• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD. dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

ZULFADLY HARIADI P

112500063

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD dr.Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya

Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatra Utara Medan.

2. Erniyati S.Kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

3. Mula Tarigan S.Kp.MKes, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Salbiah, S.Kp, MNS, selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan

memberi masukan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

6. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Ayahanda (M. Panggabean), Ibunda (T Br.

Marbun) serta seluruh keluarga yang tidak pernah lelah memberikan dukungan

moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Sahabat-sahabat dan orang-orang yang saya sayangi Muhammad Rizwan dhana,

Muhammad Amarullah Akbar,Exodus Maruba Barutu, Zulhamli Purba, Khairunnas

Nasution, Afis Assat Lubis, Ari Irwanto, Raudhatun Wardah Lubis, Ade Ira Wati,

Milisa Isma Lubis, Rezky Yolanda Tari, Radha Apriliani Saragih, Nurkholila

Siregar, dan Team Kampret yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam

(4)

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah

berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 02 Juni 2014

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

CATATAN PERKEMBANGAN………... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN ... 3

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi ... 3

1. Pengkajian ... 4

2. Analisa Data ... 6

3. Rumusan Masalah ... 7

4. Perencanaan ... 7

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 10

1. Pengkajian ... 10

2. Analisa Data ... 18

3. Rumusan Masalah ... 19

4. Perencanaan keperawatan dan rasional ... 20

5. Pelaksanaan Keperawatan……….. 23

6. Evaluasi ... 25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB. 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring) atau daerah

lainnya di tenggorokan.Kanker laring bayak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.

Fungsi utama laring adalah memungkinkan terjadinya vokalisasi.Laring juga

melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

Tracheostomy adalah fenetrasi ( pembuatan lubang ) pada dinding anterior trachea

dengan mengangkat kartilago dari cincin trachea ketiga dan keempat sehingga terbentuk

saluran napas yang aman dengan bantuan pipa tracheostomy.

Kebutuhan Dasar Manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi

pasien yang mengalami gangguan kesehatan maka kemungkinan ada satu atau beberapa

kebutuhan dasar pasien yang terganggu. Menurut teori Hirarki Maslow, pemenuhan

kebutuhan dasar manusia diawali dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis yang

meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi, personal hygine, tidur dan

istirahat, seksualitas.

Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan

hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila dari 4 menit orang tidak

mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat

diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Alimul, 2006).

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah

(7)

C. MANFAAT

a. Bagi Penulis

Sebagai salah satu cara penambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis

dalam menangani kasus tumor laring

b. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan dapat mengaplikasikan dilapangan praktik agar terbentuk asuhan

keperawatan yang lengkap

c. Bagi Institusi

Untuk menambah wawasan bagi para Karya Tulis Ilmiah

d. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam melaksanakan praktik

(8)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Manusia Oksigenasi di RSUD.dr. Pirngadi Medan

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali

bernapas (Wartonah, 2006).

Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan

manusia. Dalam tubuh oksigen berperan penting diproses metabolisme sel. Kekurangan

oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satu dampaknya

adalah kematian. Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar

kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Untuk itu dalam konsep ini perawat perlu

memahaminya secara mendalam (Iqbal, 2005).

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara

melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen sehingga

konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada

tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat didalam tubuh (Alimul,

2006).

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang

masalah pernapasan dulu dan sekarang; gaya hidup; adanya batuk; sputum;

nyeri; medikasi; dan adanya Faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.

1) Masalah pada pernapasan (dulu dan sekarang)

2) Riwayat penyakit atau masalah pernapasan − Nyeri

− Paparan lingkungan atau geografi − Batuk

(9)

− Frekuensi insfeksi pernapasan − Masalah penyakit paru masa lalu − Penggunaan obat

3) Adanya batuk dan penanganan

4) Kebiasaan merokok

5) Masalah pada fungsi system kardiovaskuler (kelemahan,dispnea)

6) Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi − Riwayat hipertensi

− Merokok

− Usia paruh baya atau lanjut usia − Obesitas

− Diet tinggi lemak − Peningkatan kolesterol 7) Riwayat penggunaan medikasi

8) Stressor yang dialami

9) Status atau kondisi kesehatan (Iqbal, 2005).

b. Pola batuk dan produksi sputum

Menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras dan kuat dengan suara

mendesing, berat, dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami

penyakit kanker juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit

pada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana

pasien sedang makan, merokok, atau pada saat malam hari. Pengkajian

terhadap lingkungan tempat tinggal pasien (apakah berdebu, penuh asap, dan

adanya kecendrungan mengakibatkan alergi). Pengkajian sputum dilakukan

dengan cara memeriksa warna, kejernihan, dan apakah bercampur dengan

darah (Alimul, 2006).

c. Sakit Dada

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas,

intensitas, Faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila

pasien berubah posisi, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu

(10)

Pengkajian Fisik Inspeksi

Mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum, postur tubuh,

kondisi kulit dan membrane mukosa, dada, pola napas, (frekuensi,

kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi), ekspansi dada

secara umum, adanya sianosis,jejas pada daerah operasi. − Palpasi

Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas

dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada

dada dan penggung pasien dengan memintanya menyebutkan

“tujuh-tujuh” secara berulang. Perawat akan merasakan adanya getaran pada

telapak tangan nya. Normalnya fremitus taktil akan terasa pada individu

yang sehat dan akan meningkat pada kondisi kosolidasi. Selain itu,

palpasi juga dilakukan untuk mengkaji temperature kulit, pengembangan

dada, adanya nyeri tekan, titik impuls maksimum abnormalitas masa dan

kelenjar sirkulasi perifer, denyut nadi, serta pengisian kapiler. − Perkusi

Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk

mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara didalam paru,. Perkusi

sendiri dilakukan dengan jari tengah (tangan non-dominan) pemeriksa

mendatar diatas dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk

dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan

sebelahnya. Normalnya dada menghasilkan bunyi resonan atau gaung

perkusi. Pada penyakit tertentu adanya udara pada dada atau paru

menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum. Sedangkan bunyi

pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan di atas area yang

mengalami atelektasis. − Auskultasi

Auskultasi dilakukan langsung dengan menggunakan stetoskop. Bunyi

yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas durasi, atau

(11)

Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid atau akurat, auskultasi

sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan fisik paru,

auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi napas vasikuler, bronchial,

bronkovasikular, ronkhi, juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi

napas serta lokasi dan waktu terjadinya (Iqbal, 2005).

d. Pemeriksaan Diagnostic

−Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.

Tes struktur pernapasan : sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru.

−Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis (Iqbal, 2005).

2. Analisa data

Data Subjektif − lemah − Sesak napas − Nyeri dada − Batuk tak efektif − Demam

− Ansietas

− Berat badan menurun

Data Objektif − Gelisah − Dispnea − Trauma

− Suara napas tidak normal

− Perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan − Obstruksi trakea

− Pendarahan aktif − Infeksi paru

(12)

− Vasokontriksi − Hipovolemia − Edema − Efusi pleura

− Atelektasi (Iqbal, 2005).

3. Rumusan masalah

− Ketidakefektifan bersihan jalan napas. − Nyeri akut

− Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Perencanaan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas.

Berhubungan dengan :

− Pengangkatan sebagian glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk, dan menelan

− Perubahan sementara atau permanen pernapasan ( leher tergantung kepatenan stoma )

− Sekresi banyak dan kental

Tujuan :

− Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif. − Menunjukkan status pernapasan : kepatenan jalan napas

Kriteria Hasil :

− Tidak mengalami aspirasi

− Mengeluarkan secret secara efektif − Mempunyai jalan napas yang paten

− Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal

Intervensi dan Rasional :

− Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekret. Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya

sekreat / obstruksi jalan napas

− Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret

Rasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna (bercak darah) atau

(13)

− Gunakan oksigen, humidifikasi / nebuliser. Beri cairan tambahan melalui IV sesuai indikasi.

Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu pengenceran secret

untuk membantu pengeluarannya.

− Dorong masukan cairan peroral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam toleransi jantung.

Rasional : hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret

hilang/peningkatan pengeluaran.

− Lakukan penghisapan jalan napas (suction)

Rasional : untuk mengeluarkan secret yang tertahan dari jalan napas. − Pantau pernapasan pasien.

Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat

(Dongoes, 1999) .

2) Nyeri Akut

Berhubungan dengan : Adanya luka post operasi − Pembengkakan jaringan

Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan intervensi

Kriteria Hasil :

− Klien mengatakan rasa nyeri berkurang / hilang − Klien tampak rileks / tidak tampak kesakitan

− Klien dapat beraktivitas dan istirahat sesuai kemampuan

Intervensi dan Rasional :

− Ajarkan tindakan penurunan nyeri non invasif, yaitu strategi relaksasi seperti tarik napas dalam

(14)

− Berikan informasi sebab-sebab nyeri dan durasi akan berlangsung bila diketahui

Rasional : Untuk meningkatkan pemahaman pasien

3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan :

Penurunan masukan sekunder terhadap nyeri saat menelan

− Gangguan mekanisme umpan balik keinginan mau makan,rasa,bau karena perubahan pembedahan

Tujuan :

Klien dapat meningkatkan intake nutrisi yang adekuat

Kriteria Hasil :

− Klien dapat menghabiskan makanan yang dihidangkan − Klien dapat mempertahankan BB ideal

− Klien memahami pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan

Intervensi dan Rasional :

Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional : untuk proses penyembuhan

Tawarkan makanan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : makanan dalam porsi kecil mengurangi kelelahan − Timbang BB tiap hari dalam waktu yang sama

(15)

A. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Alamat : Jln. Perintis no. 14 Kecamatan Medan timur

Tanggal Masuk RS : 23-05-2014

No. Registier : 00.92.45.93

Ruangan/kamar : XVII / Dahlia II kamar I bed 3

Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 03-06-2014

Tanggal Operasi : 28-05-20014

Diagnosa Medis : Karsinoma Laring

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengeluh sulit bernapas dan susah untuk mengeluarkan sekret yang ada

di tenggorokannya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Adanya penumpukan sputum didaerah tenggorokan

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Melakukan tindakan suction dan memberi posisi semi fowler

(16)

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sakit dan nyeri saat melakukan pergerakan

Bagaimana dilihat

Pasien tampak terbaring lemas ditempat tidur

C. Region

1. Dimana lokasinya

Lokasinya didaerah tenggorokan

2. Apakah menyebar

Tidak

D. Severity

Akibat penyakitnya pasien tampak lemas dan sering meringis

E. Time

Klien mengatakan nyeri dan sesak datang tidak tentu

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Tidak pernah dilakukan pengobatan

C. Pernah dirawat / dioperasi

Klien belum pernah dioperasi ataupun dirawat

D. Lama dirawat

Klien belum pernah dirawat

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

F. Imunisasi

Klien mengatakan imunisasi lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua klien tidak ada mengalami penyakit serius

B. Saudara kandung

(17)

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan ibu klien telah meninggal

E. Penyebab meninggalnya

Klien mengatakan penyebab meninggal karena faktor usia

VI. RIWAYAT OBSTETRIK

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ibu pasien mengatakan bahwa yakin anaknya akan sembuh

B. Konsep diri

- Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai

seluruh tubuhnya

- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dari

penyakitnya

- Harga diri :klien tetap percaya diri

- Peran diri :Klien adalah seorang istri dan ibu

- Identitas : Klien menyadari dirinya seorang

Ibu

C. Keadaan emosi : Klien kelihatan lemah dan

emosinya masih normal

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti : Orang tua

- Hubungan dengan keluarga : Baik

- Hubungan dengan orang lain : Baik

- Hambatan berhubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan dirinya

(18)

- Kegiatan ibadah : Klien rutin mengerjakan sholat 5

waktu meskipun hanya terbaring

di tempat tidur

VIII. STATUS MENTAL

Tingkat kesadaran : compos mentis

- Penampilan : Klien tampak kurang rapi

Pembicaraan : Suara parau

Alam perasaan : Lesu

Afek : Normal

- Intraksi selama wawancara :

IX. Pemeriksaan fisik head to toe

A. Keadaan umum : Pasien berbaring dan lemas

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37 oC

- Tekanan darah : 120/70 mmHg

- Nadi : 80x/menit

- Pernafasan : 30 x/menit

- Skala nyeri : 5

- TB : 150 cm

- BB : 40 kg

C. Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : simetris dan oval

- Ubun-ubun : tepat ditengah

- Kulit kepala : bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan

(19)

- Bau : Tidak ada bau khas

- Warna kulit : kuning langsat

Wajah

- Warna kulit : kuning langsat

- Struktur wajah : oval, simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap,Normal, Simetris

- Palpebra : Tidak Ptosis

- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva (tidak Anemis) dan

Sklera (tidak Icterus)

- Pupil : Ishokor reflek terhadap cahaya

- Cornea dan Iris : Tidak ada Katarak dan

peradangan

Hidung

- Tulang Hidung dan posisi septum nasi : Normal dan Simetris

- Lubang Hidung : Normal, Simetris

- Cuping Hidung : Tidak ada

Telinga

- Bentuk telinga : Normal, Simetris

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang telinga : cukup bersih dan normal

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa kering dan pucat

- Keadaan Gusi dan Gigi : Gigi terdapat karang gigi

- Keadaan Lidah : baik

Leher

- Posisi Trachea : Normal

(20)

- Suara : Parau

- Kelenjar Limfae : Tidak ada pembesaran

- Vena Jugularis : Vena jugularis terlihat jelas

- Denyut nadi karotis :lokasi pulsasi

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : bersih

- Warna : Kuning Langsat

- Turgor : < 3 detik

- Kelembaban : Kering

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : tidak dilakukan pemeriksaan

- Warna payudara dan areola : tidak dilakukan pemeriksaan

- Kondisis payudara dan putting : tidak ada pemeriksaan

- Produksi ASI : tidak ada pemeriksaan

- Aksilla dan clavicula : bersih dan simetris

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : normal

- Pernafasan : 30 x/menit

- Tanda kesulitan bernafas : ada

Pemeriksaan Paru

- Palpasi getaran suara : Merata

- Perkusi : Sonor

- Auskultasi : ronchi

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : Tidak ada pembengkakan

- Palpasi : Tidak ada kelainan

- Perkusi : Dullness

- Auskultasi :bunyi jantung normal

(21)

- Inspeksi :Simetris, tidak terdapat

benjolan

- Auskultasi : bising usus normal

- Palpasi : normal

Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya

- Genitelia (rambut pubis,lubang uretra) :Tidak dilakukan pemeriksaan

- Anus dan perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan musculoskeletal/

ekstremitas :

- Kesimetrisan otot : otot simetris

- Edema : tidak terdapat edema

Pemeriksaan Neurologi

Nervus Olfaktorius /N I

Kemampuan menghidu pasien kurang baik

Nervus Optikus /N I

Pasien tidak mampu membaca dengan jarak > 5 meter

- Nervus okulomotorius/N III, trochlearis/NIV, Abdusen/NVI

Pasien mampu menggerakkan bola mata, reflex pupil normal

- Nervus Trigeminus/N V

Klien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul

- Nervus Fasialis/N VII

- Klien mampu menggerakksan otot wajah

- Nervus Glossoparingeus/N IX, Vagus/N X

Klien mampu menelan, mengunyah

- Nervus Asesorius/N XI

Klien dapat mengangkat bahu dan menahan tekanan pada bahunya

- Nervus Hipoglossus/N XII

(22)

X. POLA KEBERSIHAN SEHARI-HARI

I. Pola Makan dan Minum

- Frekuensi makan/hari : 3 x/hari

- Nafsu dan selera makan : baik

- Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati

- Alergi : tidak ada alergi

- Mual dan Muntah : tidak ada mual dan muntah

- Waktu pemberian Makan : tidak menentu

- Jumlah dan jenis makanan : porsi kecil dan sering

- Waktu pemberian caira/minum : sesuai dengan kebutuhan pasien

- Masalah makanan dan minum : klien hanya mampu makan bubur

II. Perawatan diri/Personal hygine

- Kebersihan tubuh : tubuh pasien terlihat bersih

-Kebersihan gigi dan mulut : gigi terdapat penumpukan karang gigi

-Pemeliharaan kuku : kuku pasien terlihat sedikit panjang

III. Pola kegiatan/Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1-2 x/hari

- Karakter feses : kuning, encer, berbau khas

- Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan

(23)

- penggunaan Laktasif : tidak ada

2. BAK

- Pola BAK : tidak tentu

- Karangkter urin : kuning berbau khas

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada

- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan

- Upaya mengatasi masalah : tidak ada maslah

ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah keperwatan

1

-Terdapat luka post

operasi tracheostomy

-RR : 30x/menit

-Terdengar suara sekret

saat pasien bernapas

DS :Pasien mengeluh nyeri

DO :

-Inflamasi di sekitar

lokasi bedah

-Wajah pasien meringis

kesakitan

DS : Pasien mengatakan

tidak napsu makan

DO:

- BB klien menurun

-Kesulitan makan

Adanya benda asing

di jalan napas / selang

tracheostomy

Obstruksi jalan napas

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

Pemasangan

Tracheostomy

Adanya luka pasca

Bedah

bersihan jalan napas

Nyeri Akut

Nutrisi kurang dari

(24)

MASALAH KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif

2. Nyeri akut

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN ( PRIORITAS)

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan atau membandelnya secret

d/d klien mengalami sesak dan sulit bernapas

2. Nyeri akut b/d adanya selang tracheostomy d/d ketidaknyamanan pada area

bedah dan nyeri karena menelan

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan keinginan makan karena

perubahan pembedahan d/d klien menolak makan, kurang tertarik pada

makanan -Kulit kering

Penurunan berat

badan

Nutrisi kurang dari

(25)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Senin/02-06-2014 1.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan

oksigenasi yang adekuat untuk kebutuhan individu dapat terpenuhi

Kriteria hasil:

Klien dapat menunjukkan perilaku untuk memperbaiki /

mempertahankan jalan napas bersih dalam tingkat kemampuan

Rencana tindakan Rasional

- Awasi frekuensi / kedalaman

pernapasan, catat kemudahan

bernapas.auskultasi bunyi

napas.Selidiki kegelisahan,

dispnea, terjadinya sianosis

- Tinggikan kepala 30-45 derajat

- Dorong batuk efektif dan

napas dalam

- Melakukan tindakan suction

setiap 2 jam

- Perubahan pada pernapasan,

penggunaan otot aksesori

pernapasan, obstruksi jalan

napas dapat menimbulkan tidak

efektifnya pola pernapasan dan

gangguan pertukaran gas.

- Memudahkan drainase secret,

kerja pernapasan dan ekspansi

paru

- Mobilisasi secret untuk

membersihkan jalan napas dan

membantu mencegah

komplikasi pernapasan.

- Mengurangi akumulasi sekcet

(26)

Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa/03-06-2014

2. Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat

memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif

untuk mencapai kenyamanan

Kriteria hasil:

Nyeri hilang

Rencana tindakan Rasional

-Berikan informasi sebab-sebab

nyeri dan durasi nyeri

- Dorong klien untuk

mengeluarkan saliva atau

penghisap mulut dengan

hati-hati bila tak mampu menelan

-Sokong kepala dan leher

dengan

bantal.

- Selidiki perubahan

karakteristik nyeri.Periksa

mulut, jahitan tenggorok untuk

trauma yang baru

-Untuk meningkatkan pemahaman

pasien dan keluarga tentang

sebab nyeri dan mengurangi

kecemasan.

- Menelan menyebabkan aktivitas

otot yang dapat menimbulkan

nyeri karena edema / regangan

jahit

- Kelemahan otot diakibatkan

oleh reseksi otot dan saraf pada

struktur leher dan bahu.Kurang

sokongan mengakibatkan

cedera pada daerah jahitan

- Menunjukkan terjadinya

komplikasi yang memerlukan

evaluasi lebih lanjut.Jaringan

terinflamasi dan kongesti dapat

dengan mudah mengalami

(27)

kateter Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu

/04-06-2014

3. Tujuan :

Klien dapat meningkatkan nutrisi yang adekuat

Kriteria hasil:

Berat badan normal

Rencana tindakan Rasional

-Jelaskan pentingnya nutrisi yang

adekuat

-Timbang BB tiap hari dalam

waktu yang sama

- Untuk proses penyembuhan

- Untuk mengetahui bila ada

(28)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Senin

/02-06-2014

1 • Mengobservasi kesulitan bernapas

• Mengauskultasi bunyi napas • Mengobservasi adanya sekret • Memberikan posisi nyaman

pada pasien

• Melakukan tindakan suction • Melakukan vital sign

Intervensi kolaboratif • Memberikan terapi obat

Ventoline 1 amp/12 jam untuk

mengencerkan secret

S: -

O:

− Terdengar bunyi napas ronchi

− Terdengar adanya secret saat batuk

− Klien terlihat sesak napas − Vital Sign

TD : 120/70 mmHg

HR : 80x/i

RR : 32x/i

Temp: 37,2 oC

A: masalah belum teratasi − Pasien masih terlihat sedikit gelisah

− Secret (+) − Batuk efektif (+) P: intervensi dilanjutkan,

dengan pemberian

ventoline 1 amp

2. • Mengobservasi penyebab nyeri • Mengobservasi intensitas nyeri • Memberikan posisi yang

nyaman seperti menyokong

kepala dan leher

Intervensi Kolaboratif • Memberikan terapi obat anti

S: -

O:

− pasien tampak gelisah − klien sering menjaga lokasi

nyeri

− wajah klien meringis A:

(29)

nyeri yaitu keterolac 1amp/

12jam

− Pasien terlihat gelisah − Skala nyeri 5

− Durasi nyeri 5-10 menit P:

Intervensi dilanjutkan − Mengajarkan teknik

relaksasi seperti perubahan

posisi

3. • Mengauskultasi bising usus • Menjelaskan pentingnya

nutrisi yang adekuat • Menganjurkan klien untuk

makan porsi kecil tapi sering • Memantau input dan output

nutrisi

Intervensi Kolaboratif • Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pengaturan nutrisi klien

yaitu MB II atau bubur

S: -

Masalah belum teratasi, − Pasien tampak lemas − Mual, muntah(+) P:

Intervensi dilanjutkan − Melakukan kolaborasi

dengan gizi untuk terapi

(30)

EVALUASI

Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien kanker laring

dengan prioritas masalah oksigenasi, penulis akan membandingkan dengan konsep

keperawatan oksigenasi dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat

pengkajian maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya.

Pada saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam

pengambilan data, karena data yang tersedia lengkap dan keluarga pasien dapat diajak

kerjasama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada pengkajian penulis

menemukan kesamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh

langsung dari pasien.

Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada konsep dasar oksigenasi, penulis

menemukan diagnose yang sama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, selain itu

penulis menemukan masalah baru yang diperoleh dari pengkajian langsung kepada

pasien yaitu penulis menemukan adanya nyeri dada pada klien dan gangguan pola

makan sehingga asupan nutrisi tidak tercukupi pada pasien.

Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka

dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, pada diagnosa pertama

penulis melakukan pemantauan terhadap pola pernapasan, dari hasil pengkajian penulis

menemukan ketidaknormalan pada pola napas pasien dimana respiratory rate pasien

30x/i. Setelah perawat melakukan pengkajian ternyata terdengar suara dahak di daerah

tenggorokan pasien. Maka perawat memberikan intervensi dengan memberi terapi

ventolin 1 amp/12 jam dan suction pasien untuk mengencerkan secret dan untuk

mengurangi asupan sekret

Pada diagnosa yang kedua perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas

nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di daerah

pembedahan, perawat mengajarkan teknik relaksasi nyeri seperti tarik napas dalam, dan

memantau tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, setelah

diberi intervensi selama lima hari nyeri yang dirasakan pasien berkurang secara

bertahap setiap harinya namun, pemberian analgesic (injeksi ketorolac) masih

dibutuhkan pasien untuk mengurangi rasa nyerinya tersebut. Hal ini membuktikan

bahwa pasien belum dapat mengontrol nyerinya dengan teknik relaksasi sepenuhnya.

Diagnosa terakhir perawat menemukan adanya gangguan asupan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dengan ditemukannya data pasien kurus, dan auskultasi usus

(31)

menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering, mengonsumsi makanan yang

lunak, karena makan porsi kecil tapi sering dapat mengurangi kelelahan dan

mempercepat penyembuhan. Dari intervensi yang dilakukan, pasien belum sepenuhnya

menunjukkan kemampuan memenuhi asupan nutrisi yang adekuat dengan baik.

Sehingga perawat mendelegasikan intervensi keperawat lain serta ke keluarga pasien

sehubungan dengan selesainya waktu perawat untuk dinas di RSUD.dr. Pirngadi

Medan. Dalam melakukan implementasi tidak terlalu banyak hambatan yang dialami

penulis, pasien dan keluarga sangat kooperative sehingga pada saat implementasi hanya

berfokus kepada komunikasi dan tindakan terapeutik. Dari tiga masalah yang ditemukan

masih belum dapat teratasi berhubungan dengan selesainya masa dinas yang dilakukan

(32)

BAB. III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus

dipenuhi oleh semua orang untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh dalam

mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.(Wahit Iqbal, 2005).

Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan

manusia. Dalam tubuh oksigen berperan penting diproses metabolisme sel. Kekurangan

oksigen oksigen akan menyebabkan dampak yang paling fatal yaitu kematian.(Wahit

Iqbal, 2005).

Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Ny. M berusia

64 tahun, perempuan, dengan masalah prioritas ketidakefektifan bersihan jalan napas

(oksigenasi) dan masuk ke RSUD. dr. Pirngadi Medan di ruang XVII ( Dahlia II ). Pada

saat pengkajian terlihat respiratory rate pasien 30x/I dan terdengar bunyi secret saat

pasien batuk. Selain data diatas, ditemukan data lain yaitu klien sering meringis dan

gelisah serta lemas karena adanya pemasangan tracheostomy sehingga mengakibatkan

refleks menelan pasien terganggu

Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut perawat melakukan tindakan

keperawatan antara lain : mengajarkan tindakan batuk efektif, melakukan tindakan

suction, menghitung skala nyeri, mengatur posisi klien, serta memberikan pendidikan

kesehatan tentang mengatur asupan nutrisi.

B. SARAN

1. Untuk Pasien

Mengurangi dan menghentikan kebiasa, memperhatikan lingkungan kerja terkait

dengan polusinya, hindari aktivitas yang terlalu berat.

2. Untuk Rumah Sakit

Diharapkan kepada perawat untuk dapat melakukan tindakan keperawatan yang

(33)

oksigenasi, perawat dituntut kecakapannya dalam melakukan proses perawat dan

pengobatannya.

3. Untuk Peneliti

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui secara lebih dalam lagi

tentang kanker paru dan asuhan keperawatannya dengan diagnose prioritas

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul A .(2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia apikasi konsep dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah T .(2004). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan (edisi 3).

Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah T .(2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan (edisi 4).

Jakarta: Salemba Medika.

Iqbal W .(2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia, Teori dan aplikasi dalam praktik.

Jakarta: EGC.

Dongoes dkk.( 1999). Rencana asuhan keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan (Volume 2). Jakarta: EGC.

(35)

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No.

DX

Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Senin, 02-06-2014 10.00

11.00

Mengobservasi kesulitan bernapas klien Mengauskultasi bunyi napas

Mengobservasi adanya secret

Memberi posisi yang nyaman pada klien •Menganjurkan klien untuk batuk efektif

dan napas dalam

Melakukan tindakan suction

•Kolaborasi pemberian obat ventoline 1amp/12jam

Mengobservasi penyebab nyeri

Mengobservasi intensitas atau skala nyeri •Menganjurkan klien untuk menyatakan

perasaan tentang nyeri

•Memberi posisi yang nyaman seperti menyokong kepala dan leher

Memberi lingkungan yang nyaman •Memberi terapi obat ceterolac 1 amp/12

jam

Mengauskultasi bising usus

•Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

•Menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering

Melakukan vital sign

Kolaborasi dengan ahli gizi dengan

pemberian MB II

No DX Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan

(36)

11.00

dalam

•Melakukan tindakan suction karena

akumulasi secret masih ada di tenggorokan klien

•Kolaborasi pemberian obat ventoline 1 amp/12 jam

•Menanyakan pada klien berapa intensitas atau skala nyerinya

•Memberi posisi yang nyaman seperti menyokong kepala atau leher dengan bantal

Memberi lingkungan yang nyaman

•Kolaborasi pemberian obat anti nyeri yaitu ceterolac 1amp/ 12jam

Melakukan vital sign

Mengauskultasi bising usus kembali •Menganjurkan kembali kepada klien untuk

makan dalam porsi kecil tapi sering

S : Klien mengeluh sesak dan terasa nyeri

didaerah

pemasangan tracheostomy

O : Wajah klien tampak meringis,sesak,

dan gelisah

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

No DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1 Rabu, 04-06-2014 10.00

•Menanyakan pada klien apakah masih sesak atau tidak

Mengauskultasi bunyi napas klien •Melakukan tindakan suction kembali

karena secret masih ada di tenggorokan •Kolaborasi pemberian obat ventoline 1

amp/12jam untuk mengencerkan dahak pasien

(37)

11.30

•Kolaborasi pemberian obat anti nyeri yaitu ceterolac 1amp/12 jam

Melakukan vital sign

•Memantau dan menganjurkan klien tetap makan porsi kecil tapi sering

S : Pasien mengatakan nyeri berkurang

tetapi

mengeluh karena masih adanya secret di

daerah tenggorokannya

O : Skala nyeri : 3

Akumulasi secret (-)

RR : 28x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

No DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1 Kamis,05-06-2014 11.00 •Menganjurkan pasien untuk batuk efektif dan napas dalam

•Kolaborasi pemberian ventoline dan ceterolac untuk mengencerkan dahak dan mengurangi nyeri

Mengatur posisi yang nyaman Melakukan vital sign

•Memberikan pendidikan kesehatan pada klien agar tetap teratur makan,dan mengonsumsi obat

S : Klien mengatakan sesak dan nyeri

sudah mulai Berkurang

O : RR :26x/menit dan skala nyeri 2

A : Masalah teratasi sebagian

(38)

No.DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Jumat,06-06-2014 11.30 •Mengatur posisi yang nyaman pada pasien dengan menyokong kepala dan leher dengan bantal

•Mengukur tanda tanda vital pasien

•Menganjurkan kepada pasien untuk teratur beraktivitas

S : Klien mengatakan sesak sudah

berkurang

O : Sekret (-), RR : 24x/menit

A : masalah teratasi sebagian

Referensi

Dokumen terkait

 To be a world class mining company with a diversified portfolio of high quality coal and metals. assets with the following

Bourne, Pathogenesis of acy- clovir-resistant herpes simplex type 2 isolates in animal models of genital herpes: models for antiviral evalua- tions 47 , 159.. Bernstein, D.I.,

[r]

Dihitung berdasarkan pada SNI 1726-2012.

Pada saat pengakuan awal, Pada saat pengukuran awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

ETABS, STAAD, MIDAS atau software lain... Integrity, Professionalism, &amp;

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian,

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui