PELESTARIAN LINGKUNGAN
SYLVIA AMANDA
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG KAWASAN WISATA
DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, September 2009
Kata Kunci : Willingness To Pay, Danau Situgede, Upaya Pelestarian Lingkungan SYLVIA AMANDA. Analisis Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan NUVA
Danau Situgede merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang masih asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Namun seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di kawasan wisata Danau Situgede menjadikan kualitas lingkungan Danau Situgede semakin menurun. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang kotor, terjadinya pecemaran air oleh sampah hingga terjadinya pendangkalan pada situ akibat penumpukan sampah. Oleh karena itu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede perlu dilakukan, namun pelaksanaan upaya tersebut masih terkendala oleh permasalahan dana. Sehingga kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan perlu diketahui.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa karakteristik pengunjung obyek wisata Danau Situgede dijelaskan berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya sebagian besar pengunjung berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 17 – 23 tahun dan memiliki status belum menikah serta tidak memiliki tanggungan. Mayoritas pengunjung Danau Situgede telah menjalani pendidikan formal selama 12 tahun serta merupakan pelajar dan mahasiswa. Tingkat pendapatan pengunjung berada pada kisaran Rp 150.000,00 – Rp 1.312.500,00 dengan domisili yang relatif dekat dengan obyek wisata Danau Situgede.
Persepsi responden terhadap obyek wisata Danau Situgede dikelompokan menjadi dua yaitu persepsi terhadap kualitas lingkungan serta terhadap pelayanan dan atribut-atribut wisata. Sebagian besar responden menyatakan kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan baik, namun kebersihan lingkungannya masih kurang baik dan terjadi pencemaran pada air. Selain itu, sebagian besar responden pun menyatakan bahwa mudah untuk mencapai lokasi wisata, merupakan obyek wisata yang aman, memiliki petugas yang ramah, serta mudah untuk mendapatkan informasi tentang obyek wisata. Namun, penyediaan fasilitas rekreasi dan fasilitas umum dirasa masih kurang memadai.
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG OBYEK
WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA
PELESTARIAN LINGKUNGAN
Sylvia Amanda H44052863
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
NRP : H44052863
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS NIP. 19580507 198601 1 001
Dosen Pembimbing II
Nuva, SP, M.Sc
Diketahui,
Ketua Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Willingness To Pay Pengunjung Kawasan Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi dan persepsi pengunjung Danau Situgede, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede, menilai besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP tersebut.
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Maret 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ir. Asim Suwarna Budi dan
R.E. Ratna Tjintawangsih.
Penulis memulai pendidikan di TK Negeri Pembina Yogyakarta pada
tahun 1991, kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 1 Kota Bogor. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kota Bogor dan melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota Bogor. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa
IPB (USMI) dan selanjutnya diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai pilihan mayor pertama.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan
yaitu sebagai Staf Departemen Kebijakan Daerah Kabinet Pembaharu BEM KM IPB 2005/ 2006, Staf Departemen Kebijakan Kampus Kabinet IPB Bersatu BEM
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya pelestarian Lingkungan”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak ilmu serta wawasan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Nuva, SP, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen penguji utama dan Bapak
Novindra, SP selaku dosen penguji wakil departemen.
4. Bapak H. M. Suganda selaku Ketua Tim Pengelola Wisata Danau Situgede dan jajarannya. Seluruh pihak Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ir. Asim Suwarna Budi dan Ibu RE. Ratna Tjintawangsih, orangtua yang selalu memberikan kekuatan, dukungan, baik moril dan materi serta limpahan doa yang tak pernah putus kepada penulis.
6. Keluarga penulis, A’Dong, Teh Ami, A’Pong, Teh Wulan dan Keya atas semangat dan dukungan serta doa yang telah diberikan kepada penulis. 7. Sahabat terbaikku, M. Ubit M. Adam, S.Pi atas segala waktu yang telah
diberikan untuk mendengarkan segala keluh kesah penulis.
8. Afid Ihsanul Khotami, S.Pi a.k.a Mamen BOS yang “unik” atas segala wawasan yang banyak disampaikan, kebersamaan dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis, thanks for everything.
kekompakkan kita selama tiga tahun lebih. Rekan Seperjuanganku Agung Ramadhan, Semangat!
11. Teman dan Saudara seperjuangan di BEM KM Kabinet Totalitas Perjuangan, Kak Gema, A’Fahmi, Teh Cici, Mba Eka, A’Dani, Kak Igoy, Kak Rudy, Kak Cumi, Mba Melput, dan lainya yang tidak dapat disebutkan. Departemen terbaikku, Departemen BOS, Mas Afid, A’Ubit, Rian, Vina, Yuni, Dian, Indah, Idham, Zul, Novan, Yudi, dan Cikun.
We’re the best team i ever had.
12. Teman-teman Kabinet IPB Gemilang, Bowo, Murnie, Rian, Vabi, Vina, Irul, Lisma, Zizah, Panji, Ika, Ahsan, Adnan, Indri, Rusdi, Ratna P, Widi, Ratna S, Laela, Amel, Rifah, Nurdi, Yuda, Willy, Vica dan Yogie. Terimakasih atas kegemilangan yang telah kalian berikan.
13. Seluruh Pimpinan dan Staf BEM KM IPB Kabinet Pembaharu, Kabinet IPB Bersatu, Kabinet Totalitas Perjuagan dan Kabinet IPB Gemilang. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga
penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.
Bogor, September 2009
vi
2.3.1. Konsep Contingent Valuation Method ... 12
2.3.2. Kelebihan Contingent Valuation Method ... 13
2.3.3. Kelemahan Contingent Valuation Method ... 13
2.3.4. Tahap-tahap Contingent Valuation Method ... 16
2.3.5. Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method ... 20
2.4. Penelitian Terdahulu ... 21
III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24
IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
4.1. Lokasi Penelitian ... 27
4.2. Waktu Penelitian ... 27
4.3. Metode Penelitian ... 28
4.4. Jenis dan Sumber Data ... 28
4.5. Metode Pengambilan Sampel ... 30
4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 30
4.6.1. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengunjung ... 31
4.6.2. Analisis Kesediaan Membayar ... 31
4.6.3. Analisis Nilai WTP dari Pengunjung Situgede ... 34
4.6.4. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Besarnya Nilai WTP Pengunjung Danau Situgede .... 38
PELESTARIAN LINGKUNGAN
SYLVIA AMANDA
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG KAWASAN WISATA
DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, September 2009
Kata Kunci : Willingness To Pay, Danau Situgede, Upaya Pelestarian Lingkungan SYLVIA AMANDA. Analisis Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan NUVA
Danau Situgede merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang masih asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Namun seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di kawasan wisata Danau Situgede menjadikan kualitas lingkungan Danau Situgede semakin menurun. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang kotor, terjadinya pecemaran air oleh sampah hingga terjadinya pendangkalan pada situ akibat penumpukan sampah. Oleh karena itu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede perlu dilakukan, namun pelaksanaan upaya tersebut masih terkendala oleh permasalahan dana. Sehingga kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan perlu diketahui.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa karakteristik pengunjung obyek wisata Danau Situgede dijelaskan berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya sebagian besar pengunjung berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 17 – 23 tahun dan memiliki status belum menikah serta tidak memiliki tanggungan. Mayoritas pengunjung Danau Situgede telah menjalani pendidikan formal selama 12 tahun serta merupakan pelajar dan mahasiswa. Tingkat pendapatan pengunjung berada pada kisaran Rp 150.000,00 – Rp 1.312.500,00 dengan domisili yang relatif dekat dengan obyek wisata Danau Situgede.
Persepsi responden terhadap obyek wisata Danau Situgede dikelompokan menjadi dua yaitu persepsi terhadap kualitas lingkungan serta terhadap pelayanan dan atribut-atribut wisata. Sebagian besar responden menyatakan kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan baik, namun kebersihan lingkungannya masih kurang baik dan terjadi pencemaran pada air. Selain itu, sebagian besar responden pun menyatakan bahwa mudah untuk mencapai lokasi wisata, merupakan obyek wisata yang aman, memiliki petugas yang ramah, serta mudah untuk mendapatkan informasi tentang obyek wisata. Namun, penyediaan fasilitas rekreasi dan fasilitas umum dirasa masih kurang memadai.
ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG OBYEK
WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA
PELESTARIAN LINGKUNGAN
Sylvia Amanda H44052863
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
NRP : H44052863
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS NIP. 19580507 198601 1 001
Dosen Pembimbing II
Nuva, SP, M.Sc
Diketahui,
Ketua Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Willingness To Pay Pengunjung Kawasan Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi dan persepsi pengunjung Danau Situgede, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede, menilai besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP tersebut.
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Maret 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ir. Asim Suwarna Budi dan
R.E. Ratna Tjintawangsih.
Penulis memulai pendidikan di TK Negeri Pembina Yogyakarta pada
tahun 1991, kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 1 Kota Bogor. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kota Bogor dan melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota Bogor. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa
IPB (USMI) dan selanjutnya diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai pilihan mayor pertama.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan
yaitu sebagai Staf Departemen Kebijakan Daerah Kabinet Pembaharu BEM KM IPB 2005/ 2006, Staf Departemen Kebijakan Kampus Kabinet IPB Bersatu BEM
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya pelestarian Lingkungan”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak ilmu serta wawasan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Nuva, SP, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen penguji utama dan Bapak
Novindra, SP selaku dosen penguji wakil departemen.
4. Bapak H. M. Suganda selaku Ketua Tim Pengelola Wisata Danau Situgede dan jajarannya. Seluruh pihak Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ir. Asim Suwarna Budi dan Ibu RE. Ratna Tjintawangsih, orangtua yang selalu memberikan kekuatan, dukungan, baik moril dan materi serta limpahan doa yang tak pernah putus kepada penulis.
6. Keluarga penulis, A’Dong, Teh Ami, A’Pong, Teh Wulan dan Keya atas semangat dan dukungan serta doa yang telah diberikan kepada penulis. 7. Sahabat terbaikku, M. Ubit M. Adam, S.Pi atas segala waktu yang telah
diberikan untuk mendengarkan segala keluh kesah penulis.
8. Afid Ihsanul Khotami, S.Pi a.k.a Mamen BOS yang “unik” atas segala wawasan yang banyak disampaikan, kebersamaan dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis, thanks for everything.
kekompakkan kita selama tiga tahun lebih. Rekan Seperjuanganku Agung Ramadhan, Semangat!
11. Teman dan Saudara seperjuangan di BEM KM Kabinet Totalitas Perjuangan, Kak Gema, A’Fahmi, Teh Cici, Mba Eka, A’Dani, Kak Igoy, Kak Rudy, Kak Cumi, Mba Melput, dan lainya yang tidak dapat disebutkan. Departemen terbaikku, Departemen BOS, Mas Afid, A’Ubit, Rian, Vina, Yuni, Dian, Indah, Idham, Zul, Novan, Yudi, dan Cikun.
We’re the best team i ever had.
12. Teman-teman Kabinet IPB Gemilang, Bowo, Murnie, Rian, Vabi, Vina, Irul, Lisma, Zizah, Panji, Ika, Ahsan, Adnan, Indri, Rusdi, Ratna P, Widi, Ratna S, Laela, Amel, Rifah, Nurdi, Yuda, Willy, Vica dan Yogie. Terimakasih atas kegemilangan yang telah kalian berikan.
13. Seluruh Pimpinan dan Staf BEM KM IPB Kabinet Pembaharu, Kabinet IPB Bersatu, Kabinet Totalitas Perjuagan dan Kabinet IPB Gemilang. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga
penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.
Bogor, September 2009
vi
2.3.1. Konsep Contingent Valuation Method ... 12
2.3.2. Kelebihan Contingent Valuation Method ... 13
2.3.3. Kelemahan Contingent Valuation Method ... 13
2.3.4. Tahap-tahap Contingent Valuation Method ... 16
2.3.5. Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method ... 20
2.4. Penelitian Terdahulu ... 21
III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24
IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
4.1. Lokasi Penelitian ... 27
4.2. Waktu Penelitian ... 27
4.3. Metode Penelitian ... 28
4.4. Jenis dan Sumber Data ... 28
4.5. Metode Pengambilan Sampel ... 30
4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 30
4.6.1. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengunjung ... 31
4.6.2. Analisis Kesediaan Membayar ... 31
4.6.3. Analisis Nilai WTP dari Pengunjung Situgede ... 34
4.6.4. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Besarnya Nilai WTP Pengunjung Danau Situgede .... 38
vii
4.7.4. Koefisien Determinasi (R2) ... 41
4.7.5. Uji Statistik T ... 41
4.7.6. Uji Statistik F ... 42
4.7.7. Uji Kenormalan ... 43
4.7.8. Uji Multikolinear... 43
4.7.9. Uji Heteroskedastisitas ... 44
V. KEADAAN UMUM ... 45
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
5.2. Kondisi Lingkungan ... 47
VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN PERSEPSI RESPONDEN OBYEK WISATA DANAU SITUGEDE ... 50
6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ... 50
6.1.1. Jenis Kelamin ... 50
6.2. Persepsi Responden terhadap Wisata Danau Situgede ... 56
6.2.1. Persepsi terhadap Kualitas Lingkungan Danau Situgede ... 56
6.2.2. Persepsi terhadap Pelayanan dan Atribut Wisata Danau Situgede ... 60
VII. ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE ... 67
7.1. Deskripsi Skenario ... 67
7.2. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Pengunjung Danau Situgede ... 68
7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar... 69
VIII.ANALISIS NILAI WILLINGNES TO PAY PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE ... 74
8.1. Analisis Nilai Willingness To Pay (WTP) dengan Pendekatan Contingent Valuation Method ... 74
8.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP ... 79
IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
9.1. Kesimpulan... 83
ix 1. Tingkat Kunjungan wisatawan pada objek wisata Kota
Bogor………... 2
2. Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, dan Sumbernya... 29 3. Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden ………. 54 4. Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter Pilihan Bersedia
atau Tidak Bersedia Membayar dalam Upaya Pelestarian
Lingkungan Danau Situgede………. 70 5. Distribusi Nilai WTP Responden Pengunjung Danau
Situgede………... 75
6. Total WTP Responden Danau Situgede dalam Upaya
Pelestarian Lingkungan………... 78 7. Hasil Analisis Nilai WTP Responden Danau Situgede
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram Alur Kerangka Berpikir ... 26 2. Obyek Wisata Danau Situgede... 46 3. Pencemaran Air Danau oleh Sampah ... 49 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……... 50 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia……….. 51 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan……….. 52 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan... 52 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan………….. 54 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan……... 55 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili………. 55 11. Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Obyek
Wisata………. 57
12. Persepsi Responden terhadap Kebersihan Lingkungan………….. 58 13. Persepsi Responden terhadap Pencemaran Air Danau
Situgede………... 59
14. Persepsi Responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Manfaat dan Kerusakan Danau serta Pentingnya Upaya
Pelestarian Lingkungan Danau Situgede………... 60 15. Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mencapai Lokasi
Wisata………. 61
16. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Rekreasi……. 62 17. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Umum…... 63 18. Persepsi Responden terhadap Keamanan Obyek Wisata……... 64 19. Persepsi Responden terhadap Keramahan Petugas Obyek
Wisata………. 65
20. Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mendapat Informasi
xi 1. Peta Lokasi Penelitian (Danau Situgede, Kelurahan
Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)…………... 90 2. Kuesioner Penelitian ... 91 3. Data Jumlah Pengunjung Danau Situgede Triwulan I tahun
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan rekreasi dan wisata di Indonesia yang banyak diminati para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara karena memiliki banyak obyek wisata yang unik dan menarik.
Tingkat kunjungan wisatawan di Kota Bogor pada tahun 2003 mencapai 1.571.465 orang yang terdiri dari 1.529.572 wisatawan nusantara dan 41.893
wisatawan mancanegara1. Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibukota negara sehingga kebanyakan dari masyarakat Jakarta dan sekitarnya menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu alternatif lokasi kunjungan rekreasi
dan wisata. Namun, akses yang mudah dijangkau bukan merupakan satu-satunya faktor yang menjadikan Bogor sebagai pilihan lokasi wisata. Jenis wisata yang
ditawarkan maupun kondisi alam dan lingkungan obyek wisata juga mempengaruhi preferensi wisatawan untuk mengunjungi berbagai obyek wisata di Kota Bogor.
Menurut Wahab (1992), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kedatangan wisatawan pada suatu obyek wisata, yang pertama adalah faktor
irrasional (dorongan bawah sadar) yang meliputi lingkup pergaulan dan ikatan keluarga, tingkah laku prestise, pengaguman pribadi, perasaan-perasaan keagamaan, hubungan masyarakat dan promosi pariwisata, iklan dan penyebaran
serta kondisi ekonomi (pendapatan dan biaya). Sedangkan faktor yang kedua
1
2 merupakan faktor rasional, meliputi sumber-sumber wisata, fasilitas wisata,
kondisi lingkungan, susunan kependudukan, situasi politik dan keadaan geografis. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemerintah Kota Bogor, obyek
wisata yang terdapat di Kota Bogor antara lain Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Museum Etno Botani, Museum Zoologi, Museum Tanah, Plaza Kapten Muslihat, Situgede, Prasasti Batutulis, Museum PETA, Museum Perjuangan, Rancamaya,
Gedung Bakorwil, Gedung Balaikota, Masjid Raya, Masjid Empang, Gereja Katedhral, Kelenteng Hok Tek Bio, Makam Raden Saleh dan Stasiun Bogor.
Beberapa obyek wisata tersebut merupakan obyek wisata unggulan, hal ini terlihat dari data tingkat kunjungan wisatawan tahun 2001 ke obyek-obyek tersebut yang
relatif lebih tinggi dari tingkat kunjungan ke obyek-obyek wisata lainnya, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kunjungan Wisatawan Pada Obyek Wisata Kota Bogor Tahun 2001
No. Obyek Wisata Tingkat Kunjungan
(Orang)
7 Taman Topi (Plaza Kapten Muslihat) 156.394
8 Museum Tanah 698
9 Museum PETA 10.399
10 Museum Perjuangan 1.315
Sumber : Pemerintah Kota Bogor (2007)
Saat ini, salah satu obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Danau Situgede. Danau Situgede merupakan suatu danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat
3 memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat, khususnya bagi masyarakat sekitar,
seperti sebagai obyek wisata, serta untuk irigasi pertanian dan perkebunan.
Kondisi alam yang tenang dan asri dengan pemandangan hutan karet yang
menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung, baik untuk sekedar melepas lelah ataupun sengaja berkumpul bersama keluarga. Kondisi tersebut ditunjang dengan fasilitas yang disediakan
oleh pihak pengelola (masyarakat) seperti adanya permainan “bebek-bebekan” dan perahu dayung. Fasilitas tersebut memungkinkan para pengunjung untuk
dapat menikmati wisata air dengan berkeliling ditengah danau menggunakan perahu “bebek-bebekan” atau perahu dayung.
Tingkat kunjungan masyarakat yang cukup baik menjadi salah satu insentif bagi Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan sebuah pengembangan. Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor mengajukan perencanaan pengelolaan kawasan ini kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2006 lalu2, sehingga kawasan Danau Situgede dapat dijadikan salah
satu obyek wisata unggulan di Kota Bogor.
Meningkatnya aktivitas di kawasan Danau Situgede, secara langsung
maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan Danau Situgede. Sifat barang publik yang melekat pada obyek wisata Danau Situgede menyebabkan hampir seluruh masyarakat tidak terlalu peduli akan dampak yang
timbul dari aktivitasnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketersaingan serta tidak adanya larangan untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut yang merupakan sifat
2
4 dasar dari barang publik (Fauzi, 2004). Kondisi lingkungan Danau Situgede yang
menurun, seperti lingkungan yang kotor, terjadinya pendangkalan pada danau yang menyebabkan air danau meluap ke permukaan daratan apabila turun hujan,
serta kondisi fasilitas penunjang yang buruk dapat mengancam keberlanjutan Situgede di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat sekitar danau.
Menurut Haeruman (1999), keberadaan waduk dan danau (situ) sangat penting dalam menciptakan keseimbangan ekologis dan tata air. Dari sudut
ekologi, waduk dan danau merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari unsur air, kehidupan akuatik dan daratan yang dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya muka
air. Selain itu, kehadiran waduk dan danau dapat mempengaruhi iklim mikro dan keseimbangan ekosistem sekitarnya. Oleh karena itu, kawasan sekitar danau termasuk Danau Situgede merupakan kawasan yang memiliki fungsi dan manfaat
penting untuk tetap dipertahankan kelestariannya. Berdasarkan hal tersebut maka partisipasi dan peran masyarakat serta pengunjung sangat diperlukan dalam melestarikan obyek wisata Danau Situgede.
1.2. Perumusan Masalah
Danau Situgede merupakan salah satu sumberdaya alam yang menghasilkan jasa lingkungan, khususnya jasa wisata yang menawarkan keindahan alam, ketenangan dan kenyamanan. Keindahan alam dan lingkungan
5 berkumpul bersama keluarga menikmati indahnya pemandangan danau dengan
hamparan hutan karet yang asri.
Tingkat kunjungan wisata yang semakin baik pada kawasan Danau
Situgede menjadi salah satu pendorong perekonomian daerah, khususnya bagi masyarakat sekitar, terlebih pengelolaan wisata Danau Situgede saat ini masih dilakukan oleh masyarakat sekitar. Namun tanpa adanya pengelolaan yang baik,
peningkatan aktivitas manusia di kawasan Danau Situgede akan menyebabkan dampak yang tidak baik bagi keberlanjutan fungsi dan manfaat danau, khususnya
sabagai obyek wisata. Sampai saat ini, tingkat kerusakan danau yang terdapat di Bogor cukup tinggi, dengan berkurangnya luas danau yang pada awalnya seluas
506,9 Ha menjadi 392,15 Ha atau telah terjadi pengurangan sebanyak 22,64 persen, dengan 71,29 persen dalam kondisi rusak dan 18,81 persen menjadi daratan3.
Sifat barang publik yang melekat pada barang dan jasa lingkungan seperti Danau Situgede dapat menjadi ancaman tersendiri bagi kondisi serta keadaan alam dan lingkungannya. Hal ini dikarenakan, umumnya pengguna barang dan
jasa lingkungan hanya ingin memanfaatkannya saja, tanpa peduli akan kelestariannya. Persepsi masyarakat akan barang dan jasa lingkungan tidak
memiliki nilai riil yang dapat dikuantifikasi atau dinilai dalam nilai moneter (uang) juga menyebabkan kebanyakan masyarakat tidak peduli dengan kelestarian lingkungan.
Upaya pelestarian lingkungan pada kawasan wisata Danau Situgede harus mulai dilakukan sejak saat ini sebelum kondisi lingkungannya semakin
3
6 memburuk. Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede jelas
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dengan jumlah pemasukan yang tidak terlalu besar pihak pengelola membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan
upaya pelestarian tersebut. Partisipasi dari seluruh pihak terlebih dari pengunjung yang merupakan konsumen jasa wisata Danau Situgede sangat diharapkan. Oleh karena itu kesediaan membayar dari pengunjung Danau Situgede perlu diketahui
agar kedepannya pengelolaan Danau Situgede dapat lebih baik lagi.
Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede?
2. Bagaimana persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede ?
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk
membayar (Willingness To Pay) dalam upaya pelestarian lingkungan Danau
Situgede ?
4. Berapa besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau
Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede ?
5. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya nilai WTP dari
pengunjung Danau Situgede?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede.
7 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk
membayar (Willingness To Pay) dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.
4. Menilai besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau
Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP dari pengunjung
Danau Situgede.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai kesediaan membayar (WTP) dan besarnya
nilai WTP pengunjung wisata Danau Situgede dalam rangka upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.
2. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola dan para pengambil
kebijakan dalam rangka pengembangan obyek wisata Danau Situgede yang berkelanjutan.
1.5. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah : 1. Wilayah penelitian ini adalah kawasan wisata Danau Situgede, Kelurahan
Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
2. Obyek penelitian ini adalah orang-orang yang mengunjungi kawasan Danau
8 3. Responden tersebut merupakan individu-individu yang berusia diatas 17
tahun.
4. WTP merupakan sejumlah uang yang ingin diberikan seseorang untuk
memperoleh peningkatan kondisi lingkungan sehingga terciptanya kelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Situgede.
5. CVM merupakan suatu metode survei untuk mengetahui WTP pengunjung
dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.
1.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Jenis kelamin, umur, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan
kerudakan danau, domisili, biaya untuk melakukan kunjungan ke Danau Situgede, dan frekuensi kunjungan berpengaruh terhadap kesediaan pengunjung membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. 2. Besarnya nilai WTP pengunjung Danau Situgede dipengaruhi oleh jenis
kelamin, umur, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan,
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Danau
Danau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) didefinisikan sebagai suatu genangan air yang amat luas, dikelilingi oleh daratan. Menurut Johan (1996) situ, danau atau lembah topografi merupakan bentukan alam atau buatan manusia
yang dapat berfungsi sebagai daerah penampung atau peresap air, baik air dari mata air alami (aliran bawah tanah) maupun langsung dari curah hujan. Definisi
lain dalam batasan ekologi adalah perairan tergenang yang merupakan daerah penampungan air yang terbentuk secara alamiah (natural) ataupun buatan manusia (artificial) yang merupakan sumber air baku bagi berbagai kepentingan kehidupan
manusia, dimana air yang ditampung pada umunya berasal dari air hujan (run off), sungai, atau saluran pembuangan dan mata air (Natasaputra, 2000).
Fungsi-fungsi spesifik danau dan lingkungannya antara lain sebagai sumber resapan air bagi kestabilan lapisan-lapisan air dibawah tanah dan air sungai, pengendali banjir secara alamiah, tempat kehidupan bagi spesies hewan
dan tumbuhan, sumber kehidupan dan penghidupan bagi manusia dan hewan peliharaannya, pembentuk kondisi udara (iklim) di sekitarnya, penunjang
kehidupan lingkungannya, dan sarana perhubungan air (Sudaryono, 1998 dalam Supriadi, 2008). Sedangkan menurut Aboejoewono (1999), ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomi danau/ situ memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai
sumber bagi kehidupan, pengatur tata air dan pemasok air tanah, pengendali banjir, pengatur iklim mikro, habitat berbagai jenis flora dan fauna, budidaya
10 Beberapa permasalahan yang menjadi ancaman kelestarian danau/ situ di
wilayah Jabotabek yang dikemukakan oleh Suryadiputra (1998) dalam Majid (2008) antara lain : 1) konversi lahan, dimana banyak situ dan empang berubah
menjadi perumahan; 2) pendangkalan akibat endapan lumpur dari erosi tanah dan sampah domestik sehingga tidak cukup lagi menampung air hujan yang berakhir dengan terjadinya banjir; 3) pencemaran oleh limbah sehingga terjadi eutrofikasi
yang berakibat pada pendangakalan. Permasalahan tersebut semakin diperburuk dengan semakin lemahnya pengawasan serta mudahnya pejabat menerbitkan
perizinan yang menyebabkan jumlah dan luas situ semakin mengecil.
2.2. Rekreasi dan Pariwisata
Rekreasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) didefinisikan sebagai sebuah penyegaran kembali badan dan pikiran, sesuatu yang
menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan dan piknik. Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia, kegiatan-kegiatannya dapat berupa
olahraga, membaca, mengerjakan hobi (Soekadijo, 2000).
Menurut Calwson and Knetsch (1975) dalam Sari (2007), rekreasi
dibedakan kedalam dua golongan yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation), yaitu rekreasi yang dilakukan di tempat-tempat yang tanpa dibatasi suatu bangunan atau rekreasi yang
dilakukan di luar bangunan. Manfaat dari kegiatan rekreasi adalah menambah pengalaman seseorang yang berhubungan dengan emosi inpirasi yang didapat
11 Ciri-ciri rekreasi menurut Pangemanan (1993) dalam Sari (2007) adalah: 1. Aktivitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu. Semua
kegiatan manusia yang dilakukan dalam waktu luang dapat dijadikan sebagai
aktivitas rekreasi, bergantung dari pandangan terhadap kegiatan tersebut. 2. Rekreasi bersifat luwes, artinya rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, dapat
berupa rekreasi dalam ruangan (indoor recreation) atau rekreasi di alam
terbuka (outdoor recreation) tergantung macam dan bentuk kegiatan yang dilakukan.
3. Rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
4. Rekreasi bersifat universal, tidak terbatas oleh umur, bangsa, jenis kelamin,
pangkat dan kedudukan sosial.
Sedangkan pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain,
dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk kegiatan bersenang-senang atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam4. Definisi pariwisata dalam
wikipedia yaitu suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini5. Menurut Wahab (1992)
pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima
wisatawan.
4
http://www.manggaraibarat.com/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=1. 2007. Sekilas Tentang Pariwisata dan Ekowisata. 8 Maret 2009.
5
12
2.3. Contingent Valuation Method
Contingent Valuation Method merupakan salah satu metode dalam penilaian ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan. Menurut Yakin (1997),
Contingent Valuation Method merupakan metode yang populer digunakan saat ini, karena CVM dapat mengukur nilai penggunaan (use value) dan nilai non pengguna (non-use value) dengan baik.
2.3.1. Konsep Contingent Valuation Method
Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode teknik survei untuk
menanyakan kepada penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan (Yakin,
1997). Menurut Fauzi (2004) pendekatan CVM pertama kali dikenalkan oleh Davis (1963) dalam penelitian mengenai perilaku perburuan di Miami. Pendekatan ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama,
dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei.
Adapun tujuan dari CVM adalah untuk mengetahui keinginan membayar
(Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat, serta mengetahui keinginan menerima (Willingness To Accept atau WTA) kerusakan suatu lingkungan (Fauzi,
13 2.3.2. Kelebihan Contingent Valuation Method
Menurut Hanley dan Spash (1993) kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan CVM dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal penting, yaitu
seringkali menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasi manfaat, dan
dapat diaplikasikan pada berbagai konteks kebijakan lingkungan.
2. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang lingkungan
di sekitar masyarakat.
3. Dibandingkan dengan teknik penilaian lingkungan lainnya, CVM memiliki
kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM, seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari penggunaan barang lingkungan bahkan jika tidak digunakan secara langsung.
4. Meskipun teknik dalam CVM membutuhkan analis yang kompeten, namun
hasil penelitian dari penelitian menggunkan metode ini tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan.
2.3.3. Kelemahan Contingent Valuation Method
Menurut Fauzi (2004), meskipun CVM diakui sebagai pendekatan yang
cukup baik untuk mengukur WTP, namun terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Kelemahan yang utama dari pendekatan ini adalah timbulnya bias. Sumber-sumber bias terutama ditimbulkan
14 Sedangkan menurut Hanley dan Spash (1993) beberapa bias yang akan
timbul dalam pelaksanaan CVM adalah sebagai berikut :
1. Bias Strategi
Responden akan cenderung memberikan nilai WTP yang relatif lebih kecil karena beranggapan bahwa akan ada responden lain yang membayar upaya peningkatan kualitas lingkungan dengan nilai yang lebih tinggi. Terdapat
beberapa langkah untuk meminimalkan bias stategi yang terjadi yang dikemukakan Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993),
yaitu:
a. Menghilangkan seluruh ”pencilan”.
b. Penekanan adanya penjaminan pembayaran oleh responden lain. c. Menyembunyikan nilai tawaran responden lain.
d. Membuat perubahan lingkungan berdasarkan pada nilai tawaran.
Sedangkan menurut Hoehn dan Randall (1987) dalam Hanley dan Spash (1993) bias strategi dapat dihilangkan dengan menggunakan format referendum (jawaban ”ya” atau ”tidak”) terhadap nilai WTP yang terlalu
tinggi.
2. Bias Rancangan
Rancangan studi CVM mencakup cara informasi yang disajikan, urutan informasi yang diberikan, format pertanyaan dan jumlah serta tipe informasi yang disajikan kepada respoden. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi
15 a. Pemilihan jenis tawaran
Jenis tawaran yang diberikan dapat mempengaruhi nilai rata-rata tawaran. Contohnya penelitian mengenai perlindungan hutan rimba, jenis tawaran
yang diberikan dalam bentuk karcis masuk kawasan akan menghasilkan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan janis tawaran dalam bentuk ”trust fund”. Hal tersebut dikarenakan responden merasa tidak senang jika
mereka harus membayar saat mereka melakukan rekreasi atau karena kebijakan karcis masuk merupakan kebijakan fiskal yang tidak populer di
masyarakat. b. Bias titik awal
Titik awal pada nilai yang ditawarkan kepada respoden dapat mempengaruhi nilai tawaran itu sendiri, terlebih pada metode bidding game. Hal tersebut dikarenakan responden yang kurang sabar (ingin cepat
selesai) atau karena titik awal yang mengemukakan besarnya nilai tawaran adalah tepat dengan selera responden (disukai responden karena responden tidak memiliki pengalaman tentang nilai perdagangan benda lingkungan
yang dipermasalahkan).
c. Sifat informasi yang ditawarkan
Dalam sebuah pasar hipotesis, responden mengkombinasikan informasi benda lingkungan yang diberikan kepadanya dan bagaimana pasar akan bekerja. Tanggapan responden dapat dipengaruhi oleh pasar hipotesis
16 3. Bias yang Berhubungan dengan Kondisi Kejiwaan Responden
Bias yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan responden terkait dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam memutuskan
seberapa besar pendapatan, kekayaan, dan waktunya yang dapat dihabiskan untuk benda lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu.
4. Kesalahan Pasar Hipotetik
Kesalahan pada pasar hipotetik terjadi apabila fakta yang ditanyakan kepada responden di dalam pasar hipotetik membuat tanggapan responden berbeda
dengan konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilkan menjadi berbeda dengan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan studi
CVM tidak berhadapan dengan perdagangan aktual, melainkan suatu perdagangan atau pasar yang murni hipotetik yang didapatkan dari pertemuan antara kondisi psikologi dan sosiologi perilaku. Terjadinya bias pasar
hipotetik bergantung pada :
a. Bagaimana pertanyaan disampaikan ketika melaksanakan survei. b. Seberapa realistik responden merasakan pasar hipotetik akan terjadi.
c. Bagaimana format WTP yang digunakan.
2.3.4. Tahap-tahap Contingent Valuation Method
Beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM menurut Hanley dan Spash (1993), yaitu :
1. Membuat Pasar Hipotetik
Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barang/ jasa lingkungan
17 lingkungan tersebut. Pasar hipotetik harus menggambarkan bagaimana
mekanisme pembayaran yang dilakukan. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang
lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan. Selain itu, dalam kuesioner perlu pula dijelaskan perubahan yang akan terjadi jika terdapat keinginan masyarakat untuk membayar.
2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP
Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunkan surat. Terdapat beberapa cara
yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai WTP, yaitu :
a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden
ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga
nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden.
b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai
tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai tersebut.
c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran
nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden terhadap barang/ jasa publik yang diberikan. d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang
WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan tidak adanya nilai
18 responden mengalami kesulitan untuk menjawab, khusunya bagi yang
belum memiliki pengalaman sebelumnya mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan.
3. Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP
Setelah data-data nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah perhitungan nilai tengah (median) dan/ atau nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut.
Perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, oleh karena itu lebih
baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil
daripada nilai rata-rata penawaran. 4. Memperkirakan Kurva WTP
Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai
variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva WTP tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel
independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan. Selain itu, kurva WTP dapat pula digunakan untuk menguji sensitivitas jumlah WTP terhadap
variasi perubahan mutu lingkungan. Contoh variabel bebas yang mempengaruhi nilai WTP antara lain adalah tingkat pendapatan (Y), tingkat pendidikan (E), tingkat pengetahuan (K), tingkat umur (A), dan beberapa
variabel yang mengukur kualitas lingkungan (Q). Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat berkorelasi linear dengan bentuk persamaan
19 WTPi = f(Yi, Ei, Ki, Ai, Qi)
dimana i = responden ke-i.
5. Menjumlahkan Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Keputusan dalam penjumlahan data ditentukan oleh :
a. Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk mengidentifikasi
semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan
yang baru dan semua pihak yang memiliki batas politik yang relevan, dimana dipengaruhi oleh kebijakan baru tersebut.
b. Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata-rata contoh
dapat digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam populasi N, meskipun akan timbul kebiasan, sebagai contoh adanya tingkat pendapatan tertinggi
dan terendah. Jika variabel telah dimasukkan ke dalam kurva penawaran, estimasi rata-rata populasi µ, dapat diturunkan dengan memasukkan nilai populasi yang relevan ke dalam kurva penawaran. Nilai ini dapat
digandakan dengan N.
c. Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal
ini bergantung pada pola CVM yang akan digunakan. Pada setiap kasus dari aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat dikonfontasikan dengan keperluan penggunaan preferansi saat
20 6. Evaluasi Penggunaan CVM
Pada tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana penerapan CVM telah berhasil dilakukan. Apakah hasil survei memiliki ‘protest bid’ yang terlalu
tinggi. Apakah responden memahami dan mengerti benar tentang pasar hipotetik yang disampaikan. Seberapa pengalaman responden terhadap barang/ jasa lingkungan yang dipertanyakan. Seberapa baik pasar hipotetik
yang dibangun dapat mencakup seluruh aspek barang/ jasa lingkungan. Asumsi apakah yang diperlukan untuk menghasilkan nilai tengah dan
menggambarkan nilai tawaran (bid) agregat. Seberapa baik cakupan permasalahan dikaitkan dengan CVM yang ditangani. Bagaimana gambaran
nilai tawaran dibandingkan dengan nilai tawaran yang dihasilkan pada studi yang lain.
2.3.5. Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam organisasi pengoperasian CVM menurut Hanley dan Spash (1993) sebagai berikut:
1. Pasar hipotetik yang digunakan harus memiliki kredibilitas dan realitas.
2. Alat pembayaran yang digunakan dan atau ukuran kesejahteraan (WTP)
sebaiknya tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang terkait di
masyarakat.
3. Responden sebaiknya memiliki informasi yang cukup mengenai barang
publik yang dimaksud dalam kuesioner dan alat pembayaran untuk
penawaran mereka.
4. Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari, karena responden sering
21 5. Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari, karena responden sering
kesulitan dengan penentuan nilai nominal yang ingin mereka berikan
6. Ukuran contoh yang cukup besar sebaiknya dipilih untuk mempermudah
perolehan selang kepercayaan dan reabilitas.
7. Pengujian kebiasaan, sebaiknya dilakukan dan pengadopsian strategi untuk
memperkecil bias strategi secara khusus. 8. Penawaran sanggahan sebaiknya diidentifikasi.
9. Diperlukan pengetahuan dengan pasti jika contoh memiliki karakteristik yang
sama dengan populasi, dan penyesuaian diperlukan.
10. Tanda parameter sebaiknya dilihat kembali untuk melihat apabila mereka
setuju dengan harapan yang tepat.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengukuran nilai atau manfaat ekonomi barang dan jasa lingkungan dalam bentuk moneter/ uang sudah cukup banyak dilakukan sebelumnya. Kebanyakan penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode, seperti Metode Kontingensi, Metode Biaya Perjalanan, dan Metode Biaya Hedonik. Walaupun demikian penelitian tentang
nilai ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan masih perlu dilakukan karena penelitian mengenai nilai ekonomi barang dan jasa lingkungan akan memberikan hasil yang berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda serta variabel-variabel
22 (2008) dan Majid (2008) yang hampir seluruhnya mengukur kesediaan membayar
atau Willingness To Pay.
Penelitian yang dilakukan oleh Majid (2008) mengenai Analisis
Willingness To Pay (WTP) pengunjung sebagai dasar penetapan retribusi/ tarif masuk dalam upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Situ Babakan menunjukkan bahwa 86 persen responden bersedia untuk membayar retribusi
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Dari penelitian ini pun diketahui bahwa besarnya nilai WTP
yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan retribusi sebasar Rp 2.104,65 per orang. Sedangkan penelitian tentang penilaian manfaat keberadaan kawasan
ekowisata yang dilakukan oleh Wijaya (2008) pada objek wisata Situ dan Candi Cangkuang hanya memperoleh 40 persen responden yang bersedia untuk membayar. Hal tersebut dikarenakan kawasan objek wisata Situ dan Candi
Cangkuang masih kurang menarik karena tidak optimalnya sarana dan prasarana yang dimiliki.
Hasil penelitaian yang telah dilakukan oleh Fitriani (2008) mengenai
faktor-faktor yamg mempengaruhi frekuensi kunjungan ke agrowisata Taman Wisata Mekarsari (TWM) dengan Metode Kontingensi menunjukkan tingkat
pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, lama mengetahui keberadaan TWM, jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan di lokasi, kesediaan membayar dan waktu tempuh merupakan
23 dari jumlah total kesediaan membayar seluruh pengunjung, dengan rata-rata
kesediaan membayar sebesar Rp 23.000,- per orang.
Penelitian mengenai analisis WTP pada objek wisata Pantai Lampuuk di
Nangroe Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Syakya (2005) diperoleh bahwa besarnya nilai WTP pengunjung rata-rata adalah sebesar Rp 1.719,203 dengan kesediaan membayar retribusi sebesar 92 persen dan sisanya sebesar 8 persen
tidak bersedia membayar untuk pengelolaan dan pengembangan objek wisata tersebut, dengan alasan merupakan peran pemerintah dan juga persepsi tentang
pantai merupakan barang publik yang dapat dinikmati oleh siapapun.
Penelitian yang dilakukan oleh Buckley, et al (2008) di Irlandia dengan
judul Recreational Demand For Farm Commonage In Ireland: A Contingent Valuation Assesment mengukur besarnya WTP pengunjung terhadap akses publik dan pengembangan trek pada lahan pertanian bersama yang digunakan sebagai
sarana rekreasi berjalan kaki pada area dataran tinggi dan dataran rendah di Irlandia Barat dengan menggunakan CVM. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa 54 persen dari sampel pada dataran rendah dan 44 persen pada
dataran tinggi memberikan WTP yang positif terhadap ‘scenario implementation’
yang ditawarkan. Dari penelitian tersebut diketahui pula bahwa permintaan akan
skenario yang ditawarkan pada dataran rendah memiliki preferensi yang lebih baik, hal ini tercermin dari median WTP yang diperoleh sebesar € 12.22 jika
dibandingkan dengan € 9.08 yang merupakan median WTP pada area dataran
Danau Situgede merupakan sebuah danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang tenang dan
asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadikan kawasan Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Tingkat kunjungan yang cukup baik dan terus mengalami
peningkatan pada obyek wisata ini merupakan suatu kondisi yang baik bagi kegiatan wisata tersebut, namun di sisi lain hal tersebut justru dapat menimbulkan
suatu kekhawatiran akan kelestarian lingkungannya. Rencana pengembangan dan promosi Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata di Kota Bogor pun dapat memberikan dampak yang kurang baik apabila pengelolaan yang dilakukan tidak
mengedepankan asas keberlanjutan (sustainability).
Sifat barang publik yang melekat pada Danau Situgede juga menjadi salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi lingkungan kawasan Danau Situgede itu sendiri. Sifat non excludable dan non rivalry dalam pemanfaatan sumberdaya, menjadikan setiap orang dapat memanfaatkan Danau Situgede
sebagai objek wisata tanpa batasan apapun.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini kondisi kualitas lingkungan
Danau Situgede mulai mengalami penurunan, seperti banyaknya sampah yang berserakan membuat lingkungan menjadi kotor, serta terjadinya pendangkalan
pada danau. Upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Danau Situgede harus mulai dilakukan sejak saat ini sebelum kondisi lingkungannya semakin memburuk. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan Danau
25 Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede tentu saja
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dengan jumlah pemasukan yang tidak terlalu besar, pihak pengelola membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan
upaya pelestarian tersebut. Partisipasi dari seluruh pihak terlebih dari pengunjung yang merupakan konsumen jasa wisata Danau Situgede sangat diharapkan. Untuk itu kesediaan pengunjung untuk membayar sejumlah uang yang selanjutkan akan
dimanfaatkan untuk pelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Situgede perlu diketahui.
Diharapkan dengan diketahuinya kesediaan membayar (WTP) dan besarnya nilai WTP pengunjung wisata Danau Situgede upaya pelestarian
26
Sumber : Penulis (2009) Keterangan :
: Metode
Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir
Danau Situgede
Rekreasi dan Wisata Pengelolaan oleh masyarakat
Dijadikan Kawasan Wisata (Rencana
Besarnya Willingness To Pay (WTP)
Meng-Upaya Pelestarian Lingkungan Wisata Danau Situgede Pemanfaatan Sumberdaya
Alam Danau Situgede
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Danau Situgede, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan luas lahan sebesar 6 Ha. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena Danau Situgede
memiliki potensi wisata dan telah menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu, lokasi penelitian yang dipilih dekat
dengan kampus Institut Pertanian Bogor dirasa layak untuk diteliti, karena peneliti berkeinginan menerapkan ilmu yang telah dipelajari agar dapat bermanfaat bagi daerah sekitar kampus. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan pra penelitian dimulai dari pengamatan permasalahan di lapangan, perumusan permasalahan, pengembangan kerangka pemikiran hingga penyusunan proposal penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dimulai
pada Bulan Maret hingga pertengahan Bulan Juni 2009. Sedangkan penelitian (pengambilan data) dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu, yaitu pada
minggu keempat Bulan Juni sampai dengan minggu pertama Bulan Juli 2009. Selanjutnya, pengolahan dan analisis data serta penyusunan skripsi dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada minggu pertama Bulan
28 4.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner. Menurut Jogianto (2008), metode survei
atau lebih lengkapnya self administered survey merupakan suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertannyaan-pertanyaan kepada responden. Dalam metode survei kuesioner digunakan sebagai instrumen
penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku (Prasetyo dan Jannah, 2005).
4.4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuesioner seperti yang disajikan pada Lampiran 2. Data
tersebut meliputi respon dari responden terhadap keinginan membayar responden dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede
Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari beberapa instansi yang terkait dengan pengelolaan Danau Situgede, seperti Tim Pengelola Wisata Danau Situgede, dan Kelurahan Situgede. Selain dari
29 Tabel 2. Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, dan Sumbernya
30 4.5. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Non-probability sampling yaitu Haphazard sampling atau accidental atau
convenience. Metode tersebut merupakan suatu metode pengambilan sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel bebas, sekehendak perisetnya, dimana responden yang mudah ditemui/ dijangkau akan dijadikan
sebagai sampel dengan tetap mempertahankan kelayakan dan ketepatan sampel yang dipilih (Jogianto, 2008). Responden yang dipilih pada penelitian ini
merupakan responden yang berusia 17 tahun ke atas yang bersedia untuk mengikuti proses wawancara.
Berdasarkan data jumlah pengunjung Danau Situgede pada Triwulan I (Bulan Januari – Maret) tahun 2009 (Lampiran 3) yaitu 650 orang pengunjung, maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 42 orang.
Penetapan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sampel secara statistika yaitu minimal sebanyak 30 data/ sampel dimana data tersebut mendekati sebaran normal.
4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program SPSS 15.0 for Windows dan Microsoft
31 4.6.1. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede dianalisis dan diidentifikasi secara deskriptif. Karakteristik-karakteristik tersebut akan menjadi
gambaran faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kesediaan membayar dari pengunjung dalam rangka upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede.
Sama halnya dengan karakteristik pengunjung, persepsi pengunjung mengenai kondisi Danau Situgede pun dianalisis secara deskriptif. Persepsi yang
akan dianalisis terkait dengan kondisi alam dan lingkungan Danau Situgede serta kondisi prasarana dan sarana yang menunjang kegiatan wisata di Danau Situgede.
4.6.2. Analisis Kesediaan Membayar
Analisis kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi logit. Menurut Pujianti (2008), regresi logistik terdiri dari regresi logistik biner dan regresi logistik multinomial. Regresi logistik biner digunakan saat variabel dependen merupakan variabel dikotomus (kategorik dengan 2 macam
kategori), sedangkan Regresi Logistik Multinomial digunakan saat variabel dependen adalah variabel kategorik dengan lebih dari 2 kategori. Regresi Logistik
tidak memodelkan secara langsung variabel dependen (Y) dengan variabel independent (X), melainkan melalui transformasi variabel dependen ke variabel logit yang merupakan natural log dari odds rasio. Transformasi tersebut
32
terjadinya suatu peristiwa dengan kemungkinan tidak terjadinya peristiwa. Parameter model estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML).
Dalam penelitian ini regresi logit digunakan untuk menganalisis peluang kejadian kesediaan pengunjung untuk membayar dengan model logistiknya
sebagai berikut :
Li = β0 + β1JKi + β2UMi + β3SPi + β4TPi + β5PDi + β6JTi + β7PMi +
β8FKi + β9DMi + β10BKi + εi
dimana :
Li = Peluang responden bersedia untuk membayar (bernilai 1 untuk “setuju” dan bernilai 0 untuk “tidak setuju”)
β0 = Intersep
β1,…, β8 = Koefisien Regresi
JK = Jenis Kelamin (bernilai 1 untuk ”pria” dan 0 untuk ”wanita”)
UM = Tingkat Usia (tahun)
SP = Status Pernikahan (bernilai 1 untuk ”belum menikah” dan 0 untuk ”sudah menikah”)
TP = Tingkat Pendidikan (tahun)
PD = Rata-rata pendapatan per bulan (dummy bernilai 1 untuk pendapatan ”Rp 150.000 – Rp 1.312.500” dan yang lain bernilai 0, dummy 2
bernilai 1 untuk “Rp 1.312.501 – Rp 2.475.000” dan yang lain