• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH KEPERLUAN RUMAH TANGGA DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH KEPERLUAN RUMAH TANGGA DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH KEPERLUAN RUMAH TANGGA DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 Oleh:

Olivia Avriliani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013.

Penduduk di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih keperluan rumah tangga, hal ini disebabkan oleh kondisi topografi yang berawa-rawa sehingga menyulitkan penduduk dalam menggali sumur. Disisi lain, sumur bor, sumur umum, dan penampungan air hujan yang dijadikan sebagai sumber air jumlahnya terbatas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 467 kepala keluarga, sedangkan sampel yang diambil yaitu sebesar 46 kepala keluarga.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional area random sampling dengan mengambil wakil dari setiap dusun. Taknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis tunggal yang dilanjutkan dengan persentase kemudian diinterpretasikan dan diambil kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk menggunakan air yang berasal dari sumur gali yaitu sebesar 23 kepala keluarga, sumur bor sebanyak 12 kepala keluarga, penampungan air hujan sebanyak 4 kepala keluarga, dan sumur umum sebanyak 7 kepala keluarga. Kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara keseluruhan belum terpenuhi berdasarkan standar WHO yaitu sebesar 60 liter per kapita per hari. Rata-rata kebutuhan air bersih di Desa Merak Batin yang terpenuhi hanya 56 liter per kapita per hari

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Landasan Teori ... 10

B. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Kaitan Antara Geografi dengan Manusia ... 10

2. Topografi ... 12

3. Pengertian Rumah Tangga ... 12

4. Sumber Daya Air ... 13

5. Kebutuhan Air Bersih Keperluan Rumah Tangga ... 14

6. Siklus Air dan Sumber Air Bersih Kebutuhan Rumah Tangga .. 16

7. Kualitas Air ... 22

8. Syarat Air Bersih ... 23

1. Syarat Fisik Air ... 24

2. Syarat Kimia Air ... 28

(7)

C. Kerangka Pikir ... 33

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian.. ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel... 35

1. Variabel Penelitian... 35

2. Definisi Operasional Variabel... 36

D. Teknik Pengumpulan Data. ... 37

1. Teknik Observasi ... 37

2. Teknik Kuesioner . ... 38

3. Teknik Dokumentasi. ... 38

E. Teknik Analisa Data ... 39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis ... 41

1)Letak Dan Luas. ... 41

a. Letak Astronomis. ... 41

b. Letak Administratif... 42

2)Keadaan Topografi. ... 44

3)Iklim. ... 44

4)Keadaan Hidrologi ... 50

5)Keadaan Sosial Ekonomi dan Penduduk... 51

1. Keadaan Sosial Ekonomi . ... 51

2. Keadaan Penduduk. ... 53

(8)

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan

Jenis Kelamin ... 58

2. Komposisi Penduduk Menurut Mata pencaharian ... 61

3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 62

4. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 63

d. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

1. Distribusi Kepala Keluarga ... 63

a. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur ... 63

b. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan ... 64

c. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian ... 65

d. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Suku ... 66

e. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jumlah Jiwa 67

f. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Pendapatan ... 69

2. Sumber Air Bersih ... 70

3. Jumlah Kebutuhan Air Bersih ... 71

4. Upaya Mendapatkan Air Bersih ... 72

a. Biaya Pengeluaran Air Bersih ... 73

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ...………... 75

B. SARAN………... 76

DAFTAR PUSTAKA

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan mutlak diperlukan oleh semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan manusia, air memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya untuk metabolisme tubuh tetapi juga untuk keperluan-keperluan lainnya seperti pelarut mineral/kimia, pelapuk mineral, dan mengimbangi penguapan. Selain itu air juga digunakan dalam proses kehidupan manusia untuk kebutuhan sehari–hari seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, keperluan pertanian, keperluan pertambangan, dan sebagainya.

(10)

Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air tersebut. Dilain pihak, air yang tersedia di dalam alam yang secara potensi dapat dimanfaatkan manusia tetap saja jumlahnya (Daud Silalahi, 2003:11).

Berdasarkan pendapat tersebut, air yang dimanfaatkan penduduk untuk kebutuhan sehari-haripun harus diperhatikan sesuai dengan standar kualitas air minum. Jelas bahwa kebutuhan air minum untuk pemenuhan keperluan penduduk harus memenuhi standar kualitas air minum.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nursid Sumaatmadja (1981: 61) yang mengemukakan bahwa:

“Aspek fisik yang besar pengaruhnya bagi kehidupan adalah air. Baik yang ada di

daratan maupun yang ada di samudera, air besar pengaruhnya terhadap proses geografi”.

(11)

Ruslan H Prawiro (1983:66) mengatakan bahwa :

“Air merupakan salah satu faktor yang sangat vital dan bersifat menentukan bagi perkembangan kebudayaan suatu bangsa. Data kultur historis membuktikan kepada kita bahwa berbagai kebudayaan di dunia ini lahir atau mencapai puncak kemajuan karena faktor air. Tetapi sebaliknya kelebihan atau kekurangan air dapat memungkinkan atau menghambat kecepatan lajunya perkembangan suatu bangsa, bahkan dapat memusnahkan kebudayaan yang sudah ada”

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa manusia tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Manusia juga tidak dapat mencarikan bahan pengganti dari air, sehingga manusia akan selalu tergantung kepada air. Kebutuhan akan air tersebut mencakup kebutuhan untuk minum, mandi, memasak, industri, pertanian, dan kebutuhan lainnya. Sedemikian pentingnya air tersebut maka suatu peradaban kehidupan umat manusia tidak bisa berkembang jika tidak didukung oleh faktor air.

Berbagai cara dilakukan manusia untuk mendapatkan air sesuai dengan kondisi dan teknologi yang ada, Namun dalam menyediakan air bersih khususnya untuk keperluan rumah tangga hendaknya harus diperhatikan syarat-syarat atau standar kualitas air bersih. Syarat-syarat tersebut antara lain air harus jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna. Selain itu juga tidak boleh ada zat-zat dan bakteri yang merugikan tubuh (WHO dalam Bambang Setiawan, 1995: 13).

