• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTERGANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Faisal Sofyan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

FAISAL SOFYAN

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran

2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 103

orang. Dengan menggunakan rumusSlovindenganprobability samplingdidapat

sampel sebanyak 82 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitianverifikatifdengan pendekatanex post facto.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang disiplin belajar dan metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Disiplin Belajar, Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru,

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukajawa Kecamatan Bumiratu

Nuban Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 24 September

1991, Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan

Bapak Subandi dan Ibu Saniem.

Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD

Negeri 1 Sidokerto, Lampung tengah. Tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Metro dan

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2009 di SMA

Negeri 2 Metro.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas Lampung melalui jalur PKAB tahun 2009. Pada tahun 2013, penulis

melaksanakan Praktik mengajar melalui program Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT aas izin dan ridho-Nya,

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk

Kedua orang tuaku tersayang, ayahanda Subandi dan Ibunda Saniem

yang senantiasa berjuang dengan cucuran keringat, selalu mendoakanku,

memberikan semangat, cinta dan kasih sayang yang tiada pernah henti.

Adiku tercinta Yustiana Dewi yang selalu mendoakan dan memberikan

semangat untukku.

Teman-teman mahasiswa, Mada Angga Dwinata, Deni Supriadi,

Muhhammad Arif MN, Muhammad Rifki, Muhammad Wardani, Wayan

Andi, dan seluruh teman-teman mahasiswa Pendidikan Ekonomi.

(9)

MOTO

MASA DEPAN ITU DIBELI OLEH MASA SEKARANG

(SAMUEL JOHNSON)

HIDUP MEMERLUKAN PENGORBANAN, PENGORBANAN MEMRLUKAN PERJUANGAN, PERJUANGAN MEMERLUKAN KETABAHAN, KETABAHAN MEMERLUKAN KEYAKINAN, KEYAKINAN PULA MENENTUKANKEJAYAAN,

KEJAYAAN PULA MENENTUKAN KEBAHAGIAAN

(ANONIM)

KEBAIKAN TAK SELALU BERNILAI JIKA HANYA DIUCAPKAN, TAPI AKAN BERNILAI SETELAH DIKERJAKAN

(10)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji Syukur Penulis kehadirat ALLAH .SW.T yang maha pengasih lagi maha

penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan

bathin kepada Penulis.

Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang keras, bimbingan dan

ridho dari ALLAH S.W.T, serta bantuan dari berbagai pihak jualah, maka Penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini. Melalui kesempatan ini, Penulis hendak

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan moril, maupun spiritual.

Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak terhingga

Penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

(11)

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Sosial FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas lampung sekaligus menjadi Pembimbing Akademik dan

Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan saran dalam

proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I yang selalu bersedia

memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Penguji yang telah

Membantu mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Seluruh dosen, staf, dan karyawan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

10. Bapak Didik Purwanto, S.Pd., selaku Kepala SMA Purnama Trimurjo

yang telah memberikan izin Penelitian.

11. Ayahanda Subandi dan Ibunda Saniem, tersayang yang dengan sabar

menyayangi dan mendoakanku serta dengan cucuran keringatnya

senantiasa menantikan keberhasilanku.

12. Adiku Yustiana Dewi, yang selalu mendoakan dan memotivasiku.

13. Sahabat seperjuangan Pendidikan Ekonomi’09: Mada, Deni, Ivan, Rifki,

Arif, Wayan, dan semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa

(12)

14. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkat yang sudah berkarya maupun yang

masih berusaha berkarya semoga sukses.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini,

semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya baik didunia

maupun di akhirat, aamiin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses

penyelesaian skripsi ini, karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang

membangun.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Agustus 2014

Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Hasil Belajar ... 12

2. Pengertian Persepsi ... 17

3. MetodeMengajar Guru ... 20

4. Disiplin Belajar ... 24

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

B. Kerangka Pikir ... 30

C. Hipotesis ... 32

(14)

Halaman

B. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 35

C. Variabel Penelitian ... 36

D. Definisi Konseptualdan Operasional Variabel... 37

1. Definisi konseptualVariabel ... 37

2. Definisi Operasional Variabel ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Observasi ... 40

2. Dokumentasi ... 40

3. Angket (Kuisioner) ... 40

4. Wawancara ... 40

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reabilitas ... 43

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 45

1. Uji Normalitas ... 45

2. Uji Homogenitas ... 47

3. UjiKeberartiandanKelinieranRegresi ... 48

4. UjiMultikolinieritas ... 50

5. UjiAutokorelasi ... 52

6. UjiHeteroskedastisitas ... 53

H. PengujianHipotesis ... 55

1. Regresi Linier Sederhana ... 55

2. Regresi Linier Multipel ... 56

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

1. SejarahSingkatBerdirinya SMP Purnama Trimurjo... 58

2. ProfilSekolah ... 58

3. Visi, Misi, danTujuanSekolah ... 59

4. SituasidanKondisi SMP PurnamaTrimurjo... 62

5. SaranadanPrasarana SMP PurnamaTrimurjo... 62

6. Proses BelajardanMengajar ... 63

7. GambaranUmumResponden ... 63

8. StrukturOrganisasiSekolah ... 64

B. Deskripsi Data ... 64

1. Data Disiplin Belajar (X1) ... 65

2. Persesi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) ... 67

3. Data HasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 69

C. UjiPersyaratanStatistikParametrik ... 73

1. UjiNormalitas Data ... 73

2. UjiHomogenitasSampel ... 74

D. UjiPersyaratanRegresi Linier Ganda ... 75

1. UjiLinieritasGarisRegresi ... 75

(15)

Halaman b. UjiKelinieranRegresiVariabelPersepsi Siswa tentang Metode Mengajar

Guru (X2) 77

2. UjiMultikolinieritas ... 78

3. UjiAutokorelasi ... 79

4. UjiHeteroskedastisitas ... 80

E. UjiHipotesis ... 82

1. Regresi Linier Sederhana ... 82

a. PengaruhDisiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS TerpaduSiswaKelas VIISemester Ganjil SMP Purnama TrimurjoTahunPelajaran 2012/2013 ... 82

b. PengaruhPersepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Terhadap HasilBelajar IPS TerpaduSiswaKelas VII Semester Ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajan 2012/2013 ... 85

2. Regresi Linier Multipel ... 87

a. PersamaanRegresi ... 87

b. PengujianHipotesis ... 88

F. Pembahasan ... 90

1. PengaruhDisiplin Belajar (X1) terhadapHasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 90

2. PengaruhPersepsiSiswatentangMetodemengajar guru (X2) terhadapHasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 93

3. Pengaruh Disiplin Belajar (X1) danPersepsiSiswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) terhadap HasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 95

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 104

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa

Kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 .. 4

2. Data jumlah siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 34

3. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ... 36

4. Variabel, indikator, sub indikator, skala pengukuran ... 39

5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket variabel X1 ... 42

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket variabel X2 ... 43

7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X1... 45

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X2... 45

9. Analisis Varians Anava... 49

10. Prasarana SMP Purnama Trimurjo ... 62

11. Sarana SMP Purnama Trimurjo ... 63

12. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 65

13. Kategori Disiplin Belajar (X1) ... 66

14. Distribusi Frekuensi Variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 67

15. Kategori Variabel persepsi siswa tentang metode guru (X2) ... 68

16. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu(Y)... 69

(17)

Tabel Halaman

18. Hasil Uji Normalitas Disiplin Belajar (X1) ... 73

19. Hasil Uji Normalitas persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 74

20. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS ... 75

21. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 76

22. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 77

23. Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ... 78

24. Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

25. Hasil Uji Autokorelasi ... 79

26. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81

27. Hasil Analisis dengan PendekatanRank Spearman... 82

28. Korelasi Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 83

29. Koefisien Regresi Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 83

30. Korelasi persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 85

31. Koefisien Regresi persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 85

32. Koefisien Regresi XIdan X2terhadap Y... 87

33. ANOVA untuk Uji Hipotesis XIdan X2terhadap Y... 88

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Uji coba... 104

2. Angket Uji coba ... 106

3. Data Uji Coba Validitas Angket X1... 109

4. Data Uji Coba Validitas Angket X2... 110

5. Data Uji Coba Reliabilitas Angket X1... 111

6. Data Uji Coba Reliabilitas Angket X2... 112

7. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 113

8. Angket Penelitian ... 115

9. Data Angket X1... 118

10. Data Angket X2... 120

11. Data Angket Y... 122

12. Rekapitulasi Data Penelitian X1, X2,dan Y... 123

13. Uji Normalitas ... 124

14. Uji Homogenitas ... 127

15. Uji Linieritas ... 128

16. Uji Multikolinieritas ... 130

17. Uji Autokorelasi ... 131

18. Uji Hetroskedastisitas... 132

19. Regresi X1terhadap Y... 133

20. Regresi X2terhadap Y... 134

(19)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga

dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang

lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada

bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial sehingga siswa dapat hidup secara layak

dalam kehidupannya. Dengan demikian melalui pendidikan siswa dibekali

dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moralnya dan

keterampilannya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 disebutkan pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Dengan demikian, pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk

mengubah perilaku menjadi perilaku yang dinginkan sesuai dengan nilai-nilai dan

(20)

sehat dapat mencapai perkembangan intelektual yang maksimal, kepribadiannya

terbentuk dengan wajar, mencerminkan sifat-sifat kejujuran, kebenaran, tanggung

jawab supaya dapat menjadi anggota masyarakat.

Penyelenggara pendidikan ini juga tidak terlepas dari kegiatan proses

pembelajaran yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran itu sendiri yaitu meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan

para peserta didik yang mempunyai kemampuan dan prestasi untuk dapat

bersaing di era globalisasi.Dalam meningkatkan mutu pendidikan ini dapat

diupayakan oleh berbagai pihak dan dengan berbagai cara yaitu seperti

melengkapi sarana belajar, meningkatkan ketersediaan fasilitas belajar sebagai

penunjang proses belajar mengajar, perbaikan kurikulum dan peningkatan

kualitas pendidik selaku fasilitator dalam proses pembelajaran. Salah satu

indikator yang memadai adalah meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat

dilihat dari penguasaan materi belajar siswa melalui evaluasi pembelajaran serta

kemampuan siswa memecahkan masalah.

Seiring kemajuan teknologi dalam pendidikan dan dikenalkannya media-media

belajar yang berbasis teknologi menuntut siswa untuk belajar dan mampu

menggunakan media-media tersebut. Teknologi yang dikenalkan di sekolah

diharapkan akan membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan ilmu

pengetahuan. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu teknologi yang

dimaksudkan untuk membantu dalam belajar semakin kehilangan fungsi yang

diharapkan sebelumnya.Keberadaan teknologi tersebut dijadikan sebagai alat

(21)

mengkopi tugas yang diberikan oleh guru dan mencari jawaban-jawaban mudah

dengan menggunakan bantuan internet sehingga hal tersebut membawa pengaruh

malas dalam belajar siswa. Selain menjadikan siswa cenderung malas, teknologi

juga merubah tatanan budaya yang ada dalam kehidupan siswa.

Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini membuka

peluang bagi setiap orang untuk mengakses banyak hal di dunia. Informasi dari

dan kesegenap penjuru dunia menyebarluas dengan amat cepat, mudah diakses

setiap saat dan dimanapun. Kondisi itu membuat dunia ini seakan-akan tanpa

batas, dan gejala ini yang disebut ciri kebudayaan global. Sekolah harus mampu

mengarahkan teknologi yang memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang,

disatu sisi berbahaya terhadap mental malas dan disisi lain sangat bermanfaat

untuk kemajuan pengetahuan karena setiap orang berusaha menguasai jaringan

informasi dan perangkat komunikasi yang semakin kompetitif. Individu yang

dapat menguasai informasi untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu akan

menjadi unggul dalam budaya global.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempunyai tujuan untuk menciptakan atau

menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan

kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu usaha

yang digunakan untuk mencapai usaha tersebut adalah dengan meningkatkan

hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar.

Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai

faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

(22)

berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam

kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan

bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Purnama

Trimurjo diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMPPurnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Nilai Jumlah

Siswa Keterangan

<65 ≥65

1. VII A 25 10 35 Kriteria Ketuntasan

Minimum yang Ditetapkan Sekolah adalah 65

2. VII B 21 12 33

3. VII C 23 12 35

Jumlah 69 34 103

Persentase (%) 66,99 33,01

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS

terpadu masih tergolong rendah, hal ini diketahui bahwa dari 103 siswa sejumlah

69 siswa (69,99%) mendapatkan nilai kurang dari KKM. Adapun kriteria yang

dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS Terpadu

yang telah ditetapkan sebesar 65. Dengan demikian, Tabel 1 telah menunjukkan

bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di SMP Purnama Trimurjo masih

tergolong rendah.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan

belajar sebagai berikut.

(23)

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% -99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% -76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang

dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa disiplin belajar,

metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di

rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun, dari sekian

banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, factor disiplin

belajar dan persepsi diduga memberikan sumbangsih yang besar terhadap

rendahnya hasil belajar siswa.

Disiplin belajar merupakan faktor eksternal atau faktor dari luar yang

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Disiplin dapat diartikan patuh

terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, dan norma-norma yang

berlaku.

Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga

keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena

seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut

(24)

Hal ini diperkuat olehTu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah

sebagai berikut.

1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku.

2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Selain itu, Tu’u (2004: 53) meenyatakan pelanggaran disiplin dapat terjadi karena

tujuh hal sebagai berikut.

1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang

dimonitori oleh kepala sekolah.

3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4. Kebijaksanaan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.

5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.

6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VII

SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu persepsi.

Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap

objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang

positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga

(25)

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Purnama

Trimurjo, persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan, perasaan,

dan pemahaman siswa kelas VII pada metode mengajar guru. Apabila persepsi

siswa pada metode mengajar guru IPS Terpadu positif, maka kehadiran guru

dalam mengajar akan direspon positif pula oleh murid-murid seperti tugas yang

diberikan oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan optimal dan siswa akan

lebih terlatih sehingga pemahaman pada mata pelajaran ekonomi diharapkan akan

meningkat pula. Sebaliknya,apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru

IPS Terpadu negatif, akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa

tercipta dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar menurut Rostiyah dalam

Djamarah (2002: 74), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar

secara efektif dan lefisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu

langkah untuk menguasai strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik

penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode

mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Hal ini diperkuat oleh Walgito (2005: 101) persepsi seseorang dapat

berubah-ubah misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh

banyak faktor sebagai berikut.

1. Objek yang dipersepsi.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf.

(26)

Metode mengajar guru dalam proses belajar mengajar dan perasaan suka dan

tidak suka terhadap suatu mata pelajaran merupakan faktor yang dianggap

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode

mengajar yang akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

“Guru dalam menyampaikan perlu memilih metode mana yang sesuai dengan

keadaan kelas dan keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti

pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan

kegiatan belajar siswa”(Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang dipakai oleh

guru bukan lah metode yang asal pakai tetapi harus memperhatikan metode yang

akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian metode yang

tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan

berlangsung. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki

kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul“PengaruhDisiplin Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.

1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun

(27)

banyaknya siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar yang telah

ditetapkan sekolah.

2. Metode pembelajaran yang dilakukan pada proses belajar mengajar masih

terpaku pada metode konvensional.

3. Kurangnya disiplin belajar di rumah dan di sekolah.

4. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas,

maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk

memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan

pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada

aspek pengaruh disiplin belajar (X1), persepsi siswa tentang metode mengajar

guru (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu siswa (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu

siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru

terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo

(28)

3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode

mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP

Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai

berikut.

1. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas

VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun

Pelajaran 2012/2013.

3. Pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru

terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo

Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut.

1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa

dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran IPS Terpadu sebagai

salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang

(29)

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang

memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu bagi

siswa dan guru.

d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang

ingin melakukan penelitian di bidang ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang disiplin

belajar (X1), metode mengajar guru (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP Purnama Trimurjo.

4. Waktu Penelitian

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang

relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif

terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang

diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan

sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil

belajar, persepsi, metode mengajar guru, dan disiplin belajar. Bagian ini juga

menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara persepsi siswa tentang metode

mengajar guru terhadap hasil belajar,disiplin belajar terhadap hasil belajar.

1. Hasil Belajar

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan

mengetahui hasil dari hasil belajarnya selama ini. Untuk dapat mengetahui hasil

dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan

evaluasi kepada siswa sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil

belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Setelah belajar individu akan mempunyai

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan memperoleh hasil belajar yang berupa

(31)

tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses

kognitif yang dilakukan siswa.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar

merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar.

Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru

sebagai pengajar.Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks

sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut

Darsono (2001: 4)“belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Hal ini

diperkuat oleh Slameto (2003: 3)“belajar merupakan suatu proses usaha

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan”.Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal)

maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).

Menurut Soemartono (2003: 16)“hasil belajar merupakan suatu nilai yang

menunjukkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam

mengerjakan sesuatu pada saat itu”.Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang

diterima oleh siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Menurut

Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan

(32)

2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi

berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa

rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya

usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam

Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam

dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang

terjadi. Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar

sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Mengenai hasil belajar Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan “hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.

Dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Sedangkan dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah

laku yang relatif menetap. Menurut Sukmadinata (2007: 102)“hasil belajar

merupakan pencapaian (achievement) yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun

keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat

dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut

Fathurohman dalam Ningsih (2010: 24) mengklasifikasikan hasil belajar dalam

(33)

Hal ini didukung oleh pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta

didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test).

2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest inventory).

3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (diffential aptitude test).

4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test), dan sebagainya.

Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses

belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai

berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreatifitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau ketermapilan.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

(34)

Menurut Syah (2003: 156) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar sebagai berikut.

1. Faktor internal siswa, meliputi :

(a) aspek fisiologis siswa yaitu jasmani seperti mata dan telinga, (b) aspek psikologis siswa yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan

motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi :

(a) faktor lingkungan sosial yaitu keluarga, guru dan staff, masyarakat, dan teman,

(b) lingkungan non-sosial yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi :

(a) pendekatan tinggi yaitu pendekatanspekulativedan pendekatan

achieving,

(b) pendekatan sedang yaitu pendekatananalyticaldan pendekatandeep,

(c) pendekatan rendah yaitu pendekatanreproductivedan pendekatan

surface.

Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

sebagai berikut.

a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang

bersangkutan.

Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan

menjadi empat yaitu : (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c)

faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik

secara terpisah maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap

prestasi belajar peserta didik (Darmadi, 2010: 187).

Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar adalah kemampuan, sikap, dan

(35)

oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Persepsi

Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengorganisasi, dan

menginterpretasikan serta menilai stimulus yang sama belum tentu membuat

seseorang mempunyai persepsi yang sama mengenai suatu hal. Berdasarkan

pengertian persepsi di atas, dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan

panca indra karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat,

mendengar atau merasakan sesuatu, dan kemudaian mengorganisasi serta

menginterpretasikannya sehingga timbullah persepsi.

Menurut Suwarno (2009: 53)“persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif

yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang

diterimanya”. Slameto (2003: 102) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses

yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui

persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihat, pendengar, peraba,

perasa, atau pencium”. Pendapat lain menyatakan persepsi adalah pengalaman

tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 2001: 51). Menurut

Gagne dalam Nasution(2002:10) menyebutkan bahwa “persepsi adalah

kemampuan untuk mengadakan diskriminasi antara objek, berdasarkan ciri-ciri

(36)

Menurut Daryono (2003: 227) persepsi merupakan kemampuan individu untuk

mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan jadi

pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan. Hal ini berarti persepsi itu

penting dalam proses pencitraan terhadap hal-hal yang ditangkap oleh indra

manusia lalu akan diinterpretasikan ke dalam bentuk anggapan atau respon.

Respon atau anggapan itu muncul sebagai akibat distimulus atau rangsangan yang

telah diberikan sebelumnya. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa,

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan (Rahmat, 2005: 119).

Berdasarkan kajian di atas, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa

yang diperoleh oleh seseorang dan ditangkap oleh indranya, kemudian dari hasil

interprestasinya itu muncul tindakan-tindakan yang menunjang kearah penilaian,

pandangan atau pendapat. Pengertian persepsi menunjukkan aktivitas merespon,

menginterpretasikan, dan memahami objek baik fisik maupun non-fisik. Persepsi

berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga

memungkinkan orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda

walaupun objek yang dikaji sama. Pengertian persepsi dalam penelitian ini

menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VII SMP

Purnama Trimurjo pada metode mengajar guru. Persepsi yang dibahas dalam

penelitian ini berupa persepsi yang positif pada metode mengajar guru yang

diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak. Demikian juga

persepsi yang negatif pada metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh

(37)

Cara berfikir, minat atau potensi dapat berkembang dengan baik jika seorang guru

memiliki suatu pandangan dan penilaian yang memadai dalam proses belajar.

Oleh karena itu, bagi seorang guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip

yang bersangkut paut dengan persepsi sangat penting. Hal tersebut dikarenakan

sebagai berikut.

1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.

2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah satu pengertian akan

menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru yang tidak relevan; dan 3. Jika salah mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang

sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru (Slameto, 2003: 102).

Menurut Walgito (2003: 53) “persepsi merupakan proses yang didahului oleh

proses pengindraan, yaitu merupakan proses stimulus oleh individu melalui alat

indra atau disebut juga proses sensorik”. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap persepsi itu sendiri sebagaimana dijelaskan Irwanto dalam Septiyawan

(2005: 19) yaitu persepsi lebih bersifat psikologi daripada merupakan proses

penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai

berikut.

a. Perhatian yang selektif

b. Ciri-ciri rangsang

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu.

Setelah siswa mampu mengembangkan persepsinya pada suatu objek, khusunya

metode mengajar guru, maka hal itu akan menentukan keberhasilan belajar siswa,

(38)

kognitif ini merupakan bagian dari unsur yang menentukan keberhasilan belajar

siswa. Persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang bersifat

positif mengenai metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa. Demikian juga persepsi yang negatifmengenai

metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil

belajar siswa.

3. Metode Mengajar Guru

Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula

antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid) yang belajar. Guru dalam proses

pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya

kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Peran guru sebagai sumber

belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar

berkait erat dengan penguasaan materi pelajaran dan cara menyampaikannya

kepada siswa.

Melihat begitu pentingnya peran guru, maka memilih dan menerapkan metode

pembelajaran yang efektif adalah suatu keharusan. Dengan harapan proses

pembelajaran akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi para

siswa. Hal itu tentu bertujuan demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif

dan efisien. Metode mengajar yang dipakai oleh guru dalam setiap pertemuan

bukanlah metode yang asal pakai, melainkan telah melalui pemilihan metode yang

sesuai dengan keadaan dan kondisi kelas.Metode pembelajaran didefinisikan

(39)

merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih

bersifat procedural yaitu berisi tahapan tertentu sedangkan teknik adalah cara

yang digunakan dan bersifat implementatif.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006: 145).

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang

sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk

mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan

kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Menurut Nawawi dalam Suryosubroto

(2002: 33) “metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan

oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya

bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran”.

Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2008: 24)“metode mengajar adalah cara

mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar”.

Menurut Arikunto dalam Djamarah dan Zain (2002: 28) mengemukakan konsep

keampuhan peranan berbagai metode jika ditinjau dari jenis metode dan

banyaknya metode yang sudah dikenal dan dapat digunakan untuk mengajar.

Metode tersebut sebagai berikut.

a. Metode pemberian tugas dan resitasi, yaitu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasilnya

(40)

d. Metode pendekatan proses (proces approach) e. Metode penemuan (inquiry approach)

f. Metode kerja kelompok g. Metode eksperimen

h. Metode tanya jawab dan metode lain serta gabungan dari metode tersebut.

Berdasarkan semua metode di atas, metode yang tepat dalam penyampaian materi

ekonomi adalah contextual teaching learning. Metode ini menekankan pada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata dengan mendorong siswa untuk

dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Surakhmad dalam Djamarah dan Zain(2002: 53) ada lima faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut.

a. Tujuan yang berbagai jenis

b. Anak didik yang terdiri dari berbagai tingkat kematangannya

c. Situasi

d. Fasilitas yang terdiri dari kualitas dan kuantitasnya

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak

menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

(41)

2. Metode sebagai strategi pembelajaran

Menurut Uno (2007: 85) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Jadi, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode

pembelajaran sebagai berikut.

1. Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.

2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.

3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran (Uno, 2007: 68).

Menurut Surakhmad dan Suryosubroto (2002: 148)“metode pengajaran adalah

cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal teknisnya suatu bahan

pengajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah”. Menurut Suryobroto

(2002: 34) dasar pemilihan metode mengajar sebagai berikut.

a. Relevansi dengan tujuan

b. Relevansi dengan sasaran

c. Relevansi dengan kemampuan guru

d. Relevansi dengan keadaan siswa

e. Relevansi dengan perlengkapan sekolah

Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2006: 78) pemilihan dan penentuan metode

mengajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut.

(42)

b. Tujuan

c. Situasi

d. Fasilitas

e. Guru

Beberapa metode mengajar yang dapat divariasikan oleh pendidik menurut

Djamarah (2000: 195) sebagai berikut.

a. Metode proyek b. Metode eksperimen c. Metode tugas dan resitasi d. Metode diskusi

e. Metode sosiodrama f. Metode demonstrasi g. Metode bercerita h. Metode bermain peran i. Metode karya wisata j. Metode tanya jawab k. Metode latihan l. Metode ceramah

4. Disiplin Belajar

Kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang terkadang

antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang orang yang

memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik, dan tidak

jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak dapat

melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang lain.

Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga

keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena

seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

(43)

dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.Demikian pula yang terjadi

dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara

mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu

keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajar.

Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan

dan norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmodiharjo

dalam Susilowati (2005: 18) bahwa disiplin adalah sikap mental yang

mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan,

peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung

jawab.

Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi

peraturan yang telah ditentukan. Menurut Gie dalam Ningsih (2005: 21)

menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur

Sedangkan Djamarah (2002: 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib

yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.

Walgito dalam Hesti (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan

dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk

mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan

hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik

(44)

Disiplin siswa di sekolah berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah

dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak

sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting

agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan

rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan

memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran.

Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan

kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik.

MenurutTu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai

berikut.

1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku.

2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan dimana

pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia

mustahil hidp tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya

dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi

(45)

tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang

menjadi harapan.

Hal ini sesuai dengan pendapatTu’u (2004:37) mengatakan disiplin berperan

penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin itu penting

karena alasan berikut ini.

1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Selain itu, disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan

berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak

ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurutTu’u

(2004:38) sebagai berikut.

a. Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

(46)

c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk

membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan

Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian

diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Selain fungsi disiplin, Tu’u(2004: 53) menyatakan pelanggaran disiplin dapat

terjadi karena tujuh hal sebagai berikut.

1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang

dimonitor oleh kepala sekolah.

3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.

(47)

6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disiplin belajar adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau

ketertiban.pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang

bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar.

[image:47.595.110.508.452.679.2]

5. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 2. Penelitian Yang Relevan

No. Nama Judul Skripsi Hasil

1. Riabalga

Susila

(2009)

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009

Ada pengaruh yang positif antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009, dengan f hitung > f tabel yaitu 38,57 > 3,10 maka hipotesis diterima.

Tabel 2. (lanjutan)

(48)

(2010) Guru, Ketersediaan Sarana Belajar, dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010

mengajar guru, ketersediaan sarana dan motivasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010 diperoleh fhitung>ftabel, yaitu 44,196 >

2,662 dengan keeratan hubungan koefesien korelasi (R) 0,675 dan koefesien determinasi (R2) 0,456 atau 45,65%.

3. Agus

Mulyanto

(2011)

Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010.

Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010. Besarnya

pengaruh tersebut adalah r = 0,614.

B. Kerangka Pikir

Setiap sekolah mengharapkan siswanya untuk mendapatkan nilai yang baik, inilah

suatu sekolah dapat diukur mutu pendidikannya. Faktor yang mempengaruhi

berhasil tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

nya persepsi siswa pada metode mengajar guru. Persepsi diartikan sebagai suatu

pandangan, penilaian, dan interprestasi seseorang terhadap suatu objek. Persepsi

pada metode mengajar guru sangat penting perannya bagi siswa dalam usaha

mencapai hasil belajar yang tinggi. Metode mengajar yang digunakan guru

(49)

belajar maksimal bila guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu

diperlukan metodepembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan

keaktifan serta hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar

diantaranya ialah disiplin belajar. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul

karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena

kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan

disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan

biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran

peraturan.Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas

belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa

disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi

untk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan

[image:49.595.144.547.527.666.2]

skema yang digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1dan X2terhadap Y

(Sugiyono, 2006: 39)

Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)

Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2)

(50)

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas

VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun

Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar

guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama

(51)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian,

populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel,

teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisi data, uji

kelinieran, dan uji hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci

berikut ini.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitiandeskriptif verifikatifdengan pendekatanexpost factodansurvey. Menurut Sukardi (2003: 14) menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk dapat menerangkan

dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang

diperoleh di lapangan. Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatanexpost factoadalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area

penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan

sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Menurut Sugiyono(2010: 12)

pendekatansurveyadalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data

(52)

34 perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,

test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh disiplin belajar dan

persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasilbelajar IPS Terpadu

siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 112). Populasi

diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 297).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo

Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 103 siswa yang terbagi dalam 3

[image:52.595.119.511.596.668.2]

kelas, seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Purnama Trimurjo Tahun Ajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa (Populasi)

1. VII A 35

2. VII B 33

3. VII C 35

(53)

35

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Pada penelitian ini, penentuan

besarnya sampel yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan

rumusSlovinsebagai berikut.

n

=

Keterangan

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = sampel error(Koestoro, 2006: 250).

Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam

penelitian ini sebagai berikut.

n=

( , ) =81,7dibulatkan menjadi 82

Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam

penelitian ini berjumlah 82siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalahprobability sampledengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk

menjadi sampel (Sugiyono, 2007: 74). Untuk menentukan besarnya sampel pada

setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsionalagar sampel yang diambillebih

(54)

36 Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

[image:54.595.113.512.200.339.2]

Jumlah sampel tiap kelas = × jumlah siswa tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan

undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik

sampel dengan menggunakansimple random sampling(Nazir, 2000: 336).

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variasi yang harus ditetapkan dengan jelas

oleh seseorang peneliti agar dalam pengumpulan data dapat terarah sesuai dengan

tujuan penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang

berdasarkan atas hubungan yang terdiri atas sebagai berikut.

Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%)

VII A × 35 =27,8 28 %

VII B × 33 =26,3 26 %

VII C × 35 =27,8 28 %

(55)

37 1. Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya variabel terikat(Sugiyono, 2002: 33). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas adalah persepsi siswa tentang disiplin belajar (X1) dan

metode mengajar guru (X2).

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat yaitu variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPS

Terpadu (Y).

D. Definisi Konseptualdan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu konstrak guna

menjelaskan suatu konsep variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat.

Adapun definisi konseptual dari variabel bebas dan variabel terikat dalam

penelitian sebagai berikut.

a. Hasil belajar

Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

b. Disiplin Belajar

Disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas

belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya,

(56)

38 semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai (Hesti,

2008: 12).

c. Metode Mengajar Guru

Metode mengajar adalah suatu cara mengajak yang bersifat netral dan umum,

tidak diwarnai oleh suatu bidang apapun tetapi menggunakan unsur-unsur

inovatif karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas

(Djamarah, 2000: 83).

2. Definisi Operasional Variabel

1. Disiplin belajar (X1)

Disiplin belajar meliputi sebagai berikut.

1. Kepatuhan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah

a. Siswa patuh dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

b. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien.

c. Usaha untuk mematuhi tata tertib belajar di sekolah.

2. Ketaatan tata tertib siswa dalam tata tertib sekolah

a. Mematuhi peraturan sekolah.

b. Masuk sekolah tepat waktu.

c. Tidak membolos pada saat jam pelajaran dimulai.

d. Saat pulang sekolah, siswa tidak keluyuran diluar sekolah dengan

mengenakan seragam sekolah.

2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1)

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru meliputi sebagai berikut.

(57)

39 1. Usaha guru untuk mengajar secara efektif.

2. Mendorong siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri.

3. Menyenangkan siswa dan tingkat perhatian guru pada siswa dalam

[image:57.595.121.513.235.739.2]

mengikuti materi pelajaran.

Tabel 5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Disiplin belajar (X1)

1. Kepatuhan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah

2. Ketaatan tata tertib siswa dalam tata tertib sekolah

1. Siswa patuh dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien.

3. Usaha untuk

mematuhi tata tertib belajar di sekolah.

Ordinal

Metode

Mengajar Guru (

Gambar

Tabel 2. Penelitian Yang Relevan
Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1dan X2 terhadap Y
Tabel 3.  Data Jumlah Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Purnama
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

The objectives of this research were to find out whether wh - question technique can be used to develop reading comprehension ability and teacher’s performance and also students’

Describing the procedures used in teaching speaking skill using GBA to the. eight grade SMP Muhammadiyah

Apabila bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu bersama guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi membuat produk kerajinan logam teknik ukir

3.1 Mengenal kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari

Terdapat pula pergelaran Seni Tari Betawi Ronggeng Blantek, Tari Blenggo dan Tari Jakarta yang diadakan di Balai Latihan Jakarta Selatan, merupakan hasil dari proses pelatihan

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,

Ketentuan merek sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek, namun aturan-aturan ini dalam kenyataannya masih mempunyai banyak kendala

Bagi jem aah haji In don esia yan g lan gsun g ke Madin ah un tuk m en gerjakan salat Arba’in (40 waktu salat fardu den gan berjem aah di Masjid Nabawi/ Madin ah), m aka