• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Nanopropolis Lebah Madu Trigona spp dan Lebah Madu Apis mellifera Sebagai Antioksidan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Nanopropolis Lebah Madu Trigona spp dan Lebah Madu Apis mellifera Sebagai Antioksidan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI NANOPROPOLIS LEBAH MADU

Trigona

spp dan

LEBAH MADU

Apis mellifera

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

MIKE JUSPAWIZA

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi NanopropolisLebah Madu Trigona spp dan Lebah Madu Apis mellifera Sebagai Antioksidan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MIKE JUSPAWIZA. Potensi Nanopropolis Lebah Madu Trigona spp dan Lebah Madu Apis mellifera Sebagai Antioksidan. Dibimbing oleh EMAN KUSTAMAN dan I MADE ARTIKA.

Propolis merupakan resin yang dihasilkan oleh lebah madu. Propolis merupakan salah satu sumber antioksidan yang alamiah. Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Nanopropolis adalah propolis yang pemrosesannya menggunakan nano teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi propolis dan nanopropolis sebagai antioksidan. Propolis diekstraksi dengan menggunakan metode bantuan gelombang mikro atau MAE (Microwave-assisted extraction) dengan perbandingan bahan 1: 9. Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan nanopropolis dengan metode Aimi yang dimodifikasi, dengan harapan dapat lebih efektif dibandingkan sediaan propolis sebagai antioksidan dengan menggunakan propolis lebah madu Trigona spp asal Malang, Bogor, Pandeglang dan lebah madu Apis mellifera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak propolis Malang tidak aktif sebagai antioksidan, sedangkan ekstrak propolis Bogor aktif sebagai antioksidan. Propolis komersial I dan komersial II sangat aktif sebagai antioksidan, sedangkan nanopropolis komersial I, komersial II, Malang, Pandeglang dan Bogor tidak aktif sebagai antioksidan.

Kata kunci: antioksidan, nanopropolis, propolis.

ABSTRACT

MIKE JUSPAWIZA. The Potential of Honey Bee Trigona spp and Honey Bees Apis Mellifera as Antioxidant. Under the guidance of EMAN KUSTAMAN and I MADE ARTIKA.

Propolis is a resin produced by honey bees. Propolis is a natural antioxidant. Antioxidants are substances that serve to protect the body from free radical attack. Nanopropolis is propolis processed using nano technology. The research aims was to determine the potential of propolis and nanopropolis as an antioxidant. Propolis extracted by using microwave assisted extraction or commonly called MAE method with a ratio of material 1: 9. Nanopropolis was made by using the method of manufacture nanopropolis Aimi modified, with hopes of more effectively than propolis as antioxidants. The results showed that Malang propolis extracts inactive as antioxidants, whereas Bogor propolis extract as active antioxidant. Propolis commercial I and commercial II is very active as an antioxidant, while nanopropolis commercial I, commercial II, Malang, Pandeglang, and Bogor inactive as an antioxidant.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biokimia

POTENSI NANOPROPOLIS LEBAH MADU

Trigona

spp dan

LEBAH MADU

Apis mellifera

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

MIKE JUSPAWIZA

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi : Potensi Nanopropolis Lebah Madu Trigona spp dan Lebah Madu Apis mellifera Sebagai Antioksidan

Nama : Mike Juspawiza

NIM : G84070043

Disetujui oleh

Ir. Eman Kustaman Pembimbing I

Dr.Ir. I Made Artika, M.app.Sc, Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir. I Made Artika, M.App.Sc, Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Banyak kendala yang penulis hadapi dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Namun, berkat rahmat Allah SWT dan dorongan semangat dan bantuan dari keluarga tercinta, dan teman-teman, karya ilmiah dengan judul

“Potensi nanopropolis lebah madu Trigona spp dan lebah madu Apis mellifera sebagai antioksidan”dapat diselesaikan dengan baik.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Eman Kustaman selaku pembimbing pertama dan Bapak Dr.Ir. I Made Artika, M.App.Sc. selaku pembimbing kedua yang telah membimbing dan mendukung penulis secara moril, serta kepada Bapak Ir.H.A.E. Zainal Hasan, M.Si atas saran, dukungan secara materil dan moril. Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada orang tua tercinta, kakak tercinta, dan keponakan tercinta yang selalu mendoakan, memberi motivasi dan dukungan. Terimakasih juga kepada teman-teman Wisma Mewah tercinta, Syifa, Nia, Abang, Mevi, Retno, Putri, Huda, dan Umi, dan teman-teman Biokimia 44 yang selalu memberikan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Bogor, Maret 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Bahan 2

Alat 2

Metode 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Hasil 3

Pembahasan 5

SIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 8

LAMPIRAN 11

(11)

DAFTAR TABEL

1 Rendemen ekstrak propolis lebah madu Trigona spp 4

2 Aktivitas antioksidan (IC50) 4

3 Aktivitas antioksidan ekstrak propolis Malang 14

4 Aktivitas antioksidan estrak propolis Bogor 15

5 Aktivitas antioksidan propolis Komersial I 16

6 Aktivitas antioksidan propolis Komersial II 17

7 Aktivitas antioksidan nanopropolis Komersial I 18

8 Aktivitas nntioksidan nanopropolis Komersial II 19

9 Aktivitas antioksidan nanopropolis Bogor 20

10 Aktivitas antioksidan nanopropolis Pandeglang 21

11 Aktivitas antioksidan nanopropolis Malang 22

12 Aktivitas antioksidan BHT 23

DAFTAR GAMBAR

1 Propolis kasar Trigona spp 4

2 Ekstrak etanol propolis 4

3 Struktur molekul β-siklodekstrin 7

4 Kurva aktivitas antioksidan ekstrak propolis Malang 12

5 Kurva aktivitas antioksidan estrak propolis Bogor 13

6 Kurva aktivitas antioksidan propolis Komersial I 14

7 Kurva aktivitas antioksidan propolis Komersial II 15

8 Kurva aktivitas antioksidan nanopropolis Komersial I 16

9 Kurva aktivitas antioksidan nanopropolis Komersial II 17

10 Kurva aktivitas antioksidan nanopropolis Bogor 18

11 Kurva aktivitas antioksidan nanopropolis Pandeglang 19

12 Kurva aktivitas antioksidan nanopropolis Malang 20

13 Kurva aktivitas antioksidan BHT 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Alur pembuatan ekstrak etanol propolis 11

2 Pembuatan nanopropolis 12

3 Penentuan rendemen ekstrak etanol propolis 13

(12)

PENDAHULUAN

Salah satu riset kesehatan yang paling menarik sekarang ini adalah bidang nutrien antioksidan. Antioksidan merupakan topik yang sedang hangat dibicarakan, namun pemahaman akan apa sesungguhnya antioksidan masih sangat rendah. Masyarakat umumnya lebih memilih antioksidan alami dibandingkan dengan antioksidan sintetik.

Antioksidan merupakan zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polifenol, karoten, dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar perannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.

Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif, karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya, sehingga dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan cara mengikat elektron dari molekul sel tubuh tersebut. Radikal bebas dapat mengganggu integritas sel dan dapat bereaksi dengan komponen-komponen sel, baik komponen struktural (molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen fungsional (protein, enzim-enzim, dan lain-lain).

Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mengambil elektron dari sel dan DNA.

Propolis merupakan salah satu sumber antioksidan alamiah. Di dalam propolis terkandung senyawa kimia yang sangat kompleks sehingga propolis sudah banyak diteliti. Bioflavonoid yang terkandung didalam propolis dapat mendegradasi radikal bebas yang disebabkan polusi, bahan pengawet dan bahan kimia lain yang masuk ke dalam tubuh.

Jenis lebah yang dikenal mampu menghasilkan propolis dalam jumlah banyak, yaitu jenis Trigona spp. Madu yang dihasilkan oleh lebah Trigona spp memiliki aroma yang khas, yaitu campuran rasa manis dan asam seperti lemon (Fatoni 2008). Lebah Trigona spp menghasilkan jumlah madu yang lebih sedikit, dibandingkan dengan lebah madu Apis mellifera namun kandungan propolis pada Lebah Trigona spp lebih banyak.

Apis mellifera merupakan lebah madu berasal dari Italia yang mudah dibudidayakan. Produksi madunya sangat banyak yaitu dalam setahun dapat mencapai 20 – 60 kg madu per koloni (Pusat Pelebahan Apriari Pramuka 2003). Spesies lebah madu ini sangat cocok untuk usaha budidaya lebah madu untuk skala komersial. Penyebaran lebah madu ini sangat luas, dari Eropa, Afrika, Asia Barat, hingga Amerika. Propolis yang dihasilkan oleh lebah ini merupakan salah satu komponen pembangun struktur sarang lebah madu dan menjadi sistem

pertahanan lebah dari serangan bakteri (Brown’s 1993).

(13)

2

pertumbuhan dan jumlah bakteri kariogenik (Streptococcus mutans), suatu bakteri penyebab karies gigi. Penelitian yang dilakukan Anggraini (2006) memberikan penjelasan bahwa propolis hasil ekstrak etanol 70% efektif mengambat pertumbuhan bakteri. Fahri (2009) menyatakan bahwa nanopropolis 2% memberikan efek positif terhadap pertumbuhan tikus putih (Spraque Dawley). Saat ini, pemanfaatan nanopropolis sebagai antioksidan belum pernah dikaji secara lebih lanjut.

Salah satu teknologi dalam penghantaran obat dalam dunia kedokteran ataupun farmasi yaitu teknologi nanopartikel. Keuntungan menggunakan teknologi nano pada obat antara lain, ukuran partikel dan karakteristik permukaannya memudahkan untuk dimanipulasi agar mencapai efek pasif dan aktif terhadap targetnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas nanopropolis sebagai antioksidan. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kegunaan dan efektivitas nanopropolis sebagai antioksidan.

METODE

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ekstrak etanol propolis lebah madu Trigona spp asal Bogor, Pandeglang, dan Malang, serta propolis cair dari lebah madu Apis mellifera (komersial I dan komersial II), β -siklodekstrin, bufer pH 5 dan pH 10, akuades, dan etanol 70%, BHT, DPPH.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu microwave, homogenizer 22000 rpm, evaporator, penangas air, cawan porselen, magnetic stirer, ELISA reader, neraca analitik, lemari es, pipet, dan alat-alat gelas lainnya.

