• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aplikasi Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI

SPLINE TRUNCATED

DALAM

REGRESI NONPARAMETRIK

SKRIPSI

FIKA KHAIRANI

120823020

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

APLIKASI

SPLINE TRUNCATED

DALAM

REGRESI NONPARAMETRIK

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Sains

FIKA KHAIRANI

120823020

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Aplikasi Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik

Kategori : Skripsi Nama : Fika Khairani Nomor Induk Mahasiswa : 120823020

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Ekstensi Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, Agustus 2015

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Open Darnius, M.Sc Prof. Dr. Tulus, M.Si

NIP. 19641041 199103 1 004 NIP. 19620901198803 1 002

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

(4)

PERNYATAAN

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM

REGRESI NONPARAMETRIK

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2015

(5)

PENGHARGAAN

Tiada kata yang pantas diucapkan sebagai pembuka, selain ucapan syukur Penulis

kepada Allah SWT. Segala puji hanya bagi-Nya yang senantiasa memberikan

kesehatan dan nikmat kepada semua manusia, termasuk Penulis, sehingga

penyusunan skripsi dengan judul Aplikasi Spline Truncated dalam Regresi

Nonparametrik ini dapat diselesaikan dengan baik.

Terimakasih Penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si

selaku dosen pembimbing 1 sekaligus Ketua Departemen di FMIPA USU dan

Bapak Dr. Open Darnius, M.Sc selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak

membantu dan meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih

kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring,

M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih juga kepada Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si

selaku Sekretaris Departemen Matematika di FMIPA USU, Bapak Dr. Sutarman,

M.Sc selaku Dekan FMIPA USU, Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh Staf

Pengajar Departemen Matematika FMIPA USU, serta Pegawai FMIPA USU.

Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membalas kebaikan-kebaikan mereka.

Teruntuk keluarga tercinta, Ibunda Khairiyani, Ayahanda Sofian, adinda

Nurlia Hafni, Uswatun Khairi, Mifta Khairina, Muhammad Syafriansyah, dan

Muhammad Syafriandi, serta sahabat-sahabat terbaik Penulis, PS.Poemer,

terimakasih atas doa dan dukungan yang senantiasa diberikan sampai saat ini.

Mudah-mudahkan keberkahan, keridhoan, serta hidayah-Nya senantiasa

melimpahi kita semua.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

(6)

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK

ABSTRAK

Regresi spline truncated merupakan salah satu model dengan pendekatan

nonparametrik, yang merupakan modifikasi dari fungsi polinomial tersegmen.

Bentuk estimator spline sangat dipengaruhi oleh nilai parameter penghalus λ yang

pada hakekatnya adalah penentuan lokasi titik-titik knot. Penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji penggunaan metode kuadrat terkecil dengan pendekatan matriks

dalam menentukan estimator regresi spline linier dua titik knot, serta menentukan

metode yang terbaik sebagai kriteria dalam penentuan titik knot yang optimal,

yakni MSE dan GCV. Dari hasil analisis dan pembahasan didapat bahwa estimator

regresinya dapat diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil melalui pendekatan

matriks. Penggunaan metode kuadrat terkecil mengasumsikan bentuk fungsi

spline dan memberikan kemudahan interpretasi melalui model statistik.

Sedangkan dari hasil perhitungan data tegangan output sensor polimer diketahui

bahwa pemilihan model regresi spline terbaik dengan menggunakan metode

MSE(λ) sebesar 0,760617 dan GCV(λ) sebesar 1,188464. Setiap trial error hasil

minimal kedua metode bersama-sama secara konstan menunjukkan letak titik knot

yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kedua metode memiliki efektivitas yang

sama dalam menetukan letak titik knot yang optimal. Namun, jika dilihat dari nilai

yang dihasilkan, nilai MSE(λ) adalah nilai yang paling minimum dan bisa

dianggap sebagai metode yang terbaik karena efisien dan lebih mudah

penggunaanya dalam regresi spline linier.

(7)

SPLINE TRUNCATED APPLICATION IN NONPARAMETRIC REGRESSION

ABSTRACT

Spline truncated regression is one of the nonparametric approach model that has

been modified from segmented polynomial .The estimator form of spline is being

strongly influenced by λ as the value of smoothing parameter which is essentially

determining the location of knots. This research aims to examines the usage of the

least squares method with a matrix approach in order to determines estimator the

spline linear regression two knots well as to recognize the best method as the

criteria for the optimal knots, specifically MSE and GCV. As the result of this

research, it shows if the regression estimator can be solved with the least squares

method through a matrix approach. The usage of the least squares method assume

the form of spline functions and provide the easier interpretation way through

statistical models. Meanwhile from the data output voltage cencorship polymer, it

discovered that the selection of the best spline regression model using MSE (λ) is

equal to 0.760617 and GCV (λ) is equal to 1.188464. The minimum result of both

methods constantly showed the same knot point location in every trial error. It is

indicated if the result shows that both methods have the same effectiveness in

determining the optimal location of the point knots. However, refering to the

value result, the value of MSE (λ) is the minimum value and it could be

recognized as the best method since it is quite efficient and easier to be used in

spline linear regression.

(8)

DAFTAR ISI 2.7 Metode Kuadrat Terkecil 11

2.8 Matriks 12

2.8.1 Defenisi Matriks 12 2.8.2 Trace Matriks 13 2.8.3 Tranpos Matriks 13 2.8.4 Matriks Identitas 14 2.8.5 Matriks Idempoten 14 2.8.6 Matriks Simetri 14 2.8.7 Invers Matriks 15 2.8.8 Matriks Invertible 15

BAB 3 METODE PENELITIAN 16

3.1 Estimasi Model Spline dalam Regresi Nonparametrik 16 3.2 Menerapkan Model Spline pada Datauntuk Estimasi Pola

Hubungan Variabel Terikat dan Variabel Bebas 17

(9)

4.1.1 Persamaan Regresi Spline Linier

dengan Penurunan Terhadap 21 4.1.2 Persamaan Regresi Spline Linier

dengan Penurunan Terhadap 22 4.1.3 Pendekatan metode kuadrat terkecil

dengan metode matriks 24 4.1.4 Optimasi dengan MSE 25 4.1.5 Optimasi dengan GCV 26 4.2 Menerapkan Model Spline pada Data Simulasiuntuk

