• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH

(

Arachis hypogaea

L.)

RINI DWI KUSUMAWATI

A14070009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

RINI DWI KUSUMAWATI. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Petumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibimbing oleh OTENG HARIDJAJA dan ENNI DWI WAHJUNIE.

Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan sistem pengolahan secara intensif. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif akan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah.

Pengambilan sampel tanah Podsolik dilakukan pada minggu ke-1 bulan Oktober 2011 di daerah Jasinga. Penentuan sifat kimia dan fisika tanah dilakukan di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2011 – Januari 2012. Penanaman kacang tanah dilakukan di greenhouse University Farm IPB pada bulan Februari- Juni 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan pengujian dalam bentuk persamaan regresi.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Pada tanaman kacang tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga, biomassa tajuk basah, dan panjang akar. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil produksi kacang tanah yaitu polong dan biji. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat berpengaruh nyata pada daya tembus ginofora.

(3)

ABSTRACT

RINI DWI KUSUMAWATI. Effects of Soil Compaction on Growth and Production of Peanut. Supervised of OTENG HARIDJAJA and ENNI DWI WAHJUNIE.

The population growth increase the consumption of the food. These conditions require the agricultural sector to increase production. To increase agricultural production can be done by agricultural intensification that applies maximum tillage systems. But without realizing, the long-term intensive tillage can cause soil compaction. The purpose of this research is to find out and see the effect of soil compaction, expressed by the differences in soil bulk density, to support the growth, yield production, and penetrating of gynofora on peanut.

This research used soil material from Jasinga district (Podsolik Jasinga), conducted at Soil Physical and Conservation Laboratory, Soil Chemistry Laboratory, Departemen of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture IPB, and Greenhouse of University Farm IPB. Completed random

design is used as experimental design and Duncan’s Multiple Range Test

(DMRT) is used to identify the effect of treatment.

The bulk density results of the research showed that the increasing of soil density (soil compaction) has significantly affect on hydraulic conductivity and soil resistance value before planting or after planting peanuts, but didn’t significantly affect on water holding capacity at field capacity used Alhricks. For peanut, soil compaction significantly affect to plant height, stem diameter, number of leaves, number of flowers, wet canopy biomass and root length. The soil compaction didn’t significantly affect on canopy biomass dry, wet and dry root biomass. The soil compaction gives a significantly affect on crop yield production (peanut and seed). Effect of soil compaction was also visible at gynofora penetration and growth.

(4)

PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH

(

Arachis hypogaea

L.)

RINI DWI KUSUMAWATI

A14070009

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc NIP. 19490106 1974031 002

Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si NIP. 19600330 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc NIP. 19621113 198703 1 003

Tanggal Lulus:

Judul skripsi : Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

Nama Mahasiswa : Rini Dwi Kusumawati

NRP : A14070009

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rini Dwi Kusumawati yang merupakan puteri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Endi Perdanakusumah dan Ibu Nunung Nurhaety. Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 2 Oktober 1989.

Penulis mengikuti pendidikan dasarnya di SDN 1 Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1996-1998 dan menyelesaikannya di SDN 1 Boyolali Kabupaten Boyolali pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di SMPN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

‘Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)’’. Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik, nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Peningkatan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc., dan Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si selaku pembimbing, orang tua dan keluarga, para sahabat terbaik Ika, Eni, Heni, Adiz, Citra, Mia, Nindy, dan seluruh keluarga Soilscaper 44, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam skripsi ini sehingga bisa menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2012

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI...iiv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... .2

Manfaat Penelitian...2

Hipotesis Penelitian...2

TINJAUAN PUSTAKA ... ..3

Pemadatan Tanah ... 3

Sifat Mekanik Tanah ... 3

Bobot Isi ... 4

Kacang Tanah ... 4

Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah ... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Waktu dan Tempat penelitian ... 8

Alat dan Bahan...8

Perlakuan Penelitian...9

Pengambilan Bahan Tanah...9

Analisis Tanah Awal...11

Simulasi Kepadatan Tanah...11

Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah...12

Kadar Air Kapasitas Lapang...12

Hantaran Hidrolik...13

(9)

Penanaman Kacang Tanah...13

Parameter Pertumbuhan Tanaman...14

Analisis Data...16

HASIL DAN PEMBAHASAN...18

Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan...18

Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan ... 18

Kadar Air Kapasitas Lapang ... 18

Hantaran Hidrolik ... 21

Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah ... 22

Resistensi Tanah ... 22

Tinggi Tanaman ... 24

Diameter Batang...25

Jumlah Daun ... 27

Jumlah Bunga ... 30

Akar...32

Biomassa...33

Ginofora dan Polong...33

Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah...36

Resistensi Tanah...36

Polong...38

KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

Kesimpulan ... 40

Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(10)

DAFTAR TABEL Teks

Nomor Halaman

1. Parameter pengukuran dan alat yang digunakan... 9

2. Parameter analisis tanah awal dan metode yang digunakan... 11

3. Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah... 15

4. Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora... 15

5. Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga... 18

6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang... 19

7. Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54 dan Alhricks yang dipengaruhi kepadatan tanah... 20

8. Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah...………..………... 21

9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman...….. 22

10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman ………... 24

11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman.... 26

12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun ... 27

13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga... 31

14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman... 32

15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman... 33

16. Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong... 34

17. Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman... 35

18. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah... 36

19. Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan percobaan 2... 37

(11)

Lampiran

Nomor Halaman

1. Kriteria penilaian hasil analisa tanah Balai Penelitian Tanah

Tahun 2005………... 45

2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

sifat fisik tanah……...……... 46

3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

tinggi tanaman... 46

4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

diameter batang tanaman... 47

5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

jumlah daun... 48

6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

jumlah bunga... 50

7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

akar tanaman... 51

8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

biomassa tajuk ... 51

9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

ginofora dan polong... 52

10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

sifat fisik (resistensi), ginofora, dan polong pada percobaan 2 (P2)...