Metode

Ekstraksi Propolis

(14)

3 Pembuatan Nanopropolis

Pembuatan partikel nanopropolis menggunakan modifikasi metode Aimi et al (2009). Ukuran nanopropolis yang dihasilkan lebih besar dari 10 nm dan lebih kecil dari 300 nm. Sebanyak 50 mg ekstrak etanol propolis bersama 250 mg β -siklodestrin dan 50 mL etanol 70% dicampurkan, kemudian dihomogenisasi dengan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 22000 rpm selama 20 menit. Waktu homogenisasi didasarkan pada waktu optimum yang diperoleh dari penelitian Dwitaharyani (2012) yaitu tahap I dan II selama 20 menit, sedangkan tahap III selama 30 menit, karena pada variasi waktu tersebutlah diperoleh ukuran partikel kecil dari 300 nm. Kemudian hasil dari homogenisasi tersebut dipekatkan dengan menggunakan rotavator untuk menguapkan etanolnya. Hasil dari proses tersebut berbentuk pasta. Kemudian dengan perbandingan 5 mg:1.5 mL, diambil 250 mg hasil dari rotavator tersebut dan dilarutkan ke dalam 75 mL buffer fosfat 50 mM pH 10. Selanjutnya dihomogenisasi dengan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 22000 rpm selama 30 menit. Sebanyak 10 mL larutan homogenisasi dimasukkan ke dalam 100 mL bufer fosfat 300 mM pH 5, lalu dihomogenisasi dengan kecepatan 22000 rpm selama 30 menit (Lampiran 2).

Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Ekstrak propolis lebah madu Trigona spp asal Malang, Bogor, dan propolis lebah madu Apis mellifera komersial I, dan komersial II dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 500, 250, 125, 62.5, 31.25, 15.62 dan 7.81 ppm. Sedangkan untuk nanopropolis dibuat dengan konsentrasi yaitu 333.33, 166.66, 83.33, 41.66, 20.83, 10.41, 5.20 ppm. Setelah dibuat konsentrasi masing-masing, sampel kemudian divorteks. Sebanyak 100 µ L sampel nanopropolis diambil dan direaksikan dengan 100 µL DPPH 125 µmol, kemudian diinkubasi selama 30 menit. Diukur absorbannya dengan menggunakan ELISA reader pada panjang gelombang 517 nm (Ricardo 2009).

% Inhibisi = Absorban blanko- Absorban sampel x 100%

Absorban blanko

Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH yaitu IC50.

Untuk mencari nilai IC50 maka dibuat kurva antara konsentrasi ekstrak dengan

persen inhibisi yang akan menghasilkan persamaan y = ax + b. Dengan memasukkan angka 50 sebagai nilai y, nilai a dan b telah didapat dari kurva persamaan sehingga dihitung nilai x yang merupakan nilai IC50.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

(15)

4

Gambar 1 Propolis kasar Trigona spp Tabel 1 Rendemen ekstrak propolis lebah madu Trigona spp

Sampel Rendemen Ekstrak (%)

Ekstrak propolis Pandeglang 10.93 Ekstrak propolis Bogor 11.56 Ekstrak propolis Malang 10.90

Rendemen tertinggi didapat dari ekstrak propolis Trigona spp asal Bogor, selanjutnya Pandeglang dan Malang. Ekstrak etanol (Gambar 2) propolis diubah kedalam bentuk nanopropolis yang berbentuk cairan. Pembuatan nanopropolis menggunakan metode Aimi yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik homogenisasi pada kecepatan 22000 rpm. Waktu homogenisasi didasarkan pada waktu optimum yang diperoleh pada penelitian Dwitaharyani (2012) yaitu tahap I dan II selama 20 menit, sedangkan tahap III selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan uji antioksidan untuk mengetahui potensi antioksidan dari ekstrak propolis dan juga nanopropolis, dengan menggunakan metode DPPH. BHT (Butil Hidroksi Toluen) digunakan sebagai kontrol positif (Lampiran 4).

Gambar 2 Ekstrak etanol propolis Tabel 2 Aktivitas antioksidan (IC50)

Sampel Nilai IC50 (ppm)

Ekstrak propolis Malang > 500

Ekstrak propolis Bogor 86.49

Propolis komersial I 12.45

Propolis komersial II 10.70

Nanopropolis komersial I > 333.33 Nanopropolis komersial II > 333.33

Nanopropolis Bogor > 333.33 Nanopropolis Pandeglang > 333.33

Nanopropolis Malang > 333.33

(16)

5 Pembahasan

Ekstraksi Propolis Lebah Madu Trigona spp

Propolis yang digunakan pada penelitian ini berasal dari lebah madu Trigona spp asal Bogor, Pandeglang dan Malang dan lebah madu Apis mellifera. Propolis yag berasal dari lebah madu Apis mellifera yaitu propolis komersial I dan propolis komersial II. Suhu sangat mempengaruhi tekstur propolis. Suhu dibawah 15oC, propolis keras dan rapuh, tapi kembali lengket pada temperatur yang lebih tinngi, yaitu 24-45oC. Propolis umumnya meleleh pada suhu 60-69oC (Krell 2004). Propolis mengandung bahan campuran kompleks yang terdiri dari lilin, resin, balsam, minyak, dan sedikit polen. Propolis juga memiliki kandungan senyawa aromatik, zat wangi, dan berbagai mineral. Propolis dan jumlah senyawa-senyawa menunjukkan bermacam efek biologi serta aktivitas farmakologis. Lebih dari 200 senyawa yang terkandung di dalam propolis sudah diketahui (Bankova et al. 2000). Unsur aktif yang penting dalam aktivitas biologis dan farmakologis adalah flavonoid dan senyawa fenolat serta senyawa aromatik. Propolis pada saat ini diketahui kaya akan vitamin, mengandung semua vitamin kecuali vitamin K.

Asam amino essensial dan enzim bioflavonoid merupakan zat yang paling penting dari propolis baik bagi lebah maupun bagi manusia. Kandungan bioflavonoid tergolong yang tinggi dalam propolis, bahkan paling tinggi dibandingkan dengan produk-produk lebah lainnya seperti madu, royal jelly dan lain-lain. Zat inilah yang memberikan efek antibiotik natural yang terkuat dan berfungsi menyembuhkan atau sedikitnya mengurangi rasa sakit, meredakan radang, mengikat zat racun yang masuk ke dalam tubuh dan memperkuat sistim imunitas tubuh (Lotfy 2006). Kelebihan propolis sebagai antibiotik alami dibandingkan dengan bahan sintetik adalah lebih aman serta efek samping yang kecil. Satu-satunya efek samping yang terjadi dan itu pun jarang yaitu timbulnya reaksi alergi (Winingsih 2004).

Propolis kasar yang dihasilkan dari sarang lebah Trigona spp diekstraksi dengan cara perendaman dan pengadukan selama 18 jam kemudian dipanaskan menggunakan metode bantuan gelombang mikro atau yang biasa disebut dengan metode MAE (Microwave-assisted extraction). MAE merupakan metode ekstraksi yang menggunakan energi gelombang mikro yang dapat menghancurkan sel sehingga zat yang akan diekstraksi keluar dari dalam sel dan bercampur dengan pelarut serta memperbesar kontak antara pelarut dan sampel sehingga diharapkan senyawa-senyawa yang diinginkan dapat terekstrak dengan baik (Jang 2009).

Pelarut yang digunakan yaitu alkohol 70%. Pemilihan alkohol 70% dibandingkan dengan pelarut lainnya dikarenakan pelarut ini mampu mengekstrak flavonoid yang diduga merupakan senyawa terbanyak dalam propolis. Ekstrak alkohol 70% memberikan hasil yang terbaik dalam beberapa penelitian karena bersifat semipolar sehingga semua komponen aktif dengan kepolaran yang berbeda di dalam propolis dapat terekstraksi (Anggraini 2006).

(17)

6

banyak, serta memerlukan volume pelarut yang lebih banyak, sedangkan metode MAE memerlukan waktu yang lebih singkat, serta bahan dan volume pelarut yang sedikit. Sedangkan untuk penelitian sebelumnya dengan metode yang sama menghasilkan rendemen untuk ekstrak propolis Pandeglang sebesar 11.65%, ekstrak propolis Bogor sebesar 9.044, dan ekstrak propolis Malang sebesar 9.686 % (Jannah 2011). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penelitian sebelumnya.

Nanopropolis

Pemanfaatan nanoteknologi di bidang kesehatan menunjukkan perkembangan yang pesat. Diantaranya adalah terobosan baru dibidang terapi dengan memanfaatkan nanopartikel. Nanoteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang berkaitan dengan materi super kecil (nano). Nanopartikel merupakan partikel dengan ukuran 1 x 10-9. Nanopartikel adalah suatu preparat parenteral dan dapat disimpan dalam bentuk padat. Sediaan nanopartikel ini setelah penyimpanan setahun masih dapat diencerkan kembali menjadi larutan koloidal yang baik dan masih mempunyai sifat-sifat in vivo dan in vitro yang tidak berubah (Fahri 2009).

Ekstrak kasar propolis diubah kedalam bentuk nanopropolis yang berbentuk cairan. Pembuatan nanopropolis menggunakan metode Aimi et al (2009) yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik homogenisasi pada kecepatan 22000 rpm. Waktu homogenisasi didasarkan pada waktu optimum yang diperoleh penelitian Dwitaharyani (2012) yaitu tahap I dan II selama 20 menit, sedangkan tahap III selama 30 menit. Tahapan awal diawali dengan proses penyalutan propolis dengan menggunakan teknik mikroenkapsulasi. Komponen mikroenkapsulasi terdiri atas bahan inti dan bahan penyalut. Bahan inti merupakan bahan spesifik yang akan disalut. Bahan inti yang digunakan sebaiknya tidak larut atau tidak bereaksi dengan penyalut dan pelarut yang akan digunakan. Bahan penyalut merupakan bahan yang digunakan untuk menyelaputi inti dengan tujuan tertentu. Bahan penyalut harus mampu memberikan suatu lapisan tipis yang kohesif dengan bahan inti, tidak bereaksi dengan inti (bersifat inert) dan mempunyai sifat yang sesuai dengan tujuan penyalutan.

Bahan penyalut yang digunakan untuk menyalut ekstrak propolis adalah β

-siklodekstrin. β-siklodekstrin merupakan salah satu jenis pati termodifikasi oleh aktivitas enzim CGTase (siklodekstrin glikosil transferase) (Laga 2008). Proses

penyalutan propolis oleh β-siklodekstrin akan membentuk kompleks inklusi. Hal ini karena dipengaruhi oleh sifat hidrofobik propolis yang berinteraksi dengan

bagian rongga dalam siklodekstrin. Kompleks inklusi antara propolis dan β -siklodekstrin dapat meningkatkan stabilitas dan kelarutan, selain itu, dapat melindungi senyawa aktif yang terdapat dalam propolis dari pengaruh oksidasi (Yunianto 2000). Menurut penelitian Coneac et al. (2008), propolis dan β -siklodekstrin dalam ukuran nanopartikel akan membentuk interaksi yang lebih

(18)

7

Gambar 3 Struktur Molekul β-siklodekstrin

Penyalutan yang sempurna dipengaruhi oleh kecepatan dan lama pengadukan.Proses homogenisasi menjadi faktor penting agar komponen aktif dapat tersalut sempurna oleh bahan penyalut (Prasetyo 2011). Setelah proses penyalutan, selanjutnya dilarutkan dalam bufer fosfat pH basa dan asam. Penggunaan bufer fosfat tersebut bertujuan untuk membuat nanopropolis lebih stabil dalam kondisi asam dan dapat mengontrol ukuran partikel. Bufer fosfat yang digunakan adalah bufer fosfat 50 mM pH 10 dan bufer fosfat 300 mM pH 5. Dengan menggunakan perbedaan pH tersebut diharapkan dapat mengkondisikan semakin banyak ekstrak yang membentuk kompleks dengan siklodekstrin dan lebih stabil.

Aktivitas Antioksidan

Salah satu pengujian antioksidan adalah metode DPPH dengan menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) sebagai radikal bebas. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Penggunaan DPPH untuk metode penangkapan radikal mempunyai keuntungan, yaitu mudah digunakan, mempunyai sensitivitas yang tinggi dan dapat menganalisis sejumlah besar sampel dalam waktu yang singkat.

Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH ini yaitu IC50, yaitu konsentrasi ekstrak yang dibutuhkan untuk menangkap radikal DPPH

sebesar 50%. Nilai IC50 diperoleh dari suatu persamaan yang menyatakan

hubungan antara konsentrasi ekstrak dan persen penangkapan radikal. Semakin kecil nilai IC50 makin aktif ekstrak tersebut sebagai penangkap radikal DPPH, dan

semakin aktif sebagai antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif yang digunakan yaitu BHT (Butil Hidroksi Toluen). Klasifikasi kekuatan antioksidan dilihat dari nilai IC50 menurut Chow (2003) yaitu apabila nilai IC50

suatu ekstrak dibawah 50 µg/mL mempunyai tingkat keaktifan yang sangat aktif, nilai IC50 50-100 µg/mL termasuk pada kategori aktif sebagai antioksidan, nilai

IC50 100-150 µg/mL kurang aktif sebagai antioksidan dan apabila nilai IC50 di atas

150 µg/mL dinyatakan ekstrak tersebut tidak aktif sebagai antioksidan.

(19)

8

sebagai antioksidan. Perbedaan aktivitas ini dapat disebabkan karena untuk setiap ekstrak kandungan flavonoid atau senyawa lain yang berpotensi sebagai antioksidan kurang baik atau kandungannya sedikit dibandingkan dengan ekstrak lain, dan kandungan senyawa ini pun dipengaruhi oleh jenis dan umur tumbuhan yang ada di sekitar sarang Trigona spp. Hal ini disebabkan karena adanya pengotor dalam ekstrak ataupun senyawa lain yang terbawa dalam proses ekstraksi. Proses pengeringan ekstrak pun berpengaruh pada sifat senyawa antioksidan tersebut, karena senyawa antioksidan tidak tahan terhadap panas dan akan mengalami kerusakan apabila dipanaskan secara berlebihan. Antioksidan pun rentan teroksidasi dengan adanya efek seperti cahaya, panas, logam peroksida atau secara langsung bereaksi dengan oksigen (Sukardi 2003).

Propolis lebah madu Apis mellifera komersial I dan komersial II bersifat sangat aktif sebagai antioksidan. Sedangkan untuk nanopropolis komersial I, komersial II, Malang, Pandeglang dan Bogor tidak aktif sebagai antioksidan. Monharaj dan Chen (2006) menyatakan bahwa nanopartikel memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga luas permukaannya semakin besar. Oleh karena itu, seharusnya proses pelepasan senyawa aktif dari bahan pelindungnya semakin cepat. Dalam penelitian ini hal tersebut tidak tejadi, karena senyawa aktif yang terkandung dalam propolis diduga telah mengalami kerusakan. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa nanopropolis tidak berperan sebagai antioksidan, sedangkan propolis lebih aktif sebagai antioksidan.

SIMPULAN

Rendemen yang diperoleh yaitu sebesar 10.93% untuk ekstrak propolis lebah madu Trigona spp asal Pandeglang, ekstrak propolis asal Bogor sebesar 11.56 % dan ektrak propolis asal Malang sebesar 10.90%. Ekstrak popolis lebah madu Trigona spp asal Bogor aktif sebagai antioksidan yaitu pada konsentrasi 86.49 µg/mL, sedangkan ekstrak propolis Malang tidak aktif sebagai antioksidan pada konsentrasi 7.81-500 µg/mL. Propolis lebah madu Apis mellifera komersial I dan komersial II sangat aktif sebagai antioksidan yaitu pada konsentrasi 12.45 µg/mL dan 10.7 µg/mL. Bentuk nano semua propolis yang diuji tidak aktif sebagai antioksidan pada konsentrasi 5.208-333.33 µg/mL.

DAFTAR PUSTAKA

Aimi et al. United State Patent Aplication Publication. 12 Nov 2009. Casein nanoparticle. US 2009/0280148 A1.

Anggraini AD. 2006. Potensi propolis lebah madu Trigona spp sebagai bahan antibakteri [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Bankova VS, Castro SL, Marcucci MC. 2000. Propolis recent advances in chemistry and plant origin. Apidologie 31:3-15.

(20)

9 Chow. 2003. Antioxidant Activity and Safety of 50% Ethanolic Red Bean Extract

(Phacedus raditus L. Var Aurea). Journal of Food Science. 68 (1): 21-25. Coneac et al. 2008. Propolis extract/β-cyclodextrin nanoparticles: synthesis,

physico-chemical, and multivariate analyses. Journal of AgroalimentaryProcesses and Technologies 14:58-70.

Dwitaharyani M. 2012. Nanopropolis sebagai penghambat poliferasi sel kanker payudara MCF-7 [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Fahri RV. 2009. Potensi nanopropolis Trigona spp asal Bukittinggi sebagai pemacu pertumbuhan pada tikus putih ( Sparague-Dawley)[skripsi].Bogor:Institut Pertanian Bogor.

Fatoni A. 2008. Pengaruh propolis Trigona spp asal Bukittinggi terhadap beberapa bakteri usus halus sapi dan penelusuran komponen aktifnya [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor: 2008.

Jang M-J et al. 2009. Optimization analysis of the experimental parameters on the extraction process of propolis. Intenational Multi Conference of Engineers and Computer Scientists 2: 1-5.

Jannah N. 2011. Potensi ekstrak propolis Trigona spp terhadap aktivitas sel kanker MCF7 [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan.

Krell L. 2004. Value –added product from beekeeping. [terhubung berkala]. http://www.fao.org/.pdf. [20 Desember 2011].

Laga A. 2008. Pengaruh konsentrasi substrat hidrolisat tapioka dan akseptor minimal pada pembentukan siklodekstrin. J. Teknologi dan Industri Pangan XIX (2) : 149-157.

Lasmayanty M. 2007. Potensi antibakteri propolis lebah madu Trigona spp terhadap bakteri kariogenik (Streptococcus mutans) [skripsi]. Bogor: Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Lotfy M. 2006. Biological activity of bee propolis in health and disease.Asian Pac J Prev 7: 22-31.

Mohanraj VJ, Chen Y. 2006. Nanoparticles-A review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research 5: 561-573.

Prasetyo R. 2011. Potensi nanopropolis lebah madu Trigona spp asal Pandeglang sebagai antibakteri [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pusat Pelebahan Apriari Pramuka. 2003. Lebah Madu: Cara Beternak dan Pemanfaatan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ricardo S. 2009. Antimicrobial and Antioxidant Activities of Plants from Northeast of Mexico. Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine 6: 5-9.

Sukardi. 2003. Studi Stabilitas Antioksidan Ekstrak Daun Dewa (Gynura procumbenslour Merr) selama Pemanasan dalam Menangkap Radikal Bebas. Jakarta: Gramedia.

Winingsih W. 2004. Kediaman lebah sebagai antibiotik dan antikanker. [terhubungberkala].http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/16/cakrawala/la innya6.html [ 19 Desember 2011].

Yunianto, Prasetyawan. 2000. Pengaruh pH dan suh terhadap produksi β

(21)

10

Lampiran 1 Alur pembuatan ekstrak etanol propolis Raw propolis

Dilarutkan dalam alkohol 70%

Dikocok dengan kecepatan 200 rpm selama 18 jam dan ditutup dengan plastik hitam

Dimasukkan kedalam microwave selama 30 menit

Disaring

Diuapkan diatas penangas air dengan suhu 40oC

Ekstrak etanol propolis

Ekstrak yang telah diuapkan kemudian ditimbang

(22)

11 Lampiran 2 Pembuatan Nanopropolis (Aimi et al 2009)

50 mg ekstrak propolis + 50 mL etanol + 250 mg siklodekstrin

Homogenizer kecepatan 22000 rpm 20 menit

Diuapkan dengan menggunakan rotavator

250 mg serbuk diambil

Dilarutkan dalam 100 mL buffer fosfat 50 mM pH 10

Homogenisasi kecepatan 22000 rpm 30 menit

Larutan hasil homogenisasi diambil 10 mL

Dilarutkan dalam 100 mL bufer fosfat 300 mM pH 5

Homogenisasi dengan kecepatan tetap 22000 rpm selama 30 menit

(23)

12

Lampiran 3 Penentuan rendemen ekstrak etanol propolis Rendemen Ektrak propolis Pandeglang

Bobot propolis kasar = 40 g Pelarut = Etanol 70

Bobot ekstrak propolis pekat = 4.3715 g

Rendemen = Berat ekstrak yang diperoleh x 100% Berat simplisia

= 4.3715 x 100% 40

= 10.93%

Rendemen Ektrak propolis Bogor

Bobot propolis kasar = 2.0021 g Pelarut = Etanol 70

Bobot ekstrak propolis pekat = 0.231 g

Rendemen = Berat ekstrak yang diperoleh x 100% Berat simplisia

= 0.231 x 100% 2.0021

= 11.56%

Rendemen Ektrak propolis Malang

Bobot propolis kasar = 2.0126 g Pelarut = Etanol 70

Bobot ekstrak propolis pekat = 0.2193 g

Rendemen = Berat ekstrak yang diperoleh x 100% Berat simplisia

= 0.2193 x 100% 2.0126

(24)

13 Lampiran 4 Aktivitas Antioksidan

Persen inhibisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% Inhibisi = Absorban Blanko – Absorban Sampel x 100%

Absorban Blanko

Tabel 3 Aktivitas antioksidan ektrak propolis Malang Konsentrasi

Ekstrak Propolis Malang (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

500 0.22 47.15 0.23 48.57

250 0.27 35.30 0.29 35.60

125 0.32 22.74 0.33 27.47

62.5 0.35 16.35 0.36 20.87

31.25 0.38 9.95 0.38 15.16

15.62 0.39 6.16 0.40 12.08

7.81 0.40 4.26 0.40 10.76

Blanko 0.42 0.45

(25)

14

Tabel 4 Aktivitas antioksidan ektrak propolis Bogor Konsentrasi

Ekstrak Propolis Bogor (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

500 0.11 74.24 0.13 71.20

250 0.15 67.09 0.13 70.54

125 0.20 56.06 0.19 57.14

62.5 0.25 44.37 0.25 43.73

31.25 0.31 32.68 0.30 33.40

15.62 0.35 22.72 0.34 23.51

7.81 0.37 17.96 0.38 16.48

Blanko 0.46 0.45

Gambar 5 Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Bogor Perhitungan nilai IC50 (ulangan I) yaitu:

y = 14.52ln(x) – 14.93 50 = 14.52ln(x) – 14.93 50 + 14.93 = 14.52ln(x) 64.93 = 14.52ln(x) ln(x) = 4.47

x = 87.36 µg/mL

Perhitungan nilai IC50 (ulangan II) yaitu:

y = 14.47ln(x) – 14.38 50 = 14.47ln(x) – 14.38 50 + 14.38 = 14.47ln(x) 64.38 = 14.47ln(x) ln(x) = 4.45

x = 85.63 µg/mL

Nilai IC50 = (87.36 µg/mL+85.63 µg/mL) / 2

(26)

15 Tabel 5 Aktivitas antioksidan propolis komersial I

Konsentrasi Propolis komersial I (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

500 0.09 78.91 0.16 65.36

250 0.09 79.13 0.10 78.13

125 0.08 81.17 0.09 80.30

62.5 0.08 80.49 0.08 81.16

31.25 0.08 80.72 0.08 81.16

15.62 0.09 79.59 0.09 79.43

Blanko 0.44 0.46

Gambar 6 Aktivitas Antioksidan Propolis Komersial I Perhitungan nilai IC50 (ulangan I) yaitu:

y = -0.30ln(x) + 81.39 50 = -0.30ln(x) + 81.39 50 – 81.39 = -0.30ln(x) -31.39 = -0.301ln(x) x = 12.08 µg/mL

Perhitungan nilai IC50 (ulangan II) yaitu:

y = -3.31ln(x) + 92.43 50 = -3.31ln(x) + 92.43 50 – 92.43 = -3.31ln(x) -42.43 = -3.31ln(x) x = 12.82 µg/mL

Nilai IC50 = (12.08 µg/mL+12.82 µg/mL) / 2

(27)

16

Tabel 6 Aktivitas antioksidan propolis komersial II Konsentrasi

Propolis komersial II

(ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

500 0.11 76.19 0.10 76.19

250 0.11 75.75 0.10 75.28

125 0.10 76.62 0.11 74.14

62.5 0.10 78.13 0.10 75.73

31.25 0.18 60.38 0.16 63.03

15.62 0.26 42.85 0.25 42.63

Blanko 0.46 0.44

Gambar 7 Aktivitas Antioksidan Propolis Komersial II Perhitungan nilai IC50 (ulangan I) yaitu:

y = 8.707ln(x) + 29.29 50 = 8.707ln(x) + 29.29 50 – 29.29 = 8.707ln(x) 20.71 = 8.707ln(x) ln(x) = 2.39

x = 10.91 µg/mL

Perhitungan nilai IC50 (ulangan II) yaitu:

y = 8.365ln(x) + 30.34 50 = 8.365ln(x) + 30.34 50 – 30.34 = 8.365ln(x) 19.66 = 8.365ln(x) ln(x) = 2.35

x = 10.49 µg/mL

Nilai IC50 = (10.91 µg/mL+10.49 µg/mL) / 2

(28)

17 Tabel 7 Aktivitas antioksidan nanopropolis komersial I

Konsentrasi Nanopropolis

Gold (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

333.33 0.30 21.73 0.29 29.35

166.66 0.39 -1.02 0.45 -9.54

83.33 0.58 -49.87 0.62 -49.16

41.66 0.54 -38.10 0.60 -44.86

20.83 0.60 -53.96 0.65 -56.80

10.41 0.58 -49.10 0.59 -42.24

5.20 0.55 -40.66 0.50 -21.00

Blanko 0.39 0.41

Gambar 8 Aktivitas Antioksidan Nanopropolis Komersial I

(29)

18

Tabel 8 Aktivitas antioksidan nanopropolis komersial II Konsentrasi

Nanopropolis Komersial II

(ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

333.33 0.30 26.15 0.31 21.72

166.66 0.46 -12.83 0.48 -19.50

83.33 0.61 -47.94 0.58 -45.18

41.66 0.61 -47.69 0.60 -49.87

20.83 0.63 -53.75 0.64 -60.00

10.41 0.60 -46.24 0.59 -47.65

5.20 0.46 -13.31 0.50 -24.19

Blanko 0.41 0.40

Gambar 9 Aktivitas Antioksidan Nanopropolis Komersial II

(30)

19 Tabel 9 Aktivitas antioksidan nanopropolis Bogor

Konsentrasi Nanopropolis

Bogor (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

333.33 0.36 6.59 0.36 12.91

166.66 0.45 -15.22 0.44 -5.98

83.33 0.63 -60.40 0.61 -47.36

41.66 0.81 -10.58 0.82 -97.60

20.83 0.80 -105.32 0.80 -93.30

10.41 0.50 -27.91 0.49 -18.89

5.20 0.40 -1.77 0.41 1.19

Blanko 0.39 0.41

Gambar 10 Aktivitas Antioksidan Nanopropolis Bogor

(31)

20

Tabel 10 Aktivitas antioksidan nanopropolis Pandeglang Konsentrasi

Nanopropolis Pandeglang (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

333.33 0.27 31.51 0.25 38.62

166.66 0.49 -21.83 0.51 -20.85

83.33 0.64 -59.30 0.66 -58.05

41.66 0.72 -79.65 0.74 -76.06

20.83 0.71 -76.67 0.73 -74.88

10.41 0.66 -66.00 0.64 -53.79

5.20 0.48 -20.09 0.53 -27.25

Blanko 0.40 0.42

Gambar 11 Aktivitas Antioksidan Nanopropolis Pandeglang

(32)

21 Tabel 11 Aktivitas antioksidan nanopropolis Malang

Konsentrasi Nanopropolis Malang (ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

333.33 0.32 18.04 0.33 17.98

166.66 0.48 -21.55 0.48 -18.22

83.33 0.63 -59.14 0.64 -59.85

41.66 0.63 -58.64 0.64 -58.37

20.83 0.65 -62.90 0.64 -59.35

10.41 0.58 -46.61 0.61 -52.46

5.208 0.47 -19.29 0.50 -23.64

Blanko 0.39 0.40

Gambar 12 Aktivitas Antioksidan Nanopropolis Malang

(33)

22

Tabel 12 Aktivitas antioksidan BHT Konsentrasi BHT

(ppm)

Ulangan I Ulangan II

Absorban % Inhibisi Absorban % Inhibisi

100 0.10 75,05 0.10 75.5448

50 0.13 67,38 0.12 70.2179

25 0.17 59,23 0.16 61.0169

12.5 0.20 51,31 0.21 48.4261

6.25 0.27 35,25 0.26 34.8668

3.12 0.29 29,25 0.31 23.2445

1.56 0.33 20,86 0.33 17.9177

Blanko 0.41 0.41

Gambar 13 Kurva Aktivitas Antioksidan BHT Perhitungan nilai IC50 (ulangan I) yaitu:

y = 13.54ln(x) + 14.43 50 = 13.54ln(x) + 14.43 50 – 14.43 = 13.54ln(x) = 8.707ln(x) ln(x) = 2.39

x = 10.91 µg/mL

Perhitungan nilai IC50 (ulangan II) yaitu:

y = 8.365ln(x) + 30.34 50 = 8.365ln(x) + 30.34 50 – 30.34 = 8.365ln(x) 19.66 = 8.365ln(x) ln(x) = 2.35

x = 10.49 µg/mL

Nilai IC50 = (10.91 µg/mL+10.49 µg/mL) / 2

(34)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Payakumbuh pada tanggal 5 Juni 1989 dari pasangan Wirman dan Zurni Januar. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Payakumbuh dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih program Biokimia, Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Gambar

Gambar 1 Propolis kasar  Trigona spp
Gambar 3 Struktur Molekul β -siklodekstrin
Tabel 3 Aktivitas antioksidan ektrak propolis Malang
Tabel 4 Aktivitas antioksidan ektrak propolis Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dari sembilan kombinasi perlakuan diperoleh pada kombinasi perlakuan ekstrak buah naga 150gr dan sorbitol 14% dengan kadar air , kestabilan

The percentage of English teacher’s status who is government employee (PNS) is 80 %, and Non government employee (Non PNS) is 20 % from 20 samples English teachers at state

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi perancangan sistem pendukung keputusan perencanaan karir ini dengan metode profile matching atau

Setelah penyusun melakukan penelitian dengan beberapa orang yang diwawancara tentang Praktik Tindak Pidana Politik Uang Pemilihan Kepala Desa dalam Perspektif Hukum

7.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi,

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemeliharaan dan perawatan media pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri I Kedawung Kabupaten Sragen, dilakukan oleh

Oleh karena itu, Perancangan Desain Interior Pasar Gedhe sebagai Galeri Art Space Surakarta bergaya Modern Kontemporer dinilai penting dilakukan guna menjadikan

Menghilangkan semuah teks yang ingin kita buang atau dipindahkan dengan mengunakan tombol.. Untuk membuat table