• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Mengenai Informasi Lowongan Kerja Pada Internet Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Hukum Mengenai Informasi Lowongan Kerja Pada Internet Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN HUKUM MENGENAI INFORMASI LOWONGAN KERJA PADA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

LEGAL VIEW ABOUT JOB INFORMATION WITH INTERNET CONNECTED TO UNDANG UNDANG NUMBER 11 YEAR 2008 ABOUT INFORMATION AND

ELEKTRONIC TRANSACTION

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum Jurusan Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Komputer

Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : FARRY PRISETYADI Nim : 31604005

Dibawah Bimbingan :

Arinita Sandria, S.H., M.Hum

FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI PIDANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya, masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mensyukuri segala nikmat-Nya. Berkat taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul TINJAUAN HUKUM MENGENAI INFORMASI LOWONGAN KERJA PADA INTERNET

DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, yang berisi tentang tindak pidana penipuan informasi lowongan kerja pada internet telah memenuhi unsur subjektif dan unsur objektif.

Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun tata bahasa, sehingga kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang Insya Allah dengan jalan ini penulis dapat memperbaiki kekurangan di kemudian hari.

(4)

iv

itu juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, M.S, Ak, selaku Pembantu Rektor I Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA, selaku Pembantu Rektor II Universitas Komputer Indonesia.

4. Yth. Ibu Dr. Aelina Surya, selaku Pembantu Rektor III Universitas Komputer Indonesia.

5. Yth. Bapak Prof. Dr. H. R. Otje Salman Soemadiningrat, S.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

6. Yth. Ibu Hetty Hassanah, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia sekaligus Dosen Wali di Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

7. Yth. Bapak Budi Fitriadi, S.H., M.Hum, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

8. Yth. Ibu Arinita Sandria, S.H., M.Hum, selaku Dosen merangkap Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan motivasi serta dorongan kepada penulis selama penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

9. Yth. Ibu Febilita Wulan Sari, S.H., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

(5)

v

11. Yth. Ibu Rachmani Puspita Dewi, S.H., M.Hum, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

12. Yth. Ibu Hj. Merry Maulin, S.H., M.Kn, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

13. Yth. Ibu Farida Yulianty, S.H., S.E., M.Hum., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

14. Yth. Anthon F. Susanto, S.H., M.Hum, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

15. Yth. Bapak Asep Iwan Iriawan, S.H, M.Hum, selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

16. Yth. Ibu Rika Rosilawati, A.Md selaku Staff Administrasi Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

17. Yth. Bapak Muray selaku Karyawan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

Selain itu, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu dan Ayah penulis tercinta, yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga, dukungan secara moril dan materil serta do’a yang tak pernah putus kepada Penulis, terima kasih kepada adik-adikku wisnu yang selalu mendukung dan memberi semangat Penulis selama penulisan skripsi ini.

Sahabat-sahabatku, darsono, hendra, wildan, ariska, dan lain lain terima kasih atas dukungannya selama ini.

Mohon maaf sebesar-besarnya jika penulis tidak sebutkan namanya satu-persatu. Penulis ucapkan terima kasih untuk semua yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

vi

dorongan moril maupun materil yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis semoga mendapat balasan dan imbalan yang setimpal dari Allah Swt. dan semoga Allah Swt. senantiasa melindungi dan meridhoi setiap amal perbuatan dan usaha dari pengalaman hidup kita.

Wassalam.

Bandung, Juli 2010 Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ...i

Surat Pernyataan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ………vii

Abstrak ……….….xi

Abstract ……….…x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ………... 1

B.Identifikasi Masalah ………5

C.Tujuan Penelitian ………... 5

D.Kegunaan Penelitian ………. 5

E.Kerangka Pemikiran ………..… 6

F. Metode Penelitian ………... 14

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI INTERNET DAN KEJAHATAN INFORMASI TENTANG LOWONGAN KERJA PADA INTERNET A. Aspek Hukum mengenai Internet ……….... 17

B. Aspek Hukum Informasi Lowongan Kerja pada internet... 23

BAB III INFORMASI LOWONGAN KERJA YANG MENYESATKAN PADA INTERNET A. Para Pihak yang Terkait dalam Informasi Lowongan Kerja yang Menyesatkan ………... 36

(8)

viii

………...…... 47 B. Akibat yang Timbul dari Informasi Lowongan Kerja yang

Menyesatkan pada Internet ………..……… 49 BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN

INFORMASI LOWONGAN KERJA PADA INTERNET DIHUBUNGKAN

DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. . Efektifitas undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Pelaku Kejahatan Informasi Lowongan Kerja pada Internet ……….………..……….. 53 B. . Perlindungan Hukum terhadap Korban Penipuan Informasi

Lowongan Kerja Berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ………..……….. 68 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………... 78 B. Saran ………...……….. 80 DAFTAR PUSTAKA………. 81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama bidang teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan secara cepat dan mudah, dampak buruk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa depan1.

Pemanfaatan teknologi dan informasi saat ini telah banyak digunakan oleh orang secara individu maupun oleh lembaga, hasil kemajuan serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sebagian pengaruhnya digunakan oleh perusahaan – perusahaan, adanya pemanfaatan internet oleh pengusaha dan perusahaan yang dikenal dengan situs informasi lowongan kerja maka pencari kerja dapat mencari suatu informasi tentang pekerjaan yang mengedepankan aspek kemudahan, efisiensi, fleksibilitas dan kesederhanaan yang tentunya merupakan media alternatif dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat pencari kerja dan pengusaha tersebut.

Informasi lowongan kerja adalah salah satu layanan pencari kerja yang menggunakan serta memanfaatkan penyelenggaraan sistem elektronik. Salah satu

1

Grimble and Wellard, Kejahatan Dunia Cyber, http//www.gogle.com, http//www.detik.com, Diakses Pada Tanggal 20 Maret 2009 Pukul 11.33 WIB

1

(10)

layanan yang telah digunakan oleh berbagai industri bahkan lembaga perniagaan perusahaan yang menggunakan sistem teknologi informasi internet adalah Informasi lowongan kerja yang dimuat dan publikasikan melalui internet, Informasi tersebut dapat ditemui melaluie-mail, FacebookdanGoogle.

Pada perkembangannya, layanan informasi lowongan kerja memudahkan para para pencari kerja untuk mengakses atau mencari lowongan kerja online yang dapat dilakukan dengan cara yang lebih efisien, setiap pencari kerja yang ingin mengaplikasikan layanan pelamaran melalui layanan online dan penggunaan di dalam suatu lembaga perusahaan maka pencari kerja tersebut dapat mudah untuk mendapatkan informasi tentang lowongan kerja.

Berkembangnya situs informasi lowongan kerja sebagai suatu layanan kemudahan dalam mencari kerja tidak terlepas dari beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan memanfaatkan internet tersebut. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan bahwa perusahaan saat ini banyak mengadopsi konsep internet dalam go public, diantaranya adalah untuk memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan terhadap para pencari kerja dan yang lebih penting bahwa penerapan internet ini dapat dijadikan sebagai sarana strategis untuk melakukan kompetisi antar perusahaan yang sangat ketat.

Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner (era digital) karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi, di sisi lain berkembangnya teknologi informasi menimbulkan sisi negatif hingga sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang berhubungan dengancybercrimeatau kejahatan siber.

(11)

3

Indonesia ternyata menempati posisi keenam terbesar di dunia atau ke empat di Asia dalam tindak kejahatan di internet2, meski tidak disebutkan secara rinci kejahatan macam apa saja yang terjadi di Indonesia maupun WNI yang terlibat dalam kejahatan tersebut, hal ini merupakan peringatan bagi semua pihak untuk mewaspadai kejahatan yang telah, sedang, dan akan muncul dari pengguna teknologi informasi3. Kasus-kasus Cybercrime yang banyak terjadi di Indonesia setidaknya terdiri dari empat jenis berdasarkan modusnya, yaitu4:

1. Pencurian Nomor Kartu Kredit.

Penyalahgunaan kartu kredit milik orang lain di internet merupakan kasus

cybercrime terbesar yang berkaitan dengan dunia bisnis internet di Indonesia. Penyalahgunaan kartu kredit milik orang lain memang tidak rumit dan bisa dilakukan secara fisik atauon-line. Nama dan kartu kredit orang lain yang diperoleh di berbagai tempat (restoran, hotel atau segala tempat yang melakukan transaksi pembayaran dengan kartu kredit) dimasukkan di aplikasi pembelian barang di internet5.

2. Memasuki, Memodifikasi atau MerusakHomepage(Hacking).

Pada umumnya tindakan hacker Indonesia belum separah aksi di luar negeri. Perilaku hacker Indonesia baru sebatas masuk ke suatu situs komputer orang lain yang ternyata rentan penyusupan dan memberitahukan kepada pemiliknya untuk berhati-hati.

3. Penyerangan Situs atauE-mailmelalui Virus atauSpamming.

Modus yang paling sering terjadi adalah mengirim virus melalui e-mail, di luar negeri kejahatan seperti ini sudah diberi hukuman yang cukup berat.

2

AC Nielsen, Jumlah Kejahatan dan Jenis Kejahatan Siber, Berita Kompas Cyber Media (19/3/2002), http//www.gogle.com. www.detik.com. Diakses Pada Tanggal 22 Maret 2009 Pukul 13.35 WIB

3

Heru Sutadi,Kejahatan Intelektual, Kompas, Jakarta, 12 April 2002, Hlm 30.

4

Roy Suryo,Kejahatan Cyber, Warta Ekonomi No. 9, 5 Maret 2001 Hlm 12.

5

Rommy Alkatiry, Pengguna Transaksi Elektronik, Warta Ekonomi No. 9, 5 Maret 2004, Hlm 17.

(12)

Berbeda dengan di Indonesia yang sulit diatasi karena peraturan yang ada belum menjangkaunya6.

3. Memalsukan Informasi Lowongan Pekerjaan bagi masyarakat.

Modus yang digunakan ialah dengan cara memalsukan informasi lowongan dari perusahaan dan mempublikasikannya yang datanya seakan akan milik perusahaan tersebut.

Salah satu contoh kasus pada tahun 2007 dan 2009 Perusahaan Go Public

seperti yang sering terpapar dalam facebook, email dan google tentang Informasi lowongan kerja on-line dengan maksud memberikan peluang kepada pencari kerja di era digital ini, namun disamping itu sering sekali informasi lowongan kerja tersebut tidak benar / palsu, hal itu kini menjadi masalah hukum yaitu tentang pemalsuan dan penipuan situs informasi lowongan kerja dengan motif untuk mencari keuntungan dengan cara memanipulasi situs informasi lowongan kerja tersebut untuk dipublikasikan kembali dengan maksud untuk mendapatkan identitas sekaligus nomor rekening pencari kerja dalam melakukan pelamaran online, hal ini sering kali meresahkan para pencari kerja dan perusahaan yang go publiklainnya, masalah ini sungguh bersinggungan dengan Kitab Undang Undang Hukum Pidana tentang Pemalsuan dan Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan mengambil judul : “ TINJAUAN HUKUM MENGENAI INFORMASI LOWONGAN KERJA PADA MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI

ELEKTRONIK “

6

Ibid

(13)

5

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut di atas, permasalahan yang hendak kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Kitab Undang Undang hukum Pidana terhadap pelaku kejahatan informasi lowongan kerja pada internet?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban kejahatan informasi lowongan kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengkaji lebih lanjut efektifitas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Kitab Undang Undang hukum Pidana terhadap pelaku kejahatan informasi lowongan kerja pada internet.

2. Untuk mengkaji bagaimana perlindungan hukum yang dapat dilakukan terhadap korban pelaku kejahatan informasi lowongan kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Kegunaan Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan ilmu hukum khususnya pada Hukum Siber (Cyber Law).

(14)

2. Kegunaan secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk pihak-pihak yang berwenang dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas layanan informasi lowongan kerja pada internet.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 menyebutkan bahwa: “ Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 menjelaskan tentang Pancasila yang terdiri dari lima sila dan apabila dilihat secara bulat atau holistik (satu kesatuan), yaitu dengan melihat dasar pikiran dalam Sila Pertama, Ketiga dan Kelima, maka keseimbangan (balance) merupakan substansi pokok yang terkandung di dalamnya. Keseimbangan yang dijelaskan dalam keseluruhan silanya adalah keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat serta kepentingan penguasa, yang dituntun oleh Sila Ketuhanan7.

Alinea keempat merupakan landasan hukum dalam upaya melindungi seluruh masyarakat Indonesia tidak terkecuali setiap orang yang melakukan perbuatan hukum yang bersinggungan, Kebijakan hukum nasional yang kurang bisa mengikuti perkembangan kemajuan teknologi tersebut, justru akan mendorong timbulnya kejahatan-kejahatan baru dalam masyarakat yang belum dapat dijerat

7

Otje Salman S. dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Refika Aditama, Bandung, 2007, Hlm 159.

(15)

7

dengan menggunakan hukum lama sehingga negara terancam dengan kerugian yang sangat besar dan tidak ada tindakan yang tegas sesuai hukum di Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya mengenai informasi lowongan kerja pada internet.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) menjelaskan, Bahwa :

” Negara Indonesia adalah Negara Hukum ”

Hal tersebut Merupakan landasan hukum dimana negara indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental yang mengutamakan hukum yang tertulis disamping hukum kebiasaan.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun sebagai penjabaran dari dibentuknya pemerintahan negara indonesia yang tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional.

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional Indonesia Tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

Pembangunan nasional memiliki 8 (delapan) misi, yaitu :

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudi dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.

(16)

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan. 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Saat ini, Indonesia sudah memasuki RPJMN Tahapan ke-2 (2010 – 2014).

Visi Indonesia 2014 adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokrasi dan berkeadilan. Perwujudan visi Indonesia 2014 dijabarkan dalam misi pembangunan 2010 – 2014 sebagai berikut :

1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera. 2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi.

3. Memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang.

Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010 – 2014 ditetapkan 5 (lima) agenda utama pembangunan nasional tahun 2010 – 2014, yaitu :

1. Agenda I, yaitu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

2. Agenda II, yaitu perbaikan tata kelola pemerintahan. 3. Agenda III, yaitu penegakan pilar demokrasi.

4. Agenda IV, yaitu penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. 5. Agenda V, yaitu pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

Sistem yang demokratis harus disertai dengan tegaknya rule of law, oleh karena itu agenda penegakan hukum masih merupakan agenda yang penting dalam periode 2010 – 2014. Wujud dari penegakan hukum adalah munculnya kepastian

(17)

9

hukum bagi seluruh rakyat Indonesia. Kepastian hukum akan memberikan rasa aman, adil dan kepastian berusaha bagi masyarakat yang terkait dengan kepastian usaha. Salah satu persoalan yang dianggap menggangu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya kepastian hukum, oleh karena itu penegakan hukum akan membawa dampak positif bagi perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Hal tersebut menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara kerjasama internasional dan regional dan mendorong kerja sama internasional regional dan bilateral antar masyarakat antar kelompok serta antar lembaga disegala bidang, bidang disini yaitu bidang teknologi dan informasi, maka dari itu perlunya perbaikan dan penyempurnaan pada aspek hukum dalam memberikan keadilan yang akan memudahkan pencapaian dalam bidang kerja sama, salah satunya ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik yang diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik.

Internet yaitu sistem informasi global yang menghubungan dengan berbagai jaringan komputer secara bersama-sama dalam suatu ruang global, Internet merupakan jaringan komputer yang terhubung satu sama lain melalui media komunikasi, seperti kabel telepon, serat optik, satelit ataupun gelombang frekuensi. Hal ini perlu untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam keseimbangan kepentingan selanjutnya untuk menentukan bagaimana suatu langkah (usaha) yang rasional dalam melakukan kebijakan tidak dapat pula dipisahkan dari tujuan kebijakan pembangunan itu sendiri secara integral8. Hal ini tercantum dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dasar hukum penyelenggaraan sistem elektronik diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, menyebutkan bahwa :

8

Andi Hamzah,Pengenalan Komputer (Introduction to Computer), Institut Komputer Indonesia (IKI), Jakarta, 1981, Hlm 1.

(18)

1. Setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya 2. Penyelenggara sistem elektronik bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan sistem elektroniknya

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan atau kelalaian pihak pengguna sistem elektronik ”

Hal itu terjadi pula untuk data dan informasi yang dikerjakan secara elektronik, dalam jaringan komputer seperti internet, masalah kriminalitas menjadi semakin kompleks karena ruang lingkupnya yang luas, kriminalitas di internet atau

cyberspace pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan dengan

cybercrime, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberlaw ataupun kepemilikan pribadi.

Pada Kongres PBB ke X tahun 2000, pengertian atau definisi daricybercrime

dibagi dua, yaitu :

1. Pengertian sempit, yakni any illegal behaviour directed by means of electronic operations that targets the security of computer systems and

the data processed by them. Artinya, kejahatan ini merupakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang langsung berkaitan dengan sarana elektronik dengan sasaran pada proses data dan sistem keamanan komputer.

2. Pengertian luas yakni cybercrime didefinisikan sebagai : any illegal behaviour committed by means of, or in relation to, a computer system or

network, including such crimes as illegal possession, offering or

distributing information by means of a computer system or network. Artinya, perbuatan yang melawan hukum dengan menggunakan sarana atau berkaitan dengan sistem atau jaringan komputer termasuk kejahatan memiliki secara illegal, menawarkan atau mendistribusikan informasi melalui sarana sistem atau jaringan komputer.

(19)

11

Cybercrime dapat juga diartikan sebagai crime related to technology, computers, and the internet, artinya kejahatan yang berkaitan dengan teknologi, komputer dan internet. Pengertian trsebut memberikan pandangan tentang pengertian dan kriminalisasi terhadap cybercrime cukup luas yang dapat menjangkau setiap perbuatan ilegal dengan menggunakan sarana sistem dan jaringan komputer yang dapat merugikan orang lain, Kriminalisasi terhadap

cybercrime agar jelas harus dibedakan antara harmonisasi materi/substansi yang dinamakan dengan tindak pidana atau kejahatan cyber dengan harmonisasi kebijakan formulasi kejahatan tersebut, perbedaan ini penting untuk menentukan, apakah jenis kejahatan ini akan berada di dalam atau di luar ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) ataupun undang-undang pidana khusus yang membutuhkan kerangka hukum baru untuk diberlakukan secara nasional.

Saat ini telah ada konsep Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Baru yang dapat menambahkan pasal-pasal sanksi ancaman terhadap pelaku dari kejahatan cyber dan Undang Undang tentang Teknologi Informasi antara lain mengatur soal yurisdiksi dan kewenangan pengadilan (Bab VIII), penyidikan (Bab X) dan ketentuan pidana (Bab XI), pemberlakuan undang-undang ini tidak hanya untuk

ius constitutumsebagai hukum positif, yakni hukum yang diberlakukan saat ini akan tetapi jugaius constituendumatau hukum masa depan9.

Merujuk pada sistematika DraftConvention on Cybercrimedari Dewan Eropa (Council of Europe) yaitu Draft No. 25 Desember 2000 di mana konvensi ini ditandatangani oleh 30 negara pada bulan November 2001 di Budapest, Bulgaria, maka dapat dikatakan bahwa kategori cybercrime sebagai delik dalam empat hal sebagai berikut :

1. Delik-delik terhadap kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data dan sistem komputer termasuk di dalamnya mengakses sistem komputer

9

Anton F. Susanto,Catatan Hukum Pidana, Bandung, 2009.

(20)

tanpa hak (illegal acces) dan menyalahgunakan perlengkapan (misuse of devices).

2. Delik-delik yang berhubungan dengan komputer berupa pemalsuan dan penipuan dengan komputer.

Dilihat dari kebijakan formulasi cybercrime dapat dilakukan dalam dua pendekatan10.

1. Pertama, menganggapnya sebagai kejahatan biasa (ordinary crime) yang dilakukan dengan pemakaian teknologi tinggi (high-tech) dan Kitab Undang Undang Hukum Pidana dapat dipergunakan untuk menanggulanginya dengan penambahan pasal tertentu dalam konsep Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Baru.

2. Kedua, menganggapnya sebagai kejahatan baru (new category of crime) yang amat membutuhkan suatu kerangka hukum baru (new legal framework) dan komprehensif untuk mengatasi sifat khusus teknologi yang sedang berkembang dan tantangan baru yang tidak ada pada kejahatan biasa misalnya masalah yurisdiksi dan karena itu perlu diatur secara tersendiri di luar Kitab Undang Undang Hukum Pidana, kendati ketentuan dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana belum bisa menjangkau atau memidana para pelaku kejahatan ini dengan tepat dan Layanan informasi lowongan kerja melalui media elektronik tersebut merupakan suatu sistem elektronik yang dimiliki oleh perusahaan guna memfasilitasi karyawan dan para pencari kerja dengan berbagai fasilitas yang disediakan suatu perusahaan.

10

Mardjono Reksodiputro, Eric J. Sinrod, William P. Reilly,Pendekatan Hukum pada Teknologi dan Informasi, Surya Cipta Karya, Jakarta, 2005, Hlm 55

(21)

13

Sistem elektronik menurut Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah :

Serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan dan/atau menyebarkan informasi elektronik. “

Sebagian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur masalah penyalahgunaan teknologi, seperti kejahatancyberyang tetap menjadi prioritas utama penegak hukum kepolisian untuk menanggulanginya. Dampak buruk teknologi menjadi masalah serius bagi umat manusia pada masa sekarang, apabila disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan maksud untuk menarik keuntungan ataupun mengacaukan data penting pihak lain bahkan negara bisa menjadi korbannya.

Internet Fraud atau tindak pidana penipuan pada internet dalam bentuk kejahatan lowongan kerja telah merambah di Indonesia, dengan korban warga negara asing ataupun warga negara Indonesia. Di lihat dari sudut pandang penegakan hukum atas internetfraud, masih dihadapkan pada perbedaan pendapat, yakni ada yang berpendapat bahwa kejahatan ini termasuk dalam wilayah kejahatan dunia maya dan sebagian lagi menyebutkan bahwa kejahatan tersebut adalah kejahatan konvensional yang ada aturannya di dalam Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana. Mencermati fenomena kejahatan internetfraudtersebut dan memahami bahwa Indonesia sebagai negara hukum, maka fenomena tersebut seyogyanya perlu ditanggulangi agar penegakan hukum lebih efektif dan berkepastian hukum. Kriminalisasi internet fraud akan dapat memperkuat sistem hukum pidana selaras dengan asas legalitas dan memperhatikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Pasal 10 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

(22)

Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa :

Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya ”.

Kebijakan kriminalisasi internet fraud tersebut harus dapat menjaga kepentingan hukum baik nasional maupun internasional/multilateral dalam kerangka kerjasama pemberantasan kejahatan yang berdemensi lintas batas negara.

Berkenaan dengan upaya untuk penanggulangan fenomena meningkatnya internet fraud, maka pilihan kebijakan antara lain dapat dilakukan melalui pendekatan legislasi, misalnya menyempurnakan atau mengamandemen Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), membuat peraturan perundang-undangan tersendiri mengenai kejahatan teknologi informasi dan komunikasi seperti dalam kejahatan lowongan kerja melalui media internet tentang pelaku dan sanksi pidana.

F. METODE PENELITIAN

1. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah secara deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan fakta-fakta baik berupa data sekunder bahan hukum primer yaitu Kitab Undang Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, data sekunder bahan hukum sekunder yang berupa doktrin atau pendapat para ahli juga data sekunder bahan hukum tersier seperti data-data yang didapat melalui artikel majalah dan brosur yang berkaitan dengan Informasi lowongan kerja pada Internet.

2. Metode Pendekatan

Metode Pendekatan dalam penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu suatu metode hukum dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas atau dogma-dogma.

(23)

15

Penelitian ini di lakukan untuk mencoba melakukan penafsiran hukum gramatikal yang dilakukan berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam peraturan per-undang-undangan dan juga dilakukan pendekatan terhadap bahan yang ada dalam nilai, sosial dan budaya. Kontruksi Hukum secara Analogi yaitu dengan melakukan pembentukan hukum dari peristiwa yang sama dan Filsafat Hukum yaitu dilakukan dengan meninjau keefektifan dari undang undang

3. Tahap penelitian

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mencari data-data berupa:

1) Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang antara lain:

a) Kitab Undang Undang Hukum Pidana

b) Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

c) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban

d) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

e) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa doktrin atau pendapat para ahli hukum terkemuka.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan informasi-informasi berupa artikel, majalah, makalah serta brosur.

b. Studi Lapangan yaitu wawancara terstruktur dengan pihak yang terkait : Wawancara merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dari lapangan untuk mendapatkan data primer sebagai data pendukung.

(24)

Peneliti dalam penelitian ini mengadakan wawancara dengan para pihak yang mampu dan memiliki wewenang serta kompeten untuk menjawab pertanyaan yang diajukan yang berkaitan dengan informasi lowongan kerja pada internet yaitu dengan bapak Asep ujang sugiarmanto, S.T. bagian Multimedia jaringan Pengawasan dan pengembangan, BAPESITELDA (Badan Pengawasan dan Pengembangan Sistem Teknologi / Telekomunikasi Daerah) yang beralamat di jalan balubur nomor 145 bandung.

4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelaahan data yang erat kaitannya dengan Informasi lowongan kerja yang diperoleh dari buku-buku teks, perundang-undangan, hasil penelitian, majalah, artikel dan lain-lain, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait dan mengunjungi situs internet.

5. Metode Analisis Data

Data yang penulis peroleh, dianalisis secara yuridis kualitatif, agar tidak terjadi tumpang tindih antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya serta memperhatikan hirarki bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi sehingga tercapai kepastian hukum artinya ketentuan yang berlaku betul-betul dilaksanakan oleh penguasa dan penegak hukum serta menggali nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. 6. Lokasi Penelitian

a. Perpustakaan

1) Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipati Ukur No. 116-117 Bandung.

2) Perpustakaan Universitas Padjajaran, Jalan Imam Bonjol No. 21 Bandung.

b. Instansi yaitu BAPESITELDA Jalan Balubur no 117 Bandung. c. Situsinternet yaitu dengan mengakses setiap data dari goggle.

(25)

BAB II

ASPEK HUKUM MENGENAI INTERNET DAN KEJAHATAN INFORMASI

TENTANG LOWONGAN KERJA PADA INTERNET

A. Aspek Hukum mengenai Internet. 1. Pengertian Internet.

Pada tahun 1969 ARPAAdvanced Research Project Agency, sebuah bagian dalam kementerian pertahana Amerika Serikat memulai sebuah proyek, yang di satu sisi menciptakan jalur komunikasi yang tak dapat dihancurkan dan disisi lain memudahkan kerjasama antar badan riset diseluruh negeri, seperti juga industri senjata. Awalnya komputer sejenis yang melakukan pertukaran data, bertambahnya komputer dengan berbagai sistem operasi lain menuntut solusi baru komunikasi yang tak terbatas antar semua badan yang tergabung dalam jaringan yang dinamakan dengan

Internetting Project, untuk itu dibuat Internetting Project, yang mengembangkan lebih lanjut hasil yang telah dicapai dalam ARPANet, agar media komunikasi baru ini juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai sistem komputer yang tergabung. Vendor (pengguna) komputer meramaikan lalu lintas jaringa tersebut untuk berbagai kebutuhan sehingga terciptalah internet11.

Secara harfiah, internet (kependekan dariinterconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket packet switching communication protocol. Rangkaian

11

AcehFo®um, Pengertian dan Sejarah Internet, http://www.acehforum.or.id/, Diakses Pada Tanggal 9 April 2010, Pukul 18:25 WIB

(26)

internet yang terbesar dinamakan Internet, cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakaninternetworking12.

a. Pengertian Internet secara etimologis

Istilah internet berasal dari bahasa Latininter, yang berarti antara. Internet adalah jaringan antara atau penghubung. Fungsi internet yaitu menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga pengguna dapat berkomunikasi.

b. Pengertian Internet menurut Para Ahli.

