Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Nama : Abdur Rasyid Sirait
NIM : 101101132
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Tahun : 2014
Abstrak
Spiritualitas dan kecemasan merupakan dua hal yang selalu dihadapi oleh ibu Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida. Desain penelitian adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang kontrol di PIH RSU dr. Pirngadi yang berjumlah 37 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 31 orang ibu primigravida. Alat pengumpulan data berupa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak 16,1%. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3% dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat kecemasan berat. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi dan memiliki tingkat kecemasan rendah.
Title : Spirituality Level and Primigravida Mother Anxiety in dr. Pirngadi Hospital Medan
Name : Abdur Rasyid Sirait
NIM : 101101132
Major : Bachelor of Nursing
Year : 2014
Abstract
Spirituality and anxiety are two things often faced by pregnant woman. This research has a purpose to identify spirituality level description and primigravida mother anxiety. The research design was descriptive. The population of this research was all primigravida mothers who have been doing check-up in PIH RSU dr. Pirngadi which has 37 people. The sample of this research used total sampling technique and obtained 31 respondents of primigravida mothers.The results of the research toward the primigravida mothers from the spirituality level, the majority of respondents had high level of spirituality with the percentage of 83,9% with 26 respondents, 5 respondents with light level of spirituality with the percentage of 16,1%. The result of the research toward the primigravida mother from the anxiety rate, majority of respondents had light level of anxiety with 19 respondents, 12 respondents had mid level of anxiety with the percentage of 38,7% and no respondents having heavy level of anxiety. Based on the research, we can conclude that majority of primigravida mothers have high level of spirituality and low level of anxiety.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida Trimester
Tiga”. Salawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
atas semangat perjuangan dan suri teladan bagi umatnya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Erniyati S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing proposal dan skripsi, yang telah
meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
3. Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes CWCCA, CHt.N dan Cholina Trisa Siregar S.Kep,
M.Kep Sp KMB sebagai Penguji 1 dan Penguji 2.
4. Terima kasih kepada pihak Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan yang telah
memberikan izin dan membantu dalam proses pengambilan data pada saat
penelitian.
5. Terima kasih kepada seluruh staf pengajar di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu dan pelajaran
6. Teristimewa kepada Ayahanda H. Amran Sirait dan Ibunda Hj. Saddiah
Nasution, abang saya Abdurrahman Sirait, kakak saya Ely Rahmayani Sirait
dan adik saya Abdurrahim Sirait yang telah menjadi sumber motivasi
penulis.dalam penyelesaian proposal ini
7. Sahabat spesial dan teman seperjuangan penulis yang telah memberikan saran
dan masukan bagi penulis: Resdilla Pratiwi, Siti Eni Saphitri, Rahmania
Waluyo, Indah Siregar, Mutiara Kristine Hutahaean Priskawati Sitompul,
Indah Lestari Napitupulu, Anindiah Widyaningrum, Bambang Permadi,
Ma’wah Iqbal Tanjung, M. Syawal Harahap, Ilham Fahri, Devi Cordi Asdo,
Pangihutan Situmorang, Benny Sutana Situmorang, Agus Irwandi, Fischa
Agustina, Dewi Yuliana RH, Winda Silaban, Febri Wibowo, dan teman-teman
seperjuangan angkatan 2010 yang tak bisa saya sebut namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran yang bersifat konstruktif dari
berbagai pihak khususnya dosen pembimbing skripsi dan dosen peguji demi
perbaikan dan kualitas yang lebih baik di masa mendatang.
Medan, 6 Juli 2014
DAFTAR ISI
Bab 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1
2. Perumusan Masalah ... 3
3. Tujuan Penelitian ... 3
4. Manfaat Penelitian ... 4
4.1 Bagi Praktik Keperawatan ... 4
4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 4
4.3 Bagi Penelitian Selamjutnya ... 4
Bab 2. TINJAUAN PUSAKA 1. Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas ... 5
1.2 Aspek Spiritualitas ... 6
1.3 Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas ... 7
a. Tahap Perkembangan ... 7
b. Keluarga ... 7
c. Latar Belakang Etnik dan Budaya... 8
d. Pengalaman Hidup Sebelumnya ... 8
e. Krisis dan Perubahan ... 8
f. Asuhan Keperawatan Yang Kurang sesuai ... 8
g. Isu Moral Terkait Terapi ... 9
h. Terpisah dari ikatan spiritual ... 9
1.4 Karakteristik Spiritualitas ... 10
a. Hubungan dengan diri sendiri ... 10 2.1 Defenisi Kecemasan ... 16
2.2 Penyebab Kecemasan ... 16
2.3 Gejala Kecemasan ... 16
2.4 Tingkat Kecemasan ... 17
Bab 3. KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konseptual ... 21
2. Definisi Operasional ... 21
Bab 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 23
Bab 5. HASIL & PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 30
5.1.1 Karakteristik Responden ... 30
5.1.2 Gambaran Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida ... 31
5.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida ... 32
5.2 Pembahasan ... 32
5.2.1 Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida ... 33
5.2.1.1 Hubungan dengan Tuhan ... 33
5.2.1.2 Hubungan dengan diri sendiri ... 34
5.2.1.3 Hubungan dengan orang lain ... 34
5.2.1.4 Hubungan dengan Alam ... 35
5.2.2 Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida ... 35
Bab 6. KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan ... 39
6.2 Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN ... 43 1. Inform Consent
2. Instrumen Penelitian 3. Komisi Etik Penelitian
4. Surat Izin Reliabilitas dari RSU Pandan 5. Surat izin penelitian dari RSU dr. Pirngadi 6. Jadwal Tentatif Penelitian
7. Taksasi Dana
Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Nama : Abdur Rasyid Sirait
NIM : 101101132
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Tahun : 2014
Abstrak
Spiritualitas dan kecemasan merupakan dua hal yang selalu dihadapi oleh ibu Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida. Desain penelitian adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang kontrol di PIH RSU dr. Pirngadi yang berjumlah 37 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 31 orang ibu primigravida. Alat pengumpulan data berupa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak 16,1%. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3% dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat kecemasan berat. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi dan memiliki tingkat kecemasan rendah.
Title : Spirituality Level and Primigravida Mother Anxiety in dr. Pirngadi Hospital Medan
Name : Abdur Rasyid Sirait
NIM : 101101132
Major : Bachelor of Nursing
Year : 2014
Abstract
Spirituality and anxiety are two things often faced by pregnant woman. This research has a purpose to identify spirituality level description and primigravida mother anxiety. The research design was descriptive. The population of this research was all primigravida mothers who have been doing check-up in PIH RSU dr. Pirngadi which has 37 people. The sample of this research used total sampling technique and obtained 31 respondents of primigravida mothers.The results of the research toward the primigravida mothers from the spirituality level, the majority of respondents had high level of spirituality with the percentage of 83,9% with 26 respondents, 5 respondents with light level of spirituality with the percentage of 16,1%. The result of the research toward the primigravida mother from the anxiety rate, majority of respondents had light level of anxiety with 19 respondents, 12 respondents had mid level of anxiety with the percentage of 38,7% and no respondents having heavy level of anxiety. Based on the research, we can conclude that majority of primigravida mothers have high level of spirituality and low level of anxiety.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Wanita hamil terutama ibu primigravida (ibu yang hamil pertama kali)
sebagian besar mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama
hamil, saat menghadapi persalinan, maupun sesudah mengalami persalinan.
Kecemasan yang ibu hamil rasakan saat menjalani kehamilan umumnya mulai
dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan, tidak tahu kapan dimulainya
persalinan, khawatir keguguran, takut sakit dan nyeri akan melahirkan kelak,
bahkan yang lebih ditakutkan lagi yaitu takut akan komplikasi kematian (Aprilia,
2010). Kecemasan merupakan keadaan perasaan yang tidak menyenangkan yang
menganggap adanya sesuatu sebagai ancaman (Purba, 2008).
Faktor spiritualitas merupakan unsur penting dari kesehatan dan
kesejahteraan. Para penyelenggara perawatan kesehatan semakin sadar untuk
memusatkan perhatian pada hubungan antara spiritualitas dan kesehatan (Young,
2007). Spiritualitas merupakan kesadaran dalam diri seseorang dan rasa terhubung
dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, atau kepada beberapa tujuan yang lebih
besar dari diri sendiri (Mauk dan Schmidt, dalam Potter Perry, 2010). Spiritualitas
menawarkan pengertian keterhubungan secara intrapersonal, interpersonal dan
transpersonal (Milner-Williams, dalam Potter Perry, 2010). Spiritualitas
merupakan rasa terhubung dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
Menurut Hawari (2006) rasa terhubung dengan Tuhan salah satunya dapat
pencegahan penyakit, mengurangi penderitaan saat sakit serta mempercepat
penyembuhan selain terapi medis yang diberikan (Hawari, 2006). Survei yang
dilakukan Time dan CNN & USA Weekend (dalam Hawari, 2006) melaporkan
bahwa : ”lebih dari 70% pasien berkeyakinan bahwa keimanan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berdoa dan berzikir dapat membantu proses penyembuhan
penyakit. Kemudian setelah dilakukan survey dari 70% pasien tadi mengenai
apakah perlu dokter memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir pada
intervensi yang akan dilakukan lebih dari 64% pasien menyatakan bahwa
sebaiknya dokter memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir. Dari survei ini
terungkap bahwa sebenarnya pasien membutuhkan terapi keagamaan selain terapi
dengan obat-obatan dan tindakan medis lainnya (Hawari, 1999). Penelitian
Darwanti, dkk (2007) mengenai bimbingan rohani dan pengaruhnya terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan kala I di
RSU Banyumas didapatkan hasil bahwa ibu hamil primigravida mengalami
kecemasan keseluruhan walaupun tingkatannya berbeda-beda. Berdasarkan
penelitian tersebut juga didapatkan hasil bahwa ibu yang mendapatkan bimbingan
rohani kecemasannya lebih rendah daripada ibu yang tidak mendapatkan
bimbingan rohani selama menjalani persalinan kala I.
Selain rasa terhubung dengan Tuhan, spiritualitas juga dapat diartikan
dengan hubungan dengan manusia dan lingkungan. Bagi ibu hamil dukungan dari
keluarga sangat penting, mendapat dukungan pada saat kehamilan dan persalinan
merupakan faktor penting dalam menciptakan pengalaman persalinan yang positif
penelitian yang telah dilaporkan oleh Pitt (1994) bahwa dukungan sosial yang
diterima oleh individu akan berpengaruh bagi individu tersebut untuk mengurangi
tingkat kecemasan, hal ini dikarenakan keyakinan akan adanya orang terdekat
membuat individu nyaman yang berdampak pada penurunan kecemasan.
Penelitian Diponegoro dan Hastuti (2009), mengenai pengaruh dukungan suami
terhadap lamanya proses persalinan kala II didapatkan hasil bahwa ibu yang
mendapat dukungan dari suami lebih cepat dalam melewati proses persalinan kala
II. Sementara ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami lebih lama dalam
melakukan persalinan kala II.
Berdasarkan uraian diatas spiritualitas dan kecemasan dapat
mempengaruhi salah satu respon psikologis ibu dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan yaitu kecemasan. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah penelitian
mengenai Bagaimanakah Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida?
3. Tujuan Penelitian
3.1 Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas ibu primigravida.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Praktik Keperawatan
Sebagai pertimbangan bagi perawat agar memperhatikan tingkat
spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida sehingga dapat merujuk ke
intervensi yang sesuai.
4.2 Pendidikan Keperawatan
Sebagai pengetahuan bagi perawat khususnya keperawatan maternitas
mengenai gambaran tingkat kecemasan dan spiritualitas ibu primigravida.
4.3 Peneliti Selanjutnya
Sebagai rujukan dan pegetahuan bagi peneliti selanjutnya yang hendak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 1. Spiritualitas
1.1Defenisi Spiritualitas
Spiritualitas didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seseorang dan rasa
keterhubungannya dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, dan tujuan yag lebih
besar dari diri sendiri. Spiritualitas menawarkan pengertian keterhubungan secara
intrapersonal (keterhubungan dengan diri sendiri), interpersonal (keterhubungan
dengan orang lain), dan transpersonal (yang tidak terlihat, Tuhan atau kekuatan
yang lebih tinggi) (Milner-Williams, dalam Potter Perry, 2010).
Menurut Mickley, et al (dalam Hamid, 2009) menyatakan bahwa
spiritualitas diartikan multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial dan
dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan,
sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan
Tuhan. Sementara itu Stoll (1989 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995)
menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu
dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan
individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
1.2Aspek Spiritualitas
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Kebutuhan
dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan hidup,
perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan di waktu kesusahan
(Hawari, 2002). Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2009) spiritualitas meliputi
aspek sebagai berikut:
1) Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan.
2) Menemukan arti dan tujuan hidup.
3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri.
4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
Menurut Schreurs (dalam Potter Perry, 2010) spiritualitas terdiri dari tiga
aspek yaitu aspek eksistensial, aspek kognitif, dan aspek relasional. Pada aspek
eksistensial, seseorang belajar untuk “mematikan” bagian dari dirinya yang
bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek
ini dicirikan oleh proses pencarian jati diri (true self). Pada aspek kognitif
aktivitas spiritual seseorang merupakan kegiatan pencarian pengetahuan spiritual.
Seseorang mencoba untuk menjadi lebih reseptif terhadap realitas transenden.
Biasanya dilakukan dengan cara menelaah literatur atau melakukan refleksi atas
suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga
dengan melepas pola pemikiran kategorikal yang telah terbentuk sebelumnya agar
dapat mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan
dimana seseorang merasa bersatu dengan Tuhan. Pada aspek ini seseorang
membangun, mempertahankan, dan memperdalam hubungan personalnya dengan
Tuhan.
1.3Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
Menurut Taylor (1997) dan Craven & Hirnle (1996) dalam Hamid (2009),
faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah:
a. Tahap perkembangan
Spiritual berhubungan dengan kekuasaan non material, seseorang harus
memiliki beberapa kemampuan berfikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual
dan menggali suatu hubungan dengan yang Maha Kuasa. Hal ini bukan berarti
bahwa keSpiritual tidak memiliki makna bagi seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak
dalam mempersepsikan kehidupan di dunia. Pandangan anak pada umunya
diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan saudaranya dan
orang tua. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting untuk perkembangan
spiritualitas anak.
c. Latar belakang etnik dan budaya
Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial
budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual
keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai
moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan
d. Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi
Spiritual sesorang dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang
mengartikan secara spiritual pengalaman tersebut. Peristiwa dalam kehidupan
seseorang dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia
menguji imannya.
e. Krisis dan perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalam spiritual seseorang.
Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses
penuaan, kehilangan dan bahkan kematian, khususnya pada pasien dengan
penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam kehidupan
dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual yang bersifat
fisikal dan emosional.
f. Asuhan Keperawatan yang Kurang Sesuai
Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan
untuk peka terhadap kebutuhan spiritualitas klien, tetapi dengan berbagai alasan
ada kemungkinan perawat menghindar untuk memberikan asuhan keperawatan
spiritualitas. Hal tersebut terjadi karena perawat merasa kurang nyaman dengan
kehidupan spiritualnya, kurang menganggap penting kebutuhan spiritualitas, tidak
mendapatkan pendidikan tentang aspek spiritualitas dalam keperawatan atau
merasa bahwa pemenuhan kebutuhan spiritualitas klien bukan merupakan
Asuhan keperawatan untuk kebutuhan spiritualitas mengalir dari sumber
spiritualitas perawat. Perawat tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritualitas tanpa
terlebih dahulu memenuhi kebutuhan spiritualitas mereka sendiri. Perawat yang
bekerja digaris terdepan harus mampu memenuhi semua kebutuhan manusia
termasuk juga kebutuhan spiritualitas klien. Berbagai cara perawat untuk
memenuhi kebutuhan klien mulai dari pemenuhan makna dan tujuan spiritualitas
sampai dengan menfasilitasi untuk mengekspresikan agama dan keyakinannya.
g. Isu Moral Terkait Terapi
Prosedur medik sering kali dapat dipengaruhi oleh pengajaran agama,
misalnya transplantasi organ, pencegahan kehamilan, dan sterilisasi. Tidak jarang
terapi medis yang diberikan tidak sesuai atau tidak dapat diterima oleh sebagian
kepercayaan klien sehinggan timbul konflik.
h. Terpisah dari ikatan spiritual
Ketika individu mengalami penyakit akut sering kali individu merasa
terisolasi dan kehilangan kebebasan peribadi dan sistem dukungan sosial. Sebagai
contoh pasien yang sedang dirawat di rumah sakit terhalang untuk menghadiri
kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga dan teman
dekat. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan
fungsi spiritualnya.
1.4Karakteristik Spiritualitas
Spiritualitas memiliki beberapa karakteristik, adapun karakteristik
a. Hubungan dengan diri sendiri
Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan
diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang
menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa
depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri-sendiri. Kekuatan yang
timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya,
diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif,
kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin
jelas (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).
Kepercayaan (Faith). Menurut Fowler dan keen (1985 dalam Astria, 2009) kepercayaan bersifat universal, dimana merupakan penerimaan individu
terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pikran yang logis.
Kepercayaan dapat memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika
mengalami kesulitan atau stress. Mempunyai kepercayaan berarti mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang sehingga dapat memahami kehidupan
manusia dengan wawasan yang lebih luas.
Harapan (Hope). Harapan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan
Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa
harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit
Makna atau arti dalam hidup (Meaning of live).
Merasakan hidup sebagai suatu pengalaman yang positif seperti
membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup lebih terarah, penuh
harapan tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain
(Puchalski, 2004).
b. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan dan
kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut akan
kesepian, keinginan dihargai dan diperhatikan, dan lain sebagainya. Dengan
demikian apabila seseorang mengalami kekurangan ataupun mengalami stres,
maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis dan sosial (Carm & Carm,
2000).
Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan
dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, ramah dan
bersosialisasi, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta
meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis
mencakup konflik dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan
ketidakharmonisan, serta keterbatasan hubungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson,
1995).
Maaf dan pengampunan (forgiveness). Dengan pengampunan, seorang individu dapat meningkatkan koping terhadap stres, cemas, depresi dan tekanan
emosional, penyakit fisik serta meningkatkan perilaku sehat dan perasaan damai
Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support). Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif
melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat
memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit
dan situasi krisis. (Hart, 2002 dalam Kozier erb & Wilkinson, 1995).
c. Hubungan dengan alam
Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang
meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan
berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Kozier, Erb, Blais &
Wilkinson, 1995).
Kedamaian (Peace). Kedamaian merupakan keadilan, rasa kasihan dan kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih tenang dan dapat
meningkatkan status kesehatan (Hamid, 2009).
Rekreasi (Joy). Rekreasi merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih.
Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani
sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal
yang dianggap penting dalam hidup seperti nonton televisi, dengar musik, olah
raga dan lain-lain (Puchalski, 2004).
d. Hubungan dengan Tuhan
Meliputi agama maupun tidak agamais. Keadaan ini menyangkut
sembahyang dan berdoa, keikutsertaan dalam kegiatan ibadah, perlengkapan
Dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan Spiritual apabila
mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di
dunia/kehidupan, mengembangkan arti penderitaan serta meyakini hikmah dari
satu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan yang positif dan dinamis,
membina integritas personal dan merasa diri berharga, merasakan kehidupan yang
terarah terlihat melalui harapan dan mengembangkan hubungan antar manusia
yang positif (Hamid, 2009).