(12)

Desa Merak Batin terdiri atas sebelas Dusun. Secara administratif batas-batas Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muara Putih b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Natar c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Negara Ratu d) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kerawang Sari

Sebagaian besar penduduk Desa Merak Batin dalam memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan air dari sumur gali. Tetapi sebagian besar penduduk tersebut mengeluhkan bahwa air dari sumur gali yang digunakan kondisinya kurang baik.. Hal ini dibuktikan apabila air dari sumur gali mereka tersebut telah melalui proses pengolahan misalnya dengan cara dimasak, air akan berubah warna, berbau, berasa tidak enak saat diminum, dan meninggalkan endapan pada dasar wadah tempat memasak air. Sedangkan bila digunakan untuk mandi dan mencuci, sabun atau deterjen akan sulit mengeluarkan busa. Melihat kondisi air seperti itu,penduduk setempat beranggapan bahwa air sumur gali yang mereka miliki kondisi airnya kurang baik untuk dikonsumsi.

(13)

Merak Batin. Air yang dihasilkan sumur gali tersebut menjadi bermasalah seperti tidak jernih dan berbau sehingga tidak dapat dikonsumsi.

Desa Merak Batin memiliki luas wilayah 2332,011 ha, yang penggunaan lahannya akan lebih dirinci pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012.

No Penggunaan Lahan Luas Wilayah (ha)

1 Pemukiman Umum 187,65

2 Perkantoran 1,34

3 Sekolah 3,90

4 Pertokoan/Perdagangan 5,00

5 Pasar 1,00

6 Tempat Peribadatan (Masjid, Gereja, Pura, Wihara, dll) 4,77

7 Kuburan 3,18

8 Jalan 10,00

9 Sawah 654,40

10 Rawa 988,20

11 Perkebuanan 1,211

12 Lapangan Olahraga 2,24

13 Objek Wisata Way Panas 5

14 Lain-lain 457,12

Jumlah 2332,011

Sumber: Monografi Desa Merak Batin Tahun 2012

[image:13.612.107.536.235.472.2]
(14)

Menurut Totok Sutrisno dkk (1996:65) mengemukakan bahwa:

“Air dengan ion Mn, Fe, Ca, Mg dan zat organik lainnya yang melebihi batas normal

tidak baik dikonsumsi tubuh karena akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, hati, dan organ lainnya”

Dihadapkan dengan kondisi tersebut, sesuai dengan nalurinya, manusia pasti akan melakukan usaha demi memenuhi kebutuhannya. Begitu juga yang terjadi pada penduduk Desa Merak Batin yang melakukan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan air bersih, misalnya dengan mencari sumber air ke tempat lain, melakukan pengolahan lebih lanjut pada sumur gali, dan membeli. Dalam usahanya demi memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, kemungkinan beberapa penduduk mencari air ke sumber lain yang airnya tidak mengalami masalah seperti mereka sebagian lagi memilih untuk melakukan pengolahan lebih lanjut pada sumur gali yang mereka miliki dengan cara menambahnkan alat yang dapat memperjernih air sumur mereka. Sisanya memenuhi kebutuhan air bersih dengan cara membeli air dalam bentuk galon atau jerigen yang dijual pada toko-toko tertentu.

(15)

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyimpulkan masalahnya adalah: Bagaimana upaya penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dari mana sumber air yang digunakan penduduk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

2. Berapa jumlah yang terpakai dalam pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan penduduk dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(16)

2. Untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah air bersih yang digunakan oleh penduduk untuk keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

3. Untuk mendapatkan informasi mengenai upaya penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk Pemerintah Daerah khususnya Kecamatan Natar dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan penyediaan air bersih di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang sumber air yang digunakan oleh penduduk, banyaknya air bersih yang diperlukan setiap harinya, dan upaya penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

4. Sebagai bahan suplemen mata pelajaran geografi SMA kelas X dan geografi SMP kelas VII pada pokok bahasan hidrosfer dan geografi SMP kelas VIII pada pokok bahasan Sumberdaya Air.

(17)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah rumah tangga yang bertempat tinggal di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang kondisi air sumur galinya kurang baik.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2012-2013.

5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi manusia dengan ilmu bantu Geografi sosial.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Landasan Teori

Landasan teori merupakan konsepsional mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih jelasnya penelitian ini, maka akan dikutip beberapa penjelasan yang berkaitan dengan masalah yang dikaji, seperti dibawah ini :

B. Tinjauan Pustaka

1. Kaitan Antara Geografi dengan Manusia

Geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

(19)

di permukaan bumi, meliputi geografi ekonomi, politik, pemukiman, kependudukan, dan geografi sosial.

Sehubungan dengan penelitian tentang upaya pemenuhan kebutuhan air bersih keperluan rumah tangga di pemukiman penduduk di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 lebih menekankan pada kajian geografi manusia dengan ilmu bantu geografi sosial.

Geografi Sosial adalah cabang ilmu dari geografi manusia yang bidang studinya berupa aspek keruangan yaitu berkarakteristik dari penduduk, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan (Nursid Soemaatmadja, 1988: 56)

(20)

2. Topografi

Keadaan topografis adalah keadaan suatu wilayah berdasarkan tinggi rendahnya wilayah tersebut pada permukaan bumi. Secara umum Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah rawa yang sebagian dialih fungsikan menjadi pemukiman dan persawahan. Keadaan topografi tersebut akan berpengaruh pada kondisi hidrologi di Desa Merak Batin, dimana bentuk Topografi yang merupakan rawa akan menyebabkan air tanah dari sumur gali penduduk tersebut payau.

3. Pengertian Rumah Tangga

Rumah tangga adalah mengurus rumah tangga, berkeluarga, berumah tangga yaitu menikah, beristri atau bersuami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2007: 734), menjelaskan bahwa rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal dan makan bersama dari satu dapur, yang dimaksud dengan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola menjadi satu. Selain rumah tangga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, yang juga dianggap sebagai rumah tangga antara lain:

a. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus makannya secara sendiri.

b. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur asal kedua bangunan tersebut masih dalam satu segmen.

(21)

d. Pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak, istri serta anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya.

Biasanya istilah rumah tangga dan keluarga sering dicampur adukkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.

4. Sumber Daya Air

Soeriaatmadja (2000: 7), mengemukakan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non-hayati, dan sumber daya alam buatan.

Nursid (1988: 211-212), mengelompokkan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia menjadi dua bagian, yaitu:

1) Sumber daya alam (natural resources)

(22)

Sumber daya yang tidak akan habis yaitu keindahan panorama yang berharga bagi kepariwisataan dan faedah-faedah yang diperoleh dari iklim. 2) Sumber daya manusia (human resources)

Sumber daya manusia ini meliputi tenaga fisiknya, pikirannya, kepemimpinannya. Oleh karena itu sumber daya manusia dikelompokkan ke dalam sumber tenaga kerja (man power resources) dan sumber daya mental (mental resources).

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa air dari sumber mata air merupakan sumber daya yang dapat pulih kembali secara alamiah dan salah satu aspek fisik yang sangat besar pengaruhnya untuk kehidupan manusia, sehingga air yang terdapat dari sumber mata air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

5. Kebutuhan Air Bersih Untuk Keperluan Rumah Tangga

(23)

Secara umum air yang banyak dimanfaatkan bagi manusia untuk kebutuhan sehari–hari adalah air yang berada di permukaan bumi maupun di dalam tanah. Sumber air menurut Departemen Pekerjaan Umum (1994: 20) dibedakan menjadi: Air adalah bagian dari lingkungan fisik yang sangat esensial bagi manusia, tidak hanya untuk metabolisme tubuh tetapi juga untuk keperluan-keperluan lainnya seperti pertanian, industri, dan sebagainya. Ditinjau dari segi kuantitas, air adalah salah satu diantara kebutuhan hidup yang paling penting. Air termasuk dalam sumber alam yang dapat diperbaharui, karena secara terus-menerus melalui siklus hidrologi.

Air bersih dapat diartikan bahwa air tersebut tidak kotor. Air yang bersih itu dapat dipergunakan untuk mandi, mencuci, masak, minum, dan lain-lain dengan syarat-syarat tertentu. Kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga menurut Sunjaya adalah :

a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan : 5 liter/orang/hari. b. Kebutuhan air untuk mandi dan membersihkan diri : 25-30 liter/orang/hari c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan perlatan 25-30 liter/orang/hari d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

(24)

Menurut Djasio Sanropie, dkk dalam Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih (1984: 42), untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari khususnya bagi masyarakat Indonesia mengatakan bahwa: di daerah perkotaan pemakaian air bersih rata-rata/orang/hari antara 100-150 liter/orang/hari, dengan minimum 86,4 liter perkapita per hari dan untuk daerah pedesaan di negara-negara berkembang dapat diambilangka hasil studi WHO yakni sebanyak 60 liter/orang/hari. Jumlah itu digunakan untuk keperluan memasak (makan dan minum), mencuci, mandi, siraman kakus dan lainnya. Dimana jumlah kebutuhan air bersih untuk berbagai jenis kota atau desa sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk.

6. Siklus Air dan Sumber Air Bersih Kebutuhan Rumah Tangga

Keberadaan air di muka bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar secara terus menerus sehingga merupakan suatu siklus (daur) ulang yang disebut dengan siklus hidrologi, dimana prinsip dasar dari siklus ini adalah berupa sirkulasi dari penguapan, persipitasi, dan pengaliran air.

(25)

transpirasi selanjutnya naik ke atmosfer membentuk uap air. Uap air selanjutnya menjadi dingin dan terkondensasi membentuk awan (clouds). Kondensasi terjadi ketika suhu udara sedang berubah. Air akan berubah bentuk jika suhu berfluktuasi. Sehingga, jika udara cukup dingin, uap air terkondensasi menjadi partikel-partikel di udara membentuk awan. Awan yang terbentuk kemudian dibawa oleh angin mengelilingi bumi, sehingga awan terdistribusi keseluruh penjuru dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung air, awan melepas uap air yang ada didalamnya ke dalam bentuk presipitasi (precipitation), yang dapat berupa salju, hujan, dan hujan es. Selanjutnya sebagian air hujan yang jatuh kepermukaan tanaman, sisanya akan mengalir kepermukaan tanah sebagai aliran permukaan (surface run-off). Aliran permukaan selanjutnya, mengalir melalui sungai menjadi debit sungai (freshwater storage) dan sebagian lagi masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (infiltration) dan sebagian lagi mengalir ke dalam lapisan tanah melalui aliran air tanah (sub surface flow). Pada lokasi tertentu air yang mengalir ke dalam lapisan tanah, keluar sebagai mata air (spring) dan bergabung dengan aliran permukaan (surface run-off). Lebih jauh lagi, air yang terinfiltrasi mungkin dapat mengalami proses perkolasi ke dalam tanah menjadi aliran air bawah tanah (groundwater flow). Siklus hidrologi ini berlangsung secara terus-menerus untuk menyediakan air bagi makhluk hidup di bumi. Tanpa proses ini tidak mungkin ada kehidupan di bumi (Indarto, 2012: 5).

(26)

1. Air Angkasa

Air angkasa adalah air yang jatuh ke bumi berupa air hujan dengan sifat-sifat sebagai berikut:

a. Bersifat lunak (soft water) karena tidak/kurang mengandung larutan garam dan mineral sehingga terasa kurang segar.

b. Dapat mengandung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif sehingga bersifat korosif

c. Dari segi bakteriologi relatif lebih baik, sangat tergantung pada tempat penampungannya

d. Besarnya curah hujan di suatu daerah merupakan patokan yang utama dalam perencanaan penyediaan air bagi rumah tangga

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah yang berasal dari air yang jatuh ke bumi dan kemudian mengalir berupa air sungai, air danau, air laut maupun air hujan yang meresap ke dalam tanah dan keluar kembali melalui sungai, danau, dan laut.

Umumnya kualitas air permukaan ini kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, karena air permukaan mudah terkena pengotoran. Maka untuk air permukaan ini biasanya perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan kualitas air tersebut.

3. Air tanah

(27)

alam. Keuntungan dari pemanfaatan air tanah adalah pada umumnya bebas dari bakteri patogen; pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut. Adapula kerugian-kerugian dari pemanfaatan air tanah ini yaitu: air tanah sering kali mengandung mineral-mineral seperti Fe, Mn, cair dan sebagainya; biasanya membutuhkan pemompaan.

Menurut pendapat Setiaty Pandia (1995: 33), air tanah berdasarkan lokasinya dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1) Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air pertama, biasanya terletak tidak dalam atau dangkal. Air tanah yang dangkal ini biasanya digunakan untuk pembuatan sumur–sumur gali dan air yang mengalir dengan sendirinya yang disebut mata air.

Air tanah dangkal terjadi karena daya peresapan air pada permukaan tanah (infiltrasi) karena gravitasi bumi. Akibatnya lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri. Air tanah yang jernih dapat mengandung lebih banyak kimia (garam-garam yang terlarut), karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu yang berfungsi sebagai saringan.

(28)

Air tanah dangkal dapat diperoleh pada kedalaman 15 meter. Kualitas air tanah dangkal sebagai sumur-sumur minum cukup baik, tetapi kuantitasnya kurang, dan tergantung pada musim.

2) Air Tanah Dalam

Air tanah dalam adalah air tanah yang terdapat pada dua lapisan batuan kedap air disebut akuiver (aquiver), air tanah dalam ini jumlah debit airnya lebih banyak dari pada air tanah dangkal. Untuk pengambilan air tanah dalam biasanya dengan membuat sumur bor dan cara mengambilnya dengan memasukkan pipa ke dalamnya 100-300 meter.

Jika tekanan air pada dalam tanahnya besar sehingga air tanah dalam dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini sumur yang terbentuk disebut air artesia. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam.

Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari kualitas air tanah dangkal, karena penyaringan dalam tanah air lebih sempurna. Kandungan kimianya tergantung pada lapisan tanah yang dilalui. Secara kuantitas air tanah dalam umumnya mencukupi dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.

3) Mata Air

(29)

Menurut Chay Asdak (1995: 232), mengemukakan bahwa:

Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa tinggi permukaan air tanah bukan suatu permukaan air yang bersifat statis. Ia berfluktuasi naik dan turun tergantung pada fluktuasi curah hujan. Selama musim hujan, keluar mata air karena tinggi permukaan tanah naik kemudian bersinggungan dengan permukaan tanah. Pada musim kemarau, tinggi permukaan air tanah turun sehingga mata air yang keluar di musim hujan menjadi berhenti.

Berdasarkan cara munculnya kepermukaan tanah, mata air dibedakan atas: -Air yang keluar dari lereng-lereng atau rembesan.

-Air yang keluar ke permukaan pada suatu dataran atau air artesis.

Sesuai dengan hukum penggerak air tanah yaitu hukum Darcy menyatakan bahwa “Air tanah akan mengalir atau bergerak menuju ketempat yang

lebih rendah, sehingga sering terjadi di suatu tempat, air tanah dapat keluar dengan sendirinya secara terus menerus kepermukaan bumi, melalui lubang atau celah tempat keluarnya air tanah yang disebut mata air.”

Berdasarkan observasi pada daerah penelitian yaitu di Desa Merak Batin yang memiliki kondisi topografi berupa rawa, sumber–sumber air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan penduduk di Desa Merak Batin pada umumnya berasal dari sumur gali.

(30)

7. Kualitas Air

Suripin (2002: 157), mengemukakan bahwa tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi, cuci, air irigasi atau pertanian, perternakan, perikanan, rekreasi, dan transportasi.

Kualiatas air tanah dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Kondisi lingkungan seperti terganggunya sarana sanitasi, lingkungan sekitar, dan aktivitas penduduk. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MenKes/Per/IV/2010 bahwa air aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, an-organik, dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.

[image:30.595.114.510.485.755.2]

Berikut ini disajikan pada Tabel 2 standar baku mutu air minum menurut Keputusan Menteri No. 492/MenKes/Per/IV/2010 sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 2. Standar Baku Mutu Air Minum No. 492/MenKes/Per/IV/2010.

No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

Yang Diperoleh 1 Parameter yang tidak langsung

berhubungan dengan kesehatan 1. Parameter fisik

1) Bau 2) Warna 3) TDS 4) Kekeruhan 5) Rasa 6) Suhu 2. Parameter kimiawi

1) Alumunium 2) Besi 3) Kesadahan 4) Khlorida 5) Mangan 6) Ph 7) Seng 8) Sulfat 9) Tembaga 10) Amonia - TCU MG/L NTU - C mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l Tidak berbau 15 500 25 Tidak berasa Suhu udara ±3

(31)

8. Syarat Air Bersih

Salah satu syarat air bersih seperti yang dikemukakan oleh Totok Sutrisno dkk (1987:21) bahwa air bersih khususnya untuk keperluan rumah tangga harus memenuhi syarat fisik yaitu: air harus jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Sedangkan syarat kimia air tidak boleh ada zat-zat yang merugikan tubuh, merugikan dalam penyaluran di pipa-pipa, dalam penggunannya sehari-hari untuk mandi, mencuci, memasak, dan minum.

Selain itu, derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi kualitas air. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah normal, maka air akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas normal akan bersifat basa (Ersin Syehan, 1990:27).

Tabel 3. Hasil Pengujian Air Bersih pada Sumur Gali di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013

No Parameter Hasil

Pengujian

Batas

Maksimal Satuan A. Fisik

1. Kekeruhan 42 25 Skala NTU

B. Kimia

1. Besi (Fe) 1,2474 1,0 Mg/l

2. Kesadahan (CaCO3) 128 500 Mg/l

3. Mangan (Mn) 0,2046 0,6 Mg/l

4. Nitrat (NO3) 8,704 50 Mg/l

5. Nitrit (NO2) 0,342 3,0 Mg/l

6. Derajat Keasaman (pH) 6,58 6,5 – 9,0 Mg/l

7. Zat Organik (KMnO4) 13,012 10 Mg/l

[image:31.595.109.488.520.695.2]
(32)

oleh SNI yaitu sebesar 25 NTU, hal ini menerangkan bahwasannya air tersebut tidak dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Zat-zat kimia yang terkandung pada air tersebut seperti Besi (Fe) dan zat organic (KMnO4) ukurannya melampaui batas maksimal. Sedangkan zat lainnya seperti kesadahan (CaCO3), Mangan (Mn), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), dan Derajat keasaman (pH) masih dalam keadaan normal.

Untuk lebih jelasmya lagi, parameter-parameter di atas akan dijabarkan menjadi subbab-subbab berikut ini:

1. Syarat Fisik Air 1) Bau

Menurut Srikandi Fardiaz (1992:24), mengemukakan bahwa bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati.

Untuk menentukan kadar bau Sjarifudin Djalil (1993:1), menyatakan bahwa alat untuk menguji bau yang paling pokok adalah hidung manusia. Uji terhadap bau dilakukan untuk memperoleh suatu gambaran secara kuantitatif dan mendekati pengukuran kuantitatif dari intensitas bau.

2) Warna

(33)

ditentukan dengan membandingkan secara visual warna dari sampel dengan larutan standar warna yang diketahui konsentrasinya. Satuan warna dalam No. 492/MenKes/Per/IV/2010 adalah TCU (Turbidity Chemical Unit).

Metode yang dipakai dalam pemeriksaan warna air di instansi pengolahan air menggunakan metode standar warna yaitu:

a) Warna sejati (True color)

Warna yang berasal dari penguraian zat organik tidak alami. Zat tersebut menyebabkan warna di dalam air yang sukar dihilangkan terutama jika konsentrasinya tinggi dan memerlukan pengolahan dengan kondisi operasional yang khusus dengan penghilangan warna semu.

Karakteristik warna sejati pada air adalah:

- Air berwarna kuning terang sampai coklat-merah. - Air relatif jernih.

b) Warna semu (Apparent color)

Warna semu adalah warna kekeruhan air yang disebabkan oleh sifat alami partikel-partikel tanah, pasir, besi, mangan, pertikel mikroorganisme (algae/lumut). Sedikit besi dan mangan menyebabkan warna kecoklatan dalam air (Santika Sumestri Sri, 1987: 42).

3) Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid)

(34)

Tinggi/besarnya angka TDS (Total Dissolved Solid) merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga. Kadar maksimum TDS (Total Dissolved Solid) berdasarkan Keputusan Menteri No. 492/MenKes/Per/IV/2010 untuk air minum adalah 500 mg/l, apabila nilai TDS (Total Dissolved Solid) sudah melebihi 500 mg/l maka sudah melebihi standar kualitas baku mutu air.

Untuk menentukan kadar TDS (Total Dissolved Solid) Sjarifudin Djalil (1993:2) menyatakan bahwa:

Salinglah sampel yang sudah diukur volumenya (misalnya 50ml) dan telah tercampur dengan baik melalui saringan fiberglass. Cuci 3 kali masing-masing dengan 10 ml air suling. Biarkan mengering sempurna diantara pencucian. Setelah penyaringan sempurna, lanjutkan penghisapan selama kira-kira 3 menit. Pindahkan filtrat pada cendawan penguap yang telah ditimbang dan uapkan sampai agak kering pada steam bath. Jika volume filtrat melebihi kapasitas cawan, tambahkan sebagian-sebagian berturut-turut pada cawan yang sama setelah penguapan. Keringkan selama kurang lebih 1 jam dalam oven pada 180 ± 2˚C. Masukkan dalam desikator, sampai dingin dan timbang. Ulangi tahap pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan penimbangan sampai didapatkan berat yang konstan atau sampai kehilangan berat kurang dari 4% dari berat awal atau 0,5 mg.

4) Kekeruhan

Air mengandung material kasat mata dalam larutan adalah keruh. Kekeruhan dalam air terdiri liat, lempung, bahan organik, dan mikroorganisme. Air tanah dangkal biasanya lebih keruh bila terjadi musim hujan dibandingkan pada kondisi normal (Suripin, 2002:149).

(35)

kekeruhan < 25 NTU (Neverlo Turbidity Unit) dikatakan baik, jika angka kekeruhan sama dengan 25 NTU (Neverlo Turbidity Unit) dikatakan sesuai ambang batas, dan jika angka kekeruhan > 25 NTU (Neverlo Turbidity Unit) dikatakan buruk.

Kekeruhan dapat diukur dengan lilin turbidity, hal ini sesuai dengan pendapat Totok Sutrisno (1991:72), bahwa pengukuran dengan lilin turbidty meter menggunakan tabung gelas yang dikalibrasi menurut tabel dan standar lilin. Sampel dituangkan ke dalam tabung sampai nyala lilin tidak kelihatan. Tinggi tabung diukur dan dibandingkan dengan standar turbidity.

5) Rasa

Untuk menentukan kadar rasa Sjarifudin Djalil (1993:8), menyatakan bahwa: Pengukuran bahwa rasa seperti halnya bau, merupakan salah satu rangsang kimia. Hanya ada empat sensasi rasa yaitu: asam, manis, asin, dan pahit. Garam anorganik terlarut dari tembaga, besi, mangan, kalium, natrium, dan seng dapat diketahui dengan pengecap. Kadar yang dapat menimbulkan rasa berkisar dari beberapa persepuluh sampai beberapa ratus miligram perliter. Penguji rasa hanya dilakukan pada sampel yang diketahui jelas aman untuk ditelan.

6) Suhu

Menurut Chay Asdak (2002:511), mengemukakan bahwa:

(36)

Sejalan dengan pendapat di atas Totok Sutrisno (1991:27), mengemukakan bahwa temperatur yang diinginkan untuk air bersih berkisar antara 500F–600F atau 100C– 150C. Pengukuran suhu menurut Sjarifudin Djalil (1993:9), bahwa air dituangkan ke dalam labu erlenmeyer. Masukkan termometer. Tunggu 1-2 menit. Dibaca dan dicatat temperaturnya (waktu membaca, termometer tetap di dalam air).

2. Syarat Kimia Air

Maka akan dijelaskan pengertian dari parameter kimia tersebut yaitu:

1) pH

Menurut Totok Sutrisno (1996:73), pH adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam suatu cairan. Organisme dalam air sangat sensitif terhadap ion hidrogen. Pada proses penjernihan air, pH menjadi indikator untuk meningkatkan efesiensi proses penjernihan.

Abdullah Multhalib (1994:41), menyatakan bahwa:

Walaupun pH umumnya tidak menimbulkan dampak langsung pada konsumen, pH adalah salah satu parameter penting dalam pengawasan kualitas air. Perhatian yang cermat dalam pengawasan pH adalah penting pada semua tingkat pengolahan air untuk menjamin proses penjernihan air dan diisinfeksi yang memuaskan.

(37)

Cara ini praktis, teliti, serta dapat digunakan untuk mengukur pH pada lokasi dan posisi sampel.

3. Syarat Biologi Air

Maka akan dijelaskan pengertian dari parameter kimiawi tersebut yaitu: a) BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Biokimia

Totok Sutrisno (1991:27), mengemukakan bahwa BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Biokimia adalah banyaknya oksigen yang

dibutuhkan oleh mikroorganisme pada waktu melakukan proses dekomposisi bahan organik yang ada diperairan. Keputusan Menteri No. 492/MenKes/Per/IV/2010 menentukan batas standar air minum BOD (Biochemical Oxygen Demand) yaitu 150 mg/l. Apabila nilai BOD (Biochemical

Oxygen Demand) melebihi 150 mg/l maka sudah melebihi standar kualitas baku

mutu air minum. Sampel air harus dalam kondisi suhu stabil dan sampel ulang dibutuhkan sebanyak ≤ 300 ml.

Sjarifuddin Djail (1993:69), mengemukakan bahwa:

Reaksi oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologi dengan kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi suhu. Karenanya dalam pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan constant pada 200C yang merupakan suhu yang umum di alam. Secara teoritis, waktu yang diperlukan untuk proses oksidasi yang sempurna sehingga bahan organik terurai menjadi � 2 dan �2O adalah tidak terbatas dalam prakteknya di laboratorium, biasanya berlangsung selama 5 hari dengan anggapan bahwa selama waktu itu presentase reaksi cukup besar dari total BOD. Nilai BOD 5 hari merupakan bagian dari total BOD dan nilai BOD 5 hari merupakan 70%-80% dari nilai BOD total. Penentuan waktu instruksi adalah 5 hari, dapat mengurangi kemungkinan hasil oksidasi ammonia ( �1) yang cukup tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa, ammonia sebagai hasil sampingan ini dapat dioksidasi nitrit dan nitrat, sehingga dapat mempengaruhi hasil penentuan BOD.

(38)

Sugiharto (1987:6), mengemukakan bahwa COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi.

Berdasarkan Keputusan Menteri No. 492/MenKes/Per/IV/2010 batas standar pencemaran berdasarkan COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu 300 mg/l, apabila nilai COD (Chemical Oxygen Demand) sudah melebihi 300 mg/l maka sudah melebihi standar kualitas baku mutu air minum. Metode pengukuran COD (Chemical Oxygen Demand) menggunakan peralatan reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Nilai COD (Chemical Oxygen Demand) dapat ditentukan dalam waktu 2 jam.

9. Upaya Penyediaan Air Bersih

Menurut Moh. Soerjani, Rafiq Ahmad dan Rozi Munir ( 1987:55)

”Kebutuhan air meningkat karena pertumbuhan penduduk, peningkatan kegiatan pertanian, industri, pertambangan dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu sumber air tidak lagi mencukupi untuk sebagian masyarakat, hal ini mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai upaya demi terpenuhinya kebutuhan air bersih”

(39)

bersih tersebut, misalnya dengan pembuatan sumur gali, pengolahan, penampung air hujan, ataupun membeli.

1. Pembuatan Sumur Gali

Di Indonesia sumur gali merupakan sumber pengambilan air tanah yang banyak diterapkan di pedesaan maupun di perkotaan yang sedang berkembang, karena sumur gali ini relatif mudah pembuatannya dan tidak memerlukan alat yang spesifik dan biasanya relatif murah.

Dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali itu kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, karena selain dipengaruhi musim juga sangat besar kemungkinan untuk mendapatkan pencemaran. Namun demikian untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya, misalnya dengan pembuatan cincin dan dinding sumur, pembuatan lantai sumur yang kedap air, pemberian tutup dan cara pengambilan air yang baik serta jarak sumur dengan sumber pencemaran terjaga.

2. Pengolahan

Pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan (Totok Sutrisno dkk, 1987:51)

Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua cara, yakni: 1. Pengolahan lengkap atau treatment process, yaitu air akan mengalami

(40)

pengolahan cara ini biasanya dilakukan tyerhadap air sungai yang kotor atau keruh.

2. Pengolahan sebagian atau Patrial Treatmen Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi dan atau pengolahan bakteriologi saja.

Pengolahan ini pada umumnya dilakukan untuk: 1. Mata air bersih

2. Air dari sumur yang dangkal atau dalam. (Totok Sutrisno dkk, 1987:51)

3. Penampungan Air Hujan (PAH)

Penampungan Air Hujan (PAH) merupakan sumber penyediaan air bersih yang tepat untuk daerah yang tidak mempunyai atau sulit mendapatkan sumber air seperti mata air dan air tanah. Jadi PAH ini merupakan sarana penyediaan air bersih yang bersumber dari air angkasa atau air atmosfer. Air angkasa adalah air yang jatuh ke bumi berupa air hujan yang mempunyai sifat-sifat seperti:

a. Bersifat lunak, karena tidak/kurang mengandung larutan garam dan mineral sehingga terasa kurang segar.

b. Dapat mengandung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif sehingga bersifat korosif (berkarat).

c. Dari segi bakteriologi relatif lebih baik, sangat tergantung pada tempat penampungannya.

(41)

4. Membeli

Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dengan cara membeli biasanya lebih banyak dilakukan oleh penduduk yang berasda di kota-kota besar. Seperti yang dikemukakan oleh Bintarto (1984:56), “... dengan adanya pencemaran air bersih

yang berasal dari sumur maupun berasal dari sungai, memaksakan penduduk untuk menggunakan air bersih dengan cara membeli”.

Dari berbagai upaya yang dilakukan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka dalam penelitian ini hanya akan mengkaji pemenuhan kebutuhan air bersih dengan cara membeli. Membeli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membeli melaui perantara orang lain yang sumber airnya berasal dari sumur bor atau sejenisnya

C. Kerangka Pikir

(42)
(43)

III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode untuk membuat gambaran dan penjelasan tentang suatu keadaan secara obyektif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua rumah tangga yang berada Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 467 rumah tangga, di mana kondisi air sumurnya kurang baik untuk dikonsumsi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131), bahwa “untuk sekedar ancer-ancer,

(44)

Berdasarkan data di atas,sampel yang diambil adalah sebanyak 10 % dari populasi, yaitu 46 kepala keluarga. Pengambilan sampel atau teknik sampling yang digunakan yaitu dengan cara teknik Proporsional Area Random Sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Sampel penelitian diambil berdasarkan wilayah per dusun.

[image:44.595.110.517.332.586.2]

Adapun jumlah rumah tangga yang akan diambil sebagai sampel pada setiap Dusun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Kepala Keluarga Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011

No Nama Dusun Jumlah Kepala Keluarga Jumlah sampel (10%)

1 Dusun Induk 42 4

2 Dusun Srikaton 38 4

3 Dusun Pasar Lama 50 5

4 Dusun Citerep I 32 3

5 Dusun Tanjungsenang 27 3

6 Dusun Tanjungwaras 47 4

7 Dusun Banjarejo 53 5

8 Dusun Kaliasin I 48 5

9 Dusun Kaliasin II 36 4

10 Dusun Banjarsari I 49 5

11 Dusun Banjarsari II 45 4

Jumlah 467 46

Sumber: Monografi Desa Merak Batin Tahun 2012

C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

(45)

(Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel atau objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah sumber air bersih yang banyak digunakan oleh penduduk dan upaya pemenuhan kebutuhan air bersih keperluan rumah tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah Kebutuhan Air Bersih

Pemakaian air bersih perkapita per hari adalah jumlah air bersih yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak (makan minum), mencuci, mandi, siraman kakus, dan lainnya dalam waktu sehari (24 jam) yang diukur dalam satuan liter.

2. Sumber air bersih

Sumber air bersih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber air yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, seperti:

1) Air Angkasa

Air angkasa adalah air yang jatuh ke bumi berupa air hujan 2) Air Tanah

(46)

menerus oleh alam. Contoh air tanah adalah sumur gali dan sumur bor (setelah dilakukan pengolahan)

3) Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah yang berasal dari air hujan yang jatuh ke bumi dan kemudian mengalir berupa air sungai, danau dan laut.

3. Upaya mendapatkan air bersih

Upaya mendapatkan air bersih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha penduduk untuk memperoleh air bersih yang digunakan sehari-hari, dengan cara membeli kepada penjual air dengan cara mengambil sendiri atau melalui perantara orang lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian geografi yaitu

observasi lapangan, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, studi literature, penerapan teknik-teknik tergantung kepada kebutuhan data yang harus dikumpulkan” (Nursid Sumaatmadja, 1998:105)

Berdasarkan pendapat diatas, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

(47)

obyek penelitian (Pabundu Tika, 2005:44). Data yang diperoleh dari teknik observasi yang dilakukan di Desa Merak Batin adalah:

1. Keadaan topografi lokasi penelitian yang berupa rawa-rawa 2. Keadaan sumur gali

3. Aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih

2. Teknik Kuesioner

Teknik Kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada masyarakat setempat digunakan untuk memperoleh data primer dari responden. Adapun data yang diperoleh dari teknik kuesioner adalah:

1. Sumber air yang digunakan penduduk sehari-hari

2. Hambatan yang dialami dalam memperoleh sumber air bersih

3. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan rumah tangga.

3. Teknik Dokumentasi

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang bersumber dari Kelurahan Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan berupa:

(48)

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sofian Effendi dan Cris Maning dalam Masri Singarimbun (1989:263) “Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih Mudah dibaca dan diinterpretasikan”.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Persentase, yaitu dalam bentuk tabulasi sebagai dasar untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel menurut kategori yang kemudian dipersentasekan menurut frekuensi jawaban, yang dirumuskan sebagai berikut:

% =�

N x 100 %

Keterangan :

% : Persentase yang diperoleh

n : Jumlah nilai yang diperoleh (pada kuesioner) N : Jumlah sampel penelitian (keseluruhan responden) 100 : Konstanta

(49)

Teknik anaisis kualitatif persentase digunakan untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan keadaan aktivitas penduduk, seperti mengetahui kebutuhan air bersih, sumber air bersih yang digunakan dan upaya pemenuhan kebutuhan air bersih.

(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian yang kemudian ditabulasi, dipersentasikan dan dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Keperluan Rumah Tangga di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

1. Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga yang bermukim di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan terbagi menjadi empat sumber, yaitu Sumur Gali, Sumur Bor, Sumur Umum, dan Penampungan Air Hujan (PAH). Sumur Gali dari sumur pribadi masing-masing rumah tangga paling dominan digunakan oleh masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan air bersih, untuk minum dan memasak maupun keperluan MCK dan lain-lain.

(51)

banyak diperoleh masyarakat dari sumur gali yang ada dirumah mereka masing-masing.

3. Upaya yang dilakukan rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan air bersih dilakukan dengan cara membeli baik melalui perantara orang lain maupun membeli langsung kepada penjual air. Dari 467 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar responden memilih membeli air bersih melalui perantara orang lain dengan cara diantarkan langsung ke tempat tujuan sebanyak 260 kepala keluarga (55,67%). Sedangkan sisa dari responden tersebut, yaitu 207 kepala keluarga (44,33) lebih memilih membeli langsung ke penjualnya tanpa melalui perantara.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah agar dapat memperbaiki fasilitas air bersih yang telah ada di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan agar sehingga dalam pemenuhan kebutuhan air bersih warga setempat dapat lebih baik dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh WHO. 2. Setiap warga hendaknya bergotong-royong untuk membangun sumber air

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Monografi Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Desa Merak Batin. Lampung Selatan

Anonim. 2012. Lampung Dalam Angka Tahun 2012. BPS Propinsi Lampung.

Bambang Setiawan. 1995. “Kebutuhan Air Bersih Untuk Keperluan Rumah Tangga di Desa Talang Baru Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun 1995”. Skripsi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Studi Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. BR Bertha Sitepu. 1995. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Mikrobiologis Air

Sumur Gali di RW 03 Kelurahan Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama. Jakarta Selatan Tahun 1994” Karya Tulis. Akademi Kesehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Djasio Sanropie. Dkk. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Dibyo Prabowo dan Sukanto Reksohadiprodjo. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Alam. BPEF. Yogyakarta.

Ersin Syehan. 1990. Dasar-dasar hidrologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Masdianah. 2006. Upaya Penduduk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Untuk Keperluan Rumah Tangga di Lingkungan II Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung Tahun 2005. Skripsi Program Studi Geografi FKIP Universitas Lampung Bandar Lampung. Nursid Sumaatmadja. 1998. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

keruangan. Alumni. Bandung.

(53)

Tanggamus”.

Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Pabundu Tika. 2005. Metodologi Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Ruslan H Prawiro. 1983. Ekologi Lingkungan dan Pencemaran. Satya Wacana.

Semarang.

Suharsimi Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2000. Metode Penelitian. Raja Grafindo Perdana. Jakarta

(54)

KUESIONER

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1) Bacalah pertanyaan dalam kuesioner dengan seksama sebelum menjawab.

2) Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dan isilah titik-titik yang ada untuk melengkapi

B. Identitas Responden

1. Nama : ...

2. Umur : ... Tahun

3. Suku : ...

4. Pendidikan Terakhir : ...

5. Jumlah Anggota Keluarga : ...

C. Kebutuhan Air Bersih Per Hari

1. Berapa liter rata-rata air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dalam sehari?

a. Minum dan memasak ... liter

(55)

2. Darimana sumber air bersih Bapak dapatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang digunakan untuk minum dan memasak ?

a. Sumur Umum c. Sumur Bor

b. Sumur Pribadi d. Penampungan Air Hujan

3. Darimana sumber air bersih Bapak dapatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang digunakan untuk mandi dan mencuci ?

a. Sumur Umum c. Sumur Bor

b. Sumur Pribadi d. Penampungan Air Hujan

4. Bagaimana cara Bapak memperoleh air bersih keperluan rumah tangga untuk kebutuhan minum dan memasak ?

a. Mengolah air bersih

b. Membeli

E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Keperluan Rumah Tangga

5. Jika membeli, berapa besar dana yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi rumah tangga bapak ? Rp ...

Gambar

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012
Tabel 2. Standar Baku Mutu Air Minum No. 492/MenKes/Per/IV/2010.
Tabel 3. Hasil Pengujian Air Bersih pada Sumur Gali di Desa Merak Batin
Tabel 3.  Jumlah Kepala Keluarga Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten  Lampung Selatan Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi terhadap risiko dengan perilaku aman terkait kebijakan K3 pekerja bagian produksi di PT

Jadi secara keseluruhan arti dari istilah “ Balai sidang dan Fasilitas Pameran Kampus ITI” adalah gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan untuk membicarakan

Basis data lokasi komponen yang dihasilkan berisi informasi mengenai pasangan komponen yang kontak beserta jenis mating-nya, titik koordinat lokasi face yang kontak dan arah vektor

Laila, U., 2008, Pengaruh Plasticizer dan Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Mekanik Edible Film dari Kitosan, Skripsi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Dalam penelitian ini akan digunakan fungsi kernel RBF karena dapat memetakan data input secara nonlinear ke dimensi yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat menangani

Dengan demikian sistem persediaan menggunakan sistem periode tunggal lebih baik apabila diterapkan dalam pengendalian persediaan barang jadi yang hanya sekali pesan dalam satu

Pentol telah biasa beredar dipasaran seperti pentol isi telur, pentol berbahan daging sapi dan lain-lain. Yang hanya terkesan sebagai makanan ringan sajakurang

Bahasa tersebut sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau.. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional C 5 bahasa