• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Mengenai Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Hukum Mengenai Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN HUKUM MENGENAI PERUSAKAN SITUS RESMI

INSTANSI PEMERINTAH DIHUBUNGKAN DENGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

LEGAL VIEW ABOUT WEBSITE OF STATE AGENCY

DESTRUCTION RELATED WITH LAW NUMBER 11/ 2008

ABOUT INFORMATION AND ELECTRONIC TRANSACTION

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Wildan Sholihan

3.16.04.046

Dibawah Bimbingan : Hetty Hassanah, S.H., M.H.

JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

viii

LEGAL REVIEW ABOUT WEBSITE OF STATE AGENCY DESTRUCTION RELATED WITH LAW NUMBER 11/2008 ABOUT INFORMATION AND

ELECTRONIC TRANSACTION ABSTRACT

Wildan Sholihan

Nowadays, information technology has rapidly grown. It can be proven by the growth of every life aspects, such as economic, culture, law, religion and politic, so a requirement of adjustment is needed to conform the condition of recent globalization era. Internet has presented a new reality of human life. It eases people s activities, especially in public service area, where people who needs the goverment s service does not have to come to where the agency office is. People can access the agency s website to get the service by using internet. In the other hand, the utilization of information technology done by the society gives opportunities for the criminals to make website destruction or hacking. This condition, of course, can cause various law problems like the destruction case happened to the Election Commission (KPU). This condition causes the problem emersion of how the law protection about the ownership of website is and how the law enforcement to handle the constraints is. The ability of investigators and computer forensics has not fully been obtained yet by the related agencies.

This study employs a descriptive analytic method and yuridis normatif approach. The writer uses yuridis kualitatif to analyze the research data. It means a law regulation may not contradict with other regulations. The writer also regards the hierarchy and the due process of law.

(4)

v DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

Surat Pernyataan

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... v

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Kerangka Pemikiran ... 4

F. Metode Penelitian ... 8

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG SITUS INTERNET DAN TINDAK PIDANA PERUSAKAN SITUS A. Teori-Teori Mengenai Situs Internet ... 11

B. Ketentuan Hukum Mengenai Perusakan Situs ... 21

(5)

vi

B. Kasus Mengenai Perusakan Situs Resmi Instansi

Pemerintah Melalui Media Internet ... 38

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PERUSAKAN SITUS

INSTANSI PEMERINTAH YANG DILAKUKAN MELALUI

MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI

DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perlindungan Hukum MengenaiPerusakan Situs Instansi

PemerintahYang Dilakukan Melalui Media Internet

... 41

B. Kendala-Kendala Dihadapi Dalam Proses Penegakan

Hukum Atas Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah

Yang Dilakukan Melalui Media Internet

... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(6)

vii

TINJAUAN HUKUM MENGENAI PERUSAKAN SITUS RESMI INSTANSI PEMERINTAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

Abstrak

Wildan Sholihan

Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan di seluruh aspek kehidupan yaitu ekonomi, budaya, hukum, agama dan politik, sehingga dibutuhkan suatu tuntutan untuk menyesuaikan dengan keadaan di era globalisasi sekarang ini. Internet telah menghadirkan realitas kehidupan baru kepada umat manusia. Internet telah mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas. Melalui media internet orang dapat melakukan berbagai aktifitas yang lebih mudah, terutama dalam hal pelayanan publik, yang mana seseorang yang membutuhkan pelayanan pemerintah tidak harus datang ke tempat di mana instansi tersebut berada, tetapi tinggal mengakses situs milik instansi pemerintah tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi yang dilakukan masyarakat dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya, terutama dalam hal perusakan situs internet atau hacking. Pada kondisi seperti ini tentu saja dapat mengakibatkan berbagai permasalahan hukum, seperti yang terjadi pada kasus perusakan situs KPU. Permasalahan seperti ini menyebabkan timbulnya permasalahan tentang bagaimana perlindungan hukum mengenai kepemilikan situs internet dan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penegakan hukumnya, dimana dari sisi kemampuan penyidik dan dari sisi kemampuan komputer forensik belum sepenuhnya dikuasai atau dimiliki para pihak yang terkait.

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan metode pendekatan secara yuridis normatif. Data hasil penelitian dianalisis secara yuridis kualitatif, dimana peraturan perundang-undangan yang satu tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, serta memperhatikan hirarki peraturan perundang-undangan, dan menjamin kepastian hukum.

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan di seluruh aspek kehidupan yaitu ekonomi, budaya, hukum, agama dan politik, sehingga dibutuhkan suatu tuntutan untuk menyesuaikan dengan keadaan di era globalisasi sekarang ini. Internet telah menghadirkan realitas kehidupan baru kepada umat manusia. Internet telah mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas, melalui medium internet orang dapat melakukan berbagai aktifitas yang lebih mudah.1

Teknologi memberikan manfaat untuk mengetahui informasi yang dapat diakses melalui media internet ini, juga dipergunakan tidak hanya oleh para ahli saja tetapi juga dapat digunakan oleh semua masyarakat. Teknologi informasi telah mengubah perilaku manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas, selain itu juga telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung sangat cepat. Pemanfaatan teknologi informasi yang dilakukan masyarakat dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan perusakan situs resmi instansi pemerintah, dan bahkan dalam teknologi informasi dapat dijadikan sebagai perusak semua jaringan situs-situs yang ada di Indonesia, oleh karena itu

1

(8)

2

akan berpengaruh bagi masyarakat luas. Kejahatan melalui media internet telah berlangsung hampir di semua bidang kehidupan manusia, Perbuatan yang menimbulkan akibat hukum beranekaragam serta bermacam-macam serta merupakan kegiatan sehari-hari.

Perkembangan internet sangat luas bagi kalangan masyarakat dan pemerintah. Pemanfaatan teknologi untuk bidang pemerintahan disebut E-Government di mana pemerintah dalam memberikan pelayanan publik dapat menggunakan sarana ini. Adanya situs tertentu, maka pemerintah dapat memberikan informasi tentang kebijakan pemerintah mulai regulasi sampai program-program, sehingga dapat diketahui publik, untuk mewujudkan clean government dan good governance.2

Tindak pidana perusakan situs resmi instansi pemerintah dapat merusak program pemerintah untuk melaksanakan pelayanan publik melalui media ini. Masalah perusakan situs resmi instansi pemerintah diatur oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, akan tetapi dalam perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet masih sulit untuk diungkap oleh para penegak hukum karena berbagai kendala, seperti yang terjadi pada situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari Sabtu, 15 Maret 2009 pukul 20.15, dimana dalam halaman berita, sang pengganggu (hacker) menambah berita dengan kalimat I Love You Renny Yahna Octaviana. Renny How Are You There? . Pengganggu juga mengacak-acak isi berita kpu.go.id.

2

(9)

3

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengambil judul: TINJAUAN HUKUM MENGENAI PERUSAKAN SITUS RESMI INSTANSI PEMERINTAH DI HUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur tentang perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses penegakan

hukum atas perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet?

C. Maksud Dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur tentang Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah yang dilakukan melalui media internet.

(10)

4

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang didapat antara lain: 1. Kegunaan Secara Teoritis

Dari segi teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan bidang ilmu hukum mengenai masalah kejahatan perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet.

2. Kegunaan Secara Praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para penegak hukum untuk melakukan proses penegakan hukum dalam masalah perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet.

E. Kerangka Pemikiran

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat berbunyi: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(11)

5

masalah mengenai perusakan situs resmi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media internet.

Pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Pasal tersebut memberikan penjelasan bahwa negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat), dan pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, terdapat 3 (tiga) prinsip dasar yang wajib dijunjung oleh setiap warga negara yaitu supremasi hukum, kesetaraan di hadapan hukum dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum.3

Pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dimaksud dengan Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Adapun pada Pasal 1 ayat (4) dijelaskan bahwa Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,

3

(12)

6

optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pada Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyebutkan mengenai beberapa perbuatan yang dilarang termasuk perusakan suatu situs, dalam hal ini situs instansi pemerintah yakni apabila seseorang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik milik orang lain atau milik publik.

Pasal di atas menegaskan bahwa bilamana seseorang dengan sengaja mengubah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik atau yang lebih dikenal sebagai situs, merupakan salah satu perbuatan yang dilarang karena telah melanggar isi pasal tersebut.

Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tersebut adalah :

1. Setiap orang

2. Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

(13)

7

menyembunyikan suatu Informasi Elektronik milik orang lain atau publik.

Berdasarkan unsur-unsur di atas, maka setiap orang yang mengalami kerusakan suatu Informasi Elektronik yang dilakukan oleh seseorang dengan cara melawan hukum atau tanpa hak, dapat menggunakan pasal ini untuk menjerat setiap pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang dengan cara melawan hukum tersebut.

Pada pembangunan nasional, diperlukan suatu bagian yang menunjang dan terlebih lagi membantu tercapainya visi dan misi pembangunan nasional, dalam hal ini Situs Resmi Suatu Instansi Pemerintah merupakan salah satu bagian yang dapat membantu tercapainya visi dan misi tersebut. Masalah Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah, diatur oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, khususnya dalam Pasal 32 ayat (1) Juncto Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan bahwa seseorang yang dengan sengaja mengubah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

(14)

8

Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

F. Metode Penelitian

Penelitian dalam karya tulis ini dilakukan berdasarkan metode penelitian, sebagai berikut:

1. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah secara deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian dilakukan dengan cara melukiskan dan menggambarkan fakta-fakta, baik data sekunder bahan hukum primer seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, data sekunder bahan hukum sekunder berupa doktrin atau pendapat para ahli dan data sekunder bahan hukum tertier yakni data-data yang didapat melalui majalah dan brosur yang berhubungan dengan masalah pidana.

2. Metode Pendekatan

(15)

9

susunan kata-kata yang berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnya baik dalam undang-undang itu sendiri maupun dalam undang-undang lainnya, serta penafsiran hukum otentik yang dimana penafsiran tersebut dilakukan berdasarkan kata-kata, istilah dan pengertian dalam peraturan yang ditetapkan oleh pembuat peraturan itu sendiri dalam peraturan yang bersangkutan.

3. Tahap penelitian

a. Studi kepustakaan (Library Research);

Penelitian ini dilakukan dengan mencari data-data berupa: 1) Data sekunder bahan hukum primer, yaitu peraturan

perundang-undangan yang antara lain: Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

2) Data sekunder bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa doktrin atau pendapat para ahli hukum terkemuka.

3) Data sekunder bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan informasi-informasi berupa artikel, majalah, makalah serta brosur.

b. Studi lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan wawancara secara terstruktur dengan pihak-pihak terkait dan melalui Situs-situs yang membahas hasil penelitiannya.

4. Teknik Pengumpulan Data

(16)

10

majalah, artikel dan lain-lain, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait dan mengunjungi situs internet.

5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh Penulis, dianalisis secara yuridis kualitatif untuk mencapai kepastian hukum, agar peraturan perundang-undangan yang satu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, dengan memperhatikan hirarki peraturan perundang-undangan, serta menggali hukum yang hidup dalam masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis.

6. Lokasi Penelitian a. Perpustakaan:

1) Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipati Ukur No. 112 Bandung.

2) Perpustakaan Hukum Universitas Padjajaran. b. Situs-situs Internet:

1) www.setneg.go.id 2) www.hukumonline.com

3) www.google.com

4) www.legalitas.org 5) www.solusihukum.com

(17)

11

BAB II

ASPEK HUKUM TENTANG SITUS INTERNET DAN TINDAK

PIDANA PERUSAKAN SITUS

A. Teori-Teori Mengenai Situs Internet

Internet adalah jaringan informasi komputer yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.

Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian. Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.1

Internet dapat diartikan sebagai gabungan dari jaringan-jaringan komputer dalam skala luas dan besar yang mana masing-masing komputer dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya menggunakan sebuah bahasa jaringan, sedangkan secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian

1

(18)

12

rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak menjadi masalah.

Internet mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan menggunakan bahasa yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi Internet. Dengan demikian, Internet ialah tiada lain sebagai jaringannya jaringan, dengan menciptakan kemungkinan komunikasi antar jaringan di seluruh dunia tanpa bergantung kepada jenis komputernya.

Selain itu, internet yang merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya yang mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit).

Sebuah situs web sendiri adalah sebutan bagi sekelompok halaman

web (webpage), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama

domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi "akar" (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering diterjemahkan menjadi "beranda", "halaman muka"), dan biasanya disimpan dalam server yang sama. Tidak semua situs web dapat diakses dengan gratis. Beberapa situs web memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi,

situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan lain-lain.2 Oleh karena itu, situs pemerintah adalah sekelompok halaman web milik

2

(19)

13

pemerintah, yang merupakan bagian dari suatu nama domain atau

subdomain di World Wide Web di Internet.

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman

situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML

(Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui

HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website

untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah

URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman

situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita dapat mengakses situs tersebut.

(20)

14

komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya, terutama keamanan.3

Adapula istilah-istilah yang dikenal dalam dunia hacker, antara lain:4 1. White hat hacker adalah istilah teknologi informasi dalam

bahasa Inggris yang mengacu kepada peretas yang secara etis menunjukkan suatu kelemahan dalam sebuah sistem komputer.

White hat secara umum lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana melindungi sebuah sistem, yang bertentangan dengan black hat yang lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana menerobos sistem tersebut. Topi putih atau peretas putih adalah pahlawan atau orang baik, terutama dalam bidang komputer, yang mana disebut etika hacker atau penetrasi penguji yang berfokus pada mengamankan dan melindungi IT

sistem.

White hat hacker atau peretas suci, juga dikenal sebagai "good hacker," yaitu ahli keamanan komputer, yang berspesialisasi dalam penetrasi pengujian, dan pengujian metodologi lain, untuk memastikan bahwa perusahaan sistem informasi yang aman. Pakar keamanan ini dapat memanfaatkan berbagai metode untuk melaksanakan uji coba mereka, termasuk rekayasa sosial taktik, penggunaan alat-alat hacking, dan upaya untuk menghindari keamanan untuk mendapatkan masuk ke daerah aman.

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Hacker, 8 Februari 2010, Pkl. 23:15:41

4

(21)

15

2. Black hat hacker adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada para peretas yang menerobos keamanan sistem komputer tanpa izin, umumnya dengan maksud untuk mengakses komputer-komputer yang terkoneksi ke jaringan tersebut.

Cybercrime atau kejahatan internet dapat diartikan sebagai kegiatan ilegal dengan perantara komputer yang dapat dilakukan melalui jaringan elektronik global. Teknologi, internet selain memberi manfaat juga menimbulkan dampak negatif dengan terbukanya peluang penyalahgunaan teknologi tersebut. Hal itu terjadi pula untuk data dan informasi yang dikerjakan secara elektronik. Pada jaringan komputer seperti internet, masalah kriminalitas menjadi semakin kompleks karena ruang lingkupnya yang luas. Kriminalitas dalam internet atau cybercrime pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan dengan cyberspace, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi.

J.E. Sahetapy menyatakan bahwa kejahatan erat kaitannya dan bahkan menjadi bagian dari hasil budaya itu sendiri, artinya semakin tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin modern pula kejahatan itu bentuk, sifat dan cara pelaksanaannya.5

Kejahatan dalam bidang teknologi informasi secara umum dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama, kejahatan biasa yang menggunakan teknologi informasi sebagai alat bantunya. Pada kejahatan ini terjadi peningkatan modus operandinya dari semula menggunakan

5

(22)

16

peralatan biasa, sekarang telah memanfaatkan teknologi informasi. Dampak kejahatan biasa yang telah menggunakan teknologi informasi ternyata cukup serius, terutama jika dilihat dari jangkauan dan nilai kerugian yang ditimbulkan oleh kejahatan tersebut. Pencurian uang dengan cara pembobolan bank atau pembelian barang menggunakan kartu kredit curian melalui media internet dapat menimbulkan korban di wilayah hukum negara lain. Kedua, kejahatan yang muncul setelah adanya internet, yang mana sistem komputer sebagai korbannya. Kejahatan yang menggunakan aplikasi internet adalah salah satu perkembangan dari kejahatan teknologi informasi. Jenis kejahatan dalam kelompok ini makin bertambah seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Contoh dari kejahatan kelompok ini adalah perusakan situs internet, pengiriman virus atau program-program komputer yang tujuannya merusak sistem kerja komputer.

Jenis-jenis kejahatan dalam internet terbagi dalam berbagai versi. Salah satu versi menyebutkan bahwa kejahatan ini terbagi dalam dua jenis, yaitu kejahatan dengan motif intelektual. Biasanya jenis yang pertama ini tidak menimbulkan kerugian dan dilakukan untuk kepuasan pribadi. Jenis kedua adalah kejahatan dengan motif politik, ekonomi atau kriminal yang berpotensi menimbulkan kerugian bahkan perang informasi. Versi lain membagi cybercrime menjadi tiga bagian yaitu pelanggaran akses, pencurian data, dan penyebaran informasi untuk tujuan kejahatan.6

6

(23)

17

Adapun ruang lingkup kejahatan komputer terbagi menjadi empat bagian, diantaranya:7

1. Komputer sebagai instrumen untuk melakukan kejahatan tradisional, seperti digunakan untuk melakukan pencurian, penipuan, dan pemalsuan melalui internet, di samping kejahatan lainnya seperti pornografi terhadap anak-anak, prostitusi online, dan lain-lain.

2. Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, yang mana data-data dalam komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.

3. Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data, yang dimaksud dengan penyalahgunaan disini pada saat komputer dan data-data yang terdapat dalam komputer digunakan secara ilegal atau tidak sah.

4. Unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data, yang berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang ilegal.

Selain ruang lingkup, dikenal pula tipe-tipe cybercrime, yaitu:8

1. Joy computing, yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin. Hal ini termasuk pencurian waktu operasi komputer;

2. Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal;

7

http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/cybercrime.pdf, 7 Februari 2010, Pkl. 22:25:21

8

(24)

18

3. The Trojan Horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mengubah data atau instruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau dengan tujuan untuk kepentingan pribadi pribadi atau orang lain;

4. Data Leakage, yaitu menyangkut bocornya data ke luar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. Pembocoran data komputer itu bisa berupa berupa rahasia negara, perusahaan, data yang dipercayakan kepada seseorang dan data dalam situasi tertentu;

5. Data Diddling, yaitu suatu perbuatan yang mengubah data valid atau sah dengan cara tidak sah, mengubah input data atau

output data;

6. To frustate data communication atau penyia-nyiaan data computer;

7. Software piracy yaitu pembajakan perangkat lunak terhadap hak cipta yang dilindungi HAKI.

Berdasarkan ketujuh tipe cybercrime tersebut, nampak bahwa inti

cybercrime adalah penyerangan di content, computer system dan

communication system milik orang lain atau umum di dalam cyberspace. Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas wilayah dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan, dapat dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet

(25)

19

Pengertian Hacking itu sendiri adalah memasuki, memodifikasi atau merusak homepage (hacking). Istilah hacker biasa dipakai untuk menyebut seseorang yang memiliki keahlian khusus di bidang komputer. Seorang

hacker mampu berpikir dan bekerja dengan efektif dan efisien dan sering kali menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan metode yang out of the box , di luar pemikiran yang biasa digunakan orang.

Pengertian Hacker dan Cracker itu sendiri adalah sebagai berikut:9

1. Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang

yang memberikan sumbangan bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem operasi, membuat program bantuan untuk dunia jaringan dan komputer. Hacker juga dapat dikategorikan sebagai perkerjaan yang dilakukan untuk mencari kelemahan suatu sistem dan memberikan ide atau pendapat yang dapat memperbaiki kelemahan sistem yang di temukannya.

2. Cracker adalah sebutan untuk orang yang mencari kelemahan

sistem dan memasukinya untuk kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari sistem yang dimasuki seperti: pencurian data, penghapusan, dan banyak yang lainnya.

Hacker juga mempunyai tingkatan-tingkatan, tiap tingkatan dibedakan dengan kemampuan dan ilmu yang dimiliki hacker, antara lain:10

1. Elite, ciri-cirinya adalah mengerti sistem operasi luar dan dalam, sanggup mengkonfigurasi dan menyambungkan jaringan secara global, melakukan pemrograman setiap harinya, efisien dan trampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat,

9

http://fleahlit.web.id/pengertian-hacker-dan-cracker/, 7 Februari 2010, Pkl. 23:20:12

10

(26)

20

tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti peraturan yang ada. Tingkat Elite ini sering disebut sebagai suhu .

2. Semi Elite, ciri-cirinya adalah lebih muda dari golongan elite, mempunyai kemampuan dan pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi (termasuk lubangnya), kemampuan programnya cukup untuk mengubah program eksploit.

3. Developed Kiddie, ciri-cirinya adalah umurnya masih muda dan masih sekolah, mereka membaca tentang metoda hacking dan caranya di berbagai kesempatan, mencoba berbagai sistem sampai akhirnya berhasil & memproklamirkan kemenangan ke lainnya, umumnya masih menggunakan Grafik User Interface

(GUI) dan baru belajar basic dari UNIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem operasi.

4. Script Kiddie, ciri-cirinya adalah seperti developed kiddie dan juga seperti Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal, tidak lepas dari GUI, hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti dan menyusahkan hidup sebagian pengguna internet.

5. Lammer, ciri-cirinya adalah tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tapi ingin menjadi hacker sehingga lamer sering disebut sebagai wanna-be hacker, penggunaan komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar

software private, mencuri kartu kredit, melakukan hacking

(27)

21

menyombongkan diri melalui IRC channel, dan sebagainya. Karena banyak kekurangannya untuk mencapai elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau script kiddie saja.

Sedangkan Cracker tidak mempunyai hirarki khusus karena sifatnya hanya membongkar dan merusak.

Komunitas hacker di Indonesia kebanyakan terdiri dari siswa dan mahasiswa yang memiliki ketertarikan di bidang keamanan jaringan komputer. Kelompok ini memiliki banyak waktu luang untuk mencari informasi mengenai bagaimana cara-cara yang bisa dipakai untuk memanfaatkan kelemahan yang ada pada jaringan komputer milik orang lain.

Informasi seperti ini banyak tersedia di internet. Kadang-kadang cara yang biasa dipakai untuk masuk ini sudah disediakan dalam bentuk script

yang tinggal diambil dan dijalankan, layaknya menjalankan aplikasi komputer biasa. Orang-orang yang masuk ke dalam kelompok ini sering disebut sebagai script kiddies (sebuah istilah yang menggambarkan bahwa anak kecil pun bisa melakukannya). Apa yang Orang-orang butuhkan hanyalah informasi awal mengenai produk perangkat lunak apa dan versi berapa yang dipakai di server yang akan mereka rusak.

B. Ketentuan Hukum Mengenai Perusakan Situs

(28)

22

sangat tinggi. Tetapi tidak semua orang dapat melakukan hacking, karena

hacker biasanya mempunyai pengetahuan dan keahlian khusus di bidang komputer dan internet, seperti penguasaan ilmu komputer, programming

dan akses internet. Disamping itu, pelaku juga harus mempunyai akses, baik dalam kepemilikan maupun infrastruktur TI.

Hacking dapat dilakukan dari tempat terpisah dan bersifat borderless

(tanpa batas wilayah) bahkan transnasional (lintas batas wilayah), dan yang terjadi di Indonesia, para hacker kebanyakan adalah remaja, seperti kasus hacking website Komisi Pemilihan Umum (KPU), April 2004, dengan terpidana Dani Firmansyah, serta kasus hacking website Partai Golkar baru-baru lalu oleh Iqra Syafaat. Keduanya termasuk kedalam usia remaja. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, tidak ada ketentuan hukum yang secara khusus mengatur kejahatan cyber termasuk tindak pidana hacking. Namun dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, maka sudah ada ketentuan yang menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang memanfaatkan TI serta mencegah terjadinya kejahatan berbasis TI.

(29)

23

para hakim, sebab undang-undang tanpa sosialisasi tidak akan berlaku efektif.

Perusakan situs resmi suatu instansi pemerintah telah diatur dalam Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang berbunyi:

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.

Pasal di atas menegaskan bahwa bilamana seseorang dengan sengaja mengubah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik atau yang lebih dikenal sebagai situs, merupakan salah satu perbuatan yang dilarang karena telah melanggar isi pasal tersebut.

Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tersebut adalah :

1. Unsur Objektif

Setiap orang, dimana manusia oleh hukum diakui sebagai penyandang hak dan kewajiban, sebagai subyek hukum atau sebagai orang.

2. Unsur Subjektif

(30)

24

Berdasarkan unsur-unsur di atas, maka setiap orang yang mengalami kerusakan suatu Informasi Elektronik yang dilakukan oleh seseorang dengan cara melawan hukum atau tanpa hak, dapat menggunakan pasal ini untuk menjerat setiap pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang dengan cara melawan hukum tersebut.

Pada Pasal tersebut dinyatakan bahwa seseorang yang dengan sengaja mengubah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dapat dipidana sebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang berbunyi:

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

(31)

25

BAB III

PERUSAKAN SITUS RESMI INSTANSI PEMERINTAH YANG

DILAKUKAN MELALUI MEDIA INTERNET

A. Modus Perusakan Situs Resmi Suatu Instansi Pemerintah

Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia informasi, melalui Internet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas negara. Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia dapat diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia maya ini merupakan ciri perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia, namun dampak negatif pun tidak dapat dihindari.

Cyberspace sebagai wahana komunikasi yang berbasis komputer (computer mediated communication), banyak menawarkan realitas baru dalam berinteraksi di dunia maya. Adanya interaksi antar pengguna

cyberspace telah banyak terseret ke arah terjadinya penyelewengan hubungan sosial berupa kejahatan yang khas yang memiliki karakteristik berbeda dengan tindak pidana konvensional yang selama ini telah dikenal. Namun ada juga yang berpandangan bahwa kejahatan melalui internet (cybercrime) memiliki kesamaan bentuk dengan kejahatan yang ada di dunia nyata.1

1

(32)

26

Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan cybercrime atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya e-mail, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki kedalam

programmer komputer, sehingga dalam kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya Cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.

Menurut Andi Hamzah kejahatan komputer adalah kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Berdasarkan pengertian di atas, secara ringkas dapat dikatakan bahwa cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi.

Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal adanya dua jenis kejahatan sebagai berikut:

1. Kejahatan kerah biru (blue collar crime)

(33)

27

2. Kejahatan kerah putih (white collar crime)

Kejahatan jenis ini terbagi dalam empat kelompok kejahatan, yakni kejahatan korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu.

Cybercrime merupakan kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model di atas. Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut:

1. Ruang lingkup kejahatan; 2. Sifat kejahatan;

3. Pelaku kejahatan; 4. Modus Kejahatan;

5. Jenis kerugian yang ditimbulkan.

Berdasarkan jenis aktifitas yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:2

1. Unauthorized Access

Merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Probing

dan port merupakan contoh kejahatan ini. 2. Illegal Contents

Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak

2

(34)

28

benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum, contohnya adalah penyebaran pornografi.

3. Penyebaran virus secara sengaja

Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.

4. Data Forgery

Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis webdatabase.

5. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion

Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.

6. Cyberstalking

(35)

29

misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet. Hal itu bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat tertentu tanpa harus menyertakan identitas diri yang sebenarnya.

7. Carding

Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.

8. Hacking dan Cracker

Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.

(36)

30

Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. Adapun typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. Nama tersebut merupakan nama domain saingan perusahaan.

10. Hijacking

Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak).

11. Cyber Terorism

Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Beberapa contoh kasus Cyber Terorism sebagai berikut :

a. Ramzi Yousef, dalang penyerangan pertama ke gedung WTC, diketahui menyimpan detail serangan dalam file yang di enkripsi di laptopnya.

b. Osama Bin Laden diketahui menggunakan steganography untuk komunikasi jaringannya.

(37)

31

d. Seorang hacker yang menyebut dirinya sebagai DoktorNuker diketahui telah kurang lebih lima tahun melakukan defacing atau mengubah isi halaman web dengan propaganda anti-American, anti-Israel dan pro-Bin Laden.

Berdasarkan motif kegiatan yang dilakukannya, cybercrime dapat digolongkan menjadi dua jenis sebagai berikut :

1. Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal

Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal merupakan kejahatan yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk menyebarkan material bajakan. Pengirim e-mail anonim yang berisi promosi (spamming) juga dapat dimasukkan dalam contoh kejahatan yang menggunakan internet sebagai sarana. Di beberapa negara maju, pelaku spamming dapat dituntut dengan tuduhan pelanggaran privasi.

2. Cybercrime sebagai kejahatan abu-abu

(38)

32

atau portscanning. Ini adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port

yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya. Sementara itu, berdasarkan sasaran kejahatan, cybercrime dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti berikut ini :3

1. Cybercrime yang menyerang individu (Against Person)

Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa contoh kejahatan ini antara lain :

a. Pornografi

Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan, dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos hal-hal yang tidak pantas.

b. Cyberstalking

Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber. Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan lain sebagainya.

3

(39)

33

c. Cyber-Tresspass

Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web Hacking. Breaking ke PC,

Probing, PortScanning dan lain sebagainya. 2. Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property)

Cybercrime yang dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak milik orang lain. Beberapa contoh kejahatan jenis ini misalnya pengaksesan komputer secara tidak sah melalui dunia

cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/ pencurian informasi, carding, cybersquating, hijacking, data forgery dan segala kegiatan yang bersifat merugikan hak milik orang lain.

3. Cybercrime menyerang pemerintah (Againts Government)

Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah. Kegiatan tersebut misalnya cyber terorism sebagai tindakan yang mengancam pemerintah termasuk juga cracking ke situs resmi pemerintah atau situs militer.

(40)

34

dunia. Indonesia hanya dikalahkan oleh Ukraina, salah satu negara sosialis pecahan Uni Soviet.4

Secara garis besar, cybercrime terdiri atas dua jenis, yaitu kejahatan yang menggunakan teknologi informasi sebagai fasilitas dan kejahatan yang menjadikan sistem dan fasilitas teknologi informasi sebagai sasaran. Beberapa modus kejahatan digital yang menggunakan teknologi informasi sebagai fasilitas, antara lain, penipuan finansial dengan media komunikasi digital (banking fraud).

Pelaku sengaja membuat situs jebakan yang alamat maupun fiturnya mirip dengan aslinya untuk menjerat nasabah yang ceroboh untuk memasukkan nomor rekening dan password. Bila terjebak, dalam sekejap seluruh tabungan anda berpindah nomor rekening, bahkan bisa jadi nomor rekening di Swiss atau negeri manapun. Kasus ini pernah menimpa nasabah mobile banking sebuah bank nasional terbesar Bank Central Asia yang terjebak masuk ke situs palsu. Modus itu namanya type site, yakni kejahatan yang dilakukan pelakunya dengan membuat nama situs palsu yang sama persis dengan situs aslinya, sedangkan untuk mengganti halaman muka (webpage) dinamakan web deface.

Kejahatan digital jenis baru yang cukup meresahkan banyak orang adalah phising atau penipuan lewat e-mail. Phising merupakan teknik untuk mencari personal information (alamat e-mail, nomor rekening, dan data pribadi lainnya) dengan mengirimkan e-mail yang seolah-olah datang dari bank yang bersangkutan. Sementara, kejahatan digital yang bertujuan pada peralatan teknologi informasi antara lain defacting dan hacking.

4

(41)

35

Keduanya bertujuan mencuri data-data milik orang lain dalam jaringan komunikasi data, maupun sekadar memasuki jaringan sistem komputer untuk mengganggu privasi maupun bertujuan membuat sistem gagal berfungsi (denial of service/ DoS).

Pelaku yang berupaya masuk ke sistem jaringan sekadar untuk mengadu ilmu, pelakunya disebut hacker. Sementara itu, yang tujuannya merusak jaringan kerap disebut cracker. Contoh kasus lain adalah perusakan situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan situs Partai Golkar, dimana pelakunya yang kemudian tertangkap mengaku hanya ingin berolok-olok sekaligus mengingatkan pengelola jaringan teknologi informasi KPU yang sebelumnya menyatakan di media bahwa jaringannya 100 persen kebal serangan hacker. Modus yang sering digunakan para perusak jaringan ini antara lain menyebarkan virus, worm, backdoor, maupun trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang mengakibatkan terbukanya akses-akses bagi orang-orang yang tidak berhak.

Modus Kejahatan Cybercrime Indonesia yang terjadi di Indonesia antara lain sebagai berikut:5

1. Pencurian nomor kartu kredit (carding);

2. Memasuki, memodifikasi, atau merusak homepage (hacking); 3. Penyerangan situs atau e-mail melalui virus atau spamming. Bentuk kejahatan digital yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah mencuri nomor dan password kartu kredit untuk transaksi di situs belanja seperti E-Bay maupun Amazon. Pelakunya kerap disebut carder.

5

(42)

36

E-commerce menggolongkan Indonesia sebagai pusat carder. Pusat

carder utama di Indonesia secara berurutan adalah Semarang, Jogjakarta, Medan, Bandung, Jakarta, Denpasar, dan Surabaya, karena reputasi yang buruk, sampai saat ini sulit bagi orang yang menggunakan internet protocol address (IP Address) asal Indonesia untuk berbelanja secara legal di situs belanja. Ada beberapa kasus penolakan kartu kredit jaringan global yang diterbitkan di Indonesia yang dibawa pemiliknya bepergian ke luar negeri.

Polri sejauh ini berhasil mengungkap sejumlah pelaku carder di Jogjakarta, Semarang, dan Bandung. Akhir tahun lalu, APJII memperkirakan kerugian akibat pembobolan kartu kredit mencapai USD 6-7 juta. Modus tradisional carder adalah menadah data kartu kredit dari transaksi konvensional, misalnya pembayaran dengan kartu kredit di hotel, biro wisata, restoran, dan toko cinderamata.

(43)

37

(Windows XP, Windows Vista dsb). Sementara itu Spam atau junk mail

adalah penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna situs web. Bentuk berita spam yang umum dikenal meliputi: spam surat elektronik, spam pesan instan, spam Usenet newsgroup, spam mesin pencari informasi web (web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon genggam, spam forum Internet, dan lain lain.

Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Beberapa contoh lain dari spam ini bisa berupa e-mail berisi iklan, surat masa singkat (SMS) pada telepon genggam, berita yang masuk dalam suatu forum kelompok warta berisi promosi barang yang tidak terkait dengan kegiatan kelompok warta tersebut, spamdexing yang menguasai suatu mesin pencari (search engine) untuk mencari popularitas bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang tak berguna dan masuk dalam suatu blog, buku tamu

situsweb, dan lain-lain.

(44)

38

dalam kegiatan melanggar hukum dan merupakan perbuatan pidana yang bisa ditindak melalui undang-undang Internet.

B. Kasus Mengenai Perusakan Situs Resmi Instansi Pemerintah Melalui Media Internet

Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web

dibajak setiap harinya. Contoh kasusnya antara lain : 1. Pembajakan web KPU tahun 2004

Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah, konsultan Teknologi Informasi (TI) PT. Danareksa di Jakarta berhasil membobol situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di

http://tnp.kpu.go.id dan berhasil melakukan perubahan pada seluruh nama partai disitus TNP KPU pada jam 11:24:16 sampai dengan 11:34:27. Perubahan ini menyebabkan nama partai yang tampil pada situs yang diakses oleh publik, seusai Pemilu Legislatif lalu, berubah menjadi nama-nama lucu seperti Partai Jambu, Partai Kelereng, Partai Cucak Rowo, Partai Si Yoyo, Partai Mbah Jambon, Partai Kolor Ijo, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL Injection (pada dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara mengetikkan

(45)

39

Kamis, 22 April 2004. Dan sidang kasus pembobolan situs TNP Komisi Pemilihan Umum (KPU) digelar Senin (16/8/2004). 2. Pembajakan web KPU tahun 2009

Web resmi KPU kpu.go.id Sabtu 15 Maret pukul 20.15 diganggu orang tak bertanggungjawab. Bagian situs kpu.go.id

yang diganggu hacker adalah halaman berita, dengan menambah berita dengan kalimat I Love You Renny Yahna Octaviana. Renny How Are You There?. Bukan hanya itu, pengganggu juga mengacak-acak isi berita kpu.go.id. Pengurus

situs web kpu.go.id untuk sementara menutup kpu.go.id/ sehingga tidak bisa diakses oleh publik yang ingin mengetahui berita-berita tentang KPU khususnya mengenai persiapan Pemilu 2009. Awal April 2008 tahapan awal pelaksanaan Pemilu 2009 yaitu pemutakhiran data pemilih dan pendaftaran Parpol peserta Pemilu mulai dilaksanakan.

3. Pembajakan Situs Depkominfo

4. Pembajakan situs Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia 5. Pembajakan situs PDAM Kota Denpasar Bali

Selain itu ada beberapa situs yang di deface menjelang HUT RI tahun 2007 :

1. http://www.kajen.go.id/hut.htm 2. http://disnakerkarawang.go.id/ 3. http://www.bazisdki.go.id/hut.htm 4. http://depnakertrans.net/

(46)

40

6. http://indosatschool.com/indosat/caching/ 7. http://amikom.ac.id/images/

8. http://www.telkomjogja.net/hut.htm 9. http://kopegtel.pekalongan.net 10. http://bisnisjakarta.com/ 11. http://bursatransmigrasi.net/

12. http://alattulis.net/item.php?id=0,26

13. http://dosasex.com/ap/artikel.php?aid=247 14. http://harianterbit.com/

15. http://tvkatalog.com/hut.htm

(47)

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka selanjutnya ditarik simpulan, sebagai berikut :

1. Perusakan situs pemerintah melalui media internet telah diatur pada pasal 406 ayat (1) KUHP, meskipun Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik belum mengatur permasalahan ini secara terperinci, namun untuk sementara dapat dijadikan sebagai landasan hukum apabila terjadi kasus perusakan situs di Indonesia, sedangkan mengenai sanksi-sanksinya diatur dalam Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(48)

60

B. Saran

Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pembinaan hukum menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja menyatakan bahwa hukum yang ada dapat diperbaharui, diperbaiki, atau dipertahankan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka undang-undang yang telah ada dalam hal ini telah diatur pada pasal 1365 BW dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik harus diperbaharui. Begitu pula dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pengaturan mengenai situs internet dan kejahatan hacking masih kurang terperinci. Dengan demikian, dapat terciptanya kepastian hukum bagi kedua belah pihak, baik pihak pemerintah maupun pihak masyarakat pengguna jasa internet yang membutuhkan pelayanan pemerintah melalui media internet.

(49)

41

BAB IV

ANALISIS HUKUM TENTANG

PERUSAKAN SITUS

INSTANSI PEMERINTAH

YANG DILAKUKAN MELALUI

MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI

DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perlindungan Hukum Mengenai Perusakan Situs Instansi Pemerintah Yang Dilakukan Melalui Media Internet

Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Aplikasi internet saat ini telah memasuki berbagai segmen aktivitas manusia, baik dalam sektor politik, sosial, budaya, ekonomi dan bisnis, maupun dalam sektor pemerintahan.

Pada instansi pemerintahan, media internet mulai banyak dimanfaatkan dengan membuat suatu situs internet instansi pemerintahan tersebut, yang dimaksudkan agar masyarakat dapat dengan mudah mencari informasi yang berhubungan dengan instansi termaksud hanya dengan mengakses situs instansi pemerintahan tersebut melalui media internet.

(50)

42

ditempuh adalah memasukkan cybercrime dalam sistem hukumnya masing-masing negara anggotanya.

Dalam rangka menanggulangi cybercrime, Resolusi Kongres PBB VIII/1990 mengenai Computer Related Crimes dan International Industry Congres (IIIC) 2000 Millenium Congres di Quebec pada tanggal 19 September 2000 dan Kongres PBB mengenai The Prevention of Crime and The Treatment of Offenders, mengajukan beberapa kebijakan antara lain :1 1. Menghimbau negara-negara anggota untuk mengintensifkan upaya-upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan modernisasi hukum pidana meteriil dan hukum acara pidana;

b. Mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan pengamanan komputer;

c. Melakukan langkah-langkah untuk membuat warga masyarakat, aparat pengadilan dan penegak hukum sensitif terhadap pentingnya pencegahan kejahatan yang berhubungan dengan komputer (cybercrime);

d. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer dan mengajarkannya dalam kurikulum informatika;

e. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cybercrime sesuai dengan deklarasi PBB mengenai korban, dan mengambil langkah-langkah untuk mendorong korban melaporkan adanya

cybercrime.

1

(51)

43

2. Menghimbau negara-negara anggota meningkatkan kegiatan internasional dalam upaya penanggulangan cybercrime.

3. Merekomendasikan kepada Komite Pengendalian dan Pencegahan Kejahatan (committee on Crime Preventon And Control) PBB untuk : a. Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu

negara anggota menghadapi cybercrime di tingkat nasional, regional dan internasional;

b. Mengembangkan penelitian dan analisa lebih lanjut guna menemukan cara-cara baru menghadapi masalah cybercrime di masa depan;

c. Mempertimbangkan cybercrime pada saat meninjau pengimplementasian perjanjian ekstradisi dan bantuan kerjasama di bidang penanggulangan kejahatan.

Secara internasional, PBB telah menghimbau negara-negara anggota untuk menanggulangi cybercrime, namun dalam kenyataannya tidaklah mudah. Dokumen Kongres PBB X/2000 sendiri mengakui bahwa ada beberapa kesulitan dalam menanggulangi cybercrime dengan sarana pidana, antara lain:2

1. Perbuatan jahat yang dilakukan berada di lingkungan elektronik. Oleh karena itu penanggulangan cybercrime memerlukan keahlian khusus, prosedur investigasi dan kekuatan/ dasar hukum yang mungkin tidak tersedia di negara yang bersangkutan;

2

(52)

44

2. Cybercrime melampaui batas-batas negara, sedangkan penyidikan dan penegakan hukum selama ini dibatasi dalam wilayah territorial negaranya sendiri;

3. Struktur terbuka dari jaringan komputer internasional memberi peluang kepada pengguna untuk memilih lingkungan hukum (negara) yang belum mengkriminalisasikan cybercrime. Terjadi data havens

(negara tempat berlindung/ singgahnya data, yaitu negara yang tidak memprioritaskan pencegahan penyalahgunaan jaringan komputer) dapat menghalangi usaha negara lain untuk memberantas kejahatan itu.

Persoalan di atas sebenarnya berkaitan dengan kebijakan hukum pidana. Kebijakan hukum pidana terkait erat dengan proses kriminalisasi terhadap suatu perbuatan. Dalam Kongres PBB/X/2000 disebutkan bahwa dalam jaringan komputer global, kebijakan kriminal negara mempunyai pengaruh langsung pada masyarakat internasional. Para penjahat cyber

(53)

45

yang esensial apabila kerjasama internasional harus dicapai oleh beberapa negara yang berbeda.

Kekhawatiran terhadap kejahatan mayantara di dunia sebetulnya telah dibahas secara khusus dalam suatu lokakarya (yaitu, workshop on crimes to computer networks) yang diorganisir oleh UNAFEI selama kongres PBB X/2000 berlangsung.

Adapun kesimpulan dari lokakarya tersebut adalah sebagai berikut:3 1. CRC (computer related crime) harus dikriminalisasikan;

2. Diperlukan hukum acara yang tepat untuk melakukan penyidikan dan penuntutan terhadap penjahat cyber (cybercrimes);

3. Harus ada kerjasama antara pemerintah dan industri terhadap tujuan umum pencegahan dan penanggulangan kejahatan komputer agar internet menjadi tempat yang aman;

4. Diperlukan kerjasama internasional untuk menelusuri/ mencari para penjahat di internet;

5. PBB harus mengambil langkah/ tindak lanjut yang berhubungan dengan bantuan dan kerjasama tekhnis dalam penanggulangan CRC.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa sebenarnya cybercrime

khususnya kejahatan hacking adalah sebuah isu hukum internasional. Perbedaannya adalah di beberapa negara anggota PBB sudah meratifikasi hasil kongres internasional mengenai kejahatan ini dalam sebuah regulasi peraturan perundang-undangan secara khusus, sedangkan di Indonesia

3

Teguh Arifandi, Cyber Crime dan Upaya Antisipasinya Secara Yuridis (II),

(54)

46

pengaturan khusus mengenai kejahatan tersebut baru dibuat sekitar dua tahun yang lalu.

Ketentuan-ketentuan mengenai cybercrime dalam KUHP masih bersifat global, namun berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya kasus dalam dunia maya (cyberspace) dan kategorisasi kejahatan cyber menurut

draft convention on cyber crime maupun pendapat para ahli, Teguh Arifandi (Inspektorat Jendral Depkominfo) mengkategorikan beberapa hal yang secara khusus diatur dalam KUHP dan disusun berdasarkan tingkat intensitas terjadinya kasus tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, data dari penelitian ini yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif untuk mempermudah memahami proses dan hasil

Terdapat kesulitan – kesulitan yang timbul sewaktu melakukan pengajaran fotografi, seperti faktor cuaca yang tidak mendukung pada saat melakukan pemotretan luar,

Karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju negara Industri yang maju, maka peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan di sektor industri,

pada siswa kelas IV sampai VI SD Negeri Palebon 3 Kota Semarang. Hal tersebut dikarenakan sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian dan penyuluhan tentang

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan kelompok eksperimen setelah menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV

Ketika berbicara lewat selang, maka kita dapat mendengar suara teman yang berada di ujung yang lain, sedangkan saat ditutup dengan kain bunyi akan

Misalnya saja, dikarenakan keterbatasan space pada media cetak, maka setiap berita yang disajikan harus menggunakan bahasa yang singkat, padat sederhana, lugas

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan Samsat Keliling Bandar Lampung sudah memuaskan Wajib Pajak dalam