• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI

PENDIDIKAN KARAKTER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

SALIM EFENDI

NIM : 8136141010

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI

PENDIDIKAN KARAKTER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

SALIM EFENDI

NIM : 8136141010

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Salim Efendi: Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis. Medan : Program

Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) susunan urutan materi/sub materi pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (2) apakah bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (3) apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.(4) apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (5) Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dijelaskan melalui angket dengan lembar kelayakan buku yang berisi indikator-indikator penilaian yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan data kuantitatif untuk mengetahui hasil efektifitas implementasi Bahan Ajar terhadap hasil belajar dan karakter siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester II SMA Negeri 3 Medan. Adapun perlakuan sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II. Pengumpulan data dilakukan dengan tes objektif untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, lembar observasi selama proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur karakter yang. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penilaian berupa rerata tentang validasi untuk menentukan layak atau tidaknya bahan ajar inovatif kimia Larutan. Hasil yang diperoleh: (1) Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013 (2) Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013 berdasarkan hasil standarisasi kelayakan isi sebesar 3.66, standarisasi kelayakan bahasa sebesar 3,74, standarisasi kelayakan penyajian sebesar 3,63, standarisasi kegrafikaan sebesar 3,69 (3) Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (Sig.1-tailed< α (0,0195 < 0,05)) (4) Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 (5) Terdapat hubungan antara karakter yang terkembang (Toleransi, Demokratis, Percaya Diri) dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan.

(7)

ii ABSTRACT

Salim Efendi: Development of Innovative Teaching Material on ChemistrySolution Topic Based Curriculum 2013 Integrated Character Education. Thesis. Medan:

Chemistry Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2015 This study aims to determine: (1) the composition of the order of material / sub material on innovative teaching materials integrated solution chemistry has decent character education and in accordance with the curriculum, 2013. (2) whether the solution chemistry of innovative teaching materials that have been developed have been appropriately and in accordance with the curriculum 2013. (3) whether the results of the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum 2013. (4) whether the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA / MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum of 2013.(5) Is there a relationship Among the characters are well developed with chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI second half that learned with innovative teaching materials solution chemistry. This study uses qualitative data described through a questionnaire with eligibility sheet book contains indicators of assessment from the National Education Standards Agency (BSNP) and quantitative data to determine the effectiveness of the implementation of the results of Instructional Materials for learning outcomes and student character. The population of this study were all students of class XI SMA second semester 3 Medan. The treatment sample of 2 classes of experimental class I and class II Experiment. Data collected by an objective test for student learning outcomes before and after the learning process, the observation sheet during the learning process performed to measure character. Data were analyzed using SPSS 17.0 with a significance level of 0.05. The results of the assessment form validation mean to determine the feasibility of innovative teaching materials chemistry solution. The results were obtained: (1) Has obtained the sequence composition of matter / sub material compiled author on innovative teaching materials solution chemistry SMA / MA the second half was decent and in accordance with the Curriculum 2013 (2) innovative teaching materials chemical solution developed for SMA / MA XI classes second semester was decent and in accordance with the curriculum in 2013 based on the results of the feasibility of standardizing the contents of 3.66, 3.74 for the standardization of the language feasibility, feasibility standardize the presentation by 3.63, graph standardization of 3.69 (3) There are differences dignifikan learning outcomes students with implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum of 2013. (Sig.1-tailed <α (0.0195 <0.05)) (4) There is a significant difference in students' character development SMA / MA Class XI second semester is taught with the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA/ MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum in 2013 (5) There is a relationship between the characters outstretched (Tolerance, Democratic, Confidence) with a chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI half II who learned with innovative teaching materials solution chemistry

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun judul tesis ini adalah “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan tesis ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Dalam menyelesaikan tesis ini penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebabkan terbatasnya pengetahuan, waktu, dan dana yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro,M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, memotivasi dan memberikan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini,

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada ketiga narasumber Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S, Bapak.Dr. Mahmud, M.Sc. dan ibu Dr.Retno Dwi

(9)

iv

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan Proyek Hibah Tim Pascasarjana Dirtjen Dikti Kemendikbud, atas bantuan biaya/materi yang diberikan, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ramlan Silaban,M.Si. Terima kasih juga kepada Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan.

Serta Para kepala sekolah dan guru yang berada di Kota Medan, Kabupaten Serdang Bedagai, Labuhan Batu dan Batang Onang yang telah bersedia membantu dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian serta Kepada Observer (Henni Fitriani, Uswatun Hasanah, Nesfi Vayuni, dan Noven) yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada ayahanda Penulis Tersayang Mhd.Thamrin. Dan juga wanita istimewa ibunda tersayang Suhartini yang tiada hentinya memberikan semangat dan cintanya, selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan abangda penulis Laila Juwita SPdI, dan Andre Kurniawan SPd, yang selalu mendukung dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Spesial penulis sampaikan terimakasih kepada Sahabat hati tersayang Hidayani P Surbakti juga kakanda tersayang Putri Rosyidah S, Mariana Tambunan, Devi Anriani, Rahmi Khairatul Hisan, Risky Emilia, Bronika, Ilfan dan zakia serta rekan Mahasiswa angkatan XXIII lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dan memberi motivasi dalam Penyelesaian studi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesisi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya isi tesi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 23 Februari 2015 Penulis,

(10)

v

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 10

2.4. Materi Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 42

2.5. Pendidikan Karakter 46

2.6. Pengembangan Menurut Dick and Carey 50

2.7. Pengembangan Borg and Gall 57

2.8. Inovasi Pembelajaran Kmia 61

2.9. Penelitian yang Relevan 62

2.10. Kerangka Konseptual 64

2.11. Hipotesis Penelitian 68

BAB III. METODE PENELITIAN 70

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 70

3.2. Populasi dan Sampel 70

3.3. instrument Penelitian 71

3.4. Jenis Penelitian 75

3.5. Prosedur Penelitian 76

3.6. Teknik Analisis Data 79

3.7. Uji Hipotesis 79

3.8. Data Hasil Belajar 82

3.9. Data Pengamatan Karakter 82

3.10. Persen Peningkatan Hasil Belajar 83

(11)

vi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 84

4.1. Deskripsi Data Hasil Standarisasi Bahan Ajar 84 4.2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Eksperimen 85

4.3. Bahan Ajar Hasil Pengembangan 89

4.4. Standarisasi Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan 91 4.5. Pembahasan Hasil Standarisasi Bahan Ajar 99 4.6. Implementasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan 101 4.7. Pembahasan Hasil Implementasi Bahan Ajar 115

4.8. Temuan Hasil Penelitian 124

4.9. Keterbatasan Penelitian 126

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 128

5.1. Simpulan 128

5.2. Saran 130

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Manfaat dan peranan Bahan Ajar 24

Tabel 2.2 : Deskripsi Langkah Saintifik 40

Tabel 2.3 : Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 44

Tabel 2.4 : Nilai Karakter dalam Pendidikan 47

Tabel 3.1 : Kriteria Validasi Bahan Ajar 71

Tabel 4.1 : Deskripsi Pokok Bahasan Bahan Ajar 86

Tabel 4.2 : Deskripsi Inovasi Bahan Ajar 87

Tabel 4.3 : Hasil Standarisasi Kelayakan Isi Bahan Ajar 93 Tabel 4.4 : Hasil Standarisasi Kelayakan Bahasa Bahan Ajar 94 Tabel 4.5 : Hasil Standarisasi Kelayakan Penyajian Bahan Ajar 95 Tabel 4.6 : Hasil Standarisasi Kelayakan Kegrafikaan Bahan Ajar 97 Tabel 4.7 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I 104 Tabel 4.8 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen II 105

Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Data 107

Tabel 4.10: Hasil Uji Homogenitas Data 108

Tabel 4.11: Hasil Uji Hipotesis Pertama 109

Tabel 4.12: Hasil Uji Hipotesis Kedua 110

Tabel 4.13: Hasil Uji Hipotesis Ketiga 112

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cakupan Pendekatan Saintifik 36

Gambar 2.2 Model Dick and Carey 51

Gambar 2.3 Skema Pengembangan Borg and Gall 59

Gambar 3.1 Desain Penelitian 78

Gambar 4.1 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Isi 97

Gambar 4.2 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Bahasa 97

Gambar 4.3 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Penyajian 98

(14)
(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan

potensi, kecakapan, dan sebagai salah satu modal untuk mencapai kemajuan

bangsa yang sekaligus meningkatkan harkat martabat manusia Hingga saat ini

masalah pendidikan menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal ini ditunjukan

angka Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all

(EFA). Indonesia pada tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127

negara dan menurun dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks

yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan

Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Hal ini

juga ditunjukkan oleh hasil penilaian PISA (Program for International Assessment of

Student) dan TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study,

2011) terhadap prestasi bidang sains siswa Indonesia ternyata masih di bawah

rata-rata dan hanya mencapai tingkat Low International Benchmark. Secara

khusus, memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami

masalah yaitu masih rendahnya mutu pendidikan.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

(16)

2

Sesuai dengan tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik tetapi

menjadi peserta didik sebagai insan berakhlak mulia.

Pendidikan yang mampu memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berakhlak mulia dan berkarakter adalah pendidikan yang dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, bukan hanya sekedar formalitas atau

kepura-puraan. Ironisnya, permasalahan yang serius faktanya juga terjadi di dunia

pendidikan. Pelanggaran etika sosial dan susila serta kekerasan dalam berbagai

bentuknya sering terjadi seperti: perkelahian antar pelajar, seks bebas, tindak

pidana, sikap tidak etis terhadap guru, berbagai bentuk pelanggaran tata tertib

sekolah, masih minimnya prestasi yang dicapai para pelajar kita, sampai pada

masalah komersialisasi pendidikan. Fenomena tersebut, apabila kita renungkan

akan menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Prihatin terhadap kualitas

generasi muda di masa depan, prihatin terhadap citra dan daya saing bangsa kita

yang semakin rendah dan direndahkan oleh bangsa-bangsa lain.

Pemberlakuan kurikulum 2013 pada bidang pendidikan dianggap sebagai

alternatif yang bersifat preventif dalam peranannya membangun generasi baru

yang lebih baik dan berkarakter. Sebagai alternatif yang bersifat preventif,

pemberlakuan kurikulum 2013 diharapkan dapat mengembangkan kualitas

generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat mengurangi penyebab

berbagai masalah kualitas dan karakter bangsa.

Kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013 sebagai usaha untuk memperbaiki kualitas

(17)

3

membawa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 sudah

diimplementasikan secara bertahap dan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014

di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum

2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka

mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Terkait dengan perbaikan kualitas pendidikan dan pengembangan

karakter peserta didik pengadaan fasilitas belajar yang memadai perlu dilakukan,

bahan ajar bermutu merupakan salah satu akses pendidikan dan fasilitas yang

penting dalam menyelenggarakan pendidikan (Hosler, 2011). Dalam hal ini Lee,

dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu. Bahan ajar

yang baik harus dapat menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan

kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

(18)

4

(Jungnickel; 2009, Jippes ; 2010). Serta Holliday (2002) mendeskripsikan,

terdapat 5 hal yang harus dimiliki oleh buku teks siswa menengah yaitu; (1) isi

dari buku dan informasi yang terkait; (2) penjelasan buku teks harus baik dan

masuk akal; (3) tampilan menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar;

(4)pertimbangan kesesuaian materi yang dihubungkan dengan siswa, sekolah,

komunitas, dan materi pendukung yang dirancang untuk siswa; (5) buku yang

dihasilkan oleh guru dibuat oleh penerbit yang bereputasi.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

pasal 20, mengidentifikasi bahwa guru diharapkan untuk dapat mengembangkan

bahan ajar. Harapan ini kemudian dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) nomor 59 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1 menyatakan:

Kurikulum pada sekolah menengah atas/madrasah aliyah yang telah dilaksanakan

sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah. Lebih lanjut ayat 2 menyatakan Kurikulum 2013 Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas: (a) Kerangka Dasar Kurikulum; (b) Struktur Kurikulum; (c) Silabus; dan (e)

Pedoman Mata Pelajaran. Hal ini juga diperjelas pada Pasal 8 yaitu: Silabus

sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (2) huruf c merupakan rencana pembelajaran

pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber

belajar. Oleh sebab itu, guru diharapkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar

sebagai acuan pembelajaran dan salah-satu sumber belajar. Hasil penelitian di

(19)

5

pekerjaan rumah didasarkan atas buku ajar (Blystone, 2006). Hal ini tidak jauh

berbeda dengan kondisi di Indonesia bahwa kebanyakan guru menggunakan

paling tidak satu bahan ajar baik untuk pembelajaran di kelas maupun untuk

memberi tugas dan pekerjaan rumah.

Meningkatkan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan terus menerus

secara konvensional atau melalui inovasi. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan

terutama untuk menghasilkan pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil

belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju

pembaharuan. Agar pembelajaran optimal maka pembelajaran harus efektif dan

selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam meningkatkan

prestasi belajar siswa (Situmorang, dkk; 2012). Inovasi pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia sangat perlu

dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam

mengisi lapangan kerja bidang kimia (Machtnes; 2009). Inovasi pembelajaran

yang dituangkan di dalam bahan/ bukua ajar sangat penting dilakukan untuk dapat

memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran menuju pembaharuan. Inovasi pada buku teks dapat dilakukan

dengan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan isi, ilustrasi, presentasi

dan grafis. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pengembangan buku ajar

dapat lebih dimaksimalkan dengan penambahan media. Media dapat mewakili apa

yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu

(Situmorang, dkk; 2013). Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran

(20)

6

kepada pembelajaran mandiri sehingga sehingga kesan pemahaman pembelajaran

akan lebih lama dipahami dan di ingat siswa (Tompkins; 2006 dan Montelongo;

2010)

Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi siswa untuk

belajar. Inovasi yang dilakukan pada buku ajar dapat menjadi daya tarik tersendiri

bagi siswa dengan adanya ilustrasi gambar, contoh soal dan pengembangannya

yang memanfaatkan teknologi komputer. Dalam kegiatan belajar, motivasi

merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dan hasil belajar

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dapat menumbuhkan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi

motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar siswa. Usaha belajar yang

didasari adanya motivasi yang kuat , dapat melahirkan prestasi belajar yang baik.

Selanjutnya, motivasi belajar dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan

belajar, menentukan rangsangan belajar, serta menentukan ketekunan belajar.

Dengan demikian motivasi sangat berperan terhadap keberhasilan belajar siswa.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan

tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008). Bahan ajar juga diartikan sebagai

bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis

(21)

7

proses pembelajaran (Sungkono: 2003). Berdasarkan teknologi yang digunakan,

bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: (1) bahan ajar

cetak (printed), (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar

(audio visual), dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive

teachingmaterial) (Depdiknas, 2008).

Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 membawa dampak

terhadap perubahan sumber belajar yang digunakan di setiap jenjang pendidikan

karena terjadinya perubahan komponen dan struktur (urutan) materi pada

kurikulum KTSP beralih seiring berubahnya kurikulum menjadi kurikulum 2013.

Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan buku/bahan ajar sebagai sumber

belajar sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2007 yang

telah menetapkan buku teks pelajaran yang memenuhi standar kelayakan. Dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, ada empat ruang lingkup Standar

Nasional Pendidikan (SNP) meliputi standar isi buku , standar proses pendidikan,

standar kompetensi lulusan dan tenaga kependidikan.

Kenyataannya hingga awal November 2014 bahan ajar kimia kelas XI

yang menjadi sumber rujukan belajar yang dianjurkan pemerintah yang

diterbitkan dan didistribusikan melalui empat penerbit yaitu: (1) Jatra, (2)

Platinum, (3) Bina aksara (4) Tiga Serangkai belum didistribusikan secara

menyeluruh. Sehingga banyak buku pelajaran khususnya kimia yang beredar dari

berbagai penerbit berasal diluar dari penerbit yang dianjurkan oleh pemerintah.

Sitepu BP (2005) dalam tulisannya : Memilih buku pelajaran, mengatakan bahwa

(22)

8

tepat dan benar dilihat dari disiplin ilmu, metode, belajar dan pembelajaran,

bahasa, ilustrasi dan grafikanya memberikan kontribusi yang cukup berarti pada

peserta didik.

Puji M (2007) dalam tulisannya dijurnal BNSP yang berjudul “ Kegiatan

Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah” mengatakan

melalui buku teks pelajaran peserta didik diharapkan dapat memperoleh informasi

yang lebih terjamin keakuratannya karena informasi tersebut diperoleh dari

sumber lain selain dari guru. Sejalan dengan paradigm pendidikan yang

akhir-akhir ini ini bergeser dari guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered)

kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran(Student centered), peserta didik

perlu didorong dan diberi peluang untuk mencari informasi dari berbagai macam

sumber, seperti buku teks pelajaran, secara mandiri. Oleh karena itu, buku teks

pelajaran sebagai sumber informasi seyogyanya memiliki kualitas yang baik, yang

memenuhi kriteria standar tertentu.

Analisis bahan ajar telah dilakukan sebelumnya oleh Esti Munafifah

dengan Judul “Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia

SMP/MTs” kelayakan buku teks hasil pengembangan berada pada rentang 86-100

% (baik sekali). Demikian juga dengan analisis dan standarisasi yang dilakukan

Munte (2011) terhadap buku ajar kimia SMA kelas X Semester I menunjukan dari

lima buku yang dianalisis diperoleh kelayakan isi masing-masing buku : buku A

64 %, buku B 61 %, buku C, 81 %, buku D 85% dan buku E 80%. Sehubungan

dengan hal itu Hasil penelitian Rizki Kholilah Lubis (2014) menunjukan buku ajar

(23)

9

untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Buku ajar sebagai media

pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan belajar kimia siswa dengan efektivitas

hasil belajar untuk siswa-siswi SMA Negeri 2 Plus Panyabungan sebesar 19,94%,

untuk siswa SMA Negeri 1 Kotanopan sebesar 33,16%, dan untuk siswa SMA

Muhammadiyah 2 Medan sebesar 33,68% dan juga penggunaan buku ajar yang

dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 untuk siswa SMA/MA kelas XI

semester I efektif terhadap hasil belajar siswa. Dan juga menurut Hendra

Gunawan Parulian (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas

XI Semester 2 SMA/MA “ menemukan bahwa pengajaran dengan menggunakan

buku ajar kimia inovatif dapat meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata

74,24% sedangkan pemgajaran dengan buku pegangan siswa meningkatkan hasil

belajar dengan rata-rata 73%.

Bahan ajar yang berkualitas akan meningkatkan mutu pendidikan dan

sumber daya manusia yang berkarakter. Dari permasalahan tersebut disadari

bahwa pengaruh penggunaan bahan ajar merupakan faktor eksternal yang penting

dalam mengembangkan sekaligus meningkatkan hasil blajar kimia siswa maka

penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengembangan

Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013

(24)

10

1.2. Identifikasi Masalah

Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bahan

ajar kimia larutan inovatif tingkat SMA/MA yang dikembangkan berdasarkan

kurikulum 2013 terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk menciptakan

pembelajaran kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu

peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk keakuratan penelitian

yang akan dilakukan, maka dilakukan identifikasi masalah berdasarkan latar

belakang yaitu:

1. Apakah isi buku ajar kimia kelas XI smester II yang telah beredar dan

dipergunakan sudah memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) sesuai standar isi?

2. Apakah semua pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang terdapat dalam

buku ajar telah disusun secara terpadu untuk mencapai kompetensi dasar yang

ditetapkan BNSP?

3. Apakah susunan urutan materi kimia yang disajikan dalam buku ajar telah

mampu untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia?

4. Apakah bahan ajar harus disusun secara tepat dan benar dilihat dari disiplin

ilmu, metode belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya?

5. Bagaimanakah susunan dan urutan materi/ sub-materi kimia yang ideal sesuai

dengan kurikulum 2013?

6. Bagaimanakah bahan ajar yang digunakan harus dapat memberikan

(25)

11

7. Apakah bahan ajar mampu mendukung pencapaian peningkatan pendidikan

karakter seperti yang tercantum dalam kurikulum 2013?.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dari segi

kemampuan, waktu dan biaya maka pengembangan bahan ajar Inovatif Kimia

Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter dan juga

untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Urutan materi yang akan dianalisis adalah urutan materi yang terdapat dalam

bahan ajar kimia kelas XI semester II yaitu mengenai kimia larutan yang

meliputi “mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat

larutan, indikator asam basa, menghitung pH, titrasi asam basa, hidrolisis

garam, dan larutan Buffer” , yang mengacu pada standar isi kurikulum 2013.

2. Komponen yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar kimia adalah

pendekatan, model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik, model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dan media internet.

3. Menyusun bahan ajar inovatif kimia larutan yang efektif dalam pembelajaran

kimia SMA/MA kelas XI semester II dalam meningkatkan hasil belajar dan

(26)

12

4. Memvalidasi bahan ajar inovatif kimia larutan berdasarkan kurikulum 2013

terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA semester II yang telah

dikembangkan kepada ahli materi dan desain pembelajaran

5. Menguji coba buku ajar kimia tersebut kepada guru kimia dan siswa.

6. Mengimplementasikan keefektifan bahan ajar melalui pembelajaran pada

materi larutan asam basa.

7. Hasil belajar siswa yang diukur pada penelitian ini berupa ranah kognitif dan

ranah afektif yaitu karakter yang dibatasi pada karakter toleransi, demokratis,

komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang

rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :

1. Apakah susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan

ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA

semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?

2. Apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan untuk SMA/MA

Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah layak dan sesuai

dengan Kurikulum 2013?

3. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah

dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang

(27)

13

siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan

berdasarkan kurikulum 2013?

4. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah

dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan

karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan

berdasarkan kurikulum 2013?

5. Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil

belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan

bahan ajar inovatif kimia larutan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar

inovatif kimia larutan untuk SMA/MA semester II berdasarkan standar isi

kurikulum 2013 yang digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif,

efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu peserta didik

memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian

adalah :

1. Untuk memperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis

pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI

(28)

14

2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan

untuk SMA/MA Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah

layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?

3. Untuk mengetahui apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan

yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil

belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II

dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah

dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.

4. Untuk mengetahui apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang

telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat

menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang

lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia

yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013?

6. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang

dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang

dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan?

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat penelitian ini antara lain (1) untuk

memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan pengembangan bahan ajar kimia

(29)

15

belajar kimia siswa, dan (2) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru,

calon guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya

yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan bahan

ajar kimia yang berorientasi pada kurikulum 2013 dan pendidikan karakter.

Secara praktis manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: (1) sebagai

bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang penggunaan bahan ajar

kimia larutan inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan

karakter sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang dapat

memotvasi siswa dalam belajar, (2) memberikan gambaran bagi guru tentang

pengembangan bahan ajar inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi

pendidikan karakter

1.7. Definisi Operasional

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian

dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu:

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan

tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008)

2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

(30)

16

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud,

2014)

3. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun

kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. (Kusuma 2010)

4. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian.

(31)

128

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada

bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai

dengan Kurikulum 2013.

2. Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas

XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata

yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada dosen dan guru untuk

analisis standar kelayakan isi sebesar 3.66, analisis standar kelayakan bahasa

sebesar 3,74, analisis standar kelayakan penyajian sebesar 3,63, analisis standar

kelayakan kegrafikaan sebesar 3,69 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru

kimia setuju dengan bahan ajar kimia larutan standar yang diajukan telah layak

dan sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa yang diberi

pembelajaran dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang

dikembangkan dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil belajar

siswa tanpa implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang

dikembangkan pada model Problem Based Learning.

4. Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA

(32)

129

kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013

terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning lebih

tinggi dibandingkan dengan perkembangan karakter siswa yang diajarkan

dengan model Problem Based Learning tanpa implementasi bahan ajar inovatif

kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013

terintegrasi pendidikan karakter .

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter yang terkembang

(Toleransi, Demokratis, Percaya Diri ) dengan hasil belajar kimia siswa

SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan

ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum

2013 terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan

hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:

1. Bagi pengguna bahan ajar pada umumnya dan secara khusus bagi guru kimia

untuk lebih memperhatikan susunan materi yang sistematis dan standar

kelayakan sehingga tidak lagi penggunaan bahan ajar yang tidak memenuhi

standar kelayakan menurut BNSP.

2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia larutan SMA/MA kelas XI semester II

berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter ini dapat

(33)

130

mengajar siswa dengan menggunakan bahan ajar kimia SMA/MA kelas XI

semester II berdasarkan kurikulum 2013.

3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam

mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan bahan ajar

agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan

secara khusus pada pemebelajaran kimia.

4. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk

memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar

(34)

131

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y.H. dan Romlah. 2007. Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan

Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

________________________. 2008. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di

Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Amri, S. dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Anonim. 2011. Survei Internasional PISA. Jakarta: Litbang Kemendikbud.

[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 18 Oktober 2014).

Anonim. 2011. Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Litbang Kemendikbud.

[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss, diakses 18 Oktober 2014).

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta:Rineka Cita

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cita.

Aswasulasikin. 2008. Hakekat IPA. [Onlie]. Tersedia:

www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/10092007234451_Hakikat_IPA. doc. [5 Oktober 2014].

Bandono. 2009. Pengembangn Bahan Ajar. Http://bandono.web.id. Diakses 12

Oktober. 2014.

(4ed). New York & London: Longman.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

(35)

132

Chiappetta, et.al. 1991. A Quantitative Analysis of High School Chemistry

Textbooks for Scientific Literacy Themes dan Expository Learning AIDS. Journal of Research in Science Teaching. 28, (10), 939-951.

DeBoer, George E. 1991. A History of Ideas in Science Education: Implication for

Practice. Teaches College. Columbia University. New York

Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Buku Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.

________. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:

Depdiknas. .

Dick, W dan Carey. (2005). The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New

York : Omegatype Typography, Inc

Djamarah, S.B., (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta

Echols, J.M dan Shadily, H. 1993. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia

Indonesia-Inggris. Jakarta.: Gramedia.

Ester Lince, N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta:

Harian Kompas.com. [Online].

(http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434,

Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA

Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Gafur, A. 2004. Desain instruksional: Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola

Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar. Solo: Tiga Serangkai.

Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hargis, J.(2010) The Self-Regulated Learner Advantage: Learning.

(http:/www.jhargis.com/).Science on the Internet. (Diakses 16 November

2014).

Hayat, B. dan Yusuf, S. 2010. Benchmark International Mutu Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hilmi, Y.A. 2003. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains. Bandung Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan

(36)

133

Horrnby. 2003. Teaching Relevant Science for Scientific Literacy. Journal of

Collage Science Teaching University of Arkansas. Fayetteville.

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa

Jippes, E, van Engelen, J.M. L.; Brand, P.L.P. dan Qudkerk, M,. (2010).

Competency-Based (CanMEDS) residency training programe in radiology: systematic design procedure, curriculum and success factors,

Eur Radiol. 20(4): 967-977.

Jungnickel, P.W.., Kellley, Hammer, D.P,. Haines, S.T, dan Marlowe,K.F,.(2009). Addressing Competencies for the Future in the Professional Curriculum ,

American Journal of Pharmaceutical Education73(8): 1-15

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a

Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education,

24(1):57-59

Li, J.; Klahr, D., Siler, S., (2006), What Lies Beneath the Science Achievement Gap; The Challenges of Aligning Science Instruction with Standart and

Test, Science Educator,15(1): 1

Lubis, R.K.. (2014)” Pengembangan buku ajar kimia SMA/MA. kelas X Semester

I Berdasarkan Kurikulum 2013. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Machtmes, K., Johnson, E., Fox, J. dan Burke, M.S., (2009), Teaching Qualitative

Research Methods through Service-Learning, The Qualitative Report

4(1): 155-165

Mardliyah, F.Y. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Biologi SMA/MA Pada Materi

Struktur dan Fungsi Sel Berorientasi Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Mariana, et.al. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan tenaga kependidikan

IPA Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/39027853/.

(37)

134

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2005. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2007. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Mohammad. H. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Surabaya.: Jurnal FKIP-UT DI UPBJJ.

Montelongo, J.A., dan Herter, R.J, (2010). Using Technology to Support Expository Reading and Writing in Science Classes Science Activities,

47: 89-102

Munafifah, E (2013) Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia

SMP/MTs”. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Munthe, SD. (2011) analisis dan standarisasi Buku Kimia Kelas X Berdasarkan Standar Isi KTSP, Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Mursid. 1997. Pengembangan Buku Ajar Gambar Teknik. Medan: Program Studi

Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

OECD,. 2003. Literacy Skills for The World Of Tomorrow. Paris: Further Result

from PISA 2000.

Parulian, G. (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI

(38)

135

PISA. 2006. Science Competeencies for Tomorrow’s World Volume 1-Analysis

OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/staatistics/statlink. [15

Oktober 2014].

Punjihadi, Anna. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Bandung: Yayasan

Cendrawasih.

Puskur Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan

Pendidikan karakter Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.

Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains.

[Online]. Tersedia: http-//www.dikdaski.go.id. [5 September 2014]

Rahardjo, S.B. (2014). Kimia Berbasi Eksperimen Untuk Kelas XI SMA/MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. Platinum

Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku

Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP. Journal

Pendidikan Kimia. 2014, (2), 1-10.

Sitepu, B.P., (2005), Memilih Buku Pelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur,

No.04/ Th.IV/ Juli, hal.120.

Situmorang, M., and Saragih, N., (2012), Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA Melalui Inovasi dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Mempersiapkan Sumberdaya Berkarakter Menghadapi Persaingan

Global, Jurnal Litjak (In Press)

Situmorang, M.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,

237-245.

Situmorang, M., Retno, D.W. (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed, 1-8.

Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar

(39)

136

Tim Pascasarjana UNIMED. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &

Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.

Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H (2006). Guest Editorial: An Analysis Of Social Work Textbook For Aging Content: How Well Do Social

Work Foundation Texts Prepare Students For Aging Society?. Journal of

Social Work Education 42 (1) : 3-24.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. (Online), (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003- Sisdiknas.pdf), diakses 14 September 2013.

Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of

Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the

Australian Association for Research in Education, Brisbane, December

2002

Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat

Gambar

Gambar  2.1  Cakupan Pendekatan Saintifik

Referensi

Dokumen terkait

especially at online media including joining journalism training, rewriting specific news themes from English sources, writing the news from live TV show, writing referential

Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor strategi internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan adalah promosi yang dilakukan kurang efektif yang

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, calon guru dan peneliti PAUD bahwa mengajar dengan metode bermain geometri dapat digunakan untuk mengembangkan

“ Prediksi Nilai Jari-jari Pipa Berundak Berdasarkan Input Impulse Respon (IIR) dengan Menggunakan Matlab “ adalah hasil kerja saya dan sepengetahuan saya

[r]

Penurunan nilai organoleptik terhadap warna, kesegaran, kekerasan, dan penerimaan umum sayuran tidak terlalu besar pada plastik polypropylene rigid kedap udara dengan sirkulasi

Penilaian pengguna (diperluas) dilaksanakan setelah melaksanakan perbaikan sesuai dari hasil penilaian ahli media, ahli materi dan penilaian pengguna (terbatas).Penelitian

Keuangan Negara CA15203 Manajemen Sumber Daya Manusia 3 Pengantar Manajemen CA015233. Etika Administrasi Negara 3 PIAN,