• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMENANGAN PARTAI DEMOKRAT DALAM PEMILU LEGISLATIF KABUPATEN KARO TAHUN 2014

Disusun Oleh : Jeki Fernando Purba

100906041

Dosen Pembimbing : Drs. Tonny P Situmorang, M.Si

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Jeki Fernando Purba

NIM : 100906041

Departemen : Ilmu Politik

Judul : Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

Menyetujui :

Ketua Departemen Ilmu Politik

NIP. 19680630 199403 2 001 (Dra. T. Irmayani, M.Si)

Dosen Pembimbing

(Drs. Tonny P. Situmorang, M.Si NIP. 29621013 198703 1 004

)

Mengetahui : Dekan FISIP USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Jeki Fernando Purba (100906041)

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014 Rincian isi Skripsi xii, 116 halaman, 1 bagan, 11 tabel, 27 buku, 1 artikel dari situs internet 1, 1 Koran, serta 10 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1967-2012)

ABSTRAK

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Demokrat melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2014 di Kabupaten Karo, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Karo sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai Demokrat, sebagai partai yang berhaluan Religius Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

(4)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Jeki Fernando Purba (100906041)

The strategy of the winner of the Democratic Party in the Legislative elections of Karo Regency 2014 Details the contents of the Thesis xii,116 pages, 1 charts, 11 tables, 27 books, 1 articles from internet sites 1, 1 newspaper, and 10 of the interview. (The range of books from 1967-2012)

ABSTRACT

Political strategy is a set of methods that can win a fight between various political forces who wants power, both in kontestasi and in 2005, as well as in general elections. This is swept up in the Reform process that occurs where the political process becomes more berdinamika, which was colored by a fight between a party that is very open, until finally it takes a political strategy to win the hearts and won sympathy as a determinant of a constituent of political decisions, by using various approaches including attention to political issues which will be sold to a group of voters, taking into account its own strength, and observe the ability of the competitors to be party political rivals. Then in this research will be to see how the Democratic Party doing a variety of things in an attempt to win political battles on Election 2014 in Karo Regency, as the location of the research authors. Because of the generally much of what became its own political fact underlying this research. Namely, he found that it is in the community's identity as a tribe inhabiting the agenda in this area, the community is so close with the traditional culture. In addition, in his own community there is still keterikan value in institutional customs still survive to this day, and is run on a consistent basis or can be said to be a form of primordial identities. By looking at the phenomenon of societal conditions such as described above, writer the author would like to see how the Democratic party political machine kuatkah, as the Religious-leaning Nationalist Party with all the instruments that exist in it, answer the political battles that occurred in this area, so it was able to win the election, and immediately became a party rooted in the community.

In writing this review will use the SWOT analysis, the theoretical basis for measuring the extent of the strengths, weaknesses, opportunities, and threats which belonged to the Democratic Party. Including how the Democratic Party overcome the obstacles encountered during the process of collecting votes in an attempt to win the Party Election symbol of mercy in 2014.

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat, kasih sayang dan karuniaya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Usaha diiringi doa serta bantuan orang-orang sekitar merupakan hal-hal yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo 2014” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan yang sedikit banyak mempengaruhi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namum kesulitan-kesulitan yang dihadapi juga bisa dijadikan motivasi.

Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Badarudin M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan

2. Ibu Dra. T Irmayani, selaku Ketua Departemen S-1 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. 3. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, Dosen pembimbing, yang sudah banyak

(7)

memberikan penghargaan dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai..

4. Bapak/Ibu Dosen departemen Ilmu Politik S-1 Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Orang tua penulis yaitu, Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan mendukung agar penulis selalu sehat dan semangat, dan telah banyak memberikan dukungan moral dan material yang tidak terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana seperti yang telah di cita-citakan. Tanpa kedua orang tua penulis, penulis tidak akan mampu menjadi seperi saat ini.

6. Kepada abang-abang penulis, yang telah mendukung dan memotivasi penulis, serta perhatian dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepada teman-teman penulis di departemen Ilmu Politik stambuk 2010, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, semoga pertemanan kita dapat terus berlanjut dan tidak terbatas hanya dalam perkuliahan.

8. Kepada kakak-kakak senior dan adik-adik junior di departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

(8)

satu persatu yang telah menjadi tempat belajar penulis selama menjadi mahasiswa.

10.Kepada kawan-kawan Gabungan serikat buruh Independen (GSBI) Bung Eben dan Bung Thariq.

11.Kepada kawan-kawan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Bung , Bung Slamet, Bung Badrus, Bung Aan, Bung Sukardi dan Bung Aris. 12.Kepada kawan-kawan Seniman Rakyat (SENAR), Halim, Ludin, Teddy,

David dan Jono.

13.Kepada para narasumber, Bapak Mustra Perangin-angin sebagai Sekertaris I DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo, Bapak Jidin Ginting, SH sebagai anggota DPRD Kab. Karo Fraksi Partai Demokrat serta saudara Anto Tarigan slaku staff di Kantor KPU Kabupaten Karo. Banyak Kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, isi dari skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para pambaca khususnya bagi peneliti yang memiliki keterkaitan dengan isi kripsi ini.

