PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI
PENDIDIKAN KARAKTER
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
SALIM EFENDI
NIM : 8136141010PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INOVATIF KIMIA LARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERINTEGRASI
PENDIDIKAN KARAKTER
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
SALIM EFENDI
NIM : 8136141010PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Salim Efendi: Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis. Medan : Program
Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) susunan urutan materi/sub materi pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (2) apakah bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013. (3) apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.(4) apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (5) Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dijelaskan melalui angket dengan lembar kelayakan buku yang berisi indikator-indikator penilaian yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan data kuantitatif untuk mengetahui hasil efektifitas implementasi Bahan Ajar terhadap hasil belajar dan karakter siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester II SMA Negeri 3 Medan. Adapun perlakuan sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II. Pengumpulan data dilakukan dengan tes objektif untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, lembar observasi selama proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur karakter yang. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penilaian berupa rerata tentang validasi untuk menentukan layak atau tidaknya bahan ajar inovatif kimia Larutan. Hasil yang diperoleh: (1) Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013 (2) Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013 berdasarkan hasil standarisasi kelayakan isi sebesar 3.66, standarisasi kelayakan bahasa sebesar 3,74, standarisasi kelayakan penyajian sebesar 3,63, standarisasi kegrafikaan sebesar 3,69 (3) Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. (Sig.1-tailed< α (0,0195 < 0,05)) (4) Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 (5) Terdapat hubungan antara karakter yang terkembang (Toleransi, Demokratis, Percaya Diri) dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan.
ii ABSTRACT
Salim Efendi: Development of Innovative Teaching Material on ChemistrySolution Topic Based Curriculum 2013 Integrated Character Education. Thesis. Medan:
Chemistry Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2015 This study aims to determine: (1) the composition of the order of material / sub material on innovative teaching materials integrated solution chemistry has decent character education and in accordance with the curriculum, 2013. (2) whether the solution chemistry of innovative teaching materials that have been developed have been appropriately and in accordance with the curriculum 2013. (3) whether the results of the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum 2013. (4) whether the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA / MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum of 2013.(5) Is there a relationship Among the characters are well developed with chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI second half that learned with innovative teaching materials solution chemistry. This study uses qualitative data described through a questionnaire with eligibility sheet book contains indicators of assessment from the National Education Standards Agency (BSNP) and quantitative data to determine the effectiveness of the implementation of the results of Instructional Materials for learning outcomes and student character. The population of this study were all students of class XI SMA second semester 3 Medan. The treatment sample of 2 classes of experimental class I and class II Experiment. Data collected by an objective test for student learning outcomes before and after the learning process, the observation sheet during the learning process performed to measure character. Data were analyzed using SPSS 17.0 with a significance level of 0.05. The results of the assessment form validation mean to determine the feasibility of innovative teaching materials chemistry solution. The results were obtained: (1) Has obtained the sequence composition of matter / sub material compiled author on innovative teaching materials solution chemistry SMA / MA the second half was decent and in accordance with the Curriculum 2013 (2) innovative teaching materials chemical solution developed for SMA / MA XI classes second semester was decent and in accordance with the curriculum in 2013 based on the results of the feasibility of standardizing the contents of 3.66, 3.74 for the standardization of the language feasibility, feasibility standardize the presentation by 3.63, graph standardization of 3.69 (3) There are differences dignifikan learning outcomes students with implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 provide a better learning outcomes for SMA / MA Class XI second half compared to students without the implementation of teaching materials chemistry that has been developed based on the curriculum of 2013. (Sig.1-tailed <α (0.0195 <0.05)) (4) There is a significant difference in students' character development SMA / MA Class XI second semester is taught with the implementation of innovative teaching materials chemistry solution that has been developed based on the curriculum of 2013 can develop the character for SMA/ MA Class XI second half better than students without implementation chemistry teaching materials have been developed based on the curriculum in 2013 (5) There is a relationship between the characters outstretched (Tolerance, Democratic, Confidence) with a chemistry student learning outcomes SMA / MA Class XI half II who learned with innovative teaching materials solution chemistry
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun judul tesis ini adalah “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan tesis ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Dalam menyelesaikan tesis ini penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebabkan terbatasnya pengetahuan, waktu, dan dana yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro,M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, memotivasi dan memberikan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini,
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada ketiga narasumber Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S, Bapak.Dr. Mahmud, M.Sc. dan ibu Dr.Retno Dwi
iv
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan Proyek Hibah Tim Pascasarjana Dirtjen Dikti Kemendikbud, atas bantuan biaya/materi yang diberikan, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ramlan Silaban,M.Si. Terima kasih juga kepada Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan.
Serta Para kepala sekolah dan guru yang berada di Kota Medan, Kabupaten Serdang Bedagai, Labuhan Batu dan Batang Onang yang telah bersedia membantu dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian serta Kepada Observer (Henni Fitriani, Uswatun Hasanah, Nesfi Vayuni, dan Noven) yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada ayahanda Penulis Tersayang Mhd.Thamrin. Dan juga wanita istimewa ibunda tersayang Suhartini yang tiada hentinya memberikan semangat dan cintanya, selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan abangda penulis Laila Juwita SPdI, dan Andre Kurniawan SPd, yang selalu mendukung dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Spesial penulis sampaikan terimakasih kepada Sahabat hati tersayang Hidayani P Surbakti juga kakanda tersayang Putri Rosyidah S, Mariana Tambunan, Devi Anriani, Rahmi Khairatul Hisan, Risky Emilia, Bronika, Ilfan dan zakia serta rekan Mahasiswa angkatan XXIII lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dan memberi motivasi dalam Penyelesaian studi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesisi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya isi tesi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 23 Februari 2015 Penulis,
v
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 10
2.4. Materi Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 42
2.5. Pendidikan Karakter 46
2.6. Pengembangan Menurut Dick and Carey 50
2.7. Pengembangan Borg and Gall 57
2.8. Inovasi Pembelajaran Kmia 61
2.9. Penelitian yang Relevan 62
2.10. Kerangka Konseptual 64
2.11. Hipotesis Penelitian 68
BAB III. METODE PENELITIAN 70
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 70
3.2. Populasi dan Sampel 70
3.3. instrument Penelitian 71
3.4. Jenis Penelitian 75
3.5. Prosedur Penelitian 76
3.6. Teknik Analisis Data 79
3.7. Uji Hipotesis 79
3.8. Data Hasil Belajar 82
3.9. Data Pengamatan Karakter 82
3.10. Persen Peningkatan Hasil Belajar 83
vi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 84
4.1. Deskripsi Data Hasil Standarisasi Bahan Ajar 84 4.2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Eksperimen 85
4.3. Bahan Ajar Hasil Pengembangan 89
4.4. Standarisasi Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan 91 4.5. Pembahasan Hasil Standarisasi Bahan Ajar 99 4.6. Implementasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan 101 4.7. Pembahasan Hasil Implementasi Bahan Ajar 115
4.8. Temuan Hasil Penelitian 124
4.9. Keterbatasan Penelitian 126
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 128
5.1. Simpulan 128
5.2. Saran 130
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Manfaat dan peranan Bahan Ajar 24
Tabel 2.2 : Deskripsi Langkah Saintifik 40
Tabel 2.3 : Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 44
Tabel 2.4 : Nilai Karakter dalam Pendidikan 47
Tabel 3.1 : Kriteria Validasi Bahan Ajar 71
Tabel 4.1 : Deskripsi Pokok Bahasan Bahan Ajar 86
Tabel 4.2 : Deskripsi Inovasi Bahan Ajar 87
Tabel 4.3 : Hasil Standarisasi Kelayakan Isi Bahan Ajar 93 Tabel 4.4 : Hasil Standarisasi Kelayakan Bahasa Bahan Ajar 94 Tabel 4.5 : Hasil Standarisasi Kelayakan Penyajian Bahan Ajar 95 Tabel 4.6 : Hasil Standarisasi Kelayakan Kegrafikaan Bahan Ajar 97 Tabel 4.7 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I 104 Tabel 4.8 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen II 105
Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Data 107
Tabel 4.10: Hasil Uji Homogenitas Data 108
Tabel 4.11: Hasil Uji Hipotesis Pertama 109
Tabel 4.12: Hasil Uji Hipotesis Kedua 110
Tabel 4.13: Hasil Uji Hipotesis Ketiga 112
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cakupan Pendekatan Saintifik 36
Gambar 2.2 Model Dick and Carey 51
Gambar 2.3 Skema Pengembangan Borg and Gall 59
Gambar 3.1 Desain Penelitian 78
Gambar 4.1 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Isi 97
Gambar 4.2 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Bahasa 97
Gambar 4.3 Histogram Persentasi Standarisasi Kelayakan Penyajian 98
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan
potensi, kecakapan, dan sebagai salah satu modal untuk mencapai kemajuan
bangsa yang sekaligus meningkatkan harkat martabat manusia Hingga saat ini
masalah pendidikan menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal ini ditunjukan
angka Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all
(EFA). Indonesia pada tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127
negara dan menurun dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks
yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan
Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Hal ini
juga ditunjukkan oleh hasil penilaian PISA (Program for International Assessment of
Student) dan TIMSS (Trends Internasional in Mathematics and Science Study,
2011) terhadap prestasi bidang sains siswa Indonesia ternyata masih di bawah
rata-rata dan hanya mencapai tingkat Low International Benchmark. Secara
khusus, memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami
masalah yaitu masih rendahnya mutu pendidikan.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
2
Sesuai dengan tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik tetapi
menjadi peserta didik sebagai insan berakhlak mulia.
Pendidikan yang mampu memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berakhlak mulia dan berkarakter adalah pendidikan yang dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, bukan hanya sekedar formalitas atau
kepura-puraan. Ironisnya, permasalahan yang serius faktanya juga terjadi di dunia
pendidikan. Pelanggaran etika sosial dan susila serta kekerasan dalam berbagai
bentuknya sering terjadi seperti: perkelahian antar pelajar, seks bebas, tindak
pidana, sikap tidak etis terhadap guru, berbagai bentuk pelanggaran tata tertib
sekolah, masih minimnya prestasi yang dicapai para pelajar kita, sampai pada
masalah komersialisasi pendidikan. Fenomena tersebut, apabila kita renungkan
akan menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Prihatin terhadap kualitas
generasi muda di masa depan, prihatin terhadap citra dan daya saing bangsa kita
yang semakin rendah dan direndahkan oleh bangsa-bangsa lain.
Pemberlakuan kurikulum 2013 pada bidang pendidikan dianggap sebagai
alternatif yang bersifat preventif dalam peranannya membangun generasi baru
yang lebih baik dan berkarakter. Sebagai alternatif yang bersifat preventif,
pemberlakuan kurikulum 2013 diharapkan dapat mengembangkan kualitas
generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat mengurangi penyebab
berbagai masalah kualitas dan karakter bangsa.
Kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013 sebagai usaha untuk memperbaiki kualitas
3
membawa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 sudah
diimplementasikan secara bertahap dan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014
di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Terkait dengan perbaikan kualitas pendidikan dan pengembangan
karakter peserta didik pengadaan fasilitas belajar yang memadai perlu dilakukan,
bahan ajar bermutu merupakan salah satu akses pendidikan dan fasilitas yang
penting dalam menyelenggarakan pendidikan (Hosler, 2011). Dalam hal ini Lee,
dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu. Bahan ajar
yang baik harus dapat menyajikan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
4
(Jungnickel; 2009, Jippes ; 2010). Serta Holliday (2002) mendeskripsikan,
terdapat 5 hal yang harus dimiliki oleh buku teks siswa menengah yaitu; (1) isi
dari buku dan informasi yang terkait; (2) penjelasan buku teks harus baik dan
masuk akal; (3) tampilan menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar;
(4)pertimbangan kesesuaian materi yang dihubungkan dengan siswa, sekolah,
komunitas, dan materi pendukung yang dirancang untuk siswa; (5) buku yang
dihasilkan oleh guru dibuat oleh penerbit yang bereputasi.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
pasal 20, mengidentifikasi bahwa guru diharapkan untuk dapat mengembangkan
bahan ajar. Harapan ini kemudian dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 59 tahun 2014 Pasal 1 ayat 1 menyatakan:
Kurikulum pada sekolah menengah atas/madrasah aliyah yang telah dilaksanakan
sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Lebih lanjut ayat 2 menyatakan Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas: (a) Kerangka Dasar Kurikulum; (b) Struktur Kurikulum; (c) Silabus; dan (e)
Pedoman Mata Pelajaran. Hal ini juga diperjelas pada Pasal 8 yaitu: Silabus
sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (2) huruf c merupakan rencana pembelajaran
pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Oleh sebab itu, guru diharapkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar
sebagai acuan pembelajaran dan salah-satu sumber belajar. Hasil penelitian di
5
pekerjaan rumah didasarkan atas buku ajar (Blystone, 2006). Hal ini tidak jauh
berbeda dengan kondisi di Indonesia bahwa kebanyakan guru menggunakan
paling tidak satu bahan ajar baik untuk pembelajaran di kelas maupun untuk
memberi tugas dan pekerjaan rumah.