52

11. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang

tanah (percobaan1)...

53

12. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya

tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2)...

54

13. Hasil pengamatan tinggi tanaman... 55

(12)

15. Hasil pengamatan jumlah daun... 57

16. Hasil pengamatan jumlah bunga... 58

17. Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar... 59

18. Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman... 59

19. Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong... 60

20. Hasil pengamatan bobot polong dan biji... 60

21. Hasil pengamatan polong dan biji percobaan 2 (P2)... 62

22. Hasil pengamatan kadar air kapasitas lapang (Metode Alhricks). 63 23. Hasil pengamatan hantaran hidrolik... 63

24. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum penanaman... 64

25. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah penanaman... 65

26. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah... 66

(13)

DAFTAR GAMBAR Teks

Nomor Halaman

1. Design tata letak perlakuan penelitian………... 10

2. Diagram alir tahap penelitian…………... 16

3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang………... 19

4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik... 21

5. Grafik hubungan kepadatan tanah denga nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah... 23

6. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan tinggi tanaman... 25

7. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman... 27

8. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah daun... 29

9. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah bunga... 31

10. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah... 37

Lampiran Nomor Halaman 1. Tanah yang dikering udarakan………... 68

2. Percobaan di rumah kaca... 68

3. Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau... 69

4. Tanaman kacang tanah terserang hama Aphis... 69

5. Pemberian pestisida Curaccron pada 8MST... 69

6. Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST)... 70

7. Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah (BI)... 70

8. Hasil polong kacang tanah... 71

(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi adalah meningkatkan produktivitas lahan dengan penggunaan input sumberdaya yang optimum, sedangkan ekstensifikasi yaitu dengan membuka areal baru untuk pertanian. Namun penerapan ekstensifikasi pertanian yang menuntut pembukaan lahan baru tidak dimungkinkan saat ini. Karena itu intensifikasi pertanian lebih difokuskan untuk meningkatkan produksi pertanian. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengolahan tanah secara intensif.

Pengolahan tanah intensif adalah sistem pengolahan tanah yang melakukan penggarapan tanah secara maksimal dan membalik-balikan tanah hingga kedalaman ± 20 cm. Pengolahan tanah ini ditujukan untuk mendapatkan kondisi tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan akar, sehingga diperoleh hasil produksi yang diinginkan. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif menyebabkan pemadatan tanah.

Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah berkurang. Pemadatan tanah menyebabkan peningkatan tahanan penetrasi tanah dan terganggunya penyediaan unsur hara, pergerakan dan absorbsi air sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu (Damanik, 2007).

(15)

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah

2. Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus ginofora kacang tanah

Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, maka diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bobot isi dan resistensi tanah sebagai penciri kepadatan tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang tanah, serta daya tembus ginofora kacang tanah.

Hipotesis Penelitian

1. Semakin padat suatu tanah maka pertumbuhan tanaman akan semakin terhambat

(16)

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan tanah menyebabkan peningkatan pori pengikat air dan resistensi tanah, namun permeabilitas akan menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah.

Pemadatan merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai hubungan yang nyata dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemadatan tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi produksi tanaman (Damanik, 2007). Wilson (2006) menyatakan bahwa selain mengganggu pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifat fisik tanah yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah.

Menurut Simanjuntak (2005) tanah yang padat perlu digemburkan. Ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan kecepatan yang lebih rendah. Pada tanah yang padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen di dalam tanah menjadi rendah, dan permeabilitas terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman.

Sifat Mekanik Tanah

(17)

yang bersangkutan. Kondisi kekuatan tanah terlalu tinggi menyebabkan sulitnya akar menembus tanah.

Kekompakkan tanah merupakan peningkatan kerapatan tanah. Kekompakkan tanah umumnya terjadi pada tanah bagian bawah. Kekompakkan pada lapisan bawah lebih sulit diperbaiki dari pada kekompakkan pada lapisan atas. Kondisi ini akan sulit ditembus akar tanaman sehingga perkecambahan dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu serta dapat mempengaruhi produktivitas tanaman (Maryamah, 2010).

Bobot Isi

Bobot isi tanah (bulk density) adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik (g/cm3). Dalam hal ini jumlah ruangan yang ditempati air dan udara turut diperhitungkan. Unit volume terdiri dari volume yang mencakup bahan padat dan ruang pori yang terdapat di antara partikel-partikel tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003).

Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah tersebut dalam satu unit volume tanah pada keadaan utuh. Menurut Sofyan (2011) bobot isi tanah pada lahan pengolahan tanah konservasi sebesar 0,95 g/cm3 dan pada lahan pengolahan tanah intensif sebesar 1,12 g/cm3.

Kacang Tanah

(18)

Divisi : Spermatophyta

Species : Arachis hypogaea Subspesies : fastigata, hypogaea

Pada umumnya batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus. Ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tumbuh tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman dengan tipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang, warna batang kacang tanah dibagi menjadi dua, yaitu merah atau ungu dan hijau.

Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2005) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya sedikt berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan.

Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah mencapai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang yang diikuti oleh akar serabut. Akar kacang tanah berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium sp. yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas. Kehidupan simbiosis antara kacang-kacangan dengan bakteri bintil akar Rhizobium sangat menguntungkan. Bakteri ini berkembang biak di dalam bintil-bintil akar dan melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara.

(19)

mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Akan tetapi tangkai yang berwarna putih itu bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning. Umur bunga kacang tanah hanya berkisar 24 jam, kemudian layu. Kacang tanah merupakan tumbuhan yang menyerbuk sendiri. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga mekar (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan yang memiliki ketinggian 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Distribusi curah hujan yang merata

dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300 sampai 500 mm. Kemasaman (pH) tanah yang cocok adalah 6,5 sampai 7,0 dengan sistem drainase yang baik. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cahaya. Terbukanya bunga dan jumlah bunga yang terbentuk tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukkan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor. Rendahnya intensitas penyinaran pada saat pengisian polong akan menurunkan jumlah atau bobot polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2005). Menurut Maryamah (2010) kepadatan tanah yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah pada bobot isi 0,8 g/cm3.

Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah

Menurut Brown (1972) dalam Ratnapuri (2008) pertumbuhan tanaman dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut bukanlah yang paling penting. Peningkatan berat kering tanaman dapat dikatakan sebagai aspek yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk tanaman berjenis rerumputan. Sebagai bagian dari total akumulasi berat kering tanaman, daun memiliki fungsi penting dalam menerima cahaya dan menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesis.

(20)
(21)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (3) pengukuran sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan (4) penanaman dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bogor. Penelitian berlangsung mulai Bulan Oktober 2011 hingga Juli 2012.

Alat dan Bahan Alat

Peralatan yang digunakan di lapang untuk pengambilan contoh tanah terganggu, diantaranya adalah cangkul, karung, tali rafia, spidol, dan ketas label. Untuk simulasi pemadatan tanah digunakan pemadat tanah berupa silinder besi (ukuran diameter 5 cm, tinggi 18,5 cm dan berat 3 kg), pemadat tanah berupa piringan besi besar (ukuran diameter 26,5 cm, tebal 2,8 mm, dan berat 1 kg), pemadat tanah berupa piringan besi kecil (ukuran diameter 8 cm, tebal 4,4 mm, dan berat 193,48 gram), ring sampel, pot, kasa, dan spons. Timbangan, penetrometer, jangka sorong, meteran, dan kertas HVS diperlukan pada proses pengamatan. Parameter yang diukur dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 1.

Bahan

(22)

Tabel 1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan

No Parameter Alat

1 Kadar Air Cawan, timbangan, oven 2 Nitrogen Total Labu Kjeldahl, labu destilasi

3 P Tersedia Labu ekstraksi, mesin pengocok, tabung reaksi, spektrofotometer

4 K Tersedia Tabung sentrifuse,erlenmeyer,flamephotometer

5 Al-dd Erlenmeyer, buret

6 Kadar Air Kapasitas Lapang

Ring sampel, pasir kuarsa

7 Hantaran Hidrolik Ring sampel 8 Resistensi Tanah Penetrometer

Metode Penelitian Perlakuan Penelitian

Tingkat kepadatan tanah dalam penelitian ini direpresentasikan oleh nilai bobot isi. Perlakuan bobot isi yang digunakan yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Dalam penelitian ini dilakukan dua (2) perlakuan untuk menguji pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (P1) dan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (P2). Perlakuan pertama diulang 3 kali dengan media pot . Untuk perlakuan kedua dilakukan 6 kali ulangan dengan media pot dan ring sampel. Jadi jumlah total satuan percobaan yang diamati adalah 18 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah dan 36 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora. Desain tata letak satuan percobaan dilakukan secara acak, dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengambilan Bahan Tanah

(23)

Perlakuan 2

(24)

Analisis Tanah Awal

Pada awal penelitian dilakukan analisis tanah yang meliputi penetapan nilai kadar air yang akan digunakan dalam pemadatan tanah, penetapan P tersedia dan K tersedia dalam tanah, Nitrogen Total, dan Al-dd. Parameter yang diamati dan metode analisis tanah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan

No Parameter Metode

1 Kadar Air Gravimetrik

2 P-tersedia Bray-1

3 K+ NH4Oac

4 Nitrogen Total Kjeldahl

5 Al-dd Titrasi N KCl

Penetapan kadar air dilakukan dengan cara gravimetrik. Kadar air ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan bobot, karena air yang hilang akibat pengeringan tanah. Penetapan P-tersedia dan K+ dalam tanah, Nitrogen Total, serta Al-dd dilakukan untuk menentukan jumlah pupuk dan kapur yang diberikan.

Simulasi Kepadatan Tanah

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Maryamah (2010). Dalam penelitian ini, kepadatan tanah disimulasikan dengan menggunakan bobot isi. Bobot isi yang digunakan adalah 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Pemadatan dilakukan dengan cara bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke dalam ring sampel dan dipadatkan. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk analisis sifat fisik yang meliputi kadar air kapasitas lapang dan hantaran hidrolik.

(25)

tanah yang setara dengan volume 10 liter/pot. Setelah itu pot diisi dengan tanah yang telah dicampur pupuk dasar dan kapur masing-masing 8,0; 9,0; 10,0; 11,0; 12,0; dan 12,5 kg bobot kering mutlak (BKM). Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu masing-masing tingkat kepadatan tanah dibagi menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan memberikan beban secara manual dengan menggunakan silinder besi sampai mencapai tanda yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian, diharapkan kepadatan dan ketinggian tanah dapat merata secara keseluruhan. Pot percobaan yang diperlukan pada perlakuan pertama berjumlah 18 buah. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk penanaman tanaman kacang tanah dan diukur resistensi tanahnya baik sebelum maupun setelah penanaman.

Pada perlakuan kedua yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan ginofora, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memasukkan bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan dan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi dengan tingkat kepadatan tanah 0,8 g/cm3 ke dalam 6 pot dengan ketinggian tanah yang setara dengan volume 15 liter/pot dan dipadatkan(Gambar Lampiran 9). Menurut Maryamah (2010) bobot isi yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah 0,8 g/cm3. Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan menggunakan silinder besi. Setelah tanaman kacang tanah pada perlakuan kedua menghasilkan ginofora, ring sampel yang berisi tanah dengan 6 tingkat kepadatan tanah berbeda yang telah diukur resistensi tanah sebelumnya yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3 ditempatkan di bawah ginofora untuk melihat daya tembus dan perkembangan ginofora.

Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah

(26)

setinggi ±2 cm. Kemudian ditutup dengan menggunakan plastik transparan dan disimpan selama ±24 jam. Setelah ±24 jam, contoh tanah diambil dari ring sampel sedalam ± 2,5 cm dari permukaan. Setelah itu ditentukan kadar airnya.

Hantaran Hidrolik. Hantaran hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilalukan atau dilewatkan tanah. Pada percobaan ini dilakukan uji hantaran hidrolik tanah pada kondisi tidak jenuh. Contoh tanah dalam ring sampel disusun hingga mencapai ketinggian yang sama dengan pot pada percobaan P1 dan P2 yaitu 20 cm. Kemudian dialirkan air hingga kadar air kapasitas lapang tercapai. Nilai yang diukur adalah laju masuknya air ke dalam tanah secara vertikal hingga kondisi konstan tercapai.

Resistensi Tanah. Pengukuran ketahanan mekanik pada masing-masing perlakuan dilakukan dua kali pada semua perlakuan bobot isi. Pada perlakuan pertama (P1), resistensi tanah diukur pada waktu sebelum dan sesudah penanaman kacang tanah yaitu pada saat panen. Untuk perlakuan kedua, pengukuran resistensi tanah dilakukan sebelum ginofor menembus tanah dan setelah ginofor menembus tanah (saat panen). Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan penetrometer saku. Penetrometer tersebut ditusukkan ke dalam tanah sebanyak 5 kali. Selanjutnya ketahanan mekanik dapat terbaca dari nilai penetrometer. Ketahanan mekanik tanah didapatkan dari nilai rata-rata pengukuran kelima tusukkan tersebut dengan dilihat pula simpangannya.

Penanaman Kacang Tanah

(27)

ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg/ha (± 5 butir)/pot. Jarak tiap pot diatur dengan ukuran 50 cm x 50 cm.

Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST dan dilakukan penjarangan tanaman sehingga dalam satu pot hanya terdapat satu tanaman. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai dengan dosis dan volume semprot anjuran. Insektisida dan fungisida yang digunakan adalah Regent 50 SC, Curacron 500 EC, dan Dithane m45 dengan dosis 1 ml/liter, 2 ml/liter, dan 3 g/liter (Gambar Lampiran 5).

Parameter Pertumbuhan Tanaman

Pada perlakuan pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan kacang tanah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif dan generatif dari setiap perlakuan yang diberikan yaitu pada tanah yang mempunyai bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Pada fase vegetatif kacang tanah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Untuk fase generatif, yang diamati adalah jumlah bunga.

Setelah tanaman dipanen dihitung hasil produksi dari kacang tanah. Hasil produksi yang dihitung adalah jumlah ginofor yang menembus tanah, jumlah polong total, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah dan bobot biji kering. Selanjutnya dihitung pula total biomassa dari kacang tanah pada tiap-tiap perlakuan tersebut. Biomassa yang dihitung adalah biomassa basah dan kering untuk bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (tajuk). Untuk bagian akar, dihitung panjang akar, bobot akar basah, dan bobot akar kering.

(28)

Tabel 3. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 1

2 Fase Reproduktif Jumlah bunga

3 Panen

Tabel 4. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 2 (Pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan

(29)

Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian

Analisis Data

(30)

Yij = µ + Ti + Eij

Keterangan :

Yij = respon perlakuan µ = nilai tengah

Ti = jenis perlakuan ke-i Eij = galat percobaan

Analisis sidik ragam digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh perlakuan kapadatan tanah (BI). Jika hasil uji sidik ragam diperoleh pengaruh nyata atau sangat nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Jika hasil uji sidik ragam menunjukkan nilai koefisien keragaman lebih besar dari 50, maka data ditransformasikan untuk memperkecil koefisien keragaman. Dari hasil analisis data untuk perlakuan yang nyata dan sangat nyata pada sifat fisik tanah, dilanjutkan pula pengujian dalam bentuk persamaan-persamaan regresi.

Selain itu dalam membandingkan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam serta nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah digunakan statistik uji t-student pada taraf 5%.

Rumus yang digunakan yaitu:

t-student =

dengan Sp =

Keterangan:

x1, x2 = rata-rata pengamatan 1 dan 2

= ragam contoh 1 dan 2 n1, n2 = jumlah pengamatan 1 dan 2

Sp = simpangan baku gabungan

Nilai berbeda nyata apabila thitung > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila

thitung< ttabel, ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajat bebas

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan

Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005), tanah Podsolik Jasinga mempunyai N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah yaitu sebesar 0,20% an 6,55 ppm. Selain itu, tanah Podsolik Jasinga mempunyai K+ sebesar 0,10 me/100g yang tergolong rendah. Kadar Al dapat ditukar pada tanah Podsolik Jasinga sebesar 20,76 me/100g. Hasil analisis Utomo (2011) menyebutkan bahwa tanah Podsolik Jasinga mempunyai kadar N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah sebesar 0,22% dan 5,2 ppm. Tanah Podsolik jasinga mempunyai K+ yang tergolong rendah dan Al dapat ditukarkan sebesar 13,38 me/100g berdasarkan hasil analisis Melinda (2012). Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Tabel 5. Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga

Sifat Kimia Metode Hasil Kriteria*

N-Total (%) Kjeldahl 0,20 Rendah

P (ppm) Bray 1 6,55 Rendah

K (me/100g) NH4Oac 0,10 Rendah

Al (me/100g) KCl 20,76

*Keterangan: Pengkelasan berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005)

Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan Kadar Air Kapasitas Lapang

(32)

Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Kadar air (% vol)

0,80 70a

0,90 69a

1,00 71a

1,10 69a

1,20 70a

1,25 74a

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang

Tabel 6 menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Nilai kadar air kapasitas lapang pada bobot isi tanah yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Kadar air kapasias lapang semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanah yang padat, air tidak dapat bergerak melalui pori tanah sehingga terjerap oleh matriks tanah yang menyebabkan kadar air yang terukur tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi. Menurut Maryamah (2010) air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori mikro meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah.

(33)

kapasitas lapang namun tidak erat kaitannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisisen determinasi (R2) yang didapat sebesar 0,08.

Tabel 7. Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pF 2,54 (Maryamah, 2010) dan Alhricks yang dipengaruhi oleh

kepadatan tanah

Kepadatan tanah/BI (g/cm3) metode pF 2,54

(Maryamah, 2010) metode Alhricks

0,80 39f 70a

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

Hasil analisis yang dilakukan oleh Maryamah (2010) yang tersaji pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap kadar air pada pF 2,54. Kadar air yang dihasilkan oleh metode pF 2,54 cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Baskoro dan Tarigan (2007). Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah pengukuran kadar air kapasitas lapang yang dilakukan dengan metode Pressure plate dilakukan dengan menggunakan contoh tanah yang diberi tekanan

setara pF 2,54 (1/3 Bar). Pemberian tekanan 1/3 bar ini sebenarnya hanya merupakan pendekatan (arbitrer).

(34)

Kapasitas lapang adalah kandungan air di dalam tanah setelah proses drainase berhenti. Jumlah air yang melebihi kapasitas lapang akan turun ke lapisan tanah lebih dalam karena gaya gravitasi. Kapasitas lapang suatu tanah adalah jumlah maksimum air yang dapat disimpan dalam tanah pada zona tidak jenuh melawan gaya gravitasi (Kurnia et al., 2007).

Hantaran Hidrolik

Hantarah hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilewatkan atau dilalukan tanah. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui hantaran hidrolik pada kondisi tidak jenuh hingga kondisi kapasitas lapang tercapai. Nilai hantaran hidrolik pada berbagai tingkat kepadatan tanah disajikan pada Tabel 8 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik tersaji dalam Gambar 4.

Tabel 8. Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Hantaran Hidrolik (cm/jam)

0,80 390,19a

0,90 334,93b

1,00 127,02c

1,10 57,31d

1,20 0,66e

1,25 0,44e

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

(35)

Dari Tabel 8 terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap hantaran hidrolik. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap hantaran hidrolik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang didapat yaitu 0,92.

Faktor yang mempengaruhi nilai hantaran hidrolik adalah struktur, pororitas, dan kepadatan tanah. Semakin meningkat nilai kepadatan tanah maka akan semakin lambat hantaran hidrolik. Hal ini disebabkan karena pemadatan tanah menyebabkan porositas tanah menjadi menurun. Porositas tanah yang menurun akan berakibat kepada tidak adanya hubungan kontinuitas pori yang baik, sehingga air yang bergerak di dalam tanah akan sulit dan terhambat. Menurut Sofyan (2011), pada lahan dengan pengolahan tanah intensif dengam bobot isi tinggi memiliki nilai hantaran hidrolik yang rendah.

Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah

Resistensi Tanah

Resistensi tanah merupakan salah satu parameter sifat fisik tanah yang menggambarkan kepadatan atau kekuatan suatu tanah. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman (saat panen) disajikan pada Tabel 9 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman

Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Sebelum Tanam (kg/cm²) Saat Panen (kg/cm²)

0,80 0,27fA 0,14cB

(36)

Gambar 5. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah

Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah sebelum maupun setelah ditanami kacang tanah (Tabel Lampiran 2). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam terlihat nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 11). Dengan bertambahnya kepadatan tanah, nilai resistensi tanah akan meningkat. Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai resistensi tanah mengalami peningkatan dengan makin tingginya bobot isi. Namun terjadi penurunan nilai resistensi tanah setelah penanaman kacang tanah. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas akar tanaman untuk menembus tanah. Menurut Simanjuntak (2005), ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perkembangan secara horizontal ini menyebabkan lapisan atas menjadi lebih gembur sehingga terjadi penurunan nilai resistensi tanah pada tanaman kacang tanah.

(37)

Tinggi Tanaman

Tanaman kacang tanah mulai muncul kepermukaan tanah pada empat (4) hari setelah tanam (HST). Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman tersaji dalam Gambar 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 6.

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya umur tanaman maka tinggi tanaman akan mengalami peningkatan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 1 MST sampai 7 MST dan tidak berpengaruh lagi pada 8 MST sampai 16 MST (Tabel Lampiran 3).

Tabel 10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (cm)

Umur Tanaman

(MST)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3)

0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI = Bobot Isi, MST= Minggu Setelah Tanam

(38)

dalam menembus tanah sehingga kemampuan akar untuk menyerap air, oksigen dan unsur hara terganggu. Pemadatan tanah akan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersediaan air bagi tanaman.

Gambar 6. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan tinggi tanaman (cm)

Hasil penelitian yang dilakukan Abu-Hamdeh (2003) menyebutkan bahwa pemadatan tanah berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi tanaman. Pemadatan tanah mengurangi infiltrasi tanah, aerasi tanah, dan membatasi perkembangan tanaman. Menurut Rahayu (1995), tanah yang memiliki bobot isi tinggi (padat) mengakibatkan tekanan turgor berkurang dan menyebabkan penutupan stomata sehingga mengurangi transpirasi. Penutupan stomata ini memotong suplai CO2 ke sel-sel mesofil, sehingga fotosistesis berkurang, yang

akhirnya menghambat diferensiasi sel dan laju perpanjangan sel. Dari grafik yang ditunjukan pada Gambar 6 dapat diketahui bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter tinggi tanaman adalah 0,90 g/cm3.

Diameter Batang

(39)

dilihat pada Tabel 11 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan diameter batang tanaman kacang tanah tersaji pada Gambar 7.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah pada 8 MST sampai 16 MST. Semakin tinggi tingkat kepadatan tanah maka porositas tanah akan semakin kecil, sehingga kemampuan tanah untuk mendistribusikan air serta nutrisi tanaman akan terganggu. Tanah yang padat mengurangi kapasitas menyerap air, mengurangi kandungan udara, dan memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air, udara dan hara yang menyebabkan pembesaran pangkal batang (Wilson, 2006)

Tabel 11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (mm)

Umur Tanaman

(MST)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3)

(40)

Gambar 7. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman (mm)

Pembesaran batang yang terlihat nyata pada umur tanaman kacang tanah 8 MST. Hal ini disebabkan oleh adanya produksi hormon etilen. Produksi etilen meningkat ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Selain itu stres fisiologis seperti kurangnya kapasitas serapan air akibat adanya pemadatan tanah dapat memicu biosintesis etilen. Hormon etilen menghambat pemanjangan batang dan akar. Bila pemanjangan terhambat, batang dan akar menjadi lebih tebal, karena pemelaran sel ke samping lebih terpacu (Salisbury et al., 1992).

Jumlah Daun

(41)

Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah

Umur Tanaman

(MST)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3)

0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam

(42)

Gambar 8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah daun tanaman kacang tanah

Harsono et al. (2006) menyatakan bahwa tanaman dengan pertumbuhan akar yang lebih panjang akan mampu memanfaatkan air tanah di daerah perakaran sehingga kandungan air relatif daun meningkat. Peran kandungan air relatif daun penting dalam mengatur turgiditas stomata yang berperan dalam pengaturan pembukaan stomata. Dengan adanya pemadatan tanah, akar tidak mampu menyerap air sehingga dapat menyebabkan kandungan air relatif daun menurun, penurunan konduktivitas stomata dan menghambat pertukaran gas melalui stomata yang berperan penting dalam fotosintesis yang selanjutnya akan menghambat perkembangan daun.

(43)

mudah gugur (Pitojo, 2005). Selain berhubungan dengan hama dan penyakit, terjadinya gugur daun ada hubungannya dengan umur tanaman. Daun kacang tanah mulai berguguran dan mengering diakhir masa pertumbuhan. Gugurnya daun kacang tanah merupakan tanda dari kenampakan fisik bahwa kacang tanah sudah masak dan siap panen (Tim Bina Karya Tani, 2009). Hal ini menyebabkan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah di akhir pertumbuhan (14 – 16 MST).

Jumlah Bunga

Bunga tanaman kacang tanah mulai muncul pada 27 HST. Hasil analisis statistik menunjukkan pada minggu awal pembungaan (4 MST), kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga. Kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga pada 5 – 11 MST dan tidak berpengaruh lagi pada 12 – 16 MST (Tabel Lampiran 6). Hasil pengamatan jumlah bunga tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 13 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan jumlah bunga tersaji pada Gambar 9.

(44)

Tabel 13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga tanaman kacang tanah

Umur Tanaman

(MST)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3)

0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25

4 1,50 1,67 2,00 1,50 1,50 0,00

5 8b 23,33a 8,67b 12,33b 10,00b 9,00b

6 16,33b 43,33a 15,67b 23,00b 17,00b 18,33b 7 25,33b 61,67a 24,33b 32,67b 24,67b 24,33b 8 40,67b 73,33a 27,33b 48,33b 30,00b 29,67b 9 76,33ab 116,00a 55,50b 77,67ab 42,00b 38,33b 10 94,00ab 125,00a 56,00b 89,33ab 43,33b 41,67b 11 107,33ab 125,67a 56,00b 96,00ab 43,33b 44,33b 12 117,00 126,67 59,00 99,33 44,67 52,00 13 126,00 127,67 65,00 102,00 51,00 61,00 14 135,00 129,00 82,00 106,33 65,00 70,00 15 149,33 137,33 100,50 117,00 80,00 80,00 16 160,00 149,00 117,00 132,00 92,67 93,67 17 166,00 155,67 127,00 146,33 106,00 105,33 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam

Gambar 9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah bunga tanaman kacang tanah

(45)

pengisian. Bunga yang muncul saat fase pengisian polong sampai akhir pertumbuhan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pembentukkan bunga membutuhkan asimilat sehingga akan berkompetisi dengan pengisian polong (Kusumaputri VS, 2010).

Akar

Hasil analisi statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa akar baik basah maupun kering (Tabel Lampiran 7). Tabel 14 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan akar tanaman kacang tanah. Perbandingan panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 7.

Tabel 14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman kacang tanah Kepadatan tanah/BI

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

(46)

Biomassa

Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah (Tabel Lampiran 8), akan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk kering (Tabel Lampiran 8). Hasil pengukuran biomassa tajuk tanaman kacang tanah tersaji dalam Tabel 15.

Tabel 15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman kacang tanah (gram)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Biomassa Basah (g) Biomassa Kering (g)

0,80 166,31a 36,75

0,90 136,18ab 33,35

1,00 85,89b 21,05

1,10 186,47a 41,87

1,20 83,21b 26,38

1,25 82,29b 27,52

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi

Damanik (2007) menyatakan bahwa, pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mencegah sistem perakaran yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (perkembangan daun) yang berakibat pada turunnya bobot tajuk kacang tanah.

Ginofora dan Polong

(47)

Tabel 16. Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi

Ginofor muncul pada 38 HST, kemudian akan memanjang serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukkan polong. Pada kondisi tanah yang gembur, ginofora akan mudah menembus tanah dan membentuk polong, sedangkan pada kondisi tanah yang padat, ginofora akan sulit bahkan tidak mampu menembus tanah (Lubis et al., 2005). Menurut Damanik (2007), tanah yang lebih padat akan menghambat perkembangan kacang tanah.

Pemadatan tanah menyebabkan sulitnya penetrasi akar, sehingga mengurangi ketersediaan air bagi tanaman. Pada tanaman kacang tanah, periode pembentukkan dan pengisian polong merupakan masa yang paling kritis terhadap air. Respon tanaman kacang tanah terhadap kurangnya ketersediaan air diekspresikan melalui perubahan komponen pertumbuhan dan hasil yaitu jumlah daun, bunga, jumlah polong, dan kualitas biji (penurunan hasil) (Purnomo et al., 2006).

(48)

Tabel 17. Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman kacang tanah (ton/ha)

Kepadatan tanah/BI (g/cm3) Produktivitas Polong Kering (ton/ha)

0,80 0,95b

0,90 1,60a

1,00 0,78bc

1,10 1,30ab

1,20 0,37cd

1,25 0,25d

Keterangan:angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

(49)

Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah

Resistensi Tanah

Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah (Tabel Lampiran 10). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah terlihat tidak nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 12). Hasil pengamatan resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah tersaji dalam Tabel 18 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 18. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

(50)

Gambar 10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah

Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata, akan tetapi hubungannya tidak erat karena titik-titik yang menyebar. Nilai koefisien determinasi (R2) yang

Percobaan 1 Percobaan 2

Sebelum

(51)

Pada Tabel 19 terlihat bahwa nilai resistensi tanah pada ring sampel (percobaan 2) sebelum dilakukan perlakuan cenderung lebih tinggi dibandingkan nilai resistensi tanah pada pot (percobaan 1). Hal ini diduga karena pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih mudah dilakukan bila dibandingkan dengan pemadatan yang dilakukan pada pot, sehingga pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih merata.

Berdasarkan hasil analisis uji t-student, nilai resistensi pada percobaan 1 (satu) memiliki pengaruh yang nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi sesudah tanam. Pada percobaan 2 (dua), hasil analisis uji t-student tidak berpengaruh nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi setelah ginofora menembus tanah. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora yang menyebabkan penurunan nilai resistensi. Selain itu, adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora menyebabkan nilai resistensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 1 (satu) lebih kecil dibandingkan nilai resitensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 2 (dua).

Polong

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap polong kacang tanah yaitu panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering (Tabel Lampiran 10). Hasil pengamatan terhadap polong kacang tanah tersaji pada Tabel 20.

(52)

Tabel 20. Pengaruh kepadatan tanah terhadap polong kacang tanah

Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%

(53)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang.

Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah bunga. Pemadatan tanah juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah dan panjang akar namun tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering.

Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil kacang tanah yaitu polong (basah dan kering) dan biji (basah dan kering). Produktivitas kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah.

Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat nyata terhadap ginofora. Kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata pada nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah, panjang polong, bobot polong (basah dan kering) dan bobot biji (basah dan kering).

Bobot isi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah adalah 0,90 g/cm3.

Saran

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Hamdeh NH. 2003. Compaction and subsoiling effects on corn growth and soil bulk density. Soil Science Society of America Journal 67 (4) : 1213. Adisarwanto T. 2005. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah

dan Kering. Jakarta : Penebar Swadaya.

Baskoro DPT, SD Tarigan. 2007. Karakteristik kelembaban tanah pada beberapa jenis tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol. 9 (2): 77-81.

Damanik P. 2007. Perubahan kepadatan tanah dan produksi tanaman kacang tanah akibat intensitas lintasan traktor dan dosis bokasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademia Presindo.

Harsono A, Adisarwanto T, Tohari, Indradewa D. 2006. Mekanisme ketahanan kacang tanah terhadap kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian : 270-279. Hillel D. 1998. Environmental Soil Physics. San Diego : Academic Press.

Keloko SNBRS. 2010. Keragaman dan korelasi antara peubah pertumbuhan dan produksi pada delapan varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Petanian, Institut Pertanian Bogor.

Kurnia U, F Agus, A Adimihardja, A Dariah. 2006. Sifat fisik tanah dan metode analisisnya. Jakarta: Balai Besar Litbang Sumberdaya lahan Pertanian Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Kusumaputri VS. 2010. Karakteristik pertumbuhan dan produksi delapan varietas

kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lubis KS, Muchlis, dan Wijaya S. 2005. Produksi kacang tanah dan beberapa sifat fisika tanah akibat pemadatan tanah ultisol. Jurnal Komunikasi Penelitian Vol. 17 (3): 48-52.

Maryamah LS. 2010. Pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah dan perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(55)

Melinda A. 2012. Pengaruh pupuk neutralizer, kaptan, dan urea terhadap caisin varietas tosakan pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Purnomo J, Trustinah, Nugrahaeni N. 2006. Tingkat kehilangan hasil kacang tanah tipe spanish dan valencia akibat kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian : 106-103.

Pitojo S. 2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Rahayu R. 1995. Pengaruh pemadatan tiga jenis tanah terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan, dan hasil kacang tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ratnapuri I. 2008. Karakteristik pertumbuhan dan produksi lima varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Salisbury FB, Cleon WR. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Co. Satyagraha H. 2005. Optimasi proses pengolahan dua karakterisasi produk serta

penentuan umur simpan beras ubi kayu yang disubsidi dengan kecambah kedelai [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Simanjuntak R. 2005. Pengaruh pemberian bahan organik, kapur, dan belerang terhadap produksi biomassa, kadar serapan belerang pada tanaman jagung (Zea mays) di tanah Podsolik, Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sofyan M. 2011.Pengaruh pengolahan tanah konservasi terhadap sifat fisik dan hidrologi tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Petanian Bogor.

Stalham MA, Allen EJ, Rosenfeld AB, Herry F. 2007. Effects of soil compaction in potato (Solanum tuberosum) crops. Journal of Agricultural Science 145: 295-312.

Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor : Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian.

Sulaeman D. 2011. Efek kompos limbah baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacquin) terhadap sifat fisik tanah serta pertumbuhan bibit markisa kuning (Passiflora edultis var. Flavicarpa Degner) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(56)

Sutandi A. 2006. Penuntun praktikum analisis tanah. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suwarto, et al. 2008. Penuntun praktikum dasar-dasar agronomi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Bandung : Yrama Widya.

Utomo H. 2011. Pengaruh kaptan, trass, dan pupuk fosfor terhadap kedelai varietas orba pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wilson E. 2006. Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(57)
(58)

Tabel Lampiran 1. Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah 2005

Parameter tanah Satuan

Nilai

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

C % <1 1-2 2-3 3-5 >5

N % <0,1 0,1-0,2 0,21-0,5

0,51-0,75 >0,75

C/N <5 5-10 11-15 16-25 > 25

P2O5 HCl 25% mg 100g-1 <15 15-20 21-40 41-60 >60

P2O5 Bray ppm P <4 5-7 8-10 11-15 >15

P2O5 Olsen ppm P <5 5-10 11-15 16-20 >20

K2O HCl 25% mg 100g-1 <10 10-20 21-40 41-60 >60

KTK/CEC me 100 g tanah-1 <5 5-16 17-24 25-40 >40

Susunan kation

Ca me 100 g tanah-1 <2 2-5 6-10 11-20 >20

Mg me 100 g tanah-1 <0,3 0,4-1 1,1-2,0 2,1-8,0 >8

K me 100 g tanah-1 <0,1 0,1-0,3 0,4-0,5 0,6-1,0 >1

Na me 100 g tanah-1 <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1

Kejenuhan Basa % <20 20-40 41-60 61-80 >80

Kejenuhan

Alumunium % <5 5-10 1-20 20-40 >40

Cadangan

mineral % <5 5-10 11-20 20-40 >40

Salinitas/DHL dS m-1 <1 1-2 2-3 3-4 >4

Persentase natrium dapat ditukar/ESP (%)

(59)

Tabel Lampiran 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap

Perlakuan 5 437023,215 87404,643 236,65 <0,0001** 12,67

Galat 12 4432,127 369,344

Umum 17 441455,342

Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata

(60)

Tabel Lampiran 3 (Lanjutan)

Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata

(61)

Tabel Lampiran 4 (Lanjutan)

Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata

(62)

Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)

(63)

Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah

(64)

Tabel Lampiran 7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar

Keterangan: * nyata; tn tidak nyata

Tabel Lampiran 8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tanaman kacang tanah

(65)

Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofor

Keterangan: ** sangat nyata

Tabel Lampiran 10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik, ginofor, dan polong pada percobaan 2

(66)

Tabel Lampiran 10 (Lanjutan)

Keterangan: ** sangat nyata; * nyata

Tabel Lampiran 11. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (percobaan1)

Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI

0,80 Sama 4 2,82 0,0479*

(67)

Tabel Lampiran 12. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2)

Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI

0,80 Sama 10 1,67 0,1260tn

Tidak sama 8,66 1,67 0,1307

0,90 Sama 10 0,05 0,9581tn

Tidak sama 9,87 0,05 0,9581

1,00 Sama 10 0,58 0,5725tn

Tidak sama 9,32 0,58 0,5734

1,10 Sama 10 0,28 0,7860tn

Tidak sama 9,84 0,28 0,7861

1,20 Sama 10 0,33 0,7470tn

Tidak sama 9,99 0,33 0,7470

1,25 Sama 10 0,29 0,7792tn

Tidak sama 10 0,29 0,7792

(68)
(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah
Tabel Lampiran 1. Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga tanaman kacang tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Berger (dalam Eriyanto, 2012) realitas tidak terbentuk secara ilmiah dan berasal dari Tuhan tetapi sebaliknya realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia.

Pada lokasi penelitian pada jalur pedestrian di jalan utama Kecamatan Gedangan Kota Sidoarjo, berdasarkan interval waktu 15 menit tertinggi pada segmen 3

Selanjutnya uji reliabilitas dapat dilihat masing-masing nilai cronbach alpha dari keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi

Diversiikasi Energi melalui kebijakan/regulasi, kegiatan, dan/ atau produk nyata secara isik sebagai hasil inovasi dan pengem - bangan teknologi baru yang berdampak besar

Ruang lingkup kegiatan evaluasi ini ditempuh melalui 2 tahap, yakni: a) Tahap pertama, diadakan orientasi ke Dinas Pendidikan Propinsi DKI, untuk mendapatkan info mengenai

Terhadap 6 (enam) penawar, 3 (tiga) penawar dinyatakan lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga sehingga dapat ditetapkan sebagai calon pemenang, yaitu :.

internal menunjukkan bahwa toko Stationery Exspress mempunyai kekuatan cukup/sedang dan kelemahan yang cukup/sedang. Sedangkan pada analisis faktor ekstenal