METAMORFOSIS
FAKSIONALISME INTERNAL
PARTAI
GOTKAR
DI MALUKU
UTARA PADA
PILKADA?OOT
Misrina
Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara Email : miz,rina9 5@y ahoo. am.s g
ABSTRACT
This research describes the dynamics of internal faction of Golkat pafty when the North Maluku
Gooernor election u:as held in 2007-2008.
lt
canbe obseraed during the process preelection to the post-election. This research useslhe
qualitatiae method The data are collectedby
conducting thedocumentation, obsetoation, and interaiew. The result of this research shows, that the factionalisms
occurred
in
the Golkar partyin
the election of North Maluku goz:*nor caused two factors, the ptagmatisfi of supreme members of Golkm partyand the patron-client. The faction characteristic of Golkar party based on the faction ftagmentation shonts that there are two factions (bipolar), which arethe faction supporting Thaib and the faction supporting Gafur.
Keywords: Golkar Party, lnternal factionalism, Political party
ABSTRAK
Penelitian
ini
menguraikan tentang dinamika faksionalismedi
internal Partai Golkar padn 6aat Pilktda (Pemilihan Umum Daerah) Proainsi Maluku l-ltara pada tdhun 2007-2008. Dinamika faksiinternal Partai Golkar dilihat
dai
proses menjelang Pilkada sampai pasca Pilkada. lenis penelitian ini adalah kualitatifiset.
Dalam pengumpulan data, penelitinnini
menggunakan metode dokumentasi, obseraasi dan indept-interuiew. Hasil penelitianini
menyatakan, faksi yang terjadi di internalPaisi
Golkar ilisebabkan oleh dua hal, yaitu pragmatis elit Partai Golkar dan hubungan patron-klien
antar-elite yang menyebaknn konflik semakin menguaL Karakteristik
faksi
Partai Golkardilihat
dai
ftagmentasi faksi terpecah mejadi dua kubu (bipolar) yaitu kubu pro Thaib dan kubu pro Gafur .
Kata kunci: Partai Golkat faksinnalisme internal, Partai politik
PENDAHULUAN
Perkembangan
partai
politik
di
Indonesia pascaOrde Baru
mengalami perubahan yang signifikan. Halini
terlihat dari hadimya berbagai wajah partaipolitik
baru. Reformasimembuka arena pertarungan kompetisi
baru bagi partai
politik
untuk
menegakkan demokrasidi
Indonesia setelah sekian lamadi tutup
oleh rezim yang otoriter. Partaipolitik
sebagaipilar
demokrasi merupakan salah satuyang wajib
ada pada negara demokrasimodem
untuk
mengagregasidan
mengartikulasi kepentingan masyarakatdan
sebagai representatifdari
berbagai kalangan.Dilihat dari tingginya pluralitas
bangsa Indonesia,Misrina
Metamorfosis Fakionalisme lnternal Partai Golkar DiMaluku Utara Pada Pilkada 2007
lurnol Studi Peme ntohon
volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
partai
politik
sangat dibutuhkan untuk mernbawa asptuasi dari setiap perbedaan. Penegakan demokrasidi
Indonesiadiawali pada pemilu
2004,dimana pertama
kali
masyarakat lndonesia diberi hak istimewaunfuk
memilih presiden danwakil
presiden secara langsung.Momentum
sejarahperjalanan
politik
Indonesia
yang
tidak
akan dilupakan,
karena masyarakat krdonesia diberihat
untuk memilih anggota legilatif secara langsung.Pemilihan umum
2004merupakan
gerbangbagi
bangsa Indonesiauntuk
bebasberpolitik
dan menegakkan demokrasi. Eforia demokrasi pada Pemilu langsung diramaikan oleh beragampartai
politik
yang lolos dari
berbagai persyaratanyang
ditetapkan olehKomisi Pemilihan
Umum
(KPU)untuk
partaipolitik
adalah 1)memiliki
pengurus lengkap sekurang-kurangnyadi
213 darr seluruhjumlah provinsi; 2) memiliki
pengurus lengkap sekurang-kurangnyadi
213 darijumlah
kabupaten/kotadi
provinsi; 3) memiliki
anggotasekurang-kurangnya 1.000 orang atau sekurang-kurangnya 1/1000
dari jumlah
penduduk pada setiap kepengurusan partai politik; 4) pengurus partaipolitik
harus mempunyai kantor tetap serta mengajukan nama dan tanda gambar partaipolitik
kepada KPU. (Pamungkas, 2009: 105). Melalui persyaratanini
terdapat 24 partaipolitik
yang lolos verifikasi KPU dan dapat menjadi peserta pemilu 2004. Ke 24 partaipolitik
tersebut, 5 diantaranya otomatisiktrt
dalam pemilu karena jumlah kursi partai melebihi electorul threshold atau ambang batas yang telah ditentukan undang-undang. Ke 6 partai itu adalah PDIP, Partai Golkar, PPP, PKB, PANdan PBB dan ada beberapa partai lainya yang merupakan wajah baru dari partai yang
ikut
dalarnpemilu
1999, sepeftt; PKSdari
Partai Keadilan (PK), Partai Keadilan dan PersatuanIndonesia (PKPI)
dari
(PKP) dan partaipolitik
pendatang baru (neta comers) daTam pemlht2004, sepert:;.Partai Demokrat dan Partai Persatuan Daerah dan kemudian hrn.rnan dari PPP yaitu Partai Bintang Reformasi.
Kompetisi partai
politik
dalam Pemilu 2004tidak terlalu
memperlihatkan kompetisi yang ketat, karena kompetisi masih dikuasai oleh partailam4
seperti; Partai Go1kar danPDIP dan disusul oleh partai-partai Islam, seperti; PKB, PPP, dan PAN.
Dilihat dari
hasilPemilu 2004, Partai Golkar menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara 2L,58"k, dan yang kedua dari PDIP 18,53% dan kemudian PKB 10,57%. Peserta Pernilu 1999 dan 2004
pada hakekatnya merupakan keturunan dari partai-partai besar, penyebaran dari tiga partai
Orde Baru sebagaimana tergambar dalam tabel berikut ini:
Misrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Jurnal Studi Pemerintqhqn volume 7 Nomor 7 Aqustus 2070
Tabel 1.
Pecahan Partai-Partai Besar Pasca-Orde Baru
Genealogi tiga partai masa Orde Baru
ini
memperlihatkan, bahwa Pemilu pasca Orde Baru merupakan perluasan kekuatan tiga partaipolitik
besar yang menemukan jalan barumelalui
demokrasiuntuk
memperkuat posisi
partai
dalam
negara.TetaPi disisi
lain, demokrasi yang diperjuangan pasca Orde Baru membawa Pada semakin kuatnyakonflik
intemal partai masa reformasi
ini
terlihat pada partai yang berkuasa pada masa Orde Baru,yaitu; Partai Golkar.
Partai Golkar merupakan partai pengr-rasa Orde Baru, system multy party terbatas yang
terdiri dari tiga partai tapi
pada kenyataanya Indonesia menganut sistempartai
tunggalkarena hanya ada satu partai penguasa, yaitu; Partai Golkar dibawah kekuasaan Soeharto dan ditopang oleh birokrasi dan militer. Golkar merupakan pemenang tunggal setiap pemilu
dan hal
ini
berjalan selama 32 tahun. Pascaruntuinya
Soeharto, Golkar mendapat pukulanterberat karena aktor utama Golkar telah tumbang
dari kursi
kekuasaan. Sejak reformasi,partai yang pernah berkuasa
mutlak
dalam pemerintahanini
menjadi semakin bergejolakdengan
konflik
intemal dan kemudian terpecah menjadi beberapa partai setelah rezim OrdeBaru yaitu PKP
dipimpin
oleh Edi Sudrajat, Partai MKGRdipimpin
oleh Hi. Mien Sugandhi,dan PKPB
dipimpin
oleh R. Hatono.Hal yang
menarikuntuk dilihat
adalah gambaran mengenai perkembangan PartaiGolkar pasca
Orde
Baru. PartaiGolkar
menghadapi tekanandari
segala arah,baik
dariMisrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Di Maluku Utara Pada Pilkada 2007
Partai Keadilan dan Persatuan
Partai Keadilan dan Persatuan lndonesia (PKPI
Partai lndonesia Tanah Airku
[image:3.595.68.524.65.335.2]Jurndl studi Pemerintdhan
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
intemal maupun
eksternalpartai. Mereka yang
pro
reformasi
menekankan tunfutanpembubaran partai tersebut, sehingga membuat partai
ini
harus bekerja keras menghadapisegala tekanan
dan
hal
ini
juga
rnemicu
menguatnyakonJlik intemal Partai
Golkar.Konsolidasi
Partai Golkar
pada masa reformasi 1998 berlangsung dengan diadakannyaMusyawarah Nasional
Luar
Biasa (Munaslub)
untuk
merespon perubahan politik.
Musyawarah
ini
terdapat duablok dari
pihak birokrasi(sipil) di
bawahpimpinan
AkbarTandjung
dan
blok militer
di
bawah pimpinan
Edi
Sudrajat
yang
kemudian
hasil musyawarah dimenangkan oleh Akbar Tandjungdari
kelompoksipil
yangpro
reformasi.Pasca Mr-rnaslub, banyak
elit-elit
Partai Golkaryang
pecahdan mendirikan partai
barutermasuk
Edi
Sudrajat. Partai Golkar tetap berjalan dibawahpimpinan Akbar
Tandjung dengan tetap kokoh mempertahankan Partai Golkar sehinggadari
peristiwa reformasiini
lahir
namabaru dari
Partai Golkar menjadi Partai Golkar yang menunjukan keterbukaanPartai Golkar terhadap proses demokratisasl kemudian disusul dengan
perubahan paradigma baru Partai Golkar.Eksistensi Partai Golkar masa reformasi terus meningkat
di
bawahpimpinan
AkbarTandjung. Hal
ini
dapat dilihat dari hasil Pemilu 1999 dan 2004 dimana Partai Golkar masihtetap eksis dalam
memenangkanPemilu meskiptm disisi
lain
mengalami Penumnan dibandingkan masa Orde Baru. Partai Golkar terus melakukan konsolidasi dalampolitik
kekuasaan negara dengan membukadiri
pada proses dernokratisasi.Hal
ini
terlihat
padaketerlibatan berbagai kalangan dalam partai. Kalangan yang paling banyak terlibat dalam Partai Golkar adalah kalangan pengusah4 seperti; Jusuf Kalla yang merupakan lePresentasi
kelompok pengusaha.
Munas
VII
Go1kardi
Bali
mernperlihatkan adanya faksi-faksiyang
terbentuk atas kepentinganpolitik dari
masing-masingbasis sosial
dari
kalanganbirokrat
dibawahpirnpinan
Akbar
Tandjung, kalanganmiliter
dibawahpimpinan
Wiranto dan
kaiangan pengusahadibawah pimpinan
JusufKalla yang
saatitu
telah
menjabat sebagaiwakil
presiden.Hasil
Munasini
memilih
ketuaumum
Partai Golkar periode 2004-2009, yaiha Jusuf Kalla. Jusuf Kalla dianggap akan membawa ruang kekuasaan baru bagi Partai Golkar . di pemerintahan. Partai Golkar merupakan partai dominan di parlemen, tetapi kalah dalampertarungan
Pilpres
2004. Sehingga r.rntuk menopang PenguatanPartai
Golkar
dalam pemerintahan, Partai Golkar kembalimemilih
ketuaumum
dengan mengandeng WapresJurnol Studi Pemerintchon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2010
fusuf Kalla
sebagai ketuaumum partai.
Gejolak Partai Golkar semakin bertambah ketikaPartai
Golkar
semakin pragmatis dengan memperlihatkan kontestasipartai
politik
yang semakinkompetitif
untuk
rnengalang dukungan dalam Pemilu mauPun Pilkada.. Pemilu2009 dengan sistem
multipartai
dan jalarmya proses demokratisasi mernbuat kemerosotan Partai Golkar. Hasil pemilu 2009 menyatakan Partai Golkar mendapat 14o/o s;.taradati
207ohasil suara pada pemilu 2004. Kemorosotan Partai Golkar pun terjadi
di
daerah-daerah basis massa Golkar yang telah dikuasai oieh Partai Demokrat.lnklusivisme yang dibawah Partai Golkar saat reformasi, membuat intensitas
konllik
intemal Partai Golkar semakin
tingg!
karena semakin banyak kalangan yang masuk dalampartai.
Hal ini
berarti semakin banyak kepentingandi
intemal partai dan berdampak pada pengorganisasian Partai Golkardari
level pusat sampai daerah.Hal
ini
terlihat dari
hasil pemilihan kepala daerah langsung sepanjang 2004-2009, dimana Partai Golkar mengalamipenurunan.
Artinya,
semakinbanyak
kalanganyang
berasaldari
beragam basis sosialmembuat partai
ini
semakin bergejolak dengan berbagai kepentingan. Dampak yang muncul kemudian adalahelit
Partai Golkar banyak terfragmentasi pada pernilihan kepala daerahlangsung,
hal ini
menandakan bahwa pengelolaan organisasiintemal
partaitidak
berjalan denganbaik
sehinggafaksi internal
Partai Golkardi
daerahtidak
dapatdikelola
secarademokratis.
Terfragmentasinya elit Partai Golkar
ini
membawa dampak langsung di daerah terkait denganpernilihan
kepala daerahProvinsi Maluku Utara
2007yang
mengalami prosespanjang sampai 2008. Adanya pengeiolaan faksi yang tidak demokratis pada internal Partai
Golkar
Maluku Utara
disebabkan karena adanya perpindahanelit
Partai Golkarke
calon kandidat gubemur Partai Demokrat dan berlangsung pada saat proses PenetaPan Pemenang Pilkada. Masalahini
rnenarik dikaji karena fragmentasi Partai Golkar di Maluku Utaratidak
berlangsung pada awal proses Pilkada atau setelah pilkada, tetapi perpindahanelit
te4adipada saat proses Pilkada berlangsr.rng.
Hal
ini
berbeda dengankonflik
di
intemal
PartaiGolkar yang berdampak pada perpindahan
elit
Partai Golkar ke partai yanglain
sebelum proses Pilkada berlangsr.rng seperti yang terjadi pada pilkada di Sulawesi Selatan.Partai Golkar
Maluku
Utara merupakan partai yang mendominasi lembaga eksekutiJ daerah ditingkat provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan hasil Pemilu 2004 menempatkanMisrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Di Maluku Utara Pada Pilkada 2007
Jumsl Studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
Partai Golkar sebagai pemenang dengan perolehan suara 22,29o/o, disusul PDIP (10,60yo),
PDS (8,74), PKS (&73), dan PBB (6,53%).
Ditingkat
kabupatery Partai Golkar menangdi
5kabupaten
dari
8
kabupaterLyaih4
Kabupatenl{alrnahera
Barat
(8.54%), KabupatenHalmahera Tengah
(3.98%), KabupatenHalmahera
Timur
(8.34%),Tidore
Kepulauan (75.84o/o), dan Sula (18.95%). Tiga kabupaten/kota lainnya, yaitu; Temate dimenangkan olehPPDki
Kabupaten Halmahera Selatan dirnenangkan olehPK9
dan Kabupaten HalmaheraUtara dimenangkan oleh PDS.
Dari sini
dapat terlihat peta kekuatanpolitik
Partai Golkar yang mendominasi di provinsi dan kabupatenlkota. Nasib Partai Golkar Maluku Utaratidak
sebaik pada saat Pemilu, tetapi dalam pemilihan kepala daerah Provinsi Maluku Utara 2007yang
diadakan secara langsung, PartaiGolkar harus
menerima kekalahan seperti yang terjadi pada 2001.Proses Pilkada menimbulkan masalah
yang terkait
denganhasil
rekapitulasi suarapada tiga kecamatan
di
Kabupaten Halrnahera Barat. KPUD Maluku Utara (Malut) sebagaipenyelenggara Pilkada
tidak
dapat menyelesaikan sengketaini.
AklLimya intervensi pusatuntuk
menyelesaikan sengketaini.
KPU
Pusatpun
membuat perhitunganulang
dengan menetapkanAbdul
Gafur-Abdurrahim
Fabanyo sebagaigubemur
dan
wakil
gubemurterpilih.
Rahmi Husen sebagai ketua KPUDMalut tidak tinggal diam
atas tindakan yangdiambil KPU Pusat dengan menggugat KPU Pusat ke Mahkamah Agung.
MA
pun meresPongugatan KPU
Malut
dengan memutuskan penghitungan ulang hasil pilkadaMalut
di
tiga kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat.KPU Pusat selanjuhrya membekukan ketua KPUD
Malut
dan menggantikan Rahmi dengan Muchlis,tapi
sebagaiPlt
ketua KPLrD Malut. Pada Maret 2008 ketua KPLrD yang telah dibekukan oleh KPU Pusat melakukan perhitungan ulang di Jakarta dan memutuskanThaib Armalm-Gani Kasuba sebagai
gubemur
danwakil
gubernurterpilih. Muchlis
punmengadakan perhitungan
ulang
di
Tematedan
memutuskanAbdul
Gafur-Abdurrahim Fabanyo sebagai pemenang Pilkada. Dua hasil pemenang Pilkada yang dihasilkan oleh dua ketua KPUD membuat masalah PilkadaMalut
semakinrumit.
Kedua hasil perhitunganini
diserahkan
kepada Mendagri karena terdapat
dualisme
hasil
pilkada,
Mendagrimemutuskan
untuk
menyerahkan
ke
DPRD
Malut untuk
menentukan salah
satu rekomendasi pemenangPilkada
yang akan
disahkan.DPRD
Maluku
Utara
membuatmasalah
terkait
dualisme
pemenangPilkada.
Terjadi
dua
kali
rapat paliPurna
yangMisrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Jurnol Studi Pemerintahdn
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2O7O
diadakan oleh DPRD
untuk
menanggapi keputusan Mendagri. DPRD terpecah dua kubu,paripurna
pertamatetdiri
dari
20 anggota mendukr:ng keputusanKPUD Muchlis.
Tapidengan memenangkan
Abdul
Gafur-Rahim Fabanyo sebagaigubernur/wakil
gubemur.Paripuma kedua
terdiri
dari 14 anggota menyetujui keputusan KPUD Rahmi Husen. Keduahasil rapat paripuma
pun
diserahkan kepada Mendagri.Akhimya
Mendagri menyerahkandualisme pemenang
pilkada Malut
kepada MalrkamahAgung.
Pada]uli
2008, Mendagri akhimya menetapkan pasangan Thaib-Gani sebagai pemenang Pilgub Malut.Keputusan
Mendagri
ini
didasarkan
pada
keputusan
MA
No.3
P KPUD12007tertanggal
22lanrarr
2008 dan pertimbangan fatwaMA
No.022KMAAII/2008 tertanggal 10Maret
2008 yang menyatakan bahwa keputusanKPU Maluku Utara versi
Rahmi Husendinyatakan
telah
sesuai dengan prosedury'uridis
dan
ketentuanhukum
acara perdata.Berdasarkan fatwa
MA
ini,
Mendagri juga harus memutuskan pemenangpilkada
denganterlebih dahulu melakukan musyawarah dengan DPRD
Maluku
Utara. Hanya saja, rapatparipuma
DPRD
Maluku Utara,
16
April
200$ yang
dimaksudkan
sebagai forumpenyelesaian sengketa
Pilkada
tetap
memunculkandua
pasangancalon
terpilih
yang berbed4 karena DPRD juga terpecah menjadi dua kelompok.Dengan demikian, pemerintah
tidak
dapat menjadikanhasil
rapat paripurna DPRDtersebut sebagai landasan penyelesaian sengketa
Pilkada.
Pertirnbanganhukum
keduaadalah Keputusan
MA
No.O99/KMA/V 120O8ranggal 14
Mei
2008yang
substansinyarnenyatakan bahwa pemerintah pusat berwenang menyelesaikan persoalan Pilkada
Maluku
Utara sebagai beleid (kebljakarr) dan harus
dilihat dari
sisi manfaat dengan melihat potensi gejolak sosialpolitik
dan keamanan yang palingminim.
Atas dasar pertimbangan hukumMA
tersebut, Mendagri akan rnengusulkan pembuatan Keputusan Presiden (Keppres) r:ntukrnelantik pasangan Thaib Arrnaiyn dan
Abdul
Ghani Kasuba sebagai pasangan calonterpilih
(Cetro, 3 Juni 2008).Deskripsi alur konflik
PilkadaMaluku Utara
diatas adalahtitik
awal
mencuatryakonllik
intemal Partai Golkar Provinsi Maluku Utara, dimana terjadi perpindahan elit PartaiGolkar,
yaihr; Hamid
Usrnan yang sedang menjabat sebagai sekretaris Partai Golkar danjuga ketua fraksi Partai Golkar
di
DPRD ProvinsiMaluku
Utara ke Partai Demokrat padasaat proses penetapan pemenemg Pilkada. Diketahui bahwa calon kandidat gubernur Partai
Misrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar DiMaluku [Jtara Padd Plikada 2007
lurnal Studi Pemerintdhan
Volume L Nomor 7 Agustus 2070
Demolrat,
yaiha ThaibArmaiyn
merupakan elit Partai Golkar Provinsi Maluku Utara yangtidak mendapat suara signifikan dalam proses kandidasi Partai Golkar sehingga berhijrah ke Partai Demokrat.
Pada saat
konflik
dualisme pemenangPilkada Hamid
Usman sebagai ketua fraksiPartai Golkar
di
DPRD ProvinsiMalut
mengikuti rapat paripuma yang kedua mendukungkeputusan pemenang Pilkada versi Rahmi Husen yang memenangkan Thaib Armaiyn-Gani
Kasuba.
Hal
ini
bertentangan dengan keputusan Partai Golkaryang
mendukung paket pasangancalon gubemur
Abdul
Gafur-Rahim Fabanyo. TindakanHamid
Usman yangberpindah dukungan ke Thaib Armayn-Gani Kasuba
inilah
mencuatkonflik
intemal Partai Golkar.Gejolak
politik
Partai Golkar yang bisa dibilang fenomena baru karena Partai GolkarMaluku
Utara termasuk partai yangsolid
semakinkuat
perbedaan dalampartai
semakin memperlihatkan keharmonisanpartai.
Terlepasdari
adanya fenomenaelit
yang
suka berpindah partai karena alasan pragmatisme pada momentum Pemilu atau Pilkada. Tetapitidak
pernah terjadi perpindahan elit pada proses penetapan pemenang Pilkada dari partaiA
ke partai B seperti yangte{adi
pada Partai Golkar Provinsi Maluku Utara dalam pilkadayang berlangsr:n g 2007 tnngga 2008. Hal
ini
terindikasi bahwa adanyakonflik
intemal PartaiGolkar yang tidak dapat di kelola dengan baik sehingga terjadinya fragmentasi elit partai.
Fenomena
politik
Partai Golkar diatas,peneliti tertarik rmtuk
melihat faksionalismeintemal Partai Golkar di Maluku Utata pada 2007-2008 yang terjadi pada saat proses pilkada
gubernur berlangsung. Bahwa adanya perpindahan elit Partai Golkar yaitu sekretaris Partai
Golkar yang juga menjabat sebagai ketua fraksi Partai Golkar
di
DPRD ProvinsiMaluku
Utara pada
saat
proses penetapan pemenangpilkada
ke
kandidat gubemur
PartaiDemokrat. Diketahui kandidat dari Partai Demokra! yaitu; Thaib Armayin adalah elit Partai Golkar yang kalah dalam proses kandidasi gubernur Partai Golkar 2007.
Sejumlah
penelitian
tentangPartai Golkar
di
akar rumput
juga
dijadikan
bahanmelihat perbedaan dengan penelitian
yang
dibahas dalam paperini.
Jusdin Puluhulawa,Budi
Winamo
dan
Riswanda
Imawan
melakukan penelitian
tentang
mekanismekepemimpinan Partai Golkar dalam rekruitmen kader pada 1996 di Gorontalo. Penelitian
ini
ingin
melihat
mengaparekruitmen kader masih didominasi
oleh
generasitua
danMisrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Jurnal Studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
mengabaikan generasi
muda yang
pada hakekatnya merugikan proses regenerasi dalamtubuh Partai Golkar. Kajian
ini
melihat Partai Golkar sebagai partaipolitik
yang mejalankanfungsi-fungsi partai
politik
karena pada saatitu
Partai Golkar dianggap telah melakukan fungsi partaipolitik.
Kader yang dimaksud adalah OKP, AMPL KOSGORO, Soksi, Pemuda Pancasila, FKPPI, Pemuda Pancamarg4 dan KNPI. Hasil penelitianini
menyatakan bahwa mekanisme rekruihnen kader di Kotamadya Gorontalo masih dipengaruhi olehjalur A
danB
dibandingkanjalur
G. Proses kaderisasipun
masih bersilattertutup
tanpa memberikanpeluang bagi generasi rnuda sehingga berdampak pada sifat irasional kaum muda karena
tidak
diakomodir
dalam
proses
requitment kader partai.
Proses rekruitmen pun
mempunyai
persyaratanyang ketat (formal dan informal)
seperti kesimbangan antarakualitas
dan
pengaruh,kriteria PDLT, dan hubungan partikularistik.
Syaratini
secarasubyektif mempengaruhi proses rekruitmen bagi generasi muda.
Kemudian Zahra
lka
dalam skripsinya membahas tentang survival Partai Golkar KotaYogyakarta
(Rahmawati"2005). Tulisan
ini
menelusuri
faktor-faktor
apa
saja
yangdimunculkan oleh Partai Golkar dalam usaha untuk beradaptasi dengan perubahan format
pemilu
dan sistem kepartaian pasca rezim orde baru.Ika
menyatakan bahwa survive-nyaPartai Golkar
di
Kota Yogyakarta disebabkan padafaktor:
1) Pada setiappemilu
Golkarselalu menggunakan strategi
mtljk
cacth-all party bahwa Partai Golkartidak
mempunyaiideologi dalam menarik
suara setiap golongan.Hal
ini
ditandai
denganjurkam
yang mengajak wargaNU
dan Muhamrnadiyah. 2) Partai Golkar selalu memunculkan isu yangsifatrya
pragmatis seperti perbaikan ekonomi atau pembangunan. 3) Menggunakan simboldan
keberadaan Keratonuntuk
memperluas basis masa karena perasaan"Wong
Joga"dapat menerjang celah-celah sosial yang berbasis pada agama atau ideologi.
Selain penelitian Ika tentang survive Partai Golkar pasca Orde Baru,
Hikmawati
(2006)dalam
tesisnya membahastentang Partai
Golkar dan pelempuan
di
Sulawesi Selatan(Sulsel). Penelitian
ini
melihat
bagaimana
proses rekrutrnen
perempuan
dalam kepengurusandi
DPD
I
Partai GolkarProvinsi
Sulsel dan bagaimana posisi perempuan dalam kepengurusan DPDI
Partai Golkar Sulsel. Menurut Hikmawati, Partai Golkar adalahpartai ekslusi-f
di
mata perempuan karena dalam rekrutmen kepengurusan belum banyakmemberikan tempat
bagi
perempuan. Prosesrekrufmen
pengurusDPD
I
Partai
GolkarSulsel lebih mengutamakan loyalitas terhadap organisasi dibandingkan compartmentalization
Misrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Jurnol Studi Pemerintqhon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
(latar belakang pendidikan dan social background), meritoctretic (kompetisi, kompetensi), dan
survival
(etrLis,keluarga). Walaupun dalam peraturan
partai
tidak
menomorduakan perempuan, tetapi pada kenyataarnya rekruitmen petempuan masih sangatmirfm.
Halini
juga terjadi pada rekrutmen anggota caleg dari Partai Go1kar.Ketiga penelitian tentang Partai Golkar diatas, melihat proses rekrutmen kader pada
masa Orde Baru yang melihat posisi generasi
muda
dalamtubuh
Partai Golkar,suwival
Partai Golkar dalam menghadapi perubahan sistem
politik
pasca Orde Baru dan terakhir melihat posisi pelempuan dalam Partai Golkar yang berkaitan dengan proses rekrutmenkepengurusan
di
DPDI.
Kajian-kajianini
berbeda dengan kajian Partai Golkar yang akan peneliti sajikan dalam paperini.
Penelitianini
melihat fenomena kubu atau kelompok yangterbentuk dalam
tubuh
Partai Golkartidak
pada ranah nasional yang sering dibicarakan para penelitiilmu politik,
tetapi pada Partai Golkardi
ranah lokal. Tepatnya penelitiingin
melihat
fenomena pembentukan kelompok-kelompok (faksionalisme)serta
identilikasikarakteristik faksi dalam Partai Golkar yang muncul pada pilkada di Maluku Utara 2007.
METODE PENELITIAN
Studi
ini
menggunakan pendekatankualitatif riset yang
mengeksplorasi fenomenafaksionalisme Partai Golkar sehingga peneliti dapat menielaskan mengapa faksi bisa terjadi dan bagairnana karakteristik faksi yang terjadi di intemal Partai Golkar. Data diperoleh dari
penelusuran dokumery observasi, dan wawancara menda.lam (indept interoiew). Wawancara
mendalam
dilakukan
denganinforman yang
dianggappenting
dalam penelitian tentangfenomena faksionalisme internal Partai Golkar. Cara menganalisa data diinterpretasi dalam
bentuk deskriptif atau uraian
untuk
penarikan kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian ini.HASIL DAN
PEMBAHASANAda beberapa faktor yang dapat dijelaskan mengapa faksionalisme terjadi
di
intemal Partai Golkar pada saat pilkada gubernur Maluku Utara 2007yaitu:
Misrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Di Maluku Utara Pada Pilkada 2OO7
Jwnol Studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
1.
KepentinganPolitik Elit
PartaiWacana awal
rekruiknen
politik yaitu
pencarian calon gubemurdari
Partai Golkar,bahwa Partai Golkar akan mengusung Thaib
Armalm
sebagai calon gubemur. Kontestasi paraelit
Partai Golkar pr.rnmuncul
dengan adanya keinginanuntuk
dipaketkan denganThaib Armayn. Kontestasi kepentingan
elit
atas posisipolitit
ini
disinyalir
padaelit
yangduduk
pada pos-pospenting
Partai Golkar,yaitu; Yamin Tawari
sebagaiKorwil
PartaiGolkar Maluku
danjuga
sebagaiwakil
dari
DPP Partai Golkar, SyamsirAndili
sebagai penasehat DPDII
Partai Golkar Kota Temate yang juga sebagai walikota Ternate dan HasanDoa sebagai ketua DPD
I
Partai Golkar Maluku Utara.Dari
ketigaelit ini,
Hasan Doa yangdihubungi oleh Thaib
Armayn dan
membicarakan proses pencalonanbeliau
sebagai pendampingThaib Armayn.
Dari
prosesinilah
awal
terjadinyakeretatan
elit,
SyamsirAndili
yang
mulanya mendukung pencalonan ThaibArmayn berbalik
arah mendukungAbdul
Gafur dandidukung
olehKorwil
Partai Golkar.Disinilah
awal keretakan paraelit
Partai Golkar sehingga berdampak pada pembentukan faksi yang begitu tajam
di
tubuhPartai Golkar. Tetapi seiring waktu berjalan, Thaib Armayn berhalangan hadir dalam setiap
pemanggilan ketua umum Partai Golkar sehingga partai dalam hal mempertahankan harga
diri
partai membuat keputusan untuk mendukungAbdul
Gafur.2.
BudayaKlientalisrne:Patron-klien
Konvensi merupakan ajang rekruitmen
politik untuk memilih
calongubemur
dariPartai Golkar. Orang yang akan
memilih
sosok yang akantampil
sebagaipemimpin
akan memperhitungkan kedekatan pada sosok pemimpin yang akan tampil karena halini untuk
menjamin keberlangsunganhidup
orang tersebut dalampolitik.
Hamid Usman adalah sosokyang dekat
denganThaib
Armayn
karena sama-sama berkecimpungdalam
organisasi Kosgoro 57dan
kedekatan antara mereka telah berlangsungdari
1958 sampai sekarang. ThaibArmyin
danHamid
Usman masih berada pada organisasi Kosgoro 57. Kedekatan hubungani.i y*g
menjadi salah satu pemicu terbentuknya faksi yang mendukung ThaibArma)'n. Diketahui bahwa
faksi
ini
dipimpin
oleh Hamid
Usman. Betapa pentingnyakedekatan ernosional
antara Thaib Armalzr
dan Hamid Usman
dengan pertimbangan penting bahwa jika Thaib Armalm yang akan memenangkan konvensi posisi Hamid UsmanMisrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Di Maluku Utara Pada Pilkada 2007
Jurnol Studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
akan aman dalam
politik
dan juga Partai Golkar pun akan mendapatkan posisi aman dalarnpolitik
pemerintahan. Sehingga pembelaan Hamid Usman akan sosok ThaibArmal'n
sangatgentar
dengan melawan keputusanpartai
secaraterbuka
sampaipada
proses pilkada,Hamid tetap kukuh
membelaThaib Arrnayn
atas nama PartaiGolkar.
Perlawananini
kemudian mendapat teguran yang keras
dari
pimpinanpartai
dengan dipecatnya Hamid Usman dari Partai Golkar.Faktor yang memicu
pembentukanfaksi internal Partai Golkar, para
pendukung keduatokoh
ini
kemudian bersaing dengan membentukkubu
atau faksiuntuk
bersaingpada saat konvensi intemal Partai Golkar untuk memilih kandidat gubernur Maluku Utara periode 2008-2013. Tetapi pada akhirnya
Abdul
Gafur yangterpilih
menjadi kandidat yangdipilih
Partai Golkar untuk maju di Pilkada gubemur.Fenomena faksi yang terjadi, peneliti menyimpulkan beberapa karakteristik faksi yang terjadi di internal Partai Golkar, yaitu:
a.
Cligues and Tendencics, faksi merupakan kelompok kecil yang beradadi
dalam partaipolitik
dan memperlihatkan tingkat organisasi yang minim. Faksi tipeini
adalah faksiyang dibentuk oleh mereka yang mendukung
Abdul
Gafur. Aktor-aktor yang adadi
dalam
faksi
ini
dengan secara tiba-tiba membentuk
suatu
kelompok untuk
rnendukung
Abdul Gafur yang
sebelumnya membuat faksi-faksi tersendiri
dalam partai. Ketika perdebatan antara kedua tokoh fenomenal (Thaib dan Gafur), kelompokini
kemudian bersatu membentuk kekuatan
untuk
melawan kelompok
yangmendukung Thaib
Armayn. Kubu Hamid
Usman adalah kelompokyang
memang sebelum konvensi telah mendukung ThaibArmal'n
karena beliau termasuk dalamorganisasi Kosgoro 57 yaitu sebagai penasehat Kosgoro 57.
b.
Personal, client-groupfaction, faksi yang dibuat menurut
seleradan
kepentinganberdasarkan
klientalisme
adalahfaksi Hamid
Usman. Kedekatan personal antaraHamid
dan ThaibArmalm
dalam ikatan organisasi Kosgoro membuatHamid
sangatngotot atas pencalonan Thaib sebagai calon gubemur dari Partai Golkar. Dalam hal ini,
{aksi
Hamid
Usrnan bersifat partikularistik. Asumsi dasar adalah
Hamid
akan mendukung ThaibArmayn
sebagai kepala daerahdari
Partai Golkar karena sama-sama berkecimpung dalam organisasi Kosgoro dantidak
terlepasdari
kepentinganMisrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
Jurnal studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
politik
kekuasaanHamid
Usmanr:ntuk
tetap eksis dalampartai politik.
SekalipunHamid Usman di-recall dariPattai Golkar, tetapi Hamid masih tetap eksis dan menjadi
orang penting di Partai Demokrat.
KESIMPULAhI
Faksi
internal
Partai Golkar terbentuk pada saat pemilihan kepala daerah langsungMaiuku Utara pada 2007 discbabkan oleh beberapa dua faktor. Pertama, pragmatis elit Partai
Golkar.
Ada
beberapa kepentinganpolitik elit
yang menyebabkan terbentuknya faksi: (1)Pada
kenyataan,faktor
pragmatis kepentingan
elit
Partai Golkar
dilihat
pada
awalperdebatan siapa yang akan digandeng oleh Thaib Armayn sebagai
wakil
gubemur. Tigaelit
yang sangat berpengaruh
di
Partai GolkarMaluku
Utara,yaitu
Hasan Doa sebagai ketuaDPD
I
Partai Golkar, Yamin Tawari Kordinator WilayahXV Maluku
dan SyamsirAndili
sebagaiKetua Dewan
PenasehatDPD
II
Partai
Golkar Kota
Ternate.Ketiga
elit
ini
berkeinginanuntuk
maiu sebagai calon gubernur pendamping Thaib Armayn, tetapi pada kenyataannya Thaib Armayn menghubungi ketua DPD I Partai GolkarMaluku
Utara r;ntukmenjadi calon
wakil
gubemur. SyamsirAndili
yang pertamanya mendukung Thaib Armalm berubah arahuntuk
mendukr:ngAbdul
Gafur. Begitupun
denganYamin Tawari
yangbersatu dengan Syamsir
Andili
untuk
mendukungAbdul Gafur
dalam konvensi sebagai calon kepala daerahdari
Partai Golkar. Masalahinilah
kemudian terbentuknyafaksi di
dalam tubuh Partai Golkar yang dibawa oleh paraeliti
(2) Konsistensi Hamid Usmanuntuk
mendukung Thaib Army.n
dari
sebelum konvensi sampai pada akhir pilkada menunjukan pragmatis elit. Tindatan Hamid Usman yang tereskalasi pada saat pilkada membuat konJlik antara faksi semakinrumit.
FaksiHamid
cs berhadapan dengan faksi SyamsirAndili
padasaat Pilkada polemik antara kedua faksi
ini
berakhir dengan pemecatan Hamid Usman dariPartai Golkar karena dianggap melanggar keputusan Partai Golkar yang mendukung
Abdul
Gafur-Rahim Fabanyo.
Akhir
dari
Pilkada,faksi
Hamid Usman dan
Faksi Hasan Doaberpindah ke Partai Demokrat yaitu partai pengusung Thaib Armayn dalam Pilkada.
Kedua, h'tbungan patron-klien. Hubungan klientalisrne
di
sini berdasarkan kedekatan emosional antara Hamid Usman dan Thaib Armayn yang telah lamahidup
dalam organisasipendiri
Partai Golkar Kosgoro 57. Kedekatan mereka inilah yang mernicu tindakan HamidMisrina
Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar DiMaluku utara Pada Pilkada 2007
Jurnol Studi Pemerintohdn
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2A7O
Usman
yang gigih
memperjuangkan ThaibArmayn
di
Partai Golkarbalkan
keputusanPartai Golkar
pun
diterobos dengan berbagai cara hanyauntuk
memperjuangkan Thaibsebagai
calon gubemur
dari
Partai Golkar. Tindakan
Hamid
ini
cenderung bersifatpartikularistik. Asumsinya Hamid akan
selalu beradamendukung Thaib yang
beradabersamanya
di
Kosgorobukan
hanya kedekatan emosionaltetapi
adanya kepentinganpolitik. Dari faktor inilah
terbentukfalsi
Hamid
Usmanyang
secara terang-benderang mendukung Thaib dari awal konvensi sampai pada akhir Pilkada gubernur.Sedangkan karekteristik faksionalisme
intemal Partai Golkar Maluku Utara
dapat dilihat dari:Pertama, fragmentasi faksi internal Partai Golkar pecah menjadi dua
kubu
(bipolar),yaitu kubu
pendukr:ng
Abdul
Gafur dan
kubu
pendukung Thaib Armayn.
Terjadipemilihan dua kubu besar
untuk
mendukung dua bakal calon gubernur dari partai Golkaryaitu kubu
pendukung Thaib dan
kubu
pendukung Gafur.
Masing-masingkubu
ini
mempunyai alasan mengapa mendukung Thaib dan mengapa mereka mendukr:ng Gafur. Alasan-alasan
yang
diutarakanoleh
pendukungThaib
adalah bahwaThaib
merupakantokoh pemenang survey elektabilitas calon gubemur. Jadi, jika Partai Golkar
ingin
menangdalam pilkada, partai
ini
harus mendukr:ng Thaib danini
sesuai dengan amanat Juklak 05 yaitu partai harus mengakomodir tokoh yang menang dalam survey yang diadakan selamadua kali. Hal
ini timbul
masalahdi
kalangan pendukung Gafur bahwa Partai Golkar harusmemperhitungkan kader
murni
Partaijika
ada kadermurni
partai kenapapilih
yang lain.Alasan mereka
yang
mendukungGafur
adalah bahwaMaluku Utara periu
perubahan.Tidak
ada oranglain
selainAbdul
Gafur seorangputra
daerah yang telah mapan dalampolitik
nasional.Kedua, instttusionalisasi faksi yang dibentuk karena selera dan kepentingan para aktor
Partai Golkar termasuk dalam
faksi
yangtingkat
kelembagaannyacukup tinggi.
Tingkat kelembagaan faksi Hamid Usman rnerupakan faksi yang cukup terlembagadilihat
dari pola manuver Hamid Usman pada saat pilkada yang melanggar keputusan Partai Golkar secara terang-terangan. Faksi Hamid Usman cukup terlernbaga menurut kepentingan yang dibawaoleh faksi ini.
Misrina Metamorfosis Faksionalisme lnternal Partai Golkar
lurnol Studi Pemerintohon
Volume 7 Nomor 7 Agustus 2070
Ketiga, polatisasi faksi memperlihatkan dinamika
konflik
yang terus meningkatdilihat
dari momen menjelang konvensi sarnpai pada pasca pilkada.
Konflik
intemal Partai Golkar menjadikonflik
telbuka karena tindakan Hamid Usman yang melanggar keputusan PartaiGolkar
denganmendukung Thaib Armayin
di
depanMendagri dan
mengatasnamakan Partai Golkar. Karena tindakanini
Hamid
dipecatdari
Partai Golkar dan tanpa melewatiproses pemecatan. Hasilnya Harnid berpindah ke Partai Demokrat dan mendukung Thaib
sebagai calon
gubernul Maluku
Utara yangdiikuti
oleh para anggotanya yang pada saatkonvensi berada di barisan Hamid untuk mendukung Thaib Armayin. Faksi Hamid Usman bersifat sentrifugal yaitu {aksi menyimpang dari ketentuan partai. Hal
ini
berdampak pada disintegrasi partaidi
manakonllik
internal partai berefek pada pemecatan Harnid Usmandan perpindahan elit Partai Golkar yang ada di belakang Hamid Usman.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Ictrlasul. 1996. Teori-teori Mutakhir Partai Politik.Yogyakafia. Tiara Wacana
Ambong,
Ibralrim.
799O.lounal
Ilmu Politik 4, Memahami Keberdadaan Golkar. lakatta. PPW dan LIPI Gramedia.Beller, Dennis,
C
Belloni, Frank, P. 7978. Pmty and Faction: Modes of Political Competition.in
Belloni, Frank, P, Beller, Dennis, C.Bellon!
Frank,P, and
Beller, DennisC.,
eds. 1978. Faction Politics: Political Parties andEactionalism in Comparative Perspecfiae. Santa Barbara. Clio Press
Cahyono, Hari, Chepy. 1991. IImu Politik dan Perspektifnya.Yogyakarta. Tiara Wacana.
Carty, R. Kenneth. 2004. Parties as Franchise System, the Stratarchial Organizational Imperatiue in
Party Politics
Castle, Lance. 2004- Pemilu 2004 dalam Konteks Komparatif dan Historis. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Denzirr, Norman K. & Guba, Egon. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Soslal. Yogyakarta. PT. Tiara.
Dhakidae, Daniel.
1999.Kompas.
Duverger,
Maurice.
1984.Aksara.
Paftai-partai
Politik,
Demokrasi,dan
Oligarki.Jakafta.
LitbangPa
ai
Politik dan Kelompok-kelompok Penekan. Yogyakarta. BinaEvans, Raymond,
Kevin.
7997. Sejarah Pemilu dan Partai Politik Indonesia.Consultancies.
Haryanto. 1984. Partai Politik: Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta. Liberty.
Misrina
Metamorfosls Fakslonalisme lnternal Partai Golkar
Di Maluku Utara Pada Pilkada 2007
Jakarta. PT. Aries