EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILLS TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA SMK FARMASI
APIPSU T.A. 2014/2015
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: NOVA IRWAN NIM: 8126175012
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILLS TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA SMK FARMASI
APIPSU T.A. 2014/2015
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: NOVA IRWAN NIM: 8126175012
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Nova Irwan. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Teamwork Skills Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMK Farmasi Apipsu T.A. 2014/2015
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan model pembelajaran Direct Instruction. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok siswa yang memiliki teamwork skills di bawah rata-rata dengan di atas rata-rata. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat teamwork skills siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain factorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Farmasi Apipsu Medan. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar fisika dalam bentuk uraian sebanyak 8 soal dan insrumen observasi teamwok skills yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Data dianalisis menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar fisika pada model kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan model direct interuction. Hasil belajar fisika pada kelompok siswa yang memiliki tingkat teamwork skills di atas rata-rata lebih tinggi dibandingkan di bawah rata-rata. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat teamwork skills siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat baik diterapkan pada kelompok siswa yang memiliki teamwork skills di atas rata-rata. Sedangkan pada model direct interuction tidak perlu memperhatikan teamwork skills.
ABSTRACT
Nova Irwan. Effects of Cooperative Group Investigation Learning Model and Teamwork Skills toward Physics Learning Outcomes of Studens in SMK Farmasi Apipsu at 2014/2015
This research was aimed to: Know the difference physics student learning outcomes by cooperative learning model Group Investigation with Direct Instruction learning model. Know the difference between the physics learning outcomes of students have teamwork skills below average with above average. Know interaction between learning model with the level of students' teamwork skills in influencing student learning outcomes. This study is a quasi experiment with 2x2 factorial design. The population of this study were all students of class X SMK Farmasi Apipsu Medan. The sample done cluster random method as much as two classes, first class as experiment class applied cooperative learning model group investigation and second class as control class applied Direct Instruction learning model. The instrument used in this study are Physics achievement test in descriptions form as much as 8 questions and Observation teamwok skills insrumen that have been declared valid and reliable. Analysis data would be using ANOVA two way. From the results of this study concluded that: The physics learning outcomes in the cooperative group investigation models higher than direct interuction models. The physics learning outcomes at group of students had teamwork skills above average higher than below average. There is interaction between learning model with the level of students' teamwork skills in influencing student learning outcomes.Cooperative learning model group investigation very well be applied to groups of students who have teamwork skills above average. While the direct interuction model not need to pay attention teamwork skills.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT Pencipta langit dan bumi, Pencipta
manusia, Pencipta kehidupan. Dialah Maha Pengatur dan Penguasa hari
pembalasan. Shalawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
pembawa rahmat bagi seluruh alam. Syukur pada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis hingga tesis yang berjudul “Efek Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Teamwork Skills Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMK Farmasi Apipsu T.A. 2014/2015” telah selesai
disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi
Pendidikan Fisika Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Disadari bahwa selesainya tesis ini karena adanya bantuan moril dari
berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof.
Dr. H. Sahyar, MS., MM dan Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.Si., sebagai
Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si., Prof. Motlan,
M.Sc., Ph.D., dan Dr. Derlina, M.Si selaku nara sumber dan tim penguji yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi kelengkapan penulisan
tesis ini.
Selanjutnya terima kasih kepada Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si., dan Dr.
Karya Sinulingga, M.Si. selaku validator instrumen penelitian. Terima kasih
penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMK Farmasi Apipsu Medan Ibu
Desyanti, S. Farm., Apt dan semua stakeholdernya atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Terima kasih kepada kak Yul Ifda yang
telah membantu penyelesaian tesis. Ucapan terima kasih kepada bang Satria yang
telah membantu memahamkan bagaimana cara mengolah data dan melakukan
observasi. Terima kasih kepada Arko yang telah bersedia maju bersama saat meja
Aldie Munandar yang telah bersedia membantu mendokumentasikan penelitian.
Terima kasih kepada Hastina Adha yang telah menjadi observer untuk
pengambilan data teamwork skills. Terima kasih kepada seluruh teman-teman
seperjuangan dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas
segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Kemudian dengan penuh hormat terima kasih tidak terhingga kepada
kedua orang tua Ama urum Ine, Hasyimi, S.H. dan Siti Hajar, A.Md. yang telah
memberi dukungan luar biasa kepada penulis sejak awal perkuliahan sampai
penyelesaian tesis ini. Selesainya perkuliahan ini dihadiahkan kepada kedua orang
tua yang terus membanggakan penulis. Begitu juga kepada kedua mertua Ibu
Maysarah dan Bapak Khiaruddin Lubis yang terus memotivasi hingga selesainya
tesis ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga
kepada Istri yang sholehah Rahmi Lubis, S.Pd. yang telah setia dan sabar
memberikan; pengorbanan, semangat, doa, dan dukungan kepada penulis saat
mengerjakan tugas akhir hingga selesai.
Akhirnya penulis menyadari bahwa kesalahan dan kekhilafan tentu
muncul dalam diri manusia. Manusia bersifat terbatas, lemah, serba kurang, dan
membutuhkan yang lain. Dengan demikian pada tesis ini tentu terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua
sebagai ilmu pengetahuan dalam rangka memudahkan hidup manusia.
Medan, Februari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 10
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Model Pembelajaran 10 2.1.2. Model Pembelajaran tipe Group investigation 12 2.1.3. Model pembelajaran Direct Interuction 23 2.1.4. Kemampuan kerja sama tim (teamwork skills) 27
2.1.5. Hasil Belajar 32
2.2 Penelitian Yang Relevan 36
2.3 Kerangka Konseptual 40
2.3 Hipotesis Penelitian 43
BAB III METODE PENELITIAN 45
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 45
3.2 Populasi dan Sampel 45
3.2.1. Populasi Penelitian 45
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 46
3.4.1. Jenis Penelitian 46
3.5 Prosedur Penelitian 49
3.6 Instrumen Penelitian 52
3.6.1. Validitas Tes 53
3.6.2. Tingkat Kesukaran Tes 58
3.6.3. Daya Beda Tes 60
3.7 Teknik Analisis Data 60
3.7.1. Analisis Secara Deskriptif 61 3.7.2. Analisis Secara Inferensial 61 3.7.3. Pengujian Hipotesis 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 68
4.1 Hasil Penelitian 68
4.1.1. Deskripsi Data Teamwork Skills (TS) 68 4.1.2. Deskripsi Data Tes Hasil Belajar Berdasarkan
Desain ANAVA 2× 2 69
4.1.2.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan
Model Pembelajaran 70
4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan
Tingkat Teamwork Skills 73 4.1.2.3 Deskripsi Data Hasil Belajar pada Model
Pembelajaran KGI berdasarkan Tingkat TS 75 4.1.2.4 Deskripsi Data Hasil Belajar pada Model
Pembelajaran DI berdasarkan Tingkat TS 77 4.1.2.5 Deskripsi Data Hasil Belajar pada TS di Bawah
Rata-rata berdasarkan Model Pembelajaran 79 4.1.2.6 Deskripsi Data Hasil Belajar pada TS di Atas
Rata-rata berdasarkan Model Pembelajaran 81 4.1.3. Pengujian prasyarat Analisis Data 82 4.1.4. Pengujian Hipotesis Penelitian 88 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 109
5.1 Kesimpulan 109
5.2 Saran 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil yang diperoleh siswa dari model pembelajaran
kooperatif 12
Gambar 2.2 Dampak Intructional dan pengiring dari model DI 24 Gambar 3.1 Bagan Alur pelaksanaan penelitian 51 Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Berdasarkan Model
Pembelajaran 72
Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Berdasarkan Teamwork Skills 75 Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran
KGI Berdasarkan Tingkat TS 77 Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran
DI berdasarkanTingkat TS 79 Gambar 4.5 Perbandingan Hasil Belajar pada TS di Bawah Rata-rata
Berdasarkan Model Pembelajaran 80 Gambar 4.6 Perbandingan Hasil Belajar pada TS di Atas Rata-rata
Berdasarkan Model Pemebelajaran 82 Gambar 4.7 Distribusi Data Pretes Sampel Kelas DI 84 Gambar 4.7 Distribusi Data Pretes Sampel Kelas KGI 85 Gambar 4.9 Distribusi Data Postes Sampel Kelas DI 87 Gambar 4.10 Distribusi Data Postes Sampel Kelas KGI 88 Gambar 4.11 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Empat Pendekatan pada Model Pembelajaran
Kooperatif 15
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Investigasi Kelompok
Menurut Joyce 20
Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
tipe Group Investigation 21 Tabel 2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran DI 25 Tabel 2.5 Indikator Teamwork Skills 30 Tabel 2.6 Indikator Evaluasi Hasil Belajar Pengetahuan 36 Tabel 2.7 Penelitian yang Relevan 36
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian 47 Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava 2x2 48 Tabel 3.3 Variabel yang diukur dan Jeni Instrumen 53 Tabel 3.4 Hasil perhitungan validitas 56 Tabel 3.5 Derajat Reliabilitas 58
Tabel 3.6 Uji Reabilitas 58
Tabel 3.7 Kriteria interpretasi indeks kesukaran 59 Tabel 3.8 Indeks kesukaran tes hasil belajar 59 Tabel 3.9 Hasil perhitungan uji Daya Beda 60 Tabel 3.10 Rumus ANAVA dua jalur 64
Tabel 4.1 Tabel Teamwork Skills (TS) Seluruh Sampel 69 Tabel 4.2 Desain Penelitian ANAVA 2 x 2 70 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Berdasarkan Model
Pembelajaran 71
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Berdasarkan Teamwork Skills 73 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran
KGI Berdasarkan Tingkat TS 76 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran
DI berdasarkanTingkat TS 78 Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar pada TS di Bawah Rata-rata
Tabel 4.11 Data Jumlah Sampel pada Model dan Tingkat TS 89 Tabel 4.12 Hasil uji ANAVA Kedua Kelas 90 Tabel 4.13 Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Kelompok 93 Tabel 4.14 Hasil analisi Post Hoc dengan Tukey 94 Tabel 4.15 Perbedaan antar kelompok siswa berdasarkan tingkat
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus SMK Farmasi Apipsu 114
Lampiran 2 RPP 117
Lampiran 3 Bahan Ajar 140
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 157 Lampiran 5 Instrumen Penelitian 168 Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 171 Lampiran 7 Pedoman Penilaian Instrumen Hasil Belajar 178 Lampiran 8 Lembar Observasi Penilian Teamwork Skills 181 Lampiran 9 Rubrik Penilaian Teamwork Skills 182 Lampiran 10 Uji Persyaratan 184
Lampiran 11 Uji Hipotesis 186
Lampiran 12 Uji Validitas Instrumen 187 Lampiran 13 Taraf Kesukaran Soal 189 Lampiran 14 Uji Daya Beda Instrumen 191
Lampiran 15 Data percobaan 193
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Pemerintah terus melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan guna meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu usaha yang
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan
penyempurnaan kurikulum menjadi kurikulum 2013. Sejak diberlakukannya
kurikulum 2004 hingga kurikulum 2013 kompetensi yang dikembangkan pada
mata pelajaran sains di SMA/K adalah kemampuan melakukan kerja ilmiah
sebagai hasil belajar.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya
(Hamalik, 2002). Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas, mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2009). Berdasarkan teori Taksonomi
Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara
lain kognitif, afektif, psikomotor.
Berdasarkan penelitian IEA (International Association for the Evaluation
of Educational Achievement) dalam TIMSS (Trends in Mathematics and Science
Study) yang diselenggarakan pada tahun 2011. Hasil penelitian TIMSS 2011
2
Indonesia menurun ke peringkat 36 dari total 42 negara. Kedua, pada bidang
fisika, Indonesia hanya mampu mencapai skor 397 lebih rendah dari skor rata-rata
(513). Indonesia mendapat predikat low science benchmark. Predikat tersebut
menyatakan bahwa siswa Indonesia hanya mampu mengenal sebagian fakta-fakta
dasar dari ilmu sains khususnya dalam mata pelajaran fisika (Gonzales, 2011).
Data ini menunjukkan bahwa siswa di Indonesia belum meraih hasil belajar yang
baik.
Berdasarkan observasi diperoleh data yang menunjukkan hasil belajar
fisika siswa di sekolah masih rendah. Hal ini dilihat dari nilai ujian tengah dan
ujian akhir di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70 (tujuh puluh).
Dari Angket yang diberikan kepada 80 responden 74% siswa menjawab belum
berhasil mencapai KKM sebelum melakukan remedial (ujian ulang/perbaikan).
Data ini menunjukkan hasil belajar siswa di sekolah rendah.
Berdasarkan hasil wawancara hasil belajar yang diukur hanya sebatas
pengetahuan saja. Guru belum mengukur aspek psikomotorik dan aspek afektif.
Hal ini dikuatkan oleh format penilaian yang memang hanya memuat hasil belajar
dalam aspek kognitif.
Berdasarkan hasil wawancara pembelajaran fisika didominasi oleh metode
ceramah dan tanya jawab. Guru lebih berorientasi pada materi pelajaran dengan
alasan tuntutan kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
ulangan dan ujian. Guru menginformasikan konsep-konsep yang terdapat pada
3
siswa menginformasikan bahwa pelajaran yang dilakukan kelas dilakukan dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
Berdasarkan penjelasan diatas kiranya perlu diterapkan model
pembelajaran sebagai solusi yang mendukung agar peserta didik mampu melatih
dan memperoleh kemampuan untuk meraih hasil belajar tinggi. Proses belajar
mengajar yang baik ditandai dengan adanya interaksi antara siswa dan guru
(Dalyono 2005). Untuk mewujudkan proses kegiatan belajar mengajar guru harus
dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, dapat mendorong
siswa dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Berhasil atau tidaknya
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh guru yang berperan sebagai fasilisator,
motivator, atau inspirator. Guru yang dapat menjalankan suatu model
pembelajaran dengan baik akan memberi pengaruh yang baik pada peserta didik
termasuk mengasah keterampilan untuk meraih hasil belajar yang baik. Guru
harus senantiasa memilih model dan metode yang tepat agar dapat memberikan
kontribusi yang baik dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil
belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
aktivitas peserta didik dan kemampuan kerjasama antara peserta didik adalah
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Peserta didik belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, belajar bersama, saling
membantu, dan melakukan investigasi untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
memerlukan aspek psikomotorik tinggi yang selanjutnya dapat memberikan
4
Pada penelitian ini, model kooperatif tipe group investigation (GI) dipilih
untuk meningkatkan hasil belajara karena dapat melibatkan peserta didik secara
aktif dalam proses belajar mengajar dan terlibat langsung menentukan masalah
yang akan diinvestigasi. Kemampuan sosial seperti menghormati, mematuhi
peraturan, penyelesaian tugas, dan toleransi menggunakan model pembelajaran
kooperatif lebih baik dari pada model tradisional (Tavakoli, 2014). Perbedaan
yang signifikan akan diperoleh dari model pembelajaran kooperatif tipe group
investigasi dibandingkan model pembelajaran direct intruction terhadap hasil
belajar siswa dimana hasil belajar lebih baik menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation (Akcay, 2012). Model pembelajaran group
investigtion tetap menawarkan peserta didik untuk berkesempatan memiliki
pembelajaran mereka sendiri serta menunjukkan pengetahuan dan pemahaman
mereka (Mitchell, 2008).
Untuk keberhasilan suatu pembelajaran yang menggunakan kelompok
seperti model pembelajaran koopertif tipe group investigasi diperlukan
kemampuan bekerja sama dalam kelompok (teamwork skills) diantara peserta
didik. Kerja sama tim adalah satu set keterampilan yang digunakan individu untuk
mendorong keberhasilan kelompok (Hughes, 2011). Keterampilan kerja sama tim
termasuk campuran interaktif, interpersonal, pemecahan masalah dan
keterampilan komunikasi yang diperlukan oleh sekelompok orang yang bekerja
pada tugas bersama, dalam peran yang saling melengkapi, menuju tujuan bersama
5
Berdasarkan latarbelakang di atas maka judul penelitian ini adalah “Efek
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan teamwork skills
terhadap hasil belajar siswa SMK Farmasi Apipsu T.A. 2014/2015.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi antara sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah.
2. Hasil belajar siswa rendah.
3. Kemampuan bekerja sama siswa rendah.
4. Siswa kesulitan mengerjakan soal-soal fisika.
5. Media pembelajaran masih menggunakan white board tanpa
menggunakan proyektor.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah koooperatif tipe Group
Investigation pada kelas eksperimen dan model Direct Instruction pada
kelas kontrol.
2. Variabel moderat dalam penelitian ini adalah teamwork skills yang
dimiliki siswa.
6
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka
rumusan masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model
pembelajaran direc interuction?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang memiliki
teamwork skills diatas rata-rata dengan yang teamwork skills dibawah
rata- rata?
3. Apakah ada interaksi model pembelajaran dengan teamwork skills dalam
meningkatkan hasil belajar siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
dengan model pembelajaran direc interuction?
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara siswa
yang memiliki teamwork skills diatas rata-rata dengan yang teamwork
7
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini setelah tercapainya tujuan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi bidang pendidikan bermanfaat untuk memberikan inspirasi
dalam mengembangkan model model pembelajaran kreatif dan
inovatif untuk meningkatkan keterampilan proses sains bagi siswa.
b. Bagi bidang psikologi bermanfaat untuk meningkatkan inspirasi
dalam kemampuan bekerja sama peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk guru, sebagai informasi untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigtion.
b. Untuk siswa, sebagai sarana untuk terus meningkatkan kemampuan
bekerja sama dan meningkatkan hasil beajar fisika.
c. Untuk sekolah, sebagai informasi untuk menerapkan model
pembelajaran yang lebih kreatif.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya perbedaan penafsiran terhadap rumusan
masalah dalam penelitian, berikut diberikan definisi operasional dari
variabel-variabel dalam penelitian ini:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
8
Sintaksnya yaitu tahap pengelompokan (grouping), tahap perencanaan
(planning), tahap penyelidikan (investigation), tahap pengorganisasian
(organizing), tahap presentasi (presenting), tahap evaluasi (evaluating). Para
siswa melilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan (Arends,
2007)
2. Model pembelajaran direct interaction/pembelajaran langsung merujuk pada
suatu model yang merupakan penjelasan langsung dari guru mengenai konsep
atau keterampilan baru yang akan dimiliki siswa setelah pembelajaran selesai
dilakukan. Penjelasan ini kemudian dilanjutkan dengan meminta siswa
menguji pemahaman mereka dengan melakukan praktik di bawah bimbingan
guru (praktik yang terkontrol), dan mendororng mereka meneruskan praktik
di bawah bimbingan guru (praktik yang dibimbing) sehingga keterampilan
yang diharapkan benar–benar dimiliki siswa (Joyce, 2009 : 423). Sintaksnya
dimulai dari orientasi, presentasi, membimbing pelatihan (pelatihan
terstruktur), mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
3. Teamwork skills (kemampuan kerja sama dalam tim) adalah keterampilan
yang digunakan oleh individu untuk keberhasilan kelompok berupa
kontribusi, interpersonal, kerja keras, komunikasi, berbagi, tanggung jawab,
9
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan atau penambahan
pemahaman/kemampuan pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur
dalam perubahan pengetahuan (kognitif). Dalam penelitian ini hasil belajar
kognitif terletak pada proses pengetahuan menganalisis (C4), mengevaluasi
(C5), dan menciptakan (C6). Instrumen berbetuk tes.
5. Penggunaan singkatan
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (KGI)
Model pembelajaran direct interaction/pembelajaran langsung (DI)
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe group
investigation dengan direct interuction dalam pembelajaran fisika. Nilai
rata-rata hasil belajar fisika pada model kooperatif tipe group investigation lebih
tinggi dibandingkan model direct interuction. Dengan perbandingan 70.25 dan
40.09.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang memiliki
teamwork skills diatas rata-rata dengan kelompok siswa yang memiliki
teamwork skills dibawah rata-rata. Hasil belajar fisika pada kelompok siswa
yang memiliki tingkat teamwork skills di atas rata-rata lebih tinggi
dibandingkan kelompok siswa yang memiliki tingkat teamwork skills di
bawah rata-rata. Dengan perbandingan 61.53 dan 47.00.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan teamwork skills dalam
mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dapat diterapkan pada kelompok siswa yang memiliki
teamwork skills di atas rata-rata maupun kelompok siswa yang memiliki
110
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, sesuai dengan hasil
penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran :
1. Memilih sampel yang sudah terbiasa belajar dengan menggunakan kelompok.
2. Memilih sampel yang memiliki kemampuan awal tinggi.
3. Buatlah video kegiatan siswa setiap kelompok saat melakukan investigasi
untuk dicek kembali dengan memutar video tersebut secara berulang-ulang
111
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, N. O., Doymus, K. (2012). The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students’ Academic Achievements. Jurnal. Educational Sciences research, Vol 2, No 1
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R. (2001). Taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York, NY: Longman.
____ (Terjemahan: Prihantoro. A) (2010). Kerangkan Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Arends, R. (2007). Learning to teach. Penerjemah: Soetjipto, H.P dan Soetjipto, S.M. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Astuti, R. Sunarno, W., Sudirman, S. (2012). Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi belajar Siswa. Jurnal pasca UNS. 1(1):51-59.
Bloom. B. S. (1985). Taxonomy of education objective. Semarang: Semarang Press
____ (1956). Taxonomy of educational objectives: Handbook 1: Cognitive Domain. New York: David McKay Co. Inc.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendididkan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Devi, P. K. (2013). Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Dimyati, Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
112
eighth-grade students in an international context. Institute of Education Science.
Hamalik, (2006). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Haris, A., Jihad, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta.
Hughes, R. L., Jones, S. K. (2011). Developing and Assessing College Student Teamwork Skills. Wiley Periodicals, Inc.Published online in Wiley Online Library (wileyonlinelibrary.com)
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadavakollu, T. (2013). Team Work as a Path to Employability – A Case Study. Jurnal. Journal of Education and Practice. Vol.4, No.5, 2013
Kiboss, J. K., Tanui, E. K. (2013). Effectiveness of e–Learning Investigation Model on Students’Understanding of Classification of Organisms in School Biology. Journal of Education and Practice. Vol.4, No.7.
Maxwell, J. C. (2002). 17 Hukum Kerjasama Tim yang Efektif. Batam: Penerbit Interaksa.
Mitchell, M, G., Monthgomery H., Holder M. (2008). Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research Vol. 54, No. 4.
Pitoyo, A., Waluyo, H., Suwandi, S. (2014). The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from Cognitive Style. Journal of Education and Practice. Vol.5, No.1, 2014.
Purwadi, Suwandi, S., Slamet. (2013). The Effect of the Contextual, the Problem-Based, and the Group Investigation Learning Models on the Short Story Appreciation Ability Viewed from the Verbal Linguistic Intelligences. Jurnal. Education and Practice, Vol 4, No. 12
Reiss, F. (2000). History of Physics in Science Teacher Training in Oldenburg. Science & Education, 9, 399-402
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
113
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Santoso, S. (2005). Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Slavin, R.E. (1995). Co-operative Learning: Theory, Research, and Practice. (2nd edition), Boston: Allyn and Bacon.
____ (2008). Cooperative Learning. Teori, Riset dan praktek. Bandung: Nusa Media.
Smith, C. (2011). Teamwork Skills Toolkit. Grifith University. http://www.griffith.edu.au/gihe/teaching-learning-curriculum/graduate-attributes (diakses 30 Januari 2014)
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjiono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.
Tavakoli, Y., Soltani, A., (2014). The effect of cooperative learning on students' social skills in the experimental science course. Journal of Education and Practice. ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online).Vol.5, No.7.
West, J. (2002). Team Work. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Winataputra, Udin, Tita, R. (1996). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Yinger, N. (2012). Teamwork skills.