• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 2 MEDAN

TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH :

NIM. 101000052 DEBY SHINTA O. SIRAIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 2 MEDAN

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

DEBY SHINTA O. SIRAIT NIM. 101000052

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Dismenore adalah nyeri abdomen bagian bawah yang dirasakan tepat sebelum atau selama haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Prevalensi dismenore di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 64,25%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 128 orang yang diambil dengan cara simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner serta alat ukur timbangan dan meteran. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian diperoleh proporsi prevalens kejadian dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 sebanyak 85,90% dengan derajat kesakitan ringan 79,10%, sedang 8,20%, dan berat 12,70%. Proporsi tertinggi responden yang mengalami dismenore berada pada kelompok umur 14 – 15 tahun (86,00%), umur menarche ≤ 12 tahun (87,70%), lama menstruasi < 7 hari (86,30%), siklus menstruasi normal (87,40%), sering berolahraga (96,90%), status gizi lebih (100,00%), dan ada riwayat keluarga (90,50%). Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga (p=0,040) dan riwayat keluarga (p=0,001) dengan kejadian dismenore. Tidak ada hubungan yang bermakna dengan umur, umur menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, dan status gizi.

Disarankan kepada siswi SMA Negeri 2 Medan untuk melakukan olahraga teratur. Bagi siswi yang mengalami dismenore dan memiliki riwayat dismenore pada keluarga untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah penyakit endometris lainnya.

(5)

ABSTRACT

Dysmenorrheaislower abdominal painthat is feltjust beforeorduringmenstruationthatcaninterferewith daily activities. The prevalence ofdysmenorrheainIndonesiain 2008was64.25%. The purposeofthis research wastodetermine the factorsassociatedwiththe incidence ofdysmenorrheain female students ofSMAN 2in 2014.

This research is anobservationalstudywithcross sectional approach. Sample was many 128studentsweretakenby simple randomsampling. The research instrument usedwas aquestionnaireas well asthe scalesof measuring instrumentsand gauges. Univariate data were analyzed descriptively andbivariate datawere analyzedusing the chi-square testwith95% confidence level(α =0.05).

The results of the research shown that proportion prevalence of dysmenorrheainSMAN 2in2014 was85.90% with mild pain intensity 79.10%, moderate pain 8.20%, and severe pain 12.70%. The highestproportion of the dysmenorrhea of the respondent at category ages14-15years olds (86.00%), age ofmenarche≤12 years old(87.70%), longermenstrual<7 days(86.30%), normalmenstrualcycles(87 ,40%), frequency of exercise(96.90%), overweight(100.00%), andnofamily history(90.50%). The result of bivariateanalysis, there is a significant association between exercise habits(p = 0.040) andfamily history(p =0.001). There was no significant correlation between age, age ofmenarche, duration of menstruation,the menstrualcycle, andnutritional status.

It is suggested toSMA Negeri2fieldforexercise regularly. For thosegirlswho havea historyof dysmenorrheaanddysmenorrhea ina familytosee a doctortopreventotherendometris.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Deby Shinta O. Sirait Tempat / Tanggal lahir : Medan / 8 Oktober 1992 Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin Anak ke : 4 dari 4 Bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Lembaga Pemasyarakatan Gg. Bintang Medan 20125

Riwayat Pendidikan

Tahun 1997 – 1998 : TK Swasta Free Methodist Medan Tahun 1998 – 2004 : SD Swasta Free Methodist Medan Tahun 2004 – 2007 : SMP Negeri 18 Medan

Tahun 2007 – 2010 : SMA Swasta Markus Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul, “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU.

3. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan..

4. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(8)

6. Bapak dr. M. Makmur Sinaga, M.S selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu dr. Hj. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama proses perkuliahan di FKM USU.

8. Ibu Ratna selaku pegawai departemen Epidemiologi yang banyak membantu dalam mengurus administrasi.

9. Kepala Sekolah, guru – guru, dan seluruh pegawai SMA Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian, serta adik – adik siswi SMA Negeri 2 Medan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Orangtuaku tercinta, Oslan Sirait, S.H dan Sondang Pangaribuan yang telah memberikan motivasi serta dukungan doa kepada penulis dan juga kepada kakak dan abang saya, Deviana Normedi Sirait, David Hamonangan Sirait dan Dedy Reynald Sirait atas semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Buat KTB ku “Laus Deo”, adik kelompokku “Theophilus” dan “Thea Trixie” serta sahabat terkasih “YAMAT” yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

13.Teman seperjuanagn di peminatan epidemiologi “Epiderwomen” yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Teman PBL “Rumah Pink” Teman LKP “Puskesmas Teladan” serta teman-teman stambuk 2010 terima kasih atas dukungan, doa, semangat, dan kebersamaan selama ini.

14.Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar kedepannya bisa menjadi lebih baik. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, Agustus 2014

(10)

DAFTAR ISI

2.1.2. Klasifikasi Dismenore ... 8

2.1.3. Gejala Dismenore ... 9

2.1.4. Etiologi Dismenore ... 9

2.1.5. Faktor Risiko Dismenore ... 10

2.1.6. Pencegahan Dismenore ... 15

(11)

3.6.2. Analisis Bivariat ... 20

3.7. Definisi Operasional ... 21

BAB 4 HASIL 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 24

4.2. Hasil Penelitian ... 24

4.2.1. Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore ... 24

4.2.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore ... 25

4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 26

4.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Menarche... 26

4.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi ... 27

4.2.6. Distribusi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi ... 27

4.2.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga ... 28

4.2.8. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi ... 28

4.2.9. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Dismenore pada Keluarga ... 29

4.2.10. Hubungan Umur dengan Dismenore ... 30

4.2.11. Hubungan Umur Menarche dengan Dismenore ... 30

4.2.12. Hubungan Lama Menstruasi dengan Dismenore ... 32

4.2.13. Hubungan Siklus Menstruasi dengan Dismenore ... 32

4.2.14. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore ... 33

4.2.15. Hubungan Status Gizi dengan Dismenore ... 34

4.2.16. Hubungan Riwayat Dismenore pada Keluarga dengan Dismenore ... 35

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Analisis Univariat ... 37

5.1.1. Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore ... 37

5.1.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore ... 38

5.1.3. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur ... 39

5.1.4. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur Menarche ... 40

5.1.5. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi ... 41

5.1.6. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi ... 42

5.1.7. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga ... 43

5.1.8. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi ... 44

(12)

5.2. Analisis Bivariat ... 46

5.2.1. Hubungan Umur dengan Dismenore ... 46

5.2.2. Hubungan Umur Menarche dengan Dismenore ... 47

5.2.3. Hubungan Lama Menstruasi dengan Dismenore ... 48

5.2.4. Hubungan Siklus Menstruasi dengan Dismenore ... 50

5.2.5. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore ... 51

5.2.6. Hubungan Status Gizi dengan Dismenore ... 53

5.2.7. Hubungan Riwayat Dismenore pada Keluarga dengan Dismenore ... 55

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner

Lampiran II Surat izin Penelitian Lampiran III Surat Selesai Penelitian Lampiran IV Master Data

(13)

DAFTAR TABEL

4.1. Tabel Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 25 4.2. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan

Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 25 4.3. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur di SMA

Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 26 4.4. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur Menarche

di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 26 4.5. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi

di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 27 4.6. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi

di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 27 4.7. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga

di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 28 4.8. Tabel Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMA

Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 28 4.9. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Dismenore pada

Keluarga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 29 4.10. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Umur dengan Kejadian Dismenore

pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 30 4.11. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Umur Menarche dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 31 4.12. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 32 4.13. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Siklus Menstruasi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 33 4.14. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian

(14)

4.15. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 34 4.16. Tabel Tabulasi Silang Hubungan Riwayat Dismenore dengan

(15)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Siklus Menstruasi ... 13 5.1. Gambar Diagram Pie Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di

SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 37 5.2. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Derajat Kesakitan Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 38 5.3. Gambar Diagarm Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Umur di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 39 5.4. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Umur Menarche di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 40 5.5. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Lama Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 41 5.6. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Siklus Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 42 5.7. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Kebiasaan Olahraga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 43 5.8. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Status Gizi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 44 5.9. Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan

Riwayat Dismenore pada Keluarga di SMA Negeri 2 Medan

Tahun 2014 ... 45 5.10. Gambar Diagram Batang Hubungan Umur dengan Kejadian Dismenore

pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ... 46 5.11. Gambar Diagram Batang Hubungan Umur Menarche dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Tahun 2014 ... 47 5.12. Gambar Diagram Batang Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Tahun 2014 ... 48

(16)

5.14. Gambar Diagram Batang Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan

Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Tahun 2014 ... 51 5.15. Gambar Diagram Batang Hubungan Status Gizi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Tahun 2014 ... 53 5.16. Gambar Diagram Batang Hubungan Riwayat Dismenore pada

Keluarga dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2

(17)

ABSTRAK

Dismenore adalah nyeri abdomen bagian bawah yang dirasakan tepat sebelum atau selama haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Prevalensi dismenore di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 64,25%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 128 orang yang diambil dengan cara simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner serta alat ukur timbangan dan meteran. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian diperoleh proporsi prevalens kejadian dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 sebanyak 85,90% dengan derajat kesakitan ringan 79,10%, sedang 8,20%, dan berat 12,70%. Proporsi tertinggi responden yang mengalami dismenore berada pada kelompok umur 14 – 15 tahun (86,00%), umur menarche ≤ 12 tahun (87,70%), lama menstruasi < 7 hari (86,30%), siklus menstruasi normal (87,40%), sering berolahraga (96,90%), status gizi lebih (100,00%), dan ada riwayat keluarga (90,50%). Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga (p=0,040) dan riwayat keluarga (p=0,001) dengan kejadian dismenore. Tidak ada hubungan yang bermakna dengan umur, umur menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, dan status gizi.

Disarankan kepada siswi SMA Negeri 2 Medan untuk melakukan olahraga teratur. Bagi siswi yang mengalami dismenore dan memiliki riwayat dismenore pada keluarga untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah penyakit endometris lainnya.

(18)

ABSTRACT

Dysmenorrheaislower abdominal painthat is feltjust beforeorduringmenstruationthatcaninterferewith daily activities. The prevalence ofdysmenorrheainIndonesiain 2008was64.25%. The purposeofthis research wastodetermine the factorsassociatedwiththe incidence ofdysmenorrheain female students ofSMAN 2in 2014.

This research is anobservationalstudywithcross sectional approach. Sample was many 128studentsweretakenby simple randomsampling. The research instrument usedwas aquestionnaireas well asthe scalesof measuring instrumentsand gauges. Univariate data were analyzed descriptively andbivariate datawere analyzedusing the chi-square testwith95% confidence level(α =0.05).

The results of the research shown that proportion prevalence of dysmenorrheainSMAN 2in2014 was85.90% with mild pain intensity 79.10%, moderate pain 8.20%, and severe pain 12.70%. The highestproportion of the dysmenorrhea of the respondent at category ages14-15years olds (86.00%), age ofmenarche≤12 years old(87.70%), longermenstrual<7 days(86.30%), normalmenstrualcycles(87 ,40%), frequency of exercise(96.90%), overweight(100.00%), andnofamily history(90.50%). The result of bivariateanalysis, there is a significant association between exercise habits(p = 0.040) andfamily history(p =0.001). There was no significant correlation between age, age ofmenarche, duration of menstruation,the menstrualcycle, andnutritional status.

It is suggested toSMA Negeri2fieldforexercise regularly. For thosegirlswho havea historyof dysmenorrheaanddysmenorrhea ina familytosee a doctortopreventotherendometris.

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimana terjadi proses pematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi perempuan dewasa.1

Seorang remaja akan mengalami masa perkembangan remaja yang dimulai dari masa pubertas yaitu umur 12-23 tahun. Masa pubertas dibagi menjadi tiga yaitu masa prapubertas, masa pubertas, dan masa remaja. Masa prapubertas dialami wanita yang berumur 12-13 tahun dan pria yang berumur 13-14 tahun. Masa pubertas dialami wanita yang berumur 13-18 tahun dan pria yang berumur 14-18 tahun. Masa remaja dialami wanita yang berumur 18-21 tahun dan pria yang berumur 18-23 tahun.2

Salah satu tanda seorang wanita memasuki masa pubertas adalah mengalami menstruasi. Menstruasi adalah meluruhnya endometrium yang menebal, disertai sedikit darah, yang terjadi setiap bulan setelah pubertas sampai menopause.3 Menstruasi normalnya berlangsung selama 3-5 hari.4Gangguan mentruasi yang biasa terjadi adalah premenstrual tension, mastodinia, mittelschmiz, dan dismenorea.5

(20)

Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer terjadi karena produksi prostaglandin yang lebih besar sehingga menyebabkan kontraksi uterus, iskemia uterus, dan nyeri pelvis. Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti endometriosis, salfingitis, dan kelainan duktus.8

Hasil Penelitian pada pelajar putri di Korea tahun 1999 menunjukkan 81,9% mengalami dismenore dimana 42,6% memiliki riwayat keluarga yang mengalami dismenore.9 Hasil penelitian di Thailand tahun 2004 menunjukkan prevalensi dismenore para remaja putri Thailand sebesar 84,2% dengan keluhan kram pada perut sebesar 78%, nyeri punggung 58,9% dan perubahan mood 56,9%.10

Pada tahun 2005 di Jepang angka kejadian dismenore primer 46 %, dan 27,3 % dari penderita absen dari sekolah dan pekerjaannya pada hari pertama menstruasi.11 Pada tahun 2007 prevalensi dismenore di Malaysia 62,33% dimana 80,7% memiliki riwayat keluarga yang mengalami dismenore.12

Hasil penelitian di Oman tahun 2011 menunjukkan bahwa remaja putri di Oman yang mengalami menstruasi ada 94% dengan derajat kesakitan 27% dismenore ringan, 41% dismenore sedang, dan 32% dismenore berat.13 Pada tahun yang sama dilakukan penelitian pada mahasiswa keperawatan di Libanon dan diperoleh prevalensi kejadian dismenore sebesar 38,1 %.14

(21)

derajat kesakitan 41,9% dismenore ringan, 20,3% dismenore sedang, dan 5,5% dismenore berat.16Prevalensi dismenore primer pada tahun 2012 di Amerika Serikat pada wanita umur 12 – 17 tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat yang mengakibatkan 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah.17

Pada tahun 2008, prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder.18 Hasil penelitian Olaf Sianipar pada tahun 2009 menunjukkan 31,6% remaja putri di Jakarta Timur mengalami dismenore.19 Pada tahun 2010, prevalense dismenore di Manado sebesar 98,5% dengan keluhan 10,1% mengalami mual muntah, 14,1% nyeri kepala, 33,7% gangguan emosi dan 1% pingsan.20

Hasil penelitian Toh Chia Thing pada tahun 2011 menunjukkan 53,9% siswi di SMA Santo Thomas 1 Medan mengalami dismenore dimana 32,6% yang berolahraga secara teratur.21Dilokasi yang sama pada tahun 2012, hasil penelitian Novia menunjukkan 84,4 % remaja di SMA St. Thomas 1 Medan mengalami dismenore dengan intensitas nyeri ringan 46,7%, nyeri sedang 30,0%, dan nyeri berat 23,3%.22

Hasil penelitian Andi pada tahun 2012 menunjukkan 87,1% remaja putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan mengalami dismenore.23 Hasil penelitian Desriani pada tahun 2013 menunjukkan 54,4% remaja Gorontalo mengalami dismenore primer.24

(22)

dismenore ringan, 63,46% dismenore sedang, dan 21,15% dismenore berat.25 Pada tahun 2013, hasil penelitian Frenita di SMK Negeri 10 Medan menunjukkan 81,30% remaja mengalami dismenore.26

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui proporsi prevalenskejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

2. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan umur di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

3. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan derajat kesakitan dismenore di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

4. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan umur menarche di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

5. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan lama menstruasi di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

(23)

7. Untuk mengetahui distribusi proporsiberdasarkan kebiasaan olahraga di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

8. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan status gizi di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

9. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan riwayat dismenore pada keluarga di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

10. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

11. Untuk mengetahui hubungan antara umur menarche dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

12. Untuk mengetahui hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

13. Untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

14. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

15. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014.

(24)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Untuk Peneliti

Untuk menambah wawasan mengenai permasalahan pada masyarakat yang berhubungan denganreproduksi wanita khususnya mengenai dismenore dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.4.2. Untuk Instansi

Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kejadian dismenore para pelajar putri dan sebagai bahan masukan untuk mengatasinya agar proses belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik.

1.4.3. Untuk Institusi Pendidikan

(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dismenore

2.1.1. Defenisi Dismenore

Dismenore merupakan salah satu gangguan menstruasi yang terjadi karena keadaan patologis yang berhubungan dengan menstruasi.27Dismenore didefenisikan sebagai menstruasi yang terasa nyeri. Rasa nyeri ini sering digambarkan sebagai nyeri kram abdomen bagian bawah yang terjadi selama haid.28

Dismenore merupakan gangguan yang berkenaan dengan tepat pada masa menstruasi. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer yaitu nyeri pada saat menstruasi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin sedangkan dismenore sekunder yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas. Kelainan anatomis ini kemungkinan adalah nyeri menstruasi disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, dan pemakaian IUD.29

Intensitas nyeri dismenore dibagi 3 yaitu :

a. Ringan : terjadi sejenak, dapat segera pulih, tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari

b. Sedang : memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meninggalkan pekerjaannya

(26)

Selain dismenore, yang termasuk gangguan menstruasi yang terjadi karena keadaan patologis yang berhubungan dengan mesntruasi adalah premenstrual tension, mastodinia, dan mittelschmerz.Premenstrual tension merupakan keluhan yang mulai terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan progesteron menjelang menstruasi. Keluhan-keluhan ini dapat terjadi dari gangguan emosional, insomnia, gelisah, merasa tertekan, cepat marah, sakit kepala dan gangguan konsentrasi.

Mastodinia merupakan gangguan yang terjadi sebelum menstruasi dimana terjadi pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air atau garam yang terjadi pada payudara sehingga ujung syaraf tertekan.

Mittelschmerz merupakan rasa sakit saat ovulasi yang terjadi di bagian bawah abdomen. Perdarahan ini terjadi karena pecahnya folikel Graff, dapat disertai perdarahan, lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari.5,27

2.1.2. Klasifikasi Dismenore

a. Dismenore Primer

Dismenore primer merupakan dismenore yang paling umum terjadi pada wanita. Dismenore Primer disebabkan oleh peningkatan produksi prostglandin.29Dismenore primer umumnya terjadi 2 tahun setelah menstruasi pertama dan berlangsung sebelum atau sesudah menstruasi selama 2-3 hari.8,30

b. Dismenore Sekunder

(27)

implantasi jaringan endometrium ditemukan pada lokasi ektopik dalam rongga peritonium.31

2.1.3. Gejala Dismenore

Gejala dismenore primer biasanya dimulai 6-12 bulan setelah menarche, pada saat ovulasi mulai terjadi. Nyeri digambarkan sebagai nyeri kram, rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, yang mulai beberapa jam setelah menstruasi. Nyeri biasanya berlangsung selama 1 atau 2 hari. Gejala yang menyertainya berupa sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri punggung.28,32,33

Gejala dismenore sekunder cenderung terjadi tidak berhubungan dengan menarche. Penyebab yang sering terjadi adalah endometriosis.28,32Selain itu, dapat juga disebabkan oleh infeksi pelvis, kehamilan intrauteri atau ekstrauteri, dan pemakaian IUD.34 Gejala khas dari dismenore sekunder adalah nyeri hebat saat menstruasi; lokasi spesifiknya tergantung pada tempat implantasi.31

2.1.4. Etiologi Dismenore

Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi.

a. Dibawah pengaruh progesteron selama fase luteal siklus menstruasi, endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada awitan menstruasi

(28)

Dismenore sekunder disebabkan kondisi : a. Endometriosis

b. Penyakit radang panggul

c. Perdarahan uterus disfungsional d. Maladaptasi pemakainan AKDR e. Kanker ovarium atau uterus 35 2.1.5. Faktor Resiko Dismenore

Ada beberapa faktor risiko yang dapat dihubungkan dengan dismenore: a. Usia Menarche

Menarche adalah permulaan periode menstruasi yang dimulai pada usia rata-rata 12,8 tahun.36Umumnya menarche terjadi pada usia 12 - 13 tahun. Menarche yang terjadi lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi belum siap untuk mengalami perkembangan dan juga masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika mengalami menstruasi.37 Hasil penelitian Desriani pada tahun 2013 dimana terdapat 37 orang (41,11%) responden dengan kategori usia menarche cepat yang mengalami dismenore primer. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan signifikan (p = 0,009) antara usia menarche dini dengan kejadian dismenore primer pada siswi kelas VIII SMPN 6 Gorontalo.24

b. Lama Menstruasi

(29)

uji chi square pada penelitian Frenita diperoleh nilai p=0,046 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Rasio prevalens siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari dan < 7 hari adalah 1,158 (0,746 – 0,999). Yang berarti siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari kemungkinan berisiko mengalami dismenore 1,2 kali lebih besar daripada siswi dengan lama menstruasi < 7 hari.26

c. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi normal adalah 25 – 32 hari.39 Dalam setiap siklus menstruasi terdapat empat fase utama yaitu sebagai berikut :

1. Fase Menstruasi

Apabila ovum tidak mengalami fertilisasi, maka ovum tersebut akan mati dalam waktu 12-24 jam. Endometrium dilepaskan bersama darah menstruasi, pembuluh-pembuluh darah menyempit karena adanya jaringan endometrium yang mengalami kongesti (pembengkakan). Pada fase ini hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling rendah. Hari pertama siklus menstruasi merupakan hari pertama perdarahan endometrium. Fase ini berlangsung sekitar 3-5 hari.

2. Fase Regenerasi

(30)

lamanya siklus menstruasi wanita lebih pendek dari 28 hari, maka yang bervariasi adalah fase regenerasinya.

3. Fase Poliferasi

Pada fase poliferasi lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran kelenjarnya lebih kompak disebut “stratum kompakta”. Sedangkan lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok, menjadi lebih longgar disebut “stratum Spongiosa”. Stadium poliferasi berlangsung sejak hari ke-5 sampai hari ke-14 dan tebal endometrium sekitar 3,5 cm.

4. Fase Sekretoris (Pra menstruasi)

(31)

Gambar 2.1. Siklus Menstruasi42 d. Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan olahraga yang rutin meningkatkan sirkulasi darah dan kadar oksigen sehingga aliran darah dan oksigen menuju uterus menjadi lancar dan mengurangi rasa nyeri ketika menstruasi. Selain itu, olahraga yang teratur juga meningkatkan produksi endorpin yang menurunkan kadar stres yang secara tak langsung juga menurunkan rasa nyeri menstruasi.37

(32)

nyeri.43Olahraga yang sangat dianjurkan adalah olahraga aerobic yaitu jalan, jogging, bersepeda, dan berenang. Frekuensi latihan 3-4 kali seminggu dengan teratur.44

Penelitian Toh Chia tahun 2011 menunjukkan ada hubungan kejadian dismenore dengan kebiasaan berolahraga dimana hasil analisa data dengan menggunakan metode uji Chi Square menunjukkan kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p = 0,01).21

e. Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan

Kekurangan berat badan dapat diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan haid tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Pada saat haid fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.45Hasil penelitian Dian pada tahun 2013 menunjukkan remaja yang mengalami dismenore 28,1% obesitas, 15,8% kelebihan berat badan dan 21,1% berat badan normal. Berdasarkan statistik uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan kejadian dismenoreantara remaja putri dengan normal weight dan remaja putri dengan nilai IMT lebih dari normal weight.46

f. Riwayat Keluarga

(33)

itu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama di lingkungan keluarga tersebut.24Dari 81 remaja yang memiliki riwayat dismenore di keluarga, 60 orang diantaranya mengalami dismenore (74,1%).47Hasil penelitian pada pelajar putri di Korea tahun 1999 menunjukkan 81, 9 % mengalami dismenore dimana 42,6 % memiliki riwayat keluarga yang mengalami dismenore.9

2.1.6. Pencegahan Dismenore

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer yang dapat dilakukan untuk mengatasi dismenore adalah : a.1. Melakukan olahraga yang rutin agar aliran darah dan oksigen menuju

uterusmenjadi lancar sehingga mengurangi rasa nyeri ketika menstruasi.

a.2. Tidur cukup untuk mengurangi tingkat stres yang dapat menyebabkan dismenore.

a.3. Hindari minuman yang mengandung kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostglandin

a.4. Diet rendah garam

a.5. Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih35 b. Pencegahan Sekunder

(34)

mengurangi rasa nyeri dapat di lakukan dengan pemberian obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)yang akan menghambat pembentukan prostaglandin berupa ibuprofen, natrium naproksen, asam mefenamat, atau meklofenamat. Obat-obatan ini diberikan pada saat atau sebelum awitan menstruasi dan dilanjutkan selama hari pertama atau kedua menstruasi.28

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuanmemperkecil rasa nyeri yang dialami oleh penderita dismenore sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang dialami.. Pencegahan tersier yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan dukungan secara psikologis agar penderita dismenore merasa nyaman. Apabila rasa nyeri semakin meningkat dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit agar nyeri yang dirasakan dapat berkurang dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu.

2.1.7. Dampak Dismenore

(35)

mencari pertolongan ke dokter.20Pada tahun 2013, 65,9% remaja putri di Tomohon mengalami gangguan belajar akibat mengalami dismenore.49

2.2. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep pada penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorepada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Umur

2. Derajat Kesakitan 3. Umur Menarche 4. Lama Menstruasi 5. Siklus Menstruasi 6. Kebiasaan Olahraga 7. Status Gizi

8. Riwayat Keluarga

(36)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitikdenganpendekatan cross sectional.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 yang berada di Jalan Karang Sari Kecamatan Medan Polonia,Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Agustus 2014 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 2 Medan dari kelas X dan XI yang berjumlah 477 orang yang terdiri dari 207 orang siswi X IPA, 27 orang siswi X IPS, 198 orang siswi XI IPA dan 45 orang siswi XI IPS.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian siswi SMA Negeri 2 Medan. Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel dengan jumlah populasi yang diketahui. 50

n =

(37)

n : Besar sampel minimal N : Jumlah populasi

Z : Tingkat kepercayaan (95% = 1,96) p : Proporsi penderita dismenore (0,87)23

E : Kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki (5%) Berdasarkan rumus besar sampel minimal di atas maka, n =

(1,96)2 [0,87 (1-0,87)] + (477-1) (0,05)2 (1,96)2 [0,87 (1-0,87)] 477

= 1,62

207,2

= 128

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, sehingga setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.51

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para siswi dengan menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran tinggi serta berat badan siswi.

3.4.2. Data Sekunder

(38)

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :

1. Kuesioner, yang berisi data karakteristik siswi dan pertanyaan tentang umur menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, kebiasaan olahraga, status gizi, dan riwayat keluarga.

2. Timbangan dan meteran. 3.6. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan computer yaitu program SPSS ( Statistical Package for the Social Science) melalui tahapan editing, coding, dan entry data. Jenis analisis data yang dilakukan adalah : 3.6.1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.

3.6.2. Analisis Bivariat

(39)

Pengukuran ratio prevalence dengan menggunakan rumus52 : RP = A / (A+B) : C / (C+D)

Keterangan :

A / (A+B) : Proporsi (prevalens) subjek dengan faktor risiko yang mengalami dismenore

C / (C+D) : Proporsi (prevalens) subjek tanpa faktor risiko yang mengalami dismenore

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik. 3.7. Definisi Operasional

3.7.1. Dismenore adalah rasa sakit di bagian bawah perut yang terjadi sebelum atau bersamaan saat menstruasi, yang dapat dikategorikan :

1. Dismenore 2. Tidak Dismenore

3.7.2. Umur adalah usia siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai :

1. 14 – 15 tahun 2. 16 – 18tahun

3.7.3. Derajat kesakitan dismenore adalah tingkat kesakitan nyeri menstruasi yang dirasakan siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 ketika menstruasi yang dapat di kategorikan sebagai :

1. Ringan : terjadi sejenak, dapat segera pulih, tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari 2. Sedang : memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan

tidak perlu meninggalkan pekerjaannya

(40)

3.7.4. Umur menarche adalah umur pertama menstruasi dari SMA Negeri 2 MedanTahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai :

1. Cepat : ≤ 12 tahun 2. Normal : 13 – 14 tahun 3. Terlambat : > 14 tahun

3.7.5. Lama menstruasi adalah jumlah hari terjadinya perdarahan menstruasipada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai : 1. Normal : < 7 hari

2. Tidak Normal : ≥ 7 hari

3.7.6 Siklus menstruasi adalah lamanya satu siklus menstruasi yang terjadi pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 , yang dapat dikategorikan atas : 1. Normal : 25 – 32 hari

2. Tidak Normal : Kurang dari 25 hari atau lebih dari 32 hari

3.7.7. Kebiasaan olahraga adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori) yang dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit per hari yang dilakukan oleh siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang dapat dikategorikan sebagai :

1. Jarang : < 3 kali seminggu 2. Sering : ≥ 3 kali seminggu

3.7.8. Status gizi adalah keadaan gizi individu pada siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014 yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2), dapat dikategorikan atas:

(41)

3.7.9. Riwayat keluarga adalah riwayat dismenore pada ibu atau saudara perempuan dari siswi SMA Negeri 2 MedanTahun 2014, yang dapat dikategorikan atas : 1. Ada

(42)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 2 Medan terletak di Jalan Karang Sari No. 435 Kecamatan Medan Polonia, Medan. Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa di SMA Negeri 2 Medan berjumlah 1.220 orang. SMA Negeri 2 Medan memiliki 2 jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut adalah perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium bahasa, lapangan basket, lapangan voli, dan lapangan futsal. Selain itu terdapat juga ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendukung ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). Ekstrakurikuler yang ada di SMAN 2 Medan yaitu palang merah remaja, tim robot XII IPA 1 2013, karate, paskibra, pramuka, SMANDU-grafi, fame dance, traditional dance, basket, tarung drajat, dan tim voli.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore

(43)

Tabel 4.1. Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa proporsi prevalens dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 adalah 110 orang (85,9%).

4.2.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan

Dismenore

Distribusi proporsi responden berdasarkan derajat kesakitan dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan

Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Derajat Kesakitan Frekuensi Proporsi (%)

Ringan 87 79,1

Sedang 9 8,2

Berat 14 12,7

Jumlah 110 100,0

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan derajat kesakitan dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, paling banyak pada derajat kesakitan ringan yaitu 87 orang (79,1%), kemudian pada derajat kesakitan berat, yaitu 14 orang (12,7%), dan yang paling sedikit pada derajat kesakitan sedang , yaitu 9 orang (8,2%).

Kejadian Dismenore Frekuensi Proporsi (%)

Dismenore 110 85,9

Tidak Dismenore 18 14,1

(44)

4.2.3. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur

Distribusi proporsi responden berdasarkan umur di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Umur (Tahun) Frekuensi Proporsi (%)

14 – 15 50 39,1

16 – 18 78 60,9

Jumlah 128 100,0

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan umur di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, paling banyak pada kelompok umur 16 – 18 tahun yaitu 78 orang (60,9%), kemudian pada kelompok umur 14 – 15 tahun yaitu 50 orang (39,1%)

4.2.4. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur Menarche

Distribusi proporsi responden berdasarkan umur menarche pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur Menarche di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan umur menarche di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, paling banyak pada kelompok umur 13 sampai 14 tahun yaitu 66 orang (51,6%), kemudian pada kelompok umur dibawah sama dengan 12 tahun, yaitu 57 orang (44,5%), dan yang paling sedikit pada kelompok umur diatas 14 tahun, yaitu 5 orang (3,9%).

Umur Menarche (Tahun) Frekuensi Proporsi (%)

≤ 12 57 44,5

13 – 14 66 51,6

> 14 5 3,9

(45)

4.2.5. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi

Distribusi proporsi responden berdasarkan lama menstruasi pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan lama menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang paling banyak adalah lama menstruasi < 7 hari yaitu 73 orang (57,0%) dan yang paling sedikit adalah lama menstruasi ≥ 7 hari yaitu 55 orang (43,0%).

4.2.6. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi

Distribusi proporsi responden berdasarkan siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun2014

Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan siklus menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang paling banyak adalah siklus menstruasi normal (25 – 32 hari) yaitu 103 orang (80,5%) dan yang paling sedikit adalah siklus menstruasi tidak normal (kurang dari 25 atau lebih dari 32 hari) yaitu 25 orang (19,5%).

Lama Menstruasi Frekuensi Proporsi (%)

< 7 hari 73 57,0

≥ 7 hari 55 43,0

Jumlah 128 100,0

Siklus Menstruasi Frekuensi Proporsi (%)

Normal 103 80,5

Tidak Normal 25 19,5

(46)

4.2.7. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga

Distribusi proporsi responden berdasarkan kebiasaan olahraga pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan kebiasaan olahraga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang paling banyak adalah yang jarang berolahraga (kurang dari 3 kali seminggu) yaitu 96 orang (75,0%) dan yang paling sedikit adalah yang sering berolahraga (lebih dari 3 kali seminggu) yaitu 32 orang (25,0%).

4.2.8. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi

Distribusi proporsi responden berdasarkan status gizi pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan status gizi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang paling banyak status gizi normal yaitu 78 orang (61,0%), kemudian underweight (status gizi

Olahraga Frekuensi Proporsi (%)

Jarang 96 75,0

Sering 32 25,0

Jumlah 128 100,0

Status Gizi Frekuensi Proporsi (%)

Underweight 47 36,7

Normal 78 61,0

Overweight 3 2,3

(47)

kurang) yaitu 47 orang (36,7%), dan yang paling sedikit adalah overweigth (status gizi lebih) yaitu 3 orang (2,3%).

4.2.9. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat Dismenore pada Keluarga

Distribusi proporsi responden berdasarkan riwayat dismenore pada keluarga pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat Dismenore

pada Keluarga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.9. dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan riwayat dismenore pada keluarga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014, yang paling banyak adalah yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga yaitu 74 orang (57,8%) dan yang paling sedikit adalah yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga yaitu 19 orang (14,9%).

4.2.10. Hubungan Umur dengan Kejadian Dismenore

Hubungan umur dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Riwayat Keluarga Frekuensi Proporsi (%)

Ada 74 57,8

Tidak ada 19 14,9

Tidak Tahu 35 27,3

(48)

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Umur dengan Kejadian Dismenore

pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Umur

(Tahun)

Dismenore Tidak

Dismenore Jumlah χ2 / p RP (95%

CI)

f % f % f %

14 – 15 43 86,0 7 14,0 50 100,0 0,000 / 0.987

1,001 (0,867 – 1,156) 16 – 18 67 85,9 11 14,1 78 100,0

Berdasarkan tabel 4.10. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara umur dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan menunjukkan 43 orang (86,0%) pada kelompok umur 14 - 15 tahun mengalami dismenore, sedangkan 7 orang (14,0%) tidak mengalami dismenore. Pada kelompok umur 15 – 18 tahun 67 orang (85,9%) mengalami dismenore, sedangkan 11 orang (14,1%) tidak mengalami dismenore. Rasio prevalens kejadian dismenore pada siswi dengan pada kelompok umur 14 sampai 15 tahun dibanding dengan siswi pada kelompok umur 16 sampai 18 tahun adalah 1,001 (0,867 – 1,156).

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,987 yang berarti secara umum tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian dismenore .

4.2.11. Hubungan Umur Menarche dengan Kejadian Dismenore

(49)

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Hubungan Umur Menarche dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.11. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara umur menarche dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan menunjukkan 50 orang (87,7%) pada kelompok umur menarche ≤ 12 tahun mengalami dismenore, sedangkan 7 orang (12,3%) tidak mengalami dismenore. Pada kelompok umur menarche 13 – 14 tahun, 57 orang (86,4%) mengalami dismenore, sedangkan 9 orang (13,6%) tidak mengalami dismenore. Pada kelompok umur menarche> 14 tahun, 3 orang (60,0%) mengalami dismenore, sedangkan 2 orang (40,0%) tidak mengalami dismenore.

Untuk kelompok umur menarche ≤ 12 tahun jika dibandingkan dengan kelompok umur menarche 13 – 14 tahun dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,824 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur menarche dengan kejadian dismenore.

Untuk kelompok umur menarche > 14 tahun jika dibandingkan dengan kelompok umur menarche 13 – 14 tahun dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,116 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur menarche dengan kejadian dismenore.

(50)

4.2.12. Hubungan Lama Menstruasidengan Kejadian Dismenore

Hubungan lama menstruasi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Lama

Berdasarkan tabel 4.12. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan menunjukkan 63 orang (86,3%) siswi dengan lama menstruasi normal (< 7 hari) mengalami dismenore sedangkan 10 orang (13,7%) tidak mengalami dismenore. Pada siswi dengan lama menstruasi tidak normal (≥7 hari) menunjukkan 47 orang (85,5%) mengalami dismenore sedangkan 8 orang (14,5%) tidak mengalami dismenore.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,891 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore.

4.2.13. Hubungan Siklus Menstruasidengan Kejadian Dismenore

(51)

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Hubungan Siklus Menstruasi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Siklus

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui hasil tabulasi silang antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan menunjukkan 90 orang (87,4%) siswi dengan siklus menstruasi normal (25 sampai 32 hari) mengalami dismenore sedangkan 13 orang (12,6%) tidak mengalami dismenore. Pada siswi dengan siklus menstruasi tidak normal (kurang dari 25 hari atau lebih dari 32 hari) menunjukkan 20 orang (80,0%) mengalami dismenore sedangkan 5 orang (20,0%) tidak mengalami dismenore.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,341 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenore.

4.2.14. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenore

Hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian

(52)

Berdasarkan tabel 4.14. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan menunjukkan 79 orang (82,3%) siswi yang jarang olahraga (kurang dari 3 kali seminggu) mengalami dismenore sedangkan 17 orang (17,7%) tidak mengalami dismenore. Pada siswi yang sering berolahraga (lebih dari sama dengan 3 kali seminggu) menunjukkan 31 orang (96,9%) mengalami dismenore sedangkan 1 orang (3,1%) tidak mengalami dismenore. Rasio prevalens kejadian dismenore siswi yang jarang berolahraga dibanding dengan siswi yang sering berolahraga adalah 0,849 (0,760 – 0,950).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,040 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore.

4.2.15. Hubungan Status Gizidengan Kejadian Dismenore

Hubungan status gizi dengan dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

(53)

Berdasarkan tabel 4.15. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan yang menunjukkan 39 orang (83,0%) yang berstatus gizi kurang mengalami dismenore, sedangkan 8 orang (17,0%) tidak mengalami dismenore. Pada status gizi normal 68 orang (87,2%) mengalami dismenore, sedangkan 10 orang (12,8%) tidak mengalami dismenore. Pada kelompok status gizi lebih 3 orang (100,0%) mengalami dismenore.

Untuk status gizi underweight jika dibandingkan dengan status gizi normal dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,517 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian dismenore.

Untuk status gizi overweight jika dibandingkan dengan status gizi normal dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,508 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian dismenore. 4.2.16. Hubungan Riwayat Dismenore pada Keluargadengan Dismenore

Hubungan riwayat dismenore pada keluarga dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.16.

(54)

Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui hasil tabulasi silang antara riwayat dismenore pada keluarga dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan yang menunjukkan 67 orang (90,5%) yang memiliki riwayat dismenore mengalami dismenore, sedangkan 7 orang (9,5%) tidak mengalami dismenore. Pada responden yang tidak memiliki riwayat keluarga 11 orang (57,9%) mengalami dismenore, sedangkan 8 orang (42,1%) tidak mengalami dismenore. Pada responden yang tidak tahu memiliki riwayat dismenore 32 orang (91,4%) mengalami dismenore sedangkan 3 orang ( 8,6%) tidak mengalami dismenore. Rasio prevalens kejadian dismenore siswi yang memiliki riwayat dismenore dibanding dengan siswi yang tidak memiliki riwayat dismenore adalah 1,564 (1,058 – 2,311).

(55)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Analisis Univariat

5.1.1. Proporsi Prevalence Kejadian Dismenore

Gambar 5.1. Diagram Pie Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Berdasarkan gambar 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi prevalens dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 adalah 85,9%. Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering terjadi pada wanita dimana terjadi karena keadaan patologis yang berhubungan dengan menstruasi.5 Gejala dismenore yang biasa terjadi adalah nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama menstruasi.8

Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer terjadi karena produksi prostaglandin yang lebih besar sehingga menyebabkan kontraksi uterus, iskemia uterus, dan nyeri pelvis. Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti endometriosis, salfingitis,

85,9% 14,1%

Kejadian Dismenore

(56)

dan kelainan duktus.8 Dismenore yang sering terjadi pada siswi SMA adalah dismenore primer.

Hal ini sesuai dengan penelitian Andi di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone pada tahun 2012 dimana diperoleh 87,1 % remaja putri mengalami dismenore.23 Dan hasil penelitian Fersta tahun 2013 pada SMA Kristen I Tomohon, dengan menggunakan desain cross sectional menunjukkan 91,7% remaja putri mengalami dismenore.49

5.1.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan

Dismenore

Gambar 5.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.2. dapat dilihat bahwa berdasarkan derajat kesakitan dismenore, proporsi responden tertinggi ada pada derajat kesakitan ringan (79,1%) dan yang terendah pada derajat kesakitan sedang (8,2%). Derajat kesakitan dismenore tiap orang berbeda-beda dan gejala yang dirasakan juga berbeda.

Derajat kesakitan ringan ditandai dengan terjadi sejenak, dapat segera pulih, tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan

sehari-79,1% 12,7%

8,2%

Derajat Kesakitan

(57)

hari. Derajat kesakitan sedang ditandai dengan memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Derajat kesakitan berat ditandai dengan rasa sakit yang hebat sehingga tidak mampu melakukan tugas harian, memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi karena mengganggu menstruasi.4

Hal ini sesuai dengan penelitian Asmika tahun 2013 yang menunjukkan 100% mahasiswi Universitas Brawijaya mengalami dismenore dengan derajat kesakitan ringan 15,38%, sedang 63,46%, dan berat 21,15%.25 Dan hasil penelitian Novia tahun 2012 menunjukkan 84,4% siswi di SMA St. Thomas 1 Medan mengalami dismenore dengan derajat kesakitan ringan 46,7%, sedang 30,0%, dan berat 23,3%.22

5.1.3. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur

Gambar 5.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.3. dapat dilihat bahwa berdasarkan kelompok umur, proporsi responden tertinggi ada pada kelompok umur 16 – 18 tahun (60,9%) dan yang terendah adalah pada kelompok umur 14 – 15 tahun (39,1%). Hal ini dapat terjadi

60,9% 39,1%

Umur Responden

(58)

Pengelompokkan umur pada penelitian ini dilakukan untuk melihat kejadian dismenore berdasarkan kelas siswi. Di SMA Negeri 2 Medan, umur siswi kelas X berada pada usia 14 – 15 tahun sedangkan umur siswi kelas XI berada pada usia 16 – 18 tahun.

5.1.4. Distribusi Proporsi Berdasarkan Umur Menarche

Gambar 5.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur

Menarche di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.4. dapat dilihat bahwa berdasarkan umur menarche, proporsi responden tertinggi ada pada kelompok umur menarche 13 – 14 tahun (51,6%) dan yang terendah adalah pada umur menarche> 14 tahun (3,9%). Menarche atau menstruasi pertama umumnya dialami wanita pada usia rata-rata 12,8 tahun.36

Menarche yang terjadi lebih awal dari umur rata-rata akan menyebabkan timbulnya rasa sakit ketika menstruasi. Hal ini dikarenakan alat reproduksi belum siap untuk mengalami perkembangan.37

51,6% 44,5%

3,9%

Umur Menarche

(59)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Desriani pada tahun 2013 dimana terdapat 37 orang (41,11%) responden dengan kategori usia menarche cepat yang mengalami dismenore primer.24

5.1.5. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi

Gambar 5.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.5. dapat dilihat bahwa berdasarkan lama menstruasi, proporsi tertinggi adalah responden yang lama menstruasi < 7 hari (57,0%) dan yang terendah adalah responden yang lama menstruasi ≥ 7 hari (43,0%).

Pada umumnya lama menstruasi normal adalah 4 – 7 hari dengan jumlah darah 30 – 80 mL sekali menstruasi.38 Gangguan menstruasi dengan lama menstruasi lebih dari 7 hari disebut hipermenorea (menoragia). Wanita yang mengalami hipermenorea tetap memiliki siklus menstruasi normal. Gangguan ini terjadi karena penebalan dinding rahim dan polip endometrium.6,27

Menstruasi yang lama pada seorang wanita meningkatkan produksi hormon prostaglandin sehingga berlebih yang akhirnya menimbulkan nyeri ketika menstruasi.

57,0% 43,0%

Lama Menstruasi

(60)

Berlebihnya produksi prostaglandin disebabkan kontraksi otot uterus yang berlebihan selama menstruasi.24

Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square pada penelitian Frenita diperoleh nilai p=0,046 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Rasio prevalens siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari dan < 7 hari adalah 1,158 (0,746 – 0,999).26

5.1.6. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi

Gambar 5.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.6. dapat dilihat bahwa berdasarkan siklus menstruasi, proporsi tertinggi adalah responden yang siklus menstruasinya normal (25 sampai 32 hari) (80,5%) dan yang terendah adalah responden yang siklus menstruasinya tidak normal (kurang dari 25 hari atau lebih 32 hari) (19,5%).

Siklus menstruasi normal adalah 25 – 32 hari.39 Gangguan menstruasi dengan siklus menstruasi sekitar 32 – 90 hari disebut oligomenorea. Oligomenorea dipengaruhi oleh faktor stres, nutrisi yang buruk dan penurunan berat badan yang

80,5% 19,5%

Siklus Menstruasi

(61)

signifikan.28 Sedangkan gangguan menstruasi dengan siklus menstruasi kurang dari 24 hari disebut polymenorea. Gangguan ini terjadi karena gangguan hormonal dan infeksi ovarium.5

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Putri pada tahun 2012 menunjukkan 72 orang (79,1%) responden yang memiliki siklus menstruasi tidak normal mengalami dismenore sedangkan 30 orang (75,0%) responden yang memiliki siklus menstruasi normal mengalami dismenore.37

5.1.7. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga

Gambar 5.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olahraga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.7. dapat dilihat bahwa berdasarkan kebiasaan olahraga, proporsi tertinggi adalah responden yang jarang olahraga (kurang dari 3 kali seminggu) (75,0%) dan yang terendah adalah responden yang sering olahraga (lebih dari sama dengan 3 kali seminggu) (25,0%).

Ketika seseorang melakukan olahraga, tubuh akan memproduksi hormon endorphin. Hormon endorphin dihasilkan di system saraf pusat yaitu di otak dan

75,0% 25,0%

Kebiasaan Olahraga

(62)

sumsum tulang belakang. Hormon ini membuat seseorang merasa nyaman dan juga dapat menurunkan kadar stress dan secara tak langsung juga menurunkan rasa nyeri saat menstruasi.37 Hal ini sesuai dengan penelitian Ika tahun 2006 yang menunjukkan 71,4% responden yang jarang berolahraga mengalami dismenore.53

5.1.8. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi

Gambar 5.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Status Gizi di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014

Pada gambar 5.8. dapat dilihat bahwa berdasarkan status gizi, proporsi tertinggi adalah responden yang memiliki status gizi normal (60,9%) dan yang terendah adalah responden yang memiliki status gizi overweight (2,3%). Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi lebih, gizi normal, dan gizi kurang.54

Status gizi lebih (overweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan.54

60,9% 36,7%

2,3%

Status Gizi

(63)

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu.54

Status gizi kurang (underweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan.54

Hasil penelitian Mulastin tahun 2011 menunjukkan 45,5% responden yang memiliki status gizi kurus mengalami dismenore, 53,0% responden yang memiliki status gizi normal mengalami dismenore, dan 1,5% responden yang memilki status gizi gemuk mengalami dismenore.45

5.1.9. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat Dismenore pada Keluarga

Gambar 5.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat

Dismenore pada Keluarga di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Pada gambar 5.9. dapat dilihat bahwa berdasarkan riwayat dismenore pada keluarga, proporsi tertinggi adalah responden yang memiliki riwayat dismenore pada

60,9% 29,1%

10,0%

Riwayat Dismenore

Ada

Gambar

Gambar 2.1.  Siklus Menstruasi42
Tabel 4.1. Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014
Tabel 4.4.
Tabel 4.8.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan Penelitian: Secara statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan derajat dismenore pada siswi SMA Negeri 1 Surakarta.. Kata Kunci : status

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMA Dharma Pancasila Medan Tahun

Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan pada variabel usia, tingkat stres, usia menarche, lama menstruasi dan siklus menstruasi dengan kejadian dismenore

Hubungan Status Gizi Dengan Keluhan Nyeri (Dismenore) Saat Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SLTP Di Surakarta. Universitas

Lama menstruasi normal adalah 4-7 hari dengan jumlah darah 30-80

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan tahun 2013 dan tujuan khususnya

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Putri 2018, yaitu Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Siswi Sma Dharma Sakti Medan

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status nutirisi dengan kejadian dismenore primer dengan nilai p-value 0,01, tidak terdapat hubungan antara pola menstruasi