Definisi internet Menurut wikipedia ialah jaringannya jaringan, dengan menciptakan kemungkinan komunikasi antar jaringan di seluruh dunia tanpa bergantung kepada jenis komputernya13.

2. Dasar Hukum Keberadaan Internet di Indonesia.

Kehadiran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia khususnya di negara Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber atau hukum telematika.

12

N.N, Pengertian Internet Menurut Para Ahli, http://id.wikipedia.org/, Diakses Pada Tanggal 29 April 2010, Pukul 08.30 WIB

13

(27)

19

Pemerintah dalam mendukung pengembangan teknologi informasi telah memperhatikan infrastruktur hukum dan pengaturannya dengan di buatnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sehingga pemanfaatan teknologi informasi dilakukan secara aman untuk mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan sosial udaya masyarakat Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan dasar hukum dari hadirnya teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat negara indonesia yang mengkonsolidasikan berbagai aspek terkait dengan teknologi informasi elektronik secara lebih spesifik dan lebih khusus. Pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memang jauh lebih maju dalam merespon perkembangan hukum teknologi informasi.

Berdasarkan Ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menyebutkan bahwa :

“ Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. “

(28)

asing yang memiliki akibat hukum di Indonesia, mengingat pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik dapat bersifat lintas teritorial atau universal.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menyebutkan bahwa :

“ Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. “

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik terdapat beberapa asas dalam pemanfaatan teknologi informasi yaitu tentang asas kepastian hukum yaitu asas dalam negara hukum yang menggunakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara, yang artinya landasan hukum bagi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik serta segala sesuatu yang mendukung penyelenggaraannya yang mendapatkan pengakuan hukum di dalam dan di luar pengadilan, asas tersebut, yaitu :

a. Asas manfaat berarti asas bagi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik diupayakan untuk mendukung proses berinformasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(29)

21

c. Asas iktikad baik berarti asas yang digunakan para pihak dalam melakukan Transaksi Elektronik tidak bertujuan untuk secara sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak lain tanpa sepengetahuan pihak lain tersebut. d. Asas kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi berarti

asas pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik tidak terfokus pada penggunaan teknologi tertentu sehingga dapat mengikuti perkembangan pada masa yang akan datang.

e. Asas kepastian hukum yaitu landasan hukum bagi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik serta segala sesuatu yang mendukung penyelenggaraannya yang mendapatkan pengakuan hukum di dalam dan di luar pengadilan. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menyebutkan bahwa :

“ Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia.

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.

d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab, dan

e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi. “

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik ini membahas mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik yang telah jelas dalam pemanfaatannya dalam membantu pembangunan nasional dalam bidang sarana prasarana.

(30)

1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang ini.

4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:

a. surat yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan

b. surat beserta dokumennya yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta. “

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik ini membahas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah pada angka (1). Segala data yang berasal dari elektronik harus dicetak maka itu dapat menjadi alat bukti yang sah dalam proses persidangan di Pengadilan. Hal ini dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat yang memilki kaitanya dengan Pasal 184 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menyebutkan bahwa :

“ Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan “ Pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menjelaskan bahwa bentuk informasi tidak hanya tertulis di kertas saja tetapi dapat dituangkan dalam bentuk data secara elektronik.

(31)

23

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik menyebutkan bahwa :

“ Setiap Orang yang menyatakan hak, memperkuat hak yang telah ada, atau menolak hak Orang lain berdasarkan adanya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik harus memastikan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang ada padanya berasal dari Sistem Elektronik yang memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Perundang undangan. “

Ketentuan ini dimaksudkan bahwa suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dapat digunakan sebagai alasan timbulnya suatu hak.

B. Aspek Hukum Informasi Lowongan Kerja pada Internet

1. Pengertian Informasi

Secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang, dalam memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan14.

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah bentuk informasi menjadi lebih maju dan bermacam ragam, dalam kaitanya dengan informasi elektronik yang ada dalam dunia maya ataucyber space.

14

(32)

Berdasarkan ketentuan umum Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyebutkan bahwa :

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. “

Pada Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik disebutkan, bahwa Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik. Tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang15

.

a. Pengertian Informasi secara Etimologis

Kata informasi berasal dari kata Perancis kunoinformacion(tahun 1387) yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dariinformare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan16.

b. Pegertian Informasi Menurut Para Ahli

1) Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

15

Penjelasan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

16

N.N, Informasi, http://id.wikipedia.org/, Diakses Pada Tanggal 16 April 2010, Pukul 07.30 WIB.

(33)

25

2) Menurut Burch dan Strater, informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. 3) Menurut George R. Terry, informasi adalah data yang penting yang

memberikan pengetahuan yang berguna.

4) Menurut Jeffrey A Hoffer pengertian informasi, Information as data that has been processed in such a way that it can increase the

knowledge of the person who uses it. Informasi adalah data yang diproses sedemikian rupa sehingga informasi ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi orang yang menggunakan informasi tersebut. Untuk menjadi informasi harus melalui proses pengolahan dari sejumlah data yang ada17.

2. Pengertian Lowongan Kerja

Lowongan kerja ialah peluang kerja yang ditujukan kepada masyarakat yang sedang membutuhkan atau mencari pekerjaan pada sebuah perusahaan yang sedang membutuhkan melalui media sarana publik yang mudah di jangkau dan di dapat oleh masyarakat seperti koran, majalah, brosur,openhouse, surat dan dengan perkembangan yang semakin maju kini peluang kerja hadir melaluiemail,situs danweb pemerintah sebagai bentuk partisipasi pemerintah demi terwujudnya negara maju dan modern18.

3. Infomasi Lowongan Kerja pada Internet

Informasi lowongan kerja pada internet ialah sebuah informasi peluang kerja yang dipublikasikan perusahaan atau orang yang mewakili perusahaan dengan menggunakan fasilitas dalam internet seperti fasilitas

17

Jeffrey A Hoffer, Hennry C Lucas, Davis, Modern Database Management, Pearson Education, New Jersey, 2001, Hlm 55.

18

(34)

jejaring sosial, email,gogle,yahoo danblogyang sudah go public. Informasi ini di publikasikan dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan informasi peluang kerja secara luas dengan menyetarakan syarat yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalin hubungan kerja19.

Perkembangan informasi dan teknologi tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti misalnya yaitu :

a. Kejahatan informasi.

kejahatan informasi dikategorikan sebagai cybercrime, definisi

Cybercrime adalah sesuatu tindakan yang merugikan orang lain atau pihak-pihak tertentu yang dilakukan pada media digital atau dengan bantuan perangkat-perangkat digital dan jaringan internet.

Berdasarkan motif kegiatan yang dilakukannya, cybercrimedapat digolongkan menjadi dua jenis sebagai berikut20:

1) Cybercrimesebagai Tindakan Murni Kriminal

Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal merupakan kejahatan yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang lain untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga pemanfaatan media internet (webserver, mailing list) untuk menyebarkan material bajakan. Pengirime-mailanonim yang berisi promosi (spamming) juga dapat di masukkan dalam contoh kejahatan yang menggunakan internet sebagai sarana, di beberapa negara maju, pelaku spamming dapat dituntut dengan tuduhan pelanggaran privasi.

19

Ibid

20

(35)

27

2) Cybercrimesebagai Kejahatan Abu-abu

Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam wilayah abu-abu, cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk kejahatan. Salah satu contohnya adalah probing atau port scanning. Ini adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya.

Kejahatan tersebut dapat dikategorikan sebagai White Colar Crime. White Colar Crime adalah kejahatan kerah putih atau kejahatan yang dilakukan oleh orang intelek (pintar) yang dalam beroperasi lebih banyak menggunakan pikiran atau otak. Jenis ini terbagi dalam empat kelompok kejahatan, yakni kejahatan korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu, di samping

White Colar Crime sebelumnya di namakan Blue Collar Crime, kejahatan ini lahir sebelum teknologi berkembang, definisiBlue Collar Crime atau kejahatan berkerah biru adalah Kejahatan atau tindak kriminal yang dilakukan secara konvensional seperti misalnya perampokkan, pencurian, pembunuhan dan lain-lain.

(36)

unik dari kejahatan di dunia maya atau Cybercrime tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut21:

a) Ruang lingkup kejahatan b) Sifat kejahatan

c) Pelaku kejahatan d) Modus Kejahatan

e) Jenis kerugian yang ditimbulkan

Tindakan, perilaku, perbuatan yang termasuk dalam kategori

Cybercrimeadalah sebagai berikut :

a) Penipuan finansial melalui perangkat komputer dan media komunikasi digital.

b) Sabotase terhadap perangkat-perangkat digital, data-data milik orang lain, dan jaringan komunikasi data.

c) Pencurian informasi pribadi seseorang maupun organisasi tertentu.

d) Penetrasi terhadap sistem komputer dan jaringan sehingga menyebabkan privasi terganggu atau gangguan pada fungsi komputer yang Anda gunakan (denial of service).

e) Para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses-akses keserver tertentu atau ke internet yang tidak diijinkan oleh peraturan organisasi.

f) Menyebarkan virus, worm, backdoor, trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang mengakibatkan terbukanya akses-akses bagi orang-orang yang tidak berhak.

21

(37)

29

Faktor-Faktor Penyebab Cybercrime Beberapa faktor yang menyebabkan kejahatancybercrimekian marak dilakukan antara lain adalah:

a) Akses internet yang tidak terbatas.

b) Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan komputer.

c) Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus melakukan hal ini. d) Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya

cerdas, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer.

e) Sistem keamanan jaringan yang lemah. f) Kurangnya perhatian masyarakat.

b. Kejahatan Komputer

(38)

Para Ahli mencoba memberikan pembagian yang cukup menarik terhadap kejahatan komputer. Pembagiannya sebagai berikut22:

1) Perbuatan pidana penipuan, yang di dalamnya termasuk unsur perbuatan lain, seperti menghindarkan diri dari kewajiban (misalnya pajak) atau untuk memperoleh sesuatu yang bukan hak/miliknya melalui sarana komputer.

2) Perbuatan pidana penggelapan, pemalsuan pemberian informasi melalui komputer yang merugikan pihak lain dan menguntungkan diri sendiri.

3) Perbuatan pidana komunikasi, ialah hacking yang dapat membobol sistemon-linekomputer yang menggunakan sistem komunikasi. Hacking, ialah melakukan akses terhadap sistem komputer tanpa seizin atau dengan melawan hukum sehingga dapat menembus sistem pengamanan komputer yang dapat mengancam berbagai kepentingan.

4) Perbuatan pidana perusakan sistem komputer, baik merusak data atau menghapus kode-kode yang menimbulkan kerusakan dan kerugian. Contohnya adalah berupa penambahan atau perubahan program, informasi, media, sehingga merusak sistem; atau dengan sengaja menyebarkan virus yang dapat merusak program dan sistem komputer; atau pemerasan dengan menggunakan sarana komputer/ telekomunikasi.

22

(39)

31

5) Penipuan komputer (komputer fraud) yang mencakup:

Bentuk dan jenis penipuan adalah berupa pencurian uang atau harta benda dengan menggunakan sarana komputer/siber dengan melawan hukum, ialah dalam bentuk penipuan data dan penipuan program, dengan cara :

a) Memasukkan instruksi yang tidak sah, yang dilakukan oleh seorang yang berwenang (atau tidak), yang dapat mengakses suatu sistem dan memasukkan instruksi untuk keuntungan sendiri dengan melawan hukum (misalnya melakukan transfer sejumlah uang).

b) Mengubah data input; yang dilakukan dengan cara memasukkan data untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum (misalnya memasukkan data gaji pegawai melebihi yang seharusnya).

c) Merusak data; dilakukan seseorang dengan merusak print out atau out put dengan maksud untuk mengaburkan, menyembunyikan data atau informasi untuk maksud yang tidak baik.

d) Penggunaan komputer untuk sarana melakukan perbuatan pidana, misalnya dalam pemecahan informasi / kode lewat komputer yang hasilnya digunakan untuk melakukan kejahatan, atau mengubah program.

(40)

kejahatan baru / digital /cyber, sehubungan pemerintah saat ini masih belum memiliki Undang-Undang yang mengatur tentang cybercrime. Dalam beberapa hal, ketentuan yang berkaitan dengan cybercrime hanya diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Usaha lain yang sedang diusahakan pemerintah ialah dengan mengatur kegiatan cyberspace dengan memperluas pengertian pengertian yang terdapat dalam rancangan KUH pidana 1999/2000. hal ini dapat dikatakan sebagai tindakan pemerintah yang revolusioner karena sebelumnya dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana tidak ada pengertian yang terkait dengancyberspace23.

Sepanjang mengenai Asas-asas Hukum Pidana yang diatur dalam Buku I, beberapa hal yang perlu di garis bawah adalah sebagai berikut24:

1) Korban kejahatan (victim of crime) juga memperoleh perhatian, khususnya antara lain pada pengaturan tentang pedoman penjatuhan pidana (sentencing guidelines) dan jenis sanksi pidana (strafsoort) (Pasal 50 dan Pasal 51 ayat (1) huruf I Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana)

2) Asas legalitas dilengkapi dengan kemungkinan berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat dan berlakunya hukum adat. Dengan demikian dimungkinkan berlakunya ajaran sifat melawan hukum materiil (materiele wederechtelijkheid) dalam fungsinya baik negatif maupun positif (Pasal 1 ayat (3) Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana)

23

Agus Raharjo, Cyber Crime – Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, Hlm 235.

24

(41)

33

3) Masalah keadilan (justice) yang bersifat dominan. Berdasarkan Pasal 16 Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana diatur, bahwa dalam mempertimbangkan hukum yang akan diterapkan, hakim sejauh mungkin mengutamakan keadilan di atas kepastian hukum

4) Dalam merumuskan perbuatan yang bersifat melawan hukum, tidak lagi dibedakan antara kejahatan (misdrijven) dan pelanggaran (overtredingen) (WvS Buku II dan Buku III). Teori dan konsep yang mendasari pembedaan tersebut (wetsdelict dan

rechtsdelict) tidak lagi relevan karena tidak lagi diterapkan secara konsisten. Kedua jenis delik tersebut disatukan dengan satu istilah tindak pidana (Bab II)

5) Tujuan pemidanaan ( the aim of punishment ) yang bersifat komprehensif integral dan teleologis di rumuskan, baik yang memperhatikan si pelaku ( memasyarakatkan terpidana dan membebaskan dari rasa bersalah ) maupun yang bersifat melindungi masyarakat ( mencegah dilakukannya tindak pidana demi pengayoman masyarakat ) serta mengembalikan harmoni kehidupan social ( menyelesaikan konflik ). Tujuan yang bersifat

retributive di anggap implied dalam berbagai tujuan pemidanaan yang multi-dimensional tersebut (Pasal 50 Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana).

(42)

7) Guna menampung perkembangan modern seperti kejahatan telematika (cybercrime) dan sebagainya pada Pasal 174 Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana diatur bahwa definisi barang mencakup pula benda berujut (air) dan benda tak berwujut seperti aliran listrik, gas, data dan program komputer, jasa komputer dan telepon.

Selanjutnya sepanjang berkaitan dengan Tindak Pidana Bab VIII Pasal 375 ayat 1 Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Tahun 2004, adalah sebagai berikut25:

“ Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 7.500.000.- setiap orang yang memiliki dan menggunakan nama domain berdasarkan itikad tidak baik melanggar persaingan usaha tidak sehat dan melanggar hak orang lain. “

Pemerintah mencoba kembali dalam merevisi Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana 1999/2000 dengan melahirkan Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana tahun 2004 yang lebih maju beberapa langkah dari Kitab Undang Undang Hukum Pidana sebelumnya, pada prisipnya, tidak ada perbedaan yang fundamental antara Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Tahun 1999-2000 dengan Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Tahun 2004. Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Tahun 2004 dibuat sebagai sebuah usaha pemerintah dalam meratifikasi Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana Tahun 1999-2000 yang dalam kenyataannya masih belum bisa di terapkan dalam masyarakat hukum pidana dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan konvensional yang semakin berkembang

25

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Rancangan Kitab

Undang Undang Hukum Pidana Draf II 2004,

(43)

35

(44)

INFORMASI LOWONGAN KERJA YANG MENYESATKAN PADA

INTERNET

A. Para Pihak yang Terkait dalam Informasi Lowongan Kerja yang

Menyesatkan

Kemajuan teknologi telah merubah pandangan dan sikap manusia dalam melakukan kegiatannya yang selama ini di dominasi dengan kegiatan yang bersifat fisik. Lahirnya internet mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas, setiap orang dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berjarak ribuan kilometer dari tempat ia berada hanya dengan menggunakan fasilitas komputer yaitu internet.

Kecanggihan teknologi komputer telah memberikan kemudahan-kemudahan, terutama dalam membantu pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi komputer menyebabkan munculnya jenis kejahatan-kejahatan baru, yaitu dengan memanfaatkan komputer sebagai modus operandi. Penyalahgunaan komputer dalam perkembangannya menimbulkan permasalahan yang sangat rumit, diantaranya proses pembuktian atas suatu tindak pidana (faktor yuridis). Terlebih lagi penggunaan komputer untuk tindak pidana ini memiliki karakter tersendiri atau berbeda dengan tindak pidana yang dilakukan tanpa menggunakan komputer. Perbuatan atau tindakan, pelaku, alat bukti dalam tindak pidana biasa dapat dengan mudah di identifikasi namun tidak demikian halnya untuk kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan komputer26.

26

Ahmad M Ramli, Cyber Law Dan Haki Dalam Sistem Hukum Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2006, Hlm 19.

(45)

37

Komputer dapat mempermudah suatu bentuk kejahatan yang konvensional seperti penipuan atau perbuatan curang tanpa harus bertatap muka langsung dengan korban yaitu dengan cara melakukan sabotase situs

atauwebmelalui jaringan internet yang dipermudah dengan adanya sofware. Penipuan atau perbuatan curang tersebut dilakukan dengan cara-cara baru sehingga tidak mudah untuk dilakukan penyelidikan ataupun penyidikan seperti dalam tindak pidana biasa karena di dalam dunia maya (cyberspace) sulit untuk diketahui secara pasti, siapa yang melakukan atau bagaimana tindak pidana itu dilakukan. Kendala-kendala tersebut tidak menyebabkan pelaku tindak pidana itu lolos begitu saja dari jeratan hukum dikarenakan perkembangan terjadi bukan hanya dalam kejahatan namun perkembangan terjadi juga pada majunya penegak hukum dengan membentuk cyber police

sebagai reformasi hukum dalam tugasnya untuk penindak para pelaku kejahatancyber.

Banyaknya penyedia internet dan semakin terjangkaunya biaya akses internet membuat semakin banyak orang mulai mengenal internet dan menggunakannya. Hal tersebut membuat para penipu melakukan aksi scam

dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat yang masih kurang mengerti akan dampak negatif dari internet serta ketidaksempurnaan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal tersebut. Scam adalah berita elektronik dalam Internet yang membohongi dan bersifat menipu, sehingga pengirimnya akan mendapat manfaat dan keuntungan tertentu. Contoh scamyang sering di jumpai adalah surat berantai, pengumuman lotere, dan lain lain. Akibat

scam ini bagi penerimanya akan lebih serius, jika dibandingkan dengan

spam. Secara etomologisscamdalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai

(46)

kepercayaan), sehingga pada awalnya penerima berita merasa yakin dan tidak mencurigai bahwa hal ini merupakan bentuk penipuan27.

Aksi scam ini marak terjadi dan jumlah penipuan bermodus scam

selama bulan Maret 2009 melonjak 68% dari bulan sebelumnya. Berdasarkan hasil peninjauan oleh badan Milis IT-Center, tercatat ada lebih dari 12.567 e-mail baru dan unik serta 2.560 situs palsu yang digunakan sebagai sarana

scam 28. Serangan scam pertama yang tercatat adalah pada Kaskus dan Iklan lotre pada 2 September 1996, namun Istilah scam telah populer sebelum kejadian itu melalui majalahCarding200729.

1. Kasus Informasi Lowongan Kerja yang Menyesatkan

Teknik umum yang sering digunakan oleh para penipu adalah penggunaan alamat e-mail dan situs web palsu untuk menyesatkan pengguna internet sehingga pengguna internet terpancing menerima keabsahan e-mail atau web sites. Pelaku juga seringkali memanfaatkan logo atau merk dagang milik lembaga resmi, seperti nama perusahaan atau web yang populer, hal itu dimaksudkan agar tampak meyakinkan tidak seperti penipu. Pemalsuan ini dilakukan untuk memancing korban untuk menginvestasikan uangnya kepada pelaku dan kemudian pelaku membuat situs palsu yang sama persis dengan situs resmi, atau pelaku

scammengirimkane-mailyang berisikan linkke situs palsu tersebut, dan terakhir membuat hyperlink ke web-site palsu atau menyediakan form

isian yang ditempelkan padae-mailyang dikirim30.

27

Rachmansyah, Kejahatan Scam, http: //blogspot.com// Rachmansyah// Scam, Diakses Pada Tanggal 13 Mei 2010, Pukul 21:55 WIB

28

Priadi, Changing The World One Person At a Time, http: //blogspot.com// priadi//About Scam, Diakses Pada Tanggal 06 April 2010, Pukul 15:55 WIB

29

Rachmansyah,Loc Cit

30

(47)

39

Target scam adalah kecerobohan dan ketidaktelitian para pengguna jasa situs-situs iklan dan jejaring sosial, online shopping dan sejenisnya yang melibatkan transaksi secaraon-linemelalui situs internet.

Scam dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Scamer mengirimkan ribuan email atau iklan (spotlight) ke target sasaran dengan menipu sebagai e-mail resmi suatu perusahaan atau instansi resmi. E-mail

tersebut terlihat seperti dikirim dari pihak resmi, sehingga pelanggan target seringkali tidak menyadari kalau target sedang ditipu.

Padae-mail atau iklan tersebut scamer mencantumkan beberapa tawaran yang mungkin menggiurkan bagi para pengguna internet (netter). Berikut adalah contoh e-mail scam yang menggunakan nama perusahaan31:

(Gambar 1)

Scamer mengaku pihak resmi perusahaan terpercaya, sehingga

scamer dapat meyakinkan korbannya sampai 10% dari penerima e-mail

untuk mengikuti perintahnya. Hal ini dikarenakan tipuan scamer sulit

31

Priadi,Op Cit.

RECEPTIONIST

Requirements :

Age 20 year old above Min. Education SMU/SMK Good Personality

Good Communication Skill High Motivation

Basic Salary Rp. 1.500.000,- above

Qualified and interested applicants send resume, Cv and latest photograph to :

(48)

dibandingkan, oleh pengguna internet yang kebanyakan hasilnya mirip dengan aslinya dan apabila akan dibuktikan keabsahanya maka akan memakan waktu dan juga pengeluaran yang banyak.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dikirim dari email yang mengandung kata hrd atau

recruitmentdengan domain yahoo.com.

b. Tidak mencantumkan alamat atau nomor telepon.

c. Selalu mencantumkan besaran gaji, dan angkanya biasanya bulat, misalnya 2 juta atau 3 juta.

d. Dikirim dari alamat IP 202.72.209.226.

e. Dari profil akun Yahoo yang bersangkutan diketahui bahwa hampir semua akun Yahoo tersebut terakhir dimodifikasi (atau dibuat) pada tanggal 19 Maret 2006.

Kasus scammenimpa masyarakat pencari kerja sejak bulan April 2006 lalu,netter menerima e-mail dari PT. Maxgain (www.maxgain.co.id) dalam perekrutan karyawan baru. Modus serangannya terlihat dari isi surat elektronik tersebut yang mengharuskan penerima atau pelamar mengklik link alamat tertentu. Berikut dapat di lihat isi surat elektronik yang tercantum di kolom gambar nomor 1 yang dikirim olehscamer32.

Pelaku scam dapat memanfaatkan data pribadi penerima atau pelamar dengan melakukan pengisian menu login di situs

hrd_run14@yahoo.compalsu tersebut. Pada kenyataannya para pelamar tidak mendapat gaji tetap dan terkesan perusahaan tersebut bukan ingin mencari karyawan, tetapi mencari koneksi ke orang-orang yang memiliki

32

(49)

41

banyak uang untuk di investasikan. Bahkan ada beberapa pelamar yang kehilangan uang setelah melamar pekerjaan ke perusahaan tersebut.

Alamat situs palsu berakhiran yahoo.com tersebut menunjukkan bahwa pelaku kejahatan memiliki web server di yahoo. Hal tersebut bisa menjadi pelaku juga melibatkan orang-orang dari dalam perusahaan, karena surat elektronik tersebut ditulis dalam format yang cukup tersusun rapi, setidak-tidaknya pelakuscamitu melibatkan orang dalam.

PelakuScam mengambil daftar alamat situs perusahaan ternama PT Maxgain dari hasil surfing melalui goggle. Sasarannya dilakukan secara acak dari netter yang bergabung dalam komunitas mailing list

dimulai sejak Januari 2007. Mediamailing list tersebut bukan merupakan

maillist internal perusahaan resmi, melainkan mailing list eksternal yang dikuti para netter, hampir dari kebanyakan situs atau web yang mengiklankan informasi lowongan kerja berasal dari Disnakertrans yang berperan sebagai penyebar luas informasi kerja yang bekerja sama dengan perusahaan terkait dalam pempublikasian informasi tersebut dengan melalui sarana publik seperti majalah, koran, iklan dan sekarang dengan media elektronik yaitu internet yang di pakai pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dalam rangka mengikuti perkembangan zaman /era globalisasi33.

PelakuScam mempergunakan fasilitas yang diberikan pemerintah dalam mengembangkan teknologi informasi tersebut dengan tujuan lain yang menimbulkan rusaknya lalulintas mayatara (cyberspace) demi terwujudnya suatu pencapaian tujuan antara lain keuntungan pelaku

33

(50)

dengan merugikan orang lain disampinya yang membuat, menyebarkan atau pun menerima informasi tersebut.

Contoh kasus Scamdi Indonesia lainnya dialami oleh perusahaan PT Maxgain dan pengguna situs loker di internet. Pada tahun 2005, ada

situs loker palsu di internet milik PT. Maxgain yang berlokasi di Gedung Bursa Efek Jakarta di kawasan SCBD kembali beredar yang memberitakan sebagai berikut34:

Gambar (2)

Di ketahuiemail-email tersebut dikirim melalui IP 202.72.209.226, sedangkan alamat IP DNS server dari www.maxgain.co.id adalah 202.72.208.9 dan 202.72.208.8. Seluruh IP tersebut dimiliki oleh ISP yang sama. PT. Maxgain sendiri memang beroperasi di Gedung

Gambar

Banyak cara yang ditempuh oleh para pelakuGambar (3) scam untuk

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, untuk membangun loyalitas guna memperkuat kesolidan koalisi pendukungnya, presiden cenderung bersikap lunak-akomodatif (Politik akomodasi) dengan

Terdapat kesulitan – kesulitan yang timbul sewaktu melakukan pengajaran fotografi, seperti faktor cuaca yang tidak mendukung pada saat melakukan pemotretan luar,

~llelalui kesempatan ini F raksi Karya Pembangunan Komisi II, sehubungan dengan hal tersebut di atas mengingatkan, bahwa latar belakang daerah Propinsi Irian Jaya

Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya air dari emulsi air

berkesimpulan sudah tidak mungkin lagi dapat meneruskan dan mempertahankan hidup rumah tangga bersama Tergugat walaupun Penggugat sudah berusaha untuk rukun kembali

Terdapat hasil dari peneliti yang mendukung pada penelitian ini yakni yang menjelaskan adanya hu- bungan dari pemahaman yakni peraturan perpajakan terhadap kepatuhan WP pada

Penelitian ini penting dilakukan karena adanya wacana 2019 ganti presiden berawal dari penggunaan media sosial yang kian menyemarakkan aktivitas politik masyarakat sehingga

Seberapa besar hasil peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran