• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kesadahan Total Dalam Proses Pengolahan Air Softener Di PT. Coca-Cola Botling Indonesia Unit Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kesadahan Total Dalam Proses Pengolahan Air Softener Di PT. Coca-Cola Botling Indonesia Unit Medan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KESADAHAN TOTAL DALAM PROSES PENGOLAHAN

AIR SOFTENER DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA

UNIT MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

KURNIA BUDIARTI 052410037

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA KESADAHAN TOTAL DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SOFTENER DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Kurnia Budiarti 052410037

Medan, Mei 2008

Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Drs. Immanuel S. Meliala, M. Si ., Apt NIP 131 283 718

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716

(3)

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan hidayah serta kasih sayangnya kepada kita semua serta selawat beriring salam

kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

ahli madya pada program Diploma 3 analis Farmasi di Fakultas farmasi Sumatera

Utara.

Selama penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat dorongan,

bantuan dan petunjuk dari semua pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi

Sumatera.

2. Bapak Immanuel S. Meliala, M. Si., Apt. Selaku Dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis.

3. Bapak Prof.Dr.Jansen,Msc,Apt Selaku Koordinator program study D-3

Analis Farmasi.

4. Ayahanda, Ibunda yang telah memotivasi, baik moril maupun materil selama

diperkuliahan ini..

5. Seluruh Staf pengajar dan pegawai program D-3 Analis Farmasi USU yang

berjasa selama perkuliahan.

(4)

ii

6. Bapak Imron Sofyan Harahap selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan saran serta petunjuk dalam pelaksanaan PKL.

7. Bapak Mulyanto dan keluarga yang telah memotivasi, baik moril maupun

materil selama diperkuliahan sampai saat ini.

8. Untuk kakanda M. Said Syam Lubis yang telah memberikan ide-ide dan

masukan.

9. Buat sahabatku “ Genk Menor” ciemoet, winda, ayu, putri, vivi, cai,kak mi

atas perhatian, doa dan dorongan serta kebersamaan dalam pengerjaan Tugas

Akhir ini.

10. Terima kasih penulis ucapkan kepada Rekan rekan D-3 Analis farmasi

angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

keadaan sempurna karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan

pengetahuan, tapi penulis berharap Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis dan

semua pihak yang membaca Tugas Akhir ini.Oleh karena itu penulis menerima kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Medan,Mei 2008

Penulis

Kurnia Budiarti

(5)
(6)

3.1.4 Penyiapan Pereaksi……….……… 15

3.2 Prosedur Kerja………... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 17

4.1 Hasil……….. 17

4.2 Pembahasan……….. 17

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN………... 20

5.1 Kesimpulan………..………... 20

4.2 Saran………... 20

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kandungan Total Hardness ( TH ) Pada proses pengolahan Air

Softener..……… 17

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Pengolahan Air Soft Water………...23

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi makhluk hidup juga

untuk keperluan industri. Bagi makhluk hidup air digunakan untuk keperluan

sehari-hari seperti mencuci, memasak, mandi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk industri

seperti di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan air digunakan sebagai bahan

baku produksi dan juga untuk keperluan lain di kantor dan kantin. Dengan mengingat

pentingnya peranan air di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan tersebut

maka perlu dilakukan pengolahan untuk menghilangkan organisme Patogen dan

zat-zat beracun yang menggangu kesehatan. Salah satunya adalah dengan cara

menghilangkan kesadahan air.

Air sadah adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti kalsium

dan magnesium. Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena

adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun yang

menyebabkan detergen hilang. Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena

dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi yaitu melalui proses pengkaratan. Air

yang dianggap bermutu adalah air yang mempunyai kesadahan rendah.

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan menggunakan sumber air

untuk air lunak dari sumur bor dengan kedalaman ± 220 meter. Pada pengolahan air

lunak ini digunakan softener water yang terbuat dari resin penukar kation dan anion.

Air lunak ini digunakan untuk keperluan kantor dan kantin juga untuk pencucian

botol pada botol produk ( Washer ). Agar air tersebut memenuhi persyaratan mutu air

(10)

bersih maka diperlukan pemeriksaan terhadap parameter-parameter yang terdapat

dalam baku mutu air, salah satu diantaranya adalah analisa terhadap kesadahan air

lunak.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui Kadar Kesadahan Kalsium dan Kesadahan

magnesium pada air Soft Water Di WTP ( Water Treatment Plant )

b. Untuk mengetahui berapa lama efektifitas resin dalam mengikat

kalsium dan magnesium selama proses pengolahan soft water di WTP

( water treatment Plant )

1.3 Manfaat

Memberi Informasi tantang efektifitas resin dalam mengikat kalsium dan magnesium

selama proses pengolahan air soft water di WTP ( Water Treatment Plant )

(11)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak

akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan

manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri ( mandi ), membersihkan

ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan

aktifitas-aktifitas lainnya.

Sepanjang sejarah, kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia

merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kualitas air

berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik

dalam bentuk senyawa organik juga adanya mikroorganisme yang memegang

peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air.

Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses

ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan,

termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70 % air. Transportasi zat-zat

makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.

( Achmad, 2004 )

(12)

3

2.2. Sumber sumber air

Sumber sumber air ada 4, yaitu :

1 Air laut

Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Garam NaCl

dalam air laut 3 %, dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air

minum.

2 Air Atmosfer, air meteriologik

Air ini dalam keadaan murni, sangat bersih,karena dengan adanya pengotoran

udara yang disebabkan oleh kotoran kotoran industri atau debu dan lain sebagainya.

Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu

penampungan air hujan jangan pada saat air hujan turun, karena masih mengandung

banyak kotoran. Selain itu iar hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-

pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini dapat menyebabkan tejadi

korosi ( Karatan ). Air hujan juga mempunyai sifat lunak sehingga boros terhadap

pamakaian sabun.

Selain itu air hujan yang jatuh kepermukaan bumi tidak semua mencapai

permukaan tanah, Sehingga akan ditahan oleh akar-akar tumbuhan, dimana sebagian

lagi akan jatuh mengalir malalui dahan-dahan kepermukaan tanah.

3 Air permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengaliran,Misalnya,

(13)

4

Oleh lumpur, batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Dimana

jenis pengotoran ini dinamakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi.

Air permukaan ada dua macam :

a) Air Sungai

Dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah mengalami suatu

pengolahan yang sempurna mengingat air sumur mempunyai derajat

pengotoran yang sangat tinggi.

b) Air rawa / danau

Kebanyakan air rawa atau danau berwarna yang disebabkan oleh adanya

zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air

yang menyebabkan warna kuning dan coklat.

4 Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari permukaan yang merembes kedalam

tanah, yang terdapat di dalam ruang-ruang butir antara butir-butir tanah di dalam

lapisan bumi.

Air tanah terbagi atas tiga :

a) Air tanah dangkal

Air tanah ini berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Biasanya

berkisar antara 5 -15 meter dari permukaan tanah.

b) Air tanah dalam

Air ini berasal dari lapisan kedua di dalam tanah. Biasanya diatas 15 meter. Oleh

karena itu, sebagian besar air dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air

minum yang langsung ( tanpa melalui proses pengolahan ).

(14)

5

c) Mata air

Mata air adalah air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah

yang muncul secara alamiah. Air dari mata air ini bila belum tercemar oleh

kotoran sudah dapat di jadikan air minum langsung.

2.3. Persyaratan Air Minum

Pada umumnya ditentukan pada beberapa standart ( patokan ) yang ada pada

beberapa negara berbeda-beda menurut kondisi negara masing-masing,

perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi.

Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi :

a. Syarat Fisik

1) Air tidak boleh berwarna

2) Air tidak boleh berasa

3) Air tidak boleh berbau

4) Suhu air hendaknya dibawah sela udara ( sejuk ± 25˚C )

5) Air harus jernih

Adapun syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh tiap jenis air

minum dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahan.

b. Syarat-Syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia

tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

(15)

6

c. Syarat-Syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyebab penyakit (

Patogen ) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli

melampaui batas –batas yang telah ditentukan 1 Coli/100 ml air.

Air yang mengandung Coli telah berkontaminasi ( berhubungan ) dengan

kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung

diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi tidak diperiksa dengan

indikator bakteri golongan Coli.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar ( feaces ) dari tanah. Bakteri

patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah bakteri Thypsum,

Vibriocolerae, Bakteri dysentriae, Entamoeba hystolica dan Bakteri Enteritis (

Penyakit Perut ).

( Sutrisno, 2004 )

2.4. Pengolahan Air Soft Water Di PT. Doca- Cola Bottling Indonesia

Proses pengolahan air Soft Water antara lain sebagai berikut :

a. Deep Well

Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang

berkapasitas 40 m3/jam. Air untuk pencucian botol menggunakan sumur 3 sebelum

memasuki Degassifier, air sumur bor diinjeksikan dengan HSO4 4% pada pipa inlet

ke degassifier.Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki pH sekitar 4-5 dan terjadi

(16)

7

proses penurunan alkalinitas air.setelah mengalami penurunan pH,air dalam pipa

yang menuju ke degasifier juga diinjeksikan dengan larutan Calsium hiploklorida

(Ca(OC1)2) 3%, diinjeksikan selain berfungsi sebagai desinfektan,juga berfungsi

sebagai oksidator yang akan mengoksidasi ion-ion ferro menjadi ion ferri.

b. Degassifier dan Catchman Tank

1) Degassifier

Dalam degasifier air akan dicurahkan dan melewati strainer sehingga

menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil.Dalam pH air

dibawah 5,alkalinitas dalam air berada dalam bentuk CO2.Dengan kondisi

dicurahkan,terbentur oleh saringan dan dengan udara dari blower,CO2 yang terlarut

dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO2.Gas CO2

e. Saringan Resin ( Resin Filter )

ini akan terbang ke

lingkungan melewati ventilasi pada bagian atas degissifier.

2)Catchman Tank

Air dari degisifier akan di tampung dalam cathman tank dengan

kandungan alkalinitas dan Fe yang telah berkurang dan terklorinasi.

c.Multi Media Filter ( MMF )

Selanjutnya air dari catchman tank di pompa menuju multi media filter

untuk proses pemisahan partikel-partikel padat dalam air, sehingga diperoleh air

bersih/ jernih atau dengan kata lain turbidity air menjadi rendah (< 0,5 NTU ).

d. Saringan Karbon ( Carbon Filter )

Air bersih yang masih terkontaminasi akan dilewatkan ke karbon folter

untuk pengurangan/penghilangan klorin, bau, rasa dan bahan organik.

(17)

8

selanjutnya air memasuki resin softener yang akan mengambil ion-ion

penyebab kesadahan air [Ca2+, Mg2+ ] sehingga diperoleh air lunak ( Soft Water ). Setelah keluar dari Softener, aliran soft water dalam pipa akan diinjeksikan dengan

klorin [Ca(OCl)2

i. Penyaringan Akhir ( catridge Filter )

2,5%] Sehingga diperoleh kandungan klorin sebesar 1-3 ppm.

f. Tangki Penampungan ( Storage Tank )

Soft water yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan.

Selain untuk manambah waktu kontak dengan klorin, juga untuk maenjaga proses

produksi ( Bottle washer dan boiler )yang kontinu.

g. Tangki Bertekanan ( Hidrophore tank )

air yang telah mengalami pengolahan di softenar akan ditransfer ke buffer

tank di bagian depan wilayah produksi dengan menggunakan hydrophore tank.

Sebelum ditampung dalam buffer tank, Soft Water diberikan injeksi klorin sehingga

diperolah kandungan klorin sebesar 1-3 ppm.

h. Tangki Penahan Air ( Buffer Tank )

Soft Water dari reservoir dipompa kebagian depan ( Wilayah Produksi )

untuk ditampung kembali dalm buffer tank.

Tahap ini untuk memastikan air yang digunakan benar-benar bersih, jernih

dan siap pakai dengan standart kekeruhan maksimal 0,5 NTU.

Analisis Kesadahan

Kesadahan ( Hardness ) adalah gambaran kation logam difanel ( valensidua ).

Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan

(18)

9

anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan

logam.

Kesadahan pada awalnya ditentukan dititrasi dengan menggunakan sabun

standart yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam

perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA (

ethylene diamine tetra acetit acid ) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan

kalsium dan magnesium.

Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion

logam ( metal ) dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam.

Berdasarkan ion logam ( metal ), kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium

dan kedadahan magnesium. Berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam,

kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat dan kesadahan non-karbonat.

Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan

magnesium. Sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan

magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas

yaitu karrbonat dan bikarbonat.

Keberadaan kation yang lain, Misalnya strontium, besi valensi dua ( Kation

ferro ), dan dan mangan juga memberikan kontribusi bagi nilai kesadahan total,

meskipun peranannya relatif kecil. Aluminium dan besi valensi tiga ( kation ferri )

sebenarnya juga memberikan kontribusi terhadap nilai kesadahan. Namun demikian

mengingat sifat kelarutannya yang relatif rendah pada pH netral maka peran kedua

kation ini sering kali diabaikan.

1. Kesadahan Kalsium dan Magnesium

(19)

10

Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan

kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak

disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium

sering kali perlu untuk diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang

diperlukan dalam proses pelunakan air. Jika nilai kesadahan kalsium diketahuimaka

kesadahan magnesium dapat ditentukan melalui persamaan dibawah ini.

Kesadahan total – kesadahan kalsium = kesadahan magnesium

2. Kesadahan Karbonat dan Non-karbonat

Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium beroinisasi dengan ion

CO2- dan HCO3-. Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berionisasi

dengan ion SO42-, Cl-, NO3

-Ca(HCO

. Kesadahan karbonat sangat sensitif terhadap panas dan

mengendap dengan mudah pada suhu tinggi, seperti yang ditentukan dalam

persamaan reaksi di bawah ini.

3)2 Pemanasan CaCO3 + CO2 + H2

Oleh karena itu, kesadahan karbonat disebut juga kesadan sementara.

Kesadahan non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan

magnesium yang berikatan dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai

kesadahan tidak berubah meskipun pada suhu yang tinggi.

Kesadahan berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa.

Semakin besar kesadahan air semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena

terjadinya presipitasi.

(20)

11

Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan

mengendap. Pada kondisi ini, Air mengalami pelunakkan ( Softening ) atau

penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun.

( Effendi, 2003 )

Kesadahan atau kekerasan ( hardness ) air berbeda dengan keasaman air,

sekalipun keduanya erat kaitannya. Kedunya dapat dibedakan dengan mudah. Air

asam biasanya menunjukkan reaksi lunak, sedangkan air sadah biasanya keras. Oleh

karena itu air sadah sering disebut kekerasan air ( hardness ).

Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari

batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul. Elemen tterbesar

yang terkandung dalam air adalah kalsium, magnesium, natrium, kalium. Kandungan

mineral inilah yang menentukan parameter keasaman dan kekerasan air.

Derajat kekerasan menggunakan nilai standart yang dinyatakan oleh kadar

Ca++, Mg++ dalam bentuk CaCO3 atau CaO dan MgO dengan satuan mg/l air.Hanya

saja yang umum digunakan adalah kadar kalsium karena signifikan dan jumlahnya

biasanya lebih banyak dibandingkan magnesium.

( Ghufron, 2007 )

2.5. Resin

Proses Softener di PT. Coca cola botling Indonesia menggunakan proses

pertukaran ion. Istilah pertukaran ion secara umum diartikan sebagai pertukaran dari

ion-ion yang bertanda muatan ( listrik ) sama, antara suatu larutan dengan bahan yang

padat serta tak dapat larut dengan mana larutan itu bila bersentuhan. Dan zat padat itu

(21)

12

harus mengandung ion-ion miliknya sendiri. Dan agar pertukaran ion dapat

berlangsung dengan cukup cepat dan intensif sehingga mempunyai nilai praktis, zat

padat itu harus mempunyai struktur molekul yang terbuka, dan permeabel ( dapat

ditembusi ), sehingga ion-ion, dan molekul-molekul pelarut dapat bergerak keluar

masuk dengan bebas. Pertukaran ini bersifat kompleks, dan sesungguhnya adalah

polimerik. Polimerik ini membawa suatu muatan listrik yang dapat dinetralkan oleh

muatan-muatan pada ion-ion lawannya ( ion-aktif ). Ion-ion aktif ini berupa

kation-kation dalam suatu petukar kation-kation dan berupa anion-anion dalam suatu penukar

anion. Jadi, suatu penukar kation terdiri dari suatu anion polimerik dan kation-kation

aktif, sementara suatu penukar anion adalah suatu kation polimerik dengan anion

aktif.

Syarat-starat dasar bagi suatu resin yang berguna adalah :

1. Resin itu harus cukup terangkai silang sehingga kelarutannya yang dapat

diabaikan.

2. Resin harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi melalui strukturnya

dengan laju yang terukur dan berguna.

3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat

dicapai dan harus stabil kimiawi.

4. Resin yang sedang mengembang, harus lebih besar rapatannya dari pada air.

Resin penukar kation mengandung kation kation bebas yang dapat ditukar

dengan kation-kation dalam larutan.

(Resin A)B+ + C+ ( larutan ) (Resin A)C+ + B+ ( larutan )

(22)

13

Jika kondisi-kondisi eksperimen adalah sedemikian, sehingga kesetimbanhan

telah tergeser dari kiri ke kanan, ion C+

Komleksometri

telah lengkap di fiksasi ( diletakkan tetap )

pada penukaran kation.

( Vogel, 1994 )

Salah satu perkara yang sangat penting dalam kompleksometri adalah

penentuan titik akhir titrasi. Ini biasanya dilakukan dengan memakai sistem indikator

yang tepat. Sistem indikator yang paling sederhana dalam hal ini adalah indikator

logam. EDTA yang membebtuk senyawa kompleks yang mantap dengan jumlah

besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Ternyata bila

beberapa ion logam ada dalam suatu larutan, maka titrasi dengan EDTA akan

menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.

Dalam menentukan nilai kesadahan, metode yang digunakan adalah

Kompleksometri. Cara titrimetri ini di dasarkan pada kemampuan ion-ion logam

membentuk senyawa kompleks yang mantap dan dapat larut dalam air.

Beberapa ion logam dapat dititrasi dengan EDTA memakai indikator dan pH

yang sesuai, Misalnya penentuan kesadahan air. Cara penentuan kedasahan air mudah

dan cepat dengan titrasi langsung dengan larutan EDTA.

( Rivai, 1994 )

(23)

15

BAB III

METODOLOGI, DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Metodologi

3.1.1. Teknik Pengambilan Sampel

- Sampel diambil di pagi hari dengan titik pengambilan sampel Sumur Bor (

Deep Well ).Air satelah tangki Multi Media ( Multy Media Tank ), Air

Sesudah Tangki Karbon ( After Carbon Tank ), tangki Air Sesudah Penukaran

Ion ( Resin Tank ).

- Sampel diambil pada saat sistem air hidup ( mengisi ) salama ± 10 menit, agar

sampel yang diambil dapat mewakili dari seluruh sampel.

- Sampel dimasukkan dalam wadah yang terbuat dari botol plastik yang terlebih

dahulu dibilas dengan sampel yang akan diambil sebanyak 3 kali.

- Sampel dianalisa di laboraturium dengan metode titrimetri.

(24)

16

3.1.3 Bahan

- Larutan buffer pH 10

- Larutan EDTA ( Etilen Diamin Tetra Asetat )

- Indikator EBT ( Eriochrom Black T )

- Sampel

3.1.4 Penyiapan Pereaksi

Na2H2

- 6.65 gr tritiplex-3 dimasukkan dalam labu takar 1 liter, diencerkan sampai

garis tanda.

- Standarisasi dengan CaCO EDTA

3 pa ( 0,1 N ). 200.2 mg CaCO3

Indikator EBT

pa dilarutkan

dalam 4,2 ml HCl 0,1 N,

- Dipanaskan dalam water bitrch selama 30 menit, encerkan jadi 1 liter (

setelah dingin ) dipipet 25 ml dan ditambahkan buffer 0,5 ml, ditambahkan

indikator EBT, dititrasi dengan tritiplrx-3.

- Timbang 0,1 gr dalam 100 gr KCl, haluskan dengan mortal.

Buffer pH 10

- 54 gr NH4Cl dilarutkan dalam 200 ml aquades lalu ditambahkan 87,5 ml

NH4OH, diencerkan sampai 1 liter ( NH4

- 75 gr Glysine dalam 500 ml ditambahkan 100 ml KOH 50 % , diencerkan

sampai 1 liter.

OH 25 % ).

(25)

17

3.2 Prosedur Kerja.

1 Sebanyak 100 ml sampel dimasukkan dalam Erlenmeyer.

2 Ditambahkan 0,5 ml buffer pH 10 dan indikator EBT secukupnya.

3 Dititrasi dengan EDTA sehingga terjadi perubahan warna merah menjadi biru

Perhitungan : 1 ˚D ~ 17,85 ppm

Total hardness ( th ) = Vol EDTA X 1˚D

= Vol EDTA X 17.85 ppm

(26)

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Analisa

Dari Kegiatan yang telah dilakukan diperoleh bahwa analisa kesadahan total

dalam proses pengolahan air softener adalah sebagai berikut :

Tabel : Kandungan Total Hardness ( TH ) Pada Proses Pengolahan Air Softener

No Tanggal Total Hardness

Deep Well After Multi

Media Tank

Dari data di atas diketahui bahwa konsentrasi total hardness pada pengolahan

air Softener di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan memenuhi standart

yang telahditetapkan oleh perusahaan, yaitu :

(27)

19

- Air Softener setelah Ion Exchanger 0 ppm

- Air Softener sebelum Ion Exchanger < 100 ppm

Kesadahan total yang di dapat pada after resin ( Ion Exchanger ) 0 ppm

disebabkan adanya penggunaan tangki resin kation. Dimana adanya resin akan

mengikat ion ion kasadahan total ( ion Ca2 dan Mg2 ). Dibuat standart 0 ppm pada air

softener adalah untuk mencegah terjadinya sedimen, yang mana sedimen ini muncul

atau timbul dengan adanya reaksi antara tanin dengan ion kesadahan pada temperatur

panas.Sehingga pada keadaan dingin akan terlihat dengan jelas sedimen tersebut dan

apabila produk Still ( frestea ) yang mengandung sedimen tadi diaduk, untuk

sementara sedimen akan hilang. Adanya sedimen dalam produk still ( frestea ) tentu

saja merugikan, terutama dalam hal penampakan, sehingga daya minat pembeli

produk menurun dengan adanya anggapan bahwa air Coca- cola tidak berkualitas.

Resin mempunyai kemampuan untuk mengikat ion kesadahan. Apabila jumlah

kesadahan total dalam air telah mengalami kejenuhan, resin harus dilakukan

regenerasi, yaitu proses pengaktifan resin kembali. Analisa kesadahan total

menggunakan titrasi kompeksometri, dimana EDTA ( Etilen Diamin Tetra Asetat )

digunakan sebai peniter dan EBT ( Eriochrom Black T ) sebagai indikator. Ion ion

kesadahan total ( Ca2 dan Mg2 ) mempunyai jangkauan pH 7,3 – 10,6 sehimgga pada

saat EBT ditambahkan pada sampel, akan terbentuk warna merah jambu, dan

selanjutnya jika dititrasi dengan EDTA akan terbentuk kompleks dari ion-ion

kesadahan yang lebih stabil. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari

merah jambu menjadi biru.

(28)

20

Reaksinya adalah sebagai berikut :

Ca2+ + Ind EBT CaInd + 2 H+ Merah Jambu

(29)

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Hasil analisis yang dilakukan pada pengolahan air softener di PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia Unit Medan menunjukkan bahwa kesadahan total dari air

sumur bor berkisar antara 55,33 – 58,90 ppm.

2. Kesadahan total yang dianalisa pada pengolaha air softener memenuhi standart

yang ditatapkan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, yaitu :

-) Setelah Ion Exchanger 0 ppm

-) Sebelum Ion Exchanger < 100 ppm ( After Multi Media Filter 55,33 –

58,90 ppm, After Carbon 49,98 – 58,90 ppm )

3. Dari nilai kesadahan total yang diperoleh sisimpulkan bahwa air yang diolah

PT Coca- Cola Bottling Indonesia Unit Medan sangat baik.

5.2.Saran

Mengingat hasil analisa kesadahan total yang di[eroleh masih memenuhi standart

yang ditetapkan dari perusahaan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit

Medan,maka kondisi ini dipertahankan sehingga kualitas dari produksi tersebut tetep

terjaga.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R, (2004),” Kimia Lingkungan”, Penerbit andi, Yogyakarta.

Efendi, H, (1996), “ Telaah Kualitas Air”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Ghufran, dan Andi,(2007),” Pengelolahan Kualitas Air”, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Sutrisno, T.C,(2004),” Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Vogel, (1994),” Kimia Analisa Kualitatif Anorganik”, Edisi IV, Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Gambar

Tabel   : Kandungan  Total Hardness ( TH ) Pada Proses Pengolahan Air Softener

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemeriksaan kadar klorin sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat setelah pengambilan sample, karena kadarnya akan menurun bila kontak dengan sinar matahari atau

Air yang berasal dari dalam tanah masih banyak mengandung zat-zat yang tidak baik untuk tubuh, mulai dari akandungan zat alkali tanah, hadar ph yang tinggi atau

Dari pengamatan penulis yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana hubungan kadar air dengan variasi brix pada saat proses produksi sprite yang sesuai untuk dipasarkan di

akan mengakibatkan flok flok yang terbentuk akan susah mengendap, Maka untuk. menetralisasikan pH tersebut dibutuhkan penambahan Soda Kapur

- Dimasukkan sampel sebanyak 10 ml aquadest (blanko) kedalam kuvet lovibond yang lain. - Diletakkan kedua kuvet tersebut dalam komparator dan pastikan kuvet sampel sebelah

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. c) Kelas tiga, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk.. pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas udara ruang produksi line 3 dan 4 dan membandingkan hasil pertumbuhan mikroorganisme tersebut.. Metode yang digunakan

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. c) Kelas tiga, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk.. pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,