Medan, Desember 2014 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori ... 8

1.5.1 Teori Partai Politik ... 9

1.5.2 Teori Strategi Politik ... 13

1.6.1.1Perencanaan SWOT ... 13

1.6.1.2Perencanaan Konsepsional ... 14

1.6 Metodologi Penelitian... 20

1.6.1 Jenis Penelitian ... 20

1.6.2 Lokasi Penelitian ... 21

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

1.6.4 Teknik Analisis Data ... 23

1.7 Sistematika Penulisan ... 23

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 25

(10)

2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Karo... 25

2.1.2 Batas Administrasi Kabupaten Karo ... 27

2.1.3 Keadaan Demografi ... 27

2.1.3.1Penduduk ... 28

2.1.3.2Data Kependudukan Kabupaten Karo ... 29

2.1.3.3Data tentang Agama/Kepercayaan Kabupaten Karo 30 2.1.4 Bentuk dan Susunan Pemerintah ... 32

2.1.5 Sosial Budaya ... 34

2.2Partai Demokrat ... 36

2.2.1 Sejarah Lahirnya partai Demokrat ... 36

2.2.1.1Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat ... 36

2.2.1.2Pengesahan Partai Demokrat ... 39

2.2.2 Tentang Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 40

2.2.2.1Struktur Kepengurusan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 41

2.2.2.2Kebijakan Umum Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 42

2.2.2.3Bentuk Tim Pemenangan Pemilu 2014 Partai Demokrat Kabupaten Karo ... 47

BAB III ANALISIS STRATEGI PEMENANGAN PARTAI DEMOKRAT DALAM PEMILU 2014 ... 56

3.1Pertarungan Partai Politik dalam pemilu 2014 di Kabupaten Karo ... 56

3.2Analisis SWOT Partai Demokrat di Kabupaten Karo ... 65

3.2.1 Kekuatan Partai Demokrat ... 66

3.2.2 Kelemahan Partai Demokrat ... 70

3.2.3 Peluang Partai Demokrat ... 71

3.2.4 Ancaman Partai Demokrat ... 73

(11)

3.3.1 Penjaringan Bakal Calon Legislatif

Partai Demokrat ... 76

3.3.2 Penetapan dan Pembagian Daerah Pemilihan Calon Anggota Legislatif Partai Demokrat ... 77

3.3.3 Pendaftaran Caleg Partai Demokrat ke KPU Kabupaten Karo ... 81

3.4Analisis Strategi Pemenangan Calon Legislatif Partai Demokrat ... 82

3.4.1 Konsolidasi dan Pemantapan Pengurus dan Kader Partai Demokrat di Kabupaten Karo ... 84

3.4.2 Pembentukan Tim Sukses ... 85

3.4.3 Sosialisasi dengan Masyarakat Kabupaten Karo ... 87

3.4.4 Kampanye Politik Partai democrat ... 89

3.4.5 Keluarga sebagai Modal Dasar dalam Meraih Suara 91 3.4.6 Membangun Wacana Tentang Identitas Kesukuan ... 93

3.5Birokrasi dan Demokrat... 95

3.5.1 Elite Lokal dalam pertarungan Politik ... 96

3.6Politik Uang dalam Pemilu 2014 ... 100

3.7Hasil Perolehan Suara Pemilu 9 April 2014 di Kabupaten Karo ... 102

BAB IV PENUTUP ... 108

4.1Kesimpulan ... 108

4.2Saran ... 112

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Karo Tahun 2013 ... 26 Tabel 2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun

2013 ... 28

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2013 ... 29

Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama atau Kepercayaan yang dianut Masyarakat Kabupaten Karo Tahun 2014 ... 31

Tabel 5 Nama Bupati Kabupaten Karo Periode 1945-2014 ... 32

Tabel 6 Nama-Nama Ketua DPRD Kab. Karo Periode 1950-2014 ... 33

Tabel 7 Sebaran Data Calon Anggota Legislatif Kabupaten karo Berdasarkan Daerah Pemilihan ... 58

Tabel 8 Daftar Calon Aggota Legislatif Pemilu 2014 Kab. Karo ... 79

Tabel 9 Sebaran Jumlah Pemilih dan TPS Berdasarkan Daerah Pemilihan ... 80

Tabel 10 Hasil Perolehan Suara Caleg Partai Demokrat ... 103

(13)

DAFTAR BAGAN

(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Jeki Fernando Purba (100906041)

Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014 Rincian isi Skripsi xii, 116 halaman, 1 bagan, 11 tabel, 27 buku, 1 artikel dari situs internet 1, 1 Koran, serta 10 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1967-2012)

ABSTRAK

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Demokrat melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2014 di Kabupaten Karo, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Karo sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai Demokrat, sebagai partai yang berhaluan Religius Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

(15)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Jeki Fernando Purba (100906041)

The strategy of the winner of the Democratic Party in the Legislative elections of Karo Regency 2014 Details the contents of the Thesis xii,116 pages, 1 charts, 11 tables, 27 books, 1 articles from internet sites 1, 1 newspaper, and 10 of the interview. (The range of books from 1967-2012)

ABSTRACT

Political strategy is a set of methods that can win a fight between various political forces who wants power, both in kontestasi and in 2005, as well as in general elections. This is swept up in the Reform process that occurs where the political process becomes more berdinamika, which was colored by a fight between a party that is very open, until finally it takes a political strategy to win the hearts and won sympathy as a determinant of a constituent of political decisions, by using various approaches including attention to political issues which will be sold to a group of voters, taking into account its own strength, and observe the ability of the competitors to be party political rivals. Then in this research will be to see how the Democratic Party doing a variety of things in an attempt to win political battles on Election 2014 in Karo Regency, as the location of the research authors. Because of the generally much of what became its own political fact underlying this research. Namely, he found that it is in the community's identity as a tribe inhabiting the agenda in this area, the community is so close with the traditional culture. In addition, in his own community there is still keterikan value in institutional customs still survive to this day, and is run on a consistent basis or can be said to be a form of primordial identities. By looking at the phenomenon of societal conditions such as described above, writer the author would like to see how the Democratic party political machine kuatkah, as the Religious-leaning Nationalist Party with all the instruments that exist in it, answer the political battles that occurred in this area, so it was able to win the election, and immediately became a party rooted in the community.

In writing this review will use the SWOT analysis, the theoretical basis for measuring the extent of the strengths, weaknesses, opportunities, and threats which belonged to the Democratic Party. Including how the Democratic Party overcome the obstacles encountered during the process of collecting votes in an attempt to win the Party Election symbol of mercy in 2014.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya tujuan utama partai politik adalah untuk memenangkan pertarungan politik dalam Pemilu dengan berusaha memperoleh suara terbanyak. Proses menuju pemenangan sebuah partai politik dalam pemilu membutuhkan susunan strategi oleh partai politik menuju kemenangan yang dicita citakan oleh partai partai politik. Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan politik oleh partai politik, calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah masyarakat sebagai konstituennya.

(17)

Sejak periode 1998 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses demokratisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju perbaikan konsep dan pelaksanaanya. Salah satu perubahan tersebut adalah dilaksanakannya Pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat , lebih transparan, terbentuknya sebuah lembaga independent penyelenggara Pemilu atau yang disebut dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga diharapkan mampu meminimalisir intervensi ataupun tekanan dari kelompok kepentingan tertentu. Perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu paremeter kemajuan demokratisasi di Indonesia serta menjadi satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia.

Pada masa orde baru, Pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi pemerintahan. Artinya pada masa orde baru, kekuatan politik yang mendominasi saat itu hanya terpusat pada satu poros yaitu Golongan Karya (Golkar) yang menandai berjalannya konsep “one party authoritharyan” di setiap Pemilu dan menjadikannya sebagai partai yang paling berkuasa, dan sangat dominan selama periode pemerintahan Orba.1

Dinamika politik yang lebih berwarna menjadi cerminan dari proses politik yang terjadi pasca Reformasi yang ditandai dengan pertarungan politik antar partai yang lebih terbuka dalam Pemilu. Atas dasar perubahan tersebut partai

Substansi dari proses Pemilu sebagai refresentasi kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial, ekonomi dan politik Indonesia, dan telah memuluskan kondisi status quo.

1

(18)

politik dituntut untuk lebih bekerja keras untuk merumuskan strategi politik dalam menarik simpati konstituen sebagai salah satu pertimbangan untuk dapat memenangkan Pemilu. Dengan menggunakan berbagai pendekatan termasuk di dalamnya memanfaatkan isu politik yang dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakat, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Pendekatan tersebut merupakan hal pokok yang harus dipenuhi partai politik dalam menghadapi Pemilu.

Setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat mendulang suara yang signifikan dari konstituen. Konsep pemenangan yang terfokus harus disusun sedemikian rupa guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian dan konsolidasi kader, penggunaan kekuatan politik yang ada, penguasaan terhadap kondisi yang berkembang dalam wilayah pertarungan politiknya, propaganda isu, ataupun cara cara lain yang bertujuan untuk mendulang perolehan suara partai dalam agenda Pemilu. Pada prinsipnya kemenangan dalam Pemilu adalah harga mati bagi setiap Partai politik, karena tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh.

(19)

popularitasnya menurun akibat dari beberapa kader partainya tersandung kasus korupsi justru memperoleh suara terbanyak di beberapa kabupaten di Indonesia, antara lain Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kabupaten simalungun dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hal ini berbanding terbalik dengan faktor umum yang mempengaruhi simpatik dan pilihan politik masyarakat.

Partai Demokrat dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo telah berhasil menggeser dominasi Partai PDIP di daerah tersebut. Mengingat bahwa pasca reformasi 1998 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah partai yang mendominasi kekuatan politik di daerah tersebut. Sehingga pada masa itu, PDIP disebut sebagai “partai masyarakat karo” karena hampir sebagian besar masyarakat karo adalah barisan simpatisan dari partai tersebut.

(20)

partai lainnya.2

Perilaku pemilih masyarakat karo dalam pileg 2014 yang bertolakbelakang dengan isu kemerosotan popularitas partai serta pimpinan cabang partai demokrat di tanah karo, tentu ada strategi pemenangan yang disusun oleh partai untuk

Artinya ada peningkatan suara lebih dari 10 % yang dialami oleh Partai Demokrat Kabupaten karo pada pileg 2014 yang lalu seiring dengan kepemimpinan bupati Karo periode 2010 - 2015 yang menjabat sebagai ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

Penelitian ini secara khusus akan membahas tentang bagaimana Strategi Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam pemenangan pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo, di bawah ketua pimpinan cabang DR (HC) Kena Ukur Surbakti. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah kemenangan Partai Demokrat di kabupaten Karo yang sejalan dengan popularitas Partai yang menurun di tingkatan nasional bahkan di Kabupaten Karo sendiri. Mengingat bahwa isu yang beredar ditengah masyarakat karo tentang kinerja yang buruk dari bupati karo hingga pada proses pemakzulan bupati karo DR (HC) Kena Ukur Surbakti yang hangat diberitakan media beberapa waktu lalu. Melihat hasil dari perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, tentu strategi pemenangan partai dalam pemilihan umum merupakan hal pokok utama yang harus disusun oleh kader kader partai untuk dapat menarik simpatik masyarakat dengan tujuan untuk mendulang suara dari masyarakat kabupaten karo.

2

(21)

mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai dan pilihan politik masyarakat. Karena ditengah hangatnya isu tentang pemakzulan bupati serta protes masyarakat karo terhadap kinerja bupati karo, justru partai Demokrat Kabupaten Karo yang dipimpin oleh DR (HC) Kena Ukur Surbakti dan sekaligus menjabat sebagai Bupati Karo mengalami peningkatan perolehan suara yang begitu signifikan dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba menggambarkan, bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk mendulang suara yang signifikan dari konstituennya, hingga akhirnya orang-orang yang menjadi calon Legislatif dari partai Demokrat menang dalam Pemilihan Umum Legislatif di kabupaten Karo pada tahun 2014.

1.2Rumusan masalah

Dalam pembuatan sebuah penelitian, permasalahan yang diangkat seorang peneliti merupakan unsur yang sangat penting. Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari jalan pemecahannya.3

3

(22)

diselesaikan oleh semua orang, khususnya orang-orang diluar disiplin ilmu yang berkenaan dengan masalah tersebut.4

1.3Tujuan penelitian

Oleh sebab itu, berangkat dari latar belakang sudah dipaparkan penulis maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

strategi pemenangan partai Demokrat kabupaten karo pada pemilihan umum legislatif

2014?”

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik

2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik

3. Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan korelasinya dengan pilihan politik masyarakat

1.4Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah:

4

(23)

1. Secara akademis peneliian ini bermanfaat sebagai penambah referensi bagi para mahasiswa, khususnya Departemen Ilmu Politik – FISIP USU

2. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan berfikir dan menulis karya ilmiah di bidang politik dengan melihat fenomena politik yang terjadi.

3. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang gambaran mengenai strategi pemenangan partai ditengah kemunduran beberapa partai politik di mata masyarakat, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi semua kalangan dalam membuat penelitian mengenai strategi politik partai dalam pemilihan umum legislatif.

1.5Kerangka teori

Sebagai penelitian yang baik dan benar, landasan teori merupakan suatu yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah. Fungsi dari teori ini sendiri digunakan sebagai suatu landasan berpikir dalam menganalisis sebuah fenomena yang sedang diteliti. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan kontruksi defensi dan proposis untuk menerangkan sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Dengan kata lain, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu.5

5

(24)

1.5.1 Partai Politik

Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan untuk kebijakan umum yang mereka buat.6

Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui pemilihan umum.7

Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: (1). Awal abad ke-19, (2). pertengahan abad ke19,(3). Akhir abad -19, (4) kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, (5). Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem

6

Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419

7

(25)

politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan perkembangan spesialisasi-diferensiasi.

Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif (perwakilan), konvensi dan agregasi, Integritas (partisipasi,mobilisasi,sosialisasi), Persuasi, Rekrutmen, Pemilihan pemimpin, Pertimbangan-pertimbangan, Perumusan kebijakan, serta kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, otoritas dan demokrasi, integratif dan representatif, ideologis dan Pragmatis, agamais dan sekuler, demokratis dan revolusioner, massa dan elite, demokrasi dan elite, demokrasi dan oligarki.8

a) Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas.

Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik :

b) Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok.

c) Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making), dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,danmemberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet pemerintah.9

Partai politik sendiri juga memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a) Sosialisasi Politik, ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik.

8

Al Chaidar. 2006. Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta : Penerbit Buku Islam Kaffah. Hal 29-31

9

(26)

b) Rekrutmen Politik, ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya.

c) Partisipasi Politik, adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik. d) Pemandu Kepentingan, fungsi partai politik dalam hal ini adalah

menampung berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik.

e) Komunikasi Politik, dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat , selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.

f) Kontrol Politik, ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif.10 Sistem kepartaian dalam suatu negara juga memiliki varian seiring dengan sistem pemerintahan yang dibangun. Menurut Maurice Duverger

11

10

Ibid, hal 146-155 11

Maurice Duverger. 1981. Partai-Partai Politik Dan Kelompok-Kelompok Kepentingan. Terjemahan Laila Hasyim. Jakarta: Rajawali, hal 21

, sistem partai diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

a.Sistem Partai Tunggal.

(27)

b.Sistem Dwi Partai.

Sistem dwi partai diartikan adanya dua partai atau lebih, sedangkan partai lainnya merupakan partai minoritas yang peranannya kecil. Dalam partai ini ada partai yang berkuasa, yaitu partai yang menang dalam pemilu dan partai yang kalah sebagai pengecam utama tetapi setia ( loyal opposition opposition) terhadap kebijaksanaan partai yang duduk dalam pemerintahan dengan pengertian bahwa sewaktu-waktu kedua partai itu dapat bertukar tangan.

c.Sistem Multi Partai.

Sistem ini sering disebut dengan sistem banyak partai. Negara yang menganut banyak partai biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai keanekaragaman atau kemajemukan. Sifat kemajemukan yang terdapat pada suatu masyarakat terdiri dari ras, agama, lapisan sosial, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan suatu ikatan primordial yang kuat. Primodialisme tersebut akan memunculkan organisasi-organisasi sosial politik yang berdasar pada primordial.

Sistem multi partai digunakan dalam sistem kepartaian di Indonesia. Sistem multi partai mendapatkan landasan formal berdasarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran pembentukan partai-partai politik, sehingga melalui partai-partai politik diharapkan segala aspirasi yang hidup dalam masyarakat dapat tersalur dengan baik.12

12

Rusadi Kantaprawira. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru, hal 84

(28)

1.5.2 Strategi Politik

Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya mampu memenangkan suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama. Ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran pasti memiliki pendukung dan penentang.13

Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat atau diwujudkan dalam satu pertarungan melawan penentang ide tersebut yang akan selalu bertumpu pada bagaimana kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh disaat yang sama, banyak kelompok yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disinilah letak substansi dari starategi politik itu.14

1.5.2.1 SWOT (Strenghts, Weaknesees, Opportunities, and Threats)

Berdasarkan analisis teori SWOT, perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam bidang yang pertama, perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah yang hendak dituju (visi) dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah menjauhinya. Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan, yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas

13

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika hal 6

14

(29)

sumber daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi tersebut. 15

1. Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan. Perencanaan strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan akhir mereka. Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya. Dengan memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan ancaman dari luar organisasinya.

Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan, yaitu :

2. Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan

3. Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kelemahan dapat diatasi untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembangannya.

4. Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk

mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan.16

1.5.2.2 Perencanaan Konsepsional

Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu menunjukkan logika yang diperlukan, serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, perencanaan kosepsional menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran

15

Ibid Hal 20

16

(30)

yang dapat diubah, karena tujuan dari strategi politik justru mengubah lingkungan sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum.17

1. Perumusan Tugas

Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan, langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:

Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni;

1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan yang ingin dicapai, melalui perencanaan strategis tersebut.

2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai.

3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan.

Hal ini menunjukkan, alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik, dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.

2. Analisa Situasi dan Penilaian

Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni:

17

(31)

A. Pengumpulan Fakta

Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta internal dan fakta-fakta eksternal. Fakta-fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan faktafakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun yang harus diambil di dalam melakukan strategi.

B. Perumusan Kekuatan dan Kelemahan

Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi tertentu. Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi kekuatan bagi pihak sendiri. C. Analisa Kekuatan dan Kelemahan

Menganalisa kekuatan dan kelemahan partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada sarana yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb.18

18

Ibid Hal 67

(32)

3. Perumusan Strategi

Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan politiknya.19

4. Perumusan Tujuan.

Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan.

Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.

Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak menjadi hal yang utopis.20

5. Target Image (Citra yang diingkan).

Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu dapat ditetapkan.

Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya, dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat konstituennya, kemudian partai mengimplementasikan dengan pembentukan

19

Marbun, B.N. 2012.Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : Pustapa SinarHarapan, hal.102 20

(33)

bidang hubungan masyarakat dalam tim pemenangannya.21

6. Kelompok target.

Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.

Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi memberikan kemenanagan dalam Pemilu. Kelompok yang sudah dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar bagaimana partai mengimplementasikan strategi yang komunikatif.

7. Pesan Kelompok Target

Dalam kasus ini partai politik harus memahami, informasi tentang apa yang yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda untuk memilih partai tersebut Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya, atau setiap pertemuannya dengan kelompok target.22

Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok-kelompok masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu-individu yang memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan.

21

Ibid, hal 96

22

(34)

informasi yang dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi penentu dalam pemenangan.

8. Instrumen-Instrumen pokok

Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya. Dimana instumen dan aksi ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai jenis kegiatan.

9. Implementasi Stategi

Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi strategi dapat dilaksanakan. Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang dimilikinya, serta orang yang memiliki otoritas untuk menunjuk tim pemenangan.23

23

Ibid, hal 100

(35)

10.Pengawasan Strategi.

Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik;

1. Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah, serta penilaian terhadap tim.

2. kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan membahayakan perencanaan yang akan dilakukan.24

Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab selanjutnya bagaimana partai Demokrat melakukan skenario politik, sehingga mampu memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Karo, sesuai dengan instrument pemenangan yang ada.

1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menerapkan metode kualitatif deskriptif yang bersifat analisis terhadap suatu gejala atau fenomena yang kemudian disinkronkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Pendekatan Kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dari yang diamati.25

24

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika, Hal 6-9

25

(36)

yaitu, Strategi politik Partai Demokrat kabupaten Karo dalam dalam Pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo, yang beralamat di Jln. Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Selain itu, untuk mengakuratkan analisis peneliti dilakukan juga penelitian ke kantor KPU Kabupaten Karo yang beralamat di Jln. Letjen Djamin Ginting No. 58 Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan instrumen penelitian yang harus dimiliki setiap penelitian ilmiah. Data ini menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian/peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.26 Dalam melakukan penelitian, data sangat dibutuhkan sebagai acuan dan untuk menjamin keakuratan analisis penelitian tersebut. Maka peneliti dalam hal ini melakukan teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder.27 Berikut akan diuraikan maksud dari pengumpulan data tersebut :

26

Hadari Nawawi dan Martini Hadari. Op.cit . hal. 49 27

(37)

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah melalui wawancara (interview). Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian, serta melakukan tanya jawab secara mendalam terkait permasalahan yang ingin diteliti kepada informan atau narasumber dalam objek penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti mengambil informan yaitu Kader dan pengurus Partai Demokrat kabupaten Karo yang terlibat langsung dalam perumusan strategi pemenangan Partai dalam pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Karo selaku penyelengara Pemilu ditingkatan kabupaten Karo.

2. Data Sekunder

(38)

1.6.4 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan guna mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Sesuai dengan jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, maka penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai proses analisis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Tahapan pertama adalah data-data dikumpulkan dari lembaga terkait baik itu yang masih mentah ataupun sudah disusun secara formal. Kemudian data-data tersebut dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ingin dianalisis oleh peneliti. Selain itu, data yang didapat berdasarkan metode wawancara akan sangat membantu peneliti untuk menganalisis yang akan dilakukan perbandingan terhadap konsep yang ada pada data tertulis yang didapatkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan argumen dari hasil analisisnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah. Penelitian ini terdiri atas 4 bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan

(39)

BAB II : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Kabupaten Karo sebagai suatu identitas masyarakat, dengan nilai-nilai primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada, keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data monographi, dari masyarakat tersebut. Pada bab ini juga akan menguraikan tentang profil Partai Demokrat kabupaten karo dan sejarah berdirinya Partainya Demokrat di Indonesia

BAB III : Analisis Strategi Pemenangan Partai Demokrat dalam PEMILU Legislatif tahun 2014

Bab ini menguraikan, gambaran umum pertarungan politik yang terjadi dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Karo, konsep strategi pemenangan, kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Demokrat dalam mensukseskan agenda partainya, dalam Pemilu Legislatif 2014, mulai dari proyeksi, eksekusi program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Demokrat berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Karo.

(40)

BAB II

Deskripsi Lokasi Penelitian

2.1 Kondisi Geopolitik Masyarakat Kabupaten Karo 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Karo

Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’-3º19’ Lintang Utara dan 97º55’-98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1420 M di atas permukaan laut.

Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musin kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli. Curah hujan di Kabupaten Karo tahun 2009 tertinggi pada bulan Nopember sebesar 265 MM dan terendah pada bulan Pebruari sebesar 63 MM sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Nopember sebanyak 22 hari dan terendah pada bulan Juni sebanyak 6 hari. Suhu udara berkisar antara 15,8ºC sampai dengan 23,9ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 87,38 persen.

(41)

Desa/kelurahan (252 Desa dan 10 Kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. Dari 262 Desa/Kelurahan di Kabupaten Karo, 10 desa diklasifikasikan Swadaya, 113 desa diklasifikasikan Swakarya dan 139 desa tergolong Swasembada.

Adapun data tentang luas wilayah kabupaten karo per kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2013

No. Kecamatan Banyaknya

Desa/Kelurahan Luas (Km²)

Rasio Terhadap Total Luas Kabupaten (%)

1 Mardingding 12 267,11 12,56

2 Laubaleng 15 252,60 11,87

3 Tigabinanga 19 160,38 7,54

4 Juhar 24 218,56 10,27

5 Munte 22 125,64 5,91

6 Kutabuluh 16 195,70 9,20

7 Payung 8 47,24 2,22

8 Tiganderket 17 86,76 4,08

9 Simpang Empat 17 93,48 4,39

10 Naman Teran 14 87,82 4,13

11 Merdeka 9 44,17 2,08

12 Kabanjahe 13 44,65 2,10

(42)

Sumber : Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2014 (BPS Kabupaten Karo)

2.1.2 Batas Administrasi Kabupaten karo

Kabupaten Karo merupakan wilayah formal yang memiliki batas-batas secara administratif sebagai berikut:

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli

Serdang.

• Sebelah selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.

• Sebelah timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun

• Sebelah barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam.

2.1.3 Keadaan Demografi

Hasil Sensus tahun 2010 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa. Pada tahun 2013, menurut proyeksi penduduk sebesar 363.755 yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km². Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 171 jiwa/ Km². Laju Pertumbuhan Penduduk Karo Tahun 2010 – 2013 adalah sebesar 1,17 persen per tahun. Tahun 2013 di Kabupaten Karo Penduduk

14 Tigapanah 22 186,84 8,78

15 Dolat Rayat 7 32,25 1,52

16 Merek 19 125,51 5,90

17 Barusjahe 19 128,04 6,02

(43)

laki-laki lebih sedikit dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 180.535 jiwa dan Perempuan berjumlah 183.220 jiwa. Sex rasionya sebesar 98,53.

2.1.3.1 Penduduk

Jumlah Penduduk berdasarkan rasio kepadatan penduduk dalam setiap Kecamatan di Kabupaten Karo.

Tabel 2

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2013

(44)

17 Barusjahe 128,04 22 904 178,88 Jumlah/Total 2013 2 127,25 363 755 171,00

2012 2 127,25 358 823 168,68

2011 2 127,25 354 242 166,53

Sumber : Proyeksi Penduduk Pertengahan tahun 2013 (Karo dalam angka 2014)

2.1.3.2 Data Kependudukan Kabupaten Karo

Data penduduk yang terdapat di 17 kecamatan yakni Mardinding, Laubaleng, Tigabinanga, Juhar, Munte, Kutabuluh, Payung, Tiganderket, Simpang Empat, Naman Teran, Merdeka, Kabanjahe, Berastagi, Tigapanah, Dolat Rayat, Merek, dan Barusjahe. Untuk lebih lengkapnya penulis membuat tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2013

No Kecamatan Laki-Laki

Perempuan Jumlah Sex rasio

1 Mardinding 8 825 8 859 17 684 99,62 2 Lau Baleng 9 218 9 141 18 359 100,84 3 Tigabinanga 10 262 10 364 20 626 99,02

4 Juhar 6 823 6 903 13 726 98,84

5 Munte 10 081 10 323 20 404 97,66

6 Kutabuluh 5 425 5 547 10 972 97,80

7 Payung 5 552 5 680 11 232 97,75

(45)

11 Merdeka 6 915 6 879 13 794 100,52 12 Kabanjahe 32 076 33 559 66 635 95,58 13 Berastagi 21 950 22 141 44 091 99,14 14 Tiga Panah 15 028 15 360 30 388 97,84 15 Dolat Rayat 4 252 4 347 8 599 97,81

16 Merek 9 584 9 128 18 712 105,00

17 Barusjahe 11 285 11 619 22 904 97,13 Jumlah Tahun 2013 180 535 183 220 363 755 98,53 Tahun 2012 178 073 180 750 358 823 98,52 Tahun 2011 176 077 178 165 354 242 98,83 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

Dilihat dari data kependudukan di atas, maka jumlah penduduk yang paling padat terdapat di kecamatan Kabanjahe dengan jumlah penduduk 66.635 jiwa. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah kecamatan Dolat Rayat dengan jumlah penduduk 8.599 jiwa. Jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan dapat dilihat bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Laki-laki berjumlah 180.535 jiwa dan perempuan berjumlah 183.220 jiwa serta sex rasionya 98,53. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah perempuan mendominasi di kabupaten Karo.

2.1.3.3 Data tentang Agama/ Kepercayaan Kabupaten Karo

(46)

tetap memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Adapun komposisi mengenai tempat ibadah umat beragama di Kabupaten Karo adalah Masjid, Gereja, Langgar dan kelenteng. Untuk lebih lengkapnya penulis membuat tabel sebagai berikut :

Tabel 4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama atau Kepercayaan yang dianut Masyarakat Kabupaten Karo Tahun 2014

No Agama/Kepercayaan Jumlah Persentase

1 Islam 87.371 jiwa 23,94%

2 Kristen Protestan 204.283 jiwa 56,14%

3 Kristen Khatolik 72.101 jiwa 19,56%

4 Hindu 7457 jiwa 2,06

5 Budha 881 jiwa 0,24

6 Lainnya 3845 jiwa 1,06%

Sumber: BadanPusatStatistikKabupatenKaro2014

(47)

2.1.4 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah

Setelah Kabupaten Karo merdeka maka susunan pemerintahan Kabupaten Karo diatur menurut UU No. 22 Tahun 1999, bahwa unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan DPRD, dimana Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif dan DPRD sebagai Badan Legislatif. Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati dan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah menggunakan asas Otonomi dan Tugas Pembantuan hal ini dipertegas dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang menjelaskan tentang susunan Pemerintahan Daerah dalam otonomi daerah.

Sejak terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Nama Bupati Kabupaten Karo Periode 1945-2014

No Nama Bupati Masa Bakti

1 Ngerajai Milala 1945-1946

2 Mhd. Kosim 1946-1947

3 Raja Kelelong Sinulingga 1947-1949

4 Rajin Peranginangin 1950

5 Rakutta Sembiring Milala 1950-1957

6 T. Raja Purba 1957

7 Abdullah eteng 1957-1960

8 Mayor Matang Sitepu 1960-1966

(48)

10 Kol. Tampak Sebayang, SH 1969-1980

11 Drs. Rukun Sembiring 1980-1985

12 Ir. Menet Ginting M.A.D.E 1985-1990 13 Drs. Rupai Perangin-angin 1990-1994 14 Kol. Drs. D.D Sinulingga 1995-2000

15 Drs. IS. Sihotang (Pjs) 2000

16 Sinar Perangin-angin 2000-2005

17 Kol. (Pur) Drs. D.D Sinulingga 2005-2010 18 DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti 2010-2014 19 Terkelin S Brahmana, SH (Plt. Bupati) Juli 2014- Sekarang

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

Pada lembaga Legislatif Kabupaten Karo mulai awal terbentuknya lembaga legislative hingga sekarang dipimpin oleh:

Tabel 6

Nama-Nama Ketua DPRD Kab. Karo Periode 1950-2014 No. Nama Ketua DPRD Masa Bakti

1. Selamat Ginting 1950-1955

2. Tokoh Purba 1955-1959

3. Matang Sitepu 1959-1962

4. Tampe Perangin-angin 1962-1965

5. Kolam Bukit 1969-1971

6. Panjang Barus 1971-1977

7. Muli Sembiring 1977-1982

8. Kursi Singarimbun 1982-1987 9. Kursi Singarimbun 1987-1992 10. Musim Firman Tarigan 1992-1997 11. Natangsa Suka Tendel 1997-1999

(49)

13. R. Romanus Purba 2004-2009 14. Siti Aminah BR Perangin-angin 2009-2011 15. Effendy Sinukaban, SE 2011-2014 16. Nora Else Surbakti 2014- Sekarang

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2014

2.1.5 Sosial Budaya

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 (lima) Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu.

Merga Silima yakni:

• Karo-Karo • Ginting

• Sembirin

• Tarigan

• Perangin-angin

Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada.

(50)

2. Tutur Siwaluh yaitu : Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. 3. Perkade-kaden Sepuluh Dua : Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nande, Anak,

Bengkila, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere.

Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.

Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.

 Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat

(51)

 Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota

keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.

 Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat

serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah -pisahkan satu sama lain.

2.2 Partai Demokrat

2.2.1 Sejarah Lahirnya Partai Demokrat 28

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif Bapak Susilo Bambang

Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat Susilo Bambang Yudhoyono

pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Dari

perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public yang

menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono

(selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk

memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan

bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI

untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya Vence

Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi Presiden,

2.2.1.1 Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat

28

(52)

dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah

mendirikan partai politik.

Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang diinginkan

SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi

dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh Vence Rumangkang. Juga terdapat

diskusi-diskusi tentang perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan

SBY menjadi Presiden, antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00

diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat

tersebut membentuk tim pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon

setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1). Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid

(Alm), (3). Achmad Kurnia, (4). Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6).

Shirato Syafei. Di lingkungan kantor Menkopolkam pun diadakan diskusi-diskusi

untuk pendirian sebuah partai bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A.

Yani Wachid (Almarhum). Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin

langsung pertemuan yang merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat.

Dalam pertemuan tersebut, Vence Rumangkang menyatakan bahwa rencana

pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada

SBY.

Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, Vence Rumangkang yang

dibantu oleh Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan orang-orang untuk

merealisasikan pembentukan sebuah partai politik. Pada akhimya, terbentuklah

Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang bertugas untuk mematangkan

(53)

Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr.

Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.;

(7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr.

Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T Rusli Ramli, MS. Disamping

nama-nama tersebut, ada juga beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi.

Diskusi Finalisasi konsep partai dipimpin oleh Bapak SBY.

Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang

Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, tetapi

muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi

99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna dengan SBY

sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada tanggal 9 September

2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan

Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi

Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai

Demokrat. Sebanyak 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi

memberikan surat kuasa kepada Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun

dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli,

kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah

dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka

Vence Rumangkang meminta Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat

Ketua Umum dan Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal

(54)

Pada malam harinya pukul 20.30, Vence Rumangkang melaporkan segala

sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di kediaman beliau yang saat

itu sedang merayakan hari ulang tahun ke 52 selaku koordinator penggagas,

pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam laporannya, Vence melaporkan

bahwa Partai Demokrat akan didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan

HAM pada esok hari yakni pada tanggal 10 September 2001.

2.2.1.2 Pengesahan Partai Demokrat

Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat

didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh Vence Rumangkang,

Prof. Dr. Subur Budhisantoso, Prof. Dr. Irsan Tandjung, Drs. Sutan Bhatogana

MBA, Prof. Dr. Rusli Ramli dan Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh

Ka SUBDIT Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada

tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor

M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan

Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai

politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan

HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang

Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada

tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai

Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional

(Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang

dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)

(55)

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat

organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART yang pertama

sebagai peraturan sementara organisasi. Pada tahun. 2003 diadakan koreksi dan

revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai

Persyaratan berdirinya Partai Demokrat. Sejak pendaftaran tersebut, AD/ART

Partai Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada perubahan oleh

forum Kongres ini.

2.2.2 Tentang Partai Demokrat Kabupaten Karo

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui peraga rumah warna pada anak usia dini di PAUD Cerdas Ceria Jetis tahun

Toska x Mercy hybrids had an advantage on the fruit sweetness level with positive heterosis values and more similar to Toska parent and better crispity than Mercy x Toska

Layanan konseling kelompok sudah dilaksanakan di SMA N 5 Kota Magelang terpogram dalam program layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok

Sebuah buku memiliki besaran seperti berikut: Dari data tersebut yang merupakan besaran pokok adalah ….. Bahan untuk melapisi gagang pengangan setrika, yang paling baik dengan

Kenyataan ini akan menciptakan kesulitan-kesulitan bagi siswa-siswa SMU yang mempunyai sikap negative untuk meningkatkan bahasa Inggris mereka, tetapi bagi para siswa yang

Pengawasan Inspektorat Kota Baubau Terhadap Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Baubau, Didalam melakukan aktifitasnya sebagai pengawas fungsional terhadap

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk