tanggal:____________2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP.19550914 198103 1 005 (Drs.Chairul Nazwar, M.Si, Ak)

Tanggal:____________2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP.19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal:____________2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP.19560407 198002 1 001

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ELY LASA

NIM : 112102153

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Medan, Agustus 2014

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan berkat, kesehatan, keselamatan, dan perlindungan, serta pengetahuan kepada penulis. Dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas akhir yang berjudul “Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak menemukan berbagai kendala dan kesulitan. Tetapi dengan bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun moril, maka kesulitan tersebut dapat diatasi dan proses penulisan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan hati dan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak, CAselaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(5)

Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membekali Ilmu serta berbagi pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ibu Khairunisa, SE, MM selaku Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan di BPKD Kota Medan.

6. Bapak Arfan Anshari Rangkuti, SE selaku Kepala Sub Bidang Akuntansi di BPKD Kota Medan dan Seluruh staff dan karyawan bidang Akuntansi dan Pelaporan di BPKD Kota Medan yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

orang tua tercinta, Ibunda Parinsan Tampubolon, S, Pd dan Ayahanda Johnny Parulian Tambunanyang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan bimbingan, nasehat, doa, dan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Thanks for being the great parents for me.

(6)

9. Sahabat-sahabat Lima Serangkai: Tribudi Astuti, Lita Selfiana Sagala, Alfria Sitompul, dan Rizki Nirwana Nst. Terima kasih untuk kebersamaan tiga tahun yang penuh makna. Terima kasih untuk saling bertahan dan saling setia dalam keadaan apapun. Dan terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Semoga Tuhan selalu memberkati kita dan masa depan kita. Amin.

10. Terima kasih juga buat Fitri Annisa atas semangat dan dukungannya selama ini dan buat teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu serta teman-teman stambuk 2011, khususnya Grup C. Terima kasih untuk semua yang baik dan yang buruk yang pernah kita lalui. Wish us luck.

Penulis menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan kemampuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang pada suatu waktu dapat berguna bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2014 Penulis

Ely Lasa

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 2

D. Rencana Penulisan... 4

1. Jadwal Survei/Observasi ... 4

2. Rencana Isi... 4

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN... 6

A. Sejarah Ringkas... 6

B. Struktur Organisasi... 16

C. Job Description... 16

D. Jaringan Kegiatan... 35

E. Kinerja Terkini... 36

(8)

BAB III SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA

MEDAN... 37

A. Pengertian Belanja Modal... 37

B. Karakteristik Belanja Modal... 39

C. Pengertian Sistem Akuntansi... 40

D. Kerangka Umum Sistem Akuntansi Keuangan Daerah... 44

E. Sistem Akuntansi Belanja (Termasuk Belanja Modal)... 45

1. Sistem Akuntansi Belanja SKPD... 45

2. Sistem Akuntansi Belanja SKPKD... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 51

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belanja di lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah (Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005).

Belanja pada pemerintah daerah sudah ditentukan anggarannya dalam APBD untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran.

(12)

Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah daerah.

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD SKPKD) menerapkan Sistem Akuntansi berbasis Kas menuju Akrual (cash toward accrual) untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Atas dasar pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Sistem Akuntansi Belanja Modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan”.

B. Rumusan Masalah

Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang sistem akuntansi belanja modal.

Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah sistem akuntansi belanja modal pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan telah memenuhi syarat sistem akuntansi yang baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(13)

1. Tujuan penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis akan menyajikan tujuan diantaranya:

a. Mengetahui apakah sistem akuntansi belanja modal pada BPKD Kota Medan telah memenuhi syarat sistem akuntansi yang baik.

b. Mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang terkait dengan pelaksanaan sistem akuntansi belanja modal.

c. Mengetahui apa perbedaan perlakuan akuntansi terhadap belanja modal.

d. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Pogram Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan/instansi dan peneliti lainnya.

a. Bagi Penulis

Untuk memperoleh tambahan ilmu sehingga penulis mendapatkan gambaran nyata dari teori yang diperoleh dibangku perkuliahan.

b. Bagi Perusahaan/Instansi

(14)

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan masukanbagi peneliti lain untuk mengadakanpenelitian pada penulisan yang akandatang.

D. Rencana Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: 1. Jadwal survei/observasi

[image:14.595.133.510.403.596.2]

Jadwal penelitian dilakukan setelah penulis menyelesaikan magang di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan yang beralamat di Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan.Adapun yang termasuk dalam jadwal survei/observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi

No. Keterangan Juni Juli

I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Penulisan Tugas

Akhir

2. Pengajuan Judul Tugas Akhir 3. Permohonan Izin Riset 4. Penunjukan Dosen

Pembimbing 5. Pengumpulan Data 6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir 2. Rencana isi

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Rencana Penulisan.

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Pada bab ini diuraikan Sejarah Ringkas, Struktur Organisasi, Job Description, Jaringan Kegiatan, Kinerja Terkini, dan Rencana Kegiatan.

BAB III SISTEM AKUNTANSI BELANJA MODAL PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Pengertian Belanja Modal, Karakteristik Belanja Modal, Pengertian Sistem Akuntansi, Kerangka Umum Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sistem Akuntansi Belanja (Termasuk Belanja Modal), yang terdiri dari: Sistem Akuntansi Belanja SKPD dan Sistem Akuntansi Belanja SKPKD

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan. Mengingat pada saat itu potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota Medan belum begitu kompleks, maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu: anggaran, perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk kota Medan, maka melalui peraturan daerah kota Medan, bagian tersebut diatas ditingkatkan menjadi badan pengelolakeuangan daerah yang tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan.

(17)

guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdayaguna, dan berhasilguna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan serta standar operasional dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari: 1. Badan

2. Sekretariat, membawahkan: a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program. 3. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung; c. Sub Bidang Belanja Langsung. 4. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji; b. Sub Bidang Belanja;

(18)

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan: a. Sub Bidang Akuntansi;

b. Sub Bidang Pelaporan. 6. Unit Pelaksana Teknis (UPT); 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berdiri pada tanggal 28 Desember 2011.Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah diterapkan mulai 2011-2015.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi BPKD: 1. Visi BPKD Kota Medan

Visi BPKD Kota Medan dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Kota Medan. Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.

Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan.

(19)

“TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KOTA MEDAN YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN EFEKTIF”

Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional

Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/Regulasi maupun fungsi Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam rangka menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini.

(20)

b. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan

Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.

Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya, sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: “Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera”.

c. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian

(21)

pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka membangun persatuan dan kesatuan Bangsa.Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan, sehingga penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur. d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

(22)

daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.

e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah.Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.

2. Misi BPKD Kota Medan

Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada masa mendatang akan tercapai. MisiBadan Pengelola Keuangan Daerah(BPKD) tersebut yaitu:

(23)

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Medan.

Dalam mencapai visi organisasi tersebut, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Ketiga misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan di atas dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:

a. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur Pemerintah Kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas-tugas pelayanan bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun dan dapat menerapkan mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

b. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan

(24)

tepat guna yang berbasis kinerja sehingga dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah semakin memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan efektif.

c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan umum Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang harus dilakukannya. Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good governance.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah Kota Medan

(25)

dalam organisasi yang bersangkutan disamping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.

(26)
[image:26.595.135.510.128.597.2]

B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

Sumber:

C. Job description

Tugas pokok dan fungsi dari organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah(BPKD) terdiri dari:

1. Kepala BPKD

Badan Pengelola Keuangan Daerah(BPKD) dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada

KEPALA BPKD

SEKRETARIS BPKD

BIDANG PERBENDAHARAAN

- Sub Bidang Belanja - Sub Bidang

Gaji - Sub Bidang

Verifikasi dan Kas

- Sub Bagian Umum - Sub Bagian

Keuangan - Sub Bagian

Penyusunan Program

BIDANG ANGGARAN

- Sub Bidang Pendapatan - Sub Bidang

Belanja Langsung - Sub Bidang

Belanja Tidak Langsung BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

- Sub Bidang Akuntansi - Sub Bidang

(27)

Walikota melalui Sekretaris Daerah.Badan Pengelola Keuangan Daerah(BPKD) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

Kepala BPKD menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan daerah. b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah

di bidang pengelolaan keuangan daerah.