Meningkatkan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan terus menerus
secara konvensional atau melalui inovasi. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan
terutama untuk menghasilkan pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil
belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju
pembaharuan. Agar pembelajaran optimal maka pembelajaran harus efektif dan
selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam meningkatkan
prestasi belajar siswa (Situmorang, dkk; 2012). Inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia sangat perlu
dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam
mengisi lapangan kerja bidang kimia (Machtnes; 2009). Inovasi pembelajaran
yang dituangkan di dalam bahan/ bukua ajar sangat penting dilakukan untuk dapat
memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran menuju pembaharuan. Inovasi pada buku teks dapat dilakukan
dengan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan isi, ilustrasi, presentasi
dan grafis. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pengembangan buku ajar
dapat lebih dimaksimalkan dengan penambahan media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu
(Situmorang, dkk; 2013). Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran
6
kepada pembelajaran mandiri sehingga sehingga kesan pemahaman pembelajaran
akan lebih lama dipahami dan di ingat siswa (Tompkins; 2006 dan Montelongo;
2010)
Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi siswa untuk
belajar. Inovasi yang dilakukan pada buku ajar dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi siswa dengan adanya ilustrasi gambar, contoh soal dan pengembangannya
yang memanfaatkan teknologi komputer. Dalam kegiatan belajar, motivasi
merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dan hasil belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dapat menumbuhkan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar siswa. Usaha belajar yang
didasari adanya motivasi yang kuat , dapat melahirkan prestasi belajar yang baik.
Selanjutnya, motivasi belajar dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan
belajar, menentukan rangsangan belajar, serta menentukan ketekunan belajar.
Dengan demikian motivasi sangat berperan terhadap keberhasilan belajar siswa.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan
tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008). Bahan ajar juga diartikan sebagai
bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis
7
proses pembelajaran (Sungkono: 2003). Berdasarkan teknologi yang digunakan,
bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: (1) bahan ajar
cetak (printed), (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar
(audio visual), dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive
teachingmaterial) (Depdiknas, 2008).
Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 membawa dampak
terhadap perubahan sumber belajar yang digunakan di setiap jenjang pendidikan
karena terjadinya perubahan komponen dan struktur (urutan) materi pada
kurikulum KTSP beralih seiring berubahnya kurikulum menjadi kurikulum 2013.
Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan buku/bahan ajar sebagai sumber
belajar sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2007 yang
telah menetapkan buku teks pelajaran yang memenuhi standar kelayakan. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, ada empat ruang lingkup Standar
Nasional Pendidikan (SNP) meliputi standar isi buku , standar proses pendidikan,
standar kompetensi lulusan dan tenaga kependidikan.
Kenyataannya hingga awal November 2014 bahan ajar kimia kelas XI
yang menjadi sumber rujukan belajar yang dianjurkan pemerintah yang
diterbitkan dan didistribusikan melalui empat penerbit yaitu: (1) Jatra, (2)
Platinum, (3) Bina aksara (4) Tiga Serangkai belum didistribusikan secara
menyeluruh. Sehingga banyak buku pelajaran khususnya kimia yang beredar dari
berbagai penerbit berasal diluar dari penerbit yang dianjurkan oleh pemerintah.
Sitepu BP (2005) dalam tulisannya : Memilih buku pelajaran, mengatakan bahwa
8
tepat dan benar dilihat dari disiplin ilmu, metode, belajar dan pembelajaran,
bahasa, ilustrasi dan grafikanya memberikan kontribusi yang cukup berarti pada
peserta didik.
Puji M (2007) dalam tulisannya dijurnal BNSP yang berjudul “ Kegiatan
Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah” mengatakan
melalui buku teks pelajaran peserta didik diharapkan dapat memperoleh informasi
yang lebih terjamin keakuratannya karena informasi tersebut diperoleh dari
sumber lain selain dari guru. Sejalan dengan paradigm pendidikan yang
akhir-akhir ini ini bergeser dari guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered)
kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran(Student centered), peserta didik
perlu didorong dan diberi peluang untuk mencari informasi dari berbagai macam
sumber, seperti buku teks pelajaran, secara mandiri. Oleh karena itu, buku teks
pelajaran sebagai sumber informasi seyogyanya memiliki kualitas yang baik, yang
memenuhi kriteria standar tertentu.
Analisis bahan ajar telah dilakukan sebelumnya oleh Esti Munafifah
dengan Judul “Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia
SMP/MTs” kelayakan buku teks hasil pengembangan berada pada rentang 86-100
% (baik sekali). Demikian juga dengan analisis dan standarisasi yang dilakukan
Munte (2011) terhadap buku ajar kimia SMA kelas X Semester I menunjukan dari
lima buku yang dianalisis diperoleh kelayakan isi masing-masing buku : buku A
64 %, buku B 61 %, buku C, 81 %, buku D 85% dan buku E 80%. Sehubungan
dengan hal itu Hasil penelitian Rizki Kholilah Lubis (2014) menunjukan buku ajar
9
untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Buku ajar sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan belajar kimia siswa dengan efektivitas
hasil belajar untuk siswa-siswi SMA Negeri 2 Plus Panyabungan sebesar 19,94%,
untuk siswa SMA Negeri 1 Kotanopan sebesar 33,16%, dan untuk siswa SMA
Muhammadiyah 2 Medan sebesar 33,68% dan juga penggunaan buku ajar yang
dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 untuk siswa SMA/MA kelas XI
semester I efektif terhadap hasil belajar siswa. Dan juga menurut Hendra
Gunawan Parulian (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas
XI Semester 2 SMA/MA “ menemukan bahwa pengajaran dengan menggunakan
buku ajar kimia inovatif dapat meningkatkan hasil belajar dengan rata-rata
74,24% sedangkan pemgajaran dengan buku pegangan siswa meningkatkan hasil
belajar dengan rata-rata 73%.
Bahan ajar yang berkualitas akan meningkatkan mutu pendidikan dan
sumber daya manusia yang berkarakter. Dari permasalahan tersebut disadari
bahwa pengaruh penggunaan bahan ajar merupakan faktor eksternal yang penting
dalam mengembangkan sekaligus meningkatkan hasil blajar kimia siswa maka
penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengembangan
Bahan Ajar Inovatif Kimia Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013
10
1.2. Identifikasi Masalah
Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bahan
ajar kimia larutan inovatif tingkat SMA/MA yang dikembangkan berdasarkan
kurikulum 2013 terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk menciptakan
pembelajaran kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu
peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk keakuratan penelitian
yang akan dilakukan, maka dilakukan identifikasi masalah berdasarkan latar
belakang yaitu:
1. Apakah isi buku ajar kimia kelas XI smester II yang telah beredar dan
dipergunakan sudah memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) sesuai standar isi?
2. Apakah semua pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang terdapat dalam
buku ajar telah disusun secara terpadu untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan BNSP?
3. Apakah susunan urutan materi kimia yang disajikan dalam buku ajar telah
mampu untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia?
4. Apakah bahan ajar harus disusun secara tepat dan benar dilihat dari disiplin
ilmu, metode belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya?
5. Bagaimanakah susunan dan urutan materi/ sub-materi kimia yang ideal sesuai
dengan kurikulum 2013?
6. Bagaimanakah bahan ajar yang digunakan harus dapat memberikan
11
7. Apakah bahan ajar mampu mendukung pencapaian peningkatan pendidikan
karakter seperti yang tercantum dalam kurikulum 2013?.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dari segi
kemampuan, waktu dan biaya maka pengembangan bahan ajar Inovatif Kimia
Larutan Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter dan juga
untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Urutan materi yang akan dianalisis adalah urutan materi yang terdapat dalam
bahan ajar kimia kelas XI semester II yaitu mengenai kimia larutan yang
meliputi “mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat
larutan, indikator asam basa, menghitung pH, titrasi asam basa, hidrolisis
garam, dan larutan Buffer” , yang mengacu pada standar isi kurikulum 2013.
2. Komponen yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar kimia adalah
pendekatan, model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik, model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan media internet.
3. Menyusun bahan ajar inovatif kimia larutan yang efektif dalam pembelajaran
kimia SMA/MA kelas XI semester II dalam meningkatkan hasil belajar dan
12
4. Memvalidasi bahan ajar inovatif kimia larutan berdasarkan kurikulum 2013
terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA semester II yang telah
dikembangkan kepada ahli materi dan desain pembelajaran
5. Menguji coba buku ajar kimia tersebut kepada guru kimia dan siswa.
6. Mengimplementasikan keefektifan bahan ajar melalui pembelajaran pada
materi larutan asam basa.
7. Hasil belajar siswa yang diukur pada penelitian ini berupa ranah kognitif dan
ranah afektif yaitu karakter yang dibatasi pada karakter toleransi, demokratis,
komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang
rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :
1. Apakah susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada bahan
ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI SMA/MA
semester II telah layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?
2. Apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan untuk SMA/MA
Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah layak dan sesuai
dengan Kurikulum 2013?
3. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah
dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar yang
13
siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan
berdasarkan kurikulum 2013?
4. Apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang telah
dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat menumbuhkembangkan
karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan
berdasarkan kurikulum 2013?
5. Apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang dengan hasil
belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang dibelajarkan dengan
bahan ajar inovatif kimia larutan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar
inovatif kimia larutan untuk SMA/MA semester II berdasarkan standar isi
kurikulum 2013 yang digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif,
efektif, inovatif dan menyenangkan serta dapat membantu peserta didik
memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian
adalah :
1. Untuk memperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis
pada bahan ajar inovatif kimia larutan terintegrasi pendidikan karakter kelas XI
14
2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar kimia inovatif yang telah dikembangkan
untuk SMA/MA Kelas XI semester II pada pokok bahasan kimia larutan telah
layak dan sesuai dengan Kurikulum 2013?
3. Untuk mengetahui apakah hasil implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan
yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil
belajar yang lebih baik kepada siswa SMA/MA Kelas XI semester II
dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia yang telah
dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui apakah implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang
telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dapat
menumbuhkembangkan karakter siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang
lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa implementasi bahan ajar kimia
yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013?
6. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara karakter yang terkembang
dengan hasil belajar kimia siswa SMA/MA Kelas XI semester II yang
dibelajarkan dengan bahan ajar inovatif kimia larutan?
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat penelitian ini antara lain (1) untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan pengembangan bahan ajar kimia
15
belajar kimia siswa, dan (2) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru,
calon guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya
yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan bahan
ajar kimia yang berorientasi pada kurikulum 2013 dan pendidikan karakter.
Secara praktis manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: (1) sebagai
bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang penggunaan bahan ajar
kimia larutan inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan
karakter sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang dapat
memotvasi siswa dalam belajar, (2) memberikan gambaran bagi guru tentang
pengembangan bahan ajar inovatif berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi
pendidikan karakter
1.7. Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian
dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan
tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008)
2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Proses pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
16
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud,
2014)
3. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. (Kusuma 2010)
4. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian.
128
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Telah diperoleh susunan urutan materi/sub materi yang disusun penulis pada
bahan ajar inovatif kimia larutan SMA/MA semester II telah layak dan sesuai
dengan Kurikulum 2013.
2. Bahan ajar inovatif kimia larutan yang dikembangkan untuk SMA/MA kelas
XI semester II telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata
yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada dosen dan guru untuk
analisis standar kelayakan isi sebesar 3.66, analisis standar kelayakan bahasa
sebesar 3,74, analisis standar kelayakan penyajian sebesar 3,63, analisis standar
kelayakan kegrafikaan sebesar 3,69 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru
kimia setuju dengan bahan ajar kimia larutan standar yang diajukan telah layak
dan sesuai dengan kurikulum 2013.
3. Terdapat perbedaan yang dignifikan hasil belajar siswa yang diberi
pembelajaran dengan implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang
dikembangkan dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil belajar
siswa tanpa implementasi bahan ajar inovatif kimia larutan yang
dikembangkan pada model Problem Based Learning.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan karakter siswa SMA/MA
129
kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013
terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning lebih
tinggi dibandingkan dengan perkembangan karakter siswa yang diajarkan
dengan model Problem Based Learning tanpa implementasi bahan ajar inovatif
kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013
terintegrasi pendidikan karakter .
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter yang terkembang
(Toleransi, Demokratis, Percaya Diri ) dengan hasil belajar kimia siswa
SMA/MA Kelas XI semester II yang diajarkan dengan implementasi bahan
ajar inovatif kimia larutan yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum
2013 terintegrasi pendidikan karakter pada model Problem Based Learning.
5.2.Saran
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan
hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:
1. Bagi pengguna bahan ajar pada umumnya dan secara khusus bagi guru kimia
untuk lebih memperhatikan susunan materi yang sistematis dan standar
kelayakan sehingga tidak lagi penggunaan bahan ajar yang tidak memenuhi
standar kelayakan menurut BNSP.
2. Melihat penggunaan bahan ajar kimia larutan SMA/MA kelas XI semester II
berdasarkan kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter ini dapat
130
mengajar siswa dengan menggunakan bahan ajar kimia SMA/MA kelas XI
semester II berdasarkan kurikulum 2013.
3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam
mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan bahan ajar
agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan
secara khusus pada pemebelajaran kimia.
4. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk
memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar
131
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. dan Romlah. 2007. Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan
Literasi Ilmiah Sebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
________________________. 2008. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di
Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Amri, S. dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Anonim. 2011. Survei Internasional PISA. Jakarta: Litbang Kemendikbud.
[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 18 Oktober 2014).
Anonim. 2011. Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Litbang Kemendikbud.
[Online]. (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss, diakses 18 Oktober 2014).
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cita
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cita.
Aswasulasikin. 2008. Hakekat IPA. [Onlie]. Tersedia:
www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/10092007234451_Hakikat_IPA. doc. [5 Oktober 2014].
Bandono. 2009. Pengembangn Bahan Ajar. Http://bandono.web.id. Diakses 12
Oktober. 2014.
(4ed). New York & London: Longman.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
132
Chiappetta, et.al. 1991. A Quantitative Analysis of High School Chemistry
Textbooks for Scientific Literacy Themes dan Expository Learning AIDS. Journal of Research in Science Teaching. 28, (10), 939-951.
DeBoer, George E. 1991. A History of Ideas in Science Education: Implication for
Practice. Teaches College. Columbia University. New York
Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Buku Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
________. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:
Depdiknas. .
Dick, W dan Carey. (2005). The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New
York : Omegatype Typography, Inc
Djamarah, S.B., (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Echols, J.M dan Shadily, H. 1993. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia
Indonesia-Inggris. Jakarta.: Gramedia.
Ester Lince, N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta:
Harian Kompas.com. [Online].
(http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434,
Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA
Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Gafur, A. 2004. Desain instruksional: Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola
Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar. Solo: Tiga Serangkai.
Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hargis, J.(2010) The Self-Regulated Learner Advantage: Learning.
(http:/www.jhargis.com/).Science on the Internet. (Diakses 16 November
2014).
Hayat, B. dan Yusuf, S. 2010. Benchmark International Mutu Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hilmi, Y.A. 2003. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung
Berdasarkan Literasi Sains. Bandung Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan
133
Horrnby. 2003. Teaching Relevant Science for Scientific Literacy. Journal of
Collage Science Teaching University of Arkansas. Fayetteville.
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa
Jippes, E, van Engelen, J.M. L.; Brand, P.L.P. dan Qudkerk, M,. (2010).
Competency-Based (CanMEDS) residency training programe in radiology: systematic design procedure, curriculum and success factors,
Eur Radiol. 20(4): 967-977.
Jungnickel, P.W.., Kellley, Hammer, D.P,. Haines, S.T, dan Marlowe,K.F,.(2009). Addressing Competencies for the Future in the Professional Curriculum ,
American Journal of Pharmaceutical Education73(8): 1-15
Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a
Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education,
24(1):57-59
Li, J.; Klahr, D., Siler, S., (2006), What Lies Beneath the Science Achievement Gap; The Challenges of Aligning Science Instruction with Standart and
Test, Science Educator,15(1): 1
Lubis, R.K.. (2014)” Pengembangan buku ajar kimia SMA/MA. kelas X Semester
I Berdasarkan Kurikulum 2013. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Machtmes, K., Johnson, E., Fox, J. dan Burke, M.S., (2009), Teaching Qualitative
Research Methods through Service-Learning, The Qualitative Report
4(1): 155-165
Mardliyah, F.Y. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Biologi SMA/MA Pada Materi
Struktur dan Fungsi Sel Berorientasi Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Mariana, et.al. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan tenaga kependidikan
IPA Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/39027853/.
134
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2005. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2007. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mohammad. H. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Surabaya.: Jurnal FKIP-UT DI UPBJJ.
Montelongo, J.A., dan Herter, R.J, (2010). Using Technology to Support Expository Reading and Writing in Science Classes Science Activities,
47: 89-102
Munafifah, E (2013) Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia
SMP/MTs”. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
Munthe, SD. (2011) analisis dan standarisasi Buku Kimia Kelas X Berdasarkan Standar Isi KTSP, Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Mursid. 1997. Pengembangan Buku Ajar Gambar Teknik. Medan: Program Studi
Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
OECD,. 2003. Literacy Skills for The World Of Tomorrow. Paris: Further Result
from PISA 2000.
Parulian, G. (2013)” Pengembangan buku ajar kimia inovatif untuk kelas XI
135
PISA. 2006. Science Competeencies for Tomorrow’s World Volume 1-Analysis
OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/staatistics/statlink. [15
Oktober 2014].
Punjihadi, Anna. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Bandung: Yayasan
Cendrawasih.
Puskur Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan karakter Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains.
[Online]. Tersedia: http-//www.dikdaski.go.id. [5 September 2014]
Rahardjo, S.B. (2014). Kimia Berbasi Eksperimen Untuk Kelas XI SMA/MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. Platinum
Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku
Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP. Journal
Pendidikan Kimia. 2014, (2), 1-10.
Sitepu, B.P., (2005), Memilih Buku Pelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur,
No.04/ Th.IV/ Juli, hal.120.
Situmorang, M., and Saragih, N., (2012), Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA Melalui Inovasi dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Mempersiapkan Sumberdaya Berkarakter Menghadapi Persaingan
Global, Jurnal Litjak (In Press)
Situmorang, M.(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
237-245.
Situmorang, M., Retno, D.W. (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed, 1-8.
Sudjana, N. Dan Rivai, A. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar
136
Tim Pascasarjana UNIMED. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &
Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H (2006). Guest Editorial: An Analysis Of Social Work Textbook For Aging Content: How Well Do Social
Work Foundation Texts Prepare Students For Aging Society?. Journal of
Social Work Education 42 (1) : 3-24.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. (Online), (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003- Sisdiknas.pdf), diakses 14 September 2013.
Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of
Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the
Australian Association for Research in Education, Brisbane, December
2002
Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat