• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 001"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

I.

Bagian ini mendefinisikan Prakerin sebagai mata pelajaran wajib di SMK, sesuai UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Dijelaskan peran strategis pendidikan kejuruan dalam menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif, serta mendorong kewirausahaan. Prakerin, sebagai 'on the job training', memberikan pengalaman nyata di dunia usaha/industri. Penulis menjabarkan berbagai definisi Prakerin dari berbagai sumber, menekankan pentingnya pengalaman praktis untuk melengkapi kompetensi siswa dan menyiapkan mereka untuk dunia kerja. Diskusi mengenai tiga model pendidikan kejuruan (model 1, 2, dan 3) dari Rastodio (2012) menunjukkan konteks Prakerin dalam sistem pendidikan Indonesia, yang cenderung mengadopsi model sistem ganda (dual system). Berbagai landasan hukum Prakerin, termasuk UU Sisdiknas dan Kepmendikbud terkait, juga diuraikan.

2.1.1. Definisi Prakerin dan Tujuannya

Sub-bab ini merangkum beragam definisi Prakerin dari berbagai sumber, mulai dari Kamus Besar Bahasa Indonesia hingga pandangan para ahli seperti Petrus (2004) dan Bondan Arum Pratiwi (2009). Definisi-definisi tersebut menyoroti aspek praktik nyata, pelatihan keahlian produktif, dan integrasi teori dengan praktik. Tujuan Prakerin ditekankan sebagai upaya optimalisasi hasil pembelajaran di sekolah dengan pengalaman kerja di industri, guna mencapai tujuan pendidikan kejuruan secara maksimal. Tujuan lain yang disebutkan meliputi pembentukan pola pikir konstruktif, pelatihan komunikasi profesional, pembentukan etos kerja, dan pengembangan keterampilan.

2.1.2. Landasan Hukum dan Relevansi dengan Kurikulum 2013

Sub-bab ini memaparkan landasan hukum Prakerin yang merujuk pada berbagai peraturan perundang-undangan, termasuk UU Sisdiknas, Kepmendikbud, dan Peraturan Pemerintah terkait. Penulis menghubungkan Prakerin dengan tujuan Kurikulum 2013, yang menekankan pada pengembangan potensi peserta didik agar menjadi pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Relevansi ini dijelaskan melalui keselarasan tujuan Prakerin dengan pengembangan kompetensi produktif, kreativitas, dan etos kerja siswa. Analisis landasan filosofis dan teoritis Kurikulum 2013 juga dikaitkan dengan Prakerin, menunjukkan bagaimana Prakerin dapat berkontribusi pada pencapaian standar kelulusan dan tujuan pendidikan nasional.

II.

Bagian ini membahas peran penting mata pelajaran produktif di SMK dalam membekali siswa dengan kompetensi kerja sesuai SKKNI. Penulis menjelaskan pentingnya kompetensi siswa dalam mata pelajaran produktif untuk memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berhasil dalam UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Dipaparkan pentingnya kompetensi guru mata pelajaran produktif dan bagaimana sistem pembelajaran ganda (sekolah dan industri) dapat mengatasi keterbatasan pengetahuan dan keterampilan siswa yang diperoleh di sekolah. Penulis menjelaskan detail sistem 1-2-3 (1 jam teori, 2 jam praktik sekolah, 3 jam praktik industri) untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi siswa. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan siswa di sekolah dibandingkan dengan dunia industri dibahas secara rinci, meliputi keterbatasan alat, perbedaan masalah, dan perbedaan implementasi alat (prototipe vs. alat nyata).

2.2.1. Pentingnya Kompetensi dalam Mata Pelajaran Produktif

Sub-bab ini menekankan pentingnya penguasaan kompetensi dalam mata pelajaran produktif sebagai syarat kelulusan SMK dan kesiapan memasuki dunia kerja. Penulis menjelaskan pentingnya kompetensi guru mata pelajaran produktif, termasuk kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Keterkaitan antara kompetensi guru dan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi produktif juga dijelaskan. Penekanan diberikan pada kebutuhan akan keterampilan praktis yang relevan dengan tuntutan industri.

2.2.2. Sistem Pembelajaran Ganda dan Implementasinya dalam Prakerin

Sub-bab ini menjelaskan sistem pembelajaran ganda yang diterapkan dalam Prakerin sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran di sekolah. Sistem 1-2-3, yang memberikan bobot lebih besar pada praktik, dijelaskan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa. Penulis membandingkan pembelajaran di sekolah dan di industri, menunjukkan bagaimana pengalaman di dunia industri melengkapi pengetahuan dan keterampilan siswa. Penulis juga menekankan perlunya kerjasama aktif antara sekolah dan industri dalam keberhasilan program Prakerin.

III.

Bagian ini mendefinisikan hasil belajar dari berbagai perspektif, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berbagai definisi hasil belajar dari para ahli seperti Nana Sudjana (2009), Dimyati dan Mudjiono (2006), dan Hamalik (2008) diuraikan. Penjelasan rinci mengenai tiga ranah penilaian (afektif, kognitif, dan psikomotorik) diberikan, dengan penjelasan masing-masing jenjang dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. Bagian ini juga membahas berbagai definisi penilaian dari berbagai sumber, menekankan pentingnya penilaian untuk memantau kemajuan belajar, mendiagnosa kesulitan, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penulis menjabarkan jenis-jenis penilaian dalam konteks pendidikan, termasuk penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah, sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005.

2.3.1. Definisi Hasil Belajar dan Aspek-Aspeknya

Sub-bab ini menyajikan beragam definisi hasil belajar dari berbagai pakar pendidikan. Definisi-definisi tersebut kemudian disintesis untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang hasil belajar sebagai perubahan perilaku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penulis menekankan pentingnya evaluasi dalam mengukur dan mendeskripsikan hasil belajar, serta mengidentifikasi kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.3.2. Penilaian Hasil Belajar dan Jenis-jenisnya

Sub-bab ini menjelaskan berbagai pengertian penilaian menurut para ahli, mulai dari definisi sebagai proses pengambilan keputusan hingga sebagai kegiatan menafsirkan hasil pengukuran. Penulis membahas tiga ranah penilaian (afektif, kognitif, dan psikomotorik) secara detail, dengan uraian masing-masing ranah dan contoh indikatornya. Jenis-jenis penilaian dalam konteks pembelajaran di kelas, termasuk penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah, juga dijelaskan secara rinci berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005.

IV.

Bagian ini menyajikan ringkasan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian, yaitu pengaruh Prakerin terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa. Ketiga penelitian tersebut membahas berbagai aspek Prakerin, termasuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan Prakerin di berbagai SMK dan berbagai temuan yang berkaitan dengan dampak Prakerin terhadap siswa.

V.

Bagian ini menjelaskan kerangka berpikir penelitian yang menghubungkan variabel Prakerin (X) dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mata pelajaran produktif (Y). Penulis menjelaskan keterkaitan antara kedua variabel, menunjukkan bagaimana Prakerin diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa, khususnya di bidang mata pelajaran produktif. Penulis juga membahas keterbatasan pengetahuan dan keterampilan siswa di sekolah dan bagaimana Prakerin dapat mengatasi keterbatasan tersebut. Penjelasan detail tentang keterampilan dan bagaimana keterampilan dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran dan Prakerin juga diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Praktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiatan pendidikan pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia industri dalam upaya pendekatan

Melihat permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran mata pelajaran IPA yang berkenaan dengan terbatasnya media pembelajaran, peneliti akan mengembangkan

Kondisi siswa yang demikian tersebut, dalam mata pelajaran ini harus dilakukan suatu tindakan khusus berupa metode pembelajaran yang menarik siswa dalam kegiatan

pedagogisnya dari kurikulum baru seperti itu adalah tiada batas antara mata pelajaran-mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya (integrated). Kurikulum ini bercirikan

Berikut ini adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian “ Penerapan Metode Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata

Praktek Kerja Industri atau PRAKERIN merupakan suatu kegiatan kerja yang dilakukan di dunia Usaha atau dunia Industri dalam upaya pendekatan ataupun untuk

tulisan sehubungan dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas.. pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan

IPS merupakan subjek mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga sebagai materi