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan.

d. Penyusunan dan penyelenggaraan administrasi keuangan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

(28)

Daerah(BPKD) lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Badan Pengelola Keuangan Daerah(BPKD) yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumberdaya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang kesekretariatan.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat, membawahkan: a. Sub bagian Umum

(29)

bagian umum mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum.

Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.

3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan kerumahtanggaan dan keprotokolan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

6) Pelaksanaan hubungan masyarakat.

7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas.

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Keuangan

(30)

Sub bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi.

4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.

5) Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

6) Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

7) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bagian Penyusunan Program

(31)

pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi: 1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian

Penyusunan Program.

2) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana, program, dan kegiatanBadan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

4) Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD. 5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Anggaran

Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:

(32)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

c. Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).

d. Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

e. Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan APBD atas usulan SKPD.

f. Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

g. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD. h. Penyusunan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD) Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

i. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(33)

Bidang anggaran, membawahkan: a. Sub bidang Pendapatan

Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang anggaran. Sub bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan.

Sub bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pendapatan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis limgkup pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

3) Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

4) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) pendapatan SKPD.

5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan dan penerimaan pembiayaan.

6) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan pembiayaan SKPD.

(34)

8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan. 9) Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang

berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan. 10)Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

pendapatan dan pembiayaan.

11)Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

12)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsungmempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak langsung.

Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Tidak Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak langsung.

3) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD.

(35)

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja tidak langsung SKPD.

6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai DPA/DPPA SKPD.

7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung.

8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup belanja tidak langsung.

9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

10)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Belanja Langsung

Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran. Sub Bidang Belanja Langsung mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja langsung.

Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja

Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung. 3) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) belanja

(36)

4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja langsung dengan SKPD.

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja langsung SKPD.

6) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD. 7) Peyiapan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD)

belanja langsung.

8) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran lingkup belanja langsung.

9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

10)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

(37)

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi dan kas.

d. Penyiapan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

e. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan kas.

f. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

g. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.

h. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan.

i. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang perbendaharaan, membawahkan: a. Sub bidang Gaji

Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.

(38)

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji. 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji.

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD.

5) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) gaji.

6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD. 7) Penyelesaian permasalahan lingkup gaji.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji.

9) Peyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji.

10)Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia. 11)Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji.

12)Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup gaji.

13)Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(39)

b. Sub bidang Belanja

Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala bidang Perbendaharaan.

Sub bidang Belanja menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja. 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang belanja.

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja dari SKPD.

5) Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja.

6) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja.

7) Penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja.

8) Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.

9) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran belanja.

(40)

11)Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan monitoring.

12)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Verifikasi dan Kas

Sub bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan.

Sub bidang Verifikasi dan Kas menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi dan

Kas.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verfikasi dan kas.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang verifikasi dan kas.

4) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) bidang verifikasi dan kas.

5) Penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas.

6) Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja. 7) Pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD.

(41)

9) Pencatatan dan penerimaan dan belanja kedalam buku register serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja daerah.

10)Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode.

11)Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran verfikasi dan kas.

12)Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas.

13)Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. 14)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya. 5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Bidang Akutansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup akuntansi dan pelaporan.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

(42)

d. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi, dan asistensi sistem penatausahaan akuntansi pemerintahan daerah.

e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

f. Penyajian data dan informasi dibidang analisa, bidang pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan.

g. Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan penyusunan Laporan Keuangan Daerah.

h. Penyusunan laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.

i. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuantansi dan pelaporan.

k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian di bidang akuntansi dan pelaporan.

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(43)

Sub bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.

Sub bidang Akuntansi menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Akuntansi.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup akuntansi.

3) Pelaksanaan verifikasi atas Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang telah terbit.

4) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pengelolaan anggaran kas.

5) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

6) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

7) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup akuntansi.

(44)

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan.

Sub bidang Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pelaporan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup pelaporan.

3) Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan daerah.

4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah(SKPKD).

5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit pelaksana secara integrasi.

6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.

(45)

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang laporan keuangan daerah.

9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

10)Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup pelaporan.

11)Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

12)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok, dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk.Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

(46)

kebutuhan dan beban kerja.Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. Jaringan Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan, yaitu dinas-dinas di kota Medan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang akan memberikan laporan keuangannya kepadaBadan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan untuk dikonsolidasi dan diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan Pertanggungjawaban.

E. Kinerja Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen dan Keuangan Daerah).

F. Rencana Kegiatan

Rencana program dan kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dirumuskan berdasarkan program dan kegiatan bidang-bidang pelaksana.

Adapun Rencana Kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu: 1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

(47)

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

BAB III

(48)

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

BAB III

(49)

(BPKD) KOTA MEDAN A. Pengertian Belanja Modal

Belanja di lingkungan akuntansi komersial dapat didefinisikan “sebagai arus keluar dari aset atau segala bentuk penggunaan aset yang terjadi selama periode tertentu yang berasal dari produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan operasional entitas” (Nordiawan, dkk, 2007:187).

Menurut Accounting Principle Board (APB) Statement Nomor 4 (dalam Erlina, Sirojuzilam, Rasdianto, 2012:168), belanja didefinisikan “sebagai jumlah, yang diukur dalam uang, dari kas yang dikeluarkan atau properti lain yang ditransfer, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau kewajiban yang terjadi dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang telah atau akan diterima”.

(50)

Belanja di lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan “sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah” (Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005).

Dalam hal ini, maka definisi belanja modal yaitu:

“belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan” (Erlina, Sirojuzilam, Rasdianto, 2012:169).

Belanja modal ini meliputi: 1. Belanja modal tanah

2. Belanja modal peralatan dan mesin 3. Belanja modal gedung dan bangunan 4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan 5. Belanja modal aset tetap lainnya

6. Belanja aset lainnya (aset tak berwujud)

(51)

Untuk mengetahui apakah suatu belanja dapat dimasukkan sebagai belanja modal atau tidak, maka perlu diketahui definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria kapitalisasi aset tetap (Mursyidi, 2009:305).

Aset tetap mempunyai ciri-ciri/karakteristik sebagai berikut: 1. Berwujud

2. Akan menambah aset pemerintah

3. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 4. Nilainya relatif material.

Sedangkan ciri-ciri/karakteristik aset lainnya adalah: 1. Tidak berwujud

2. Akan menambah aset pemerintah

3. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 4. Nilainya relatif material

Dari ciri-ciri/karakteristik tersebut di atas, diharapkan entitas dapat menetapkan kebijakan akuntansi mengenai batasan minimal nilai kapitalisasi suatu aset tetap atau aset lainnya (threshold capitalization), sehingga pejabat/aparat penyusun anggaran dan/atau penyusun laporan keuangan pemerintah mempunyai pedoman dalam penetapan belanja modal baik waktu penganggaran maupun pelaporan keuangan pemerintah.

(52)

kriteria sebagai berikut (dalam Lampiran Kerangka Konseptual Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Medan):

1. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan. 2. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak

untuk dijual.

3. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut (dalam Lampiran Kerangka Konseptual Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Medan):

1. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara : a. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau

b. bertambah umur ekonomis, dan/atau c. bertambah volume, dan/atau

d. bertambah kapasitas produksi, dan/atau

2. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

C. Pengertian Sistem Akuntansi

(53)

tersendiri, dan apabila digabungkan akan menghasilkan sebuah definisi yang baru. Kedua elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

Menurut Hall (2011:6) “Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”.

Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan:

“sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan” (Wareen, Reeve, Fess, 2008:10).

Ada beberapa definisi dan pengertian akuntansi yang berasal dari beberapa lembaga yang dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Definisi tersebut adalah sebagai berikut (Erlina, Sirojuzilam, Rasdianto, 2012:54):

1. American Accounting Association (1966) mendefinisikan “akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur, mencatat, dan melaporkan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan”.

(54)

ekonomi dalam rangka membuat pilihan-pilihan berbagai alternatif tindakan.

Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mendifinisikan “akuntansi sebagai proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya serta penyajian laporan”.

Menurut Mulyadi (2001:3), “sistem akuntansi merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat, yaitu jurnal, buku besar, dan buku pembantu.

(55)

yang menyebutkan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah. Oleh karena itu, Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data,pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemda (Halim, 2008:52).

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah memiliki contoh input berupa Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Proses Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dilakukan dengan menggunakan catatan seperti buku jurnal umum, buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran kas, buku besar, dan buku besar pembantu. Output Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berupa laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 232)

Menurut Sugiri (dalam Halim, 2008:53) Sistem akuntansi di atas dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahap-tahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti:

1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam Bukti dan melakukan analisis transaksi keuangan tersebut.

(56)

3. Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal. Tahapan ini disebut posting atau mengakunkan.

4. Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan menuangkannya dalam Neraca Saldo.

5. Menyesuaikan buku besar berdasar pada informasi yang paling up-to-date (mutakhir).

6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSSP).

7. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan pada NSSP. 8. Menutup buku besar.

9. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam Neraca Saldo Setelah Tutup Buku.

D. Kerangka Umum Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Kerangka umum sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijabarkan sebagai berikut (Ulum, 2004:249):

1. Satuan kerja memberikan dokumen-dokumen sumber (DS) seperti Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan Surat Tanda Setoran (STS) dari transaksi keuangannya kepada Unit Keuangan Pemerintah Daerah. 2. Unit Pembukuan dan Unit Perhitungan melakukan pembukuan bulanan

(57)

3. Dari proses akuntansi tersebut dihasilkan jurnal yang sekaligus diposting ke dalam Buku Besar dan Buku Pembantu secara otomatis untuk setiap Satuan Kerja.

4. Bila dokumen di atas telah diverifikasi dan benar maka dilanjutkan dengan proses komputer untuk pembuatan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).

5. LPJ dikirimkan kepada Kepala Daerah sebagai pertanggungjawaban Satuan Kerja atas pelaksanaan anggaran, satu copy dikirim kepada Satuan Kerja yang bersangkutan untuk kebutuhan pertanggungjawaban dan manajemen, satu copy untuk arsip Unit Perhitungan. LPJ konsolidasi juga harus diberikan kepada Kepala Daerah agar dapat mengetahui keseluruhan realisasi APBD pada suatu periode.

E. Sistem Akuntansi Belanja (Termasuk Belanja Modal)

Sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD SKPKD), Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan memiliki dua fungsi sebagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah). Dalam melaksanakan fungsinya, Badan Pengelola Keuangan Daerah mengelola laporan keuangan tiap-tiap SKPD yang kemudian akan dikonsolidasikan untuk diberikan kepada Kepala Daerah.

(58)

1. Sistem akuntansi belanja SKPD

Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD. Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang persediaan)/GU (ganti uang)/TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS (langsung).

Tahap-tahap akuntansi pengeluaran belanja daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada saat menerima dana dengan medianya SP2D untuk Belanja UP/GU/TU PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan uang persediaan tersebut dengan menjurnal “Kas di Bendahara Pengeluaran” di Debit dan “R/K Pusat” di kredit.

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

R/K Pusat xxx

Sedangkan saat menerima Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) untuk belanja LS, karena dalam Belanja LS dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang telah ditetapkan (misal Belanja LS Gaji & Tunjangan dan Belanja LS Barang & Jasa) maka PPK-SKPD mencatat transaksi belanja dengan menjurnal ”Belanja sesuai jenisnya” di debit dan “R/K Pusat” di kredit.

Belanja__________ xxx

(59)

b. Secara berkala, PPK-SKPD menerima Surat Pertanggungjawaban(SPJ) dari Bendahara Pengeluaran. SPJ tersebut dilampiri dengan bukti transaksi. Berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD mencatat transaksi-transaksi belanja dengan menjurnal “Belanja sesuai jenisnya” di debit dan “Kas di Bendahara Pengeluaran” di kredit.

Belanja__________ xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat belanja, maka dibuatlah Buku Jurnal khusus Belanja UP/GU/TU yang dikenal dengan Buku Jurnal Pengeluaran Kas.

c. Dalam hal PPTK meminta uang muka kerja (uang panjar Kegiatan), maka atas dasar Nota Pencairan Dana (NPD) disetujui oleh Kepala SKPD sebagai pengguna anggaran, maka PPK-SKPD mencatat pemberian uang muka tersebut dengan menjurnal ”Uang muka operasional” didebet dan ”Kas di Bendahara Pengeluaran” dikredit.

Uang muka operasional xxx

Kas di bendahara pengeluaran xxx

(60)

dicatat dengan menjurnal ”Belanja sesuai jenisnya” didebet dan ” Uang muka operasional” dikredit.

Belanja__________ xxx

Uang muka operasional xxx

d. Dalam kasus LS Gaji dan tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPK-SKPD) tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi PPKD.

e. Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPK-SKPD) kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang di jurnal umum.

R/K Pusat xxx

Hutang Pajak_____ xxx

Ketika bukti Surat Setoran Pajak (SSP) telah diterima, dilakukan penghapusan hutang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

(61)

R/K Pusat xxx

f. Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPK-SKPD) juga mengakui penambahan aset dengan membuat jurnal korolari yaitu ”Aset sesuai jenisnya” di debit dan “Diinvestasikan dalam Aset Tetap” di kredit.

Belanja Modal__________ xxx Kas di bendahara pengeluaran(atau

R/K Pusat kalau LS) xxx

Aset__________ xxx

Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx g. Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai

dengan kode rekening belanja (Contoh format buku besar sama dengan buku besar akuntasi penerimaan).

h. Di akhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo. (Contoh format Neraca Saldo sama dengan neraca saldo akuntansi penerimaan)

2. Sistem akuntansi belanja SKPKD

(62)

a. Subbag Pembukuan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Medan menerima SP2D dari Kuasa BUD. Berdasarkan SP2D terkait, Subbag Pembukuan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Medan mencatat transaksi ke jurnal sebagai berikut:

Belanja Bunga/Subsidi/dsb_____ xxx

Kas di Kas Daerah xxx

b. Setiap periode, Subbag Pembukuan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Medan atas jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode rekening belanja.

c. Di akhir bulan, Subbag Pembukuan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Medan memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo.

(63)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan dalam bab-bab terdahulu, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi Belanja Modal pada BPKD Kota Medan telah memenuhi syarat sistem akuntansi yang baik karena telah dilaksanakan dengan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku pada pemerintah daerah dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

2. Sistem Akuntansi yang digunakan dalam pemerintahan daerah adalah sistem akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash toward accrual).

3. Dokumen-dokumen yang digunakan terkait pelaksanaan sistem akuntansi belanja modal adalah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), nota debit bank dan bukti pengeluaran lainnya, Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Penyediaan Dana (SPD), dan berita acara serah terima barang/jasa.

4. Dalam sistem akuntansi, belanja modal diberi perlakuan khusus dengan melakukan pencatatan secara corollary, yaitu dicatat dengan dua jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.

B. Saran

(64)

1. Sebaiknya perusahaan/instansi dapat mempertahankan kinerja terkini seperti pendampingan penatausahaan keuangan agar setiap SKPD/dinas lebih mandiri dalam mengelola keuangan pemerintah daerah dan sistem akuntansi tetap berjalan dengan baik.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik.Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta.

Erlina, dkk. 2012. Pengelolaan dan Akuntansi Keuangan Daerah. USU Press: Medan.

Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Hall, James. A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat. Salemba Empat: Jakarta.

Ulum, MD Ihyaul. 2004. Akuntansi Sektor Publik Sebuah Pengantar. Edisi Pertama. Malang: UMM Press.

Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Refika Aditama: Bandung. Nordiawan, Deddi, dkk. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat: Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1)

Fakultas Ekonomi USU

Peraturan Walikota Medan Nomor 60 Tahun 2010

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Survei/Observasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN.. Medan,

Peraturan Walikota Medan Nomor 60 Tahun 2010. USU

Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi.. dan Bisnis Jurusan Manajemen

Keungan Daerah (BPKD) Kota Medan adalah untuk dapat mewujudkan sumber. daya aparatur pemerintahan Kota medan yang

Hasibuan, Melayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2003.. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan

10) Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup Sub Bidang Keberatan dan Sengketa meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan

Didalam sistem akuntansi belanja modal, BPKAD Provinsi Sumatera Utara mempunyai peran sebagai Bendahara Umum Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BUD

(12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan. tugas dan fungsinya. 3) Sub Bidang Verifikasi