PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONGBOX
CAFE MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh :
SUCI RIZKA KHAIRUNA TAMBUSAI 110907070
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kongbox Cafe Medan
Nama : Suci Rizka Khairuna Tambusai
NIM : 110907070
Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
Perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan perubahan tren atau gaya hidup masyarakat. Termasuk dalam hal menikmati makanan, masyarakat modern mengunjungi restoran ataupun kafe bukan hanya untuk menikmati makanan dan minuman tetapi untuk menikmati suasana yang diciptakan oleh kafe tersebut. Hal ini yang membuat para pelaku bisnis pada bidang kuliner harus memperhatikan penciptaan suasana (atmosphere) pada kafe atau restonya. Penelitian ini dilakukan di salah satu kafe di kota Medan yaitu Kongbox Cafe Medan yang merupakan salah satu kafe yang mengangkat tema yang unik untuk penciptaan store atmosphere nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan store atmosphere dan pengaruh store atmopshere terhadap keputusan pembelian konsumen.
Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen dari Kongbox Cafe Medan, sampel yang diambil sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel secara probabilitas sampling, meliputi accidental sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang secara kebetulan melakukan pembelian dan
acceptanced random sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang memang mempunyai kekampuan dan kemauan mengisi kuesioner.
Berdasarkan hasil linier sederhana yang dilakukan hasilnya adalah bahwa apabila store atmosphere dinaikkan satu kali 100% maka akan diikuti oleh kepuasan pelanggan sebesar 0.513. berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Kongbox cafe Medan adalah sebesar 49.80% yang berarti 50.20% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti promosi, harga, produk yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Store Atmosphere, instore atmosphere, outstore atmosphere, keputusan pembelian konsumen
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASING DECISIONS ( Business Study at Kongbox Cafe Medan )
Name : Suci Rizka Khairuna Tambusai
NIM : 110907070
Advisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
The development of more modern area make a change for trend or lifestyle in society. Modern society who came in to restaurant or cafe is not only for enjoying the food and drink, but also to enjoying the atmosphere who created by the cafe. this makes business people in culinary business should consider the creation of ambience (atmosphere) at his cafe or restaurant. This research was done at one of cafe in Medan namely Kongbox Cafe Medan which is the one of cafe who have a unique theme for created the store atmosphere. this study aims to determine how the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions.
Store Atmosphere is the creation of store atmosphere through the visual, the arrangement of light, music and scents for create a comfortable environment so that purchases can influence a perceptions and emotions of consumers to make purchases. Consumer purchasing decisions is the selection of the two options or more. In other words, alternative options should be available to a person when making decisions.
Population of this research is the consumer of Kongbox Cafe Medan, samples taken as much as 90 respondent with sampling techniques by the probability sampling include insidental sampling that is a sampling to customers who oncidentally made a purchase on Kongbox Cafe Medan and acceptanced random sampling that's sampling methods to consumers who indeed have ability and willingness to complete a questionnaire.
Based on a simple linear regression performed, stating he results obtained when the store atmosphere is increased one time or 100% it will be followed by customer satisfaction by 0.513. based on the calculation of determinant coefficient, obtained a conclusion that the effect of store atmosphere on purchasing decisions on Kongbox cafe Medan is at 49.80% which means that 50.20% is influenced by other factors such as promotion, price, products that have not include in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
pada Kongbox Cafe Medan”. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang
penulis laksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
(S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan terselesaikannya skripsi ini
karena adanya bantuan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
yang teristimewa kedua orang tua saya, Ayah (Drs.Khairuddin Tambusai M.Pd)
dan Mama (Rosmawita) yang telah memberikan kasih sayang dan memberi
banyak petuah dalam menyelesaikan skripsi ini, serta adinda tersayang Haliza
Khairuni Tambusai yang telah memberi banyak dukungan.
Selain itu penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan arah kepada penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bapak Yuda, yang merupakan salah satu pemilik dan pendiri Kongbox
Cafe yang telah banyak memberikan informasi dan masukan terkait
dengan penelitian ini.
7. Karyawan Kongbox cafe Medan yang telat memberikan banyak informasi
yang dibutuhkan penulis.
8. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 2011 yang selalu
membantu dan memberikan dukungan.
9. Kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca.
Medan, 25 Juli 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1
1.2Rumusan Masalah... 4
1.3Tujuan Penelitian... 4
1.4Manfaat Penelitian... 4
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Store Atmosphere... 6
2.1.1 Pengertian Store Atmosphere... 6
2.1.2 Faktor-faktor dan Tujuan Store Atmosphere... 6
2.1.3 Cakupan Store Atmosphere... 8
2.1.4 Elemen Store Athmosphere... 10
2.2 Keputusan Pembelian Konsumen... 17
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen... 17
2.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen... 17
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen... 21
2.3 Kerangka Konseptual... 24
2.4 Penelitian Terdahulu... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 28
3.2 Lokasi Penelitian... 28
3.3 Populasi dan Sampel... 28
3.3.1 Populasi... 28
3.3.2 Sampel... 29
3.3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel... 30
3.4 Hipotesis... 30
3.5 Definisi Konsep... 30
3.6 Definisi Operasional... 31
3.7 Teknik Pengumpulan Data... 36
3.8 Teknik Pengumpulan Skor... 37
3.9 Teknik Analisa Data... 38
3.9.1 Analisis Tabel Tunggal... 38
3.9.2 Analisis Regresi Linier Sederhana... 39
3.9.3Uji Asumsi Klasik... 39
3.9.4 Uji Hipotesis... 40
3.9.5 Uji Validitas... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Perusahaan... 44
4.1.1 Sejarah Singkat Kongbox Cafe Medan... 44
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 45
4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan... 45
4.1.4 Strukstur Organisasi Perusahaan... 46
4.1.5 Deskripsi dan Tanggung Jawab Bidang... 48
4.2 Pelaksaan Store Atmosphere pada Kongbox Cafe Medan... 51
4.3 Penyajian Data... 54
4.3.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas... 55
4.3.2 Analisis Tabel Tunggal... 56
4.3.2.1 Karakteristik Responden... 59
4.3.2.2 Penyajian Data Tentang Store Atmosphere Kongbox Cafe Medan (Variabel X)... 64
4.3.2.3 Penyajian Data Tentang Store Atmosphere Kongbox Cafe Medan (Variabel Y)... 73
4.3.3 Analisis Data... 78
4.3.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 78
4.3.4 Uji Asumsi Klasik... 80
4.3.4.1 Uji Normalitas... 80
4.3.5 Uji Hipotesis... 81
4.3.5.1 Uji T... 80
4.3.5.2 Koefisien Determinasi (R)... 82
4.4 Pembahasan... 82
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 84
5.2 Saran... 85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rata – Rata Pengunjung... 27
Tabel 3.2 : Tabel Operasional Variabel... 33
Tabel 4.1 : Uji Validitas Kuesioner (X)... 53
Tabel 4.2 : Realibilitas Kuesioner(X)... 54
Tabel 4.3 : Uji Validitas Kuesioner (Y)... 54
Tabel 4.4 : Realibilitas Kuesioner (Y)... 55
Tabel 4.5 : Jenis Kelamin... 56
Tabel 4.6 : Usia... 57
Tabel 4.7 : Pendidikan Terakhir... 58
Tabel 4.8 : Pekerjaan... 58
Tabel 4.9 : Domisili... 59
Tabel 4.10 : Frekuensi Berkunjung... 60
Tabel 4.11 : Penghasilan... 61
Tabel 4.12 : Karyawan Kongbox Cafe Melakukan Pelayanan dengan Baik dan Ramah... 62
Tabel 4.13 : Karyawan Kongbox Cafe Memakai Seragam yang Rapi dan... 63
Tabel 4.14 : Minuman yang dipajang sesuai dengan Konsep Cafe... 64
Tabel 4.15 : Bahan yang Digunakan untuk Kursi dan Meja pada Kongbox Cafe Sudah Tepat... 64
Tabel 4.16 : Gambar dan Poster pada Dinding Kongbox Cafe Menciptakan Karakteristik Toko... 65
Tabel 4.17 : Musik yang Disajikan Pihak Kongbox Cafe dapat Menciptakan Perasaan Senang... 66
Tabel 4.18 : Tidak Ada Suara Mengganggu di Dalam Cafe... 67
Tabel 4.19 : Aroma Makanan dan Minuman yang di Sajikan
Kongbox Cafe dapat MembangkitkanSelera... 67
Tabel 4.20 : Aroma dari Pewangi Ruangan pada Kongbox Cafe dapat Menciptakan Kenyamanan... 68
Tabel 4.21 : Tidak Ada Aroma Mengganggu di Dalam Kafe... 69
Tabel 4.22 : Pemilihan Warna pada Dinding Kafe Menarik... 69
Tabel 4.23 : Pencahayaan di Dalam Kongbox Cafe Ditata dengan Baik ... 70
Tabel 4.24 : Desain Bangunan Kongbox Cafe Menampilkan Kesan Unik pada Kafe... 71
Tabel 4.25 : Kongbox Cafe Memiliki Image yang Baik Sehingga Responden Tertarik Melakukan Pembelian... 72
Tabel 4.26 : Suasana yang Tercipta di Kongbox Cafe Sangat Nyaman Sehingga Responden Termotivasi Untuk Melakukan Pembelian... 73
Tabel 4.27 : Responden Tertarik Melakukan Pembelian Karena Desain Kafe Sesuai denganKepribadianResponden... 73
Tabel 4.28 : Lingkungan Sekitar Responden yang Mempunyai Kebiasaan Berkumpul di Kafe... 74
Tabel 4.29 : Responden Melakukan Pembelian pada Kongbox Cafe Karena Merupakan Tempat Favorit Komunitas Responden... 75
Tabel 4.30 : Responden Melakukan Pembelian di Kongbox Cafe Karena Rekomendasi Teman atau Kerabat Responden... 76
Tabel 4.31 : Anggota Keluarga Responden Senang Berkunjung ke Kongbox Cafe dan Merekomendasikannya kepada Responden... 76
Tabel 4.32 : Hasil Analisis Linier Sederhana... 78
Tabel 4.33 : Hasil Uji T... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen... 17 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Kongbox Cafe Medan... 47 Gambar 4.2 : Uji Normalitas Data... 80
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kongbox Cafe Medan
Nama : Suci Rizka Khairuna Tambusai
NIM : 110907070
Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
Perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan perubahan tren atau gaya hidup masyarakat. Termasuk dalam hal menikmati makanan, masyarakat modern mengunjungi restoran ataupun kafe bukan hanya untuk menikmati makanan dan minuman tetapi untuk menikmati suasana yang diciptakan oleh kafe tersebut. Hal ini yang membuat para pelaku bisnis pada bidang kuliner harus memperhatikan penciptaan suasana (atmosphere) pada kafe atau restonya. Penelitian ini dilakukan di salah satu kafe di kota Medan yaitu Kongbox Cafe Medan yang merupakan salah satu kafe yang mengangkat tema yang unik untuk penciptaan store atmosphere nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan store atmosphere dan pengaruh store atmopshere terhadap keputusan pembelian konsumen.
Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen dari Kongbox Cafe Medan, sampel yang diambil sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel secara probabilitas sampling, meliputi accidental sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang secara kebetulan melakukan pembelian dan
acceptanced random sampling yaitu penarikan sampel kepada konsumen yang memang mempunyai kekampuan dan kemauan mengisi kuesioner.
Berdasarkan hasil linier sederhana yang dilakukan hasilnya adalah bahwa apabila store atmosphere dinaikkan satu kali 100% maka akan diikuti oleh kepuasan pelanggan sebesar 0.513. berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Kongbox cafe Medan adalah sebesar 49.80% yang berarti 50.20% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti promosi, harga, produk yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASING DECISIONS ( Business Study at Kongbox Cafe Medan )
Name : Suci Rizka Khairuna Tambusai
NIM : 110907070
Advisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
The development of more modern area make a change for trend or lifestyle in society. Modern society who came in to restaurant or cafe is not only for enjoying the food and drink, but also to enjoying the atmosphere who created by the cafe. this makes business people in culinary business should consider the creation of ambience (atmosphere) at his cafe or restaurant. This research was done at one of cafe in Medan namely Kongbox Cafe Medan which is the one of cafe who have a unique theme for created the store atmosphere. this study aims to determine how the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions.
Store Atmosphere is the creation of store atmosphere through the visual, the arrangement of light, music and scents for create a comfortable environment so that purchases can influence a perceptions and emotions of consumers to make purchases. Consumer purchasing decisions is the selection of the two options or more. In other words, alternative options should be available to a person when making decisions.
Population of this research is the consumer of Kongbox Cafe Medan, samples taken as much as 90 respondent with sampling techniques by the probability sampling include insidental sampling that is a sampling to customers who oncidentally made a purchase on Kongbox Cafe Medan and acceptanced random sampling that's sampling methods to consumers who indeed have ability and willingness to complete a questionnaire.
Based on a simple linear regression performed, stating he results obtained when the store atmosphere is increased one time or 100% it will be followed by customer satisfaction by 0.513. based on the calculation of determinant coefficient, obtained a conclusion that the effect of store atmosphere on purchasing decisions on Kongbox cafe Medan is at 49.80% which means that 50.20% is influenced by other factors such as promotion, price, products that have not include in this research.
Keywords : Store Atmosphere, Instore Atmosphere, Outstore Atmosphere, consumer purchasing decision.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan di
segala bidang. Perubahan tersebut antara lain dipengaruhi oleh oleh beberapa
faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah,
persaingan bisnis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus
komunikasi yang berkembang semakin cepat. Perubahan dan perkembangan
tersebut berjalan seiring dengan perkembangan kota – kota besar di Indonesia.
Misalnya seperti yang terjadi pada kota Jakarta, Surabaya dan termasuk kota
Medan.
Pada kenyataannya, perkembangan dan perubahan di bidang ekonomi
tersebut membawa akibat pada berbagai aspek dibidang ekonomi, termasuk
terjadinya pergeseran manajemen dalam bidang pemasaran. Menurut Kotler dan
Keller (2009:34), pergeseran dari berfokus pada transaksi yang mampu
menghasilkan laba, kepada berfokus pada nilai masa hidup pelanggan. Biasanya
perusahaan akan mengarah pada menghasilkan laba pada masing masing
transaksi. Namun, perusahaan modern lebih mengutamakan untuk berfokus pada
pelanggan, produk, dan saluran mereka yang paling mampu menghasilkan laba.
Mereka memperkirakan nilai masa hidup pelanggan individual dan merancang
tawaran dan harga pasar untuk menghasilkan laba sepanjang hidup pelanggan.
Perusahaan modern lebih mengutamakan bertahannya pelanggan. Menarik
pelanggan baru, bisa jauh lebih penting daripada melakukan tugas untuk
Untuk menjawab tantangan dan perubahan tersebut, para pelaku bisnis
berlomba-lomba menciptakan inovasi baru dan mengambil peluang-peluang
bisnis untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif diantara para pesaing untuk
mampu mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Termasuk para
pelaku bisnis di kota Medan, perkembangan bisnis di kota Medan semakin
berkembang dengan banyaknya ide-ide bisnis baru yang bermunculan terutama
pada bidang kuliner. Perkembangan bisnis di bidang kuliner di kota Medan
ditandai dengan banyaknya bermunculan kafe – kafe yang mengangkat tema-tema
tertentu agar kafe tersebut terlihat unik dan menarik untuk dikunjungi.
Hal tersebut dipicu oleh perubahan tren atau gaya hidup pada masyarakat
yang semakin modern. Misalnya, dulu restauran ataupun kafe merupakan tempat
dimana konsumen datang hanya untuk menikmati makanan yang dijual namun
dengan perubahan gaya hidup masyarakat sekarang, restauran maupun kafe bukan
hanya sekedar tempat menikmati makanan dan minuman, tetapi tempat untuk
menikmati suasana yang diciptakan oleh restaurant atau kafe tersebut. Hal ini
didorong oleh pendapat Tan bahwa alasan kebanyakan konsumen mengunjungi
HoReKa (Hotel, Restoran, Kafe) bukan hanya untuk makan dan minum
melainkan mereka lebih cenderung menikmati suasana khas HoReKa dan
kesempatan bertemu dengan orang lain ( Tan, 2002:13).
Store atmosphere dapat membentuk karakteristik ataupun citra dari suatu
toko. Dekorasi yang nyaman dan menarik dapat menjadi nilai yang sangat penting
untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Para pelaku
usaha harus pandai menuangkan ide-ide kreatif dan modern sesuai dengan segmen
pasar yang dituju.
Kongbox cafe merupakan salah satu dari banyaknya kafe-kafe yang
mengangkat tema-tema unik di kota medan. Kongbox cafe terletak Jl. SMTK no.8
Medan. Kongbox cafe dibuka pada tanggal 18 Juli 2014. Kafe ini di desain
dengan susunan container-container yang didalamnya tercipta suasana yang nyaman dan santai, dengan sofa-sofa dan desain interior kafe yang dapat
menciptakan suasana seperti kafe-kafe di Amerika. Suasana yang bersih, luas dan
nyaman pada desain outdoor kafe dengan meja dan kursi kayu juga terdapat kolam ikan dan pemandangan yang unik disekitar kafe . Kongbox cafe merupakan
salah satu kafe dari beberapa kafe yang mengangkat tema yang unik di kota
Medan.
Penciptaan store atmosphere merupakan faktor terpenting untuk suatu
usaha mempertahankan dan menarik pelanggannya. Store Atmosphere suatu kafe menjadi bagian yang sangat penting mengingat persaingan yang cukup pesat sejak
beberapa tahun belakangan, ditandai dengan munculnya kafe-kafe baru
disepanjang Jl.Dr.Mansyur Medan.
Para pelaku bisnis di kota Medan berlomba-lomba menciptakan store
atmosphere kafe yang kreatif dan unik untuk menarik pelanggan, hal ini yang membuat Kongbox Cafe harus memperhatikan store atmosphere tokonya agar
menarik masyarakat kota Medan untuk berkunjung dan menikmati suasana yang
disuguhkan oleh cafe dan Kongbox Cafe dapat lebih unggul dari para pesaing.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “ Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan Store Atmosphere pada Kongbox Cafe Medan? 2. Bagaimana pengaruh Store Atmospere terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen pada Kongbox Cafe Medan?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan hasil dari perumusah masalah diatas,
maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pelaksanaan store atmosphere pada Kongbox Cafe
Medan.
2. Mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Kongbox Cafe Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
di bidang pemasaran, khususnya mengenai store atmosphere dan
keputusan pembelian konsumen.
2. Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi
perusahaan dalam bidang pemasaran.
3. Bagi Program studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk
menambah bacaan bagi mahsiswa/i di jurusan Administrasi Bisnis USU.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Store Atmosphere
2.1.1 Pengertian Store Atmosphere
Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan
pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi
konsumen untuk melakukan pembelian (Levy, 2001: 576). Keseluruhan
rancangan yang diciptakan bertujuan untuk membangun citra toko dan
membangun karakteristik toko yang mempengaruhi keadaan emosional calon
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Menurut Lamb et al (2001: 105) “Store atmosphere (suasana toko) yaitu
suatu keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik, dekorasi dan lingkungan
sekitarnya”. Sutisna (2001: 164) mengatakan store atmosphere adalah “penataan
ruang dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan
kenyamanan bagi pelanggan”. Keseluruhan tata letak fisik toko dilakukan untuk
menciptakan kenyamanan bagi pelanggan.
2.1.2 Faktor-faktor dan tujuan store atmosphere
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko
1. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh : rapi,
ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.
2. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual
bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin
diciptakan oleh pengecer.
3. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa
elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari logam dan kaca tidak tembus
pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum
yang ingin diciptakan.
4. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi
seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih
lama di toko. Musik dapat mengontrol lain lintas di toko, menciptakan
suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya.
5. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian
menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih
positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja. dan umumnya
bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para
pengecer menggunakan wangi antara lain sebagai perluasan dan strategi
eceran.
6. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan
perhatian, warna merah kuning atau oranges dianggap sebagai warna
yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang
menyejukkan seperti hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat
yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih.
Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana
toko. Konsumen takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah
tertentu dan lebih merasa senang bila tempat itu memiliki pencahayaan
yang kuat untuk alasan keselamatan. Tampak luar .suatu toko juga
mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak
menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.
Store atmosphere mempunyai tujuan tertentu. Menurut Lamb et al (2001: 105-109), dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan
memposisikan eceran toko dalam benak konsumen.
2. Tata letak yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan
kemudahan melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola
lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja.
2.1.3 Cakupan Store Atmosphere
Menurut Levi dan Weitz (2001: 118), Store atmosphere terdiri dari dua hal, yaitu Instore atmosphere dan Outstore atmosphere:
1. Instore Atmosphere
Instore Atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam ruangan
yang menyangkut:
a. Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam
ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak
b. Suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam
ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music
yang disajikan restoran dan alunan suara musik dari sound system.
c. Bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk
meniptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan
minuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan.
d. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahan bahan yang digunakan
untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding ruangan.
e. Desain interior bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam
restoran kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung
dengan ruas jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar
counter, penataan meja, penataan lukisan-lukisan, dan sistem pencahayaan dalam ruangan.
2. Outstore atmosphere
Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar ruangan yang menyangkut:
a. External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas restoran diluar ruangan yang meliputi tata letak parker pengunjung,
tata letak papan nama, dan lokasi yang strategis.
b. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan
bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur
dinding bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar ruangan.
c. Desain eksterior bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan
luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan
pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem
pencahayaan luar ruangan.
2.1.4 Elemen Store Atmosphere
Menurut Barry dan Evans (2004: 455), “Atmosphere can be divided into
several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen
Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih
lanjut dibawah ini:
1. Exterior (bagian luar toko)
Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko
tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi
dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik,
menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko.
Element-elemen exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:
a. Storefront (Bagian Muka Toko)
Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu
masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan
citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko
dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior
merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk
b. Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memejang nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan,
penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi
lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat berbeda,
dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.
c. Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat
mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga
mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen.
d. Display Window (Tampilan Jendela)
Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko
dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko
tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat
jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela,
jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi
penggantiannya.
e. Height and Size Building (Tinggi dan Ukuran Gedung)
Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut. Misalnya,
tinggi langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah lebih luas.
f. Uniqueness (Keunikan)
Keunikan suatu toko bisa dihasilkan dari desain bangunan toko yang lain
dari yang lain.
g. Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)
Keadaan lingkungan masyarakat dimana suatu toko berada, dapat
mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan memiliki citra
yang kurang baik, maka toko yang lain pun akan terpengaruh dengan
citra tersebut.
h. Parking (Tempat Parkir)
Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat
parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan
menciptakan Atmosphere yang positif bagi toko tersebut. 2. General Interior (bagian dalam toko)
Yang paling utama yaneg dapat membuat penjualan setelah pembeli berada di
toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Display yang baik yaitu yang dapat
menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah
mengamati, memeriksa dan memilih barang dan akhirnya melakukan
pembelian. Ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi konsumen
pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari: a. Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting,
karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan
apa yang mereka lihat.
b. Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)
Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk
toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling
terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik
mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana yang
ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan
dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Scent and Sound ( Aroma dan Musik)
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini
dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen,
khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan
menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati
makanan.
d. Fixture (Penempatan)
Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan
dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena
penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image
yang berbeda pula.
e. Wall Texture (Tekstur Tembok)
Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan
dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.
f. Temperature (Suhu Udara)
Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan
jangan terlalu panas atau dingin.
g. Width of Aisles (Lebar Gang)
Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen
merasa nyaman dan betah berada di toko.
h. Dead Area
Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal
tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal : pintu masuk,
toilet, dan sudut ruangan.
i. Personel (Pramusaji)
Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan
tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
j. Service Level
Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih bahasakan
oleh Teguh,Rusli, dan Molan (2000) adalah self service, self selection, limited service, dan full service.
k. Price (Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar
konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.
l. Cash Refister (Kasir)
Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah
dijangkau oleh konsumen.
m. Technology Modernization (Teknologi)
Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin.
cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara
lain, seperti kartu kredit atau debet.
n. Cleanliness (Kebersihan)
Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk
makan di tempat tersebut.
3. Layout Ruangan (Tata Letak Toko)
Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan
fasilitas toko. Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang
ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang
layout adalah sebagai berikut:
a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:
1) Selling Space (Ruangan Penjualan)
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara
konsumen dan pramusaji.
2) Personnel Space (Ruangan Pegawai)
Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji
seperti tempat beristirahat atau makan.
3) Customers Space (Ruangan Pelanggan)
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen
seperti toilet, ruang tunggu.
b. Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)
Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu:
1) Grid Layout (Pola Lurus)
Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.
2) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)
Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi
seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi,
kemudian kembali ke pintu masuk.
3) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)
Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang
toko, membawa pengunjung dalam dua arah.
4) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)
Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang diletakan dengan bebas.
4. Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)
Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat
meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display
terdiri dari :
a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)
Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendesain dekorasi toko atau
meminta pramusaji berpakaian sesuai tema tertentu.
Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar
atau poster yang ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat
meningkatkan suasana toko.
2.2Keputusan Pembelian Konsumen
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007: 285) yaitu, “Keputusan pembelian
konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain,
pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003: 224) yaitu
“keputusan pembelian adalah saat konsumen membeli suatu produk dalam waktu
tertentu”.
2.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Kotler (2002: 184) menjelaskan secara umum tentang proses keputusan pembelian
dalam model 5 tahap.
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Sumber : Philips Kotler (2002 : 185)
Model ini merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting
dalam memahami keputusan pembelian. Tahapan dalam model ini adalah:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan
rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang (rasa
lapar, haus, seks) naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau
kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu
pemikiran untk melakukan pembelian.
2. Pencarian Informasi
Pada tingkat ini seseorang menjadi lebih perseptif terhadap informasi
tentang sebuah produk. Secara umum konsumen menerima informasi
terpenting tentang sebuah produk komersial, dimana informasi tersebut
didominasi pemasar. Beberapa sumber informasi utama konsumen adalah
pribadi yang meliputi keluarga, teman, tetangga, dan rekan. Komersial
yang meliputi iklan, situs web penyalur, kemasan, tampilan. Publik yang
meliputi media massa, organisasi dan eksperimental yang meliputi
penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. Sumber sumber
informasi tersebut melaksanakan fungsi yang berbeda dalam
3. Evaluasi Alternatif
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi
bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan.
Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk keterpercayaan
merk dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu
produk. Berbagai resiko seperti resiko waktu, tenaga, biaya, resiko
psikologis dan sosial akan dipertimbangkan oleh konsumen.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling
disukai. Keputusan pembelian ini sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
sikap orang lain dan uang akan mengurangi alternatif pilihan seseorang
akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap orang lain terhadap
pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain. Faktor yang lain adalah faktor situasi yang tidak dapat diantisipasi.
Hal ini terjadi ketika konsumen mengambil keputusan pembelian terhadap
suatu produk ada faktor keadaan yang tidak terduga sehingga konsumen
merubah tujuan pembelian tersebut dengan menunda atau menghindari
keputusan yang sangat dipengaruhi oleh resiko yang diperkirakan.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian konsumen mungkin akan mengalami
konflik karena melihat beberapa hal tertentu yang dikhawatirkan atau
mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada
terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Pada perilaku pasca
pembelian ini ada beberapa hal yang akan terjadi seperti kepuasan pasca
pembelian yang merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja
anggapan produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja,
maka semakin besarlah ketidakpuasan yang terjadi. Tindakan pasca
pembelian, tindakan ini muncul dari puas tidak konsumen dalam
melakukan konsumsi produk. Apabila konsumen puas, konsumen akan
cenderung mengatakan hal-hal yang baik tentang merek kepada orang lain.
Bila konsumen tidak puas maka akan terjadi hal yang sebaliknya ataupun
konsumen tersebut akan mengabaikan merek yang tidak dapat memuaskan
kebutuhannya tersebut. Hal yang terakhir adalah penggunaan dan
penyingkiran pasca pembelian, semakin cepat pembeli mengkonsumsi
produk maka akan semakin cepat pembeli tersebut kembali ke pasar.
Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan produk maka akan semakin
cepat produk tersebut disingkirkan karna masa pakainya.
Menurut Kotler (2002: 202), pengambilan keputusan konsumen adalah
seleksi yang dilakukan konsumen terhadap dua pilihan alternatif produk atau
lebih. Terdapat 5 peran yang yang dimainkan konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian, antara lain :
1. Pencetus (initiator), yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu barang/jasa.
2. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu seseorang yang mengambil
4. Pembelian (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara
nyata.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan
barang/jasa yang dibeli.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri
dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins et al (Supranto,2007: 3) ,
faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian,
emosi, sikap, sedangkan faktor eksternal meliputi: budaya, sub budaya,
demografis, status sosial, kelompok rujukan, keluarga.
1. Faktor-faktor internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki
pengaruh yang sangat penting terterhadap keputusan individu. Pengaruh
yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap
suatu alternatif produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk
mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi :
a. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya
(Kotler, 2005: 216).
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk
menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah
sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar
(Supranto,2007: 115).
c. Memori
Memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman
sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka
pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan porsi/
bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently)
diaktifkan atau dipergunakan (Supranto,2007: 129).
d. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan
perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif
(motive) merupakan kostruk (construct) mewakili kekuatan dalam
(inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon (Supranto,
2007: 93)
e. Kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip.
yang dipilih untuk mencapai tujuandalam situasi yang berbeda
(Supranto, 2007: 104).
f. Emosi
Emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang
mempengaruhi perilaku secara kuat (Supranto, 2007: 108).
g. Sikap
Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek
apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan
kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan manfaat
dari objek tersebut (Sumarwan, 2004: 136).
3. Faktor-faktor eksternal
a. Budaya
Budaya (culture) adalah keseluruhan yang kompleks (complex whole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, snei, hukum, moral,
kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh
setiap orang sebagai anggota masyarakat (Supranto, 2007: 21)
b. Sub Budaya
Sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub
budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana
anggota-anggotanya sama memiliki makna budaya yang sama, akan
tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas,
jadi akan didipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan (Supranto,
2007: 47).
c. Demografis
Demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai
budaya dan kultural (Supranto, 2007: ).
d. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas
yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata
akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan,
pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut
(Sumarwan, 2002: 219).
e. Kelompok Rujukan/ Acuan
Kelompok Rujukan/Acuan adalah seorang individu atau sekelompok
orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.
Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai
dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk
respons afektif dan kognitif dan perilaku (Sumarwan,2002: 250).
f. Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau
cucu), dan adopsi (Sumarwan, 2002: 227).
2.3Kerangka Konseptual
Store Atmosphere
(X)
2.4Penelitian Terdahulu
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan 4 refrensi
jurnal dan skripsi yaitu sebagai berikut :
1. Syafik (2011) sebelumnya telah melakukan penelitian dengan topik
yang berkaitan dengan topik diatas dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen
si Eva Bakery Gresik”. Hipotesis yang penulis rumuskan dalam
penelitian ini adalah bahwa Store Atmosphere yang terdiri dari:
exterior, general interior,store layout dan display interior berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Eva
Bakery Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
yang ada di Eva Bakery Gresik, dengan menggunakan 100 sampel konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah dengan regresi linier
berganda dengan bantuan SPSS versi 10 for windows. Pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikan 2,5% dan
uji F dengan tingkat signifikan 5%. Hasil persamaan regresi yang
diperoleh adalah Y = 1,833 + 0,274 X1 + 0,317 X2 + 0,36 X3 + 0,100
X4 Kesimpulannya yaitu, Store Atmosphere yang terdiri dari: exterior, general interior, store layout dan display interior berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan Pembelian Konsumen di Eva Bakery
Gresik.
2. Helga Megawati (2008) sebelumnya telah melakukan penelitian dengan
judul yang sama yaitu “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan
Pembelian Kosumen Pada Butik Rumah Cinta”. Penelitian ini
menggunakan analisis koefisien rank spearman. Hasil analisi menunjukkan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan store
atmosphere yang dilakukan oleh “Rumah Cinta” adalah setuju bahwa
store atmosphere telah dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan analisa tanggapan konsumen bahwa mereka setuju dengan melakukan
pembelian di “Rumah Cinta”. Hasil penelitian menggunakan korelasi
Rank Spearman (Rs) menunjukkan hubungan yang searah dan positif antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel t juga menunjukkan
bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima, yaitu menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang berarti antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memiliki
kesimpulan bahwa store atmosphere dapat berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian apabila pelaksanaan store atmosphere tersebut dilaksanakan dengan baik, begitupun sebaliknya.
3. Adityas Agung Wicaksono (2012) yang dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian
konsumen Rumahku Art Cafe di Magelang” menyimpulkan hasil dari
penelitiannya yang menunjukkan bahwa store atmosphere kurang memiliki pengaruh pada pembelian pertama. Penyebabnya mungkin
konsumen telah berada dalam sebuah kafe. sehingga pada keputusan
pembelian, terutama pembelian pertama akan lebih dipengaruhi oleh hal
lain. Pada penelitian ini ditemukan beberapa hal hal yang
mempengaruhi pembelian seperti media komunikasi atau promosi dan
faktor sosial.
4. Rianti Pratiwi (2010) telah melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
pada Blind Cafe Bandung”. Hasil analisis pernyataan responden
terhadap store atmosphere di Blind Cafe Bandung diperoleh nilai
rata-rata keseluruhan sebesar 4,01 yang berarti bahwa konsumen
menganggap pelaksanaan store atmosphere pada Blind Cafe Bandung
telah dilaksanakan dengan baik karena berada pada interval 3,40-4,19.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien korelasi
Rank Spearman diperoleh nilai sebesar 0.960 yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat serta nilai positif yang menunjukkan searah
antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen.
Sedangkan besarnya pengaruh (Kd) store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Blind Cafe Bandung sebesar
92,16% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diukur dalam penelitian ini sebesar 7,84%. Berdasarkan analisis uji
hipotesis , didapat thitung sebesar 23,75 dan ttabel sebesar 1,679 dengan
tingkat kekeliruan 5%. Ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar
darpada ttabel, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan, yaitu “store atmosphere berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian konsumen” dapat diterima.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang dilandaskan kepada pilsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008: 13). Penelitian ini menggunakan
studi kausal, yaitu meneliti pengaruh store athmosphere terhadap keputusan
pembelian konsumen di Kongbox Cafe Medan.
Penelitian ini dilakukan pada salah satu kafe di kota Medan yaitu
Kongbox Cafe Jl.SMTK No.8 Medan. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan
yang dimulai dari bulan April 2015.
3.3Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 115). Pada
penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang sudah berkunjung
dan melakukan pembelian pada Kongbox Cafe Medan pada bulan April, Mei dan
Juni 2015 yang memiliki rata – rata pengunjung sebanyak 897 responden.
Tabel 3.1
rata – rata pengunjung
Bulan Jumlah Pengunjung
April 2015 896
Mei 2015 905
Juni 2015 890
Total 2691
Rata – rata 897
Sumber : Kongbox Cafe Medan
3.3.2 Sampel
Sampel adalah wakil-wakil dari populasi. (Juliandi dan Irfan, 2013 :58).
Dalam menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada
perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : nilai kritis ( presentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah
10%
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil pada
penelitian ini adalah :
n =
= 89,98
Maka dengan demikian jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 90
orang responden.
3.3.2.1Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probabilitas sampling, meliputi:
1. Accidental Sampling, yaitu suatu penarikan sampel kepada konsumen yang secara kebetulan melakukan pembelian pada Kongbox Cafe
Medan.
2. Acceptanced Random, Sampling yaitu metode penarikan sampel kepada konsumen yang memang mempunyai kemampuan dan
kemauan mengisi kuesioner.
Sugiyono (2012: 64) mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : Terdapat pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
pembelian konsumen.
2. H0 : Store Atmosphere tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen.
3.5Definisi Konsep
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan difinisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu :
1. Store athmosphere
Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan
pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan
emosi konsumen untuk melakukan pembelian (Levy, 2001: 576)
2. Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau
lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi
seseorang ketika mengambil keputusan (Schiffman, 2007: 285)
3.6Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara
untuk mngukur variabel – variabel. Adapun variabel penelitian beserta
definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari :
a. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh; rapi,
ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.
b. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang
dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang
ingin diciptakan oleh pengecer.
c. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari logam dan kaca tidak
tembus pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan
suasana umum yang ingin diciptakan.
d. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan
bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal
lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lain lintas di toko,
menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian
pembelinya.
e. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan.
Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan
secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk
berbelanja. dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma
yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan wangi antara lain
f. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau
memfokuskan perhatian, warna merah kuning atau oranges dianggap
sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan.
Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau, dan violet digunakan untuk
membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang
elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh
penting pada suasana toko. Konsumen takut untuk berbelanja pada
malam hari di daerah tertentu dan lebih merasa senang bila tempat
itu memiliki pencahayaan yang kuat untuk alasan keselamatan.
Tampak luar .suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana
yang diinginkan dan hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama
yang mengkhawatirkan bagi pembelanja.
2. Variabel terikat (Y), yang terdiri dari :
a. Faktor Internal :
1) Persepsi : Proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan
sekitarnya.
2) Motivasi : Kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan
memeberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan konstrak (counstruck) mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan
memberikan pengarahan khusus terhadap respon.
3) Kepribadian : Suatu karakterisktik individu mengenai
kecenderungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian
konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang dipilih
untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda.
b. Faktor Eksternal:
1) Sub Budaya: Merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub
budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana
anggota-anggotanya sama memiliki makna budaya yang sama,
akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih
luas, jadi akan didipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan
2) Kelas Sosial: Pembagian masyarakat kedalam kelas kelas yang
berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan
menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan
harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut.
3) Kelompok Rujukan/Acuan: Seorang individu atau sekelompok
orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.
Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai
dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam
membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku.
4) Keluarga: Sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau cucu),
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator
Store Atmosphere (X) Faktor-faktor
penciptaan Store
Atmosphere
Jenis karyawan
Jenis barang dagangan
Jenis perlengkapan tetap
(fixture)
Bunyi suara
Aroma
Faktor Visual
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
Faktor internal Persepsi
Motivasi
Kepribadian
Faktor Eksternal Sub Budaya
Kelas Sosial
Kelompok Rujukan/ Acuan
Keluarga
3.7Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta
fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)
Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk
mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan
dengan menggunakan :
Wawancara dilakukan kepada pihak pihak yang terkait dengan penelitian
ini agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam
penelitian ini.
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan
indikator-indikator dari variabel penelitian. Kuesioner diberikan kepada
responden yang merupakan konsumen dari Kongbox Cafe Medan untuk
mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.
c. Observasi ( Pengamatan)
Observasi dilakukan secara langsung di lokasi yang menjadi objek
penelitian guna mendapatkan data primer.
2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)
Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan
data yang telah dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer.
Penulis menggunakan cara untuk memperoleh data sekunder sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku buku, karya ilmiah serta
pemdapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan
masalah yang akan diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau
dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain
yang terkait dengan penelitian.