• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pertanian Presisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pertanian Presisi"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

0

Makalah

Kajian Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Untuk Pertanian Presisi

Oleh :

Yagus Wijayanto

NIP. 19660614011001

Fakultas Pertanian

Universitas Jember

(2)

1

I. PENDAHULUAN

Sistem produksi pertanian merupakan hasil dari interaksi kompleks berbagai faktor.

Interaksi berbagai faktor tersebut telah memungkinkan terjadinya kinerja hasil tanaman yang

berbeda-beda, dan telah memungkinkan terjadinya inovasi teknologi dalam produksi

pertanian. Teknologi pertanian pada era Revolusi Hijau (Green Revolution) telah

memberikan dampak negatif pada lingkungan. Dampak negatif dati teknologi pertanian telah

banyak dibahas, sebagai contoh Rodriguez (2004) telah menunjukkan pengaruh negatif dari

sektor pertanian yang meliputi: meningkatnya jumlah CO2 dan sumber patogen yang dapat

menyebabkan penyakit dan infeksi. Kondisi ini telah mendorong pada penemuan teknologi

pertanian baru yang memberikan penekanan pada peningkatan efisiensi, memberikan hasil

yang tinggi dan ramah lingkungan.

Teknologi Pertanian Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ini

sejalan dengan tuntutan global yang memang memaksa Indonesia harus membuat banyak

perubahan dalam bidang teknologi pertanian. Perkembangan ini meliputi proses produksi di

hulu hingga pengolahan di hilir. Banyak aplikasi teknologi yang digunakan dalam industri

pertanian modern di Indonesia yang bertujuan untuk mencapai hasil yang tinggi dengan biaya

produksi yang rendah serta dapat mengurangi dampak pada lingkungan. Itulah yang sekarang

pesat dikembangkan, pertanian presisi atau lebih kerennya disebut precision farming.

Mengapa precision farming? karena sumber daya produksi pertanian kita sudah terbatas.

Sumber daya air, tanah, pupuk, manusia dan faktor produksi lainnya sudah berkurang baik

dari segi kualitas dan kuantitas sehingga optimalisasi untuk mendapatkan hasil produk

pertanian yang optimal dan berkualitas tinggi perlu dilakukan. Berbagai faktor yang dianggap

bertanggung jawab terhadap penurunan kualitas dan kuantitas antara lain : jumah penduduk

yang semakin bertambah, penggunaan lahan pertanian untuk penggunaan bukan pertanian,

erosi dan degradadi lahan, dan berbagai sebab lain yang menjadikan lahan mengalami

penurunan kulaitas dan kuantitas.

Pertanian Presisi (Precision Farming) menurut Kaleita dan Tian (2002) dalam

Omaran (2012) dapat didefinisikan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

penyakit tanaman masih sangat rendah sehingga hasil produksi pertanian menurun.. d) Biaya produsi pertanian tinggi yang di sebabkan oleh mahalnya harga pupuk. e) Masyarakat

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI NON-SAWAH DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 – 2018. Skripsi Program

Selama ini belum ada sistem informasi di Dinas Pertanian Kabupaten Pekalongan yang dapat mengelola data hasil pertanian, curah hujan, dan tinggi tanah dari permukaan air laut

Penggunaan agen hayati dalam pertanian bisa mengurangi resiko kesehatan dan lingkungan : lebih aman dan

Adanya berkembangnya kabupaten Madiun dalam semua aspek terutama pada aspek kebutuhan linkungan agar menangulangi atau mengurangi dampak bencana yang ada di

Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam pertanian presisi pada kegiatan pemupukan di perkebunan tebu dapat mempermudah dan mempercepat pengolahan dan penampilan data

Kabupaten Bone salah satu yang termasuk sentra produksi jagung di Sulawesi selatan yang telah mengalami kekeringan pertanian.. Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Bone melaporkan

Perlindungan Lingkungan  Praktik Berkelanjutan: Menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif terhadap