Estimasi Pola Hubungan Variabel Terikat dan

Variabel Bebas 27

4.2.1 Plot Antara Variabel Terikat dan Variabel Bebas 27 4.2.2 Estimasi Regresi Spline Linier 28 4.2.3 Pemilihan Model Regresi Spline Linier Terbaik 30 4.2.4 Pengujian Model Regresi Spline Linier Terbaik 31 4.2.5 Interpretasi Model Regresi Spline Truncated Linier 33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 35

5.1 Kesimpulan 35

5.2 Saran 36

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1 Ringkasan Nilai MSE dan GCV untuk Satu Titik Knot 28

4.2 Estimasi Model Regresi Spline Linier dengan Satu Titik Knot 29

4.3 Ringkasan Nilai MSE dan GCV untuk Dua Titik Knot 29

4.4 Estimasi Model Regresi Spline Linier dengan Satu Titik Knot 30

4.5 Titik Knot Optimum Satu dan Dua Titik Knot 30

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Fungsi Spline Linier dengan Satu Titik Knot pada 8

4.1 Plot Pengaruh Waktu (menit) Terhadap Tegangan (mv) 27

4.2 Plot Normalitas Residual 32

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1 Data Pengamatan Pengaruh Waktu (menit) Terhadap Tegangan

Output Sensor Polimer (milivolt) 38

2 Program Regresi Spline dengan Software Aplikasi Matlab

R2007b. 39

3 Nilai MSE dan GCV dari Percobaan Sebanyak p 45

4 Uji Simultan Model Regresi Spline Truncated Linier Terbaik

dengan Menggunakan SPSS 16.0 48

(13)

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK

ABSTRAK

Regresi spline truncated merupakan salah satu model dengan pendekatan

nonparametrik, yang merupakan modifikasi dari fungsi polinomial tersegmen.

Bentuk estimator spline sangat dipengaruhi oleh nilai parameter penghalus λ yang

pada hakekatnya adalah penentuan lokasi titik-titik knot. Penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji penggunaan metode kuadrat terkecil dengan pendekatan matriks

dalam menentukan estimator regresi spline linier dua titik knot, serta menentukan

metode yang terbaik sebagai kriteria dalam penentuan titik knot yang optimal,

yakni MSE dan GCV. Dari hasil analisis dan pembahasan didapat bahwa estimator

regresinya dapat diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil melalui pendekatan

matriks. Penggunaan metode kuadrat terkecil mengasumsikan bentuk fungsi

spline dan memberikan kemudahan interpretasi melalui model statistik.

Sedangkan dari hasil perhitungan data tegangan output sensor polimer diketahui

bahwa pemilihan model regresi spline terbaik dengan menggunakan metode

MSE(λ) sebesar 0,760617 dan GCV(λ) sebesar 1,188464. Setiap trial error hasil

minimal kedua metode bersama-sama secara konstan menunjukkan letak titik knot

yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kedua metode memiliki efektivitas yang

sama dalam menetukan letak titik knot yang optimal. Namun, jika dilihat dari nilai

yang dihasilkan, nilai MSE(λ) adalah nilai yang paling minimum dan bisa

dianggap sebagai metode yang terbaik karena efisien dan lebih mudah

penggunaanya dalam regresi spline linier.

(14)

SPLINE TRUNCATED APPLICATION IN NONPARAMETRIC REGRESSION

ABSTRACT

Spline truncated regression is one of the nonparametric approach model that has

been modified from segmented polynomial .The estimator form of spline is being

strongly influenced by λ as the value of smoothing parameter which is essentially

determining the location of knots. This research aims to examines the usage of the

least squares method with a matrix approach in order to determines estimator the

spline linear regression two knots well as to recognize the best method as the

criteria for the optimal knots, specifically MSE and GCV. As the result of this

research, it shows if the regression estimator can be solved with the least squares

method through a matrix approach. The usage of the least squares method assume

the form of spline functions and provide the easier interpretation way through

statistical models. Meanwhile from the data output voltage cencorship polymer, it

discovered that the selection of the best spline regression model using MSE (λ) is

equal to 0.760617 and GCV (λ) is equal to 1.188464. The minimum result of both

methods constantly showed the same knot point location in every trial error. It is

indicated if the result shows that both methods have the same effectiveness in

determining the optimal location of the point knots. However, refering to the

value result, the value of MSE (λ) is the minimum value and it could be

recognized as the best method since it is quite efficient and easier to be used in

spline linear regression.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam Statistika, analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Sebelum melakukan analisis lebih lanjut harus

dilihat terlebih dahulu pola hubungan variabel tersebut. Hal ini dapat dilakukan

melalui dua pendekatan yaitu pendekatan parametrik dan pendekatan

nonparametrik. Pendekatan parametrik atau biasa disebut dengan regresi

parametrik digunakan apabila diasumsikan bahwa bentuk model sudah ditentukan

atau pola data sudah diketahui bentuknya. Namun pada kenyataannya tidak semua

data diketahui pola hubungannya secara jelas atau bentuk model belum ditentukan.

Apabila teknik pendekatan parametrik tetap digunakan sebagai model pola data,

maka akan diperoleh hasil yang menyesatkan, sehingga pendekatan alternatif yang

digunakan adalah pendekatan nonparametrik atau biasa disebut regresi

nonparametrik. Regresi nonparametrik merupakan pendekatan regresi yang sesuai

untuk pola data yang tidak diketahui bentuknya, atau bisa dikatakan tidak terdapat

informasi apapun tentang bentuk dari fungsi regresi. Pendekatan nonparametrik

juga lebih fleksibel, hal ini dikarenakan tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi seperti

halnya pada pendekatan parametrik.

Pada umumnya statistik nonparametrik sering digunakan pada uji-uji

hipotesis dan penggunaannya pada analisis regresi juga tidak dibahas secara

khusus, padahal banyak teknik estimasi yang bisa digunakan untuk mengestimasi

parameter-parameter model regresinya. Maka dalam hal ini dirasa perlu untuk

mempelajari penggunaan teknik estimasi dalam menentukan model regresi

nonparametrik. Salah satu teknik estimasi dalam regresi nonparametrik adalah

estimator spline. Spline adalah salah satu jenis piecewise polinomial, yaitu

(16)

memberikan fleksibilitas lebih dari polinomial biasa, sehingga memungkinkan

untuk menyesuaikan diri secara lebih efektif terhadap karakteristik lokal suatu

fungsi atau data. Spline juga mempunyai keunggulan dalam mengatasi pola data

yang cenderung naik/turun secara tajam, serta kurva yang dihasilkan relatif mulus.

Spline truncated adalah basis fungsi dalam spline yang merupakan model

polinomial yang tersegmen atau terbagi pada suatu titik fokus yang disebut knot.

Untuk memperoleh regresi spline yang optimal maka perlu dipilih lokasi knot

yang optimal pula. Masalah yang dihadapi dalam estimasi kurva adalah dalam

memilih parameter λ (pemulus) yang pada hakekatnya memilih lokasi titik-titik

knot juga.

Untuk nilai λ yang sangat besar akan menghasilkan bentuk kurva regresi

yang sangat halus. Sebaliknya untuk nilai λ yang kecil akan memberikan bentuk

kurva regresi yang sangat kasar, akibatnya pemilihan parameter penghalus

optimal merupakan hal yang sangat penting dalam regresi nonparametrik. Tujuan

dari pendekatan regresi nonparametrik, yakni ingin mendapatkan kurva mulus

yang mempunyai λ optimal menggunakan data amatan sebanyak n, maka

diperlukan ukuran kinerja atas estimator yang dapat diterima secara universal.

Ada banyak metode untuk menentukan parameter pemulus, beberapa di antaranya

adalah MSE (Mean Square Error) dan GCV (Generalized Cross Validation). Titik

knot optimal diperoleh dari nilai MSE dan GCV yang paling minimum. MSE

merupakan metode pemulus optimal yang paling sederhana, meskipun begitu

penggunaan MSE sangat jarang digunakan secara khusus untuk memilih titik knot

yang optimal, sedangkan GCV merupakan modifikasi dari CV (Cross Validation)

dan merupakan metode yang paling banyak dipakai dan disukai karena

kelebihannya yaitu memiliki sifat optimal asimtotik (Wahba, 1990, dalam

Oktaviana dan Budiantara, 2011).

Pada penelitian ini akan dibahas tentang penggunaan estimasi spline

truncated dalam menentukan model terbaik regresi nonparametrik dengan

penyelesaian optimal dan pemilihan parameter penghalus dengan menggunakan

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara penggunaan

estimator spline dengan basis truncated dalam menentukan model regresi dengan

menggunakan MSE dan GCV sebagai metode pemulus optimal dalam menentukan

model regresi terbaik dan melihat metode mana yang menghasilkan nilai yang

paling minimum, serta penerapannya pada data.

1.3 Batasan Masalah

Dalam menentukan estimator spline digunakan basis fungsi truncated, dan untuk

menentukan nilai parameter-parameternya digunakan metode kuadrat terkecil

dengan pendekatan matriks, sedangkan metode yang dipakai untuk menentukan

parameter penghalus adalah metode MSE dan GCV. Adapun data yang digunakan

adalah data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Terpadu Departemen

Fisika Universitas Sumatera Utara, yakni pengaruh lama waktu (menit) yang

diberikan sebagai variabel bebas terhadap perubahan tegangan output sensor

polimer (mv) sebagai variabel terikat dan hanya akan mencari model regresi

spline linier terbaik dengan satu titik knot, dan dua titik knot menggunakan

metode MSE dan GCV. Untuk mengetahui apakah parameter penghalus memiliki

pengaruh terhadap model yang didapat atau tidak, digunakan uji hipotesis yaitu uji

simultan dan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.

1.4 Tujuan Penelititan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengkaji bentuk estimator spline dengan basis

truncated dalam menentukan model regresi dengan menggunakan MSE dan GCV

(18)

menentukan metode terbaik dalam menghasilkan nilai yang paling minimum,

serta penerapannya pada data.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan serta memperkaya literatur

mengenai analisis regresi nonparametrik sehingga dapat menjadi referensi untuk

penelitian selanjutnya, baik dalam penentuan estimator model regresi

nonparametrik ataupun penerapannya pada data rill.

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan beberapa tinjauan pustaka sebagai landasan teori

pendukung penulisan penelitian ini.

2.1 Analisis Regresi

Suatu pasangan peubah acak seperti (tinggi, berat) mempunyai suatu sebaran

peluang dua peubah (bivariate probability distribution). Bila ditaruh perhatian

pada ketergantungan suatu peubah acak Y terhadap suatu besaran atau kuantitas X

yang bervariasi namun bukan merupakan peubah acak, maka suatu persamaan

yang menghubungkan Y dan X disebut persamaan regresi (Draper dan Smith,

1966).

Analisis regresi merupakan metode yang banyak digunakan untuk

mengetahui hubungan antara sepasang variabel atau lebih. Misalkan Y adalah

variabel terikat dan X adalah variabel bebas, maka hubungan variabel X dan Y

dalam bentuk linier dapat dinyatakan sebagai berikut:

(2.1)

atau dapat ditulis dalam bentuk umum dengan lebih dari satu variabel :

(2.2)

keterangan: = variabel terikat

= variabel bebas

(20)

artinya, untuk suatu nilai X tertentu, nilai Y padanannya terdiri atas nilai

ditambah besaran yang membuat nilai menyimpang dari garis regresinya.

2.2 Regresi Nonparametrik

Regresi nonparametrik merupakan metode pendekatan regresi yang sesuai untuk

pola data yang tidak diketahui bentuk kurva regresinya atau tidak terdapat

informasi masa lalu yang lengkap tentang bentuk pola data. Menurut Eubank

(1988) dalam Tripena (2011) bentuk model regresi nonparametrik adalah sebagai

berikut:

(2.3)

dengan adalah variabel terikat sedangkan fungsi merupakan kurva regresi

yang tidak diketahui bentuknya, dan adalah variabel bebas, serta diasumsikan

berdistribusi . Pendekatan regresi nonparametrik memiliki fleksibilitas

yang tinggi, karena data yang diharapkan mencari sendiri bentuk estimasi kurva

regresinya tanpa dipengaruhi oleh faktor subyektifitas peneliti.

Ada beberapa teknik estimasi dalam regresi nonparametrik antara lain

pendekatan histogram, estimator spline, estimator Kernel, estimator deret

ortogonal, analisis Wavelet dan lain-lain. Spline adalah salah satu jenis piecewise

polinomial, yaitu polinomial yang memiliki sifat tersegmen. Sifat tersegmen ini

memberikan fleksibilitas lebih dari polinomial biasa, sehingga memungkinkan

untuk menyesuaikan diri secara lebih efektif terhadap karakteristik lokal suatu

fungsi atau data. Pendekatan estimator spline ada bermacam-macam antara lain

spline original, spline type M, spline relaxed, spline terbobot dan lain-lain.

Pendekatan spline mempunyai suatu basis fungsi. Basis fungsi yang biasa dipakai

antara lain spline truncated dan B-spline (Lyche dan Morken, 2004, dalam

Budiantara, 2006). Spline mempunyai kelemahan pada saat orde Spline tinggi,

(21)

perhitungan yang hampir singular, sehingga persamaan normal tidak dapat

diselesaikan (Schuemaker, 1981, dalam Budiantara, 2006).

Pengunaan spline difokuskan kepada adanya perilaku atau pola data, yang

pada daerah tertentu, mempunyai karakteristik yang berbeda dari daerah lain.

Pencocokan data dapat dilakukan dengan melihat titik-titik pada data yang

mengalami suatu perubahan ekstrim pada suatu daerah sehingga pola data pada

masing-masing daerah mengalami perbedaan.

2.3 Fungsi Spline Polynomial Truncated

Bentuk fungsi spline yang biasa dipergunakan adalah fungsi basis spline

polinomial truncated. } merupakan basis

untuk ruang spline berorde m (Budiantara, 2001, dalam Stepanus, 2011) dengan

fungsi sepenggal (truncated) adalah sebagai berikut:

(2.4)

Kr = knot ke-r yang memperlihatkan pola perubahan perilaku dari

(22)

Berdasarkan bentuk matematis fungsi spline, dapat dikatakan bahwa spline

merupakan model polinomial yang sepotong-sepotong (piecewise polynomial) dan

spline masih bersifat kontinu pada knot-knotnya. Knot diartikan sebagai suatu

titik fokus dalam fungsi spline, sehingga kurva yang dibentuk tersegmen pada titik

tersebut dan untuk setiap fungsi m, titik knot dapat dinyatakan dengan kombinasi

linier. Fungsi spline merupakan suatu gabungan fungsi polinomial dimana

penggabungan beberapa polinomial tersebut pada knot-knot dengan suatu cara

yang menjamin sifat kontinuitas. Spline adalah potongan polinomial mulus yang

masih memungkinkan memiliki sifat tersegmen (Eubank, 1988, dalam Tripena,

2011).

2.4 Fungsi Spline Linier

Fungsi spline linier merupakan fungsi spline dengan satu orde. Fungsi spline linier

dengan satu titik knot ( ) dapat disajikan dalam bentuk:

Fungsi ini dapat pula disajikan menjadi (Tripena, 2005, dalam Tripena, 2011):

Grafik spline linier satu titik knot pada dapat disajikan sebagai berikut:

(23)

2.5 Regresi Spline

Menurut Eubank (1988) dalam Tripena (2011), estimasi terhadap adalah

yakni estimator yang mulus. Dengan mempertimbangkan sifat-sifat fungsi

spline yang merupakan modifikasi dari regresi polinomial, maka untuk

mendapatkan model estimasi dari digunakan regresi spline.

Regresi spline adalah suatu pendekatan kearah pengepasan data dengan

tetap memperhitungkan kemulusan kurva. Regresi spline memungkinkan untuk

berbagai macam orde sehingga dapat dibentuk regresi spline linier, kuadrat, kubik

maupun orde m. Regresi spline linier biasanya diaplikasikan pada data dengan

pola yang masih sederhana sedangkan spline kuadrat dan kubik biasanya

diaplikasikan pada data dengan pola yang lebih kompleks.

Namun, dalam penyelesaiannya masalah utama menentukan model regresi

spline terbaik adalah letak titik knot yang optimal. Sasmitoadi (2005) dalam

Tripena (2011) menyebutkan bahwa terdapat 2 strategi untuk menyelesaikan

permasalahan yaitu pertama memilih banyaknya knot yang relatif sedikit,

sedangkan strategi yang kedua adalah kebalikannya, yakni menggunakan knot

yang relatif banyak.

2.6 Pemilihan Model Regresi Spline dengan yang Optimal

Pada pendekatan nonparametrik fitting kurva regresi dilakukan dengan

memperhatikan peubah dependen (y) secara terbatas di sekitar x pada selang

tertentu, tidak pada keseluruhan pengamatan x. Pada spline pendekatan dilakukan

pada segmentasi x untuk membangun fungsi s(x) dengan membagi pengamatan x

berdasarkan titik-titik x yang disebut knot. Pendekatan ini merupakan piecewise

polynomial, yaitu polinomial yang memiliki sifat tersegmen pada selang x yang

(24)

Dalam fungsi spline terdapat titik knot yang merupakan titik perpaduan

yang menunjukkan perubahan perilaku kurva pada selang berbeda, sehingga kurva

terbentuk tersegmen pada titik tersebut (Hardle, 1990, dalam Ismi, 2011).

Pemilihan λ (pemulus) optimal dalam Regresi spline pada hakekatnya

merupakan pemilihan lokasi titik knot. Pemilihan knot pada Regresi Spline

dilakukan secara trial error. Pemilihan knot ini sangat penting karena fungsi

spline sangat tergantung pada titik knot (Ismi, 2011)

Sesuai tujuan dari pendekatan regresi nonparametrik, yakni ingin

didapatkan kurva mulus yang mempunyai λ optimal menggunakan data amatan

sebanyak n, maka diperlukan ukuran kerja atas estimator. Ukuran kinerja atas

penduga kurva regresi dapat ditentukan dari MSE, fungsi loss dan fungsi resiko,

serta GCV. MSE merupakan ukuran kinerja yang paling sederhana, yaitu:

(2.6)

metode GCV mempunyai sifat optimal asimtotik (Wahba, 1990). Sementara

menurut Budiantara (2005, dalam Tripena, 2011), GCV merupakan modifikasi

dari Cross-Validation (CV) adalah metode untuk memilih λ yang meminimumkan.

Fungsi GCV sebagai berikut:

(25)

keterangan: GCV = Generelized Cross Validation

Kriteria dan diharapkan memiliki nilai yang minimum,

sehingga model regresi spline dapat dikatakan memiliki nilai yang optimal.

2.7 Metode Kuadrat Terkecil

Pada umumnya spline adalah suatu estimator yang diperoleh dengan

meminimumkan kuadrat terkecil terpenalti (penalized least square). Namun

penyelesaian optimasi ini secara matematika relatif sulit. Untuk mengatasi hal ini

maka digunakan optimasi kuadrat terkecil (least square) (Budiantara, 2007, dalam

Oktaviana dan Budiantara, 2011).

Metode kuadrat terkecil merupakan metode yang sangat lazim

dipergunakan dalam regresi linier. Metode ini digunakan untuk memperoleh

parameter koefisien dari persamaan regresi. Prinsip metode ini adalah

meminimumkan kuadrat residual.

Misalkan terdapat persamaan (2.1) dengan estimasi persamaan regresinya

sebagai berikut:

(2.8)

Keterangan: = penduga titik bagi

= penduga titik bagi

(26)

Nilai dan diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.

Metode kuadrat terkecil merupakan satu cara memperoleh dan dengan

meminimumkan jumlah kuadrat sisa.

(2.9)

syarat optimum adalah:

(210)

(2.11)

dari dua persyaratan optimum diperoleh persamaan normal sebagai berikut:

(2.12)

(2.13)

2.8 Matriks

2.8.1 Defenisi Matriks

Sianipar (2008) menyatakan bahwa, matriks ialah susunan berbentuk empat

persegi panjang dari elemen-elemen (bilangan-bilangan) yang terdiri dari

beberapa baris dan kolom dibatasi dengan tanda kurung, seperti bentuk:

(27)

Matriks A disebut matriks tingkat , atau disingkat matriks ,

karena terdiri dari m baris dan n kolom. Setiap disebut elemen (unsur) dari

matriks itu, sedang indeks i dan j berturut-turut menyatakan baris dan kolom. Jadi

elemen terdapat pada baris ke-i, kolom ke-j. Pasangan bilangan (m, n) disebut

dimensi (ukuran atau bentuk) dari matriks itu. Suatu matriks tidak mempunyai

harga numerik. Biasanya tanda kurang dapat dipakai seperti:

atau

Pada umumnya matriks disingkat dan dinyatakan dengan huruf besar,

sedang elemen-elemen matriks dengan huruf kecil. Untuk membeda-bedakan

matriks ditulis dengan atau misalnya untuk matriks

.

2.8.2 Trace Matriks

Jika , matriks disebut kuadrat atau disingkat n. Dalam hal ini

elemen-elemen disebut elemen pada. Jumlah

elemen-elemen pada diagonal suatu matriks disebut trace dari matriks itu yang disingkat

dengan , jadi:

2.8.3 Tranpos Matriks

Jika baris-baris dan kolom-kolom dari suatu matriks dipertukarkan

(baris pertama dengan kolom pertama dan seterusnya), maka diperoleh suatu

matriks yang disebut transpos yang disingkat atau . Jadi, bilamana:

(28)

2.8.4 Matriks Identitas

Hakim (1994) menyatakan bahwa suatu matriks bujur sangkar berordo n x n

dikatakan matriks identitas apabila elemen diagonalnya bernilai 1 dan elemen

lainnya bernilai nol. Matriks identitas berordo disimbolkan dengan In.

Beberapa matriks identitas adalah sebagai berikut:

,

Matrik identitas dapat pula dituliskan dalam bentuk sebagai berikut:

k, j= 1,2, …, n

2.8.5 Matriks Idempoten

Suatu matriks dikatakan matriks idempoten bila atau

2.8.6 Matriks Simetri

Matriks yang berukuran disebut matriks simetri jika dan hanya jika

untuk semua dan . teorema-teorema di bawah ini berhubungan dengan

transpos matriks.

6. Jika adalah matriks bujur sangkar, maka adalah matriks simetri.

(29)

2.8.7 Invers Matriks

Jika adalah matriks yang berukuran , maka invers matriks adalah

matriks yang berukuran yang disimbolkan dengan dengan sifat bahwa:

dan jelas bahwa adalah matriks identitas berukuran .

2.8.8 Matriks Invertible

Matriks disebut matriks invertible jika mempunyai invers.

(30)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan dan membaca

informasi-informasi serta literatur yang berkaitan. Data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Terpadu Departemen

Fisika Universitas Sumatera Utara, yakni pengaruh lama waktu (menit) yang

diberikan sebagai variabel bebas terhadap perubahan tegangan output sensor

polimer (mv) sebagai variabel terikat. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan, maka dalam metode penelitian ini terdapat dua pokok pembahasan,

yaitu kajian tentang penggunaan estimator spline dalam regresi nonparametrik dan

penerapannya pada data simulasi. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang

dilakukan dalam metode penelitian ini.

3.1 Estimasi Model Spline dalam Regresi Nonparametrik

Dalam mengkaji penggunaan estimator spline dalam regresi nonparametrik

digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat model regresi nonparametrik

2. Mendekati kurva regresi dengan fungsi spline truncated

3. Membuat model univariabel dengan K1, kombinasi (K1 dan K2),

dalam bentuk matriks

4. Membuat model regresi spline truncated nonparametrik dalam bentuk

matriks

5. Menentukan persamaan normal untuk nilai estimasi parameter-parameter

dengan metode kuadrat terkecil melalui pendekatan matriks

6. Membuat fungsi estimasinya

7. Pemilihan parameter pemulus dengan MSE

(31)

3.2. Menerapkan Model Spline pada Data untuk Estimasi Pola Hubungan

Variabel Terikat dan Variabel Bebas

Dalam menerapkan model spline pada data untuk estimasi pola hubungan variabel

dependen dan independen digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat scatter plot antara variabel dependen dan independen.

2. Memodelkan variabel dependen dan variabel independen dengan

menggunakan spline linear (m= 1) dan dengan menggunakan satu titik knot,

dan dua titik knot.

3. Memilih model spline terbaik dengan memilih titik knot optimum dilihat

dari nilai MSE atau GCV yang paling minimum.

4. Berdasarkan model spline terbaik langkah berikutnya adalah membuat

persamaan regresi spline dan fungsi potongan (truncated).

5. Menguji signifikansi parameter model terbaik dengan uji hipotesis

simultan dan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui

normalitas dari error random .

6. Membuat kurva estimasi regresi spline dan interpretasi model.

Dalam proses pengolahan data digunakan software aplikasi Matlab R2007b dan

(32)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil analisis dari tujuan penelitian, yaitu mengenai

cara penggunaan estimator spline truncated. penggunaan MSE dan GCV sebagai

metode pemulus optimal serta penerapannya pada data.

4.1 Estimasi Model Spline dalam Regresi Nonparametrik

Misalkan adalah variabel terikat dan adalah variabel bebas, dengan banyak

data sebanyak maka hubungan variabel dan dalam regresi nonparametrik

dapat dinyatakan dalam bentuk umum sebagai berikut:

bentuk kurva regresi diasumsikan tidak diketahui, dimana saling bebas

dengan rata-rata nol dan variansi .

Berdasarkan persamaan (2.3) dan (2.5) jika dalam model kurva regresi

didekati dengan fungsi spline truncated, maka secara umum model regresi

nonparametrik spline truncated dengan derajat m dan N titik knot dapat ditulis

sebagai berikut:

(4.1)

Untuk memudahkan, fungsi spline truncated yang digunakan

diasumsikan univariabel, berorde satu dengan satu, dan dua titik knot, maka

persamaan (2.5) menjadi sebagai berikut:

(33)

apabila persamaan (4.2) diekspansi dengan menggunakan data sebanyak n dapat

disajikan sebagai berikut:

maka bentuk matriksnya dapat ditulis sebagai berikut:

fungsi spline satu titik knot (4.3)

dengan,

; ; ;

dan

Spline linier dengan 2 titik knot,

; untuk (4.4)

apabila persamaan (4.4) diekspansi dengan menggunakan data sebanyak n dapat

disajikan sebagai berikut:

maka bentuk matriksnya dapat ditulis sebagai berikut:

(34)

dengan,

; ; ;

dan

persamaan (4.3), dan (4.5) juga dapat disederhanakan secara umum menjadi:

(4.6)

dengan,

dan

Berdasarkan persamaan (4.2), dan (4.4) masing-masing regresi splinenya

dapat ditulis sebagai berikut:

(4.7)

(4.8)

Dengan menguraikan fungsi f dan memisahkan antara parameter dengan

variabel maka persamaan-persamaan tersebut secara umum berdasarkan

persamaan (4.6) dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut:

(4.9)

dengan,

(35)

maka untuk memperoleh estimator pada persamaan (4.9), dilakukan optimasi

persamaan kuadrat dengan metode kuadrat terkecil melalui pendekatan matriks.

Pada materi matematika untuk meminimasi suatu fungsi terlebih dahulu harus

mencari turunan pertama dari fungsi tersebut, lalu dibuat sama dengan nol. Dalam

hal ini persamaan tersebut diturunkan terhadap .

4.1.1 Persamaan Regresi Spline Linier dengan Penurunan Terhadap

Penurunan terhadap :

penurunan terhadap :

(36)

Dari langkah-langkah penurunan dengan terhadap

didapat tiga persamaan yang dikenal sebagai persamaan normal, yaitu:

1. (4.10)

2. (4.11)

3.

(4.12)

4.1.2 Persamaan Regresi Spline Linier dengan Penurunan Terhadap

Penurunan terhadap :

(37)

penurunan terhadap :

penurunan terhadap :

Dari langkah-langkah penurunan dengan terhadap

didapat empat persamaan normal, yaitu:

1. (4.13)

2.

(38)

3.

(4.15)

4.

(4.16)

Untuk menentukan fungsi estimasi terlebih dahulu harus diperoleh nilai

estimator , maka dilakukan pendekatan menggunakan metode kuadrat terkecil

dengan metode matriks.

4.1.3 Pendekatan metode kuadrat terkecil dengan metode matriks

Dari persamaan normal yang telah diperoleh dapat dibentuk suatu persamaan

matriks sebagai berikut:

Untuk alasan kesederhanaan berlaku untuk semua , sesuai persamaan

(4.9) persamaan matriks di atas dapat ditulis sebagai berikut:

misalkan , maka:

(4.17)

keterangan: = estimator

Berdasarkan persamaan (4.17) diperoleh estimasi parameter-parameter

dengan menggunakan adalah matriks yang berukuran dan matriks yang

invertibel, dengan kata lain dapat dicari dengan menggunakan dan

(39)

(4.18)

atau secara umum dan ringkas persamaan normal dengan dan dapat

ditulis dengan algoritma matriks dari persamaan (4.9) estimasi koefisien

menggunakan metode kuadrat terkecil dilakukan dengan meminimumkan

terhadap . Untuk dengan menurunkan terhadap

dan menyamakan dengan nol sehingga diperoleh estimator:

(4.19)

sehingga diperoleh fungsi estimasinya, yaitu:

(4.20)

maka estimasi model regresinya, menjadi:

(4.21)

Memilih parameter penghalus merupakan hal yang sangat penting dalam

regresi nonparametrik. Pemilihan λ optimal dalam regresi spline pada hakekatnya merupakan pemilihan lokasi titik knot.

4.1.4 Pemilihan Parameter Pemulus dengan MSE

Ukuran kinerja atas estimator yang sederhana adalah kuadrat dari sisaan yang

dirata-rata. Berdasarkan persamaan (2.6) nilai MSE didapat setelah menyubsitusi

ke persamaan tersebut, dengan cara uji coba (trial error) titik-titik yang berada

di daerah pengamatan di sekitar x yang dijadikan sebagai dengan

memerhatikan titik-titik terdekat dengan daerah ekstrim. Hal ini berarti terdapat

nilai MSE sebanyak p untuk perlakuan . Sementara itu untuk dua titik knot,

(40)

mungkin. Kemudian dari nilai MSE sebanyak p dicari MSE yang paling minimum

4.1.5 Pemilihan Parameter Pemulus dengan GCV

Berdasarakan persamaan (2.7) nilai-nilai GCV diperoleh dari pembagian

nilai-nilai MSE dengan . bersifat simetris

dan idempoten. diperoleh dari fungsi estimasi pada persamaan

(4.19),

Keterangan: GCV = Generelized Cross Validation

(41)

4.2 Menerapkan Model Spline pada Data Simulasi untuk Estimasi Pola

Hubungan Variabel Terikat dan Variabel Bebas

Untuk menguji rumus-rumus dalam menentukan model regresi spline linier

terbaik yang telah dipaparkan sebelumnya, maka diperlukan data dalam

pengolahannya. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari

Laboratorium Terpadu Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara, yakni

pengaruh lama waktu (menit) yang diberikan sebagai variabel bebas terhadap

perubahan tegangan output sensor polimer (mv) sebagai variabel terikat.

4.2.1 Plot Antara Variabel Terikat dan Variabel Bebas

Penyebaran data pengaruh lama waktu (menit) yang diberikan sebagai variabel

bebas terhadap perubahan tegangan output sensor polimer (mv) sebagai variabel

terikat dapat dilihat dari bentuk pola yang disajikan pada Gambar 4.1.

(42)

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa pola data mengalami

kecenderu-ngan naik secara tajam pada menit pertama (menit ke-5 sampai ke-25). Namun,

pada menit selanjutnya pola data mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak

signifikan bila dibandingkan dengan beberapa menit pertama, meskipun

penurunan pola data terjadi hingga menit terakhir dan terdapat data yang konsisten

di beberapa menit. Hal ini menunjukkan bahwa, ada kecenderungan perubahan

waktu terhadap tegangan output sensor polimer untuk membentuk pola tertentu.

4.2.2 Estimasi Regresi Spline Linier

Dicobakan model spline linier dengan satu titik knot adalah:

Uji cobayang dilakukan dalam mencari titik knot menghasilkan titik knot

optimal yang bersesuaian dengan nilai MSE dan GCV minimum untuk model

spline linier dengan satu titik knot diberikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Ringkasan Nilai MSE dan GCV untuk Satu Titik Knot

minimum untuk model spline linier dengan satu titik knot masing-masing sebesar

9,351772 dan 12,94363 yang berada pada titik knot K1= 28. Estimasi model

(43)

Tabel 4.2. Estimasi Model Regresi Spline Linier dengan Satu Titik Knot

Parameter Estimasi

281,4679

2,0891

-2,2178

Sehingga diperoleh estimasi model regresi spline linier dengan satu titik

knot K1= 28 yaitu:

Estimasi model regresi spline linier dengan satu titik knot dapat disajikan

pula dalam bentuk fungsi sepenggal (truncated) sebagai berikut:

Kemudian dicobakan model spline linier dengan dua titik knot adalah:

Titik knot optimal yang bersesuaian dengan nilai MSE dan GCV minimum

untuk model spline linier dengan dua titik knot diberikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3. Ringkasan Nilai MSE dan GCV untuk Dua Titik Knot

No Titik Knot MSE GCV

1 18 57 0,820099 1,281405

2 18 48 0,760617 1,188464

3 18 49 0,767362 1,199004

4 18 51 0,881851 1,377892

(44)

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai MSE dan GCV yang

minimum untuk model spline linier dengan dua titik knot masing-masing sebesar

0,760617 dan 1,188464 yang berada pada titik knot K1= 18 dan K2=48. Estimasi

model regresi spline linier dengan dua titik knot dapat disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Estimasi Model Regresi Spline Linier dengan Satu Titik Knot

Parameter Estimasi

274,38

2,852

-2,3082

-0,8153

Sehingga diperoleh estimasi model regresi spline linier dengan dua titik

knot K1= 18 dan K2=48 yaitu:

Estimasi model regresi spline linier dengan dua titik knot dapat disajikan

pula dalam bentuk fungsi sepenggal (truncated) sebagai berikut:

4.2.3 Pemilihan Model Regresi Spline Linier Terbaik

Dari kedua hasil trial error diambil knot yang optimum yang memiliki nilai MSE

dan GCV minimum. Nilai MSE dan GCV minimum untuk satu dan dua titik knot

disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Titik Knot Optimum Satu dan Dua Titik Knot

Jumlah Knot Titik Knot MSE GCV

(45)

2 18 48 0,760617 1,188464

Berdasarkan Tabel 4.5 didapat titik knot (K) yang paling optimal dengan

nilai MSE dan GCV minimum masing-masing sebesar 0,760617 dan 1,188464

terletak pada K1 = 18 dan K2 = 48, sehingga model terbaik adalah model regresi

spline linier dengan dua titik knot sebagai berikut:

dengan fungsi sepenggalnya (truncated):

Model regresi spline linier dengan dua titik knot ini memiliki nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,995. Hal ini berarti bahwa variabel bebas

pemberian waktu tertentu mampu menerangkan sebesar 99,5% terhadap

perubahan tegangan output sensor polimer.

4.2.4 Pengujian Model Regresi Spline Linier Terbaik

Uji hipotesis untuk pemeriksaan model digunakan uji simultan, dengan rumus

hipotesis sebagai berikut:

H0 : (variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat)

H1 : , paling tidak ada satu j di mana

dengan : H0 ditolak jika Fhitung≥ Ftabel, berarti H1 diterima

H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel, berarti H0 diterima

dengan menggunakan software SPSS 16.0 dilakukan analisis variansi dan

(46)

Tabel 4.6. Analisis Variansi Model Spline Linier Dua Titik Knot

dengan dua titik knot (knot ke-18 dan 48) terdapat minimal satu koefisien regresi

yang memberikan pengaruh terhadap model dan cukup memadai sebagai model

pendekatan untuk data pengaruh waktu terhadap tegangan output sensor polimer.

Sedangkan untuk mengetahui bahwa error random berdistribusi normal

atau tidak, maka digunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji asumsi dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0 : error random berdistribusi normal

H1 : error random tidak berdistribusi normal

dengan menggunakan . Dari hasil output software SPSS 16.0 diperoleh

nilai Asimp. Sig(2-tailed) sebesar level of signifikan( ). Jadi H0

diterima dan H1 ditolak. Berarti error random berdistribusi normal. Plot

(47)

Gambar 4.2. Plot Normalitas Residual

4.2.5 Interpretasi Model Regresi Spline Truncated Linier

Model regresi spline linier terbaik adalah dengan dua titik knot :

dengan fungsi sepenggalnya (truncated):

model spline disajikan dalam Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.3. Kurva Estimasi Regresi Spline Linier dengan Dua Titik Knot

Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa kurva mempunyai slope baru pada

titik-titik amatan awal. Kurva regresi spline linier dengan dua titik knot sudah cukup

mampu membentuk pola yang sesuai dengan tingkat kemulusan kurva. Sedangkan,

(48)

maka jika terjadi penambahan waktu sebesar satu menit maka tegangan akan naik

sebesar 2,852 mv. Apabila percobaan berada pada penambahan waktu lebih dari

atau sama dengan sebesar 18 menit dan di kurang 48 menit, maka jika terjadi

penambahan waktu sebesar satu menit maka tegangan akan naik sebesar 0,5438

mv. Sementara percobaan yang berada pada waktu lebih dari atau sama dengan 48

menit jika terjadi penambahan waktu sebesar satu menit maka tegangan akan

(49)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat diperoleh kesimpulan:

1. Masalah utama pada regresi nonparametrik adalah adanya komponen

nonparametrik merupakan fungsi yang tidak diketahui bentuknya, yakni:

Penggunaan metode kuadrat terkecil mengasumsikan bentuk fungsi spline

truncated dan memberikan kemudahan interpretasi melalui model statistik.

2. Estimasi parameter model regresi nonparametrik spline linier dengan

menggunakan metode kuadrat terkecil melalui pendekatan matriks

diperoleh:

3. Penentuan lokasi knot yang berbeda, akan menghasilkan model regresi

spline linier yang berbeda dan dengan nilai MSE dan GCV yang berbeda

pula.

4. Dari hasil pengolahan data tegangan output sensor polimer diketahui

bahwa pemilihan model regresi spline terbaik dengan menggunakan

metode MSE(λ) sebesar 0,760617 dan GCV(λ) sebesar 1,188464. Setiap

trial error hasil minimal kedua metode bersama-sama secara konstan

menunjukkan letak titik knot yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa

kedua metode memiliki efektivitas yang sama dalam menetukan letak titik

knot yang optimal. Namun, jika dilihat dari nilai yang dihasilkan, nilai

(50)

metode yang terbaik karena efisien dan lebih mudah penggunaannya untuk

model regresi spline linier dengan satu dan dua titik knot.

5. Model regresi spline linier terbaik dari satu dan dua titik knot adalah

dengan dua titik knot K1 = 18 dan K2 = 48 yaitu:

dengan fungsi sepenggalnya:

6. Dari uji hipotesis pada data dapat diambil kesimpulan bahwa model

regresi spline linier dengan titik knot K1 = 18 dan K2 = 48 cukup memadai

sebagai model pendekatan untuk data pengaruh waktu terhadap tegangan

output sensor polimer.

6.2. Saran

Karena keterbatasan peneliti dalam hal memperoleh referensi dan pemrograman

untuk perhitungan, pada penelitian ini masih banyak permasalahan yang belum

dikaji secara mendalam dan rinci. Oleh karena itu, beberapa hal yang dapat

disarankan pada penelitian selanjutnya adalah:

1. Pada penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan regresi spline

truncated linier (orde satu) dan dua titik knot. Untuk penelitian selanjutnya

perlu dikaji lagi model regresi nonparametrik spline dengan orde kuadratik,

kubik atau polinomial derajat m, dengan penambahan knot lebih dari dua

serta dengan berbagai kombinasinya.

2. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah univariabel.

Untuk penelitian selanjutnya perlu dikaji lagi regresi nonparametrik spline

dengan model yang lebih rumit seperti multivariabel dan semiparametrik.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dibuat suatu program untuk mencari

(51)

digunakan, agar memudahkan perhitungan ketika menggunakan knot yang

banyak serta kombinasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiantara, I.N. 2002. Aplikasi Spline Terbobot. Jurnal Teknik Industri, PETRA. Surabaya

Draper,N.R. dan H.Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan. Jakarta: PT. Gramedia Utama

Ratno, D.S. dan Mustadjab, H.K. 1992. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset

Herawati, Netty. 2011. Regresi Spline untuk P emodelan Bidang Kesehatan: Studi

Tentang Knot dan Selang Kepercayaan. Jurnal Jurusan

Matematika, FMIPA. Universitas Lampung.

Ismi, NS. 2011. P enerapan Spline Terboboti untuk Mengatasi Heteroskedastisitas

pada Regresi Nonparametrik. Jurnal Jurusan Matematika, FMIPA.

Universitas Brawijaya Malang.

Sianipar, Pangeran. 2008. Aljabar Linier. Medan: USU Press

Stefanus, N.T. dan Budiantara. 2011. Uji Hipotesis dalam Regresi Nonparametric Spline. Jurnal Jurusan Statistika, ITS.

Oktaviana, Dhina dan Budiantara, I.N. 2011. Regresi Spline Birespon untuk Memodelkan Kadar Gula Darah P enderita Diabetes Melitus.

Jurnal Jurusan Statistika. ITS.

Santosa, R. Gunawan. 2008. Aljabar Linier Dasar. Yogyakarta : Penerbit Andi

Tripena, A. 2011. Analisis Regresi Spline Kuadratik. Jurnal Jurusan MIPA, Fakultas Sains dan Teknik, UNSOED

(52)
(53)

Variabel Keterangan

X Waktu (menit)

Y Tegangan output sensor polimer (mv)

Diketahui oleh

Peneliti,

Muhammad Balyan

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Lampiran 4. Uji Simultan Model Regresi Spline Truncated Linier Terbaik dengan Menggunakan SPSS 16.0

Input data variabel dari knot optimal dan ,

Variabel diberi label X

Variabel diberi label XK

Variabel diberi label XK2

Variabel diberi label Y

Kemudian klik Analyze > Regression > Linear sehingga muncul kotak kerja Linear Regression

Kemudian masukkan variabel X, XK, XK2 ke dalam kotak Independent, variabel Y ke dalam kotak Dependent

Klik Statistic sehingga muncul kotak kerja Linear Regression: Statistics

Klik Estimates, Model Fit

(63)
(64)

Lampiran 5. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

Input data dari knot optimal dan ,

Kemudian klik Analyze > Nonparametric Test > 1-Sample K-S sehingga muncul kotak kerja One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kemudian masukkan variabel e dan masukkan ke kotak kerja Test

Variable List

Klik Normal pada kotak kerja Test Distribution

(65)

Gambar

Grafik spline linier satu titik knot pada  dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.1. Plot Pengaruh Waktu (menit) Terhadap Tegangan (mv)
Tabel 4.1. Ringkasan Nilai MSE dan GCV  untuk Satu Titik Knot
Tabel 4.3. Ringkasan Nilai MSE dan GCV  untuk Dua Titik Knot
+4

Referensi

Dokumen terkait

Regresi Spline Birespon untuk Memodelkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus. Jurnal

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model regresi nonparametrik spline truncated terbaik pada data IPM di Indonesia dengan kombinasi 5-5-5-4 titik..

Metode yang digunakan untuk memodelkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ialah regresi nonparametrik spline linier dengan titik knot optimal yaitu pada kombinasi knot yang

Metode yang digunakan untuk memodelkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ialah regresi nonparametrik spline linier dengan titik knot optimal yaitu pada kombinasi knot

Selain itu, pemodelan kejadian balita stunting di Indonesia tahun 2016 menggunakan regresi Nonparametrik spline truncated dengan orde 1 dan knot yang

Hasil yang diperoleh adalah B-Spline linier dengan menggunakan satu titik knot merupakan model yang terbaik untuk data tersebut dalam menjelaskan pengaruh umur

Metode yang digunakan untuk memodelkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ialah regresi nonparametrik spline linier dengan titik knot optimal yaitu pada kombinasi knot

Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai estimasi model regresi nonparametrik bi-response pada data longitudinal berdasarkan estimator weighted spline truncated