DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Abidi, said Zainal. 2004. Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Haris, Abdul. 2003. Kucuran Keringat dan Derap Pembangunan( Jejak migran
dalam pembangunan daerah), Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN. ( profil kelompok UPPKS). 1999 Panduan Kegiatan. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Praktek ( Tim Terpadu).
DitjenNak/Deliveri.
Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo.
Yogyakarta.
Soetomo. 2008. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Siagian, matias. 2012. Kemisinan dan Solusi. Medan. Grasindo Monoratama. Subagus & Meirida, Djusni. 2007. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Melalui Kelompok UPPKS Komitmen BKKBN. Direktorat Pemberdayaan
ekonomi Keluarga.
Usman, Husein & Akbar, P.S. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial: Jakarta. Bumi Aksara
Syarief, sugiri. 2012. Pusat pelayanan Keluaga sejahtera. Kepala BKKBN.
SUMBER LAIN:
Database online UPPKS provinsi Sumatera Utara tahun 2012
(http://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia, diakses pada hari
kamis, tanggal 22 agustus 2013, jam 19.10).
(http://sumut.bps.go.id diakses pada tanggal 22 agustus 2013 jam 20.50 wib).
(http:// kelompok-uppks,berita nasional diakses pada hari sabtu tanggal 24-08-2013
pukul 18.50 wib)
(http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik diakses hari selasa tggl 23-08-2013
jam 20.50 wib)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan
secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam
pelaksanaan lebih struktur, sistematis dan terkontrol, penelitian memulai dengan
subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi dan sampel dari
subjek tersebut untuk menggambarkanya secara akurat (Silalahi, 2009:28)
Dalam jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka. Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan
melukiskan sesuatu hal yang berupa gambar atau foto yang didapat dari data
lapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata-kata. Penelitian deskriptif
bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.
Dengan penelitian deskripti, penelitian akan membuat gambaran kondisi secara
menyeluruh tentang implementasi program usaha peningkatan pendapatan keluarga
sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena kelurahan Sukaramai I
merupakan salah satu Desa peserta Program UPPKS yang masyarakatnya turut aktif
khusnya kaum perempuan peserta KB sekaligus sebagai angota dalam kegiatan
pemberdayaan.
3.3 Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun
individu yang dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 155). Individu atau objek
yang menjadi populasi penelitian harus memiliki ciri atau sifat yang sama. Dalam
populasi penelitian terdapat serangkaian ukuran khusus yang berlaku bagi seluruh
unsur-unsur yang menjadi bagian dari populasi itu. Populasi adalah jumlah total dari
seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa
organisme orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek
peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri-ciri dan harus didefenisikan
secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009: 253).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah anggota kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai I kecamata Medan
Area yang berjumlah 18 orang dari kesemunya sampel. Terdapat 2 kelompok di
kelurahan ini. Maka, penelitian ini termasuk penelitian populasi akan diambil
datanya untuk dianalisis.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan atau informasi menyangkut
masalah yang diteliti dengan mempelajari buku-buku atau sumber-sumber
2. Studi Lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan
penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta
yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan program UPPKS di kelurahan
sukaramai I kecamatan Medan Area yaitu dengan cara:
a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek dan fenomena
yang berkaitan dengan penelitian.
b. Kuesioner, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara menyebar
daftar pertanyaan untuk dijawab responden sehingga peneliti
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian
(Siagian, 2011: 207).
3.5 Teknik Analisi Data
Setelah data yang dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah penggolongan data
atau analisis data. Proses penggolongan data atau analisis data tergolong merupakan
suatu proses yang cukup panjang. Langkah awal pengolahan data adalah memahami,
mempelajari, dan mendalami permasalahan atas jawaban responden. Analisis data
adalah proses menjadikan data memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisi
data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan “berbicara”. Analisis data
menjadikan data tersebut mengeluarkan maknanya (siagian,2011:223).
Maka dalam penelitian ini, teknis analisis data yang digunakan adalah teknis
analisis deskriptif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian lapangan kemudian
dikumpulkan serta diolah dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan pendapat
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Sukaramai I
Kelurahan Sukaramai I merupakan kelurahan yang berada di pertengahan
kotamadya. Kelurahan ini juga rawan dari kebanjiran dan sangat cocok untuk
kawasan pertokoan/bisnis, ini terbukti dari keseluruhan tanah yang dimiliki di
kelurahan Sukaramai I berkisar 233 Ha. Tanahnya adalah kawasan pertokoan/
bisnis dan sampai saat ini masih berkembang dan menjadikan penghasilan utama
masyarakat.
Keunikan lain yang dimiliki Kelurahan Sukaramai I ini karena luas
pemukiman dan daerah yang strategis, dan tidak jauh dari tempat bekerja menjadi
motifasi utama masyarakat untuk tempat tinggal penduduk di kelurahan ini.
Beberapa program pengentasan kemiskinan dari pemerintah yang pernah
dilaksanakan di kelurahan Sukaramai I antara lain: PNPM Mandiri, Raskin,
Jamkesda, KUBE, KUR dan, program UPPKS. UPPKS merupakan program
pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan ibu-ibu yang menjadi akseptor
KB agar dapat berwirausaha dan menambah penghasilan keluarga, yang berada
dibawah naungan BKKBN. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan
masyrakat yang sejahtera baik ekonomi dan sosialnya.
4.2 Kondisi geografis
1. Letak dan Lua Kelurahan
a. Sebelah Utara : Kelurahan Sukarama II
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Merah Timur
c. Sebelah Timur : Kelurahan Tegal Sari I, II, III
d. Sebelah Barat : Kelurahan Kotamatsum I dan II
Di kelurahan ini terdiri dari 17 lingkungan dan terletak pada dataran
tinggi karena di kelurahan ini merupakan kawasan yang bebas dengan
kebanjiran, suhu udara rata-rata sehari berkisar 37 celcius. Maka
orbitrasi(jarak dari pusat pemerintah kelurahan) sebagai berikut:
a. Jarak dari ibu kota kecamatan : 3 Km
- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-
dengan kendaraan bermotor : 1/4 Jam
- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-
dengan berjalan kaki : 1 Jam
b. Jarak ke ibu kota kabupaten/kota : 5 Km
- Lama jarak tempuh dengan kendaraan-
Bermotor : 1/2 Jam
- Lama jarak tempuh dengan berjalan
Kaki : 3 Jam
c. Jarak ke ibu kota provinsi : 6 Km
- Lama jarak tempuh dengan kendaraan
4.3 kondisi Demografi
4.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
5.627
5386
51,09
48,90
Jumlah 11.013 100,00
Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013
Berdasarkan data pada Tabel 4. Penduduk di Kelurahan Sukaramai I
dapat diketahui mayoritasnya adalah laki-laki, berbeda tipis dengan penduduk
yang berjenis kelamin perempuan. Ini karena tenaga laki-laki lebih
dibutuhkan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga
4.3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kelurahan Sukaramai I merupakan salah satu desa yang sangat
memperhatikan pendidikan masyrakatnya. Kesadaran masyrakat akan
pentingnya pendidikan anak dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang
Tabel 4.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Sekolah Jumlah Persentase (%)
Sumber: Kelurahan Sukarai I Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.2 membuktikan bahwa minat mayarak untuk
menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi sangat besar. Akan
tetapi kendala yang terjadi pada banyak masyarakat seperti tidak mampu
melanjutkan pendidikan sampai sarjana, terlihat jelas pada umumnya hanya
sampai SMA. Kondisi ekonomi yang rendah merupakan kendala terbesar
masyrakat, sulitnya mencari lapangan pekerjaan sehingga menuntut
masyrakat untuk lebih dini bekerja.
4.3.3 Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian
Masyarakat di Kelurahan ini memiliki mata pencaharian yang
Tabel 4.3
Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian
No Kategori Jumlah Persentase(%)
Jumlah 2.197 100,00
Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat beragam mata pencaharian
Dilihat dari kemampuan yang dimiliki warga untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, dengan melakukan berbagai macam kegiatan usaha,dan wiraswasta
merupakan usaha yang paling banyak dilakukan oleh warga di Kelurahan
Sukaramai I.
4.3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Pada dasarnya mayoritas agama masyarakat di kelurahan ini adalah
beragam islam. Selain beragam islam ada beberapa agama lainya yang
terdapat di Kelurahan ini sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Penduduk Berdasarka Agama
No Kategori Jumlah Persentase (%)
Jumlah 11.013 100,00
Sumber: Kelurahan Sukaramai I tahun 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.4 masyarakat di Kelurahan
Sukaramai I menganut agama yang berbeda satu sama lain. Tetapi, hubungan
kekerabatan sangat erat. Mereka memiliki solidaritas yang tinggi meskipun
berbeda-beda terbukti dari semangat gotong-royong masyarakat dalam
4.3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Kelurahan Sukaramai I terdiri dari berbagai macam suku bangsa.
Keanekaragaman ini bukan jadi masalah bagi mereka, tetapi merupakan
keunikan yang dimiliki Kelurahan untuk menciptakan kelurahan yang aman
dan damai seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
No Suku bangsa Jumlah Persentase (%)
Jumlah 12.007 100,00
Sumber: Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas tentang distribusi penduduk desa berdasarkan
suku bangsa adalah suku jawa yang berjumlah 5.386 penduduk yang menetap
di kelurahan sukaramai I ini. Terbukti dari 44,86% masyarakatnya adalah
suku jawa. Meskipun suku jawa lebih mendominasi di kelurahan ini, mereka
4.3.6 Sarana Ekonomi
Sarana ekonomi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Berdasarkan Sarana Ekonomi
No Jenis tempat Jumlah Persentase (%)
Industri alat rumah tangga
Rumah makan
Toko
Warung sampah
Usaha air minum
Isi ulang kedai kopi
15
Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013
Dari tabel diatas dapa diketahui bahwa sarana ekonomi yang terbanyak
adalah pertokoan sebanyak 155 unit, dan sarana ekonomi yang paling sedikit
adalah usaha air minum isi ulang yaitu sebanyak 6 unit.
4.4 Sarana dan Prasarana
Kelurahan Sukaramai I memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik
untuk perkembangan desa. Beragam sarana telah dapat dinikmati dan
dimanfaatkan oleh semua kalangan masyrakat. Dan diantara sarana-sarana
tersebut ada beberapa yang merupakan usaha-usaha dari masyrakat tersebut
dalam mencari nafkah. Beberapa contoh sarana dan prasarana yang ada di
1. Sarana Transportasi
Sarana trasportasi yang dimiliki masyrakat di kelurahan Sukaramai I
antara lain seperti bus umum, mobil, sepeda motor,motor barang, becak
dan sepeda. Semua sarana transportasi ini adalah penunjang
perkembangan masyarakat.
2. Sarana Komunikasi
Beberapa sarana komunikasi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I
antara lain: TV, Radio, Telepon umum dan Telepon pribadi
3. Sarana Air bersih
Beberapa sarana air bersih di kelurahan Sukaramai I antara lain: sumur
pompa, sumur gali, Pam.
4. Sarana kesenian
Mayoritas penduduk di kelurahan Sukaramai I adalah suku jawa
sehingga sarana kesenian yang terdapat disini juga lebih berbaur kejawa.
Seperti Kuda kepang, orker/keyboard dan ada juga mesjid tempat
masyarakat beribadah dan melakukan aktifitas keagamaan.
5. Sarana Lalu lintas
Sarana lalu lintas terdiri dari jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan
gang, dan titi/jembatan yang dikelolaoleh Pemerintah demi
mempermudah segala akses perekonomian masyarakat.
6. Sarana Olah raga
Ada beberapa jenis sarana Olah raga yang terdapat di kelurahan
Sukaramai I ini, diantaranya adalah lapangan sepak bola, lapangan bola
7. Sarana Perekonomian
Beberapa sarana perekonomian yang telah terlaksana dan terbentuk di
kelurahan sukaramai I ini, semua sarana perekonomian ini merupakan
usaha pribadi yang dimiliki masyarakat seperti: industri kecil, toko,
Bagan 4.1
BAGAN SUSUNAN OERGANISASI PEMERINTAH KELURAHAN DAN PERANGKAT DESA
HASRUN S DONGORAN S.SOS
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan menggunakan
analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui
observasi, dan kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang
kemudian disebarkan kepada anggota kelompok usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera dan hasil penelitian ini diperoleh langsung dari kelompok UPPKS
yang berada di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data
dengan pendekatan deskriptif dengan mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan
menggambarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Berdasarkan hasil penelitian
melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang
responden melalui jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, agama, suku banggsa,
dan status kependudukan. Selain itu, diperoleh juga bagaimana implementasi
pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di kelurahan
Sukaramai I kecamatan Medan Area. Baik dari segi pemahaman program,
pencapaian tujuan, ketetapan waktu, manfaat program.
Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas maka
pembahasan data peneliti ini akan dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut
ini adalalah
A. Analisis Identitas Responden
B. Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di
5.2 Analisis Identitas Responden 5.2.1 Umur
Usia merupakan faktor yang menentukan apakah kegiatan usaha
peningkatan pendapatan keluarga sejahteraataupun jenis usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan program UPPKS tersebut berhasil atau tidak. Kegiatan
pemberdayaan yang dibawakan haruslah sesuai dengan usia responden ataupun
anggota kelompok sehingga mudah dipahami dan dipraktekkan
Data mengenai distribusi responden berdasarkan usia responden, disajikan dalam
Tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.1, diketahui bahwa rwspon yang
terbanyak mengikuti program UPPKS ini adalah responden yang berusia 30-40 tahun
sebanyak 14 orang (77,8 %). Responden yang berusia 41-50 tahun keatas, hanya
berjumlah 4 orang (22,2 %). Ini dikarenakan responden yang masih tergolong
kedalam usia produktif masih sangat kuat untuk berusaha dan memiliki kemampuan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan renponden yang sudah lanjut usia. Program
UPPKS di kelurahan ini lebih banyak memanfaatkan yang putus sekolah yang hanya
sampai jenjang SMP, untuk ikut menjadi anggota kelompok-kelompok UPPKS.
kehidupanya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kelurahan
Sukaramai I kecamatan Medan area.
5.2.2 Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan
oleh peneliti mengenai jenis kelamin yang menjadi anggota kelompok usaha
peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kelurahan Sukaramai I kecamatan
Medan Area yang keseluruhan respondenya berjumlah 18 responden atau sebesar
100% merupakan perempuan. Ini dikarenakan wanita yang lebih banyak menjadi
akseptor KB dibandingkan pria.
Program ini juga dikhususkan ibu-ibu yang menjadi akseptor KB dan mau
melakukan usaha dibidang ekonomi untuk membantu ekonomi keluarga. Wanita
lebih dianggap ulet dan tekun dalam melakukan suatu kegiatan dibandingkan
laki-laki. Program ini juga sebagai upaya penanggulangan kemiskinan dalam rangka
membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil,
bahagia, dan sejahtera.
5.2.3 Agama
Berdasarkan data yang diperoleh dari data penelitian mengenai agama responden
Tabel 5.2
Distribusi Respondenberdasarkan Agama
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Islam
2 Kristen
15
3
83,3
16,7
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa
mayoritas agama yang dianut oleh responden adalah agama islam sebanyak 15 orang
(83,3%). Sedangkan responden yang lainya beragama kristen sebanyak 3 orang
(16,7%), meskipun perbedaan agama dalam kelompok-kelompok UPPKS di
Kelurahan Sukaramai I ini terlihat mencolok hal ini tidak menjadi pemisah diantara
anggota-anggota kelompok. mereka tetap saling menghargai dan menghormati
agama-agama lain, sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan aman, damai
5.2.4 Suku Bangsa
Data distribusi responden berdasarkan suku bangsa respondn, disajikan dalam
Tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Sunda
2 Batak
3 Jawa
4 Padang
2
3
10
3
11,11
16,66
55,55
16,66
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.3, dapat kita ketahui bahwa
mayoritas responden adalah suku Jawa yang berjumlah 10 orang (55,55%), suku
Sunda 2 orang responden (11,11%) , suku Batak 3 orang responden (16,66%), suku
padang 3 orang responden (16,66%). Terlihat jelas perbedaan suku terutama pada
suku jawa yang begitu banyak dan suku sunda yang hanya 2 orang(11,11)
responden. Hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka, karena rasa kekeluargaan
yang dimiliki masyarakat sehingga tercipta kerukunan antar suku bangsa di
5.2.5 Pendidikan Terakhir
Data distribusi yang disajikan berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat
diketahui dalam Tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan Terakhir
No Kategoria Frekuensi (F) Persentase (%)
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.4, maka kita ketahui bahwa
mayoritas tingkat pendidikan terakhir responden adalah tingkat SMA sebanyak 4
orang (22,2%). Pendidikan SMP sebanyak 12 orang (66,7%), dari semua jumlah
responden yang ada, ini membuktikan bahwa masyarakat masih belum sadar akan
pentingnya pendidikan. Responden yang pendidikanya Sarjana/Diploma sebanyak 2
orang (11,1%). Program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I ini lebih diperuntukkan
bagi perempuan, tidak hanya ibu-ibu tetapi juga bagi perempuan yang putus sekolah.
Responden yang menjadi anggota UPPKS di kelurahan ini kebanyakan dari
mereka yang hanya mampu sekolah sampai sekolah menengah pertama. Mereka
belum mempunyai skill yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk
bertahan hidup. Ada juga beberapa mahasiswa yang tamat sekolah tetapi tidak tau
mau berbuat apa, karena sulitnya mencari pekerjaan dengan pendidikan yang minim.
Sehingga untuk mengisi waktu luang responden ikut-ikutan belajar dengan beberapa
5.2.6 Pekerjaan
Data distribusi responden berdasarkan latar belakang pekerjaan responden,
disajikan dalam Tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Kategori Frekueni (F) Persentase (%)
1 Tidak bekerja
2 Buruh
3 Wiraswasta
11
3
4
61,1
16,6
22,2
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.5, maka kita ketahui bahwa latar
belakang pekerjaan responden sebelum menjadi anggota kelompok UPPKS adalah
tidak bekerja sebanyak 11 orang (61,1%). Responden yang tidak bekerja menjadi
sasaran utama program UPPKS ini dan diharapkan ibu-ibu bisa membantu ekonomi
keluarga. Pekerjaan lainya yaitu wiraswasta ada 4 orang (22,2%), buruh 3 orang
5.2.7 Status Kependudukan
Data distribusi responden berdasarkan status kependudukan, disajikan dalam
tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6
Disribusi responden berdasarkan status kependudukan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Penduduk asli
2 Pedatang
16
2
88,9
11,1
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.6, maka kita ketahui
bahwa status kependudukan responden adalah penduduk asli yang berjumlah
16 orang (88,9%). Mereka merupakan perempuan-perempuan yang tidak
bekerja diharapkan memiliki pekerjaan dengan ikut kedalam kelompok
UPPKS ini mampu sehingga mampu berkembang secara mandiri untuk
5.3 Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.
Data mengenai Implementasi program usaha peningkatan pendapan keluarga
sejahtera di Keluran Sukaramai I kecamatan Medan Area disajikan dalam bentuk
indikator meliputi pemahaman program, pencapaian tujuan, ketetapan waktu,
manfaat program. Kita akan melihat bagaimana implementasi program usaha
peningkatan pendapan keluarga sejahtera itu berjalan di kelurahan Sukaramai. Saat
ini program UPPKS belum berjalan secara maksimal dan masih butuh banyak
perhatian dari pihak-pihak yang terkait seperti BKKBN kabupaten dan pemerintah
setempat sehingga program UPPKS ini dapat berkembang sepenuhnya. Informasi
yang jelas dan sampai kepada masyrakat adalah tujuan dari program UPPKS ini.
Dimana peran serta masyarakat khususnya para peserta UPPKS yang merupakan
pelaku usaha dari program UPPKS ini dapat menjadi contoh dan dilanjutkan oleh
5.3.1 Pemahaman Program
Pengetahuan tentang program usaha peningkatan pendapatan keluarga
sejahtera bukan begitu saja diketahui oleh responden. Sudah pasti ada sumber
yang memberi tahu tentang program UPPKS bagi mereka. Data distribusi
responden berdasarkan sumber pengetahuan responden mengenai darimana
responden pertama kali mengetahui program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel
5.7 sebagai berikut:
Tabel 5.7
Distribusi responden berdasarkan sumber pengetahuan program
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 5.7, dapat diketahui bahwa informasi pertama kali responden
mengetahui adanya program UPPKS yaitu sebanyak 5 orang (27,7%) dari
BKKBN/PLKB. Informasi dari kelurahan ada 10 orang (55,5%) dan informasi dari
teman ada 6 orang (16,6%). Tidak adanya wadah khusus penyampaian informasi
yang diperoleh masyarakat tidak merata.
Tabel ini menggambarkan bahwa pihak BKKBN masih kurang aktif secara
langsung dalam melakukan sosialisasi mengenai adanya program UPPKS kepada
masyrakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi kepada pihak kelurahan
Meskipun pihak BKKBN kurang melakukan sosialisasi mengenai adanya program
ini, tetapi program ini tetap terlaksana.
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap
program UPPKS setelah mendapatkan informasi, disajikan dalam tabel 5.8 berikut
ini:
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Program UPPKS Setelah mendapatkan Informasi
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.8, maka kita ketahui bahwa
pemahaman program responden setelah memperoleh informasi tentang program
UPPKS yaitu responden langsung memahami hanya sebanyak 4 0rang (22,2%).
Responden yang cukup memahami ada 8 orang (44,5%), dan responden yang tidak
memahami sebanyak 6 orang (33,3 %). Hasil penelitian dilapangan disimpulkan
bahwa banyak responden tidak langsung memahami program karena pengetahuan
yang minim dan latar belakang pendidikan yang rendah.
Masyarakat di Kelurahan Sukaramai I ini sulit memahami program, terutama
program pemberdayaan. Masyarakat lebih sering mendapatkan bantuan langsung
seperti Raskin dan BLT, sehingga masyarakat berpikir bahwa program UPPKS ini
uppks ini berbeda. Program ini melatih dan mempberdayakan masyarakat sehingga
sampai saat ini banyak responden yang kurang begitu memahami program UPPKS
ini.
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap
program UPPKS pihak yang mengajak/mendorong, disajikan dalam tabel 5.9
berikut ini:
Tabel 5.9
Distribusi responden berdasarkan pihak yang mengajak/mendorong
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 BKKBN/PLKB
2 Kelurahan
3 Teman
5
10
3
27,8
55,5
16,6
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.9, maka kita ketahui bahwa pihak
yang mengajak/mendorong responden untuk menjadi anggota kelompok UPPKS dari
BKKBN/PLKB sebanyak 5 orang (27,8%), dari kelurahan sebanyak 10 orang
(55,5%) dan dari teman hanya sebanyak 3 orang (16,6%). Hal ini dikarenakan
kurangnya sosialisasi informasi secara langsung dari pihak penyelenggara program,
sehingga informasi tentang adanya program UPPKS ini lebih tersampaikan dari
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
pihak penyelenggara program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10
Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pihak Penyelenggara Program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Mengetahui
2 Cukup mengetahui
3 Tidak mengetahui
11
5
2
61,1
27,8
11,1
Jumlah 18 100,00
Sumber: Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.10, maka kita ketahui bahwa
pemahaman responden mengenai pihak penyelenggara program UPPKS ada 11
responden (61,1%) yang menyatakan bahwa responden mengetahui bahwa pihak
penyelanggara program UPPKS adalah BKKBN. Responden yang cukup mengetahui
hanya sebanyak 5 orang (27,8%) dan yang tidak mengetahui hanya sebanyak 2 orang
(11,1%). Responden yang tidak mengetahui siapa pihak penyelenggara program
UPPKS ini hanya ikut-ikutan teman untuk menjadi anggota dan ditambah lagi
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
proses pelaksanaan program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Proses Pelaksanaan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Mengetahui
2 Cukup mengetahui
3 Tidak mengetahui
3
10
5
16,7
55,5
27,8
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.11, maka kita ketahui bahwa
responden yang lebih banyak cukup mengetahui proses pelaksanaan proses UPPKS
ini sebanyak 10 orang (55,5%), ini lebih besar dibandingkan dengan yang
mengetahui hanya 3 orang (16,7%). Sementara itu untuk responden yang tidak
mengetahui proses pelaksanaan program UPPKS itu ada 5 orang (27,8%). Ketidak
pahaman merupakan faktor penyebab lambatnya pergerakan dan perkembangan
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
sasaran program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini:
Tabel 5.12
Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Sasaran Program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Mengetahui
2 Cukup mengetahui
3 Tidak mengetahui
3
10
5
16,7
55,5
27,8
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.12, maka kita ketahui bahwa
pemahaman responden mengenai sasaran program UPPKS yaitu hanya 3 orang
(16,6%) responden yang mengetahui sasaran yang mengetahui sasaran program
UPPKS secara pasti. Responden yang cukup mengetahui ada 10 oran (55,5%),
sementara itu ada 5 orang (27,8%) yang tidak memahami sasran dari program
UPPKS ini. Kebanyakan yang cukup memahami sasaran program ini hanya untuk
mereka yang tercatat sebagai warga miskin dilingkung itu.
Pada bab II juga sudah dijelaskan mengenai sasaran dari program UPPKS yaitu
keanggotaan kelompok UPPKS diutamakan peserta KB khususnya keluarga pra
sejahtera dan keluarga sejahtera I yang belum menjadi akseptor KB. Mereka yang
tidak mengetahui sasaran program karena kebanyakan dari responden adalah gadis
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
tujuan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.13 berikut ini:
Tabel 5.13
Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Tujuan Program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Mengetahui
2 Cukup Mengetahui
3 Tidak Mengetahui
12
5
1
66,7
27,8
5,5
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.13, maka kita ketahui bahwa
pemahaman responden mengenai tujuan program UPPKS ada 12 oran (66,7%),
responden yang cukup memahami hanya 5 oran (27,8%) sementara itu responden
yang tidak mengetahui hanya 1 orang (5,5%). Sehingga tujuan program sudah
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
sumber dana program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.14 berikut ini:
Tabel 5.14
Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Sumber Dana Kelompok UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Mengetahui
2 Cukup mengetahui
3 Tidak mengetahui
10
5
3
55,5
27,8
16,7
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14, maka kita ketahui bahwa
pemahaman responden mengenai sumber dana kelompok UPPKS hanya 10 orang
(55,5%) yang mengetahui darimana dana yang dipergunakan untuk program UPPKS
ini. Semantara itu ada 5 orang (27,8%) responden cukup mengetahui dari mana
sumber dana untuk kelompok UPPKS. Responden yang tidak mengetahui sumber
dana untuk kelompok UPPKS yaitu 3 orang (16,7%) karena lemahnya ingin rasa tahu
responden terhadap program pemberdayaan yang dijalankan.
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.15 berikut ini:
Tabel 5.15
Distribusi Pemahaman Responden Berdasarkan Modal Kegiatan Kelompok UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Pinjaman
2 Sumbangan
3 uang pribadi
15
2
1
83,3
11,1
5,6
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15, maka kita ketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan modal dana kegiatan UPPKS yaitu 15 orang
(83,3%) yang mengetahui dari mana modal dana untuk kegiatan program UPPKS
yaitu kredit lunak pinjaman dari BKKBN. Maksud dari kredit lunak disini adalah
kredit yang tanpa bunga. Sementara itu responden yang tidak tahu dan mengatakan
kalau modal dana kegiatan kelompok UPPKS dari sumbangan ada 2 orang (11,1%)
responden, responden yang mengatakan uang pribadi hanya 1 orang (5,6 %). Hal ini
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai jenis
usaha yang dikembangkan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.16 berikut ini:
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha Yang Di Kembangkan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Perdagangan
2 Jasa menjahit
9
9
50
50
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16, maka kita ketahui bahwa jenis
usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai terdapat 2
kelompok yang masing masing berjumlah 9 orang anggota. Kelompok mawar yang
berjumlah anggotanya 9 orang (50%) jenis usaha yang dikembangkan kelompok
mawar adalah usaha perdagangan, kelompok melati 9 orang (50%) dan usaha yang
dikembangkan adalah jasa menjahit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, jenis
usaha yang ingin dikembangkan melalui program UPPKS ini guna melanjutkan
program usaha yang ada adalah para responden mengharapkan Pemerintah Daerah
maupun Pusat sekiranya menyediakan satu wadah atau tempat tersendiri untuk usaha
kelompok-kelompok menengah atau yang bisa disebut juga sebagai Usaha Kecil
Menengah.
Barang-barang dari hasil produksi kelompok-kelompok yang ada tidak tahu akan
dipasarkan kemana, dan mereka hanya mampu mengikuti pameran-pameran saja
kalah dengan produk-produk luar negeri misalnya Cina dan singapour yang harga
barangnya jauh lebih murah dibandingkan dengan produk industri rumahan yang
pembuatanya secara manual dan alami.
Contoh dari produk-produk yang dihasilkan kelompok-kelompok UPPKS di
kelurahan Sukaramai I yaitu: memanfaatkan barang-barang daur ulang seperti plastik
bekas yang diolah menjadi sendal, menjadi tas atau kotak pensil dan juga
memanfaatkan kain-kain yang sudah tidak dipakai lagi menjadi taplak meja, tas,
hiasan bunga dan lain-lain. Jika pemerintah menyediakan satu wadah/tempat khusus
yang bisa menjadi tempat pemasaran produk-produk tersebut diharapkan nantinya
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai
wadah komunikasi dan informasi program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.17
berikut ini:
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Wadah Komunikasi dan Informasi Kelompok UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Ada
2 Kadang-kadang ada
3 Tidak ada
9
3
6
50
16,7
33,3
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.17, maka kita ketahui bahwa
jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I
terdapat 9 orang ( 50%) yang menyatakan ada. Responden yang yang menyatakan
kadang-kadang sebanyak 3 orang (16,7%) dan responden yang menyatakan tidak ada
sebanyak 6 orang (33,3%).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai
wadah komunikasi dan informasi diantara peserta kelompok UPPKS terdapat wadah
komunikasi dan informasi dan penyampaian informasi antar anggota kelompok tidak
berbentuk resmi seperti mana seharusnya hanya berbentuk komunikasi dan informasi
5.3.2 Pencapaian Tujuan
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden
mengenai kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga,
disajikan dalam Tabel 5.18 berikut ini:
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dengan Peningkatan Ekonomi Keluarga
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Meningkat
2 Cukup meningkat
11
7
61,1
38,9
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.18, maka kita ketahui distribusi
responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi
keluarga 11 orang (61,1%) yang mengatakan meningkat. Sementara itu ada 7 orang
(38,9%) yang mengatakan cukup meningkat, responden mengalami peningkatan
ekonomi keluarga karena usaha mereka yang tekun dalam menjalankan program
UPPKS ini. Tingkat ekonomi keluarga meningkat setelah menjadi anggota kelompok
UPPKS, saat ini anggota kelompok sudah mampu bekerja sendiri dengan modal
pinjaman dari program ini. Pinjaman tersebut menjadi modal awal anggota untuk
berusaha. Program UPPKS ini sangat baik dan sangat membantu dalam menciptakan
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden
mengenai terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wirausaha program
UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.19 berikut ini:
Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Terlatih tidaknya Perempuan dalam Melakukan Wirausaha
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Terlatih
2 Cukup terlatih
12
6
66,7
33,3
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.19, dapat kita ketahui distribusi
responden berdasarkan terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wira usaha
dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan deketahui bahwa 12
orang (66,7%) responden melakukan wirausaha yang terlatih dan meningkat.
Responden yang menyatakan cukup terlatih ada 6 orang (33,3%). Ini terbukti dari
jasa penjahit di Kelurahan sukaramai I, yang rata-rata dari mereka merupakan
anggota program UPPKS.
Hal ini menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I
menghasilkan perubahan yang positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya
angka kemiskinan dan semakin meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan
keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Sukaramai I kecamatan
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden
mengenai pendapatan bersih setelah mengikuti program UPPKS dengan
peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.20 berikut ini:
Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih Setelah Mengikuti Program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Meningkat
2 Cukup meningkat
13
5
66,7
33,3
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasi penelitian dilapangan yang dilakukan
oleh peneliti mengenai pendapatan bersih anggota setelah mengikuti program
UPPKS, yang mengatakan meningkat ada 13 orang (66,7%) dan responden yang
menyatakan cukup meningkat hanya 5 orang (33,3%). Mereka mengatakan program
ini juga turut meningkatkan dinamika kehidupan keluarga, dinamika kehidupan
keluarga rata-rata meningkat, dari yang awalnya kehidupan keluarga miskin. Tapi
kini setelah ikut menjadi anggota kelompok UPPKS ekonomi keluarga mulai
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai
peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan dilingkunganya dengan
peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.21 berikut ini:
Tabel 5.21
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Meningkatkan Peran Serta Keluarga Dalam Pelaksanan Pembangunan
Dilingkunganya
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Meningkat
2 Cukup meningkat
14
4
77,8
22,2
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti, maka
dapat kita ketahui distribusi responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS
yang mengatakan meningkat 14 orang (77,8%), responden yang mengatakan cukup
meningkat ada 4 orang (22,2%). Ini merupakan bukti bahwa program UPPKS ini
sangat bagus untuk di kembangkan duseluruh lapisan masyrakat, guna
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai
kemandirian keluarga sejak mengikuti program UPPKS dengan peningkatan
ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.22 berikut ini
Tabel 5.22
Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian keluarga Sejak Mengikuti Program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Meningkat
2 Cukup meningkat
10
8
55,6
44,4
jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.22, maka dapat kita ketahui
distribusi responden berdasarkan kemandirian keluarga sejak mengikuti program
UPPKS, membuktikan bahwa kemandirian keluarga tercipta dari program UPPKS
ini. Terbukti dari 10 orang (55,6%) mengatakan bahwa kini menjadi anggota
kelompok UPPKS telah meningkat dan mampu hidup mandiri. Semantara itu 8 orang
(44,4%) responden hanya mengatakan cukup meningkat. Dilihat sudah mampunya
responden yang membuka usaha menjahit sendiri, tidak lagi menggantungkan diri
dari kelompoknya lagi. Mereka sudah mampu berkembang secara mandiri meskipun
modal yang ada tidak terlalu besar, namun mereka telah mampu menghidupi
Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai
penanggulangan kemiskinan dalam mengikuti program UPPKS dengan peningkatan
ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.23 berikut ini
Tabel 5.23
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Penanggulangan Kemiskinan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Sesuai
2 Cukup sesuai
16
2
88,9
11,1
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Program UPPKS ini merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan
ibu-ibu/wanita di bidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan
kemiskinan dalam rangka membangunan kemandirian dan ketahanan keluarga serta
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pada Tabel 5.23 diata
menunjukkan ada berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan
yaitu 16 orang (88,9%) responden mengatakan bahwa program UPPKS ini sangat
berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan yang ada di Kelurahan
Sukaramai I. Responden yang mengataka cukup sesuai ada 2 orang (11,1%). Ini
terbukti dari terciptanya lapangan pekerjaan baru dari program UPPKS tersebut.
Dibandingkan dengan ibu-ibu yang dahulunya tidak bekerja, saat ini telah memiliki
5.3.3 Ketetapan Waktu
Data distribusi responden berdasarkan waktu responden mulai menjadi anggota
kelompok UPPKS maka kita ketahui bahwa waktu responden pertama kali menjadi
anggota kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I yang masing-masing
kelompoknya berjumlah 9 orang (50,0%), kelompok pertama kali adalah kelompok
mawar yang terbentuk pada tahun 2009. Kelompok yang kedua adalah kempok
melati yan di bentuk pada tahun 2010.
Kelompok-kelompok ini termasuk kedalam kelompok UPPKS dasar yang
dijelaskan dalam penjelasan tetang program UPPKS yaitu: kelompok UPPKS dasar
dengan kriteria sebagai berikut: pengurus kelompok belum lengkap, pembukuan
sederhana, pertemuan kelompok bulanan, usaha sebatas simpan pinjam, dan belum
Data distribusi responden sebelum menjadi peserta UPPKS, pernah tidaknya
pemerintah setempat memberikan informasi akan diselenggarakan penyuluhan
tentang program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.24 sebagai berikut:
Tabel 5. 24
Distribusi Responden Sebelum Menjadi Peserta UPPKS, Pernah Tidaknya Pemerintah Setempat Memberikan Informasi Akan diselenggarakan
Penyuluhan Tentang UPPKS.
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Ada
2 Kadang-kadang
3 Tidak pernah
2
10
6
11,1
55,6
33,3
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.24, maka kita ketahui bahwa
hanya responden yang mengatakan ada hanya 2 orang (11,1%) responen yang
mengatakan kadanng-kadang ada 10 orang (55,6%) dan yang mengatakan tidak
pernah ada 6 orang (33,3%) responden. Ini dikarenakan kurangnya sosialisasi
besar-besaran dari pihak BKKBN. Maka informasi ini tidak langsung sampai kesemua
masyarakat. Ini terlihat dari sistemnya hanya sebagian yang diberi informasi maka
selebihnya dari teman keteman yang menyampaikan akan adanya program
Data distribusi responden mengenai waktu pembentukan dan pelaksanaan
program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.25 sebagai berikut:
Tabel 5.25
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pembentukan dan Pelaksaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Awal tahun
2 Pertengahan tahun
3 Akhir tahun
5
8
5
27,8
44,4
27,8
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.25, maka kita ketahui bahwa
waktu pembentukan dan pelaksanaan program ada 5 orang (27,8%) renponden yang
menjawab awal tahun, responden yang menjawab pertengahan tahun ada 8 orang
(44,4%), sedangkan responden yang mengatakan akhir tahun pembentukan program
UPPKS ada 5 orang (27,8%). Terjadinya beda pendapat pada responden karena
informasi yang diperoleh tidak sama dan berbeda. Mereka yang tidak tahu itu hanya
Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pemberian
bimbingan dan penyuluhan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.26 sebagai
berikut:
Tabel 5.26
Distribusi Responden Ketetapan Waktu Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan Kepada Responden Setelah Menjadi Peserta UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Tepat waktu
2 Cukup tepat waktu
5
13
27,8
72,2
jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.26, maka kita ketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pemberian bimbingan dan
penyuluhan kepada responden setelah menjadi pesrta UPPKS terdapat 5 oran
(27,8%) menjawab tepat waktu. Responden yang menyatakan cukup tepat waktu
sebanyak 13 orang(72,2%), hal ini dikarenakan informasi dari teman keteman juga
teryata cukup mampu membuat keyakinan pada masyarakat sehingga program
Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai kesesuain pemberian
bantuan dengan waktu berjalanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.27
sebagai berikut:
Tabel.5.27
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Pemberian Bantuan dengan Waktu Berjalanya Kelompok UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Sesuai
2 Cukup sesuai
3 Tidak sesuai
3
10
5
16,7
55,5
27,8
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.27, maka kita ketahui bahwa
distribusi kesesuaian pemberian bantuan dengan waktu berjalanya kelompok UPPKS
ada 3 orang (16,6%) responden yang mengatakan cukup sesuai ada 10 orang
(55,5%), responden mengatakan pemberian bantuan bersamaan dengan berjalanya
program UPPKS di kelurahan ini. Program ini berjalan mulai dana pinjaman sampai
ketangan kelompok. Responden yang mengatakan tidak sesuai ada 5 orang (27,8%)
karena responden tersebut menjadi anggota hanya ikut-ikutan saja.
Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pengambilan dana
Tabel 2.28
Distribusi Responden Berdasarkan Ketetapan Waktu Pengembalian Dana Pinjaman
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Sesuai
2 Cukup sesuai
3 Tidak sesuai
1
12
5
5,5
66,7
27,8
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pengembalian pinjaman yaitu
dari hari penelitian dilapangan diketahui bahwa proses peminjaman dan
pengembalian dikelola oleh ketua kelompok. Dilihat dari jawaban responden yaitu 12
orang (66,7%) yang mengatakan cukup sesuai. Sehingga tugas kelompok sebagai
tempat masyarakat untuk belajar berwieausaha dapat terlaksana dan menumbuhkan
ketahanan keluarga. Responden yang mengatakan sesuai hanya 1 orang (5,5%) yang
5.3.4 Manfaat Program
Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai modal yang
diberikan oleh kelompok program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.29 sebagai
berikut:
Tabel 5.29
Distribusi Responden Berdasarkan Modal yang Diberikan Oleh Kelompok UPPKS Dapat Dimanfaatkan Secara Maksimal
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Dapat
2 Kurang dapat
5
13
27,8
72,2
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5: 29 menunjukkan bahwa distribusi
responden berdasarkan modal yang diberikan oleh program UPPKS, maka dapat kita
ketahui terdapat 13 orang (77,2%) yang mengatakan dapat. responden yang
mengatakan kurang dapat ada 5 orang (27,8%), sebagian kelompok mengatakan
kurang itu karena harga barang semakin lama semakin naik, namun meskipun
Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai
hubungan/kerjasama diluar pelatihan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.30
sebagai berikut:
Tabel 5.30
Distribusi responden berdasarkan hubungan/ kerjasama diluar pelatihan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Dapat
2 Kurang dapat
14
4
77,8
22,2
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.30, maka kita ketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan hubungan/kerjasama diluar pelatihan. Responden
yang mengatakan dapat ada 14 orang (77,8%), dan responden yang mengatakan
kurang dapat hanya 4 orang (22,2%). Meskipun diluar pelatihan para anggota atau
kelompok UPPKS itu dapat melakukan hubungan kerjasama misalnya saat arisan
Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan
anggota sebelum adanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.31 sebagai
berikut:
Tabel 5.31
Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Anggota Sebelum Adanya Program
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 >Rp500.000/bulan
2 Rp500.00-1.000.000/
Bulan
16
2
88,9
11,1
Jumlah 18 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sebelum menjadi kelompok
UPPKS. Reponden yang mengatakakan >Rp500.00/bulan ada 16 orang (88,9%),
yang mengatakan Rp500.00-1.000.000/bulan ada 2 orang(11,1%). Responden
memiliki pendapatan bersih dibawah Rp 500.00 perbulan dari usaha yang
dikembangkanya. Besar atau kecilnya keuntungan dipengaruhi oleh besar atau
kecilnya usaha yang dikembangkanya, adapun yang jumlah keuntungan yang
samapai dengan 1 juta rupiah mempunyai usaha beternak. Perbedaan jumlah
Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan
anggota sesudah mengikuti program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.32 sebagai
berikut:
Tabel 5.32
Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program UPPKS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Rp500.000-
Rp1.000.000
2 <Rp 1.000.000
3
15
16,7
83,3
Jumlah 18 100,00
Sumber: Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program
UPPKS, yang mengatakan Rp500.000-Rp1.000.000 ada 3 orang (16,7%), dan yang
mengatakan lebih dari 1 juta rupiah ada 15 orang (83,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I meghasilkan perubahan yang
positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya angka kemiskinan dan semakin
meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yang didapat dari hasil penelitian.
Kesimpulan yang terdapat di bab ini adalah merupakan hasil yang dicapai dari
analisis data dalam penelitian tentang Implementasi Pelaksanaan Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan
Medan Area.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Implementasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area. Dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemahaman responden terhadap UPPKS ini kurang paham, ini terjadi
sebelum program UPPKS ini terbentuk, hal ini dikarenakan kurang
memadainya sarana informasi dari pihak BKKBN langsung kepada
masyarakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi pada pihak PLKB
didaerah masing-masing. Tidak secara khusus sehingga informasi tidak
langsung kepada masyarakat tentang adanya Pogram UPPKS ini hanya
mendapatkan informasi dari teman keteman.
2. Tujuan dari program UPPKS adalah untuk memberdayakan ibu-ibu/ wanita
dibidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan kemiskinan
dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta
penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari program UPPKS di kelurahan ini
telah tercapai.
3. Ketetapan waktu yang telah ditetapkan dalam melangsungkan kegiatan ini
mengatakan cukup tetap waktu. Disimpulkan bahwa kurangnya kejelasan
waktu pembentukan setia kelompok, informasi yang sampai kepada
masyarakat ada yang langsung dari pihak BKKBN/PLKB serta kelurahan dan
beberapa dari teman keteman, akan tetapi proses pelaksanaanya dapat bejalan
sesuai dengan rencana. Demikian halnya dengan proses pinjaman dana dan
proses pengembalian dana pinjaman dapat sesuai waktu yang telah
disepakati.
4. Manfaat program dapat bermaanfaat melalui program UPPKS ini bagi
masyarakat di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area. Meskipun
dalam proses penyampaian program kurang informasi, namun kehidupan
responden setelah menjadi anggota kelompok UPPKS dapat dilihat dari
terlatihnya ibu-ibu dan meninggkatkan ekonomi keluarga responden. Dan
dapat disimpulkan bahwa manfaat program ini dapat tercapai dan terpenuhi.
5.4 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran
peneliti adalah:
1. Diharapkan dari pihak BKKBN pusat, provinsi, dan kabupaten demi
meningkatkan keberhasilan dan keberlangsungan program UPPKS ini dapat
menyampaikan informasi lebih baik lagi mulai dari sebelum program ini
dibentuk sampai program ini berlangsung. Sehingga terjalin komunikasi yang
keberadaan kelompok-kelompok UPPKS dapat menjadi berkembang lebih
besar dan dapat berdiri secara maksimal.
2. Diharapkan bagi pihak kecamatan, yaitu pusat informasi yang paling terdekat
dan dibutuhkan bagi kelompok-kelompok UPPKS yang ada di daerah
masing-masing. Untuk lebih memperhatikan dan mengayomi setiap
kelompok UPPKS yang ada sehingga informasi dan kegiatan-kegiatan
pameran dapat diterima langsung oleh setiap kelompok. Karena dari
informasi inilah setiap kelompok dapat bersaing, promosi dan dapat
mengembangkan usahanya.
3. Bagi desa-desa yang ada disekitar kelurahan Sukaramai I, ini diharapkan
mampu mengambil contoh yang baik dari setiap kreatifitas dan semangat
ibu-ibu dalam melakukan wirausaha. Sehingga tercipta kemandirian dari setiap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Implementasi
2.2.1 pengertian Implementasi
Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk hidup untuk
menginginkan sesuatu yang lebih baik. Hal ini sudah merupakan dimensi biologis
dan psikologis manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya didunia ini,
implementasi merupakan proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan
dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan
sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap
sesama.
Van Horn DanVan Meter mengartikan Implementasi kebijakan sebagai
:"tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan
pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya".( Van
Horn Dan Van Meterdalam Subarsono 2006 : 100). Jadi Implementasi dimaksudkan
sebagai tindakan individu publik yang diarahkan pada tujuan serta ditetapkan dalam
keputusan dan memastikan terlaksananya dan tercapainya suatu kebijakan serta
memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Sehingga dapat tercapainya
sebuah kebijakan yang memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu publik
dan swasta.
Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan diatas,dapat dikatakan
bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang
berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk
berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program
yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan.
Van Horn Dan Van Meterdalam Subarsono (2006) http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik.co.id diakses hari selasa tggl 23-08-2013 jam 20.50 wib)
2.2.2 Struktur Implementasi
Sebagai tindakan intervensi, maka faktor kritis dalam proses implementasi
adalah merancang struktur implementasinya, yakni memilih tindakan – tindakan
operasional yang tepat, serta mengoperasionalkan tindakan – tindakan tersebut secara
tepat pula ke dalam bentuk Program dan Proyek. Agar dapat melakukan intervensi
secara optimal, Sabatier dan Mazmanian (1983) menyebutkan bahwa beberapa factor
perlu diperhatikan dalam implementasi, yakni:
1. Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi
2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai
3. Merancang strukturproses implementasi
Untuk menyusun struktur Implementasi tersebut Lineberry (1984)
menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana
2. Penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana (Standard operating
procedures/SOP)
3. Mengkoordinasikan berbagai sumberdaya dan pengeluaran pada kelompok
sasaran serta pembagian tugas diantara badan pelaksana
2.3Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap,
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan
yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang
menjadi perhatiannya (Parson dalam Suharto, 2009: 58).
Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang
terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang
terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk
menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.
Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan
oleh dan untuk mereka.
Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat
tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi
lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat
agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat
sebaik mungkin, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui
proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola
pikir yang kritis dan sistematis.
Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam
peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada
instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.
Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran
utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam
melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada
awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai
masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti
diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada
di wilayah pelaksanaan.
Tahap 1. Seleksi lokasi
Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari:
a. Kajian keadaan pedesaaan partisipatif
b. Pengembangan kelompok
c. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
d. Monitoring dan evaluasi partisipasi
Tahap 4. Pemandirian masyarakat (Departemen Sosial, 2007: 1-6).
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak
tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan
terus-menerus. Masyarakat akan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana
kegiatan perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan.
BKKBN telah memulai program pemberdayaan ekonomi pada tahun 80’an.
Dalam periode waktu 1980 sampai dengan tahun 1994 telah dilaksanakan berbagai
telah dilaksanakan. Pada awalnya program rintisan ini dikembangkan untuk
penjagaan kebutuhan terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga, sehingga
disajikan berbagai alternatif model yang dapat dikembangkan di daerah.
Keberlangsungan program pemberdayaan ekonomi ini sangat tergantung pada
sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, teknis produksi, pemasaran, dan yang
lebih utama adalah permodalan. Berikut ini adalah contoh dari model–model
pemberdayaan ekonomi keluarga antara lain :
Program Rintisan, meliputi:
1. Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa:
bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan
penyedian kebutuhan.
2. Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya adalah Income Generating.
3. Program GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan
KB-pedesaan/kumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating.
4. Program Women in Development melalui bantuan UNFPA, dengan kegiatan Income Generating Program WID ini sudah lebih lengkap dengan adanya studi banding, pembuatan buku pedoman MIS.
5. Melalui bantuan Belanda (IGGA), dilaksanakan program Income Generating dengan berbagai kegiatan pengembangan antara lain :
a. Model-model pelatihan
b. Latihan pengembangan produk
c. Latihan pemasaran