• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Abidi, said Zainal. 2004. Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Haris, Abdul. 2003. Kucuran Keringat dan Derap Pembangunan( Jejak migran

dalam pembangunan daerah), Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN. ( profil kelompok UPPKS). 1999 Panduan Kegiatan. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Praktek ( Tim Terpadu).

DitjenNak/Deliveri.

Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo.

Yogyakarta.

Soetomo. 2008. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Siagian, matias. 2012. Kemisinan dan Solusi. Medan. Grasindo Monoratama. Subagus & Meirida, Djusni. 2007. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Melalui Kelompok UPPKS Komitmen BKKBN. Direktorat Pemberdayaan

ekonomi Keluarga.

Usman, Husein & Akbar, P.S. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial: Jakarta. Bumi Aksara

Syarief, sugiri. 2012. Pusat pelayanan Keluaga sejahtera. Kepala BKKBN.

(2)

SUMBER LAIN:

Database online UPPKS provinsi Sumatera Utara tahun 2012

(http://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia, diakses pada hari

kamis, tanggal 22 agustus 2013, jam 19.10).

(http://sumut.bps.go.id diakses pada tanggal 22 agustus 2013 jam 20.50 wib).

(http:// kelompok-uppks,berita nasional diakses pada hari sabtu tanggal 24-08-2013

pukul 18.50 wib)

(http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik diakses hari selasa tggl 23-08-2013

jam 20.50 wib)

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan

secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam

pelaksanaan lebih struktur, sistematis dan terkontrol, penelitian memulai dengan

subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi dan sampel dari

subjek tersebut untuk menggambarkanya secara akurat (Silalahi, 2009:28)

Dalam jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka. Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan

melukiskan sesuatu hal yang berupa gambar atau foto yang didapat dari data

lapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata-kata. Penelitian deskriptif

bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.

Dengan penelitian deskripti, penelitian akan membuat gambaran kondisi secara

menyeluruh tentang implementasi program usaha peningkatan pendapatan keluarga

sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena kelurahan Sukaramai I

merupakan salah satu Desa peserta Program UPPKS yang masyarakatnya turut aktif

(4)

khusnya kaum perempuan peserta KB sekaligus sebagai angota dalam kegiatan

pemberdayaan.

3.3 Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun

individu yang dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 155). Individu atau objek

yang menjadi populasi penelitian harus memiliki ciri atau sifat yang sama. Dalam

populasi penelitian terdapat serangkaian ukuran khusus yang berlaku bagi seluruh

unsur-unsur yang menjadi bagian dari populasi itu. Populasi adalah jumlah total dari

seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa

organisme orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek

peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri-ciri dan harus didefenisikan

secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009: 253).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah anggota kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai I kecamata Medan

Area yang berjumlah 18 orang dari kesemunya sampel. Terdapat 2 kelompok di

kelurahan ini. Maka, penelitian ini termasuk penelitian populasi akan diambil

datanya untuk dianalisis.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan atau informasi menyangkut

masalah yang diteliti dengan mempelajari buku-buku atau sumber-sumber

(5)

2. Studi Lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta

yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan program UPPKS di kelurahan

sukaramai I kecamatan Medan Area yaitu dengan cara:

a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek dan fenomena

yang berkaitan dengan penelitian.

b. Kuesioner, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara menyebar

daftar pertanyaan untuk dijawab responden sehingga peneliti

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian

(Siagian, 2011: 207).

3.5 Teknik Analisi Data

Setelah data yang dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah penggolongan data

atau analisis data. Proses penggolongan data atau analisis data tergolong merupakan

suatu proses yang cukup panjang. Langkah awal pengolahan data adalah memahami,

mempelajari, dan mendalami permasalahan atas jawaban responden. Analisis data

adalah proses menjadikan data memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisi

data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan “berbicara”. Analisis data

menjadikan data tersebut mengeluarkan maknanya (siagian,2011:223).

Maka dalam penelitian ini, teknis analisis data yang digunakan adalah teknis

analisis deskriptif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian lapangan kemudian

dikumpulkan serta diolah dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan pendapat

(6)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Sukaramai I

Kelurahan Sukaramai I merupakan kelurahan yang berada di pertengahan

kotamadya. Kelurahan ini juga rawan dari kebanjiran dan sangat cocok untuk

kawasan pertokoan/bisnis, ini terbukti dari keseluruhan tanah yang dimiliki di

kelurahan Sukaramai I berkisar 233 Ha. Tanahnya adalah kawasan pertokoan/

bisnis dan sampai saat ini masih berkembang dan menjadikan penghasilan utama

masyarakat.

Keunikan lain yang dimiliki Kelurahan Sukaramai I ini karena luas

pemukiman dan daerah yang strategis, dan tidak jauh dari tempat bekerja menjadi

motifasi utama masyarakat untuk tempat tinggal penduduk di kelurahan ini.

Beberapa program pengentasan kemiskinan dari pemerintah yang pernah

dilaksanakan di kelurahan Sukaramai I antara lain: PNPM Mandiri, Raskin,

Jamkesda, KUBE, KUR dan, program UPPKS. UPPKS merupakan program

pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan ibu-ibu yang menjadi akseptor

KB agar dapat berwirausaha dan menambah penghasilan keluarga, yang berada

dibawah naungan BKKBN. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan

masyrakat yang sejahtera baik ekonomi dan sosialnya.

(7)

4.2 Kondisi geografis

1. Letak dan Lua Kelurahan

a. Sebelah Utara : Kelurahan Sukarama II

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Merah Timur

c. Sebelah Timur : Kelurahan Tegal Sari I, II, III

d. Sebelah Barat : Kelurahan Kotamatsum I dan II

Di kelurahan ini terdiri dari 17 lingkungan dan terletak pada dataran

tinggi karena di kelurahan ini merupakan kawasan yang bebas dengan

kebanjiran, suhu udara rata-rata sehari berkisar 37 celcius. Maka

orbitrasi(jarak dari pusat pemerintah kelurahan) sebagai berikut:

a. Jarak dari ibu kota kecamatan : 3 Km

- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-

dengan kendaraan bermotor : 1/4 Jam

- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-

dengan berjalan kaki : 1 Jam

b. Jarak ke ibu kota kabupaten/kota : 5 Km

- Lama jarak tempuh dengan kendaraan-

Bermotor : 1/2 Jam

- Lama jarak tempuh dengan berjalan

Kaki : 3 Jam

c. Jarak ke ibu kota provinsi : 6 Km

- Lama jarak tempuh dengan kendaraan

(8)

4.3 kondisi Demografi

4.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

 No Kategori Jumlah Persentase (%)

1

2

Laki-laki

Perempuan

5.627

5386

51,09

48,90

Jumlah 11.013 100,00

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 4. Penduduk di Kelurahan Sukaramai I

dapat diketahui mayoritasnya adalah laki-laki, berbeda tipis dengan penduduk

yang berjenis kelamin perempuan. Ini karena tenaga laki-laki lebih

dibutuhkan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga

4.3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kelurahan Sukaramai I merupakan salah satu desa yang sangat

memperhatikan pendidikan masyrakatnya. Kesadaran masyrakat akan

pentingnya pendidikan anak dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang

(9)

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Sekolah Jumlah Persentase (%)

Sumber: Kelurahan Sukarai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 membuktikan bahwa minat mayarak untuk

menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi sangat besar. Akan

tetapi kendala yang terjadi pada banyak masyarakat seperti tidak mampu

melanjutkan pendidikan sampai sarjana, terlihat jelas pada umumnya hanya

sampai SMA. Kondisi ekonomi yang rendah merupakan kendala terbesar

masyrakat, sulitnya mencari lapangan pekerjaan sehingga menuntut

masyrakat untuk lebih dini bekerja.

4.3.3 Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian

Masyarakat di Kelurahan ini memiliki mata pencaharian yang

(10)

Tabel 4.3

Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian

No Kategori Jumlah Persentase(%)

Jumlah 2.197 100,00

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat beragam mata pencaharian

(11)

Dilihat dari kemampuan yang dimiliki warga untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, dengan melakukan berbagai macam kegiatan usaha,dan wiraswasta

merupakan usaha yang paling banyak dilakukan oleh warga di Kelurahan

Sukaramai I.

4.3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Pada dasarnya mayoritas agama masyarakat di kelurahan ini adalah

beragam islam. Selain beragam islam ada beberapa agama lainya yang

terdapat di Kelurahan ini sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Berdasarka Agama

No Kategori Jumlah Persentase (%)

Jumlah 11.013 100,00

Sumber: Kelurahan Sukaramai I tahun 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.4 masyarakat di Kelurahan

Sukaramai I menganut agama yang berbeda satu sama lain. Tetapi, hubungan

kekerabatan sangat erat. Mereka memiliki solidaritas yang tinggi meskipun

berbeda-beda terbukti dari semangat gotong-royong masyarakat dalam

(12)

4.3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Kelurahan Sukaramai I terdiri dari berbagai macam suku bangsa.

Keanekaragaman ini bukan jadi masalah bagi mereka, tetapi merupakan

keunikan yang dimiliki Kelurahan untuk menciptakan kelurahan yang aman

dan damai seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku bangsa Jumlah Persentase (%)

Jumlah 12.007 100,00

Sumber: Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas tentang distribusi penduduk desa berdasarkan

suku bangsa adalah suku jawa yang berjumlah 5.386 penduduk yang menetap

di kelurahan sukaramai I ini. Terbukti dari 44,86% masyarakatnya adalah

suku jawa. Meskipun suku jawa lebih mendominasi di kelurahan ini, mereka

(13)

4.3.6 Sarana Ekonomi

Sarana ekonomi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Berdasarkan Sarana Ekonomi

No Jenis tempat Jumlah Persentase (%)

Industri alat rumah tangga

Rumah makan

Toko

Warung sampah

Usaha air minum

Isi ulang kedai kopi

15

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Dari tabel diatas dapa diketahui bahwa sarana ekonomi yang terbanyak

adalah pertokoan sebanyak 155 unit, dan sarana ekonomi yang paling sedikit

adalah usaha air minum isi ulang yaitu sebanyak 6 unit.

4.4 Sarana dan Prasarana

Kelurahan Sukaramai I memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik

untuk perkembangan desa. Beragam sarana telah dapat dinikmati dan

dimanfaatkan oleh semua kalangan masyrakat. Dan diantara sarana-sarana

tersebut ada beberapa yang merupakan usaha-usaha dari masyrakat tersebut

dalam mencari nafkah. Beberapa contoh sarana dan prasarana yang ada di

(14)

1. Sarana Transportasi

Sarana trasportasi yang dimiliki masyrakat di kelurahan Sukaramai I

antara lain seperti bus umum, mobil, sepeda motor,motor barang, becak

dan sepeda. Semua sarana transportasi ini adalah penunjang

perkembangan masyarakat.

2. Sarana Komunikasi

Beberapa sarana komunikasi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I

antara lain: TV, Radio, Telepon umum dan Telepon pribadi

3. Sarana Air bersih

Beberapa sarana air bersih di kelurahan Sukaramai I antara lain: sumur

pompa, sumur gali, Pam.

4. Sarana kesenian

Mayoritas penduduk di kelurahan Sukaramai I adalah suku jawa

sehingga sarana kesenian yang terdapat disini juga lebih berbaur kejawa.

Seperti Kuda kepang, orker/keyboard dan ada juga mesjid tempat

masyarakat beribadah dan melakukan aktifitas keagamaan.

5. Sarana Lalu lintas

Sarana lalu lintas terdiri dari jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan

gang, dan titi/jembatan yang dikelolaoleh Pemerintah demi

mempermudah segala akses perekonomian masyarakat.

6. Sarana Olah raga

Ada beberapa jenis sarana Olah raga yang terdapat di kelurahan

Sukaramai I ini, diantaranya adalah lapangan sepak bola, lapangan bola

(15)

7. Sarana Perekonomian

Beberapa sarana perekonomian yang telah terlaksana dan terbentuk di

kelurahan sukaramai I ini, semua sarana perekonomian ini merupakan

usaha pribadi yang dimiliki masyarakat seperti: industri kecil, toko,

(16)

Bagan 4.1

BAGAN SUSUNAN OERGANISASI PEMERINTAH KELURAHAN DAN PERANGKAT DESA

HASRUN S DONGORAN S.SOS

(17)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan menggunakan

analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui

observasi, dan kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang

kemudian disebarkan kepada anggota kelompok usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera dan hasil penelitian ini diperoleh langsung dari kelompok UPPKS

yang berada di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data

dengan pendekatan deskriptif dengan mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan

menggambarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Berdasarkan hasil penelitian

melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang

responden melalui jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, agama, suku banggsa,

dan status kependudukan. Selain itu, diperoleh juga bagaimana implementasi

pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di kelurahan

Sukaramai I kecamatan Medan Area. Baik dari segi pemahaman program,

pencapaian tujuan, ketetapan waktu, manfaat program.

Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas maka

pembahasan data peneliti ini akan dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut

ini adalalah

A. Analisis Identitas Responden

B. Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di

(18)

5.2 Analisis Identitas Responden 5.2.1 Umur

Usia merupakan faktor yang menentukan apakah kegiatan usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahteraataupun jenis usaha yang dilakukan untuk

mengembangkan program UPPKS tersebut berhasil atau tidak. Kegiatan

pemberdayaan yang dibawakan haruslah sesuai dengan usia responden ataupun

anggota kelompok sehingga mudah dipahami dan dipraktekkan

Data mengenai distribusi responden berdasarkan usia responden, disajikan dalam

Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.1, diketahui bahwa rwspon yang

terbanyak mengikuti program UPPKS ini adalah responden yang berusia 30-40 tahun

sebanyak 14 orang (77,8 %). Responden yang berusia 41-50 tahun keatas, hanya

berjumlah 4 orang (22,2 %). Ini dikarenakan responden yang masih tergolong

kedalam usia produktif masih sangat kuat untuk berusaha dan memiliki kemampuan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan renponden yang sudah lanjut usia. Program

UPPKS di kelurahan ini lebih banyak memanfaatkan yang putus sekolah yang hanya

sampai jenjang SMP, untuk ikut menjadi anggota kelompok-kelompok UPPKS.

(19)

kehidupanya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kelurahan

Sukaramai I kecamatan Medan area.

5.2.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan

oleh peneliti mengenai jenis kelamin yang menjadi anggota kelompok usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kelurahan Sukaramai I kecamatan

Medan Area yang keseluruhan respondenya berjumlah 18 responden atau sebesar

100% merupakan perempuan. Ini dikarenakan wanita yang lebih banyak menjadi

akseptor KB dibandingkan pria.

Program ini juga dikhususkan ibu-ibu yang menjadi akseptor KB dan mau

melakukan usaha dibidang ekonomi untuk membantu ekonomi keluarga. Wanita

lebih dianggap ulet dan tekun dalam melakukan suatu kegiatan dibandingkan

laki-laki. Program ini juga sebagai upaya penanggulangan kemiskinan dalam rangka

membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil,

bahagia, dan sejahtera.

5.2.3 Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari data penelitian mengenai agama responden

(20)

Tabel 5.2

Distribusi Respondenberdasarkan Agama

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Islam

2 Kristen

15

3

83,3

16,7

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa

mayoritas agama yang dianut oleh responden adalah agama islam sebanyak 15 orang

(83,3%). Sedangkan responden yang lainya beragama kristen sebanyak 3 orang

(16,7%), meskipun perbedaan agama dalam kelompok-kelompok UPPKS di

Kelurahan Sukaramai I ini terlihat mencolok hal ini tidak menjadi pemisah diantara

anggota-anggota kelompok. mereka tetap saling menghargai dan menghormati

agama-agama lain, sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan aman, damai

(21)

5.2.4 Suku Bangsa

Data distribusi responden berdasarkan suku bangsa respondn, disajikan dalam

Tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sunda

2 Batak

3 Jawa

4 Padang

2

3

10

3

11,11

16,66

55,55

16,66

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.3, dapat kita ketahui bahwa

mayoritas responden adalah suku Jawa yang berjumlah 10 orang (55,55%), suku

Sunda 2 orang responden (11,11%) , suku Batak 3 orang responden (16,66%), suku

padang 3 orang responden (16,66%). Terlihat jelas perbedaan suku terutama pada

suku jawa yang begitu banyak dan suku sunda yang hanya 2 orang(11,11)

responden. Hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka, karena rasa kekeluargaan

yang dimiliki masyarakat sehingga tercipta kerukunan antar suku bangsa di

(22)

5.2.5 Pendidikan Terakhir

Data distribusi yang disajikan berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat

diketahui dalam Tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan Terakhir

No Kategoria Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.4, maka kita ketahui bahwa

mayoritas tingkat pendidikan terakhir responden adalah tingkat SMA sebanyak 4

orang (22,2%). Pendidikan SMP sebanyak 12 orang (66,7%), dari semua jumlah

responden yang ada, ini membuktikan bahwa masyarakat masih belum sadar akan

pentingnya pendidikan. Responden yang pendidikanya Sarjana/Diploma sebanyak 2

orang (11,1%). Program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I ini lebih diperuntukkan

bagi perempuan, tidak hanya ibu-ibu tetapi juga bagi perempuan yang putus sekolah.

Responden yang menjadi anggota UPPKS di kelurahan ini kebanyakan dari

mereka yang hanya mampu sekolah sampai sekolah menengah pertama. Mereka

belum mempunyai skill yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk

bertahan hidup. Ada juga beberapa mahasiswa yang tamat sekolah tetapi tidak tau

mau berbuat apa, karena sulitnya mencari pekerjaan dengan pendidikan yang minim.

Sehingga untuk mengisi waktu luang responden ikut-ikutan belajar dengan beberapa

(23)

5.2.6 Pekerjaan

Data distribusi responden berdasarkan latar belakang pekerjaan responden,

disajikan dalam Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Kategori Frekueni (F) Persentase (%)

1 Tidak bekerja

2 Buruh

3 Wiraswasta

11

3

4

61,1

16,6

22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.5, maka kita ketahui bahwa latar

belakang pekerjaan responden sebelum menjadi anggota kelompok UPPKS adalah

tidak bekerja sebanyak 11 orang (61,1%). Responden yang tidak bekerja menjadi

sasaran utama program UPPKS ini dan diharapkan ibu-ibu bisa membantu ekonomi

keluarga. Pekerjaan lainya yaitu wiraswasta ada 4 orang (22,2%), buruh 3 orang

(24)

5.2.7 Status Kependudukan

Data distribusi responden berdasarkan status kependudukan, disajikan dalam

tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Disribusi responden berdasarkan status kependudukan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Penduduk asli

2 Pedatang

16

2

88,9

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.6, maka kita ketahui

bahwa status kependudukan responden adalah penduduk asli yang berjumlah

16 orang (88,9%). Mereka merupakan perempuan-perempuan yang tidak

bekerja diharapkan memiliki pekerjaan dengan ikut kedalam kelompok

UPPKS ini mampu sehingga mampu berkembang secara mandiri untuk

(25)

5.3 Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.

Data mengenai Implementasi program usaha peningkatan pendapan keluarga

sejahtera di Keluran Sukaramai I kecamatan Medan Area disajikan dalam bentuk

indikator meliputi pemahaman program, pencapaian tujuan, ketetapan waktu,

manfaat program. Kita akan melihat bagaimana implementasi program usaha

peningkatan pendapan keluarga sejahtera itu berjalan di kelurahan Sukaramai. Saat

ini program UPPKS belum berjalan secara maksimal dan masih butuh banyak

perhatian dari pihak-pihak yang terkait seperti BKKBN kabupaten dan pemerintah

setempat sehingga program UPPKS ini dapat berkembang sepenuhnya. Informasi

yang jelas dan sampai kepada masyrakat adalah tujuan dari program UPPKS ini.

Dimana peran serta masyarakat khususnya para peserta UPPKS yang merupakan

pelaku usaha dari program UPPKS ini dapat menjadi contoh dan dilanjutkan oleh

(26)

5.3.1 Pemahaman Program

Pengetahuan tentang program usaha peningkatan pendapatan keluarga

sejahtera bukan begitu saja diketahui oleh responden. Sudah pasti ada sumber

yang memberi tahu tentang program UPPKS bagi mereka. Data distribusi

responden berdasarkan sumber pengetahuan responden mengenai darimana

responden pertama kali mengetahui program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel

5.7 sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi responden berdasarkan sumber pengetahuan program

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 5.7, dapat diketahui bahwa informasi pertama kali responden

mengetahui adanya program UPPKS yaitu sebanyak 5 orang (27,7%) dari

BKKBN/PLKB. Informasi dari kelurahan ada 10 orang (55,5%) dan informasi dari

teman ada 6 orang (16,6%). Tidak adanya wadah khusus penyampaian informasi

yang diperoleh masyarakat tidak merata.

Tabel ini menggambarkan bahwa pihak BKKBN masih kurang aktif secara

langsung dalam melakukan sosialisasi mengenai adanya program UPPKS kepada

masyrakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi kepada pihak kelurahan

(27)

Meskipun pihak BKKBN kurang melakukan sosialisasi mengenai adanya program

ini, tetapi program ini tetap terlaksana.

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap

program UPPKS setelah mendapatkan informasi, disajikan dalam tabel 5.8 berikut

ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Program UPPKS Setelah mendapatkan Informasi

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.8, maka kita ketahui bahwa

pemahaman program responden setelah memperoleh informasi tentang program

UPPKS yaitu responden langsung memahami hanya sebanyak 4 0rang (22,2%).

Responden yang cukup memahami ada 8 orang (44,5%), dan responden yang tidak

memahami sebanyak 6 orang (33,3 %). Hasil penelitian dilapangan disimpulkan

bahwa banyak responden tidak langsung memahami program karena pengetahuan

yang minim dan latar belakang pendidikan yang rendah.

Masyarakat di Kelurahan Sukaramai I ini sulit memahami program, terutama

program pemberdayaan. Masyarakat lebih sering mendapatkan bantuan langsung

seperti Raskin dan BLT, sehingga masyarakat berpikir bahwa program UPPKS ini

(28)

uppks ini berbeda. Program ini melatih dan mempberdayakan masyarakat sehingga

sampai saat ini banyak responden yang kurang begitu memahami program UPPKS

ini.

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap

program UPPKS pihak yang mengajak/mendorong, disajikan dalam tabel 5.9

berikut ini:

Tabel 5.9

Distribusi responden berdasarkan pihak yang mengajak/mendorong

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 BKKBN/PLKB

2 Kelurahan

3 Teman

5

10

3

27,8

55,5

16,6

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.9, maka kita ketahui bahwa pihak

yang mengajak/mendorong responden untuk menjadi anggota kelompok UPPKS dari

BKKBN/PLKB sebanyak 5 orang (27,8%), dari kelurahan sebanyak 10 orang

(55,5%) dan dari teman hanya sebanyak 3 orang (16,6%). Hal ini dikarenakan

kurangnya sosialisasi informasi secara langsung dari pihak penyelenggara program,

sehingga informasi tentang adanya program UPPKS ini lebih tersampaikan dari

(29)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

pihak penyelenggara program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pihak Penyelenggara Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui

3 Tidak mengetahui

11

5

2

61,1

27,8

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.10, maka kita ketahui bahwa

pemahaman responden mengenai pihak penyelenggara program UPPKS ada 11

responden (61,1%) yang menyatakan bahwa responden mengetahui bahwa pihak

penyelanggara program UPPKS adalah BKKBN. Responden yang cukup mengetahui

hanya sebanyak 5 orang (27,8%) dan yang tidak mengetahui hanya sebanyak 2 orang

(11,1%). Responden yang tidak mengetahui siapa pihak penyelenggara program

UPPKS ini hanya ikut-ikutan teman untuk menjadi anggota dan ditambah lagi

(30)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

proses pelaksanaan program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Proses Pelaksanaan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui

3 Tidak mengetahui

3

10

5

16,7

55,5

27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.11, maka kita ketahui bahwa

responden yang lebih banyak cukup mengetahui proses pelaksanaan proses UPPKS

ini sebanyak 10 orang (55,5%), ini lebih besar dibandingkan dengan yang

mengetahui hanya 3 orang (16,7%). Sementara itu untuk responden yang tidak

mengetahui proses pelaksanaan program UPPKS itu ada 5 orang (27,8%). Ketidak

pahaman merupakan faktor penyebab lambatnya pergerakan dan perkembangan

(31)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

sasaran program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini:

Tabel 5.12

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Sasaran Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui

3 Tidak mengetahui

3

10

5

16,7

55,5

27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.12, maka kita ketahui bahwa

pemahaman responden mengenai sasaran program UPPKS yaitu hanya 3 orang

(16,6%) responden yang mengetahui sasaran yang mengetahui sasaran program

UPPKS secara pasti. Responden yang cukup mengetahui ada 10 oran (55,5%),

sementara itu ada 5 orang (27,8%) yang tidak memahami sasran dari program

UPPKS ini. Kebanyakan yang cukup memahami sasaran program ini hanya untuk

mereka yang tercatat sebagai warga miskin dilingkung itu.

Pada bab II juga sudah dijelaskan mengenai sasaran dari program UPPKS yaitu

keanggotaan kelompok UPPKS diutamakan peserta KB khususnya keluarga pra

sejahtera dan keluarga sejahtera I yang belum menjadi akseptor KB. Mereka yang

tidak mengetahui sasaran program karena kebanyakan dari responden adalah gadis

(32)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

tujuan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.13

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Tujuan Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup Mengetahui

3 Tidak Mengetahui

12

5

1

66,7

27,8

5,5

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.13, maka kita ketahui bahwa

pemahaman responden mengenai tujuan program UPPKS ada 12 oran (66,7%),

responden yang cukup memahami hanya 5 oran (27,8%) sementara itu responden

yang tidak mengetahui hanya 1 orang (5,5%). Sehingga tujuan program sudah

(33)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

sumber dana program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.14 berikut ini:

Tabel 5.14

Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Sumber Dana Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui

3 Tidak mengetahui

10

5

3

55,5

27,8

16,7

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14, maka kita ketahui bahwa

pemahaman responden mengenai sumber dana kelompok UPPKS hanya 10 orang

(55,5%) yang mengetahui darimana dana yang dipergunakan untuk program UPPKS

ini. Semantara itu ada 5 orang (27,8%) responden cukup mengetahui dari mana

sumber dana untuk kelompok UPPKS. Responden yang tidak mengetahui sumber

dana untuk kelompok UPPKS yaitu 3 orang (16,7%) karena lemahnya ingin rasa tahu

responden terhadap program pemberdayaan yang dijalankan.

(34)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.15 berikut ini:

Tabel 5.15

Distribusi Pemahaman Responden Berdasarkan Modal Kegiatan Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Pinjaman

2 Sumbangan

3 uang pribadi

15

2

1

83,3

11,1

5,6

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15, maka kita ketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan modal dana kegiatan UPPKS yaitu 15 orang

(83,3%) yang mengetahui dari mana modal dana untuk kegiatan program UPPKS

yaitu kredit lunak pinjaman dari BKKBN. Maksud dari kredit lunak disini adalah

kredit yang tanpa bunga. Sementara itu responden yang tidak tahu dan mengatakan

kalau modal dana kegiatan kelompok UPPKS dari sumbangan ada 2 orang (11,1%)

responden, responden yang mengatakan uang pribadi hanya 1 orang (5,6 %). Hal ini

(35)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai jenis

usaha yang dikembangkan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.16 berikut ini:

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha Yang Di Kembangkan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Perdagangan

2 Jasa menjahit

9

9

50

50

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16, maka kita ketahui bahwa jenis

usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai terdapat 2

kelompok yang masing masing berjumlah 9 orang anggota. Kelompok mawar yang

berjumlah anggotanya 9 orang (50%) jenis usaha yang dikembangkan kelompok

mawar adalah usaha perdagangan, kelompok melati 9 orang (50%) dan usaha yang

dikembangkan adalah jasa menjahit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, jenis

usaha yang ingin dikembangkan melalui program UPPKS ini guna melanjutkan

program usaha yang ada adalah para responden mengharapkan Pemerintah Daerah

maupun Pusat sekiranya menyediakan satu wadah atau tempat tersendiri untuk usaha

kelompok-kelompok menengah atau yang bisa disebut juga sebagai Usaha Kecil

Menengah.

Barang-barang dari hasil produksi kelompok-kelompok yang ada tidak tahu akan

dipasarkan kemana, dan mereka hanya mampu mengikuti pameran-pameran saja

(36)

kalah dengan produk-produk luar negeri misalnya Cina dan singapour yang harga

barangnya jauh lebih murah dibandingkan dengan produk industri rumahan yang

pembuatanya secara manual dan alami.

Contoh dari produk-produk yang dihasilkan kelompok-kelompok UPPKS di

kelurahan Sukaramai I yaitu: memanfaatkan barang-barang daur ulang seperti plastik

bekas yang diolah menjadi sendal, menjadi tas atau kotak pensil dan juga

memanfaatkan kain-kain yang sudah tidak dipakai lagi menjadi taplak meja, tas,

hiasan bunga dan lain-lain. Jika pemerintah menyediakan satu wadah/tempat khusus

yang bisa menjadi tempat pemasaran produk-produk tersebut diharapkan nantinya

(37)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai

wadah komunikasi dan informasi program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.17

berikut ini:

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Wadah Komunikasi dan Informasi Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ada

2 Kadang-kadang ada

3 Tidak ada

9

3

6

50

16,7

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.17, maka kita ketahui bahwa

jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I

terdapat 9 orang ( 50%) yang menyatakan ada. Responden yang yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 3 orang (16,7%) dan responden yang menyatakan tidak ada

sebanyak 6 orang (33,3%).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai

wadah komunikasi dan informasi diantara peserta kelompok UPPKS terdapat wadah

komunikasi dan informasi dan penyampaian informasi antar anggota kelompok tidak

berbentuk resmi seperti mana seharusnya hanya berbentuk komunikasi dan informasi

(38)

5.3.2 Pencapaian Tujuan

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden

mengenai kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga,

disajikan dalam Tabel 5.18 berikut ini:

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dengan Peningkatan Ekonomi Keluarga

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

11

7

61,1

38,9

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.18, maka kita ketahui distribusi

responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi

keluarga 11 orang (61,1%) yang mengatakan meningkat. Sementara itu ada 7 orang

(38,9%) yang mengatakan cukup meningkat, responden mengalami peningkatan

ekonomi keluarga karena usaha mereka yang tekun dalam menjalankan program

UPPKS ini. Tingkat ekonomi keluarga meningkat setelah menjadi anggota kelompok

UPPKS, saat ini anggota kelompok sudah mampu bekerja sendiri dengan modal

pinjaman dari program ini. Pinjaman tersebut menjadi modal awal anggota untuk

berusaha. Program UPPKS ini sangat baik dan sangat membantu dalam menciptakan

(39)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden

mengenai terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wirausaha program

UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.19 berikut ini:

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Terlatih tidaknya Perempuan dalam Melakukan Wirausaha

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Terlatih

2 Cukup terlatih

12

6

66,7

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.19, dapat kita ketahui distribusi

responden berdasarkan terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wira usaha

dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan deketahui bahwa 12

orang (66,7%) responden melakukan wirausaha yang terlatih dan meningkat.

Responden yang menyatakan cukup terlatih ada 6 orang (33,3%). Ini terbukti dari

jasa penjahit di Kelurahan sukaramai I, yang rata-rata dari mereka merupakan

anggota program UPPKS.

Hal ini menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I

menghasilkan perubahan yang positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya

angka kemiskinan dan semakin meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan

keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Sukaramai I kecamatan

(40)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden

mengenai pendapatan bersih setelah mengikuti program UPPKS dengan

peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.20 berikut ini:

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih Setelah Mengikuti Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

13

5

66,7

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasi penelitian dilapangan yang dilakukan

oleh peneliti mengenai pendapatan bersih anggota setelah mengikuti program

UPPKS, yang mengatakan meningkat ada 13 orang (66,7%) dan responden yang

menyatakan cukup meningkat hanya 5 orang (33,3%). Mereka mengatakan program

ini juga turut meningkatkan dinamika kehidupan keluarga, dinamika kehidupan

keluarga rata-rata meningkat, dari yang awalnya kehidupan keluarga miskin. Tapi

kini setelah ikut menjadi anggota kelompok UPPKS ekonomi keluarga mulai

(41)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai

peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan dilingkunganya dengan

peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.21 berikut ini:

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Meningkatkan Peran Serta Keluarga Dalam Pelaksanan Pembangunan

Dilingkunganya

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

14

4

77,8

22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti, maka

dapat kita ketahui distribusi responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS

yang mengatakan meningkat 14 orang (77,8%), responden yang mengatakan cukup

meningkat ada 4 orang (22,2%). Ini merupakan bukti bahwa program UPPKS ini

sangat bagus untuk di kembangkan duseluruh lapisan masyrakat, guna

(42)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai

kemandirian keluarga sejak mengikuti program UPPKS dengan peningkatan

ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.22 berikut ini

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian keluarga Sejak Mengikuti Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

10

8

55,6

44,4

jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.22, maka dapat kita ketahui

distribusi responden berdasarkan kemandirian keluarga sejak mengikuti program

UPPKS, membuktikan bahwa kemandirian keluarga tercipta dari program UPPKS

ini. Terbukti dari 10 orang (55,6%) mengatakan bahwa kini menjadi anggota

kelompok UPPKS telah meningkat dan mampu hidup mandiri. Semantara itu 8 orang

(44,4%) responden hanya mengatakan cukup meningkat. Dilihat sudah mampunya

responden yang membuka usaha menjahit sendiri, tidak lagi menggantungkan diri

dari kelompoknya lagi. Mereka sudah mampu berkembang secara mandiri meskipun

modal yang ada tidak terlalu besar, namun mereka telah mampu menghidupi

(43)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai

penanggulangan kemiskinan dalam mengikuti program UPPKS dengan peningkatan

ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.23 berikut ini

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Penanggulangan Kemiskinan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai

2 Cukup sesuai

16

2

88,9

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Program UPPKS ini merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan

ibu-ibu/wanita di bidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan

kemiskinan dalam rangka membangunan kemandirian dan ketahanan keluarga serta

mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pada Tabel 5.23 diata

menunjukkan ada berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan

yaitu 16 orang (88,9%) responden mengatakan bahwa program UPPKS ini sangat

berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan yang ada di Kelurahan

Sukaramai I. Responden yang mengataka cukup sesuai ada 2 orang (11,1%). Ini

terbukti dari terciptanya lapangan pekerjaan baru dari program UPPKS tersebut.

Dibandingkan dengan ibu-ibu yang dahulunya tidak bekerja, saat ini telah memiliki

(44)

5.3.3 Ketetapan Waktu

Data distribusi responden berdasarkan waktu responden mulai menjadi anggota

kelompok UPPKS maka kita ketahui bahwa waktu responden pertama kali menjadi

anggota kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I yang masing-masing

kelompoknya berjumlah 9 orang (50,0%), kelompok pertama kali adalah kelompok

mawar yang terbentuk pada tahun 2009. Kelompok yang kedua adalah kempok

melati yan di bentuk pada tahun 2010.

Kelompok-kelompok ini termasuk kedalam kelompok UPPKS dasar yang

dijelaskan dalam penjelasan tetang program UPPKS yaitu: kelompok UPPKS dasar

dengan kriteria sebagai berikut: pengurus kelompok belum lengkap, pembukuan

sederhana, pertemuan kelompok bulanan, usaha sebatas simpan pinjam, dan belum

(45)

Data distribusi responden sebelum menjadi peserta UPPKS, pernah tidaknya

pemerintah setempat memberikan informasi akan diselenggarakan penyuluhan

tentang program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.24 sebagai berikut:

Tabel 5. 24

Distribusi Responden Sebelum Menjadi Peserta UPPKS, Pernah Tidaknya Pemerintah Setempat Memberikan Informasi Akan diselenggarakan

Penyuluhan Tentang UPPKS.

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ada

2 Kadang-kadang

3 Tidak pernah

2

10

6

11,1

55,6

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.24, maka kita ketahui bahwa

hanya responden yang mengatakan ada hanya 2 orang (11,1%) responen yang

mengatakan kadanng-kadang ada 10 orang (55,6%) dan yang mengatakan tidak

pernah ada 6 orang (33,3%) responden. Ini dikarenakan kurangnya sosialisasi

besar-besaran dari pihak BKKBN. Maka informasi ini tidak langsung sampai kesemua

masyarakat. Ini terlihat dari sistemnya hanya sebagian yang diberi informasi maka

selebihnya dari teman keteman yang menyampaikan akan adanya program

(46)

Data distribusi responden mengenai waktu pembentukan dan pelaksanaan

program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.25 sebagai berikut:

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pembentukan dan Pelaksaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Awal tahun

2 Pertengahan tahun

3 Akhir tahun

5

8

5

27,8

44,4

27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.25, maka kita ketahui bahwa

waktu pembentukan dan pelaksanaan program ada 5 orang (27,8%) renponden yang

menjawab awal tahun, responden yang menjawab pertengahan tahun ada 8 orang

(44,4%), sedangkan responden yang mengatakan akhir tahun pembentukan program

UPPKS ada 5 orang (27,8%). Terjadinya beda pendapat pada responden karena

informasi yang diperoleh tidak sama dan berbeda. Mereka yang tidak tahu itu hanya

(47)

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pemberian

bimbingan dan penyuluhan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.26 sebagai

berikut:

Tabel 5.26

Distribusi Responden Ketetapan Waktu Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan Kepada Responden Setelah Menjadi Peserta UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Tepat waktu

2 Cukup tepat waktu

5

13

27,8

72,2

jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.26, maka kita ketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pemberian bimbingan dan

penyuluhan kepada responden setelah menjadi pesrta UPPKS terdapat 5 oran

(27,8%) menjawab tepat waktu. Responden yang menyatakan cukup tepat waktu

sebanyak 13 orang(72,2%), hal ini dikarenakan informasi dari teman keteman juga

teryata cukup mampu membuat keyakinan pada masyarakat sehingga program

(48)

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai kesesuain pemberian

bantuan dengan waktu berjalanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.27

sebagai berikut:

Tabel.5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Pemberian Bantuan dengan Waktu Berjalanya Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai

2 Cukup sesuai

3 Tidak sesuai

3

10

5

16,7

55,5

27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.27, maka kita ketahui bahwa

distribusi kesesuaian pemberian bantuan dengan waktu berjalanya kelompok UPPKS

ada 3 orang (16,6%) responden yang mengatakan cukup sesuai ada 10 orang

(55,5%), responden mengatakan pemberian bantuan bersamaan dengan berjalanya

program UPPKS di kelurahan ini. Program ini berjalan mulai dana pinjaman sampai

ketangan kelompok. Responden yang mengatakan tidak sesuai ada 5 orang (27,8%)

karena responden tersebut menjadi anggota hanya ikut-ikutan saja.

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pengambilan dana

(49)

Tabel 2.28

Distribusi Responden Berdasarkan Ketetapan Waktu Pengembalian Dana Pinjaman

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai

2 Cukup sesuai

3 Tidak sesuai

1

12

5

5,5

66,7

27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pengembalian pinjaman yaitu

dari hari penelitian dilapangan diketahui bahwa proses peminjaman dan

pengembalian dikelola oleh ketua kelompok. Dilihat dari jawaban responden yaitu 12

orang (66,7%) yang mengatakan cukup sesuai. Sehingga tugas kelompok sebagai

tempat masyarakat untuk belajar berwieausaha dapat terlaksana dan menumbuhkan

ketahanan keluarga. Responden yang mengatakan sesuai hanya 1 orang (5,5%) yang

(50)

5.3.4 Manfaat Program

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai modal yang

diberikan oleh kelompok program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.29 sebagai

berikut:

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Modal yang Diberikan Oleh Kelompok UPPKS Dapat Dimanfaatkan Secara Maksimal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Dapat

2 Kurang dapat

5

13

27,8

72,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5: 29 menunjukkan bahwa distribusi

responden berdasarkan modal yang diberikan oleh program UPPKS, maka dapat kita

ketahui terdapat 13 orang (77,2%) yang mengatakan dapat. responden yang

mengatakan kurang dapat ada 5 orang (27,8%), sebagian kelompok mengatakan

kurang itu karena harga barang semakin lama semakin naik, namun meskipun

(51)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai

hubungan/kerjasama diluar pelatihan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.30

sebagai berikut:

Tabel 5.30

Distribusi responden berdasarkan hubungan/ kerjasama diluar pelatihan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Dapat

2 Kurang dapat

14

4

77,8

22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.30, maka kita ketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan hubungan/kerjasama diluar pelatihan. Responden

yang mengatakan dapat ada 14 orang (77,8%), dan responden yang mengatakan

kurang dapat hanya 4 orang (22,2%). Meskipun diluar pelatihan para anggota atau

kelompok UPPKS itu dapat melakukan hubungan kerjasama misalnya saat arisan

(52)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan

anggota sebelum adanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.31 sebagai

berikut:

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Anggota Sebelum Adanya Program

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 >Rp500.000/bulan

2 Rp500.00-1.000.000/

Bulan

16

2

88,9

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sebelum menjadi kelompok

UPPKS. Reponden yang mengatakakan >Rp500.00/bulan ada 16 orang (88,9%),

yang mengatakan Rp500.00-1.000.000/bulan ada 2 orang(11,1%). Responden

memiliki pendapatan bersih dibawah Rp 500.00 perbulan dari usaha yang

dikembangkanya. Besar atau kecilnya keuntungan dipengaruhi oleh besar atau

kecilnya usaha yang dikembangkanya, adapun yang jumlah keuntungan yang

samapai dengan 1 juta rupiah mempunyai usaha beternak. Perbedaan jumlah

(53)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan

anggota sesudah mengikuti program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.32 sebagai

berikut:

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Rp500.000-

Rp1.000.000

2 <Rp 1.000.000

3

15

16,7

83,3

Jumlah 18 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program

UPPKS, yang mengatakan Rp500.000-Rp1.000.000 ada 3 orang (16,7%), dan yang

mengatakan lebih dari 1 juta rupiah ada 15 orang (83,3%). Hal ini menunjukkan

bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I meghasilkan perubahan yang

positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya angka kemiskinan dan semakin

meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah

(54)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yang didapat dari hasil penelitian.

Kesimpulan yang terdapat di bab ini adalah merupakan hasil yang dicapai dari

analisis data dalam penelitian tentang Implementasi Pelaksanaan Program Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan

Medan Area.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area. Dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Pemahaman responden terhadap UPPKS ini kurang paham, ini terjadi

sebelum program UPPKS ini terbentuk, hal ini dikarenakan kurang

memadainya sarana informasi dari pihak BKKBN langsung kepada

masyarakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi pada pihak PLKB

didaerah masing-masing. Tidak secara khusus sehingga informasi tidak

langsung kepada masyarakat tentang adanya Pogram UPPKS ini hanya

mendapatkan informasi dari teman keteman.

2. Tujuan dari program UPPKS adalah untuk memberdayakan ibu-ibu/ wanita

dibidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan kemiskinan

dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta

(55)

penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari program UPPKS di kelurahan ini

telah tercapai.

3. Ketetapan waktu yang telah ditetapkan dalam melangsungkan kegiatan ini

mengatakan cukup tetap waktu. Disimpulkan bahwa kurangnya kejelasan

waktu pembentukan setia kelompok, informasi yang sampai kepada

masyarakat ada yang langsung dari pihak BKKBN/PLKB serta kelurahan dan

beberapa dari teman keteman, akan tetapi proses pelaksanaanya dapat bejalan

sesuai dengan rencana. Demikian halnya dengan proses pinjaman dana dan

proses pengembalian dana pinjaman dapat sesuai waktu yang telah

disepakati.

4. Manfaat program dapat bermaanfaat melalui program UPPKS ini bagi

masyarakat di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area. Meskipun

dalam proses penyampaian program kurang informasi, namun kehidupan

responden setelah menjadi anggota kelompok UPPKS dapat dilihat dari

terlatihnya ibu-ibu dan meninggkatkan ekonomi keluarga responden. Dan

dapat disimpulkan bahwa manfaat program ini dapat tercapai dan terpenuhi.

5.4 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran

peneliti adalah:

1. Diharapkan dari pihak BKKBN pusat, provinsi, dan kabupaten demi

meningkatkan keberhasilan dan keberlangsungan program UPPKS ini dapat

menyampaikan informasi lebih baik lagi mulai dari sebelum program ini

dibentuk sampai program ini berlangsung. Sehingga terjalin komunikasi yang

(56)

keberadaan kelompok-kelompok UPPKS dapat menjadi berkembang lebih

besar dan dapat berdiri secara maksimal.

2. Diharapkan bagi pihak kecamatan, yaitu pusat informasi yang paling terdekat

dan dibutuhkan bagi kelompok-kelompok UPPKS yang ada di daerah

masing-masing. Untuk lebih memperhatikan dan mengayomi setiap

kelompok UPPKS yang ada sehingga informasi dan kegiatan-kegiatan

pameran dapat diterima langsung oleh setiap kelompok. Karena dari

informasi inilah setiap kelompok dapat bersaing, promosi dan dapat

mengembangkan usahanya.

3. Bagi desa-desa yang ada disekitar kelurahan Sukaramai I, ini diharapkan

mampu mengambil contoh yang baik dari setiap kreatifitas dan semangat

ibu-ibu dalam melakukan wirausaha. Sehingga tercipta kemandirian dari setiap

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

2.2.1 pengertian Implementasi

Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk hidup untuk

menginginkan sesuatu yang lebih baik. Hal ini sudah merupakan dimensi biologis

dan psikologis manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya didunia ini,

implementasi merupakan proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan

dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan

sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap

sesama.

Van Horn DanVan Meter mengartikan Implementasi kebijakan sebagai

:"tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan

pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya".( Van

Horn Dan Van Meterdalam Subarsono 2006 : 100). Jadi Implementasi dimaksudkan

sebagai tindakan individu publik yang diarahkan pada tujuan serta ditetapkan dalam

keputusan dan memastikan terlaksananya dan tercapainya suatu kebijakan serta

memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Sehingga dapat tercapainya

sebuah kebijakan yang memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu publik

dan swasta.

Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan diatas,dapat dikatakan

bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang

berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk

(58)

berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program

yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan.

Van Horn Dan Van Meterdalam Subarsono (2006) http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik.co.id diakses hari selasa tggl 23-08-2013 jam 20.50 wib)

2.2.2 Struktur Implementasi

Sebagai tindakan intervensi, maka faktor kritis dalam proses implementasi

adalah merancang struktur implementasinya, yakni memilih tindakan – tindakan

operasional yang tepat, serta mengoperasionalkan tindakan – tindakan tersebut secara

tepat pula ke dalam bentuk Program dan Proyek. Agar dapat melakukan intervensi

secara optimal, Sabatier dan Mazmanian (1983) menyebutkan bahwa beberapa factor

perlu diperhatikan dalam implementasi, yakni:

1. Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi

2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai

3. Merancang strukturproses implementasi

Untuk menyusun struktur Implementasi tersebut Lineberry (1984)

menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana

2. Penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana (Standard operating

procedures/SOP)

3. Mengkoordinasikan berbagai sumberdaya dan pengeluaran pada kelompok

sasaran serta pembagian tugas diantara badan pelaksana

(59)

2.3Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap,

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan

menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya (Parson dalam Suharto, 2009: 58).

Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang

terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang

terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk

menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.

Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan

oleh dan untuk mereka.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat

tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi

lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat

agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat

sebaik mungkin, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui

proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola

pikir yang kritis dan sistematis.

Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam

peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah

(60)

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada

instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.

Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran

utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam

melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada

awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai

masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti

diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada

di wilayah pelaksanaan.

Tahap 1. Seleksi lokasi

Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat

Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari:

a. Kajian keadaan pedesaaan partisipatif

b. Pengembangan kelompok

c. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

d. Monitoring dan evaluasi partisipasi

Tahap 4. Pemandirian masyarakat (Departemen Sosial, 2007: 1-6).

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak

tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan

terus-menerus. Masyarakat akan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana

kegiatan perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan.

BKKBN telah memulai program pemberdayaan ekonomi pada tahun 80’an.

Dalam periode waktu 1980 sampai dengan tahun 1994 telah dilaksanakan berbagai

(61)

telah dilaksanakan. Pada awalnya program rintisan ini dikembangkan untuk

penjagaan kebutuhan terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga, sehingga

disajikan berbagai alternatif model yang dapat dikembangkan di daerah.

Keberlangsungan program pemberdayaan ekonomi ini sangat tergantung pada

sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, teknis produksi, pemasaran, dan yang

lebih utama adalah permodalan. Berikut ini adalah contoh dari model–model

pemberdayaan ekonomi keluarga antara lain :

Program Rintisan, meliputi:

1. Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa:

bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan

penyedian kebutuhan.

2. Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya adalah Income Generating.

3. Program GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan

KB-pedesaan/kumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating.

4. Program Women in Development melalui bantuan UNFPA, dengan kegiatan Income Generating Program WID ini sudah lebih lengkap dengan adanya studi banding, pembuatan buku pedoman MIS.

5. Melalui bantuan Belanda (IGGA), dilaksanakan program Income Generating dengan berbagai kegiatan pengembangan antara lain :

a. Model-model pelatihan

b. Latihan pengembangan produk

c. Latihan pemasaran

Gambar

Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dibahas di sini adalah sejauh manakah efektivitas pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di desa Medan Krio kecamatan Sunggal kabupaten

“Efektivitas Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.. 1.2

1.. Efektivitas Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Dari mana Saudara pertama

Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas , Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.. Abidi,

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan”. 1.2

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga sejahtera (UPPKS) adalah kelompok yang melakukan kegiatan ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka

Apakah ada peran pendamping kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) dalam menerapkan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat ( community development

UPPKS (Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) adalah sekumpulan keluarga yang saling berinteraksi dan terdiri dari berbagai tahapan keluarga