MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTERGANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Oleh
Faisal Sofyan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
FAISAL SOFYAN
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran
2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 103
orang. Dengan menggunakan rumusSlovindenganprobability samplingdidapat
sampel sebanyak 82 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitianverifikatifdengan pendekatanex post facto.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang disiplin belajar dan metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Disiplin Belajar, Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sukajawa Kecamatan Bumiratu
Nuban Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 24 September
1991, Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan
Bapak Subandi dan Ibu Saniem.
Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri 1 Sidokerto, Lampung tengah. Tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Metro dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2009 di SMA
Negeri 2 Metro.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Lampung melalui jalur PKAB tahun 2009. Pada tahun 2013, penulis
melaksanakan Praktik mengajar melalui program Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT aas izin dan ridho-Nya,
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk
Kedua orang tuaku tersayang, ayahanda Subandi dan Ibunda Saniem
yang senantiasa berjuang dengan cucuran keringat, selalu mendoakanku,
memberikan semangat, cinta dan kasih sayang yang tiada pernah henti.
Adiku tercinta Yustiana Dewi yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat untukku.
Teman-teman mahasiswa, Mada Angga Dwinata, Deni Supriadi,
Muhhammad Arif MN, Muhammad Rifki, Muhammad Wardani, Wayan
Andi, dan seluruh teman-teman mahasiswa Pendidikan Ekonomi.
MOTO
MASA DEPAN ITU DIBELI OLEH MASA SEKARANG
(SAMUEL JOHNSON)
HIDUP MEMERLUKAN PENGORBANAN, PENGORBANAN MEMRLUKAN PERJUANGAN, PERJUANGAN MEMERLUKAN KETABAHAN, KETABAHAN MEMERLUKAN KEYAKINAN, KEYAKINAN PULA MENENTUKANKEJAYAAN,
KEJAYAAN PULA MENENTUKAN KEBAHAGIAAN
(ANONIM)
KEBAIKAN TAK SELALU BERNILAI JIKA HANYA DIUCAPKAN, TAPI AKAN BERNILAI SETELAH DIKERJAKAN
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji Syukur Penulis kehadirat ALLAH .SW.T yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan
bathin kepada Penulis.
Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang keras, bimbingan dan
ridho dari ALLAH S.W.T, serta bantuan dari berbagai pihak jualah, maka Penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Melalui kesempatan ini, Penulis hendak
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril, maupun spiritual.
Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak terhingga
Penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Sosial FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas lampung sekaligus menjadi Pembimbing Akademik dan
Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan saran dalam
proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I yang selalu bersedia
memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Penguji yang telah
Membantu mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Seluruh dosen, staf, dan karyawan di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
10. Bapak Didik Purwanto, S.Pd., selaku Kepala SMA Purnama Trimurjo
yang telah memberikan izin Penelitian.
11. Ayahanda Subandi dan Ibunda Saniem, tersayang yang dengan sabar
menyayangi dan mendoakanku serta dengan cucuran keringatnya
senantiasa menantikan keberhasilanku.
12. Adiku Yustiana Dewi, yang selalu mendoakan dan memotivasiku.
13. Sahabat seperjuangan Pendidikan Ekonomi’09: Mada, Deni, Ivan, Rifki,
Arif, Wayan, dan semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa
14. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkat yang sudah berkarya maupun yang
masih berusaha berkarya semoga sukses.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya baik didunia
maupun di akhirat, aamiin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses
penyelesaian skripsi ini, karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang
membangun.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Perumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Kegunaan Penelitian ... 10
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12
1. Hasil Belajar ... 12
2. Pengertian Persepsi ... 17
3. MetodeMengajar Guru ... 20
4. Disiplin Belajar ... 24
5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
B. Kerangka Pikir ... 30
C. Hipotesis ... 32
Halaman
B. Populasi dan Sampel ... 34
1. Populasi ... 34
2. Sampel ... 35
C. Variabel Penelitian ... 36
D. Definisi Konseptualdan Operasional Variabel... 37
1. Definisi konseptualVariabel ... 37
2. Definisi Operasional Variabel ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 40
1. Observasi ... 40
2. Dokumentasi ... 40
3. Angket (Kuisioner) ... 40
4. Wawancara ... 40
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 41
1. Uji Validitas ... 41
2. Uji Reabilitas ... 43
G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 45
1. Uji Normalitas ... 45
2. Uji Homogenitas ... 47
3. UjiKeberartiandanKelinieranRegresi ... 48
4. UjiMultikolinieritas ... 50
5. UjiAutokorelasi ... 52
6. UjiHeteroskedastisitas ... 53
H. PengujianHipotesis ... 55
1. Regresi Linier Sederhana ... 55
2. Regresi Linier Multipel ... 56
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58
1. SejarahSingkatBerdirinya SMP Purnama Trimurjo... 58
2. ProfilSekolah ... 58
3. Visi, Misi, danTujuanSekolah ... 59
4. SituasidanKondisi SMP PurnamaTrimurjo... 62
5. SaranadanPrasarana SMP PurnamaTrimurjo... 62
6. Proses BelajardanMengajar ... 63
7. GambaranUmumResponden ... 63
8. StrukturOrganisasiSekolah ... 64
B. Deskripsi Data ... 64
1. Data Disiplin Belajar (X1) ... 65
2. Persesi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) ... 67
3. Data HasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 69
C. UjiPersyaratanStatistikParametrik ... 73
1. UjiNormalitas Data ... 73
2. UjiHomogenitasSampel ... 74
D. UjiPersyaratanRegresi Linier Ganda ... 75
1. UjiLinieritasGarisRegresi ... 75
Halaman b. UjiKelinieranRegresiVariabelPersepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru (X2) 77
2. UjiMultikolinieritas ... 78
3. UjiAutokorelasi ... 79
4. UjiHeteroskedastisitas ... 80
E. UjiHipotesis ... 82
1. Regresi Linier Sederhana ... 82
a. PengaruhDisiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS TerpaduSiswaKelas VIISemester Ganjil SMP Purnama TrimurjoTahunPelajaran 2012/2013 ... 82
b. PengaruhPersepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Terhadap HasilBelajar IPS TerpaduSiswaKelas VII Semester Ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajan 2012/2013 ... 85
2. Regresi Linier Multipel ... 87
a. PersamaanRegresi ... 87
b. PengujianHipotesis ... 88
F. Pembahasan ... 90
1. PengaruhDisiplin Belajar (X1) terhadapHasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 90
2. PengaruhPersepsiSiswatentangMetodemengajar guru (X2) terhadapHasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 93
3. Pengaruh Disiplin Belajar (X1) danPersepsiSiswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) terhadap HasilBelajar IPS Terpadu (Y) ... 95
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104
B. Saran ... 104
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa
Kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 .. 4
2. Data jumlah siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 34
3. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ... 36
4. Variabel, indikator, sub indikator, skala pengukuran ... 39
5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket variabel X1 ... 42
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket variabel X2 ... 43
7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X1... 45
8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X2... 45
9. Analisis Varians Anava... 49
10. Prasarana SMP Purnama Trimurjo ... 62
11. Sarana SMP Purnama Trimurjo ... 63
12. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 65
13. Kategori Disiplin Belajar (X1) ... 66
14. Distribusi Frekuensi Variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 67
15. Kategori Variabel persepsi siswa tentang metode guru (X2) ... 68
16. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu(Y)... 69
Tabel Halaman
18. Hasil Uji Normalitas Disiplin Belajar (X1) ... 73
19. Hasil Uji Normalitas persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 74
20. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS ... 75
21. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X1) ... 76
22. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2) ... 77
23. Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ... 78
24. Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
25. Hasil Uji Autokorelasi ... 79
26. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81
27. Hasil Analisis dengan PendekatanRank Spearman... 82
28. Korelasi Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 83
29. Koefisien Regresi Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 83
30. Korelasi persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 85
31. Koefisien Regresi persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 85
32. Koefisien Regresi XIdan X2terhadap Y... 87
33. ANOVA untuk Uji Hipotesis XIdan X2terhadap Y... 88
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket Uji coba... 104
2. Angket Uji coba ... 106
3. Data Uji Coba Validitas Angket X1... 109
4. Data Uji Coba Validitas Angket X2... 110
5. Data Uji Coba Reliabilitas Angket X1... 111
6. Data Uji Coba Reliabilitas Angket X2... 112
7. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 113
8. Angket Penelitian ... 115
9. Data Angket X1... 118
10. Data Angket X2... 120
11. Data Angket Y... 122
12. Rekapitulasi Data Penelitian X1, X2,dan Y... 123
13. Uji Normalitas ... 124
14. Uji Homogenitas ... 127
15. Uji Linieritas ... 128
16. Uji Multikolinieritas ... 130
17. Uji Autokorelasi ... 131
18. Uji Hetroskedastisitas... 132
19. Regresi X1terhadap Y... 133
20. Regresi X2terhadap Y... 134
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga
dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang
lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada
bagian-bagian berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial sehingga siswa dapat hidup secara layak
dalam kehidupannya. Dengan demikian melalui pendidikan siswa dibekali
dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moralnya dan
keterampilannya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 disebutkan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Dengan demikian, pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk
mengubah perilaku menjadi perilaku yang dinginkan sesuai dengan nilai-nilai dan
sehat dapat mencapai perkembangan intelektual yang maksimal, kepribadiannya
terbentuk dengan wajar, mencerminkan sifat-sifat kejujuran, kebenaran, tanggung
jawab supaya dapat menjadi anggota masyarakat.
Penyelenggara pendidikan ini juga tidak terlepas dari kegiatan proses
pembelajaran yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran itu sendiri yaitu meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan
para peserta didik yang mempunyai kemampuan dan prestasi untuk dapat
bersaing di era globalisasi.Dalam meningkatkan mutu pendidikan ini dapat
diupayakan oleh berbagai pihak dan dengan berbagai cara yaitu seperti
melengkapi sarana belajar, meningkatkan ketersediaan fasilitas belajar sebagai
penunjang proses belajar mengajar, perbaikan kurikulum dan peningkatan
kualitas pendidik selaku fasilitator dalam proses pembelajaran. Salah satu
indikator yang memadai adalah meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat
dilihat dari penguasaan materi belajar siswa melalui evaluasi pembelajaran serta
kemampuan siswa memecahkan masalah.
Seiring kemajuan teknologi dalam pendidikan dan dikenalkannya media-media
belajar yang berbasis teknologi menuntut siswa untuk belajar dan mampu
menggunakan media-media tersebut. Teknologi yang dikenalkan di sekolah
diharapkan akan membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu teknologi yang
dimaksudkan untuk membantu dalam belajar semakin kehilangan fungsi yang
diharapkan sebelumnya.Keberadaan teknologi tersebut dijadikan sebagai alat
mengkopi tugas yang diberikan oleh guru dan mencari jawaban-jawaban mudah
dengan menggunakan bantuan internet sehingga hal tersebut membawa pengaruh
malas dalam belajar siswa. Selain menjadikan siswa cenderung malas, teknologi
juga merubah tatanan budaya yang ada dalam kehidupan siswa.
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini membuka
peluang bagi setiap orang untuk mengakses banyak hal di dunia. Informasi dari
dan kesegenap penjuru dunia menyebarluas dengan amat cepat, mudah diakses
setiap saat dan dimanapun. Kondisi itu membuat dunia ini seakan-akan tanpa
batas, dan gejala ini yang disebut ciri kebudayaan global. Sekolah harus mampu
mengarahkan teknologi yang memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang,
disatu sisi berbahaya terhadap mental malas dan disisi lain sangat bermanfaat
untuk kemajuan pengetahuan karena setiap orang berusaha menguasai jaringan
informasi dan perangkat komunikasi yang semakin kompetitif. Individu yang
dapat menguasai informasi untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu akan
menjadi unggul dalam budaya global.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempunyai tujuan untuk menciptakan atau
menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan
kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu usaha
yang digunakan untuk mencapai usaha tersebut adalah dengan meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar.
Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam
kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan
bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Purnama
Trimurjo diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMPPurnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Nilai Jumlah
Siswa Keterangan
<65 ≥65
1. VII A 25 10 35 Kriteria Ketuntasan
Minimum yang Ditetapkan Sekolah adalah 65
2. VII B 21 12 33
3. VII C 23 12 35
Jumlah 69 34 103
Persentase (%) 66,99 33,01
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS
terpadu masih tergolong rendah, hal ini diketahui bahwa dari 103 siswa sejumlah
69 siswa (69,99%) mendapatkan nilai kurang dari KKM. Adapun kriteria yang
dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS Terpadu
yang telah ditetapkan sebesar 65. Dengan demikian, Tabel 1 telah menunjukkan
bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di SMP Purnama Trimurjo masih
tergolong rendah.
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan
belajar sebagai berikut.
2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% -99%.
3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% -76%.
4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang
dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa disiplin belajar,
metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di
rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun, dari sekian
banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, factor disiplin
belajar dan persepsi diduga memberikan sumbangsih yang besar terhadap
rendahnya hasil belajar siswa.
Disiplin belajar merupakan faktor eksternal atau faktor dari luar yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Disiplin dapat diartikan patuh
terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, dan norma-norma yang
berlaku.
Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga
keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena
seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan
kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut
Hal ini diperkuat olehTu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah
sebagai berikut.
1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku.
2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
Selain itu, Tu’u (2004: 53) meenyatakan pelanggaran disiplin dapat terjadi karena
tujuh hal sebagai berikut.
1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang
dimonitori oleh kepala sekolah.
3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4. Kebijaksanaan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.
5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VII
SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu persepsi.
Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap
objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Purnama
Trimurjo, persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan, perasaan,
dan pemahaman siswa kelas VII pada metode mengajar guru. Apabila persepsi
siswa pada metode mengajar guru IPS Terpadu positif, maka kehadiran guru
dalam mengajar akan direspon positif pula oleh murid-murid seperti tugas yang
diberikan oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan optimal dan siswa akan
lebih terlatih sehingga pemahaman pada mata pelajaran ekonomi diharapkan akan
meningkat pula. Sebaliknya,apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru
IPS Terpadu negatif, akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa
tercipta dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar menurut Rostiyah dalam
Djamarah (2002: 74), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar
secara efektif dan lefisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk menguasai strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Hal ini diperkuat oleh Walgito (2005: 101) persepsi seseorang dapat
berubah-ubah misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor sebagai berikut.
1. Objek yang dipersepsi.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf.
Metode mengajar guru dalam proses belajar mengajar dan perasaan suka dan
tidak suka terhadap suatu mata pelajaran merupakan faktor yang dianggap
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode
mengajar yang akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
“Guru dalam menyampaikan perlu memilih metode mana yang sesuai dengan
keadaan kelas dan keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa”(Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang dipakai oleh
guru bukan lah metode yang asal pakai tetapi harus memperhatikan metode yang
akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian metode yang
tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan
berlangsung. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan
judul“PengaruhDisiplin Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.
1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun
banyaknya siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar yang telah
ditetapkan sekolah.
2. Metode pembelajaran yang dilakukan pada proses belajar mengajar masih
terpaku pada metode konvensional.
3. Kurangnya disiplin belajar di rumah dan di sekolah.
4. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas,
maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk
memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan
pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada
aspek pengaruh disiplin belajar (X1), persepsi siswa tentang metode mengajar
guru (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu siswa (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo
3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode
mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP
Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai
berikut.
1. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3. Pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo
Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa
dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran IPS Terpadu sebagai
salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang
memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu bagi
siswa dan guru.
d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang
ingin melakukan penelitian di bidang ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang disiplin
belajar (X1), metode mengajar guru (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMP Purnama Trimurjo.
4. Waktu Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil
belajar, persepsi, metode mengajar guru, dan disiplin belajar. Bagian ini juga
menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara persepsi siswa tentang metode
mengajar guru terhadap hasil belajar,disiplin belajar terhadap hasil belajar.
1. Hasil Belajar
Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan
mengetahui hasil dari hasil belajarnya selama ini. Untuk dapat mengetahui hasil
dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan
evaluasi kepada siswa sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil
belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Setelah belajar individu akan mempunyai
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan memperoleh hasil belajar yang berupa
tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses
kognitif yang dilakukan siswa.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar
merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar.
Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru
sebagai pengajar.Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks
sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut
Darsono (2001: 4)“belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Hal ini
diperkuat oleh Slameto (2003: 3)“belajar merupakan suatu proses usaha
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan”.Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal)
maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).
Menurut Soemartono (2003: 16)“hasil belajar merupakan suatu nilai yang
menunjukkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam
mengerjakan sesuatu pada saat itu”.Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang
diterima oleh siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Menurut
Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan
2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi
berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa
rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya
usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam
Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam
dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang
terjadi. Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar
sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.
Mengenai hasil belajar Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan “hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.
Dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Sedangkan dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah
laku yang relatif menetap. Menurut Sukmadinata (2007: 102)“hasil belajar
merupakan pencapaian (achievement) yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik
perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat
dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut
Fathurohman dalam Ningsih (2010: 24) mengklasifikasikan hasil belajar dalam
Hal ini didukung oleh pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta
didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut.
1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test).
2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest inventory).
3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (diffential aptitude test).
4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test), dan sebagainya.
Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses
belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai
berikut.
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.
b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreatifitasnya.
d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau ketermapilan.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Menurut Syah (2003: 156) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar sebagai berikut.
1. Faktor internal siswa, meliputi :
(a) aspek fisiologis siswa yaitu jasmani seperti mata dan telinga, (b) aspek psikologis siswa yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan
motivasi.
2. Faktor eksternal siswa, meliputi :
(a) faktor lingkungan sosial yaitu keluarga, guru dan staff, masyarakat, dan teman,
(b) lingkungan non-sosial yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi :
(a) pendekatan tinggi yaitu pendekatanspekulativedan pendekatan
achieving,
(b) pendekatan sedang yaitu pendekatananalyticaldan pendekatandeep,
(c) pendekatan rendah yaitu pendekatanreproductivedan pendekatan
surface.
Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
sebagai berikut.
a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang
bersangkutan.
Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan
menjadi empat yaitu : (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c)
faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik
secara terpisah maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap
prestasi belajar peserta didik (Darmadi, 2010: 187).
Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar adalah kemampuan, sikap, dan
oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Persepsi
Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengorganisasi, dan
menginterpretasikan serta menilai stimulus yang sama belum tentu membuat
seseorang mempunyai persepsi yang sama mengenai suatu hal. Berdasarkan
pengertian persepsi di atas, dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan
panca indra karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat,
mendengar atau merasakan sesuatu, dan kemudaian mengorganisasi serta
menginterpretasikannya sehingga timbullah persepsi.
Menurut Suwarno (2009: 53)“persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif
yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang
diterimanya”. Slameto (2003: 102) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses
yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui
persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihat, pendengar, peraba,
perasa, atau pencium”. Pendapat lain menyatakan persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 2001: 51). Menurut
Gagne dalam Nasution(2002:10) menyebutkan bahwa “persepsi adalah
kemampuan untuk mengadakan diskriminasi antara objek, berdasarkan ciri-ciri
Menurut Daryono (2003: 227) persepsi merupakan kemampuan individu untuk
mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan jadi
pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan. Hal ini berarti persepsi itu
penting dalam proses pencitraan terhadap hal-hal yang ditangkap oleh indra
manusia lalu akan diinterpretasikan ke dalam bentuk anggapan atau respon.
Respon atau anggapan itu muncul sebagai akibat distimulus atau rangsangan yang
telah diberikan sebelumnya. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan (Rahmat, 2005: 119).
Berdasarkan kajian di atas, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa
yang diperoleh oleh seseorang dan ditangkap oleh indranya, kemudian dari hasil
interprestasinya itu muncul tindakan-tindakan yang menunjang kearah penilaian,
pandangan atau pendapat. Pengertian persepsi menunjukkan aktivitas merespon,
menginterpretasikan, dan memahami objek baik fisik maupun non-fisik. Persepsi
berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga
memungkinkan orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda
walaupun objek yang dikaji sama. Pengertian persepsi dalam penelitian ini
menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VII SMP
Purnama Trimurjo pada metode mengajar guru. Persepsi yang dibahas dalam
penelitian ini berupa persepsi yang positif pada metode mengajar guru yang
diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak. Demikian juga
persepsi yang negatif pada metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh
Cara berfikir, minat atau potensi dapat berkembang dengan baik jika seorang guru
memiliki suatu pandangan dan penilaian yang memadai dalam proses belajar.
Oleh karena itu, bagi seorang guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip
yang bersangkut paut dengan persepsi sangat penting. Hal tersebut dikarenakan
sebagai berikut.
1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.
2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah satu pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru yang tidak relevan; dan 3. Jika salah mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru (Slameto, 2003: 102).
Menurut Walgito (2003: 53) “persepsi merupakan proses yang didahului oleh
proses pengindraan, yaitu merupakan proses stimulus oleh individu melalui alat
indra atau disebut juga proses sensorik”. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap persepsi itu sendiri sebagaimana dijelaskan Irwanto dalam Septiyawan
(2005: 19) yaitu persepsi lebih bersifat psikologi daripada merupakan proses
penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai
berikut.
a. Perhatian yang selektif
b. Ciri-ciri rangsang
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu.
Setelah siswa mampu mengembangkan persepsinya pada suatu objek, khusunya
metode mengajar guru, maka hal itu akan menentukan keberhasilan belajar siswa,
kognitif ini merupakan bagian dari unsur yang menentukan keberhasilan belajar
siswa. Persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang bersifat
positif mengenai metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa. Demikian juga persepsi yang negatifmengenai
metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil
belajar siswa.
3. Metode Mengajar Guru
Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula
antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid) yang belajar. Guru dalam proses
pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya
kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Peran guru sebagai sumber
belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar
berkait erat dengan penguasaan materi pelajaran dan cara menyampaikannya
kepada siswa.
Melihat begitu pentingnya peran guru, maka memilih dan menerapkan metode
pembelajaran yang efektif adalah suatu keharusan. Dengan harapan proses
pembelajaran akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi para
siswa. Hal itu tentu bertujuan demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif
dan efisien. Metode mengajar yang dipakai oleh guru dalam setiap pertemuan
bukanlah metode yang asal pakai, melainkan telah melalui pemilihan metode yang
sesuai dengan keadaan dan kondisi kelas.Metode pembelajaran didefinisikan
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih
bersifat procedural yaitu berisi tahapan tertentu sedangkan teknik adalah cara
yang digunakan dan bersifat implementatif.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006: 145).
Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang
sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Menurut Nawawi dalam Suryosubroto
(2002: 33) “metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan
oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya
bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran”.
Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2008: 24)“metode mengajar adalah cara
mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar”.
Menurut Arikunto dalam Djamarah dan Zain (2002: 28) mengemukakan konsep
keampuhan peranan berbagai metode jika ditinjau dari jenis metode dan
banyaknya metode yang sudah dikenal dan dapat digunakan untuk mengajar.
Metode tersebut sebagai berikut.
a. Metode pemberian tugas dan resitasi, yaitu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasilnya
d. Metode pendekatan proses (proces approach) e. Metode penemuan (inquiry approach)
f. Metode kerja kelompok g. Metode eksperimen
h. Metode tanya jawab dan metode lain serta gabungan dari metode tersebut.
Berdasarkan semua metode di atas, metode yang tepat dalam penyampaian materi
ekonomi adalah contextual teaching learning. Metode ini menekankan pada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata dengan mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Menurut Surakhmad dalam Djamarah dan Zain(2002: 53) ada lima faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut.
a. Tujuan yang berbagai jenis
b. Anak didik yang terdiri dari berbagai tingkat kematangannya
c. Situasi
d. Fasilitas yang terdiri dari kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
2. Metode sebagai strategi pembelajaran
Menurut Uno (2007: 85) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Jadi, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran sebagai berikut.
1. Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran (Uno, 2007: 68).
Menurut Surakhmad dan Suryosubroto (2002: 148)“metode pengajaran adalah
cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal teknisnya suatu bahan
pengajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah”. Menurut Suryobroto
(2002: 34) dasar pemilihan metode mengajar sebagai berikut.
a. Relevansi dengan tujuan
b. Relevansi dengan sasaran
c. Relevansi dengan kemampuan guru
d. Relevansi dengan keadaan siswa
e. Relevansi dengan perlengkapan sekolah
Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2006: 78) pemilihan dan penentuan metode
mengajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut.
b. Tujuan
c. Situasi
d. Fasilitas
e. Guru
Beberapa metode mengajar yang dapat divariasikan oleh pendidik menurut
Djamarah (2000: 195) sebagai berikut.
a. Metode proyek b. Metode eksperimen c. Metode tugas dan resitasi d. Metode diskusi
e. Metode sosiodrama f. Metode demonstrasi g. Metode bercerita h. Metode bermain peran i. Metode karya wisata j. Metode tanya jawab k. Metode latihan l. Metode ceramah
4. Disiplin Belajar
Kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang terkadang
antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang orang yang
memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik, dan tidak
jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak dapat
melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang lain.
Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga
keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena
seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan
dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.Demikian pula yang terjadi
dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara
mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu
keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk membantu siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar.
Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan
dan norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmodiharjo
dalam Susilowati (2005: 18) bahwa disiplin adalah sikap mental yang
mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan,
peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung
jawab.
Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi
peraturan yang telah ditentukan. Menurut Gie dalam Ningsih (2005: 21)
menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur
Sedangkan Djamarah (2002: 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib
yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.
Walgito dalam Hesti (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan
dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk
mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan
hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik
Disiplin siswa di sekolah berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah
dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak
sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting
agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan
rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan
memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran.
Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan
kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik.
MenurutTu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai
berikut.
1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku.
2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan dimana
pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia
mustahil hidp tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya
dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi
tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang
menjadi harapan.
Hal ini sesuai dengan pendapatTu’u (2004:37) mengatakan disiplin berperan
penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin itu penting
karena alasan berikut ini.
1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan
norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Selain itu, disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurutTu’u
(2004:38) sebagai berikut.
a. Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b. Membangun Kepribadian
c. Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk
membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan
Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
e. Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan
mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.
f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.
Selain fungsi disiplin, Tu’u(2004: 53) menyatakan pelanggaran disiplin dapat
terjadi karena tujuh hal sebagai berikut.
1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang
dimonitor oleh kepala sekolah.
3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.
6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disiplin belajar adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau
ketertiban.pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang
bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar.
[image:47.595.110.508.452.679.2]5. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 2. Penelitian Yang Relevan
No. Nama Judul Skripsi Hasil
1. Riabalga
Susila
(2009)
Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009
Ada pengaruh yang positif antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009, dengan f hitung > f tabel yaitu 38,57 > 3,10 maka hipotesis diterima.
Tabel 2. (lanjutan)
(2010) Guru, Ketersediaan Sarana Belajar, dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010
mengajar guru, ketersediaan sarana dan motivasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010 diperoleh fhitung>ftabel, yaitu 44,196 >
2,662 dengan keeratan hubungan koefesien korelasi (R) 0,675 dan koefesien determinasi (R2) 0,456 atau 45,65%.
3. Agus
Mulyanto
(2011)
Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010.
Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010. Besarnya
pengaruh tersebut adalah r = 0,614.
B. Kerangka Pikir
Setiap sekolah mengharapkan siswanya untuk mendapatkan nilai yang baik, inilah
suatu sekolah dapat diukur mutu pendidikannya. Faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu
nya persepsi siswa pada metode mengajar guru. Persepsi diartikan sebagai suatu
pandangan, penilaian, dan interprestasi seseorang terhadap suatu objek. Persepsi
pada metode mengajar guru sangat penting perannya bagi siswa dalam usaha
mencapai hasil belajar yang tinggi. Metode mengajar yang digunakan guru
belajar maksimal bila guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu
diperlukan metodepembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan
keaktifan serta hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar
diantaranya ialah disiplin belajar. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul
karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena
kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan
disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan
biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran
peraturan.Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas
belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa
disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi
untk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan
[image:49.595.144.547.527.666.2]skema yang digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1dan X2terhadap Y
(Sugiyono, 2006: 39)
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2)
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.
1. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3. Ada pengaruh disiplin belajar dan persepsi siswa tentang metode mengajar
guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Purnama
III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian,
populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain
yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel,
teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisi data, uji
kelinieran, dan uji hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci
berikut ini.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitiandeskriptif verifikatifdengan pendekatanexpost factodansurvey. Menurut Sukardi (2003: 14) menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk dapat menerangkan
dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang
diperoleh di lapangan. Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Pendekatanexpost factoadalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area
penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan
sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Menurut Sugiyono(2010: 12)
pendekatansurveyadalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data
34 perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.
Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh disiplin belajar dan
persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasilbelajar IPS Terpadu
siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 112). Populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 297).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Purnama Trimurjo
Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 103 siswa yang terbagi dalam 3
[image:52.595.119.511.596.668.2]kelas, seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Purnama Trimurjo Tahun Pelajaran 2012/2013
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Purnama Trimurjo Tahun Ajaran 2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa (Populasi)
1. VII A 35
2. VII B 33
3. VII C 35
35
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Pada penelitian ini, penentuan
besarnya sampel yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan
rumusSlovinsebagai berikut.
n
=
Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e2 = sampel error(Koestoro, 2006: 250).
Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut.
n=
( , ) =81,7dibulatkan menjadi 82
Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam
penelitian ini berjumlah 82siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalahprobability sampledengan menggunakan
simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk
menjadi sampel (Sugiyono, 2007: 74). Untuk menentukan besarnya sampel pada
setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsionalagar sampel yang diambillebih
36 Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.
[image:54.595.113.512.200.339.2]Jumlah sampel tiap kelas = × jumlah siswa tiap kelas
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas
Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan
undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik
sampel dengan menggunakansimple random sampling(Nazir, 2000: 336).
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variasi yang harus ditetapkan dengan jelas
oleh seseorang peneliti agar dalam pengumpulan data dapat terarah sesuai dengan
tujuan penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang
berdasarkan atas hubungan yang terdiri atas sebagai berikut.
Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%)
VII A × 35 =27,8 28 %
VII B × 33 =26,3 26 %
VII C × 35 =27,8 28 %
37 1. Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya variabel terikat(Sugiyono, 2002: 33). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah persepsi siswa tentang disiplin belajar (X1) dan
metode mengajar guru (X2).
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat yaitu variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPS
Terpadu (Y).
D. Definisi Konseptualdan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu konstrak guna
menjelaskan suatu konsep variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat.
Adapun definisi konseptual dari variabel bebas dan variabel terikat dalam
penelitian sebagai berikut.
a. Hasil belajar
Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
b. Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas
belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya,
38 semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai (Hesti,
2008: 12).
c. Metode Mengajar Guru
Metode mengajar adalah suatu cara mengajak yang bersifat netral dan umum,
tidak diwarnai oleh suatu bidang apapun tetapi menggunakan unsur-unsur
inovatif karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas
(Djamarah, 2000: 83).
2. Definisi Operasional Variabel
1. Disiplin belajar (X1)
Disiplin belajar meliputi sebagai berikut.
1. Kepatuhan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah
a. Siswa patuh dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
b. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien.
c. Usaha untuk mematuhi tata tertib belajar di sekolah.
2. Ketaatan tata tertib siswa dalam tata tertib sekolah
a. Mematuhi peraturan sekolah.
b. Masuk sekolah tepat waktu.
c. Tidak membolos pada saat jam pelajaran dimulai.
d. Saat pulang sekolah, siswa tidak keluyuran diluar sekolah dengan
mengenakan seragam sekolah.
2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1)
Persepsi siswa tentang metode mengajar guru meliputi sebagai berikut.
39 1. Usaha guru untuk mengajar secara efektif.
2. Mendorong siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri.
3. Menyenangkan siswa dan tingkat perhatian guru pada siswa dalam
[image:57.595.121.513.235.739.2]mengikuti materi pelajaran.
Tabel 5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Disiplin belajar (X1)
1. Kepatuhan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah
2. Ketaatan tata tertib siswa dalam tata tertib sekolah
1. Siswa patuh dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien.
3. Usaha untuk
mematuhi tata tertib belajar di sekolah.
Ordinal
Metode
Mengajar Guru (