• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA IBU HAMIL

DI KLINIK MADINA PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELISERDANG

TAHUN 2014

NUR AISYAH TUMANGGOR 135102028

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014.

ABSTRAK Nur aisyah Tumanggor

Latar belakang : Kehamilan merupakan kejadian yang fisiologis dan harus disadari semua wanita hamil. Selama masih masa kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami banyak perubahan. Baik perubahan fisik, mood, macam keluhan dan masalah salah satunya adalah konstipasi.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Tahun 2014.

Metodelogi: Desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Analisa data digunakan adalah dengan uji chi-square dan logistic regresion.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia kehamilan trimester I dan III 31 responden (62%), asupan makanan tinggi serat 35 responden (70%), asupan cairan >8 gelas/hari 29 responden (58%), olahraga tidak teratur 27 responden (54%), konsumsi tablet besi 34 responden (68%). Adanya hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p= 0,000). Adanya hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,000). Adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,025). Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,416). Tidak ada hubungan yang signifikan antara yang signifikan antara konsumsi tablet besi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,426).

Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa asupan cairan < 8 gelas/hari dapat menyebabkan konstipasi pada ibu hamil, maka disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan konseling kepada ibu hamil yaitu menganjurkan mengonsumsi cairan yang cukup yaitu > 8 gelas/hari.

Kata Kunci : Konstipasi, Ibu hamil

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Faktor- Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Di Klinik Madina Percut

Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014.

Penelitian ini merupakan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak

kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya. Namun demikian

peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang

akan datang, kiranya tulisan ini dapat menambah pembendaharaan kepustakaan dan

menjadi bahan bacaan bagi kita semua.

Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti banyak mendapatkan masukan,

pengarahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril

maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns,M.Kep, selaku ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan Karya Tulis

(6)

3. Farida LS.Siregar, S.Kep, Ns,M.Kep selaku sekretaris Program Studi D-IV

Bidan Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

4. Hj. Juliani,SST,MARS, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. dr. Hemma Yulfi, DAP&E M.Med. Ed selaku dosen penguji I yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Diah Lestari Nasution,SST,M.Keb selaku dosen penguji II yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teristimewa kepada orang tua penulis Ayahanda tersayang dan Ibunda tercinta

yang telah memberikan cinta kasih yang tulus, mendidik, membesarkan serta

selalu membawa nama penulis dalam setiap sujud dan doanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juli 2014

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan umum... . 3

2. Tujuan khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

1. Bagi Peneliti ... 3

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

3. Bagi Tempat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konstipasi ... 5

1. Defenisi Konstipasi... 5

2. Klasifikasi Konstipasi ... 5

3. Patofisiologi Konstipasi ... 6

4. Tanda dan Gejala Konstipasi ... 6

5. Pengobatan Konstipasi ... 8

6. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil ... 9

a. Usia Kehamilan ... 9

b. Asupan Makanan ... 10

c. Asupan Cairan ... 13

d. Olahraga ... 14

(8)

BAB III KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep ... 17

B. Hipotesis ... 18

C. Defenisi Operasional ... 19

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Tempat Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 21

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Uji Validitad dan Reliabilitas ... 22

H. Proses Pengumpulan Data ... 23

I. Analisa Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

1. Analisa Univariat ... 26

2. Analisis Bivariat ... 28

3. Analisa multivariat ... 33

B. Pembahasan ... 34

1. Usia Kehamilan ... 34

2. Asupan Makanan ... 35

3. Asupan Cairan ... 36

4. Olahraga ... 37

5. Konsumsi Tablet Besi ... 37

C. Keterbatasan Waktu ... 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kandungan Serat Pangan pada Beberapa Jenis Buah-buahan...11

Tabel 2.2 : Kandungan Serat Pangan dari Sayur-sayuran tropis... 12

Tabel 5.1 :Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014...26

Tabel 5.2 :Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014...28

Tabel 5.3 : Hubungan Asupan makanan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014...29

Tabel 5.4 : Hubungan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014...30

Tabel 5.5 : Hubungan Olahraga dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014...31

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil...17

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 7 : Pernyataan content Validity

Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 10 : Master Tabel

Lampiran 11 : Hasil Out put Data Penelitian

(12)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014.

ABSTRAK Nur aisyah Tumanggor

Latar belakang : Kehamilan merupakan kejadian yang fisiologis dan harus disadari semua wanita hamil. Selama masih masa kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami banyak perubahan. Baik perubahan fisik, mood, macam keluhan dan masalah salah satunya adalah konstipasi.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Tahun 2014.

Metodelogi: Desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Analisa data digunakan adalah dengan uji chi-square dan logistic regresion.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia kehamilan trimester I dan III 31 responden (62%), asupan makanan tinggi serat 35 responden (70%), asupan cairan >8 gelas/hari 29 responden (58%), olahraga tidak teratur 27 responden (54%), konsumsi tablet besi 34 responden (68%). Adanya hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p= 0,000). Adanya hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,000). Adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,025). Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,416). Tidak ada hubungan yang signifikan antara yang signifikan antara konsumsi tablet besi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil (nilai p=0,426).

Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa asupan cairan < 8 gelas/hari dapat menyebabkan konstipasi pada ibu hamil, maka disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan konseling kepada ibu hamil yaitu menganjurkan mengonsumsi cairan yang cukup yaitu > 8 gelas/hari.

Kata Kunci : Konstipasi, Ibu hamil

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan kejadian yang fisiologis dan harus disadari semua

wanita hamil. Selama masih masa kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami

banyak perubahan. Baik perubahan fisik, mood, maupun hormonal. Tentu saja

semua itu dapat menyebabkan timbulnya bermacam macam keluhan dan masalah

salah satunya adalah konstipasi ( Pramono, 2012)

Konstipasi atau sembelit adalah suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang

air besar, feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin

buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya) atau jarang buang air besar.

Sekitar 11% sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada awal

kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan. Perubahan pola atau frekuensi

buang air besar yang menetap, di sertai keluhan perut terasa penuh dan kembung

(Herawati, 2012).

Konstipasi umumnya terjadi karena diet yang kurang serat, kurang minum,

kurang aktivitas fisik, dan karena adanya perubahan ritme atau frekuensi buang

air besar. Kehamilan dan mungkin juga karna obat obatan dapat menyebabkan

konstipasi. (Prawirohatjo, 2009).

Sulit buang air besar sering di alami oleh ibu hamil. Perubahan hormon akibat

kehamilan atau pola hidup dapat memicu timbulnya gangguan ini. Awalnya sembelit

hanya menyebabkan ketidaknyamanan selama buang air besar dan perut menjadi

sakit atau kembung. Namun, jika ini berlangsung lama akan menganggu

(14)

Amerika Serikat pada tahun 2006 lebih dari 4 juta penduduk mempunyai

keluhan sering konstipasi, hingga prevalensinya mencapai sekitar 2%. Wanita hamil

juga sering mengeluh konstipasi kira kira 2,5 juta penderita yang berkunjung

kedokter setiap tahunnya. (Winarsih, 2006)

Menurut Bradley, C.S 2007, dari 103 wanita hamil mulai dari kehamilan

trimester pertama mengalami konstipasi. Timnya dari Bradley menemukan 24%

wanita hamil trimester pertama menderita konstipasi, 26% mengalami konstipasi

selama trimester kedua dan 26% mengalami konstipasi selama trimester ketiga.

Menurut Probosuseno (2007), dari bagian imu penyakit dalam FK UGM RS

Dr.Sardjito di Indonesia kasus konstipasi yang di derita oleh wanita hamil sekitar 4-

30%, ternyata wanita hamil mengeluh kesulitan buang air besar.

Bedasarkan survei awal peneliti yang dilakukan di Klinik Madina Percut Sei

Tuan pada tanggal 9-11 september 2013, diketahui bahwa dari 6 orang ibu hamil

yang memeriksakan kehamilannya 4 orang diantaranya mengalami konstipasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang faktor faktor yang berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil

di Klinik Madina Percut Sei Tuan.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah fator-faktor yang

berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina Percut Sei

(15)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Tahun 2014.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi

atau variabel independen dan variabel dependen

2. Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan terjadinya konstipasi

pada ibu hamil.

3. untuk mengetahui hubungan asupan makanan dengan terjadinya

konstipasi pada ibu hamil

4. untuk mengetahui hubungan asupan cairan dengan terjadinya konstipasi

pada ibu hamil

5. untuk mengetahui hubungan olahraga dengan terjadinya konstipasi pada

ibu hamil

6. untuk mengetahui hubungan konsumsi tablet besi dengan terjadinya

konstipasi pada ibu hamil

7. Untuk mengetahui faktor yang dominan terjadi konstipasi pada ibu hamil

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam menerapkan

ilmu yang telah di terima selama di perkuliahan, khususnya mata kuliah

(16)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa D-IV Bidan

Pendidik diperpustakaan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan.

3. Bagi Tempat Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi bidan di Klinik Madina Percut Sei Tuan tentang

Faktor Faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konstipasi

1. Definisi Konstipasi

Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam

usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal

ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu

tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut

(Akmal, dkk, 2010).

Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko tinggi

mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras,

serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras (Uliyah, 2008).

Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat dikenal dengan

istilah sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar,

feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air

besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya), atau jarang buang air besar. Seringkali

orang berpikir bahwa mereka mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air

besar setiap hari yang disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga

kali seminggu (Herawati, 2012).

2. Klasifikasi Konstipasi

Ada 2 jenis konstipasi berdasarkan lamanya keluhan yaitu konstipasi akut dan

konstipasi kronis. Disebut konstipasi akut bila keluhan berlangsung kurang dari 4

minggu. Sedangkan bila konstipasi telah berlangsung lebih dari 4 minggu disebut

konstipasi kronik. Penyebab konstipasi kronik biasanya lebih sulit disembuhkan

(18)

3. Patofisiologi Konstipasi

Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa makanan

yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk kedalam usus

besar ( kolon ) sebagai massa yang tidak mampat serta basah. Di sini, kelebihan air

dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh. Kemudian, massa tersebut

bergerak ke rektum ( dubur ), yang dalam keadaan normal mendorong terjadinya

gerakan peristaltik usus besar. Pengeluaran feses secara normal, terjadi sekali atau

dua kali setiap 24 jam ( Akmal, dkk, 2010 ).

Kotoran yang keras dan sulit dikeluarkan merupakan efek samping yang tidak

nyaman dari kehamilan. Sembelit terjadi karena hormon-hormon kehamilan

memperlambat transit makanan melalui saluran pencenaan dan rahim yang

membesar menekan poros usus ( rektum ). Suplemen zat besi prenatal juga dapat

memperburuk sembelit. Berolahraga secara teratur, menyantap makanan yang kaya

serat serta minum banyak air dapat membantu meredakan masalah tersebut ( Kasdu,

2005 ).

4. Tanda dan Gejala Konstipasi

Menurut Akmal, dkk (2010), ada beberapa tanda dan gejala yang umum

ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita sembelit sebagai

berikut:

a. Perut terasa begah, penuh dan kaku;

b. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas

mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;

c. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan

(19)

d. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak

bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, dan

produktivitas kerja;

e. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada

biasanya;

f. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan

tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan atupun

menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang feses

( bahkan sampai mengalami ambeien/wasir );

g. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal sesuatu

disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau

karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa tidak nyaman;

h. Lebih sering bung angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya;

i. Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut),

ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal, dan

gerakannya lebih lambat daripada biasanya;

j. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar;

Adapun untuk sembelit kronis ( obstipasi ), gejalanya tidak terlalu berbeda hanya

sedikit lebih parah, diantaranya:

a. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas;

b. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil;

c. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu;

d. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat;

(20)

f. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi

ketika hamil perut akan tersa mulas ) karena ruang dalam perut berkurang dan

mengalami mual bahkan muntah.

5. Pengobatan Konstipasi

Menurut Herawati (2012), pengobatan konstipasi pada ibu hamil dapat dibagi

menjadi dua cara, yaitu terapi non obat dan terapi obat.

a. Terapi non abat

Pada umumnya, konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi dengan

melakukan penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup. Makanan kaya serat

(30-35%), misalnya gandum, buah-buahanan dan sayuran dapat meringankan

konstipasi.

Namun , mengkomsumsi makanan kaya serat dalam jumlah besar secara tiba-tiba

dapat menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu hamil sebaiknya

mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam jumlah cukup (6-8

gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga teratur dapat memperbaiki

saluran cerna.

b. Terapi obat

Obat pencahar digunakan apabila konstipasi tidak dapat diatasi dengan

penyesuaian jenis makanan dan perubahan gaya hidup saja. Kriteria obat pencahar

yang boleh diberikan kepada ibu hamil adalah:

1) Efektif,

2) Tidak diserap oleh saluran cerna,

3) Tidak teratogenik ( tidak menyebabkan cacat pada janin ), dan

4) Dapat ditoleransi dengan baik ( tidak menimbulkan efek samping pada

(21)

Terdapat beberapa golongan obat pencahar, antara lain: obat pencahar osmotik,

pembentuk massa, dan stimulan. Obat pencahar pilihan untuk ibu hamil adalah hanya

digunakan secara terbatas hanya jika konstipasi tidak dapat diatasi dengan obat

pencahar osmotik.

6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil

a. Usia Kehamilan

Usia kehamilan adalah ukuran lama waktu seorang janin berada dalam rahim.

Usia janin dihitung dalam minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu sampai

hari kelahiran. Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan.

Kehamilan dibagi atas tiga trimester yaitu: trimester I antara 0-12 minggu, kehamilan

trimester II antara 12-28 minggu, dan trimester III antara 28-40 minggu.

Pada minggu ke-9 usia kehamilan, kesulitan untuk buang air besar sering

terjadi dan hampir semuanya disebabkan oleh tingginya kadar hormon-hormon di

dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot usus halus ( Ana, 2010 ).

Sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada

awal kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan ( Herawati, 2012 ). Wanita

yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada

trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik

disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan

progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian

presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga

(22)

b. Asupan Makanan

Diet, pola, atau jenis makanan yang dikomsumsi dapat mempengaruhi proses

defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses

percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsi pun mempengaruhinya ( Uliyah,

dkk, 2008 ).

Serat penting artinya bagi kesehatan sistem pencernaan dan mencegah

sembelit. Serat juga membantu menjaga kadar gula darah. Ada dua macam serat,

yaitu serat yang terlarut dan tak larut. Serat terlarut ditemukan dalam makanan

semisal apel, pir, havermut (oat), gandum hitam, dan polong-polongan. Serat

membantu kenyang lebih lama dan menjaga pelepasan gula yang stabil kedalam

darah. Serat tak terlarut yang ditemukan didalam kacang-kacangan, buah, sayuran

hijau, kacang india, dan sereal whole-grain membantu pergerakan makanan melalui

sistem pencernaan dan mencegah sembelit ( Campbell, 2006 ).

Serat makanan adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna secara

enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat terserap di saluran pencernaan. Serat

secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang

kebanyakan adalah karbohidrat kompleks. Rata-rata negara di dunia ini menetapkan

sebanyak 30 gram kebutuhan akan serat setiap harinya ( Akmal,dkk, 2010 ).

Komponen terbesar buah-buahan adalah air. Oleh karena itu, kandungan serat

pangan dalam buah-buahan lebih rendah. Komponen terbesar dari serat pangan pada

buah-buahan adalah senyawa pektin dan lignin sel buah. Kandungan serat pangan

(23)

Buah Serat Tidak Larut Serat Larut Total Serat

Nenas 1,2 0,3 1,5

Pepaya 0,91 - 0,91

Mangga 1,1 0,9 2,0

Lemon 1,0 1,1 2,1

Jeruk - - 2,9

Pisang 1,4 0,6 2,0

Apel 2,0 0,6 2,6

Stroberi 1,9 0,2 2,1

Semangka 0,2 0,1 0,3

Jambu biji 2,0 1,7 3,7

Anggur - - 0,8

Pir 2,5 0,4 2,9

Persik 0,9 0,6 1,5

Tabel 2.1. Kandungan Serat Pangan pada Beberapa Jenis Buah-buhan( g/100 g bahan )

Kandungan serat pangan pada sayuran lebih tinggi dibandingkan

buah-buahan. Kadar serat pangan pada sayuran berkisar antara 2-3 g/100 g. Seperti halnya

buah-buahan, sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik.

(24)

Jenis Sayuran Serat Tidak Larut Seutrat Larut Total Serat

Kangkung 54,63 6,71 61,34

Bayam 40,91 4,04 44,95

Daun katuk 46,81 1,71 48,52

Selada 45,43 4,64 50,07

Sawi Hijau 48,93 2,14 51,07

Sawi putih 39,95 0,98 40,94

Kubis/kol 27,70 2,55 30,25

Bunga kol 40,28 1,22 41,50

Brokoli 41,72 4,08 45,80

Tauge kacang

hijau

32,16 2,97 35,14

Kacang panjang 43,20 6,26 49,47

Kecipir 55,89 0,87 56,76

Terung bulat 33,74 5,41 39,15

Terung panjang 29,97 3,14 33,10

Mentimun 30,57 2,05 32,61

Labu siam 30,32 1,31 31,64

Buncis 30,49 3,83 34,32

Wortel 41,29 5,66 46,95

Tabel 2.2 Kandungan serat pangan dari sayur-sayuran tropis ( % berat kering)

Berdasarkan penelitian Astinal Eka, S (2011) di RSUP H.Adam Malik, dapat

(25)

konstipasi dengan tinggi serat, 333 orang (55%) dengan baik serat dan 20

orang(33,3%) dengan kurang serat. Sebagai kesimpulan dari peneliitian ini adalah

terdapat hubungan antara pola makanan berserat dengan kejadian konstipasi.

c. Asupan Cairan

Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekaksi menjadi

keras. Oleh karena proses absorbsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses

defekasi ( Uliyah, 2008 ).

Menurut Simkin ( 2008 ), Air dan cairan lain merupakan elemen yang penting

dari diet yang seimbang. Retensi cairan, bagian normal dari kehamilan yang sehat,

memastikan terjadinya kenaikan volume darah dan air ketuban. Sebagai wanita yang

sedang hamil perlu mempunyai cairan lebih banyak karena dua alasan berikut:

1) Volume darah meningkat 50% atau lebih (dari kira-kira 2,5 menjadi 2,75

liter).

2) Menjelang akhir kehamilan, berenang dalam cairan ketuban yang banyaknya

1 liter, yang diganti setiap tiga jam sekali. Cairan juga ditahan dalam

jaringan, mengalir melalui dinding pembuluh darah, untuk membantu

mempertahankan keseimbangan cairan yang sehat. Diperkirakan volume

cairan jaringan meningkat 2-3 liter selama kehamilan.

Dalam sehari ibu hamil dianjurkan untuk minum air putih/ air segar minimal 8

gelas atau 2-3 liter. Air putih yang menyegarkan baik bagi tubuh karena melancarkan

peredaran darah. Jus buah merupakan sumber vitamin dan penghilang rasa mual.

Tetapi sebaiknya ibu hamil membatasi komsumsi buah-buahan yang mengandung

kalori tinggi seperti jus alpukat, jus mangga, jus durian ( Pramono, 2012 ).

Minum susu sangat dianjurkan sebagai sumber kalsium dan vitamin D terbaik

(26)

Boleh susu sapi biasa atau susu sapi untuk ibu hamil. Bagi yang alergi atau tidak

tahan susu sapi, susu kedelai merupakan pilihan yang baik ( Pramono, 2012 ).

d. Olahraga

Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus

otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi.

Hal ini kemudian membuat proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat

bertambah baik (Uliyah, 2008).

Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang baik dilakukan selama hamil.

Olahraga selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada kondisi tertentu yang

membahayakan kehamilan. Olahraga malah dapat membantu menjaga kondisi ibu

hamil dengan meningkatkan volume aliran darah, meningkatkan kekuatan otot

diafragma untuk bernafas, dan membantu flekbilitas otot-otot. Hal ini akan

membantu bayi tumbuh lebih baik ( Hermawan dan Ayu, 2009 ).

Kehamilan bukanlah waktunya untuk melakukan olahraga berat seperti softball, tenis

atau meluncur yang membutuhkan keseimbangan yang baik atau gerakan menyentak

yang mendadak. Meskipun demikian, jika sudah terampil dan aktif bermain dalam

olahraga tersebut, tetap dapat terus bermain selama merasa nyaman. Dengan kata

lain, asalkan kehamilan tetap normal, dapat dengan aman melanjutkan olahraga

rekreasional atau aktivitas yang dikuasai, termasuk tenis, berenang, lintas alam, ski,

joging, atau bersepeda (Simkin, dkk, 2008).

Olahraga dalam kehamilan mempunyai keuntungan. Beberapa wanita

merasakan kemajuan daya tanggap tubuh, yang lain merasakan peningkatan

fleksibilitas otot dan sendi yang lain untuk mengurangi atau mencegah

(27)

Jika pekerjaan dan gaya hidup sebelumnya santai tanpa olahraga teratur, ibu

hamil sungguh sangat beruntung bila mau melakukan kegiatan ringan. Ambil

kesempatan untuk berjalan kaki di bandingkan naik mobil atau menggunakan

kenderaan umum. Jika bekerja dilantai atas suatu bangunan, berjalanlah menaiki

anak tangga itu daripada naik lift. Selama periode singkat, calon ibu akan mulai

merasa lebih energik, kurang lelah diakhir penghujung hari, dan dapat terus

meningkat keolahraga sedang waktu kehamilan membesar.

Jika cukup aktif tetapi ingin meningkatkan kebugaran, usahakan melakukan

tiga sesi olahraga sedang 15-20 menit setiap pekan. Belilah video olahraga

kehamilan atau carilah informasi tentang kelas khusus kehamilan pada pengumuman

di pusat hiburan lokal atau rumah sakit. Sebelum bergabung dengan kelasolahraga

umum, pastikan bahwa pelatih mengetahui anda hamil.

Berjalan kaki teratur menguatkan kaki, meningkatkan fleksibilitas, dan

mudah diawasin. Kegiatan itu memberikan latihan aerobik yang baik, membantu

paru-paru mengambil lebih banyak oksigen dengan lebih sedikit usaha, dan

meningkatkan stamina. Jika secara umum ibu hamil tidak melakukan banyak

olahraga, kemajuan akan segera terlihat dalam kebugaran bila ibu hamil berjalan

selama 20 menit tiga kali seminggu dan mencatat laju denyut jantung. (Thorn, 2003)

Menjaga kesehatan, kandungan berarti sehat secara fisik dan mental, karena

tubuh yang sehat membutuhkan pikiran yang sehat pula. Sisihkan waktu selama 10

menit setiap harinya untuk bersenam, namun bila hal itu tidak mungkin, cobalah

setidaknya 15 menit tiga kali seminggunya. Senam singkat namun teratur lebih baik

(28)

e. Konsumsi Tablet Besi

Zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin ( protein pembawa

oksigen dalam darah ). Karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan,

hemoglobin dan konstituen dara lainnya juga meningkat. Selain itu, selama 6 minggu

terakhir kehamilan, janin akan menyimpan zat besi dalam jumlah yang memadai

dalam hatinya untuk memenuhi kebutuhannya pada 3 atau 6 bulan pertama

kehidupan. Karena orang yang sehat menyerap 10-20% dari zat besi yang dicerna,

institute of medicine menganjurkan suplemen zat besi sebanyak 30-60 miligram

setiap hari, selama kehamilan ntuk memastikan terjadinya absorbsi dari zat besi dari

zat yang dibutuhkan setiap hari. Walaupun diperlukan untuk nutrisi yang baik,

suplemen zat besi dapat mengganggu saluran pencernaan diantaranya konstipasi atau

sembelit (Simkin, P, dkk, 2008).

WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk

memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun, banyak literatur

menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada

kehamilan. Diwilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan

untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum (Prawirohardjo,

2009).

Pemberian suplementasi preparat Fe, pada sebagian wanita menyebabkan

sembelit. Penyulit ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum,

menambah komsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia dan

agar-agar ( Arisman, 2010).

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan tahun 2014

adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

a.

Skema 1. Kerangka Konsep

Variabel penelitian ini dibagi menjadi 2 variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil yaitu usia kehamilan,

asupan makanan, asupan cairan, olahraga, dan konsumsi tablet besi. Variabel

dependen penelitian ini adalah konstipasi pada ibu hamil.

 Usia Kehamilan

 Asupan Makanan

 Asupan Cairan

 Olahraga

 Komsumsi Tablet Besi

(30)

B. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada

ibu hamil di Klinik Bersalin Madina Percut Sei Tuan Deliserdang

tahun 2014.

(31)

C. Defenisi Operasional

No Variabel

Penelitian

Defenisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

ukur 1 Independen: Usia kehamilan Lamanya masa kehamilan responden

yang dihitung sejak

HPHT

Kuesioner Pengisian

Kuesionner

A.Trimester I (0-12

minggu

B.Trimester II (12-28

mingggu)

C.Trimester III (28-40

minggu)

Ordinal

2 Asupan

makanan

Jenis dan porsi

makanan yang

dikonsumsi ibu

sehari-hari saat hamil

Kuesioner Pengisian

Kuesioner

A.Rendah serat sayuran

(kol, labu, siam,

mentimun) dan

buah-buahan (semangka,

anggur, pepaya)

B.Tinggi serat sayuran

(kangkung, kecipir, sawi

hijau) dan buah-buahan

(jambu biji, jeruk, pir)

Nominal

3 Asupan

cairan

Banyaknya jumlah

cairan(air putih, jus

buah, teh,dll) yang

dikonsumsi ibu

sehari-hari saat hamil

Kuesioner Pengisian

kuesioner

Gelas ukuran sedang

(250cc)

A.< 8 gelas/hari

B.> 8 gelas/hari

Nominal

4 Olahraga Gerakan-gerakan

tersistem dengan

durasi tertentu yang

dapat dilakukan ibu

saat hamil

Kuesioner Pengisian

kuesioner

A.Tidak teratur <3x

seminggu

B.Teratur > 3x seminggu

Nominal

5 Konsumsi

tablet besi

Mengkonsumsi

suplemen zat besi saat

hamil dengan aturan

minum 1x dalam

sehari

Kuesioner Pengisian

kuesioner

A.Konsumsi tablet besi

B.Tidak konsumsi tablet

besi

(32)

2 Dependen:

Konstipasi

pada ibu

hamil

Ibu hamil yang tidak

Buang air besar setiap

hari

Kuesioner Pengisian

kuesioner

A. Ya

B. Tidak

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi

dengan desain cross sectional yaitu suatu metode yang merupakan rancangan

penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan

(sekali waktu) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di klinik Bersalin Madina Percut Sei Tuan

tahun 2014.

B. Popolasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di Klinik Bersalin Madina Percut Sei Tuan tahun 2014 yaitu sebanyak

86 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di Klinik Bersalin Madina Percut Sei Tuan dari bulan February sampai

Mei 2014 yaitu sebanyak 50 orang.

Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan Accidental sampling

dengan kriteria sampel yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Bersalin Madina.

(34)

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu hamil yang memiliki riwayat konstipasi.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Klinik Bersalin Madina tahun 2014 dengan

berbagai pertimbangan yaitu: memiliki jumlah sampel penelitian yang memadai dan

lokasi penelitian ini dapat dijangkau oleh peneliti.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada pada bulan Februari mulai dari pengambilan data

sampai penyusunan hasil bulan Mei sampai seminar hasil pada bulan Juli 2014.

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada ketua program studi D-IV Bidan pendidik fakultas keperawatan USU, dan

mengajukan permohonan izin kepada Klinik Madina Percut Sei Tuan tempat peneliti

melakukan penelitian untuk mengambil data dalam bentuk penyebaran kuesioner.

Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu peneliti memberikan

lembar persetujuan ( informed consent) menjadi responden dan diberikan kepada

calon responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian yang dilakukan serta resiko yang mungkin terjadi selama dan sesudah

penelitian, maka responden diminta untuk menandatangani dengan pengisian lembar

persetujuan yang dilanjutkan dengan pengisian lembar kuesioner. Peneliti juga

memberikan kesempatan kepada responden jika memilih untuk menarik diri dari

(35)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden

pada lembaran kuesioner, tetapi menggunakan nomor kode responden dan pada

masing-masing lembaran.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang dibuat oleh peneliti yang disusuan berdasarkan tinjauan pustaka. Peneliti

mengkonsultasikan kuesioner kepada pembimbing, sehingga responden hanya

memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data terdiri dari enam bagian,

yaitu bagian pertama adalah usia kehamilan, bagian kedua adalah asupan makanan,

bagian ketiga adalah asupan cairan, bagian keempat adalah olahraga, bagian kelima

adalah konsumsi tablet besi dan bagian keenam adalah kejadian konstipasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana data

diperoleh dengan menggunakan lembar check list yang disusun peneliti berdasarkan

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil.

Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan

penelitian tersebut. Bila bersedia menjadi responden, dipersilahkan untuk

menandatangani surat persetujuan.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan

tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa

(36)

dilakukan secara conten validity kepada ahlinya yaitu Diah lestari SST, Mkeb

dengan hasil content validity 0,75.

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas (kehandalan) adalah uji yang dilakukan terhadap instrument yang

handal, tidak berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali.

Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha croabanch.

Uji reabilitas diujikan sebelum penelitian berlangsung kepada 15 orang ibu di

Klinik Nurma Payageli Binjai yang mempunyai kriteria yang sama dengan

responden yang akan diteliti. Skor korelasi dari uji reabilitas diperoleh 0,972 yang

diperoleh dari 15 pertanyaan. Tiga belas pertanyaan yang valid dan reliable, dan

satu pertanyaan pada faktor usia kehamian dan satu pertanyaan pada faktor asupan

makanan, yang tidak reliabel sudah diperbaiki

H. Proses Pengumpulan Data

Setelah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU. Peneliti

membawa surat permohonan izin penelitian kepada Pimpinan Klinik Madina Percut

Seituan Deliserdang. Setelah mendapat izin untuk meneliti, kemudian peneliti

mendatangi Klinik Madina Percut Seituan Deliserdang untuk mengambil data

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada Ibu hamil.

Lalu peneliti membagikan kuesioner kepada ibu hamil. Setelah mendapatkan

responden maka peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat

penelitian, serta prosedur penelitian.  Selanjutnya meminta kesediaan responden

untuk mengikuti penelitian dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang bersedia

(37)

dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil kepada 50 responden. Lalu para

responden mengisi lembar kuesioner yang diberikan peneliti. Setelah responden

mengisi kuesioner selanjutnya peneliti mengolah data tersebut.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Editing

Pada proses editing ini peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden pada

lembar check list dan tidak ditemukan kesalahan data pada saat pengumpulan data.

b. Coding

Melakukan pemberian kode atau tanda dalam pengolahan data yang telah

dikumpulkan dan memasukkannya kedalam tabel.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analis data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan, data dimsukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

I. Analisis Data

Adapun analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisa univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi atau besarnya proporsi atau variabel independen dan variabel dependen

sehingga dapat diketahui variasi masing-masing variabel

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel bebas yang

(38)

menggunakan uji data kategori Chi-Square Test ( X2) pada tingkat kemaknaannya

adalah 95% (p ≤ 0,05). Sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna secara statistik, dengan menggunakan program khusus. Melalui

perhitungan Chi-Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai p lebih kecil

dari nilai alpa (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada

hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas.

3.Analisa multivariat

Analisa multivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang dominan terjadi

konstipasi pada ibu hamil dengan menggunakan uji logistic Regresion. Melalui

perhitungan logistic Regresion selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai p

<0,025 maka terdapat hubungan yang dominan terjadi konstipasi pada ibu hamil.

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

1. Analisa Data Univariat

Analisa data univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel

[image:39.595.106.507.276.742.2]

independen dan variabel dependen, yaitu:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Karakteristik Responden f %

A. Responden Dengan Konstipasi Usia Kehamilan

Trimester I dan III Trimester II 13 5 72,22 27,78 Asupan Makanan Rendah serat Tinggi serat 12 6 66,67 33,33 Asupan Cairan <8 gelas/hari >8 gelas/hari 14 4 77,78 22,22 Olahraga

Olahraga tidak teratur Olahraga teratur

14 4

77,78 22,22

Konsumsi Tablet Besi

Konsumsi Tidak konsumsi 14 4 77,78 22,22

B. Responden Dengan Tidak Konstipasi Usia Kehamilan

Trimester I dan III Trimester II 18 14 56,25 43,75 Asupan Makanan Rendah serat Tinggi serat 3 29 09,37 90,63 Asupan Cairan <8 gelas/hari >8 gelas/hari 7 25 21,88 78,12 Olahraga

Olahraga tidak teratur Olahraga teratur

13 19

40,62 59,38

Konsumsi Tablet Besi

(40)

Dari tabel 5.1, dapat dilihat gambaran pada kelompok responden yang

mengalami konstipasi. Berdasarkan usia kehamilan, kehamilan dengan konstipasi

mayoritas dialami oleh ibu hamil yang berada pada usia kehamilan trimester I dan III

yaitu sebanyak 13 orang (72,22%). Berdasarkan asupan makanan, kehamilan dengan

konstipasi mayoritas dialami ibu yang mengonsumsi makanan rendah serat yaitu

sebanyak 12 orang (66,67%). Berdasarkan asupan cairan, kehamilan dengan

konstipasi mayoritas dialami ibu hamil yang mengonsumsi cairan <8 gelas/hari yaitu

sebanyak 14 orang (77,78%). Berdasarkan olahraga, kehamilan dengan konstipasi

mayoritas dialami ibu hamil yang berolahraga tidak teratur yaitu sebanyak 14 orang

(77,78%). Berdasarkan konsumsi tablet besi, kehamilan dengan konstipasi mayoritas

dialami ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi yaitu sebanyak 14 orang (77,78%).

Pada kelompok responden yang tidak mengalami konstipasi. Berdasarkan usia

kehamilan, kehamilan yang tidak mengalami konstipasi mayoritas dialami ibu hamil

yang berada pada usia kehamilan trimester I dan III yaitu sebanyak 18 orang

(56,25%). Berdasarkan asupan makanan, kehamilan yang tidak mengalami konstipasi

mayoritas dialami ibu yang mengonsumsi makanan tinggi serat yaitu sebanyak 29

orang (90,62%). Berdasarkan asupan cairan, kehamilan yang tidak mengalami

konstipasi mayoritas dialami ibu hamil yang mengonsumsi cairan >8 gelas/hari yaitu

sebanyak 25 orang (78,12%). Dan berdasarkan konsumsi tablet besi, kehamilan

yang tidak mengalami konstipasis mayoritas dialami ibu hamil yang mengonsumsi

(41)

2. Analisa Data Bivariat

Analisa data bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang dilakukan dengan uji statistik

chi-square

a. Usia Kehamilan

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh data tentang hubungan usia

kehamilan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.2

Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Kejadian Konstipasi

Usia kehamilan Konstipasi Tidak Konstipasi Total P CI=95%

f % F % f %

Trimester I dan III Trimester II 13 5 42 26,3 18 14 58 73,7 31 19 62

38 0,416

2,022 (0,582-7,027)

Total 18 36 32 64 50 100

Dari tabel 5.2, dapat diketahui bahwa dari 31 responden yang berada pada usia

kehamilan trimester I dan III mayoritas tidak mengalami konstipasi yaitu sebanyak

18 orang (58,%). Dan pada responden yang berada pada usia kehamilan trimester II

mayoritas tidak mengalami konstipasi yaitu sebanyak 14 orang (73,3%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai = 0,662 dan p value adalah 0,416

(>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan

dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Adapun besarnya beda dapat dilihat

(42)

b. Asupan Makanan

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh data tentang hubungan

asupan makanan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3

Hubungan Asupan makanan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Kejadian Konstipasi

Asupan makanan Konstipasi Tidak Konstipasi

Total P IC=95%

f % f % f %

Rendah serat Tinggi serat 12 6 80 17,1 3 29 20 82,9 15 35 30

70 0,001

19,333 (4,142-90,232)

Total 18 36 32 64 50 100

Dari tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari 15 responden yang mengonsumsi makanan

rendah serat mayoritas mengalami konstipasi yaitu sebanyak 12 orang (80%). Dan

pada responden yang mengonsumsi makanan tinggi serat mayoritas tidak mengalami

konstipasi yaitu sebanyak 29 orang (82,9%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai = 15,381 p value adalah 0,001

(<0,05) menunjukkan ada hubungan yang signisfikan antara asupan makanan dengan

terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Adapun besarnya beda dapat dilihat dari nilai

OR yang besarnya 19,333 ( 4,142-90,232) artinya resiko terjadinya konstipasi pada

ibu hamil yang mengonsumsi makanan rendah serat 19,333 kali lebih besar

(43)

c. Asupan Cairan

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh data tentang hubungan

asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.4

Hubungan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Kejadian Konstipasi

Asupan cairan Konstipasi Tidak Konstipasi Total P IC=95%

f % f % Fs %

<8 gelas/hari >8 gelas/hari 14 4 66,7 13,8 7 25 33,3 86,2 21 29 42

58 0,001

12,500 (3,108-50,127)

Total 18 36 32 64 50 100

Dari tabel 5.4, dapat diketahui bahwa dari 21 responden yang mengonsumsi cairan

<8 gelas/hari mayoritas mengalami konstipasi yaitu sebanyak 14 orang (66,7%). Dan

dari 29 responden yang mengonsumsi cairan >8 gelas/hari mayoritas tidak

mengalami konstipasi yaitu sebanyak 25 orang (86,2%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai = 12,573 dan p value adalah 0,001

(<0,05) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan

terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Adapun besarnya beda dapat dilihat dari nilai

OR yang besarnya 12,500 ( 3,108-50,127) artinya resiko terjadinya konstipasi pada

ibu hamil yang mengonsumsi cairan < 8 gelas/hari 12,500 kali lebih besar dibanding

(44)

d. Olahraga

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh data tentang hubungan

olahraga dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.5

Hubungan Olahraga dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Kejadian Konstipasi

Olahraga Konstipasi Tidak Konstipasi Total P IC=95%

f % f % f %

Olahraga tidak teratur Olahraga teratur 14 4 51,9 17,4 13 19 48,1 82,6 27 23 54

46 0,025

5,115 (1,372-19,077

Total 18 36 32 64 50 100

Dari tabel 5.5, dapat diketahui bahwa dari 27 responden yang berolahraga tidak

teratur mayoritas mengalami konstipasi yaitu sebanyak 14 orang (51,9%). Dan dari

23 responden yang berolahraga teratur tidak mengalami konstipasi yaitu sebanyak 19

orang (82,6%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai = 4,993 dan p value adalah 0,025

(<0,05) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara olahraga dengan

terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Adapun besarnya beda dapat dilihat dari nilai

OR yang besarnya 5,115 ( 1,372-19,77). Adapun resiko terjadinya konstipasi pada

ibu hamil yang tidak melakukan olahraga 5,15 kali lebih besar dibanding ibu hamil

(45)

e. Konsumsi Tablet Besi

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh data tentang hubungan

konsumsi tablet besi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik

[image:45.595.100.529.252.369.2]

Madina adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6

Hubungan Konsumsi Tablet Besi dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan Deliserdang Tahun 2014

Kejadian Konstipasi

Konsumsi Tablet Besi

Konstipasi Tidak Konstipasi

Total P IC=95%

f % f % f %

Konsumsi Tidak konsumsi/kadang 14 4 41,2 25,0 20 12 58,8 75 34 16 68

32 0,426

2,100 (0,560-7,875)

Total 18 36 32 64 50 100

Dari tabel 5.6, dapat diketahui bahwa dari 34 responden yang mengonsumsi tablet

besi mayoritas tidak mengalami konstipasi yaitu sebanyak 20 orang (58,8%). Dan

dari 16 responden yang kadang-kadang atau tidak mengonsumsi tablet besi mayoritas

tidak mengalami konstipasi yaitu sebanyak 12 orang (75%).

Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai = 0,633 dan p value adalah 0,426

(>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan konsumsi tablet besi

dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Adapun besarnya beda dapat dilihat

(46)
[image:46.595.111.516.163.258.2]

3. Analisa Data multivariat

Tabel 5.7

Faktor yang dominan terjadi konstipasi pada ibu hamil

Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

AsupanMakanan 2,865 1,039 7,606 1 ,006 17,550

Asupan Cairan 2,966 1,023 8,404 1 ,004 19,409

Olahraga 2,029 ,996 4,152 1 ,042 7,606

Constant -11,596 3,392 11,688 1 ,001 ,000

Dari tabel 5.7 keseluruhan proses analis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa dari 5 variabel independen yang diduga berhubungan dengan

konstipasi pada ibu hamil, ternyata hanya ada 3 variabel yang berhubungan

bermakna dengan konstipasi adalah variabel asupan makanan, asupan cairan, dan

olahraga. Selanjutnya dari ketiga variabel tersebut yang paling dominan dengan

(47)

B. PEMBAHASAN

a) Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia

kehamilan dengan kejadian konstipasi pada pada ibu hamil dengan x2 = 0,662 dan p

value adalah 0,416.

Menurut Herawati (2012), sekitar 11% sampai 38 % ibu hamil mengalami

konstipasi terutama pada awal kehamilan dan trimester III masa kehamilan. Menurut

Soumy (2010), pada minggu ke -9 usia kehamilan, kesulitan buang air besar sering

terjadi dan hampir semuanya disebabkan oleh tingginya kadar hormon-hormon di

dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot halus. Membesarnya perut ibu

hamil, menimbulkan tekanan rahim pada pembuluh darah balik panggul dan vena

cava inferior. Penekanan itu semakin mempengaruhi sistem kerja usus halus dan usus

besar. Selain itu, semakin besarnya perut semakin berdampak lanjutan yaitu rektum

yang tertekan. Penekanan tersebut membuat jalannya feses menjandi tidak lancar

sehingga terjadi konstipasi.

Menurut asumsi penulis, terjadinya konstipasi pada ibu hamil bukan hanya

dipengaruhi oleh usia kehamilan tetapi dapat dinilai dari asupan makanan, cairan

maupun aktivitas sehari-hari responden. Ibu hamil yang berada pada usia kehamilan

trimester I dan III dapat tidak mengalami konstipasi jika mengonsumsi makanan

(48)

b) Hubungan Asupan Makanan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan

makanan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil dengan X2 = 15,381 p value

adalah 0,001. Hal ini sejalan dengan penelitian Astinal Eka, S (2011) di RSUPH

Adam Malik yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan berserat

dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil. Menurut Akmal (2010), serat makanan

tidak dapat diserap dalam usus halus dan tidak dapat masuk kedalam sirkulasi darah.

Serat ini akan dibawa oleh usus halus masuk ke usus besar dengan gerakan peristaltik

usus. Kehadiran serat pada usus besar membantu proses yang terjadi di usus besar.

Demikian Menurut Uliyah dan Hidayat (2008),diet, pola atau jenis makanan yang

dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki

kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang

dikonsumsi pun mempengaruhinya.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terjadinya konstipasi pada ibu hamil cendrung

terjadi pada ibu yang mengonsumsi makanan rendah serat. Serat fungsinya penting

dalam proses pencernaan. Di dalam usus, serat memiliki sifat dapat mengikat air,

sehinggga menyebabkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna oleh usus menjadi

lebih berat, volume lebih besar, dan lebih lunak, sehingga memungkinkan untuk

bergerak melewati usus lebih cepat dan teratur. Volume feses yang besar dan lunak

menyebabkan feses mudah dikeluarkan tanpa harus mengedan. Selain itu, di usus

besar serat dimetabolisme oleh bakteri E.coli yang membantu mempercepat proses

pembusukan makanan. Terjadinya proses pembusukan di usus ini akan merangsang

(49)

c) Hubungan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antara

asupan cairan dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil dengan X2 =12,573 dan p

value adalah 0,001. Menurut simkim (2008), air dan cairan merupakan elemen yang

penting dari diet seimbang. Wanita yang sedang hamil perlu mempunyai asupan

cairan yang lebih banyak karena volume darah meningkat 50% atau lebih dan

menjelang akhir kehamilan, yang diganti setiap tiga jam sekali. Diperkirakan volume

cairan meningkat 2-3 liter selama kehamilan.

Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), pemasukan cairan yang kurang dalam

tubuh membuat defekasi menjadi keras, oleh karena proses absorbsi air yang kurang

menyebabkan kesulitan proses defekasi.

Terjadinya konstipasi pada ibu hamil dapat terjadi pada ibu yang kurang

mengonsumsi cairan. Adanya cairan di dalam tubuh sangat mempengaruhi massa

fese. Di dalam usus terjadi proses penyerapan makanan termasuk penyerapan air.

Jika asupan cairan kurang maka feses akan menjadi keras dan sulit untuk

dikeluarkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan Basal Metabolic Rate

(BMR) yaitu sekitar 15% yang akan menyebabkan ibu sering berkeringat. Ibu yang

(50)

d) Hubungan Olahraga dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil di Klinik Madina

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

olahraga dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil dengan X2 = 4,993 dan p value

adalah 0,025.

Hal ini sejalan dengan pendapat Uliyah dan Hidayat (2008), aktivitas dapat

mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen,pelvis,

dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi. Hal ini kemudian

membuat gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik.

Demikian menurut Liewelly-jones (2005), olahraga dalam kehamilan

mempunyai keuntungan. Beberapa wanita merasakan kemajuan daya tanggap tubuh,

yang lain merasakan peningkatan fleksibilitas otot dan sendi. Yang lain untuk

mengurangi atau mencegah ketidaknyamanan selama kehamilan.

e) Hubungan Konsumsi Tablet Besi dengan Kejadian Konstipasi di Klinik Madina

Hasil penelitian ini menu jukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara

konsumsi tablet besi dengan terjadinya konstipasi pada ibu hamil dengan X2= 0,633

dan p value adalah 0,426.

Menurut Simkim, dkk (2008), Institute of Medicine menganjurkan untuk

mengonsumsi suplemen zat besi sebanyak 30-60 mg setiap hari selama kehamilan

untuk memastikan terjadinya absorbsi dari zat besi yang dibutuhkan setiap hari.

Walaupun diperlukan untuk nutrisi yang baik, suplemen zat besi dapat mengganggu

(51)

Menurut Arisman (2010), pemberian suplemen preparat Fe, pada sebagian

wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan dengan cara

memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti

roti, seralia dan agar-agar.

Menurut asumsi penulis, terjadinya konstipasi pada ibu hamil bukan hanya

disebabkan karena mengonsumsi tablet besi setiap hari tetapi dapat disebabkan oleh

asupan makanan ibu yang rendah serat, mengonsumsi cairan yang kurang maupun

olahraga tidak teratur.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan ada keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, hingga penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu. Dimana dalam pelaksanaan penelitian ini, dalam waktu bersamaan perkuliahan juga berlangsung di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang berjuudul Faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina Percut Sei Tuan

Deliserdang Tahun 2014, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang signifikan antara asupan antara asupan cairan dengan

terjadinya konstipasi pada ibu hamil dengan p value 0,000.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan terjadinya

konstipasi pada ibu hamil dengan p value 0,000.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan terjadinya

konstipasi pada ibu hamil dengan p value 0,025.

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan terjadinya

konstipasi pada ibu hamil dengan p value 0,416.

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara yang signifikan antara konsumsi

tablet besi dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil dengan p value 0,426.

6. Variabel yang paling dominan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil

(53)

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu:

1. Bagi Peneliti

Agar peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil dengan

variabel yang berbeda.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan/informasi terbaru bagi dosen dan

mahasiswa tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian

konstipasi pada ibu hamil.

3. Bagi tempat penelitian

Disarankan kepada bidan di Klinik Madina untuk memberikan konseling

kepada ibu hamil yang mengalami konstipasi dengan mengonsumsi cairan

yang cukup yaitu >8 gelas/har terutama air putih dan mengonsumsi makanan

yang tinggi serat.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, M, 2010. Ensiklopedi Kesehatan Untuk Umum. Ar-ruzz Media. Yogyakarta.

Ana, S, 2010. Trimester Pertama Kehamilan Anda. Buku Biru. Yogyakarta.

Arisman, M dan T Wresdiyati. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.

Herawati, F, 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. PT. ISFI Penerbitan Surabaya.

Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Kehamilan. Puspa Swara. Jakarta.

Liewelly, D dan Jones, 2005. Setiap Wanita. PT Delapratasa Publishing. Jakarta.

Murkoff, H, dkk, 2006. Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan.Ed.3.

Arcan. Jakarta.

Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta. Jakarta.

Pramono, TS. 2012. 101 Masalah Kehamilan dan Solusinya. IN Azna Books. Yogyakarta.

Prawiroharjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka. Jakarta.

Simkim, P, 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Bayi. Arcan. Jakarta.

Thorn, G. 2003. Kehamilan Sehat. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tim Penyusun USU. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : tidak dipublikasikan

Uliyah, M dan A Hidayat, 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Salemba medika. Jakarta.

Varney, H, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Vol 1. EGC. Jakarta.

(55)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Waraohmatullahi waborkatu

Dengan Hormat,

Nama saya Nur aisyah tumanggor, sedang menjalani pendidikan di program D-IV

Bidan pendidik Fakulatas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian

yang berjudul” Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konstipasi Pada

Ibu Hamil”.

Konstipasi adalah suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar, feses

( tinja ) yang keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air besar

tetapi tidak dapat mengeluarkannya) atau jarang buang air besar. Sekitar 11% sampai

38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester

ketiga masa kehamilan. Perubahan pola atau frekuensi buang air besar yang menetap,

disertai keluhan perut terasa penuh dan kembung (Herawati, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap yang ada dalam

penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk

penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila membutuhkan

penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Nur aisyah tumanggor

Alamat : Jl. Jamin ginting no 15

(56)

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian

ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang

berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu

bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2014

Peneliti

(57)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil”. Maka dengan ini saya

secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian

tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014

( )

(58)

INSTRUMEN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KONSTIPASI PADA IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN MADINA

TAHUN 2014

No. Responden :

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda check list (√ ) untuk salah

satu jawaban anda

I. Usia Kehamilan

1. Berapa usia kehamilan Ibu sekarang?

( ) 1 – 3 bulan

( ) 3 – 7 bulan

( ) 7 – 10 bulan

II. Asupan Makanan

2. Apakah ibu mengkonsumsi sayur- sayuran selama hamil?

( ) Ya, selalu

( ) Kadang- kadang

( ) Tidak pernah

3. Jenis sayur- sayuran apa yang biasa Ibu konsumsi sehari-hari?

( ) Bayam, kangkung, sawi hijau, brokoli, kacang panjang

( ) Kol, sawi putih, tauge kacang hijau, mentimun

(59)

4. Berapa banyak ( porsi ) Ibu mengkonsumsi sayur dalam sehari? (1 porsi = 1

mangkuk ukuran sedang)

( ) < 1 mangkuk/ hari

( ) 1-2 mangkuk/ hari

( ) >2 mangkuk/ hari

5. Apakah Ibu mengkonsumsi buah-buahan selama hamil?

( )Ya, selalu

( ) Kadang- kadang

( ) Tidak pernah

6. Jenis buah apa yang biasa dikonsumsi selama hamil?

( ) Jeruk, jambu biji, pir

( ) Pepaya, anggur, semangka

( ) Mangga, pisang, nenas

7. Berapa banyak dalam sehari Ibu mengkonsumsi buah- buahan?

( ) 2 mangkok

( ) 3 mangkok

( ) > 3 mangkok

III. Asupan Cairan

8. Berapa gelas Ibu minum dalam sehari (air putih, jus buah, teh, dll).

( ) < 8 gelas air

(60)

IV. Olahraga

9. Apakah Ibu melakukan olahraga selama hamil?

<

Gambar

Tabel 2.1.  Kandungan Serat Pangan pada Beberapa Jenis Buah-buhan( g/100 g
Tabel 2.2 Kandungan serat pangan dari sayur-sayuran tropis ( % berat kering)
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik
Tabel 5.6
+2

Referensi

Dokumen terkait

pengujian kuat tekan batu bata dengan campuran bahan serbuk gergaji kayu ini hanya kadar campuran 5% yang dapat digunakan karena memenuhi standar yang berlaku sementara pada

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang telah diuraikan di atas, nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan uji statistik dalam uji t

Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara lama menderita hipertensi dengan kejadian demensia pada lansia di Dusun Pajaran, Desa Peterongan,

dan SMAI Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung?.. Bagaimana metode pembelajaran PAI berbasis Boarding School dalam. Membentuk Karakter Siswa di MA Darul Hikmah

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan Besarnya pengaruh variabel Kualitas Pelayanan (X) terhadap variabel

Desain maskot yang biasanya berupa karakter kartun biasa digunakan dalam bisnis dan membuat sebuah brand berbeda dengan brand lainnya 3.1.1 Karakter Menurut kamus besar Bahasa

Yang membuat kurangnya tenaga pengereman pada sistem simulasi,seperti kerusakkan yang terjadi padamaster cylinder, kebocoran pada pipa dan flexible hoose, kotornya

Teknik analisis SEM untuk menguji 9 ( Sembilan ) hipotesis dengan α = 0,05.Nilai Loading Factor P (Regression Weights) pengujian hipotesis dari 9 hipotesis