1.5 Spiritualitas Ibu Hamil
Faktor spiritualitas merupakan unsur penting dari kesehatan dan
kesejahteraan. Para penyelenggara perawatan kesehatan semakin sadar untuk
memusatkan perhatian pada hubungan antara siritualitas dan kesehatan (Young,
2007). Pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada individu didasarkan pada
kebutuhan spiritualitas individu yang terdiri dari kebutuhan spiritualitas yang
berkaitan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang
lain, dan hubungan dengan lingkungan (Bukhardt 1993 dalam Kozier, Erb, &
Blais, 1995).
Menurut Hawari (2006) pada saat cemas salah satu respon individu yaitu
mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Hal ini sesuai dengan peneltian
yang dilakukan oleh Darwanti dkk (2007) mengenai pengaruh bimbingan rohani
terhadap kecemasan ibu yang akan melakukan persalinan kala I. Dalam penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa klien yang mendapat bimbingan rohani
tingkat kecemasannya terhadap persalinan mejadi menurun. Sebaliknya klien
akan pentingnya keyakinan agama dalam penurunan kecemasan juga diperkuat
oleh penelitian yang dilakukan Maimunah & Retnowati (2011) mengenai
pengaruh relaksasi dzikir untuk kecemasan. Hasil penelitian mereka terhadap
sepuluh ibu hamil yang sedang mengalami kecemasan melaporkan bahwa
kecemasan ibu berkurang dan ibu menjadi lebih rileks setelah diberikannya terapi
dzikir. Hasil penelitian ini juga menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya
yang telah membuktikan bahwa terapi berbasis keyakinan agama yang dimiliki
dapat membantu meningkatkan kesehatan mental seseorang (Trimulyaningsih
dalam Maimunah & Retnowati, 2011). Nilai-nilai spiritual yang ditanamkan dapat
memberikan kekuatan atau energi untuk beradaptasi terhadap stress fisik maupun
emosional. (Darwanti dkk, 2007).
Selain dari keterhubungan dengan Tuhan, spiritualitas juga merupakan
menggambarkan keterhubungan dengan manusia (Bukhardt 1993 dalam Kozier,
Erb, & Blais, 1995). Salah satu bentuk spiritualitas dalam keterhubungan dengan
manusia khususnya ibu hamil adalah adanya dukungan keluarga pada saat
kehamilan dan persalinan. bagi ibu hamil dukungan dari keluarga sangat penting,
mendapat dukungan pada saat kehamilan dan persalinan merupakan faktor
penting dalam menciptakan pengalaman persalinan yang positif bagi ibu (Junita,
2004 dalam Tursilowati, 2007). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilaporkan oleh Pitt (1994) bahwa dukungan sosial yang diterima oleh individu
akan berpengaruh bagi individu tersebut untuk mengurangi tingkat kecemasan, hal
ini dikarenakan keyakinan akan adanya orang terdekat membuat individu nyaman
Hal ini diperkuat juga oleh adanya penelitian oleh Gladieux (Dagun, 1990
dalam Diponegoro dan Hastuti, 2009) mengenai “dukungan suami terhadap
kecemasan ibu hamil” terhadap 26 pasangan suami istri. Hasil penelitiannya
menggambarkan bahwa istri yang mendapat dukungan emosional dari suami lebih
mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilannya. Penelitian ini didukung
Kartono (1992) bahwa dukungan suami pada ibu hamil sangat berharga, ibu hamil
menginginkan suami melakukan tindakan yang suportif dan memberikan rasa
aman. Diponegoro dan Hastuti (2009) juga melakukan penelitian sejenis
mengenai ‘pengaruh dukungan suami terhadap lama persalinan kala II pada ibu
primipara, hasil penelitian mereka melaporkan bahwa ibu yang mendapat
dukungan dari suami lebih mudah dan cepat dalam melalui persalinan kala II.
Sementara ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami lebih lama dalam
melalui persalinan kala II dikarenakan ibu mengalami kecemasan dan merasakan
kurang nyaman dalam melakukan proses persalinan tanpa dukungan dan dorongan
dari suami.
2. Kecemasan
2.1Defenisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasseakan-akan sebagai ancaman. Kecemasan merupseakan-akan
suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis
tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan melibatkan
kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya (Purba
dkk, 2008).
2.2 Penyebab Kecemasan
Kecemasan dapat disebabkan oleh adanya perasaan takut tidak diterima
dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan
berpisah, kehilangan atau bencana, adanya rasa frustasi akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan, adanya ancaman terhadap integritas diri meliputi
ketidakmampuan fisiologis atau gangguan kebutuhan dasar serta adanya ancaman
terhadap konsep diri; identitas diri, harga diri, dan perubahan peran (Purba dkk,
2008).
2.3 Gejala Kecemasan
Kecemasan ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas
(Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
gangguan kecemasan antara lain: cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang,
gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan
daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala (Hawari, 2006). Sue, dkk
(dalam Purba dkk, 2008) menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan terwujud
dalam empat hal berikut ini:
a. Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali
memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.
b. Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak
menentu seperti gemetar.
c. Perubahan somatik, muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki
dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan
lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan peningkatan
detak jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan darah
d. Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang
berlebihan.
2.4 Tingkat Kecemasan
Peplau (dalam Stuart dan Sundeen, 1998) mengidentifikasi ansietas dalam
4 tingkatan. Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda
tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasi/pengetahuan
mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya.
Tingkat ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan: cemas yang berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan
2. Ansietas sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan suatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat: cemas yang sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terinci
dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Panik : tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan terpengarah,
ketakutan, dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. mengalami
kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung
terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat
Rentang Respon kecemasan
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
2.5 Kecemasan Ibu Primigravida
Wanita hamil terutama ibu primigravida (ibu yang hamil pertama kali)
sebagian besar mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama
hamil, saat menghadapi persalinan, maupun sesudah mengalami persalinan.
Kecemasan yang mereka rasakan umumnya mulai dari khawatir tidak bisa
menjaga kehamilan, tidak tahu kapan dimulainya persalinan, khawatir keguguran,
khawatir keadaan bayi setelah lahir, tidak memiliki gambaran mengenai persalian,
takut sakit dan nyeri akan melahirkan kelak, bahkan yang lebih ditakutkan lagi
yaitu takut akan komplikasi kematian dan takut persalinan dilakukan dengan tidak
normal (Aprilia, 2010). Selain itu, beberapa keluhan ringan yang sering dirasakan
ibu hamil juga dapat menimbulkan kecemasan, seperti kejang kaki, kelelahan,
kembung, mual muntah, sakit kepala, sakit punggung, sakit gigi, sembelit, sering
buang air kecil, sulit tidur, sesak nafas dan varises (Kasdu dkk, 2004). Puncak
kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya tanda-tanda akan
melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan meningkat menambah beban ibu,
sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi inilah perasaan khawatir,
persalinan yang diperkirakan lancar dapat menjadi tidak lancar akibat ibu panik
(Amalia, 2009). Setelah melahirkan ibu primigravida juga dicemaskan oleh
adanya resiko infeksi, takut terjadi perdarahan, dan keadaan bayi setelah melewati
2. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur 1 ibu primigravida dengan Tuhan yang diyakini, dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
yang bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan tingkat
kecemasan ibu primigravida.
4.2Populasi dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ini populasinya adalah Seluruh Ibu Hamil Primigravida yang
kontrol di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan,
data yang diperoleh peneliti pada saat melakukan penelitian adalah sebanyak 37
orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik “total sampling”, yaitu
jika populasi berjumlah <100 maka dilakukan pengambilan sampel dengan
keseluruhan jumlah populasi (Arikunto, 2006). Sampel yang diperoleh dan
bersedia diteliti pada saat penelitian di RSU dr. Pirngadi adalah sebanyak 31
responden.
4.3Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit
Umum dr. Pirngadi. Adapun rumah sakit ini dipilih oleh peneliti dengan
pertimbangan bahwa penelitian mengenai tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu
dilaksanakan setelah melewati tahap sidang proposal penelitian. Selanjutnya
peneliti melakukan pengumpulan data di RSU dr.Pirngadi dimulai pada tanggal
15 April sampai dengan 15 Mei 2014.
4.4Pertimbangan Etik
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan izin dari pihak rumah sakit dr. Pirngadi. Dalam
penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan kepada
calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan
penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan
menandatangani informed consent dan calon responden yang tidak bersedia tidak
akan dipaksakan dan berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama
proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko
bagi individu yang menjadi responden baik faktor fisik maupum psikis.
Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden
pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang
diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
4.5Instrumen Penelitian
4.5.1 Kuesioner Penelitian
Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 3 bagian.
Bagian pertama adalah data demografi meliputi nomor responden, umur,
memperlihatkan kecemasan ibu primigravida dalam menjalani kehamilan. Bagian
ketiga memperlihatkan spiritualitas ibu primigravida saat menjalani kehamilan.
Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 20 pernyataan yang dimodifikasi dari
kuesioner kecemasan spielberger, kuesioer ini terdiri dari 10 pernyataan positif
dan 10 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 5, 8, 10,
11, 15, 16, 19, 20 dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 3, 4, 6, 7, 9, 12, 13,
14, 17, 18. Kuesioner tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menjalani
kehamilan ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak
pernah (TP), kadang-kadang (K), sering (SR) dan selalu (SL). Kuesioner
spritualitas ibu primigravida dalam menjalani kehamilan terdiri dari 19
pernyataan, dengan 16 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pernyataan
positif terdiri dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20
dan pernyataan negatif terdiri dari nomor 9, dan 14. Kuesioner spiritualitas ibu
primigravida ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak
pernah (TP),kadang-kadang (KK), sering (SR) dan selalu (SL).
4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukan pengujian terhadap
instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content
validity). Uji validitas dilakukan kepada pakar yang dalam hal ini adalah dosen
dari Fakultas Keperawatan USU yang berada di departemen keperawatan jiwa dan
medikal bedah yang memiliki kemampuan memberikan penilaian terhadap
Nunung F. Sitepu. Saran yang diberikan oleh para pakar untuk kuesioner spiritual
ialah dengan membagi kuesioner penelitian berdasarkan hubungan dengan Tuhan,
diri sendiri, orang lain dan alam. Ada 10 pernyataan yang diubah dan diperbaiki
oleh ketiga pakar tersebut dalam pengujian validitas instrumen kuesioner
spiritualitas. Untuk kuesioner kecemasan saran yang diberkan oleh para pakar
yaitu dengan membagi keadaan ibu hamil primigravida pada saat hamil, pada saat
mendekati persalinan dan setelah persalinan. Ada 7 item kuesioner kecemasan
yang diubah dan diperbaiki dalam pengujian validitas instrumen kecemasan oleh
pakar.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Uji reliabilitas dilakukan
pada 30 orang responden yang memiliki kemiripan karakteristik dengan sampel
yang diteliti diluar lokasi populasi yang diteliti. Peneliti melakukan uji reliabilitas
kuesioner dengan melakukan penelitian di RSU Pandan Sibolga dengan
responden sebanyak 30 orang ibu hamil. Uji reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama
dengan 0,70 sesuai dengan Arikunto (2006). Nilai reliabilitas yang diperoleh
peneliti yang dilakukan di RSU Pandan terhadap 30 responden ibu hamil yaitu
0,829 untuk kuesioner kecemasan dan 0,825 untuk kuesioner spiritualitas. Ini
menandakan bahwa kuesioner spiritualitas dan kecemasan yang diuji peneliti
4.6Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian
dan mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan, peneliti selanjutnya
membawa surat izin penelitian dan juga ethical clereance ke rumah sakit dr.
Pirngadi. Setelah mendapat izin dari direktur rumah sakit dr. Pirngadi, peneliti
melakukan pengumpulan data penelitian di PIH RSU dr.Pirngadi Medan. Pada
saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan dan prosedur
pelaksanaan penelitian kepada calon responden. Jumlah Ibu hamil primigravida
yang kontrol di PIH RSU dr.Pirngadi selama peneliti melakukan pengumpulan
data sebanyak 37 orang, 31 orang responden yang bersedia untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian, 3 orang responden menolak untuk dilakukan penelitian
dan 3 orang lainnya tidak sempat bertemu dengan peneliti dikarenakan
ketidaktahuan peneliti mulainya jadwal pemeriksaan di PIH pada hari pertama
peneliti melakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh responden ada yang
dilakukan setelah melakukan pemeriksaan terlebuh dahulu dan ada juga yang
mengisi sambil menunggu giliran masuk ruangan PIH. Responden yang bersedia
berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Setelah
menandatangani informed consent, peneliti menjelaskan prosedur pengisian
kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang akan diisi sendiri
oleh responden, apabila responden menolak mengisi sendiri maka peneliti
memfasilitasi pengisian kuesioner tanpa mempengaruhi responden memberikan
4.7Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis dan
melalui beberapa tahap, pertama editing, yaitu memeriksa kelengkapan data
responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding,
yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan
peneliti dalam memasukkan data kedalam komputer (entry). Kuesioner kecemasan
peneliti terdiri dari 20 pernyataan, 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan
negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 4, 5, 7, 11, 12, 13, 14, 18,
dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 3, 6, 8, 9, 10, 15, 16, 17, 19, 20.
Kuesioner ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak
pernah (TP), kadang-kadang (K), sering (SR) dan selalu (SL). Bobot nilai yang
diberikan bagi pernyataan untuk pernyataan positif jawaban TP=4, KK=3, SR=2,
SL=1 sedangkan untuk pernyataan negatif jawaban TP=1, KK=2, SR=3, SL=4.
Hasil pengukuran dari kuesioner kecemasan ini adalah kecemasan ringan, sedang
dan berat. Kecemasan ringan dengan rentang skor (20-39), kecemasan sedang
dengan rentang skor (40-59) dan kecemasan berat dengan rentang skor (60-80).
Kuesioner spritualitas ibu primigravida dalam menjalani kehamilan terdiri dari 20
pernyataan, dengan 16 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pernyataan
positif terdiri dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20 dan
pernyataan negatif terdiri dari nomor 9 dan 14. Kuesioner spiritualitas ibu
primigravida ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak
pernah (TP),kadang-kadang (KK), sering (SR) dan selalu (SL). Untuk pernyataan
negatif pengukurannya dengan skor TP=4, KK=3, SR=2, SL=1. Hasil pengukuran
dari kuesioner spiritualitas ini adalah spiritualitas tinggi dan rendah. Spiritualitas
tinggi dengan rentang skor (50-80), spiritualitas rendah dengan rentang skor
(20-49). Setelah itu melakukan tabulating data dengan memasukkan data ke dalam
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Tingkat
Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan yang
telah dilaksanakan mulai dari 15 April sampai 15 Mei 2014 dengan jumlah
responden sebanyak 31 orang.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini seluruh responden adalah ibu primigravida yang
melakukan pemeriksaan di ruang PIH RSU dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian
berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup umur,
agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan perbulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan
karakteristik data demografi responden, yaitu diperoleh semua usia ibu
primigravida yang menjadi sampel yaitu usia 20-35 tahun (tidak beresiko) dengan
jumlah 31 orang dengan persentase 100%. Mayoritas responden bersuku batak
dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan persentase 45,2%. Dilihat
berdasarkan agama mayoritas responden beragama islam dengan jumlah
responden sebanyak 23 orang dengan persentase 74,2%. Berdasarkan tingkat
pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA dengan
persentase 45%. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai PNS
(45,2%) dengan mayoritas jumlah pendapatan perbulan > Rp 1.500.000,- dengan
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSU dr. Pirngadi, Medan
Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%) Usia
Beresiko <20 & >35 tahun Tidak Beresiko 20-35 tahun
0
Ibu Rumha Tangga Wiraswasta
5.1.2 Gambaran Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida
Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat
spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan
persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang
responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak
Tabel 5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan
No Tingkat Spiritualitas Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Tinggi 26 83,9
2 Rendah 5 16,1
5.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida
Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan,
mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3%
dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki
tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada
responden yang memiliki tingkat kecemasan berat.
Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan
No Tingkat Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Ringan 19 61,3
2 Sedang 12 38,7
3 Berat 0 0
5.2 Pembahasan
Pada Penelitian akan dibahas mengenai pembahasan hasil penelitian, yakni
tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan.
5.2.1 Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida
Hasil pengolahan data penelitian mengenai tingkat spiritualitas ibu
primigravida di RSU dr.Pirngadi Medan diperoleh hasil bahwa mayoritas ibu
primigravida di RSU dr. Pirngadi memiliki spiritualitas tinggi. Hal ini
dikarenakan rasa syukur yang dirasakan ibu primigravida dalam menjalani
kehamilannya. Spiritualitas dalam hal ini mencakup hubungan dengan Tuhan, diri
5.2.1.1 Hubungan dengan Tuhan
Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas
yang berhubungan dengan Tuhan menunjukkan jawaban mayoritas Sering dan
Selalu. Ini dikarenakan salah satu cara mengatasi masalah yang mereka rasakan
ketika mengalami masalah dalam kehamilan adalah dengan meningkatkan
aktivitas spiritualitas. Salah satu masalah yang dihadapi ibu hamil adalah rasa
cemas akan kehamilan yang ia rasakan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Maimunah (2011) mengenai pengaruh pelatihan relaksasi dzikir untuk mengatasi
kecemasan hamil pertama yang memperoleh kesimpulan bahwa responden yang
mendapatkan pelatihan relaksasi dzikir mengalami penurunan kecemasan dalam
menghadapi kehamilan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Darwanti
(2007), mengenai pengaruh bimbingan rohani terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu primigravida yang juga mendapatkan kesimpulan bimbingan
rohani mampu menurunkan tingkat kecemasan ibu primigravida. Secara langsung
dapat dikatakan bahwa hubungan dengan Tuhan mempengaruhi krisis yang
dihadapi oleh ibu primigravida.
5.2.1.2 Hubungan dengan Diri Sendiri
Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas
yang berhubungan dengan diri sendiri menunjukkan mayoritas jawaban sering dan
selalu. Hal ini sesuai dengan pendapat Fowler dan Keen (dalam Astaria, 2010)
yang menyatakan bawwa kepercayaan pada diri dapat memberikan arti hidup dan
kekuatan bagi individu ketika mengalami kesulitan dan stres, sesuai juga menurut
timbul dari diri seseorang mampu membantunya menyadari makna dan tujuan
hidupnya, diantaranya memandang pengalaman kehidupan sebagai pengalaman
yang positif.
5.2.1.3 Hubungan dengan Orang Lain
Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas
yang berhubungan dengan orang lain menunjukkan mayoritas responden
memberikan jawaban yang sering dan selalu. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Charm dan Charm (2000) apabila seseorang mengalami stres, maka
orang lain dapat memberi bantuan bantuan psikologis dan sosial. Kehamilan
memerlukan respon adapatasi fisiologis dan psikologis bagi ibu, sehingga untuk
mampu beradaptasi ia memerlukan dukungan dari keluarga maupun orang lain.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Hart (dalam Astaria, 2010) teman
dan keluarga dekat mampu memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk
lawan ketidaknyamanan fisik dan psikis. Adanya dukungan dari orang lain secara
langsung dapat memberikan kekuatan mengatasi masalah yang dihadapi.
5.2.1.4 Hubungan dengan Alam
Pada hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berusaha memenuhi
kebutuhan spiritualitas yang berkaitan dengan alam terutama tentang kebersihan
lingkungan, menjaga untuk tidak menyiksa binatang dan menjaga makanan ketika
hamil. Walaupun Puchalski (2004) mengatakan dengan rekreasi seseorang dapat
menyelarasakan kebutuhan akan jasmani dan rohani sehingga timbul kepuasan
dalam hidup dalam pemenuhan hal-hal penting dalam hidup, namun dalam
wisata dalam kuesioner penelitia sebagian besar responden jarang melakukannya.
Ini mungkin dikarenakan pada budaya Indonesia hal ini masih belum
diprioritaskan oleh ibu primigravida dalam penatalaksanaan sehari-hari. Kesulitan
dalam memilih waktu yang tepat dan juga banyaknya pekerjaan membuat ibu-ibu
primigravida khususnya di Indonesia belum membuat pilihan merawat binatang
dan mengunjungi tempat wisata sebagai prioritas,
5.2.2 Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida
Hasil pengolahan data penelitian mengenai tingkat kecemasan ibu
prmigravida di RSU dr. Pirngadi Medan diperoleh mayoritas ibu primigravida
mengalami kecemasan ringan. Hal ini dikarenakan kebanyakan ibu primigravda di
RSU dr. Pirngadi Medan mengatakan bahwa kehamilan yang mereka rasakan
merupakan kesyukuran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Setyaningrum (2013) yang meneliti tentang kecemasan ibu primigravida dengan
hasil yang diperoleh mayoritas ibu primigravida mengalami kecemasan ringan.
Tidak ada responden yang memiliki kecemasan berat, ini mungkin dikarenakan
dari segi usia, pendidikan, penghasilan dan agama mayoritas responden tidak
rentan terpapar kecemasan.
Ditinjau dari segi usia, semua responden dalam penelitian ini memiliki
usia 20-35 tahun. Usia 20-35 tahun termasuk usia pada tingkat dewasa awal dan
merupakan usia yang tidak beresiko dalam menjalani kehamilan. Astria (2009)
dalam penelitiannya mengenai hubungan karakteristik ibu hamil dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan mendapatkan kesimpulan bahwa jika
memiliki kematangan emosi, sedangkan ibu hamil di usia > 20 tahun mayoritas
sudah memiliki kematangan emosi walaupun terkadang masih rentan terhadap
kecemasan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Setyaningrum
(2013) dengan judul hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan
ibu hamil dalam menghadapi persalinan diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden yang diperoleh berusia 20-35 tahun dengan tingkat kecemasan yang
ringan. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Manuaba (1998 dalam
Setyaningrum, 2013) yang menyatakan bahwa pernikahan pada usia muda lebih
mudah terkena tekanan (stress) psikologis, sosial oleh karena kesiapan mental dan
jiwa yang belum matang. Rendahnya tingkat kecemasan ibu primigravida di RSU
dr.Pirngadi mungkin dikarenakan usia ibu hamil yang sudah cukup untuk
memiliki kematangan emosi dan juga mental dalam menghadapi kehamilan.
Ditinjau dari segi pendidikan ibu primigravida dalam penelitian diperoleh
hasil mayoritas ibu primigravida merupakan lulusan SMA atau lebih tinggi.
Kecemasan pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu hamil tentang
pengetahuan seputar proses kehamilannya, ibu hamil yang memiliki pengetahuan
tentang kehamilannya dengan baik memungkinkan dirinya tidak rentan terhadap
kecemasan (Budi, 2007 dalam Utami 2009). Tingginya tingkat pendidikan
membuat seseorang mudah dalam menyerap pengetahuan (Sukarni, 2000 dalam
utami 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian Utami (2009) yang memperoleh
hasil bahwa ibu hamil dengan pendidikan yang tinggi rentan terhadap kecemasan.
Hal ini sesuai juga dengan penelitian Astria (2009) yang memperoleh kesimpulan
bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan akhir SMP lebih rentan mengalami
kecemasan dari pada ibu yang memiliki pendidikan akhir SMA. Rendahnya
tingkat kecemasan ibu hamil di yang diperoleh dalam penelitian di RSU
dr.Pingadi mungkin dikarenakan sudah tingginya mayoritas pendidikan dari
responden sehingga ia lebih cepat dalam menyerap pengetahuan.
Ditinjau dari segi agama, semua responden memiliki kepercayaan agama,
dengan mayoritas memeluk agama Islam. Menurut Hamid (2008) keyakinan
spiritual merupakan hal penting dalam kehidupan yang dapat memengaruhi
tingkat kesehatan dan perawatan terhadap diri sendiri. Hal ini sesuai dengan
penelitian Darwanti (2007) mengenai Bimbingan rohani dan pengaruhnya
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan
kala 1 yang memperoleh hasil dalam penelitiannya bahwa ibu primigravida yang
mendapat bimbingan rohani pada saat kala 1, kecemasan dan nyeri persalinan
yang dirasakannya berkurang. Melalui pendapat Darwanti (2007) rendahnya
tingkat kecemasan ibu primigravida mungkin dikarenakan adanya kepercayaan
ibu primigravida kepada agama yang dianutnya.
Ditinjau dari segi pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai PNS
(Pegawai Negeri Sipil). Ibu hamil yang bekerja akan cenderung tersita waktunya
sehingga pikirannya akan rasa cemas terhadap kehamilannya akan teralihkan
(Utami, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang memperoleh hasil
bahwa mayoritas ibu primigravida di RSU dr.Pirngadi mengalami kecemasan
ringan, ini mungkin karena sebagian responden memiliki pekerjaan yang mampu
Ditinjau dari jumlah pendapatan, mayoritas responden memperoleh
pendapatan perbulan sebanyak > Rp 1.500.000,-. Masalah ekonomi berkaitan
dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri
dalam menghadapi persalinan. Keadaan ekonomi yang rendah atau tidak memadai
dapat mempengaruhi peningkatan kecemasan (Lutfa & Maluya, 2008 dalam
Utami 2009). Rendahnya tingkat kecemasan ibu primigravida di RSU dr.Pingadi
mungkin dikarenakan penghasilan rata-rata responden sudah memadai yang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSU dr. Pirngadi
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
6.1.1 Semua ibu primigravida berusia antara 20-35 tahun yang berada pada usia
dewasa muda produkif dan tidak beresiko apabila hamil. Sebagian ibu
primigravida bersuku Batak dan berpendidikan SMA atau yang lebih
tinggi. Semua ibu primigravida memiliki agama, mayoritas agamanya
adalah Islam. Sebagian besar ibu primigravida bekerja sebagai PNS dan
berpenghasilan > Rp. 1.500.000,- perbulan.
6.1.2 Mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi.
6.1.3 Mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat kecemasan yang rendah
6.2Saran
6.2.1 Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat
maternitas agar lebih memperhatikan tingkat kecemasan dan spiritualitas ibu
primigravida dan dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan ibu
primigravida.
6.2.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan informasi
maternitas mengenai gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu
primigravida.
6.2.3 Peneliti Selanjutnya
Pada penelitian tidak diketahui general ibu primigravida berada di usia
kehamilan berapa dan apakah ada hubungannya usia kehamilan ibu yang semakin
dekat dengan persalinan mempengaruhi spiritualitas dan kecemasan ibu
primigravida, maka saran untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Astria, Yonne. (2009). Hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di poliklinik kebidanan dan
kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan, Dibuka pada website: http://titianamalia.wordpress.com/2009/03/31/kecemasan-ibu-menanti-persalinan/. Pada tanggal 23 September 2013.
Aprillia, Y. (2009). Hand out Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, dibuka pada website : http://bidankita.com/?p=137. Pada tanggal 28 November 2013.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Putra
Bobak, Lowdermilk. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Carm, H.B. & Carm, J.H. (2000). Spiritual persaudaraan. http://www.brothers-fic.org/archives/spin_brotherhood-ind.html diunduh pada tanggal 14 September 2013
Darwanti, dkk. (2007). Bimbingan rohani dan pengaruhnya terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan kala I di
RSU Banyumas. Jurnal Keperawatan Sudirman Volume 2 no. 1.
Dempsey, P. A., & Dempsey, A. D. (2002). Riset keperawatan: Buku ajar dan latihan/penulis. Jakarta: EGC
Diponegoro, A & Hastuti, Budi. (2009). Pengaruh dukungan suami terhadap
lama persalinan kala II pada ibu primipara. Politeknik Kesehatan
Yogyakarta.
Fowler & Keen. (1985). Kepercayaan yang bersifat Universal. http://www.natn.org.uk/results.asp di unduh tanggal 10 Oktober 2013..
Hamid, A. Y. (2009). Bunga rampai asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Hawari, D. (1999). Doa dan dzikir sebagai pelengkap terapi medis. Jakarta: FKUI
Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2: Mengenal wanita sebagai ibu dan
nenek. Bandung: Mandar Maju.
Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Kasdu, D. (2004). Info lengkap kehamilan & persalinan bacaan bagi calon ayah & ibu. Jakarta: 3G Publisher.
Kozier, B., Erb, G., & Blais, K. (1995). Fundamentals of nursing: concepts,
process, and practice. (5th ed). California: Wesley Publishing Company.
Maimunah, A. & Retnowati, S. (2011). Pengaruh pelatihan relaksasi dengan
dzikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Jurnal Psikologi
Islam Universitas Gajah Mada.
Nolan, M. (2003). Kehamilan dan melahirkan, Jakarta: Arcan.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pitt, B. (1994). Kehamilan dan Persalinan: Menikmati Tugas Sebagai Ibu
(Terjemahan Bosco Arcals) Jakarta: Arcan.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2010). Fundamental keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. Edisi 7. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Puchalski, C. (2004). Spirituality and health. Diambil dari http://www.s spirituality health.com/gr/drop down.cgi? url: % 2 frewsh % 2 fit ems 5 2 fblank/ % 2 fitem 215. html & x = 22 & y=10 pada 20 September 2013.
Purba dkk. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial
dan gangguan jiwa. Medan: USU Press.
Setyaningrum, R.F. (2013). Hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan diwilayah kerja
puskesmas pembantu kandangan bawen. Jurnal STIKES Ngudi Waluyo.
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1987). Principles and practice of psyhiatric
nursing. Washington D.C: Mosby.
Tursilowati, Sri Yuni. (2007). Pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu hail dalam menghadapi proses persalinan didesa Jepat
Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Jurnal Kesehatan Surya Medika
Yogyakarta.
Utami, Agnita & Lestari, Widya. (2009). Perbedaan tingkat kecemasan
primigravida dan multigravida dalam menghadapi kehamilan. Jurnal
Ners Indonesia, No.1 Vol.2.
No. Kode Responden ___
(Diisi Oleh Peneliti)
FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU
dr.Pirngadi Medan
Nama peneliti : Abdur Rasyid Sirait
Nim : 101101132
Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban ibu, informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia menjadi responden, silahkan menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian ibu untuk penelitian ini.
Medan, April 2014 Responden
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik kemudian berikan tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut bapak/ibu benar.
Kode Responden : A. Data Demografi
1. Umur :……Tahun
2. Suku : 1. ( ) Aceh 4. ( ) Minang
2. ( ) Batak 5. ( ) Melayu
3. ( ) Jawa 6. ( ) Lain-lain,
sebutkan ………. 3. Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu
2. ( ) Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) Katolik 6.Lain-lain,
sebutkan…... 4. Pendidikan Terakhir : 1. SD 4. Diploma
2. SMP 5. Sarjana 3. SMA
5. Pekerjaan : 1. Ibu rumah tangga 2. Wiraswasta 3. PNS
6. Jumlah Pendapatan Perbulan : 1. ( ) < Rp. 1.500.000/bln
KUESIONER TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA
Petunjuk
Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dan beri tanda checklist (√) yang
menunjukkan perasaan anda saat ini. Tidak ada pernyataan yang benar ataupun salah.
Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu utuk menjawab satu pernyataan tetapi
berilah jawaban untuk menggambarkan perasaan anda saat ini.
Keterangan:
TP = Tidak pernah
K = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
No Pernyataan TP K SR SL
1 Saya merasa tenang dan nyaman dalam
menjalani proses kehamilan saat ini
2 Saya merasa mantap kehamilan saya akan baik -
baik saja
3 Saya merasa tersiksa menjalani kehamilan saat ini
karena adanya gejala sulit tidur, mual dan
muntah, kembung dan kaki kejang)
4 Saya merasa senang hati menjalani proses
kehamilan saat ini karena merasa didukung oleh